PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 67 TAHUN · PDF fileTuberkulosis yang selanjutnya disingkat...
Transcript of PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 67 TAHUN · PDF fileTuberkulosis yang selanjutnya disingkat...
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
1
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NO. 67 TAHUN 2016
TENTANG
PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
KEMENTERIAN KESEHATAN RI2016
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
2
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
1
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 67 TAHUN 2016
TENTANG
PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Tuberkulosis masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang menimbulkan kesakitan,
kecacatan, dan kematian yang tinggi sehingga perlu
dilakukan upaya penanggulangan;
b. bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
364/Menkes/SK/V/2009 tentang Pedoman
Penanggulangan Tuberkulosis perlu disesuaikan
dengan perkembangan ilmu kedokteran dan
kebutuhan hukum;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Penanggulangan Tuberkulosis;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
2
-2-
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3447);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang
Sistem Informasi Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5542);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5570);
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
3
-3-
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan
Pelaksaan Praktik Kedokteran (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 671);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Imunisasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 966);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1113);
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014
tentang Penanggulangan Penyakit Menular (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1755);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang
paru dan organ lainnya.
2. Penanggulangan Tuberkulosis yang selanjutnya
disebut Penanggulangan TB adalah segala upaya
kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan
preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan
rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi
kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan,
kecacatan atau kematian, memutuskan penularan,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
4
-4-
mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak
negatif yang ditimbulkan akibat Tuberkulosis.
3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, swasta dan/atau masyarakat.
4. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden
dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
5. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
6. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang kesehatan.
Pasal 2
(1) Penanggulangan TB diselenggarakan secara terpadu,
komprehensif dan berkesinambungan.
(2) Penanggulangan TB sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) melibatkan semua pihak terkait baik pemerintah,
swasta maupun masyarakat.
BAB II
TARGET DAN STRATEGI
Pasal 3
(1) Target program Penanggulangan TB nasional yaitu
eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TB
tahun 2050.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
5
-5-
(2) Target program Penanggulangan TB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dievaluasi dan dapat
diperbarui sesuai dengan perkembangan program
Penanggulangan TB.
(3) Dalam mencapai target program Penanggulangan TB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
disusun strategi nasional setiap 5 (lima) tahun yang
ditetapkan oleh Menteri.
(4) Untuk tercapainya target program Penanggulangan TB
nasional, Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah
Daerah kabupaten/kota harus menetapkan target
Penanggulangan TB tingkat daerah berdasarkan target
nasional dan memperhatikan strategi nasional.
(5) Strategi nasional Penanggulangan TB sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:
a. penguatan kepemimpinan program TB;
b. peningkatan akses layanan TB yang bermutu;
c. pengendalian faktor risiko TB;
d. peningkatan kemitraan TB;
e. peningkatan kemandirian masyarakat dalam
Penanggulangan TB; dan
f. penguatan manajemen program TB.
BAB III
KEGIATAN PENANGGULANGAN TB
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat bertanggung jawab menyelenggarakan
Penanggulangan TB.
(2) Penyelenggaraan Penanggulangan TB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
6
-6-
Pasal 5
(1) Penanggulangan TB harus dilakukan secara
terintegrasi dengan penanggulangan program
kesehatan yang berkaitan.
(2) Program kesehatan yang berkaitan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi program HIV dan
AIDS, diabetes melitus, serta program kesehatan lain.
(3) Penanggulangan TB secara terintegrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan
kolaborasi antara program yang bersangkutan.
Bagian Kedua
Kegiatan
Pasal 6
Penanggulangan TB diselenggarakan melalui kegiatan:
a. promosi kesehatan;
b. surveilans TB;
c. pengendalian faktor risiko;
d. penemuan dan penanganan kasus TB;
e. pemberian kekebalan; dan
f. pemberian obat pencegahan.
Paragraf 1
Promosi Kesehatan
Pasal 7
(1) Promosi Kesehatan dalam Pe