PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 … · dalam pembuatan berita acara pemeriksaan...
Transcript of PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 … · dalam pembuatan berita acara pemeriksaan...
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2019
TENTANG PEMERIKSAAN
KECELAKAAN KAPAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang bahwa dalam rangka pelaksanaan lebih lanjut ketentuan Pasa 221 Pasa 245 dan Pasa 255 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapa
Mengingat 1 Pasa 5 ayat 2 Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
2 Undang Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik ndonesia Tahun 2008 Nomor 64 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849
MEMUTUSKAN
Menetapkan PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL
BAB KETENTUAN UMUM
Pasa 1
Dalam Peraturan Pemerintah n yang dimaksud dengan
1 Kecelakaan Kapa adalah suatu kejadian dan/atau peristiwa yang disebabkan oleh faktor eksternal dan/atau nterna dar kapa yang dapat mengancam dan/atau membahayakan keselamatan kapa wa manusia kerug an harta benda dan kerusakan lingkungan mar t m
2 Mahkamah
l , l , l
l;
. l ( ) ;
. I
, );
:
.
I
l
i i :
. l
i l i l,
, i ,
i i .
l, ji
. . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 2 -
2 Mahkamah Pelayaran adalah pane ahli yang berada d
bawah dan bertanggung awab kepada Menter yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa
3 Anggota Pane Ahli adalah anggota Mahkamah Pelayaran yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa
4 T m Pane Ahli adalah t m yang dibentuk oleh ketua Mahkamah Pe ayaran untuk melaksanakan pemeriksaan anjutan Kecelakaan Kapa
5 Syahbandar ada ah pejabat pemerintah d pelabuhan yang diangkat o eh Menter dan memiliki kewenangan tertingg untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran
6 Nakhoda ada ah sa ah seorang dari awak kapa yang menjad pemimpin tertingg d kapal dan mempunya wewenang dan tanggung awab tertentu sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
7 Perwira Kapa adalah para mualim mas n s perwira rad o kapa dan perwira teknik e ektro
8 Pandu ada ah pelaut yang mempunyai keahlian d bidang nautika yang te ah memenuhi persyaratan untuk melaksanakan pemanduan kapa
9 Terduga ada ah Nakhoda dan/atau Perwira Kapa yang diduga melakukan kesalahan dan/atau kelalaian da am penerapan standar profesi kepelautan yang menyebabkan Kecelakaan Kapa
10 Terperiksa ada ah pihak-pihak yang dimintai keterangan da am pembuatan berita acara pemeriksaan pendahu uan
11 Terhukum ada ah terduga yang dijatuhi sanksi administratif o eh Menteri berdasarkan rekomendasi dari Keputusan Mahkamah Pelayaran yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
12 Saks
. l i j i
l.
. l
l.
. i l i l
l l.
. l i l i
i
.
. l l l i i i i
j i .
. l , i i , i l, l .
. l i l
l.
. l l l
l.
. l l
l .
. l l
.
. i . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 3 -
12 Saks adalah setiap orang yang memberikan keterangan dalam pemeriksaan pendahuluan atau pemeriksaan anjutan Kecelakaan Kapa atas peristiwa Kecelakaan Kapa yang d dengar d hat atau dialami send r atau p hak a n yang berwenang yang secara langsung atau tidak langsung berka tan dengan kapal yang mengalam kecelakaan atau peristiwa kecelakaan tersebut
13 Ahli adalah orang yang memiliki keahlian d bidang tertentu yang memberikan keterangan sesua dengan keahliannya dalam pemeriksaan pendahuluan atau pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa untuk membuat terang suatu peristiwa Kecelakaan Kapa
14 Kapa Negara adalah kapa milik negara digunakan o eh instansi Pemerintah tertentu yang diberi fungs dan kewenangan sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menegakkan hukum serta tugas-tugas Pemerintah a nnya
15 Kapa Perang adalah kapa Tentara Nasional Indonesia yang ditetapkan sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
16 Kapa Niaga ada ah kapa yang digunakan untuk media bisnis oleh orang perseorangan atau badan usaha
17 Menter adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya d bidang pe ayaran
BAB MEKANISME PEMERIKSAAN KECELAKAAN KAPAL
Bag an Kesatu
Umum
Pasa 2
1 Kecelakaan Kapa berupa a kapa tengge am b kapa terbakar c kapa tubrukan dan d kapa kandas
(2 Kece akaan
. i
l l l i , ili , i i,
i l i i i
.
. i i
l l.
. l l l i
i
l i .
. l l i
. l l l .
. i i l .
II
i
l
( ) l : . l l ; . l ; . l ; . l .
) l . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 4 -
2 Kecelakaan Kapa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan tanggung awab Nakhoda kecuali dapat dibuktikan a n
Pasa 3
1 Pemeriksaan Kece akaan Kapa merupakan serangka an kegiatan pengusutan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah yang berwenang untuk mengetahu sebab- sebab dan faktor-faktor pendukung terjadinya Kecelakaan Kapa
2 Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilakukan terhadap
a kapa berbendera Indonesia atau berbendera as ng yang ter ad d dalam wilayah perairan Indonesia dan
b kapa berbendera Indonesia yang terjadi d uar wilayah pera ran Indones a
3 Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
me put
a pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa dan
b pemeriksaan lan utan Kecelakaan Kapa
Bag an Kedua Pemeriksaan Pendahu uan Kecelakaan Kapa
Paragraf 1
Umum
Pasa 4
1 Pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa
sebagaimana dimaksud dalam Pasa 3 ayat 3 huru a yang ter ad d wilayah perairan Indonesia, dilakukan o eh Syahbandar atau pejabat pemerintah yang ditunjuk o eh Menter untuk mencar keterangan dan/atau bukt awa atas terjadinya Kecelakaan Kapa
(2 Pem er ksaan
( ) l ( ) j
l i .
l
( ) l l i
i
l.
( ) ( ) :
. l i j i i ;
. l i l i i .
( ) ( )
li i:
. l;
. j l.
i
l l
l
( ) l
l ( ) f j i i
l l i i i
l l.
) i . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 5 -
2 Pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa sebagaimana dimaksud dalam Pasa 3 ayat 3 huru a yang terjad d luar perairan Indonesia dilaksanakan o eh Syahbandar atau pejabat pemerintah yang ditunjuk sete ah menerima aporan Kecelakaan Kapa dar perwakilan Pemerintah Republik Indonesia dan/atau dari pejabat pemerintah negara setempat yang berwenang o eh Menter untuk mencari keterangan dan/atau bukt awa atas terjadinya Kecelakaan Kapa
3 Da am ha Kecelakaan Kapa yang melibatkan Kapa
Negara atau Kapa Perang pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 terhadap kedua kapa tersebut dilaksanakan o eh nstansi yang bertanggung awab terhadap Kapa Negara atau Kapa Perang
Pasa 5
1 Da am ha Kecelakaan Kapa berupa tubrukan sebagaimana dimaksud dalam Pasa 2 ayat 1 huru c terjad antara Kapa Niaga dengan Kapa Negara atau Kapa N aga dengan Kapa Perang pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa dilakukan oleh Syahbandar atau pejabat pemerintah yang ditunjuk oleh Menter
2 Pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan instansi yang bertanggungjawab terhadap Kapa Negara atau Kapal Perang
Paragraf 2
Laporan Kecelakaan Kapa
Pasa 6
Nakhoda yang mengetahu Kecelakaan Kapa lain atau mengalam Kecelakaan Kapa wa b
a mengambi tindakan penanggulangan;
b meminta dan/atau memberikan pertolongan;
c m enyebar uaskan
( ) l l ( ) f
i i l
l l l i
l i i l l.
( ) l l l l
l , l ( )
( ) l l i j l
l .
l
( ) l l l l ( ) f
i l l l i l ,
l
i.
( ) l ( ),
, l
.
l
l
i l
i l ji :
. l
.
. l . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 6 -
c menyebarluaskan berita mengena kecelakaan tersebut
kepada p hak a n dan
d menyampaikan aporan
Pasa 7
1 Nakhoda wajib menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud da am Pasa 6 huru d secara tidak tertu is melalu alat telekomunikasi pada kesempatan pertama dan secara tertu s yang ditujukan kepada
a Syahbandar pelabuhan terdekat apabila Kecelakaan Kapa ter ad d dalam wilayah perairan Indonesia atau
b pejabat perwakilan Pemerintah Republik Indonesia terdekat dan pejabat pemerintah negara setempat yang berwenang apabila kejadian Kecelakaan Kapa berbendera Indonesia d luar wilayah perairan ndones a
2 Laporan secara t dak tertulis sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 berupa penyampaian berita Kecelakaan Kapa dengan cara s stem telekomunikasi.
3 Laporan secara tertu s sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 paling sed k t memuat
a dentitas Nakhoda
b dentitas kapa yang mengalami kecelakaan
c jumlah pe ayar
d en s dan jumlah muatan
e posis dan waktu ke ad an
jenis kece akaan
g dampak yang ditimbulkan kecelakaan;
h kronologi Kece akaan Kapa dan
sebab terjadinya kece akaan
4 Laporan secara tertu s sebagaimana dimaksud pada ayat 3 disampaikan paling lambat 3 t ga kali dalam 24 dua puluh empat am terhitung sejak tiba d pelabuhan
(5 Da am
. i i l i ;
. l .
l
( ) l l f l
i li :
. l j i i ;
.
l i
I i .
( ) i ( )
l i
( ) li ( ) i i :
. i ;
. i l ;
. l ;
. j i ;
. i j i ;
f. l ;
.
. l l;
i. l .
( ) li ( ) ( i )
( ) j i .
) l . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 7 -
5 Da am ha Nakhoda t dak dapat menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 karena berha angan meninggal dun a atau hilang da am Kecelakaan Kapa aporan Kecelakaan Kapa wa b d sampaikan o eh Perw ra Kapa atau anak buah kapa berdasarkan urutan kepangkatan dan tanggungjawab yang ber aku d atas kapa
6 Laporan secara tertu s sebagaimana dimaksud pada
ayat 3 merupakan bukt awal pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa yang diverifikas o eh
a Syahbandar pelabuhan terdekat, apabila
Kece akaan Kapa terjad d dalam wilayah perairan ndones a atau
b pejabat perwakilan Pemerintah Republik Indonesia
terdekat dan pejabat pemerintah negara setempat yang berwenang apabila kejadian Kecelakaan Kapa berbendera Indonesia d luar wilayah perairan ndones a
Pasa 8
1 Laporan Kecelakaan Kapa Berbendera ndonesia yang
diterima o eh Syahbandar sebagaimana dimaksud dalam Pasa 7 ayat 6 huru a segera diteruskan kepada Menter
2 Laporan Kece akaan Kapa berbendera asing yang terjad
d dalam wilayah pera ran Indonesia yang diterima o eh Syahbandar disampaikan kepada Menteri untuk diteruskan kepada perwakilan negara bendera kapal d Indonesia atau negara bendera kapa
3 Laporan Kecelakaan Kapa berbendera Indonesia d luar
wilayah perairan Indonesia yang diterima oleh pejabat perwakilan Pemerintah Republik Indonesia terdekat dan pejabat pemerintah negara setempat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasa 7 ayat 6 huru b d sampaikan kepada Menter
Paragra 3
( ) l l i ( )
l , i , l l, l l ji
i l i l l
l i l.
( ) li ( ) i
l i l :
. l l i i
I i ;
.
, l i
I i .
l
( ) l I l
l ( ) f i.
( ) l l i
i i l
i l.
( ) l i
i i.
l ( ) f
f . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 8 -
Paragra 3
Mekanisme Pemeriksaan Pendahuluan Kecelakaan Kapa
Pasa 9
Pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa sebagaimana dimaksud dalam Pasa 4 wajib dilaksanakan paling lambat 7 tu uh har ker a terhitung se ak diterimanya laporan tertulis dari Nakhoda
Pasa 10
1 Pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa
sebagaimana dimaksud dalam Pasa 9 dilaksanakan o eh Syahbandar untuk Kecelakaan Kapa berbendera Indonesia yang ter ad d wilayah perairan Indonesia
2 Dalam ha Syahbandar yang melaksanakan pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa berhalangan, Menteri menugaskan pejabat pemerintah yang ditunjuk o eh Menter
3 Dalam ha Kecelakaan Kapa berbendera asing terjadi d wilayah perairan Indones a pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat menyertakan pejabat pemerintah negara bendera kapa
4 Dalam ha Kecelakaan Kapa berbendera Indonesia terjad d uar wilayah perairan Indonesia pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa sebagaimana dimaksud dalam Pasa 9 di aksanakan o eh Syahbandar atau pejabat yang ditunjuk o eh Menter setelah menerima aporan Kecelakaan Kapa dari pejabat perwakilan Pemerintah Republik Indonesia dan/atau pejabat pemerintah negara setempat yang berwenang.
Pasa 11
1 Pejabat pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasa 10 ayat 2 me puti
a pejabat pemeriksa keselamatan kapa
b pejabat pemeriksa kelaiklautan dan keamanan kapa as ng dan
c penyidik
f l
l
l l
( j ) i j j .
l
( ) l l l
l j i i .
( ) l l
l i.
( ) l l i i ,
l ( )
l.
( ) l l i i l ,
l l l l
l i l l
l
( )
l ( ) li :
. l;
. l i ;
. . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 9 -
c penyidik pegawa neger sipil yang bertugas d bidang pe ayaran
2 Pejabat pemerintah yang ditunjuk oleh Menter sebagaimana dimaksud pada ayat 1 telah mengikuti pendidikan dan pe at han pemeriksaan Kecelakaan Kapa yang dibuktikan dengan sert fikat
Pasa 12
1 Dalam pelaksanaan pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa Syahbandar atau pejabat pemerintah yang ditunjuk o eh Menter dapat meminta keterangan dari p hak terka t ya tu
a Nakhoda
b anak buah kapa
c pemilik/operator kapa
d petugas Pandu
e badan usaha pelabuhan atau terminal khusus yang mengelola dan mengoperasikan pemanduan; dan
pihak terka t a nnya
2 Pihak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang dipanggil dan d minta keterangan oleh Syahbandar atau pejabat pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri dalam pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa harus hadir dan memberikan keterangan
3 Syahbandar atau pejabat pemerintah yang ditunjuk o eh Menteri bertanggungjawab untuk menghadirkan p hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 1 untuk memberikan keterangan
Pasa 13
Dalam ha Kece akaan Kapa d wilayah perairan ndonesia melibatkan kapa berbendera asing dan kapal melarikan d r keluar wilayah pera ran Indones a pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa dilakukan dengan
a meminta bantuan negara bendera kapal dan/atau negara pelabuhan yang disinggahi kapa dan
b menugaskan
. i i i
l .
( ) i ( ),
l i l i .
l
( ) l, l i
i i , i :
. ;
. l;
. l;
. ;
.
f. i l i .
( ) ( ) i
l, .
( ) l i
( ) .
l
l l l i I l i i
i i , l :
. l;
. . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 10 -
b menugaskan Syahbandar atau pejabat pemerintah yang
d tunjuk o eh Menter untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa ke negara bendera kapa dan/atau negara pelabuhan yang disinggahi kapa
Paragraf 4 Has Pemeriksaan Pendahuluan Kecelakaan Kapa
Pasa 14
1 Has pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa
dituangkan dalam berita acara pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa
2 Berita acara pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan
Kapa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling sedikit memuat
a keterangan terperiksa dan data kapa
b bukt terjadinya Kecelakaan Kapa
c jalannya peristiwa Kecelakaan Kapa dan
d dugaan faktor penyebab terjadinya Kecelakaan Kapa
3 Berita acara pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan
Kapa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditandatangani o eh Terperiksa dan pemeriksa
4 Berita acara pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan
Kapa yang te ah ditandatangani oleh Terperiksa dan pemeriksa diverifikas oleh Syahbandar atau pejabat pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri paling lambat 3 t ga har kerja terhitung sejak selesainya pemeriksaan
Pasa 15
1 Syahbandar atau pejabat pemerintah yang ditunjuk o eh Menteri melaporkan has pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa sebagaimana dimaksud dalam Pasa 14 kepada Menter
2 Selain
. i l i
l l l.
il l
l
( ) il l
l.
( ) l ( )
:
. l;
. i l;
. l;
. l.
( ) l ( )
l .
( ) l l
i
( i ) i .
l
( ) l
il l l i.
( ) . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 11 -
2 Se a n melaporkan has pemeriksaan pendahuluan
Kecelakaan Kapa kepada Menter sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Syahbandar atau pejabat pemerintah yang d tunjuk o eh Menter melaporkan hasil pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapal kepada
a Mahkamah Pe ayaran dalam hal ditemukan keterangan atau bukt awal mengenai dugaan kesalahan dan/atau kelalaian dalam menerapkan standar profesi kepelautan yang dilakukan o eh Nakhoda dan/atau perwira kapal atas terjadinya Kecelakaan Kapa
b penyidik pegawa neger s p dalam ha ditemukan keterangan atau bukt awa mengenai dugaan tindak pidana pelayaran sebaga faktor penyebab terjadinya Kecelakaan Kapa dan/atau
c penyidik Po s Negara Republik Indonesia, dalam ha d temukan keterangan atau bukt awa mengenai dugaan tindak pidana umum sebaga faktor penyebab terjadinya Kecelakaan Kapa
3 Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dilakukan paling lambat 7 tu uh har kerja terhitung sejak berita acara pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa te ah diverifikas o eh Syahbandar atau pejabat pemerintah yang d tunjuk o eh Menter
Pasa 16
Ketentuan eb h lanjut mengena tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasa 7 kualifikasi, kompetensi, dan tata cara penugasan pejabat pemerintah yang ditunjuk o eh Menter sebagaimana dimaksud da am Pasa 11 dan tata cara pemanggilan pihak terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasa 12 diatur dengan Peraturan Menter
Bagian Ket ga Pemeriksaan Lan utan Kecelakaan Kapa
Paragra 1
Umum
Pasa 17
( ) l i il
l i ( ),
i l i :
. l , i
l
l;
. i i i il, l i l
i l;
. li i l i i l
i l.
( ) ( ) ( ) ( j ) i
l l i l
i l i.
l
l i i l ,
l i l l ,
l , i.
i j l
f
l . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 12 -
Pasa 17
1 Pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa dilakukan o eh
Mahkamah Pe ayaran
2 Pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa di aksanakan untuk menindaklanjuti pemeriksaan pendahuluan Kece akaan Kapa yang dilakukan oleh Syahbandar atau pejabat pemerintah yang ditunjuk oleh Menter
3 Pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa dilakukan secara terbuka untuk umum
Paragra 2 Pelaksanaan S dang Mahkamah Pelayaran
Pasa 18
1 Mahkamah Pelayaran melakukan pemeriksaan
kelengkapan dokumen berita acara pemeriksaan pendahu uan dan dokumen pendukung lainnya yang disampaikan Syahbandar atau pejabat pemerintah yang ditunjuk o eh Menter
2 Dalam ha dokumen berita acara pemeriksaan pendahuluan dan dokumen pendukung lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 belum engkap Mahkamah Pe ayaran meminta Syahbandar atau pejabat pemerintah yang d tunjuk oleh Menteri untuk d engkapi.
Pasa 19
1 Ketua Mahkamah Pelayaran membentuk Tim Pane Ahli dalam jangka waktu paling lambat 7 tu uh har kerja terhitung se ak diterimanya berita acara pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa dan dokumen pendukung pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa secara engkap
2 Pembentukan Tim Pane Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan menunjuk ketua dan anggota T m Pane Ah sesua keahlian yang dibutuhkan dalam pemer ksaan anjutan Kecelakaan Kapa
Pasa 20
l
( ) l l l .
( ) l l
l l i.
( ) l .
f i
l
( )
l
l i.
( ) l
( ) l , l
i il
l
( ) l ( j ) i
j l
l l .
( ) l ( )
i l li i i l l.
l . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 13 -
Pasa 20
1 Jumlah keanggotaan Tim Pane Ahl harus ganji dan paling sed k t 5 ma orang terdiri atas
a 1 satu orang ah nautika tingkat sebaga ketua
b 1 satu orang ah nautika tingkat
c 1 satu orang ah teknika tingkat
d 1 satu orang sarjana teknik perkapalan dan
e 1 satu orang sarjana hukum
2 Dalam ha tertentu ketua Mahkamah Pelayaran dapat menentukan umlah atau susunan keanggotaan Tim Pane Ahli yang berjumlah ganji paling sedikit 3 t ga orang disesuaikan dengan bobot en s Kecelakaan Kapa serta sa ah satunya sarjana hukum
Pasa 21
Dalam ha ketua atau anggota Tim Panel Ahli berhalangan dalam melaksanakan s dang ketua Mahkamah Pelayaran menunjuk ketua atau anggota Tim Pane Ahl pengganti sesua dengan keah annya
Pasa 22
1 T m Pane Ah sebagaimana dimaksud dalam Pasa 19 ayat 1 dibantu oleh sekretaris Tim Pane Ahli yang bertugas mencatat pe aksanaan s dang
2 Sekretaris T m Pane Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditunjuk o eh ketua Mahkamah Pelayaran dar unsur sekretariat Mahkamah Pelayaran yang berkualifikasi sarjana hukum
Pasa 23
T m Pane Ahli harus melaksanakan sidang pertama paling lambat 20 dua pu uh har kerja terhitung se ak dibentuk o eh ketua Mahkamah Pe ayaran
Pasa 24
l
( ) l i l i i (li ) , :
. ( ) li I i ;
. ( ) li I;
. ( ) li I;
. ( ) ;
. ( ) .
( ) l , j
l l ( i ) j i l
l .
l
l i ,
l i i li .
l
( ) i l li l ( ) l
l i .
( ) i l ( ) l i
.
l
i l ( l ) i j
l l .
l . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 14 -
Pasa 24
Pelaksanaan s dang dilangsungkan d tempat kedudukan Mahkamah Pelayaran atau d luar tempat kedudukan Mahkamah Pe ayaran
Pasa 25
1 Mahkamah Pelayaran memanggil Terduga, Saks dan Ahli untuk didengar keterangannya dalam pelaksanaan sidang pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa
2 Surat pangg an kepada Terduga, Saksi dan Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus sudah diterima o eh yang bersangkutan dalam angka waktu paling lambat 7 tu uh har kerja sebelum har s dang
3 Dalam pelaksanaan sidang pemeriksaan anjutan Kecelakaan Kapa Terduga Saks dan Ahli wajib hadir untuk memberikan keterangan yang diperlukan.
4 Tim Pane Ahl me a u Mahkamah Pelayaran dapat memanggil dan meminta keterangan dari Terduga, Saks dan Ah untuk melakukan pemeriksaan d lapangan atau ha a n yang dianggap per u
Pasa 26
Dalam ha Saks dan/atau Ahli tidak dapat hadir dalam pelaksanaan sidang karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, T m Pane Ahli dapat meminta bantuan Syahbandar untuk meminta kepada Saksi dan/atau Ahl memberikan keterangan secara tertu s
Pasa 27
1 Tim Pane Ahli memeriksa berdasarkan data fakta da am dokumen pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa dan alat bukt atau surat dokumen lainnya yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum
(2 T m
l
i i i
l .
l
( ) i,
l.
( ) il , ( ),
l j ( j ) i i i .
( ) l l, , i,
( ) l i l l i i,
li i l l i l .
l
l i
i l
i li .
l
( ) l l l
i
.
) i . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 15 -
2 Tim Pane Ahli men a alat bukt yang disampaikan bersama dokumen berita acara pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa dan dokumen pendukung lainnya yang diajukan dalam pelaksanaan s dang dengan memperhatikan kesesuaian antara a at bukt yang satu dengan alat bukt yang a nnya
Pasa 28
Alat bukt sebagaimana dimaksud dalam Pasa 27 berupa
a surat atau tu san
b keterangan Terduga
c keterangan Saks
d keterangan Ah
e keterangan para p hak
petunjuk atau gambar dan/atau
g nformasi yang diucapkan dikirimkan, d ter ma atau disimpan dengan alat optik atau yang serupa dengan tu
Pasa 29
Dalam pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa Tim Pane Ahli me a u ketua Mahkamah Pelayaran dapat menghadirkan pejabat pemerintah d bidang keselamatan dan keamanan pelayaran dan pihak terkait ainnya sebaga Saks dan/atau Ah
Pasa 30
1 Da am pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa pem k atau operator kapa wajib menghadirkan Nakhoda dan/atau anak buah kapa yang ditetapkan sebaga Terduga dan/atau Saks
2 Da am ha pemilik atau operator kapal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak dapat menghadirkan Terduga dan/atau Saks dalam pelaksanaan s dang maka pelaksanaan s dang tetap dilaksanakan
Paragraf 3
( ) l il i i
l
i l i i l i .
l
i l :
. li ;
. ;
. i;
. li;
. i ;
f. ;
. i , i i , i .
l
l l i
i li.
l, l i
l i
l
( ) l l, ili l
l i i.
( ) l l ( ) i i ,
i .
. . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 16 -
Paragraf 3 Keputusan Mahkamah Pelayaran
Pasa 31
Has pelaksanaan sidang oleh Tim Pane Ahli dalam pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa merupakan Keputusan Mahkamah Pelayaran paling sedikit memuat:
a ikhtisar kejadian Kecelakaan Kapa
b has pembuktian yang diperoleh dalam pelaksanaan s dang
c pendapat Mahkamah Pelayaran mengenai:
1 kapa dokumen kapa dan awak kapa
2 keadaan cuaca
3 muatan/penumpang;
4 navigasi dan o ah gerak
5 sebab Kecelakaan Kapa
6 upaya penyelamatan dan
7 kesalahan dan/atau ke a a an
d sanksi administratif kepada Nakhoda dan/atau Perwira Kapa sepanjang Nakhoda dan/atau Perwira Kapa terbukti melakukan kesalahan atau kelalaian dalam penerapan standar profes kepe autan
Pasa 32
1 Pengambilan Keputusan Mahkamah Pelayaran berupa pengenaan sanks admisitratif harus dihadiri o eh seluruh T m Pane Ah
2 Dalam pemungutan suara mengena pengambilan Keputusan Mahkamah Pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 d awa dar anggota Tim Panel Ahli dan diakhiri o eh ketua Tim Pane Ah
3 Bag anggota T m Pane Ahli yang berbeda pendapat dengan has pelaksanaan s dang wajib menyampaikan perbedaan pendapat dan dimasukkan dalam Keputusan Mahkamah Pe ayaran
Pasa 33
l
il l
l
. l;
. il i ;
.
. l, l, l;
. ;
.
. l ;
. l;
. ;
. l l i .
. l l
i l .
l
( ) i l
i l li.
( ) i
( ), i li i l l li.
( ) i i l il i ,
l .
l . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 17 -
Pasa 33
1 Pengambilan Keputusan Mahkamah Pelayaran berdasarkan alat bukt hukum internasional, dan ketentuan peraturan perundang-undangan d bidang
pe ayaran
2 Keputusan Mahkamah Pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 d tuangkan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani o eh ketua Tim Panel Ahli anggota Tim Pane Ah dan sekretar s Tim Panel Ah
Pasa 34
1 Berdasarkan Keputusan Mahkamah Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasa 33 Mahkamah Pelayaran merekomendasikan kepada Menter secara tertulis berupa pengenaan sanksi administrati kepada Nakhoda dan/atau Perwira Kapa
2 Se a n merekomendasikan pengenaan sanks administratif kepada Nakhoda dan/atau Perwira Kapa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Mahkamah Pelayaran dapat menyampaikan kepada Menter
a rekomendas mengena pengenaan sanksi kepada pemilik atau operator yang tidak melaksanakan kewa ban sebagaimana dimaksud dalam Pasa 30 dan /atau
b laporan tertu s apabila berdasarkan bukt awa diduga te ah terjad pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan oleh pejabat pemerintah atau pihak ain yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan sebab terjadinya Kecelakaan Kapa
Pasa 35
1 Menteri sete ah menerima rekomendasi Mahkamah Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasa 34 ayat 1 menetapkan pengenaan sanks administratif.
2 Penetapan pengenaan sanks administrati sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bersifat na
3 Dengan
l
( ) i,
i
l .
( ) ( ) i
l , l li, i li.
l
( ) l ,
i f
l.
( ) l i i l
. i i
( ), i:
ji l ;
. li i l l i
l
l.
l
( ) l l
( ) i
( ) i f ( ) fi l.
( ) . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 18 -
3 Dengan pertimbangan tertentu Menteri dapat mengenakan sanks administratif d luar sanks administratif yang direkomendasikan Mahkamah Pe ayaran
Pasa 36
Ketentuan eb h lanjut mengena tata cara pemeriksaan anjutan Kecelakaan Kapa diatur dengan Peraturan Menter
BAB SANKS ADMINISTRATIF
Pasa 37
Nakhoda dan/atau Perwira Kapa yang terbukti melakukan kesalahan atau kelalaian dalam penerapan standar profes kepelautan d kenakan sanks administrati berupa
a per ngatan atau
b pencabutan sementara sertifikat keahlian pelaut untuk jangka waktu paling lama 2 dua tahun
Pasa 38
1 Pengenaan sanks administratif berupa peringatan sebagaimana dimaksud dalam Pasa 37 huru a dikenakan terhadap Kecelakaan Kapa yang tidak mengakibatkan korban wa atau kerugian harta benda
2 Pengenaan sanks administratif berupa pencabutan sementara sertifikat keahlian pelaut sebagaimana dimaksud da am Pasa 37 huru b d kenakan
a untuk jangka waktu antara 1 satu bu an sampa dengan 6 enam bulan terhadap Kecelakaan Kapa yang mengakibatkan korban wa tetap t dak terdapat kerugian harta benda atau tidak ada korban wa tetap terdapat kerugian harta benda
b untuk jangka waktu antara 7 tu uh bu an sampa dengan 12 dua be as bulan terhadap Kecelakaan Kapa yang mengakibatkan korban wa dan kerugian harta benda atau
c untuk
( ) , i i i
l .
l
l i i l l i.
III I
l
l i
i i f :
. i ;
. ( ) .
l
( ) i
( ) i
l f
l ji .
l l f i :
. ( ) l i ( ) l
ji i i
ji i ;
. ( j ) l i ( l )
l ji ;
. . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 19 -
c untuk jangka waktu antara 13 (tiga be as bulan sampa dengan 24 (dua puluh empat) bu an terhadap Kecelakaan Kapa yang mengakibatkan korban jiwa, kapa tenggelam dan faktor a n
BAB V MAHKAMAH PELAYARAN
Bagian Kesatu Kedudukan Fungs Tugas dan Wewenang
Mahkamah Pelayaran
Pasa 39
1 Mahkamah Pelayaran dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Menter
2 Organisasi dan tata kerja Mahkamah Pelayaran ditetapkan dengan Peraturan Menteri setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari menter yang menyelenggarakan urusan pemerintahan d bidang pendayagunaan aparatur negara
Pasa 40
1 Mahkamah Pelayaran dipimpin oleh seorang ketua
2 Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dijabat o eh ah nautika tingkat ah teknika tingkat sarjana hukum atau sar ana teknik perkapalan
Pasa 41
1 Ketua Mahkamah Pelayaran diangkat dan diberhentikan o eh Menter
2 Pengangkatan dan pemberhentian ketua sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan d bidang aparatur s p negara
Pasa 42
. l ) i l
l l , l i .
I
, i, ,
l
( ) i.
( )
i i
.
l
( ) .
( ) ( ) l li I, li I,
, j .
l
( ) l i.
( )
i il .
( ) i i
l . . .
i
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 20 -
Pasa 42
1 Untuk ke ancaran pelaksanaan tugas dan ungs
Mahkamah Pe ayaran Mahkamah Pelayaran didukung o eh sekretariat Mahkamah Pe ayaran
2 Sekretariat Mahkamah Pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertugas memberikan dukungan teknis dan administratif kepada Mahkamah Pe ayaran
3 Sekretariat Mahkamah Pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdir atas sekretaris Mahkamah Pelayaran dan perangkat d bawahnya
4 Sekretaris Mahkamah Pelayaran dan perangkat d bawahnya sebagaimana dimaksud pada ayat 3 diangkat dan diberhentikan o eh Menter
5 Pengangkatan dan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dilaksanakan sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan d b dang aparatur s p negara
Pasa 43
1 Mahkamah Pelayaran memiliki fungs untuk melaksanakan pemeriksaan lanjutan atas Kecelakaan Kapa dan menegakkan kode etik profesi dan kompetensi Nakhoda dan/atau Perwira Kapa sete ah dilakukan pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa
2 Dalam melaksanakan pemeriksaan anjutan Kecelakaan Kapa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Mahkamah Pelayaran bertugas
a mene t sebab Kecelakaan Kapa dan menentukan ada atau t dak adanya kesalahan atau kelalaian dalam penerapan standar profesi kepelautan yang dilakukan o eh Nakhoda dan/atau Perwira Kapa atas terjadinya Kecelakaan Kapa dan
b merekomendasikan kepada Menteri mengena pengenaan sanks administratif atas kesalahan atau ke a a an yang dilakukan oleh Nakhoda dan/atau Perwira Kapa
3 Mahkamah
l
( ) l f i l ,
l l .
( ) ( )
l .
( ) ( ) i
i .
( ) i ( ),
( )
i il .
l
l i.
( ) i i i
( ) i
l l l
l.
( ) l l ( ),
:
. li i l i
l l
l;
. i i
l l i l.
( ) . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 21 -
3 Mahkamah Pelayaran dalam melaksanakan tugas
melakukan pemeriksaan anjutan Kecelakaan Kapa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huru a dilakukan melalu pelaksanaan sidang o eh Tim Pane Ah
Pasa 44
1 Mahkamah Pelayaran berwenang melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap tubrukan yang ter ad antara Kapa Niaga dengan Kapa N aga Kapa N aga dengan Kapa Negara atau Kapa Niaga dengan Kapa Perang
2 Da am ha ter ad tubrukan antara Kapa Niaga dengan
Kapa Negara atau Kapa Niaga dengan Kapa Perang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Mahkamah Pelayaran dalam melakukan pemeriksaaan anjutan Kecelakaan Kapa berkoordinasi dengan instansi yang bertanggung jawab terhadap Kapa Negara atau Kapa Perang
Bagian Kedua
Anggota Pane Ahli
Paragra 1 Keanggotaan
Pasa 45
1 Anggota Pane Ahl bukan merupakan abatan aparatur
s p negara
2 Anggota Pane Ah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berasa dar
a pegawa neger s p dengan penugasan khusus dan/ atau
b non-pegawa neger s p
3 Anggota Pane Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdir atas beberapa orang ah nautika tingkat ah teknika tingkat sarjana hukum dan sarjana teknik perkapa an
4 Anggota
( ) l l
( ) f i l l li.
l
( ) j i
l l i , l i l , l l
.
( ) l l j i l l l l
( ), l
l l l
.
l
f
l
( ) l i j i il .
( ) l li ( ), l i:
. i i i il ;
. i i i il.
( ) l ( ) i li I, li
I, , l .
( ) . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 22 -
4 Anggota Pane Ah sebagaimana dimaksud pada ayat 1
berjumlah paling banyak 20 dua pu uh orang
Paragraf 2 Pengangkatan dan Pemberhentian
Pasa 46
Anggota Pane Ah diangkat dan diberhentikan oleh Menter
Pasa 47
1 Anggota Pane Ah yang berasal dari pegawa negeri s p menduduki jabatan sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Menter mengena pengangkatan Anggota Pane Ah
2 Pengangkatan dan pemberhentian jabatan Anggota Pane Ahli yang berasa dar pegawa negeri sipil diatur sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan d bidang aparatur s p negara
3 Anggota Pane Ahl yang berasa dari pegawai negeri s p menduduki jabatan sampa dengan usia 58 lima pu uh de apan tahun dan dapat diangkat kembali dengan status non-pegawa neger s p
4 Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat 3 d lakukan me a u se eks oleh Menteri
Pasa 48
Anggota Pane Ahli yang berasa dari non-pegawai neger s p menduduki jabatan sampa dengan usia 65 enam puluh ma tahun
Pasa 49
Menter melakukan evaluas kinerja Anggota Pane Ahli secara berka a
Pasa 50
( ) l li ( ) ( l ) .
l
l li i.
l
( ) l li i i il
i i l li.
( ) l l i i i
i i il .
( ) l i l i il i ( l
l ) i i i il.
( ) ( ) i l l i l i .
l
l l i i il i (
li ) .
l
i i l
l .
l . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 23 -
Pasa 50
1 Untuk dapat diangkat menjad Anggota Pane Ahli yang berasa dar pegawa negeri sipil dengan penugasan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasa 45 ayat 2 huru a pegawa neger sipil harus memenuhi persyaratan sebaga ber kut
a bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b set a kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
c sehat jasman dan rohan
d pernah menduduki abatan administrator atau fungsiona madya
e masa kerja sekurang-kurangnya 15 ma be as tahun sebaga aparatur s p negara dan
ah nautika tingkat ah teknika tingkat sar ana hukum atau sarjana teknik perkapalan
2 Untuk dapat diangkat menjad Anggota Pane Ahli yang
berasa dar non-pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasa 45 ayat 2 huru b seseorang harus memenuhi persyaratan sebagai ber kut
a bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b set a kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
c sehat jasman dan rohan dan
d mempunya pengalaman d bidang ah nautika tingkat ah teknika tingkat sarjana hukum atau sarjana teknik perkapalan selama 10 sepu uh tahun
3 Untuk dapat diangkat sebaga ketua Mahkamah
Pe ayaran pegawa neger s p harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan persyaratan jabatan sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan d bidang aparatur s p negara
Pasa 5 1
. ;
. i ;
. i i;
. j l ;
. (li i i il ;
f. li I, li
l
( ) i l
l i i
f , i i
i i :
l ( )
l )
, .
( ) i l
l i
I, j
l ( ) f , i :
. ;
. i ;
. i i;
. i i li I, li I, ,
( l ) .
( ) i l , i i i il
( ) i
i i il .
l . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 24 -
Pasa 51
Anggota Pane Ah diberhentikan dengan hormat o eh Menter karena
a meninggal dun a
b masa jabatan te ah berakh r
c permintaan send r
d tidak cakap asman dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban sebaga Anggota Pane Ah atau
e berdasarkan hasil evaluasi oleh Menter
Pasa 52
Anggota Panel Ahli diberhentikan dengan tidak hormat o eh Menter dengan ketentuan sebaga ber kut
a Anggota Pane Ahli yang berasa dari pegawa neger s p diberhentikan tidak dengan hormat sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan d bidang aparatur s p negara dan
b Anggota Pane Ahli yang berasa dari non-pegawai neger s p diberhentikan tidak dengan hormat dari abatannya dengan pert mbangan
1 dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang te ah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan abatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan abatan dan/atau pidana umum
2 dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang te ah memilik kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 dua tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana
3 melanggar kode et k Anggota Panel Ah
4 melakukan
l
l li l i :
. i ;
. l i ;
. i i;
. j i i
l li;
. i.
l
l i i i :
. l l i i i il i i
i il ;
. l l i i il j
i :
. l
j j
;
.
l i
( ) ;
. i li;
. . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 25 -
4 melakukan pelanggaran disiplin berat
5 melalaikan kewajibannya dalam menjalankan tugas pekerjaannya dan/atau
6 melanggar sumpah atau an abatan.
Pasa 53
Ketentuan eb h anjut mengena pengangkatan dan pemberhentian Anggota Pane Ahl diatur dengan Peraturan Menter
Bag an Ketiga Hak Keuangan
Pasa 54
1 Anggota Pane Ah yang ditunjuk menjadi Tim Pane Ahli
dan unsur sekretariat Mahkamah Pelayaran yang ditunjuk menjad sekretaris Tim Panel Ahli diberikan hak keuangan da am melaksanakan tugas sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2 Dalam ha Anggota Pane Ahli berhenti atau te ah berakhir masa jabatannya, Anggota Panel Ahli t dak diberikan pens un dan/atau pesangon sebaga Anggota Pane Ah
3 Ketentuan eb h anjut mengenai hak keuangan bag Anggota Pane Ah dan sekretaris Tim Pane Ahli diatur dalam Peraturan Pres den
BAB V PENDANAAN
Pasa 55
Pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Mahkamah Pe ayaran dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Be an a Negara
BAB V
. ;
.
;
. j ji j
l
l i l i l i
i.
i
l
( ) l li l
i l i
.
( ) l l l i
i i l li.
( ) l i l i l li l
i .
l
l l j .
I . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 26 -
BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasa 56
Da am ha terdapat dampak yang ditimbulkan Kecelakaan Kapa mengakibatkan kerugian aut pencemaran lingkungan mar t m dan kerugian laut la nnya penanganannya dilakukan sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasa 57
Terhadap keputusan yang dikeluarkan oleh badan peradilan asing d bidang Kecelakaan Kapa mengenai kesalahan atau kelalaian da am menerapkan standar profesi kepelautan yang d lakukan o eh Nakhoda atau pemimpin kapa dan/atau Perw ra Kapa yang memiliki sertifikat keahlian pelaut yang diterbitkan o eh Pemerintah Indonesia Menter melaksanakan putusan dengan terlebih dahulu meminta pertimbangan Mahkamah Pe ayaran
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
Pasa 58
1 Pada saat Peraturan Pemerintah n mula ber aku
anggota Mahkamah Pelayaran yang diangkat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapa sebagaimana te ah d ubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapa tetap menjalankan tugas sebaga Anggota Pane Ah berdasarkan Peraturan Pemerintah n
2 Segala keputusan yang te ah dikeluarkan sebaga anggota Mahkamah Pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dinyatakan tetap ber aku
(3 Hak
I
l
l l l l ,
i i , i , i
.
l
i l l
i l l i l
l , i
l .
II
l
( ) i i i l ,
l l i
i i.
l i l li
( ) l i
( ) l .
) . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 27 -
3 Hak keuangan anggota Mahkamah Pelayaran
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tetap diberikan sampai dengan diterbitkannya peraturan pelaksanaan terkait hak keuangan Anggota Pane Ah
Pasa 59
Dalam jangka waktu paling lama 1 satu tahun se ak Peraturan Pemerintah n ber aku keanggotaan Mahkamah Pelayaran wajib disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah n
BAB V KETENTUAN PENUTUP
Pasa 60
Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah n Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapa Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3724 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kece akaan Kapa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4369 dicabut dan dinyatakan t dak ber aku
Pasa 61
Peraturan Pemerintah n mu a berlaku pada tangga diundangkan
Agar
( ) ( ),
l li.
l
i i l , ( ) j
i i.
III
l
i i,
l ( ,
),
l l ,
), i l .
l
i i l i l .
. . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 28 -
Agar set ap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah n dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik ndones a
Ditetapkan d Jakarta pada tanggal 22 Februari 2019
PRESIDEN REPUBLIK INDONES A
ttd
JOKO WIDODO
D undangkan d Jakarta pada tangga 26 Februari 2019
MENTER HUKUM DAN HAK ASAS MANUSIA REPUBLIK INDONES A
ttd
YASONNA H LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 37
Salinan sesua dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Asisten Deputi Bidang Perekonom an
i i i
I i .
i
I ,
.
i i l
I I I ,
.
.
i
i ,
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2019
TENTANG PEMERIKSAAN
KECELAKAAN KAPAL
UMUM
Penyelenggaraan pelayaran sebaga sa ah satu moda transportasi te ah diatur dalam satu kesatuan s stem transportasi nasiona dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pe ayaran Penyelenggaraan pelayaran dilaksanakan untuk tujuan mewujudkan penyediaan transportasi d perairan yang seimbang dengan tingkat kebutuhan serta tersedianya pelayanan angkutan d perairan yang se amat aman cepat ancar tert b teratur nyaman dan efisien dengan biaya yang wajar serta terjangkau o eh daya be masyarakat.
Peraturan Pemerintah tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapa ditetapkan sebaga peraturan pelaksanaan dari Undang Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang merupakan pengganti atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapa sebagaimana te ah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapa yang merupakan amanat dar Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pe ayaran Dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah n segala ha yang menyangkut aspek pemeriksaan Kecelakaan Kapa tunduk pada Peraturan Pemerintah n
Pemeriksaan Kecelakaan Kapa dilakukan untuk mengetahu faktor penyebab terjadinya Kecelakaan Kapa Atas hasil pemeriksaan Kecelakaan Kapa tersebut nantinya dapat diambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terjadinya Kecelakaan Kapa dengan sebab- sebab kecelakaan yang sama
Pemeriksaan Kecelakaan Kapa meliputi pemeriksaan pendahuluan Kecelakaan Kapa yang dilakukan oleh Syahbandar atau pejabat pemerintah yang d tunjuk o eh Menter atas dasar aporan kejadian Kecelakaan Kapa dan pemeriksaan anjutan Kecelakaan Kapa yang dilakukan o eh Mahkamah Pe ayaran
Pemeriksaan
i l l i l
l .
i i
l , , , l , i , , , l li
l i
l l
l i
l . i i, l l
i i.
l i l.
l , l
.
l l
i l i l l l l
l l .
. . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 2 -
Pemeriksaaan lanjutan dilakukan atas dasar Pemeriksaan
Pendahuluan Kecelakaan Kapa untuk memeriksa ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam penerapan standar profesi kepelautan yang dilakukan oleh Nakhoda dan/atau Perwira Kapa untuk menghasilkan Keputusan Mahkamah Pelayaran berupa rekomendas kepada Menter untuk menjatuhkan sanksi administrasi berupa peringatan atau pencabutan sertifikat keahlian pelaut bagi yang bertugas dalam jabatan tertentu d atas kapa
Ruang lingkup Peraturan Pemerintah n meliputi
1 pemeriksaan pendahuluan Kece akaan Kapa 2 pemeriksaan lanjutan Kecelakaan Kapa 3 sanks administratif; 4 Mahkamah Pe ayaran 5 pendanaan
PASAL DEM PASAL
Pasa 1 Cukup jelas.
Pasa 2 Ayat 1
Cukup jelas.
Ayat 2
Yang dimaksud dengan “d buktikan lain” adalah berdasarkan pembuktian te ah dilakukan upaya dan melaksanakan kewajiban berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan
Pasa 3 Cukup jelas.
Pasa 4
Cukup jelas.
Pasa 5
Cukup e as
Pasa 6
l
l i
i
i l.
i i :
. l l;
. l;
. i
. l ;
. .
I
l
l ( )
( )
i l
.
l
l
l
j l .
l . . .
Pasa 6
Huruf a Cukup jelas.
Huruf b Cukup jelas.
Huruf c Yang dimaksud dengan “pihak lain” dalam ketentuan n antara a n Nakhoda kapa ain yang berada d sekitar lokasi kecelakaan stasiun radio panta dan pejabat berwenang terdekat yang memilik kewenangan untuk menindaklanjuti proses kecelakaan tersebut
Huruf d Cukup jelas.
Pasa 7 Ayat 1
Cukup jelas.
Ayat 2 Yang dimaksud dengan “penyampaian berita Kecelakaan Kapa dengan cara s stem telekomunikasi” antara ain melalui stas un rad o panta vessel traffic information system (VT S semaphore, morse, serta sarana a n yang dapat digunakan untuk menyampaikan berita atau menarik perhatian bagi pihak a n
Ayat 3 Cukup elas.
Ayat 4 Cukup elas.
Ayat 5 Cukup jelas.
Ayat 6 Cukup jelas.
Pasa 8 Cukup jelas.
Pasa 9
Cukup e as
Pasa 10
l
i i l i l l i
, i, i
.
l ( )
( ) l
i l i i i, I ),
l i l i .
( ) j
( ) j
( )
( )
l
l
j l .
l . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 4 -
Pasa 10 Ayat 1
Cukup jelas.
Ayat 2 Yang dimaksud dengan “berhalangan” antara ain Syahbandar setempat tidak berada ditempat atau sumber daya manusia yang tidak memenuhi persyaratan
Ayat 3 Cukup jelas.
Ayat 4 Cukup jelas.
Pasa 11 Cukup jelas.
Pasa 12 Cukup jelas.
Pasa 13
Cukup jelas.
Pasa 14 Cukup jelas.
Pasa 15 Cukup jelas.
Pasa 16 Cukup jelas
Pasa 17 Cukup jelas
Pasa 18 Cukup jelas
Pasa 19
Cukup e as
Pasa 20
l ( )
( ) l
.
( )
( )
l
l
l
l
l
l .
l
.
l
.
l
j l .
l . . .
Pasa 20 Ayat 1
Bag calon anggota Tim Pane Ahli yang memenuh persyaratan sebaga ah nautika tingkat dan ah teknika tingkat diutamakan yang memilik kualifikas Kesyahbandaran dan pejabat pemeriksa keselamatan kapa
Bag calon anggota Tim Pane Ahli yang memenuh persyaratan sebaga sarjana hukum diutamakan yang berpengetahuan d bidang pe ayaran
Bag calon anggota Tim Pane Ahli yang memenuhi persyaratan sebaga sarjana tekn k perkapalan diutamakan yang memiliki jurusan bangunan kapa
Ayat 2
Yang dimaksud dengan “tertentu” antara a n
a kecelakaan me batkan kapa GT 35 (tiga puluh lima Gross Tonnage) ke bawah dan kapa layar motor
b berupa kecelakaan tungga
c Nakhoda memilik sertifikat ANT V ANT V atau Surat Keterangan Kecakapan SKK
d dak terdapat korban iwa
Pasa 21 Cukup jelas.
Pasa 22 Cukup jelas
Pasa 23 Cukup jelas
Pasa 24
Cukup jelas
Pasa 25
Cukup jelas
Pasa 26
Cukup e as
Pasa 27
l ( )
i l i i li I li I
i i l.
i l i i i
l .
i l i i
l.
( )
. li l .
l i :
l ;
. l;
. i I , , ( );
. i j .
l
l .
l
.
l
.
l
.
l
j l .
l . . .
Pasa 27 Ayat 1
Yang dimaksud dengan “dokumen lainnya” adalah semua surat- surat yang terkait dengan terjadinya Kecelakaan Kapa ba k yang bersifat teknis maupun yang bersifat administratif.
Ayat 2 Cukup jelas.
Pasa 28 Cukup jelas.
Pasa 29 Yang dimaksud dengan “pihak terkait lainnya” dalam ketentuan n adalah badan usaha yang bergerak d bidang pelayaran
Pasa 30 Cukup jelas.
Pasa 31 Cukup jelas.
Pasa 32 Cukup jelas.
Pasa 33 Cukup jelas.
Pasa 34 Cukup jelas.
Pasa 35
Ayat 1 Cukup jelas.
Ayat 2 Cukup jelas
Ayat 3
Yang dimaksud dengan “pertimbangan tertentu” antara a n Menter mempunyai data-data ain terhadap Nakhoda dan/atau Perwira Kapa sebaga Terduga
Pasa 36
l ( )
l i
( )
l
l i i
i .
l
l
l
l
l
l ( )
( ) .
( )
l i i l
l i .
l . . .
Pasa 36 Cukup jelas.
Pasa 37
Huruf a Cukup jelas.
Huruf b Yang dimaksud dengan “sertifikat keahlian pelaut” dalam ketentuan n termasuk Surat Keterangan Kecakapan SKK
Pasa 38 Cukup jelas
Pasa 39
Cukup jelas
Pasa 40 Cukup jelas
Pasa 41
Cukup jelas
Pasa 42
Cukup jelas
Pasa 43
Cukup jelas.
Pasa 44
Cukup jelas
Pasa 45
Ayat 1 Cukup jelas
Ayat 2 Huru a
Yang dimaksud dengan “penugasan khusus” ada ah penugasan pegawa neger s p untuk melaksanakan tugas jabatan secara khusus d luar instansi pemerintah dalam angka waktu tertentu
H uru b
l
l
i i ( ).
l
.
l .
l .
l
.
l .
l
l .
l
( ) .
( ) f
l i i i il
i j .
f . . .
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 8 -
Huru b
Cukup jelas.
Ayat 3 Cukup jelas.
Ayat 4 Cukup jelas.
Pasa 46 Cukup jelas
Pasa 47 Cukup jelas.
Pasa 48 Cukup jelas.
Pasa 49 Cukup jelas
Pasa 50 Cukup jelas.
Pasa 51 Cukup jelas.
Pasa 52 Cukup jelas.
Pasa 53 Cukup jelas.
Pasa 54
Cukup jelas
Pasa 55 Cukup jelas.
Pasa 56
Cukup e as
Pasal 57
f
( )
( )
l .
l
l
l .
l
l
l
l
l
.
l
l
j l .
.
P R E S I D E N
R E P U B L I K I N D O N E S I A
- 9 -
Pasa 57 Cukup jelas.
Pasa 58 Cukup jelas.
Pasa 59 Cukup jelas
Pasa 60 Cukup jelas
Pasa 61 Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6319
l
l
l
.
l
.
l .