PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN...

35
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka perluasan dan peningkatan efektivitas pelaksanaan kredit usaha rakyat sektor kelautan dan perikanan, perlu menetapkan pedoman umum kredit usaha rakyat sektor kelautan dan perikanan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pedoman Umum Kredit Usaha Rakyat Sektor Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

Transcript of PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN...

PERATURAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 73/PERMEN-KP/2016

TENTANG

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN KREDIT USAHA RAKYAT

SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka perluasan dan peningkatan

efektivitas pelaksanaan kredit usaha rakyat sektor

kelautan dan perikanan, perlu menetapkan pedoman

umum kredit usaha rakyat sektor kelautan dan

perikanan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pedoman Umum

Kredit Usaha Rakyat Sektor Kelautan dan Perikanan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003

nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286);

- 2 -

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang

Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah

dengan Undang–Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014

tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5073);

5. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya

Ikan, dan Petambak Garam (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5870);

6. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

23/PERMEN–KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/ 2008

tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat,

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.05/2010 tentang

Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan

Kredit Usaha Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 532);

- 3 -

10. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat, sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Koordinator

Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan

Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua

Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman

Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN KREDIT USAHA

RAKYAT SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR

adalah kredit pembiayaan modal kerja dan/atau investasi

kepada debitur usaha kelautan dan perikanan yang

produktif dan layak namun belum memiliki agunan

tambahan atau agunan tambahan belum cukup.

2. Usaha Produktif adalah usaha untuk menghasilkan

barang dan/atau jasa untuk memberikan nilai tambah

dan meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha.

- 4 -

3. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang

perseorangan atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar

atas asas kekeluargaan.

4. Suplesi adalah penambahan plafon kredit dan jangka

waktu karena usaha debitur meningkat dan dalam

kondisi lancar tanpa menunggu kredit lunas.

5. Penyalur KUR adalah bank yang melaksanakan program

KUR yang ditetapkan oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan

Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

sebagai penyalur KUR mikro dan KUR ritel.

6. Debitur adalah orang perseorangan, korporasi, atau

badan usaha baik yang berbadan hukum maupun tidak

berbadan hukum, yang melakukan Usaha Produktif di

sektor kelautan dan perikanan.

7. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan

Perikanan.

8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan.

9. Dinas adalah dinas provinsi atau kabupaten/kota yang

membidangi urusan kelautan dan/atau perikanan.

Pasal 2

Pelaksanaan KUR sektor kelautan dan perikanan bertujuan

untuk:

1. meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan KUR

bagi Usaha Produktif sektor kelautan dan perikanan;

2. meningkatkan kapasitas daya saing usaha mikro, kecil,

dan menengah sektor kelautan dan perikanan; dan

3. meningkatkan pengembangan Usaha Produktif sektor

kelautan dan perikanan.

- 5 -

BAB II

BIDANG USAHA KUR SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

Pasal 3

(1) Debitur KUR sektor kelautan dan perikanan merupakan

pelaku Usaha Produktif yang termasuk usaha mikro,

kecil, dan menengah.

(2) Usaha Produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi kegiatan di bidang usaha:

a. penangkapan ikan;

b. pembudidayaan ikan;

c. pengolahan ikan;

d. pemasaran produk kelautan dan perikanan;

e. pergaraman rakyat;

f. wisata bahari; dan

g. pendukung kegiatan kelautan dan perikanan.

Pasal 4

(1) KUR sektor kelautan dan perikanan terdiri dari:

a. KUR mikro; dan

b. KUR ritel.

(2) KUR mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan kredit modal kerja dan/atau investasi yang

diberikan kepada Debitur KUR dengan jumlah paling

banyak sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta

rupiah).

(3) KUR ritel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

merupakan kredit modal kerja dan/atau investasi yang

diberikan kepada Debitur KUR dengan jumlah diatas

Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling

banyak sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah).

- 6 -

Pasal 5

(1) Jangka waktu KUR mikro yaitu:

a. paling lama 3 (tiga) tahun untuk kredit/pembiayaan

modal kerja; dan

b. paling lama 5 (lima) tahun untuk kredit/pembiayaan

modal investasi.

(2) Dalam hal diperlukan perpanjangan, Suplesi, atau

restrukturisasi, jangka waktu KUR mikro sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang menjadi:

a. paling lama 6 (enam) tahun untuk

kredit/pembiayaan modal kerja, terhitung sejak

tanggal perjanjian kredit/pembiayaan awal; dan

b. paling lama 10 (sepuluh) tahun untuk

kredit/pembiayaan modal investasi, terhitung sejak

tanggal perjanjian kredit/pembiayaan awal.

(3) Total akumulasi plafon termasuk Suplesi atau

perpanjangan paling banyak Rp75.000.000,00 (tujuh

puluh lima juta rupiah).

Pasal 6

(1) Jangka waktu KUR ritel yaitu:

a. paling lama 4 (empat) tahun untuk

kredit/pembiayaan modal kerja; dan

b. paling lama 5 (lima) tahun untuk kredit/pembiayaan

modal investasi.

(2) Dalam hal diperlukan perpanjangan, Suplesi, atau

restrukturisasi, jangka waktu KUR ritel sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang menjadi:

a. paling lama 8 (delapan) tahun untuk

kredit/pembiayaan modal kerja, terhitung sejak

tanggal perjanjian kredit/pembiayaan awal; dan

b. paling lama 10 (sepuluh) tahun untuk

kredit/pembiayaan modal investasi, terhitung sejak

tanggal perjanjian kredit/pembiayaan awal.

- 7 -

(3) Total akumulasi plafon termasuk Suplesi atau

perpanjangan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah).

BAB III

BIDANG USAHA YANG DIBIAYAI

Pasal 7

(1) Pembiayaan KUR pada usaha penangkapan ikan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a

digunakan untuk:

a. modal investasi, antara lain untuk

pengadaan/pemeliharaan kapal, alat penangkapan

ikan, dan/atau alat bantu penangkapan; dan/atau

b. modal kerja, antara lain untuk biaya operasional

melaut.

(2) Usaha penangkapan ikan meliputi kegiatan penangkapan

dengan kapal perikanan berukuran sampai dengan 150

(seratus lima puluh) gross tonnage (GT) yang

menggunakan alat penangkapan ikan:

a. jaring lingkar (surrounding nets);

b. penggaruk (dredges);

c. jaring angkat (lift nets);

d. jaring jatuh (cast nets);

e. jaring insang (gillnets);

f. perangkap (traps); atau

g. pancing (hooks and lines).

Pasal 8

(1) Pembiayaan KUR pada usaha pembudidayaan ikan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b

digunakan untuk:

a. modal investasi, antara lain untuk

pengadaan/pemeliharaan karamba jaring apung,

jaring, karamba tancap, terpal, kolam dan betonisasi

kolam, gudang pakan, rumah jaga, kincir, pompa,

genset, tali long line, tali jangkar, pelampung,

- 8 -

jangkar, kapal pengangkut ikan hidup, perahu,

mesin, dan lantai jemur sesuai dengan kebutuhan

masing–masing komoditas dan/atau teknologi

budidaya yang diaplikasikan, serta peralatan dan

mesin untuk produksi pakan mandiri; dan/atau

b. modal kerja, antara lain untuk pengadaan benih atau

bibit, pembelian induk, pakan, pupuk, obat ikan

termasuk vitamin dan probiotik, pembelian bahan

bakar dan/atau biaya listrik, pengadaan peralatan

kerja, biaya panen, biaya bahan baku pembuatan

pakan, dan biaya tenaga kerja operasional.

(2) Usaha pembudidayaan ikan, meliputi:

a. kegiatan usaha pembenihan:

1) biota air tawar, antara lain ikan nila, mas,

gurame, patin, lele;

2) biota air payau, antara lain udang, ikan

bandeng; dan

3) biota laut, antara lain ikan kakap, bawal,

kerapu, rumput laut.

b. kegiatan usaha pembesaran:

1) biota air tawar, antara lain ikan nila, mas,

gurame, patin, lele, sidat;

2) biota air payau, antara lain udang, ikan

bandeng; dan

3) biota laut, antara lain ikan kakap, bawal,

kerapu, rumput laut.

c. kegiatan usaha pakan mandiri.

Pasal 9

(1) Pembiayaan KUR pada usaha pengolahan ikan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c

digunakan untuk:

a. modal investasi, antara lain untuk pengadaan

alat/mesin produksi, sewa/beli lahan, kendaraan

operasional, dan perbaikan/pembangunan unit

produksi; dan/atau

- 9 -

b. modal kerja, antara lain untuk pengadaan bahan

baku, bahan pembantu, tenaga kerja, peralatan

kerja, bahan kemasan, dan biaya

operasional/pendukung.

(2) Usaha pengolahan ikan, meliputi:

a. penggaraman dan/atau pengeringan ikan;

b. pemindangan ikan;

c. pengasapan dan/atau pemanggangan ikan;

d. peragian dan/atau fermentasi ikan;

e. pengalengan ikan;

f. pengekstrasian dan/atau pereduksian ikan;

g. pembekuan ikan;

h. pendinginan ikan;

i. pengolahan berbasis lumatan daging ikan, jelly ikan,

atau surimi; dan/atau

j. pengolahan kerupuk ikan.

Pasal 10

(1) Pembiayaan KUR pada usaha pemasaran produk kelautan

dan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat

(2) huruf d digunakan untuk:

a. modal investasi, antara lain untuk biaya yang

diperlukan untuk sarana pemasaran dan/atau

gudang/tempat penampungan sementara dan/atau

berinsulasi; dan/atau

b. modal kerja, antara lain untuk pembelian produk

kelautan dan perikanan, BBM, es, dan/atau biaya

operasional/pendukung.

(2) Usaha pemasaran produk kelautan dan perikanan,

meliputi:

a. pengecer;

b. pengumpul; dan

c. pemasar.

- 10 -

Pasal 11

(1) Pembiayaan KUR pada usaha pergaraman rakyat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e

digunakan untuk:

a. modal investasi, antara lain untuk

pengadaan/pemeliharaan lahan, pencetakan lahan,

peralatan dan mesin, gudang penyimpanan,

dan/atau unit pengolah garam; dan/atau

b. modal kerja, antara lain untuk biaya produksi garam,

tenaga kerja, pembelian BBM, iodisasi (KIO3),

dan/atau biaya pendukung.

(2) Usaha pergaraman rakyat, meliputi:

a. tambak; dan

b. perebusan.

Pasal 12

(1) Pembiayaan KUR pada usaha wisata bahari sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf f, digunakan

untuk:

a. modal investasi antara lain untuk biaya sewa/beli

lahan/bangunan/kantor, perbaikan, sarana

transportasi wisata bahari, fasilitas wisata air, toko

cinderamata, perahu katamaran, dan/atau

kompresor; dan/atau

b. modal kerja antara lain untuk biaya operasional

termasuk tenaga kerja, BBM, dan/atau biaya

pendukung.

(2) Usaha wisata bahari, meliputi:

a. wisata pantai; dan

b. wisata laut.

Pasal 13

(3) Pembiayaan KUR pada usaha pendukung kegiatan

kelautan dan perikanan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 ayat (2) huruf g, digunakan untuk:

- 11 -

c. modal investasi, antara lain untuk

pengadaan/pemeliharaan mesin pencetak,

bangunan, serta peralatan pendukung; dan/atau

d. modal kerja, antara lain untuk pembelian bahan

baku (kayu, resin), tenaga kerja, dan/atau biaya

pendukung.

(4) Usaha pendukung kegiatan kelautan dan perikanan,

meliputi:

a. industri pembuatan kapal dan perahu perikanan; dan

b. industri perbaikan kapal dan perahu perikanan.

Pasal 14

(1) Besaran asumsi kebutuhan indikatif KUR sektor kelautan

dan perikanan untuk modal investasi dan modal kerja

dihitung berdasarkan analisis biaya sebagai berikut:

a. analisis biaya usaha penangkapan ikan antara lain

memperhitungkan trip melaut, daerah penangkapan,

jenis alat tangkap, komoditas hasil tangkapan,

musim penangkapan, dan harga rata–rata;

b. analisis biaya perikanan budidaya antara lain

memperhitungkan jenis komoditas, luas lahan,

teknologi budidaya yang diaplikasikan, siklus

produksi, dan harga rata-rata;

c. analisis biaya usaha pengolahan ikan antara lain

memperhitungkan jenis produk olahan, skala usaha,

bahan baku, kapasitas produksi, dan harga rata-

rata;

d. analisis biaya usaha pemasaran produk kelautan

dan perikanan antara lain memperhitungkan harga

produk kelautan dan perikanan, teknologi, dan

jangkauan pemasaran;

e. analisis biaya usaha pergaraman antara lain

memperhitungkan luas lahan, lokasi, dan teknologi

yang diterapkan;

f. analisis biaya usaha wisata bahari antara lain

memperhitungkan lokasi wisata, jenis wisata,

teknologi, dan aksesibilitas; dan

- 12 -

g. analisis biaya usaha pendukung kegiatan kelautan

dan perikanan antara lain memperhitungkan jumlah

dan jenis kebutuhan kapal, kapasitas produksi, serta

bahan baku.

(2) Besaran asumsi kebutuhan indikatif KUR sektor kelautan

dan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV

PERSYARATAN DAN KEWAJIBAN DEBITUR KUR

Pasal 15

(1) Setiap orang untuk menjadi Debitur KUR sektor kelautan

dan perikanan harus memenuhi persyaratan umum dan

persyaratan khusus.

(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi:

a. terdaftar di Dinas setempat;

b. mengisi formulir data calon Debitur KUR dan

disampaikan kepada Kementerian atau Dinas sesuai

dengan kewenangannya, untuk didaftarkan dalam

sistem informasi kredit program;

c. menyampaikan rencana kegiatan usaha; dan

d. dapat sedang menerima kredit/pembiayaan lainnya

antara lain berupa kredit kepemilikan rumah, kredit

kendaraan bermotor, dan kartu kredit, serta KUR

dengan kolektabilitas lancar.

(3) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

untuk Debitur KUR mikro sektor kelautan dan perikanan,

meliputi:

a. memiliki identitas diri yaitu Kartu Tanda Penduduk,

Kartu Nelayan, dan/atau Kartu Pembudidaya Ikan

(Aquacard);

- 13 -

b. usaha mikro, kecil, dan menengah sektor kelautan

dan perikanan yang produktif dan layak yang telah

berjalan paling sedikit 6 (enam) bulan;

c. untuk usaha pembudidayaan ikan, harus memiliki

lahan usaha, yang dibuktikan dengan bukti

kepemilikan, perjanjian sewa lahan, surat kuasa dari

pemilik yang diketahui oleh kepala desa setempat,

atau izin pengelolaan;

d. untuk usaha penangkapan ikan, menggunakan

kapal berukuran kurang dari 10 (sepuluh) GT dengan

alat penangkap ikan yang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; dan

e. surat pernyataan kesediaan untuk menaati dan

mematuhi ketentuan dalam pelaksanaan KUR mikro.

(4) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

untuk Debitur KUR ritel sektor kelautan dan perikanan,

meliputi:

a. memiliki identitas diri yaitu Kartu Tanda Penduduk,

Kartu Nelayan, dan/atau Kartu Pembudidaya Ikan

(Aquacard);

b. usaha mikro, kecil, dan menengah sektor kelautan

dan perikanan yang produktif dan layak yang telah

berjalan paling sedikit 6 (enam) bulan;

c. memiliki surat izin usaha yang diterbitkan oleh

pejabat yang berwenang;

d. untuk usaha pembudidayaan ikan harus memiliki

lahan usaha, yang dibuktikan dengan bukti

kepemilikan, perjanjian sewa lahan, surat kuasa dari

pemilik yang diketahui oleh kepala desa setempat,

atau izin pengelolaan;

e. untuk usaha penangkapan ikan menggunakan kapal

berukuran lebih dari 10 (sepuluh) GT dengan alat

penangkap ikan yang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; dan

f. surat pernyataan kesediaan untuk menaati dan

mematuhi ketentuan dalam pelaksanaan KUR ritel.

- 14 -

Pasal 16

(1) Debitur KUR sektor kelautan dan perikanan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), wajib mengembalikan

pinjaman KUR kepada Penyalur KUR sesuai dengan

jadwal dan ketentuan yang telah disepakati.

(2) Formulir data calon Debitur sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b dan rencana kegiatan

usaha sebagaimana dimaksud Pasal 15 ayat (2) huruf c,

tercantum dalam Lampiran II dan Lampiran III yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

BAB V

MEKANISME PENGAJUAN, PENYALURAN, PENGEMBALIAN,

DAN AGUNAN KUR

Pasal 17

(1) Setiap orang yang telah memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, dapat

mengajukan permohonan KUR sektor kelautan dan

perikanan kepada Penyalur KUR.

(2) Penyalur KUR berdasarkan permohonan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) melakukan verifikasi dan

penilaian terhadap calon Debitur sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Apabila usaha calon Debitur dinilai layak dan disetujui

oleh Penyalur KUR, maka Penyalur KUR melakukan akad

kredit dengan Debitur KUR, dan apabila usaha calon

Debitur dianggap tidak layak dan/atau tidak memenuhi

persyaratan, maka Penyalur KUR memberikan surat

penolakan.

(4) Penyalur KUR merealisasikan KUR kepada Debitur KUR

sektor kelautan dan perikanan pada waktu dan jumlah

yang telah disepakati dalam akad sebagaimana dimaksud

pada ayat (3).

(5) Debitur melakukan pengembalian KUR secara langsung

kepada Penyalur KUR.

- 15 -

Pasal 18

(1) Penyaluran KUR sektor kelautan dan perikanan dapat

dilakukan melalui Lembaga Linkage.

(2) Penyaluran KUR sektor kelautan dan perikanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19

(1) Agunan KUR sektor kelautan dan perikanan terdiri dari:

a. agunan pokok; dan

b. agunan tambahan.

(2) Agunan pokok KUR sektor kelautan dan perikanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah

usaha atau obyek yang dibiayai KUR.

(3) Agunan tambahan KUR sektor kelautan dan perikanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, untuk KUR

mikro tidak diwajibkan dan tanpa perikatan.

(4) Agunan tambahan KUR sektor kelautan dan perikanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, untuk KUR

ritel sesuai dengan penilaian Penyalur KUR.

BAB VI

PELAKSANAAN KUR SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

Pasal 20

(1) Dalam rangka pelaksanaan KUR sektor kelautan dan

perikanan, Kementerian dapat membentuk kelompok

kerja KUR sektor kelautan dan perikanan.

(2) Pelaksanaan KUR sektor kelautan dan perikanan di

tingkat provinsi dilakukan oleh Dinas provinsi yang

membidangi urusan kelautan dan/atau perikanan

dibantu tim yang dibentuk oleh gubernur dalam rangka

pembinaan dan koordinasi pelaksanaan KUR sektor

kelautan dan perikanan di tingkat provinsi.

(3) Pelaksanaan KUR sektor kelautan dan perikanan di

tingkat kabupaten/kota dilakukan oleh Dinas

kabupaten/kota yang membidangi urusan kelautan

- 16 -

dan/atau perikanan dibantu tim yang dibentuk oleh

bupati/wali kota dalam rangka percepatan dan teknis

pelaksanaan KUR sektor kelautan dan perikanan di

wilayahnya.

Pasal 21

(1) Dalam pelaksanan KUR sektor kelautan dan perikanan,

Kementerian bertugas:

a. menyusun kebijakan, norma, standar, prosedur, dan

kriteria pelaksanaan KUR sektor kelautan dan

perikanan;

b. mengoordinasikan pelaksanaan KUR dengan instansi

terkait dan Penyalur KUR untuk kelancaran

pelaksanaan KUR sektor kelautan dan perikanan;

c. melakukan pengembangan kapasitas pelaku usaha

bidang kelautan dan perikanan;

d. melaksanakan sosialisasi, penyusunan data dan

informasi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan KUR sektor kelautan dan perikanan;

e. melakukan pendampingan bagi pelaku usaha sektor

kelautan dan perikanan; dan

f. melakukan input data calon Debitur ke dalam sistem

informasi kredit program.

(2) Dalam pelaksanan KUR sektor kelautan dan perikanan,

Dinas provinsi yang membidangi urusan kelautan

dan/atau perikanan bertugas:

a. mengoordinasikan pelaksanaan KUR sektor kelautan

dan perikanan di wilayah sesuai dengan

kewenangannya;

b. menyiapkan usaha menengah yang produktif dan

layak sebagai calon Debitur KUR sektor kelautan dan

perikanan

c. melaksanakan sosialisasi, pembinaan, dan

pendampingan kepada Dinas kabupaten/kota yang

membidangi urusan kelautan dan/atau perikanan

dalam pelaksanaan KUR sektor kelautan dan

perikanan; dan

- 17 -

d. melakukan input data calon Debitur ke dalam sistem

informasi kredit program.

(3) Dalam pelaksanan KUR sektor kelautan dan perikanan,

Dinas kabupaten/kota yang membidangi urusan kelautan

dan/atau perikanan bertugas:

a. menyiapkan usaha mikro dan kecil yang produktif

dan layak sebagai calon Debitur KUR sektor kelautan

dan perikanan;

b. melaksanakan pengembangan kapasitas

kelembagaan bagi pelaku usaha sektor kelautan dan

perikanan, terutama dalam manajemen usaha dan

keuangan;

c. melakukan sosialisasi, pembinaan, dan

pendampingan bagi calon Debitur KUR sektor

kelautan dan perikanan yang membutuhkan;

d. melakukan identifikasi, seleksi, dan verifikasi calon

Debitur KUR sektor kelautan dan perikanan; dan

e. melakukan input data calon Debitur potensial ke

dalam sistem informasi kredit program.

BAB VII

PEMBINAAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI

Pasal 22

(1) Pembinaan pelaksanaan KUR sektor kelautan dan

perikanan dilakukan oleh Menteri, gubernur, dan

bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

penyaluran, pemanfaatan, dan pengembalian KUR sektor

kelautan dan perikanan.

Pasal 23

(1) Pemantauan dan evaluasi terhadap penyaluran,

pemanfaatan, dan pengembalian KUR sektor kelautan dan

perikanan dilakukan secara berjenjang dari tingkat

kabupaten/kota, provinsi, dan pusat secara periodik

setiap 6 (enam) bulan sekali.

- 18 -

(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan oleh kelompok kerja KUR sektor

kelautan dan perikanan dengan melibatkan pemerintah

provinsi dan kabupaten/kota, yang dalam

pelaksanaannya berkoordinasi dengan Penyalur KUR.

BAB VIII

PELAPORAN

Pasal 24

(1) Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) dan

ayat (3) harus menyampaikan laporan pelaksanaan KUR

sektor kelautan dan perikanan kepada kelompok kerja

KUR sektor kelautan dan perikanan setiap bulan, paling

lambat tanggal 25 (dua puluh lima) bulan berjalan.

(2) Penyalur KUR harus menyampaikan laporan penyaluran

KUR sektor kelautan dan perikanan kepada kelompok

kerja KUR sektor kelautan dan perikanan setiap bulan,

paling lambat tanggal 25 (dua puluh lima) bulan berjalan.

(3) Kelompok kerja KUR sektor kelautan dan perikanan harus

menyampaikan laporan hasil pelaksanaan dan

penyaluran KUR sektor kelautan dan perikanan kepada

Menteri setiap bulan, paling lambat tanggal 30 (tiga puluh)

bulan berjalan.

(4) Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

(2), tercantum dalam lampiran IV yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 25

Pembiayaan dan penyaluran KUR yang diajukan sebelum

berlakunya Peraturan Menteri ini, diproses berdasarkan

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

KEP.27/MEN/2012 tentang Pedoman Umum Kredit Usaha

Rakyat Sektor Kelautan dan Perikanan.

- 19 -

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:

a. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.03/MEN/2012 tentang Pelaksanaan Kredit

Ketahanan Pangan dan Energi di Bidang Kelautan dan

Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 117); dan

b. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

KEP.27/MEN/2012 tentang Pedoman Umum Kredit

Usaha Rakyat Sektor Kelautan dan Perikanan,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 27

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

- 20 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 30 Desember 2016

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SUSI PUDJIASTUTI

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 30 Desember 2016

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 2156

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 73/PERMEN-KP/2016

TENTANG

PEDOMAN UMUM KREDIT USAHA RAKYAT SEKTOR

KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEBUTUHAN INDIKATIF PEMBIAYAAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

A. Usaha Penangkapan Ikan

Usaha penangkapan ikan yang dapat dibiayai KUR Sektor Kelautan dan Perikanan

antara lain:

Golongan Alat Penangkapan

Ikan

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja/Bln (Rp)

Modal Investasi (Rp)

NPV

(Rp)

IRR (%)

B/C Ratio

Jaring Lingkar

< 5 GT 24.500.000 163.500.000 159.413.658 57 1,98

5 – 10 GT 51.400.000 337.000.000 383.230.480 63 2,14

10 – 30 GT 59.150.000 820.000.000 811.349.056 55 1,99

30 – 60 GT 92.150.000 1.290.000.000 1.375.776.578 56 2,07

60 – 150 GT 124.150.000 2.100.000.000 2.074.117.115 54 1,99

Penggaruk

< 5 GT 15.145.000 108.500.000 95.374.516 53 1,88

Jaring Angkat

< 5 GT 23.130.000 104.000.000 153.451.643 77 2,48

5 – 10 GT 59.800.000 246.000.000 209.795.416 49 1,85

10 – 30 GT 80.200.000 720.000.000 526.926.991 46 1,73

30 – 60 GT 120.100.000 1.380.000.000 1.647.488.811 63 2,19

60 – 150 GT 155.100.000 1.910.000.000 1.655.546.708 48 1,87

Jaring Insang

< 5 GT 23.030.000 168.500.000 94.158.220 37 1,56

5 – 10 GT 45.130.000 317.000.000 197.582.506 41 1,62

10 – 30 GT 64.725.000 622.000.000 518.919.385 51 1,83

30 – 60 GT 107.725.000 1.330.000.000 1.039.630.748 44 1,78

60 – 150 GT 152.725.000 1.810.000.000 1.869.856.337 54 2,03

- 2 -

B. Usaha Pembudidayaan Ikan

Usaha pembudidayaan ikan yang dapat dibiayai KUR Sektor Kelautan dan

Perikanan antara lain:

Jenis Komoditi Bidang

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja (Rp.)

Modal Investasi (Rp.)

NPV (Rp.) IRR (%) B/C Ratio

Ikan Nila Pembenihan 4.927.760 5.100.000 5.292.243 83,4 1,53

Pendederan 9.800.000 1.000.000 6.193.200 88,89 1,57

Ikan Mas Pembenihan 5.574.945 2.650.000 5.316.486 97.65 1,65

Pendederan 10.150.000 1.000.000 5.593.300 80,27 1,5

Ikan Gurame Pembenihan 4.613.400 4.350.000 14.165.153 139,53 2,58

Pendederan 27.695.000 800.000 16.091.325 87,84 1,56

Ikan Patin

Pembenihan 6.984.400 7.650.000 31.318.527 179,27 3,14

Pendederan 10.747.800 1.500.000 6.295.613 81,76 1,51

Golongan Alat Penangkapan

Ikan

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja/Bln (Rp)

Modal Investasi (Rp)

NPV

(Rp)

IRR (%)

B/C Ratio

Perangkap

< 5 GT 24.145.000 158.500.000 156.869.529 59 1,99

5 – 10 GT 37.950.000 282.000.000 214.837.948 46 1,76

10 – 30 GT 46.450.000 615.000.000 527.170.017 51 1,86

30 – 60 GT 80.200.000 790.000.000 7112.858.527 53 1,90

60 – 150 GT 100.200.000 1.165.000.000 1.048.197.595 52 1,90

Pancing

< 5 GT 24.100.000 112.000.000 30.264.274 22 1,27

5 – 10 GT 59.600.000 317.000.000 153.608.975 33 1,48

10 – 30 GT 84.100.000 690.000.000 769.025.824 61 2.11

30 – 60 GT 91.000.000 1.380.000.000 1.242.401.734 50 1,90

60 – 150 GT 137.000.000 1.580.000.000 1.277.432.579 45 1,81

Jala Jatuh (Cast Net)

30 – 60 GT 105.500.000 1.880.000.000 1.302.092.961 45 1,69

60 – 150 GT 206.300.000 2.170.000.000 1.330.171.549 41 1,61

- 3 -

Jenis Komoditi Bidang

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja (Rp.)

Modal Investasi (Rp.)

NPV (Rp.) IRR (%) B/C Ratio

Ikan Lele

Pembenihan 4.232.225 2.620.000 3.876.107 87,96 1,57

Pembesaran di kolam tanah

24.862.500 2.600.000 11.893.375 46,33 1,43

Pembesaran di kolam terpal

15.470.000 2.350.000 18.655.920 80,73 2,05

Udang Windu

Pembesaran udang windu polikultur

14.350.000 5.000.000 16.718.900 123,77 1,86

Windu sederhana

11.175.000 3.500.000 12.522.450 122,49 1,85

Perbenihan 21.900.000 6.600.000 11.983.800 70,53 1,42

Ikan Bandeng Pembenihan 3.775.000 1.900.000 15.441.550 346,7 3,72

Ikan Kakap Putih

Pembenihan 16.850.000 6.100.000 36.776.100 212,42 2,6

Ikan Bawal Bintang

Pembenihan 19.960.000 14.600.000 26.882.080 113,43 1,78

Kuda Laut 14.758.125 35.600.000 15.621.723 57,29 1,31

Ikan Kerapu Bebek

Pembenihan 22.150.000 6.600.000 16.001.200 104,86 1,71

Ikan Kerapu Macan

Pembenihan 21.350.000 6.600.000 26.861.400 135,42 1,96

Rumput Laut

Pembenihan 5.000.000 6.150.000 8.842.000 115,25 1,79

Pembesaran metode lepas dasar

850.000 2.830.000 3.712.875 141,17 2,01

Pembesaran

metode rakit apung

485.000 3.050.000 7.200.288 264,57 3,04

Pembesaran metode long line

1.250.000 8.120.000 9.112.188 136,79 1,97

Ikan Nila Pembesaran 52.837.600 38.350.000 52.625.243 54,63 1,58

Ikan Mas Pembesaran 37.994.800 14.350.000 33.593.900 58,31 1,64

Ikan Gurame Pembesaran 108.200.000 11.500.000 127.333.595 517,79 12,07

Ikan Patin Pembesaran 30.752.000 11.500.000 214.274.071 844,63 19,3

Ikan Lele Pembesaran di kolam terpal

65.573.000 5.750.000 135.845.177 1060,01 24,64

- 4 -

Jenis Komoditi Bidang

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja (Rp.)

Modal Investasi (Rp.)

NPV (Rp.) IRR (%) B/C Ratio

Ikan Sidat

Pendederan 67.060.000 4.500.000 16.638.040 47,96 1,23

Pendederan II

110.560.00 7.500.000 35.128.600

Pembesaran 347.200.000 15.550.000 120.787.600 40,45 1,33

Udang

Vaname

Pembenihan

63.150.000 15.000.000 71.586.600 73,58 1,92

Pembesaran Teknologi Intensif

369.558.000 160.000.000 247.507.868 57,22 1,47

Pembesaran Teknologi Semi Intensif

244.870.000 121.000.000 175.217.560 48,99 1,48

Udang Windu Pembesaran Windu Semi Intensif

57.425.000 15.000.000 60.979.950 121,13 1,84

Ikan Bandeng Pembesaran 182.110.000 61.000.000 299.758.400 248,73 5,91

Ikan Kerapu Bebek

Pendederan 45.570.000 6.000.000 66.482.760 174,81 2,29

Pembesaran 92.630.000 41.240.000 45.353.990 47,23 1,34

Ikan Kerapu Macan

Pendederan 54.720.000 6.000.000 25.645.440 70,75 1,42

Pembesaran 218.510.000 71.240.000 58.771.940 32,64 1,2

Ikan Kakap Putih

Pendederan 39.400.000 6.000.000 26.970.000 90,43 1,59

Pembesaran 169.000.000 124.000.000 78.919.600 36,65 1,27

Ikan Bawal Bintang

Pembesaran 113.320.000 34.000.000 31.461.160 37,34 1,21

Pakan Ikan 36.750.000 63.720.000

C. Usaha Pengolahan Ikan

Usaha Pengolahan Ikan yang dapat dibiayai KUR Sektor Kelautan dan Perikanan

antara lain:

Jenis Produk

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja/Bln

(Rp)

Modal Investasi

(Rp) NPV (Rp)

IRR (%)

B/C Ratio

Dendeng Nila 13.000.000 29.430.000 32.213.588 34,80 1,77

Ebi Kering 7.913.000 30.935.000 77.803.000 32,40 3,52

- 5 -

Jenis Produk

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja/Bln

(Rp)

Modal Investasi

(Rp) NPV (Rp)

IRR (%)

B/C Ratio

Kerupuk Udang 16.806.000 44.790.000 19.168.000 26,45 1,26

Ikan Pari Asap 21.636.700 107.135.000 65.273.250 40,00 1,51

Dendeng nila 7.675.100 37.374.500 15.725.320 35,77 1,42

Berbasis fish jelly product

15.000.000 100.000.000 54.146.200 32,24 1,47

Pengasapan ikan tradisional

19.757.000 10.000.000 23.690.700 17,50 1,80

Kerupuk Udang 16.806.000 57.860.000 19.167.531 26,45 1,26

Ikan Lele Asap 2.756.000 12.000.000 26.680.000

Kerupuk Kulit Ikan 16.209.000 57.763.000 19.267.000 26,33 1,23

Silase 24.754.600 108.500.000 139.920.250 64,96 1,83

Kerajinan Kekerangan

14.300.000 17.700.000 35.547.500 30,59 1,53

Tuna Loin 149.852.600 44.790.000 140.422.993 49,89 1,72

Abon Ikan 117.233.800 26.100.000 66.497.200 33,35 1,46

Bandeng Tanpa Duri 25.754.600 105.800.000 119.920.250 66,96 1,98

Agar Manisan Rumput Laut

61.769.200 29.275.500 109.658.500 72,47 2,20

Fillet Ikan 311.480.000 203.706.000 290.342.000 40,86 1,56

Pemindangan Ikan 30.875.000 335.802.000 75.046.000 29,01 1,21

Pengasapan Ikan Manyung

333.200.000 140.000.000 63.350.000 24,74 3,31

Pengasapan Ikan Tongkol

256.800.000 140.000.000 54.310.000 23,33 3,35

Pengasapan Ikan Pari

240.800.000 140.000.000 45.070.000 21,50 3,46

Kecap Ikan 50.087.800 119.270.000 75.478.206 45,34 1,63

Pengasapan bandeng 198.225.000 10.000.000 23.690.800 49,13 1,80

Kerupuk Ikan Patin 39.060.000 13.459.568 84.615.947 94,00 2,61

Fillet Ikan Patin Beku

450.113.138 1.092.243.638 219.008.660 27,02 1,24

Pengasinan Teri Nasi 202.543.000 397.222.575 544.565.880 51,49 1,91

Minyak Ikan 30.491.000 355.602.000 77.046.000 27,01 1,21

Tepung Ikan 37.100.000 35.607.000 92.750.000 21,56 1,08

Pembuatan Albumin 47.000.00 20.000.000 117.500.000 21,28 1,06

Pembuatan Sabun Rumput Laut

36.350.000 18.520.000 90.805.000 22,03 1,10

- 6 -

Jenis Produk

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja/Bln

(Rp)

Modal Investasi

(Rp) NPV (Rp)

IRR (%)

B/C Ratio

Pembuatan Lotion Rumput Laut

87.500.000 10.660.000 218.590.000 20,59 1,03

Penyamakan Kulit Ikan

37.200.000 145.225.000 93.000.000 23,66 1,18

D. Usaha Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan

Usaha Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan yang dapat dibiayai KUR

Sektor Kelautan dan Perikanan antara lain:

Jenis Produk

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja/Bln

(Rp)

Modal Investasi

(Rp) NPV (Rp)

IRR (%)

B/C Ratio

Pengecer Ikan 19.757.000 13.045.000 22.680.600 15,34 1,45

Pengumpul Ikan 23.757.000 31.045.000 54.680.600 16,34 1,49

Pemasaran Tanaman Hias Air

16.050.000 50.500.000 40.125.000 23,36 1,17

Pemasaran Ikan Hias 18.725.000 47.500.000 46.812.500 24,38 1,22

Pemasaran Tanaman Hias Air

141.000.000 48.000.000 231.000.000 149,00 4,60

Pemasaran Ikan Hias 31.875.050 323.806.060 72.046.400 23,01 1,27

Kerajinan Kerang–Kerangan

100.000.000 100.000.000 278.000.000 24,50 2,20

E. Usaha Garam Rakyat

Usaha garam rakyat yang dapat dibiayai KUR Sektor Kelautan dan Perikanan

antara lain:

Jenis

Usaha

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja/Bln (Rp)

Modal Investasi (Rp)

NPV (Rp) IRR (%)

B/C Ratio

Tambak 13.575.000 6.300.000 131.830.813 171,33 9,75

Perebusan 500.000 12.000.000 10.758.786 132,84 1,52

- 7 -

F. Wisata Bahari

Usaha Wisata Bahari yang dapat dibiayai KUR Sektor Kelautan dan Perikanan

antara lain:

Jenis Produk/Jasa

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja/Bln (Rp)

Modal Investasi (Rp)

NPV (Rp) IRR (%)

B/C Ratio

Wisata Pantai

Homestay 12.000.000 25.000.000 125.394.790 133% 6,01

Toko Cinderamata 12.000.000 25.000.000 155.663.606 160% 7,23

Gazebo/Tikar/Papan

Seluncur/Menara Pandang

12.000.000 25.000.000 432.614.912 349% 18,30

Ban Karet 12.100.000 25.000.000 452.535.758 435% 19,10

Trekking Mangrove 18.000.000 100.000.000 135.826.176 48% 2,36

Kompressor 12.000.000 300.000.000 140.305.670 50% 1,96

Lahan Kemah 12.000.000 100.000.000 182.586.202 62% 2,826

Toilet Umum 7.000.000 50.000.000 216.794.620 126% 5,33

Pembibitan Mangrove 5.000.000 25.000.000 78.891.986 97% 4,15

Wisata Laut

Snorkel

12.100.000

25.000.000 56.216.278 59% 3,25

Perahu Katamaran 7.000.000 30.000.000 69.213.798 72% 3,31

Alat Selam 36.000.000 150.000.000 216.351.882 51% 2,44

Alat Olah Raga Air (banana boat, paralayang, dsb)

13.000.000 100.000.000 160.760.253 55% 2,61

Ponton Wisata 12.000.000 500.000.000 95.825.783 51% 2,60

Air Bank 12.000.000 300.000.000 140.305.670 50% 1,96

Kamera Bawah Laut 12.000.000 300.000.000 140.305.670 50% 1,96

- 8 -

G. Usaha Pendukung Lainnya

Usaha pendukung lainnya yang dapat dibiayai KUR Sektor Kelautan dan

Perikanan antara lain:

Jasa Docking Kapal

Perikanan

Kebutuhan Pembiayaan

Modal Kerja/Bln (Rp)

Modal Investasi (Rp)

NPV (Rp) IRR (%) B/C Ratio

< 3 GT 15.000.000 10.000.000 34.298.624 35,14 2,37

< 5 GT 30.000.000 30.000.000 65.784.960 30,36% 2,10

< 10 GT 50.000.000 50.000.000 99.459.008 28,56% 1,99

*) Besaran kebutuhan indikatif pembiayaan sektor kelautan dan perikanan dapat

berbeda di setiap wilayah

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SUSI PUDJIASTUTI

- 9 -

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 73/PERMEN-KP/2016

TENTANG

PEDOMAN UMUM KREDIT USAHA RAKYAT SEKTOR

KELAUTAN DAN PERIKANAN

FORM PENGUSULAN CALON DEBITUR POTENSIAL

Form Pengusulan Calon Debitur Potensial:

No. Uraian :

1. NIK : ...................................................................

2. Nama : ...................................................................

3. NPWP : ...................................................................

4. Jenis Kelamin : ...................................................................

5. Status Perkawinan : ...................................................................

6. Pendidikan : ...................................................................

7. Alamat : ...................................................................

8. Kode Wilayah : ...................................................................

9. Jumlah Pekerja : ...................................................................

Keterangan:

NIK : Nomor e–KTP calon debitur

(untuk Badan Usaha diisi NPWP)

Nama : Nama calon debitur

Jenis Kelamin : Jenis kelamin calon debitur

Status Perkawinan : Status perkawinan calon debitur

Pendidikan : Pendidikan calon debitur

Alamat : Alamat calon debitur

Kode Wilayah : Kode Kabupaten/Kotamadya tempat calon debitur/Lokasi Usaha

Jumlah Pekerja : Jumlah pekerja pada usaha calon debitur

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SUSI PUDJIASTUTI

- 10 -

LAMPIRAN III

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 73/PERMEN-KP/2016

TENTANG

PEDOMAN UMUM KREDIT USAHA RAKYAT SEKTOR

KELAUTAN DAN PERIKANAN

RENCANA KEGIATAN USAHA (RKU)

A. Perorangan

I. Identitas

1. Nama : ..............................................................................

2. NPWP : ..............................................................................

3. NIK/Kartu Nelayan/Aquacard : ..............................................................................

4. Alamat

a. RT/RW : ..............................................................................

b. Desa/Kelurahan : ..............................................................................

c. Kecamatan : ..............................................................................

d. Kabupaten/Kota : ..............................................................................

a. Provinsi : ..............................................................................

b. Nomor Telepon : ..............................................................................

5. Alamat tempat usaha : ..............................................................................

II. Data Usaha

Jenis Usaha : 1. Usaha Penangkapan Ikan

2. Usaha Pembudidayaan Ikan

3. Usaha Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan

4. Usaha Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan

5. Usaha Garam Rakyat

6. Usaha Pendukung Lainnya

III. Kebutuhan Kredit

a. Modal Kerja

No. Komponen Kebutuhan Rincian Biaya

Keterangan Volume Satuan Harga Nilai

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

Total : .............. .............. .............. .............. ................

- 11 -

b. Modal Investasi

No. Komponen Kebutuhan Rincian Biaya

Keterangan Volume Satuan Harga Nilai

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

Total : .............. .............. .............. .............. ................

.........., .... – .......... – 20....

B. Kelompok/Koperasi

I. Identitas

1. Nama Kelompok

a. Ketua : ..............................................................................

b. Sekretaris : ..............................................................................

c. Bendahara : ..............................................................................

d. Jumlah Anggota : ..............................................................................

2. NPWP : ..............................................................................

3. Bentuk badan usaha : ..............................................................................

4. Akte pendirian : ..............................................................................

5. Alamat badan usaha

a. RT/RW : ..............................................................................

b. Desa/Kelurahan : ..............................................................................

c. Kecamatan : ..............................................................................

d. Kabupaten/Kota : ..............................................................................

e. Provinsi : ..............................................................................

f. Nomor telepon : ..............................................................................

II. Data Usaha

Jenis Usaha : 1. Usaha Penangkapan Ikan

2. Usaha Pembudidayaan Ikan

3. Usaha Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan

4. Usaha Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan

5. Usaha Garam Rakyat

6. Usaha Pendukung Lainnya

Pemohon

Ttd dan Stempel

(………………………….)

- 12 -

III. Kebutuhan Kredit

a. Modal Kerja

No. Komponen Kebutuhan Rincian Biaya

Keterangan Volume Satuan Harga Nilai

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

Total : .............. .............. .............. .............. ................

b. Modal Investasi

No. Komponen Kebutuhan Rincian Biaya

Keterangan Volume Satuan Harga Nilai

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

...... .................................... .............. .............. .............. .............. ................

Total : .............. .............. .............. .............. ................

.........., .... – .......... – 20....

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SUSI PUDJIASTUTI

Pemohon

Ttd dan Stempel

(………………………….)

- 13 -

LAMPIRAN IV

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 73/PERMEN-KP/2016

TENTANG

PEDOMAN UMUM KREDIT USAHA RAKYAT SEKTOR

KELAUTAN DAN PERIKANAN

FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KUR SEKTOR

KELAUTAN DAN PERIKANAN

1. FORMAT LAPORAN PROV/KAB/KOTA

PROVINSI : .........................

KAB/KOTA : .........................

NO

NAMA

PENERIMA

KUR

JUMLAH

ANGGOTA

BIDANG

USAHA *)

LOKASI

USAHA

BESARAN

PENGAJUAN

KREDIT

REALISASI

KREDIT YANG

DISETUJUI

PERUNTUKAN KREDIT

PENYALUR

KUR

KETERANGAN

MODAL KERJA

MODAL

INVESTASI

........ ................. ............... ............... ............ .................. .................... .................... .................. .................... ......................

........ ................. ............... ............... ............ .................. .................... .................... .................. .................... ......................

......... ................. ............... ............... ............ .................. .................... .................... .................. .................... ......................

TOTAL : ................. ............... ............... ............ .................. .................... .................... .................. .................... ......................

..........., .... – ........ – 20....

KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

Ttd dan Stempel

(………………………….)

NIP. ................................

- 14 -

2. FORMAT LAPORAN POKJA KUR SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

NO. KABUPATEN

/KOTA

JUMLAH DEBITUR PERUNTUKAN KREDIT PENYALUR

KUR KETERANGAN

KELOMPOK KOPERASI PERORANGAN MODAL

KERJA

MODAL

INVESTASI

......... .................... .................... ................. ...................... .............. ................ .................... ......................

......... .................... .................... ................. ...................... .............. ................ .................... ......................

......... .................... .................... ................. ...................... .............. ................ .................... ......................

TOTA: .................... .................... ................. ...................... .............. ................ .................... ......................

..........., .... – ........ – 20....

DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA

SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN

Ttd dan Stempel

(………………………….)

NIP. ................................

- 15 -

3. FORMAT LAPORAN PENYALUR KUR SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

Bank : ........................

No Provinsi Sektor usaha Kumulatif penyaluran Jumlah debitur

.... ................... ................... ................... ...................

.... ................... ................... ................... ...................

Total ................... ...................

..........., .... – ........ – 20....

BANK ...........................

Ttd dan Stempel

(………………………….)

Branch Manager

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SUSI PUDJIASTUTI