Perawat Harus Terapkan Patient Safety

3
Perawat Harus Terapkan Patient Safety Ilustrasi perawat sedang bertugas TERKAIT Big Size Lebih... Ternyata Lemon Sembuhkan... Kunyah Permen Karet Kendalikan Asam... Minuman Suplemen Rusak... Inilah 9 Kiat Diet... PESATNEWS - Di Indonesia ada lima rumah sakit yang terakreditasi Joint Commision Internasional (JCI), seharusnya akreditasi ini dimiliki semua rumah sakit, terutama rumah sakit pemerintah. Kementerian Kesehatan mengupayakan agar enam Rumah Sakit tipe A di Indonesia terakreditasi oleh JCI. Saat ini komite akreditasi rumah sakitpun telah menerapkan penilaian mengacu pada elemen penilaian pada standar JCI. Rumah sakit yang sudah terakreditasi JCI harus melaksanakan 6 tujuan Patient Safety agar agar kualitas pelayanan semakin meningkat sebab masyarakat sekarang semakin hari semakin kritis. Dari Undang Undang no 32 pasal 36 tahun 1996 disebutkan bahwa pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 mengakibatkan terganggunya kesehatan, cacat, atau kematian yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah yang terlibat dalam perawatan pasien selama pasien berada di Rumah Sakit, sehingga

description

dfdgfhghgjhhkjkjkjkj

Transcript of Perawat Harus Terapkan Patient Safety

Perawat Harus Terapkan Patient Safety

Ilustrasi perawat sedang bertugas

TERKAIT

Big Size Lebih...

Ternyata Lemon Sembuhkan...

Kunyah Permen Karet Kendalikan Asam...

Minuman Suplemen Rusak...

Inilah 9 Kiat Diet...

PESATNEWS - Di Indonesia ada lima rumah sakit yang terakreditasi Joint Commision Internasional (JCI), seharusnya akreditasi ini dimiliki semua rumah sakit, terutama rumah sakit pemerintah. Kementerian Kesehatan mengupayakan agar enam Rumah Sakit tipe A di Indonesia terakreditasi oleh JCI. Saat ini komite akreditasi rumah sakitpun telah menerapkan penilaian mengacu pada elemen penilaian pada standar JCI.Rumah sakit yang sudah terakreditasi JCI harus melaksanakan 6 tujuan Patient Safety agar agar kualitas pelayanan semakin meningkat sebab masyarakat sekarang semakin hari semakin kritis.

Dari Undang Undang no 32 pasal 36 tahun 1996 disebutkan bahwa pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 mengakibatkan terganggunya kesehatan, cacat, atau kematian yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian.

Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah yang terlibat dalam perawatan pasien selama pasien berada di Rumah Sakit, sehingga perlu adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antar petugas kesehatan di Rumah Sakit.

Pada PerMenKes no 1691 / MenKes/PER/VIII/2011 disebutkan setiap insiden yang terjadi dilingkungan rumah sakit baik kejadian nyaris cedera maupun kejadian yang tidak diharapkan harus dibuat pelaporan, tantangan perawatan adalah dengan konsisten melakukan pelaporan dan menyadari pentingnya pembuatan pelaporan tersebut untuk belajar dari kesalahan tersebut, untuk itulah pentingnya supervisi dari keperawatan.

Supervisi keperawatan sangat diperlukan dalam tatanan praktek keperawatan, mengingat pelayanan keperawatan yang profesional perlu dijaga, dimonitor dan dievaluasi serta dikembangkan menuju arah yang lebih baik.

Menurut World Health Organization ( WHO ) ada 6 tujuan patient safety yang harus dijalankan Rumah Sakit, pertama mengenai identifikasi pasien, identifikasi pasien dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu secara visual dan verbal.

Secara visual di lakukan dengan melihat gelang identitas pasien yang berisikan nama pasien dan nomor medical record. Secara verbal dengan menanyakan nama pasien dan tanggal lahir.

Tujuan kedua adalah komunikasi efektif, komunikasi yang baik antara perawat dan dokter dengan menggunakan Situation , Background , Assesment dan Recommendation (SBAR ).

Tujuan ketiga adalah pengawasan obat, yang dimaksud dengan pengawasan obat disini melakukan monitoring obat-obat yaitu obat golongan narkotika psikotropika. Antikoagulan, kemoterapi, high allert, heparin dan insulin. Obat - obat tersebut harus dicatat dalam penggunaaannya didalam buku ekspedisi.

Tujuan keempat yaitu operasi aman. Operasi aman apabila dilakukan dengan tepat pasien yang dilakukan operasi, tepat lokasi atau daerah yang akan dioperasi dan tepat prosedur. Tim di kamar operasipun harus menggunakan sign in, time out dan sign out.

Tujuan kelima dari patient safety yang paling penting adalah pencegahan infeksi, dimana pasien yang dirawat tidak terjadi infeksi nosokomial di Rumah Sakit, cara pencegahannya yang harus di lakukan oleh semua petugas kesehatan yaitu dengan konsisten melakukan Hand Hygiene.

Tujuan terakhir yaitu pencegahan pasien jatuh, yaitu melakukan tindakan dan edukasi pasien yang beresiko jatuh sehingga pasien dan keluarga mengerti dapat bekerjasama untuk mematuhi agar tidak turun dari tampat tidur tanpa bantuan perawat.

Pendekatan EvaluasiAgar kualitas mutu pelayanan terutama keperawatan berjalan dengan baik, supervisi dilakukan dengan konsisten,sehingga perawat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Pengetahuan perawat juga harus ditingkatkan lebih baik lagi di pendidikan perawat, sehingga pendidikan tersebut dapat mencetak perawat yang kompeten. Menurut model analisis kebijakan dari Dunn (2003) yaitu model retrospektif, dimana analis kebijakan yang dilakukan terhadap akibat- akibat kebijakan setelah suatu kebijakan diimplementasikan.

Model ini biasanya disebut model evaluatif. Seharusnyu lembaga pendidikan perawat melakukan pendekatan evaluasi terhadap kebijakan yang telah diterapkan. Penting sekali untuk menambahkan kurikulum mengenai patient safety dan meningkatkan lagi tentang pengetahuan patofisiologi sehingga perawat sebagai mitra dokter benar benar terlihat saat sudah berada di layanan kesehatan