Perbaikan (Hasil).docx
-
Upload
nickolas-howell -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
Transcript of Perbaikan (Hasil).docx
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
1/79
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sarabba merupakan salah satu jenis minuman khas Makassar Sulawesi
Selatan, yang terbuat dari JaheZingiber officinaledengan campuran gula aren dan
santan air kelapa. Minuman ini sangat digemari oleh masyarakat Makassar mulai
dari anak-anak sampai pada orang tua, karena rasanya yang khas (manis dan agak
pedas). Selain itu minuman ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Makassar
khususnya di Desa-Desa yang masih melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sejak
dari zaman dahulu hingga sekarang, yaitu kegiatan maulid. Katanya maulid tidak
sah kalau tidak ada sarabba.
Campuran gula merah dan santan membuat sarabba menjadi lebih kental
dan memberikan tampilan yang unik. Selain itu rasa hangat dan pedasnya, tidak
hanya berasal dari jahe, tetapi juga dari merica yang menjadi bahan rahasianya.
Minuman ini sangat laris terutama dimusim penghujan dan sangat pas menjadi
teman hidangan gorengan seperti pisang goreng, singkong goreng, sukun goreng
dan sebagainya. Jenis minuman ini sangat mudah ditemui di mana saja di pelosok
kota Makassar, mulai dari warung kaki lima hingga restoran berkelas juga
menyuguhkan minuman ini.
Salah satu perusahaan yang mengembangkan minuman ini adalah UPPKS
(Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) Balla Ratea. UPPKS Balla
Ratea merupakan perusahaan mikro yang bergerak di bidang industri makanan
dan minuman tradisional. Perusahaan ini mulai didirikan oleh ibu Dra. Hajirah
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
2/79
2
pada tahun 2007 dengan nama Mawardan nomor surat izin tempat usaha yaitu
No. 503/60/SITU/IIIA/2009, Sertifikat produksi pangan UPPKS dengan nomor P-
UPPKS No. 213710602113, dan No. Sertifikat halal No. 06120003260210,
dengan jumlah anggota 15 orang dengan menggunakan modal awal sebesar Rp.
150.000. Pada awal tahun 2008 UPPKS Mawardiganti dengan nama kelompok
yang baru, yaitu UPPKS Balla Ratea.
Sejak itu kelompok ini dikenal sebagai industri rumah tangga (IRT) yang
tidak hanya memproduksi minuman tradisional saja, tetapi juga memproduksi
makanan dtradisional (diversifikasi usaha). Makanan khas Makassar yang
diproduksi oleh UPPKS Balla Ratea seperti baruasa, putu kacang, langkoseng
kacang, selain itu pemerintah juga sudah mulai melirik usaha ini. Namun di antara
semua produk yang diproduksinya, yang paling terkenal dan yang paling laku di
pasaran adalah sarabba instan.
Jumlah produk sarabba instan UPPKS Balla Ratea yang berhasil dijual
pada bulan November 2009 sampai pada bulan Oktober 2010 adalah sebanyak
13.000 botol dengan harga Rp. 22.000,- per botol untuk ukuran 330 ml. Produk ini
diproduksi setiap bulannya dengan jumlah 1000 1200 botol/bulan. Bila melihat
situasi dan kondisi di pasaran sebenarnya UPPKS Balla Ratea bisa menjual
produknya dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah
produk yang berhasil dijualnya pada tahun tersebut, mengingat sarabba instan ini
merupakan salah satu jenis minuman tradisional yang sangat digemari oleh
masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang tua.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
3/79
3
Ditambah lagi dengan jumlah permintaan dari caf, rumah makan, warkop
serta pusat ole-ole yang semakin hari semakin meningkat. Awalnya jumlah
permintaannya ada yang hanya 5 botol/bulan, 10 botol/bulan dan satu lusin (12
botol)/bulan, namun pada bulan Desember 2010 sudah ada yang meminta sampai
2 lusin (24 botol)/bulan.
Akan tetapi penjualan produk sarabba instan sepertinya belum maksimal
pada waktu itu. Melihat hal tersebut maka timbul pertanyaan, apakah mungkin hal
ini disebabkan oleh manajemen pada UPPKS Balla Ratea belum terlalu bagus
utamanya dalam hal penerapan bauran pemasarannya yang dikenal dengan empat
(4 P), yaitu Product (Produk), Price (Harga), Promotion (Promosi), Place
(Tempat)? Di mana bauran pemasaran (marketing mix) merupakan penghubung
antara produsen dengan konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Sofjan Ansauri
(1987), bahwa bauran pemasaran merupakan variabel atau kombinasi kegiatan
yang inti dari suatu sistem pemasaran dan kegiatan ini dapat dikendalikan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.
Dalam bauran pemasaran yang pertama dilakukan adalah menentukan
produk seperti yang dilakukan oleh UPPKS Balla Ratea yaitu mereka
memproduksi sarabba instan, kemudian menentukan ukuran dan harga setiap
produknya. Setelah itu menentukan sasaran pasar dan melakukan kegiatan
promosi serta pemasaran.
Salah satu hal yang bisa mempengaruhi produk suatu perusahaan adalah
kualitasnya serta cara penyajiannya, di mana masyarakat atau konsumen saat ini
lebih suka mengkonsumsi makanan dan minuman yang berkualitas namun cepat
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
4/79
4
saji dan untuk mendapatkan kualitas yang bagus, maka sudah pasti makanan dan
minuman tersebut harus bersumber dari bahan baku yang berkualitas pula, seperti
halnya sarabba instan yang terbuat dari bahan baku yang termasuk dalam
komoditi biofarmaka yaitu jahe merah yang mempunyai manfaat sebagai obat
pereda batuk (melegakan tenggorokan), menghangatkan tubuh serta dapat
meningkatkan stamina.
Untuk menentukan harga suatu produk, maka hal yang perlu diperhatikan
adalah biaya variable, biaya tetap, keuntungan yang diharapkan, resiko kerugian
serta sasaran pasar yang akan dituju, karena tingkat ekonomi masyarakat atau
calon konsumen berbeda-beda.
Dalam kegiatan promosi, yang perlu diperhatikan adalah sasaran pasar
yang akan dituju, serta kemampuan produksi perusahaan, karena jangan sampai
promosi yang dilakukan oleh pihak perusahaan sudah meluas dan permintaan
semakin meningkat sementara produsen belum bisa memenuhi semua permintaan
konsumennya.
Selain itu, dalam pemasaran atau proses penyaluran produk kepada
konsumen yang perlu diperhatikan adalah tempatnya, apakah tempat
pemasarannya strategis atau tidak. Karena salah satu yang menjadi pertimbangan
seorang konsumen selain kualitas, harga dan manfaat dari suatu produk adalah
tempat pemasarannya. Walaupun harga jual produk yang dijual di pasar-pasar
tradisional lebih murah dibandingkan harga jual yang ditawarkan di supermarket
dan sebagainya, namun karena tempatnya yang lebih mudah didapat dan juga
lebih bagus, sehingga banyak konsumen yang lebih senang berbelanja ke sana.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
5/79
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah
di atas, maka masalah pokok yang menarik untuk diteliti adalah:
a. Bagaimana penerapan bauran pemasaran pada UPPKS Balla Ratea?b. Apa ada hambatan dalam penerapan bauran pemasaran?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui penerapan bauran pemasaran pada UPPKS Balla Ratea.b.Mengetahui hambatan dalam penerapan bauran pemasaran.
Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bahan informasi mengenai bauran pemasaran dalam sebuah perusahaan, baikperusahaan besar maupun industri kecil.
b. Masukan atau sumber informasi bagi pemerintah terhadap pengolahan hasilpertanian yang diproduksi menjadi minuman tradisional.
c. Bahan informasi atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungandengan bauran pemasaran.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
6/79
6
II.TINJAUAN PUSTAKA2.1.Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler, (1997), bahwamarketing mixmerupakan kombinasi dari
empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat
dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin, marketingmixharus selalu dapat
bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal
maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor di luar jangkauan perusahaan antara
lain terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian,
dan lingkungan sosial budaya. Sedangkan faktor internal adalah variabel-variabel
yang terdapat dalam marketingmix, yakni :product(produk),price(harga),place
(tempat atau distribusi), danpromotion(promosi).
2.1.1.Product(Produk)
Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan
atau kebutuhan, (Philip Kotler, 1993). Sedangkan menurut Ali Hasan (2008),
bahwa produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan need
(kebutuhan) atau want(keinginan) target pasar.
Menurut Soekartawi (1989), bahwa konsep perencanaan penawaran
produk ada lima, yaitu:
1.Produk inti (corebenefit), adalah manfaat yang sesungguhnya dibutuhkan danakan dikonsumsi oleh konsumen dari setiap produk.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
7/79
7
2. Produk generik adalah produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produkyang paling dasar (rancangan produk minimal dapat berfungsi).
3.Produk harapan (expectedproduct), adalah produk formal yang ditawarkandengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan
disepakati untuk dibeli.
4.Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk yangdilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat
memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.
5.Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkindikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.
Menurut Almasdi Syahza (2003), berdasarkan sifatnya produk terbagi atas
dua yaitu barang dan jasa, dimana barang merupakan produk yang berwujud fisik,
sehingga bisa dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan
dan semacamnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya barang dibagi atas dua
macam, yaitu barang yang tidak tahan lama, yaitu barang yang berwujud yang
biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian, dengan kata
lain umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun,
seperti minuman, makanan ringan, gula, garam dan sebagainya, dan barang tahan
lama merupakan barang yang umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah
satu tahun atau lebih, seperti TV, mobil, motor dan sebagainya.
Sedangkan produk yang kedua yaitu jasa merupakan aktivitas, manfaat
atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual, seperti bengkel, salon kecantikan,
lembaga pendidikan dan sebagainya, (Anonim, 2004a).
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
8/79
8
Menurut Sudiyono Armand (2004), berdasarkan klasifikasinya, maka
produk dibagi atas dua yaitu barang konsumsi dan barang industri. Di mana
barang konsumsi adalah barang produk yang didasarkan pada kebiasaan
dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah
tangga). Sedangkan barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh
industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain
untuk digunakan secara langsung, juga untuk diubah (untuk diproduksi menjadi
barang lain kemudian dijual kembali oleh produsen dan untuk dijual kembali oleh
pedagang tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi), seperti kapas,
kayu, rotan dan hasil-hasil pertanian lainnya.
Dilihat dari segi bentuk fisik produk agroindustri ada yang berbentuk
padat dan adapula yang berbentuk cair. Kedua bentuk ini bila dikaitkan dengan
tempat penyimpanan, maka ada produk yang dapat disimpan di mana saja dan ada
pula produk yang cocoknya disimpan pada tempat tertentu, serta memiliki daya
simpan yang berbeda-beda, begitupun juga dengan waktu beredarnya di pasar.
Selain itu kemasannya juga bervariasi, ada yang dikemas seperti produk minuman
yang berisi 350 ml; 600 ml; 1000 ml dan adapula produk yang dikemas dengan
ukuran seperti pupuk, dengan ukuran 25 kg, 50 kg, industri makanan ada yang
berukuran 10 gram; 20 gram; 50 gram dan sebagainya, (Soekartawi, 2005).
2.1.2.Price (Harga)Menurut Philip Kotler (1997), bahwa harga adalah sejumlah uang yang
konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hak milik produk. Secara
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
9/79
9
lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk
mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.
Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel,
dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika
harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya
elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan, (Almasdi Syahza, 2003).
Secara umum, penetapan harga bertujuan untuk mencari laba agar
perusahaan dapat berjalan. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, tujuan
mencari laba secara maksimal dalam praktiknya akan sulit dicapai. Oleh karena
itu, manajemen dapat menetapkan tujuan lain, misalnya tujuan berorientasi pada
volume (harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume
penjualan) sebagai strategi mengalahkan atau mengatasi persaingan, tujuan
stabilisasi harga didasarkan pada strategi menghadapi atau memenuhi tuntutan
persaingan, demikian juga tujuan berorientasi pada citra melalui program
diferensiasi produk. Pada hakikatnya, baik penetapan harga tinggi maupun rendah
bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran
produk yang ditawarkan, (Anonim, 2004a).
Menurut Soekartawi (2005), penetapan harga produk per unit perlu
disesuaikan dengan segmentasi pasar yang ada. Produk yang berharga mahal tentu
bukan untuk konsumen yang berpendapatan rendah dan begitupula sebaliknya.
Selain itu harga juga harus disesuaikan dengan ukuran kualitas, daya tahan,
kemasan dan sebagainya.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
10/79
10
Selain itu, perusahaan juga dapat menetapkan suatu harga dengan
melakukan pendekatan penetapan harga secara umum yang meliputi beberapa
pertimbangan. Dimana pertimbangan-pertimbangan tersebut ada tiga perangkat,
yaitu:
1. Cost-Based Pricing (penetapan harga berdasarkan biaya), Cost-Plus-Pricing
(penetapan harga biaya plus). Metode ini merupakan metode penelitian harga
yang paling sederhana, dimana metode ini menambah standar mark-up
terhadap biaya produk, (Anonim, 2004b).
2. Value-Based Pricing (penetapan harga berdasarkan nilai). Metode ini
menggunakan satu persepsi nilai dari pembeli (bukan dari biaya penjualan)
untuk menetapkan suatu harga, (Ali Hasan, 2008).
3. Competition-Based Pricing (penetapan harga berdasarkan persaingan) (a)
Going-rate Pricing (penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku).
Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang
memperhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan dapat mengenakan
harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dari pesaing utamanya. (b)
Scaled-Bid Pricing (penetapan harga penawaran tertutup). Perusahaan
menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan hubungan yang kaku atas biaya
atau permintaan perusahaan, (Anonim. 2004b).
2.1.3.Promotion(Promosi)Menurut Cravens (1991), bahwapromosi adalah fungsi pemasaran yang
fokus untuk mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasif
kepada target audience (pelanggan calon pelanggan) untuk mendorong
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
11/79
11
terciptanyan transaksi pertukaran antara perusahaan dan audience. Inti dari
kegiatan promosi adalah suatu bentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang
berusaha untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, mengingatkan pasar
sasaran agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan
oleh perusahaan yang bersangkutan.
Kegiatan promosi perlu dilakukan secara intensif, karena persaingan yang
begitu ketat. Menurut Soekartawi (2005), bahwa kegiatan promosi yang lebih
efektif adalah melakukan komunikasi, baik dengan cara berkunjung ke rumah-
rumah calon konsumen atau ke instansi, melalui media elektronik (iklan), melalui
media massa (koran dan majalah) atau dengan cara lain.
Menurut Sofjan Ansauri (1987), kegiatan promosi dapat dilakukan melalui
4 cara, yaitu: pertama, personalselling(penjualan personal), merupakan bentuk
presentasi secara lisan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan
melakukan penjualan.
Kedua, sales promotion (promosi penjualan) merupakan kegiatan dan
komunikasi yang dirancang untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa ke
target sasaran (calon pelanggan). Salespromotion ini, sangat efektif dalam hal
menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat, mendramatisasi
penawaran produk dan mendorong penjualan yang sedang lesu, akan tetapi
pengaruhnya hanya akan bersifat jangka pendek dan tidak efektif dalam
membangun preferensi merek jangka panjang, (Anonim, 2004b).
Ketiga, public relation (hubungan masyarakat) merupakan usaha untuk
menstimulasi permintaan sebuah produk atau jasa dengan cara menyampaikan
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
12/79
12
berita yang signifikan dan bersifat komersial, merancang berbagai program untuk
mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau setiap produknya.
Public relation, yang dimaksud untuk membangun dan mempertahankan
citra perusahaan jangka panjang pada pelanggan, calon pelanggan, pemilik,
karyawan, serikat pekerja, masyarakat, dan pemerintah, melalui proyek bantuan
kemanusiaan, partisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan,
mensponsori tim olahraga, pembiayaan pada karya seni dan penyebaran informasi
melalui kegiatan pameran, (Ali Hasan, 2008).
Keempat, direct marketing merupakan sistem pemasaran interaktif yang
menggunakan satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan berbagai tanggapan
dan transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi, seperti menggunakan e-mail
marketing, internet marketingdan sebagainya. Menurut Ali Hasan (2008), bahwa
kehadiran iklan sebagai alat pemasaran dapat memecahkan dua masalah
pemasaran, yaitu informasi produk, di mana iklan dapat memberikan informasi
tentang bauran pemasaran, produk, harga dan manfaat utama yang ditawarkan
oleh produk, dan iklan juga sering dapat memecahkan masalah tentang persepsi
kastemer yang keliru terhadap produk dan perusahaan yang memasarkannya.
Iklan dapat digunakan untuk membantu mengubah atau meluruskan persepsi atau
meningkatkan citra perusahaan.
2.1.4.Place(Tempat atau Distribusi)Tempat atau distribusi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk
konsumen sasaran, (Anonim, 2009c).
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
13/79
13
Menurut Muhammad Firdaus (2007), bahwa keputusan penentuan lokasi
dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan
pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada
pelanggan dan di mana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan
karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat di mana akan
diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat
sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang
terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau
dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan
lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.
Karena dalam segmentasi pasar, ada yang dikenal sebagai segmentasi
berdasarkan lokasi. Salah satu contohnya adalah, sayur yang sama ada yang dijual
di pasar dan adapula yang dijual di supermarket. Harga produk yang dijual di
supermarket tiga kali lipat bila dibandingkan dengan harga pasar, namun
konsumen tetap membeli di supermarket, karena lokasinya yang strategis
(convenience to buy), (Soekartawi, 2005).
Sebagai salah satu variabel marketing mix, place/distribusi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan
produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat,
(Anonim, 2004a). Karena menurut Muhammad Firdaus (2007) saluran distribusi
(cara untuk menyalurkan produk kita agar sampai ke konsumen) antara barang
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
14/79
14
konsumsi dengan barang industri sedikit berbeda, hal ini disebabkan oleh jenis
barangnya yang berbeda.
Menurut Ali Hasan (2008), bahwasaluran distribusi barang konsumsi ada
sembilan, yaitu: produsen - konsumen, produsen pesanan melalui pos
konsumen, produsen toko sendiri konsumen, produsen pengecer dengan
mobilkonsumen, produsenpengecerkonsumen, produsenpedagang besar
pengecer konsumen, produsen agen pedagang besar- pengecer
konsumen, produsen cabang pabrik pedagang besar pengecer konsumen,
dan produsencabang pabrik (dimiliki oleh pabrik langsung)pedagang besar
pengecerkonsumen.
Sedangkan saluran distribusi barang industri menggunakan empat saluran
untuk mencapai pemakai industri (konsumen), yaitu: produsenpemakai industri,
pabrik agen pemakai industri, produsen distributor industri pemakai
industri, produsen agen distributor industri pemakai industri, (Muhammad
Firdaus 2007).
2.2. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle atau PLC)
Hasil penjualan produk dan laba yang didapatkan oleh sebuah perusahaan
dari pemasaran suatu produk berubah-ubah pada waktu yang berbeda-beda.
Perkembangan hasil penjualan dan laba suatu produk yang dikaitkan dengan
perkembangan waktu, dapat dianalisis dalam siklus usaha produk. Dengan
mempelajari siklus hidup produk dapat diperkirakan permasalahan yang dihadapi
dalam pemasaran suatu produk, sehingga dapat dirumuskan rencana pemasaran
produk tersebut secara lebih baik, (Almasdi Syahza, 2003).
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
15/79
15
Siklus hidup produk terbagi atas lima tahap, yaitu tahap pengembangan,
tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap pematangan dan tahap penurunan,
(Anonim, 2004a).
2.2.1. Tahap Perkembangan
Tahap pengembangan adalah periode pelaksanaan analisis pasar. Pada fase
ini strategi produk serta strategi pasar sama-sama dikembangkan. Tidak ada
pendapatan yang dihasilkan, tetapi banyak pengeluaran untuk mengembangkan
produk dan pasar. Misalnya dalam periode ini makanan ikan yang baru diteliti,
diformulasi dan diuji sambil mengadakan perencanaan untuk memperkenalkannya
di pasar, (Anonim, 2004b).
2.2.2. Tahap Perkenalan
Menurut Philip Kotler (1993), bahwa tahap perkenalan adalah periode
peluncuran pertama produk baru di pasar. Produk sama sekali belum dikenal
pasar, sehingga diperlukan waktu untuk menyebarkan produk ke beberapa pasar
dan mengisi saluran penjual. Hal yang perlu dilakukan produsen sehubungan
dengan produk barunya adalah melakukan promosi dengan cara
menginformasikan kepada pembeli potensial akan adanya produk baru dan belum
dikenal, membujuk calon konsumen untuk mencoba produk tersebut dan
mengamankan distribusi ke pedagang pengecer.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
16/79
16
2.2.3. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan adalah periode perkembangan/ekspansi secara cepat.
Tahap ini ditandai dengan peningkatan yang cepat dalam penjualan. Pemakai awal
menyukai produk tersebut dan konsumen mayoritas mulai membeli produk itu,
sehingga penjualan dapat meningkat dengan cepat, (Muhammad Firdaus, 2007).
Menurut Ali Hasan (2008), bahwa pada posisi ini harga dan laba
cenderung bertahan atau naik sedikit, karena perusahaan masih berusaha memikat
pelanggan. Setelah distribusi diperluas, pasar produk makin luas dan laba
meningkat cepat karena biaya tetap per unit makin kecil. Kenaikan harga tersebut
dapat mengundang pesaing baru. Ia tertarik untuk memasuki pasar, karena tertarik
dengan kesempatan produksi dan laba yang diperoleh. Mereka juga ikut
memperkenalkan produk baru dan memperluas toko distribusi. Oleh karena itu,
keterbatasan pasar dan kehadiran produk baru akan memperlambat pertumbuhan
dan memperkecil tingkat kenaikan laba.
2.2.4. Tahap Pematangan
Tahap pematangan ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang lambat
atau mungkin agak menurun karena pasar mulai jenuh. Kemunduran tingkat
penjualan mengakibatkan kelebihan kapasitas dalam industri. Kelebihan industri
ini mendorong semakin ketatnya persaingan. Mereka sering terlibat dalam
penurunan harga dan penetapan harga di luar daftar. Pada akhirnya, industri terdiri
atas pesaing yang kokoh dengan dorongan dasar untuk memperoleh keuntungan
kompetitif, (Almasdi Syahza, 2003).
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
17/79
17
Banyak kegiatan pemasaran dirancang untuk memperpanjang tahap
pematangan dengan mempertahankan volume penjualan dan jumlah laba.
Persaingan ketat karena para pesaing memperebutkan pangsa pasar (market
share), biasanya dengan menggunakan harga sebagai senjata. Perusahaan
berusaha meningkatkan mutu produk dengan mengubah rancangan, menambah
unsur-unsurnya, iklan baru, mengembangkan reklame, dan insentif promosi.
Tahap ini diakhiri dengan penurunan laba perusahaan yang cukup besar, (Anonim
2009c).
2.2.5. Tahap Penurunan
Menurut Philip Kotler (1997), bahwa tahap ini ditandai dengan penurunan
penjualan, baik secara lambat atau cepat atau bahkan penjualan nol. Penjualan
menurun karena perkembangan teknologi, perubahan selera konsumen,
pengembangan produk pengganti baru, atau meningkatnya persaingan, sehingga
memicu terjadinya perang harga.
Penurunan penjualan yang terus menerus dapat mempercepat kematian
produk yang bersangkutan. Beberapa perusahaan mungkin menarik diri dari pasar,
sedangkan yang masih bertahan mengurangi biaya pemasaran sampai pada
akhirnya produk mungkin akan hilang dari peredaran, (James dan Charles, 1986).
2.3. Kerangka Pemikiran
Setiapperusahan, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil pasti
diharapkan agar tetap bertahan dan dapat memberikan profityang banyak kepada
pemiliknya. Oleh karena itu, dalam hal ini yang paling penting adalah
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
18/79
18
perencanaan. Perencanaan sangat diperlukan untuk mengikuti perkembangan dan
menghadapi persaingan yang semakin ketat dimasa yang akan datang. Tanpa
perencanaan, sebuah organisasi mungkin akan melakukan cara-cara yang ekstrem
untuk menghindari kerugian atau mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Perencanaan yang baik akan membimbing kegiatan dalam setiap tahapan yang
seharusnya dilakukan oleh manajer atau produsen dalam memenuhi kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran, hal ini sesuai dengan pendapat Ali Hasan (2008),
bahwa dengan perencanaan pemasaran yang tepat, seorang manajer akan mampu
memperpanjang nilai bagi seumur hidup pelanggan, agar mereka menjadi setia
(loyal customer lifetime value).
Seperti juga halnya pada perusahaan UPPKS Balla Ratea yang masih
berskala industri mikro, supaya perusahaan ini dikenal oleh lapisan masyarakat
atau konsumen serta dapat bertahan hidup, maka salah satu hal penting yang harus
diperhatikan adalah penerapan bauran pemasaran. Di dalam bauran pemasaran,
sebelum produk kita sampai ditangan konsumen, ada empat variable yang harus
kita perhatikan, yaitu pertama, kita harus menentukan produk apa yang
dibutuhkan oleh konsumen; kedua, menetapkan harga produk; ketiga, melakukan
kegiatan promosi; dan yang keempat, adalah kita harus mengetahui di mana,
siapa dan kapan produk tersebut dibutuhkan oleh konsumen. Dan untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 1.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
19/79
19
Penerapan Bauran Pemasaran
Gambar 1. Kerangka Pikir Penetapan Bauran Pemasaran pada UPPKS Balla Ratea
Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.
UPPKS Balla Ratea
Menentukan
Tempat
Konsumen/Pasar
Sasaran
Metode PromosiPenetapan HargaPenetapan
Produk
Sarabba Instan
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
20/79
20
III.METODE PENELITIAN3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada UPPKS Balla Ratea, yang bertempat di Jl.
Pelita No.74 Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, yang dimulai
pada bulan Mei sampai pada bulan Juni 2012.
3.2. Pendekatan Penelitian
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode Rapid Rural
Appraisal (RRA), yaitu suatu pendekatan partisipatif untuk mendapatkan
data/informasi dan penilaian (assesment) secara umum di lapangan dalam waktu
yang relatif pendek. Pengumpulan informasi dan data dilakukan secara FGD
(Fokus Group Discussion) yaitu memusatkan kepada diskusi atau wawancara
mendalam dan wawancara biasa dengan kata lain tidak terikat secara kaku dengan
kuisioner.
3.3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
a. Data primer, merupakan data yang didapat dari hasil wawancara denganpihak perusahaan, baik itu dengan manajernya maupun dengan karyawan-
karyawannya.
b.Data sekunder adalah data yang telah diolah lebih disajikan oleh pihakperusahaan, yaitu sejarah berdirinya UPPKS Balla Ratea.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
21/79
21
3.4. Teknik Pengambilan Data
Metode pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu
penggunaan data primer dengan cara observasi dan wawancara (kepada manajer
perusahaan serta karyawan) dan melakukan penelusuran berbagai kepustakaan
yang relevan dengan tujuan penelitian, serta penggunaan data sekunder, yaitu data
primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul
data primer atau pihak lain, dalam bentuk tabel, diagram dan sebagainya.
3.5. Analisis Data
Data yang terkumpul akan ditabulasi dan selanjutnya dianalisis dengan
analisis:
a. Analisis deskriptif kualitatifHasil dari analisis ini akan memberikan gambaran secara deskriptif
tentang bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan tersebut, serta
hambatan-hambatan yang ada pada setiap penetapan bauran pemasaran
(Husein Umar, 1997). Namun khusus untuk kegiatan promosi, maka analisis
yang digunakan adalah analisis AIDCA (Aware (sadar) Interest (tertarik)
Desire (berhasrat) Conviction (sangat yakin) Action (aksi konsumen)),
(Hadari dan Martini, 1991).
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
22/79
22
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Deskripsi Perusahaan UPPKS Balla Ratea
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) berdiri pada
bulan Januari tahun 2007 dengan nama Mawar. UPPKS Mawar ini didirikan
oleh Dra. Hajirah dengan jumlah anggota 18 orang, dengan dilandasi keinginan
untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Gowa
khususnya bagi perempuan dalam rangka pengembangan Industri Rumah Tangga
(IRT) yang pengelolaannya sangat sederhana. Dan untuk mendapatkan perhatian
pemerintah yang mengharuskan usaha dalam bentuk kelompok.
Pada produksi pertamanya, kelompok ini hanya memproduksi sebanyak 5
botol dengan ukuran 330 ml dan produknya dipasarkan di lingkungan sendiri dan
masih dalam tahap perkenalan. Selain memproduksi sarabba kelompok UPPKS
Balla Ratea juga memproduksi makanan khas Makassar lainnya, seperti baruasa,
putu kacang dan langkoseng kacang.
Pada awal tahun 2008 UPPKS Mawardiganti dengan nama kelompok
yang baru, yaitu UPPKS Balla Ratea. Balla Ratea ini merupakan bahasa
Makassar yang artinya Rumah Atas. Nama ini dipilih dengan alasan bahwa
nama Mawar sudah banyak yang gunakan, sementara balla ratea sangat cocok
untuk dijadikan nama penggantinya, karena sesuai dengan usaha yang dijalankan
yaitu minuman tradisional yang diproduksi di sebuah rumah panggung (rumah
atas) di Desa yang masih sangat kental adat dan rasa persaudaraannya, yaitu Desa
Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
23/79
23
Dalam rangka pengembangan usaha, pemerintah memberikan bantuan
melalui Dinas Koperasi, Pemberdayaan Perempuan dan BKKBN, berupa insentif
untuk membeli botol dan label produk, sehingga Sarabba Instan dijual dengan
menggunakan botol dan label, meskipun labelnya belum paten. Pertengahan
tahun 2008 kemasan dan lebelnya sudah mulai diperbaiki.
Tahun 2009 UPPKS Balla Ratea sudah mendapatkan izin produksi dengan
nomor izin 503/60/SITU/IIIA/2009 dan sertifikat produksi pangan UPPKS
dengan nomor P-UPPKS No. 213710602113, serta sertifikat halal dengan No.
06120003260210. Sejak itu, kemasannya sudah mulai dilengkapi dengan hiasan
yang terbuat dari anyaman daun lontar.
Pada tahun 2010 jumlah produksinya juga sama dengan tahun 2011 dan
2012, yaitu sebanyak 1.000 sampai 1.200 botol. Hasil produksinya tidak
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hambatan, salah satu di
antarannya adalah bahan baku yang kurang.
Produk sarabba instan dipasarkan di pusat ole-ole Makassar, warkop-
warkop, caf, dan sebagainya. Selain itu juga di pasarkan ke luar Sulawesi
Selatan, seperti Jawa, Bali, Ambon, Jakarta, Palu, Kendari, Surabaya dan
sekitarnya. Modal yang digunakan Rp. 22.571.378,-/bulan dan penjualan
mencapai Rp. 30.000.000/bulan.
Dari hasil penjualan tersebut, sebagian besarnya perusahaan berikan
sebagai kontribusi kepada ibu-ibu rumah tangga yang bergabung untuk
meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya. Di mana sesuai dengan visi
berdirinya UPPKS Balla Ratea, yaitu meningkatkan kualitas dan taraf hidup
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
24/79
24
masyarakat Gowa khususnya bagi kaum perempuan, maka setelah UPPKS Balla
Ratea berproduksi, perusahaan ini memang betul-betul menyediakan lapangan
kerja serta membantu karyawannya dalam hal meningkatkan kesejahteraannya. Di
mana kontribusi yang diberikan UPPKS Balla Ratea kepada seluruh karyawannya
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rumah Tangga yang Bergabung dengan UPPKS Balla Ratea
Berdasarkan Umur dan Tanggungan Keluarga 2012
Sumber : Data Sekunder UPPKS Balla Ratea, 2012
No. NamaUmur
(Tahun)
Jumlah
Tanggungan
Keluarga (Orang)
Kontribusi (%)
1. Dra. Hajirah 37 1 8,51
2. Kasturi 30 3 8,51
3. Widyawati, S.Pt 32 4 8,51
4. Hasniah 30 3 4,96
5. Yusmi Taha 29 4 4,966. Hatijah 37 4 4,96
7. Rahmatiah 30 3 4,96
8. Nuraeni 29 4 4,96
9. Hasnah 31 3 4,96
10. Halimah 32 3 4,96
11. Hamsinah 31 3 4,96
12. Radiah 34 3 4,96
13. Ratna Rahim 30 3 4,96
14. Pida 36 5 4,96
15. Dg. Tino 36 4 4,96
16. Dg. Rannu 33 3 4,96
17. Dg. Jintu 35 5 4,96
18. Supiana 29 5 4,96
Jumlah 581 63 100,00
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
25/79
25
Tabel 1 menunjukkan jumlah keluarga yang bergabung pada UPPKS
Balla Ratea. Di mana yang bergabung adalah sebanyak 18 keluarga dengan
jumlah tanggungan keluarga secara keseluruhan adalah sebanyak 63 orang. Serta
menunjukkan jumlah kontribusi yang diberikan kepada karyawan UPPKS Balla
Ratea, dimana kontribusi tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga
dari setiap karyawannya. Karena ada beberapa karyawannya yang sebelum
bergabung hanya mendapatkan sebesar Rp. 250.000,- sampai Rp. 400.000,-/bulan,
bahkan ada 2 orang karyawannya yang sebelum bergabung memang belum
mempunyai pekerjaan sama sekali. Namun setelah mereka bergabung di UPPKS
Balla Ratea, pendapatan mereka jadi lebih meningkat. Ketua kelompok atau
manejer serta sekretaris dan bendahara masing-masing menerima kontribusi
sebesar Rp. 900.000,-/bulan sedangkan karyawan lainnya menerima kontribusi
masing-masing sebesar Rp. 525.000,-/bulan.
Berdasarkan Tabel 1 juga dapat diketahui, bahwa jumlah pendapatan
keluarga wanita yang paling tinggi dalam setiap bulannya adalah rata-rata
mendapatkan 8,51%/bulan dan yang paling rendah adalah 4,96%/bulan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
4.2. Visi dan Misi Terbentuknya UPPKS Balla Ratea
Visi merupakan sebuah pandangan ke depan yang hendak dicapai. Visi ini
merupakan cara pandang jauh ke depan, ke mana pribadi harus dibawa agar dapat
eksis, antisipatif dan inovatif. Selain itu, visi juga dikatakan sebagai suatu
gamabaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh
suatu organisasi, (Anonim, 2010).
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
26/79
26
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan suatu organisasi dan
sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu
fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya dan
bagaimana melakukannya. Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh
organisasi, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan
yang diharapkan. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai
dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui peran
dan program-programnya, serta hasil yang akan diperoleh di masa mendatang,
(Anonim, 2010).
Adapun visi dari terbentuknya kelompok UPPKS Balla Ratea adalah:
- Meningkatkan kualitas/taraf hidup masyarakat Gowa khususnya perempuandalam rangka pengembangan industri rumah tangga yang pengelolaannya
sangat sederhana.
- Melihat semua makanan dan minuman khas Sulawesi khususnya sarabbamenjadi makanan dan minuman sehari-hari (membudayakan makanan dan
minuman khas Sulawesi).
Adapun misi dari perusahaan UPPKS Balla Ratea, adalah sebagai berikut:
- Menigkatkan kualitas dan kuantitas produk, sehingga konsumen tetapmenyukai produk tersebut.
- Mengubah alat yang digunakan dalam pengolahannya dari manual menjadimodern supaya proses produksinya cepat.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
27/79
27
- Menyiapkan kedai mobil yang dapat mengambil produk-produk yang tidakbisa dipasarkan oleh pengusahanya disetiap kantor-kantor khususnya di
Makassar.
- Menambah jumlah tenaga kerja dan meningkatkan kerja profesional, supayausaha tetap berjalan dengan lancar.
Tabel 2. Program Kerja UPPKS Balla Ratea di Kecamatan Pallangga Kabupaten
Gowa Periode 2012.
No Jenis Kegiatan LokasiPenanggung
JawabKeterangan
1 Produksi Sarabba Rumah Ketua
& Anggota
Ketua
kelompok
2 Penjualan ProduksiPesanan &
Jajanan
Pengurus/Ang
gota
3 Rapat PengurusRumah Ketua
Kelompok
Ketua
kelompok
4 PembinaanKelompok
Rumah
Anggota
Kelompok
Pembina
Kelompok
5Pembenahan
AdministrasiRumah Ketua
KelompokPengurus
6 Pembentukan Arisan BPMKetua
kelompok
7 Pengajian Triwulan BPMKetua
kelompok
8Penyuluhan/Pertemu
an
Rumah Ketua
Kelompok
Instansi
Terkait9 Mengikuti Pameran BPM
Ketua
kelompokDisesuaikan
10Pengembangan
ProduksiBPM
Ketua
kelompokDisesuaikan
11 Perayaan/Peringatan
Hari Raya
BPM
Ketua
Kelompok &
Anggota
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
28/79
28
Tujuan pada setiap bagian (bidang) dalam perusahaan perlu ditetapkan
agar dapat dijadikan sebagai pedoman untuk beraktivitas demi mencapai tujuan
perusahaan secara maksimal. Adapun misi dari setiap bidang perusahaan adalah
sebagai berikut:
Pimpinan perusahaan merupakan ahli strategi yang memastikan bahwa
sasaran organisasi akan dapat tercapai. Dalam hal ini perubahan sosial, inovasi
teknologi dan meningkatnya kompetisi merupakan tantangan yang harus dihadapi
oleh setiap pemimpin. Oleh karena itu, sangat dituntut bahwa pemimpin
hendaknya memiliki talenta yang tinggi. Misi dari pimpinan perusahaan di sini
yaitu mengatur semua sumber daya perusahaan dalam mencapai keuntungan,
sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Pengadaan produksi ini sangat penting dalam perusahaan, karena dengan
adanya bagian ini, maka semua bahan baku yang dibutuhkan dalam suatu
perusahaan dapat diperoleh. Adapun misi dari bagian pengadaan bahan baku,
yaitu mengatur pasokan bahan baku agar selalu lancar, demi kelancaran kegiatan
produksi.
Produksi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu
perusahaan. Apabila produksi dalam perusahaan ini terhenti, maka otomatis
kegiatan dalam perusahaan tersebut akan terhenti pula. Misi dari bagian produksi
ini, yaitu memproduksi Sarabba Instan dengan kualitas dan kuantitas yang
baik agar dapat memenuhi keinginan konsumen.
Hasil produksi Sarabba Instan selanjutnya dipasarakan. Kepuasan
pelanggan dalam kegiatan pemasaran ini sangatlah diperhatikan dengan harapan
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
29/79
29
bahwa konsumen akan tertarik untuk tetap membeli produk yang dihasilkan,
sehingga perusahaan akan memperoleh laba. Adapun misi dari bagian pemasaran
ini, yaitu meningkatkan volume penjualan dan memperluas wilayah pemasaran.
Namun semua itu tidak akan terlaksana apabila tidak ditunjang dengan
promosi, karena pada dasarnya kegiatan promosi adalah merupakan hal yang
sangat penting dalam kegiatan pemasaran, karena adanya kegiatan inilah sehingga
konsumen jadi tahu bahwa ternyata sekarang sudah ada sarabba instan yang bukan
hanya berbentuk bubuk saja, tetapi sudah ada yang berbentuk cair.
Selain dari pada itu, hal yang sangat penting adalah struktur organisasi
untuk menunjukkan kedudukan, tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda
pada setiap tenaga kerja yang terlibat dalam perusahaan untuk mencapai sasaran
yang diinginkan. Struktur organisasi yang dikembangkan kiranya dapat membantu
perusahaan mencapai tujuan tersebut. Adapun struktur organisasi pada UPPKS
Balla Ratea dapat dilihat pada Gambar 2.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
30/79
30
:
Gambar 2. Struktur Organisasi UPPKS Balla Ratea Kecamatan Pallangga
Kabupaten Gowa, 2012.
Gambar 2 dapat dilihat bahwa struktur organisasi di perusahaan UPPKS
Balla Ratea, terdiri dari pimpinan perusahaan yang dipegang oleh Dra. Hajira.
Selain sebagai pemimpin perusahaan, ibu Hajira juga ikut serta merangkap dalam
semua bagian yaitu bagian pengadaan bahan baku, bagian produksi, promosi dan
bagian pemasaran. Hal ini terjadi, karena kurangnya tenaga kerja yang ada dalam
KETUA UMUM
Dra. HAJIRAH
SEKRETARIS
KASTURI
BENDAHARA
WIDYAWATI, S.Pt.
PENGADAAN BAHAN BAKU
1.HASNIAH2.YUSMI TAHA
PRODUKSI
1.HATUA2.RAHMATIA3.NURAENI4.RADIAH5.RATNA RAHIM6.PIDA7.DG TINO8.DG RANNU9.DG JINTU
LABELING
1.HAMSINAH2.SUPIANA
PENGEMASAN
1.HASNAH2.HALIMAH
PROMOSI
4 ORANG KARYAWAN LEPAS
DAN HAJIRAH
PEMASARAN
4 ORANG KARYAWAN LEPAS
DAN HAJIRAH
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
31/79
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
32/79
32
Luas lahan yang dimiliki oleh UPPKS Balla Ratea adalah 98 m. Lahan
tersebut terdiri atas beberapa bangunan. Bangunan tersebut berupa ruang produksi
dengan luas 4 x 5 m. Tempat produksi dibuat sengaja lebih luas dibandingkan
dengan ruangan lainnya, agar para karyawan lebih bebas untuk bergerak dan
membuat produk. Selain ruang produksi, terdapat ruangan yang letaknya
berdampingan dengan ruang produksi yaitu ruang pencucian dengan luas 3 x 3 m
dan juga terdapat toilet yang memiliki luas 2 x 3 m, tempat pengemasan memiliki
luas 3 x 5 m dan tempat penyimpanan letaknya berdampingan dengan ruang
pengemasan memiliki luas 3 x 3 m, ruang pimpinan terletak di dalam kantor
dengan luas 3 x 3 m dan kantor memiliki luas 5 x 6 m. Kantor sengaja dibuat
lebih luas karena kantor juga digunakan untuk menemui pelanggan dan sebagai
tempat bertransaksi.
Harapan yang diinginkan ibu Hajira ke depannya adalah meningkatkan
kualitas dan kuantitas produknya, menambah luas area produksinya serta
memperluas jaringan kerjanya supaya pemasaran Sarabba Instan dapat
mencapai taraf internasional.
4.4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam organisasi
yang memegang peranan yang sangat besar sebagai salah satu sumber keunggulan
kompetitif dan elemen kunci untuk meraih kesuksesan dalam bersaing dan
mencapai tujuan organisasi, karena tanpa adanya sumber daya manusia, maka
kegiatan tidak akan terlaksana.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
33/79
33
Tabel 3. Sumber Daya Manusia pada UPPKS Balla Ratea di Desa Taeng
Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, 2012
No. Jabatan Status PendidikanJumlah
(Orang)
1. Pimpinan Tetap S1 1
2. Sekretaris Tetap SMA 1
3. Bendahara Tetap S1 1
4. Bagian Pengadaan Bahan Baku Tetap SMA 2
5. Bagian Produksi Tetap SMP 9
6. Bagian Pengemasan Tetap SMA 2
7. Labeling Tetap SMA 2
8. Bagian Promosi TetapS1 1
9. Bagian PemasaranTetap
S1 1
Total 28
Sumber: Data Sekunder UPPKS Balla Ratea, 2012
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa dalam UPPKS Balla Ratea ini,
memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari pimpinan 1 orang, bagian
pengadaan bahan baku 2 orang, bagian produksi 9 orang, bagian pengemasan 2
orang, bagian labeling 2 orang dan bagian promosi 1 orang karyawan tetap,
begitupun juga dengan yang berada di bagian pemasaran, 1 orang karyawan tetap.
Selain karyawan tetap terdapat pula 4 orang karyawan atau tenaga kerja lepas
yang bertugas untuk melakukan kegiatan promosi sekaligus memasarkan sarabba
instan. Tenaga kerja lepas tersebut tidak digaji oleh perusahaan, tetapi mereka
mendapatkan potongan dari hasil penjualannya sebesar 5 % sampai 10 % /
botol. Jadi karyawan lepas memperoleh pendapatan dari diskon hasil penjualan,
besarnya pendapatan yang diperoleh tergantung dari jumlah sarabba yang terjual.
Dalam merekrut tenaga kerja, perusahaan ini tidak menggunakan tes
secara formal, tetapi hanya melihat kemampuan atau keahlian dari pelamar, yaitu
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
34/79
34
mampu bekerja dan terampil dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Karyawan yang bekerja pada UPPKS Balla Ratea terkadang bekerja 5-7 jam/hari.
Karyawan mulai bekerja pada pukul 10.00 WITA dan biasanya selesai pada pukul
17.00 WITA. Lamanya waktu kerja juga tergantung dengan banyaknya pesanan.
Semakin banyak pesanan, maka waktu kerja mereka semakin lama. Menurut
karyawan di perusahaan tersebut, bahwa mereka mulai bekerja saat semua
pekerjaan rumahnya selesai, utamanya dalam mengurus anak-anak mereka dan
juga suami-suami mereka yang akan pergi mencari nafkah untuk keluarganya.
Pada dasarnya gaji karyawan pada UPPKS Balla Ratea tidak menentu
setiap bulannya. Karena sampai saat ini bahan bakunya belum bisa memenuhi
kebutuhan produksi perusahaan, maka kegiatan produksi di perusahaan tersebut
tidak kontinyu. Sehingga pihak perusahaan memberikan gaji kepada karyawannya
sebesar Rp. 5000,-/jam/orang.
4.5.Sumber Daya Peralatan
Sumber daya peralatan adalah alat dan mesin yang dimiliki oleh
perusahaan untuk menjalankan kegiatan produksi-produksi maupun distribusi.
Peralatan tersebut mencakup peralatan operasional maupun peralatan produksi. Di
mana jenis, jumlah dab harga alat tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
35/79
35
Tabel 4. Jumlah dan Harga Peralatan Dapur pada UPPKS Balla Ratea di
Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, 2012
No. Nama AlatJumlah Alat
(Buah/Unit)
Harga
Satuan (Rp)Nilai (Rp)
1 Kompor Gas 3 240.000 720.000
2 Tabung Gas 3 250.000 750.000
3 Selang Gas 3 15.000 45.000
4 Regulator 3 50.000 150.000
5 Baskom 7 30.000 210.000
6 Panci 4 70.000 280.000
7 Ember 3 30.000 90.000
8 Pisau 12 3.000 36.000
9 Sendok Kecil 12 2.000 24.000
10 Sendok Pengaduk 4 4.000 16.000
11 Saringan 3 7.000 21.000
12 Gelas Ukur 6 38.000 228.000
13 Cerek 3 25.000 75.000
14 Timbangan 2 120.000 240.000
15 Sikat Cuci 5 3.000 15.000
16 Blender 3 375.000 112.5000
17 Blender (Kap. 20 kg/Jam) 1 8.000.000 8.000.00018 Kompor Biogas 1 19.500.000 19.500.000
19 Panci (Ukuran 20 L) 1 2.000.000 2.000.000
20 Mesin Pemotong Bahan Baku 1 12.500.000 12.500.000
JUMLAH 80 43.262.000 46.025.000Sumber :Data Sekunder UPPKS Balla Ratea, 2012
Tabel 4 menggambarkan sarana dan prasarana yang ada pada UPPKS
Balla Ratea Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Adapun
penjelasan dari peralatan-peralatan tersebut di atas adalah sebagai berikut:
Kompor gas merupakan alat yang digunakan untuk memasak dengan
menggunakan tabung gas sebagai penghasil api. Kompor gas yang dimiliki
perusahaan UPPKS Balla Ratea sebanyak 3 buah. Kompor gas ini digunakan
untuk memasak semua bahan baku yang telah dicampur guna membuat Sarabba
Instan.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
36/79
36
Baskom ini digunakan untuk mencuci bahan baku sebelum memasak
bahan baku tersebut. Baskom yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea
sebanyak 7 buah.
Panci adalah alat untuk memasak atau merebus. Panci tersebut terbuat
dari besi aluminium maupun stain less. Panci yang digunakan oleh UPPKS Balla
Ratea sebanyak 4 buah. Panci ini digunakan untuk merebus atau memasak semua
bahan baku pembuatan Sarabba Instan.
Pisau yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea berjumlah 24
buah, pisau ini digunakan untuk memotong atau mengupas bahan baku, yaitu jahe.
Tabung gas merupakan alat yang dipakai untuk menyimpan gas yang
dibutuhkan dalam pemakaian kompor gas. Adapun jumlah tabung gas yang
dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea sebanyak 3 buah.
Selang gas merupakan alat yang dipakai untuk menghubungkan antara
kompor gas dengan tabung gas, sehingga gas yang berada dalam tabung gas dapat
tersalur sampai ke kompor gas. Adapun jumlah selang yang dimiliki oleh UPPKS
Balla Ratea adalah 3 buah.
Regulator merupakan alat yang digunakan bersama dengan kompor gas,
selang gas dan tabung gas. Alat ini berfungsi untuk menyambungkan antara gas
dengan selang gas serta berfungsi untuk mengatur gas yang masuk ke kompor gas.
Regulator yang dimiliki UPPKS Balla Ratea adalah sebanyak 3 buah.
Ember merupakan alat yang digunakan untuk mencuci bahan baku dan
digunakan bersama dengan baskom, dengan jumlah alat ini sebanyak 3 buah.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
37/79
37
Sikat cuci merupakan alat yang digunakan untuk menyikat jahe, supaya
kotoran-kotoran yang menempel hilang. Sikat cuci ini berjumlah 5 buah.
Sendok pengaduk yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea
sebanyak 4 buah. Sendok pengaduk ini terbuat dari batang kelapa dan diguakan
untuk mengaduk bahan baku yang dimasak dalam pembuatan Sarabba Instan,
agar campuran adonannya rata.
Saringan yang dimiliki perusahaan Balla Ratea sebanyak 3 buah, saringan
ini digunakan pada saat sarabba selesai dimasak untuk menyaring sisa-sisa ampas
dari jahe, supaya sarabba bebas dari ampas.
Timbangan digunakan untuk melakukan pengukuran massa dari bahan
baku yang digunakan untuk membuat Sarabba Instan. Timbangan ini berjumlah
2 buah.
Gelas ukur digunakan untuk mengukur santan yang akan dicampur dengan
jahe dan gula merah. Selain itu, gelas ukur ini juga digunakan untuk mengukur
berapa banyak sarabba yang akan dimasukkan ke dalam kemasan (botol plastik).
Gelas pengukur ini berjumlah 6 buah.
Sendok digunakan untuk mengukur sarabba, sendok ini berjumlah 12 buah
atau 1 lusin. Cerek merupakan tempat air minum, cerek ini digunakan untuk
memasukkan sarabba ke dalam kemasan botol plastik, supaya proses
pengemasannya lebih mudah dilakukan. Cerek ini berjumlah 3 buah.
Blender (mesin penggiling) digunakan untuk menggiling jahe yang telah
dibersihkan. Penggilingan ini dilakukan supaya memudahkan dalam penyaringan,
alat ini berjumlah 3 buah.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
38/79
38
Ada 4 buah alat baru yang belum pernah digunakan dan baru akan
digunakan setelah pabriknya selesai, yaitu blender dengan kapasitas 20kg/jam,
tabung biogas, panci ukuran 20 liter dan mesin pemotong bahan baku.
Untuk mengetahui jumlah peralatan kantor yang ada pada UPPKS Balla
Ratea, maka dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah dan Harga Peralatan Kantor pada UPPKS Balla Ratea di
Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, 2012.
No. Nama AlatJumlah
Alat
(Buah/Unit)
Harga
Satuan (Rp)Nilai (Rp)
1 Komputer 1 4.500.000 4.500.000
2 Printer 1 1.200.000 1.200.000
3 Meja Kantor 1 800.000 800.000
4 Kursi 1 200.000 200.000
5 Rak Buku (Lemari) 1 325.000 325.000
6 Telepon 1 500.000 500.000
7 Lemari Produk 1 450.000 450.000
JUMLAH 7 7.975.000 7.975.000Sumber :Data Sekunder UPPKS Balla Ratea, 2012
Tabel 5 menggambarkan sarana peralatan kantor yang ada pada UPPKS
Balla Ratea Desa Taeng Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Adapun
penjelasan dari peralata-peralatan tersebut di atas adalah sebagai berikut:
Komputer yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea sebanyak 1
unit, komputer ini digunakan untuk mengolah dan menyimpan data-data
pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Printer yang ada diperusahaan UPPKS
Balla Ratea berjumlah 1 unit, printer ini berfungsi untuk mencetak file atau data-
data yang ada dalam komputer.
Meja kantor yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS Balla Ratea sebanyak
1 unit, meja ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan komputer. Kursi kantor
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
39/79
39
yang ada diperusahaan ini sebanyak 1 buah, kursi ini digunakan oleh karyawan
yang ada di perusahaan tersebut.
Perusahaan UPPKS Balla Ratea memiliki lemari atau rak buku sebanyak 1
buah, lemari ini digunakan untuk menyimpan semua buku dan arsip-arsip yang
berhubungan dengan perusahaan. Dan lemari produk yang dimiliki oleh
perusahaan sebanyak 1 buah, lemari ini berfungsi untuk menyimpan semua
produk yang siap dipasarkan.
Telepon yang dimiliki oleh perusahaan UPPKS berjumlah 1 unit, telepon
ini berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi yang digunakan oleh karyawan
dengan pelanggangnya atau rekan kerjanya.
4.6. Sumber Daya Finansial
Keberadaan sumber daya finansial cukup berpengaruh terhadap kelancaran
suatu usaha. Sumber daya inilah yang dapat menunjang ketersediaan berbagai
sumber daya lain yang diperlukan dalam proses produksi dan kegiatan operasional
lainnya. Sumber daya finansial merupakan segala sesuatu yang dimiliki
perusahaan baik berupa uang tunai maupun harta benda lainnya yang sewaktu-
waktu dapat diuangkan guna mendukung aktivitas perusahaan dalam
pengembangan usaha yang dikelolah, (Syam dkk, 2006: dalam Reski Amelia dkk,
2010).
Dari uraian di atas, kita dapat memperoleh gambaran mengenai pentingnya
upaya untuk memanfaatkan sumber daya finansial seefisien mungkin dengan
perencanaan dan pengelolaan yang tepat. Fungsi utama dari sumber daya finansial
yaitu untuk mengadakan sumber daya lainnya yang diperlukan oleh perusahaan,
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
40/79
40
agar kebijakan manajemen tidak salah arah, maka sumber daya finansial harus
disusun berdasarkan perhitungan yang rill dapat berfungsi sebagai pedoman kerja
yang memberikan arah dan target-target tertentu yang harus dilakukan oleh
perusahaan.
Aktiva adalah sarana atau sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu
kesatuan usaha atau perusahaan yang perolehannya atau nilai wajarnya harus
diukur secara objektif. Aktiva lancar (current assets), yang terdiri dari: kas,
piutang, persediaan. Aktiva tetap (fixed assets) yang terdiri dari: peralatan,
gedung, tanah. Sedangkan passiva adalah pengorbanan ekonomis yang harus
dilakukan oleh suatu perusahaan pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk
masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha, kewajiban ini dibedakan
menjadi utang lancar dan utang jangka panjang.
Utang (liabilities) merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh
perusahaan yang dapat digolongkan: utang lancar (current liabilities)antara lain:
utang dagang dan utang wesel dan utang jangka panjang (long term debt) antar
lain utang bank, utang obligasi dan utang hipotek. Modal (capital) merupakan hak
milik perusahaan atas total harta (aktiva) yang ada dalam perusahaan. Besarnya
hak milik tersebut sama dengan aktiva bersih perusahaan, yaitu sisa aktiva setelah
dikurangi total utang. Contohnya modal: modal sendiri, modal persekutuan, modal
saham, (Tata, 2008; dalam Hartini dkk, 2010).
Aktiva (harta tetap) yang dimiliki oleh perusahaan sebesar Rp.
140.000.000,- yang terdiri dari lahan yang dimiliki oleh perusahaan seluas 16 m x
9 m = 144 m dengan harga 250.000/m, jadi harga lahannya adalah sebesar Rp
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
41/79
41
36.000.000,- dan bangunan yang dimilikinya adalah senilai Rp. 50.000.000,-, jadi
total harga lahan dan bangunannya adalah Rp. 86.000.000,-. Serta akumulasi
penyusutan peralatan produksi dan kantor sebesar Rp. 54.000.000,-/tahun. Dan
Passiva (utang lancar) yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebesar Rp.
22.571.378,-, yang terdiri dari biaya gaji karyawan sebesar Rp. 11.725.000,-
/bulan, di mana gaji untuk pimpinan sebesar Rp. 1.000.000,-/bulan, untuk
sekretaris dan bendahara sebesar Rp. 900.000,-/bulan dan untuk karyawan lainnya
masing-masing sebesar Rp. 525.000,-/bulan, dan biaya bahan baku sebesar Rp.
9.190.378,-/bulan dan utang lancar, yaitu sebesar Rp. 1.656.000,-.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
42/79
42
IV.HASIL DAN PEMBAHASANBauran pemasaran (marketing mix) merupakan kombinasi dari empat
variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat
dikendalikan oleh perusahaan seefektif mungkin yakni : product (produk), price
(harga),place(tempat atau distribusi), danpromotion(promosi).
5.1. Product (Produk)
Produk utama yang dimiliki oleh UPPKS Balla Ratea adalah Sarabba
Instan. Sarabba instan merupakan minuman tradisional khas Makassar yang
dikembangkan dengan tujuan agar minuman tradisional tersebut dapat dikenal
oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya di Makassar dan juga
masyarakat yang ada di luar Indonesia.
Sarabba ini berbeda dengan sarabba-sarabba yang diproduksi oleh
perusahaan lain yang berbentuk bubuk dan minuman dengan kemasan kotak.
Dilihat dari segi bentuk fisiknya, maka sarabba instan yang diproduksi oleh
UPPKS Balla Ratea tersebut merupakan produk yang berbentuk cair dan kental
yang dikemas dengan menggunakan botol plastik dan dilengkapi dengan anyaman
dari daun lontar atau dengan nama lain menggunakan keranjang khas buatan
orang Makassar, sebagai ciri khas dari produk tersebut.
Sarabba instan dapat bertahan sampai 6 bulan, namun produk yang
diambil oleh konsumen perantara bisaanya maksimal hanya sampai 2 bulan
produknya sudah habis terjual. Selain itu, produk ini cocok disimpan di tempat
yang dingin seperti freezer. Dilihat dari segi ukuran, maka sarabba instan yang
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
43/79
43
diproduksinya ada tiga jenis ukuran, yaitu ukuran yang pertama 330 ml (terkecil),
ukuran yang kedua 500 ml (sedang) dan ukuran yang ketiga adalah 630 ml
(besar).
Di antara ketiga jenis ukuran produk tersebut, maka ukuran yang
digunakan oleh perusahaan pada saat pertama kali melakukan produksi atau
membuat sarabba instan adalah ukuran 330 ml. Pada tahun 2008 jumlah
produksinya sudah mulai meningkat yaitu sampai maksimal 500 botol, sehingga
ukurannya ditambah dua yaitu ukuran 500 ml dan 630 ml dengan pertimbangan
bahwa ukuran produk yang hanya satu jenis akan sulit dipasarkan karena
kebutuhan konsumen yang berbeda-beda serta permintaan sasaran pasar yang
membutuhkan ukuran yang lebih besar lagi, seperti rumah makan, caf, warkop
dan sebagainya.
Walaupun ukuran produknya berbeda-beda, namun kemasannya tetap satu
jenis, yaitu menggunakan botol aqua plastik. Dengan adanya kemasan botol
plastik ini, maka sarabba instan, selain menjadi produk inti maka ia juga sudah
mampu menjadi produk generik. Dan untuk menjadi produk harapan, maka
perusahaan juga sudah mendapatkan surat izin dari pemerintah yang bersangkutan
tentang izin mendirikan usaha industri tanaman pangan dan sertifikat yang
menunjukkan bahwa produknya halal dikonsumsi.
Untuk menjadi produk pelengkap, maka sejak tahun 2008/2009
perusahaan sudah menggunakan label dan juga hiasan kemasan produk yang
terbuat dari anyaman daun lontar yang sekaligus menjadi ciri khas dari kemasan
produk perusahaan tersebut. Pada awal tahun 2010 yaitu bulan Januari jumlah
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
44/79
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
45/79
45
Hal tersebut disebabkan oleh bahan baku yang terbatas serta alat-alat
produksi yang masih manual, karena pabriknya belum selesai, sehingga alat-alat
produksi yang baru belum bisa digunakan. Setiap kali produksi, sarabba instan
tersebut langsung dipasarkan atau disalurkan kepada pedagang (konsumen antara).
Dan produk-produk tersebut biasanya hanya sampai 2 minggu saja sudah habis
terjual, namun apabila dalam waktu 2 bulan sarabbanya belum habis terjual, maka
pihak perusahaan akan menarik kembali dan mengganti produknya dengan yang
baru. Sarabba instan tersebut diproduksi dengan menggunakan beberapa jenis
bahan baku.
5.1.1. Proses Pengadaan Bahan Baku
Analisis kinerja merupakan suatu analisis yang memperlihatkan kondisi
dinamika dari agrosistem serta hasil yang diperoleh perusahaan tersebut. Analisis
ini menunjukkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Analisis
kinerja terbagi atas dua, yaitu kinerja proses dan kinerja hasil. Kinerja proses
menunjukkan apa yang dilakukan sedangkan kinerja hasil menunjukkan apa yang
telah dicapai atau dihasilkan perusahaan. Adapun kinerja dalam perusahaan ini
dimulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, proses pemasaran serta
pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan analisis kinerja hasil meliputi
analisis biaya dan analisis pendapatan, (Hartini dkk, 2010).
Bahan baku merupakan salah satu unsur penting dalam proses produksi,
dengan tersedianya bahan baku dalam jumlah dan waktu yang tepat akan
memperlancar proses produksi dalam perusahaan, sehingga diharapkan dengan
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
46/79
46
lancarnya proses produksi tersebut dapat menghasilkan produk yang sesuai
dengan keinginan konsumen baik jumlah dan waktunya.
Bahan utama yang harus disediakan dalam perusahaan ini adalah
komoditas hortikultura yaitu kelompok tanaman biofarmaka dengan jenis tanaman
jahe. Selain itu bahan baku lainnya adalah Gula Jawa, Santan dan Merica. Jahe
merah yang digunakan dalam perusahaan ini adalah jahe dari petani mitra UPPKS
Balla Ratea di Kabupaten Gowa, yang membudidayakan khusus tanaman
biofarmaka organik. Adapun bahan baku lainnya yang digunakan adalah gula
jawa. Gula jawa ini diperoleh dari pedagang gula di pasar Sungguminasa, dan
diantar langsung ke perusahaan UPPKS Balla Ratea begitupun juga dengan jahe.
Jahe yang digunakan untuk pembuatan sarabba ini adalah jahe merah. Jahe
jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga
cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamur, ukuran rimpangnya paling kecil
dengan warna merah. Dengan serat lebih besar dibanding jahe biasa. Jahe merah
inilah yang digunakan untuk pembuatan sarabba. Sarabba merupakan minuman
yang digemari karena mampu memberikan rasa hangat dimalam hari, utamanya di
daerah pegunungan, (Anonim, 2010).
Gula merah merupakan gula Jawa yang biasanya diasosiasikan dengan
segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga
pohon Lontar, (Anonim, 2010).
Santan merupakan cairan putih kental yang dihasilkan dari kelapa yang
diparut kemudian diperas bersama air. Santan yang digunakan untuk pembuatan
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
47/79
47
sarabba adalah santan kental dan santan cair, (Suryati, 1990; dalam Hartini dkk,
2010).
Merica (lada) adalah rempah-rempah yang berwujud biji-bijian yang
dihasilkan oleh tumbuhan. Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia,
(Suryati, 1990; dalam Hartini dkk, 2010). Adapun biaya tetap dan susunan bahan
baku yang digunakan dalam produksi sarabba instan dapat dilihat pada Table 7.
Tabel 7. Biaya Tetap dan Bahan Baku yang Digunakan dalam Kegiatan Produksi
Sarabba Instan pada UPPKS Balla Ratea, 2012
No Bahan Baku Vulume Satuan Harga (Rp) Biaya (Rp)
1 Jahe Merah 19.4 Kg 17.000,- 329.800
2 Gula Jawa (Aren) 129.33 Kg 10.000,- 1.293.300
3 Merica 1.29 Kg 100.000,- 129.000
4 Santan Kara 19.4 Liter 25.000,- 485.000
5 Botol 300 Buah 1.200,- 360.000
6 Keranjang 300 Buah 1.300,- 390.000
7 Label 300 Lembar 250,- 75.000
8 Segel 300 Buah 28,00,- 8.400
Total 3.070.500Sumber:Data Primer Setelah Diolah, 2012
Tabel 7 menunjukkan berapa besar rata-rata jumlah bahan baku yang
digunakan dalam kegiatan produksi, bila produksinya 1000 botol/bulan. Di mana
jahe merah yang digunakan rata-rata 19,4 kg, gula merah rata-rata 129,33 kg,
merica rata-rata 1,29 kg, santan kara rata-rata 19,4 liter, botol, keranjang, dan
segel rata-rata 300 buah dan label rata-rata 300 lembar. Dan untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Lampiran 3.
Jumlah produksi setiap bulannya tidak menentu, terkadang sampai 1200
botol dan terkadang pula hanya 1000 botol/bulan. Hal ini disebabkan karena
bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sarabba tersebut sampai saat ini
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
48/79
48
belum dapat tersedia sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan oleh
perusahaan, terutama jahe merah dan gula jawa (aren). Selain menyebabkan
jumlah produksinya tidak menentu, hal ini pula yang menyebabkan sehingga
produksi menjadi tidak kontinyu, karena bahan yang akan diproduksi tidak
kurang.
5.1.1.2. Proses Produksi
Proses produksi adalah segala kegiatan yang menciptakan atau menambah
kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Apabila terdapat kegiatan yang
mengakibatkan adanya penambahan kegunaan atau faedah suatu barang dan jasa,
maka kegiatan tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan produksi, jadi yang
dimaksud dengan proses produksi adalah suatu cara, metode, atau teknik
bagaimana menciptakan suatu faedah atau menambah faedah suatu barang dan
jasa, dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada, (Ahyari, 1992; dalam
Reski Amelia dkk, 2010). Proses produksi Sarabba Instan meliputi beberapa
tahap, seperti berikut:
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan fisik dan pemisahan bahan baku.
Penyortiran dilakukan untuk memisahkan antara bahan baku yang berkualitas baik
dan kurang baik. Hanya yang berkualitas baik yang digunakan untuk pembuatan
sarabba instan ini. Penyortiran dilakukan dengan melihat kualitas dan kebersihan
jahe dan gula merah. Kualitas jahe dilihat dari aroma dan keadaan jahe, jahe yang
memiliki aroma tidak terlalu pekat, tandanya belum dapat digunakan. Kualitas
gula merah dilihat dari rasa, apabila gula merah yang memiliki rasa yang dianggap
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
49/79
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
50/79
50
Pendinginan dilakukan, agar kemasan yang digunakan untuk membungkus
minumannya tidak kempes atau rusak, karena kemasannya hanya terbuat dari
plastik. Pendinginan ini dilakukan sekitar 2-3 jam.
Setelah sarabba tersebut dingin, maka sarabba di masukkan ke dalam
kemasan botol plastik. Pelabelan merupakan tahap akhir dari proses produksi
sarabba. Setelah sarabba di masukkan ke botol plastik, maka botol tersebut diberi
label. Pengemasan dan labeling biasanya berlangsung selama 1 jam.
Dari hasil pembahasan di atas, terlihat bahwa kegiatan produksi dilakukan
dengan menggunakan waktu yang cukup lama. Salah satu faktor penyebabnya
adalah karena alat-alat yang digunakan masih manual, dan kegiatan produksi ini
bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat apabila menggunakan alat-alat
yang lebih bagus lagi seperti mesin, utamanya pada kegiatan mengupas dan
memotong bahan baku (Jahe merah). Akan tetapi, berhubung karena tempat
produksi yang digunakan selama tidak begitu luas sehingga tidak memungkinkan
untuk menggunakan alat-alat mesin, seperti mesin pemotong bahan baku tersebut.
Melihat kondisi tersebut, maka ibu Hajira selaku pemilik perusahaan,
mulai membangun sebuah perusahaan yang terletak tidak jauh dari tempat
produksi sebelumnya (yang digunakan saat ini). Seiring dengan pembangunan
pabriknya yang baru, maka pihak perusahaan juga, menggunakan waktunya untuk
mencari informasi serta petani-petani atau pedagang-pedagang yang berhubungan
dengan hasil produksi pertanian khususnya jahe merah.
Sarabba instan sebenarnya dapat bertahan selama kurang lebih 6 bulan,
namun melihat persaingan yang begitu ketat sehingga pihak perusahaan berusaha
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
51/79
51
semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan prima kepada relasi serta
konsumennya, sehingga produknya tidak dibiarkan tinggal terlalu lama baru
diganti. Sarabba instan tersebut cocok dan akan lebih tahan bila disimpan di
tempat yang dingin seperti pre zeer supaya kandungan air santan yang terdapat
dalam sarabba bisa bertahan lebih lama.
Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah
produksi UPPKS Balla Ratea belum maksimal, jumlah produksinya dalam setiap
bulan hanya sampai 1000 botol dan paling maksimal 1200 botol/bulan, karena
bahan baku yang digunakan sampai saat ini belum bisa tersedia sesuai dengan
jumlah dan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu pabriknya belum
selesai dibangun, sehingga alat-alat produksi yang baru (lebih bagus kapasitasnya)
belum bisa digunakan.
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebaiknya UPPKS
membina kelompok tani atau petani secara langsung dalam melakukan budidaya
jahe merah, merica dan juga dalam pembuatan gula jawa.
5.2. Price(Harga)
Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan oleh
seorang konsumen untuk memperoleh sebuah produk dan dalam dunia usaha
hendaknya harga dapat dijangkau oleh konsumen supaya produk kita dapat
dipasarkan.
Berdasarkan perhitungan biaya variabel dan juga biaya tetap, maka
perusahaan UPPKS Balla Ratea menetapkan setiap jenis ukuran produkya dengan
harga yang berbeda-beda. Di mana yang paling utama di sini adalah bahan
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
52/79
52
bakunya. Karena bahan baku sarabba instan masih sulit untuk didapatkan,
sehingga harganya jadi mahal, dan ini sangat berpengaruh terhadap harga jual
setiap produk. Di mana untuk ukuran 330 ml seharga Rp. 22.500,-/ botol, ukuran
500 ml seharga Rp. 27.500,-/botol dan ukuran 630 ml seharga Rp. 37.000,-/botol,
harga tersebut merupakan harga jual kepada konsumen akhir dan harga jual
kepada konsumen perantara (relasinya) yang diantarkan langsung ke tempatnya
masing-masing dipotong sebesar 10 %/botol. Sedangkan relasi kerjanya yang
langsung mengambil produk di perusahaan UPPKS Balla Ratea harganya masing-
masing dipotong sebesar 15 %/botol.
Harga produk yang sebenarnya sebelum ditambah dengan harga mark up
adalah ukuran 330 ml Rp. 17.000,-/botol, ukuran 500 ml adalah Rp. 20.000,-/botol
dan ukuran 630 ml adalah Rp. 26.000,-/botol. Setiap jenis ukuran masing-masing
ditambah dengan keuntungan yang sama untuk semua ukuran yaitu 20 %. Namun
resiko kerugiannya berbeda-beda setiap ukuran.
Ukuran 330 ml resiko kerugian sebesar 12% / botol sehingga harga jualnya
ditetapkan sebesar Rp. 22.500,-, ukuran 500 ml ditambah resiko kerugian sebesar
17 % / botol sehingga harga jualnya ditetapkan sebesar Rp. 27.500,-, sedangkan
ukuran 630 ml ditambah resiko kerugian sebesar 24 % / botol sehingga harga
jualnya ditetapkan sebesar Rp. 37.000,-.
Setelah melakukan penelusuran pasar sasaran, maka dapat diketahui
bahwa harga jual produk tersebut setiap pasar berbeda-beda. Pada tempat
penjualan Aneka Ole-Ole Khas Makassar yang terdapat di Jl. Andi Pettarani
dan Pusat Ole-Ole Khas Makassar di Somba Opu harga jualnya adalah sama
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
53/79
53
dengan harga jual yang digunakan oleh UPPKS Balla Ratea ketika produknya
dijual langsung ke konsumen akhir, yaitu untuk ukuran 330 ml maka harganya
adalah sebesar Rp. 22.500,-/botol, untuk ukuran 500 ml harganya adalah Rp.
27.500,-/botol dan untuk ukuran 630 ml harga jualnya adalah sebesar Rp. 37.000,-
/botol. Harga jual tersebut digunakan dengan pertimbangan bahwa, sekarang
semakin hari semakin banyak produk baru yang bermunculan, jadi supaya produk
tersebut laku di pasaran, maka tidak perlu menjualnya dengan harga yang terlalu
mahal. Dari harga jual tersebut konsumen antara sudah mendapatkan keuntungan
sebesar 10% sampai 15%. Namun di tempat-tempat tersebut yang paling banyak
dijual adalah ukuran 330 ml dan ukuran 500 ml, hal ini disebabkan karena ukuran
tersebut lebih ekonomis dan lebih pas untuk dijadikan sebagai ole-ole.
Hal ini berbeda dengan harga jual yang digunakan di pasar-pasar atau
distribusi lain, seperti pada Warkop Pengayoman, Teras Caf Graha Pena Lantai 2
dan Rumah Makan Kaisar, yang menjual sarabba instannya sebesar Rp. 8.000,-
sampai Rp. 10.000,-/ gelas. Di mana untuk ukuran 330 ml dapat dijual sampai 7
gelas, untuk ukuran 500 ml dapat dijual sampai 10 gelas dan untuk ukuran 630 ml
bisa dijual sampai 20 gelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Penerimaan Penjualan Konsumen Perantara dalam Setiap
Ukuran Sarabba Instan (untuk Harga Rp. 8.000/Gelas)
Ukuran (ml)Jumlah Penjualan
(Gelas)
Harga
Jual/Gelas (Rp)
Jumlah
Penerimaan
330 7 8.000,- 56.000,-
500 10 8.000,- 80.000,-
630 20 8.000,- 160.000,-Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2012
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
54/79
54
Tabel 8 menunjukkan bahwa apabila tempat-tempat tersebut menjual
dengan harga Rp. 8.000, maka untuk ukuran 330 ml mereka menerima sebesar
Rp. 56.000,-, untuk ukuran 500 ml mereka menerima sebesar Rp. 80.000,- dan
untuk ukuran 630 ml mereka menerima sebesar Rp. 160.000,-. Belum lagi ketika
mereka menjual dengan harga Rp. 10.000,-/gelas, jumlah penerimaannya dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah Penerimaan Penjualan Konsumen Perantara dalam Setiap Ukuran
Sarabba Instan (untuk Harga Rp. 10.000/Gelas)
Ukuran (ml)Jumlah Penjualan
(Gelas)
Harga
Jual/Gelas (Rp)
Jumlah
Penerimaan
330 7 10.000,- 70.000,-
500 10 10.000,- 100.000,-
630 20 10.000,- 200.000,-Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2012
Tabel 9 menunjukkan, bahwa ketika mereka menjualnya dengan harga Rp.
10.000,-/gelas, maka mereka bisa menerima sebesar Rp. 70.000,- untuk ukuran
330 ml, Rp. 100.000,- untuk ukuran 500 ml, dan Rp. 200.000,- untuk ukuran 630
ml.
Melihat harga jual dari sarabba instan tersebut, maka dapat dipastikan
bahwa banyak masyarakat atau calon konsumen yang tidak bisa menjangkau
harganya, khususnya bagi masyarakat yang tingkat ekonominya menengah ke
bawah.
Menurut ibu Hajirah selaku pemilik perusahaan, bahwa ia sengaja
membuat produk dengan ukuran 330 ml, 500 ml dan 630 ml, dan sengaja memilih
sasaran pasar yang tingkat ekonominya menengah ke atas karena ia berpikir
bahwa produknya masih belum terlalu lama dan apabila produknya tidak laku di
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
55/79
55
pasaran yang tingkat ekonominya menengah ke atas, maka dia tinggal
menurunkan harga supaya masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah
dapat membelinya. Tetapi apabila dari awal pihak perusahaan memilih konsumen
yang tingkat ekonominya menengah ke bawah, maka apabila produknya tidak
laku di pasaran, maka ia akan susah untuk menjualnya.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual dari sarabba
instan belum bisa dijangkau oleh masyarakat atau konsumen yang tingkat
ekonominya menengah ke bawah karena harganya yang mahal.
Adapun solusi yang bisa diberikan oleh peneliti adalah sebaiknya
perusahaan membuat produk yang ukurannya lebih kecil lagi (lebih ekonomis),
supaya masyarakat yang tingkat ekonominya menengah ke bawah juga dapat
menikmatinya.
5.3. Promotion(Promosi)
Promosi adalah kegiatan memperkenalkan produk, baik produk berupa
barang maupun berupa jasa yang bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat
untuk membelinya. Tanpa adanya promosi, maka produk tersebut tidak akan
dikenal oleh masyarakat atau calon konsumen. UPPKS Balla Ratea
memperkenalkan produknya melalui dua cara yaitu dengan cara personal selling
danpublic relation.
Personal selling (penjualan personal), dilakukan oleh pihak perusahaan
dengan cara melakukan presentasi secara lisan kepada calon pembeli. Hal ini
paling sering dilakukan kepada teman-teman pihak perusahaan, namun melihat
kegiatan ini prosesnya lambat, maka kegiatan promosi tidak akan cukup bila
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
56/79
56
hanya menggunakan metode tersebut. Metode promosi yang kedua adalah public
relation (hubungan masyarakat), dengan cara ikut berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti kegiatan-kegiatan PKK dan juga rajin
mengikuti kegiatan pameran-pameran.
Pihak perusahaan belum melakukan kegiatan promosi dengan cara direct
marketing (sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media
iklan seperti e-mail, internet dan sebagainya) karena sampai saat ini produksi
belum berlangsung secara kontinyu. Hal ini disebabkan karena pasokan bahan
baku yang masih kurang, sehingga kegiatan produksi sarabba jadi tidak kontinyu
dan hasil produksinyapun tidak menentu. Hal inilah yang menyebabkan sehingga
pihak perusahaan belum melakukan promosi secara besar-besaran, karena yang
ditakutkan oleh pihak perusahaan adalah permintaan konsumen meningkat
sementara jumlah produksinya tidak bisa memenuhi permintaan tersebut.
Dan apabila hal tersebut terjadi, maka akan merusak citra perusahaan,
sehingga image perusahaan tersebut akan menjadi jelek di mata masyarakat dan
bisa berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan ke depannya. Karena
sebenarnya promosi juga bisa terjadi melalui konsumen yang membeli produk
tersebut. Ketika mereka membeli suatu produk, mereka biasanya menyampaikan
informasi kepada teman-temannya tentang baik atau tidaknya kualitas produk
yang ia beli. Promosi yang seperti inilah yang sering kita dapati di lingkungan
sekitar kita.
Bagi perusahaan yang pelayanan atau produknya bagus, maka akan
berdampak bagus pula bagi perusahaan, tetapi apabila pelayanan dan produknya
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
57/79
57
tidak bagus, maka akan berdampak buruk pula bagi perusahaan. Begitu pula
halnya dengan image perusahaan UPPKS Balla Ratea, bila dari awal
pelayanannya sudah tidak bagus, maka calon konsumen akan berpikir duakali
untuk membeli produknya dan otomatis namanya juga akan menjadi jelek.
Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa promosi
yang dilakukan oleh pihak perusahaan belum meluas, karena produksi yang belum
bisa dilakukan secara kontinyu.
Dari permasalahan tersebut, peneliti menyarankan kepada pihak
perusahaan bahwa apabila bahan baku sudah bisa memenuhi kebutuhan dalam
kegiatan produksi, maka sebaiknya pihak perusahaan melakukan kegiatan promosi
melalui media cetak, seperti koran, majalah, dan melalui televisi, radio serta
internet (dunia maya) dan sebagainya.
5.4. Place(Tempat atau Distribusi)
Tempat atau distribusi merupakan salah satu variabel yang sangat
berpengaruh dalam kegiatan pemasaran, karena hal inilah yang menentukan
kemana arah produk tersebut dipasarkan dan apakah tempat pemasan produknya
mudah dijangkau oleh konsumen atau tidak. Oleh karena itu, sebaiknya dalam
memilih tempat Adapun saluran distribusi produk pada UPPKS Balla Ratea dapat
dilihat pada Gambar 4.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
58/79
58
Gambar 4. Pola Jalur Distribusi Sarabba Instan yang Diproduksi Oleh
UPPKS Balla Ratea, Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa,2012.
Sesuai dengan Gambar 4, maka dapat dijelaskan bahwa UPPKS Balla
Ratea mendistribusikan produknya melalui empat cara, yaitu dengan cara
mendistribusikan langsung kepada konsumen (kantor-kantor dan masyarakat
umum) dan mendistribusikan melalui pedagang perantara (toko-toko, restoran,
caf, warkop) yang ada di Makassar, serta menyalurkan melalui distributor,
kemudian distributor menyalurkan ke toko-toko, restoran, caf, warkop kemudian
ke konsumen akhir. Kegiatan distribusi ini dilakukan di wilayah Makassar.
Sedangkan apabila produknya dipasarkan ke luar kota Makassar seperti
Pulau Jawa, Jakarta, Surabaya, Yokyakarta, Palu, Bandung dan Kalimantan,
produk ini didistribusikan melalui pedagang besar kemudian langsung dijual
Konsumen
(Produsen)
UPPKS Balla
Ratea
Pusat Ole-Ole,
Warkop, Caf
Restoran
Caf, Rumah
Makan, Warkop
Distributor
Industri
Pedagang Besar
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
59/79
59
kepada konsumen akhir tanpa melalui pedagang pengecer, karena rata-rata
konsumen yang datang langsung ke pedagang besar tersebut untuk membeli
produknya Sarabba Instan.
Untuk wilayah Makassar sendiri, seperti di Pengayoman yaitu Warkop
Wasagena mengambil barang sebanyak 200-300 botol/bulan, Rumah Makan
Kaisar setiap bulannya mengambil sebanyak 100 botol/bulan. Untuk pusat Ole-
Ole Makassar yang ada di jl. A. Pettarani dan di Somba Opu, masing-masing
mengambil produk sebanyak 3 lusin/bulan, dengan setiap ukuran masing-masing
mengambil sebanyak 1 lusin. Dan produk-produk tersebut biasanya habis dalam
waktu dua pekan saja. Namun berhubung karena bahan baku yang sampai saat ini
masih terbatas dan kegiatan produksi yang masih dilakukan secara manual,
sehingga produk-produk yang disalurkan ke setiap tempat harus dibatasi.
Apabila ada produk tersebut yang tidak laku di pasaran sampai waktu 2
bulan, maka dalam waktu 2 bulan tersebut UPPKS Balla Ratea sudah menarik
produknya dan menggantinya dengan produk yang baru. Hal ini dilakukan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan untuk menjaga image (nama baik)
dari perusahaan tersebut, apalagi perusahaannya baru-baru berkembang sementara
dari hari ke hari begitu banyak produk-produk baru yang bermunculan dan
persaingan juga jadi semakin ketat.
Jumlah produksi pada bulan Januari sampai pada bulan April 2012 sama
banyaknya, yaitu masing-masing 300 botol yang terdiri dari masing-masing
ukuran 330 ml sebanyak 300 botol, ukuran 500 ml 360 botol dan ukuran 630 ml
240 botol, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 7.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
60/79
60
Hal ini berbeda pada bulan Mei, karena pada bulan tersebut produksinya
meningkat menjadi 1200 botol. Ini disebabkan karena ada kegiatan pameran,
sehingga pihak produsen berusaha semaksimal mungkin untuk dapat
memproduksi sebanyak 1200 botol, yang terdiri dari ukuran 330 ml sebanyak 450
botol, ukuran 500 ml 410 botol dan ukuran 630 ml tetap pada posisi 240 botol,
karena ukuran ini biasanya hanya disalurkan ke warkop-warkop atau restoran.
Sedangkan ukuran 300 ml dan 500 ml yang biasa dibawa oleh pemilik perusahaan
untuk mengikuti kegiatan pameran-pameran.
Dari hasil pembahasan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tempat pemasaran dari sarabba instan belum tersebar secara merata khususnya di
kota Makassar sendiri.
Dari permasalahan tersebut, maka peneliti dapat menyarankan agar
pemasaran sarabba instan dapat tersebar secara merata khususnya di kota
Makassar sendiri, maka sebaiknya pihak perusahaan selain menyalurkan
produknya ke rumah-rumah makan, caf, dan pusat ole-ole, maka sebaiknya pihak
perusahaan juga menyalurkan produknya ke warnet-warnet atau toko-toko yang
ada di sekitar kampus.
-
8/12/2019 Perbaikan (Hasil).docx
61/79
61
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan selama kura