Perbandingan Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Antara Beton Berpasir Pantai Dengan Berpasir Sungai...
description
Transcript of Perbandingan Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Antara Beton Berpasir Pantai Dengan Berpasir Sungai...
Perbandingan Kuat Tekan Karakteristik Beton Berpasir Pantai dengan
Berpasir Sungai menggunakan Semen Jenis PCC dan OPC merk Tiga Roda
Pendahuluan
Tujuan utama mempelajari sifat-sifat dari beton adalah untuk perencanaan dari
campuran (mix design), yaitu pemilihan dari bahan-bahan beton yang memadai serta
menentukan kuantitas masing-masing bahan untuk menghasilkan beton yang seekonomis
mungkin. Apabila tidak tersedia cukup data yang menunjukkan bahwa suatu campuran beton
tertentu yang diharapkan dapat menghasilkan mutu beton yang disyaratkan dan atau bahwa
Deviasi Standart Rencana yang diusulkan benar-benar akan tercapai dalam pelaksanaan yang
sesungguhnya, maka harus diadakan percobaan pendahuluan. Sebagai persiapannya
dianjurkan untuk mengadakan dulu percobaan-percobaan di labotorium.
Perencanaan campuran merupakan bagian yang terpenting dari suatu pelaksanaan
struktur beton. Sebelum diadakan perencanaan campuran, semua bahan dasar dari semen,
pasir, kerikil, atau batu pecah dan air harus diperiksa terlebih dahulu mutunya.
Suatu campuran beton harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-
syarat berikut:
a. Campuran yang seekonomis mungkin.
b. Campuran mudah dikerjakan pada saat masih muda (workabilitas).
c. Memenuhi kekuatan karakteristik yang dikehendaki dan keawetannya.
Perencanaan Campuran Adukan Beton
Perencanaan campuran atau perbandingan campuran beton yang lebih dikenal sebagai
Mix Design merupakan suatu proses yang meliputi dua tahap yang saling berkaitan, yaitu :
a. Pemilihan terhadap bahan-bahan yang sesuai untuk pembuatan campuran beton seperti,
semen, agregat halus, agregat kasar dan lain-lain.
b. Penentuan jumlah relatif dari bahan-bahan campuran untuk menghasilkan beton yang baik.
Cara DOE adalah cara yang paling sering digunakan di Indonesia. Dalam penggunaan
metode DOE ini ada dua tanggapan dasar, yaitu :
a. Mudahnya pengerjaan adukan beton tergantung dari jumlah air bebas dan tidak tergantung
dari kadar semen dan faktor air semen.
b. Kekuatan beton tergantung dari faktor air semen dan tidak tergantung dari banyaknya air
dan kadar semen.
Istilah-istilah
1. Kuat Tekan Karakteristik (f`c)
Yaitu kuat tekan yang disyaratkan, kuat tekan beton karakteristik umur 28 hari yang
jumlah cacat tidak lebih dari 5 % artinya kekuatan yang ada hanya 5 % yang
diperbolehkan dari jumlah yang dites.
F`c = 25 Mpa
2. Deviasi Standar (Sd)
Deviasi standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksanaan
pencampuran betonnya, makin baik mutu pelaksanaan makin kecil nilai deviasinya.
Jika pelaksana tidak mempunyai data pengalaman atau mempunyai pengalaman kurang
dari 15 buah benda uji, maka nilai deviasi standar diambil dari tingkat pengendalian
mutu pekerjaan di bawah ini.
Tabel. Mutu Pelaksanaan Diukur dengan Deviasi Standar
Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan Standar Deviasi (Mpa)Memuaskan 2,8Sangat Baik 3,5Baik 4,2Cukup 5,6Jelek 7,0Tanpa Terkecuali 8,4
Jika pelaksana mempunyai data pengalaman pembuatan beton serupa minimum 30
buah silinder yang diuji kuat tekan rata-ratanya pada umur 28 hari, maka jumlah data
dikoreksi terhadap nilai deviasi standar dengan suatu faktor pengali.
Rumus: Sd=√∑ (x−x)2
n−1
Dimana: x = tegangan benda uji
n = jumlah data
3. Nilai Tambah Margin (M)
Nilai tambah margin yang tergantung dari hasil kali deviasi Standar dimana faktor k
tergantung dari banyaknya cacat dan jumlah benda uji.
Rumus: M = 1,64 . Sd
Dimana: Sd = Standar Deviasi
K = Konstanta Kegagalan 5 % = 1,64
Rumus di atas berlaku jika pelaksana mempunyai data pengalaman pembuatan beton yang
diuji kuat tekannya pada umur 28 hari. Jika tidak mempunyai data pengalaman pembuatan
beton atau mempunyai pengalaman kurang dari 15 benda uji, nilai M langsung diambil 12
MPa.
4. Kuat Tekan Rata-rata (f’cr)
Rumus: f`cr = f`c + M
Dimana: f`cr = Kekuatan tekan rata-rata (MPa)
f`c = Kekuatan tekan karakteristik (MPa)
5. Jenis Semen
Menurut SII 003-81 semen Portland dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan persyaratan khusus
Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi sedang
Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras)
Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah
Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat
Perbedaan semen OPC , PCC, dan PPC
1. OPC (Ordinary Portland Cement) adalah semen hidrolis yang dipergunakan secara luas
untuk konstruksi umum atau bangunan yang tidak membutuhkan persyaratan khusus.
Semen tipe ini memiliki kadar silika yang terbesar diantara tipe PPC dan PCC.
Indonesian Standard : SNI 15-2049-2004
American Standard : ASTM C 150-04a
European Standard : EN 197-1:2000
2. PCC (Portland Composite Cement) adalah semen dari hasil penggilingan terak semen
portland, gipsum, dan satu atau lebih bahan anorganik, untuk konstruksi beton umum,
pasangan batu bata, plesteran, selokan, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton
pracetak, beton pratekan, dan paving block.
Indonesian Standard : SNI 15-7064-2004
European Standard : EN 197-1:2000 (42.5 N & 42.5 R)
3. PPC (Portland Pozzoland Cement) adalah semen hidrolis yang terbuat dari penggilingan
terak (clinker) semen portland dengan gipsum dan bahan pozzolan, untuk bangunan umum
dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang seperti
jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, dan bangunan irigasi.
Dari segi kekuatan lekatan yang ada semen tipe OPC memiliki kekuatan lekatan lebih dari
tiga tipe semen tersebut. Hal tersebut dikarenakan kandungan silika yang ada pada semen tipe
OPC lebih banyak. Namun, semen tipe OPC ini jarang ditemui langsung di pasaran (toko
bangunan terdekat) melainkan harus memesan langsung ke penyedia batching plan terdekat.
Tipe semen yang tersedia di pasaran seringnya yang tipenya PPC.
Pemeriksaan Kuat Tekan Beton
1. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan tekan beton berbentuk kubus
dan silinder yang dibuat dan dirawat di laboratorium. Kekuatan tekan adalah beban
persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.
2. Peralatan
Silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm.
Tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 60 cm dengan ujung dibulatkan dan terbuat
dari baja anti karat.
Bak pengaduk beton kedap air dengan mesin pengaduk.
Timbangan dengan ketelitian 0.3 % dari berat contoh.
Mesin tekan, kapasitas sesuai dengan keruntuhan.
Satu set alat pemeriksaan slump.
Satu set alat pemeriksaan berat isi beton.
3. Bahan
Air bersih
Agregat halus (Pasir Awang Bangkal)
Agregat kasar (Kerikil Kandangan)
Semen
4. Langkah Pengerjaan
a. Pembetonan Beton Segar
Timbang bahan-bahan tersebut di atas seperti tercantum dalam perencanaan
campuran.
Pengadukan bisa dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk atau secara
manual.
b. Penentuan Slump
Tentukan nilai slump dengan range slump tertentu.
Apabila nilai slump telah memenuhi range yg diinginkan, berarti kekentalan beton
segar telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Apabila belum memenuhi, maka ulangi pekerjaan pengadukan sampai memenuhi
nilai slump yang direncanakan.
c. Pencetakan dan Persiapan Benda Uji
Cetakan diolesi dengan oli terlebih dahulu supaya pada saat pelepasan benda uji dari
cetakannya lebih mudah
Isilah cetakan dengan adukan dalam tiga lapisan dipadatkan dengan tusukan 25 kali
secara merata. Pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat
boleh mengenai dasar cetakan. Pada saat pemadatan lapisan kedua serta ketiga
tongkat pemadat boleh masuk antara 25,4 mm kedalam lapisan pertama atau
bawahnya. Tempatkan cetakan di atas alat penggetar atau gunakan alat penggetar
(Vibrator) dan getarkan sampai gelembung dan rongga-rongga udara tidak ada lagi.
Ratakan permukaan beton dan tempatkan cetakan di tempat yang lembab, kemudian
diamkan selama 24 jam.
Setelah 24 jam bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
Rendam benda uji di dalam bak perendam berisi air yang telah memenuhi syarat
untuk perawatan selama waktu yang dikehendaki.
d. Persiapan Pengujian
Ambillah benda uji yang akan ditentukan kekuatannya dari bak pertama kemudian
bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab.
Tentukan berat dan ukuran benda uji.
e. Pengujian
Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentries
Jelaskan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2-4
km/cm3 per detik.
Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemerikasaan benda uji.
5. Perhitungan
Rumus kekuatan tekan beton : σ= PA
kg/cm2
Dimana: P = beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)