Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

15
PERATURAN TERBARU MENGENAI JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No 51 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Pertauran Menteri Negara Pendayagunaan Apartur Negara Nomor: PER/200/M.Pan/7/2008 Tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor PER-1310/K/JF/2008 dan Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pengangkatan ke Dalam Jabatan Fungsional Auditor Melalui Perpindahan Jabatan Dengan Perlakuan Khusus belum dapat menampung perkembangan kebutuhan Jabatan Fungsional Auditor di lingkungan APIP sehingga perlu mengatur kembali perlakuan khusus pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Auditor melalui penyesuaian/Inpassing Maka diterbitkankan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pengangkatan Ke dalam Jabatan Fungsional Auditor Melalui Perpindahan Jabatan dengan Perlakuan Khusus Di LIngkungan Aparat Pengawasan Interen Pemerintah. Auditor dan Fungsional Auditor Pemerintah Written By inspektorat.padangpariaman on 12/17/2011 | 12/17/2011 07:51:00 PM Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi .

description

jabatan

Transcript of Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

Page 1: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

PERATURAN TERBARU MENGENAI JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

 

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No 51 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Pertauran Menteri Negara Pendayagunaan Apartur Negara Nomor: PER/200/M.Pan/7/2008 Tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya

 

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor PER-1310/K/JF/2008 dan Nomor   24   Tahun   2008   tentang   Pengangkatan   ke   Dalam   Jabatan   Fungsional   Auditor   Melalui Perpindahan Jabatan Dengan Perlakuan Khusus belum dapat menampung perkembangan kebutuhan Jabatan Fungsional Auditor di lingkungan APIP sehingga perlu mengatur kembali perlakuan khusus pengangkatan   dalam   Jabatan   Fungsional   Auditor   melalui   penyesuaian/Inpassing   Maka diterbitkankan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 18 Tahun 2013  Tentang  Pengangkatan  Ke  dalam  Jabatan  Fungsional  Auditor  Melalui  Perpindahan   Jabatan dengan Perlakuan Khusus Di LIngkungan Aparat Pengawasan Interen Pemerintah.

 

Auditor dan Fungsional Auditor PemerintahWritten By inspektorat.padangpariaman on 12/17/2011 | 12/17/2011 07:51:00 PM

Auditor adalah   seseorang   yang  memiliki   kualifikasi   tertentu   dalam  melakukan audit atas laporan 

keuangan dan   kegiatan   suatu perusahaan atau organisasi.

Jenis Auditor

Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

Auditor Pemerintah adalah  auditor   yang  bertugas  melakukan  audit   atas   keuangan  pada 

instansi-instansi  pemerintah.  Di Indonesia,  auditor  pemerintah  dapat  dibagi  menjadi  dua 

yaitu:

Page 2: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

o Auditor Eksternal Pemerintah yang   dilaksanakan   oleh Badan   Pemeriksa 

Keuangan(BPK) sebagai  perwujudan dari  Pasal 23E ayat (1) Undang-undang Dasar 

1945 yang berbunyi Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang

keuangan negara diadakan satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan

mandiri..   ayat   (2) Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah,sesuai dengan kewenangannya. Badan   Pemeriksa   Keuangan  merupakan 

badan   yang   tidak   tunduk   kepada   pemerintah,   sehingga   diharapkan   dapat 

bersikap independen.

o Auditor Internal Pemerintah atau  yang   lebih  dikenal   sebagai Aparat  Pengawasan 

Fungsional Pemerintah (APFP) atau dikenal dengan istilah lain Aparat Pengawasan 

Inter Pemerintah (APIP) yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan 

Pembangunan (BPKP),   Inspektorat   Jenderal   Departemen/   LPND,   dan Inspektorat 

Daerah.

Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya 

berstatus   sebagai   pegawai  pada  perusahaan   tersebut.   Tugas  utamanya  ditujukan  untuk 

membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi pengauditan ataslaporan 

keuangan yang  diterbitkan  oleh  perusahaan.  Pengauditan   ini  dilakukan  pada  perusahaan 

terbuka,   yaitu   perusahaan   yang   go   public,   perusahaan-perusahaan   besar   dan   juga 

perusahaan   kecil   serta   organisasi-organisasi   yang   tidak   bertujuan  mencari   laba.   Praktik 

akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).

Namun,  Arens  &  Loebbecke  dalam bukunya Auditing Pendekatan Terpadu yang  diadaptasi  oleh 

Amir Abadi Jusuf, menambahkan satu lagi jenis auditor, yaitu:

Auditor Pajak. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada dibawah Departemen Keuangan 

Republik Indonesia, bertanggungjawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan 

penegakan hukum dalam   pelaksanaan   ketentuan   perpajakan.   Aparat   pelaksanaan   DJP 

dilapangan  adalah Kantor  Pelayanan  Pajak (KPP)  dan Kantor  Pemeriksaan  dan  Penyidikan 

Pajak (Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus. Tanggungjawab Karikpa adalah 

Page 3: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi 

ketentuan perundangan perpajakan.

Tanggung Jawab Auditor

The Auditing Practice Committee,   yang  merupakan   cikal   bakal   dari Auditing Practices Board, 

ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:

Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu merencanakan, mengendalikan 

dan mencatat pekerjannya.

Sistem Akuntansi.   Auditor   harus   mengetahui   dengan   pasti   sistem   pencatatan   dan 

pemrosesan   transaksi   dan   menilai   kecukupannya   sebagai   dasar   penyusunan   laporan 

keuangan.

Bukti Audit.   Auditor   akan   memperoleh   bukti   audit   yang   relevan   dan   reliable   untuk 

memberikan kesimpulan rasional.

Pengendalian Intern.   Bila   auditor   berharap   untuk   menempatkan   kepercayaan   pada 

pengendalian   internal,   hendaknya  memastikan   dan  mengevaluasi   pengendalian   itu   dan 

melakukan compliance test.

Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan.   Auditor  melaksanakan   tinjau   ulang 

laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang 

diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas 

pendapat mengenai laporan keuangan.

Opini Auditor

Munawir (1995) terhadap hasil audit memberikan beberapa pendapat sepotong-sepotong auditor, 

antara lain:

Pendapat  Wajar   Tanpa   Pengecualian.   Pendapat   ini   hanya   dapat   diberikan   bila   auditor 

berpendapat   bahwa   berdasarkan   audit   yang   sesuai   dengan   standar   auditing,   penyajian 

laporan keuangan adalah sesuai dengan Prinsip Akuntansi  Berterima Umum (PABU), tidak 

terjadi   perubahan   dalam   penerapan   prinsip   akuntansi   (konsisten)   dan   mengandung 

penjelasan  atau  pengungkapan  yang  memadai   sehingga  tidak  menyesatkan  pemakainya, 

serta tidak terdapat ketidakpastian yang luar biasa (material).

Pendapat  Wajar  Dengan  Pengecualian.   Pendapat   ini   diberikan   apabila   auditor  menaruh 

keberatan atau pengecualian bersangkutan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan, 

Page 4: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

atau dalam keadaan bahwa  laporan keuangan tersebut secara keseluruhan adalah wajar 

tanpa kecuali untuk hal-hal tertentu akibat faktor tertentu yuang menyebabkan kualifikasi 

pendapat (satu atau lebih rekening yang tidak wajar).

Pendapat Tidak Setuju. Adalah suatu pendapat bahwa laporan keuangan tidak menyajikan 

secara wajar keadaan keuangan dan hasil  operasi  seperti yang disyaratkan dalam Prinsip 

Akuntansi   Berterima  Umum (PABU).  Hal   ini   diberikan   auditor   karena   pengecualian   atau 

kualifikasi   terhadap  kewajaran  penyajian  bersifat  materialnya   (terdapat  banyak   rekening 

yang tidak wajar).

Penolakan Memberikan Pendapat. Penolakan memberikan pendapat berarti bahwa laporan 

audit tidak memuat pendapat auditr. Hal ini bisa diterbitkan apabila: auditor tidak meyakini 

diri atau ragu akan kewajaran laporan keuangan, auditor hanya mengkompilasi pelaporan 

keuangan dan bukannya melakukan audit  laporan keuangan, auditor berkedudukan tidak 

independent terhadap pihak yang diauditnya dan adanya kepastian luar biasa yang sangat 

memengaruhi kewajaran laporan keuangan.

Pendapat   Sepotong-sepotong.   Auditor   tidak   dapat   memberikan   pendapat   sepotong-

sepotong. Hasil auditnya hanya akan memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan yang 

diaudit secara keseluruhan.

Auditor Sistem Informasi

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi maka berkembang pulalah suatu keahlian dalam 

profesi  auditor,  yaitu  auditor  sistem  informasi.  Hal   ini  didasari  bahwa semakin banyak transaksi 

keuangan  yang  berjalan  dalam sebuah   sistem komputer.  Maka  dari   itu  perlu  dibangun   sebuah 

kontrol   yang  mengatur   agar   proses   komputasi   berjalan  menjadi   baik.   Saat   ini   auditor   sistem 

informasi umumnya digunakan pada perusahaan-perusahaan besar yang sebagian besar transaksi 

berjalan   secara   otomatis.   Auditor   sistem   informasi   dapat   berlatar   belakang   IT   atau   akuntansi 

tentunya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.Fungsional Auditor

Jabatan   Fungsional   Auditor  muncul   pertama   kali   pada   tahun   1996  melalui   Keputusan  Menteri 

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun 1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor 

dan   Angka   Kreditnya. Instansi   Pemerintah yang   pertama   kali   menerapkan   JFA   adalah Badan 

Pengawasan   Keuangan   dan   Pembangunan (BPKP).   Sebelum   lahirnya   JFA,   di   BPKP   telah   dikenal 

adanya Pejabat Pengawas Keuangan dan Pembangunan (PKP) yang telah dirintis sejak tahun 1983.

Berdasarkan   Keputusan   Menteri   Pendayagunaan   Aparatur   Negara   Nomor   19/1996,   Badan 

Pengawasan   Keuangan   dan   Pembangunan   (BPKP)   ditetapkan   sebagai   Instansi   Pembina   JFA   di 

lingkungan   Aparat   Pengawasan   Intern   Pemerintah   (APIP).   Ruang   lingkup   pembinaan   JFA   di 

lingkungan   APIP   tersebut   meliputi   BPKP,   Inspektorat   Jenderal   Departemen,Inspektorat 

Page 5: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

Utama/Inspektorat Kementerian/LPND, dan unit kerja pemerintah lainnya yang melaksanakan tugas 

pengawasan intern serta Badan Pengawas (Inspektorat) Provinsi/Kabupaten/Kota.

Penerapan   JFA  mulai  merambah   ke   instansi   pengawasan   lain   seperti  di   lingkungan   Inspektorat 

Jenderal  Departemen/LPND pada tahun 2000 dan selanjutnya pada tahun 2003 mulai  muncul  di 

lingkungan  Badan  Pengawasan  Daerah   (Bawasda   /   Inspektorat  Daerah).  Dengan  penerapan   JFA 

tersebut diharapkan akan tercipta profesionalisme di bidang pengawasan.Jenjang Jabatan

Jenjang jabatan yang ada dalam JFA terdiri dari :

1. Auditor Trampil

1. Auditor Pelaksana

2. Auditor Pelaksana Lanjutan

3. Auditor Penyelia

2. Auditor Ahli

1. Auditor Pertama

2. Auditor Muda

3. Auditor Madya

4. Auditor Utama

Mekanisme Pengangkatan

Pengangkatan seorang pegawai negeri ke dalam Jabatan Fungsional Auditor dapat dilakukan melalui 

tiga mekanisme yaitu:

1. Pengangkatan pertama

2. Pengangkatan perpindahan

3. Pengangkatan inpassing

Selain  harus  memenuhi  beberapa  persyaratan  administratif,   seorang  pegawai  negeri   yang  akan 

diangkat   ke   dalam   Jabatan   Fungsional   Auditor   diharuskan   untuk   lulus Ujian Sertifikasi Jabatan

Fungsional Auditor sesuai dengan jenjang jabatan yang akan didudukinya.Kompetensi PFA

Sebagai sebuah profesi, maka kompetensi seorang Pejabat Fungsional Auditor diukur dari beberapa 

aspek yaitu:

1. Pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan dan pelatihan yang diikuti.

2. Pengalaman   pengawasan   yang   ditunjukkan  melalui   besaran   angka   kredit   yang   berhasil 

dikumpulkan dalam satu periode waktu. Perolehan angka kredit tersebut akan dinilai secara 

reguler tiap semester.

Page 6: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

PFA   dalam   melaksanakan   tugas   pengawasan   selain   ditentukan   oleh   jenjang   jabatan   yang 

didudukinya juga ditentukan oleh peran yang diembannya yaitu peran Pengendali Mutu, Pengendali 

Teknis, Ketua Tim atau Anggota Tim. Penentuan peran tersebut disesuaikan dengan sertifikasi yang 

telah dimiliki Pejabat Fungsional Auditor.

Pembinaan   atas   kompetensi   Pejabat   Fungsional   Auditor   dilakukan   melalui   penyelenggaraan 

pendidikan dan pelatihan (diklat) yang meliputi dua jenis diklat, yaitu:

1. Diklat sertifikasi auditor yaitu diklat dalam rangka persiapan sertifikasi

2. Diklat   teknis   substantif   yaitu   diklat   yang   berkaitan   dengan   tupoksi   Pejabat   Fungsional 

Auditor yang bersangkutan dan kebutuhan organisasi

PROFIL JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

JFA APIP

 

GAMBARAN UMUM Apa Itu Jabatan FungsionalJabatan fungsional PNS atau biasa disebut Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,   tanggung   jawab,  wewenang  dan  hak   seseorang  PNS  dalam suatu   satuan organisasi   yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu sertabersifat mandiri.

Jabatan fungsional dibentuk dengan tujuan untuk peningkatan profesionalisme dan pengembangan karier   PNS   dalam   rangka  meningkatkan   kualitas   pelaksanaan   tugas   umum   pemerintahan   dan pembangunan.

Apa Itu JFAJabatan Fungsional Auditor (JFA) merupakan jabatan fungsional yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,  wewenang  dan   hak   seseorang  PNS  dalam   suatu   satuan  organisasi   pengawasan   instansi pemerintah/aparat   pengawasan   instansi   pemerintah   (APIP)   yang   dalam   pelaksanaan   tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.

JFA   dibentuk   dengan   tujuan   untuk  menjamin   pembinaan   profesi   dan   karier,   kepangkatan   dan jabatan   bagi   PNS   yang   melaksanakan   pengawasan   pada   instansi   pemerintah   dalam   rangka mendukung peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Siapa AuditorPejabat Fungsional Auditor (PFA) atau biasa disebut auditor adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab,   wewenang,   dan   hak   secara   penuh   oleh   pejabat   yang   berwenang   untuk  melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah.

Ada Dimana Auditor APIP

Page 7: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

BPKP

Inspektorat Jenderal Departemen/Kementerian

Inspektorat Utama/Inspektorat LPND

Badan Pengawasan Daerah Provinsi/Kabupaten/ Kota

Jenjang Jabatan Dalam JFA1. Auditor Terampil:

Auditor Pelaksana

Auditor Pelaksana Lanjutan

Auditor Penyelia

2. Auditor Ahli:

Auditor Ahli Pertama

Auditor Ahli Muda

Auditor Ahli Madya

Auditor Ahli Utama

Sejarah JFAJFA  dibentuk   tahun  1996  dengan  Kep  MENPAN 19/1996,  dan  diterapkan  pertama  kali  di  BPKP sebagai  bentuk  pengembangan  lebih   lanjut  dari  Pejabat  Pengawas Keuangan dan Pembangunan (PKP)  yang telah  dirintis  sejak   tahun 1983 di   lingkungan BPKP.  Sejalan  dengan adanya tuntutan peningkatan   profesionalisme   di   bidang   pengawasan,   maka   pada   tahun   2000/2001   JFA   juga diterapkan   di   lingkungan   Itjen   Dep/LPND.   Sedangkan   di   lingkungan   Bawasda   Prov/Kab/Kota, penerapan JFA baru mulai tahun 2003/2004.

 MENJADI PFA

Mengapa Harus JFA

1.Adanya   jaminan   peningkatan   profesionalis   memelalui   pembinaan,   pengembangan profesi,pendidikan   dan   pelatihan   yang   terencana,berjenjang   dan   berkelanjutan. Peningkatanprofesionalisme juga dikembangkan melaluipenugasan yang didasarkan pada kompetensi (keterampilan dan keahlian).

2.Kenaikan pangkat dan jabatan yang berorientasi pada penilaian prestasi kerja yang obyektif melalui   sistem   penilaian   angka   kredit.   PFA   dapat   menduduki   pangkat   dan   jabatan maksimal sesuai dengan kompetensi dan prestasi kerja yang dimiliki.

3.Adanya   kepercayaan   untuk  menghitung   sendiri(self   assesment)   perolehan   angka   kredit berdasarkan pada pelaksanaan penugasan.

4.Adanya pemberian tunjangan sesuai jenjang jabatannya.

Siapa Yang Dapat Diangkat Dalam JFASeorang PNS dapat  diangkat  ke dalam JFA Trampil  ataupun Ahli  apabila  memenuhi  persyaratan sebagai berikut:

1.Berijazah pendidikan formal minimal SLTA, D II, atau D III dengan kualifikasi yang ditentukan oleh instansi pembina.

2.Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tingkat I (golongan ruang II/b).3.Bekerja di lingkungan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), meliputi:

Page 8: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

o BPKP

o Inspektorat Jenderal Departemen/ Kementerian

o Unit Pengawasan LPND

o Badan Pengawasan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota

4.Memiliki kompetensi di bidang pengawasan dan lulus diklat sertifikasi JFA sesuai dengan pangkat dan jabatan yang akan didudukinya.

5.Memiliki Angka kredit minimal yang ditentukan.

Mekanisme Pengangkatan Ke Dalam JFAPengangkatan ke dalam JFA dapat dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut:

1.Pengangkatan Inpassing Merupakan   pengangkatan   ke   dalam   JFA   pada   kurun   waktu tertentu.

2.Pengangkatan Perpindahan Merupakan pemindahan ke dalam JFA dari  jabatan struktural atau jabatan fungsional lain.

3.Pengangkatan Pertama Merupakan pengangkatan pertama kali seorang PNS ke dalam JFA.

Berbagai variabel yang harus diperhatikan dalam Pengangkatan JFA meliputi kompetensi, kebutuhan formasi   (jumlah   dan   komposisi   peran/jabatan   auditor)   dan   kecukupan   beban   kerja   (200   Hari Pengawasan/HP per auditor per tahun), dan ketersediaan anggaran.

Besar Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor Berdasarkan Peraturan Presiden no 66 tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor : 1. Auditor Ahli  Utama    Rp. 1.200.000,-Auditor Ahli  Madya    Rp.  900.000,-Auditor Ahli  Muda     Rp.  600.000,-Auditor Ahli  Pertama Rp.  300.000,- 2. Auditor Terampil  Penyelia Rp. 425.000,-Auditor Pelaksana Lanjutan Rp. 265.000,-Auditor Pelaksana Rp. 240.000,-

Penilaian Kinerja Auditor Berbasis Angka Kredit

1.Penilaian   prestasi   dan   kinerja   auditor   dilakukan   melalui   sistem   angka   kredit   dengan memperhitungkan   setiap   butir   kegiatan   dan   atau   akumulasi   butir-butir   kegiatan penugasan yang dilaksanakan. Masing-masing kegiatan penugasan dinilai dengan satuan angka kredit sesuai dengan kompleksitas kegiatan dan jenjang jabatan auditor.

2.Unsur kegiatan yang dinilai:

Unsur Utama: Pendidikan, setiap kegiatan pendidikan formal dan memperoleh gelar/ijazah serta mengikuti 

atau lulus pendidikan dan pelatihan kedinasan.

Pengawasan, setiap kegiatan dalam proses penilaian terhadap obyek pengawasan dan atau kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan fungsi obyek pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Page 9: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

Pengembangan   Profesi,   setiap   kegiatan   yang   dilakukan   untukmeningkatkan   kinerja pekerjaan (job performance) melalui keterampilan tertentu,yaitu pelatihan/diklat teknis dan pengembangan pegawai untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

Unsur Penunjang:Setiap kegiatan yang diarahkan pada pemberdayaan diri pribadi yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas pengawasan, antara lain melalui kegiatan mengajar, mengikuti seminar/ lokakarya, berperan dalam kepanitiaan dan organisasi profesi, serta memperoleh penghargaan/tanda jasa. 

3. Mekanisme PenilaianMekanisme   penilaian   angka   kredit   merupakan   rangkaian   kegiatan   yang   dilaksanakan   oleh auditor   secara self assesment berdasarkan pada perencanaan kerja dan norma hasil dengan melibatkan Tim Penilai Angka Kredit dan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit

4. Perangkat Penilaian Angka Kredit Pelaksana,   Auditor,   Atasan   Langsung,   Sekretariat   Tim   Penilai,   Tim   Penilai,   Tim   Penilai 

Teknis,   Pejabat Pengusul Angka Kredit, dan Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit

Dokumen,   Surat   Pernyataan   Melaksanakan   Kegiatan   (SPMK)   yang   dilengkapi   dengan dokumen  pendukung, Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK), dan Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit (SK PAK)

Perangkat Lunak (Software), proses penilaian dan penetapan angka kredit dapat dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan Aplikasi Angka Kredit.

Kenaikan Pangkat Dan JabatanKenaikan pangkat dan jabatan didasarkan pada perolehan angka kredit sesuai dengan komposisi dan jumlah kumulatif minimal yang ditentukan serta peningkatan kompetensi yang dipersyaratkan. Tabel komposisi angka kredit (Trampil/Ahli) dan tabel hubungan pangkat,golongan, angka kredit, peran, sertifikasi (Trampil/Ahli)

Pengembangan Profesi, Diklat Dan SertifikasiUntuk   mempertahankan   dan   meningkatkan   profesionalisme   sejalan   dengan   tuntutan   tugas pengawasan,   setiap   PFA  wajib  mengikuti   berbagai   kegiatan   pengembangan   profesi,   diklat   dan sertifikasi. Berbagai jenis kegiatan pengembangan profesi meliputi:

Membuat karya tulis/karya ilmiah

Menerjemahkan/menyadur karya tulis ilmiah

Berpartisipasi dalam penerbitan

Melakukan Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS)

Berpartisipasi aktif dalam pemaparan

Studi banding

Diklat  sertifikasi  dan diklat   teknis  substansi  dirancang secara berjenjang  dan berkelanjutan  yang terdiri dari:

1.Diklat pembentukan auditor   Trampil   dan   Ahli,   adalah   diklat   yang   dirancang   untuk menyaring calon auditor dan memberikan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk melaksanakan kegiatan audit secara

Page 10: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

2.Diklat penjenjangan auditor   adalah   diklat   dalam   rangka   sertifikasi   bagi   auditor   untuk menyiapkan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku auditor sehingga mampu melaksanakan peran sebagai Ketua Tim, Pengendali Teknis, dan Pengendali Mutu.

3.Diklat teknis substansi merupakan diklat yang dirancang untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi (keterampilan dan keahlian) di bidang teknis tertentu sesuai dengan bidang tugas dan fungsi masing-masing APIP.

INSTANSI PEMBINA DAN DATA PFA Instansi Pembina JFAInstansi pembina Jabatan Fungsional adalah   instansi   pemerintah   yang   menggunakan   jabatan fungsional  yang mempunyai  bidang kegiatan sesuai  dengan tugas  instansi   tersebut  atau  instansi yang apabila dikaitkan dengan bidang tugasnya dianggap mampu untuk ditetapkan sebagai pembina jabatan fungsional (PP 16/1994 tentang Jabatan Fungsional PNS) Dalam hal pembinaan JFA berdasarkan Kep MENPAN Nomor 19/1996 Pasal 1, BPKP ditunjuk sebagai instansi pembina JFA di lingkungan APIP (BPKP, Itjendep/LPND, dan Bawasda) Tugas-tugas instansi pembina secara umum antara lain:

Merumuskan standar kompetensi

Merumuskan kurikulum diklat

Menyelenggarakan diklat kompetensi

Fasilitasi pelaksanaannya

Membangun pusat informasi

Menyusun pedoman formasi jabatan

Melakukan monitoring dan evaluasi

KETENTUAN JFA Organisasi JFAPelaksanaan   tugas-tugas  pengawasan  dilaksanakan  secara  mandiri   yaitu  melakukan   tugas  dalam suatu   tim   pengawas   mandiri   yang   merupakan   kerja   bersama,   tetapi   tanggung   jawab   hasil pelaksanaan tugas dan kewenangan pelaksanaan tugas tetap melekat kepada masing-masing PFA tersebut. Peran dalam tim mandiri adalah sebagai Anggota Tim, Ketua Tim, Pengendali Teknis, dan Pengendali Mutu. Ketentuan-Ketentuan JFAUntuk memudahkan PFA dan pihak-pihak terkait lainnya, ketentuan-ketentuan pelaksanaan JFA yang meliputi ketentuan umum, petunjuk teknis, diterbitkan dan dikodifikasikan secara periodik dalam bentuk buku himpunan peraturan, pedoman dan standar. Peraturan Tentang JFAPeraturan-peraturan yang terkait dengan jabatan fungsional auditor dapat dilihat selengkapnya: klik disini

 

Page 11: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

Dunia audit sebenarnya tidak terlalu asing untuk saya, 8 bulan sebelum benar-benar menjadi auditor saya pernah bekerja sebagai Quality Assurance (QA) auditor internal di bank swasta. Jadi sedikit tahu tentang   dunia   audit. Suami   saya   pun   seorang   auditor,  walau   spesialisnya   di   IT   Auditor.   Sering terlibat,   ternyata   tetap  membuat   saya   'kaget'   ternyata   beginilah   dunia   audit   yang   sebenarnya setelah benar-benar turun lapangan.Yang dulu saya hanya tinggal mengevaluasi hasil laporan auditor, sekarang giliran saya yang hanya membuatnya, ternyata rebet juga ya membuat pertanggungjawaban uang dinas. Yang dulu hanya bisa iri lihat teman-teman jalan saat sedang audit, kenyataannya rasanya mau cepet pulang karena kangen anak. Yang dulu dilihat kerjaannya enak, ternyata hari libur tetep kerja plus lembur di hari biasa. Ini yang saya rasakan nih di audit pertama saya, catatan auditor pemula:

Kumpulkan peraturan. Ketika mengaudit, sebaiknya kita sudah baca-baca tentang hal yang akan kita  audit.  Karena aktivitas audit   itu kan membandingkan antara peraturan dengan yang ada di lapangan. Bagaimana kita bisa menilai bahwa prosesnya sesuai aturan, kalau kita sendiri   belum   tahu   pedomannya.   Jadi,   sebelum   audit   konsultasi   dulu   ke  mbah   google sebanyak  mungkin.   Dengan  mengumpulkan   peraturan,   nanti   kita   bisa   paham   dan   ada gambaran tentang yang akan kita audit. Di audit saya yang pertama, ada anggota tim sebagai kamus berjalan, jadi kalau kita mau nanya peraturan pasti tanya ke dia, padahal paling kecil tapi yang paling gesit. Mungkin pengaruh umur kali ya *emak-emak ngeles. Tips: Kumpulkan folder khusus tentang aturan di komputer.

Siapkan bantex dari awal audit. Untuk mengurangi keseliweran dokumen, kalau mau lihat dokumen supaya gampang dicari. Aktivitas membantex juga supaya tidak repot saat di akhir audit   dengan   aktivitas  membolong.  Hal-hal   kecil   kadang  memakan  waktu   padahal   hari terakhir malah time limit banget kan.

Biar rapi dan gampang dicari, peraturan yang penting dibuat filing khusus Update forum. Buat yang ada forum internal atau forum komunikasi seputar audit yang kita 

jalani, harus update karena akan banyak info terbaru, sharing tentang audit dll. Saat   awal   audit,   sebaiknya   langsung  minta   susunan   organisasi,   SK   dan   file-file   penting 

tentang organisasi yang kita audit. Siapkan berita acara peminjaman dokumen supaya tertib administrasi. Biar sama-sama enak 

baik auditor dan auditee. Hal ini akan membantu supaya tidak main salah-salahan kalau ada dokumen yang keselip.

Pahami PKA (Pedoman Kerja Audit). Supaya tahu langkah-langkah yang harus dilakukan Nyicil  buat KKA (Kertas Kerja Audit). Karena setiap anggota tim harus membuat KKA, jadi 

jangan suka menimbun KKA, biar nggak repot di akhir audit. KKA yang baik itu sebaiknya ada nama   instansi   asal,   nama   instansi   auditee,   judul,   tanggal,   pembuat,   pemeriksa,   review tentang KKA yang dibuat, dan kesimpulan

Komunikasikan dengan pihak hotel, apakah bill akan tiap hari dibuat atau digabung di akhir kita menginap, Untuk memudahkan saat kita mempertanggungjawabkan biaya dinas.

Saat audit, kita akan banyak belajar tentang karaktertistik orang. Karena audit masanya agak lama, jadi karakter asli seseorang akan muncul, jadi saling tenggang rasa. Ada teman yang cheerful dan gesit, ada yang dewasa, kalau saya kayaknya cuma penggembira aja *sambil bawa pom-pom

Ngatur keuangan, jangan sampai disana kita keabisan uang wkwkwk

Page 12: Peraturan Terbaru Mengenai Jabatan Fungsional Auditor

Untuk operasional,  karena ketidak jelasan tempat tinggal  kita nantinya,  bawalah bawaan yang ringkas *padahal seringkas-ringkasnya ibu menyusui tetep aja rempong. Karena nanti disana kita bisa pindah-pindah hotel, repot juga kalau bawa koper gede naik-naik angkot.

Terakhir, belajarlah renang, sayang kan kalau kolam renang hotel dianggurin heh