Perbandingan Kandungan Etanol Pada Tape Ketan Dan Tape Singkong

download Perbandingan Kandungan Etanol Pada Tape Ketan Dan Tape Singkong

of 18

Transcript of Perbandingan Kandungan Etanol Pada Tape Ketan Dan Tape Singkong

PERBANDINGAN KANDUNGAN ALKOHOL PADA TAPE KETAN DAN TAPE SINGKONG

Dosen Pengampu :Rianti

Oleh :1. Anis Ratna Soeminar2. Anzila Anjaliani3. Deni Mizwar4. Dinni Nur Solihatun5. Eva Lutfiah6. Lilis7. Puji Ratnawulan 8. Ruly9. Tita Rosmiati

PRODI ANALIS KESEHATAN STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA2014

PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL PADA TAPE KETAN DAN TAPE SINGKONG

AbstrakTape merupakan makanan tradisional khas Indonesia. Makanan ini sangat popular dan digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, dari kalangan bawah, menengah, maupun kalangan atas di seluruh Indonesia. Tape dibedakan menjadi dua macam, yaitu tape singkong dan tape ketan. Pada dasarnya, kedua tape ini mempunyai rasa yang hampir sama, yakni manis bercampur asam dengan sedikit kandungan alkohol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kadar alcohol pada tape ketan dan singkong. Penelitian ini menguji alcohol pada tape yang berupa etanol. Etanol merupakan senyawa organik denga rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang tidak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar, mudah larut dalam air, dan tembus cahaya. Etanol adalah senyawa organic golongan alkohol primer. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi jumlah etanol yang dihasilkan dari fermentasi adalah mikroorganisme dan media yang digunakan, adanya komponen media yang dapat menghambat pertumbuhan serta kemampuan fermentasi mikroorganisme dan kondisi selama fermentasi. Penentuan kadar etanol yang terdapat dalam sample dengan menggunakan metode gas kromatografi (GC). Metode ini dapat digunakan karena metode ini mampu memisahkan zat zat organic (berupa cairan kompleks). Hasil dari penelitian ini menunjukan kadar perbandingan AUC etanol dan AUC butanol dengan persamaan Y= 0,1958x + 0,0194. Dari persamaan tersebut diperoleh data kandungan alkohol pada tape singkong 0,36% dan pada tape ketan sebesar 0,46%. Berdasarkan penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa tape ketan memiliki kadar alkohol lebih besar dibandingkan tape singkong.Kata kunci: etanol, gas kromatografi, tape ketan, tape singkong.

BAB I Pendahuluan

Tape merupakan makanan tradisional khas Indonesia. Makanan ini sangat populer dan digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, dari kalangan bawah, menengah, maupun kalangan atas di seluruh Indonesia. Tape dibedakan menjadi dua macam, yaitu tape singkong dan tape ketan. Pada dasarnya, kedua tape ini mempunyai rasa yang hampir sama, yakni manis bercampur asam dengan sedikit kandungan alkohol. Rasa manis ini berasal darikadar gula yang terkandung dalam tape tersebut sedangkan rasa asamdan kandungan alkohol pada tape tersebutdisebabkan oleh jenis bakteri,hasildari penambahan ragi, sertafermentasi yang terlalu lama.Fermentasi hingga mencapai titik kematangan tape ini sendiri biasanya berkisar selama 2 4 hari. Keasaman tape tergantung pada banyak ragi yang ditambahkan saat pembuatan. Tekstur dari tape pada umumnya lembek / lunak dan berair. Tekstur ini didapat dari tahap pengolahan tape (ketan maupun singkong) yang dikukus hingga setengah matang (cukup tanak namun tidak terlalu matang) sebelum diberi ragi dan difermentasikan hingga saat difermentasikan. Menurut data yang diperoleh, kandungan alkohol (etanol) pada tapesekitar 3 5%,denganpH4. Namun banyak pihak yang mengatakan bahwa tape singkong mempunyai kadar alkohol lebih tinggi daripada tape ketan. Banyak mengkonsumsi tape juga dapat membuat perut menjadi panas. Data data tersebut masih simpangsiur dan belum jelas karena antara referensi satu dengan yang lain berbeda/ tidak sama. Oleh karena itu, kami mengangkat dan melakukan eksperimen dengan judul Perbandingan kandungan alkohol pada tape ketan dan tape singkong untuk mengetahui secara akurat berapa persen kandungan alkohol, khususnya etanol pada kedua tape ini.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kandungan alkohol pada tape ketan dan tape singkong.

BAB II Tinjauan pustaka

A.Tape Ketan

1.Ketan Putih(Oryza sativaL. varglutinosa)Ketan merupakan salah satu vareitas dari padi yang merupakan tumbuhan semusim. Tumbuhan ini mempunyai lidah tanaman tumbuh kuat yang panjangnya 1 sampai 4 mm dan bercangkap 2. Helaian daun berbentuk garis dengan panjang 15 sampai 50 cm, kebanyakan dengan tepi kasar. Mempunyai malai dengan panjang 15 sampai 40 cm yang tumbuh ke atas yang akhir ujungnya menggantung. Malai ini bercabang-cabang dan biasanya cabangnya kasar. Pada tumbuhan ini bulirnya mempunyai panjang 7 sampai 10 mm dengan lebar 3 mm. Pada waktu masak, buahnya yang berwarna ada yang rontok dan ada yang tidak. Buah yang dihasilkan dari tanaman ini berbeda ada yang kaya pati dan ini disebut beras, sedangkan buah kaya perekat disebut ketan. Menurut Steenis (1988), ketan adalah sejenis beras yang diklasifikasikan sebagai berikut:Divisio :SpermatophytaSub divisio :AngiospermaeClassis :MonocotyledoneaeOrdo :PoalesFamilia :Gramineae/PoaceaeGenus :OryzaSpesies :Oryza sativaL. varglutinosaBeras ketan hampir seluruhnya terdiri dari pati (starch). Pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa, polimer linier dari D-glukosa membentuk amilosa dengan ikatan 1,4-glukosidik.Sedangkan amilopektin terdiri lebih dari 1000 unit glukosa, polimer amilopektin adalah terbentuk dari ikatan 1,4-glukosidik dan membentuk cabang pada ikatan 1,6- glukosidik (Poedjiadi, A., 1994). Amilosa bersifat sangathidrofilik, karena banyak mengandung gugus hidroksil. Maka, molekul amilosa cenderung membentuk susunan paralel melalui ikatan hidrogen. Kumpulan amilosa dalam air sulit membentuk gel, meski konsentrasinya tinggi. Karena itu, molekul pati tidak mudah larut dalam air. Berbeda dengan amilopektin yang strukturnya bercabang, pati akan mudah mengembang dan membentuk koloid dalam air (Afrianti, H. L., 2007). Daya rekat beras ketan jauh lebih besar dari beras, hal ini sesuai dengan amilopekin yang lekat.Beras ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1 % pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat. Menurut Mulyadi dalam Prihatiningsih (2000), senyawa selain pati yang terdapat pada ketan adalah protein yang disebutoryzain. Kadar lemak dalam beras ketan tidak terlalu tinggi yaitu rata-rata 0.7 % dan kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam oleat dan asam palmitat serta untuk kandungan vitamin dan minerat sangat rendah. Vitamin yang terkandung dalam beras ketan adalah Tiamin Riboflavin dan Niasin. Sedangkan mineral yang terkandung dalam beras ketan adalah besi, kalsium, fosfor, dan lain sebagainya. Beras ketan dibedakan berdasarkan warnanya terdapat dua macam yaitu beras ketan hitam dan beras ketan putih. Ketan putih mempunyai komposisi kandungan kimia (per 100 gram) dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Gizi Beras Ketan Putih (per 100 gram)Kandungan GiziJumlah

Kalori356 kal.

Protein2.02 gram

Lemak0.9 gram

Karbohidrat21.09 gram

Kalsium2 mgr

Fosfor8 mgr

Besi0.14 mg

Vitamin B12.0 mcg

Air76.63 mg

Sumber: Anonim, 2012

B.Tape Singkong

1.Singkong (Manihot utilissima Pohl)Singkong yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, dalam bahasa Inggris bernamacassava,adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluargaEuphorbiaceae.Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Tumbuhan ini merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun. Adapun Singkong dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2005):Kerajaan :PlantaeDivisio :Spermatophyta atau tumbuhan berbijiKelas :Dicotyledoneae atau biji berkeping duaOrdo :EuphorbialesFamilia: EuphorbiaceaeGenus :ManihotSpesies :M. esculentaNama binomial :Manihot esculenta Crantz

Singkong mempunyai komposisi kandungan kimia (per 100 gram) dapat dilihat pada tabel 2 (Anonim, 2012).

Tabel 2. Komposisi kandungan kimia singkong (per 100 gram)Kandungan KimiaJumlah

Kalori146,00 kal

Protein1,20 gram

Air62,50 gram

Phospor40,00 mg

Karbohidrat38,00 gram

Lemak0,30 gram

Hidrat arang34,7 gram

Kalsium33,00 mg

Zat besi0,7 mg

Vitamin B10,06 mg

Sumber : Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung (per 100 gram) : Vitamin A 11000 SI, Vitamin C 275 mg, Vitamin B1 0,12 mg, Kalsium 165 mg, Kalori 73 kal, Fosfor 54 mg, Protein 6,8 gram, Lemak 1,2 gram, Hidrat arang 13 gram, Zat besi 2 mg, asam amino metionin dan 87 % bagian daun dapat dimakan. Buah singkong mengandung (per 100 gram) : Vitamin B1 0,06 mg, Vitamin C 30 mg dan 75 % bagian buah dapat dimakan. Sedangkan Kulit batang singkong mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat (Anonymous, 2007). Singkong juga banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida. Singkong yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram singkong yang masih segar, dan 50 kali lebih banyak pada singkong yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang manis, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya.

2.Pembuatan Tape SingkongSingkong merupakan salah satu bahan makanan yang kaya karbohidrat (sumber energi). Pada proses pembuatan tape, karbohidat mengalami proses peragian oleh mikroba atau jasad renik tertentu, sehingga sifat-sifat bahan berubah menjadi lebih enak dan sekaligus mudah dicerna (Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2005). Pada pembuatan tape singkong secara tradisional, singkong kupas lalu dicuci, kemudian ditanak. Setelah dingin dicampur dengan ragi komersial, dimasukkan dalam wadah yang dilapisi daun pisang dan difermentasi selama 1 sampai 3 hari pada suhu kamar. Terjadilah proses fermentasi yang mengubahnya menjadi tape. Pada saat peragian ini, terjadi perubahan bentuk dari pati menjadi glukosa yang pada akhirnya menghasilkan alkohol. Pada hakekatnya semua makanan yang mengandung karbohidrat bisa diolah menjadi tape. Tetapi sampai sekarang yang sering diolah adalah ketan dan singkong (berdaging putih atau kuning). Tape dari singkong yang berdaging kuning lebih enak dari pada yang berwarna putih, karena singkong berwarna kuning dagingnya lebih halus tanpa ada serat-serat yang kasar.Menurut Bambang Admadi Harsojuwono dalam Arixs (2005) daging singkong yang berwarna kuning bukan hanya lebih enak tetapi mempunyai kandungan vitamin A yang cukup tinggi. Proses fermentasi tape singkong harus dilakukan secara optimal. Selain memilih bahan dasar singkong yang baik, proses pembuatan tape singkong harus benar. Ragi yang digunakanpun harus bermutu tinggi, karena ragi merupakan bahan utama dalam proses pembuatan tape. Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan tape singkong ketika akan digunakan sangat penting. Hal ini bertujuan agar tidak dicemari bakteri lain. Karena jika dalam proses pembuatan tape singkong dicemari bakteri lain maka proses fermentasi akan terhambat. Sehingga tape akan mengeluarkan bakteri yang sering mengeluarkan racun yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

C.Alkohol ( Etanol )Pada abad ke-19 kata alkohol dipergunakan untuk menyebut rasaessence, jadi alkohol adalahessencedari anggur. Akan tetapi kata alkohol secara umum digunakan untuk menyebut rasa anggur. Dalam ilmu kimia yang dimaksud alkohol adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (-OH) sebagai gugus fungsionilnya (Arsyat, N, M., 2001). Sedangkan secara umum yang dimaksud dengan alkohol adalah etanol dengan rumus kimia C2H5OH. Alkohol merupakan cairan yang tidak berwarna, jernih, mudah menguap, mudah terbakar dengan nyala biru yang tidak berasap, rasa panas membakar.

Tabel 3. Sifat kimia dan fisika AlkoholSifat Kimia dan FisikaKeterangan

Berat molekul46

Kepadatan0.791 gram/ml

Titik lebur- 117.30C

Titik Didih78.30C

Titik bakar210C

Titik nyala3720C

Batas ledak atas19 % v/v

Batas ledak bawah3.5 % v/v

Sumber : Soebagyo, 1980

D.Gas Kromatografi ( GC )Kromatografi gas adalah teknik kromatografi yang bisa digunakan untuk memisahkan senyawa organik yang mudah menguap. Senyawa yang dapat dipisahkan dengan kromatografi gas sangat banyak, namun ada batasanbatasannya. Senyawa tersebut harus mudah menguap dan stabil pada temperature pengujian, utamanya dari 50 300 0C. Jika senyawa tidak mudah menguap atau tidak stabil pada temperatur pengujian, maka senyawa tesebut bisa diderivatisasi agar dapat dianalisis dengan kromatografi gas (Mardoni, dkk., 2007).Penentuan kadar etanol yang terdapat dalam sampel dapat dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi gas (GC). Metode ini dapat digunakan karena metode ini mampu memisahkan zat-zat organik (berupa cairan komplek). Untuk menghitung kadar etanol yang terdapat dalam sampel dapat digunakan kurva kalibrasi yang diperoleh dari sejumlah larutan standar yang komposisinya sama dengan analit dengan konsentrasi yang telah diketahui (dalam penelitian ini menggunakan larutan standar etanol). Kemudian setiap larutan standar etanol diukur dengan kromatografi gas sehingga diperoleh kromatogram untuk setiap larutan standar etanol. Selanjutnya diplot area atau tinggi peak sebagai fungsi konsentrasi larutan standar etanol. Plot data harus diperoleh garis lurus yang melalui titik koordinat karena pada bagian kurva ini area peak akan berbanding lurus konsentrasi etanol. Pada kromatografi gas, fase geraknya berupa gas yang inert (tidak bereaksi), sedangkan fase diamnya dapat berupa dan zat padat atau zat cair. Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak dan fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat pada zat padat penunjangnnya (Khopkar, 2003)

BAB III Metode Penelitian

A.Alat, Bahan, dan Cara Kerja Tape ketan dan Tape Singkong1.Alata.Baskomb.Emberc.Toplesd.Piringe.Panci kukusf.Pisaug.Sendokh.Garpui.Kain lap2.Bahana.Beras KetanPutih250 grb.Singkong 250 grc.Ragi tape 4 butird.Aire. Gula Pasir

3.Cara Kerjaa.Tape Ketan1)Menyiapkan ketan lalu dicuci hingga bersih dan ditiriskan.2)Menanak ketan dalam panic kukus hingga masak.3)Setelah masak lalu di angkat dan didinginkan. Ditaruh pada tempat yang mudah untuk cepat dingin.4)Taburi ketan yang sudah dingin dengan campuran ragi dan gula.5)Ketan yang sudah ditaburi campuran ragi dan gula dipindah ke ember lalu ditutupi dengan menggunakan daun pisang.6)Ditunggu selama 3 hari untuk difermentasi.

b.Tape Singkong1)Mengupas singkong dan dipotong potong lalu dicuci dengan air hinga bersih,2)Singkong yang telah bersih dikukus dengan panci kukus. Diamkan bberapa menit hingga tanak, stelah setengah matang baru diangkat dan didinginkan.3)Setelah dingin baru ditaburi dengan campuran ragi dan gula.4)Singkong yang telah terampur ragi dan gula dimasukkan dalam ember dan ditutup dengan daun pisang.5)Ditunggu selama 3 hari untuk fermentasi.

B.Alat, Bahan, dan Cara Kerja gas Kromatografi

1.Alata.Injectorb.Alat penyuntikan zatc.Kolom terletak dalam thermostatd.Alat pendeteksi (detector)e.Alat pencatat (rekorder)

2.Bahana.Air perasan tape ketanb.Air perasan tape singkong

3.Cara Kerjaa.Persiapan sampel1)Menyiapkan sampel (tape ketan dan tape singkong) sesuai kebutuhan.2)Menyaring sampai jernih (bening) dengan menggunakan milipur.3)Menyiapkan sampel 1 ml ditambah dengan butanol PA 0.5 ml.4)Kemudian dimasukkan dalam labu ukur 10 ml.5)Menambahkan dengan Aquades sampai batas leher pada labu ukur kemudian dikocok supaya sampel dan butanol tercampur dengan merata.6)Setelah itu dianalisis menggunakan gas kromatografi (GC).

b.Gas kromatografi1)Mengambil (1 l) dari masing-masing larutan ketan putih dan larutan singkong ke dalam kolom melalui tempat injeksi, secara bergantian.2)Mencatat kurva kalibrasi yang terdapat di dalam computer untuk mengetahui AUC.BAB IV Hasil dan Pembahasan

A.Hasil Penelitian1.Tabel 4. Internal Standard ( ISTD )Etanol 100 % ( ml )Butanol( ml )AUC etanolAUC ButanolRasioKonsentrasi akhir( %)

0,10,20,3470.8650,40121,998

0,20,20,6340,9960,63653,996

0,30,21,3660,9461,4445,994

0,40,21,4470,18951,61687,994

0,50,21,7780,9571,85799,95

2.Tabel 5. Sampel tape ketan dan tape singkongSampelAUC etanolAUC ButanolRasioKonsentrasi akhir ( % )

Tape Ketan0,0730,6660,1090,46

Tape Singkong0.0820,9120,0890,36

3.Grafik 1.

B.PembahasanDaritabel 4 diketahui bahwa tabel tersebut merupakan seri baku standar butanol dan etanol. Disini kami mengambil lima seri baku dengan perbandingan etanol 0,1 ml hingga 0,5 ml dan butanol 0,2 ml. AUC etanol dan butanol didapat dari selisih integral I dan II pada kurva kalibirasi pada penginjectian seri baku ke dalam GC. Rasio didapat dari perbandingan antara AUC butanol dan AUC etanol, sedangkan konsentrasi akhir didapat dari persamaanY = Ax + B.Y merupakan rasio perbandinganantarakadar AUC etanol dengan AUC butanol, sedangkan A memiliki nilai 0,1958 dan B memiliki nilai 0,0194. Penginjectian sample tape ketan dan sample singkong pada alat GC mendapatkan konsentrasi akhir 0,46% dan 0,36%. Konsentrasi akhir inilah merupakan hasil kadar etanol pada sample (tape ketan dan tape singkong). Dari tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa kadar alkohol paling tinggi terdapat pada tape ketan (sebesar 0,46%). Dengan perbandingan antara AUC etanol dengan AUC butanol setiap sample didapatkan rasionya dan dengan persamaan Y= Ax + B diperoleh konsentrasi akhir 0,36% dan 0,46%. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut:

Persamaan Y = Ax + B-A = 0,1958-B = 0,0194-Y = rasio = AUC etanol AUC butanol

Jika pada sample tape ketan :Y = 0,109 AUC etanol = 0,073AUC butanol = 0,666

Y = Ax + B0,109 = 0,1958 x + 0,01940,109 0,0194 = x 0,1958x (Konsentrasi akhir kadar alkohol) = 0,46

Sedangkan pada sample tape singkong :Y == 0,089 AUC etanol= 0,082AUC butanol = 0, 912

Y = Ax + B0,09 = 0,1958 x + 0,01940,09 0,0194 = x 0,1958x = Konsentrasi akhir kadar alkohol = 0,36 Kami melakukan pengujian kadar alkohol pada sample dan seri baku sebanyak 5x. Namun karena kurangnya pengetahuan kami dalam penggunaan alat gas kromatografi (GC), kami dipandu oleh petugas laboratorium tersebut. Dan pengujian seri baku tersebut selalu mengalami kegagalan karena kurva (pig) pada diagram tersebut terdapat lebih dari 1 tonjolan, dari yang seharusnya hanya satu pada seri baku, dan 2 pig pada setiap sample. Kegagalan pengujian tersebut diakibatkan karena petugas laboratorium yang memandu kami tidak menyetting temperatur (suhu) pada alat GC tersebut, dari yang seharusnya suhu standar hanya berkisar antara 700 1200, berada pada suhu 2000C akibatnya sample dan seri baku yang diujikn mudah menguap dan mengalami pig lebih dari 1. Kami baru mengetahuinya setelah pengujian yang kelima di mana petugas laboratorium yang lainnya melihat kegagalan pada pengujian kami. Pada grafik 1 mengenai perbandingan konsentrasi dengan rasionya, grafik sample kami tidak terbaca karena kadar alkohol berada di bawah kelima seri baku tersebut. Standar terkecil seri baku tersebut berada pada konsentrasi 2% dengan rasio 0,4 sedangkan pada sample kami pada sample tape ketan berada pada konsentrasi 0,46% dengan rasio 0,11 dan pada sample tape singkong berada pada knsentrasi 0,36% dengan rasio 0,09. Konsentrasi alkohol tersebut berada di bawah seri baku, dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain karena penyimpanan yang terlalu lama (hampir 2bulan berada di kulkas), penyaringan kedua tape yang selama beberapa hari sehingga alkohol tersebut mudah menguap.

BAB V Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami ambil berdasarkan data yang kami dapatkan antara lain:Kadar alkohol pada tape ketan lebih tinggi daripada tape singkong.Pada tape ketan berada pada konsentrasi 0,46% sedangkan tape singkong berada pada konsentrasi 0,36%.Kadar alkohol tersebut masih di bawah rata rata (di bawah seri baku) sehingga data tersebut dapat dikatakan tiak valid yang disebabkan antara lain karena lama penyimpanan, suhu pada alat GC, penyaringan sample tape yang terlalu lama sehingga alkohol pada tape tersebut mudah menguap.

Daftar pustaka

Anonim. 2012.Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Alkohol Tape Ketan Hitam (Oryza sativa L var forma glutinosa ) dan Tape Singkong (Manihot utilissima Pohl ).http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/03530008-chafidatul-hasanah.psdiakses pada tanggal 18 Maret 2012.Anonim. 2012.,Ketan. http://www.asiamaya.com/nutrients/ketan.htm diakses18 Maret 2012.Arsyat, N, M., 2001,Kamus Kimia (Arti Dan Penjelasan Istilah), Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, hal 11, 93 dan 94.Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan IlmuPengetahuan dan Teknologi, 2005,Ketela Pohon / Singkong(ManihotutilissimaPohl), http://www.bebas.vlsm.org/v13/Data/bididayapertanian/PANGAN/SINGKONG.PDF diakses 18 Maret 2012.Khopkar, S, M., 2003,Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta: UI-Press, hal 160.Mardoni, dkk., 2007,Perbandingan Metode Kromatografi Gas Dan Berat JenisPada Penetapan Kadar Etanol Dalam Minuman Anggur, http://www.usd.ac.id /06/publ_dosen/far/mardoni.pdf- diakses 18 Maret 2012 .Prihatiningsi, 2000,Perbedaan Kadar Alkohol Pada Tape Ketan Hitam YangDibuat secara Aseptik dan Tradisional, Skripsi tidak diterbitka. Malang:Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam NegeriMalang.Steenis, 1988,Flora Untuk Sekolah di Indonesia, Jakarta: PT Pradnya Pramita.

Lampiran

1.Sampel Tape ketan Dan Tape singkong yang telah di saring