PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,...

90
i PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY (CRH) DAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE BERBANTUAN LKS PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP N 2 SAYUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Program Studi Pendidikan Matematika Oleh NUR MALECHAH 07310596 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM IKIP PGRI SEMARANG 2011

Transcript of PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,...

Page 1: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

i

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY (CRH) DAN

MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE BERBANTUAN LKS PADA

POKOK BAHASAN BANGUN DATAR SISWA KELAS VII SEMESTER II

SMP N 2 SAYUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

NUR MALECHAH

07310596

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAUAN ALAM

IKIP PGRI SEMARANG

2011

Page 2: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Kami selaku Pembimbing I dan Pembimbing II dari Mahasiswa IKIP

PGRI Semarang :

Nama : Nur Malechah

NPM : 07310596

Jurusan : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model

Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan

Bangun Datar Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung

Demak Tahun Pelajaran 2010/2011

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di atas

telah selesai dan siap diujikan.

Semarang, Mei 2011

Pembimbing I

Drs. Wijonarko, M.Kom

NIP. 195803031991031001

Pembimbing II

Heni Purwati, S.Pd, M.Pd.

NPP. 098301247

Page 3: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Penelitian dengan judul“Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model Pembelajaran

Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas VII

Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011” yang disusun

oleh:

Nama : Nur Malechah

NPM : 07310596

Jurusan: Pendidikan Matematika

Telah diujikan pada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 1 Juni 2011

Panitia Ujian Skripsi

Ketua,

Drs. Nizaruddin, M.Si

NPP. 196803251994031004

Sekretaris,

Drs. Rasiman, M.Pd

NPP. 195602181986031001

Anggota Penguji

1. Drs. Wijonarko, M.Kom (....................)

NIP. 195803031991031001

2. Heni Purwati, S.Pd, M.Pd. (....................)

NPP. 098301247

3. Drs. Sutrisno, S.E, M.M (....................)

NPP. 196011211987031001

Page 4: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’d :11)

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (QS. Alam Nasyroh: 6).

Jadikan sholat dan sabar sebagai penolong kita. Kita hanya perlu tanam

keyakinan bahwa Allah punya rencana lain untuk kita, karena segala yang

terjadi pasti ada hikmahnya. (Hasan Al Banna)

Doa dapat memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang

tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang

ketakutan.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu yang selalu mendukung

dan mendoakan dengan kasih

sayangnya.

2. Kakak dan Adikku yang selalu

memberikan dukungan dan semangat.

3. My special person yang selalu sabar

dan setia menemaniku menyelesaikan

skripsi ini.

4. Teman-teman seperjuangan P. Mat’07.

5. Almamater IKIP PGRI Semarang.

Page 5: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

v

ABSTRAK

Malechah, Nur. 2011. Perbandingan Hasil Belajar Siswa DenganMenggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan ModelPembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun DatarSiswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran2010/2011. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRISemarang. Drs. Wijonarko, M.Kom. dan Heni Purwati, S.Pd, M.Pd.

Kata kunci: CRH, Scramble, LKS, Hasil belajar

Salah satu indikator bahwa mutu pendidikan dikatakan lebih baik adalahketika siswa telah mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah dalammenghadapi permasalahan di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran di kelashendaknya tidak hanya menitikberatkan pada penguasaan materi tetapi jugabagaimana membuat suasana dikelas menjadi menyenangkan dan menariksehingga siswa tidak merasa bosan dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Salahsatunya dengan menggunakan pembelajaran aktif CRH dan Scramble. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswadengan model pembelajaran CRH berbantuan LKS, Scramble berbantuan LKSdan pembelajaran konvensional serta mana yang lebih baik antara hasil belajarsiswa dengan model pembelajaran CRH berbantuan LKS, Scramble berbantuanLKS dan pembelajaran konvensional.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2 SayungDemak Tahun Pelajaran 2010/2011. Dengan menggunakan teknik cluster randomsampling diperoleh tiga kelas yaitu kelas VII D sebagai kelas eksperimen I(CRH), kelas VII E sebagai kelas eksperimen II (Scramble), dan kelas VII Fsebagai kelas kontrol (konvensional). Pengambilan data penelitian ini dilakukandengan metode dokumentasi dan tes. Uji statistika yang digunakan dalampenelitian ini adalah uji normalitas,uji homogenitas,uji anava, dan uji t dua pihak.

Berdasarkan hasil analisis data hasil tes dari ketiga kelompok diperolehbahwa ketiga kelompok normal dan homogen, sehingga untuk pengujian hipotesisdapat digunakan uji anava. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 4,506 denganα = 5% dk pembilang =2 dan dk penyebut =101 diperoleh F table = 3,09. maka Hoditolak. Karena Ho ditolak maka ada yang paling baik antara hasil belajar siswayang diberi model pembelajaran CRH berbantuan LKS, hasil belajar siswa yangdiberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yangdiberi pembelajaran konvensional. dan belum diketahui mana yang paling baikmaka, pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji t. Dari hasil perhitungandiperoleh pada hipotesis pertama thitung > ttabel yaitu 2,858 > 2,01, hipotesis keduathitung < t tabel yaitu 0,831 < 2,01, dan hipotesis ketiga thitung > ttabel yaitu 2,057 <2,01. Jadi ada perbedaan hasil belajar antara CRH dengan Scrambel dan CRHdengan konvensional, sedangkan antara Scrambel dengan konvensional tidak adaperbedaan hasil belajar. dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen Isebesar 76,97, kelas eksperimen II sebesar 71,68, dan kelas kontrol sebesar 69,68.Maka, dapat disimpulkan bahwa CRH lebih baik dari Scrambel dan konvensional.

Disarankan guru dapat terus mengembangkan pembelajaran aktif CRH danmenerapkannya pada pembelajaran pokok bahasan yang lainnya.

Page 6: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

nikmat dan karunia-Nya serta kamudahan dan kelapangan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan

Model Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun

Datar Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran

2010/2011”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan Studi Strata I guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Jurusan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam IKIP PGRI Semarang.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan panghargaan dan rasa

terimakasih kepada:

1. Muhdi, S.H, M.Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah

memberikan berbagai fasilitas dan kesempatan untuk menyelesaikan studi

di Jurusan Pendidikan Matematika .

2. Drs. Nizaruddin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang yang telah memberi

ijin dalam pembuatan skripsi ini.

3. Drs. Rasiman, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI

Semarang.

4. Dr. Wijonarko, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan,arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

Page 7: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

vii

5. Heni Purwati, S.Pd, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan,arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Suwarno, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP N 2 Sayung Demak yang

telah memberikan ijin penelitian.

7. Sudarwanto, M.Pd., selaku Guru Matematika Kelas VII SMP N 2 Sayung

Demak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

8. Para dosen Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang yang telah

memberikan bekal ilmu yang bermanfaat.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.

Semarang, 2011

Penulis

Page 8: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. .Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Penegasan Istilah ........................................................................ 5

C. Rumusan Masalah ...................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .................................... 12

A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ........................................ 12

B. Pembelajaran Matematika .......................................................... 17

C. Pengertian Model Pembelajaran ................................................ 18

D. Pembelajaran Aktif ................................................................... 18

E. Model Pembelajaran Course Review Horey .............................. 19

F. Model Pembelajaran Scramble .................................................. 21

Page 9: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

ix

G. Lembar Kerja Siswa (LKS) ....................................................... 22

H. Hasil Belajar Siswa .................................................................... 24

I. Tinjauan Materi Pokok Bahasan bangun Datar ......................... 28

J. Kerangka Berpikir ...................................................................... 35

K. Hipotesis .................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 39

A. Metode Penentuan Obyek Penelitian ......................................... 39

B. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 40

C. Prosedur Penelitian .................................................................... 41

D. Metode Pengumpulan Penyusunan Instrumen ........................... 42

E. Desain Penelitian ....................................................................... 44

F. Analisis Instrumen ...................................................................... 45

G. Metode Analisis Data.................................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 61

A. Persiapan penelitian ................................................................... 61

B. Uji Coba Instrumren .................................................................. 62

C. Tahap Pelaksanaan Penelitian .................................................... 65

D. Analisis Hasil Penelitian ............................................................ 67

E. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 72

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 75

A. Simpulan .................................................................................... 75

B. Saran ......................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Daftar nama siswa kelas eksperimen I

Lampiran 2. Daftar nama siswa kelas eksperimen II

Lampiran 3. Daftar nama siswa kelas eksperimen II

Lampiran 4. Daftar nama siswa kelas kontrol

Lampiran 5. Daftar nama siswa kelas uji coba

Lampiran 6. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Lampiran 7. LKS (Lembar Kerja Siswa)

Lampiran 8. Kisi-kisi soal uji coba

Lampiran 9. Soal uji coba

Lampiran 10. Pembahasan dan kunci jawaban soal uji coba

Lampiran 11. Tabel analisis soal uji coba

Lampiran 12. Perhitungan validitas soal

Lampiran 13. Perhitungan reliabilitas soal

Lampiran 14. Perhitungan tingkat kesukaran soal

Lampiran 15. Perhitungan daya pembeda soal

Lampiran 16. Soal evaluasi

Lampiran 17. Kunci jawaban soal evaluasi

Lampiran 18. Daftar nilai awal siswa kelas eksperimen I

Lampiran 19. Daftar nilai awal siswa kelas eksperimen II

Lampiran 20. Daftar nilai awal siswa kelas kontrol

Lampiran 21. Daftar nilai siswa kelas uji coba

Lampiran 22. Uji normalitas data awal kelas eksperimen I

Lampiran 23. Uji normalitas data awal kelas eksperimen II

Page 11: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

xi

Lampiran 24. Uji normalitas data awal kelas kontrol

Lampiran 25. Uji homogenitas data awal

Lampiran 26. Uji anava data awal

Lampiran 27. Daftar nilai akhir kelas eksperimen I

Lampiran 28. Daftar nilai akhir kelas eksperimen II

Lampiran 29.Daftar nilai akhir kelas kontrol

Lampiran 30. Uji normalitas data akhir kelas eksperimen I

Lampiran 31. Uji normalitas data akhir kelas eksperimen II

Lampiran 32. Uji normalitas data akhir kelas kontrol

Lampiran 33. Uji homogenitas data akhir

Lampiran 34. Uji anava data akhir

Lampiran 35.Uji t eksperimen I dengan kontrol

Lampiran 36.Uji t eksperimen II dengan kontrol

Lampiran 37.Uji t eksperimen I dengan eksperimen II

Page 12: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Nilai-nilai R-Product Moment

Tabel 2.Kurva Normal Dari 0 s/d Z

Tabel 3.Harga Kritik Chi-Kuadrat

Tabel 4.Nilai-nilai Dalam Distribusi t

Tabel 5.Nilai-nilai Dalam Distribusi F

Page 13: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun

2003 menyatakan, pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(Hanafiah dan Suhana, 2009: 103). Belajar dan pembelajaran adalah suatu

kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan belajar

manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir

Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang berlangsung dari sejak

lahir sampai mati atau berlangsung seumur hidup.

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke

perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh

sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti

sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah.

Sebagian masyarakat menganggap belajar disekolah adalah usaha penguasaan

materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah sebab,

belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses

mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan

Page 14: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

2

dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang

berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta

didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini

banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika

mereka sudah hafal hal-hal yang telah dipelajarinya, namun pada

kenyataannya mereka tidak memahaminya dan tidak mampu menghubungkan

antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan tersebut akan

dipergunakan/dimanfaatkan.

Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

Pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi memasuki semua cabang

matematika, bahkan tidak jarang merupakan titik tolak semua pengembangan

struktur dalam matematika. Dengan demikian tidaklah salah kalau orang

mengatakan bahwa berhitung itu amat penting dan mendasar (Soedjadi, 2008:

12). Dari kedudukan matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan, tersirat

bahwa matematika itu suatu ilmu dan berfungsi pula untuk melayani ilmu

pengetahuan. Dengan perkataan lain, matematika tumbuh dan berkembang

untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu, dan juga melayani kebutuhan ilmu

pengetahuan dalam perkembangan operasionaln. Matematika merupakan ilmu

universal yang mendasari perkembangan teknologi modern.

Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata

pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya

yang didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan

pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa

Page 15: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

3

tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara

guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari

matematika (Suyitno, 2004: 2). Dengan pembelajaran matematika dapat

memajukan daya pikir manusia dan membekali siswa dengan kemampuan

bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah.

Guru berperan sebagai pendidik, yaitu harus memiliki kewajiban untuk

melakukan reformasi kelas (classroom reform) sehingga diberi otonomi

untuk melakukan inovasi dan perubahan dilingkungan kelasnya. Dengan

peran yang diberikannya, guru dengan leluasa untuk memahami,

mengarahkan, dan mengembangkan peserta didik dalam aspek kognitif,

afektif, dan psikimotorik. Dalam konsep itu tersirat bahwa peran seorang guru

adalah sebagai pemimpin dan fasilitator belajar dan mampu menguasai

berbagai model pembelajaran yang dapt meningkatkan hasil belajar siswa.

Jadi guru berperan penting dalam proses pembelajaran dan bertanggung

jawab menciptakan suasana kelas yang nyaman, sehingga pembelajaran akan

berjalan lancar.

Salah satu model pembelajaran aktif yaitu model pembelajaran Course

Review Horey dan Scramble. Dengan menggunakan model pembelajaran

Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS maka akan terjadi

interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa sehingga

tidak terjadi kebosanan dalam proses pembelajaran serta dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, diskusi,

dan rasa kebersamaan.

Page 16: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

4

Materi bangun datar merupakan materi yang bersifat abstrak, karena

dalam pengerjaannya siswa harus menggunakan imajinasi yang tinggi. Siswa

nantinya akan dapat menemukan manfaat dengan mempelajari materi bangun

datar dalam kehidupan sehari-hari. Serta dapat dihadapkan pada persoalan-

persoalan yang berkaitan dengan matematika khususnya yang berkaitan

dengan bangun datar. Peneliti mengambil materi bangun datar yang

memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Dengan pembelajaran ini

diharapkan siswa merasa senang dan antusias dalam proses pembelajaran.

SMP N 2 Sayung Demak adalah sebuah SMP yang teletak di Jl. Raya

Sayung Demak. Dalam proses pembelajaran di sekolah tersebut, selama ini

guru dalam menyampaikan materi cenderung menggunakan pembelajaran

konvensional. Dalam pembelajaran materi bangun datar, aktivitas guru

cenderung hanya menyampaikan materi serta memberikan soal saja,

sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan soal. Dalam hal ini,

efektivitas dalam penyampaian materi kurang efisien, sehinggga pembelajaran

dirasakan kurang menyenangkan dan membosankan. Pada penelitian ini akan

membandingkan model pembelajaran Course Review Horey dan Scramble

berbantuan LKS, untuk mempermudah siswa dalam proses belajar mengajar

dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam sub pokok

bahasan bangun datar.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti bermaksud melaksanakan

penelitian dengan judul : Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model

Page 17: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

5

Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun Datar

Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran

2010/201

B. PENEGASAN ISTILAH

Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini

dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca maka perlu

adanya penegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah dimaksudkan

untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam

penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut :

1. Perbandingan

Perbandingan adalah suatu peyelidikan untuk membandingkan dua

perkara atau lebih (Arikunto, 2006: 267). Studi yang dimaksud adalah

penyelidikan mengenai perbandingan hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Course Review Horey berbantuan

LKS dan model pembelajaran Scramble berbantuan LKS serta

pembelajaran konvensional.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2010: 5).

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang baik jasmani

maupun rohani.

Page 18: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

6

3. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam

rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik dan sangat erat

kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya

mengajar guru (teaching style) atau style learning and teaching (Hanafiah

dan Suhana, 2009: 41). Secara khusus istilah model pembelajaran

diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman

dalam rangka melakukan suatu kegiatan.

4. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif pada hakikatnya adalah model pembelajaran

untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajari

(Suprijono, 2010: 111). Pembelajaran aktif yang digunakan adalah model

pembelajaran Course Review Horey dan Scramble.

5. Pembelajaran Course Review Horey

Model pembelajaran Course Review Horey merupakan suatu model

pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang

diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu

mendapatkan tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal langsung

berteriak horey (Imran, 2009).

6. Pembelajaran Scramble

Model Pembelajaran Scramble adalah suatu model pembelajaran

dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan

alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan

Page 19: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

7

siswa bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban. Siswa

diharapkan mampu mencari jawaban yang tepat/benar (Widodo, 2009).

Model Scramble merupakan model pembelajaran aktif yang dapat

meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.

7. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa merupakan bagian dari rencana pembelajaran

yang memuat perincian lebih lanjut dari rencana pengajaran (Suyitno,

dkk. 2001: 37). LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas

siswa dalam proses belajar dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.

8. Pengertian Bangun datar

Bangun datar adalah bangun rata yang mempunyai dua dimensi

yaitu panjang dan lebar yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung,

tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Hambali, Iskandar, dan Rahmat,

1992: 171). Pada penelitian ini yang akan diteliti bangun datar segi empat

SMP N 2 Sayung Demak kelas VII semester II.

Berdasarkan uraian diatas, maka arti keseluruhan dari perbandingan

hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Course Review

Horey dan model pembelajaran Scramble berbantuan LKS pada pokok

bahasan bangun datar siswa kelas VII semester II SMP N 2 Sayung Demak

Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah suatu penelitian yang membandingkan

hasil belajar siswa antara yang diberi model pembelajaran course review

horey dan yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS.

Page 20: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

8

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model

pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar

siswa yang diberi model pembelajaran konvensional?

2. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model

pembelajaran Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang

diberi model pembelajaran konvensional?

3. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model

pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar

siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS?

4. Mana yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi model

pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa

yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil

belajar siswa yang diberi model pembelajaran konvensional?

D. TUJUAN PENELITIAN

Dari uraian latar belakang dapat dilihat tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi

model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil

belajar siswa yang diberi model pembelajaran konvensional.

Page 21: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

9

2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi

model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa

yang diberi model pembelajaran konvensional.

3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi

model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil

belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS.

4. Mengetahui mana yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi

model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar

siswa yang diberi model Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa

yang diberi pembelajaran konvensional.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Siswa

a. Mendorong siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran.

b. Melatih kerjasama siswa dalam berkelompok.

c. Memudahkan siswa mencari jawaban .

d. Mendorong siswa untuk termotivasi mengerjakan soal-soal yang di

berikan.

2. Bagi Guru

a. Memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran dikelas dengan

baik.

b. Memberi motivasi kepada guru untuk lebih meningkatkan kualitas

pembelajaran dan berkesempatan melakukan modeling sehingga

Page 22: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

10

diharapkan tidak mengalami kesulitan saat mengimplementasikan

pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horey dan

Scramble berbantuan LKS.

3. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan pelayanan pendidikan khususnya dalam pembelajaran

matematika.

b. Memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait dengan manfaat

model pembelajaran Course Review Horey dan Scramble berbantuan

LKS.

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa disekolah khususnya dalam bidang

matematika.

F. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian

yaitu bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi. Bagian

awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan

persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran. Bagian isi skripsi

terdiri dari lima bab antara lain :

Bab I : Pendahuluan, mengemukakan tentang latar belakang masalah,

penegasan istilah, rumusan masalahan, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II : Landasan Teori dan Hipotesis, membahas teori yang berlandasan

permasalahan skripsi dan penjelasan yang merupakan landasan

Page 23: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

11

teoritis yang diterapkan dalam skripsi ini, serta kerangka berpikir

dan hipotesis penelitian.

Bab III : Metode Penelitian, menjelaskan tentang metode penentuan obyek,

variabel penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data,

instrumen penelitian, dan metode analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi semua hasil penelitian yang

telah dilakukan dan pembahasannya.

Bab V : Penutup, berisi simpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan

saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan.

Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran.

Page 24: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

12

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Beberapa ahli yang mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan

antara lain :

1. Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

2. Menurut Morris L. Bigge (dalam Darsono, dkk 2001: 3) menyatakan

bahwa belajar adalah perubahan pada pemahaman, perilaku, persepsi,

motivasi, atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat

pengalaman dalam situasi tertentu.

3. Menurut Morgan (dalam Suprijono, 2010: 3), belajar adalah perubahan

perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.

Dari berbagai pendapat diatas tentang pengertian belajar, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian usaha dan tindakan yang

mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku untuk mendapatkan berbagai

pengalaman dalam berpikir, serta berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Djamarah (2008: 27-37) kegiatan belajar siswa dapat

dibedakan menjadi 9 jenis belajar yaitu :

Page 25: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

13

1. Belajar arti kata-kata

Belajar arti kata-kata adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung

dalam kata-kata yang digunakan.

2. Belajar kognitif

Belajar kognitif adalah belajar yang bersentuhan dengan masalah mental.

Obyek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan

dan gagasan.

3. Belajar menghafal

Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di

dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali

secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli.

4. Belajar teoritis

Belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta

(pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat

dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi

dalam bidang-bidang studi ilmiah.

5. Belajar konsep

Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek

yang mempunyai ciri-ciri yang sama (konsep dapat dilambangkan dalam

bentuk suatu kata/lambang bahasa).

Page 26: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

14

6. Belajar kaidah

Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama

lain, terbentuk suatu ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan.

7. Belajar berpikir

Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus

dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam

pengamatan.

8. Belajar ketrampilan motorik

Ketrampilan adalah mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik

jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara

gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.

9. Belajar estetis

Bentuk belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan

menghayati keindahan dalam berbagai bidang kesenian.

Menurut Darsono, dkk (2001: 27 - 29) prinsip-prinsip belajar adalah

sebagai berikut :

1. Perhatian

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

Dari kajian teori belajar pengelolahan informasi terungkap bahwa tanpa

adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar.

Page 27: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

15

2. motivasi

Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan aktifitas

seseorang. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran.

Sebagai tujuan motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar.

Motivasi dapat bersifat internal artinya datang dari diri sendiri, dapat juga

bersifat eksternal artinya datang dari orang lain, misalnya dari guru, orang

tua, teman, dan sebagainya.

3. Keaktifan siswa

Belajar tidak dapat dipaksa dan dilimpahkan kepada orang lain.

Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

Belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi

yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan

transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan

mampu merencanakan sesuatu.

4. Keterlibatan langsung/berpengalaman

Dalam belajar langsung siswa tidak sekedar mengamati secara

langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan

bertanggungjawab terhadap hasilnya. Belajar sebaiknya dialami melalui

perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik

individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah (problem

solving).

Page 28: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

16

5. Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan adalah

melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya:

mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan

sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut

akan berkembang.

6. Balikan dan penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama

ditekankan oleh teori Operant Conditioning dari B.F. Skinner.

7. Perbedaan individu

Siswa adalah individu yang unik artinya tidak ada dua siswa yang

sangat persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain.

Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.

Karenanya perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya

pembelajaran. Penggunaan metode dan strategi belajar mengajar yang

bervariasi sehingga perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik

(Darsono, dkk 2001: 24 – 25). Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim

dan pelayanan terhadap kemampuan potensi, minat, bakat, dan kebutuhan

siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa

serta antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004: 2).

Page 29: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

17

Jadi, pembelajaran adalah usaha guru dengan sadar dan sengaja

untuk menyediakan fasilitas belajar dan lingkungan bagi peserta didiknya agar

terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa.

B. PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Matematika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang keluasan-

keluasan, bilangan-bilangan, ruang dan bagian-bagiannya, besaran, dan

hubungan-hubungannya, bersifat abstrak, deduktif, serta terstruktur. (Suyitno,

dkk, 2001: 1).

Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata

pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya,

yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan

pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa

tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara

guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari

matematika tersebut (Suyitno, 2004: 2).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk menciptakan

ketrampilan hitung berhitung. Diharapkan dengan pembelajaran matematika

siswa mampu untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kegiatan

pembelajaran matematika dirancang untuk memberikan pengalaman belajar

yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,

peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam

rangka pencapaian kompetensi dasar tertentu.

Page 30: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

18

C. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka

mensiasati perubahan perilaku peserta didik dan sangat erat kaitannya dengan

gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching

style) atau style learning and teaching (Hanafiah dan Suhana, 2009: 41).

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial dan sebagai

kerangka konseptualkerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

(Suprijono 2010: 46).

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang

menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang

diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. model pembelajaran

adalah suatu upaya atau usaha membelajarkan peserta didik agar suasana dan

kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik dan tidak membosankan.

D. PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)

Pembelajaran aktif pada hakikatnya adalah model pembelajaran untuk

mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajari (Suprijono,

2010: 111). Pembelajaran aktif merupakan bentuk pembelajaran yang

memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran.

Menurut Samadhi (2009) Pembelajaran aktif memiliki karakteristik-

karakteristik sebagai berikut :

Page 31: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

19

1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh

pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis

dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

2. Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif tetapi

mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran.

3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan

materi pelajaran.

4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan

melakukan evaluasi.

5. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran aktif kualitas pembelajaran akan meningkat jika

para siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan

menggunakan secara aktif pengetahuan baru yang diperoleh.

E. MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY

Model pembelajaran Course Review Horey merupakan suatu model

pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi

dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan

tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal langsung berteriak horey

(Imran, 2009).

Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2-4

siswa, kemudian setiap kelompok mempunyai tanggung jawab untuk bekerja

sama mengerjakan soal dan berusaha mendapatkan tanda benar vertikal atau

horisontal, atau diagonal supaya dapat berteriak horey serta mendapat nilai.

Page 32: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

20

Menurut Suprijono (2010: 129) langkah-langkah yang dapat dilakukan

dalam model pembelajaran Course Review Horey sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru mendemonstrasikan /menyajikan materi.

3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 atau 16 atau

25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera

masing-masing siswa.

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak

yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar

diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda silang (x)

6. Siswa yang sudah mendapat tanda (√) vertikal atau horisontal, atau

diagonal harus segera berteriak horey atau yel-yel lainnya.

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horey yang diperoleh.

8. Penutup.

Kelebihan model pembelajaran Course Review Horey :

1. Pembelajarannya menarik dan mendorong untuk dapat terjun ke dalamnya.

2. Melatih kerjasama.

Kekurangan model pembelajaran Course Review Horey:

1. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.

2. Adanya peluang untuk curang.

Page 33: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

21

Dengan model pembelajaran Course Review Horey diharapkan

siswa lebih semangat dalam belajar karena pembelajarannya tidak monoton

diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.

F. MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE

Model Pembelajaran Scramble adalah suatu model pembelajaran

dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan

alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa

bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban. Siswa diharapkan

mampu mencari jawaban yang tepat/benar (Widodo, 2009).

Model pembelajaran Scramble bersifat aktif. Siswa dituntut aktif

bekerjasama serta bertanggung jawab terhadap kelompoknya untuk

menyelesaikan kartu soal guna memperoleh point dan diharapkan dapat

meningkatkan kebersamaan siswa. Dalam pembelajaran Scramble, guru

hendaknya sebagai pembimbing harus bersikap terbuka, ramah, dan sabar.

Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 53) langkah-langkah yang dapat

dilakukan dalam model pembelajaran Scramble sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan materi pelajaran.

2. Guru menyiapkan kartu soal yang telah dibuat untuk proses pembelajaran.

3. Guru menyiapkan kartu jawaban dengan diacak nomornya sehingga siswa

dapat mencari jawaban yang tepat.

4. Guru membentuk kelompok untuk mengerjakan soal-soal yang tersedia.

5. Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada masing-masing

kelompok.

Page 34: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

22

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dan

mencari jawaban yang sesuai.

7. Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa.

Kelebihan model pembelajaran Scramble :

1. Memudahkan mencari jawaban.

2. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.

Kekurangan model pembelajaran Scramble :

1. Siswa kurang berpikir kritis.

2. Bisa saja mencontek jawaban teman lain.

Dengan jawaban yang telah disusun secara acak, diharapkan dapat

mendorong siswa untuk belajar dengan mengerjakan soal tersebut.

G. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Lembar kerja siswa merupakan bagian dari rencana pembelajaran yang

memuat perincian lebih lanjut dari rencana pengajaran (Suyitno, dkk. 2001:

37). LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses

belajar dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.

Lembar kerja siswa adalah kertas yang berisikan tugas-tugas, rencana

kerja, langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, hasil

pengamatan, hasil analisis data, dan informasi pada umumnya. Lembar kerja

siswa juga dapat memuat informasi singkat mengenai konsep atau prinsip

sebagai bekal untuk memecahkan suatu masalah. Lembar kerja siswa ini

Page 35: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

23

sangat menolong guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dikelas yang

menerapkan strategi belajar kelompok(Wardani, Julaeha, dan Said, 2000: 28).

LKS merupakan media cetak yang terdiri dari satu atau dua lembar

atau lebih yang diberikan kepada setiap siswa disatu kelas dengan tujuan untuk

melakukan aktivitas belajar mengajar.

Menurut Nurseha (2009) lembar kerja siswa mempunyai fungsi antara

lain :

1. Untuk tujuan latihan

Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan. Lembar kerja

siswa seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang

melakukan tugas latihan.

2. Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)

Siswa dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal

dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini

bermanfaat ketika kita menerangkan penyelesaian soal. Lembar kerja siswa

ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab, dimana

siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.

3. Untuk kegiatan penelitian

Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian

menganalisis data tersebut.

Page 36: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

24

4. Untuk penemuan

Dalam lembar kerja siswa ini siswa dibimbing untuk menyelidiki

suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu, kemudian

menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan.

5. Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka

Penggunaan lembar kerja siswa ini mengikutsertakan sejumlah

siswa dalam penelitian dalam suatu bidang tertentu.

Lembar kerja siswa (LKS) pada hakikatnya berfungsi untuk

memantapkan materi pelajaran yang telah dikaji dalam diskusi kelas dimana

kesimpulannya telah ditemukan dan diterima oleh semua siswa.

H. HASIL BELAJAR SISWA

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2010: 5).

Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku

pada orang tersebut, misal dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak

mengerti menjadi mengerti.

Tingkah laku memiliki unsur yang subjektif dan unsur motoris. Unsur

subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur

jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar

akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Kalau

seseorang telah melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya

perubahan dalam salah satu aspek tingkah laku tersebut (Hamalik, 2008: 30).

Page 37: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

25

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Perubahan aspek-aspek

perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

pembelajar.

Menurut Nana Sudjana (2008: 49 - 54) rumusan tujuan pengajaran

berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa mencakup ketiga aspek

yaitu :

1. Tipe hasil belajar bidang kognitif

a. pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan hafalan termasuk pengetahuan yang sifatnya faktual

disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat

kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum dan lain-lain.

b. pemahaman (comprehention)

Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari

suatu konsep. Untuk itu, diperlukan adanya hubungan antara konsep

dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.

c. penerapan (aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan, dan mengabstraksi suatu

konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru.

Page 38: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

26

d. analisis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas

(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur bagian-bagian yang

mempunyai arti atau tingkatan/hirarki.

e. sintesis

Sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi

bagian satu integritas.

f. evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberi keputusan tentang nilai sesuatu

berdasarkan judgment yang dimiliknya, dan kriteria yang dipakainya.

2. Tipe hasil belajar bidang afektif

a. Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk

masalah, situasi, dan gejala.

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang di berikan seseorang

terhadap stimulasi yang datang dari luar.

c. Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala/stimulasi.

d. Organisasi, yakni mengembangkan nilai ke dalam satu sistem

organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain,

kemantapan dan prioritas nilai yang di milikinya.

Page 39: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

27

e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari

semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi

pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3. Tipe hasil belajar bidang psikomotorik

Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan

atau skiil, kemampuan bertindak individu (seseorang).

Ada 6 tingkatan ketrampilan yakni :

a. Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan tidak sadar).

b. Ketrampilan pada gerakan- gerakan dasar.

c. Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual,

auditif motorik, dan lain-lain.

d. Kemampuan di bidang fisik, misal kekuatan, keharmonisan, dan

ketepatan.

e. Gerakan skiil, mulai dari ketrampilan sederhana sampai yang

kompleks.

f. Kemampuan yang barkenaan dengan non decursive komunikasi seperti

gerakan ekspresi, dan interpertatif.

Dengan demikian hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku

seseorang baik dari segi jasmani maupun rohani yang dapat meningkatkan

ketrampilan dan potensi yang ada pada diri seseorang.

Page 40: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

28

I. TINJAUAN MATERI POKOK BAHASAN BANGUN DATAR

1. Segi Empat

a. Persegi Panjang

1) Pengertian Persegi Panjang

Persegi panjang adalah segi empat yang dapat menempati

bingkainya dengan tepat dengan 4 cara dan tiap-tiap sudutnya dapat

menempati sudut yang lain secara tepat.

2) Sifat-Sifat Persegi Panjang

a) Sisi-sisi yang berhadapan pada persegi panjang sama panjang

dan sejajar.

AB = CD dan AB // CD

AD = BC dan AD // BC

b) Setiap sudut pada persegi panjang sama besar dan merupakan

sudut siku-siku.

BAD = ABC = BCD = ADC = 090

c) Diagonal-diagonal pada persegi panjang sama panjang.

AC = BD

d) Diagonal-diagonal persegi panjang berpotongan dan saling

membagi dua sama panjang.

D

A B

C

O

Page 41: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

29

OA = OC dan OB = OD

Karena AC = BD, maka OA = OB = OC = OD.

3) Keliling dan Luas Persegi Panjang

a) Rumus keliling persegi panjang adalah:

lPK 22 , atau

)(2 lPK

b) Rumus luas persegi panjang adalah:

lpL

b. Persegi

1) Pengertian Persegi

Persegi adalah segi empat yang dapat menempati bingkainya

dengan tepat dengan 8 cara dan tiap-tiap sudutnya dapat menempati

sudut yang lain secara tepat.

2) Sifat-Sifat Persegi

a) Semua sisi setiap persegi sama panjang.

D

A B

C

p

l

D

A B

C

O

Page 42: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

30

AB = BC = CD = AD

b) Diagonal-diagonal persegi sama panjang dan saling membagi

dua sama panjang.

AC = BD

OA = OB = OC = OD

c) Diagonal-diagonal persegi berpotongan membentuk sudut siku

-siku.

AOB = BOC = COD = AOD = 090

d) Setiap sudut persegi sama besar dan merupakan sudut siku-

siku.

BAD = ABC = BCD = ADC = 090

e) Setiap sudut persegi dibagi dua sama besar oleh diagonalnya,

atau diagonal-diagonalnya merupakan garis bagi.

BAC = DAC = 045 ACB = ACD = 045

ABD = CBD = 045 ADB = BDC = 045

3) Keliling dan Luas Persegi

a) Rumus keliling persegi adalah :

sK 4

D

A B

C

s

s

Page 43: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

31

b) Rumus luas persegi adalah ssL , atau 2sL

c. Jajargenjang

1) Pengertian jajargenjang

Jajargenjang dibentuk dari gabungan segitiga dan bayangan setelah

diputar setengah putaran pada titik tengah salah satu sisi segitiga.

2) Sifat-Sifat Jajargenjang

a) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.

AB = CD dan AB // CD

AD = BC dan AD // BC

b) Sudut- sudut yang berhadapan sama besar.

BAD = BCD

ABC = ADC

c) Jumlah sudut-sudut yang berdekatan adalah 0180 .

BAD + ABC = 0180

BAD + ADC = 0180

ABC + BCD = 0180

ADC + BCD = 0180

d) Diagonal-diagonal saling membagi dua sama panjang.

A B

CD

O

Page 44: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

32

OA = OC

OB = OD

3) Luas Jajargenjang

Luas jajargenjang = alas x tinggi

d. Belah Ketupat

1) Pengertian Belah Ketupat

Belah ketupat dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan

bayangannya oleh pencerminan terhadap alas segitiga itu.

2) Sifat-Sifat Belah Ketupat

a) Semua sisinya sama panjang. AB = BC = CD = AD

b) Diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri. AC dan BD

adalah sumbu simetri.

c) Sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar

oleh kedua diagonalnya.

BAD = BCD

tinggi

alas

tinggialas

tinggi

tinggi

alas

A B

CD

O

Page 45: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

33

BAC = DAC = BCA = DCA

ABC = ADC

ABD = CBD = ADB = CDB

d) Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan

saling berpotongan tegak lurus.

OA = OC dan OB = OD

AC tegak lurus BD

AOB = BOC = COD = AOD = 090

3) Luas Belah Ketupat

a) Luas belah ketupat = alas x tinggi

Luas belah ketupat ABCD = AB x DE

b) Luas belah ketupat = diagonal2

1diagonal lainnya atau

L. belah ketupat ABCD = BDAC 2

1

e. Layang-Layang

1) Pengertian Layang-layang

Layang-layang dibentuk dari gabungan dua segitiga sama kaki

yang alasnya sama panjang dan saling berimpit.

A B

CD

E

Page 46: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

34

2) Sifat-Sifat Layang-Layang

a) Sisinya sepasang-sepasang sama panjang.

AB = AD

BC = CD

b) Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.

ABC = ADC

c) Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.

AC adalah sumbu simetri

d) Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonalnya

lain dan tegak lurus dengan diagonal itu.

OB = OD

AC tegak lurus BD

3) Luas Layang-Layang

Luas layang-layang = diagonaldiagonal 2

1(lainnya)

A

B

C

DO

Page 47: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

35

f. Trapesium

1) Pengertian Trapesium

Trapesium adalah segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi

berhadapan yang sejajar.

2) Sifat Trapesium

Jumlah sudut yang berhadapan diantara dua garis sejajar adalah

0180 .

A + D = 0180

B + C = 0180

3) Luas Trapesium

Luas trapesium = jumlah2

1sisi tinggisejajar

Luas trapesium ABCD Luas trapesium PQRS

DECDAB )(2

1TRQRPS )(

2

1

J. KERANGKA BERPIKIR

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang berfungsi

mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, dan menggunakan

rumus matematika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika

sebagai salah satu disiplin ilmu, matematika sebagai pendukung bagi

A

D C

B

A

D C

BE

S

P

R

Q

T

Page 48: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

36

keberadaan ilmu yang lain. Oleh karena itu, siswa diharapkan memiliki

penguasaan matematika pada tingkat tertentu, sehingga dapat berguna bagi

siswa dalam berkompetensi di masa depan.

Matematika sebagai wahana kehidupan yang tidak hanya digunakan

untuk mencapai satu tujuan tertentu misalnya mencerdaskan siswa tetapi dapat

pula untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan ketrampilan

tertentu. Hal itu mengarahkan perhatian kepada pembelajaran nilai-nilai dalam

kehidupan melalui matematika.

Materi bangun datar merupakan materi yang bersifat abstrak. Materi

bangun datar misalnya mencari keliling dan luas jajargenjang yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari. Materi bangun datar yang memungkinkan siswa

untuk belajar secara aktif melalui diskusi kelompok. Dengan pembelajaran ini

diharapkan siswa merasa senang dan antusias dalam proses pembelajaran

sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran aktif memberikan kesempatan kepada peserta

didik bekerja sama dengan aktif. Selain itu, pembelajaran aktif dapat

membantu peserta didik meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran

matematika.

Dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horey

berbantuan LKS dan Scramble berbantuan LKS diharapkan akan terjadi

interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa melalui diskusi atau siswa

secara bersama-sama menyelesaiakan masalah yang dihadapi dan

memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan akan menjadi lebih

Page 49: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

37

besar. Siswa yang pandai dan siswa yang lemah secara bersama- sama

memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar aktif. Model pembelajaran

Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya, diskusi,

dan mengembangkan kepemimpinan. Jadi dengan memilih model

pembelajaran Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS

diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.

K. HIPOTESIS

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan, hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

Untuk uji analisisnya Ha adalah:

1. Ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran

Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang

diberi pembelajaran konvensional.

2. Ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran

Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi

pembelajaran konvensional.

3. Ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran

Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang

diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS.

4. Ada yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi model

pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa

Page 50: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

38

yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil

belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional.

Sedangkan untuk uji empirisnya Ho adalah :

1. Tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model

pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar

siswa yang diberi pembelajaran konvensional.

2. Tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model

pembelajaran Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang

diberi pembelajaran konvensional.

3. Tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model

pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar

siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS.

4. Tidak ada yang paling baik hasil belajar siswa antara yang diberi model

pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa

yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil

belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional.

Page 51: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENENTUAN OBJEK PENELITIAN

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:

130). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa

kelas VII semester II SMP N 2 Sayung Demak yang terdiri dari tujuh

kelas, yaitu kelas VII A-VII G.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2006: 131). Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik cluster random sampling. Hal ini dilakukan setelah

memperhatikan ciri-ciri antara lain : siswa mendapatkan materi

berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi obyek penelitian

duduk pada tingkat kelas yang sama, dan pembagian kelas tidak

berdasarkan ranking. Jadi dapat dilakukan pengambilan sampel secara

random. Dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh

siswa dalam tiga kelas sebagai kelas sampel, yaitu dua kelas eksperimen I

dan kelas eksperimen II dan satu kelas kontrol. Kelas yang digunakan

sebagai kelas eksperimen I yaitu kelas VIID dan kelas sebagai eksperimen

II yaitu kelas VIIE dan kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol yaitu

kelas VIIF. Sedangkan untuk kelas uji coba diambil satu kelas yaitu kelas

Page 52: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

40

VIIG. Dengan jumlah siswa yang banyak, diambil 3 kelompok secara acak

dari populasi dengan syarat populasi tersebut harus bersifat normal dan

homogen.

3. Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006 : 118). Sesuai dengan judul

skripsi maka diperoleh :

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel terikat (Arikunto, 2006 : 119). Dalam penelitian

ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran Course Review

Horey berbantuan LKS dan Scramble berbantuan LKS.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel tergantung pada variabel bebas

(Arikunto, 2006 : 119). Dalam penelitian ini variabel terikat adalah

hasil belajar siswa kelas VII semester II SMP N 2 Sayung Demak.

B. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, dan sebagainya (Arikunto, 2006:

231). Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh

data nilai mid semester ganjil dan nama siswa yang digunakan untuk uji

normalitas, homogenitas dan uji ANAVA.

Page 53: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

41

2. Metode Tes

Tes adalah alat untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya

kemampuan obyek yang diteliti (Arikunto, 2006: 223). Metode tes dalam

penelitian ini digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa kelas

VII semester II SMP N 2 Sayung Demak khususnya pada materi pokok

bangun datar.

C. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Menentukan objek penelitian yaitu peserta didik kelas VII semester II

SMP N 2 Sayung Demak.

2. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik cluster

random sampling.

3. Menentukan kelas eksperimen, kelas kontrol, dan uji coba.

4. Mengambil data nilai mid semester kelas VII semester II SMP N 2

Sayung Demak sebagai nilai awal.

5. Menganalisis data awal untuk menentukan normalitas, homogenitas dan

ANAVA.

6. Menentukan bentuk tes yang digunakan. Bentuk tes yang digunakan dalam

penelitian ini berupa soal pilihan ganda karena bentuk soal pilihan ganda

ini menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar atau paling

tepat.

7. Menyusun kisi-kisi tes.

Page 54: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

42

8. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun.

9. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yang

sebelumnya telah diajar pokok bahasan bangun datar.

10. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

11. Menentukan soal-soal tes yang akan digunakan dalam tes akhir pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang memenuhi syarat berdasarkan analisis

instrumen tes uji coba.

12. Melaksanakan pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS

sebagai kelas eksperimen I, pembelajaran Scramble berbantuan LKS

sebagai kelas eksperimen II, dan pembelajaran Konvensional sebagai kelas

kontrol.

13. Melaksanakan tes kemampuan pada kelas eksperimen.

14. Menganalisis hasil belajar siswa.

15. Menyusun hasil penelitian.

D. METODE PENGUMPULAN PENYUSUNAN INSTRUMEN

1. Materi dan Bentuk Tes

Instrumen tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar

siswa adalah materi bangun datar. Siswa dianalisis terlebih dahulu dengan

mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya.

Untuk tes, peneliti menggunakan bentuk pilihan ganda.

Page 55: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

43

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2007: 269) kebaikan-kebaikan

tes bentuk pilihan ganda adalah :

a. Materi yang diujikan mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran

yang diberikan.

b. Jawaban siswa dapat dikoreksi/dinilai dengan mudah dan cepat

menggunakan kunci jawaban.

c. Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah,

sehingga penilainya bersifat objektif.

2. Metode Penyusunan Perangkat Tes

a. Melakukan pembatasan materi yang diujikan.

Dalam penelitian ini materi yang akan diteskan adalah sub pokok

bahasan persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-

layang, dan trapesium.

b. Menentukan tipe soal.

Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe soal bentuk

pilihan ganda. Dengan tes ini siswa diharapkan mampu menjawab

dengan benar dan tepat.

c. Menentukan jumlah butir soal.

d. Menentukan waktu mengerjakan soal.

e. Menyusun kisi-kisi soal.

f. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, bentuk lembar jawaban, dan

penentuan skor.

Page 56: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

44

g. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran.

h. Menentukan soal-soal tes yang akan digunakan dalam tes akhir pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memenuhi syarat berdasarkan

analisis instrumen tes uji coba.

(Sudjana dan Ibrahim, 2007: 98 - 99).

E. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan peneliti dapat ditampilkan dengan

bagan sebagai berikut:

KelasModel

Pembelajaran

Hasil

Belajar

A

B

C

X1

X2

X3

Y1

Y2

Y3

Keterangan :

A : Eksperimen I

B : Eksperimen II

C : Kontrol

X1 : Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Course

Review Horey berbantuan LKS.

X2 : Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Scramble

berbantuan LKS.

Page 57: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

45

X3 : Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konvensional.

Y1 : Hasil belajar dengan model pembelajaran Course Review Horey

berbantuan LKS.

Y2 : Hasil belajar dengan model pembelajaran Scramble berbantuan LKS

Y3 : Hasil belajar dengan pembelajaran konvensional.

F. ANALISIS INSTRUMEN

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan/kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006: 168).

Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment

dengan angka kasar :

})(}{)({ 2222 YYNXXN

YXXYNrXY

keterangan :

XYr = koefisien korelasi antara x dan y

X = Skor butir soal

Y = Skor total

N = jumlah siswa

X = skor total butir soal

Page 58: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

46

Y = skor total

Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan table kritis r poduct

moment dengan taraf signifikan 5%. Jika r hitung > r table maka item tersebut

valid (Arikunto, 2006: 72-75).

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan dalam mengukur apa

yang diukurnya. Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan

menggunakan rumus K-R.20 yaitu sebagai berikut :

r11 =

1n

n

2

2

S

pqS

keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen.

pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q.

2S : varians total.

n : banyaknya butir soal.

p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.

q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p).

Rumus varians :

2S =

NN

XX

2

2

Page 59: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

47

Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga

r11 , kemudian harga r11 tersebut dikonsultasikan dengan harga r product

moment pada tabel, jika r11 > r tabel maka item tes yang diujicobakan

reliabel (Arikunto, 2006:100-101).

3. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Daya pembeda untuk test

yang berbentuk pilihan ganda pada penelitian ini menggunakan rumus

sebagai berikut.

BA

B

B

A

A PPJ

B

J

BD

keterangan:

J = Jumlah peserta tes

AJ = Banyaknya peserta kelompok atas

BJ = Banyaknya peserta kelompok bawah

AB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

AP = Proporsi peserta kelompk atas yang menjawab benar.

Page 60: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

48

BP = Proporsi peserta kelompk bawah yang menjawab benar

Kriteria daya pembeda sebagai berikut :

D : 0,00 – 0,20 : jelek

D : 0,21 – 0,40 : cukup

D : 0,41 – 0,70 : baik

D : 0,71 – 1,00 : baik sekali

D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang

(Arikunto, 2006 : 213 - 218).

4. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut

indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0, 00 – 1,00. Rumus

mencari indeks kesukaran (P) adalah :

JS

BP

P : Indeks kesukaran.

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut :

0,00 < P 0,30 adalah soal sukar.

0,30 < P 0,70 adalah soal sedang.

0,70 < P 1,00 adalah soal mudah.

(Arikunto, 2006 : 208).

Page 61: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

49

G. METODE ANALISIS DATA

1. Analisi Data Awal

Analisis awal dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan, hal ini

dilaksanakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas

kontrol memiliki kondisi yang sama. Data yang digunakan adalah nilai

mid semester. Pada analisis awal ini dilaksanakan uji sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang

digunakan adalah chi-kuadrat dengan hipotesis statistiknya sebagai

berikut.

Ho : data berdistribusi normal.

Ha : data tidak berdistribusi normal.

k

1i i

2

ii2

E

EOχ

Keterangan :

2 = harga Chi-Kuadrat.

iO = frekuensi hasil pengamatan.

iE = frekuensi yang diharapkan.

Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut :

1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.

2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.

Page 62: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

50

3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.

4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.

5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai

berikut:

s

xxz i

i

6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan

menggunakan tabel.

7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus

sebagai berikut.

K

E i

ii

iE

EO 2

2)(

, dengan :

2 = chi kuadrat.

Oi = frekuensi pengamatan.

Ei = frekuensi yang diharapkan.

8) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat

tabel dengan taraf signifikansi 5%.

9) Menarik kesimpulan, yaitu jika tabelhitung22 χχ maka data

berdistribusi normal.

Kriteria pengujiannya adalah tolak Ho jika tabelhitung22 χχ dengan

taraf signifikansi 5% (Arikunto, 2006: 317-320).

Page 63: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

51

b. Uji Homogenitas

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan

kontrol berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Tes yang

berguna untuk menentukan apakah sampel berasal dari populasi yang

sama. Rumus yang digunakan adalah bartllet.

Hipotesis statistiknya adalah:

Ho : 23

22

21 σσ (varians homogen)

Ha : 23

22

21 σσ (varians tidak homogen)

Untuk mempermudah perhitungan, satuan – satuan yang diperlukan

untuk uji Bartlet lebih baik disusun dalam sebuah tabel sebagai berikut

Tabel Uji Bartlet

Samp

el kedk

dk

1 2iS 2log iS (dk) 2log iS

1

2

.

.

k

11 n

12 n

1kn

)1(1

1 n

11

2 n

11

kn

21S

22S

2kS

21log S

22log S

2log kS

211 log)1( Sn

222 log)1( Sn

2log)1( kk Sn

Jumla

h

( kn

1

1

in -- ---2log)1( ii Sn

Page 64: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

52

Rumus yang digunakan adalah :

)1(

)1( 2

2

i

ii

n

SnS

22 log110 ii SnBLn

1)(log 2inSB

Keterangan :

2S : semua gabungan dari semua sampel

Ln 10 : 2,30276 logaritma asli dari bilangan 10

Dengan taraf nyata 5%, H0 ditolak jika 2)1)(1(

2 khitung , dimana

2)1)(1( k didapat dari tabel distribusi chi-kuadrat dengan peluang

)1( dan dk = (k - 1) (Sudjana, 2005: 261 - 263).

c. Uji ANAVA

Uji ANAVA digunakan untuk menguji kesamaan k, (k > 2) buah rata-

rata populasi yang berdistribusi independen dan normal dengan rata-

rata k ,.....,, 21 dan simpangan baku k ,.....,, 21

3210 : H , artinya ketiga kelompok sama.

321: aH , artinya ketiga kelompok berbeda.

Jika berdasarkan uji homogenitas, ditunjukkan bahwa varians ketiga

kelompok homogen maka untuk pengujian hipotesis ini digunakan

rumus ANAVA (Analisis Varian) :

d

k

MK

MKF , dengan kf dbdb lawan ddb

Page 65: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

53

Keterangan :

kMK : Kuadrat mean antar kelompok.

dMK : Kuadrat mean dalam kelompok.

kdb : derajad kebebasan antar kelompok.

ddb : derajad kebebasan dalam kelompok.

H0 diterima jika nilai F hitung F tabel pada taraf nyata dan derajad

kebebasan tertentu.

Langkah-langkah perhitungannya adalah :

1) Hitung jumlah simpangan kuadrat tiap skor dari rata-rata

keseluruhan.

2) Selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang disebabkan

oleh penyimpangan rata-rata kelompok dari rata-rata keseluruhan.

3) Tahap selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang

disebabkan oleh penyimpangan tiap skor dari rata-rata kelompok

masing-masing.

4) Buatlah rangkuman hasil perhitungan diatas dalam tabel analisis

variansi.

5) Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada taraf nyata

dengan derajad bebas.

(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2007: 151 - 154).

Page 66: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

54

2. Analisis Data Akhir

a. Uji Normalitas

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang

digunakan adalah chi-kuadrat dengan hipotesis statistiknya sebagai

berikut.

Ho : data berdistribusi normal.

Ha : data tidak berdistribusi normal.

k

1i i

2

ii2

E

EOχ

Keterangan :

2 = harga Chi-Kuadrat.

iO = frekuensi hasil pengamatan.

iE = frekuensi yang diharapkan.

Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut :

1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.

2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.

3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.

4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.

5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai

berikut:

Page 67: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

55

s

xxz i

i

6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan

menggunakan tabel.

7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus

sebagai berikut.

K

E i

ii

iE

EO 2

2)(

, dengan :

2 = chi kuadrat.

Oi = frekuensi pengamatan.

Ei = frekuensi yang diharapkan.

8) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat

tabel dengan taraf signifikansi 5%.

9) Menarik kesimpulan, yaitu jika tabelhitung22 maka data

berdistribusi normal.

Kriteria pengujiannya adalah tolak Ho jika tabelhitung22 dengan

taraf signifikansi 5% (Arikunto, 2006: 317-320).

b. Uji Homogenitas

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan

kontrol berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Tes yang

berguna untuk menentukan apakah sampel berasal dari populasi yang

sama. Rumus yang digunakan adalah bartllet.

Page 68: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

56

Hipotesis statistiknya adalah:

Ho : 23

22

21 σσ (varians homogen)

Ha : 23

22

21 σσ (varians tidak homogen)

Tabel Uji Bartlet

Samp

el kedk

dk

1 2iS 2log iS (dk) 2log iS

1

2

.

.

k

11 n

12 n

1kn

)1(1

1 n

11

2 n

11

kn

21S

22S

2kS

21log S

22log S

2log kS

211 log)1( Sn

222 log)1( Sn

2log)1( kk Sn

Jumla

h

( kn

1

1

in -- ---2log)1( ii Sn

Rumus yang digunakan adalah :

)1(

)1( 2

2

i

ii

n

SnS

22 log110 ii SnBLn

B 1)(log 2inS

Keterangan :

2S : semua gabungan dari semua sampel

Page 69: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

57

Ln 10 : 2,30276 logaritma asli dari bilangan 10

Dengan taraf nyata 5 %, H0 ditolak, jika 2)1)(1(

2 khitung , dimana

2)1)(1( k didapat dari tabel distribusi chi-kuadrat dengan peluang

)1( dan dk = (k - 1) (Sudjana, 2005: 261 - 263).

c. Uji ANAVA

Uji ANAVA digunakan untuk menguji kesamaan k, (k > 2) buah rata-

rata populasi yang berdistribusi independen dan normal dengan rata-

rata k ,.....,, 21 dan simpangan baku k ,.....,, 21

3210 : H , artinya ketiga kelompok sama.

321: aH , artinya ketiga kelompok berbeda

DAFTAR ANALISIS VARIAN

Sumber varian db JK MK F

Antar kelompok

Dalam

kelompok

dbk = k -1

dbd = N - k

JKK

JKd

MKK = JKK /

dbk

MKd = JKd /

dbd

MKK/

MKd

TotalDbT = N -

1JKT

................... ............

Rumus ANAVA (Analisis Varian) sebagai berikut :

d

k

MK

MKF , dengan kf dbdb lawan ddb

Page 70: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

58

Keterangan :

kMK : Kuadrat mean antar kelompok.

dMK : Kuadrat mean dalam kelompok.

kdb : derajad kebebasan antar kelompok.

ddb : derajad kebebasan dalam kelompok.

H0 diterima jika nilai F hitung F tabel pada taraf nyata dan derajad

kebebasan tertentu.

Langkah-langkah perhitungannya adalah :

1) Hitung jumlah simpangan kuadrat tiap skor dari rata-rata

keseluruhan.

2) Selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang disebabkan

oleh penyimpangan rata-rata kelompok dari rata-rata keseluruhan.

3) Tahap selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang

disebabkan oleh penyimpangan tiap skor dari rata-rata kelompok

masing-masing.

4) Buatlah rangkuman hasil perhitungan diatas dalam tabel analisis

variansi.

5) Membandingkan nilai F dengan F tabel pada taraf nyata dengan

derajad bebas.

(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2007: 151 - 154).

Page 71: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

59

d. Analisis Uji t

Analisis Uji t digunakan untuk menguji perbedaan mean terhadap dua

kelompok.

H0 : 1 = 2

H1 : 1 2

Untuk menguji hipotesis 1, 2, dan 3, dilakukan dengan menggunakan

rumus Uji t sebagai berikut.

1) Jika varians kedua kelas sama, maka

Rumus yang digunakan adalah:

21

21

n

1

n

1S

xxt

, dengan

2nn

1)S(n1)S(nS

21

2

22

2

11

Keterangan :

t = uji t,

1x = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen,

2x = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol,

S = simpangan baku gabungan,

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen,

n2 = jumlah siswa kelas kontrol,

x1 = simpangan baku kelas eksperimen, dan

Page 72: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

60

x2 = simpangan baku kelas kontrol.

Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika 2)nα)(n(1hitung 21tt

dengan taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2002:239).

2) Jika varians kedua kelas berbeda, maka

Rumus yang digunakan adalah:

21

2211'

ww

twtwt

, dengan

1n,α11

2

22

2

1

21

1 1tt,

n

Sw,

n

Sw , dan

1n,α12 2t t .

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika hitungtabel tt (Sudjana,

2002: 239).

Page 73: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian perlu diadakan persiapan agar hasil

yang dicapai maksimal. Beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum

mengadakan penelitian, antara lain:

1. Menentukan populasi yaitu seluruh siswa kelas VII Semester II SMP N 2

Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari tujuh kelas

yaitu kelas VII A-VII G. Dan melakukan observasi awal untuk

mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara dengan guru

matematika yang meliputi kegiatan pembelajaran di kelas, dan situasi serta

kondisi sekolah.

2. Menentukan sampel dari populasi yang ada dengan menggunakan

“Cluster random sampling” yaitu secara acak, sehingga di peroleh tiga

kelas yaitu: kelas VII D sebagai kelas eksperimen I, kelas VII E sebagai

kelas eksperimen II, dan kelas VII F sebagai kelas kontrol.

3. Mencatat nama-nama siswa kelas VII D, VII E dan VII F beserta nilai mid

semester ganjil pada mata pelajaran matematika dari Dokumen Sekolah.

4. Menganalisis data awal yaitu nilai mid semester ganjil mata pelajaran

matematika kelas VII SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran

Page 74: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

62

2010/2011. Sehingga diperoleh suatu kesimpulan bahwa antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kondisi awal yang sama.

5. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, perlu dipersiapkan beberapa

perangkat pengajaran yaitu rencana pembelajaran dengan model Course

Review Horey, rencana pembelajaran Scramble dan rencana pembelajaran

konvensional, uraian materi, buku-buku, LKS, serta alat-alat penunjang

lainnya .

B. Uji Coba Instrumen

1. Pemberian tes uji coba

Tes uji coba dilakukan di SMP N 2 Sayung Demak pada tanggal 28

Maret 2011 yaitu di kelas VII G dengan jumlah siswa 34 sebagai sampel

uji coba karena mendapat mata pelajaran yang sama dengan siswa yang

menjadi sampel penelitian.

2. Penentuan instrumen kompetensi dasar bangun datar

Hasil uji coba instrumen dianalisis untuk mengetahui validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda dari tiap-tiap soal

instrument.

a. Validitas soal

Untuk mengetahui validitas tes, rumus yang digunakan adalah korelasi

product moment dengan angka kasar:

})(}{)({ 2222 YYNXXN

YXXYNrXY

Page 75: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

63

Pada soal no 1 diperoleh:

2222 YYNXXN

YXXYNrXY

)209764653634)(6762634(

4582636934

XYr

12460208

1190812546

XYr

2591680

368XYr

8,1609

368XYr

396,0XYr

Dari hasil perhitungan diperoleh harga r xy = 0,396 , dengan taraf

signifikan 5% dan N = 34 diperoleh r tabel = 0,339. Karena r xy > r tabel

yaitu 0,396 > 0,339. Maka item soal no. 1 Valid. Dari hasil analisis,

item soal yang valid yaitu item soal no 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15,

16, 17, 18, 20 dan item soal yang tidak valid yaitu item soal no 3, 11,

12, 13, 19. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.

b. Reliabilitas Soal

Untuk menentukan reliabilitas soal tes, rumus yang digunakan adalah

KR-20 :

))(1

(2

2

11S

pqS

n

nr

Page 76: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

64

Dimana :

84,13634

34

20976410822

)( 2

2

2

NN

XX

S

Sehingga diperoleh :

026,1970,0053,184,136

08,484,136

19

20))(

1(

2

2

11

S

pqS

n

nr

Dari perhitungan uji reliabilitas dengan rumus diatas, diperoleh harga

r11 = 1,026. Harga ini dikonsultasikan dengan harga r tabel dengan N = 34

pada taraf signifikan = 5% diperoleh harga r tabel = 0,339. Jadi r11 >

r tabel . Hal ini menunjukan bahwa soal yang disusun merupakan soal

yang reliable. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.

c. Taraf Kesukaran Soal

Untuk menghitung taraf kesukaran soal, rumus yang digunakan adalah :

P =JB

B

Pada soal no 1 diperoleh:

76.034

261 P

Dengan taraf kesukaran 0,76 maka soal dikatakan mudah. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.

d. Daya pembeda soal

Untuk menghitung daya pembeda soal, rumus yang digunakan adalah :

D =A

A

J

B-

B

B

J

B= PA-PB

Page 77: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

65

Pada soal no 1 diperoleh:

1,07,08,017

12

17

141 D

Dengan daya pembeda 0,1 maka soal dikatakan jelek. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.

Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran,

serta daya pembeda soal maka item soal uji coba yang digunakan untuk

mengambil data penelitian ini sebanyak 15 soal yaitu : 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 14, 15, 16, 17, 18, 20.

C. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Sesuai dengan pokok bahasan yang diambil dalam penelitian ini,

maka penelitian ini dilaksanakan pada pengajaran materi bangun datar..

Pelaksanaan pembelajaran sesuai pokok bahasan yang digunakan

dalam penelitian dilaksanakan tanggal 11 April 2011 sampai dengan tanggal

18 April 2011 di SMP N 2 Sayung Demak. Untuk kelas eksperimen I

mendapat pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS dan kelas

eksperimen II mendapat pembelajaran Scramble berbantuan LKS, dan kelas

kontrol mendapat pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran Course

Review horey, yaitu Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang

terdiri dari 2-4 siswa, kemudian setiap kelompok mempunyai tanggung jawab

untuk bekerja sama mengerjakan soal dan berusaha mendapatkan tanda benar

vertikal atau horisontal, atau diagonal supaya dapat berteriak horey serta

mendapat nilai. Sedangkan pembelajaran Scramble adalah pembelajaran

Page 78: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

66

dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan

alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa

bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban. Siswa diharapkan

mampu mencari jawaban yang tepat/benar. Dengan berbantuan LKS

diharapkan siswa dapat memperoleh informasi singkat mengenai konsep atau

prinsip sebagai bekal untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan

dengan bangun datar segi empat.

Pelaksanaan tes untuk mengetahui hasil belajar kelas eksperimen

dan kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 18 April 2011 di SMP N 2

sayung Demak. Hasil belajar inilah yang kemudian dianalisis untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat

pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, pembelajaran Scramble

berbantuan LKS dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada

pokok bahasan bangun datar kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak

tahun pelajaran 2010/2011, baik tidaknya hasil belajar antara siswa yang

mendapat pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, pembelajaran

Scramble berbantuan LKS dan siswa yang mendapat pembelajaran

konvensional pada materi pokok bangun datar kelas VII Semester II SMP N 2

Sayung Demak tahun pelajaran 2010/2011.

Page 79: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

67

D. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Awal

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui normalitas sampel dari populasi dilakukan

dengan menggunakan uji 2 :

1) Kelas eksperimen I

Berdasarkan hasil uji normalitas data awal pada kelas eksperimen I

diperoleh nilai hitung2 = 3,768, dengan N = 34 dan taraf nyata =

5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung

2 < tabel2 yaitu 3,768 <

7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.

2) Kelas eksperimen II

Berdasarkan hasil uji normalitas data awal pada kelas eksperimen

II diperoleh nilai hitung2 = 3,471, dengan N = 34 dan taraf nyata

= 5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung

2 < tabel2 yaitu 3,471

< 7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.

3) Kelas kontrol

Berdasarkan hasil uji normalitas data awal pada kelas kontrol

diperoleh nilai hitung2 = 4,264, dengan N = 34 dan taraf nyata =

5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung

2 < tabel2 yaitu 4,264 <

7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23.

Page 80: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

68

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga kelas

mempunyai varian sama (homogen). Rumus yang digunakan adalah

bartlet :

Berdasarkan hasil uji homogenitas data awal diperoleh nilai hitung2

= 4,807. Dengan = 5% dan dk = k – 1 = 3 -1 = 2 didapat 20,95(2) =

5,991. Karena hitung2 < 2

0,95(2), yaitu 4,807 < 5,991, maka dapat

disimpulkan bahwa ketiga kelompok mempunyai varians yang sama

(homogen). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24.

c. Uji Anava

Setelah data berdistribusi normal dan homogen, untuk mengetahui

ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar ketiga kelas maka dilakukan

perhitungan uji anava, jika = 5%, dk pembilang = 2 dan dk penyebut

= 99, maka didapat F tabel = 3,09. Dari hasil perhitungan diperoleh F

hitung = 0,86. Ternyata harga F hitung < F table yaitu 0,86 < 3,09

maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan hasil belajar antara ketiga

kelas atau mempunyai keadaan awal yang sama. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 25.

2. Analisis Akhir

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui normalitas sampel dari populasi dilakukan

dengan menggunakan 2 :

Page 81: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

69

1) Kelas eksperimen I

Berdasarkan hasil uji normalitas data akhir pada kelas eksperimen I

diperoleh nilai hitung2 = 5,581, dengan N = 34 dan taraf nyata =

5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung

2 < tabel2 yaitu 5,581 <

7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 29.

2) Kelas eksperimen II

Berdasarkan hasil uji normalitas data akhir pada kelas eksperimen

II diperoleh nilai hitung2 = 1,184, dengan N = 34 dan taraf nyata

= 5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung

2 < tabel2 yaitu 1,184

< 7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.

3) Kelas kontrol

Berdasarkan hasil uji normalitas data akhir pada kelas kontrol

diperoleh nilai hitung2 = 2,310, dengan N = 34 dan taraf nyata =

5% diperoleh tabel2 = 7,81. Karena hitung

2 < tabel2 yaitu 2,310 <

7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga kelas

mempunyai varian sama (homogen). Rumus yang digunakan adalah

bartlet :

Page 82: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

70

Berdasarkan hasil uji homogenitas data akhir diperoleh nilai hitung2

= 0,676. Dengan = 5% dan dk = k – 1 = 3 -1 = 2 didapat 20,95(2) =

5,991. Karena hitung2 < 2

0,95(2), yaitu 0,676 < 5,991, maka dapat

disimpulkan bahwa ketiga kelompok mempunyai varians yang sama

(homogen). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32.

c. Uji Anava

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara

siswa yang mendapatkan pembelajaran Course review horey berbantuan

LKS, pembelajaran Scramble berbantuan LKS, dan pembelajaran

konvensioal digunakan Uji Anava pada hipotesis keempat. Ketentuan

pengujian hipotesis : bila harga F hitung Ftabel maka Ho diterima, dan

Ha ditolak.

Dengan = 5%, dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 99, maka

didapat Ftabel = 3,09. Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung = 4,506.

Ternyata harga F hitung > Ftabel yaitu 4,506 >3,09 maka Ho ditolak dan

Ha diterima. Karena Ho ditolak maka kesimpulannya ada yang paling

baik antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course

Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa yang diberi model

pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yang

diberi pembelajaran konvensional. Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 33.

Di sini belum diketahui apakah ada yang berbeda mendapat

pembelajaran Course Review horey dengan konvensional,

Page 83: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

71

pembelajaran Scramble dengan konvensional, atau yang mendapat

pembelajaran Course Review horey dengan Scramble atau manakah

yang paling baik dari ketiga kelompok tersebut. Untuk itu diperlukan

pengujian antar dua sampel menggunakan uji t.

d. Uji t

Untuk hipotesis yang pertama yaitu antara pembelajaran Course

Review horey dengan konvensional didapat thitung = 2,858. Hipotesis

yang kedua yaitu antara pembelajaran Scramble dengan konvensional

thitung = 0,831. Dan untuk hipotesis ketiga yaitu pembelajaran Course

Review horey dengan Scramble thitung = 2,057. Untuk selanjutnya thitung

yang sudah didapat dikonsultasikan dengan ttabel, dengan 5% dan

dk= n1+n2-2 = 66 maka harga ttabel = 2,01(uji dua pihak).

Karena hipotesis yang pertama thitung > ttabel yaitu 2,858 > 2,01

maka ada perbedaan hasil belajar antara pembelajaran Course Review

horey dengan konvensional. Hipotesis yang kedua thitung < t tabel yaitu

0,831 < 2,01 maka tidak ada perbedaan antara pembelajaran Scramble

dengan konvensional. Dan untuk hipotesis yang ketiga thitung > ttabel yaitu

2,057 < 2,01 maka ada perbedaan antara Course Review horey dengan

Scramble. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34, 35

dan 36.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

hasil belajar siswa antara yang mendapat pembelajaran Course Review

horey dengan konvensional, dan ada perbedaan hasil belajar siswa

antara yang mendapatkan pembelajaran Course Review horey dengan

Page 84: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

72

Scramble. Dan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran Course

Review horey lebih baik dibandingkan yang lain. Dan tidak ada

perbedaan hasil belajar siswa antara yang mendapat pembelajaran

pembelajaran Scramble dengan konvensional.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data pada hipotesis keempat seperti yang telah di

uraikan di atas diketahui bahwa dari uji anava diperoleh Fhitung = 4,506

selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria pengujian dengan α = 5% dk

pembilang 2 dan dk penyebut 99 diperoleh F table = 3,09. Ternyata harga F

hitung > F table yaitu 4,506 > 3,09, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Karena

Ho ditolak maka kesimpulannya ada yang paling baik antara hasil belajar

siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan

LKS, hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble

berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran

konvensional.

Setelah dilakukan pembuktian antar dua sampel dengan uji t dapat

disimpulkan bahwa pengujian hipotesis pertama ada perbedaan hasil belajar

siswa antara yang mendapat pembelajaran Course Review horey dengan

konvensional, hipotesis kedua tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara

yang mendapat pembelajaran Scramble dengan konvensional. Dan pada

hipotesis ketiga ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang mendapatkan

pembelajaran Course Review horey dengan Scramble. Ini berarti, hasil belajar

siswa yang mendapat pembelajaran Course Review horey lebih baik dari

Page 85: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

73

hasil belajar siswa antara yang mendapat pembelajaran Scramble dan

konvensional, dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen I sebesar

76,97 , kelas eksperimen II sebesar 71,68, dan kelas kontrol sebesar 69,68.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hasil belajar kelas

eksperimen I (Course Review horey ) lebih baik daripada kelas eksperimen

II (Scramble) dan kelas kontrol. Hal ini disebabkan beberapa hal yang

mempengaruhinya antara lain :

1. Dalam pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, interaksi

siswa dengan siswa dan siswa dengan guru terjalin baik. Karena pada

Course Review horey pembelajaran secara berkelompok dan menarik serta

melatih kerjasama.

2. Dalam pembelajaran Course Review horey siswa lebih semangat dalam

belajar karena pembelajarannya tidak monoton diselingi sedikit hiburan

sehingga suasana tidak menegangkan dan tidak cepat bosan. Sedangkan

pada pembelajaran Scramble, siswa di minta menyelesaikan soal disertai

dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak

dan siswa bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban namun

siswa merasa canggung dan bingung serta tidak percaya diri membutuhkan

waktu yang lama supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara

maksimal. Dan kurangnya pengalaman dari peneliti dalam proses

pembelajaran.

Page 86: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

74

3. Sebaliknya dengan pembelajaran konvensional siswa hanya disuruh untuk

mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru sehingga pelajaran yang

disampaikan tidak tersimpan dalam memori jangka panjang.

Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa pengajaran

matematika dengan menggunakan model Course Review horey berbantuan

LKS memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan pengajaran

matematika dengan menggunakan model Scramble berbantuan LKS dan

model konvensional pada materi pokok bangun datar segi empat.

Jika dihubungkan dengan tujuan penelitian, maka dapat dikatakan

bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran

Course Review horey, Scramble, dan konvensional. Dimana perbedaan itu

ditunjukkan oleh rata-rata hasil belajar antara siswa yang mendapat

pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS dan Scramble

berbantuan LKS, dan konvensional pada pokok bahasan bangun datar siswa

kelas VII SMP N 2 Sayung Demak. Dan yang mendapat pembelajaran

Course Review horey rata-rata hasil belajarnya lebih baik.

Page 87: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

75

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat

pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, pembelajaran Scramble

berbantuan LKS, dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan bangun

datar siswa kelas VII SMP N 2 Sayung Demak tahun pelajaran 2010/2011.

Hal ini terbukti pada analisa berikut:

1. Hasil akhir dengan uji Anava yaitu Fhitung = 4,506 dengan α = 5% dk

pembilang =2 dan dk penyebut = 99 diperoleh F table = 3,09. Setelah

perhitungan dilanjutkan uji-t disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil

belajar antara Course Review horey dengan Scramble dan Course Review

horey dengan konvensional, sedangkan antara Scramble dengan

konvensional tidak ada perbedaan hasil belajar.

2. Untuk rata-rata Kelompok eksperimen I (Course Review horey) lebih baik

dibandingkan dengan kelompok eksperimen II (Scramble) dan kontrol

(Konvensional) dengan rata-rata hasil belajasr siswa kelas eksperimen I

sebesar 76,97, kelas eksperimen II sebesar 71,68, dan kelas kontrol sebesar

69,68. Maka, dapat disimpulkan bahwa Course Review horey lebih baik

dari Scramble dan konvensional.

Page 88: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

76

B. Saran

Dari hasil penelitian, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai

berikut:

1. Guru perlu meningkatkan hasil belajar siswa dengan memilih model

pembelajaran yang tepat dan dapat memperlancar kegiatan belajar

mengajar dikelas.

2. Karena pembelajaran dengan model Course Review horey memberikan

pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa, maka hendaknya guru

mampu menerapkan pembelajaran dengan model tersebut dalam proses

belajar mengajar.

3. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman

siswa mengenai materi.

4. Pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS memotivasi peserta

didik untuk aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan

kemampuan guru untuk mengelola kelas sehingga kondisi kelas menjadi

kondusif untuk melaksanakan pembelajaran.

5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan

dari penelitian ini.

Page 89: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

77

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, Cholik. M, dan Sugijono. 2004. Seribu Pena Matematika Jilid I UntukSMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (EdisiRevisi VI). Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Darsono, Max, A Sugandi, Marten, dan Rusda Koto Sutadi. 2001. Belajar danPembelajaran. Semarang : IKIP Semarang PRESS.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar (Edisi II). Jakarta : PT. RinekaCipta.

Hadi, Samsul. 2007. Aplikasi Matematika SMP Kelas VII. Bandung : Yudhistira.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Sinar Baru PT. BumiAksara.

Hambali, Julius, Iskandar, dan Muhammad Rahmat. 1992. PendidikanMatematika I. Jakarta : Universitas Terbuka.

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.Bandung : PT. Refika Aditama.

Imran, Syaeful. 2009. Course Review Horey. http://ipankreview.wordpress.com/2009/04/15/course-review-horay, diakses pada 15 November 2010.

Nurseha. 2009 Lembar Kerja Siswa. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH7cd9.dir/doc.pdf, diakses pada 15November 2010.

Samadhi, Ari. 2009. Model Pembelajaran Aktif. http://www.google.co.id/#q=model+pembelajaran+aktif&hl=id&sa=2&fp=b63a9513633023ca, diakses pada 15 November 2010.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Meempengaruhinya (EdisiRevisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Soedjadi. 2008. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Jakarta : DepartemenPendidikan Nasional.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito.

Page 90: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN · PDF filemasih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis

78

Sudjana, Nana. 2008 . Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : SinarBaru Algensindo.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian. Bandung : SinarBaru Algensindo.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Suyitno, Amin. 2004. Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang :UNNES PRESS.

Suyitno, dkk. 2001. Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang :UNNES PRESS.

Wardani, Siti Julaeha, dan Asnah Said. 2000. Kurikurum dan pembelajaran.Jakarta :Universitas Terbuka.

Widodo, Rahmat. 2009. Model Pembelajaran Scramble.http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/14/model-pembelajaran-scramble ,diakses pada 15 November 2010.