Perawatan Komprehensif Pallatlf

17
Perawatan Komprehensif Pallatlf .3 . (\

Transcript of Perawatan Komprehensif Pallatlf

Page 1: Perawatan Komprehensif Pallatlf

PerawatanKomprehensif

Pallatlf.3 . (\

Page 2: Perawatan Komprehensif Pallatlf

PERAWATANKOMPREHENSIF PALIATIF

I Wayan Sudarsa

© Penerbit Airlangga University Press 2020Anggota IKAPI dan APPTI Jawa TimurKampusC Unair, MulyorejoSurabaya 60115Telp. (031) 5992246, 5992247 Fax, 1031) 5992248Email: [email protected],ac‘id

Layout (Bagus) — Editor (Zadina) — Cover (Erie Febrianto)

Dicetakoleh:Pusat Penerbitandan Percetakan UNAIRAUP 930/0420 - RK033/01.20/Bl

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.Dilarang mengutip dan/ataumemperbanyak tanpa izin tertulisdari Penerbit sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun.

Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Suntan, I W.Perawatan Komprehensif Paliatif / I Wayan Sudarsa.

—- Surabaya: Airlangga University Press, 2020.x, 143 hlm. ; 23 cm

ISBN 978—602—473—395—7

l. Paliatif. I. Judul.

610.73

Page 3: Perawatan Komprehensif Pallatlf

DAFTAR KONTRIBUTOR

Dr. dr. I Wayan Sudarsa, Sp.B(K)OnkDepartemen/KSM Ilmu BedahFakultns Kedoktemn Universitns Uduyana/RSLIP Sungluh Denpasar

Dr. dr. Anna Marita Gelgel Sinardja, Sp.S(K)Depurtenwn/KSM Ilmu Penynkit SnmfFnkultas Kedokteran Universitas Udnyanu/RSUPSanglah Denpasar

dr. Putu Anda Tusta Adiputra, Sp.B(K)OnkDepurtemen/KSM Ilmu BedahFakultus Kedokterun Universitns Udayana/RSUPSangluh Denpasar

dr. Anak Agung Ngurah Ketut Putra Widnyana, Sp.A(K)Departemen/KSM Ilmu KesclmtrmAnukFakulms Ketlokteran Universitas Uduyana/RSUPSangluh Denpasar

dr. Ida Aju Kusuma Wardani, Sp.K], MARSDepartemen/KSM llmu PsikiutriFakultus Kedoktemn Universitas Udayana/RSLIP Sanglah Denpasnr

dr. Ni Ketut Putri Ariani, Sp.K]Departemen/KSM PsikintriFnkultns Kedokteran Universitas Udnyana/RSUPSanglnh Denpnsar

Page 4: Perawatan Komprehensif Pallatlf

dr. Ni Ketut Sumartini, M.Kes, Sp.GKDepartemen/KSMGizi KlinikFakultas Kedukterun Universitas Udayaml/RSUPSangluh Denpasnr

dr. Ni Putu Witari, Sp.SDepurtemen/KSM NeurologiFakultas Kedoktemn Universims Udayana/RSLIP Sangluh Denpasar

dra. Retno Indrayati Kusuma, M.Kes, PsikologDepartemen/KSMRehnbilitusi Medik Sub PsikologiPakultas Kedoktemn Universitas Uduyuna/RSUPSunglah Denpasar

dr. IMade Gede Widnyana, Sp.An-KAR, M.KesDepartemcn/KSMIlmu Anestesi dun Ternpi IntensifFukultas Kedukterun Universitas Uduyana/RSUPSanglah Denpasar

dr. I Gede Ketut Sajinadiyasa, Sp.PD-KPDepartemen/KSM PamFakultas Kedokterml Universitas Udaymm/RSUP Sunglah Denpnsur

viii Perawatan Komprehensfl Palm ‘

Page 5: Perawatan Komprehensif Pallatlf

DAFTAR ISI

Ni PutuWitari

PRAKATA .................................. vDAFTAR KONTRIBUTOR ..... vii

1. Konsep, Filosofi, dan Prinsip Perawatan Paliatif .................. 1

Anna Marita Gelgel Sinardja2. Pendekatan Holistik dalam Perawatan Paliatif ..................... 7

Ni PumWitari3. ASPEK KHUSUS PADA PASIEN PALIATIF ANAK .......... 17

Anak Agung Ngurah Ketut Putra Widnyana4. Manajemen Nyeri Paliatif .......................................................... 41

I Made Cede Widnyana5. Tata Laksana Dispnea pada Perawatan Paliatif ..................... 51 I

I Gede KetutSajinadiyasai

6. Psikologi Klinis dalam I’erawatanPaliatif ............................. 61 1‘

Retno lndrayati Kusuma %

7. Nutn'si Pada I’asien Perawatan Paliatif ................................... 75 ,‘

Ni Ketut Sumartini 1

8. Ease Akhir Kehidupan dari Sudut Perawatan Paliatif ......... 91 l

1

V

I

ix

Page 6: Perawatan Komprehensif Pallatlf

10.

11.

12.

Tanda-Tanda Klinis Menjelang Kematian pada Pasiendengan Perawatan Paliatif .........................................................I Wayan SudarsaPenggunaan Sulfas Atropin pada Pasien Terminal ..............Putu Anda Tusta AdiputraBreaking Bad News dalam Perawatan Paliatif....Ni Ketut Putri ArianiDefining Good Death dan Bereavement pada Pasien Paliatif.Ida Aju Kusuma Wardani

u

Perawatan Komprehensif Palianf

99

115

125

131

Page 7: Perawatan Komprehensif Pallatlf

4MANAJEMEN NYERI PALIATIF

I Made GedeWidnyana

Pelayanan Paliatif merupakan salah satu upaya untuk mengurangipenderitaan pasien kanker di antaranya nyeri kanker. Pelayananpaliatifadalah bentuk pelayanan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitashidup pasien dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain.

Selain itu, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulaisaat diagnosissampai akhir hayat. Dukungan pun diberikan juga terhadapkeluarga yang kehilangan.

Nyeri adalah bentuk pengalaman sensorik dan emosiona] yang tidakmenyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringanatau cenderung akan terjadi kerusakan jaringan atau suatu keadaan yangmenunjukkan kerusakan jaringan.

Berdasarkan batasan tersebut diatas, terdapat dua definisi perihalnyeri. Pertama, bahwa persepsi nyeri merupakan sensasi yang tidakmenyenangkanyang berkaitan dengan pengalaman emosional menyusuladanya kerusakanjaringanyang nyata (pain with nociceptian).Keadaan nyeriseperti ini disebut sebagai nyeri akut, penyebabnya biasanya diketahui,dapat terjadi pada pascaoperasi, trauma, proses penyakit sebelumnyadengan durasi relatif pendek, dan bila penyebabnya dihilangkan makanyeri juga akan sembuh sendirinya; nyeri ini lebih dikenal dengan sebutan”simtomatik".

Page 8: Perawatan Komprehensif Pallatlf

Nyeri akut dibagi sebagai berikut: 1) pertama, nyeri yang munculpada pasien, di mana sebelumnya tidak ada nyeri kronik. Untuk pasiendengan nyeri akut tipe ini, pengobatan ditujukan terhadap nyeri danpenyebabnya; 2) nyeri yang datang tiba-tiba pada pasien yang sebelumnyasudah menderita nyeri kronik akan tetapi nyeri akut tidak berhubungandengan nyeri kronik.Misalnya, pasien dengan nyeri kanker yang dideritaselama ini, kemudianmenderita patah tulang tanpa berhubungan dengankankernya, dan mengalami nyeri. Keadaanseperti ini selain pengobatanuntuk nyeri yang lama, perlu ditambahkan analgetik yang sesuai untukpatah tulang; 3) nyeri akut yang merupakan eksaserbasi nyeri kronik yangselama ini diderita oleh pasien. Misalnya: seorang pasien dengan nyerikanker kronik dan mengalami nyeri patah tulang karena memberatnyapenyakit. Oleh karena itu, kecemasan sangat memengaruhi intensitas nyeri.Untuk kasus seperti ini, terapi ditujukan untuk menurunkan kecemasanyang dapat berupa dukungan emosional.

Kedua, bahwa perasaan yang sama dapat juga terjadi tanpa disertaidengan kerusakan jaringan yang nyata (pain without nociception). Keadaannyeri seperti ini disebut sebagai nyeri kronis. Penyebabnyasering sulitdiketahui, biasanya disertai oleh penyakit sebelumnya atau injury misalnyarematoid artritis, osteoartritis, nyeri tulang belakang, nyeri bahu, kanker,nyeri tetap terjadi meskipun telah terjadi penyembuhan jaringan dalamwaktu > 3 bulan, durasi panjang, dan nyeri ini lebih dikenal dengan”penyakit”. Tujuan penanganan nyeri pada nyeri kronikadalahmengontrolnyeri, bukan menyembuhkannyeri‘ Nyeri kronik dapat berupa 1) persistentpain/nyeri persisten: nyeri yang tetap terjadi dalam 12 jam atau lebih setiapharinya; dan 2) breakthrough pain: bangkitan nyeri tiba-tiba yang terjadipada periode pengobatandi mana nyeri sebelumnya sudah dalam keadaanterkontrol, biasanya berupa serangannyeri yang terjadi dalam 3 menit danbisa bertahan sampai 30 menit atau lebih. Klasifikasi berdasarkan nyeriakut dan nyeri kronik saat ini paling sering digunakan pada praktekklinissehari-hari.

Nyeri, selain menimbulkan penderitaan, juga berfungsi sebagaimekanisme proteksi, defensif dan penunjang diagnostik. Sebagaimekanisme proteksi, sensibel nyeri memungkinkan seseorang untuk

\42 Perawatan Komprehensfi Paliatif

Page 9: Perawatan Komprehensif Pallatlf

bereaksi terhadap suatu trauma atau penyebab nyeri sehingga dapatmenghindari terjadinya kerusakan jaringan tubuh‘

Sebagai mekanisme defensif, memungkinkan untuk imobilisasi

organ tubuh yangmengalamiinflamasiatau patah sehingga sensibel yangdirasakan akan mereda dan bisa mempercepatpenyembuhan.

Nyeri juga dapat berperan sebagai penuntun diagnostik, karenadengan adanya nyeri pada daerah tertentu, proses yang terjadi padaseorang pasien dapat diketahui, misalnya nyeri yang dirasakan oleh

seseorang pada daerah perut kanan bawah, kemungkinan pasien tersebutmenderita radangusus buntu. Contoh lain, seorang ibu hamil cukupbulan,mengalami rasa nyeri di daerah perut, kemungkinan merupakan tandabahwa proses persalinan sudah mulai.

Pada penderita kanker stadium lanjut, apabila penyakitnya sudahmenyebar ke berbagai jaringan tubuh seperti misalnya ke dalam tulang,nyeri yang dirasakannya tidak lagi berperan sebagai mekanismeproteksi,defensif atau diagnostik, tetapi menambahpenderitaannya semakinberat.Nyeri kanker adalah nyeri kompleks yang menyertai penyakit kanker,baik yang disebabkan oleh kanker, terapi kanker atau hal lain yang tidakada hubungannya dengan kanker. Prevalensi nyeri kanker pada pasienyang baru terkena kanker diperkirakan sebesar 25%, pasien yang sedangmenjalani pengobatankanker sebanyak 35%, dan pada stadiumakhir nyeridialami oleh 75% penderitanya.

Permasalahan saat ini adalah nyeri sering ditangani secara kurangadekuat. Nyeri tetap dapat bertahan lama meskipun telah terjadipenyembuhan jaringan. Penanganan nyeri yang kurang adekuatmerupakan tindakan yang kurang manusiawi serta dapat meningkatkanmorbiditas dan mortalitas,menimbulkan kerugian secara fisik, psikologisdan finansial. Penanganan nyeri yang adekuat dan efektif memberikankeuntungan antara lain pasien merasa nyaman sehingga meningkatkankepuasan pasien, mobilisasi bisa lebih dini, menurunkan risiko deep vein

thrombosis, pemulihan lebih cepat, dan pada akhirnya akan mengurangibiaya perawatan. Pemahaman akan mekanisme nyeri yang baik dapatmeningkatkan kualitas penanganan terhadap nyeri.

’ ManaJemen Nyeri Patiatlf 43

Page 10: Perawatan Komprehensif Pallatlf

MANAJEMEN NYERI KRONIS PADA PASIEN PALIATIF

Nyeri kronis merupakan masalah yang paling utama dalam perawatanpaliatif yang bersifat komprehensif. Nyeri kronismemerlukanpendekatanyang bersifatmultidisiplin.1.

44

Prinsip UmumAssessment nyeri merupakan dasar dari keberhasilan terapi. Assessmentjenis nyeri (bone, neurapathic, dll.) dan derajat nyeri menentukanpemilihan obat analgetik yang sesuai Clan assessment stadium penyakitdapat memberikan informasi tentang penyebab nyeri dan jugamembantu pemilihan modalitas terapi yang sesuai.Komunikasi yang balk penting untuk mengendalikan nyeri denganbaik. Dokter atau petugas kesehatan harus meluangkan waktu untukmendengarkandengan sepenuh hati penjelasan penderitadan keluargadan kemudian menjelaskan penyebab nyeri, pilihan terapi dan kegunaanserta efek sampingnya.Dokter juga harus menjalin komunikasi yangbaik dengan anggota tim medis yang merawat penderita agar dapatmenyatukan tindakan terapi nyeri pada penderita. Ikut sertanyapenderita dalam manajemen nyeri, membangun kepercayaan danmemperbaikikerja sama dan kepatuhan penderita terhadap terapi.Prinsip TerapiTerapi nyeri secara prinsip harus melibatkan semua komponen danbersifat integral dan berkesinambungan mulai dara asesmen sampaidengan evaluasinya.a. Terapi nyeri harus merupakan bagian yang tergabungdalam suatu

rencana keseluruhan perawatan. Untuk itu gunakan modalitasterapi yang sesuai denganstadiumpenyakit dan berbagai modalitasterapi untuk mengatasi nyeri digunakan secara bersama—samadengan pendekatan multi disipliner.

b. Assess problem psikososial serta spiritual dan segera diatasi.Terapi harus konsisten, tidak berubah-ubah dan kontinu.

. Reassessment perlu dilakukan untuk memonitor kasiat danQ...“

efek samping pengobatan, dilakukan setiap hari clan membuat

\Perawatan Komprehensif Pallaul

Page 11: Perawatan Komprehensif Pallatlf

perubahan yang sesuai dengan progresivitas penyakitnya danmencegah timbulnya efek samping.

e. Menentukan hasil atau pencapaian pengobatan sehingga dapatmenguranginyeri yang diderita. Ditandai denganperbaikan fungsifisik, perbaikan keadaan psikologis, dan perbaikan kualitas tidursehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.

3. TerapiPenanganannyeri kanker/paliatif dibagi menjadi tiga kelompok sebagaiberikut.a. Terapi spesifik antikanker yang bertujuan untuk menghilangkan

atau mengurangi ukuran tumor penyebab nyeri, terdiri daritindakan bedah, radioterapi, kemoterapi, dan terapi hormon.

b. Prosedur noninvasif, terdiri dari analgetik sistemikserta obat-obatadjuvan, teknik psikologis (seperti progressive relaxation, biofeedback,behavior modification, hypnosis, other cognitive behavioral interventions),teknik neurostimulasi, dan terapi fisik.

C. Prosedur invasif, terdiri dari regional achieved dengan injeksinarkotika intraspinal, prolonged regional analgesia dengan injeksineurolytic agents, dan ablative neurosurgical techniques.

Penatalaksanaan manajemen terapi mengacu pada “pendekatan3—step—ladder WHO” sebagai berikut.1. Tahap I (Step I): Nyeri ringan (VAS 1-3)

Pada tahap I, diberikanterapi analgetik non-opioid, seperti parasetamo],NSAID (non-steroid anti—inflammatory drugs), dan coxibs (COX—2 selective

inhibitor), dengan atau tanpa adjuvan (steroid, antidepresan trisiklik,antikonvulsan, gabapentinoid,dextometorphan, dan ketamin).COX—2 selektif inhibitor secara selektif menginhibisi enzim COX»2

tanpa menginhibisi COX-1 sehingga mengurangi efek sampinggastrointestinal dan ginjal. Namun, meningkatkan risiko gangguanserebrokardiovaskular sehingga tidak dianjurkan terapi lini pertamauntuk nyeri ringan.Berikut dosis dan Cara pemberian Celecoxib dan Parecoxib.

a. Celecoxib: 100—200 mg tiap 12 jam PO, maksimal 200 mg/hari,b. Parecoxib: 40—80 mg tiap 12 jam IV, maksimal 160 mg/hari.

ManaJemen Nyeri Paliatif l 45

Page 12: Perawatan Komprehensif Pallatlf

2. Tahap II (Step II): Nyeri sedang (VAS 4—7)

Pada tahap II, diberikan terapi kombinasi antara parasetamo], NSAID,dan coxibs (COX—2 selective inhibitor), dengan opioid lemah (tramadol,kodein, dan hydrocodone). Berikut dosis dan cara pemberian masing—masing obat tersebut.a. Kodein tablet, 30—60 mg (3 mg/kgbb/hari),maksimal 240 mg/hari

diberikan dalam dosis terbagi 4—6 kali/hari.Tramadol 1—2 mg/kgbb oral atau intravena. Bila diberikan secaraintravena, jangan di bolus dan berikan secara perlahan—lahan;sebaiknyadiberikan dengan drip NaCl 09% 100 ml.Evaluasi ulang dilakukan setelah30—60 menit, bila intensitasnyeriberkurang menjadi nyeri ringan yang tolerable, terapi dilanjutkansesuai medikamentosa tersebut, tetapi bila nyeri tidak berkurang,diberikan opioid kuat secara sistemik sesuai tahap III.

3 Tahap III (Step III): Nyeri berat (VAS 8—10)

Pada tahap III, pasien merasa nyeri yang sangathebat. Diberikan terapikombinasi antara opioid kuat dengan adjuvan (steroid, antidepresantrisiklik, anti konvulsan, gabapentinoid, dextometorp/mn, danketamin).a.

46]

MorfinMorfin merupakan salah satu golongan opiate kuat yang palingsexing dipakai. Pemberian morfin dengan cara titl‘asi mulai dariopioid kerja singkat dosis terendah 2,5—5 mg lalu evaluasi 1

jam. Bila masih nyeri, dosis ditingkatkan 30—50%. Setelah nyeriteratasi, berikan dosis opioid yang sama setiap 4 jam. Dilakukanperhitungan kebutuhan total dalam 24 jam. Dosis dikonversi keopioid kerja panjang tiap 12 jamiFentunylPemberian melalui transdermul patch yang mencapai konsentrasipuncak 8—16jam.Pada pemberian intravena, mula kerja obat dalam30—60 detik dan lama kerja 30—45 menit. Dosis Fentmzyl IV dalam24 jam dihitung dan dikonversi menjadi fenianyl transdermulpatch.Fentanyl IV secara kontinu dilanjutkan selama minimal 8—12 jampertama pemasangan fentanyl lmnsdermal patch karena efeknyabarn tercapai minimal 8 jam dengan efek puncak dalam 24 jam

Perawatan Komprehensif Palialif

Page 13: Perawatan Komprehensif Pallatlf

serta lama kerja 72 jam. Dosisfentanyl transdermal patch 25 mcq/jam t ekuivalen dengan morfin oral 60 mg/hari. Oleh karena itu,untuk menentukan dosis awalnya perlu diketahui dosis morfinnyasehingga tidak boleh digunakan pada pasien yang belum pernahmendapatkan opioid.OksikodonOksikodon clan morfin mempunyai potensi analgetik yang setaradenganperbandingan rasio 1:1 pada nyeri pascaoperasi. Sementara,untuk perbandingan potensi oksikodon dan fentanyl 60—100: 1.

Oksikodon memiliki onset 10—15menit dengan half—life 2—4 jamdengan durasi 3—6 jam (hampir 12 jam pada controlled release). Dosisbolus oksikodon IV pada akhir operasi 0,03—0,08 mg/kgBB, dapatmengurangi nyeri akut pascaoperasi dengan segera. Untuk dosisoksikodon oral, dengan tablet—controlled release dapat diberikandosis awal 10—20 mg/12 jam. Pengurangan dosis hingga 50% dapatdigunakan pada pasien usia lanjut.

. Obat-obat adjuvanObat adjuvan adalah obat tambahan yang tidak termasuk golongananalgetik (kerja utamanya bukan sebagai analgetik), namun dapatmemberikanefek analgesia, terutama bila dikombinasikandenganobat—obat analgetik. Obat—obat adjuvan yang digunakan padamanajemennyeri kanker antara lain sebagai berikut.1) Dexamethusone: Merupakan obat golongan kortikosteroid,

memiliki efek mineralkortikoid yang paling minimal, danlama kerja yang panjang dibandingkan dengan kortikosteroidlainnya sehinggakurangmenyebabkan retensi Natriumdan air.

Juga bersifat anti-emetik sehinggaberguna pada pasien-pasienkanker yang menjalankan kemoterapi. Bersifat anti-inflamasisehingga sensitasi reseptor nyeri (nosiseptor) berkurang.Dosis4—20 mg/hari dapat diberikan PO, IV, SC, clan per-rektal.Pemberian awal dapat dimulai dosis tinggi lalu di-taperingdown

sampai dosis minimal yang masih efektifl

2) Antidepresan: obat ini efektif untuk nyeri neuropatik. Yangtermasuk golongan ini adalah Amitriptylline, Nortriptyline,

Manalemen Nyerl Paliatif 47

Page 14: Perawatan Komprehensif Pallatlf

Desipmmine, dan Duloxetine. Efek samping disebabkan efek

antikolinergik dan berkurang seiring dengan waktu.3) Antikonvulsan: obat ini efektif untuk nyeri neuropatikdan efek

stabilisasi membrane.Gabapentin merupakan anti-konvulsanlini pertama sebagai adjuvan pada nyeri neuropatik. Berikutdosis dan cara pemberiannya.i. Gabapentin 100—1200 mg PO tiap 8 jam, maksimal 3.600

mg/24 jamii. Pregabalin25—200 mg PO tiap 12 jam, maksimal 600 mg/24

jamiii. Carbamazepine200—800 mg PO tiap 12 jam,maksimal 1.600

mg/24 jamiv. Oxcarbazepine150—600 mg PO tiap 12 jam, maksima12.400

mg/24 jamv. Asam valproate 10—15 mg/kgBB/24 jam PO, maksimal 60 mg/

kg/harivi. Topiramite 25—200 mg PO tiap 12 jam, maksimal 400 mg

4) Antagonis Reseptor NMDA: bekerja menghambatNMDA. Dosisdextromethorphan 20—90mg PO tiap 8 jam. Ketamine low dose50—150 qu/KgBB/jam, dititrasi.

Adapun lima konsep dasar terapi nyeri kanker dariWHO diuraikansebagai berikut.1.

91:59!”

Terapi per-oral (by mouth).Terapi sesuai jadwal (by the clock).Terapi sesuai intensitas nyeri (by the ladder).Terapi sesuai dengan kebutuhan individual pasien (by individual).

Memberikanperhatian pada detail (with attention to detail).

PATIENTCONTROLLEDANALGESIA (PCA)

PCA intravena adalah salah satu jenis pemberian obat analgesia intravenamelalui sistem pompa mikroprosesor otomatis yang dikendalikan oleh

pasien dengan menekan tombol PCA sesuai kebutuhan, yang akanmemberikan obat opioid dengan dosis yang telah ditentukan.

.48 l Perawatan Komprehensif Paliatif

Page 15: Perawatan Komprehensif Pallatlf

Saat ini, PCA sudah menjadi andalan untuk manajemen nyeri akutpascaoperasi di rumah sakit. Sedangkanperannyadalammanajemen nyerikanker dan nyeri kronis pada perawatan paliatifbelum optimal. Perhatiankhusus dalam penggunaan PCA pada nyeri kronis adalah mengenaikeamanan dan kekhawatiran yang berkaitan dengan terapi opioid jangka

panjang.Oleh karena itu, eksplorasi penggunaan PCA pada nyeri kronis perlu

dilakukan lebih optimal. Inovasi utama dalam penggunaan PCA kronisadalah pergeseranparadigma dari penggunaan PCA yang biasanya untukkondisi nyeri akut menjadi kondisi kronis dan jangka panjang. Masalahutama PCA kronisadalahpengaturan dosis, di mana biasanya memerlukandosis analgetik yang lebih tinggi dibandingkandengan pasien pascaoperasitanpa sindromnyeri kronis. Fitur keamananyang terdapat di dalam sistemPCA dapat mencegah pasien mendapatkan dosis berlebihan sehinggapasien tidak mengalami toleransi opioid.

PCA —IV konvensional lebih cocok untuk pasiennyeri kronis yang bedrest total seperti pasien nyeri kanker paliatif dan masih sadar penuh karenapada beberapa studi menyebutkanbahwa PCA opioid kronis pada pasienkanker lanjutmemicu terjadinya eksaserbasidelirium.

Pada kasus pasien rawat jalan yang menderita nyeri kronis dapatmenggunakan PCA model baru yang portable, ringan, tahan banting, danmemakai sumber tenaga yang dapat diganti. PCA untuk nyeri kronis dankanker haruslah mampu untuk beberapa aspek berikut.1. Penggunaan yang mudah: fitur ramah pengguna, langkah edukasi

yang terukur, portabilitas (untuk pasien rawat jalan), nyaman, dan

dapat diterima pasien dengan baik.2. Sistem pengaman: fitur khusus yang meminimalkan human error

(overdose, penyalahgunaaan obat), lockout, pencegahan penghentianopioid mendadak, fitur limitasi waktu dan dosis, reliabilitas sistem,langkah edukasi terukur, fitur tahan banting.

3. Efikasi: pengaturan dosis yang reliable, dapat digunakan untuk obat

yang sesuai kebutuhan.4. Penggunaan jangka panjang: aman untuk pemakaian lama dan desain

yang tangguh.

Manalemen Nyeri Paliatif 49

Page 16: Perawatan Komprehensif Pallatlf

5. Penggunaanambulatory: sebagai alternatifsistem intravena pada pasienaktif.

6. Versatilitas: potensial untuk digunakan sebagai kombinasi denganberbagai jenis obat dan mudah dilakukan pada berbagai jenis pasien.Semua pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit berhak

bebas dari nyeri. Pasien-pasien yangmendapatkan pelayananmanajemennyeri terdokumentasi dalam rekam medis pasien dalam formulir sebagaiberikut.1. Form pengkajianawal medis dan keperawatan.

Form informasi—edukasi dan perencanaan pulang terintegrasi.Form catatan perkembangan pasien terintegrasi.Form informed consent tindakan berisiko.

WPP’N

Form monitoring dan pengkajianulang nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

KementerianKesehatan RI. 2017. Laymmn PnliatlfBebaskan Nyeri Kunker. Diaksesdari: httpsz/Iwww.depkes.go.id/article/view/l7110300002/layanan-paliatif-bebaskan-nyeri-kanker.html

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Pedommz anional Fragrant Paliatszanker. Jakarta:KementerianKesehatan RI.

Mahaalit, I.G.N. 2017. Dnsar ManajemenNyeri dam TnfalnksmmMulti Tekm'k PaliznlControlled Analgesia. Jakarta: SagungSeto.

RSUP SanglahV 2019. PandumzMorlnjemon Nyeri RSUP Sang/11h 2019.Denpasar: RSUPSanglah.

V

50 Perawatan Komprehenslf Paliatif

Page 17: Perawatan Komprehensif Pallatlf

PerawatanKomprehensif

Pahatlf

SEN W7B-EDE-NT‘j-j‘1 -5?

”756

2

733-95!"

0 4I Pusan Pensrblcandun ParcetaknnUmversim Alrlangga

I

9

v