Perbaikan (Hasil).docx

download Perbaikan (Hasil).docx

of 79

Transcript of Perbaikan (Hasil).docx

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    1/79

    1

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Sarabba merupakan salah satu jenis minuman khas Makassar Sulawesi

    Selatan, yang terbuat dari JaheZingiber officinaledengan campuran gula aren dan

    santan air kelapa. Minuman ini sangat digemari oleh masyarakat Makassar mulai

    dari anak-anak sampai pada orang tua, karena rasanya yang khas (manis dan agak

    pedas). Selain itu minuman ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Makassar

    khususnya di Desa-Desa yang masih melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sejak

    dari zaman dahulu hingga sekarang, yaitu kegiatan maulid. Katanya maulid tidak

    sah kalau tidak ada sarabba.

    Campuran gula merah dan santan membuat sarabba menjadi lebih kental

    dan memberikan tampilan yang unik. Selain itu rasa hangat dan pedasnya, tidak

    hanya berasal dari jahe, tetapi juga dari merica yang menjadi bahan rahasianya.

    Minuman ini sangat laris terutama dimusim penghujan dan sangat pas menjadi

    teman hidangan gorengan seperti pisang goreng, singkong goreng, sukun goreng

    dan sebagainya. Jenis minuman ini sangat mudah ditemui di mana saja di pelosok

    kota Makassar, mulai dari warung kaki lima hingga restoran berkelas juga

    menyuguhkan minuman ini.

    Salah satu perusahaan yang mengembangkan minuman ini adalah UPPKS

    (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) Balla Ratea. UPPKS Balla

    Ratea merupakan perusahaan mikro yang bergerak di bidang industri makanan

    dan minuman tradisional. Perusahaan ini mulai didirikan oleh ibu Dra. Hajirah

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    2/79

    2

    pada tahun 2007 dengan nama Mawardan nomor surat izin tempat usaha yaitu

    No. 503/60/SITU/IIIA/2009, Sertifikat produksi pangan UPPKS dengan nomor P-

    UPPKS No. 213710602113, dan No. Sertifikat halal No. 06120003260210,

    dengan jumlah anggota 15 orang dengan menggunakan modal awal sebesar Rp.

    150.000. Pada awal tahun 2008 UPPKS Mawardiganti dengan nama kelompok

    yang baru, yaitu UPPKS Balla Ratea.

    Sejak itu kelompok ini dikenal sebagai industri rumah tangga (IRT) yang

    tidak hanya memproduksi minuman tradisional saja, tetapi juga memproduksi

    makanan dtradisional (diversifikasi usaha). Makanan khas Makassar yang

    diproduksi oleh UPPKS Balla Ratea seperti baruasa, putu kacang, langkoseng

    kacang, selain itu pemerintah juga sudah mulai melirik usaha ini. Namun di antara

    semua produk yang diproduksinya, yang paling terkenal dan yang paling laku di

    pasaran adalah sarabba instan.

    Jumlah produk sarabba instan UPPKS Balla Ratea yang berhasil dijual

    pada bulan November 2009 sampai pada bulan Oktober 2010 adalah sebanyak

    13.000 botol dengan harga Rp. 22.000,- per botol untuk ukuran 330 ml. Produk ini

    diproduksi setiap bulannya dengan jumlah 1000 1200 botol/bulan. Bila melihat

    situasi dan kondisi di pasaran sebenarnya UPPKS Balla Ratea bisa menjual

    produknya dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah

    produk yang berhasil dijualnya pada tahun tersebut, mengingat sarabba instan ini

    merupakan salah satu jenis minuman tradisional yang sangat digemari oleh

    masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang tua.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    3/79

    3

    Ditambah lagi dengan jumlah permintaan dari caf, rumah makan, warkop

    serta pusat ole-ole yang semakin hari semakin meningkat. Awalnya jumlah

    permintaannya ada yang hanya 5 botol/bulan, 10 botol/bulan dan satu lusin (12

    botol)/bulan, namun pada bulan Desember 2010 sudah ada yang meminta sampai

    2 lusin (24 botol)/bulan.

    Akan tetapi penjualan produk sarabba instan sepertinya belum maksimal

    pada waktu itu. Melihat hal tersebut maka timbul pertanyaan, apakah mungkin hal

    ini disebabkan oleh manajemen pada UPPKS Balla Ratea belum terlalu bagus

    utamanya dalam hal penerapan bauran pemasarannya yang dikenal dengan empat

    (4 P), yaitu Product (Produk), Price (Harga), Promotion (Promosi), Place

    (Tempat)? Di mana bauran pemasaran (marketing mix) merupakan penghubung

    antara produsen dengan konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Sofjan Ansauri

    (1987), bahwa bauran pemasaran merupakan variabel atau kombinasi kegiatan

    yang inti dari suatu sistem pemasaran dan kegiatan ini dapat dikendalikan oleh

    perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.

    Dalam bauran pemasaran yang pertama dilakukan adalah menentukan

    produk seperti yang dilakukan oleh UPPKS Balla Ratea yaitu mereka

    memproduksi sarabba instan, kemudian menentukan ukuran dan harga setiap

    produknya. Setelah itu menentukan sasaran pasar dan melakukan kegiatan

    promosi serta pemasaran.

    Salah satu hal yang bisa mempengaruhi produk suatu perusahaan adalah

    kualitasnya serta cara penyajiannya, di mana masyarakat atau konsumen saat ini

    lebih suka mengkonsumsi makanan dan minuman yang berkualitas namun cepat

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    4/79

    4

    saji dan untuk mendapatkan kualitas yang bagus, maka sudah pasti makanan dan

    minuman tersebut harus bersumber dari bahan baku yang berkualitas pula, seperti

    halnya sarabba instan yang terbuat dari bahan baku yang termasuk dalam

    komoditi biofarmaka yaitu jahe merah yang mempunyai manfaat sebagai obat

    pereda batuk (melegakan tenggorokan), menghangatkan tubuh serta dapat

    meningkatkan stamina.

    Untuk menentukan harga suatu produk, maka hal yang perlu diperhatikan

    adalah biaya variable, biaya tetap, keuntungan yang diharapkan, resiko kerugian

    serta sasaran pasar yang akan dituju, karena tingkat ekonomi masyarakat atau

    calon konsumen berbeda-beda.

    Dalam kegiatan promosi, yang perlu diperhatikan adalah sasaran pasar

    yang akan dituju, serta kemampuan produksi perusahaan, karena jangan sampai

    promosi yang dilakukan oleh pihak perusahaan sudah meluas dan permintaan

    semakin meningkat sementara produsen belum bisa memenuhi semua permintaan

    konsumennya.

    Selain itu, dalam pemasaran atau proses penyaluran produk kepada

    konsumen yang perlu diperhatikan adalah tempatnya, apakah tempat

    pemasarannya strategis atau tidak. Karena salah satu yang menjadi pertimbangan

    seorang konsumen selain kualitas, harga dan manfaat dari suatu produk adalah

    tempat pemasarannya. Walaupun harga jual produk yang dijual di pasar-pasar

    tradisional lebih murah dibandingkan harga jual yang ditawarkan di supermarket

    dan sebagainya, namun karena tempatnya yang lebih mudah didapat dan juga

    lebih bagus, sehingga banyak konsumen yang lebih senang berbelanja ke sana.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    5/79

    5

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah

    di atas, maka masalah pokok yang menarik untuk diteliti adalah:

    a. Bagaimana penerapan bauran pemasaran pada UPPKS Balla Ratea?b. Apa ada hambatan dalam penerapan bauran pemasaran?

    1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:

    a. Mengetahui penerapan bauran pemasaran pada UPPKS Balla Ratea.b.Mengetahui hambatan dalam penerapan bauran pemasaran.

    Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Bahan informasi mengenai bauran pemasaran dalam sebuah perusahaan, baikperusahaan besar maupun industri kecil.

    b. Masukan atau sumber informasi bagi pemerintah terhadap pengolahan hasilpertanian yang diproduksi menjadi minuman tradisional.

    c. Bahan informasi atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungandengan bauran pemasaran.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    6/79

    6

    II.TINJAUAN PUSTAKA2.1.Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

    Menurut Kotler, (1997), bahwamarketing mixmerupakan kombinasi dari

    empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat

    dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin, marketingmixharus selalu dapat

    bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal

    maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor di luar jangkauan perusahaan antara

    lain terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian,

    dan lingkungan sosial budaya. Sedangkan faktor internal adalah variabel-variabel

    yang terdapat dalam marketingmix, yakni :product(produk),price(harga),place

    (tempat atau distribusi), danpromotion(promosi).

    2.1.1.Product(Produk)

    Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

    perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan

    atau kebutuhan, (Philip Kotler, 1993). Sedangkan menurut Ali Hasan (2008),

    bahwa produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan need

    (kebutuhan) atau want(keinginan) target pasar.

    Menurut Soekartawi (1989), bahwa konsep perencanaan penawaran

    produk ada lima, yaitu:

    1.Produk inti (corebenefit), adalah manfaat yang sesungguhnya dibutuhkan danakan dikonsumsi oleh konsumen dari setiap produk.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    7/79

    7

    2. Produk generik adalah produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produkyang paling dasar (rancangan produk minimal dapat berfungsi).

    3.Produk harapan (expectedproduct), adalah produk formal yang ditawarkandengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan

    disepakati untuk dibeli.

    4.Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk yangdilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat

    memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

    5.Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkindikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.

    Menurut Almasdi Syahza (2003), berdasarkan sifatnya produk terbagi atas

    dua yaitu barang dan jasa, dimana barang merupakan produk yang berwujud fisik,

    sehingga bisa dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan

    dan semacamnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya barang dibagi atas dua

    macam, yaitu barang yang tidak tahan lama, yaitu barang yang berwujud yang

    biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian, dengan kata

    lain umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun,

    seperti minuman, makanan ringan, gula, garam dan sebagainya, dan barang tahan

    lama merupakan barang yang umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah

    satu tahun atau lebih, seperti TV, mobil, motor dan sebagainya.

    Sedangkan produk yang kedua yaitu jasa merupakan aktivitas, manfaat

    atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual, seperti bengkel, salon kecantikan,

    lembaga pendidikan dan sebagainya, (Anonim, 2004a).

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    8/79

    8

    Menurut Sudiyono Armand (2004), berdasarkan klasifikasinya, maka

    produk dibagi atas dua yaitu barang konsumsi dan barang industri. Di mana

    barang konsumsi adalah barang produk yang didasarkan pada kebiasaan

    dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah

    tangga). Sedangkan barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh

    industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain

    untuk digunakan secara langsung, juga untuk diubah (untuk diproduksi menjadi

    barang lain kemudian dijual kembali oleh produsen dan untuk dijual kembali oleh

    pedagang tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi), seperti kapas,

    kayu, rotan dan hasil-hasil pertanian lainnya.

    Dilihat dari segi bentuk fisik produk agroindustri ada yang berbentuk

    padat dan adapula yang berbentuk cair. Kedua bentuk ini bila dikaitkan dengan

    tempat penyimpanan, maka ada produk yang dapat disimpan di mana saja dan ada

    pula produk yang cocoknya disimpan pada tempat tertentu, serta memiliki daya

    simpan yang berbeda-beda, begitupun juga dengan waktu beredarnya di pasar.

    Selain itu kemasannya juga bervariasi, ada yang dikemas seperti produk minuman

    yang berisi 350 ml; 600 ml; 1000 ml dan adapula produk yang dikemas dengan

    ukuran seperti pupuk, dengan ukuran 25 kg, 50 kg, industri makanan ada yang

    berukuran 10 gram; 20 gram; 50 gram dan sebagainya, (Soekartawi, 2005).

    2.1.2.Price (Harga)Menurut Philip Kotler (1997), bahwa harga adalah sejumlah uang yang

    konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hak milik produk. Secara

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    9/79

    9

    lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk

    mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.

    Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel,

    dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika

    harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya

    elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan, (Almasdi Syahza, 2003).

    Secara umum, penetapan harga bertujuan untuk mencari laba agar

    perusahaan dapat berjalan. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, tujuan

    mencari laba secara maksimal dalam praktiknya akan sulit dicapai. Oleh karena

    itu, manajemen dapat menetapkan tujuan lain, misalnya tujuan berorientasi pada

    volume (harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume

    penjualan) sebagai strategi mengalahkan atau mengatasi persaingan, tujuan

    stabilisasi harga didasarkan pada strategi menghadapi atau memenuhi tuntutan

    persaingan, demikian juga tujuan berorientasi pada citra melalui program

    diferensiasi produk. Pada hakikatnya, baik penetapan harga tinggi maupun rendah

    bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran

    produk yang ditawarkan, (Anonim, 2004a).

    Menurut Soekartawi (2005), penetapan harga produk per unit perlu

    disesuaikan dengan segmentasi pasar yang ada. Produk yang berharga mahal tentu

    bukan untuk konsumen yang berpendapatan rendah dan begitupula sebaliknya.

    Selain itu harga juga harus disesuaikan dengan ukuran kualitas, daya tahan,

    kemasan dan sebagainya.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    10/79

    10

    Selain itu, perusahaan juga dapat menetapkan suatu harga dengan

    melakukan pendekatan penetapan harga secara umum yang meliputi beberapa

    pertimbangan. Dimana pertimbangan-pertimbangan tersebut ada tiga perangkat,

    yaitu:

    1. Cost-Based Pricing (penetapan harga berdasarkan biaya), Cost-Plus-Pricing

    (penetapan harga biaya plus). Metode ini merupakan metode penelitian harga

    yang paling sederhana, dimana metode ini menambah standar mark-up

    terhadap biaya produk, (Anonim, 2004b).

    2. Value-Based Pricing (penetapan harga berdasarkan nilai). Metode ini

    menggunakan satu persepsi nilai dari pembeli (bukan dari biaya penjualan)

    untuk menetapkan suatu harga, (Ali Hasan, 2008).

    3. Competition-Based Pricing (penetapan harga berdasarkan persaingan) (a)

    Going-rate Pricing (penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku).

    Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang

    memperhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan dapat mengenakan

    harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dari pesaing utamanya. (b)

    Scaled-Bid Pricing (penetapan harga penawaran tertutup). Perusahaan

    menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan hubungan yang kaku atas biaya

    atau permintaan perusahaan, (Anonim. 2004b).

    2.1.3.Promotion(Promosi)Menurut Cravens (1991), bahwapromosi adalah fungsi pemasaran yang

    fokus untuk mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasif

    kepada target audience (pelanggan calon pelanggan) untuk mendorong

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    11/79

    11

    terciptanyan transaksi pertukaran antara perusahaan dan audience. Inti dari

    kegiatan promosi adalah suatu bentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang

    berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, mengingatkan pasar

    sasaran agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan

    oleh perusahaan yang bersangkutan.

    Kegiatan promosi perlu dilakukan secara intensif, karena persaingan yang

    begitu ketat. Menurut Soekartawi (2005), bahwa kegiatan promosi yang lebih

    efektif adalah melakukan komunikasi, baik dengan cara berkunjung ke rumah-

    rumah calon konsumen atau ke instansi, melalui media elektronik (iklan), melalui

    media massa (koran dan majalah) atau dengan cara lain.

    Menurut Sofjan Ansauri (1987), kegiatan promosi dapat dilakukan melalui

    4 cara, yaitu: pertama, personalselling(penjualan personal), merupakan bentuk

    presentasi secara lisan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan

    melakukan penjualan.

    Kedua, sales promotion (promosi penjualan) merupakan kegiatan dan

    komunikasi yang dirancang untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa ke

    target sasaran (calon pelanggan). Salespromotion ini, sangat efektif dalam hal

    menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat, mendramatisasi

    penawaran produk dan mendorong penjualan yang sedang lesu, akan tetapi

    pengaruhnya hanya akan bersifat jangka pendek dan tidak efektif dalam

    membangun preferensi merek jangka panjang, (Anonim, 2004b).

    Ketiga, public relation (hubungan masyarakat) merupakan usaha untuk

    menstimulasi permintaan sebuah produk atau jasa dengan cara menyampaikan

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    12/79

    12

    berita yang signifikan dan bersifat komersial, merancang berbagai program untuk

    mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau setiap produknya.

    Public relation, yang dimaksud untuk membangun dan mempertahankan

    citra perusahaan jangka panjang pada pelanggan, calon pelanggan, pemilik,

    karyawan, serikat pekerja, masyarakat, dan pemerintah, melalui proyek bantuan

    kemanusiaan, partisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan,

    mensponsori tim olahraga, pembiayaan pada karya seni dan penyebaran informasi

    melalui kegiatan pameran, (Ali Hasan, 2008).

    Keempat, direct marketing merupakan sistem pemasaran interaktif yang

    menggunakan satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan berbagai tanggapan

    dan transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi, seperti menggunakan e-mail

    marketing, internet marketingdan sebagainya. Menurut Ali Hasan (2008), bahwa

    kehadiran iklan sebagai alat pemasaran dapat memecahkan dua masalah

    pemasaran, yaitu informasi produk, di mana iklan dapat memberikan informasi

    tentang bauran pemasaran, produk, harga dan manfaat utama yang ditawarkan

    oleh produk, dan iklan juga sering dapat memecahkan masalah tentang persepsi

    kastemer yang keliru terhadap produk dan perusahaan yang memasarkannya.

    Iklan dapat digunakan untuk membantu mengubah atau meluruskan persepsi atau

    meningkatkan citra perusahaan.

    2.1.4.Place(Tempat atau Distribusi)Tempat atau distribusi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan

    perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk

    konsumen sasaran, (Anonim, 2009c).

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    13/79

    13

    Menurut Muhammad Firdaus (2007), bahwa keputusan penentuan lokasi

    dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan

    pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada

    pelanggan dan di mana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan

    karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat di mana akan

    diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat

    sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang

    terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau

    dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan

    lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.

    Karena dalam segmentasi pasar, ada yang dikenal sebagai segmentasi

    berdasarkan lokasi. Salah satu contohnya adalah, sayur yang sama ada yang dijual

    di pasar dan adapula yang dijual di supermarket. Harga produk yang dijual di

    supermarket tiga kali lipat bila dibandingkan dengan harga pasar, namun

    konsumen tetap membeli di supermarket, karena lokasinya yang strategis

    (convenience to buy), (Soekartawi, 2005).

    Sebagai salah satu variabel marketing mix, place/distribusi mempunyai

    peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan

    produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang

    dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat,

    (Anonim, 2004a). Karena menurut Muhammad Firdaus (2007) saluran distribusi

    (cara untuk menyalurkan produk kita agar sampai ke konsumen) antara barang

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    14/79

    14

    konsumsi dengan barang industri sedikit berbeda, hal ini disebabkan oleh jenis

    barangnya yang berbeda.

    Menurut Ali Hasan (2008), bahwasaluran distribusi barang konsumsi ada

    sembilan, yaitu: produsen - konsumen, produsen pesanan melalui pos

    konsumen, produsen toko sendiri konsumen, produsen pengecer dengan

    mobilkonsumen, produsenpengecerkonsumen, produsenpedagang besar

    pengecer konsumen, produsen agen pedagang besar- pengecer

    konsumen, produsen cabang pabrik pedagang besar pengecer konsumen,

    dan produsencabang pabrik (dimiliki oleh pabrik langsung)pedagang besar

    pengecerkonsumen.

    Sedangkan saluran distribusi barang industri menggunakan empat saluran

    untuk mencapai pemakai industri (konsumen), yaitu: produsenpemakai industri,

    pabrik agen pemakai industri, produsen distributor industri pemakai

    industri, produsen agen distributor industri pemakai industri, (Muhammad

    Firdaus 2007).

    2.2. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle atau PLC)

    Hasil penjualan produk dan laba yang didapatkan oleh sebuah perusahaan

    dari pemasaran suatu produk berubah-ubah pada waktu yang berbeda-beda.

    Perkembangan hasil penjualan dan laba suatu produk yang dikaitkan dengan

    perkembangan waktu, dapat dianalisis dalam siklus usaha produk. Dengan

    mempelajari siklus hidup produk dapat diperkirakan permasalahan yang dihadapi

    dalam pemasaran suatu produk, sehingga dapat dirumuskan rencana pemasaran

    produk tersebut secara lebih baik, (Almasdi Syahza, 2003).

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    15/79

    15

    Siklus hidup produk terbagi atas lima tahap, yaitu tahap pengembangan,

    tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap pematangan dan tahap penurunan,

    (Anonim, 2004a).

    2.2.1. Tahap Perkembangan

    Tahap pengembangan adalah periode pelaksanaan analisis pasar. Pada fase

    ini strategi produk serta strategi pasar sama-sama dikembangkan. Tidak ada

    pendapatan yang dihasilkan, tetapi banyak pengeluaran untuk mengembangkan

    produk dan pasar. Misalnya dalam periode ini makanan ikan yang baru diteliti,

    diformulasi dan diuji sambil mengadakan perencanaan untuk memperkenalkannya

    di pasar, (Anonim, 2004b).

    2.2.2. Tahap Perkenalan

    Menurut Philip Kotler (1993), bahwa tahap perkenalan adalah periode

    peluncuran pertama produk baru di pasar. Produk sama sekali belum dikenal

    pasar, sehingga diperlukan waktu untuk menyebarkan produk ke beberapa pasar

    dan mengisi saluran penjual. Hal yang perlu dilakukan produsen sehubungan

    dengan produk barunya adalah melakukan promosi dengan cara

    menginformasikan kepada pembeli potensial akan adanya produk baru dan belum

    dikenal, membujuk calon konsumen untuk mencoba produk tersebut dan

    mengamankan distribusi ke pedagang pengecer.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    16/79

    16

    2.2.3. Tahap Pertumbuhan

    Tahap pertumbuhan adalah periode perkembangan/ekspansi secara cepat.

    Tahap ini ditandai dengan peningkatan yang cepat dalam penjualan. Pemakai awal

    menyukai produk tersebut dan konsumen mayoritas mulai membeli produk itu,

    sehingga penjualan dapat meningkat dengan cepat, (Muhammad Firdaus, 2007).

    Menurut Ali Hasan (2008), bahwa pada posisi ini harga dan laba

    cenderung bertahan atau naik sedikit, karena perusahaan masih berusaha memikat

    pelanggan. Setelah distribusi diperluas, pasar produk makin luas dan laba

    meningkat cepat karena biaya tetap per unit makin kecil. Kenaikan harga tersebut

    dapat mengundang pesaing baru. Ia tertarik untuk memasuki pasar, karena tertarik

    dengan kesempatan produksi dan laba yang diperoleh. Mereka juga ikut

    memperkenalkan produk baru dan memperluas toko distribusi. Oleh karena itu,

    keterbatasan pasar dan kehadiran produk baru akan memperlambat pertumbuhan

    dan memperkecil tingkat kenaikan laba.

    2.2.4. Tahap Pematangan

    Tahap pematangan ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang lambat

    atau mungkin agak menurun karena pasar mulai jenuh. Kemunduran tingkat

    penjualan mengakibatkan kelebihan kapasitas dalam industri. Kelebihan industri

    ini mendorong semakin ketatnya persaingan. Mereka sering terlibat dalam

    penurunan harga dan penetapan harga di luar daftar. Pada akhirnya, industri terdiri

    atas pesaing yang kokoh dengan dorongan dasar untuk memperoleh keuntungan

    kompetitif, (Almasdi Syahza, 2003).

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    17/79

    17

    Banyak kegiatan pemasaran dirancang untuk memperpanjang tahap

    pematangan dengan mempertahankan volume penjualan dan jumlah laba.

    Persaingan ketat karena para pesaing memperebutkan pangsa pasar (market

    share), biasanya dengan menggunakan harga sebagai senjata. Perusahaan

    berusaha meningkatkan mutu produk dengan mengubah rancangan, menambah

    unsur-unsurnya, iklan baru, mengembangkan reklame, dan insentif promosi.

    Tahap ini diakhiri dengan penurunan laba perusahaan yang cukup besar, (Anonim

    2009c).

    2.2.5. Tahap Penurunan

    Menurut Philip Kotler (1997), bahwa tahap ini ditandai dengan penurunan

    penjualan, baik secara lambat atau cepat atau bahkan penjualan nol. Penjualan

    menurun karena perkembangan teknologi, perubahan selera konsumen,

    pengembangan produk pengganti baru, atau meningkatnya persaingan, sehingga

    memicu terjadinya perang harga.

    Penurunan penjualan yang terus menerus dapat mempercepat kematian

    produk yang bersangkutan. Beberapa perusahaan mungkin menarik diri dari pasar,

    sedangkan yang masih bertahan mengurangi biaya pemasaran sampai pada

    akhirnya produk mungkin akan hilang dari peredaran, (James dan Charles, 1986).

    2.3. Kerangka Pemikiran

    Setiapperusahan, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil pasti

    diharapkan agar tetap bertahan dan dapat memberikan profityang banyak kepada

    pemiliknya. Oleh karena itu, dalam hal ini yang paling penting adalah

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    18/79

    18

    perencanaan. Perencanaan sangat diperlukan untuk mengikuti perkembangan dan

    menghadapi persaingan yang semakin ketat dimasa yang akan datang. Tanpa

    perencanaan, sebuah organisasi mungkin akan melakukan cara-cara yang ekstrem

    untuk menghindari kerugian atau mempertahankan kelangsungan hidupnya.

    Perencanaan yang baik akan membimbing kegiatan dalam setiap tahapan yang

    seharusnya dilakukan oleh manajer atau produsen dalam memenuhi kebutuhan

    dan keinginan pasar sasaran, hal ini sesuai dengan pendapat Ali Hasan (2008),

    bahwa dengan perencanaan pemasaran yang tepat, seorang manajer akan mampu

    memperpanjang nilai bagi seumur hidup pelanggan, agar mereka menjadi setia

    (loyal customer lifetime value).

    Seperti juga halnya pada perusahaan UPPKS Balla Ratea yang masih

    berskala industri mikro, supaya perusahaan ini dikenal oleh lapisan masyarakat

    atau konsumen serta dapat bertahan hidup, maka salah satu hal penting yang harus

    diperhatikan adalah penerapan bauran pemasaran. Di dalam bauran pemasaran,

    sebelum produk kita sampai ditangan konsumen, ada empat variable yang harus

    kita perhatikan, yaitu pertama, kita harus menentukan produk apa yang

    dibutuhkan oleh konsumen; kedua, menetapkan harga produk; ketiga, melakukan

    kegiatan promosi; dan yang keempat, adalah kita harus mengetahui di mana,

    siapa dan kapan produk tersebut dibutuhkan oleh konsumen. Dan untuk lebih

    jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 1.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    19/79

    19

    Penerapan Bauran Pemasaran

    Gambar 1. Kerangka Pikir Penetapan Bauran Pemasaran pada UPPKS Balla Ratea

    Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

    UPPKS Balla Ratea

    Menentukan

    Tempat

    Konsumen/Pasar

    Sasaran

    Metode PromosiPenetapan HargaPenetapan

    Produk

    Sarabba Instan

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    20/79

    20

    III.METODE PENELITIAN3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada UPPKS Balla Ratea, yang bertempat di Jl.

    Pelita No.74 Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, yang dimulai

    pada bulan Mei sampai pada bulan Juni 2012.

    3.2. Pendekatan Penelitian

    Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode Rapid Rural

    Appraisal (RRA), yaitu suatu pendekatan partisipatif untuk mendapatkan

    data/informasi dan penilaian (assesment) secara umum di lapangan dalam waktu

    yang relatif pendek. Pengumpulan informasi dan data dilakukan secara FGD

    (Fokus Group Discussion) yaitu memusatkan kepada diskusi atau wawancara

    mendalam dan wawancara biasa dengan kata lain tidak terikat secara kaku dengan

    kuisioner.

    3.3. Jenis Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

    a. Data primer, merupakan data yang didapat dari hasil wawancara denganpihak perusahaan, baik itu dengan manajernya maupun dengan karyawan-

    karyawannya.

    b.Data sekunder adalah data yang telah diolah lebih disajikan oleh pihakperusahaan, yaitu sejarah berdirinya UPPKS Balla Ratea.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    21/79

    21

    3.4. Teknik Pengambilan Data

    Metode pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu

    penggunaan data primer dengan cara observasi dan wawancara (kepada manajer

    perusahaan serta karyawan) dan melakukan penelusuran berbagai kepustakaan

    yang relevan dengan tujuan penelitian, serta penggunaan data sekunder, yaitu data

    primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul

    data primer atau pihak lain, dalam bentuk tabel, diagram dan sebagainya.

    3.5. Analisis Data

    Data yang terkumpul akan ditabulasi dan selanjutnya dianalisis dengan

    analisis:

    a. Analisis deskriptif kualitatifHasil dari analisis ini akan memberikan gambaran secara deskriptif

    tentang bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan tersebut, serta

    hambatan-hambatan yang ada pada setiap penetapan bauran pemasaran

    (Husein Umar, 1997). Namun khusus untuk kegiatan promosi, maka analisis

    yang digunakan adalah analisis AIDCA (Aware (sadar) Interest (tertarik)

    Desire (berhasrat) Conviction (sangat yakin) Action (aksi konsumen)),

    (Hadari dan Martini, 1991).

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    22/79

    22

    IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    4.1. Deskripsi Perusahaan UPPKS Balla Ratea

    Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) berdiri pada

    bulan Januari tahun 2007 dengan nama Mawar. UPPKS Mawar ini didirikan

    oleh Dra. Hajirah dengan jumlah anggota 18 orang, dengan dilandasi keinginan

    untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Gowa

    khususnya bagi perempuan dalam rangka pengembangan Industri Rumah Tangga

    (IRT) yang pengelolaannya sangat sederhana. Dan untuk mendapatkan perhatian

    pemerintah yang mengharuskan usaha dalam bentuk kelompok.

    Pada produksi pertamanya, kelompok ini hanya memproduksi sebanyak 5

    botol dengan ukuran 330 ml dan produknya dipasarkan di lingkungan sendiri dan

    masih dalam tahap perkenalan. Selain memproduksi sarabba kelompok UPPKS

    Balla Ratea juga memproduksi makanan khas Makassar lainnya, seperti baruasa,

    putu kacang dan langkoseng kacang.

    Pada awal tahun 2008 UPPKS Mawardiganti dengan nama kelompok

    yang baru, yaitu UPPKS Balla Ratea. Balla Ratea ini merupakan bahasa

    Makassar yang artinya Rumah Atas. Nama ini dipilih dengan alasan bahwa

    nama Mawar sudah banyak yang gunakan, sementara balla ratea sangat cocok

    untuk dijadikan nama penggantinya, karena sesuai dengan usaha yang dijalankan

    yaitu minuman tradisional yang diproduksi di sebuah rumah panggung (rumah

    atas) di Desa yang masih sangat kental adat dan rasa persaudaraannya, yaitu Desa

    Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    23/79

    23

    Dalam rangka pengembangan usaha, pemerintah memberikan bantuan

    melalui Dinas Koperasi, Pemberdayaan Perempuan dan BKKBN, berupa insentif

    untuk membeli botol dan label produk, sehingga Sarabba Instan dijual dengan

    menggunakan botol dan label, meskipun labelnya belum paten. Pertengahan

    tahun 2008 kemasan dan lebelnya sudah mulai diperbaiki.

    Tahun 2009 UPPKS Balla Ratea sudah mendapatkan izin produksi dengan

    nomor izin 503/60/SITU/IIIA/2009 dan sertifikat produksi pangan UPPKS

    dengan nomor P-UPPKS No. 213710602113, serta sertifikat halal dengan No.

    06120003260210. Sejak itu, kemasannya sudah mulai dilengkapi dengan hiasan

    yang terbuat dari anyaman daun lontar.

    Pada tahun 2010 jumlah produksinya juga sama dengan tahun 2011 dan

    2012, yaitu sebanyak 1.000 sampai 1.200 botol. Hasil produksinya tidak

    mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hambatan, salah satu di

    antarannya adalah bahan baku yang kurang.

    Produk sarabba instan dipasarkan di pusat ole-ole Makassar, warkop-

    warkop, caf, dan sebagainya. Selain itu juga di pasarkan ke luar Sulawesi

    Selatan, seperti Jawa, Bali, Ambon, Jakarta, Palu, Kendari, Surabaya dan

    sekitarnya. Modal yang digunakan Rp. 22.571.378,-/bulan dan penjualan

    mencapai Rp. 30.000.000/bulan.

    Dari hasil penjualan tersebut, sebagian besarnya perusahaan berikan

    sebagai kontribusi kepada ibu-ibu rumah tangga yang bergabung untuk

    meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya. Di mana sesuai dengan visi

    berdirinya UPPKS Balla Ratea, yaitu meningkatkan kualitas dan taraf hidup

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    24/79

    24

    masyarakat Gowa khususnya bagi kaum perempuan, maka setelah UPPKS Balla

    Ratea berproduksi, perusahaan ini memang betul-betul menyediakan lapangan

    kerja serta membantu karyawannya dalam hal meningkatkan kesejahteraannya. Di

    mana kontribusi yang diberikan UPPKS Balla Ratea kepada seluruh karyawannya

    dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Rumah Tangga yang Bergabung dengan UPPKS Balla Ratea

    Berdasarkan Umur dan Tanggungan Keluarga 2012

    Sumber : Data Sekunder UPPKS Balla Ratea, 2012

    No. NamaUmur

    (Tahun)

    Jumlah

    Tanggungan

    Keluarga (Orang)

    Kontribusi (%)

    1. Dra. Hajirah 37 1 8,51

    2. Kasturi 30 3 8,51

    3. Widyawati, S.Pt 32 4 8,51

    4. Hasniah 30 3 4,96

    5. Yusmi Taha 29 4 4,966. Hatijah 37 4 4,96

    7. Rahmatiah 30 3 4,96

    8. Nuraeni 29 4 4,96

    9. Hasnah 31 3 4,96

    10. Halimah 32 3 4,96

    11. Hamsinah 31 3 4,96

    12. Radiah 34 3 4,96

    13. Ratna Rahim 30 3 4,96

    14. Pida 36 5 4,96

    15. Dg. Tino 36 4 4,96

    16. Dg. Rannu 33 3 4,96

    17. Dg. Jintu 35 5 4,96

    18. Supiana 29 5 4,96

    Jumlah 581 63 100,00

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    25/79

    25

    Tabel 1 menunjukkan jumlah keluarga yang bergabung pada UPPKS

    Balla Ratea. Di mana yang bergabung adalah sebanyak 18 keluarga dengan

    jumlah tanggungan keluarga secara keseluruhan adalah sebanyak 63 orang. Serta

    menunjukkan jumlah kontribusi yang diberikan kepada karyawan UPPKS Balla

    Ratea, dimana kontribusi tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga

    dari setiap karyawannya. Karena ada beberapa karyawannya yang sebelum

    bergabung hanya mendapatkan sebesar Rp. 250.000,- sampai Rp. 400.000,-/bulan,

    bahkan ada 2 orang karyawannya yang sebelum bergabung memang belum

    mempunyai pekerjaan sama sekali. Namun setelah mereka bergabung di UPPKS

    Balla Ratea, pendapatan mereka jadi lebih meningkat. Ketua kelompok atau

    manejer serta sekretaris dan bendahara masing-masing menerima kontribusi

    sebesar Rp. 900.000,-/bulan sedangkan karyawan lainnya menerima kontribusi

    masing-masing sebesar Rp. 525.000,-/bulan.

    Berdasarkan Tabel 1 juga dapat diketahui, bahwa jumlah pendapatan

    keluarga wanita yang paling tinggi dalam setiap bulannya adalah rata-rata

    mendapatkan 8,51%/bulan dan yang paling rendah adalah 4,96%/bulan. Untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

    4.2. Visi dan Misi Terbentuknya UPPKS Balla Ratea

    Visi merupakan sebuah pandangan ke depan yang hendak dicapai. Visi ini

    merupakan cara pandang jauh ke depan, ke mana pribadi harus dibawa agar dapat

    eksis, antisipatif dan inovatif. Selain itu, visi juga dikatakan sebagai suatu

    gamabaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh

    suatu organisasi, (Anonim, 2010).

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    26/79

    26

    Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan suatu organisasi dan

    sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu

    fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya dan

    bagaimana melakukannya. Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh

    organisasi, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan

    yang diharapkan. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai

    dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui peran

    dan program-programnya, serta hasil yang akan diperoleh di masa mendatang,

    (Anonim, 2010).

    Adapun visi dari terbentuknya kelompok UPPKS Balla Ratea adalah:

    - Meningkatkan kualitas/taraf hidup masyarakat Gowa khususnya perempuandalam rangka pengembangan industri rumah tangga yang pengelolaannya

    sangat sederhana.

    - Melihat semua makanan dan minuman khas Sulawesi khususnya sarabbamenjadi makanan dan minuman sehari-hari (membudayakan makanan dan

    minuman khas Sulawesi).

    Adapun misi dari perusahaan UPPKS Balla Ratea, adalah sebagai berikut:

    - Menigkatkan kualitas dan kuantitas produk, sehingga konsumen tetapmenyukai produk tersebut.

    - Mengubah alat yang digunakan dalam pengolahannya dari manual menjadimodern supaya proses produksinya cepat.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    27/79

    27

    - Menyiapkan kedai mobil yang dapat mengambil produk-produk yang tidakbisa dipasarkan oleh pengusahanya disetiap kantor-kantor khususnya di

    Makassar.

    - Menambah jumlah tenaga kerja dan meningkatkan kerja profesional, supayausaha tetap berjalan dengan lancar.

    Tabel 2. Program Kerja UPPKS Balla Ratea di Kecamatan Pallangga Kabupaten

    Gowa Periode 2012.

    No Jenis Kegiatan LokasiPenanggung

    JawabKeterangan

    1 Produksi Sarabba Rumah Ketua

    & Anggota

    Ketua

    kelompok

    2 Penjualan ProduksiPesanan &

    Jajanan

    Pengurus/Ang

    gota

    3 Rapat PengurusRumah Ketua

    Kelompok

    Ketua

    kelompok

    4 PembinaanKelompok

    Rumah

    Anggota

    Kelompok

    Pembina

    Kelompok

    5Pembenahan

    AdministrasiRumah Ketua

    KelompokPengurus

    6 Pembentukan Arisan BPMKetua

    kelompok

    7 Pengajian Triwulan BPMKetua

    kelompok

    8Penyuluhan/Pertemu

    an

    Rumah Ketua

    Kelompok

    Instansi

    Terkait9 Mengikuti Pameran BPM

    Ketua

    kelompokDisesuaikan

    10Pengembangan

    ProduksiBPM

    Ketua

    kelompokDisesuaikan

    11 Perayaan/Peringatan

    Hari Raya

    BPM

    Ketua

    Kelompok &

    Anggota

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    28/79

    28

    Tujuan pada setiap bagian (bidang) dalam perusahaan perlu ditetapkan

    agar dapat dijadikan sebagai pedoman untuk beraktivitas demi mencapai tujuan

    perusahaan secara maksimal. Adapun misi dari setiap bidang perusahaan adalah

    sebagai berikut:

    Pimpinan perusahaan merupakan ahli strategi yang memastikan bahwa

    sasaran organisasi akan dapat tercapai. Dalam hal ini perubahan sosial, inovasi

    teknologi dan meningkatnya kompetisi merupakan tantangan yang harus dihadapi

    oleh setiap pemimpin. Oleh karena itu, sangat dituntut bahwa pemimpin

    hendaknya memiliki talenta yang tinggi. Misi dari pimpinan perusahaan di sini

    yaitu mengatur semua sumber daya perusahaan dalam mencapai keuntungan,

    sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

    Pengadaan produksi ini sangat penting dalam perusahaan, karena dengan

    adanya bagian ini, maka semua bahan baku yang dibutuhkan dalam suatu

    perusahaan dapat diperoleh. Adapun misi dari bagian pengadaan bahan baku,

    yaitu mengatur pasokan bahan baku agar selalu lancar, demi kelancaran kegiatan

    produksi.

    Produksi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu

    perusahaan. Apabila produksi dalam perusahaan ini terhenti, maka otomatis

    kegiatan dalam perusahaan tersebut akan terhenti pula. Misi dari bagian produksi

    ini, yaitu memproduksi Sarabba Instan dengan kualitas dan kuantitas yang

    baik agar dapat memenuhi keinginan konsumen.

    Hasil produksi Sarabba Instan selanjutnya dipasarakan. Kepuasan

    pelanggan dalam kegiatan pemasaran ini sangatlah diperhatikan dengan harapan

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    29/79

    29

    bahwa konsumen akan tertarik untuk tetap membeli produk yang dihasilkan,

    sehingga perusahaan akan memperoleh laba. Adapun misi dari bagian pemasaran

    ini, yaitu meningkatkan volume penjualan dan memperluas wilayah pemasaran.

    Namun semua itu tidak akan terlaksana apabila tidak ditunjang dengan

    promosi, karena pada dasarnya kegiatan promosi adalah merupakan hal yang

    sangat penting dalam kegiatan pemasaran, karena adanya kegiatan inilah sehingga

    konsumen jadi tahu bahwa ternyata sekarang sudah ada sarabba instan yang bukan

    hanya berbentuk bubuk saja, tetapi sudah ada yang berbentuk cair.

    Selain dari pada itu, hal yang sangat penting adalah struktur organisasi

    untuk menunjukkan kedudukan, tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda

    pada setiap tenaga kerja yang terlibat dalam perusahaan untuk mencapai sasaran

    yang diinginkan. Struktur organisasi yang dikembangkan kiranya dapat membantu

    perusahaan mencapai tujuan tersebut. Adapun struktur organisasi pada UPPKS

    Balla Ratea dapat dilihat pada Gambar 2.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    30/79

    30

    :

    Gambar 2. Struktur Organisasi UPPKS Balla Ratea Kecamatan Pallangga

    Kabupaten Gowa, 2012.

    Gambar 2 dapat dilihat bahwa struktur organisasi di perusahaan UPPKS

    Balla Ratea, terdiri dari pimpinan perusahaan yang dipegang oleh Dra. Hajira.

    Selain sebagai pemimpin perusahaan, ibu Hajira juga ikut serta merangkap dalam

    semua bagian yaitu bagian pengadaan bahan baku, bagian produksi, promosi dan

    bagian pemasaran. Hal ini terjadi, karena kurangnya tenaga kerja yang ada dalam

    KETUA UMUM

    Dra. HAJIRAH

    SEKRETARIS

    KASTURI

    BENDAHARA

    WIDYAWATI, S.Pt.

    PENGADAAN BAHAN BAKU

    1.HASNIAH2.YUSMI TAHA

    PRODUKSI

    1.HATUA2.RAHMATIA3.NURAENI4.RADIAH5.RATNA RAHIM6.PIDA7.DG TINO8.DG RANNU9.DG JINTU

    LABELING

    1.HAMSINAH2.SUPIANA

    PENGEMASAN

    1.HASNAH2.HALIMAH

    PROMOSI

    4 ORANG KARYAWAN LEPAS

    DAN HAJIRAH

    PEMASARAN

    4 ORANG KARYAWAN LEPAS

    DAN HAJIRAH

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    31/79

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    32/79

    32

    Luas lahan yang dimiliki oleh UPPKS Balla Ratea adalah 98 m. Lahan

    tersebut terdiri atas beberapa bangunan. Bangunan tersebut berupa ruang produksi

    dengan luas 4 x 5 m. Tempat produksi dibuat sengaja lebih luas dibandingkan

    dengan ruangan lainnya, agar para karyawan lebih bebas untuk bergerak dan

    membuat produk. Selain ruang produksi, terdapat ruangan yang letaknya

    berdampingan dengan ruang produksi yaitu ruang pencucian dengan luas 3 x 3 m

    dan juga terdapat toilet yang memiliki luas 2 x 3 m, tempat pengemasan memiliki

    luas 3 x 5 m dan tempat penyimpanan letaknya berdampingan dengan ruang

    pengemasan memiliki luas 3 x 3 m, ruang pimpinan terletak di dalam kantor

    dengan luas 3 x 3 m dan kantor memiliki luas 5 x 6 m. Kantor sengaja dibuat

    lebih luas karena kantor juga digunakan untuk menemui pelanggan dan sebagai

    tempat bertransaksi.

    Harapan yang diinginkan ibu Hajira ke depannya adalah meningkatkan

    kualitas dan kuantitas produknya, menambah luas area produksinya serta

    memperluas jaringan kerjanya supaya pemasaran Sarabba Instan dapat

    mencapai taraf internasional.

    4.4. Sumber Daya Manusia

    Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam organisasi

    yang memegang peranan yang sangat besar sebagai salah satu sumber keunggulan

    kompetitif dan elemen kunci untuk meraih kesuksesan dalam bersaing dan

    mencapai tujuan organisasi, karena tanpa adanya sumber daya manusia, maka

    kegiatan tidak akan terlaksana.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    33/79

    33

    Tabel 3. Sumber Daya Manusia pada UPPKS Balla Ratea di Desa Taeng

    Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, 2012

    No. Jabatan Status PendidikanJumlah

    (Orang)

    1. Pimpinan Tetap S1 1

    2. Sekretaris Tetap SMA 1

    3. Bendahara Tetap S1 1

    4. Bagian Pengadaan Bahan Baku Tetap SMA 2

    5. Bagian Produksi Tetap SMP 9

    6. Bagian Pengemasan Tetap SMA 2

    7. Labeling Tetap SMA 2

    8. Bagian Promosi TetapS1 1

    9. Bagian PemasaranTetap

    S1 1

    Total 28

    Sumber: Data Sekunder UPPKS Balla Ratea, 2012

    Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa dalam UPPKS Balla Ratea ini,

    memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari pimpinan 1 orang, bagian

    pengadaan bahan baku 2 orang, bagian produksi 9 orang, bagian pengemasan 2

    orang, bagian labeling 2 orang dan bagian promosi 1 orang karyawan tetap,

    begitupun juga dengan yang berada di bagian pemasaran, 1 orang karyawan tetap.

    Selain karyawan tetap terdapat pula 4 orang karyawan atau tenaga kerja lepas

    yang bertugas untuk melakukan kegiatan promosi sekaligus memasarkan sarabba

    instan. Tenaga kerja lepas tersebut tidak digaji oleh perusahaan, tetapi mereka

    mendapatkan potongan dari hasil penjualannya sebesar 5 % sampai 10 % /

    botol. Jadi karyawan lepas memperoleh pendapatan dari diskon hasil penjualan,

    besarnya pendapatan yang diperoleh tergantung dari jumlah sarabba yang terjual.

    Dalam merekrut tenaga kerja, perusahaan ini tidak menggunakan tes

    secara formal, tetapi hanya melihat kemampuan atau keahlian dari pelamar, yaitu

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    34/79

    34

    mampu bekerja dan terampil dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

    Karyawan yang bekerja pada UPPKS Balla Ratea terkadang bekerja 5-7 jam/hari.

    Karyawan mulai bekerja pada pukul 10.00 WITA dan biasanya selesai pada pukul

    17.00 WITA. Lamanya waktu kerja juga tergantung dengan banyaknya pesanan.

    Semakin banyak pesanan, maka waktu kerja mereka semakin lama. Menurut

    karyawan di perusahaan tersebut, bahwa mereka mulai bekerja saat semua

    pekerjaan rumahnya selesai, utamanya dalam mengurus anak-anak mereka dan

    juga suami-suami mereka yang akan pergi mencari nafkah untuk keluarganya.

    Pada dasarnya gaji karyawan pada UPPKS Balla Ratea tidak menentu

    setiap bulannya. Karena sampai saat ini bahan bakunya belum bisa memenuhi

    kebutuhan produksi perusahaan, maka kegiatan produksi di perusahaan tersebut

    tidak kontinyu. Sehingga pihak perusahaan memberikan gaji kepada karyawannya

    sebesar Rp. 5000,-/jam/orang.

    4.5.Sumber Daya Peralatan

    Sumber daya peralatan adalah alat dan mesin yang dimiliki oleh

    perusahaan untuk menjalankan kegiatan produksi-produksi maupun distribusi.

    Peralatan tersebut mencakup peralatan operasional maupun peralatan produksi. Di

    mana jenis, jumlah dab harga alat tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    35/79

    35

    Tabel 4. Jumlah dan Harga Peralatan Dapur pada UPPKS Balla Ratea di

    Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, 2012

    No. Nama AlatJumlah Alat

    (Buah/Unit)

    Harga

    Satuan (Rp)Nilai (Rp)

    1 Kompor Gas 3 240.000 720.000

    2 Tabung Gas 3 250.000 750.000

    3 Selang Gas 3 15.000 45.000

    4 Regulator 3 50.000 150.000

    5 Baskom 7 30.000 210.000

    6 Panci 4 70.000 280.000

    7 Ember 3 30.000 90.000

    8 Pisau 12 3.000 36.000

    9 Sendok Kecil 12 2.000 24.000

    10 Sendok Pengaduk 4 4.000 16.000

    11 Saringan 3 7.000 21.000

    12 Gelas Ukur 6 38.000 228.000

    13 Cerek 3 25.000 75.000

    14 Timbangan 2 120.000 240.000

    15 Sikat Cuci 5 3.000 15.000

    16 Blender 3 375.000 112.5000

    17 Blender (Kap. 20 kg/Jam) 1 8.000.000 8.000.00018 Kompor Biogas 1 19.500.000 19.500.000

    19 Panci (Ukuran 20 L) 1 2.000.000 2.000.000

    20 Mesin Pemotong Bahan Baku 1 12.500.000 12.500.000

    JUMLAH 80 43.262.000 46.025.000Sumber :Data Sekunder UPPKS Balla Ratea, 2012

    Tabel 4 menggambarkan sarana dan prasarana yang ada pada UPPKS

    Balla Ratea Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Adapun

    penjelasan dari peralatan-peralatan tersebut di atas adalah sebagai berikut:

    Kompor gas merupakan alat yang digunakan untuk memasak dengan

    menggunakan tabung gas sebagai penghasil api. Kompor gas yang dimiliki

    perusahaan UPPKS Balla Ratea sebanyak 3 buah. Kompor gas ini digunakan

    untuk memasak semua bahan baku yang telah dicampur guna membuat Sarabba

    Instan.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    36/79

    36

    Baskom ini digunakan untuk mencuci bahan baku sebelum memasak

    bahan baku tersebut. Baskom yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea

    sebanyak 7 buah.

    Panci adalah alat untuk memasak atau merebus. Panci tersebut terbuat

    dari besi aluminium maupun stain less. Panci yang digunakan oleh UPPKS Balla

    Ratea sebanyak 4 buah. Panci ini digunakan untuk merebus atau memasak semua

    bahan baku pembuatan Sarabba Instan.

    Pisau yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea berjumlah 24

    buah, pisau ini digunakan untuk memotong atau mengupas bahan baku, yaitu jahe.

    Tabung gas merupakan alat yang dipakai untuk menyimpan gas yang

    dibutuhkan dalam pemakaian kompor gas. Adapun jumlah tabung gas yang

    dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea sebanyak 3 buah.

    Selang gas merupakan alat yang dipakai untuk menghubungkan antara

    kompor gas dengan tabung gas, sehingga gas yang berada dalam tabung gas dapat

    tersalur sampai ke kompor gas. Adapun jumlah selang yang dimiliki oleh UPPKS

    Balla Ratea adalah 3 buah.

    Regulator merupakan alat yang digunakan bersama dengan kompor gas,

    selang gas dan tabung gas. Alat ini berfungsi untuk menyambungkan antara gas

    dengan selang gas serta berfungsi untuk mengatur gas yang masuk ke kompor gas.

    Regulator yang dimiliki UPPKS Balla Ratea adalah sebanyak 3 buah.

    Ember merupakan alat yang digunakan untuk mencuci bahan baku dan

    digunakan bersama dengan baskom, dengan jumlah alat ini sebanyak 3 buah.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    37/79

    37

    Sikat cuci merupakan alat yang digunakan untuk menyikat jahe, supaya

    kotoran-kotoran yang menempel hilang. Sikat cuci ini berjumlah 5 buah.

    Sendok pengaduk yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea

    sebanyak 4 buah. Sendok pengaduk ini terbuat dari batang kelapa dan diguakan

    untuk mengaduk bahan baku yang dimasak dalam pembuatan Sarabba Instan,

    agar campuran adonannya rata.

    Saringan yang dimiliki perusahaan Balla Ratea sebanyak 3 buah, saringan

    ini digunakan pada saat sarabba selesai dimasak untuk menyaring sisa-sisa ampas

    dari jahe, supaya sarabba bebas dari ampas.

    Timbangan digunakan untuk melakukan pengukuran massa dari bahan

    baku yang digunakan untuk membuat Sarabba Instan. Timbangan ini berjumlah

    2 buah.

    Gelas ukur digunakan untuk mengukur santan yang akan dicampur dengan

    jahe dan gula merah. Selain itu, gelas ukur ini juga digunakan untuk mengukur

    berapa banyak sarabba yang akan dimasukkan ke dalam kemasan (botol plastik).

    Gelas pengukur ini berjumlah 6 buah.

    Sendok digunakan untuk mengukur sarabba, sendok ini berjumlah 12 buah

    atau 1 lusin. Cerek merupakan tempat air minum, cerek ini digunakan untuk

    memasukkan sarabba ke dalam kemasan botol plastik, supaya proses

    pengemasannya lebih mudah dilakukan. Cerek ini berjumlah 3 buah.

    Blender (mesin penggiling) digunakan untuk menggiling jahe yang telah

    dibersihkan. Penggilingan ini dilakukan supaya memudahkan dalam penyaringan,

    alat ini berjumlah 3 buah.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    38/79

    38

    Ada 4 buah alat baru yang belum pernah digunakan dan baru akan

    digunakan setelah pabriknya selesai, yaitu blender dengan kapasitas 20kg/jam,

    tabung biogas, panci ukuran 20 liter dan mesin pemotong bahan baku.

    Untuk mengetahui jumlah peralatan kantor yang ada pada UPPKS Balla

    Ratea, maka dapat dilihat pada Tabel 5.

    Tabel 5. Jumlah dan Harga Peralatan Kantor pada UPPKS Balla Ratea di

    Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, 2012.

    No. Nama AlatJumlah

    Alat

    (Buah/Unit)

    Harga

    Satuan (Rp)Nilai (Rp)

    1 Komputer 1 4.500.000 4.500.000

    2 Printer 1 1.200.000 1.200.000

    3 Meja Kantor 1 800.000 800.000

    4 Kursi 1 200.000 200.000

    5 Rak Buku (Lemari) 1 325.000 325.000

    6 Telepon 1 500.000 500.000

    7 Lemari Produk 1 450.000 450.000

    JUMLAH 7 7.975.000 7.975.000Sumber :Data Sekunder UPPKS Balla Ratea, 2012

    Tabel 5 menggambarkan sarana peralatan kantor yang ada pada UPPKS

    Balla Ratea Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Adapun

    penjelasan dari peralata-peralatan tersebut di atas adalah sebagai berikut:

    Komputer yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea sebanyak 1

    unit, komputer ini digunakan untuk mengolah dan menyimpan data-data

    pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Printer yang ada diperusahaan UPPKS

    Balla Ratea berjumlah 1 unit, printer ini berfungsi untuk mencetak file atau data-

    data yang ada dalam komputer.

    Meja kantor yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea sebanyak

    1 unit, meja ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan komputer. Kursi kantor

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    39/79

    39

    yang ada diperusahaan ini sebanyak 1 buah, kursi ini digunakan oleh karyawan

    yang ada di perusahaan tersebut.

    Perusahaan UPPKS Balla Ratea memiliki lemari atau rak buku sebanyak 1

    buah, lemari ini digunakan untuk menyimpan semua buku dan arsip-arsip yang

    berhubungan dengan perusahaan. Dan lemari produk yang dimiliki oleh

    perusahaan sebanyak 1 buah, lemari ini berfungsi untuk menyimpan semua

    produk yang siap dipasarkan.

    Telepon yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS berjumlah 1 unit, telepon

    ini berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi yang digunakan oleh karyawan

    dengan pelanggangnya atau rekan kerjanya.

    4.6. Sumber Daya Finansial

    Keberadaan sumber daya finansial cukup berpengaruh terhadap kelancaran

    suatu usaha. Sumber daya inilah yang dapat menunjang ketersediaan berbagai

    sumber daya lain yang diperlukan dalam proses produksi dan kegiatan operasional

    lainnya. Sumber daya finansial merupakan segala sesuatu yang dimiliki

    perusahaan baik berupa uang tunai maupun harta benda lainnya yang sewaktu-

    waktu dapat diuangkan guna mendukung aktivitas perusahaan dalam

    pengembangan usaha yang dikelolah, (Syam dkk, 2006: dalam Reski Amelia dkk,

    2010).

    Dari uraian di atas, kita dapat memperoleh gambaran mengenai pentingnya

    upaya untuk memanfaatkan sumber daya finansial seefisien mungkin dengan

    perencanaan dan pengelolaan yang tepat. Fungsi utama dari sumber daya finansial

    yaitu untuk mengadakan sumber daya lainnya yang diperlukan oleh perusahaan,

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    40/79

    40

    agar kebijakan manajemen tidak salah arah, maka sumber daya finansial harus

    disusun berdasarkan perhitungan yang rill dapat berfungsi sebagai pedoman kerja

    yang memberikan arah dan target-target tertentu yang harus dilakukan oleh

    perusahaan.

    Aktiva adalah sarana atau sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu

    kesatuan usaha atau perusahaan yang perolehannya atau nilai wajarnya harus

    diukur secara objektif. Aktiva lancar (current assets), yang terdiri dari: kas,

    piutang, persediaan. Aktiva tetap (fixed assets) yang terdiri dari: peralatan,

    gedung, tanah. Sedangkan passiva adalah pengorbanan ekonomis yang harus

    dilakukan oleh suatu perusahaan pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk

    masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha, kewajiban ini dibedakan

    menjadi utang lancar dan utang jangka panjang.

    Utang (liabilities) merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh

    perusahaan yang dapat digolongkan: utang lancar (current liabilities)antara lain:

    utang dagang dan utang wesel dan utang jangka panjang (long term debt) antar

    lain utang bank, utang obligasi dan utang hipotek. Modal (capital) merupakan hak

    milik perusahaan atas total harta (aktiva) yang ada dalam perusahaan. Besarnya

    hak milik tersebut sama dengan aktiva bersih perusahaan, yaitu sisa aktiva setelah

    dikurangi total utang. Contohnya modal: modal sendiri, modal persekutuan, modal

    saham, (Tata, 2008; dalam Hartini dkk, 2010).

    Aktiva (harta tetap) yang dimiliki oleh perusahaan sebesar Rp.

    140.000.000,- yang terdiri dari lahan yang dimiliki oleh perusahaan seluas 16 m x

    9 m = 144 m dengan harga 250.000/m, jadi harga lahannya adalah sebesar Rp

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    41/79

    41

    36.000.000,- dan bangunan yang dimilikinya adalah senilai Rp. 50.000.000,-, jadi

    total harga lahan dan bangunannya adalah Rp. 86.000.000,-. Serta akumulasi

    penyusutan peralatan produksi dan kantor sebesar Rp. 54.000.000,-/tahun. Dan

    Passiva (utang lancar) yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebesar Rp.

    22.571.378,-, yang terdiri dari biaya gaji karyawan sebesar Rp. 11.725.000,-

    /bulan, di mana gaji untuk pimpinan sebesar Rp. 1.000.000,-/bulan, untuk

    sekretaris dan bendahara sebesar Rp. 900.000,-/bulan dan untuk karyawan lainnya

    masing-masing sebesar Rp. 525.000,-/bulan, dan biaya bahan baku sebesar Rp.

    9.190.378,-/bulan dan utang lancar, yaitu sebesar Rp. 1.656.000,-.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    42/79

    42

    IV.HASIL DAN PEMBAHASANBauran pemasaran (marketing mix) merupakan kombinasi dari empat

    variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat

    dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin yakni : product (produk), price

    (harga),place(tempat atau distribusi), danpromotion(promosi).

    5.1. Product (Produk)

    Produk utama yang dimiliki oleh UPPKS Balla Ratea adalah Sarabba

    Instan. Sarabba instan merupakan minuman tradisional khas Makassar yang

    dikembangkan dengan tujuan agar minuman tradisional tersebut dapat dikenal

    oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya di Makassar dan juga

    masyarakat yang ada di luar Indonesia.

    Sarabba ini berbeda dengan sarabba-sarabba yang diproduksi oleh

    perusahaan lain yang berbentuk bubuk dan minuman dengan kemasan kotak.

    Dilihat dari segi bentuk fisiknya, maka sarabba instan yang diproduksi oleh

    UPPKS Balla Ratea tersebut merupakan produk yang berbentuk cair dan kental

    yang dikemas dengan menggunakan botol plastik dan dilengkapi dengan anyaman

    dari daun lontar atau dengan nama lain menggunakan keranjang khas buatan

    orang Makassar, sebagai ciri khas dari produk tersebut.

    Sarabba instan dapat bertahan sampai 6 bulan, namun produk yang

    diambil oleh konsumen perantara bisaanya maksimal hanya sampai 2 bulan

    produknya sudah habis terjual. Selain itu, produk ini cocok disimpan di tempat

    yang dingin seperti freezer. Dilihat dari segi ukuran, maka sarabba instan yang

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    43/79

    43

    diproduksinya ada tiga jenis ukuran, yaitu ukuran yang pertama 330 ml (terkecil),

    ukuran yang kedua 500 ml (sedang) dan ukuran yang ketiga adalah 630 ml

    (besar).

    Di antara ketiga jenis ukuran produk tersebut, maka ukuran yang

    digunakan oleh perusahaan pada saat pertama kali melakukan produksi atau

    membuat sarabba instan adalah ukuran 330 ml. Pada tahun 2008 jumlah

    produksinya sudah mulai meningkat yaitu sampai maksimal 500 botol, sehingga

    ukurannya ditambah dua yaitu ukuran 500 ml dan 630 ml dengan pertimbangan

    bahwa ukuran produk yang hanya satu jenis akan sulit dipasarkan karena

    kebutuhan konsumen yang berbeda-beda serta permintaan sasaran pasar yang

    membutuhkan ukuran yang lebih besar lagi, seperti rumah makan, caf, warkop

    dan sebagainya.

    Walaupun ukuran produknya berbeda-beda, namun kemasannya tetap satu

    jenis, yaitu menggunakan botol aqua plastik. Dengan adanya kemasan botol

    plastik ini, maka sarabba instan, selain menjadi produk inti maka ia juga sudah

    mampu menjadi produk generik. Dan untuk menjadi produk harapan, maka

    perusahaan juga sudah mendapatkan surat izin dari pemerintah yang bersangkutan

    tentang izin mendirikan usaha industri tanaman pangan dan sertifikat yang

    menunjukkan bahwa produknya halal dikonsumsi.

    Untuk menjadi produk pelengkap, maka sejak tahun 2008/2009

    perusahaan sudah menggunakan label dan juga hiasan kemasan produk yang

    terbuat dari anyaman daun lontar yang sekaligus menjadi ciri khas dari kemasan

    produk perusahaan tersebut. Pada awal tahun 2010 yaitu bulan Januari jumlah

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    44/79

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    45/79

    45

    Hal tersebut disebabkan oleh bahan baku yang terbatas serta alat-alat

    produksi yang masih manual, karena pabriknya belum selesai, sehingga alat-alat

    produksi yang baru belum bisa digunakan. Setiap kali produksi, sarabba instan

    tersebut langsung dipasarkan atau disalurkan kepada pedagang (konsumen antara).

    Dan produk-produk tersebut biasanya hanya sampai 2 minggu saja sudah habis

    terjual, namun apabila dalam waktu 2 bulan sarabbanya belum habis terjual, maka

    pihak perusahaan akan menarik kembali dan mengganti produknya dengan yang

    baru. Sarabba instan tersebut diproduksi dengan menggunakan beberapa jenis

    bahan baku.

    5.1.1. Proses Pengadaan Bahan Baku

    Analisis kinerja merupakan suatu analisis yang memperlihatkan kondisi

    dinamika dari agrosistem serta hasil yang diperoleh perusahaan tersebut. Analisis

    ini menunjukkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Analisis

    kinerja terbagi atas dua, yaitu kinerja proses dan kinerja hasil. Kinerja proses

    menunjukkan apa yang dilakukan sedangkan kinerja hasil menunjukkan apa yang

    telah dicapai atau dihasilkan perusahaan. Adapun kinerja dalam perusahaan ini

    dimulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, proses pemasaran serta

    pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan analisis kinerja hasil meliputi

    analisis biaya dan analisis pendapatan, (Hartini dkk, 2010).

    Bahan baku merupakan salah satu unsur penting dalam proses produksi,

    dengan tersedianya bahan baku dalam jumlah dan waktu yang tepat akan

    memperlancar proses produksi dalam perusahaan, sehingga diharapkan dengan

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    46/79

    46

    lancarnya proses produksi tersebut dapat menghasilkan produk yang sesuai

    dengan keinginan konsumen baik jumlah dan waktunya.

    Bahan utama yang harus disediakan dalam perusahaan ini adalah

    komoditas hortikultura yaitu kelompok tanaman biofarmaka dengan jenis tanaman

    jahe. Selain itu bahan baku lainnya adalah Gula Jawa, Santan dan Merica. Jahe

    merah yang digunakan dalam perusahaan ini adalah jahe dari petani mitra UPPKS

    Balla Ratea di Kabupaten Gowa, yang membudidayakan khusus tanaman

    biofarmaka organik. Adapun bahan baku lainnya yang digunakan adalah gula

    jawa. Gula jawa ini diperoleh dari pedagang gula di pasar Sungguminasa, dan

    diantar langsung ke perusahaan UPPKS Balla Ratea begitupun juga dengan jahe.

    Jahe yang digunakan untuk pembuatan sarabba ini adalah jahe merah. Jahe

    jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga

    cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamur, ukuran rimpangnya paling kecil

    dengan warna merah. Dengan serat lebih besar dibanding jahe biasa. Jahe merah

    inilah yang digunakan untuk pembuatan sarabba. Sarabba merupakan minuman

    yang digemari karena mampu memberikan rasa hangat dimalam hari, utamanya di

    daerah pegunungan, (Anonim, 2010).

    Gula merah merupakan gula Jawa yang biasanya diasosiasikan dengan

    segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga

    pohon Lontar, (Anonim, 2010).

    Santan merupakan cairan putih kental yang dihasilkan dari kelapa yang

    diparut kemudian diperas bersama air. Santan yang digunakan untuk pembuatan

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    47/79

    47

    sarabba adalah santan kental dan santan cair, (Suryati, 1990; dalam Hartini dkk,

    2010).

    Merica (lada) adalah rempah-rempah yang berwujud biji-bijian yang

    dihasilkan oleh tumbuhan. Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia,

    (Suryati, 1990; dalam Hartini dkk, 2010). Adapun biaya tetap dan susunan bahan

    baku yang digunakan dalam produksi sarabba instan dapat dilihat pada Table 7.

    Tabel 7. Biaya Tetap dan Bahan Baku yang Digunakan dalam Kegiatan Produksi

    Sarabba Instan pada UPPKS Balla Ratea, 2012

    No Bahan Baku Vulume Satuan Harga (Rp) Biaya (Rp)

    1 Jahe Merah 19.4 Kg 17.000,- 329.800

    2 Gula Jawa (Aren) 129.33 Kg 10.000,- 1.293.300

    3 Merica 1.29 Kg 100.000,- 129.000

    4 Santan Kara 19.4 Liter 25.000,- 485.000

    5 Botol 300 Buah 1.200,- 360.000

    6 Keranjang 300 Buah 1.300,- 390.000

    7 Label 300 Lembar 250,- 75.000

    8 Segel 300 Buah 28,00,- 8.400

    Total 3.070.500Sumber:Data Primer Setelah Diolah, 2012

    Tabel 7 menunjukkan berapa besar rata-rata jumlah bahan baku yang

    digunakan dalam kegiatan produksi, bila produksinya 1000 botol/bulan. Di mana

    jahe merah yang digunakan rata-rata 19,4 kg, gula merah rata-rata 129,33 kg,

    merica rata-rata 1,29 kg, santan kara rata-rata 19,4 liter, botol, keranjang, dan

    segel rata-rata 300 buah dan label rata-rata 300 lembar. Dan untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada Lampiran 3.

    Jumlah produksi setiap bulannya tidak menentu, terkadang sampai 1200

    botol dan terkadang pula hanya 1000 botol/bulan. Hal ini disebabkan karena

    bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sarabba tersebut sampai saat ini

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    48/79

    48

    belum dapat tersedia sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan oleh

    perusahaan, terutama jahe merah dan gula jawa (aren). Selain menyebabkan

    jumlah produksinya tidak menentu, hal ini pula yang menyebabkan sehingga

    produksi menjadi tidak kontinyu, karena bahan yang akan diproduksi tidak

    kurang.

    5.1.1.2. Proses Produksi

    Proses produksi adalah segala kegiatan yang menciptakan atau menambah

    kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Apabila terdapat kegiatan yang

    mengakibatkan adanya penambahan kegunaan atau faedah suatu barang dan jasa,

    maka kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan produksi, jadi yang

    dimaksud dengan proses produksi adalah suatu cara, metode, atau teknik

    bagaimana menciptakan suatu faedah atau menambah faedah suatu barang dan

    jasa, dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada, (Ahyari, 1992; dalam

    Reski Amelia dkk, 2010). Proses produksi Sarabba Instan meliputi beberapa

    tahap, seperti berikut:

    Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan fisik dan pemisahan bahan baku.

    Penyortiran dilakukan untuk memisahkan antara bahan baku yang berkualitas baik

    dan kurang baik. Hanya yang berkualitas baik yang digunakan untuk pembuatan

    sarabba instan ini. Penyortiran dilakukan dengan melihat kualitas dan kebersihan

    jahe dan gula merah. Kualitas jahe dilihat dari aroma dan keadaan jahe, jahe yang

    memiliki aroma tidak terlalu pekat, tandanya belum dapat digunakan. Kualitas

    gula merah dilihat dari rasa, apabila gula merah yang memiliki rasa yang dianggap

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    49/79

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    50/79

    50

    Pendinginan dilakukan, agar kemasan yang digunakan untuk membungkus

    minumannya tidak kempes atau rusak, karena kemasannya hanya terbuat dari

    plastik. Pendinginan ini dilakukan sekitar 2-3 jam.

    Setelah sarabba tersebut dingin, maka sarabba di masukkan ke dalam

    kemasan botol plastik. Pelabelan merupakan tahap akhir dari proses produksi

    sarabba. Setelah sarabba di masukkan ke botol plastik, maka botol tersebut diberi

    label. Pengemasan dan labeling biasanya berlangsung selama 1 jam.

    Dari hasil pembahasan di atas, terlihat bahwa kegiatan produksi dilakukan

    dengan menggunakan waktu yang cukup lama. Salah satu faktor penyebabnya

    adalah karena alat-alat yang digunakan masih manual, dan kegiatan produksi ini

    bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat apabila menggunakan alat-alat

    yang lebih bagus lagi seperti mesin, utamanya pada kegiatan mengupas dan

    memotong bahan baku (Jahe merah). Akan tetapi, berhubung karena tempat

    produksi yang digunakan selama tidak begitu luas sehingga tidak memungkinkan

    untuk menggunakan alat-alat mesin, seperti mesin pemotong bahan baku tersebut.

    Melihat kondisi tersebut, maka ibu Hajira selaku pemilik perusahaan,

    mulai membangun sebuah perusahaan yang terletak tidak jauh dari tempat

    produksi sebelumnya (yang digunakan saat ini). Seiring dengan pembangunan

    pabriknya yang baru, maka pihak perusahaan juga, menggunakan waktunya untuk

    mencari informasi serta petani-petani atau pedagang-pedagang yang berhubungan

    dengan hasil produksi pertanian khususnya jahe merah.

    Sarabba instan sebenarnya dapat bertahan selama kurang lebih 6 bulan,

    namun melihat persaingan yang begitu ketat sehingga pihak perusahaan berusaha

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    51/79

    51

    semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan prima kepada relasi serta

    konsumennya, sehingga produknya tidak dibiarkan tinggal terlalu lama baru

    diganti. Sarabba instan tersebut cocok dan akan lebih tahan bila disimpan di

    tempat yang dingin seperti pre zeer supaya kandungan air santan yang terdapat

    dalam sarabba bisa bertahan lebih lama.

    Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah

    produksi UPPKS Balla Ratea belum maksimal, jumlah produksinya dalam setiap

    bulan hanya sampai 1000 botol dan paling maksimal 1200 botol/bulan, karena

    bahan baku yang digunakan sampai saat ini belum bisa tersedia sesuai dengan

    jumlah dan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu pabriknya belum

    selesai dibangun, sehingga alat-alat produksi yang baru (lebih bagus kapasitasnya)

    belum bisa digunakan.

    Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebaiknya UPPKS

    membina kelompok tani atau petani secara langsung dalam melakukan budidaya

    jahe merah, merica dan juga dalam pembuatan gula jawa.

    5.2. Price(Harga)

    Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan oleh

    seorang konsumen untuk memperoleh sebuah produk dan dalam dunia usaha

    hendaknya harga dapat dijangkau oleh konsumen supaya produk kita dapat

    dipasarkan.

    Berdasarkan perhitungan biaya variabel dan juga biaya tetap, maka

    perusahaan UPPKS Balla Ratea menetapkan setiap jenis ukuran produkya dengan

    harga yang berbeda-beda. Di mana yang paling utama di sini adalah bahan

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    52/79

    52

    bakunya. Karena bahan baku sarabba instan masih sulit untuk didapatkan,

    sehingga harganya jadi mahal, dan ini sangat berpengaruh terhadap harga jual

    setiap produk. Di mana untuk ukuran 330 ml seharga Rp. 22.500,-/ botol, ukuran

    500 ml seharga Rp. 27.500,-/botol dan ukuran 630 ml seharga Rp. 37.000,-/botol,

    harga tersebut merupakan harga jual kepada konsumen akhir dan harga jual

    kepada konsumen perantara (relasinya) yang diantarkan langsung ke tempatnya

    masing-masing dipotong sebesar 10 %/botol. Sedangkan relasi kerjanya yang

    langsung mengambil produk di perusahaan UPPKS Balla Ratea harganya masing-

    masing dipotong sebesar 15 %/botol.

    Harga produk yang sebenarnya sebelum ditambah dengan harga mark up

    adalah ukuran 330 ml Rp. 17.000,-/botol, ukuran 500 ml adalah Rp. 20.000,-/botol

    dan ukuran 630 ml adalah Rp. 26.000,-/botol. Setiap jenis ukuran masing-masing

    ditambah dengan keuntungan yang sama untuk semua ukuran yaitu 20 %. Namun

    resiko kerugiannya berbeda-beda setiap ukuran.

    Ukuran 330 ml resiko kerugian sebesar 12% / botol sehingga harga jualnya

    ditetapkan sebesar Rp. 22.500,-, ukuran 500 ml ditambah resiko kerugian sebesar

    17 % / botol sehingga harga jualnya ditetapkan sebesar Rp. 27.500,-, sedangkan

    ukuran 630 ml ditambah resiko kerugian sebesar 24 % / botol sehingga harga

    jualnya ditetapkan sebesar Rp. 37.000,-.

    Setelah melakukan penelusuran pasar sasaran, maka dapat diketahui

    bahwa harga jual produk tersebut setiap pasar berbeda-beda. Pada tempat

    penjualan Aneka Ole-Ole Khas Makassar yang terdapat di Jl. Andi Pettarani

    dan Pusat Ole-Ole Khas Makassar di Somba Opu harga jualnya adalah sama

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    53/79

    53

    dengan harga jual yang digunakan oleh UPPKS Balla Ratea ketika produknya

    dijual langsung ke konsumen akhir, yaitu untuk ukuran 330 ml maka harganya

    adalah sebesar Rp. 22.500,-/botol, untuk ukuran 500 ml harganya adalah Rp.

    27.500,-/botol dan untuk ukuran 630 ml harga jualnya adalah sebesar Rp. 37.000,-

    /botol. Harga jual tersebut digunakan dengan pertimbangan bahwa, sekarang

    semakin hari semakin banyak produk baru yang bermunculan, jadi supaya produk

    tersebut laku di pasaran, maka tidak perlu menjualnya dengan harga yang terlalu

    mahal. Dari harga jual tersebut konsumen antara sudah mendapatkan keuntungan

    sebesar 10% sampai 15%. Namun di tempat-tempat tersebut yang paling banyak

    dijual adalah ukuran 330 ml dan ukuran 500 ml, hal ini disebabkan karena ukuran

    tersebut lebih ekonomis dan lebih pas untuk dijadikan sebagai ole-ole.

    Hal ini berbeda dengan harga jual yang digunakan di pasar-pasar atau

    distribusi lain, seperti pada Warkop Pengayoman, Teras Caf Graha Pena Lantai 2

    dan Rumah Makan Kaisar, yang menjual sarabba instannya sebesar Rp. 8.000,-

    sampai Rp. 10.000,-/ gelas. Di mana untuk ukuran 330 ml dapat dijual sampai 7

    gelas, untuk ukuran 500 ml dapat dijual sampai 10 gelas dan untuk ukuran 630 ml

    bisa dijual sampai 20 gelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.

    Tabel 8. Jumlah Penerimaan Penjualan Konsumen Perantara dalam Setiap

    Ukuran Sarabba Instan (untuk Harga Rp. 8.000/Gelas)

    Ukuran (ml)Jumlah Penjualan

    (Gelas)

    Harga

    Jual/Gelas (Rp)

    Jumlah

    Penerimaan

    330 7 8.000,- 56.000,-

    500 10 8.000,- 80.000,-

    630 20 8.000,- 160.000,-Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2012

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    54/79

    54

    Tabel 8 menunjukkan bahwa apabila tempat-tempat tersebut menjual

    dengan harga Rp. 8.000, maka untuk ukuran 330 ml mereka menerima sebesar

    Rp. 56.000,-, untuk ukuran 500 ml mereka menerima sebesar Rp. 80.000,- dan

    untuk ukuran 630 ml mereka menerima sebesar Rp. 160.000,-. Belum lagi ketika

    mereka menjual dengan harga Rp. 10.000,-/gelas, jumlah penerimaannya dapat

    dilihat pada Tabel 9.

    Tabel 9. Jumlah Penerimaan Penjualan Konsumen Perantara dalam Setiap Ukuran

    Sarabba Instan (untuk Harga Rp. 10.000/Gelas)

    Ukuran (ml)Jumlah Penjualan

    (Gelas)

    Harga

    Jual/Gelas (Rp)

    Jumlah

    Penerimaan

    330 7 10.000,- 70.000,-

    500 10 10.000,- 100.000,-

    630 20 10.000,- 200.000,-Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2012

    Tabel 9 menunjukkan, bahwa ketika mereka menjualnya dengan harga Rp.

    10.000,-/gelas, maka mereka bisa menerima sebesar Rp. 70.000,- untuk ukuran

    330 ml, Rp. 100.000,- untuk ukuran 500 ml, dan Rp. 200.000,- untuk ukuran 630

    ml.

    Melihat harga jual dari sarabba instan tersebut, maka dapat dipastikan

    bahwa banyak masyarakat atau calon konsumen yang tidak bisa menjangkau

    harganya, khususnya bagi masyarakat yang tingkat ekonominya menengah ke

    bawah.

    Menurut ibu Hajirah selaku pemilik perusahaan, bahwa ia sengaja

    membuat produk dengan ukuran 330 ml, 500 ml dan 630 ml, dan sengaja memilih

    sasaran pasar yang tingkat ekonominya menengah ke atas karena ia berpikir

    bahwa produknya masih belum terlalu lama dan apabila produknya tidak laku di

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    55/79

    55

    pasaran yang tingkat ekonominya menengah ke atas, maka dia tinggal

    menurunkan harga supaya masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah

    dapat membelinya. Tetapi apabila dari awal pihak perusahaan memilih konsumen

    yang tingkat ekonominya menengah ke bawah, maka apabila produknya tidak

    laku di pasaran, maka ia akan susah untuk menjualnya.

    Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual dari sarabba

    instan belum bisa dijangkau oleh masyarakat atau konsumen yang tingkat

    ekonominya menengah ke bawah karena harganya yang mahal.

    Adapun solusi yang bisa diberikan oleh peneliti adalah sebaiknya

    perusahaan membuat produk yang ukurannya lebih kecil lagi (lebih ekonomis),

    supaya masyarakat yang tingkat ekonominya menengah ke bawah juga dapat

    menikmatinya.

    5.3. Promotion(Promosi)

    Promosi adalah kegiatan memperkenalkan produk, baik produk berupa

    barang maupun berupa jasa yang bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat

    untuk membelinya. Tanpa adanya promosi, maka produk tersebut tidak akan

    dikenal oleh masyarakat atau calon konsumen. UPPKS Balla Ratea

    memperkenalkan produknya melalui dua cara yaitu dengan cara personal selling

    danpublic relation.

    Personal selling (penjualan personal), dilakukan oleh pihak perusahaan

    dengan cara melakukan presentasi secara lisan kepada calon pembeli. Hal ini

    paling sering dilakukan kepada teman-teman pihak perusahaan, namun melihat

    kegiatan ini prosesnya lambat, maka kegiatan promosi tidak akan cukup bila

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    56/79

    56

    hanya menggunakan metode tersebut. Metode promosi yang kedua adalah public

    relation (hubungan masyarakat), dengan cara ikut berpartisipasi dalam kegiatan-

    kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti kegiatan-kegiatan PKK dan juga rajin

    mengikuti kegiatan pameran-pameran.

    Pihak perusahaan belum melakukan kegiatan promosi dengan cara direct

    marketing (sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media

    iklan seperti e-mail, internet dan sebagainya) karena sampai saat ini produksi

    belum berlangsung secara kontinyu. Hal ini disebabkan karena pasokan bahan

    baku yang masih kurang, sehingga kegiatan produksi sarabba jadi tidak kontinyu

    dan hasil produksinyapun tidak menentu. Hal inilah yang menyebabkan sehingga

    pihak perusahaan belum melakukan promosi secara besar-besaran, karena yang

    ditakutkan oleh pihak perusahaan adalah permintaan konsumen meningkat

    sementara jumlah produksinya tidak bisa memenuhi permintaan tersebut.

    Dan apabila hal tersebut terjadi, maka akan merusak citra perusahaan,

    sehingga image perusahaan tersebut akan menjadi jelek di mata masyarakat dan

    bisa berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan ke depannya. Karena

    sebenarnya promosi juga bisa terjadi melalui konsumen yang membeli produk

    tersebut. Ketika mereka membeli suatu produk, mereka biasanya menyampaikan

    informasi kepada teman-temannya tentang baik atau tidaknya kualitas produk

    yang ia beli. Promosi yang seperti inilah yang sering kita dapati di lingkungan

    sekitar kita.

    Bagi perusahaan yang pelayanan atau produknya bagus, maka akan

    berdampak bagus pula bagi perusahaan, tetapi apabila pelayanan dan produknya

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    57/79

    57

    tidak bagus, maka akan berdampak buruk pula bagi perusahaan. Begitu pula

    halnya dengan image perusahaan UPPKS Balla Ratea, bila dari awal

    pelayanannya sudah tidak bagus, maka calon konsumen akan berpikir duakali

    untuk membeli produknya dan otomatis namanya juga akan menjadi jelek.

    Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa promosi

    yang dilakukan oleh pihak perusahaan belum meluas, karena produksi yang belum

    bisa dilakukan secara kontinyu.

    Dari permasalahan tersebut, peneliti menyarankan kepada pihak

    perusahaan bahwa apabila bahan baku sudah bisa memenuhi kebutuhan dalam

    kegiatan produksi, maka sebaiknya pihak perusahaan melakukan kegiatan promosi

    melalui media cetak, seperti koran, majalah, dan melalui televisi, radio serta

    internet (dunia maya) dan sebagainya.

    5.4. Place(Tempat atau Distribusi)

    Tempat atau distribusi merupakan salah satu variabel yang sangat

    berpengaruh dalam kegiatan pemasaran, karena hal inilah yang menentukan

    kemana arah produk tersebut dipasarkan dan apakah tempat pemasan produknya

    mudah dijangkau oleh konsumen atau tidak. Oleh karena itu, sebaiknya dalam

    memilih tempat Adapun saluran distribusi produk pada UPPKS Balla Ratea dapat

    dilihat pada Gambar 4.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    58/79

    58

    Gambar 4. Pola Jalur Distribusi Sarabba Instan yang Diproduksi Oleh

    UPPKS Balla Ratea, Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa,2012.

    Sesuai dengan Gambar 4, maka dapat dijelaskan bahwa UPPKS Balla

    Ratea mendistribusikan produknya melalui empat cara, yaitu dengan cara

    mendistribusikan langsung kepada konsumen (kantor-kantor dan masyarakat

    umum) dan mendistribusikan melalui pedagang perantara (toko-toko, restoran,

    caf, warkop) yang ada di Makassar, serta menyalurkan melalui distributor,

    kemudian distributor menyalurkan ke toko-toko, restoran, caf, warkop kemudian

    ke konsumen akhir. Kegiatan distribusi ini dilakukan di wilayah Makassar.

    Sedangkan apabila produknya dipasarkan ke luar kota Makassar seperti

    Pulau Jawa, Jakarta, Surabaya, Yokyakarta, Palu, Bandung dan Kalimantan,

    produk ini didistribusikan melalui pedagang besar kemudian langsung dijual

    Konsumen

    (Produsen)

    UPPKS Balla

    Ratea

    Pusat Ole-Ole,

    Warkop, Caf

    Restoran

    Caf, Rumah

    Makan, Warkop

    Distributor

    Industri

    Pedagang Besar

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    59/79

    59

    kepada konsumen akhir tanpa melalui pedagang pengecer, karena rata-rata

    konsumen yang datang langsung ke pedagang besar tersebut untuk membeli

    produknya Sarabba Instan.

    Untuk wilayah Makassar sendiri, seperti di Pengayoman yaitu Warkop

    Wasagena mengambil barang sebanyak 200-300 botol/bulan, Rumah Makan

    Kaisar setiap bulannya mengambil sebanyak 100 botol/bulan. Untuk pusat Ole-

    Ole Makassar yang ada di jl. A. Pettarani dan di Somba Opu, masing-masing

    mengambil produk sebanyak 3 lusin/bulan, dengan setiap ukuran masing-masing

    mengambil sebanyak 1 lusin. Dan produk-produk tersebut biasanya habis dalam

    waktu dua pekan saja. Namun berhubung karena bahan baku yang sampai saat ini

    masih terbatas dan kegiatan produksi yang masih dilakukan secara manual,

    sehingga produk-produk yang disalurkan ke setiap tempat harus dibatasi.

    Apabila ada produk tersebut yang tidak laku di pasaran sampai waktu 2

    bulan, maka dalam waktu 2 bulan tersebut UPPKS Balla Ratea sudah menarik

    produknya dan menggantinya dengan produk yang baru. Hal ini dilakukan untuk

    menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan untuk menjaga image (nama baik)

    dari perusahaan tersebut, apalagi perusahaannya baru-baru berkembang sementara

    dari hari ke hari begitu banyak produk-produk baru yang bermunculan dan

    persaingan juga jadi semakin ketat.

    Jumlah produksi pada bulan Januari sampai pada bulan April 2012 sama

    banyaknya, yaitu masing-masing 300 botol yang terdiri dari masing-masing

    ukuran 330 ml sebanyak 300 botol, ukuran 500 ml 360 botol dan ukuran 630 ml

    240 botol, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 7.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    60/79

    60

    Hal ini berbeda pada bulan Mei, karena pada bulan tersebut produksinya

    meningkat menjadi 1200 botol. Ini disebabkan karena ada kegiatan pameran,

    sehingga pihak produsen berusaha semaksimal mungkin untuk dapat

    memproduksi sebanyak 1200 botol, yang terdiri dari ukuran 330 ml sebanyak 450

    botol, ukuran 500 ml 410 botol dan ukuran 630 ml tetap pada posisi 240 botol,

    karena ukuran ini biasanya hanya disalurkan ke warkop-warkop atau restoran.

    Sedangkan ukuran 300 ml dan 500 ml yang biasa dibawa oleh pemilik perusahaan

    untuk mengikuti kegiatan pameran-pameran.

    Dari hasil pembahasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

    tempat pemasaran dari sarabba instan belum tersebar secara merata khususnya di

    kota Makassar sendiri.

    Dari permasalahan tersebut, maka peneliti dapat menyarankan agar

    pemasaran sarabba instan dapat tersebar secara merata khususnya di kota

    Makassar sendiri, maka sebaiknya pihak perusahaan selain menyalurkan

    produknya ke rumah-rumah makan, caf, dan pusat ole-ole, maka sebaiknya pihak

    perusahaan juga menyalurkan produknya ke warnet-warnet atau toko-toko yang

    ada di sekitar kampus.

  • 8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx

    61/79

    61

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan

    Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan selama kura