Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

17
Modul Pelatihan Sistematika IB-02 Kembali Fungsi Irigasi Ketentuan Umum BAB I Keberlanjutan Irigasi AIR Sumber air tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah. Bendungan Pengambilan Bebas Pengambilan Pompa Air Pompa Air Tanah Bendung semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Air & Sumber Air Air & Sumber Air

description

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Transcript of Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Page 1: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

AIR

Sumber air

tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.

BendunganPengambilan Bebas

Pengambilan Pompa Air

Pompa Air Tanah

Bendung

semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini

air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

Air & Sumber AirAir & Sumber Air

Page 2: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Aktivitas IrigasiAktivitas Irigasi

AIR

Sumber AirPenyediaan Air Irigasi

Irigasi

Pengatur Irigasi

Pembuangan Irigasi

Pembagian Irigasi

Pemberian Irigasi Pemanfaatan

Irigasi

Irigasi usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

Page 3: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Aktivitas IrigasiAktivitas Irigasi

penentuan volume air per satuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya.

kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian, dan penggunaan air irigasi

pengaliran kelebihan air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi tertentu

Penyediaan Air Irigasi

Pengaturan Air Irigasi

Penyediaan Air Irigasi

Pengaturan Air Irigasi

Pembuangan Air Irigasi

Page 4: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Aktivitas IrigasiAktivitas Irigasi

kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.

kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier

kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier untuk mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan

Pembagian Air Irigasi

Pemberian Air Irigasi

Penggunaan Air Irigasi

Page 5: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Daerah Irigasi kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi

Jaringan Irigasi saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi

Daerah Irigasi & Jaringan IrigasiDaerah Irigasi & Jaringan Irigasi

B. RA. 1

Saluran Primer Batang

B. BA. 2

Salu

ran

Seku

nd

er

Raw

aB. RA. 2

B. RA. 3

B. RG. 1

Saluran Sekunder Ragu

B. RG. 2

B. BA. 2

B. BA. 1

B. BA. 2

B. RG. 1

B. RG. 2

B. RA. 1

B. RA. 2 B. RA.3

Page 6: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Prasarana IrigasiPrasarana Irigasi

Saluran Primer Batang

B. BA. 1

Salu

ran

Seku

nd

er

Raw

a

B. RA. 1

B. RA. 2

B. RA. 3

B. RG. 1

Saluran Sekunder Ragu

B. RG. 2

Jaringan Irigasi saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi

Jaringan Irigasi PrimerJaringan Irigasi SekunderJaringan Irigasi Tersier

Jaringan Irigasi Air TanahJaringan Irigasi Pedesaan

Pembagian

Jaringan IrigasiJaringan Irigasi

Page 7: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Prasarana IrigasiPrasarana Irigasi

bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari

bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya

JARINGAN IRIGASI PRIMER

Saluran Primer Batang

B. BA. 1

Salu

ran

Seku

nd

er

Raw

a

B. RA. 1

B. RA. 2

B. RA. 3

B. RG. 1

Saluran Sekunder Ragu

B. RG. 2

Jaringan Irigasi PrimerJaringan Irigasi Primer

Page 8: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Prasarana IrigasiPrasarana Irigasi

bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari

saluran sekunder, saluran pembuangannya,bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya

JARINGAN IRIGASI SEKUNDER

Saluran Primer Batang

B. BA. 1

Salu

ran

Seku

nd

er

Raw

a

B. RA. 1

B. RA. 2

B. RA. 3

B. RG. 1

Saluran Sekunder Ragu

B. RG. 2

Saluran Sekunder Papa

Jaringan Irigasi SekunderJaringan Irigasi Sekunder

Page 9: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Prasarana IrigasiPrasarana Irigasi

jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari

saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang,

boks tersier, boks kuarter, sertabangunan pelengkapnya

JARINGAN IRIGASI TERSIER

Saluran Primer Batang

B. BA. 1

Salu

ran

Seku

nd

er

Raw

a

B. RA. 1

B. RA. 2

B. RA. 3

B. RG. 1

Saluran Sekunder Ragu

B. RG. 2

Saluran Sekunder Papa

Jaringan Irigasi TersierJaringan Irigasi Tersier

Page 10: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Prasarana IrigasiPrasarana Irigasi

Jaringan irigasi air tanah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air tanah termasuk bangunan di dalamnya.

Jaringan irigasi desa jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa.

Jenis Jaringan IrigasiJenis Jaringan Irigasi

Page 11: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

P3AP3A

Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembaga lokal pengelola irigasi

PP 20 Tahun 2006

Perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disebut P3A adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah layanan/petak tersier atau desa yang dibentuk secara demokratis oleh petani pemakai air termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.Gabungan petani pemakai air yang selanjutnya disebut GP3A adalah kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat bekerja sama memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi.Induk perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disebut IP3A adalah kelembagaan sejumlah GP3A yang bersepakat bekerja sama untuk memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok primer, gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 33 /PRT/M/2007

Himpunan Petani Pemakai Air yang selanjutnya disebut HIPPA, adalah Kelembagaan Pengelola Irigasi yang menjadi wadah Petani Pemakai Air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang dibentuk oleh Petani Pemakai Air sendiri secara demokratis dan berbadan hukum.

Page 12: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disebut P3A adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah layanan/petak tersier atau desa yang dibentuk secara demokratis oleh petani pemakai air termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.Gabungan petani pemakai air yang selanjutnya disebut GP3A adalah kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat bekerja sama memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi.Induk perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disebut IP3A adalah kelembagaan sejumlah GP3A yang bersepakat bekerja sama untuk memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok primer, gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi.

P3AP3A

Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembaga lokal pengelola irigasi

PP 20 Tahun 2006

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 33 /PRT/M/2007

Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air, yang selanjutnya disebut GHIPPA adalah wadah kelembagaan dari sejumlah HIPPA yang memanfaatkan fasilitas irigasi, yang bersepakat bekerjasama dalam pengelolaan pada sebagian daerah irigasi atau pada tingkat sekunder.

Page 13: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Pengertian Isitilah P3APengertian Isitilah P3A

Pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air adalah upaya penguatan dan peningkatan kemampuan P3A/GP3A/IP3A yang meliputi aspek kelembagaan, teknis dan pembiayaan dengan dasar keberpihakan kepada petani melalui pembentukan, pelatihan, pendampingan, dan menumbuhkembangkan partisipasi.

Pemberdayaan HIPPA adalah upaya penguatan dan peningkatan kemampuan HIPPA yang meliputi aspek kelembagaan, teknis dan pembiayaan dengan dasar keberpihakan kepada petani melalui pembentukan, pelatihan, pendampingan, dan menumbuhkembangkan partisipasi.

Page 14: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Keberlanjutan Sistem Irigasi

Fungsi & Pelaksanaan IrigasiFungsi & Pelaksanaan IrigasiFungsi Irigasi

mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani

diwujudkan melalui

pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi

keandalan air irigasikeandalan prasarana irigasipendapatan masyarakat petani melalui keterpaduan irigasi dengan

kegiatan diversifikasi dan modernisasi usaha tani

BAB

I

Pasal 3

Pasal 2 Ayat (1)

Pasal 2 Ayat (2) Norma-norma, standar,

pedoman, dan manual yang ditetapkan oleh

Menteri

BAB IICONT

Page 15: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Fungsi & Keberlanjutan IrigasiFungsi & Keberlanjutan Irigasi

Irigasi berfungsi mendukung produktivitas usaha tani guna

meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani,

yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi.

Keberlanjutan sistem irigasi dilakukan dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.

BAB

I

Pasal 2

Page 16: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Keberlanjutan IrigasiKeberlanjutan Irigasi

Keberlanjutan sistem irigasi ditentukan olehkeandalan air irigasi

kondisi/keadaan air irigasi yang dapat tersedia dalam jumlah, waktu, tempat, dan mutu sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk mendukung produktivitas usaha tani secara maksimal diwujudkan melalui kegiatan membangun waduk, waduk lapangan, bendungan, bendung, pompa, dan jaringan drainase yang memadai, mengendalikan mutu air, serta memanfaatkan kembali air drainase

keandalan prasarana irigasi kondisi dan fungsi prasarana jaringan irigasi yang dapat memberikan pelayanan irigasi secara optimal.diwujudkan melalui kegiatan peningkatan, dan pengelolaan jaringan irigasi yang meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi

BAB

I

Pasal 3

Page 17: Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Part 01/12)

Modul Pelatihan

Sistematika

IB-02

Kembali

Fungsi Irigasi

Ketentuan UmumBAB

I

Keberlanjutan Irigasi

Keberlanjutan IrigasiKeberlanjutan Irigasi

meningkatnya pendapatan masyarakat petani dari usaha tani yang diwujudkan melalui kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang mendorong keterpaduan dengan

kegiatan diversifikasi dan

modernisasi usaha tani

Kegiatan Keberlanjutan sistem irigasi dilaksanakan sesuai dengan norma, standar, pedoman, dan manual yang ditetapkan oleh Menteri

BAB

I

Pasal 3

BAB IICONT