materi ujian komprehensif

31
Tambang Emas Cikotok Ditutup Tahun 2011 19 Dec 2009 Serang. Pelita Tambang emas di Cikotok. Kecamatan Cibeber. Kabupaten Lebak. Provinsi Banten, yang beroperasi sejak tahun 1936, akan ditutup pada tahun 2011. "Saal ini di tambang emas Cikotok sudah tidak ada eksploitasi lagi, paling hanya gurandil." kata Kepala Bidang Pertambangan dan Geologi Dinas Pertambangan dan Energi (Dislamben) Provinsi Banten Eko Palmadi dj Serang. Jumat (18/12). Ditutupnya tambang emas satu-satunya di Provinsi Banten tersebut, selain masa izin PT Aneka Tambang (Antam) yang sudah habis, juga cadangan emas di Cikotok sudah sangat sulit ditemukan.Saat ini. kata Eko. meski izin penambangan PT Antam sudah habis, namun PT Antam harus tetap menjalankan kewajibannya, yakni mengembalikan kondisi Cikotok seperti semula."PT Antam harus mengembalikan seperti semula, selain memberikan kompensasi kepada masyarakat sekitar tambang." kata Eko. Oleh karena itu. lanjut Eko. mesti izin penambangan PT Antam saat ini sudah habis, namun PT antam harus tetap berada di lokasi penambangan untuk menjalankan kewajibannya. "Kalau tidak menjalankan kewajibannya, maka PT Antam akan di black List, tapi hal itu jauh dari kemungkinan, karena PT Antam perusahaan profesional." terangnya. Eko juga menjelaskan, sebenarnya di sekitar lokasi penambangan juga banyak lahan yang berpotensi menghasilkan emas, seperti Gunung Halimun. Namun, karena lahan yang memilik potensi tersebut adalah wilayah yang masuk dalam kawasan Taman Nasional, maka PT Antam tidak berani melakukan eksplorasi di kawasan tersebut.

Transcript of materi ujian komprehensif

Page 1: materi ujian komprehensif

Tambang Emas Cikotok Ditutup Tahun 201119 Dec 2009

Serang. Pelita

Tambang emas di Cikotok. Kecamatan Cibeber. Kabupaten Lebak. Provinsi Banten, yang beroperasi sejak tahun 1936, akan ditutup pada tahun 2011."Saal ini di tambang emas Cikotok sudah tidak ada eksploitasi lagi, paling hanya gurandil." kata Kepala Bidang Pertambangan dan Geologi Dinas Pertambangan dan Energi (Dislamben) Provinsi Banten Eko Palmadi dj Serang. Jumat (18/12).

Ditutupnya tambang emas satu-satunya di Provinsi Banten tersebut, selain masa izin PT Aneka Tambang (Antam) yang sudah habis, juga cadangan emas di Cikotok sudah sangat sulit ditemukan.Saat ini. kata Eko. meski izin penambangan PT Antam sudah habis, namun PT Antam harus tetap menjalankan kewajibannya, yakni mengembalikan kondisi Cikotok seperti semula."PT Antam harus mengembalikan seperti semula, selain memberikan kompensasi kepada masyarakat sekitar tambang." kata Eko.

Oleh karena itu. lanjut Eko. mesti izin penambangan PT Antam saat ini sudah habis, namun PT antam harus tetap berada di lokasi penambangan untuk menjalankan kewajibannya. "Kalau tidak menjalankan kewajibannya, maka PT Antam akan di black List, tapi hal itu jauh dari kemungkinan, karena PT Antam perusahaan profesional." terangnya.

Eko juga menjelaskan, sebenarnya di sekitar lokasi penambangan juga banyak lahan yang berpotensi menghasilkan emas, seperti Gunung Halimun. Namun, karena lahan yang memilik potensi tersebut adalah wilayah yang masuk dalam kawasan Taman Nasional, maka PT Antam tidak berani melakukan eksplorasi di kawasan tersebut.

Sementara itu. setelah habis masa kontraknya dengan Pemkab Lebak, rencananya asset yang dimiliki PT Antam di Cikotok. akan diserahkan ke Pemkab Lebak. Perusahaan peninggalan zaman Belanda ini sejak tahun 1936. dan sempat diambil alih Jepang pada tahun 1942. telah memberikan kontribusi besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).(ck-202)

Entitas terkaitBelanda | Cikotok | Ditutupnya | Energi | Gunung | Jepang | Kabupaten | Kecamatan | Pelita | Pemkab | Perusahaan | Provinsi | Saal | Taman | Tambang | Provinsi Banten | PT Antam | Geologi Dinas Pertambangan | Kepala Bidang Pertambangan | Pendapatan Asli Daerah | PT Aneka Tambang | Provinsi Banten Eko Palmadi | Tambang Emas Cikotok Ditutup Tahun | Ringkasan Artikel IniDitutupnya tambang emas satu-satunya di Provinsi Banten tersebut, selain masa izin PT Aneka Tambang (Antam) yang sudah habis, juga cadangan emas di Cikotok sudah sangat sulit ditemukan. meski izin penambangan PT Antam sudah habis, namun PT Antam harus tetap menjalankan kewajibannya, yakni mengembalikan kondisi Cikotok seperti semula."PT Antam harus mengembalikan seperti semula, selain memberikan kompensasi kepada masyarakat sekitar tambang."

Page 2: materi ujian komprehensif

Cikotok, Akankah Menjadi Kota Hantu? Bermula dari audiensi Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) ITB ke PT Antam di Bogor, akhirnya dapat mengunjungi kawasan tambang emas bersejarah Cikotok, Banten Selatan. Tadinya audiensi ke PT Antam adalah untuk bertukar pikiran mengenai agrowisata pascatambang Pongkor, namun kemudian berkembang ke arah edutourism, sustainable tourism, geowisata, dan wisata ex-tambang. Ujung-ujungnya setelah berdiskusi dengan Ir. Agus Yulianto, salah seorang direksi PT Antam lulusan Jurusan Tanah IPB, ia mengusulkan kepada P-P2Par ITB untuk meninjau Cikotok. Jadilah ini kunjungan ketiga ke Cikotok setelah tahun 1984 sewaktu masih mahasiswa Teknik Geologi ITB, dan 1999 sewaktu mengikuti perlatihan sumber daya mineral di Pusdiklat Geologi.

Dua kunjungan terdahulu mempunyai kesan yang tidak dapat dilupakan. Tahun 1984 ketika ekskursi Geologi Ekonomi dengan dosen Ir. Djadjat Sudradjat Madsam (alm), diakhiri dengan serangan diare. Mulanya dalam perjalanan pulang malam dengan bus ITB, Abdul Qodir seorang teman, tiba-tiba meminta sopir bus berhenti. Masih dalam kantuk yang mendera seluruh peserta ekskursi, tadinya merasa kebingungan mengapa bus berhenti di tengah-tengah hutan Leuwiliang Bogor di tengah malam. Saat tahu Abdul Qodir terburu-buru turun dari bus dan segera mencari rumpun semak di pinggir jalan untuk buang hajat besar, semua tertawa riuh.

Saya pun tertawa nikmat sekali melihat kelakuan teman yang satu itu. Saat bus berjalan kembali, belum hilang perasaan lucu itu, ketika tiba-tiba saya merasakan ada yang salah di dalam perut. Rasa melilit segera membelit seluruh perut. Lalu seperti aktivitas magma yang sudah sangat meninggi, eksplosi tidak dapat ditahan lagi. Sama seperti Qodir, saya pun minta bus berhenti. Saat bus berhenti, mengibritlah saya keluar bus dan segera berjongkok di rumpun pinggir jalan. Kini giliran saya ditertawakan Qodir dan seluruh penumpang bus.

Setelah seluruh magma meledak keluar, betapa lega perut ini. Dalam sisa perjalanan, tidur pun cukup nikmat, hingga subuh datang menjelang. Lalu inilah klimaksnya. Saat bus berhenti untuk mengisi BBM, berhamburanlah hampir sebagian besar teman-teman memburu toilet yang hanya satu di SPBU itu. Kepanikan melanda mereka yang harus antre sambil teriak-teriak agar cepat dan menggedor-gedor pintu toilet, sementara yang sudah berada di dalam tidak kalah sengit berteriak bahwa hajatnya belum selesai. Rupanya aktivitas magma mereka baru terasa bersamaan di SPBU ini. Nah, kini giliran saya dan Abdul Qodir yang tertawa terkekeh-kekeh melihat kelakuan teman-teman yang tadi malam menertawakan kami.

Setelah dipikir-pikir akhirnya kecurigaan penyebab serangan diare yang melanda hampir semua mahasiswa dipastikan dari menu sayur buncis sebagai hidangan makan malam yang memang sebenarnya sudah terasa masam basi. Dasar mahasiswa, masakan sudah rada basi pun dihajar pula, dan… begitulah akibatnya.

Kunjungan kedua ke Cikotok adalah saat ekskursi pelatihan sumber daya mineral yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Geologi tahun 1999. Berbeda dengan pengalaman semasa

Page 3: materi ujian komprehensif

mahasiswa yang lucu, kunjungan kedua kali ini sangat tragis. Seorang peserta pelatihan dari Lemigas mendapat serangan jantung. Beberapa hari kemudian setelah kembali di Bandung, saya mendapat kabar bahwa bapak yang mendapat serangan jantung itu akhirnya meninggal dunia. Sangat mengejutkan karena selama pelatihan berlangsung justru bapak itulah yang paling aktif dan banyak bercanda membawa suasana riang di tengah-tengah kesuntukan pelatihan.

Kini, kali yang ketiga ke Cikotok, situasinya sangat jauh berbeda. Kali ini datang berkunjung atas undangan PT Antam untuk suatu penjajagan pengembangan wisata pasca-tambang. Berangkatlah saya ditemani staf dari P-P2Par, Ina H. Koswara dan Ervi Virna Nursanti di awal Maret 2010 ketika BMKG mengumumkan kewaspadaan adanya cuaca ekstrim di Pulau Jawa. Tetapi perjalanan dari Bandung ke Palabuhanratu dan diteruskan ke Bayah, justru dinaungi matahari yang bersinar cerah sepanjang hari. Saat berdiri di atas jembatan Ci Bareno – batas geografis pemisah provinsi Jawa Barat dan Banten – matahari tepat bersinar terik di atas ubun-ubun. Perjalanan melintasi pegunungan Bayah pun ditempuh dengan lancar di atas jalan aspal yang mulus, sekalipun turun naik dalam kelokan-kelokan tajam.

Secara geologis, daerah ini telah lama dikenal berada pada zona fisiografis Kubah Bayah. Kondisi struktur geologinya kompleks, campur aduk antara perlipatan, penyesaran, pengangkatan, terobosan-terobosan batuan beku, dan endapan-endapan gunung api tua. Umurnya terentang dari Eosen hingga Pliosen. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana rumitnya menyusun peta geologi daerah ini dalam relief topografi yang sangat kasar, dengan medan turun naik dan lereng-lereng terjal. Sujatmiko dan S. Santosa telah memetakannya dalam skala 1:100.000 dan dipublikasikan pada tahun 1992.

Formasi batuan tertua berumur Eosen disebut sebagai Formasi Bayah yang diendapkan pada lingkungan transisi daratan/sungai ke delta dan laut dangkal. Formasi ini tersebar di sekitar Kota Bayah yang pada kunjungan sekarang berkembang menjadi kota yang ramai. Lokasi wisata Karangtaraje dan Pulau Manuk berupa tanjung dan pantai terjal berbatu merupakan ekspresi permukaan formasi ini. Ke arah barat dari Bayah, formasi ini tersebar hingga Ci Hara, sungai yang membawa bongkah-bongkah batu granit dan granodiorit.

Di Cikotok sendiri, urat-urat emas berada pada endapan gunung api tua Formasi Cikotok yang dulu dikenal sebagai Formasi Andesit Tua. Formasi ini terkenal karena sebarannya yang luas dan menempati wilayah-wilayah di selatan Pulau Jawa. Formasi inilah yang diperkirakan pada Kala Oligosen Akhir hingga Miosen Awal sekitar 30 – 23 juta tahun yang lalu, merupakan inti Pulau Jawa purba. Deretan pusat-pusat gunung api atau dikenal sebagai busur magmatik berada pada jalur di selatan Pulau Jawa purba. Tentu saja, bagian tengah hingga utara Pulau Jawa sekarang yang ditempati gunung-gunung api Kuarter dan padat oleh perkotaan, dulunya masih berupa laut.

Pergerakan tektonik sejak 30 juta tahun yang lalu hingga sekarang telah menggeser busur-busur itu. Proses evolutif itu menjadikan bagian selatan terangkat naik, kemudian tererosi, dan memunculkan lanskap yang luar biasa. Pegunungan terjal, perbukitan karst dan lipatan, jalan turun naik yang berliku-liku, pantai-pantai yang indah, serta potensi-potensi sumber daya mineralnya, memberi berkah bagi Banten Selatan. Alam telah berproses jutaan tahun untuk kita ambil manfaatnya, tetapi harus kita kelola secara bijak. Inilah bagian yang paling sulit.

Page 4: materi ujian komprehensif

Cikotok sendiri telah dikenal sebagai kawasan tambang emas sejak lama. Daerah ini telah dikembangkan oleh Belanda sedikitnya sejak tahun 1936. Sebelumnya, penelitian geologis telah dilakukan sejak 1924 hingga 1930 oleh Ir. W.F. Oppenoorth yang dilanjutkan dengan pekerjaan eksplorasi dan pemetaan hingga 1936. Pada tahun inilah perusahaan Belanda N.V. Mijnbauw Maatschapij Zuid Bantam (MMZB) mulai membangun tambang emas hingga 1939 ketika terpaksa terhenti sampai 1942 akibat terjadinya Perang Dunia II.

Selama pendudukan Jepang 1942 – 1945, kegiatan tambang dikerjakan oleh perusahaan Jepang Mitsui Kosha Kabushiki Kaisha tetapi tidak menambang emas melainkan timah hitam timbal (Pb) di Cirotan. Penambnagan timbal dilakukan Jepang untuk keperluan produksi amunisi.

Setelah Indonesia merdeka 1945, praktis penambangan tidak berlanjut hingga 1948, ketika Belanda datang kembali menguasai Indonesia. NV MMZB kembali masuk ke Cikotok tetapi kemudian tidak melanjutkan usahanya karena kondisi tambang yang sangat parah sejak ditinggalkan Jepang.

Di bawah pemerintahan Soekarno, akhirnya tambang emas Cikotok diresmikan pada 12 Juli 1958 dengan pengusahaan dikerjakan oleh NV Tambang Emas Tjikotok (TMT) yang berada di bawah manajemen NV Perusahaan Pembangunan Pertambangan (P3). Setelah beberapa kali berganti induk perusahaan, pada tanggal 5 Juli 1968 tambang emas Cikotok dikelola oleh PN Aneka Tambang (BUMN) yang lalu berubah menjadi PT Aneka Tambang sejak 1974 dan sekarang kemudian dikenal sebagai PT Antam.

Setelah mendulang ribuan ton emas dan perak dari perut bumi Cikotok, Cirotan, dan Cikidang, akhirnya cadangannya habis juga. Saat sekarang yang tersisa adalah urat-urat kecil dengan kadar emas yang hanya menguntungkan secara ekonomis untuk para gurandil, sebutan miris bagi para penambang rakyat. Mereka bertaruh dengan nyawanya untuk membuat lubang-lubang seukuran tubuhnya sendiri masuk sedalam 50 hingga 100 m ke dalam tanah untuk mendapatkan satu atau dua gram emas per hari.

Tahun 2005 sisa-sisa cadangan logam mulia telah menunjukkan batas-batas terakhirnya. Sejak tahun itu pula produksi penambangan emas semakin terus menurun hingga akhirnya satu per satu lubang-lubang tambang ditutup. Contohnya, pintu lubang tambang horisontal Cirotan diblok dengan beton. Kini bekas tambang itu menjadi bagian dari kawasan hutan lindung Taman Nasional Gunung Halimun – Salak.

Page 5: materi ujian komprehensif

Bagian yang tersisa adalah beberapa fasilitas tambang yang masih berada di Cikotok. Di antaranya yang sangat bersejarah adalah derek vertikal untuk menaik-turunkan pekerja tambang atau bebatuan sedalam 100 m, serta bangunan pabrik pengolahan di Pasir Gombong yang tampak seperti puing-puing yang merana. Keduanya adalah bangunan tambang pertama kali dibuat oleh Belanda pada 1936 dan sekarang dilindungi oleh Balai Kepurbakalaan sebagai artefak benda cagar budaya. Kawasan tambang emas yang telah dikenal dalam buku-buku Ilmu Bumi sejak saya duduk di sekolah dasar pada tahun 1970-an itu akhirnya akan ditutup total pada 2011.

Bagaimana masa depan kawasan tambang emas Cikotok dengan segala fasilitasnya setelah ditinggalkan PT Antam? Akankah berubah menjadi ‘kota hantu’? Begitulah istilah yang biasa diterapkan pada kota-kota tambang yang ditinggalkan, setelah cadangan mineralnya habis tergali.

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) akan menutup tambang emas Cikotok, pada 2007 seiring dengan kian menurunnya tingkat produksi emas dari tambang tersebut, kata Sekretaris Perusahaan Antam, Ashur Wasif, dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Jakarta (BEJ) di Jakarta, Senin.

Menurutnya, tambang emas Cikotok sudah dioperasikan sejak jaman Belanda pada 1930-an dan seiring dengan berjalannya waktu yang menyebabkan pengurangan jumlah cadangan, tingkat produksi emasnya terus menurun.

Pada 1 Nopember 2005, pengelolaan tambang emas Cikotok dialihkan ke anak perusahaan, PT Antam Resourcindo agar pengopersaian tambang tersebut dilakukan secara lebih efisien dan optimal, tambahnya.

Ia menjelaskan, volume produksi emas dari tambang Cikotok relatif kecil jika dibandingkan produksi emas dari tambang Pongkor yang merupakan tambang emas utama perusahaan. Pada 2004, tambang emas Cikotok hanya menghasilkan 238 kg emas sementara produksi emas Pongkor mencapai 3.715 kg.

Sampai dengan September 2005, Antam telah melakukan pencadangan pascatambang sebesar Rp 7,125 miliar untuk komponen pegawai, sementara untuk komponen pengelolaan lingkungan telah dicadangkan Rp 5,81 miliar, tambahnya.

Page 6: materi ujian komprehensif

Dikatakannya, salah satu alternatif program pasca tambang Cikotok untuk dapat meneruskan kegiatan perekonomian masyarakat setempat secara berkelanjutan adalah menjadikan Cikotok sebagai daerah wisata tambang, terutama untuk keperluan pendidikan.

Oleh karena alternatif program pascatambang ini sedang disusun maka perhitungan luas areal tambang yang akan ditutup juga tengah diperhitungkan, katanya. Namun dia tidak menjelaskan berapa pendapatan Antam yang akan hilang jika tambang Cikotok ditutup.

Wisata Tempat Tambang Emas CikotokKondisi geologi wilayah Provinsi Banten memungkinkan berkembangnya usaha geowisata yang sesuai dengan karakteristik wilayah yang ada. Potensi geowisata yang ada sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal, hal ini berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung serta promosi yang harus lebih ditingkatkan, sehingga pada gilirannya potensi geowisata ini dapat menjadi andalan untuk meningkatkan PAD provinsi Banten.

Salah satu potensi geowisata, bekas tambang emas Cikotok dapat dijadikan salah satu potensi unggulan yang dapat menghasilkan PAD bagi Provinsi Banten. Tambang emas Cikotok ini merupakan sebagian tambang tertua di kawasan Asia Tenggara yang masih terawat baik sehingga bisa dimanfaatkan untuk obyek pendidikan dan wisata geologi.

Eksplorasi bahan tambang berupa emas di Cikotok sudah dilakukan sejak tahun 1936.  Tersebutlah seorang geolog asal Belanda, namanya Ir W.F. Oppenoort. Dengan bekal ilmu yang dimiliki, ia tertarik untuk meneliti dan mencari isi perut bumi Cikotok, yang kini masuk wilayah Provinsi Banten. Usahanya tak gampang dan butuh waktu yang panjang. Ia butuh waktu sekitar enam tahun. Ternyata, semuanya tak sia-sia. Deposit emas berhasil ditemukan di wilayah tersebut.

Kegigihan Oppenoort itu membuat pemerintah Hindia Belanda bungah. Bongkah-bongkahan tanah yang mengandung emas sudah terbayang di benak mereka. Nah, untuk mengeruk kandungan emas di Cikotok, Belanda mendirikan perusahaan NV Mynbauw Maatchappij Zuid Bantam. Pada 1942, Jepang masuk ke Indonesia setelah mengalahkan Belanda. Tentu saja mereka pun tergiur meneruskan eksplorasi emas di Cikotok. Untuk keperluan itu, Jepang menunjuk perusahaan Mitsi Kosha Kabushikikaisha. Sekali lagi, bongkah-bongkahan emas berpindah dari Cikotok. Jika sebelumnya masuk ke kantong Belanda, kini pindah ke kantong Jepang.

Terowongan-terowongan bekas penggalian, peralatan yang digunakan, semuanya masih bisa disaksikan, misalnya bekas terowongan Cikebo, Ciputer, Cipicung, Cirotan, Cimari, Lebak Sembada, dan Cipangleseran. Tempat ini bisa juga dijadikan sebagai pusat pendidikan pertambangan bagi aparatur Pemerintahan baik dari Provinsi Banten ataupun dari Provinsi lainnya. Selain itu tambang emas di Cikotok bisa juga dijadikan sebagai laboratorium alam yang akan sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan ilmu kebumian.

EMAS, LEMBATA DAN MERUKH

Page 7: materi ujian komprehensif

Oleh Siti Maemunah, JATAM (Jaringan Advokasi Tambang)

Emas, logam kuning yang sebagian besar digunakan untuk perhiasan, mendengar kata emas, orang selalu berpikir harganya yang mahal. Jika tambang emas skala besar akan masuk di suatu wilayah, kita lantas membayangkan akan mendapatkan kesejahteraan. Benarkah?Tak heran jika pembicaraan yang mengemuka di tengah publik kemudian, sebatas cerita infrastruktur yang akan disediakan perusahaan hingga angka bagi hasil buat daerah. Itu pula yang disampaikan Yusuf Merukh, terkait rencana tambang emasnya di Lembata. Tak tanggung-tanggung, Merukh menyatakan akan membangun apartemen untuk menampung warga yang tergusur, termasuk membangun sekolah unggulan mulai dari tingkat TK hingga SMU - menampung anak-anak mereka. Ini lagu lama perusahaan tambang.

Sayangnya, sedikit sekali publik mendapatkan imbangan informasi, apa resikonya jika tanah mereka digali dan diambil emasnya.Misalnya informasi bagaimana orang Dayak Siang Murung Bakumpai di Kalimantan Tengah - pontang-panting digusur oleh Aurora Gold, perusahaan tambang emas dari Australia, atau cerita marga Rumpit di Sumatera Selatan yang sungainya tak bisa digunakan, sejak tambang emas Laverton beroperasi, juga masyarakat adat Kao Malifut yang tergusur hutan adatnya dan perginya ngafi - ikan teri di Teluk Kao. Apalagi cerita dua tambang yang dimiliki Yusuf Merukh di Sumbawa dan Minahasa Selatan.

Di Sulawesi Utara, Merukh memiliki 20% saham Newmont Minahasa Raya (NMR). Alih-alih menyediakan apartemen buat warga korban, sejumlah 266 warga Buyat Pantai terpaksa pindah - akibat pemukiman mereka tidak sehat lagi. Perusahaan menutup tambangnya pada tahun 2004, mewariskan lebih 4 juta ton limbah tailing di Teluk Buyat dan 5 lubang tambang dengan luasan puluhan hektar, kedalaman ratusan meter - yang tak pernah bisa ditutup sampai kapan pun.

Di Nusa Tengara Barat, Merukh juga memiliki saham Newmont Nusa Tenggara (NNT). Hingga saat ini, Teluk Senunu di Sumbawa, telah menjadi buangan sekitar 290 juta ton tailing, yang terus bertambah hingga tambang tutup nanti. Warga melaporkan penggusuran lahan, krisis air hingga berkurangnya tangkapan ikan.

Pertanyaannya kemudian, jika emas di Lembata digali - dengan skala yang sama dan metode yang sama, samakah nasibnya dengan tempat lain di atas ?Untuk menjawabnya, kita perlu mengetahui apa karakteristik atau ciri pertambangan emas. Sehingga kita bisa membayangkan, bagaimana jika emas di Lembata digali dalam skala besar.

Di tambang PT Freeport di Papua - pemilik setengah cadangan emas Indonesia, untuk mendapat satu gram emas, dibuang 650 kilogram limbah tailing dan 1.730 kilogram limbah batuan (overburden). Sementara di tambang Laverton di Sumatera Selatan, dibutuhkan setidaknya 104 liter air - hanya untuk mengambil satu gram emas dari batuan. Dari dua tambang ini, kita mendapatkan gambaran ciri -ciri pertambangan emas.

Pertama, pertambangan emas membutuhkan lahan sangat luas untuk digali. Semua proyek pertambangan, terutama pertambangan terbuka, memerlukan lahan dalam jumlah luas untuk membangun lubang tambang, pabrik pengolah bijih, fasilitas penunjang seperti pelabuhan dan jalan, serta fasilitas lain seperti perumahan pekerja. Untuk keperluan itu maka terjadi pembukaan hutan, lapis tanah dikupas dan digerus dari permukaan hingga kedalaman tertentu, tata air (hidrourologi) dirombak. Kegiatan ini menyebabkan terganggunya tata air setempat, resiko bencana longsor serta banjir.

Biasanya, dengan cara apapun - penduduk akan dipaksa merelakan lahannya untuk ditambang. Hanya dua pilihan yang tersedia, warga menyerahkan lahan dengan ganti rugi sepihak atau tidak dapat apa-apa. Konflik tanah dengan warga sekitar terjadi hampir di semua lokasi tambang, mulai Aceh hingga Papua.

Kedua. Pertambangan emas butuh air dan menghasilkan limbah yang jumahnya luar biasa besar. Hampir 98% batuan yang digali akan dibuang menjadi limbah.

Ada 3 jenis limbah utama pertambangan emas. Batuan limbah (overburden) adalah batuan permukaan atas yang

Page 8: materi ujian komprehensif

dikupas untuk mendapatkan batuan bijih atau batuan yang mengandung emas. Selanjutnya ada tailing - bijih emas yang sudah diambil emasnya menggunakan bahan kimia - diantaranya Merkuri atau Sianida. Tailing berbentuk lumpur yang mengandung logam berat. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) jo PP No 85 tahun 1999, disebutkan bahwa limbah yang mengandung logam berat seperti Merkuri dan Sianida termasuk dalam kelompok Limbah B3. Terakhir, air asam tambang - limbah yang menyebabkan kondisi keasaman tanah, yang berpotensi melarutkan unsur mikro berbahaya dalam tanah - sehingga berpotensi meracuni tanaman dan mahluk hidup sekitarnya.Pertambangan merupakan industri rakus air. Penggunaan air dari sumber-sumbernya dengan skala besar untuk menjalankan proses pengolahan batuan menjadi bijih logam. Luar biasa tingginya kebutuhan air untuk operasi industri tambang menyebabkan pemenuhan air warga setempat dikalahkan, sering mereka harus rela mencari mata air baru atau harus berhadapan dengan kekerasan untuk mempertahankan sumber air mereka.

Jangan lupa, pada saat pembuatan lobang (pit) penambangan dan pembangunan pabrik serta instalasi lainnya, kegiatan pengupasan tanah, peledakan, serta pengoperasian alat-alat berat pengangkut tanah dan lalu lalang kendaraan berat dengan intensitas tinggi menjadi sumber pencemaran udara - akibat peningkatan volume debu.Apa akibatnya? Penduduk lokal harus berhadapan dengan perusakan lingkungan yang luar biasa karena limbah tambang.

Umumnya, tailing dibuang ke daerah lembah dengan membuat penampung (tailing dam), dibuang ke sungai hingga ke laut - biasa disebut STD.Submarine Tailing Disposal (STD), dipromosikan oleh pelaku pertambangan sebagai cara pembuangan limbah yang paling baik dan ramah lingkungan, termasuk di Lembata. Dua tambang di Indonesia yang menggunakan STD, keduanya milik Yusuf Merukh dan Newmont.STD di negara asal Newmont - Amerika Serikat, tidak mungkin lolos dari Clean Water Act - Undang-undang yang mengatur lingkungan perairan di sana. STD sebenarnya adalah teknologi buruk dan murah. Menurut Enviromental Protection Agency (EPA) - Badan Lingkungan Amerika Serikat, biaya menggunakan STD lebih murah 17% dibanding membangun tailing dam, padahal dampak kerusakan akibat STD sangatlah luar biasa.

PT NMR - salah satu tambang Merukh, membuang limbahnya ke aut. Setiap harinya, perusahaan membuang 2000 ton limbah tailing ke Teluk Buyat, sejak tahun 1996. Delapan tahun kemudian, MER-C menemukan sekitar 80% warga Buyat Pantai mengalami gangguan kesehatan, mulai tumor di badan, gangguan saraf, hingga Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan paru-paru.

Ketiga, Berbeda dengan lahan pertanian yang bisa ditanami terus menerus - berkelanjutan, tambang memiliki umur. Di Indonesia, meski umur perijinannya mencapai 25 hingga 50 tahun, tapi umumnya tambang skala besar hanya mencapai 4 hingga 12 tahun. Tentu tak termasuk Freeport di Papua dan INCO di Sulawesi Selatan - yang cadangan mineralnya luar biasa besar. Mereka telah beroperasi hampir 4 dekade.

Keempat, Resiko perubahan-perubahan sosial yang terjadi akibat besarnya aliran modal dalam waktu pendek dan serbuan pendatang. Misalnya, di hampir semua lokasi tambang, bisnis hiburan, termasuk prostitusi berkembang subur. Kota Timika, salah satu contohnya. Kota tambang Freeport di Papua tersebut saat ini mendapatkan peringkat pertama dalam jumlah penderita HIV AIDS terbesar di Indonesia.Itulah gambaran "daya rusak" pertambangan, yang tak pernah disampaikan pemerintah dan pelaku pertambangan, sejak awal. Saat perusahaan tambang sudah selesai beroperasi, penduduk bukannya bebas dari masalah, perusahaan bisa dengan sekehendak hati meninggalkan lokasi yang telah rusak dengan lubang-lubang puluhan hektar menganga.

Marga Rumpit di tepi Sungai Tiku, heran - bagaimana sungai mereka kembali keruh setelah tambang emas Laverton tutup. Ternyata, perusahaan diam-diam membuat saluran yang menghubungkan penampung tailing dengan sungai Tiku. Mereka juga meninggalkan lubang menganga puluhan hektar sedalam ratusan meter.

Jika Lembata memilih tambang, artinya ekonomi jangka pendek yang dipilih - yang hanya akan dinikmati sedikit orang. Tak heran jika Bupati Andreas Duli Manuk dan Piter Boli Keraf, ketua DPRD Lembata - ngotot meloloskan ijin Merukh pada masa mereka masih menjabat.Lantas siapa yang menanggung dampak pertambangan kelak, lima atau delapan tahun kemudian - setelah mereka tidak menjabat?

Page 9: materi ujian komprehensif

Ribuan Ikan di Sungai Cimadur Mati oleh Limbah PETILebak (ANTARA News) - Ribuan ekor ikan di sepanjang Sungai Cimadur, Kabupaten Lebak, Banten, mati, diduga akibat pencemaran limbah dari Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Parung Kujang, Kecamatan Cibeber.

"Setiap hari ikan-ikan di Sungai Cimadur mati, karena mengisap zat mercuri sebagai bahan pembuatan campuran emas yang dilakukan PETI itu," kata Darma (45), tokoh masyarakat Bayah, Kabupaten Lebak, Kamis.

Kematian ikan tersebut berlangsung sejak adanya PETI di Kecamatan Cibeber atau tidak jauh lokasinya dari bekas areal pertambangan emas Cikotok.

Kegiatan PETI berlangsung sejak berhentinya eksplorasi emas oleh PT Antam Cikotok, sehingga ribuan orang mengadu nasib mencari bebatuan emas di lokasi sekitar Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) yang ada di Kecamatan Cibeber.

Berkaitan dengan itu, pihaknya meminta aparat Pemkab agar segera menindak tegas para PETI yang jelas-jelas telah merusak lingkungan, bahkan dapat menimbulkan longsoran tanah akibat galian.

"Jika tidak segera ditertibkan, dikhawatirkan menimbulkan malapetaka bencana alam yang lebih luas," ujarnya.

Ia mengaku sudah beberapa kali meminta Pemkab dan DPRD setempat untuk meneliti melalui Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), sehubungan imbasnya mengaliri Sungai Cimadur di Kecamatan Bayah.

"Kami minta para PETI segera ditertibkan karena hingga saat ini belum juga digubris," pintanya.

Limbah pembuangan PETI di Kecamatan Cibeber bisa mengancam kerusakan habitat ekosistem yang ada di sepanjang Pesisir Pantai Selatan, dan juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat yang setiap hari menggunakan kali tersebut.

Ia menambahkan, setiap hari warga Bayah menggunakan sungai Cimadur untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK), dan tidak tertutup kemungkinan bisa mengganggu kesehatan warga setempat.

Sementara itu, Kasi Pertambangan, Dinas Pertambangan (Distamben), Kabupaten Lebak, Nana, mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembinaan dan penertiban di lokasi PETI, namun ada perlawanan dari mereka, sehingga pihaknya tidak bisa berbuat banyak, padahal dalam operasi itu bersama petugas Satpol PP Pemkab Lebak.

Page 10: materi ujian komprehensif

Tambang emas di Cikotok, Lebak

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0409/28/Jabar/1296771.htmSelasa, 28 September 2004

Penambangan Liar di Cikotok Perlu Dihentikan

Bandung, Kompas - Kepolisian diminta menghentikan kegiatanpenambangan liar di Cikotok, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Prosespendulangan emas yang dilakukan di sungai-sungai akan mengancamkelestarian lingkungan.

Demikian dikatakan Direktur Tata Lingkungan Geologi dan KawasanLingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) DjumarmaWirakusumah di Bandung, Senin (27/9).

Menurut Djumarma, penambangan liar di Cikotok terus berlanjut karenaterdapat jaringan yang kuat di antara para penambang.

"Banyak masyarakat setempat yang bermata pencaharian sebagaipenambang liar," ungkap Djumarma.

Penambangan liar di daerah tersebut sudah berlangsung sejak sepuluhtahun lalu sehingga sulit diberantas.

Dari segi hukum, ungkap Djumarma Wirakusumah, para penambang emas itutelah melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 1967 tentangKetentuan Pokok Pertambangan dan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentangOtonomi Izin Pembangunan oleh Kabupaten Kota.

Dalam menghentikan penambangan liar, lanjut Djumarma, juga diperlukankoordinasi antara kepolisian, pemerintah daerah, lembaga swadayamasyarakat, dan instansi pemerintah yang terkait.

Menurut Djumarma Wirakusumah, para penambang liar masih tetapmenambang emas karena harganya yang relatif tinggi, yaitu sekitar Rp120.000 per gram.

"Emas memiliki pangsa pasar yang tinggi. Permintaan terhadap emasdalam lima tahun ke belakang hingga lima tahun ke depan tetapbanyak," kata Djumarma menambahkan.

PT Aneka Tambang selaku pengelola tambang emas tersebut sudah

Page 11: materi ujian komprehensif

menghentikan kegiatannya di Cikotok pada tahun 1994.

Sejak saat itu, lanjut Djumarma, penambangan liar mulai marakdilakukan masyarakat setempat.

Para penambang liar tersebut sama sekali tidak memerhatikan limbahberupa air raksa dan sianida setelah mendulang emas. Limbah yangdibuang ke sungai tersebut kemudian akan mengakibatkan pencemaranlingkungan.

Penambangan liar lainnya juga banyak terjadi di tambang emas Pongkor,Bogor. Akan tetapi, penambangan emas di Pongkor masih dikelola olehPT Aneka Tambang sehingga kegiatan penambangan liar dapat lebihdiawasi. (J15)

Senyawa sianida termasuk bahan beracun berbahaya (B3), banyak digunakan dalam berbagai industri seperti serat sintetik (akrilonitril), petrokimia, baja, pertambangan dan pelapisan logam (electroplating). Sebagai akibat dari pemakaian bahan beracun dan berbahaya tersebut, umumnya kegiatan-kegiatan itu menghasilkan limbah yang masih mengandung sianida yang berpotensi mencemari lingkungan di sekitarnya. Berbagai upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan telah dilakukan, antara lain dengan pemanfaatan kembali limbah, oksidasi kimia, absorpsi dan biodegradasi. Pada penelitian ini telah dilakukan pengamatan penyerapan ion sianida dengan menggunakan karbon aktif untuk limbah kegiatan pertambangan emas. Kondisi Senyawa sianida termasuk bahan beracun berbahaya (B3), banyak digunakan dalam berbagai industri seperti serat sintetik (akrilonitril), petrokimia, baja, pertambangan dan pelapisan logam (electroplating). Sebagai akibat dari pemakaian bahan beracun dan berbahaya tersebut, umumnya kegiatan-kegiatan itu menghasilkan limbah yang masih mengandung sianida yang berpotensi mencemari lingkungan di sekitarnya. Berbagai upaya digunakan untuk mengurangi pencemaran lingkungan tersebut, salah satunya dengan penyerapan karbon aktif yang ditentukan melalui pengamatan pengaruh pH, konsentrasi penyerap dan waktu. Penambahan ion Cu2+ sebagai katalis telah diteliti pula. Hasil menunjukkan bahwa penambahan karbon aktif sebanyak 25 g/l pada pH 10,5 dapat menurunkan konsentrasi sianida sebesar 20 % dalam waktu 8 jam. Penambahan ion Cu2+ (100 mg/l) pada larutan sianida telah meningkatkan penyerapan sebesar 55 % dalam waktu 2 jam. Penyerapan ion sianida dengan karbon aktif yang telah direndam dengan larutan Cu2+ (0,5 %) meningkat menjadi 82 % dalam waktu 2 jam.

materi referensi:JURNAL TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA, Volume 3 Nomor 7, Januari 2007

Page 12: materi ujian komprehensif

Tambang Emas Cikotok Tinggal Sejarah?

Kami kira sudah tiba waktunja untuk mentjantumkan negeri Tjikotok di atas peta ilmu bumi… Kepada chalajak ramai terutama si pemakai dan pedagang emas selajaknja diterangkan, bahwa emas jang diperdagangkan dewasa ini adalah a.l. berasal dari Tambang Mas Tjikotok….”

Kalimat yang ditulis dalam ejaan Soewandi itu berasal dari sebuah fotokopian buku bertajuk Tambang Mas Tjikotok Membangun. Tanpa tahun, tanpa penulis, isinya bercerita tentang proses penambangan emas di Cikotok, mulai dari penggalian bebatuan andesit, penggilingan, sampai pemurnian emas yang siap jual.

Saking melegendanya Cikotok, buku teks ilmu bumi untuk siswa sekolah dasar tahun 1960-an dan 1970-an selalu mencantumkan Cikotok sebagai tambang emas di Jawa Barat, yang berdiri sejak 1936. Sebelum menjadi bagian Provinsi Banten tahun 2000, seluruh Banten masuk Jawa Barat, termasuk Cikotok.

Cikotok yang merupakan wilayah di Kecamatan Bayah, Lebak, Banten Selatan, memang sempat menjadi primadona karena di sana pernah terdapat satu-satunya tambang emas terbesar di Indonesia. Namun, era kemasyhuran dan kejayaan Cikotok mulai memudar seiring dengan berkurangnya cadangan emas. Dari satu ton batuan andesit yang ditambang, kandungan emasnya hanya mencapai lima gram.“Tambang yang masih prospek adalah yang kadarnya di atas delapan. Artinya, dari satu ton batu dihasilkan delapan gram emas,” ujar Manager Pascatambang PT Antam Resourcindo (Ari), anak perusahaan PT Aneka Tambang, Junarso.Menurut dia, PT Ari kini tinggal mengandalkan tambang emas di Cikidang, sekitar 34 kilometer barat daya Cikotok. Prospek emas di Cikidang ditemukan pada tahun 1991. Daerah seluas 426,4 hektar ini terdiri atas vein (urat emas) Cikidang, yang merupakan mineralisasi utama dengan urat sepanjang 1.200 meter.

Kegiatan eksplorasi untuk urat Cikidang telah selesai dilakukan pada akhir tahun 1997. Sementara itu, urat Cibodas, tengah, barat, dan timur mulai dieksplorasi lebih lanjut sejak tahun 2002. Cadangan emas di Cikidang diperkirakan habis pada tahun 2008. Namun, PT Ari masih berharap ada cadangan baru sehingga tambang bersejarah itu tidak harus tutup selamanya.

Menurut Junarso, dari 3.000 ton batuan yang ditambang dalam sebulan, precipitate atau lumpur “kaya” yang dihasilkan rata-rata 250,32 kilogram. Dari jumlah tersebut, dihasilkan 19,8 kilogram emas dan 77,5

Page 13: materi ujian komprehensif

kilogram perak. Didin, salah seorang pegawai di bagian tambang PT Ari, mengatakan, hasil yang diperoleh dari pengolahan batuan tidak optimal karena peralatan yang digunakan sudah tua. Peralatan yang digunakan untuk mengolah emas itu sudah berumur lebih dari 50 tahun. “Mungkin ini pabrik pengolahan emas tertua di dunia,” katanya.

Proses pengolahan batuan menjadi emas cukup rumit. Awalnya, dari tambang yang terletak di bawah tanah, batuan diangkut menggunakan kabel ban. Alat itu mirip dengan kereta gantung, yang terbentang melintasi jurang curam dari Cikotok hingga ke Pasir Gombong. Namun, sejak tahun 2005, seiring dengan banyaknya pencurian kabel yang terjadi, PT Ari menghentikan operasional kabel ban itu.

Sebelum diolah, batuan berukuran raksasa itu dikecilkan ukurannya agar siap diolah. Proses pengecilan ukuran itu meliputi penggerusan (crushing), pelumatan (grinding), klasifikasi ukuran butiran, dan peningkatan kandungan padatan umpan (thickening). Bijih hasil penggerusan lalu ditampung pada fine ore bin (FOB) atau tangki bijih dari baja. Setelah itu, bijih-bijih tadi dimasukkan ke dalam ball mill. Setelah ditambahkan CaO atau kalsium oksida dengan kadar 15 kilogram per ton, bijih yang digiling tadi menghasilkan campuran pasir-lumpur-air.

Bijih yang sudah halus dan nyaris berupa lumpur lalu diperkaya di dalam thickener I melalui proses pengendapan. Hasil pengendapan pada thickener I (underflow thickener) dengan kandungan 40 persen solid, lalu diproses pada unit sianidasi. Sedangkan cairan yang lebih jernih (overflow thickener) digunakan ulang untuk proses presipitasi.Sianidasi merupakan proses pelarutan logam Aurum (Au/emas) dan Argentum (Ag/perak) dalam media larutan sianida. Proses itu berlangsung pada empat tangki agitator.Lumpur yang mengandung larutan sianida, yang telah kaya dengan emas dan perak, lalu dialirkan ke tangki dua dan tiga. Sementara lumpur yang nyaris tak berharga mengalami proses filtrasi atau pemisahan cairan dengan lumpur.

Proses terakhir adalah presipitasi. Pada proses ini, ion Au dan Ag yang terkandung dalam air kaya didesak oleh serbuk seng (zinc). Hasil akhir dari proses presipitasi adalah presipitat dengan kandungan Au = 10 persen, Ag = 35 persen, dan Zn = 55 persen. Hasil akhir inilah yang kemudian diolah lagi di unit logam mulia PT Aneka Tambang di Jakarta. Limbah sisa presipitasi lalu diolah di instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Tujuannya, untuk menurunkan kandungan sianida hingga mencapai ambang batas (0,5 ppm).

Page 14: materi ujian komprehensif

Hampir berakhir

Mencapai Cikotok ibarat melakukan perjalanan wisata melintasi tepi laut dan perbukitan. Tambang emas tua itu seolah menjadi museum hidup yang sekaligus saksi sejarah kegemilangan penambangan emas.

Namun kini, museum itu makin terengah berpacu dengan zaman. Seiring dengan menipisnya cadangan emas di Cikotok, mesin-mesin tua dan para pekerjanya yang berdedikasi kini tinggal menunggu “cerita tamat” Cikotok.

Valentinus, pekerja yang mengoperasikan sistem presipitasi (proses pengikatan air emas), terlihat hati-hati memperlakukan setiap bagian mesin yang bekerja. Di bagian akhir proses pengolahan emas, Valentinus bersama rekannya menjadi penjaga terakhir proses logam mulia.

“Hasil presipitasi ini namanya presipitat, nantinya akan dibawa ke Jakarta untuk diolah menjadi emas murni,” kata Valentinus. Sayang, proses akhir yang menentukan itu hanya bertumpu pada satu mesin presipitasi. “Yang satu unit lagi rusak,” kata Syahdi, rekan Valentinus.

Sayang, legenda hidup itu lambat laun harus mengakhiri produksinya karena cadangan emas di daerah itu hampir habis. “Tahun 2008 diperkirakan cadangan sudah habis. Tetapi, sebagai penambang, tentu kami masih berharap masih ada deposit yang ditemukan,” kata Dolok R Silaban, Direktur PT Ari, saat ditemani sekretaris korporat Ashur Wasif dan staf humas Ari Karnalin.

Tampaknya tak ada gambaran cerah lagi untuk mempertahankan buku-buku kurikulum yang mengatakan Cikotok sebagai penghasil emas Indonesia. Lambat tapi pasti, Cikotok akan menjadi lahan perebutan para penambang liar yang sudah mengincar. Lambat tapi pasti, Cikotok hanya akan menjadi legenda.

PT Antam sendiri belum memiliki gambaran pasti, mau dikemanakan dan diapakan Cikotok pascatahun 2008. Hanya menurut Direktur Operasional Aneka Tambang (Antam) Alwin Syah Loebis, ada rencana tetap mempertahankan PLTA yang dirintis Antam bekerja sama dengan pihak swasta. kemungkinan bisa dikembangkan pula menjadi wisata tambang.

Sumber : (IRN/AMR/PEP) Harian Kompas "http://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/14/Fokus/3024221.htm "Tags: Dolok R. Silaban

Page 15: materi ujian komprehensif

Diposkan oleh sayurlodeh di 21:43

Label: emas, tambang

Monday, January 24, 2005

Pencemaran Merkuri dari Darat ke Laut

SEJAK mulai digunakan di pertambangan emas, air raksa yang sejak dulu kala dinamai merkuri terus mengancam kehidupan di muka Bumi ini. Ancaman kematian akibat bahan beracun itu bahkan kian meluas karena penggunaannya yang kini beragam.

MERKURI yang telah dikenal zaman Mesir Kuno dan Romawi sejak awal memang digunakan sebagai bahan pemisah emas dari batuan lain dalam proses pengolahan tambang. Dalam perkembangannya kemudian, merkuri digunakan untuk termometer, bahan penambal gigi, juga baterai. Demikian juga cat dan obat gangguan ginjal. Semua ada merkurinya.Berbagai produk dan aplikasi itu tidak tertutup kemungkinan mencemari lingkungan, baik dalam proses pembuatan, pemakaian maupun pembuangannya. Di antara berbagai kemungkinan itu, yang paling mengancam kesehatan dan kehidupan masyarakat memang limbah dari pertambangan emas. Pencemaran merkuri akibat praktik pertambangan emas yang tidak terkontrol terjadi di berbagai wilayah di Tanah Air.Dalam 20 tahun terakhir ini, kasus pencemaran merkuri dilaporkan di Sulawesi Utara terutama Teluk Buyat dan Teluk Manado, sungai-sungai di Kalimantan terutama Kapuas dan Kahayan, Sungai Citarum dan Cisadane di Jawa Barat, sungai-sungai di DKI Jakarta hingga Teluk Jakarta, beberapa daerah di Sumatera Barat dan Jambi.

Sulawesi

Pencemaran merkuri di kawasan perairan Sulawesi Utara itu telah diributkan sejak tahun 1990-an, namun kemudian timbul dan tenggelam hingga muncul kembali tahun ini dan menjadi isu hangat dalam beberapa bulan terakhir bahkan mungkin masih akan bergulir hingga tahun depan.

Peneliti dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapeldalda) Sulawesi Utara Rizald Rompas sejak lima tahun lalu sudah melaporkan kontaminasi merkuri telah meracuni sejumlah kawasan laut dan sungai di Sulawesi Utara minimal sejak tahun 1990. Hal yang sama juga dilaporkan peneliti dari Universitas Sam Ratulangi, Manado, pada tahun 1996.

Kontaminasi merkuri di wilayah perairan dan pantai Sulut dilaporkan Bapedalda Sulut merupakan limbah dari aktivitas pertambangan emas rakyat, yang kurang mendapat pengawasan pemerintah seperti di Dimembe, Ranoyapo, dan Ratatotok di Kabupaten Minahasa. Diperkirakan sekitar 40 persen merkuri yang dipakai para penambang emas rakyat di kabupaten itu merembes

Page 16: materi ujian komprehensif

ke laut, melalui pencucian tromol dan pada proses pemanggangan batuan.

Di kawasan Ratatotok, misalnya, limbah penambangan emas mengalir ke Sungai Totok hingga bermuara di Teluk Buyat. Di kawasan teluk ini praktik pertambangan emas bahkan telah dimulai di kawasan Teluk Buyat paling tidak pada tahun 1887 oleh perusahaan pertambangan Belanda, Nederland Mynbow Maschapai, hingga tahun 1922. Sejak itu masyarakat lokal mengambil alih operasi. Hingga pertengahan tahun 1980 terdapat sekitar 4.000 penambang di kawasan itu.

Praktik itu menimbulkan pencemaran ke kawasan teluk hingga kini dan memberikan dampak negatif. Tahun 1995 terdeteksi merkuri di atas ambang batas pada hati ikan kerong-kerong (Terapon jarbua) yaitu 9,1 mg/g merkuri, 18 kali lebih tinggi dari panduan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Analisis sampel darah pada warga Buyat yang dilakukan FMIPA UI Juli 2004 menunjukkan kadar total merkuri dalam darah mereka melebihi batas normal rata-rata 8 mikrogram per liter menurut IPCS (International Programme on Chemical Safety). Penduduk yang diperiksa bahkan ada yang kadar merkurinya mencapai 23,9 mikrogram per liter.

Pemeriksaan yang dilakukan Dr Mineshi Sakamoto Agustus 2004 di laboratorium National Institute for Minamata Disease Japan terhadap sampel rambut penduduk di Teluk Buyat dan Teluk Totok menunjukkan kandungan merkuri 2,65 mikrogram per gram berat sampel atau 1 per 20 dari standar WHO.

Kedua peneliti menyimpulkan kandungan ini belum mencapai dosis yang dapat menimbulkan gejala penyakit minamata. Menurut IPCS, gejala penyakit minamata baru akan muncul bila paparan total merkuri pada tubuh manusia mencapai 200-500 mikrogram per liter atau 200-500 ppb (part per billions).

Namun, menurut para peneliti, bila pencemaran dibiarkan tanpa tindakan penanggulangan, maka dalam jangka panjang terjadi degradasi lingkungan, seperti menurunnya populasi ikan dan akan terakumulasi dalam tubuh manusia mengakibatkan munculnya penyakit hingga kematian, seperti di Minamata.

Kondisi yang sama juga terjadi di Teluk Manado. Limbah kegiatan 700 kelompok penambang emas tanpa izin (PETI) masuk ke teluk itu melalui Sungai Dimembe. Dampaknya, menurut penelitian Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sulut belum lama ini, air sungai Dimembe tercemar merkuri sampai tujuh kali di atas ambang batas 0,001 ppm. Selain mencemari teluk Manado, limbah merkuri juga menyebar di ratusan hektar tambak ikan dan merembes ke sumur penduduk di sejumlah desa.

Kondisi parah terjadi juga di beberapa sungai di Kalimantan terutama di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat, dan Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pontianak pada tahun 2000 mencatat pencemaran merkuri di Kapuas hingga 200 kali di atas ambang batas. Pencemaran ini berasal dari penambangan emas ilegal di Kalimantan Barat yang menggunakan 3.113 mesin. Hingga kini masalah itu belum juga terpecahkan.

Page 17: materi ujian komprehensif

Badan Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Daerah (BPPLHD) Kalimantan Tengah tahun 2002 melaporkan, 11 sungai besar di provinsi ini tercemar berat limbah merkuri. Setiap tahun diperkirakan 10 ton merkuri sisa penambangan emas tradisional di buang ke sungai-sungai itu.

Di antara sejumlah sungai itu kondisi terparah terlihat di Sungai Kahayan. Dari 2.264 tromol emas yang dioperasikan di Kalteng, di daerah aliran sungai (DAS) Kahayan saja tercatat 1.563 unit mesin. Di Kahayan saja terbuang 1,5 ton lebih merkuri selama tiga bulan.

Akibatnya, kandungan merkuri di DAS ini tercatat hingga 0,014 mg/l air. Padahal, kandungan merkuri yang diizinkan hanya 0,001 mg/l air. Pada Mei dan Juli lalu tingkat pencemaran merkuri masih lima kali diatas ambang batas. Selain air, sejumlah ikan pun yang biasa dikonsumsi masyarakat telah terkontaminasi merkuri.

Dampak pencemaran

Penggunaan merkuri dalam waktu lama dan meluas terutama bila dikaitkan dengan praktik pertambangan emas di berbagai daerah, mestinya telah menimbulkan gangguan kesehatan hingga kematian dalam jumlah besar karena penggunaan dan pembuangannya yang sembarangan. Sayangnya, kasus kematian akibat pencemaran merkuri belum pernah terdata di Indonesia hingga kini.

Merkuri memiliki beberapa tingkat bahaya tergantung bentuk ikatan unsur dan senyawanya serta perlakuan manusia terhadap logam beracun ini. Logam berwarna keperakan dan berkilap ini satu-satunya yang berwujud cair pada suhu kamar dan baru akan menguap bila dipanaskan sampai suhu 357 derajat Celsius.

Di alam merkuri biasanya dijumpai dalam bentuk logam merkurium dan ion-ion merkuri. Di Indonesia, merkurium banyak terdapat di utara Jawa hingga Lhok Seumawe, Aceh, dan di Sulawesi Utara. Di Kalimantan, di mana polusi merkuri sangat menonjol, kandungan merkuri alaminya justru kecil.

Pencemaran lingkungan oleh merkuri terbesar di pertambangan. Menurut Dr Rahmadhi Purwana dari FKM UI pada semiloka tentang pengelolaan limbah tailing di laut di Bogor Oktober lalu, terbuangnya merkuri di pertambangan bisa mencapai 14,5 persen setiap kali proses, dan yang menguap menjadi gas 2,5 persen. Merkuri digunakan hingga lima kali sebelum akhirnya dibuang ke lingkungan.

Sebagai pencemar merkuri dapat berupa logam, senyawa organik, dan anorganik. Logam merkuri bagi lingkungan tidak terlalu berbahaya. Ancamannya baru muncul bila terurai atau bersenyawa dengan unsur lain.Di lingkungan yang berkadar asam tinggi, logam merkuri dapat berubah menjadi senyawa metil merkuri. Sementara itu, merkuri anorganik dalam sedimen di dasar laut dan sungai akan diubah oleh mikroorganisme menjadi senyawa organik metil merkuri.

Senyawa metil merkuri tergolong mudah larut dalam air, sedangkan yang berbentuk metil

Page 18: materi ujian komprehensif

merkuri klorida juga memiliki sifat mudah bereaksi dengan gugus SH dan OH yang terdapat dalam protein. Sifat logam beracun ini sangat berbahaya karena dapat memengaruhi seluruh aktivitas metabolisme makhluk hidup.

Sebagai metil merkuri atau CH3Hg+, mudah masuk ke tubuh lewat pernapasan dan makanan. Organik merkuri ini merupakan senyawa yang paling beracun. Pencemaran metil merkuri yang berlangsung 10-20 tahun akan terakumulasi rata-rata 20 tahun dan daya meracuni lingkungan bisa mencapai lebih dari 150 tahun.

Merkuri yang mencemari daratan akan masuk dalam tanah kemudian merembes ke air tanah atau mengalir ke aliran sungai jika hujan turun. Merkuri lalu terisap oleh akar tanaman sayuran dan buah-buahan serta rumput. Selanjutnya, merkuri tersimpan di buah dan daun. Sayuran yang terkontaminasi itu dikonsumsi oleh manusia. Rumput dimakan sapi, susunya lalu diminum oleh manusia. Semuanya bermuara pada manusia.

Rahmadi mengungkapkan, selain di air, sedimen dan tanah, merkuri juga mengontaminasi buah dan sayuran di Pongkor, serta ikan di Sungai Kapuas. Pada ikan di Sungai Kapuas merkuri tercatat 0,22 ppm, sedangkan di sayuran dan buah di Pongkor pada tahun 2001 di atas tingkat aman 0,04 mg per kg menurut ketentuan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan.

Logam merkuri bila menguap akan mengumpul di udara. Di udara gas merkuri akan turun ke Bumi lewat air hujan dan kembali ke tanah dan perairan di muka Bumi ini dari danau, sungai hingga laut. Sebagian besar merkuri akan menempel pada sedimen. Merkuri yang sudah berubah jadi senyawa metil merkuri tetap akan larut di air. Di perairan metil merkuri masuk ke tubuh ikan lalu terakumulasi pada pemangsa alaminya hingga meracuni manusia. Daya serap metil merkuri di tubuh mencapai 95 persen.Merkuri baik dalam bentuk logam, maupun senyawa organik dan anorganik dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Kontaminasi merkuri pada manusia dapat melalui makanan, minuman dan hirupan napas, serta kontak kulit. Bila gas merkuri terhirup mengakibatkan bronkitis, sampai rusaknya paru-paru. Bahaya ini mengancam para penambang emas rakyat, karena setelah terpisah dari pasir, mereka menguapkan merkuri dari amalgama untuk memisahkan kembali emasnya.

Dalam bentuk logam, merkuri diperkirakan hanya 15 persen yang terserap tubuh manusia. Logam merkuri akan menumpuk sebagian besar dalam ginjal, ditemukan dalam otak, hati, dan janin. Dalam organ tersebut logam ini akan berubah menjadi senyawa anorganik. Kemudian merkuri akan dibuang dalam kotoran, urine, dan pernapasan.

Bahaya besar

Bahaya yang besar bagi manusia muncul bila yang masuk ke dalam tubuh adalah bentuk metil merkuri. Senyawa yang larut dalam air dan lemak ini akan masuk ke dalam tubuh lewat air dan ikan, susu, sayuran, buah-buahan yang terkontaminasi.

Senyawa metil merkuri akan tertimbun dalam ginjal, otak janin, otot, dan hati. Namun, sebagian besar metil merkuri akan berakumulasi di otak. Karena tingkat penyerapannya tinggi ke dalam

Page 19: materi ujian komprehensif

tubuh, maka senyawa beracun ini bisa menyebabkan berbagai penyakit termasuk kanker hingga mengakibatkan kecacatan dan kematian.

Masuknya merkuri dalam tubuh memang akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bila melampaui ambang batas.Menurut pedoman Baku Mutu Lingkungan, kadar merkuri pada makanan yang dikonsumsi langsung atau tanpa diolah dulu maksimum 0,001 ppm. Kadar merkuri yang aman dalam darah maksimal 0,04 ppm (part per millions). Kadar merkuri 0,1-1 ppm dalam jaringan sudah dapat menyebabkan munculnya gangguan fungsi tubuh. Pada para penambang rakyat ternyata kadar merkuri dalam darah mencapai 0,16 ppm.

Gejala yang dapat langsung terlihat adalah iritasi kulit bila terjadi kontak pada kulit dan sesak napas bila terhirup gas merkuri. Ketika masuk lewat makanan, maka gejala yang muncul adalah mual, pusing, dan muntah.Sampai di sistem saraf, berakibat tidak bisa mengendalikan anggota badan dan tubuh. Karena rahang sulit digerakkan, pasien mengalami gangguan bicara dan mengunyah. Gangguan terjadi pada panca indera mulai dari telinga berdenging sampai tuli, pandangan kabur hingga buta, tidak peka rasa suhu dan bau. Akumulasi merkuri pada dosis tinggi ditunjukkan dengan munculnya rona biru pada gusi hingga gigi tanggal.

Gangguan juga terjadi pada fungsi organ seperti ginjal dan kerusakan sistem detoksifikasi hati. Bila senyawa itu mengendap di otak mengakibatkan gangguan daya ingat, reaksi emosi histeria seperti lekas marah dan rasa malu berlebihan, depresi dan susah tidur, tertawa dan ketakutan tanpa sebab. Pada stadium lanjut pasien akan pingsan, gila, hingga menemui ajal.

Penyakit ini juga akan menurun dari ibu yang terkontaminasi merkuri. Hingga melahirkan bayi cacat, karena mengalami kerusakan DNA. Kecacatan bayi yang terjadi seperti gangguan keseimbangan dan gerak motorik, serta rendah tingkat kecerdasannya. Bahkan ada yang lahir tanpa anggota badan, atau bentuk kepala tidak beraturan.

Pencegahan

Menekan pencemaran limbah merkuri di pertambangan emas sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Paling hulu dengan memilih teknik penggalian yang ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup. Dengan begitu memperkecil keluarnya merkuri dari dalam tanah. Hal ini sebaliknya terjadi pada pertambangan terbuka. Tahap berikutnya adalah menggunakan teknologi pemrosesan batuan tambang yang tidak menggunakan bahan merkuri, di antaranya dengan bahan sianida dan dengan cara bioteknologi yang disebut proses pencucian dengan mikroba. Mikroorganisme yang mengoksida batuan itu umumnya hidup pada bahan anorganik, di antaranya yang banyak digunakan adalah Thiobacillus feroxidans. Beberapa tahun lalu peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil mengisolasi spesies itu di pertambangan emas Cikotok. Proses biologi ini banyak dipilih untuk mengolah biji atau batuan yang mempunyai kandungan sulfida yang tinggi dan karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan cara mekanis, serta tidak mencemari lingkungan. Negara yang menggunakannya yaitu Afrika Selatan, Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan Cile. Pada kondisi lingkungan yang telah telanjur terpolusi merkuri, upaya yang dilakukan adalah penyehatan kembali lingkungan.

Page 20: materi ujian komprehensif

Caranya dengan memindahkan sedimen yang mengandung merkurium tinggi kemudian diisolasi. Hal ini pernah dilakukan Jepang terhadap kawasan Minamata. Alternatif remediasi secara biologis yang disebut fitoremediasi pun ditempuh. Pada cara ini digunakan tumbuhan yang dapat menyerap metil merkuri. Dibandingkan dengan yang lain, cara ini relatif murah dan memungkinkan sumber pencemar didaur ulang. Sayangnya proses alami ini relatif lambat dalam mereduksi polutan. Mengatasi pencemaran merkuri dengan bakteri juga dimungkinkan karena diketahui ada bakteri yang dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang mengandung merkuri dalam jumlah tinggi. Bakteri itu adalah Pseudomonas fluorescens, Staphylococcus aureus, dan Bacillus sp.

Hal ini menginspirasi ahli biologi molekuler untuk memadukan fungsi gen beberapa bakteri hingga menghasilkan strain unggul untuk mengatasi pencemaran merkuri secara cepat dan efektif. (yun)

Sumber : Kompas, 02 Desember 2004

Pengembangan Pemanfaatan Limbah Pertambangan Dan Industri Untuk Komponen Bangunan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauhmana limbah tambang emas dan industri tekstil

yang berbahan kapas dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan komponen bangunan

yang dapat dilakukan secara manual atau masinal. Tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah

tambang emas dan limbah tekstil yang berbahan kapas untuk pembuatan komponen bangunan pada

daerah yang mempunyai potensi limbah yang melimbah, mendapatkan perlakuan yang optimum terhadap

bahan baku limbah dan mendapatkan komposisi yang optimal ditinjau dari sifat fisik dan mekanik. Bahan-

bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah tambang emas dari Cikotok dan Nanggung. Data

yang dikumpulkan merupakan data primer dari proses pencetakan kubus dan papan semen yang kemudian

dilakukan pengujian sifat fisik dan mekanik meliputi: analisa kimia, fisik, minerologi, indeks penghambat,

bobot isi, kuat lentur, modulus elastisitas lentur, kadar air, penyerapan air dan perubahan panjang akibat

penyerapan air. Dari hasil analisa kimia, ditemukan bahwa limbah tambang emas tidak mengandung logam

berat, sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan

komponen bangunan. Hasil pengujian minerologi, ditemukan bahwa limbah tambag emas mengandung

bahan quartz dan feldspar yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk bahan keramik. Limbah industri

berbahan dasar kapas perlu penelitian lebih lanjut untuk pengembangan bahan untuk elemen bangunan.

(Rud)

Tags: limbah

Next: BELAJAR SAMBIL CARI UANG DI INTERNET

MENANGISI EMAS FREEPORT

Page 21: materi ujian komprehensif

July 17, 2010 by dprku  Filed under DPR ku news

13 Comments

Proyek PT. Freeport Indonesia

Jumat, 16/07/2010 19:50 WIB – *** (joglosemar) Solo

Kita yang sudah berusia 30-40 tahun pasti masih ingat, pelajaran Ilmu Bumi Indonesia di sekolah dasar masa itu sarat dengan kewajiban menghafal. Bahkan, sebagian hafalan itu mungkin masih melekat di benak kita, misalnya PLTA Jawa Tengah ada di Tuntang, pabrik kertas di Blabak dan sebagainya.

Tetapi, tidak ada satu pun buku pelajaran yang menyebut emas ada di Tembagapura, yang sesuai namanya, kota itu hanya disebut menghasilkan tembaga. Emas ada di Cikotok, Jawa Barat. Belakangan, kita baru tahu, tambang di Tembagapura itu sebenarnya menghasilkan emas dalam jumlah luar biasa besar, dan sudah 40 tahun ini dieksploitasi tapi bukan oleh kita, melainkan oleh perusahaan asing berbendera Amerika Serikat.Entah tidak tercantumnya emas sebagai hasil tanah Papua itu disengaja atau kita semua termasuk pemerintah Indonesia sudah tertipu. Kontrak pemerintah Orde Baru dengan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc memiliki latar belakang misterius. Banyak yang percaya, kontrak tak adil itu disetujui Soeharto sebagai kompensasi keberhasilannya menumbangkan Orde Lama dengan bantuan AS.Pantas disebut tidak adil, karena Indonesia hanya memiliki 9,6 persen saham, sisanya dikuasai asing. Konsentrat yang mengandung emas, perak, tembaga dan mineral lain dikeruk lalu dibawa pergi untuk diolah di tempat lain, yang ditinggal hanya lingkungan yang rusak oleh tailing, limbah tambang.Selayaknya, kita menggugat itu, setidaknya meminta transparansi. Namun, alih-alih membuat perubahan, tahun 2009 lalu pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono bahkan memperpanjang kontrak dengan Freeport selama 20 tahun ke depan.Setahun sebelumnya, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro berkilah, pemerintah tidak bisa

Page 22: materi ujian komprehensif

menasionalisasi Freeport seperti yang dilakukan Presiden Venezuela, Hugo Chaves atau Presiden Bolivia, Ego Morales. Alasannya, sikap kedua presiden di tlatah Amerika Latin itu mendapat restu dari parlemen.Cukup mengejutkan ketika Muhammad Hatta, anggota Komisi XI DPR RI menyatakan akan berjuang agar setidaknya Indonesia mendapat tambahan royalti 10 persen dari Freeport. Bahkan, akan berupaya membawa masalah itu ke Pansus pajak, yang bisa menyeret sejumlah pejabat di masa lalu ke parlemen untuk dimintai keterangan. Kita berharap, langkah Mohammad Hatta itu konsisten, bukan sekadar semangat mudah surut dari seorang anggota DPR RI dari daerah pemilihan jawa tengah V yang meliputi kabupaten boyolali, sukoharjo, klaten, dan kotamadya surakarta. (***)