peraturan direksi nomor per. 039/lppnpi/vi/2014 tentang tata cara ...
peraturan direksi nomor per. 033/lppnpi/ii/2014 tentang prosedur ...
Transcript of peraturan direksi nomor per. 033/lppnpi/ii/2014 tentang prosedur ...
ci 1 12l003/FMR
PERUNN LPPNPI
CHECKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN TAGIHAN (INTERNAL}
Tagihan dari ;
Nomor lnvoice .
jumlah :
Diterima tanggat :
Petugas.
No BiayaPegawai dan
Pajak
Rutin
PermohonanUang Muka
Keria
o4 Surat Pengantar darl Unii ST
2Persetujuan Direktur terkait unit STiFeiabat unit ST
o
ttKuitansi bermaterai sesuai ketentuandan copv
6")4 Fakiur PPN Asli dan copv
o g")Ferhitunqan PPh 2'i
oPersetui uan Kontrol Anggaran
x.7 RAB
aU Form Pengajuan Uang fuiuka Kerja ,( o
c/112l003/FMR
PERUTUI LPPNPI
CHECKLIST KELEHGKAPAN DOKUMEN TAGIHA*JHS!
Tagihan dari :
Nomor lnvoice :
Jumlah :
Jenis Transaksi
sr rrat Penoantar dari Unit ST
Barang Pemborongan Jasa KonsulltanNo
o o o
o
1
Permohonan PembaYaran dengan
mencantumkan rekening pembayaran
atas nama Perusahaan PenYediabarang dan atau jasa
Knntrak / SPK CoCIV
o o2
o o o3
o o o4
Kuitansi bermaterai sesuai ketentuan
dan coPv berikut lamPirano
Ealztrrr PtrN Asti dan coOV o o5
Surat kuasa asli bermaterai bila
penerima pembayaran tidak diambil
oleh penanda tangan kontrak
g') 6.) o")
o o7 Darcotr rir ran Kontrol Anqqaran
o o oI BAPP Pada saat termiin dan laPoran
pekerjaan
6.) g.) g.rv
BA Perubahan Pekerjaan Pengadaan
Barang dan atau Jasa dan LamPiran
BA
BAPP Pemeliharaan dan LaPoranDamorikcaan masA oemeliharaan
6") g.') X10
9..') 9..') g'..)11 naRT rlan I amoiran BAST
oo6.)g.)
oog')
6')
X
X
X
X
12 Dokumen Pendukung Pada BAST l:
Foto pelaksanaan
Gambar terPasang
Data Pengukuran (laboratorium)
Dokumen lmPor (sesuai SPK)
Diterima tanggal :
Petugas,
FC.D. Pencatatan dan Pelunasan Utang Usaha
SM Transaksi
dan AkuntansiKeuangan
DirekturKeuanganStaff Perpajakan
ManagerAkuntansiKeuangan
Staff Akuntansi
Gc
l@EolGGc=ooco!6@
@
goL
Staff Akuntansiuntuk dilakukan
Unit ST
Meminta Rekanan
memperbaikidokumen tagihan
FC.D. Pencatatan dan Pelunasan Utang Usaha
Staff AkuntansiPejabat
BerwenangManagerTransaksi
Staff Transaksi
@
G
=@E6DEGGE
=ocG
EGGoEo4
Menyimpan dokumenpenagihan hingga saat
Jatuh Tempo
Meneruskan dokumenke Manager Transaksi
saat Jatuh Tempo
ke Staff Akuntansiuntuk pencatatan
Meminta Kasir untukmenyiapkan Cek/Bilyet
Giro
Melakukan verifikasidan menyetujui Cek/
Bilyet Giro
Meneruskan dokumenke Kasir untuk proses
Pembayaran
E. Pengelolaan Uang Muka di Kantor Pusat1. TUJUAN
1.1. Sebagai pedoman dalam menangani pemberian dan pembayaran uang muka
kepeituan operasional sehari-hari, pengadaan secara swakelola dan
menaggulangi keadaan emergencY.
1.2. Sebagai pedoman untuk memberikan pelatihan bagi karyawan.
1.3. Sebagai standar untuk mengukur konsistensi kinerja karyawan.
2. RUANG LINGKT]PProsedur ini diaplikasikan untuk semua transaksi pemberian dan pembayaran uang muka di
Kantor Pusat.
3. DEF'IMSI3.1. Uang Muka adalah pengeluaran perusahaan yang terjadi namun belum dapat
ditentukan penggunaannya karena belum terpenuhinya bukti-bukti legal/dokumen
yang sah dari pihak ketiga sebagai pendukung transaksi.
3.2. Buku Kas adalah buku yang digunakan untuk mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran dana secara tunai.3.3. Emergency adalah situasi yang tidak dikehendaki, mendadak, dan berkembang
secara cepat, sehingga menimbulkan bahaya yang mengancam manusia, kerugian
aset perusahaan dan kerusakan lingkungan. Kondisi semacam ini harus segera diatasi
agar terhindar dari dampak lebih buruk.
4. KEBIJAKAN4.1. Uang muka dapat diberikan untuk keperluan operasional sehari-hari, pengadaan
secara swakelola dan atau untuk menanggulangi keadaan darurat (emergency).
4.2. Batas maksimum pengambilan uang muka untuk pengadaan swakelola dan
penanganan keadaan darurat maksimum sebesar rencana pengeluaran satu bulan ke
depan dan harus dipertanggungjawabkan maksimal selama 30 hari kalender.
4.3. Pengambilan uang muka tidak boleh digunakan untuk pemberian pinjaman pegawai
dan pekerjaan yang kontraktual.4.4. Unit KerjaflJnit ST atau karyawan tidak diperkenankan mengajukan permintaan
uang muka jika permintaan uang muka sebelumnya belum dilaporkan dan
dipertanggungj awabkan.4.5. Pembayaran uang muka dapat dilakukan secara tunai maksimum Rp2.000.000.
Untuk pembayaran uang muka diatas batasan tersebut dilakukan dengan cek tunai.
5. PROSEDUR PEMBERIAN UANG MUKA5.1. Staf unit ST menyiapkan formulir pengajuan uang muka kemudian meminta
persetujuan Manager Unit ST dengan melampirkan dokumen pendukung terkait.
Setelah mendapat persetujuan Manager Unit ST, Staf unit ST menyampaikanpengajuan uang muka ke Staff Akuntansi.
5.2. Staff Akuntansi memeriksa formulir pengajuan uang muka beserta dokumenpendukungnya dan memeriksa apakah terdapat uang muka sebelumnya yang belum
dipertanggungiawabkan oleh Unit ST tersebut. Staff Akuntansi harus menolakpengajuan uang muka jika terdapat uang muka sebelumnya yang belum
dipertanggungjawabkan oleh Unit ST terkait.5.3. Setelah memeriksa formulir pengajuan uang muka, Staff Akuntansi membuat
rekapitulasi pengajuan uang muka sesuai dengan Unit ST dan menyiapkan BuktiPengeluaran Bank/Kas dan meneruskan Bukti Pengeluaran Bank/Kas serta formulirpengajuan uang muka kepada Manager Akuntansi Keuangan.
untukuntuk
5.4.
5.5.
5.6.
5.7 .
5.8.
5.9.
Manager Akuntansi Keuangan memeriksa apakah Bukti Pengeluaran Bankafus telah
sesuai- dengan formulir pengajuan uang muka dan menyetujui dengan
menandatanlani Bukti Pengeluaran Bank/Kas. Setelah disetujui, Bukti Pengeluaran
Bank/Kas du, fo.-ulir pengajuan uang muka diteruskan ke Senior Manager
Transaksi dan Akuntanri K"rurgan dan Direktur Keuangan untuk dilakukan
verifikasi dan persetujuan.
Setelah Direktur Keuangan menyetujui, Bukti Pengeluaran BankAks kemudian
diteruskan kepada Manager Transaksi Keuangan untuk dilakukan verifikasi dan
menyetujui Bukti Pengeluaran Bank/Kas untuk diteruskan kepada Kasir untuk
-"ryiupkun Cek/Bilyet giro sesuai dengan jumlah dalam formulir pengajuan uang
muka.Setelah Cek/Bilyet giro dibuat, kasir meneruskan kepada Manager Transaksi untuk
memeriksa ceViityit giro yang akan dibayarkan. Jika telah sesuai, tanda tangani
cek/bilyet giro dan meneruskan Bukti Pengeluaran Bank/Kas, formulir pengajuan
uang muka dan Cek/bilyet giro ke pejabat berwenang sesuai dengan Matriks
Kewenangan.pejabat berwenang sesuai Matriks Kewenangan memeriksa formulir pengajuan uang
-utr, Bukti Pengeluaran Bank/I(as serta cek/bilyet giro dan menyetujui
pembayaran. Setelah disetujui, formulir pengajuan uang muka, Bukti Pengeluaran
bunt/t<ut dan cek/bilyet giro diteruskan ke Kasir untuk proses pembayaran.
Kasir memeriksa apakah dokumen telah lengkap dan disetujui sesuai dengan Matriks
Kewenangan. Jika sudah lakukan transfer atau memberikan tunai kepada Unit ST
yang bertanggung jawab dan dapatkan bukti transfer dari Bank atau membuat
Kuitansi jika pemberian uang muka melalui kas kecil (tunai).
Kasir kemudian mencatat Kas/Bank keluar kedalam Buku Kas/Bank dan
meneruskan Bukti Pengeluaran Kas/Bank, formulir pengajuan uang muka dan Bukti
Transfer ke Staff Akuntansi untuk dilakukan input jurnal oleh Staff Akuntansi
dengan jurnal berikut:
KETERANGAN DEBET KREDITUang Muka 10.000.000
Kas/ Bank 10.000.000
5.10. Staff Akuntansi kemudian mengarsip Bukti Pengeluaran Kas/Bank, dokumen
penagihan dan Bukti Transfer sesuai dengan nomor Bukti Pengeluaran Kas/Bank.
5.11. Setiap akhir bulan, Staff Akuntansi membuat aging uang muka untuk melihat umur
uang muka yang masih belum dipertanggungjawabkan. Jika terdapat uang muka
yarg t"Uitr dari 30 hari, maka Staff Akuntansi menginformasikan kepada Senior
Manuge. Transaksi dan Akuntansi Keuangan menerbitkan Nota Dinas sebagai
pemberitahuan kepada Unit ST bahwa Uang Muka atas Unit ST tersebut sudah harus
dipertanggun gi awabkan.
PROSEDUR PERTANGGT]NGJAWABAII UAIIG MUKA6.1. Staf Unit ST menyiapkan formulir pertanggungjawaban uang muka dan memastikan
bahwa semua informasi yang relevan telah disiapkan dengan benar, lengkap, akurat,
dan memiliki dokumen pendukung yang valid dan memberikan paraf. Kemudian
Staf Unit ST memberikan formulir pertanggungjawaban uang muka bersama dengan
seluruh dokumen pendukung terkait kepada Manager Unit ST untuk dimintakanpersetujuan dan kemudian Staf Unit ST menyampaikan pertanggungiawaban uang
muka ke Staff Akuntansi.
6.3.
6.4.
6.2. Staff Akuntansi melakukan verifikasi formulir pertanggungjavuaban uang muka
beserta dokumen pendukungnya. Jika tidak disetujui maka formulir dikembalikan
kepada unit sr untuk dilengkapi. Jika terdapat kas yarlg harus
ditembalikan/diterima oleh Unit sT, staff Akuntansi menyiapkan Bukti
Penerimaan/Pengeluaran Kas. Staff Akuntansi meneruskan kepada Manager
Akuntansi Keuangan.Manager Akuntansi Keuangan memverifikasi dan menandatangani formulirpertanggungiawaban uang muka dan Bukti PenerimaanlPengeluaran Kas sebagai
tanda persetujuan.Setelair disetujui, maka formulir pertanggungjawaban uang muka beserta dokumen
pendukungnya dikembalikan ke Staff Akuntansi. Staff Akuntansi meminta Staf Unit-ST
untuk membayar kekurangan atau menerima kelebihan uang muka ke Kasir. Jika
terdapat pengembalian uang muka oleh Unit ST, maka Kasir menyiapkan kuitansi.
Kasir mencatat pengeluarar/penerimaan uang kas ke Buku Kas.
Kasir meneruskan salinan kuitansi dan formulir pertanggungjawaban uang muka ke
Staff Akuntansi untuk dilakukan input jurnal oleh Staff Akuntansi dengan jurnal
berikut:
lebih besar dala uang muka fl wa n
KETERANGAN DEBET KREDITBeban 9.800.000
Kas 200.000
Uang Muka 10.000.000
uka lebih kecil dari 'aban1la m nglaw
KETERANGAN DEBET KREDITBeban 10.200.000
Kas 200.000
Uans Muka 10.000.000
6.6. Staff Akuntansi kemudian mengarsip formulir pertanggungiawaban uang muka,
Bukti Pengeluaran Bank/I(as dan Bukti Transfer sesuai dengan nomor BuktiPengeluaran Bank/Kas.
6.5.
ba
b.
(E
J
h0c(!fc.goltEoc.juidl!
'-rh
-v(ov)C(oLt-L(uho(oC(o
lo=-bcco3>.9UsZiZ c\o _i: .:= o(9.=6E>OE=o c
,a
=.-cdti6co=ci:@x!E *o
C(oboc(oJo\z5P-Y
OJ
i5
C(oE._'aEG!q6=
siF<t/,
'aG:.-o{: => E'=troE6co
!6XGE *o
'6c(oPl:C=(o-Y o0
-aE
Fgc(!
)'crco
@oLP
;6
L(oooc(o)o\z(oPtl
:r:Gv6f\co3CYG-
.E- E>5g6>c
or
.=G?=
e pac 6:6=ci c)66-o=EgaEYUo=>o
E!=
=JC6M:c '"66-=o::FmPO
Ftt1r-Lf
=i
OMs<
==O5F@
za
.:o
OMecco
i:=o=>'oloi>E_
elnN Suen ueqeMe[Sunt8ueuad uep uelJaqurad
o
00cG:)g(uLoltEo
CL
iIJ(J
,6c(oPcJ
-:z
s(oPv\
9,96E.t(!o
.=@oo>E
boq'boOG6f=q!scuo=E5oE
o
O6'3'r= vco
oo-(oc(u
=od+)(o-o(E(uo-
g
!=
i-o=^o=7ot!>d
c
C6@:HEAo>oG!::;k= 6!to
o.=!::6tEvt
E
b'eHTcc(o(E>E
l.l6t:
G
'-oElot>
I
=6lf,1
=orooL
I
ol-lEIol
L'6(o}Z
o
Gx
oU
6
NtrromfEgo_>L6GoccoUEoco
o.
OJ
CC
o6OJ
cG
l
oC
6c
f
tro
=vsE
6\vo
\ (16a ) EEJo
6L>
o,=(,o
=6Jo(J
'f'Fvxco
o
e1n61 8ue6 ueqe^ eltun8Sueuad uep ueuaquled
FC.E.Z. Pertanggungjawaban Uang Muka
Manager Akuntansidan Keuangan
Staf AkuntansiUnit ST
[0GlgGoG36'sc=bomc@
oGc6Ec6,=oItE0)r
Meminta Unit ST untukmembayar/menerima
selisih Uang Muka
Membaya r/Menerimaselisih Uang Muka dengan
Perta nggungjawa ba n
Menerima ataumengeluarkan Uang Kas
dan menyiapkan Kuitansi
F. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)1. TUJUAI\
Tujuan penyusunan dokumen ini adalah:1.1 Agar tersedia panduan dalam memenuhi ketentuan perundangafi yang terkait
dengan Paj ak Pertambahan Nilai (PPN).
1.2 Sebagai bahan pelatihan karyawan.1.3 Sebagai tolok ukur ketaatan dan penilaian kinerja karyawan.
2. RUANG LINGKT]PProsedur ini memberi pedoman proses adminishasi dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai(PPI.D di Kantor Pusat Perum LPPNPI beserta Cabangdan Distrik.
3. DEFINISI3.1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dipungut atas penyerahan
Barang/Jasa kena Pajak yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak.
3.2. Pajak Masukan adalah PPN yang dibayar Pengusaha Kena Pajak karenaperolehan barung kena pajak dan/atat jasa kena pajak.
3.3. Pajak Keluaran adalah PPN yang dipungut Pengusaha Kena Pajak karena
penyerahan Jasa Kena Pajak.3.4. Faktur Pajak adalah bukti pemungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena
Pajak karena penyerahan Jasa Kena Pajak.
3.5. Surat Pemberitahuan (SPT) adalah sarana untuk melaporkan danmempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajakyang sebenarnya terhutangdan untuk melaporkan tentang pembayaran atau pelunasan pajak yang telahdilaksanakan sendiri dan/ atau melalui pemotongan pihak lain dalam satu tahunpajak, termasuk pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.
3.6. Surat Setoran Pajak (SSP) adalah sarana untuk menyetorkan pajak yang
dipungut/ dipotong yang formatnyatelah ditentukan oleh Dirjen Pajak.3.7. Penerbangan Dalam Negeri adalah penerbangan dari bandar udara di dalam
negeri dengan atat tanpa melakukan transit di bandar udara lainnya di dalamnegeri ke bandar udara di dalam negeri atau sebaliknya.
3.8. Penerbangan Luar Negeri adalah penerbangan dari bandar udara di dalamnegeri dengan atalo tanpa melakukan transit di bandar udara lainnya di dalamnegeri ke bandar udara di luar negeri atau sebaliknya.
3.9. Penerbangan Lintas adalah penerbangan dari bandar udara di luar negeri tanpamelakukan transit di bandar udara lainnya di dalam negeri ke bandar udara di luarnegeri atau sebaliknya.
3.10. Perusahaan angkutan udara niaga adalah perusahaan yang melakukan kegiatanangkutan udara untuk umum dengan memungut pembayaran.
3.11. Perusahaan angkutan udara niaga nasional adalah badan hukum Indonesiayang menyelenggarakan usaha angkutan udaru niaga yang telah memiliki izin dariKementerian Perhubungan.
3.12. Perusahaan angkutan udara niaga asing adalah perusahaaan angkutan udaraniaga yang mempunyai bentuk usaha tetap atau yang tidak mempunyai bentukusaha tetap di Indonesia.
3.13. Jasa kebandarudaraan adalah jasa yang diberikan oleh penyelenggaran jasa
kebandarudaraan kepada penggunajasa bandar udara. Jasa navigasi penerbanganyang diberikan Perum LPPNPI termasuk sebagai jasa kebandarudaraan.
4. KEBIJAKAII4.1. Perum LPPNPI akan mematuhi ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2OO9, bahwa penyerahan pelayanan jasapenerbangan luar negeri dibebaskan dari pengenaan Pajak PertambahanNilai (PPN).
4.2. Pembebasan atas pengenaan PPN diberikan untuk penerbangan Lintasdan penerbangan Luar Negeri yang tidak mengangfuut penumpang dan/atil)kargo dari satu Bandar udara ke Bandar udara lainnya di dalam wilayahIndonesia, dan negara tempat kedudukan perusahaan angkutan udaraniaga asing memberikan perlakuan yang sama terhadap pesawat tdarayang dioperasikan oleh perusahaan angkutan udara niaga nasional.
4.3. Pajak masukan yang dibayar Perum LPPNPI untuk perolehan Jasa KenaPajak berkenaan dengan penyerahan jasa yang dibebaskan daripengenaan PPN, tidak dapat dikreditkan.
4.4. Penyerahan jasa yang dibebaskan dari pengenaan PPN tetap dibuatkanFaktur Pajak sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.Faktur Pajak harus diberi cap atau keterangan yang bertuliskan "PPNDibebaskan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2009".
4.5. Segala permasalahan yang berkaitan dengan pelaporan dan penyetoranPPN dilakukan di Kantor Pusat (asas sentralisasi).
4.6. Pengendalian terhadap Faktur Pajak Masukan dan rekonsiliasi PajakMasukan harus dapat mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinanadanya:-o Faktur Pajak yang tidak disetor oleh rekanan;o Faktur Pajak yang tidak dilaporkan oleh rekanan.
4.7. Faktur pajak cacat harus dapat segera diidentifikasi dan dimintakanpenggantiannya segera.
4.8. Validasi Faktur Pajak Masukan Kantor Pusat menjadi tanggung jawabManaj er Transaksi Akuntans i.
4.9. Perusahaan berkewajiban untuk memungut PPN yang ditagih olehrekanan dengan jumlah tagihan diatas Rpl0.000.000 (termasuk PPN).
4.10. Faktur pajak harus diisi secara lengkap, jelas dan benar danditandatangani oleh Manajer Akuntansi Keuangan dan paling sedikitmemuat keterangan mengenai :
o Nama, alamat dan NPWP Wajib Pajak yangBarang/ J asa Kena Paj ak.
o Nama, alamat dan NPWP Wajib Pajak yangB ar ang/ J asa Kena Paj ak.
menyerahkan
memperoleh
o Jenis barang atau jasa,jumlah hargajual dan potongan harga (ikater dap at potongan harga).
o Nilai PPN yang dipungut.o Nilai PPnBM yang dipungut.o Kode, Nomor, Seri, dan tanggal penerbitan Faktur Pajak; dano Nama, jabatan, dan tanda tangan yang menandatangani Faktur
Pajak.4.I1. Faktur Pajak dapat dibuat secara gabungan untuk semua penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang terjadiselama I (satu) bulan takwim kepada pembeli Barang Kena Pajak ataupenerima Jasa Kena Pajak yang sama.
4.12. Tanggal penerbitan Faktur Pajak harus disesuaikan dengan saatpenyerahan jasa kena pajak. Untuk tanggal penerbitan Faktur Pajakgabungan diterbitkan paling lambat pada akhir masa penyerahan jasakena pajak.
4.13. Faktur Pajak dibuat dengan menggunakan Kode dan Nomor Seri FakturPajak, sebagaiman a yang ditetapkan dalam Peraturan Direktur JenderalPajak.
4.14. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 16 (enam belas) digityaitu:o 2 (dua) digit Kode Transaksi;o 1 (satu) digit Kode Status;o 13 (tiga belas) digit Nomor Seri Faktur Pajak
4.15. Kode Transaksi diisi dengan ketentuan sebagai berikut:. 01 digunakan untuk penyerahan yang PPN nya dipungut oleh
Perusahaan.02 digunakan untuk penyerahan yang PPN nya dipungut olehPemungut PPN Bend ahar a Pemerintah.03 digunakan untuk penyerahan yang PPN nya dipungut olehPemungut PPN bukan Bendahara Negara.08 digunakan untuk penyerahan yang PPN nya dibebaskan daripengenaan PPN.
4.16. Kode Status diisi dengan ketentuan sebagai berikut:o 0 (nol) untuk status normal;o 1 (satu) untuk status penggantian ke-l dan seterusnya dengan
dilengkapi dengan stempel "Faktur Pajak Pengganti"4.17. Dalam hal penyerahan Jasa Kena Pajak menggunakan mata uang asing,
maka kurs yang digunakan adalah sesuai dengan Kurs Pajak menurutKeputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat tanggalpenerbitan Faktur Pajak. Apabila dilakukan penggantian/pembetulanFaktur Pajak, maka kurs yang digunakan adalah kurs yang berlaku padasaattanggal penerbitan Faktur Pajak pertama kali.
4.18. Masukan distribusi dokumen pajak (SSP PPN, SSP WAPU dan FakturPajak)
5. PROSEDT]R RINCI5.1 Prosedur Harian PPN Keluaran
5.1.1. Staff Billing menyerahkan copy Faktur Tagihan yang telah disetujui kepadaStaffPerpajakan.
5.1.2. Setelah mendapatkan copy Faklur Tagihan, Staff Perpajakan membuatFaktur Pajak yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlakuberdasarkan informasi yang terdapat dalam copy Invoice.
5.1.3. Faktur Pajak dibuat sebanyak 3 rangkap, rangkap pertama untuk pelanggan,
rangkap kedua untuk perpajakan sebagai dasar pembuatan SPT Masa danrangkap ketiga untuk arsip Akuntansi.
5.1.4. Kemudian FakJur Pajak diteruskan ke Manager Akuntansi Keuangan untukdicek kebenaran pengisiarrrya. Seperti kebenaran NPWP Perum LPPNPIdan NPWP Pelanggan, Nomor Faktur Pajak dan kalkulasi matematis dalamfaktur pajak.
5.1.5. Setelah dipastikan benar, Pejabat yang ditunjuk oleh Perusahaanmenandatangani Faktur Pajak dan mengembalikan kepada Staff Perpajakan.
<)
5.1.6. Staff Perpajakan membuat daftar PPN Keluaran yang memuat informasiNama Pembeli, NPWP, Kode dan Nomer Seri Faktur Pajak, Tanggal Faktur
Pajak, Nilai DPP Faktur Pajak dan Nilai PPN Keluaran.5.1.7. Kemudian Staff Perpajakan mendistribusikan 2 (dua) Faktur Pajak kepada
Staff Akuntansi dan Staff Billing untuk diteruskan ke Pelanggan serta
menyimpan satu rangkap Faktur Pajak dan copy Invoice sebagai dasar
pembuatan SPT PPN Masa.
Prosedur Harian PPN Masukan5.2.1 Staff Akuntansi meneruskan dokumen tagihan dari rekanan yang dilampiri
Faktur Pajak Masukan kepada Staff Perpajakan.
5.2.2 Staff Perpajakan memeriksa kewajiban perpajakan yang melekat atas
transaksi tersebut dan memeriksa apakah Faktur Pajak Masukan telah sesuai
dengan peraturan perpajakan yang berlaku (poin 4.10)'
5.2.3 Apabila terdapat kesalahan dalam Faktur Pajak Masukan, segera
informasikan kepada Unit ST agar segera dikembalikan ke rekanan untuk
dimintakan pembetulan.5.2.4 Setelah Faktur Pajak Masukan telah sesuai, Staff Perpajakan meng-copy
Faktur Pajak Masukan dan membuat Daftar Pajak Masukan. Daftar Pajak
Masukan memuat informasi Nama Penjual, NPWP, Kode dan Nomor Seri
Faktur Pajak, Tanggal Faktur Paja( Nilai DPP Faktur Pajak dan Nilai PPN
Masukan.5.2.5 Simpan copy Faktur Pajak Masukan sebagai dasar pembuatan SPT PPN
Masa dan teruskan dokumen penagihan serta Faktur Pajak Masukan kepada
Manager Akuntansi Keuangan.
Prosedur PPN Masa Bulanan5.3.1 Setiap minggu kedua bulan berikutnya, Staf Perpajakan mengumpulkan
Faktur Pajak Keluaran dan Masukan termasuk Faktur Pajak yang berada diCabang dan Distrik. Staff Perpajakan membandingkan antara Daftar Pajak
Masukan dan Keluaran dengan Faktur Pajak Masukan dan Keluaran yang
ada.5.3.2 Staff Perpajakan menghitung besaran PPN Masukan yang dapat dikreditkan.
PPN Masukan yang dapat dikreditkan adalah sebesar presentase yang
sebanding dengan jumlah penyerahan yang dikenakan PPN Keluaran
terhadap penyerahan seluruhnya, baik yang dikenakan PPN maupundibebaskan PPN. Kemudian Staff Perpajakan melakukan perhitungan PPNapakah kurang bayar atau lebih bayar. Jika hasil dari Perhitungan adalah
kurang bayar, Staff Perpajakan menyiapkan Surat Setor Pajak (SSP)
rangkap 5. Kemudian meneruskan Daftar PPN Masukan, PPN Keluaran,Faktur Pajak Masukan, Faktur Pajak Keluaran dan Surat Setoran Pajak(SSP) ke Manager Akuntansi Keuangan.
5.3.3 Manager Akuntansi Keuangan memeriksa Daftar PPN Masukan dan PPNKeluaran, dan kemudian membandingkan dengan Faktur Pajak serta Surat
Setoran Pajak (SSP) untuk memastikan akurasinya. Jika telah akurat,
Manager Akuntansi Keuangan menanda tangani SSP dan meneruskan ke
Staff Akuntansi untuk dibuatkan Bukti Pengeluaran Bank.
5.3
5.3.4 Staff Akuntansi memeriksa SSP dan memastikan kelengkapan tanda tangan
dan cap oleh Manager Akuntansi Keuangan. Jika telah lengkap, StaffKeuangan menyiapkan Bukti Pengeluaran Bank sesuai dengan SSP yangtelah disetujui. Teruskan berkas pembayaran PPN beserta Bukti PengeluaranBank ke Manajer Akuntansi Keuangan untuk diperiksa dan ditandatangani.
5.3.5 Manajer Akuntansi Keuangan melakukan verifikasi dan kelengkapan berkas
permintaan pembayaran pajak. Memastikan bahwa total Bukti Pengeluaran
Bank telah sesuai dengan perhitungan kekurangan bayar PPN. ManagerAkuntansi Keuangan kemudian menandatangani Bukti Pengeluaran Bankdan meneruskan kepada Senior Manager Transaksi dan AkuntansiKeuangan.
5.3.6 Senior Manager Transaksi dan Akuntansi Keuangan melakukan verifikasidan persetujuan untuk kemudian diteruskan kepada Direktur Keuanganuntuk dilakukan verifikasi dan persetujuan.
5.3.7 Setelah disetujui oleh Direktur Keuangan, Bukti Pengeluaran Bank beserta
dokumen pendukungnya diteruskan ke Manager Transaksi Keuangan untukdilakukan verifikasi dan kemudian meminta Kasir untuk menyiapkan bilyetgiro atas pembayaran kurang bayar PPN.
5.3.8 Kasir menyiapkan bilyet giro sesuai dengan Bukti Pengeluaran Bank dankemudian diteruskan kepada Manager Transaksi Keuangan untukdiverifikasi dan kemudian diteruskan kepada Pejabat Berwenang sesuai
dengan Matriks Kewenangan untuk dilakukan verifikasi dan
menandatangani bilyet Giro.5.3.9 Pejabat berwenang sesuai Matriks Kewenangan memeriksa Bukti
Pengeluaran Bank serta bilyet giro dan menyetujui pembayaran. Setelahdisetujui Bukti Pengeluaran Bank dan bilyet giro diteruskan ke StaffPerpajakan (diganti dengan Kasir).
5.3.10 Staff Perpajakan (digantikan dengan Kasir) memastikan bahwa bilyet girotelah ditanda-tangani oleh pejabat yang berwenang dan membayar kurangbayar PPN dengan mengirimkan Surat Setoran Pajak (SSP) rangkap 5 serta
bilyet giro ke bank. Dapatkan cap dan tanda-tangan petugas bank dan buktitransaksi pada Surat Setoran Pajak (SSP) serta periksa kebenaran tanggaldan jumlah transaksi yangtercetak di SSP. SSP lembar ke 1,3,5 diserahkanke Staff Perpajakan, sedangkan lembar ke 2 dan 4 diserahkan ke Bank.
5.3.11 Kemudian Staff Perpajakan menyiapkan Surat Pemberitahuan (SPT) MasaPPN dan SSP lembar ke 3 dan lembar ke 5 serta bukti transfer lalumeneruskan ke Manajer Akuntansi Keuangan untuk diverifikasi dan
dipastikan kebenarannya dan diteruskan ke Direktur Keuangan untukdiverifikasi dan disetujui. SSP lembar ke 1 untuk arsip pajak dan lembar ke5 untuk arsip Akuntansi.
5.3.12 Setelah disetujui oleh Direktur Keuangan, SPT Masa PPN, SSP lembar ke 3
dan lembar ke 5 serta bukti transfer diteruskan kepada Staff Akuntansiuntuk dilakukan penj urnalan.
5.3.13 Staff Akuntansi melakukan jurnal atas pembayaran PPN dan meneruskanSPT Masa PPN, SSP lembar 3 dan bukti transfer ke Staff Perpajakan. SSP
lembar ke 5 diarsip oleh Staff Akuntansi
KETERANGAN DEBET KREDITHutang PPN Masukan WAPU r 0.000.000Hutang PPN Keluaran 50.000.000Bank 60.000.000
5.3.14 Staff Perpajakan setiap akhir bulan berikut, mengirim SPT Masa PPN danSSP lembar ke 3 ke Kantor Pelayanan Pajak (I(PP) dan minta tanda terimadari KPP.
5.3.15 Kemudian Staff Perpajakan melakukan rekonsiliasi antara DPP dalamFaktur Pajak Keluaran dengan jumlah Penjualan dan rekonsiliasi BukuBesar Uang muka PPN dan hutang PPN dengan SPT Masa. TeruskanLaporan Rekonsiliasi ke Manager Akuntansi Keuangan untuk diperiksa dan
disetujui.5.3.16 Setelah disetujui Staff Perpajakan mengarsip SPT Masa PPN, SSP dan tanda
terima laporan dari KPP berdasarkan bulan pelaporannya serta mengarsipLaporan Rekonsiliasi Pajak Bulanan.
5.3.17 Setiap akhir tahun, Staff Perpajakan melakukan perhitungan kembali atas
PPN Masukan yang dapat dikreditkan. Untuk PPN Masukan yang tidakdapat dikreditkan dikapitalisasi menjadi Aset atau dibebankan di periodeberjalan.
6, CONTOH PERIIITT]NGAI\ PPN MASUKAN YANG DAPAT DIKREDITKAI\
PPN Masukan LPPNPI Rp 500.000.000
Pendapatan Usaha LPPNPI:- Jasa Pelayanan Penerbangan Lintas Rp 600.000.000- Jasa Pelayanan Penerbangan Internasional Rp 300.000.000- Jasa Pelayanan Penerbangan Domestik Rp 100.000.000Total Pendapatan Usaha Rp1.000.000.000
Presentase penyerahan yang dikenakan PPN terhadap total penyerahan:
_ Jasa Pelayanan Penerbangan Domestik
Total Jasa Pelayanan Penerbangan
_ Rp100.000.000
Rp1.000.000.000
r0%
PPN Masukanyang dapat dikreditkan oleh LPPNPI:: Rp500.000.000 x 10%: Rp50.000.000
PPN Masukan yang dibebankan pada periode berjalan atau dikapitalisasi ke Aset:: Rp500.000.000 - Rp50.000.000: Rp450.000.000
FC.F.1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran
Staff AkuntansiPejabat yang
ditunjukStaff Billing
,Ez6
E6
E@
@d:6oo
Menyerahkan copyinvoice dan dokumen
penagihan ke Staff
Membuat Faktur Pajak
Standar sesuai denganPeraturan Perpajakan
Melakukan verifikasi danmenandatangani Faktur
Pajak Standar
Mendistribusikan 2 (dua)
Faktur Pajak dan 1 (satu)
untuk arsip perpajakan
Menyerahkan FakturPajak Standar dan
Dokumen Penagihan
kepada Maskapai
FC.F.2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masukan
Manager AkuntansiKeuanganStaff Perpajakan
EzcG6!EG
oLJGGo
Menyerahkan DokumenPenagihan dan Faktur
Pajak Masukan
Memeriksa kewajibanperpajakan atas transaksi
dan memeriksa FakturPajak Masukan
Meng-copy Faktur Pajak
Masukan dan membuatdaftar PPN Masukan
Meneruskan DokumenPenagihan dan Faktur
Pajak Masukan ke
Manager Akuntansi dan
mengarsip Faktur Pajak
Masukan-Copy
c(uc(E
J6t!IAt!
zCLCL
(E
=zcG-c(!ltE(!
oCL
(E
oCL
.ilr(J
'-r"r
.v(ottteLs&FELfEofooo(o)zC(o
c6O
.-J(,H=rlr-<-;6-<vc'-6c !!iG=oy.=6rrE>-:oEtEg
(oooe(oJoLJPJoL
i5
CGJEC
.E6E-3il
= f Y
+6i>GaOF
od'9't.E='.a l:rE=L-Y
;otn
colEE o'q-6
'=;6o- f-=a
= f Y
}E_n=oaac
'6(oP
J-v,
(oHq\
EvotrqP6L6(U
!GJ=coYlaeXoso;-OLgsEE>E
,G
c(oPgcf(!
Jo!:EEbe(E )z(E
co:ECG'66
6.-
'85 s-2aE'=Yt=_9. >c6otr
EL.- oo3Ea.:J f=69-qo@
rgEP= 9PLJ=corj Go=e
=E*o6
c(o
(o(oo-oc
tttF(U+Jtt1
iqoU:E EEE*Eec6qo
+^g 8PE: O i
E "qE
*6r6=
EEE'Ef626Y
zdGGcE cep PEE >!
@6JcJ=oI">E
E-o@:=c ;'-
.E=Y,lc
=;jcoO66!? 9-o g6@rycr=o!ax -Ytd i.Eao
.u;ico14 c!oE oL 6 -'.-!!si!.=
=o=)i=Gdu=s-cE-c6=:6EmG !o^. 3>o
tr(Ecsf
co(Etho
zCLCL
(E
=ztr(E
-coltE(E
oCL
GG
CL
"iIIq,t!
'-,rt
tr(oPEf-v,
(+(EPv\
o
_G@L
=9JX
_Eqog
(oboE(oJo:ZLJ
-v.oL
i5
q6
E.;G
EoC6fGo
'-r/.L(oP<:C5(oJoo. [u
FEc(E
6@
-94(Ec,EOo6>6cE
E6so
'6.9
Eood,.qoY6oY
(o.Y(o(oo-L(uo-t*
(o
tl
.Eo*-6z-+ E._
G 83gE g9EFceoJ
=E6
d9o-E-
PEEEq=oEg6E6
:OqoEiOa 0@ E*OE
.=5. EcE*S ES.E:€f;ESE;*E:83;5rE*.j-Bsi E E =f :
Stri:;Losiro6=va6>E3 9e
6_
bog(ECoBLo6P(o-a(o(uo
clo
3i5
h6o> c,=- G('6 .i.y5EAoo>q
'-trl
-v,(orhcLe&FCL(!o=bo o,rg\Zg(o
GG'G6
EEbo-@E>
!6
go
PC-0oi_>@i:645EEEvE.6PE3A^43= orz(,co
G. PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 21 Karyawan1. TUJUAII
1.1. Menjadi pedoman dalam pemotongan, pembayarun dan pelaporan PajakPenghasilan Karyawan di Kantor Pusat.
2. RUANG LINGKUP2.1. Prosedur ini mencakup kebijakan dan prosedur yang berlaku untuk pemotongan
dan penyetoran Pajak Penghasilan Karyawan (PPh Pasal 21).
3. DEFIMSI3.1. Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dipungut atas setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima Wajib Pajak, baik yang berasal dariIndonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atauuntuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dandalam bentuk apapun.
3.2. Pajak Penghasilan Pasal 2l adalah pajak atas penghasilan sehubungan denganpekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yangditerima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sebagaimanadiatur dalam Pasal2l Undang-Undang Pajak Penghasilan.
3.3. Surat Setoran Pajak (SSP) adalah sarana untuk menyetorkan/ membayar pajakyang dipungut/ dipotong dan/atau yang terhutang ke Kas Negara, yang formatnyatelah ditentukan oleh Dirjen Pajak. SSP ini harus dilampirkan dengan SuratPemberitahuan yang akan disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
3.4. Kantor Pelayanan Pajak (ICP) adalah instansi yang ditunjuk pemerintah untukmelayani masalah perpaj akan.
3.5. Penghasilan adalah gqi ata:u upah, tunjangan, bonus, Tunjangan Hari Raya(THR), jasa produksi, tantiem, gratifikasi, atau imbalan sejenis lainnya dengannama apapun.
4. KEBIJAKAN4.1. Semua ketentuan perpajakan yang belaku wajib dipenuhi oleh perusahaan. Berikut
adalah ketentuan perpajakan yang berlaku:a. Undang-undang No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilanb. Peraturan Menteri Keuangan No.PMK 162IPMK.0lll20l2 tentang
Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.c. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No.Per-3llPJ/2012 tentang Pedoman
Teknis TataCara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh 21126.
Peraturan-peraturan tersebut berlaku sejak tanggal diundangkan sampai dengantanggal dicabut atau digantikan dengan Peraturan-peraturan terbaru.
4.2. Pajak Penghasilan karyawan dibayarkan dan ditanggung oleh perusahaan.
5. PROSEDT]R BULANAN5.1. Staff Personalia dan Umum mengirimkan daftar gaji Karyawan dan pembayaran
penghasilan Wajib Pajak orang pribadi ke Staff Perpajakan.5.2. Staff Perpajakan menghitung Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 untuk setiap
pembayaran penghasilan kepada Wajib Pajak orang pribadi dan kemudianmenyiapkan Surat Setoran Pajak (SSP).
5.3. Kemudian meneruskan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 21 beserta Kertas KerjaPerhitungan PPh 21 ke Manajer Akuntansi Keuangan.
5.4. Manager Akuntansi Keuangan memeriksa Daftar Perhitungan PPh 21, dankemudian membandingkan dengan Surat Setoran Pajak (SSP) untuk memastikanakurasinya. Jika telah akura! Manager Akuntansi Keuangan menanda tangani SSPdan meneruskan ke StaffAkuntansi untuk dibuatkan Bukti Pengeluaran Bank.
5.5. Staff Akuntansi memeriksa SSP dan memastikan kelengkapan tanda tangan dancap oleh Manager Akuntansi Keuangan. Jika telah lengkap, Staff Keuanganmenyiapkan Bukti Pengeluaran Bank sesuai dengan SSP yang telah disetujui.Teruskan Bukti Pengeluaran Bank dan SPP ke Manajer Akuntansi Keuangan untukdiperiksa dan ditandat angani.
5.6. Manager Akuntansi Keuangan melakukan verifikasi dengan memastikan bahwatotal Bukti Pengeluaran Bank telah sesuai dengan SSP. Manager AkuntansiKeuangan kemudian menandatangani Bukti Pengeluaran Bank dan meneruskankepada Senior Manager Transaksi dan Akuntansi Keuangan.
5.7. Senior Manager Transaksi dan Akuntansi Keuangan melakukan verifikasi danpersetujuan untuk kemudian diteruskan kepada Direktur Keuangan untukdilakukan verifikasi dan persetuj uan.
5.8. Setelah disetujui oleh Direktur Keuangan, Bukti Pengeluaran Bank besertadokumen pendukungnya diteruskan ke Manager Transaksi Keuangan untukdilakukan verifikasi dan kemudian meminta Kasir untuk menyiapkan bilyet giroatas pembayaran PPh 21.
5.9. Kasir menyiapkan bilyet giro sesuai dengan Bukti Pengeluaran Bank dankemudian diteruskan kepada Manager Transaksi Keuangan untuk diverifikasi dankemudian diteruskan kepada Pejabat Berwenang sesuai dengan MatriksKewenangan untuk dilakukan verifikasi dan menandatangani bilyet Giro.
5.10. Pejabat berwenang sesuai Matriks Kewenangan memeriksa Bukti PengeluaranBank serta bilyet giro dan menyetujui pembayaran. Setelah disetujui BuktiPengeluaran Bank dan bilyet giro diteruskan ke Staff Perpajakan.
5.11. Staff Perpajakan memastikan bahwa bilyet giro telah ditanda-tangani oleh pejabatyang berwenang dan membayar PPh Pasal 21 dengan mengirimkan Surat SetoranPajak (SSP) serta bilyet giro ke bank sebelum tanggal 10 setiap bulan berikutnya.Dapatkan cap dan tanda-tangan petugas bank dan bukti transaksi pada SuratSetoran Pajak (SSP) serta periksa kebenaran tanggal dan jumlah transaksi yangtercetak di SSP.
5.12. Kemudian Staff Perpajakan menyusun Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal2l (Form l72l) dan copy SSP serta bukti transfer. Teruskan ke ManagerAkuntansi Keuangan untuk diverifikasi dan dipastikan kebenarannya danditeruskan ke Direktur Keuangan untuk diverifikasi dan disetujui.
5.13. Setelah disetujui oleh Direktur Keuangan, SPT Masa PPh Pasal2l (Form I72I),Copy SSP dan bukti transfer diteruskan kepada Staff Keuangan untuk dilakukanpenjurnalan.
5.14. Staff Akuntansi melakukan jurnal atas pembayaran PPh 2l dan meng-copydokumen-dokumen terlampir untuk arsip Akuntansi dan meneruskan SPT MasaPPh 21, Copy SSP dan bukti transfer ke Staff Perpajakan. Dengan jurnal sebagaiberikut:
KETERANGAN DEBET KREDITHutang PPh 21 s0.000.000Bank 50.000.000
5.15. Staff Perpajakan sebelum tanggal20 setiap bulan berikutnya, mengirim SPT MasaPPh 21 ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan minta tanda terima dari KPP.
6.
5.16. Kemudian Staff Perpajakan membuat Daftar Bukti Pemotongan PPh pasal 2l danmelakukan rekonsiliasi antara nilai DPP menurut Pajak dengan Beban Karyawanmenurut buku. Teruskan Laporan Rekonsiliasi ke Manager Akuntansi Keuanganuntuk diperiksa dan disetujui.
5.17. Setelah disetujui Staff Perpajakan mengarsip SPT Masa PPh 21, SSP dan tandaterima laporan dari KPP berdasarkan bulan pelaporannya serta mengarsip LaporanRekonsiliasi Paj ak Bulanan.
PROSEDT]R TAHUNAN6.I. Setiap akhir bulan Desember Staff Perpajakan melakukan perhitungan pajak
penghasilan karyawan tahunan dan dikurangi dengan PPh pasal 2l yang telahdisetorkan sebelumnya menurut Daftar Bukti Pemotongan PPh pasal 2I dandokumen SSP PPh pasal2l.
6.2. Kemudian Staff Perpajakan menyiapkan Surat Setor Pajak (SSP) atas PajakPenghasilan yang masih belum dibayarkan atas penghasilan karyawan tahunanuntuk setiap Karyawan.
6.3. Kemudian meneruskan Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 21 beserta DaftarPerhitungan PPh 21 tahunan ke Manajer Akuntansi Keuangan.
6.4. Manager Akuntansi Keuangan memeriksa Daftar Perhitungan PPh 21 tahunan, dankemudian membandingkan dengan Surat Setoran Pajak (SSP) untuk memastikanakurasinya. Jika telah akurat, Manager Akuntansi Keuangan menanda tangani SSPdan meneruskan ke StaffAkuntansi untuk dibuatkan Bukti Pengeluaran Bank.
6.5. Staff Akuntansi memeriksa SSP dan memastikan kelengkapan tanda tangan dancap oleh Manager Akuntansi Keuangan. Jika telah lengkap, Staff Keuanganmenyiapkan Bukti Pengeluaran Bank sesuai dengan SSP yang telah disetujui.Teruskan Bukti Pengeluaran Bank dan SPP ke Manajer Akuntansi Keuangan untukdiperiksa dan ditandatangani.
6.6. Manajer Akuntansi Keuangan melakukan verifikasi dengan memastikan bahwatotal Bukti Pengeluaran Bank telah sesuai dengan SSP. Manager AkuntansiKeuangan kemudian menandatangani Bukti Pengeluaran Bank dan meneruskankepada Senior Manager Transaksi dan Akuntansi Keuangan.
6.7. Senior Manager Transaksi dan Akuntansi Keuangan melakukan verifikasi danpersetujuan untuk kemudian diteruskan kepada Direktur Keuangan untukdilakukan verifikasi dan persetujuan.
6.8. Setelah disetujui oleh Direktur Keuangan, Bukti Pengeluaran Bank besertadokumen pendukungnya diteruskan ke Manager Transaksi Keuangan untukdilakukan verifikasi dan kemudian meminta Kasir untuk menyiapkan bilyet giroatas pembayarunPPh2l.
6.9. Kasir menyiapkan bilyet giro sesuai dengan Bukti Pengeluaran Bank dankemudian diteruskan kepada Manager Transaksi Keuangan untuk diverifikasi dankemudian diteruskan kepada Pejabat Berwenang sesuai dengan MatriksKewenangan untuk dilakukan verifikasi dan menandatangani bilyet Giro.
6.10. Pejabat berwenang sesuai Matriks Kewenangan memeriksa Bukti PengeluaranBank serta bilyet giro dan menyetujui pembayaran. Setelah disetujui BuktiPengeluaran Bank dan bilyet giro diteruskan ke StaffPerpajakan.
6.11. Staff Perpajakan memastikan bahwa bilyet giro telah ditanda-tangani oleh pejabatyang berwenang dan membayar PPh Pasal 2I dengan mengirimkan Surat SetoranPajak (SSP) serta bilyet giro ke bank sebelum tanggal 10 setiap bulan berikutnya.Dapatkan cap dan tanda-tangan petugas bank dan bukti transaksi pada SuratSetoran Pajak (SSP) serta periksa kebenaran tanggal dan jumlah transaksi yangtercetak di SSP.
6.12. Kemudian Staff Perpajakan menyusun Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal
2l (Form l72l) dan copy SSP serta bukti transfer. Teruskan ke Manajer AkuntansiKeuangan untuk diverifikasi dan dipastikan kebenarannya dan diteruskan keDirektur Keuangan untuk diverifikasi dan disetujui.
6.13. Setelah disetujui oleh Direktur Keuangan, SPT Masa PPh Pasal 21 (Form I72l),Copy SSP dan bukti transfer diteruskan kepada Staff Keuangan untuk dilakukanpenjurnalan.
6.14. Staff Akuntansi melakukan jurnal atas pembayaran PPh 21 dan meng-copydokumen-dokumen terlampir untuk arsip Akuntansi dan meneruskan SPT MasaPPh 21, Copy SSP dan bukti transfer ke Staff Perpajakan. Dengan jurnal sebagaiberikut:
KETERANGAN DEBET KREDITHutans PPh 21 50.000.000Bank 50.000.000
6.15. Staff Perpajakan sebelum tanggal2O setiap bulan berikutny4 mengirim SPT MasaPPh 21 ke Kantor Pelayanan Pajak (IGP) dan minta tanda terima dari KPP.
6.16. Kemudian Staff Perpajakan membuat Daftar Bukti Pemotongan PPh pasal 2l danmelakukan rekonsiliasi antara nilai DPP menurut Pajak dengan Beban Karyawanmenurut buku. Teruskan Laporan Rekonsiliasi ke Manager Akuntansi Keuanganuntuk diperiksa dan disetujui.
6.17. Setelah disetujui Staff Perpajakan mengarsip SPT Masa PPh 21, SSP dan tandaterima laporan dari KPP berdasarkan bulan pelaporannya serta mengarsip LaporanRekonsiliasi Paj ak Bulanan.
7. Ketentuan berdasarkan Peraturan Perpajakan7.1. Penghasilan Kena Pajak adalah sebagai berikut:
a. Pegawai Tetap dan penerima pensiun berkala, sebesar penghasilan netodikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
b. Pegawai Tidak Tetap, sebesar penghasilan bruto dikurangi denganPenghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
c. Bukan Pegawai, sebesar 50Yo darijumlah penghasilan bruto dikurangi PTKPper bulan untuk berkesinambungan dan 50Yo dari jumlah penghasilan brutountuk tidak berkesinambungan.
7.2. Penghasilan Neto untuk Pegawai Tetap adalah jumlah seluruh penghasilan brutodikurangi dengan:a. Biaya jabatan sebesar 5Yo dari penghailan bruto, atau maksimal sebesar
Rp500.000 perbulan atau Rp6.000.000 setahun.b. Iuran pensiun yang dibayarkan oleh Pegawai kepada dana pensiun, badan
penyelenggaru tur4angan hari tua atau jaminan hari tua yang pendiiannyatelah disahkan oleh Menteri Keuangan.
7.3. Penghasilan Neto untuk Pegawai Tetap adalahjumlah seluruh penghasilan brutodikurangi dengan Biaya Pensiun sebesar 5Yo dari penghailan bruto, atau maksimalsebe sar Rp2 00. 000 perbulan atau Rp2. 400. 000 setahun.
7.4. Besaran PTKP adalah sebagai berikut:a. Wajib Pajak orang Pribadi sebesar Rp24.300.000 setahun atau Rp2.025.000
sebulan.b. Wajib Pajak yang Kawin sebesar Rp2.025.000 setahun atau Rp168.750
sebulan.c. Tanggungan Wajib Pajak sebesar Rp2.025.000 setahun atau Rp168.750
sebulan, paling banyak 3 (tiga) orang setiap keluarga.
Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun kalender.Tanggungan adalah setiap anggota keluarga sedarah, dan keluarga semenda dalamgaris keturunan lurus, serta anak angkat.
7.5. Untuk Karyawat| PTKP yang berlaku adalah:a. Bagi karyawati tidak kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri dan
tanggungan.b. Bagi karyawati kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri. Kecuali dapat
menunjukan keterangan terfulis dari Pemerintah Daerah (minimalkecamatan) yang menyatakan bahwa suami tidak menerima atau memperolehpenghasilan, maka PTKP adalah untuk dirinya sendiri, kawin dantanggungan.
7.6. TiarifPaiak Penshasilan oasal2l adalah sebaeai berikut:Penghasilan Kena Paiak (setahun) Tarif Paiak
Sampai densan Rp50.000.000 5%Rp50.000.000 - Rp250.000.000 15Yo
Ro250.000.000 - Ro500.000.000 2s%Diatas Rp500.000.000 30%
7.7. Bagi penerima penghasilan yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP) dikenakan pemotongan PPh pasal 2l dengan tarif lebih tinggi 20o/o daritarif yang berlaku.
8. Contoh PerhitunganA. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap - Gaji Bulanan
GajlsebulanPengurangan :
Biaya Jabatan (5% xRp 8.000.000)luran Pensiun
Penghasilan Neto sebulanPenghasilan Neto setahun (12 x Rp 7.400.000,00 )PTKP setahun :
- untuk dirl sendiri- tambahan WP kawin
Penghasilan Kena Pajak setahunPPh Pasal 21 terutang :
5% x Rp 50.000.000,0015o/o x Rp 12.475.000,00
PPh Pasal 21 sebulanRp 4.371.000,00 : 12
Rp 400,000Rp 200,000
Rp 24,300,000Rp 2,025,000
- Rp 2,500,000- Rp 1,871,000
Rp 4,371,OO0
= Rp 364,250
8,000,000
600,0007,400,000
88,800,000
26,325,00062,475,000
Rp
RpRpRp
RpRp
B. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran BonusGajisetahun (12 x Rp 10.000.000,00) Rp 120,000,000
Bonus Rp 20,000,000Penghasilan bruto setahun Rp 140,000,000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% xRp 140.000.000,00) = Rp 7.000.000,00*Biaya Jabatan dlm setahun maksimal Rp 6.000.000,00 Rp 6,000,000luran Pensiun (12 x Rp 200.000,00) Rp 2,400,000 Rp 8,400,000
Penghasilan Neto setahun Gaji + Bonus Rp 131,600,000PTKP setahun :
- untuk diri sendiri Rp 24,300,000- tambahan WP kawin Rp 2,025,000 Rp 26,325,000
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 105,275,000PPh Pasal 21 setahun atas Gaji + Bonus :
5% x Rp 50.000.000,00 - Rp 2,500,00015o/o x Rp 55.275.000,00 = _[4-.,1}{![
10,791,250"PPh Pasal 21 setahun dibulatkan Rp 10,791 ,000
PPh Pasal 21 atas Gaji (dari contoh A) Rp 4,371 ,000PPh Pasal 21 atas Bonus Rp 6,420,000
r-{NEthoCL
-co-4cst^G
.CU/0coo-
(!oo-q,dII
'6-v,(Etn
ESFCl-(Eofo0(u(!:Z-(o
E^
Erg.'=EcoYv cc !9!6:o
!.= 6iiE>
:COogE
N
.c=(onooO(oog
'a@
Eoc
56o
6f6v@co
od
p'zEErE=I -)ziovl
It._I E$lEd| -:I o.:l>;I trtt_g;I =,I ollEr
l=+
6=ovc6co
'|hC(oPCJ-v,
(oPvl
E6
f6E6oo'=Eo
G 65
f
,ac(oPCC=(oJbO-(E
*eg(E
--__l(
.-t6a
o:>jEr
I c:I o';l>)
:dooaq:5
DO
DElc
:Gyq10
gG:
EC@
'6 co6.-
o- f-aaE'=Y:2u9>cbo=
E(o
.Y(o(oo-Loo-sI(oPU\
-P=g€3gPoc A5EE-o.== 6 6=*3: IE=spE P>b=c
d
c(oE.gEtr6FOJJo-
l!1r)
rc
cOL@ '6.-L 6E!! cs cE O m!ioro c t!c!!cLE e *bo@5=C
E>Eb.&Y E =ot>9.
!Ol!:=3
EGG.Q(o >
6v
IZ lesed ueg;seqtua6 1e[e3
,6C(oPCJ
J
s(oPvl
6dHN_I@oEa-i-o
=6v>=cJoSEoo>o
.C=ttibo-:z co(o
o
F
6NG<-LE4=o'=6
9lzoo
,6
G,
5(EJoO.(o
FE(o
C(E
.Y(o(oo.Loo-
(oPtn
';Ea3=Ee=85TF'EE€=Er 5 Ed E a
,tdvLcXgiEo qG @ E @oc:oqDcE
: H€ + 3 A'*E5EP.g:SfiEgsv
o9o-E-:E9Eq=qE@6E-*aEoE-o- o0., 1'
-s!=Fco
-a= 6.-dE-i/
= 3gt3 0y=Fol
OESG-6
.=d
#:z6'E
6F
boc(E
o
=Loco
(o-o(Eoo-
cii9'EEEO6G9> g.=- o(,G.AY55PvO61,oo
.G-v,(o6-L;rEi: oo
L(Eo:fooo(o\Zc(o
L
(o\z
PC-gsE'65E!! = &?E"aEs
= oJZ(,co
IZ lesed ue;rseq8ua6 1ete6
NElhoCL
-cCLCL
c(u
IA(E
-cooco
CL
(E
l!cl(9(J
.-iXEiEL'-rO6FG
G>-JLoOEE-6
H. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat2 dan23 atat 26 (PPh 4Q) danPPh23l26)1. TUJUAN
Sebagai panduan di Kantor Pusat dalam memenuhi ketentuan perundangan sebagaipemotong paj ak penghasilan.
2. RUANG LINGKT]PProsedur ini berlaku untuk pemotongan dan pelaporan PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 23
dan PPh Pasal26.
3. DEFI}ISI3.1 Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dipungut atas setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesiamaupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untukmenambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalambentuk apapun.
3.2 PPh final pasal 4 ayat (2) adalah pemotongan pajak final atas penghasilan daritransaksi usaha jasa konstruksi.
3.3 PPh pasal 23 adalah pemotongan pajak atas sewa dan penghasilan lain sehubungandengan penggunaan harta, jasa teknik, jasa manajemen dan jasa konsultan.
3.4 PPh pasal 26 adalah pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima wajib pajakluar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia.
3.5 Bukti Pemotongan Pajak adalah sarana untuk membayar pajak yang dipotong danyang terutang ke Kas Negara, yang formatnya telah ditentukan oleh Dirjen Pajak.
3.6 SPT Masa PPh23126 adalah surat pemberitahuan masa yang dibuat dan dilaporkanke KPP berisi keterangan dan bukti pemotongan PPh Pasal 23/26.
4. KEBIJAKAN4.1 Setiap transaksi yang merupakan obyek pemotongan PPh 23/26 harus dilakukan
pemotongan dan tidak boleh memakai metode "gross-ttp',.4.2 Pemotongan, penyetoran dan pelaporan pemungutan pajak penghasilan
menggunakan NPWP Pusat dan dilaporkan ke KPP dimana Kantor Pusat terdaftar.
5. PROSEDT]R RINCI5.1. Prosedur Pemotongan Pajak Penghasilan
5.1.1. Staff Akuntansi meneruskan dokumen penagihan dari rekanan kepada StaffPerpajakan.
5.1.2. Staff Perpajakan memeriksa kewajiban perpajakan yang melekat atas transaksitersebut dan jenis pemotongan pajak yang harus dilakukan, apakah pasal4 ayat(2) untuk sewa tanah danlatau bangunan, pasal 2t untuk non-pegawaiPerusahaan, pasal 23 atas jasa. Gunakan tarif pajak yang berlaku untukmenghitung jumlah potongan pajak.
5.1.3. Kemudian Staff Perpajakan menyiapkan Bukti Pemotongan Pajak atas pajakpenghasilan yang dipotong oleh Perusahaan sebanyak 3 (tiga) rangkap,rangkap pertama untuk diteruskan ke pihak ketiga, rangkap kedua diteruskankepada Akuntansi dan rangkap ketiga disimpan oleh Staff Perpajakan sebagaidasar penyusunan SPT.
5.1.4. Staff Perpajakan selanjutnya menyiapkan Daftar Pemotongan Pajak yangmemuat informasi Nama Rekanan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), jenislayanan, Nomor Faktur, Jumlah DPP, Tanggal Pembayaran, Tarif Pajak danJumlah Pajak yang dipotong.
5.1.5. Teruskan Bukti Potong pajak penghasilan dan dokumen penagihan kepadaManager Akuntansi Keuangan.
5.2. Prosedur Penyetoran Pajak Penghasilan5.2.1. Setiap akhir bulan, Staff Perpajakan mengumpulkan Bukti Pemotongan
Pajak dan bandingkan dengan Daftar Pemotongan Pajak. Setalah BuktiPotong telah sesuai dengan Daftar Pemotongan Pajak, Staff Perpajakan
menyusun Surat Setoran Pajak (SSP) sesuai Pajak yang telah di potong oleh
Perusahaan. Selanjutnya SSP diteruskan ke Manager Akuntansi dan
Keuangan.5.2.2. Manager Akuntansi Keuangan memeriksa Daftar Pemotongan Pajak, dan
kemudian membandingkan dengan Bukti Potong Pajak Penghasilan serta
Surat Setoran Pajak (SSP) untuk memastikan akurasinya. Jika telah akurat,
Manager Akuntansi Keuangan menanda tangani SSP dan meneruskan ke
Staff Akuntansi untuk dibuatkan Bukti Pengeluaran Bank.5.2.3. Staff Akuntansi memeriksa SSP dan memastikan kelengkapan tandatangan
dan cap oleh Manager Akuntansi Keuangan. Jika telah lengkap, StaffKeuangan menyiapkan Bukti Pengeluaran Bank sesuai dengan SSP yang
telah disetujui. Teruskan Bukti Pengeluaran Bank ke Manajer AkuntansiKeuangan untuk diperiksa dan ditandatangani.
5.2.4. Manajer Akuntansi Keuangan melakukan verifikasi dan kelengkapan berkas
permintaan pembayaran pajak. Memastikan bahwa total Bukti Pengeluaran
Bank telah sesuai dengan SSP. Manager Akuntansi Keuangan kemudianmenandatangani Bukti Pengeluaran Bank dan meneruskan kepada Senior
Manager Transaksi dan Akuntansi Keuangan.5.2.5. Senior Manager Transaksi dan Akuntansi Keuangan melakukan verifikasi
dan persetujuan untuk kemudian diteruskan kepada Direktur Keuangan
untuk dilakukan verifikasi dan persetujuan.
5.2.6. Setelah disetujui oleh Direktur Keuangan, Bukti Pengeluaran Bank beserta
dokumen pendukungnya diteruskan ke Manager Transaksi Keuangan untukdilakukan verifikasi dan kemudian meminta Kasir untuk menyiapkan bilyetgiro atas penyetoran pajak penghasilan yang telah di potong olehPerusahaan.
5.2.7. Kasir menyiapkan bilyet giro sesuai dengan Bukti Pengeluaran Bank dan
kemudian diteruskan kepada Manager Transaksi Keuangan untukdiverifikasi dan kemudian diteruskan kepada Pejabat Berwenang sesuai
dengan Matriks Kewenangan untuk dilakukan verifikasi dan
menandatangani bilyet Giro.5.2.8. Pejabat berwenang sesuai Matriks Kewenangan memeriksa Bukti
Pengeluaran Bank serta bilyet giro dan menyetujui pembayaran. Setelahdisetujui Bukti Pengeluaran Bank dan bilyet giro diteruskan ke StaffPerpajakan.
5.2.9. Staff Perpajakan memastikan bahwa bilyet giro telah ditanda-tangani olehpejabat yang berwenang dan menyetor pajak penghasilan yang telahdipotong oleh Perusahaan ke bank sebelum tanggal 10 setiap bulan berikut.Dapatkan cap dan tanda-tangan petugas bank dan bukti transaksi pada SuratSetoran Pajak (SSP) serta periksa kebenaran tanggal dan jumlah transaksiyang tercetak di SSP.
5.2.10. Kemudian Staff Perpajakan menyiapkan Surat Pemberitahuan (SPT), copySSP serta bukti transfer. Teruskan ke Manajer Akuntansi Keuangan untukdiverifikasi dan dipastikan kebenarannya dan diteruskan ke DirekturKeuangan untuk diverifikasi dan disetujui.
5.2.11. Setelah disetujui oleh Direk[ur Keuangan, SPT, Copy SSP dan bukti transferditeruskan kepada Staff Keuangan untuk dilakukan penjurnalan.
5.2.12. Staff Akuntansi melakukan jurnal atas penyetoran pajak penghasilan yangdipotong oleh Perusahaan dan meng-copy dokumen-dokumen terlampiruntuk arsip Akuntansi dan meneruskan SPT, Copy SSP dan bukti transfer ke
Staff Pe
KETERANGAN DEBET KREDITHutang PPh pasal4 10.000.000
Hutang PPh asal23 50.000.000Bank 60.000.000
5.2.I3. Staff Perpajakan sebelum tanggal20 setiap bulan berikut, mengirim SPT ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan minta tanda terima dari KPP.5.2.I4.Kemudian Staff Perpajakan melakukan rekonsiliasi antara nilai DPP di
Bukti Potong dengan Beban terkait di Buku Besar. Teruskan LaporanRekonsiliasi ke Manager Akuntansi Keuangan untuk diperiksa dan disetujui.
5.2.15. Setelah disetujui Staff Perpajakan mengarsip SPT, SSP dan tanda terimadari KPP berdasarkan bulan pelaporannya serta mengarsip LaporanRekonsiliasi Paj ak Bulanan.
FC.H.1. Pemotongan Pajak Penghasilan
Staff Akuntansi
Menyerahkan DokumenPenagihan dari Rekanan
kepada Staff Perpajakan
Memeriksa kewajibanperpajakan yang
terhutang dalam transaksi
rangkap Bukti Potong danmengarsip Bukti Poton&Copy lnvoice dan Daftar
Manager AkuntansiKeuangan
c66tboco&
'-ri-:z(!
rJ1
ESg(!ofhoot! >zE(u
c,gttl(E
.c,a0Eo
CL
(u(uo-c(E
oocor..i
III
C6O
9EP-i:fE'=HcoYVC'-6o=e
J.=d
=oq
-(ooo
(E)oLJP-YoL
i5
gGI
G'6co
'=:6o- f-a@E =V9!..@6o,
od
97EE(E=
=<./l
G!ECo'6o6.-
'-;6o- fc =v@=
=ti>c6otr
'6(!
J-Y
(oPvl
c}GcUOgdo.-E
d6^c Yo
eb;4OE
>;o:>;
:6=co5!.;j-co
'-vte(oP
=(o-Y bo
-rtXn 0Ja\z(o
GJEE o'6co
.E6E2aaE'f YJrl_n=oAoc
CG.- GO66
>_v;6=O= mE6, oo=esto
dq
c(E
-v(o(ooLoo-
(oPtl
l!; g
€8-*@ccE s.9-Moo 6
EE=:h^oms:- cEEtr^>!6sE
.-u
rYGd::6 e;osi;-G=rooi*oi^d6-E';6 og >oOE5L
,E
lo
Etq--
6aco
trgtJl(u
u!coCL
(E
oac(!ootro
CL
F!
d
,6c(oPcf-v,
t!Pvl
E_4EAC.
-oG6
IE60Eo>3
o
L(EboC(oJo\ZL)
.YoL
i5
6G
Gf5oocG
'-tnLt!CC=(E-Y oo
-a!Xa G)A\zg(o
(oJZ(o(oooo-
(oPVI
.-E-E
.=i .!;'6:tx -c Fs J.-
.?fi AE HdecF=-d
@ = =iEd!jJI6 -* E=cE-;i6Y o
=E3;
Foqq
o6'=co
GO6!oo
o6OEii=>oc!o0J
dE-o@:YE tro o'I!N.Yf66da sE Ic c 6.-66!:!Y6LoEcd ='=;xo
=E E
'a@
C6F
5co
00C(oLo
=LocoP(o-o(ooo-
c€g'EEE@:6oY c.=- o(,==J=
_76oo>L
'6(oVI-L88,FqLrEofbooG' \zC(E
o@'6@YO'Eo>6E>,6=
J65:so=
L,6(o\Z
Pc-
>ui,:E6ErE;E a &i
=rLd-i^oo= or2|oo
u el rseqtuad
Pajak Penghasilan Badan Pasal 29 (PPh Badan 29)1. TUJUAN
Sebagai panduan dalam menyusun dan melaporkan Pajak Penghasilan perusahaan
sebagai Wajib Pajak Badan.
2. RUAN[G LINGKUPProsedur ini berlaku untuk memenuhi ketentuan tentang Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan, mulai dari penghitungan angsuran pajak bulanan sesuai pasal25 hingga pelaporan
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan sesuai dengan pasalZ9.
3. DEFINISI3.1 Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dipungut atas setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesiamaupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untukmenambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalambentuk apapun.
3.2 Surat Setoran Pajak (SSP) adalah sarana untuk menyetorkan/ membayar pajakyangdipungut/ dipotong dan/atat yang terhutang ke Kas Negara, yang formatnya telahditentukan oleh DirjenPajak. SSP ini harus dilampirkan dengan Surat
Pemberitahuan yang akan disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).3.3 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah instansi yang ditunjuk pemerintah untuk
melayani masalah perpajakan.
3.4 Koreksi fiskal adalah penyesuaian yang harus dilakukan oleh Waib Pajak sebelum
menghitung Pajak Penghasilan (PPh) Badan. Koreksi fiskal terjadi karena adanyaperbedaan perlakuan/pengakuan penghasilan dan biaya arfiara standar akuntansidengan peraturan paj ak.
3.5 Beda Tetap adalah penghasilan dan beban yang diakui dalam standar akuntansinamun tidak dapat diakui dalam peraturan pajak atau bersifat perrnanen.
3.6 Beda waktu adalah perbedaan yang bersifat sementara yang artinya koreksi fiskaldisebabkan oleh perbedaan metode atau perbedaan waktu pengakuan antara standar
akuntansi dengan peraturan perpajakan, namun akan berujungpada hasil yang sama
diakhir waktu.3.7 Koreksi fiskal positif adalah koreksi yang menyebabkan penambahan penghasilan
kena pajak dan PPh Badan terutang.3.8 Koreksi fiskal negatif adalah koreksi yang menyebabkan pengurangan penghasilan
kena pajak dan PPh Badan terutang.3.9 Rekonsiliasi fiskal dilakukan terhadap:
a.Penghasilan yang dikenakan pajak final;b. Penghasilan yang bukan merupakan obyek pajak;c. Biaya yang tidak boleh menjadi pengurang penghasilan (pasal 9 UU PPh);d. Biaya yang berdasarkan peraturan perpajakan diperbolehkan namun memiliki
metode pengakuan yang berbeda dengan peraturan pajak (beda waktu);e. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan yang dikenakan pajak
final.
KEBIJAKAI\4.1 Pelaporan dan permasalahan yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan Badan
diselesaikan di Kantor Pusat.
5. PROSEDUR RINCI5.1 Perhitungan angsuran PajakPenghasilan Badan sesuai dengan pasal 25
5.1.1 Setelah Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) disahkan olehKementerian BUMN, Staff Anggaran menyerahkan RKAP kepada StaffPerpajakan. Jika RKAP belum disahkan, maka angsuran PPh pasal 25
menggunakan angsuran pajak bulan terakhir tahun pajak sebelumnya.5.1.2 Staff Perpajakan menghitung angsuran Pajak Penghasilan Badan
berdasarkan Laba (Rugi) Fiskal menurut RKAP dikalikan dengan tarif yangberlaku (25%) dibagi dengan jumlah bulan tahun takwim (12 bulan) untukmendapatkan nilai angsuran Pajak Penghasilan Badan per bulan.
5.1.3 Staff Perpajakan meneruskan Kertas Kerja Angsuran Pajak Penghasilan
Badan ke Manager Akuntansi dan Keuangan untuk diperiksa dan disetujui.5.1.4 Setiap awal bulan, Staff Perpajakan menyiapkan Surat Setoran Pajak (SSP)
angsuran bulanan PPh Badan berdasarkan perhitungan dalam Kertas KerjaAngsuran Pajak Penghasilan Badan dan kemudian meneruskan SSP keManager Akuntansi dan Keuangan.
5.1.5 Manager Akuntansi Keuangan memeriksa Surat Setoran Pajak (SSP) untukmemastikan apakah telah sesuai. Jika telah sesuai, Manager AkuntansiKeuangan menanda tangani SSP dan meneruskan ke Staff Akuntansi untukdibuatkan Bukti Pengeluaran Bank.
5.I.6 Staff Akuntansi memeriksa SSP dan memastikan kelengkapan tanda tangandan cap oleh Manager Akuntansi Keuangan. Jika telah lengkap, StaffKeuangan menyiapkan Bukti Pengeluaran Bank sesuai dengan SSP yang
telah disetujui. Teruskan Bukti Pengeluaran Bank ke Manajer AkuntansiKeuangan untuk diperiksa dan ditandatangani.
5.1.7 Manajer Akuntansi Keuangan melakukan verifikasi dan kelengkapan berkaspermintaan pembayaran pajak. Memastikan bahwa total Bukti PengeluaranBank telah sesuai dengan SSP. Manager Akuntansi Keuangan kemudianmenandatangani Bukti Pengeluaran Bank dan meneruskan kepada SeniorManager Transaksi dan Akuntansi Keuangan.
5.1.8 Senior Manager Transaksi dan Akuntansi Keuangan melakukan verifikasidan persetujuan untuk kemudian diteruskan kepada Direktur Keuanganuntuk dilakukan verifikasi dan persetujuan.
5.1.9 Setelah disetujui oleh Direktur Keuangan, Bukti Pengeluaran Bank besertadokumen pendukungnya diteruskan ke Manager Transaksi Keuangan untukdilakukan verifikasi dan kemudian meminta Kasir untuk menyiapkan bilyetgiro atas penyetoran pajak penghasilan yang telah di potong olehPerusahaan.
5.1.10 Kasir menyiapkan bilyet giro sesuai dengan Bukti Pengeluaran Bank dankemudian diteruskan kepada Manager Transaksi Keuangan untukdiverifikasi dan kemudian diteruskan kepada Pejabat Berwenang sesuai
dengan Matriks Kewenangan untuk dilakukan verifikasi danmenandatangani bilyet Giro.
5.1.11 Pejabat berwenang sesuai Matriks Kewenangan memeriksa BuktiPengeluaran Bank serta bilyet giro dan menyetujui pembayaran. Setelahdisetujui Bukti Pengeluaran Bank dan bilyet giro diteruskan ke StaffPerpajakan.
5.2
5.1.12 StaffPerpajakan memastikan bahwa bilyet giro telah ditanda-tangani oleh
pejabat yang berwenang dan menyetor pajak penghasilan yang telah
dipotong oleh Perusahaan ke bank sebelum tanggal 15 setiap bulan berikut.
Dapatkan cap dan tanda-tangan petugas bank dan bukti transaksi pada Surat
Seioran Pajak (SSP) serta periksa kebenaran tanggal dan jumlah transaksi
yangtercetak di SSP.
5.1.13 Kemudian Staff Perpajakan menyiapkan Surat Pemberitahuan (SPT), copy
SSP serta bukti transfer. Teruskan ke Manajer Akuntansi Keuangan untuk
diverifikasi dan dipastikan kebenarannya dan diteruskan ke Direktur
Keuangan untuk diverifikasi dan disetujui.
5.1.14 Setelah disetujui oleh Direktur Keuangan, SPT, Copy SSP dan bukti transfer
diteruskan kepada Staff Keuangan untuk dilakukan penjurnalan.
5.1.15 Staff Akuntansi melakukan jurnal atas penyetoran angsutan pajak Badan
Perusahaan dan meng-copy dokumen-dokumen terlampir untuk arsip
Akuntansi dan meneruskan SPT, Copy SSP dan bukti transfer ke StaffPerpajakan.
KETERANGAN DEBET KREDITUang Muka PPh Badan 500.000.000Bank 500.000.000
5.1.16 Staff Perpajakan sebelum tanggal20 setiap bulan berikut, mengirim SPT ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan minta tanda terima dari KPP.
5.1.17 Setelah disetujui Staff Perpajakan mengarsip SPT, SSP dan tanda terimadari KPP berdasarkan bulan pelaporannya.
Prosedur Tahunan5.2.1 Setelah Laporan Keuangan Desember telah selesai Manager Akuntansi
Keuangan meneruskan kepada Staff Perpajakan untuk menghitung Pajak
Penghasilan Badan pasal29 yang terhutang.5.2.2 Berdasarkan Laba (Rugi) sebelum pajak penghasilan menurut Laporan
Keuangan Desember, Staff Perpajakan membuat rekonsiliasi fiskal yang
didasarkan pada peraturan perpajakan untuk memperoleh Laba (Rugi)
menurut fiskal. Laba (Rugi) Fiskal dikalikan dengan tarif yang berlaku
(25%) dikurangi dengan angsuran pajak penghasilan badan yang telah
diangsur oleh Perusahaan.
5.2.3 Staff Perpajakan meneruskan Kertas Kerja Pajak Penghasilan Badan pasal
29 ke Manager Akuntansi dan Keuangan untuk diperiksa dan disetujui. Jika
terjadi kurang bayar (PPh pasal29 lebih besar dari jumlah angsuran PPh
pasal 25), Manager Akuntansi dan Keuangan meminta Staff Perpajakan
menyiapkan surat Setoran Pajak (ssP) PPh Badan pasal29. Apabila lebih
bayar (PPh pasal29 lebih besar dari jumlah angsuran PPh pasal 25) maka
meminta Staff Perpajakan menyiapkan Surat Pemberitahuan (SPT) PPh
Badan Tahunan dan mengisi Formulir l77l dan memilih antara restitusiatau kompensasi.
5.2.4 Staff Akuntansi menyiapkan Surat Setoran Pajak (SSP) berdasarkan
perhitungan dalam Kertas Kerja Pajak Penghasilan Badan pasal 29 dan
meneruskan kepada Manager Akuntansi Keuangan.
5.2.5 Manager Akuntansi Keuangan memeriksa Surat Setoran Pajak (SSP) untukmemastikan apakah telah sesuai. Jika telah sesuai, Manager AkuntansiKeuangan menanda tangani SSP dan meneruskan ke Staff Akuntansi untukdibuatkan Bukli Pengeluaran Bank.
5.2.6 StaffAkuntansi memeriksa SSP dan memastikan kelengkapan tandatangan
dan cap oleh Manager Akuntansi Keuangan. Jika telah lengkap, Staff
Keuangan menyiapkan Bukti Pengeluaran Bank sesuai dengan SSP yang
telah disetujui. Teruskan Bukti Pengeluaran Bank ke Manajer Akuntansi
Keuangan untuk diperiksa dan ditandatangani.5.2.7 Manajer Akuntansi Keuangan melakukan verifikasi dan kelengkapan berkas
permintaan pembayaran pajak. Memastikan bahwa total Bukti Pengeluaran
Bank telah sesuai dengan SSP. Manager Akuntansi Keuangan kemudian
menandatangani Bukti Pengeluaran Bank dan meneruskan kepada Senior
Manager Transaksi dan Akuntansi Keuangan.
5.2.8 Senior Manager Transaksi dan Akuntansi Keuangan melakukan verifikasi
dan persetujuan untuk kemudian diteruskan kepada Direktur Keuangan
untuk dilakukan verif,rkasi dan persetujuan.
5.2.9 Setelah disetujui oleh Direktur Keuangan, Bukti Pengeluaran Bank beserta
dokumen pendukungnya diteruskan ke Manager Transaksi Keuangan untuk
dilakukan verifikasi dan kemudian meminta Kasir untuk menyiapkan bilyetgiro atas penyetoran pajak penghasilan yang telah di potong oleh
Perusahaan.
5.2.10 Kasir menyiapkan bilyet giro sesuai dengan Bukti Pengeluaran Bank dan
kemudian diteruskan kepada Manager Transaksi Keuangan untukdiverifikasi dan kemudian diteruskan kepada Pejabat Berwenang sesuai
dengan Matriks Kewenangan untuk dilakukan verifikasi dan
menandatangani bilyet Giro.5.2.11 Pejabat berwenang sesuai Matriks Kewenangan memeriksa Bukti
Pengeluaran Bank serta bilyet giro dan menyetujui pembayaran. Setelah
disetujui Bukti Pengeluaran Bank dan bilyet giro diteruskan ke Staff
Perpajakan.5.2.12 Staff Perpajakan memastikan bahwa bilyet giro telah ditanda-tangani oleh
pejabat yang berwenang dan menyetor pajak penghasilan yang telah
dipotong oleh Perusahaan ke bank sebelum tanggal 15 setiap bulan berikut.Dapatkan cap dan tanda-tangan petugas bank dan bukti transaksi pada Surat
Setoran Pajak (SSP) serta periksa kebenaran tanggal dan jumlah transaksiyang tercetak di SSP.
5.2.13 Kemudian Staff Perpajakan menyiapkan Surat Pemberitahuan (SPT) PPh
Badan Tahunan dan mengisi Formulir l77l dan semua lampiran selengkap
mungkin, copy SSP serta bukti transfer. Teruskan ke Manajer AkuntansiKeuangan untuk diverifikasi dan dipastikan kebenarannya dan diteruskan ke
Direktur Keuangan untuk diverifikasi dan disetujui.5.2.14 Setelah disetujui oleh Direktur Keuangan, SPT, Copy SSP dan bukti transfer
diteruskan kepada Staff Keuangan untuk dilakukan penjurnalan.
5.2.15 Staff Akuntansi melakukan jurnal atas penyetoran pajak Badan Perusahaan
atau mengakui taksiran tagihan pajak penghasilan (estimated claim for taxrefund) dan meng-copy dokumen-dokumen terlampir untuk arsip Akuntansidan meneruskan SPT, Copy SSP dan bukti transfer ke Staff Perpajakan.
Jika terdapat setoran atas pembayaran PPh Badar 29
KETERANGAN DEBET KREDITUans Muka PPh Badan 500.000.000Bank 500.000.000
Jika mensakui taksiran tagihan paiak lan
KETERANGAN DEBET KREDITTaksiran tagihan pajakpenghasilan
100.000.000
Uang Muka PPh Badan 100.000.000
5.2.16 Staff Perpajakan sebelum tanggal20 setiap bulan berikut, mengirim SPT ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan minta tanda terima dari KPP.5.2.17 Setelah disetujui Staff Perpajakan mengarsip SPT, SSP dan tanda terima
dari KPP berdasarkan.
b.
rJ1NEtttoCL
c(E1'(u6gttloEbDco
CL
(E
l!o-q(!)tiooc
F{
dII
,G
-Y(oticLe&FCS(Eo=ooo(o:zc(E
Coo'=y-6:;is-<.=
H.A;YE-6ty6i-q
=E>;oc+trou-c
c(obog(oJo:ZL
=.YoL
i5
GI!c o'6 co6.-
=i'=d G
'=a
= f Y
+Ei>c6OF
od'-e 'a=cEp(E=E -!z
;o,,rl
c@J
6'6oG.-
=v==!o- ='aaq
=w6-v=i>c6otr
'6(!
LJ
(+(oPU)
:Gq@[email protected]!i.E6;^cH6,g 60^<'i-6E>;
:z
.G
(oPCg:,(E-Y oo
.t9
ffiq(EY-(E
cd
o6l
v_e I6:o= UEl=c_E.:6a =-s=o
a6
co!
ECG'6 co
G.-
=l=fLb"o E-=dc =*6-:E_n>]oOF
-EF 3'='=! oto:>oo Eo- ooE E9a cb Fi;F=l,= 6N:m>c
C(o
(o(Do-Loo-E(o
t/1
saA6dNo$lgoE?;6
bo
=^^6Eg.e- A -.=* -N-u9= Ioo:d> P-s<6
c
c(o
(oooboL
(E
,Jl
Uo@46,tg.Y_ GGCXC! =@E X
E.9 o'60 tCGo6
uepeg ue;rseq8ua6
r,tNEth(!CL
csUIl!sh!coo-
ooa-tr(!Jvtuotr
F{
-:qjl!
,6-(oPgJ-v.
s(oPV)
oN
rcoco
EGcos&G
g6foog6
@
G
Eoo
c(ohoE(ofo
fP-YoL
i5
oF4
oGc6flo
o
ono_'aggB.-co!:3EoYEfd
JOOLoo>6
-(o-Y(o(ooLoo-
(oPVI
.-c-!tun5
=N6 i-: qogE<li6-O;Es mJ-'f o.:c osoE=1d
cc-VIoE+:sgf,q=qF@
GE6
oEio- o6;-o!
c5ScE=c:3E: F'- G.-c6-lvo,=t69rn cEN 6<-j6E-g>€
dd6FNd-qEcoGO*c.c .lr>Ebo
hoc(oco3Lo6P(o-o(o'do-
C
€*9'EE
!iqo3 c.:- o(,G.=EA61,oo>d
'a.Y(o6cCssFEL(!o=oo(u(o:zC(o
oo'6G
E.eE;-atr:.JM
oo
PC-o6=>Mi:EESC O 6,.-C. FE.s 3d-7 -'ai ov
2(,o
'-t"t
-Y(E?CESFcL.Eo=ooo(o\ZC(o
cl)N(Ela(5CL
tro!,(!rocsltl(E
-cbotro
CL
t!l!cld
c6O
9c-J:9'*H.o;vqaot)6E-o
: =.@JE>
:cOOL-
c(ohoC(o
=o\ZL5P.YoL
i5
G!!c o'[email protected]
b"o S'=avl.7>-eaac
od'9'qgh(!=
- -!z
;o.h
GJECo'6 co6.-.E6E-=av=i>odOF
,GC(o
gJ
.Y
r+(oPql
CJGg@og60
r'e6;-c 9*aE;;-OEg9at=G>;v
6=co5'n;-v.Y=-co
c(ItboCro)o\z.Gc(oPL)-v.
LoboroC(E
66-9E=.:N:
i sEoX o
9 E.'-FE-Q9d.c
>t -
_ooXdeX! FE,E *-O=
_Er*EEA:H FH5 qd;>g
CC.-oo2Eq.it
=goo
6:o= mEr=c-Q.i@o =!s't d
dq
g
Ego'Ad
o* l> =Ec'=v
J:
@6otr
c(E
-)z(o(go-Loo-*+(!Pv)
sdAOdNo$lEOoo*.=6;Ebd
JCGO'a=o*fi-PcNf :6
coooc<o1d
uepeA uelrseqEuad Iefed
C')
^IEvlIECL
trtET'(EcotrlE
ti(utODEo
CL
o(E
CL
!dII
,6
(EPcf
-:z
(oetl
[=:-l16 6
^llH=ii_ =-)lE E, fill: @ iillc ro Elg EEJ 66
;EL:od2d
c(ob!(Ej
OJvP.Yoi5
G;
o:>.isj6(=rOtol>-{
L-3or!N
!@
=G76U-^dioaF=O!O
,6-(UP
=(!-v b!<c.(o;=Ui! .ol(E-(u
I
r..-IFlo
lE rtri15.tJ.-l6 !lo \t>E
Lol
:NlrEl6 OlJq! cl^
6lo Ela6l: 6l
eEl
C(oJ(E(ooOJo-I(E
tJt
!:66iE c-! lEd=Fa&;c ^,v6VfBR.o;i
1T
.G
otr6F,Eld
scCOFNo-o3c660
=6'iE5co
=
ovaFoc@
oso
&v@
@
Eo
6F
.=d
Es6'-
E€6F
bouc(E(ECCrc@'d=o-u
6
GJ:tE,
>.:G(5r
J,!GLEr>.{
=o1(,D@
u 6l
lll
'a.Y(oth_cLa(Ei: ooFCLG,0J=ooo(E:ZC(o
'6GJ.To
GfvGo
t_I
"l.!t:lo
6
'll
L
(,
loI L,_
ltr.Y=9.d d o.=c_
\ inF^E tp
' o.: o =66um>i d: or iv6 I
uepe€ uelrseqEuad )eted
o)N(EtaoCL
clEE'ocoEg1Aosbococ(u(EG
!dtl
(!PC
I+(!P(n
tr-__l
EcHLC 6 =LL I O
lc lr foll-9cHlf is EJ16 o IlE* I
lt
c(gboc(,o\zL
=PJoL
i5
___l
oiEIo:>.:oa
-t(slo!>.{
L-9oENoofE=ojcoD-1EUaaF:d!O
tC(EP
=(5Jho<c.(!;=*e(IJ
nlL
15il= rt! ,.ld (
lEll>E
t_o
-NL-O6aEJOo_
!E
=6i=;t
C(!-Y(E(!o-Loo-II(oPv1
rddF&c
dG.;co
I
OlNE6qooao
cc:zoFLc@
oo
coYG
@
Eo
6F
.=d
Ee6EE€oF
o3
uepeg ue;rseq8ua6 1efe6
J. Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kantor Pusat1. TUJUAII
1. Sebagai pedoman dalam men),usun laporan keuangan Kantor Pusat.
2. Sebagai pedoman untuk memberikan pelatihan bagi karyawan.3. Sebagai standar untuk mengukur konsistensi kinerja karyawan.
2. RUAIIG LINGKUPProsedur ini diaplikasikan untuk penyusunan laporan keuangan di Kantor Pusat.
3. DEFIIVSI3.1. Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas, yang menyajikan informasi mengenai aset, liabilitas,ekuitas, pendapatan dan beban, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dan arus
kas.3.2.Laporan Posisi Keuangan adalah laporan yang minimal mencakup penyajian jumlah
pos-pos aset tetap, properti investasi, aset tidak berwujud, aset keuangan, investasi
dengan menggunakan metode ekuitas, persediaan, piutang usaha dan piutang lainnya,kas dan setara kas, utang usaha dan terutang lain, provisi, liabilitas keuangan, liabilitasdan aset untuk pajak kini, liabilitas dan aset pajak tangguhan, kepentingan nonpengendali, modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilikentitas induk.
3.3. Laporan Laba Rugi Komprehensif adalah laporan yang minimal mencakuppenyajian pendapatan, biaya keuangan, bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan
ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan entitas, beban pajah laba rugisetelah pajak dari operasi yang dihentikan, keuntungan atau kerugian setelah pajakyang diakui dari pengukuran nilai wajar dikurangibiaya untuk menjual atau pelepasan
aset atau kelompok lepasan dalam rangka operasi dihentikan, laba rugi, setiapkomponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan
sifat, bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama
yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dan total laba rugi komprehensif.3.4.Laporan Arus Kas adalah laporan yang menginformasikan arus masuk dan arus
keluar kas dan setara kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurutaktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
4. KEBIJAKAN4.1. Kebijakan akuntansi yang menjadi referensi penyusunan laporan keuangan disajikan
dalam buku panduan tersendiri.4.2. Akuntansi Kantor Pusat diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan bulanan dan
tahunan.4.3. Soft copy data base laporan keuangan bulanan Cabang dan Distrik harus tersedia
untuk digabungkan di Kantor Pusat selambat-lambatnya 6 hari kerja setelah tanggalakhir bulan.
4.4. Soft copy data base laporan keuangan tahunan Cabang dan Distrik harus tersedia
untuk digabungkan di Kantor Pusat selambat-lambatnya 10 hari kerja setelah tanggalakhir tahun.
4.5. Hardcopy laporan keuangan Cabang dan Distrik yang ditandatangani oleh GM Cabangatau Manager Distrik disampaikan ke SM Transaksi dan Akuntansi Keuangan palingI ambat tanggal 20 btilan berikutnya.
5. PROSEDT]R PENJURNALAII TRANSAKSI HARIANBerikut ini adalah contoh-contoh perlakuan akuntansi atas berbagai transaksi penting yangterjadi di Kantor Pusat:1.1. Pembentukan Dana Kas Kecil
KETERANGAN DEBET KREDITKas Kecil 10.000.000
Bank 10.000.000
Kas Kecil
Penerbitan dan pengiriman invoice ke pelanggan
a. Domestik
t.2.
l .3.
t.4.
n Dana Kas KeciKETERANGAN DEBET KREDIT
N/AN/A
Dalam metode "imprest fund system", pengeluaran kas kecil belum dijurnalkedalam General Ledger, hanya dicatat dalam buku kas kecil secara ekstra
komptabel.
tian ranDana .ecl
KETERANGAN DEBET KREDITBeban Usaha 10.000.000
Bank 10.000.000
KETERANGAN DEBET KREDITPiutang usaha 1.081 .000
Pendapatan usaha 810.000
Titipan PNBP 150.000
Titipan BMKG 40.000
PPN keluaran 81.000
b. InternasionalKETERANGAN DEBET KREDIT
Piutang usaha 1.000.000
PPN keluaran dibebaskan 86.000
Pendapatan usaha 860.000
Titipan PNBP 100.000
Titipan BMKG 40.000
PPN keluaran 86.000
Domestik t PPN
KETERANGAN DEBET KREDITPiutans usaha 1.000.000
PPN WAPU 81.000
Pendapatan usaha 810.000
Titipan PNBP 150.000
Titipan BMKG 40.000PPN keluaran 81.000
1.5. Penerimaan Pembayaran dari Pelanggan
Pada saat penerimaan pembayaran dari pelanggan, pendapatan Perum LPPNPIdipotong PPh Pasal 23,karenajasa pelayanan navigasi merupakan obyek PPh Pasal
23. PPh 23 yang dipotong oleh pelanggan diakui pada saat penerimaan bukti potong.
Apabila bukti potong PPh Pasal23 belum diterima, maka uang muka pembayaran
PPh Pasal 23 (yang dibayarkan melalui pemotongan oleh para pelanggan) masih
dicatat sebagai piutang usaha.
a. DomestikKETERANGAN DEBET KREDIT
Bank 1.081.000
Piutang Usaha 1.081.000
KETERANGAN DEBET KREDITUang Muka PPh 23 t6.200Piutang Usaha 16.200
b. InternasionalKETERANGAN DEBET KREDIT
Bank 1.000.000
Piutang Usaha 1.000.000
KETERANGAN DEBET KREDITUanq Muka PPh 23 17.200
Piutang Usaha 17.200
setoran tunai dari Distrik ke Kantor Pusat
KETERANGAN DEBET KREDITBank Kantor Pusat i.000.000RAK Cabane/Distrik 1.000.000
1.6. Penerimaan
1.8. Pengadaan Jasa Pemelihar aana. PPN Non WAPU
APU
1.7 . ng dana dari Kantor Pusat ke CabanglDistrikKETERANGAN DEBET KREDIT
RAK Cabane/Distrik 1.000.000
Bank Kantor Pusat 1.000.000
ransaksi den atau
KETERANGAN DEBET KREDITBeban Pemeliharaan 500.000
PPN Masukan 50.000
Utans Usaha/Bank{Kas 540.000
Utans PPh pasal23 10.000
Transaksi Non Pemunsut PPN atau W
KETERANGAN DEBET KREDITBeban Pemeliharaan 500.000
PPN Masukan s0.000
Utans Usaha/BanUKas 490.000
Utang PPh pasal23 10.000
Utang PPN WAPU s0.000
b.
1.9. Perolehan Aset Tetapa. Transaksi dengan Pemungut PPN atau Non WAPU
APU
1.10. Penyusutan Aset Tr
1.11. Pada saat kompilasi:a. Jurnal eliminasi RJurnal eliminasi RAK saat dana:
KETERANGAN DEBET KREDITRAK Cabane/ Distrik 1.000.000
RAK Kantor Pusat 1.000.000
b. Jurnal eliminasi RAK Cabang/Distrik pada saat pengiriman dana unscheduled ke
Kantor Pusat:KETERANGAN DEBET KREDIT
RAK Kantor Pusat 1.000.000
RAK Cabane/ Distrik 1.000.000
Jumal eliminasi piutang Kantor Pusat dengan utang Cabang/Distrik:
KETERANGAN DEBET KREDITUtans CabanslDistrik 1.000.000
Piutans Kantor Pusat 1.000.000
Jurnal eliminasi utang Kantor Pusat u strik:KETERANGAN DEBET I(REDIT
Utang Kantor Pusat 1.000.000
Piutans Cabans.l Distrik 1.000.000
atau
KETERANGAN DEBET KREDITMesin danPeralatan 10.000.000
PPN Masukan 1.000.000
Utang Usaha/Bank/Kas 1 1.000.000
Transaksi dengan Non t PPN atau W
KETERANGAN DEBET I(REDITMesin dan Peralatan 10.000.000
PPN Masukan 1.000.000
Utang Usaha,/Bank/I(as 10.000.000
Utang PPN WAPU 1.000.000
tanKETERANGAN DEBET KREDIT
Beban Penyusutan 1.000.000
Akumulasi Penyusutan 1.000.000
b.
6. PROSEDTIR PEI\UTUPAII BUKT]6.1. Proses Tutup Buku Laporan Keuangan dimulai dengan Staff Akuntansi
mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung Laporan Keuangan pada hari kerja
ke-5 untuk bulanan dan hari kerja ke-14 untuk akhir tahun.
6.2. Dokumen-dokumen pendukung terkait dengan proses penutupan buku dan harus
diperoleh antarulain;o LaporunKeuangan Cabangdan Distrik.o Laporan Hasil Kas Opname.
o Rekening koran bank dab Rekonsiliasi Bank.
o Rincian Saldo Piutang dan Umur Piutang.o Daftar Uang Muka.o Daftar Persediaan, Buku Catatan Gudang dan Berita Acara Serah Terima
Persediaan.o Daftar Aset Tetap, Berita Acara Serah Terima Aset Tetap dan Kertas Kerja
perhitungan Penyusutan Aset Tetap.
o Rincian Utang Usaha dan daftar tagihan dari rekanan.
o Salinan Perjanjian Utang Bank dan Leasing.o Estimasi pendapatan dan beban akrual.o Perhitungan PPN Masukan yang dapat dikreditkan.o Daftar Bukti Potong PPh 23 dan salinan bukti potong.
o Perhitungan PPh Badan pasal25 danpasal29.o Rekonsiliasi Pajak (PPh 21, 23 danPPN).o Laporan Produksi dan rincian penjualan per Maskapai.o Daftar pembayaran Gaji.
6.3. Laporan Keuangan Cabang dan Distriko Dapatkan Laporan Keuangan Cabang dan Distrik beserta dokumen pendukung
bila diperlukan.o Lakukan penilaian atas ketepatan, kelengkapan dan kewajaran Laporan
Keuangan Cabang dan Distrik, jika diperlukan lakukan komunikasi dengan
General Manager Cabang/Distrik Manager'
6.4. Kaso Dapatkan Laporan hasil kas opname, Laporan pertanggungiawaban
penggunaan kas kecil dan Buku Kas dari Kasir.o Jika pengisian kembali dilakukan setelah akhir periode, lakukan jurnal
penyesuaian untuk mencatat beban dan pengeluaran Kas, denganjurnal sebagai
berikut:
KETERANGAN DEBET KREDITBeban terkait 5.000.000
Kas s.000.000
Padaawalperiode, lakukan jurnal balik sebagau berikut:
KETERANGAN DEBET KREDITKas 5.000.000Beban terkait 5.000.000
o Pastikan bahwa saldo menurut catatan sesuai dengan hasil kas opname dan
semua penerimaan dan pengeluaran Kas telah dicatat.
6.7.
6.5. Banko Dapatkan Laporan rekonsiliasi Bank, Rekening Koran Bank dan Buku Bank
dari Kasir. pastikan rekonsiliasi Bank telah wajar dan tidak terdapat selisih
yang terbuka lebih dari satu bulan.
o pastikan saldo Bank dalam mata uang asing telah dinilai kembali dengan
menggunakan Kurs Tengah BI di akhir Periode'
o Pastikan bahwa seluruh Bank dan Deposito telah dibukukan.
o pastikan bahwa terdapat Setifikat Deposito asli atas Deposito yang tercatat
didalam buku.o Pastikan bahwa tidak terdapat Kas dan Setara Kas yang dibatasi
penggunaannya dengan melihat ke covenant yang terdapat diseluruh Perjanjian
yang masih berlaku.
6.6. Piutang Usahao Dapatkan rincian Piutang Usaha dan Laporan Umur Piutang dati Customer
Relation Officer.o pastikan ,uldo piutung Usaha dalam mata uang asing telah dinilai kembali
dengan menggunakan kurs tengah BI di akhir Periode'
o pada akhir periode, dapatkan informasi apakah terdapat indikasi adanya
Pelanggan yang gagal-bayat Jika terdapat indikasi, lakukan penilaian
penurunan nilai atas Piutang Usaha Perusahaan'
Uang Mukao Dapatkan rincian uang muka,
sah, didukung dengan buktidalam buku besar.
o Pastikan bahwa semua transaksi pemberian uang muka telah dicatat dalam
buku besar.o Beri perhatian khusus pada uang muka yang sudah lama tidak diselesaikan'
Ambil langkah untuk menyelesaikannya.
Persediaano Dapatkan Rincian Persediaan dan Buku Catatan Gudang'
. Dapatkan Berita Acaru Serah Terima Persediaan dan pastikan bahwa seluruh
persediaan yang telah diterima selama periode berjalan telah dicatat didalam
buku.o pastikan penilaian costing Persediaan telah memakai metode nilai rata-rata
(average).o Pada akhir Periode, dapatkan Laporan Stock Opname Persediaan dan
bandingkan dengan jumlah persediaan dalam Laporan Stock opname dengan
Rincian Persediian dan dapatkan Rekonsiliasi jika terdapat perbedaan.
o Dapatkan rincian persediaan barang usang dan slow movement dan kemudian
lakukan identifikaii mengenai apakah terdapat penurunan nilai dari Persediaan.
Aset Tetapo Dapatkan Rincian Aset Tetap dan Perhitungan Penyusutan Aset Tetap.
o Dapatkan Berita Acara Serah Terima Aset Tetap dan pastikan bahwa seluruh
Asit Tetap yang telah siap digunakan telah dicatat didalam buku.
o Untuk akun Aset dalam Konstruksi cari informasi ke bagian teknik apakah
statusnya benar masih dalam proses. Bila Aset dalam Konstruksi sudah selesai,
dapatkan Berita Acara Serah Terima dan lakukan koreksi ke akun aset tetap
yang sesuai.
o Pastikan perhitungan penyusutan telah wajar.
pastikan bahwa semuanya adalah transaksi yang
yang memadai, jumlahnya sama dengan angka
6.8.
6.9.
o Lakukan perhitungan Aset Tetap menurut fiskal.o Pada akhir Periode, dapatkan informasi apakah terdapat indikasi adanya
penurunan nilai Aset Tetap, Jika terdapat indikasi, lakukan penilaian
penurunan nilai tersebut.
6.10. Utang Usahao Dapatkan rincian Utang Usaha dan daftar tagihan dari rekanan.
o Bandingkan daftar tagihan rekanan yang diterima dengan rincian utang usaha
untuk meyakini bahwa semua tagihan yang diterima telah dicatat.
o Apabila ada tagihan yang belum tercatat,lakukan penilaian apakah transaksi
tersebut terjadi pada periode berjalan. Jika transaksi dilakukan pada periode
berjalan maka diakui sebagai utang periode berjalan.
o Pastikan saldo Utang Usaha dalam mata :uang asing telah dinilai kembali
dengan menggunakan kurs tengah BI di akhir Periode.
6.11. Utang Bank dan Leasingo Dapatkan perjanjian Utang Bank dan Leasing.
o Pastikan seluruh Utang Bank dan Leasing telah dicatat.
o Lakukan penilaian apakah biaya transaksi dan biaya bunga dapat dikapitalisasi
ataukah harus dibebankan langsung.o Lakukan perhitungan nilai wajar dan amortized cost dengan menggunakan
suku bunga efektif.o Pastikan saldo Utang Bank dan Leasing dalam mata uang asing telah dinilai
kembali dengan menggunakan kurs tengah BI di akhir Periode'
o Lakukan penilaian apakah terdapat coyenont yang dilanggar oleh Perusahaan.
6.12. Akrualo Lakukan penilaian apakah terdapat beban dan pendapatan yang sudah terjadi
namun belum dibayarkan pada periode berjalan (akrual).o Pendapatan akrual diestimasi dengan menilai apakah terdapat pelayanan atas
jasa penerbangan yang belum ditagihkan, jika ada maka lakukan jurnal untukmengakui Pendapatan yang masih harus diterima (unbilled).
o Beban akrual yang diestimasikan adalah sebagai berikut:- Pembelian barang atau jasa yang terjadi pada periode berjalan namun
tagihan belum diterima. Dapatkan Berita Acara Serah Terima yang terbitmendekati tanggal tutup buku (sebelum atau sesudah) dan lakukanpenilaian apakah bebannya terjadi pada periode berjalan.
- Biaya Karyawan seperti Jasa Produksi, THR dan insentif lainnya.Dapatkan keputusan Direksi dan dokumen lainnya terkait imbalan kerjajangka pendek yang akan diberikan kepada Karyawan dan lakukanperhitungan beban yang harus di-accrue setiap bulannya.
- Imbalan Kerja JangkaPanjang, untuk laporan keuangan tahunan dapatkan
laporan Aktuaria dari Aktuaris dan lakukan jurnal pencatatan atas Estimasiimbalan kerja jangka panjang (trtost employee benefit). Untuk laporankeuangan bulanan lakukan estimasi dengan mempergunakan laporanaktuaria periode sebelumnya.
- Beban Kontijensi, lakukan penilaian apakah terdapat permasalahan hukum
atau perpajakan yang mungkin terjadi dan lakukan estimasi atas besaran
biay a y ang harus di- ac crue .
6.13. Uang Muka Pajak PPN.o Pastikan semua Faktur Pajak atas PPN masukan telah lengkap dan buat daftar
pajak masukan. Bila ada perbedaan dengan buku besar, lakukan rekonsiliasi.
Rekonsiliasi dilakukan setiap bulan, untuk mempeflnudah proses penutupan
Laporan Keuangan akhir tahun.o Khusus untuk tutup buku akhir tahun, petugas pajak menghitung PPN Masukan
yang dapat dikreditkan dengan menggunakan noruna seperti dalam PMK No.
78IPMK.0312010. Sisa PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan, dibiayakan
atau dikapitalisasi kedalam Aset.
6.14. IJangMuka Pajak PPh pasal23,25 dan Hutang Pajak PPh pasal29.
o Mengumpulkan bukti potong PPh Pasal23 yang akan dijadikan kredit pajak
PPh Badan (PPh Pasal 29) ak}rir tahun.o Melakukan rekonsiliasi antara jumlah bukti potong PPh 23 dengan jumlah
uang muka PPh 23 dalam buku besar. Apabila terdapat selisih dimana buktipotong yang diterima lebih kecil dari catatan di buku besar, maka uang mukaPPh 23 dijurnal balik dengan mendebet piutang usaha pelanggan yang
bersangkutan.
KETERANGAN DEBET KREDITPiutang Usaha 1.000.000
Uans Muka PPh 23 1.000.000
o Cicilan PPh Badan (PPh Pasal 25) per bulan dihitung berdasarkan beban pajakkini dari RKAP tahun berjalan selama setahun dikurangi uang muka pajak
tahun lalu dibagi 12.o Untuk menghitung Utang PPh Pasal 29 pada saat tutup buku, maka jumlah
beban pajak kini dikurangi dengan uang muka pajak PPh 23 danPPh 25.
6.15. Utang PPh Pasal2l,23 dan PPNo Cetak buku besar utang PPh pasal2l dan dapatkan daftar pembayaran gaji dan
perhitungan PPh pasal 2t,bandingkan dengan saldo buku besar.
o Dapatkan rekonsiliasi SPT PPh pasal 21 dengan buku besar, pastikanjumlahnya sama.
o Dapatkan rekonsiliasi beban gaji, tunjangan dan lainnya antara laporan di SPT
PPh 21 dengan buku besar, pastikan jumlahnya sama.
o Cetak buku besar utang pph pasal23 dan dapatkan daftar pemotongan PPhpasal23 oleh Perusahaan, bandingkan dengan saldo buku besar. Pastikan dasar
transaksinya sama dan dihitung dengan tarif yangbenar.. Lakukan rekonsiliasi SPT PPh pasal23 dengan buku besar, pastikan jumlahnya
sama.o Cetak buku besar utang PPN dan dapatkan daftar pemotongan PPN oleh
Perusahaan, bandingkan dengan saldo buku besar. Pastikan dasar transaksinyasama dan dihitung dengan tarif yangbenar.
o Lakukan rekonsiliasi SPT PPN dengan buku besar, pastikan jumlahnya sama.
6.16. PendapatanUsahaCetak buku besar pendapatan usaha dan dapatkan laporan produksi dan rincianpenjualan per Maskapai, bandingkan dengan saldo buku besar dan pastikanjumlahnya sama.
6.17. BebanKaryawanCetak buku besar beban karyawan dan dapatkan daftar pembayaran gaji dantunjangan, bandingkan dengan saldo buku besar dan pastikan jumlahnya sama.
6.18. Kurs Pembukuanpada saat penutupan buku tahunan, aset moneter dan liabilitas moneter dalammata
uang asing harus disesuaikan dengan kurs pada saat tutup buku'
6.19. Setelah seluruh laporan-laporan pendukung diterima oleh Staff Akuntansi'
kemudian Staff ^ Akuntansi memeriksa kelengkapan, kewajaran dan
ketersambungan dengan saldo menurut system. Jika ditemukan ketidakwaiaran,
lakukan p.r"lur.r.u1 atas transaksi akun, identifikasi penyebab ketidakwajaran,
membuaf draft jurnal penyesuaian dan kemudian informasikan kepada Manager
Akuntansi Keuangan serta lakukan jurnal penyesuaian'
6.20. Setelah laporan-laporan pendukung telah lengkap, waiar dan sesuai, lakukan tutup
buku dengan jurnal sebagai berikut.
KETERANGAN DEBET KREDITLaba Bersih 100.000.000.000
Ekuitas 100.000.000.000
6.21. Setelah proses Tutup Buku selesai, Staff Akuntansi mengundtth Trial Balance dati
system. -Trial
Balanie menjadibahan dalam membuat Laporan Keuangan LPPNPI.
Laporan Keuangan tersebut terdiri dari:o Laporan Posisi Keuangan;o Laporan Laba Rugi KomPrehensif;o Laporan Arus Kas;o Laporan Perubahan Ekuitas; dan
o Cafatan atas Laporan Keuangan'
6.22. Setelah Laporan Keuangan disusun, Staff Akuntansi menyerahkan kepada
Manager Akuntansi Keuangan, Senior Manager Transaksi dan Akuntansi
Keuarigan, Direktur Keuangan serta Direktur Utama untuk diverifikasi dan
disetujui.
6.23. Laporan Keuangat yang telah disetujui oleh Direksi didistribusikan kepada
pemakai Laporan Keuangan LPPNPI.
.n. DIREKSI
3h<:
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kantor Pusat
TI!')-!ofc1
tr50)5q)t,oq,J
otr!)=0q0,
0,J
oT'tr]i!,
lJ1c+o)+r
-Cfr+oj
=9.
Z=!Ox3ooE<f.
=oo=- --= o!^od "';
IEog=J
e3oo==-@
-o =
=.< c
f:-{0q=:.o-o
is;oaffo o
of3" <-= o=.< O<o-ooE;Ed+OJZ'cOO--d?€-=oo
^e!o>= +o
o l= o
ooa q -
5.qe jo =< 6;d93-o q
-=
0)
=-OJa' crq:rDooqrO'CJJ
.+0)J2.
-,o=6i<!l .EO6o
o=oOqf
=+JCC.
oooE<ot'
i<:O-6ots6Jc
-a+JoJ -'fo,lJl -tnx o.,OFc94.OJio-63f
_ooo!<o='9o-JO
O-6ots5rc
3Effi6-o=olo: +-u: E0ao' -6ixO -oE-o oll
Poi)=
I-(D-.+C
oOJJ
gqOJf
=_oirrAPS.
6o=Jts6)c
I-o-r+c-C.+o)3o)
_oUA€<
i\=Oa-56o
ts6rc
=.