Peraturan Udang-udang

download Peraturan Udang-udang

of 7

Transcript of Peraturan Udang-udang

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    1/15

    WANPRESTASI MENURUT KETENTUAN

    PERATURAN UNDANG-UNDANG DAN

    MENURUT KETENTUAN HUKUM ISLAM

    Disusun Oleh :

    ADE GUNAWANNPM :B1A110056

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    FAKULTAS HUKUM UNIERSITAS BEN!KULU

    "01"

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    2/15

    BAB II

    PENDAHULUAN

    A# L$%$& Bel$'$n(

    Dalam perkembangan era-globalisasi yang ditandai dengan meningkat dan bertambah

     pesatnya perekonomian rakyat, kebutuhan manusia semakin kompleks, sehingga untuk 

    memenuhi kebutuhan tersebut diantara manusia yang satu dengan yang lainnya tumbuh

    keadaan yang memaksa mereka untuk melakukan suatu hubungan hukum. Hubungan

    hukum yang terjadi antara subjek hukum yang satu dengan yang lainnya terjadi dengan

    adanya suatu perikatan. Umumnya semua perikatan diakhiri dengan pelaksanaan, dan

    memang demikianlah yang seharusnya terjadi. Itu berarti para pihak memenuhi

    kesepakatan untuk dilaksanakan berdasarkan persyaratan yang tercantum dalam suatu

     perjanjian atau kontrak. Pemenuhan hal-hal yang harus dilaksanakan disebut dengan prestasi. Dengan terlaksananya prestasi, kewajiban-kewajiban para pihak berakhir,

    sebaliknya apabila salah satu pihak tidak melaksanakannya, maka disebut melakukan

    wanprestasi.

    Wanprestasi erat berhubungan dengan adanya perkaitan atau perjanjian antara

     pihak.aik perkaitan itu di dasarkan perjanjian sesuai pasal !""# sampai dengan !$"!

    %UHPerdata maupun perjanjian yang bersumber pada undang undang seperti di atur 

    dalam pasal !"&' sampai dengan pasal !"#(%UH perdata.apabila salah satu pihak ingkar 

     janji maka itu menjadi alsan bagiu pihak lainya untuk mengajukangugatan.demikian juga

    tidak terpenuhinya pasal !"'( %UH perdata tentang syarat syarat sahnya suatuperjanjian

    menjadi alas an untu kbatal atau di batalkan suatu persetujuan perjanjian melalui suatu

    gugatan,)alah satu alas an untuk mengajukan gugatan ke pengadilan adalah karena

    adanya wanprestasi atau ingkar janji dari debitur.wanprestasi itu dapat berupa tidak 

    memenuhi kewajiban sama sekali, atasu terlambatmemenuhi kewajiban, atau memenuhi

    kewajibanya tetapi tidak seperti apa yang telah di perjanjikan.

    )ecara sederhana wanprestasi adalah tidak melakukan prestasi, atau melakukan

     prestasi, tetapi yang dilaksanakannya tidak tepat waktu dan tidak sesuai dengan yang

    seharusnya. *adi, debitur telah melakukan wanprestasi karena tidak atau terlambatmelaksanakan prestasi dari waktu yang ditentukan, atau tidak sesuai menurut apa yang

    semestinya, dan ini merupakan suatu pelanggaran hukum atau tindakan melawan hokum

    terhadap hak kreditur.

     +amun pengaturan tentang wanprestasi tidak saja diartikan dalam %UHperdata saja

    akan tetapi hukum islam juga mempunyi pegertian dalam hal wanpresti dan oleh karna

    itu perlu kira nya diketahui.

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    3/15

    B# Ru)us$n )$s$l$h

    erdasarkan uraian pendahuluan di atas, dapat dikemukakan dua masalah yang perlu

    dikaji dalam tulisan ini.

    !. )ejauh mana pengaturan wanprestasi menurut kuhperdata.

    '. agaimana pandangan hukum islam terhadap wanprestasi

    BAB 11

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    4/15

    PEMBAHASAN

    A# Pen(e&%i$n D$n Pen($%u&$n *$n+&es%$si

    Istilah wanprestasi berasal dari bahasa elanda yang mempunyai arti sebagai prestasi yang

    uruk atau cedera janji. Dalam suatu perjanjian apabila salah satu pihak tidak dapat memenuhi atau

    melaksanakan secara sempurna apa yang diperjanjikannya, maka yang melanggar perjanjian

    tersebut dinyatakan telah melakukan wanpresrasi. kan tetapi apabila tidak dipenuhi secara

    sempurna prestasi tersebut oleh salah satu bukan semata-mata disebabkan karena kesalahannya,

    misalanya karena terjadi orce majeere /01ermacht2, maka tidak dapat dikatakan wanprestasi.

    3enurut pasal !'"$ %UHPerdata prestasi adalah memberikan, untuk berbuat sesuatu atau untuk 

    tidak berbuat sesuatu. Pada umumnya apabila salah satu pihak dalam suatu perjanjian apabila tidak 

    memenuhi prestasinya maka dapatlah dikatakan pihak tersebut telah melakukan wanprestasi

    3enurut pasal !'"# %UHPerdata 45)eberuntang adalah lalai apabila ia dengan surat perintah atau

    dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri lalai jika inimenetapkan bahwa seberuntung akan harus dianggap lalai dengan lewatnya yang ditentukan.

    erdasarkan Pasal !'"# %UHPerdata, salah satu pihak dapat dikatakan melakukan wanprestasi

    apabila telah adanya teguran atau tuntunan dari pihak yang berhak atas prestasi tersebut.

    )ehubungan dengan hal yang telah ditentukan dalam pasal !'"# %UHPerdata Wiryono

    Prodjodikoro menegaskan bahwa 4

    Pihak kewajiban mulai berada dalam keadaan wanprestasi dengan dua jalan yaitu 4 pertama dengan

    menerima perintah atau surat yang ditujukan kearah itu, atau kedua atas kekuatan perjanjian

     perintah sendiri, apabila menurut isi perjanjian ditetapkan atau dianggap ditetapkan dari semula

    suatu jangka waktu, yang kalau sudah lampau, sedang janji belum dipenuhi menepatkan pihak  berwajib dengan sendirinya dalam keadaan wanprestasi.

    Dari penegasan diatas dapat diketahui bahwa seseorang baru dapat dikatakan melakukan

    wanprestasi apabila melakukan wanprestasi apabila ia tidak melakukan prestasi atau melakukan

     prestasi tidak sebagaimana yang diperjanjikan. Dan terhadap perbuatan tersebut telah dilakukan

    teguran atau perintah oleh pihak yang berhak atas prestasi itu. Disamping saat wanprestasi dapat

    ditetapkan dalam perjanjian antara para pihak. 6ebih lanjut 3. 7ahya Harahap menjelaskan

    sebagai berikut 4

    dapun kewajiban pengertian umum tentang wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak 

    tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya. %alau begitu seorang debitur disebutkan dan berada dalam keadaan wanprestasi, apabila dia dalam melaksanakan prestasi,

    apabila dia dalam melaksanakan prestasi perjanjian telah lalai, sehingga terlambat dari jadwal

    waktu yang ditentukan atau dalam melaksanakan prestasi tidak menurut sepatutnya8selayaknya.

    Dari ketentuan dan pengertian wanprestasi yang tekah dikemukakan diatas dapatlah diketahui

     bahwa wanprestasi adalah suatu keadaan atau peristiwa dimana prestasi atau kewajiban tidak 

    dilakukan sama sekali atau dilakukan tetapi tidak tepat pada waktu yang telah diperjanjikan dan

    atau tidak selayaknya.

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    5/15

    3enurut Pasal !'$9 %UHPerdata bila wanprestasi terjadi, maka yang melakukannya berkewajiban

    membayar ganti rugi berupa biaya, rugi dan bunga kepada pihak yang dirugikan. Untuk adanya

    kewajiban membayar ganti kerugian, harus didahului dengan suatu penagihan oleh pihak yang

     berhak.

      entuk-bentuk Wanprestasi dan kibat Hukumnya

    Didalam setiap perjanjian terdapat para pihak, dimana masing-masing pihak mempunyai hak 

    dan kewajiban yang timbul dari perjanjian yang telah disepakatibersama. pabila salah satu pihak 

    tidak memenuhi apa yang dijanjikan maka ia dikatakan telah melakukan wanprestasi.

    erdasarkan hal tersebut selanjutnya :. )ubekti membagi wanprestasi kedalam $ /empat2 bentuk,

    yaitu4

    !. ;idak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya

    '. 3elakukan apa yang yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagai mana yang diperjanjikan

    ". 3elakukan apa yang diperjanjikan tetapi telambat

    $. 3elakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan

    pabila dalam suatu perjanjian telah ditentukan objek dari perjanjian akan diserahkan pada waktu

    yang telah ditentukan, namun pada waktu tersebut objeknya tidak diserahkan, sedangkan waktunya

    telah tiba untuk diserahkan. Dalam hal ini ia dikatakan wanprestasi atau ingkar janji.

      3elakukan apa yang telah diperjanjikan tetapi telambat, dalam hal ini yang perlu diperhatikan,

    akibat dari keterlambatan itu apakah merugikan salah satu pihak. 3isalnya akibat dari salah satu

     pihak tidak membayar uang yang diperjanjikan semula, maka pihak yang lain menderita kerugian.

    3elakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan perbuatan demikian tidak dapat

     juga dikatakan wanprestasi. 3enurut ketentuan Pasal !$$' %UHPerdata yang berbunyi 4

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    6/15

    setelah dinyatakan lalai dalam memenuhi perikatannya, tetap melakukannya atau jika sesuatu yang

    harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang

    telah dilampaukannya5.

    pabila debitur melakukan wanprestasi, maka timbullah akibat hukumnya :. )ubekti menyebutkan

    akibat dari wanprestasi tersebut 4

    !. 3embayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau dengan kata lain ganti rugi

    '. Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjiann

    ". Peralihan resiko

    $. 3embayar biaya >erkara, kalau sampai deperkarakan didepan pengadilan

    Dari akibat melakukan wanprestasi yang dikemukakan oleh :. )ubekti tersebut akan diuraikan

    sebagaia berikut 4

    !.Pembayaran ganti kerugian

      3enurut Pasal !$$' %UHPerdata 4 jika perikatan itu bertujuan untuk berbuat sesuatu, maka pihak yangmanapun, jika ia berbuat sesuatu yang berlawanan dengan perikatan karena

     pelanggaran itu wajib mengantikan biaya, rugi dan bunga.

    Dalam perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu, prestasinya adalah tidak berbuat sesuatu yang

    telah ditetapkan dalam perjanjian. Dalam hal ini tidak perlu dipersoalkan apakah ditentukan

     jangka waktu atau tidak. Pasal !'"= %UHPerdata menyebutkan bahwa jika perbuatan itu

    untuk memberikan sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu, apabila salah satu pihak tidak 

    memenuhi kewajibannya, maka penyelesaiannya adalah diwajibkan kepada pihak tersebut

    untuk pembayaran biaya, rugi dan bunga.

    3engenai kapan saatnya pihak yang melakuka wanprestasi melaksanakannya diwajibkan

    apabila seberuntung telah dinyatakan lalai untuk memenuhi perikatannya, tetap

    melalaikannya atau suatu yang harus diberikannya, tetap melalaikannya atau suatu yang harus

    duberikan melewati batas waktu.

    ;entang kerugian apa saja yang dapay dituntut kreditur. Diatur dalam Pasal !'$? %UHPerdata yaitu

    Penggantian perongkosan, kerugian dan bunga yang boleh dituntut kreditur adalah 4

    a. %erugian yang diderita kreditur 

     b. %euntungan yang akan diperoleh seandainya perjanjian dipenuhi.

    '. Pembatalan Perjanjian

    Pembatalan perjanjian bertujuan membawa kedua belah pihak kepada keadaan sebelum

     perjanjian sebelum perjanjian diadakan. *ika salah satu pihak telah menerima sesuatu dari

     pihak lain, baik uang maupun barang, maka harus dikembalikan.

    Persetujuan tidak batal demi hukum tetapi pembatalan harus dimintakan kepada hakim.

    Permintaan ini juga harus dilakukan meskipun syarat batal mengenai tidak dipenuhinya

    kewajiban dinyatakan dalam persetujuan. *ika syarat batal tidak dinyatakan dalam perjanjian.

    Hakim leluasa menurut keadaan atas permintaan tergugat memberikan jangka waktu yang

    tidak boleh lebih satu bulan.

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    7/15

    erdasarkan uraian diatas diketahui bahwa perjanjian tersebut tidak batal dengan sendirinya

     bila terjadi wanprestasi harus melalui putusan hakim.

     ". Peralihan :esiko

      Peralihan resiko yang merupakan sanksi yang ketiga terhadap wanprestasi diatur dalam Pasal

    !'"9 ayat /'2 %UHperdata yang menyebut bahwa4

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    8/15

     peringatan tertulis, sekarang sudah la@im ditasirkan suatu peringatan atauatau teguran yang

     juga boleh dilakukan secara lisan, asal cukup tegas mengatakan desakan seberutang supaya

     prestasi dilakukan dengan seketika atau dalam waktu yang singkat, hanyalah tentunya saja

    sebaiknya dilakukan secara tertulisdan seyogianya dengan surat tercatat, agar nanti dimuka

    hakim tidak mudah dipungkiri oleh seberutang. Peringatan terhadap debiturbaik dengan

    teguran ataupun dengan surat peringatan tidak akan menimbulkan masalah jika peminjam

    menyadari kewajibannya tersebut, tetapi problema akan timbul apabila debitur tetap tidak 

    memenuhi prestasi. Hal ini mengakibatkan timbulnya gugatan dimuka pengadilan dari pihak 

     pemberi pinjaman. Dalam gugatan inilah somatie atau igrebreke stelling itu menjadi alat bukti

     bahwa peminjam betul-betul telah melakukan wanprestasi.

    pabila seseorang debitur telah diperingatkan atau sudah dengan tegas ditagi

     janjinya, seperti yang diterangkan diatas, maka jika ia tetap tidak melakukan prestasinya, ia

     berada dalam keadaan lalai maka terhadapnya dapat diperlakukan sanksi-sanksi sebagaimana

    yang telah disebutkan sebelumnya di atas yaitu ganti rugi, pembatalan perjanjian, dan

     peralihan resiko.

    B# *$n+e&s%$si )enu&u% hu'u) isl$)

    ilamana akad yang sudah tercipta secara sah menurut ketentuan hukum itu tidak 

    dilaksanakan isinya oleh debitur, atau dilaksanakan tetapi tidak sebagaimana mestinya

    ada kealpaan, maka terjadilah kesalahan di pihak debitur. %esalahan dalam ikih disebut

    at-ta’addi, yaitu suatu sikap /berbuat atau tidak berbuat2 yang tidak dii@inkan oleh syarak.

    rtinya suatu sikap yang bertentangan dengan hak dan kewajiban. Wanprestasi dalam

    hukum Islam secara secara komprehensi dapat dilihat pada pembahasan sebelumnya

    mengenai konsep ganti-rugi menurut hukum islam yang dikutip dari smuni 3th. Dalam

    teori ganti rugi (dhaman) Perspektif Hukum Islam.

    ! . %onsep ganti rugi menurut hukum islam

    3enururt smuni 3th dalam tulisannya, teori ganti rugi (Dhaman) Perspektif hukum

    islam , menyebutkan secara gamblang sebagai berikut4

    Ide Aanti rugi terhadap korban perdata maupun pidana, sejak awal sudah

    disebutkan oleh nas al-BurCan maupun Hadis +abi. Dari nas-nas tersebut para ulama

    merumuskan berbagai kaidah ih yang berhubungan dengan dhaman atau ganti rugi.

    3emang diakui sejak awal, para uaha tidak menggunakan istilah masuliyah

    madaniyah sebagai sebutan tanggung jawab perdata, dan juga masuliyah al-jinaCiyahuntuk sebutan tanggung jawab pidana. +amun demikian sejumlah pemikir hukum Islam

    klasik terutama al-Burai dan al-EI@ Ibn bdi )alam memperkenalkan istilah al-jawabir 

    untuk sebutan ganti rugi perdata /baca4dhaman2, dan al-@awajir untuk sebutan ganti rugi

     pidana /baca4 Euubah diyat, arusy dan lain-lain2.Walaupun dalam perkembangannya

    kemudian terutama era kekinian para uahaC sering menggunakan istilah masuliyah

    yang tidak lain merupakan pengaruh dari karya-karya tentang hukum arat. Dhaman

    dapat terjadi karena penyimpangan terhadap akad dan disebut dhaman al-adi, dan

    dapat pula terjadi akibat pelanggran yang disebut dhaman Eudwan. Di dalam

    menetapkan ganti rugi unsur-unsur yang paling penting adalah darar atau kerugian padakorban. Darar dapat terjadi pada isik, harta atau barang, jasa dan juga kerusakan yang

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    9/15

     bersiat moral dan perasaan atau disebut dengan darar adabi termasuk di dalamnya

     pencemaran nama baik. ;olok ukur ganti rugi baik kualitas maupun kuantitas sepadan

    dengan darar yang diderita pihak korban, walaupun dalam kasus-kasus tertentu

     pelipatgandaan ganti rugi dapat dilakukan sesuai dengat kondisi pelaku5.

    erbeda halnya dengan )yamsul nwar, konsep ganti-rugi dalam hukum Islam

    lebih menitikberatkan pada hak dan kewajiban antara pihak debitur dan pihak kreditur.

    3enurutnya, ganti rugi dalam Islam hanya dibebankan pada pihak debitur apabila pihak 

    kreditur dirugikan oleh pihak deditur akibat tidak melaksanakan tanggung jawab atau

    ingkar janji. Aanti rugi hanya dibebankan pada debitur yang ingkar janji apabila

    kerugian yang dialami oleh kreditur memiliki hubungan sebab akibat dengan perbuatan

    ingkar janji atau ingkar akad dengan debitur. ;anggung jawab akad memiliki tiga unsur 

     pokok4

    !. danya ingkar janji yang dapat dipersalahkan

    '. danya ingkar janji itu menimbulkan kerugian bagi pihak kerditor 

    ". %erugian kreditor disebabkan oleh /memiliki hubungan sebab-akibat dengan2

     perbuatan ingkar janji debitur.

      Dalam Islam istilah tanggung jawab yang terkait dengan konsep ganti-rugi

    dibedakan menjadi dua4

     !. Daman akad (daman al’akd), yaitu tanggung jawab perdata untuk memberikan ganti

    rugi yang bersumber kepada ingkar akad.

     '. Daman udwan (daman al’udwan), yaitu tanggung jawab perdata untuk memberikan

    ganti rugi yang bersumber kepada perbuatan merugikan (al-fi’l adh-dharr)  atau

    dalam istilah hukum perdata indonesia disebut dengan perbuatan melawan hukum.

      Pengertian dhaman dalam kha@anah hukum Islam cukup ber1ariati,

    sebagaimana dijelaskan oleh smuni 3th. bahwa kata dhaman memiliki makna yang

    cukup beragam, baik makna secara bahasa maupun makna secara istilah. )ecara bahasa

    dhaman diartikan sebagai ganti rugi atau tanggungan. )ementara secara istilahimengutup dari smuni 3th. adalah tanggungan seseorang untuk memenuhi hak yang

     berkaitan dengan kehartabendaan, isik, maupun perasaan seperti pencemaran nama

     baik.

    *ika diuraikan secara lengkap, pengertian di atas memberikan cakupan yang cukup luas

    dalam hukum perikatan Islam. )ebagaimana diuraikan oleh smuni 3th. dalam

    tulisannya bahwa deinisi dhaman akan mencakup makna-makna sebagai berikut4

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    10/15

    a2 0byek wajib dhaman terletak pada zimmah /perjanjian2.

    %ewajiban dhaman tidak akan gugur kecuali dengan memenuhi atau dibebaskan

    oleh pihak yang berhak menerima ganti rugi tersebut. Pihak yang dirugikan

    /mutadarrar 2 berhak mengadukan mutasabbib  /penyebab kerugian2 ke

     pengadilan agar memenuhi kewajibannya. erbeda dengan kewajiban yang

     bersiat moral atau keagamaan,  syari’  hanya mendorong untuk memenuhinya

    tanpa implikasi hukuman keduniaan karena merupakan khitab al-targib  yang

    meliputi makruhat dan  mandubat .  immah menurut bahasa adalah al-!ahdu

    /perjanjian2. 3enurut tradisi uahaC zimmah adalah suatu siat yang menjadikan

    seseorang mempunyai kompetensi untuk menerima hak atau melakukan

    kewajiban.  "hlu zimmah adalah mereka yang melakukan perjanjian di mana

    dengan perjanjian itu mereka memiliki hak dan kewajiban.

     b2 %ewajiban atas dasar dhaman berbeda dengan kewajiban atas dasar !u#ubah,

     baik pada karakter maupun tujuannya.  Dhaman ditetapkan untuk melindungihak-hak indi1idu. )edangkan !u#ubah  ditetapkan karena adanya unsur 

     pelanggaran terhadap hak-hak llah )W;. %ewajiban pada dhaman  bertujuan

    untuk mengganti atau menutupi /al-$abru2 kerugian pada korban. )ementara

    !u#ubah  ditetapkan untuk menghukum pelaku kejahatan agar jera dan tidak 

    melakukan perbuatan itu lagi /al- za$ru2. *adi tujuan yang berorientasi pada al-

     $abru disebut dhaman. )edangkan tujuan yang berorientasi pada al-za$ru disebut

    !u#ubah.

    c2 )ebab-sebab dhaman adalah adanya unsur ta’addi, yaitu melakukan perbuatanterlarang dan atau tidak melakukan kewajiban menurut hukum. %a’addi  dapat

    terjadi karena melanggar perjanjian dalam akad yang semestinya harus

    dipenuhi. 3isalnya, penerima titipan barang /al-muda)’   tidak memelihara

     barang sebagaimana mestinya,seoprang al-a$ir /buruh upahan, orang sewaan2

    dangan al-musta’$ir  /penyewa2 sama-sama tidak komitmen terhadap akad yang

    mereka sepakati. %a’addi  juga dapat terjadi karena melanggar hukum syariah

    /mukhalafatu ahk&m syari’ah2 seperti pada kasus perusakan barang/ al-itl&f),

     perampasan (al-gasb), maupun kelalaian atau penyia-nyiaan barang secara

    sengaja (al-ihm&l).

    d2 %a’addi yang mewajibkan dhaman benar-benar menimbulkan darar /kerugian2.

    *ika tidak menimbulkan kerugian, maka tidak ada dhaman, karena secara

    aktual tidak ada darar yang harus digantirugikan. Itulah sebabnya jika seorang

     pengendara yang lalai menabrak barang orang lain tetapi tidak menimbulkan

    kerusakan, tidak wajib memberikan dhaman. +amun demikian, terdapat suatu

     perbuatan dengan sendirinya mewajibkan dhaman  seperti al-gasbu

    /perampasan2. 3enurut jumhur ulama, pelaku perampasan harus mengganti

    manaat barang selama berada dalam penguasaannya walaupun tidak 

    diungsikan. Pendapat ini berdasarkan asumsi bahwa kerugian selalu terjadi pada kasus-kasus perampasan. %erugian atau darar   juga akan dialami oleh

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    11/15

    orang-orang yang dibatasi kebebasannya oleh penguasa atau seseorang yang

    ditahan secara ilegal menurut uahaC Hanabilah. Pendapat ini memperkuat

    kaidah bahwa al-dharar syarthun liwu$ubi dhaman /kerugian adalah syarat

    terhadap keharusan ganti rugi2.

    e2 ntara taaddi /pelanggaran2 dengan darar  /kerugian2 harus memiliki hubungan

    kausalitas. rtinya, darar  dapat dinisbatkan kepada pelaku pelanggaran secara

    langsung. *ika darar   dinisbatkan kepada sebab-sebab lain, bukan perbuatan

     pelaku (muta’addi)  sendiri, maka dhaman  tidak dapat diberlakukan, karena

    seseorang tidak dapat dibebani tanggung jawab atas akibat perbuatan orang lain.

    %aidah syariah mengenai masalah ini adalah4

    2  Darar  harus bersiat umum sesuai dengan keumuman hadis +abi4 laa dharara

    wa laa dhirara /tidak boleh merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain2.

    ;ingkat darar  diukur berdasarkan !urf  /kebiasaan2 yang berlaku. Hal ini sejalan

    dengan kaidah ushul4  ya$ibu hamlu al-lafzi !ala ma’nahu al-muhaddad fi as-

     syar’i in wu$ida, wa illa wa$aba hamluhu !ala ma’nahu al-!urfi /suatu

    keharusan membawa kata kepada maknanya yang deiniti secara syaraC jika

    ditemukan, tetapi kalau tidak ada, maka dialihkan kepada makna deiniti 

     berdasarkan Eur2.  %arena  syari’   tidak menetapkan makna darar,  sehingga

    ukurannya, baik kualitas maupun kuantitas, mengacu pada !urf.  Dengan

    demikian, darar  yang diganti rugi berkaitan dengan harta benda, manaat harta

     benda, jiwa, dan hak-hak yang berkaitan dengan kehartabendaan jika selaras

    dengan !urf yang berlaku di tengah masyarakat.

    g2 %ualitas dan kuantitas dhaman  harus seimbang dengan darar. Hal ini sejalan

    dengan ilosoi dhaman, yaitu untuk mengganti dan menutupi kerugian yang

    diderita pihak korban, bukan membuat pelakunya agar menjadi jera. %endati

    demikian, tujuan ini selalu ada dalam berbagai sanksi, walau hanya bersiat

    kon1ensional.

    '. Aanti rugi perdata perspekti hukum islam

      Aanti rugi perdata dalam hukum islam lebih menitikberatkan tanggung jawab para

     pihak dalam melaksanakan suatu akad perikatan. pabila salah satu pihak tidak 

    melaksankan kewajibannya sebagaimana yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak,

    maka tentu akan menimbulkan kerugian bagi pihak yang lain. Dalam hukum Islam

    tanggung jawab melaksanakan akad disebut dengan dhaman al-’a#di. Dhaman al-’#di

    adalah bagian dari tanggung jawab perdata. *adi yang dimaksud ganti rugi perdata

    dalam hukum islam adalah tanggung jawab perdata dalam memberikan ganti rugi yang

     bersumber dari adanya ingkar akad.

    ". Aanti rugi pidana dalam hukum Islam

      Aanti rugi pidana dalam hukum Islam adalah ganti rugi yang dibebankan kepada

     pihak debitur akibat tidak melaksanakan perikatannya mungkin karena kesalahannyasendiri atau karena ada sebab diluar kehendak debitur. Dalam hukum Islam ganti rugi

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    12/15

     pidana disebut dengan dhaman al-’udwan, yaitu tanggung jawab perdata untuk 

    memberikan ganti rugi yang bersumber kepada perbuatan merugikan (al-fi’l adh-dharr)

    orang lain, atau dalam istilah %UH Perdata disebut dengan perbuatan melawan hukum.

    $. )ebab-)ebab Aanti :ugi 3enurut Hukum Islam dan Hukum Positia. )ebab-)ebab Aanti :ugi 3enurut Hukum Islam

    )ebab-sebab ganti rugi dalam perspekti hukum Islam ih muamalat yang berkaitan

    dengan hukum perikatan Islam. da beberapa aktor yang dapat dijadikan sebagai

    sebab adanya ganti rugi. 3enurut )yamsul nwar, ada dua macam sebab terjadinya

    ganti rugi (dhaman). Pertama, tidak melaksanakannya akad, dan kedua, ala dalam

    melaksanakan akad. 7akni apabila akad yang sudah tercipta secara sah menurut

    ketentuan hukum itu tidak dilaksanakan oleh debitur, atau dilaksanakan tetapi tidak 

    sebagaimana mestinya /ada kealpaan2, maka terjadilah kesalahan di pihak debitur,

     baik kesalahan itu karena kesengajaanya untuk tidakl melaksanakan akad, atau

    kesalahan karena kelalaiannya. %esalahan dalam ilmu ih disebut dengan at-

    ta’addi, yakni suatu sikap yang bertentangan dengan hak dan kewajiban dan tidak 

    dii@inkan oleh syarak.

    3enurut smuni 3th dalam artikelnya menjelaskan4

    )eseorang tidak dapat dibebankan ganti rugi kecuali memenuhi dua rukun,

    yaitu4 al-i’tida’  dan al-dar&r .  "l-i’tid&’  adalah melampaui batas yang menurut para

    uahaC mengandung unsur ke@aliman, rasa permusuhan, dan melampaui hak.

    %riterianya adalah menyimpang dari perilaku normal. dapun sebab-sebab dhaman

    ada tiga, yaitu a#ad , yad , dan itl&f . Dhaman pada a#ad  dapat terjadi ketika ada pihak yang melakukan interpretasi terhadap ketentuan eksplisit dari redaksi perjanjian atau

    makna implisitnya sesuai dengan keadaan dan situasi /al-!urf atau  al-!&dah2 yang

     berlaku. )edangkan wadh’u al-yad  dapat menjadi sumber ganti rugi baik itu al-yad 

    mu’tamanah  maupun bukan mu’tamanah.  'ad al-mu’tamanah  seperti  yad al-w&di’ 

    dan al-mudh&rib, al-!&mil al-musi, al-a$ir al-kh&s, al-washi !ala m&l al-yatim,

    hakim dan al-#adhi !ala sundu# al-ait&m, dan lain-lain. 3ereka ini jika melakukan

    ta’addi  /personal abuse ase2 atau ta#shir dibebani8dikenakan ganti rugi. +amun

     jika tidak ada unsur ta’addi  atau ta#shir  tidak dapat dibebankan ganti rugi karena

    mereka tergolong al-aydi al-am&nah /tangan-tangan amanah2. dapun al-yad gairu

    al-mu’tamanah yang melakukan sesuatu terhadap harta orang lain tanpa i@in dari

     pemilik seperti pencuri dan perampas, atau dengan sei@in pemilik seperti al-yad al-

    b&’i’   terhadap barang yang dijual sebelum serah terima, atau al-musytari  setelah

    serah terima barang, dan penyewa hewan tunggangan atau semisalnya jika

    melakukan ta’addi  terhadap syarat-syarat yang sudah ditentukan atau ketentuan

    yang sudah biasa berlaku. 3ereka ini wajib memberikan ganti rugi terhadap

    kerusakan barang pada saat berada di tangannya, apapun penyebab kerusakan

    sekalipun terpaksa seperti bencana alam dan lainnya. dapun al-itl&f  menjadi sebab

    ganti rugi baik langsung maupun hanya sebagai penyebab. Itl&f   biasanya diartikan

    mendisungsikan barang. al-Itl&f   dibagi dua yaitu al-itlaf al-mubasyir   /perusakanlangsung2, dan al-itlaf bi al-tasabbub /perusakan tidak langsung2.

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    13/15

    Dari kedua sumber di atas, kiranya dapat memberikan gambaran secara

    ringkas mengenai sebab-sebab ganti rugi menurut hukum Islam, walaupun lebih

     banyak mengutip pendapatnya smuni 3th

    .

     b. )ebab-)ebab Aanti :ugi 3enurut Hukum perdata.

      Dalam pasal !'$# %UH Perdata menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

    sebab-sebab ganti rugi adalah ganti rugi yang merupakan akibat ClangsungC dari

    wanprestasi. Dengan kata lain harus ada hubungan sebab-akibat atau kausal-1erband

    antara kerugian yang diderita dengan perbuatan wanprestasi. tau akibat langsung

    dari perbuatan debitur yang ingkar melaksanakan suatu perjanjian menurut

    selayaknya. 

    3enurut 7ahya Harahap, untuk menentukan sebab-sebab ganti rugi sangat

    sulit, undang-undang sendiri dalam perumusannya sering memuat secara berbarengan beberapa akibat tentang 5satu eit5 yang disebutkannya. %esulitan yang

    terjadi pada hubungan sebab-akibat antara kerugian dan wanprestasi ditimbulkan

    oleh masalah lingkungan hukum. 3enurutnya, kadang-kadang satu peristiwa 8 satu

    eit, pada waktu yang bersamaan sekaligus menyentuh dua lingkungan hukum, yaitu

    lingkungan hukum pidana dan hukum perdata. Dengan demikian sebab-sebab ganti

    rugi dalam hukum perdata hanya didasarkan pada wanprestasi semata.

    BAB III

    Penu%u+

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    14/15

    Wanprestasi erat berhubungan dengan adanya perkaitan atau perjanjian antara pihak.

    aik perkaitan itu di dasarkan perjanjian sesuai pasal !""# sampai dengan !$"!

    %UHPerdata maupun perjanjian yang bersumber pada undang undang seperti di atur 

    dalam pasal !"&' sampai dengan pasal !"#(%UHperdata. apabila salah satu pihak ingkar 

     janji maka itu menjadi alsan bagiu pihak lainya untuk mengajukangugatan.demikian jugatidak terpenuhinya pasal !"'( %UH perdata tentang syarat syarat sahnya suatuperjanjian

    menjadi alas an untuk batal atau di batalkan suatu persetujuan perjanjian melalui suatu

    gugatan,)alah satu alasan untuk mengajukan gugatan ke pengadilan adalah karena

    adanya wanprestasi atau ingkar janji dari debitur.wanprestasi itu dapat berupa tidak 

    memenuhi kewajiban sama sekali, atau terlambat memenuhi kewajiban, atau memenuhi

    kewajibanya tetapi tidak seperti apa yang telah di perjanjikan. pabila salah satu pihak 

    tidak menepati janjinya pada waktu yang telah ditentukan, amak pihak yang merasa dirugikan

    diharuskan melaksanakan peneguran lebih dahulu, supaya pihak diharuskan melaksanakan

     peneguran lebih dahulu, supaya pihak lain memenuhi prestasinya. 3engenai peneguran ini

    timbul masalah, apakah peneguran itu dilakukan dengan surat perintah atau dibolehkan denganlisan. 3enurut bdul kadir 3uhammad Debitur perlu diperingatkan8ditegur secara tertulis

    dengan suarat perintaj atau dengan akta tertulis, dengan surat perintah atau akta sejenis, dalam

    surat perintah itu ditentukan bahwa ia segera memenuhi prestasina, jika tidak dipenuhi ia telah

    dinyatakan wanprestasi5

    Aanti rugi perdata dalam hukum islam lebih menitikberatkan tanggung jawab para

     pihak dalam melaksanakan suatu akad perikatan. pabila salah satu pihak tidak 

    melaksankan kewajibannya sebagaimana yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak,

    maka tentu akan menimbulkan kerugian bagi pihak yang lain. Dalam hukum Islam

    tanggung jawab melaksanakan akad disebut dengan dhaman al-’a#di. Dhaman al-’#di

    adalah bagian dari tanggung jawab perdata. *adi yang dimaksud ganti rugi perdata dalam

    hukum islam adalah tanggung jawab perdata dalam memberikan ganti rugi yang

     bersumber dari adanya ingkar akad.

    DF;: PU);%

    !. bdul %adir 3uhammad, )egi-segi Hukum Perikatan, lumni, andung, !=="

    '. Ghairuman H. Pasaribu. )uhrawardi %. 6ugis, Hukum Perjanjian dalam Islam,)inar grapik,jakarta!==$

  • 8/19/2019 Peraturan Udang-udang

    15/15

    ". :idwan )yahrani, )eluk eluk @as Hukum Perdata, lumni, andung, !=#&

    $. )atrio, *, Hukum Perikatan Pada Umumnya, lumni, andung !=="

    &. 7ahya Harahap, 3.,)egi-segi Hukum Perjanjian, lumni, bandung, !=#?

    ?. %artini, 3uljadi. Aunawan widjaja, Perikatan yang 6ahir Dari Perjanjian, :aja

    graindo rada.jakarta !==$9. +awawi :ambe, i#h Islam, *akarta4 Duta Pahala, ;ahun !==$.

    #. )yamsul nwar, Hukum Per$an$ian *yari’ah+ *tudi %entang %ri "kad dalam ikih

      uamalat, $akarta, ra$a grafind persad,%ahun //0