PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun...

55
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2002 2006 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan pembangunan daerah telah memberikan hasil-hasil yang positif dan telah menciptakan keadaan yang dapat menjadi landasan untuk melanjutkan pembangunan lima tahun ke depan sebagai tahap awal pembangunan dimulainya pelaksanaan Otonomi Daerah ; b. bahwa dengan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999 telah ditetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara 19992001, yang pada hakekatnya adalah Pola Umum Pembangunan Nasional yang memuat konsepsi penyelenggaraan negara guna mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktup dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945; c. bahwa dengan keluarnya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/829/II/Bangda, tanggal 28 April 2000, perihal Pedoman Penyusunan Pola Dasar Pembangunan Tahun 2000-2005, maka perlu disusun Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan dalam undang-undang Nomor 22 tahun 1999 di samping keberadaan GBHN 1999-2004, diperlukan konsepsi penyelenggaraan pembangunan Daerah sebagai pedoman Pemerintah Daerah dan seluruh komponen masyarakat di daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah dalam jangka waktu lima tahun, guna mewujudkan keserasian pembangunan, pertumbuhan dan kemajuan daerah di berbagai bidang; e. Bahwa sehubungan dengan huruf a, b, c dan d perlu menetapkan Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006 dengan Peraturan Daerah.

Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun...

Page 1: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK

NOMOR 7 TAHUN 2002

TENTANG

POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SIAK

TAHUN 2002 – 2006

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK,

Menimbang : a. bahwa pelaksanaan pembangunan daerah telah memberikan hasil-hasil

yang positif dan telah menciptakan keadaan yang dapat menjadi landasan

untuk melanjutkan pembangunan lima tahun ke depan sebagai tahap awal

pembangunan dimulainya pelaksanaan Otonomi Daerah ;

b. bahwa dengan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik

Indonesia Nomor IV/MPR/1999 telah ditetapkan Garis-Garis Besar

Haluan Negara 1999–2001, yang pada hakekatnya adalah Pola Umum

Pembangunan Nasional yang memuat konsepsi penyelenggaraan negara

guna mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktup dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;

c. bahwa dengan keluarnya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor

050/829/II/Bangda, tanggal 28 April 2000, perihal Pedoman Penyusunan

Pola Dasar Pembangunan Tahun 2000-2005, maka perlu disusun Pola

Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006;

d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang

digariskan dalam undang-undang Nomor 22 tahun 1999 di samping

keberadaan GBHN 1999-2004, diperlukan konsepsi penyelenggaraan

pembangunan Daerah sebagai pedoman Pemerintah Daerah dan seluruh

komponen masyarakat di daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan daerah dalam jangka waktu lima tahun, guna

mewujudkan keserasian pembangunan, pertumbuhan dan kemajuan daerah

di berbagai bidang;

e. Bahwa sehubungan dengan huruf a, b, c dan d perlu menetapkan Pola

Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006 dengan

Peraturan Daerah.

Page 2: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Mengingat : 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara;

2. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958, tentang Pembentukan Daerah

Swantantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau Ruang (Lembaran

Negara Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor

1646);

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1983, tentang Zona Ekonomi Eklusif

Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 44, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3260 );

4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992, tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3501);

5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1999, tentang Susunan dan Kedudukan

MPR-DPR dan DPRD;

6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4849);

7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999, tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

8. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten

Siak

9. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2000, tentang Program Pembangunan

Nasional (Propenas) Tahun 2000-2004 (Lembaran Negara Tahun 2000

Nomor 206);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

(Lemmbaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3952);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000, tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 201);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000, tentang Pengelolaan dari

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000

Nomor 4022);

13. Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980, tentang Pembentukan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah;

14. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999, tentang Tehnik Penyusunan

Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang,

Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden.

Page 3: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK TENTANG POLA

DASAR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN

2002-2006

Pasal 1

Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak 2002-2006 adalah pernyataan

kehendak rakyat yang tumbuh dan berkembang di daerah Siak dan sebagai

penjabaran dari GBHN, merupakan Garis-Garis Besar Kebijakan Pembangunan

Daerah sebagai pedoman Pemerintah Daerah dan seluruh komponen

masyarakat di daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan

daerah guna mewujudkan keserasian pembangunan, pertumbuhan dan

kemajuan daerah di berbagai bidang.

Pasal 2

Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006 disusun

dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

BAB II Kondisi Dan Potensi Daerah

BAB III Visi dan Pembangunan Daerah

BAB IV Kebijaksanaan, Strategi dan Arah Pembangunan Daerah

BAB V Pelaksanaan Pembangunan

BAB VI Penutup

Pasal 3

Isi beserta uraian terinci sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Peraturan

Daerah ini terdapat dalam Naskah Pola Dasar Pembangunan Kabupaten Siak

Tahun 2002-2006 yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Daerah ini.

Pasal 4

1. Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006

dilaksanakan oleh Bupati Siak melalui Program Pembangunan Daerah

(Propeda) Kabupaten Siak Tahun 2002-2006;

2. Dalam Penyusunan Program Pembangunan Daerah (Propeda) Kabupaten

Siak Tahun 2002-2006, Bupati Siak senantiasa memperhatikan pendapat dari

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Siak dan aspirasi rakyat di

daerah.

Page 4: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Pasal 5

Pembiayaan pelaksanaan Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak

Tahun 2002-2006 dan Program Pembangunan Daerah (Propeda) Kabupaten

Siak 2002-2006 diperoleh melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Serta dana dari partisipasi

masyarakat dan investasi pihak swasta lainnya.

Pasal 6

Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak ini ditinjau kembali sekali

dalam lima tahun setelah ditetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara guna

memberikan Pedoman dalam Penyusunan Program Pembangunan Daerah

(Propeda) lima tahun berikutnya.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran Daerah

Kabupaten Siak.

Ditetapkan di Siak Sri Indrapura

pada tanggal 17 Juni 2001

B U P A T I S I A K,

A R W I N AS

Diundangkan di Siak Sri Indrapura

pada tanggal 18 Juni 2002

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIAK,

DRS. H. KHAIRUL ZAINAL

Pembina Tk.I. NIP. 010086330

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIAK

TAHUN 2002 NOMOR 8 SERI D

Page 5: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2002 NOMOR :

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 7 TAHUN 2002

N A S K A H

POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN SIAK

TAHUN 2002-2006

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK 2002

Page 6: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………….. i

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….. I-1

1.1. Pengertian ……………………………………………………………………….. I-1

1.2. Maksud dan Tujuan ………………………………………………………….. I-1

1.3. Kedudukan dan Fungsi ..……………………………………………………. I-1

1.4. Landasan ……………………………………………………………………….. I-2

1.5. Ruang Lingkup ………………………………………………………………. I-2

BAB II KONDISI DAN POTENSI DAERAH …………………………………………… II-1

2.1. Kondisi dan Potensi Alam Daerah …………………………………. II-1

2.2. Kondisi dan Potensi Pemerintah Daerah ……………………………… II-1

2.3. Kondisi dan Perekonomian …………………………………………………. II-2

2.4. Kondisi dan Potensi Sosial Budaya ………………………………………. II-9

2.5. Kondisi dan Potensi Sumberdaya Alam …………………………………. II-12

BAB III VISI DAN PEMBANGUNAN DAERAH ……………………………………………. III-1

3.1. Visi Pembangunan …………………………………………………………….. III-1

3.2. Misi Pembangunan …………………………………………………………….. III-2

BAB IV STRATEGI KEBIJAKAN, STRATEGI DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

4.1. U m u m ………………………………………………………………………… IV-1

4.2. Bidang Pemerintahan yang baik ………………………………………… IV-2

4.2.1. Peningkatan Otonomi Daerah ………………………………… IV-2

4.2.2. Hukum/Perundang-undangan/Peraturan …………………… IV-2

4.2.3. Aparatur Pemerintah ………………………………………………. IV-3

4.2.4. Masyarakat Sipil dan Sektor Swasta ………………………….. IV-4

4.2.5. Komunikasi, informasi dan sektor Swsata ………………….. IV-4

4.2.6. Perlindungan dan Pengamanan Masyarakat ……………….. IV-5

i

Page 7: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.3. Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ketahanan Budaya ……………. IV-5

4.3.1. Kependudukan/SDM ………………………………………………… IV-5

4.3.2. Pendidikan …………………………………………………………….. IV-6

4.3.3. Kebudayaan …………………………………………………………… IV-6

4.3.4. Agama ………………………………………………………………….. IV-6

4.3.5. Kesehatan ……………………………………………………………… IV-7

4.3.6. Keluarga Berencana ……………………………………………….. IV-7

4.3.7. Mobilitas Penduduk ………………………………………………… IV-8

4.3.8. Ketenagakerjaan ……………………………………………………. IV-8

4.3.9. Pemuda, Olahraga, Anak dan Remaja ………………………. IV-9

4.3.10.Peranan Perempuan ………………………………………………. IV-9

4.3.11.Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ……………………………. IV-9

4.3.12.Kesejahteraan Sosial ………………………………………………. IV-10

4.3.13.Ketahanan Budaya …………………………………………………. IV-10

4.4 Bidang Ketahanan Ekonomi Daerah dan Peningkatan

Pelayanan Kehidupan ……………………………………………………….. IV-11

4.4.1. Mempercepat Pemulihan Ekonomi ………………………….. IV-11

4.4.2. Memperkuat Landasan Pembangunan Ekonomi

Berkelanjutan ……………………………………………………….. IV-11

4.4.3. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup ………………. IV-13

4.4.4. Sumberdaya Air dan Irigasi …………………………………….. IV-13

4.4.5. Pertambangan dan Energi ………………………………………. IV-14

4.4.6. Pengembangan Prasarana Pembangunan ………………… IV-15

4.4.7. Transportasi …………………………………………………………. IV-16

4.4.8. Pertahanan dan Penataan Ruang ……………………………. IV-16

4.4.9. Pertanian dan Tanaman Pangan …………………………….. IV-17

4.4.10. Kehutanan dan Perkebunan …………………………………… IV-18

4.4.11. Perikanan …………………………………………………………….. IV-19

4.4.12. Peternakan …………………………………………………………… IV-19

4.4.13. Industri ……………………………………………………………….. IV-20

4.4.14. Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah …. IV-20

ii

Page 8: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.4.15. Pariwisata ……………………………………………………………. IV-21

4.4.16. Transmigrasi ……………………………………………………….. IV-21

4.4.17. Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan ………….. IV-22

4.4.18. Pengembangan Ketanagakerjaan …………………………… IV-22

4.4.19. Dunia Wisata ……………………………………………………….. IV-22

4.5 Bidang Pemberdayaan Masyarakat …………………………………….. IV-23

4.5.1. Masyarakat Sipil (Swasta, LSM, Masyarakat Umum) …. IV-23

4.5.2. Pembangunan Daerah …………………………………………… IV-23

4.5.3. Pembangunan Kecamatan ……………………………………… IV-24

4.5.4. Pembangunan Pedesaan ……………………………………….. IV-24

BAB V PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ……………………………………………….. V-1

5.1.Umum ……………………………………………………………………………… V-1

5.2.Paradigma Baru Pembangunan Daerah ……………………………….. V-1

5.3.Asas Pelaksanaan Pembangunan ……………………………………….. V-2

A. Prinsip Good Gobernance ……………………………………………… V-2

B. Asas Pelaksanaan ………………………………………………………… V-3

BAB VI PENUTUP ……………………………………………………………………………… VI-1

iii

Page 9: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Pengertian

Pada bagian ini di jelaskan bahwa Pola Dasar Pembangunan Daerah, baik untuk daerah

kabupaten/kota maupun untuk daerah propinsi, adalah dokumen induk perencanaan pembangunan

daerah yang memuat visi dan misi, startegi dan arah kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota

yang didasarkan pada kondisi, potensi riel, permasalahan dan kebutuhan nyata daerah serta aspirasi

masyarakat yang tumbuh dan berkembang di daerah ditetapkan dengan peraturan daerah yang

bersangkutan. Sehubungan dengan hal di atas, maka Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten

Siak adalah Garis-garis Besar Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Siak, yang mencerminkan

aspirasi seluruh masyarakat di Kabupaten Siak.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud

Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006 dimaksudkan untuk

memberikan arah penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan penyampaian

pelayanan masyarakat. Berkaitan dengan era pembangunan baru, dimaksudkan pula agar penyusunan

Poldas ini dapat mengantisipasi dini dalam mempersiapkan pemerintahan yang baik, upaya

menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Siak tahun 2002-2006, dalam

rangka mewujudkan visi dan tujuan pembangunan daerah yang hendak dicapai berupa kehidupan

masyarakat daerah Kabupaten Siak yang beriman dan bertaqwa, berbudaya, beradab, berahlak mulia,

mandiri, bebas, maju dan sejahtera, sebagaimana yang dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 dan

GBHN Tahun 1999-2004.

1.2.2. Tujuan

Poldas Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006 bertujuan untuk memberikan

pedoman dasar bagi arahan pengelolaan pembangunan daerah yang menjabarkan kehendak

masyarakat guna mewujudkan keserasian pembangunan, pertumbuhan dan kemajuan daerah di

segala bidang.

1.3. Kedudukan dan Fungsi

Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak merupakan penjabaran dari Ketetapan MPR-

RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 yang berisi

tujuan, strategi, kebijaksanaan dan arah pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Siak sesuai

dengan situasi, kondisi, potensi, dan aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Dengan kata

I-1

Page 10: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

lain Pola Dasar Pembangunan Daerah berkedudukan sebagai kerangka dasar pengelolaan

pembangunan daerah yang merupakan arahan dan pedoman bagi seluruh penyelenggara

pemerintahan, penyelengara pembangunan, dan masyarakat yang secara bersama-sama akan

mengisi, memelihara dan memanfaatkan pembangunan.

1.4. Landasan

Poldas Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006 memiliki landasan hukum

sebagai berikut:

a. Landasan Idiil: Pancasila

b. Landasan Konstitusional: UUD 1945

c. Landasan Operasional: TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara

(GBHN) Tahun 1999-2004

d. Landasan Kewenangan Fungsional:

● UU No. 22/1999 tentang Pemerintah Daerah

● UU No. 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

● UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih, dan Bebas dari Korupsi, Kolusi

dan Nepotisme

● UU No. 53/1999 tentang Pembentukan Kabupaten Siak

● Surat Edaran Ditjen Bangda No. 050/829/II/Bangda Tgl. 28 April 2000 tentang Pedoman

Penyusunan Pola Dasar Pembangunan Daerah 2002-2006

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak meliputi arah, tujuan, strategi

dan arah kebijaksanaan pembangunan daerah, yang merupakan aspirasi seluruh masyarakat

Kabupaten Siak, yang disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : KONDISI DAN POTENSI DAERAH

BAB III : VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV : KEBIJAKSANAAN, STRATEGI DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V : PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

BAB VI : PENUTUP

BAB II

KONDISI DAN POTENSI DAERAH

Kabupaten Siak merupakan kabupaten yang baru dibentuk, oleh karenanya data terperinci

mengenai Kabupaten Siak belum sepenuhnya didapatkan. Data-data tentang Kabupaten Siak sebagian

besar masih menjadi satu dengan Kabupaten Bengkalis sebagai kabupaten induk. Secara garis besar

kondisi umum wilayah Kabupaten Siak berikut ini diturunkan dari gambaran umum Kabupaten

Bengkalis dan Propinsi Riau.

I-2

Page 11: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

2.1. Kondisi dan Potensi Alam Daerah

Kabupaten Siak sebagai bagian dari Propinsi Riau merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Bengkalis. Secara astronomis Letak kedudukan wilayah Kabupaten Siak berada antara 1000 54,5’ -

1020 52” Bujur Timur dan 20 30’ - 00 17’ Lintang Utara. Wilayah Kabupaten Siak berbatasan di sebelah

utara dengan Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis, di sebelah selatan berbatasan dengan

wilayah Kecamatan Bunut dan Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Kampar, di sebelah timur wilayah

Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Merbau Kabupaten Bengkalis dan di sebelah barat wilayah

Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

Wilayah Kabupaten Siak mencakup areal seluas 8.556,09 km2 yang merupakan 9,05% dari

luas wilayah Propinsi Riau (94.561,60 km2). Pengamatan terhadap penggunaan lahan yang ada

menampakkan bahwa sebagian besar lahan di Kabupaten Siak merupakan hutan dengan luas 306.826

Ha atau 35,86% dari luas wilayah Kabupaten Siak. Sedangkan selebihnya seluas 159.081 Ha (18,59%)

berupa perkebunan, rawa, perkampungan, ladang/tegalan, sawah, semak/rumput maupun

kolam/empang. Sementara lahan yang sedang tidak diusahakan mencapai luas 290.663 Ha (34%).

Kabupaten Siak mempunyai topografi wilayah berupa pantai dan dataran dengan ketinggian

tanah bervariasi antara 2,0-8,4 meter dari permukaan laut. Kecamatan Siak merupakan wilayah pantai

yang berada di bagian timur kabupaten dengan kemiringan tanah antara 0-2%. Sementara Kecamatan

Minas merupakan kecamatan yang berada di wilayah bagian barat dengan ketinggian 8,4 meter di atas

permukaan laut yang sebagian wilayahnya mempunyai sifat berbukit dengan kemiringan lebih dari

40% dan sebagian lainnya memiliki kelerengan lebih dari 2%. Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen,

Kabupaten Siak tergolong dalan tipe afa, yakni iklim tipe hujan hutan tropis. Curah hujan rata-rata

setiap tahun berkisar antara 2.441-2.520 mm. Suhu udara rata-rata tahunan sebesar 25,90C dengan

kisaran 22,60C-31,30C. Pola penyebaran hujan bersifat bimodal, dengan puncak curah hujan terjadi

pada bulan April dan Oktober, serta bulan kering pada bulan Februari dan bulan Juli.

Lebih dari setengah luas wilayah Kabupaten Siak merupakan lahan gambut. Kecamatan Siak dan

Kecamatan Sungai Apit merupakan kecamatan yang memiliki wilayah dengan tekstur tanah sedang.

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Siak menunjukkan jenis tanah organosol dan humus. Jenis tersebut

dapat ditemukan di seluruh wilayah kecamatan dan sebagian berupa jenis tanah podsolik merah

kuning terdapat di Kecamatan Siak.

2.2. Kondisi dan Potensi Pemerintahan Daerah

Pembentukan Kabupaten Siak ini dimulai dari proses pengkristalan aspirasi masyarakat yang

merupakan kelanjutan dari keinginan masyarakat untuk membentuk Kabupaten sejak tanggal 14 Juni

1964. Diawali dengan Pembentukan Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Siak pada tanggal 24

Mei 1999 dengan Ketua Umum H. Wan Ghalib, yang bertugas melaksanakan Musyawarah Besar

(Mubes) Masyarakat Eks Kawedanan Siak tanggal 11 Juni 1999. Diputuskan Pembentukan Komite

Perjuangan Pembentukan Kabupaten Siak (KPPKS) dengan ketua H.M. Azaly Djohan. SH. Dilanjutkan

dengan kedatangan Tim DPOD Departemen Dalam Negeri dilanjutkan kedatangan Tim Komisi II DPR

RI, hingga terbentuknya Kabupaten Siak dengan UU No. 53 tahun 1999 tersebut.

II-1

Page 12: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Jumlah dinas dan instansi dalam Kabupaten Siak yang sudah terbentuk sebanyak 21

Dinas/Instansi. Rencana awal 2002 akan di syahkan dan di berlakukan SOT (Struktur Organisasi Kerja)

Dinas/Instansi yang baru. Penambahan secara berangsur-angsur, terus dilakukan seiring dengan

pertambahan jumlah pegawai yang ada di lingkungan Pemda Kabupaten Siak. Demikian juga

mengenai pengisian jabatan untuk eselon III, eselon IV dan eselon V pada jajaran sekretariat, dinas-

dinas dan kantor pemerintah di lingkungan pemerintahan Kabupaten Siak serta dibantu staf honorer.

Guna lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat maka wilayah Kabupaten Siak yang

semula terdiri dari 3 Kecamatan (Siak, Sungai Apit dan Minas) dan satu Kecamatan Pembantu

(Tualang Perawang) dimekarkan dengan penambahan 5 Kecamatan baru (Sungai Mandau, Dayun,

Kerinci Kanan , Tualang dan Bunga Raya). Hingga kini Kabupaten Siak terdiri dari 8 Kecamatan 3

Kelurahan dan 105 Desa, karena telah dilakukan pemekaran beberapa desa dengan jumlah penduduk

mencapai 246.435 jiwa dengan 50.035 KK.

Sejak terbentuknya lembaga legislatif (DPRD) Kabupaten Siak peran lembaga yang merupakan

mitra kerja eksekutif telah membantu menjalankan roda Pemerintahan Kabupaten Siak terutama

dalam menetapkan Peraturan Daerah (Perda) dan mengakomodasi aspirasi masyarakat, serta

memproses produk hukum bagi kepentingan daerah, serta mengatasi dan menjawab tantangan serta

permasalahan di Kabupaten Siak.

2.3. Kondisi Perekonomian

2.3.1. Ekonomi Regional

Secara umum kondisi perekonomian wilayah dapat digambarkan melalui Produk Domestik

Regional Bruto. Dengan menggunakan PDRB akan dapat diketahui pertumbuhan ekonomi wilayah,

struktur perekonomian wilayah dan pendapatan per kapita penduduk. Peningkatan pertumbuhan

ekonomi daerah menunjukkan peningkatan kemampuan daerah untuk menghasilkan barang dan jasa.

Pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan harga konstan untuk menghilangkan pengaruh perubahan

harga sehingga benar-benar diketahui kemampuan ekonomi daerah yang sebenarnya. Pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Siak dalam kurun waktu 1993-1997 meningkat rata-rata 7,36% per tahun tanpa

memperhitungkan sektor migas. Laju pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan Propinsi Riau

dalam kurun waktu yang sama mencapai 9,28%. Krisis ekonomi sebagai akibat depresiasi Rupiah

terhadap Dollar sangat berpengaruh terhadap kemampuan daerah dalam menghasilkan barang dan

jasa. Oleh karena itu selama kurun waktu 1997-1998, laju pertumbuhan ekonomi (tanpa migas)

melambat menjadi 2,01% per tahun. Setahun kemudian selama 1998-1999. Setelah terjadi pemulihan

ekonomi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Siak sedikit meningkat menjadi 3,82% . Dan pada tahun

1999-2000 mencapai 8,60% lebih tinggi dari dua tahun sebelumnya.

Struktur perekonomian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sektor ekonomi

tertentu. Struktur ekonomi dihitung dari proporsi nilai tambah sektoral terhadap PDRB. Data yang

tersedia memperlihatkan bahwa perekonomian Kabupaten Siak sangat tergantung pada sektor industri

pengolahan dengan kecenderungan yang semakin meningkat. Pada tahun 1993, kontribusi sektor

II-2

Page 13: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Siak adalah 54,89%, selanjutnya pada tahun 1999

meningkat menjadi 56,66% dan pada tahun 2000 menjadi 56,78%. Besarnya kontribusi sektor industri

pengolahan ini terutama berasal dari nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor industri besar dan

sedang.

Pendapatan per kapita regional menunjukkan tingkat kemakmuran penduduk daerah secara

kasar karena tidak menunjukkan distribusi pendapatan yang sebenarnya. Pendapatan per kapita

regional dihitung dari PDRB dibagi dengan jumlah penduduk. Pendapatan per kapita regional

Kabupaten Siak menunjukkan peningkatan selama 1993-1999. Berdasarkan harga konstan,

pendapatan per kapita Kabupaten Siak tahun 1993 mencapai Rp 1.479.473,46 kemudian meningkat

menjadi Rp 1.816.291,01 pada tahun 1999. Dengan kata lain, selama 1993-1999 pembangunan

ekonomi telah berhasil meningkatkan kemakmuran penduduknya. Kemudian pada tahun 2000

pendapatan perkapita Kabupaten Siak mencapai Rp. 1.902.544,53. Tetapi perlu diperhatikan bahwa

pendapatan per kapita ini tidak dapat dijadikan tolok ukur pemerataan pendapatan. Sehingga

tingginya tingkat pendapatan perkapita mungkin saja hanya dinikmati oleh sebagian kecil penduduk.

2.3.2. Ekonomi Sektoral

1. Pertanian Tanaman Pangan

Kegiatan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Siak pada umumnya menggunakan sistem

pengairan tadah hujan. Luas lahan sawah tanah hujan (basah) di Kabupaten Siak mencapai luasan

15.654 Ha, yang baru di manfaatkan seluas 9.363 Ha, yaitu 853 Ha di Kecamatan Siak, 8.257 Ha di

Kecamatan Sungai Apit dan Kecamatan Bunga Raya 253 Ha di Kecamatan Minas dan Kecamatan

Muara Kelantan. Sistem pengairan ½ teknis sederhana baru dilakukan di Kecamatan Siak dengan areal

sawah 173 Ha.

Produksi pertanian tanaman pangan di Kabupaten Siak meliputi padi dan palawija, sayur-

sayuran, buah-buahan dan empon-empon. Secara umum produksi pertanian tanaman pangan di

Kabupaten Siak masih di bawah kapasitas produksi yang sebenarnya. Hal ini disebabkan antara lain

oleh masih luasnya lahan sawah dan lahan kering yang sementara ini belum diusahakan masing-

masing mencapai 6.291 Ha dan 22.117,5 Ha. Produksi padi dan palawija Kabupaten Siak selama 1996-

1999 pada umumnya mengalami peningkatan, kecuali untuk komoditi kedelai, kacang hijau dan

kacang tanah. Produksi padi dan palawija Kabupaten Siak sebagian besar (sekitar 70%) berasal dari

Kecamatan Sungai Apit dan Kecamatan Bunga Raya. Hal ini dapat dimengerti karena Kecamatan

Bunga Raya terdapat daerah lokasi transmigrasi yang pada umumnya mempunyai budaya pertanian

menanam padi dan palawija. Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan di Kabupaten Siak

masih mengahadapi beberapa kendala. Kendala yang utama yang dihadapi adalah pengairan.

Kekurangan sarana dan prasarana pengairan merupakan masalah utama yang sangat menghambat

program peningkatan produksi. Di samping itu, masalah lain berkaitan peningkatan produksi adalah

gangguan hama tanaman. Hama tanaman yang masih dihadapi oleh petani di Kabupaten Siak terdiri

dari penggerek batang, tikus, hama putih, blast dan kepinding tanah.

II-3

Page 14: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Seperti halnya di daerah lain masalah lain yang berhubungan dengan tingkat pendapatan

petani adalah rendahnya nilai tukar produk pertanian dibandingkan dengan produk dari sektor lain

terutama dari sektor industri. Meskipun terjadi kenaikan harga komoditi pertanian tetapi tidak

sebanding dengan kenaikan komoditi sektor ekonomi lain. Sehingga secara riil, petani mungkin tidak

mendapatkan peningkatan pendapatan meskipun terjadi kenaikan harga. (Sumber Data : Dinas

Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Siak).

2. Perkebunan

Potensi sektor perkebunan di Kabupaten Siak didukung oleh sumberdaya lahan yang cukup

luas. Lahan yang digunakan untuk kegiatan sektor perkebunan pada tahun 2000 mencapai areal

137.399 Ha. Di samping itu terdapat potensi lahan kering yang belum dimanfaatkan yaitu seluas

22.177,5 Ha. Di antara 8 kecamatan yang berada di Kabupaten Siak, Kecamatan Minas merupakan

daerah dengan lahan perkebunan yang paling luas yaitu 96.686 Ha.

Komoditi utama sektor perkebunan di Kabupaten Siak terdiri dari karet, kelapa, kelapa sawit,

pinang, lada dan kemiri. Di antara komoditi tersebut, kelapa sawit mendominasi hasil produksi sektor

perkebunan dengan kecenderungan yang meningkat. Pada tahun 1999, produksi kelapa sawit

mencapai 448.946,00 ton atau 99,06% dari total produksi perkebunan Kabupaten Siak. Daerah sentra

produksi tanaman kelapa sawit terdapat di Kecamatan Siak dengan produksi yang dihasilkan sebanyak

388.956 ton. Pada umumnya produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Siak mengalami peningkatan

kecuali tanaman karet dan lada selama kurun waktu 1996-1999. Produksi yang dihasilkan sangat

dipengaruhi oleh luas areal tanaman. Peningkatan luas areal mempunyai pengaruh positif terhadap

hasil produksi yang dicapai. Seperti yang telah diutarakan di atas, produksi kelapa sawit mendominasi

produksi tanaman perkebunan. Hal ini disebabkan oleh luas areal tanaman kelapa sawit mencapai

104.895 Ha atau 79,29% dari seluruh luas areal perkebunan yang diusahakan. Di samping itu

penambahan luas areal tanaman kelapa sawit melebihi tanaman perkebunan lainnya. Selama kurun

waktu 1996-1999, peningkatan luas areal tanaman kelapa sawit mencapai 16,94% per tahun.

Usaha perkebunan di Kabupaten Siak dilaksanakan oleh perkebunan rakyat, perkebunan besar negara

dan perkebunan besar swasta. Perkebunan rakyat menggunakan pola parsial, UPP dan swadaya murni.

Komoditi yang diusahakan oleh perkebunan rakyat meliputi karet, kelapa, kelapa sawit, kopi dan

pinang. Usaha perkebunan swasta dan negara dilaksanakan dengan menggunakan pola plasma dan

pola inti. Komoditi tanaman perkebunan yang diusahakan kelapa sawit, karet dan kelapa. Pengolahan

hasil perkebunan yang dilakukan oleh petani masih menggunakan teknologi tradisional dengan kualitas

produk yang rendah. Sementara perkebunan besar swasta dan negara menggunakan teknologi

modern untuk pengolahan hasil perkebunan. (Sumber Data: Dinas Pertanian dan Perkebunan

Kabupaten Siak).

II-4

Page 15: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

3. Peternakan

Kegiatan sub sektor peternakan merupakan kegiatan tambahan yang membawa keuntungan

bagi petani peternak bahkan sebagian merupakan kegiatan pokok, usaha ternak unggas sampingan

penduduk Kabupaten Siak, selain sebagai petani perkebunan atau tanaman pangan yang merupakan

pekerjaan utama. Jenis ternak yang dikembangkan di Kabupaten Siak terdiri dari sapi, kerbau,

kambing/domba, babi, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, ayam kampung dan itik. Pengembangan

populasi ternak sebagian besar berada di Kecamatan Bunga Raya dan Sungai Apit terutama untuk

ternak sapi, kambing dan ayam kampung. Bahkan di Desa Bunga Raya Kecamatan Bunga Raya

terdapat sentra peternakan sapi pedaging. Terpusatnya pengembangan populasi ternak di Kecamatan

Bunga Raya berkaitan dengan banyaknya lokasi permukiman transmigrasi. Pada umumnya populasi

ternak di Kabupaten Siak selama 1996-1998 menunjukkan perkembangan yang meningkat, kecuali

ayam ras petelur dan ayam ras pedaging.

Produksi peternakan Kabupaten Siak terdiri dari daging dan telur. Produksi daging di

Kabupaten Siak terdiri dari daging sapi, kerbau, kambing, ayam ras, ayam kampung dan itik. Diantara

jenis daging tersebut produksi daging ayam kampung mendominasi produksi daging ternak di

Kabupaten Siak. Kalau produksi daging selain ayam kampung berkisar 15.000- 55.000 kg per tahun,

maka produksi daging ayam kampung dapat mencapai 400.000- 500.000 kg per tahun selama 1996-

1998. Dilihat perkembangan per tahun selama 1996-1998, produksi daging di Kabupaten Siak

mengalami peningkatan kecuali ayam ras yang disebabkan oleh menurunnya populasi dalam kurun

waktu yang sama. Sementara itu, produksi telur di Kabupaten Siak terdiri dari telur ayam ras, telur

ayam kampung dan telur itik. Produksi telur ayam kampung dan telur itik sebagian berasal dari

Kecamatan Sungai Apit. Sedangkan untuk produksi telur ayam ras berasal Kecamatan Siak dan

Kecamatan Minas.(Sumber Data: Dinas Peternakan dan Perikanan Kab Siak).

4. Kehutanan

Dari luas wilayah Kabupaten Siak yaitu 8.556,09 Km2 di mana luas kawasan hutan berdasarkan

tata guna hutan adalah 483.404,25 Ha (56,5 %) dan kawasan non kehutanan seluas 372.198,75 Ha (

43,5%). Kkawasan hutan terse but berdasarkan fungsinya terdiri atas hutan lindung seluas 7.753,48

Ha, hutan suaka alam/hutan suaka marga satwa seluas 69.659,36 Ha (Suaka Marga Satwa Giam Siak

Kecil) seluas ± 41.597,94 Ha di Kecamatan Sungai Mandau, Suaka marga satwa Tasik Belat seluas ±

2.208,76 Ha di Kecamatan Sungai Apit, Suaka Marga Satwa Zamrud (Danau Pulau Besar) seluas ±

25.852,66 Ha di Kecamatan Siak, Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Qasim seluas ± 1.650 Ha

di Kecamatan Minas, dan Hutan Lindung Bakau seluas 6.820,25 Ha. Sedangkan luas hutan produksi

adalah seluas 395.321,40 Ha, yang terdiri dari Hutan Produksi Tetap seluas 183.551,90 Ha dan Hutan

Produksi Terbatas seluas 211.260,50 Ha. Selain itu terdapat usaha konversi diluar kawasan hutan

berupa usaha penangkaran ikan arwana oleh tiga perusahaan yaitu PT. Sumatera Aquaprima Buana,

PT. Tambak Seraya Utama dan UD. Wan Woon.

II-5

Page 16: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Kawasan hutan produksi di Kabupaten Siak di kelola dalam bentuk Hak Pengusahaan Hutan

(HPH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Jumlah perusahaan pemegang HPH di Kabupaten Siak

adlah 13 perusahaan yaitu PT Dexter Perkasa Timber Industri, PT. Inti Prona, PT. Kosmar Timur Raya,

PT. Mandau Abadi, PT. Rokan Permai Timber, PT. Rokinan Timber, PT. Triomas FDI, PT. Yos Raya

Timber, PT. Nasional Timber I, PT. Expra Bary, PT. Kangly Lumber, PT. Multi Eka Jaya Timber, PT.

Wira karya Sakti. Luas keseluruhan areal HPH adalah 599.321,54 Ha.

Perusahan Pemegang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI) sebanyak 5

perusahaan yaitu PT Arara Abadi, PT. Perawang Sukses Perkasa Industri, PT. Satria Perkasa Agung,

Koperasi Atan, PT. Riau Andalan Pulp & Paper, PT. Riau Abadi Lestari, PT. Rimba Mandau Lestari dan

PT Ekawana Lestari Darma. Luas keseluruhan areal HPHTI adalah 206.864,89 Ha.

Jumlah Perusahaan di bidang perkebunan adalah 33 perusahaan dengan luas keseluruhan 299.053,92

Ha sedangkan jumlah Industri Pengolahan Kayu Hulu (IPKH) di Kabupaten Siak sebanyak 17

Perusahaan. (Sumber Data: Dinas Kehutanan Kab Siak).

5. Perikanan

Kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Siak meliputi perikanan laut dan perikanan darat.

Kegiatan perikanan darat meliputi penangkapan di perairan umum dan budidaya kolam. Potensi luas

areal budidaya kolam tahun 2000 mencapai luasan 92.2 Ha mencapai produksi 9.9 ton.

Jumlah petani yang bekerja di sektor perikanan atau disebut dengan rumah tangga perikanan

(RTP) di Kabupaten Siak mencapai 534 RTP pada tahun 2001. Produksi ikan yang dihasilkan di

Kabupaten Siak terdiri dari ikan darat dan ikan air tawar. Selama tahun 2000-2001 produksi ikan

mengalami kenaikan dari 208.9 ton menjadi 264 ton. (Sumber Data: Dinas Peternakan dan Perikanan

Kab Siak).

6. Perindustrian

Selama ini sektor industri di Kabupaten Siak mempunyai peranan yang cukup besar dalam

perekonomian dan penyerapan tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari besarnya kontribusi nilai tambah

yang dihasilkan, tenaga kerja yang terserap dan peranannya terhadap eskpor non migas.

Perkembangan sektor industri di Kabupaten Siak didominasi oleh industri menengah besar terutama

industri pengolahan kayu, kertas dan perkebunan kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tenaga

kerja yang dipekerjakan dan nilai investasi yang ditanamkan. Dari seluruh tenaga kerja sektor industri

yang berjumlah 23.692 orang, 23.640 orang atau 99,02% bekerja di industri menengah besar

sedangkan sisanya bekerja di industri kecil. Demikian juga dengan nilai investasi sektor industri,

99,94% dari total nilai investasi Rp 2.230.617.500.000 berasal dari industri skala menengah besar

dan hanya 0,06% atau Rp 1.267.500.000 berasal dari industri kecil.

Sebagian besar usaha industri menengah besar berlokasi di Kecamatan Siak, Tualang dan

Kerinci kanan dengan jumlah unit usaha 22 unit. Sedangkan jumlah usaha industri yang berada di

Kecamatan Sungai Apit dan Minas masing-masing sebanyak 7 dan 3 unit usaha. Jumlah tenaga kerja

II-6

Page 17: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

yang terserap dalam kegiatan industri skala usaha menengah besar berjumlah 23.460 orang (9 unit

usaha belum tercatat data jumlah tenaga kerja) yang sebagian besar (69, 26%) bekerja di industri

kertas (pulp) yang berlokasi di Desa Pinang Sebatang Kecamatan Tualang Perawang. Banyaknya

tenaga kerja yang terserap ini berkaitan dengan besarnya skala usaha industri. Industri pulp

merupakan industri skala besar dengan nilai investasi terbanyak di antara industri menengah besar

yang lain di Kabupaten Siak. Jumlah investasi yang ditanamkan oleh industri pulp tersebut sampai

tahun 2000 mencapai Rp 2.187.000.000.000 atau 98,10% dari keseluruhan nilai investasi yang

ditanamkan oleh industri menengah besar di Kabupaten Siak. Sedangkan nilai ekspor pada tahun 2001

dari masing-masing industri yang ada antara lain Pulp sebesar Rp.1.442.033.344,700,- Kertas sebesar

Rp.2.893.584.006,000,- Plywood/Blackboard sebesar Rp.447.386.400,- Moulding/Furniture Company

sebesar Rp.33.785.700,- dan Cruse Palm Oil (CPO) sebesar Rp.32.084.500,-. Permasalahan yang

dihadapi oleh industri skala menengah dan besar di Kabupaten Siak pada umumnya berkisar tentang

kesulitan modal dan ketersediaan bahan baku, bahkan beberapa unit industri kayu menampung kayu

curian dari masyarakat (Dinas Perindag Kabupaten Siak).

Industri kecil di Kabupaten Siak pada tahun 2001 sudah mulai berkembang yaitu mencapai 31

jenis usaha industri dengan 287 unit usaha yang tersebar pada 8 kecamatan di Kabupaten Siak yaitu

Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan dengan investasi mencapai Rp.1.463.320.000,- Industri Logam,

Mesin, Elektronika dan aneka dengan nilai investasi Rp. 503.800.000,-. (Sumber Data: Dinas Perindag

Kab Siak).

7. Perdagangan

Perdagangan Dalam Negeri

Perdagangan dalam negeri di Kabupaten Siak mempunyai potensi pengembangan yang cukup

baik. Tingkat pengadaan dan penyaluran barang kebutuhan pokok dan penting lainnya cukup tersedia

dan lancar sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, serta tingkat harga barang relatif stabil

meskipun pada tahun anggaran 1999/2000 harga barang kebutuhan pokok dan barang penting lainnya

cenderung bergerak naik namun kenaikan tersebut masih dalam batas yang wajar. Hal tersebut

disebabkan nilai tukar rupiah yang turun terhadap dolar serta faktor geografis karena pada umumnya

kebutuhan pokok tersebut didatangkan dari luar Kabupaten Siak, seperti Sumatera Barat, Sumatera

Utara dan Jawa.

Pasar merupakan prasarana utama kegiatan perdagangan yang sangat mempengaruhi

kemajuan kegiatan perdagangan. Sampai tahun 2001 jumlah pasar yang ada di Kabupaten Siak

sebesar 12 (dua belas) unit yang tersebar di Kecamatan Siak dan Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan

Minas, Kecamatan Tualang, Kecamatan Bunga Raya, sedangkan pasar lainnya masih di kelola secara

Swadaya masyarakat. Usaha perdagangan di Kabupaten Siak didominasi oleh usaha perdagangan non

formal. Kegiatan perdagangan non formal pada umumnya merupakan pedagang kebutuhan sehari-hari

seperti sayuran, buah-buahan, makanan/minuman, dan lain-lain. Sebagian besar pedagang memiliki

II-7

Page 18: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

tempat usaha yang tetap berupa kios, warung atau toko, dan selebihnya merupakan pedagang yang

tidak memiliki tempat usaha tetap/permanen. Sementara itu usaha perdagangan formal di Kabupaten

Siak pada tahun 2001 pada umumnya bergerak pada jenis usaha toko maupun grosir dengan jenis

komoditi barang keperluan sehari-hari, bahan bangunan, pakaian, barang elektronik, serta obat-

obatan dan jamu, dan lain-lain (Sumber Data Dinas Pasar Kabupaten Siak).

Sebelum diberlakukannya Perda Retribusi Pasar yang baru dari pemda Kabupaten Siak maka

penarikan Retribusi pasar selama tahun 2001 masih mengacu pada Perda Kabupaten Bengkalis, yang

meliputi Perda Retribusi Pasar, Perda Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan dan Perda Retribusi

Pelayanan Persampahan. Retribusi dimaksud di kenakan pada wilayah yang memiliki pasar pemda

antara lain pasar Sungai Apit, Pasar Siak dan Pasar Minas (Sumber Data Dinas Pasar Kabupaten Siak).

Perdagangan Luar Negeri

Kebijakan pembangunan sektor perdagangan selama ini ditujukan untuk meningkatkan ekspor

non migas yang berorientasi kepada pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal ini

menyebabkan para pemodal besar memanfaatkan peluang tersebut sehingga perdagangan luar negeri

Kabupaten Siak didominasi oleh sektor industri yang antara lain berupa industri kertas, plywood, yang

umumnya dimiliki oleh pengusaha kuat yang bergerak di bidang industri dan perdagangan. Peranan

sektor industri dalam perdagangan luar negeri ini sangat menonjol dibandingkan ekspor hasil

pertanian. Hal ini mengakibatkan peningkatan ekspor belum mampu meningkatkan pendapatan petani

yang memproduksi komoditi ekpor. Melalui pelabuhan Perawang, nilai ekspor dari kegiatan

perdagangan luar negeri di Kabupaten Siak meningkat tajam dari US $ 87,681.06 tahun 1996 menjadi

US $ 75,835,114.82 tahun 1998.

8. Koperasi

Perkembangan jumlah Koperasi Unit Desa (KUD) di Kabupaten Siak menunjukkan

kecenderungan yang meningkat, dimana pada tahun 2000 terdapat 124 Koperasi KUD, sedangkan

pada tahun 2001 meningkat menjadi 153 Koperasi KUD. Jumlah koperasi non KUD juga mengalami

peningkatan. Sejalan dengan perkembangan KUD tersebut, jumlah anggota KUD juga mengalami

peningkatan. Dimana jumlah anggota koperasi yang aktif pada tahun 2001 sebanyak 24.830 orang

dari jumlah koperasi yang tersebar di Kabupaten Siak, dengan laju pertumbuhan 7.74 % (Sumber

Data Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Siak).

Jumlah simpanan koperasi mengalami peningkatan dimana pada tahun 2000 berjumlah Rp.

16.840.786.- sedangkan pada tahun 2001 mencapai Rp. 20.499.978.-. Simpanan anggota koperasi di

Kabupaten Siak didominasi oleh simpanan anggota koperasi non KUD (Sumber Data Dinas Koperasi

dan UKM Kabupaten Siak).

Masalah yang dihadapi dalam pengembangan koperasi di Kabupaten Siak adalah masih

terdapatnya koperasi yang tidak aktif. Sampai tahun 2001, jumlah koperasi yang tidak aktif mencapai

II-8

Page 19: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

22 unit. Meskipun angka ini jauh di bawah angka yang aktif tetapi cukup menjadi perhatian

agar pada masa mendatang dapat meningkatkan kualitas pengelolaan koperasi. Karena koperasi

merupakan sarana bagi petani atau pengusaha kecil untuk dapat mendukung kegiatan ekonomi yang

dilakukan. (Sumber Data: Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Siak)

9. Pariwisata

Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan,

obyek dan daya tarik wisata, serta usaha lainnya yang terkait. Kepariwisataan pada hakekatnya

merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata yang

terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna,

kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala. Pengembangan obyek

dan daya tarik wisata, apabila dipadukan dengan pengembangan usaha jasa dan akomodasi dan

transportasi wisata, akan berfungsi meningkatkan daya tarik bagi berkembangnya obyek dan daya

tarik wisata baru.

Potensi obyek dan daya tarik wisata di Kabupaten Siak terkenal dengan sumber daya alam dan

daya tarik wisata budaya. Potensi-potensi wisata di Kabupaten Siak antara lain meliputi Istana

Assyiriah Hasyimiah Sultan Siak, Balai Kerapatan Tinggi, Mesjid Sultan (Mesjid Raya), Makam Sultan

Syarif Kassim V, Makam Koto Tinggi, Kapal Kato, Bangunan Peninggalan Belanda, Makam Marhum

Buantan, Hutan Wisata Sultan Syarif Kassim II dan Danau Zamrud.

Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura terletak di Kota Siak Sri Indrapura dan merupakan tempat

tinggal Sultan Syarif Kassim II. Istana Kerajaan Siak bernama Astanah Asserayah Hasyimiyah

merupakan bangunan bergaya arsitektur kombinasi Eropa, Arab, dan India yang hingga saat ini masih

terawat dengan baik. Daya tarik obyek wisata Istana Kerajaan Siak adalah berbagai benda

peninggalan sejarah yang dimiliki oleh dinasti 12 raja Siak sejak dua abad yang lalu. Kapal Kato ini

merupakan kapal yang selalu dipergunakan oleh Sultan meninjau wilayahnya, memiliki bobot 15 ton

terbuat dari besi berlapis tembaga, panjangnya, 12 meter. Hampir 52 tahun tenggelam di perairan

Sungai Siak, sejak 29 Desember 1993 telah diangkat ke darat dapat disaksikan di depan Istana Siak.

Selain bangunan Istana Kerajaan Siak, terdapat beberapa bangunan lain peninggalan masa

pemerintahan Raja Siak berupa Balai Kerapatan, Masjid Syahabudin dan Makam Raja Siak. Balai

Kerapatan merupakan bangunan kuno yang cukup antik, berjarak 150 meter dari Istana Siak.

Bangunan ini dulunya digunakan oleh raja sebagai tempat persidangan pelaku kejahatan. Sekitar 100

meter dari bangunan ini terdapat masjid megah yang sebelumnya digunakan raja untuk melaksanakan

sholat Jum’at. Sekitar masjid ini terdapat Makam Raja-Raja Siak. Potensi wisata lain yang ada di

Kecamatan Siak adalah kain tenun Siak, kain tekad dan kerajinan sulaman. Hutan Wisata Syarif Kasim

II mempunyai luas wilayah 1.500 Ha. Hutan Wisata Sultan Syarif Kasim II mempunyai multi fungsi

yaitu sebagai hutan lindung, sebagai tempat rekreasi, dan sebagai camping ground, hiking, rally dan

lain-lainnya. Hutan Sultan Syarif Kasim II terletak di Kecamatan Minas, tepatnya pada 20 km jalan raya

Pekanbaru - Minas. Obyek wisata ini diperuntukkan bagi pelestarian flora dan fauna (akasia, meranti,

II-9

Page 20: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

punak kempas, harimau Sumatra, aneka burung) penelitian ilmiah dan sebagai pembentuk paru-paru

kota di sekitarnya dalam menangkal kemungkinan timbulnya polusi akibat pertambangan minyak.

Danau Zamrud meliputi Danau Bawah dan Danau Pulau Besar terletak dekat lapangan minyak Zamrut

Kecamatan Siak yang memiliki panorama indah yang mengagumkan dan menarik. Di sekitar danau

dilengkapi dengan hutan yang masih asli. Kondisi danau dan hutan di sekitar danau berstatus suaka

marga satwa yang luasnya mencapai 30.000 Ha, dan terdapat berbagai jenis satwa dan tumbuhan

langka.

Hasil optimal yang dapat diperoleh dari upaya pengembangan pariwisata adalah dukungan

pembangunan sarana dan prasarana yang memadai. Akomodasi di Kecamatan Siak tercatat ada 5

buah dan 63 kamar tidur, serta 104 tempat tidur, dan di kecamatan Minas terdapat 1 akomodasi

sedangkan jumlah kamar kurang lebih sebayak 20 kamar dan 40 tempat tidur. Dengan demikian di

Kabupaten Siak masih sangat membutuhkan penambahan fasilitas ini sebagai kelengkapan sarana dan

prasarana pariwisata. (Sumber Data: dinas Pariwisata Kab Siak)

2.3.3. Keuangan Daerah

Keuangan daerah mempunyai peranan yang sangat penting, selain karena keuangan daerah

sebagai alat fiskal pemerintah daerah, merupakan bagian integral dari keuangan negara dalam

mengalokasikan sumber-sumber ekonomi, memeratakan hasil pembangunan dan menciptakan

stabilitas ekonomi, selain stabilitas sosial politik. Sumber-sumber penerimaan daerah Kabupaten Siak

terdiri dari PAD, Lain-lain Pendapatan, Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak.

Sumber-sumber penerimaan daerah yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang

besar terhadap penerimaan daerah Kabupaten Siak adalah Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan

Permukaan, Pajak Bumi dan Bangunan (non pertambangan), Bagi Hasil Pajak Pertambangan dan Iuran

Hasil Hutan. Di antara sumber-sumber penerimaan tersebut, Bagi Hasil Pajak Pertambangan

merupakan sumber penerimaan daerah yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terbesar yaitu

45,61% dari target total penerimaan daerah Kabupaten Siak.

Sampai dengan bulan Desember 2000, pencapaian penerimaan daerah Kabupaten Siak Tahun

2000 sebesar Rp 17.864.613.688,50 atau baru 99,36% dari target yang ditetapkan sebesar Rp

17.979.650.000,00. Hal ini disebabkan oleh sumber-sumber potensial penerimaan daerah belum

diterima seperti bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak. Hal ini terutama disebabkan karena

prosedur penerimaan daerah yang berbelit-belit. Meskipun demikian terdapat sumber penerimaan

daerah yang telah melampaui target yang sudah ditetapkan seperti Pajak Pengambilan dan

Pengolahan Bahan Galian Golongan C, Retribusi Pelayanan Kesehatan dan Retribusi Ijin Peruntukan

Tanah. Sedangkan penerimaan daerah Kabupaten Siak sampai bulan Desember 2001 mencapai Rp.

633.412.919.610,66 atau 102,81% dari target yang di tetapkan sebesar Rp. 616.108.709.000,00.

Penerimaan daerah Kabupaten Siak tahun 2001 cukup besar yang berasal dari penerimaan pajak

daerah, retribusi daerah, laba persatuan milik daerah dan lain-lain pendapatan, bagi hasil pajak, bagi

hasil bukan pajak, dana alokasi umum (DAU) serta dari bagian lain-lain penerimaan yang sah. (Sumber

Data : Dipenda Kab Siak)

II-10

Page 21: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

2.4. Kondisi dan Potensi Sosial Budaya

2.4.1. Kependudukan dan SDM

Perubahan demografi mencakup perubahan jumlah penduduk, distribusi dan struktur

penduduk serta pertumbuhan penduduk yang berkaitan dengan ketiga komponen demografi formal

yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Dengan memperhitungkan angka kelahiran dan

angka kematian, serta besarnya jumlah migrasi, jumlah penduduk Kabupaten Siak pada tahun 2001

adalah 256.097 jiwa, dengan jumlah penduduk tertinggi di Kecamatan Tualang yaitu 85.799 jiwa dan

jumlah penduduk terendah di Kecamatan Sungai Mandau yaitu 3.955 jiwa. Selama periode tahun

2000-2001 pertumbuhan penduduk di Kabupaten Siak adalah 5,02 % per tahun dengan tingkat

pertumbuhan tertinggi di Kecamatan Tualang. Pertumbuhan penduduk yang tinggi bukan disebabkan

oleh kelahiran dan kematian tetapi karena adanya migrasi masuk yang besar. Salah satu fenomena

sosial yang mempengaruhi angka pertumbuhan penduduk tersebut adalah karena Kabupaten Siak

merupakan daerah pengembangan industri kayu dan olahan kayu seperti pulp dan kertas serta kayu

lapis, sehingga banyak menarik pencari kerja (Kantor Kependudukan Kabupaten Siak).

Kepadatan penduduk Kabupaten Siak adalah 29,93% dengan kepadatan tertinggi di

Kecamatan Tualang dan kepadatan terendah di Kecamatan Sungai Mandau. Dari gambaran

penyebaran penduduk tersebut menunjukkan bahwa penduduk cenderung terkonsentrasi pada

daerah-daerah tertentu, seperti daerah pusat kegiatan perekonomian, pusat pemerintahan, daerah

industri dan perkebunan. Untuk daerah lainnya penyebaran penduduk sangat kecil dan terpencar-

pencar. Dari fenomena sosial pertumbuhan dan penyebaran penduduk tersebut, sarana dan prasarana

perhubungan ikut menentukan penyebaran penduduk. Dengan dibangunnya prasarana jalan secara

bertahap terjadi pergeseran penyebaran penduduk di mana di sepanjang jalan baru tumbuh daerah

permukiman baru. Fenomena sosial ketidakmerataan penyebaran penduduk Kabupaten Siak antara

lain disebabkan juga oleh pola mobilitas penduduknya. Mobilitas penduduk terjadi dari desa ke kota,

dari daerah padat ke daerah yang jarang penduduknya. (Sumber Data : Kependudukan Kab Siak)

2.4.2. Kesehatan

Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu cermin dari tingkat kesejahteraraan

masyarakat. Kondisi kesehatan penduduk sangat didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana

kesehatan yang cukup memadai. Jika ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan cukup lengkap

diharapkan kondisi kesehatan penduduk juga semakin baik. Tingkat kesehatan penduduk yang

semakin baik turut berperanan penting dalam mempersiapkan kualitas sumberdaya manusia.

Jumlah tenaga medis di Kabupaten Siak relatif cukup baik, sampai tahun 2001 tercatat 16

orang dokter umum dan 8 orang dokter gigi. Demikian pula dengan jumlah tenaga paramedis relatif

cukup baik, tercatat 61 orang perawat dan 86 orang bidan, 12 orang Kesling, 5 orang SAA, 6 orang

Smak, 5 orang SPRG, 5 orang ahli gizi dan 8 orang Jurim. Meskipun demikian penyebaran tenaga

kesehatan tersebut hampir semua terkonsentrasi di Kecamatan Siak sebagai lokasi ibukota Kabupaten

Siak (Dinas Kesehatan Kabupaten Siak).

II-11

Page 22: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Sebagai kabupaten yang baru terbentuk Kabupaten Siak tidak memiliki rumah sakit. Fasilitas

kesehatan rumah sakit sangat diperlukan untuk melayani kesehatan penduduk yang didukung oleh

tenaga dan peralatan medis yang cukup lengkap serta dapat menerima pasien yang membutuhkan

perawatan darurat atau perawatan intensif melalui rawat inap. Hingga saat ini setiap keluhan

kesehatan masyarakat hanya dapat dilayani di Puskesmas. Keberadaan Puskesmas sangat berperanan

penting dalam menunjang dan menjamin pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Di Kabupaten Siak

terdapat 7 buah Puskesmas dan 48 buah Puskesmas Pembantu, 50 buah Polindes, 6 buah Rumah

Bersalin, 15 tempat Praktek Dokter Umum dan 2 Apotik yang tersebar dalam 8 kecamatan. Persebaran

prasarana kesehatan nampaknya juga terkonsentrasi, lebih dari setengah jumlah puskesmas maupun

puskesmas pembantu berada di Kecamatan Siak (Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab Siak).

2.4.3. Pendidikan

Keadaan suatu wilayah dapat menjadi indikator kesiapan penduduk dalam menerima

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai sebuah Kabupaten yang baru di mekarkan

Siak belum memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang relatif cukup memadai khususnya untuk

jenjang pendidikan menengah ke atas. Hingga tahun 1988 jumlah SMU di Kabupaten Siak tercatat 6

buah, dengan persebaran yang terkosentrasi karena 66,77% buah SD berlokasi di Kecamatan Siak.

Demikian pula dengan persebaran jumlah SLTP yang terkosentrasi, tercatat sebanyak 20 buah SLTP

berada di Kabupaten Siak yang lebih dari setengahnya terdapat di Kecamatan Siak. Sedangkan

persebaran jumlah SD cukup merata pada masing-masing Kecamatan, tercatat 141 buah SD. Hingga

tahun 2001 jumlah SMU/MA/SMK di Kabupaten Siak tercatat 5 buah Negeri dan 18 buah Swasta.

Demikian pula dengan penyebaran jumlah SLTP/MTs yang terkosentrasi, tercatat sebanyak 15 buah

Negeri dan 35 Swasta. Sedangkan SD berjumlah 166 buah Negeri dan 58 buah MDA Swasta (Sumber

Data Dinas Pendidikan Kabupaten Siak). gggggggggg

Berdasarkan catatan statistik sampai tahun 2000 jumlah murid SMTA sebanyak 3.586 siswa

dengan jumlah guru sebanyak 256 guru (96 guru Negeri dan 160 guru Honorer). Jumlah murid SMTP

sebanyak 9.828 siswa dengan jumlah guru sebanyak 736 guru dan jumlah murid SD sebanyak 41.298

siswa dengan jumlah guru sebanyak 1.040 guru PNS dan 908 guru Honorer. Kondisi tersebut

mengisyaratkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan semakin banyak siswa yang tidak

tertampung atau tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (Sumber Data

Dinas Pendidikan Kabupaten Siak).

Sebagai Kabupaten yang dalam kehidupan sehari-hari sangat diwarnai oleh budaya Melayu

dengan nuansa keIslaman yang sangat kental, maka pendidikan dalam keagamaan cukup dominan di

Kabupaten ini. Hal ini nampak dari fasilitas pendidikan seperti Madrasah ibtidaiyah, Madrasah

Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah. Dikabupaten Siak terdapat 2 buah Madrasah Ibtidaiyah (MI)

dengan jumlah murid 434 orang dan guru 23 orang, 20 buah Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan

jumlah murid 3.238 orang dan guru 203 orang serta 9 buah Madrasah Aliyah (MA) dengan jumlah

II-12

Page 23: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

murid 450 orang dan 63 orang guru. Rasio murid terhadap guru di Kabupaten Siak, Pada jenjang MI

rasio murid terhadap guru adalah 19 artinya 1 orang guru mengajar 19 orang murid , pada jenjang

MTs rasio murid terhadap guru di Kabupaten Siak sebesar 16 dan pada jenjang MA rasio murid

terhadap guru di Kabupaten Siak sebesar 7.

bbbbbbbbbbbbbbbb 2.4.4. Budaya dan Adat Istiadat

Kabupaten Siak tidak dilepaskan dari sejarah pembentukannya, yang pada awalnya

merupakan wilayah bekas Kerajaan Siak. Kerajaan Siak merupakan Kerajaan Melayu Islam terbesar di

kawasan pantai timur Sumatera dan Selat Malaka hingga Pulau Kalimantan. Sebagai pusat kebudayaan

Melayu kegiatan sosial budaya dan kemasyarakatan sangat diwarnai oleh unsur agama Islam.

Pengaruh Islam sangat kental dan menjadi dasar utama dalam kehidupan sosial masyarakat tempatan.

Sebagian besar masyarakat yang tinggal di kabupaten ini adalah kelompok etnik Melayu

sebagai penduduk asli (tempatan). Pada mulanya masyarakat Melayu tempatan terdiri dari dua

kelompok besar yakni masyarakat Melayu Pesisir dan masyarakat Melayu Darat (biasa disebut

masyarakat Sakai atau Petalangan). Meskipun demikian Kabupaten Siak didiami oleh penduduk

dengan latar belakang yang cukup heterogen. Heterogenitas masyarakat tersebut muncul dalam

segala aspek kehidupan, baik aspek sosial budaya maupun aspek ekonomis.

Selain etnik Melayu Kabupaten Siak juga dihuni oleh Batak, Jawa, Madura dan beberapa

berasal dari etnik Bugis yang pada umumnya mendominasi sektor industri. Mereka adalah pendatang

yang biasanya menempati daerah desa yang terbuka, daerah kota dan pesisir. Keberadaan industri di

daerah ini menjadi salah satu penarik bagi para pendatang untuk masuk ke Kabupaten Siak dengan

tujuan mendapatkan pekerjaan. Khususnya etnik Minang, mereka biasanya lebih menguasai sektor

perdagangan (pasar). Sementara etnik Cina sebagaimana di daerah lainnya merupakan pelaku

ekonomi yang cukup kuat.

Etnik Sakai merupakan penduduk asli, pada umumnya mereka tinggal di pedalaman dan

membentuk sebuah komunitas tersendiri. Penduduk asli ini pada umumnya masih memiliki kearifan

tradisional khususnya dalam pengelolaan sumberdaya alam yang tumbuh dan berkembang sejak

nenek moyang mereka, ratusan tahun yang silam. Pola kearifan ekologis tersebut merupakan potensi

yang dapat didayagunakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam, khususnya

kawasan hutan.

Sementara itu hukum adat nampaknya masih berperanan penting dalam kehidupan

masyarakat di Kabupaten Siak. Meskipun demikian ada kecenderungan perilaku adat dan wibawa adat

dirasakan mulai mengendur seiring dengan perkembangan jaman. Dalam kehidupan sehari-hari fungsi

adat masih dapat dirasakan dalam upacara perkawinan. Adat istiadat tersebut merupakan peninggalan

nenek moyang yang harus diikuti dan setiap pelanggaran akan dikenai sanksi tertentu.

II-13

Page 24: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

2.5 Kondisi dan Potensi Sumberdaya Alam

2.5.1. Sumberdaya Lahan

Sumberdaya lahan di Kabupaten Siak sebagian dimanfaatkan untuk sektor pertanian, terutama

pada usaha tanaman pangan, perkebunan, dan perikanan. Namun demikian, usaha pertanian tanaman

pangan masih belum mencukupi untuk keperluan konsumsi kabupaten tersebut. Hal ini dikarenakan

antara lain karakteristik tanah sebagai basis pertanian tanaman pangan kurang menguntungkan, yaitu

berupa tanah gambut yang bersifat asam. Tanah ini kurang cocok untuk tanaman pangan khususnya

padi.

Perkebunan merupakan hasil pertanian lain selain tanaman pangan. Hasil perkebunan utama

di Kabupaten Bengkalis adalah karet, kelapa, kelapa sawit dan antan. Usaha perkebunan komoditas ini

kurang memuaskan karena penanganan tanaman yang kurang profesional dan dikerjakan oleh orang-

orang yang kurang ahli atau belum mengetahui teknologi budidaya.

Perikanan merupakan sumberdaya lain yang berkembang berupa perikanan budidaya dan

belum berkembang secara baik.

2.5.2. Sumberdaya Air

Sumberdaya air menurut asalnya dapat dibedakan atas curah hujan, air permukaan, dan air

tanah. Dengan keadaan Kabupaten Siak yang beriklim tropis basah memiliki curah hujan merata

sepanjang tahun. Sumberdaya air yang cukup berarti bagi Kabupaten Siak berupa sungai-sungai

disamping danau/tasik, rawa, waduk dan bendungan yang dimanfaatkan selain sebagai sumber air

bersih juga untuk sektor perikanan dan transportasi.

Sungai Siak dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut, sehingga daerah rawa di tepi sungai ini

sangat baik dikembangkan sebagai daerah persawahan pasang surut. Sungai Siak dapat dilayari kapal-

kapal yang mengangkut minyak bumi dan kayu untuk tujuan ekspor maupun antar pulau/lokal sampai

jauh ke pedalaman Pulau Sumatera, yang panjangnya mencapai 300 Km dan merupakan urat nadi

dari perekonomian Kabupaten Siak khususnya serta daerah Riau pada umumnya.

Sungai-sungai yang berada di wilayah Kabupaten Siak sangat rentan terhadap pencemaran,

terutama pencemaran baik berupa limbah cair maupun padat yang disebabkan oleh kegiatan rumah

tangga penduduk di sekitar bantaran sungai tersebut dan kegiatan industri yang terdapat di beberapa

tempat di wilayah Kabupaten Siak. Hal ini menjadikan kualitas air menjadi rendah dan tidak dapat

digunakan sebagai bahan baku air minum.

2.5.3. Sumberdaya Tambang

Salah satu sumberdaya alam berupa deposit benda tambang dan endapan atau sedimentasi

yang ada di daerah ini adalah minyak bumi, terdapat di semua kecamatan di Kabupaten Siak.

Sedangkan lokasi bahan tambang minyak bumi yang paling potensial ada di daerah sekitar Kecamatan

Minas, yang memberikan kontribusi cukup besar dalam memacu pertumbuhan ekonomi wilayah.

II-14

Page 25: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Kegiatan pertambangan perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan salah satu

kegiatan yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lahan. Pada kegiatan ini seringkali

menyebabkan ketidakteraturan topografi (lobang-lobang bekas galian), hilangnya lapisan humus,

hilangnya vegetasi penutup yang menyebabkan erosi dan lahan sukar diolah kembali.

2.5.4. Sumberdaya Hutan

Sumberdaya alam lain yang berupa hutan di wilayah Kabupaten Siak merupakan

sumberdaya yang cukup besar karena dari seluruh lahan yang terdapat di wilayah kabupaten ini

berupa hutan mencapai 306.826 Ha (35,86%), baik yang diusahakan oleh rakyat/hutan rakyat sebesar

450 Ha maupun berupa hutan negara sebesar 306.376 Ha.

Di wilayah Kabupaten Siak terdapat hutan Pelestarian dan Pengawetan Alam (PPA).

Sementara hutan produksi yaitu hutan yang dapat dimanfaatkan kayu maupun hasil lainnya dengan

tetap memperhatikan fungsi konservasinya juga terdapat di semua kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Siak.

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH

3.1. Visi Pembangunan Daerah

Visi pembangunan daerah merupakan pandangan ke depan yang menggambarkan arah dan

tujuan pembangunan yang ingin dicapai, guna menyatukan komitmen seluruh pihak yang

berkepentingan dalam pembangunan.

Visi Pembangunan Propinsi Riau

Visi pembangunan daerah Propinsi Riau ditetapkan berdasarkan kondisi eksternal dan internal

yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan yang akan dilaksanakan. Kondisi eksternal Propinsi

Riau yang berada dalam posisi yang strategis dalam daerah lintasan pelayaran yang terpadat di dunia,

bertetangga dengan negara-negara yang pertumbuhan ekonominya relatif tinggi, merupakan simpul

perdagangan dunia (Singapura) dan yang memiliki potensi sumberdaya alam yang relatif terbatas.

Sedangkan kondisi internal Propinsi Riau berupa kekayaan sumberdaya alam yang cukup besar,

pertumbuhan ekonomi yang realtif tinggi, potensi kualitas sumberdaya manusia yang masih dapat

diekembangkan, potensi wilayah yang masih dapat dikembangkan dan kondisi sarana dan prasarana

yang relatif memadai.

Dengan mendasarkan pada kondisi eksternal dan internal yang dimiliki, visi pembangunan

daerah Propinsi Riau adalah “Terwujudnya Riau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan

kebudayaan di kawasan Asia Tenggara 2020.”

III-1

Page 26: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Visi Pembangunan Kabupaten Siak

Visi pembangunan daerah Kabupaten Siak berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pembangunan. Faktor-faktor tersebut adalah kondisi geografis Kabupaten Siak berupa

letak geografis, potensi sumberdaya alam dan potensi sumberdaya manusia, situasi dan kondisi politik,

ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan nasional dan regional, serta peluang-peluang

pembangunan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi secara dominan terhadap keberhasilan

pembangunan adalah GBHN, UU No. 22 Tahun 1999, UU No. 25 Tahun 1999, UU No. 28 Tahun 1999

dan UU No. 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Siak serta PP No 25 Tahun 2000.

Berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor-faktor yang dominan tersebut

di atas maka visi pembangunan daerah Kabupaten Siak adalah: “Terwujudnya Kabupaten Siak

sebagai pusat budaya melayu di Riau yang didukung oleh agribisnis, agroindustri dan

pariwisata yang maju dalam lingkungan masyarakat yang agamis dan sejahtera pada

tahun 2020”. Makna dari visi pembangunan daerah ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Potensi sumberdaya alam yang sangat menonjol dapat dimanfaatkan sebagai tumpuan dasar

gerak pembangunan dengan mempertimbangkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui.

b. Potensi pertanian dan perkebunan dalam arti luas dibinakembangkan sebagai acuan utama

pengembangan kehidupan masyarakat Kabupaten Siak yang berfokus pada kegiatan agribisnis

dan agroindustri.

c. Gerak pembangunan yang berfokus pada kegiatan agribisnis dan agroindustri ini, diharapkan

mendorong Kabupaten Siak pada tahun 2020 menjadi pusat kegiatan tersebut di wilayah Propinsi

Riau.

d. Bertumpu pada faktor sejarah Kabupaten Siak, pembangunan Kabupaten Siak mendorong

kegiatan tujuan pariwisata budaya dan menjadikan Kabupaten Siak sebagai pusat budaya Melayu.

3.2. Misi Pembangunan Daerah

Misi pembangunan daerah merupakan komitmen dan pedoman arah bagi pengelolaan

pembangunan guna mewujudkan visi pembangunan yang telah ditetapkan.

Misi Pembangunan Daerah Propinsi Riau

• Membangunan masyarakat daerah Riau yang beriman dan tertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

• Membangun masyarakat daerah Riau yang demokratis dan berkeadilan

• Membangun sumberdaya insani daerah Riau yang berkualitas

• Membangun ekonomi rakyat daerah Riau yang tangguh dalam kerangka pembangunan yang

beerkelanjutan

• Membangun seluruh wilayah daerah Riau dalam kerangka kelancaran arus barang dan roda

pembangunan

• Membangun pemerintah daerah yang efektif, bersih dan berwibawa

• Mengembangkan kebudyaan daerah yang yang luhur dan dapat menangkal penetrasi budaya asing

yang merugikan

III-2

Page 27: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Siak

Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah Kabupaten Siak masa depan, ditetapkan misi

pembangunan daerah sebagai berikut:

a. Membangun masyarakat yang berkualitas hidup layak dan bermartabat serta terpenuhinya

kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan lapangan kerja.

b. Sumber daya manusia yang berimtak dan menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

c. Aparatur Pemerintah yang profesional, bertanggung jawab dan amanah.

d. Infrastruktur yang memadai bagi terlaksananya dinamika kehidupan rakyat.

e. Berkembangnya agribisnis, agroindustri, dan pariwisata budaya sebagai basis perekonomian

masyarakat.

f. Menjadikan budaya melayu dalam tatanan kehidupan masyarakat/terpeliharanya budaya melayu

dalam tatanan kehidupan masyarakat.

g. Sistim dan iklim politik daerah yang demokratis dan berbudaya yang mampu menjamin

terselenggaranya pembangunan daerah yang efisien dan efektif.

BAB IV KEBIJAKSANAAN, STRATEGI DAN ARAH

PEMBANGUNAN DAERAH

4.1. Umum

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional harus dilaksanakan

secara terpadu dan serasi serta diarahkan untuk mengembangkan daerah sesuai dengan prioritas dan

potensi wilayah. Oleh karena itu, sesuai dengan kondisi wilayah Kabupaten Siak dan visi serta misi

pembangunan daerah maka tujuan pembangunan daerah kabupaten Siak dalam jangka panjang

adalah untuk memaju laju pertumbuhan dan mencapai kesejahteraan sosial sebagai tuntutan aspirasi

masyarakat yang didukung oleh sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Untuk mencapai tujuan

pembangunan tersebut, pembangunan daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006 bersandarkan pada 5

pilar pemacu pembangunan yaitu:

1. Peningkatan iman dan taqwa

2. Peningkatan kesenian dan budaya

3. Peningkatan sumberdaya manusia

4. Peningkatan kesehatan dan olahraga

5. Pembangunan ekonomi yang berbasis pada kerakyatan

Di samping itu juga telah ditetapkan sektor prioritas, sektor potensial dan sektor strategis yang

mampu mendukung keberhasilan pembangunan daerah Kabupaten Siak. Sektor prioritas terdiri dari

sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, sektor industri, sektor perdagangan, hotel

dan restoran dan sektor jasa. Sektor potensial adalah sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan, sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor pertambangan. Sektor strategis

adalah sektor transportasi.

IV-1

Page 28: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.2. Bidang Kepemerintahan Yang Baik

Dalam mewujudkan pemerintahan daerah yang baik kebijakan pembangunan diarahkan untuk

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja aparatur pemerintah yang profesional,

produktif, efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat.

4.2.1. Peningkatan Otonomi Daerah

a. Pengembangan potensi daerah secara maksimal

b. Peningkatan kualitas dan profesionalisme aparat pemerintah dalam melayani kepentingan

masyarakat

c. Peningkatan birokrasi yang efektif, efisien, bersih dan berwibawa dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah

d. Peningkatan kualitas pendidikan dan ketrampilan agar mampu melaksanakan otonomi daerah

yang nyata, luas dan bertanggungjawab.

e. Peningkatan, penguatan dan pemantapan kapasitas kelembagaan pemerintah, kelembagaan adat,

tradisional.

f. Mengembangkan struktur organisasi pemerintah yang modern dan dijalankan oleh sumberdaya

manusia yang mempunyai kompetensi dalam proses pengambilan keputusan yang berorientasi

pada kepentingan publik, produktivitas pelayanan masyarakat, perlindungan kepada masyarakat

miskin, kemitraan antara pemerintah dan masyarakat serta peningkatan partisipasi dan prakarsa

masyarakat

g. Meningkatkan peran DPRD melalui penyediaan tenaga ahli yang diperbantukan, peningkatan

kualitas masukan dalam rangka pengambilan keputusan legislasi dan pengawasan kepada

pemerintah yang efektif.

4.2.2. Hukum/Perundang-Undangan/Peraturan

Strategi pembangunan sektor hukum diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan hukum,

meliputi:

a. Peningkatan pembinaan peradilan

b. Peningkatan penegak hukum dan penyelenggaraan hukum

c. Peningkatan penyuluhan hukum

d. Peningkatan sarana dan prasarana hukum

e. Peningkatan kelembagaan aparatur hukum.

Kebijaksanaan pada sektor ini meliputi:

a. Peningkatan Pembinaan Peradilan

1. Diperlukan pembinaan peradilan dilaksanakan dengan mengupayakan agar proses peradilan

akan lebih cepat dan murah serta efisien dapat memberikan keadilan bagi lapisan masyarakat

termasuk golongan masyarakat yang tidak mampu.

IV-2

Page 29: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

2. Penyempurnaan administrasi peradilan.

3. Melanjutkan upaya untuk lebih mengfungsikan dan mendayagunakan tempat sidang tetap

dalam rangka mendekatkan Badan Peradilan dengan pencari keadilan serta agar perkara dapat

diselesaikan di tempat kasus terjadi.

4. Mendorong para hakim agar dalam pengambilan keputusan perkara selalu berdasarkan hukum

yang berlaku.

5. Meningkatkan kualitas serta kemampuan profesional para hakim dari semua lingkungan

peradilan.

6. Meningkatkan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan

peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman dan pengawasan terhadap tingkah laku

dan perbuatan hakim panitra juru sita di semua lingkungan peradilan dalam melaksankan

tugas.

b. Peningkatan Penegakan Hukum dan Penerapan Hukum

1. Memantapkan hubungan kerja sama dan penerapan hukum antara sesama aparat penegak

hukum.

2. Melaksanakan penegak hukum dan penerapan secara tegas dan lugas tetapi manusiawi

berdasarkan keadilan dan kebenaran.

3. Meningkatkan kegiatan operasi yustisi.

4. Meningkatkan upaya pelayanan hukum yang cepat dan murah dan menyederhanakan

prosedur dan persyaratan bagi ijin yang diperlukan dalam rangka proses deregulasi.

5. Peningkatan pemberian bantuan hukum.

6. Meningkatkan pembinaan terhadap warga binaan permasyarakatan untuk menjadi warga yang

mandiri dan dapat diterima kembali dalam lingkungan masyarakat.

7. Meningkatkan upaya mewujudkan fungsi lembaga permasyarakatan sebagai lembaga

pendidikan dan pembangunan agar sistem permasyarakatan lebih mantap.

4.2.3. Aparatur Pemerintah

a. Peningkatan kualitas dan profesionalisme aparat pemerintah dalam melayani kepentingan

masyarakat.

b. Peningkatan birokrasi yang efektif, efisien, bersih dan berwibawa dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah.

c. Peningkatan kualitas pendidikan dan ketrampilan agar mampu melaksanakan otonomi daerah

yang nyata, luas dan bertanggung jawab.

d. Pelibatan warga masyarakat melalui wakil rakyat dengan mekanisme yang sah, konstitusional dan

berbudaya dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan warga masyarakat.

e. Menciptakan suasana kehidupan yang demokratis untuk menunjang peningkatan kualitas

pembangunan dan kualitas pelayanan publik.

IV-3

Page 30: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

f. Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan desa yang semakin kuat, dinamis dan bertanggung

jawab.

g. Menempatkan masyarakat, lembaga sosial masyarakat dan swasta sebagai mitra pemerintah

dalam pembangunan daerah.

4.2.4. Masyarakat Sipil dan Sektor Swasta

Strategi yang ditempuh untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan

adalah dengan mengembangkan kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam rangka

penyelenggaraan publik. Untuk itu diperlukan:

a. Ketersediaan peraturan yang memberikan jaminan bagi kegiatan usaha

b. Kesediaan masyarakat untuk berkorban jika ada kegiatan usaha baru yang membutuhkan

partisipasi masyarakat

c. Kesanggupan pihak swasta untuk menciptakan kesempatan kerja yang bersifat lokal, dan

memenuhi kewajibannya untuk kepentingan umum, seperti pajak.

4.2.5. Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Kebijakan pembangunan, penerangan, komunikasi, informasi dan media massa diarahkan

untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat, memperkukuh persatuan dan kesatuan, membentuk

kepribadian bangsa serta mengupayakan keamanan hak pengguna sarana dan prasarana informasi

dan komunikasi. Kebijaksanaan ini diupayakan melalui:

a. Peningkatan pembangunan informasi dan komunikasi baik perangkat keras maupun perangkat

lunak yang sejalan dengan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat proses pembangunan di segala bidang.

b. Informasi dan komunikasi agar dapat menciptakan iklim yang mendorong tumbuhnya interaksi

timbal balik yang positif dan meningkatkan kualitas peranan serta partisipasi masyarakat.

c. Penerangan dan media massa sebagai lembaga dan sarana informasi komunikasi harus

dilanjutkan dan ditingkatkan peranannya dalam membudayakan dan mengamalkan nilai-nilai

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam segala aspek kehidupan berbangsa bernegara

dan bermasyarakat. Dan ikut meningkatkan kesadaran masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai

wawasan nusantara.

d. Perluasan kegiatan informasi dan media massa di seluruh daerah dimana pemanfaatan dan

pengelolaan media massa, informasi dan komunikasi harus disesuaikan dengan kepentingan

daerah dan tetap mengindahkan kondisi, keanekaragaman masyarakat serta kepribadian bangsa.

e. Membangun dan mengembangkan komunikasi timbal balik antara pemerintah, pers dan

masyarakat dengan forum dialog melalui televisi dan radio.

a. Pemberdayaan dan pengembangan lembaga informasi dan Pusat Informasi Pelayanan Umum

guna mendorong masyarakat sadar informasi.

IV-4

Page 31: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

b. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana kominikasi, informasi baik secara

kualitas maupun kuantitasnya.

f. Meningkatkan kualitas SDM di bidang komunikasi dan informasi melalui diklat teknis fungsional.

4.2.6. Perlindungan dan Pengamanan Masyarakat

Kebijaksanaan pembangunan sektor perlindungan dan pengamanan masyarakat antara lain:

a. Meningkatkan ketenteraman dan ketertiban masyarakat dengan berupaya meningkatkan

pelaksanaan penegakan hukum.

b. Meningkatkan ketertiban masyarakat dengan cara meningkatkan efektivitas aparat kamtibmas

baik di desa maupun perkotaan.

c. Meningkatkan koordinasi antar instansi dalam penanganan setiap masalah ketertiban dan

keamanan.

d. Mendorong partisipasi masyarakat dalam mengatasi masalah ketertiban dan keamanan.

Strategi dan arah pembangunan sektor perlindungan dan pengamanan masyarakat ditekankan

pada upaya untuk mengatasi kondisi letak geografis yang terpencar dengan melakukan berbagai

kegiatan pembangunan yang menjangkau ke seluruh pelosok wilayah yang terisolir sehingga

kesejahteraan masyarakat meningkat. Keberhasilan yang telah dicapai pada dekade sebelumnya telah

menunjukkan adanya keinginan masyarakat dalam memanfaatkan kondisi yang aman dan tenteram ini

untuk lebih maju lagi seiring dengan perkembangan jaman.

4.3. Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ketahanan Budaya

4.3.1. Kependudukan/SDM

Kebijakan, strategi, dan arah pembangunan sektor kependudukan/SDM di Kabupaten Siak

dirumuskan sebagai berikut :

a. Pembangunan kependudukan diarahkan pada peningkatan kualitas penduduk sebagai pelaku

utama atau sasaran pembangunan daerah

b. Pengendalian pertumbuhan penduduk terutama dilakukan untuk lebih menurunkan angka

kelahiran melalui gerakan keluarga berencana mandiri, menurunkan angka kematian khususnya

angka kematian anak di bawah usia lima tahun melalui program pelayanan kesehatan terpadu

serta meningkatkan kesejahteraan ibu, anak, dan penduduk lanjut usia.

c. Penerangan, pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan mengenai kependudukan termasuk keluarga

berencana dan keluarga sejahtera, makin ditingkatkan agar menjangkau seluruh lapisan

masyarakat terutama generasi muda serta organisasi dan lembaga kemasyarakatan lainnya.

d. Sistem informasi kependudukan terus disempurnakan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

IV-5

Page 32: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.3.2. Pendidikan

a. Pemerataan pendidikan di semua jenjang pendidikan.

b. Meningkatkan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam semua aspek pembangunan.

c. Mengupayakan penyebaran dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk mendukung

pembangunan sektor industri, pertanian dan pertambangan terutama yang dilaksanakan

masyarakat pedesaan.

d. Meningkatkan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendukung penguatan, pendalaman,

perluasan, dan proses industri.

e. Meningkatkan sistem informasi daerah untuk memenuhi kebutuhan informasi secara tepat dan

terpadu.

f. Mengusahakan pendirian lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang relevan dengan tuntutan

pembangunan.

4.3.3. Kebudayaan

a. Pengembangan kebudayaan daerah diarahkan untuk memberikan wawasan budaya dan makna

pada pembangunan nasional yang ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta

memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa.

b. Peningkatan kesadaran budaya dan sejarah bangsa serta kemampuan masyarakat untuk

menggali nilai-nilai luhur budaya daerah, menerima nilai-nilai positif yang berasal dari luar dan

memperkaya khasanah budaya bangsa di daerah.

c. Pelestarian dan pemeliharaan nilai-nilai budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala termasuk

kawasan cagar budaya, sistem nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.

d. Pemantapan dan pengembangan kesenian tradisional dan kreasi baru yang didasarkan pada

kepribadian nasional dan diarahkan untuk memperkaya khasanah budaya bangsa dan menunjang

pariwisata.

4.3.4. Agama

Strategi kebijakan pembangunan sektor agama adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan kehidupan beragama sehingga terbina kualitas keimanan dan ketakwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b. Kualitas kerukunan hidup beragama dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa

c. Peningkatan peran serta umat dalam pembangunan

d. Pengalaman kehidupan beragama baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial masyarakat

e. Peningkatan pelayanan dan kelancaran menunaikan ibadah haji bagi umat Islam.

f. Peningkatan pendidikan agama dan keagamaan pada semua jalur dan jenjang pendidikan

termasuk pra sekolah

IV-6

Page 33: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Kebijaksanaan pembangunan daerah untuk sektor ini meliputi:

a. Pengembangan kehidupan beragama sehingga terbinanya kualitas keimanan dan ketakwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Kualitas kerukunan antarumat beragama dalam rangka memperkukuh persatuan dan kesatuan

bangsa.

c. Peningkatan peran serta umat dalam pembangunan.

d. Peningkatan pengamalan kehidupan beragama baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial

masyarakat.

e. Peningkatan pelayanan dan kelancaran menunaikan ibadah haji bagi umat Islam.

f. Peningkatan pendidikan agama dan keagamaan pada semua jalur dan jenjang pendidikan

termasuk pra sekolah.

g. Peningkatan keimanan, ketakwaan dan kerukunan hidup beragama.

h. Peran serta dan partisipasi umat beragama dalam bentuk kegiatan sosial keagamaan dan

kegiatan masyarakat.

4.3.5. Kesehatan

Kebijaksanaan pembangunan sektor kesehatan adalah peningkatan kualitas kesehatan

masyarakat, terutama pada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, yang berada di pedesaan,

perkotaan, daerah terpencil, padat penduduk, dan di perbatasan, melalui penyediaan prasarana dan

sarana kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas, mudah dijangkau setiap saat,

memiliki mobilitas yang tinggi sehingga dapat memberikan langkah-langkah pencegahan yang lebih

dini, serta adanya sistem pelayanan jaminan kesehatan yang bersifat mandiri.

Strategi dan arah pembangunan sektor kesehatan adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup

bersih dan sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

b. Memperluas cakupan dan mutu pelayanan kesehatan dasar serta menumbuh kembangkan sikap

kemandirian dalam pemeliharaan kesehatan di lingkungan keluarga dan masyarakat.

4.3.6. Keluarga Berencana

Pembangunan Gerakan Keluarga Berencana (KB) yang terkait dengan pembangunan keluarga

sejahtera dilaksanakan melalui kebijaksaanaan yang serasi, terarah, terpadu dan terkoordinasi dengan

pembangunan di bidang/sektor lainnya agar dapat memberikan kontribusi bagi munculnya sumber

daya insani yang cerdas, terampil, dan mandiri serta yang perduli yang sanggup berpartisipasi dalam

pembangunan bangsa.

Strategi dan arah dalam pelaksanaan keluarga berencana, antara lain:

a. Integrasi: baik integrasi konsep KB dalam kerangka kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi

serta kesetaraan dan keadilan gender; integrasi kegiatan KS dengan pelayanan KB dan

pemberdayaan perempuan; maupun integrasi Program KB dengan program–program

pembangunan lainnya.

IV-7

Page 34: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

b. Desentralisasi: melalui penegasan jenis dan peringkat kewenangan; sistem dan kebijakan SDM

yang mendukung (redeployment, skills dan management building); dukungan infrastruktur lintas

sektoral; mekanisme pengendalian yang handal; dan pendelegasian wewenang operasional

dengan pendekatan wilayah paripurna.

c. Pemberdayaan: melalui peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksana program KB; peningkatan

kualitas kepemimpinan; pemantapan jejaring kerja program KB; pemberdayaan institusi

masyarakat dalam program KB; pemberdayaan masyarakat, keluarga dan individu dalam rangka

meningkatkan kemandirian; juga pemberdayaan perempuan dalam pelaksanaan program KB.

d. Kemitraan: melalui koordinasi dalam upaya menjalin kemitraan yang tulus dan setara dengan

pihak-pihak terkait; partisipasi aktif masyarakat dalam program KB; kemitraan antar lembaga

pemerintah; kemitraan dengan sektor swasta dan LSM maupun lembaga internasional.

4.3.7. Mobilitas Penduduk

a. Penyeimbangan penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, baik antar

wilayah, antar kawasan, maupun antar pusat-pusat pertumbuhan di wilayah Kabupaten Siak.

b. Pengerahan mobilitas dan persebaran penduduk harus memperhatikan kemampuan daya dukung

alam dan harus sesuai dengan tata ruang yang diselenggarakan melalui pemberdayaan penduduk

dan transmigrasi terutama secara swakarsa yang didukung oleh peningkatan prasarana dan sarana

serta kemudahan yang menunjang pertumbuhan ekonomi di wilayah sebaran kawasan perbatasan

dan pedalaman.

4.3.8. Ketenagakerjaan

Kebijakan, strategi, dan arah pembangunan ketenagakerjaan dirumuskan :

a. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai upaya menyeluruh dan terpadu diarahkan pada

peningkatan kualitas tenaga kerja, profesionalisme, daya saing, dan kompetensi tenaga kerja agar

menjadi tenaga kerja produktif sebagai dasar pembangunan produktivitas masyarakat.

b. Kesadaran dan motivasi terhadap produktivitas, efisiensi, efektivitas, kewirausahaan , disiplin dan

etos kerja produktif serta berdaya saing tinggi dan berwawasan luas

c. Pembinaan dan pengembangan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja untuk peningkatan kualitas

tenaga kerja.

d. Perlindungan tenaga kerja yang bertumpu pada hak-hak dasar pekerja sesuai dengan hubungan

industrial Pancasila

e. Kebijakan pengupahan dan pengkajian didasarkan pada pemenuhan kebutuhan hidup yang layak,

prestasi dan produktivitas kerja, keahlian dan profesionalisme kerja

f. Peran serta dan tanggung jawab pekerja dan serikat pekerja dalam mewujudkan produktivitas

daerah terus ditingkatkan untuk lebih memantapkan keikutsertaan pekerjaan dan serikat pekerja

di dalam kegiatan perusahaan

IV-8

Page 35: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.3.9. Pemuda, Olahraga, Anak dan Remaja

a. Pengembangan iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam mengaktualisasikan segenap

potensi, bakat dan minat serta memberi kesempatan pemuda berperan aktif dalam

keikutsertaannya melalui organisasi sosial politik dan organisasi kemasyarakatan.

b. Pengembangan generasi muda diarahkan untuk meningkatkan kualitas generasi muda dalam

kewirausahaan sesuai bakat dan ketrampilan serta kemauan untuk maju agar dapat mandiri,

unggul dan berdaya saing.

c. Perlindungan segenap generasi muda dari bahaya penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang,

zat adiktif dan kenakalan remaja.

d. Pengembangan olah raga diarahkan pada peningkatan kualitas manusia dalam bidang pendidikan

olahraga di sekolah dan masyarakat.

e. Peningkatan pembibitan olahraga agar dapat diperoleh atlit yang berbobot dan memiliki prestasi.

f. Peningkatan status gizi dan kesehatan anak dan remaja

g. Peningkatan pendidikan anak dan remaja

h. Peningkatan peran keluarga dan masyarakat dalam pembinaan anak dan remaja

i. Peningkatan pembinaan dan perlindungan hukum anak dan remaja

j. Peningkatan wawasan iptek anak dan remaja

k. Menumbuhkan dan meningkatkan idealisme anak dan remaja

l. Peningkatan kemampuan menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungan anak dan remaja

4.3.10. Peranan Perempuan

a. Peningkatan peranan perempuan baik sebagai warga negara maupun sebagai sumberdaya

manusia yang mempunyai hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama dengan laki-laki

dalam pembangunan di segala bidang.

b. Peningkatan ketrampilan dan kemampuan perempuan agar dapat berperan aktif di segala bidang

kehidupan.

c. Peningkatan peranan perempuan dan organisasi perempuan untuk mewujudkan kesejahteraan

keluarga.

4.3.11. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kebijakan, strategi, dan arah pembangunan sektor ilmu pengetahuan dan teknologi

dirumuskan sebagai berikut :

a. Kebijakan pengembangan iptek diarahkan untuk mendorong pembangunan, pemanfaatan dan

pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan

produktivitas serta meningkatkan kerjasama yang baik dan serasi antara instansi terkait.

b. Kebijakan penerapan teknik produksi dan teknologi diupayakan untuk mendorong penggunaan

teknik produksi terutama teknologi tepat guna dalam rangka peningkatan produktivitas

pemerataan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.

IV-9

Page 36: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

c. Kebijakan pembangunan sub sektor penelitian diarahkan untuk :

a. Mendorong pengembangan, pemanfaatan dan pendayagunaan pengetahuan dan teknologi

terutama teknologi tepat guna dalam rangka peningkatan produktivitas, pemerataan,

pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.

b. Meningkatkan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan

c. Meningkatkan kerjasama yang baik dan serasi antar industri terkait baik pemerintah maupun

swasta dalam kegiatan penelitian.

4.3.12. Kesejahteraan Sosial

a. Pembangunan ketahanan sosial oleh dan untuk masyarakat serta pemberdayaan terhadap

penyandang masalah sosial.

b. Tersedianya mekanisme penanganan masalah sosial yang mantap melalui perbaikan terhadap

sistem pencegahan dan penanggulangan permasalahan kesejahteraan sosial agar dapat

mengatasi permasalahan sosial yang semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya.

c. Terbinanya kesempatan untuk melaksanakan kewajiban ikut serta dalam usaha-usaha

kesejahteraan sosial.

d. Peningkatan pemahaman masyarakat rawan bencana dan penyatunan terhadap rawan bencana

dan penyantunan terhadap korban akibat bencana.

e. Peningkatan kepedulian sosial terhadap penyandang cacat, fakir miskin dan anak terlantar serta

kelompok rentan sosial.

f. Memprioritaskan upaya pembinaan di bidang kesejahteraan sosial terhadap kelompok-kelompok

masyarakat yang khususnya berdiam di pedalaman dan masih tertinggal dalam pembangunan.

g. Pengembangan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja untuk mendapatkan

perlindungan, keamanan dan keselamatan kerja yang memadai, yang pengelolaannya melibatkan

pemerintah, perusahaan dan pekerja.

4.3.13. Ketahanan Budaya

a. Ketahanan budaya diarahkan untuk mencapai kondisi dinamis sebagai wujud integrasi dan kondisi

kehidupan budaya bangsa yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan

kehidupan budaya manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa yang mampu menangkal penetrasi budaya luar.

b. Revitalisasi dan dinamisasi nilai-nilai budaya daerah agar dapat bertahan, berkembang dan dapat

diwariskan kepada generasi selanjutnya.

c. Mempertahankan kondisi budaya daerah dari kepunahan dan goncangan budaya yang lebih besar

akibat penetrasi budaya dari luar.

d. Meningkatkan apresiasi dan rasa bangga masyarakat termasuk pendatang terhadap kebudayaan

lokal dengan tetap mengakui eksistensi kebudayaan pendatang yang dapat memperkaya

kebudayaan lokal.

IV-10

Page 37: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.4. Bidang Ketahanan Ekonomi Daerah dan Peningkatan Pelayanan Kehidupan

4.4.1. Mempercepat Pemulihan Ekonomi

a. Mempertahankan stabilitas ekonomi

b. Realokasi sumberdaya pembangunan

4.4.2. Memperkuat Landasan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

A. Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Meningkatkan kemampuan, daya guna dan hasil guna perangkat dan lembaga keuangan

2. Keuangan daerah dilaksanakan secara serasi dengan sektor-sektor lain dalam rangka

mengembangkan hubungan dan perimbangan keuangan pusat dan daerah

3. Keuangan daerah perlu terus diupayakan peningkatannya dengan cara intensifikasi dan

ekstensifikasi dari sumber-sumber penerimaan daerah, di samping sumber keuangan daerah

yang berasal dari dana perimbangan

4. Pengeluaran daerah perlu direncanakan secara cermat berdasarkan skala prioritas sehingga

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan daerah untuk meningkatkan

fungsi pelayanan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

5. Peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi secara

jujur dan bertanggungjawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Pengentasan Kemiskinan

Pengentasan kemiskinan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi

penduduk miskin, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan kemampuan permodalan,

pengembangan usaha dan pemantapan kelembagaan usaha bersama di antara penduduk miskin.

Kebijakan pokok dalam pengentasan kemiskinan diarahkan untuk memperoleh kesempatan ekonomi

bagi penduduk miskin, memberdayakan penduduk miskin dan memperluas jaringan pengamanan

sosial.

C. Pemberdayaan Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah

1. Mengembangkan dan mengarahkan potensi ekonomi yang ada dalam masyarakat untuk mampu

berkembang menjadi sistem ekonomi yang berbasis kerakyatan dengan prinsip keadilan,

berkelanjutaan, persaingan sehat, dan berwawasan lingkungan.

2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan potensi usaha kecil, menengah, dan koperasi yang

bergerak di berbagai sektor produksi barang dan jasa serta perdagangan, agar memiliki akses

dalam kegiatan ekonomi pada skala makro melalui pola pendampingan dan kemitraan yang

sejajar atas dasar saling membutuhkan, saling menguntungkan, dan saling mendukung.

3. Melakukan relokasi secara bertahap terhadap aset-aset produksi yang dikuasai secara

berlebihan oleh kekuatan ekonomi besar yang minoritas, agar diperoleh sistem kekuatan

ekonomi yang seimbang, transparan, berbasis kerakyatan, dan berkeadilan.

4. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan kawasan-kawasan maupun zona-zona industri

pada daerah-daerah yang potensial dan prospektif.

IV-11

Page 38: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

D. Penguatan Institusi Pasar

Penguatan institusi pasar yang mencakup pasar barang dan jasa, modal, dan tenaga kerja, serta

penguatan badan-badan usaha milik daerah sangat diperlukan agar mekanisme pasar berjalan

semakin baik sehingga sumber daya pembangunan yang terbatas dapat teralokasikan secara optimal.

Dalam upaya penguatan institusi pasar, dilakukan upaya untuk mempercepat pelaksanaan persaingan

usaha yang sehat dan perlindungan konsumen merupakan usaha yang perlu ditempuh untuk

memulihkan pelaku usaha, selain itu juga ditujukan untuk meletakkan landasan yang diperlukan

sebagai prasyarat bagi proses demokratisasi persaingan usaha bagi para pelaku usaha, konsumen, dan

masyarakat, sehingga dapat saling memahami dan menghargai hak dan kewajiban masing-masing

dalam menjalankan perannya dalam menjalankan mekanisme pasar.

Upaya memperkuat iklim kompetisi pasar ditujukan untuk mengurangi keterkaitan atau

ketergantungan pada kondisi tertentu yang dapat menghambat aksesibilitas suatu pelaku usaha pada

mekanisme pasar yang sehat. Selain itu, perlu dilakukan peningkatan daya saing daerah di pasar

regional, nasional, dan internasional. Masyarakat dan pelaku usaha perlu melakukan usaha untuk

bersama-sama dengan pemerintah memfasilitasi produsen primer agar memiliki akses yang lebih tinggi

terhadap permintaan pasar. Selain itu, perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas barang dan

jasa yang diperdagangkan agar dapat bersaing di pasar regional dan internasional. Pengoptimalan

peran lembaga-lembaga pemberdayaan usaha dalam negeri untuk mengurangi ketertinggalan

pengetahuan dan kemampuan pelaku usaha dan membuka peluang terhadap kerjasama perdagangan

internasional serta pengoptimalan promosi dan pameran-pameran merupakan usaha-usaha yang dapat

dilakukan untuk memperkuat institusi pasar.

E. Pengembangan Sistem Ketahanan Pangan

1. Perlu dikembangkan kemandirian swasembada pangan. Masyarakat diberikan kebebasan dalam

menentukan aneka jenis pangan setempat, yang kemungkinan telah bermanfaat dalam

memenuhi aneka sumber gizi masyarakat setempat.

2. Sosialisasi keanekaragaman sumber pangan setempat, dalam arti pengertian sumber pangan

pokok tidak hanya semata-mata beras, tetapi juga tersedia yang lain, seperti jagung, umbi-

umbian, sagu, berbagai jenis kacang-kacangan, pisang, sukun, dan juga aneka sumber pakan

protein hewani.

3. Pengkajian nilai gizi setiap jenis sumber pangan. Kandungan gizi setiap jenis sumber pakan yang

telah dimanfaatkan oleh masyarakat, dan yang belum dimanfaatkan perlu diteliti kandungan

gizinya, sebagai alternatif cadangan sumber pangan.

4. Usaha peningkatan kualitas dan kuantitas pangan pada berbagai jenis pemanfaatan lahan, misal

pertanian lahan kering dan basah, tanah hutan, dengan berbagai sistem tanamnya.

5. Upaya peningkatan sumber protein hewani dari satwa liar yang tidak dilindungi, mungkin berupa

satwa liar, seperti rusa sambar, kijang, berbagai jenis unggas liar, lebah madu liar, sarang

burung walet, atau satwa reptilia.

IV-12

Page 39: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

6. Pemberdayaan kelembagaan kepada masyarakat dan individu, dalam usaha budidaya berbagai

jenis sumber pangan. Masyarakat diberikan pelatihan ketrampilan dalam menernakan atau

menanam aneka macam sumber pangan yang bergizi tinggi, demikian juga cara pengolahannya,

serta kemungkinan pengembangannya sebagai sumber usaha.

7. Pemerintah dan lembaga-lembaga lain mungkin juga lembaga swasta, diharapkan menjadi

fasilitator usaha peningkatan ketahanan pangan. Masyarakat dapat menambah pengetahuan

dan ketrampilan dalam usaha memproduksi pangan dan segala aspeknya, mungkin tentang

budidaya, manajemen usaha, pengolahan, pengaturan gizi, dan kelembagaan produksi pangan.

8. Perlu adanya beberapa kawasan sebagai demplot usaha ketahanan pangan dalam segala

aspeknya. Adanya demplot mempermudah petani untuk menerima inovasi dan dan

pembaharuan.

F. Pengembangan Industri Berdasarkan Keunggulan Kompetitif

1. Memantapkan dan meningkatkan daya saing

2. Mengembangkan iklim usaha yang kondusif, kompetitif dan non diskriminatif

3. Memberdayakan institusi pendukung mekanisme pasar barang dan jasa

4.4.3. Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup diarahkan pada upaya pendayagunaan

sumberdaya alam sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat harus dilakukan secara terencana,

rasional, optimal, bertanggungjawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan mengutamakan

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat serta memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan

lingkungan hidup bagi pembangunan yang berkelanjutan. Pendayagunaan sumberdaya alam yang

optimal tersebut didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas, maju, produktif, profesional,

iklim usaha yang sehat, serta pemanfaatan iptek dan terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan

hidup.

Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup harus

selalu berpegang teguh pada asas-asas pembangunan nasional terutama asas manfaat, asas

keseimbangan, asas keserasian, asas keselarasan, asas kelestarian, asas minimasi negasi (penolakan),

asas minimasi dampak (dalam arti dampak negatif), serta asas ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kebijaksanaan dalam pengembangan sumberdaya alam dan lingkungan hidup antara lain

sebagai berikut:

a. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

b. Rehabilitasi dan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup

c. Pengembangan kelembagaan, peranserta masyarakat dan kemampuan sumberdaya manusia.

4.4.4. Sumberdaya Air dan Irigasi

Secara umum sumberdaya air meliputi tiga komponen pokok yaitu air hujan, air permukaan

dan air tanah. Air hujan selain sebagai recharge bagi ketersediaan air permukaan dan air tanah,

IV-13

Page 40: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

ketersediaannya dapat dimanfaatkan langsung dengan memanfaatkan bak tampungan air dan

digunakan sebagai air minum.

Kondisi ketersediaan air sebagai sumberdaya yang dimanfaatkan untuk keperluan konsumsi

(minum dan masak) dan untuk keperluan irigasi mengalami kendala karena ketersediaannya sangat

minim dilihat dari segi kualitas. Sebagai air minum dan bahan baku airminum, air permukaan yang

berupa air Sungai Siak sudah tercemar dan tidak mungkin lagi digunakan untuk keperluan tersebut. Air

Sungai Siak hanya memungkinkan untuk keperluan irigasi dan transportasi air. Di lain pihak,

ketersediaan airtanah secara kualitas sangat jelek karena banyak mengandung kadar besi (Fe).

Ketersediaan air hujan tidak ada kendala.

Arahan pemanfaatan sumberdaya air untuk air Sungai Siak adalah untuk keperluan irigasi dan

transportasi air, sedangkan untuk airtanah apabila dimungkinkan dilakukan refinery dengan peralatan

yang modern. Untuk jangka pendek, penyediaan air minum dilakukan dengan penampungan air hujan

(PAH) dan penyaluran air pipa PDAM dari daerah lain ke Kabupaten Siak. Keperluan irigasi dengan

memanfaatkan air Sungai Siak dilakukan dengan pembuatan saluran-saluran menuju kawasan

pertanian dengan memperhatikan kondisi tebing sungai.

Selain pemanfaatan air untuk konsumsi dan pertanian (irigasi), keberadaan Sungai Siak

sebagai jalur transportasi berasosiasi dengan munculnya industri-industri di sepanjang Sungai Siak. Hal

ini mengkhawatirkan adanya pencemaran air sehingga perlu kiranya dilakukan pengawasan dan

pengendalian. Pengawasan dilakukan terhadap buangan air sisa produksi yang terutama dilakukan

terhadap kualitas air berdasar baku mutu air. Pengendalian dilakukan dengan membatasi berdirinya

industri-industri di tepi sungai.

Konservasi terhadap sumberdaya air dilakukan secara terpadu berdasarkan kondisi setempat

yang tercakup dalam satu kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS). Berdasarkan karakteristik fisik

kawasan DAS ditentukan kawasan fungsi lindung, penyangga, dan kawasan budidaya. Selain itu untuk

menjaga kelestarian alur sungai dan keamanan penggunaan lahan sekitar sungai perlu ditetapkan dan

ditegaskan adanya Kawasan Sempadan Sungai. Kawasan sempadan sungai ditetapkan berdasarkan

posisi sungai dalam DAS dan karakteristik fisik DAS bersangkutan.

4.4.5. Pertambangan dan Energi

Pertambangan sebagai upaya pemanfaatan sumberdaya alam harus dilaksanakan, ditata dan

dikembangkan secara terpadu dengan pembangunan wilayah dalam suatu kerangka tata ruang

termasuk pengembangan wilayah pasca tambang. Kegiatan perencanaan dan pengembangan

pertambangan baik oleh pemerintah maupun swasta menuntut tersedianya data dan informasi geologi

sumberdaya mineral secara lengkap dan rinci. Dewasa ini data dan informasi yang ada belum

sepenuhnya memberikan informasi secara cepat dan lengkap. Tantangan yang dihadapi adalah

bagaimana penyediaan data dan informasi tersebut dapat tersedia secara cepat dan lengkap.

Pengusahaan pertambangan bahan tambang strategis dan vital oleh perusahaan swasta besar

dan oleh pemerintah memunculkan permasalahan dalam kegiatan pertambangan. Selama dalam

IV-14

Page 41: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

proses penambangan, pembangunan sarana dan prasarana lebih diutamakan pada kawasan atau

kompleks pertambangan. Hal ini menimbulkan kecemburuan pada masyarakat yang kurang dapat

menikmati prasarana dan sarana terutama sarana transportasi, terlebih untuk daerah-daerah terpencil

yang terisolir jauh dari pusat kegiatan dan keramaian. Tantangan yang muncul dari hal ini adalah,

pembangunan sarana dan prasarana transportasi untuk masyarakat baik oleh pemerintah maupun

pengusaha penambangan.

Kebijakan pemerintah daerah dalam rangka pengembangan sektor pertambangan dapat

dilakukan melalui inventarisasi, penelitian, pendataan dan penyebar luasan informasi, pelayanan dan

pengawasan pertambangan, dan melalui kerjasama lintas sektoral dengan instansi terkait. Selain itu,

koordinasi aktivitas dengan Pemda setempat mutlak diperlukan karena pemerintah daerah merupakan

pihak yang bertanggung jawab pada kegiatan-kegiatan di daerahnya kepada pemerintah pusat.

Untuk kegiatan pertambangan yang sudah dan masih berlangsung perlu adanya upaya

peningkatan produksi yang dilakukan melalui pengelolaan yang efektif dan efisien, yang didukung oleh

usaha inventarisasi, pemetaan, eksplorasi, dan eksploitasi kekayaan bahan tambang yang makin

meningkat dengan menguasai dan memanfaatkan teknologi yang tepat guna.

Pembangunan pertambangan dilaksanakan secara terpadu dengan pembangunan sektor

lainnya terutama yang berkaitan dengan perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta

pengembangan wilayah dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Pembangunan pertambangan juga diupayakan untuk makin terkait dengan pembangunan industri

dalam rangka meningkatkan nilai tambah hasil tambang. Penyelenggaran usaha pertambangan

dilakukan terpadu dengan pembinaan sektor lainnya disamping itu ditingkatkan perhatian terhadap

kehidupan sosial ekonomi pasca tambang di daerah pertambangan dan peningkatan penanaman

modal di bidang pertambangan. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengusahaan

pertambangan, pembinaan pertambangan rakyat dilakukan secara terpadu melalui penyuluhan,

bimbingan serta pembinaan usaha pertambangan dalam wadah koperasi.

4.4.6. Pengembangan Prasarana Pambangunan

Pembangunan prasarana yang berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya,

politik dan pertahanan keamanan diarahkan pada terwujudnya pengembangan prasarana yang handal,

bermanfaat dan berkualitas tinggi. Oleh karena itu pengembangan prasarana harus dilakukan secara

terpadu, efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan,

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, serta

mendukung pengembangan wilayah.

Pengembangan prasarana pembangunan harus dilakukan secara terpadu dengan selalu

memperhatikan tingkat pengembangan dan penyerasian serta laju pertumbuhan wilayah. Hal ini

diperlukan agar pengelolaan pembangunan menjadi lebih terkoordinasi sejalan dengan karakteristik

permasalahan yang ada sehingga efisiensi dan efektivitas dalam upaya pencapaian sasaran

pembangunan dapat diperoleh.

IV-15

Page 42: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

Prasarana di daerah ditata dan terus disempurnakan dengan didukung kualitas sumberdaya

manusia sehingga terwujud kehandalan pelayanan, keterpaduan antar sarana prasarana, serta

disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, tingkat kemajuan teknologi, kebijaksanaan tataruang dan

lingkungan hidup serta tuntutan masyarakat maupun kebutuhan setiap daerah. Keberhasilan sasaran

pengembangan prasarana pembangunan diupayakan dengan peningkatan kualitas fisik, keamanan,

ketertiban, kenyamanan, serta kualitas pelayanan dengan meningkatkan peran serta swasta dan

masyarakat dalam penyediaan prasarana tersebut.

Kebijaksanaan pengembangan prasarana pembangunan pada dasarnya untuk meningkatkan

pelayanan terhadap masyarakat baik secara kualitas, kuantitas maupun daya jangkaunya. Oleh karena

itu kebijaksanaan yang ditempuh dalam pengembangan prasarana pembangunan di Kabupaten Siak

adalah sebagai berikut:

a. Jenis fasilitas yang daya jangkau pelayanannya meliputi seluruh wilayah kota, bahkan kecamatan,

ditempatkan di pusat kota secara mengelompok membentuk kawasan pusat pelayanan sosial

budaya.

b. Jenis fasilitas yang daya jangkau pelayanannya meliputi bagian wilayah kota atau unit lingkungan,

ditempatkan menyebar pada masing-masing unit lingkungan dan berfungsi sebagai pengikat

pusat unit lingkungan tersebut.

4.4.7. Transportasi

a. Ruas-ruas jalan yang masih berada dalam kondisi rusak berat ditingkatkan menjadi jalan yang

baik, dan jalan jenis permukaan tanah akan ditingkatkan menjadi jalan aspal.

b. Kebijakan pembangunan di bidang lalu lintas jalan raya meliputi peningkatan prasarana, fasilitas

dan keselamatan lalu lintas jalan serta sarana angkutan. Pembangunan lalu lintas dan jasa

angkutan jalan raya mengutamakan peningkatan keselamatan dan penertiban lalu lintas jalan raya

serta peningkatan keselamatan dan penertiban lalu lintas jalan raya serta meningkatkan kesadaran

masyarakat terhadap ketentuan-ketentuan jalan raya.

c. Kebijakan pembangunan angkutan sungai diselaraskan dan merupakan kesatuan jaringan jalan

raya yang berfungsi sebagai jembatan untuk menunjang kelancaran lalu lintas angkutan jalan

raya. Untuk itu pembangunan lalu lintas sungai diarahkan pada penyediaan jasa angkutan yang

terjangkau oleh kemampuan masyarakat.

4.4.8. Pertanahan dan Penataan Ruang

A. Pengelolaan Pertanahan

1. Dilaksanakan survai pemetaan penggunaan tanah secara detail, baik secara manual maupun

secara ground truth.

2. Menyusun Rencana Persediaan Peruntukkan dan Penggunaan Tanah di Kabupaten Siak untuk

memenuhi kebutuhan data akan penggunaan tanah sektoral.

3. Melaksanakan monitoring atau pendataan pemanfaatan tanah yang telah diberikan kepada

perusahaan.

IV-16

Page 43: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4. Melaksanakan sertifikasi tanah secara parsial sehingga masyarakat mempunyai bukti hak atas

kepemilikan tanah mereka.

5. Melaksanakan pengukuran dan pemetaan secara parsial sehingga dapat terpasang tanda batas

tanah serta proses pelayanan sertifikasi tanah menjadi lebih lancar.

B. Penataan Ruang

1. Pemantapan dan pengembangan pola tata ruang daerah

2. Pemantauan proses penyusunan, tata guna lahan, air dan sumber daya alam lainnya

3. Pengembangan pola pemanfaatan ruang laut

4. Peningkatan kelembagaan dan kemampuan aparatur penataan ruang

5. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha

6. Peningkatan penegakkan hukum dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan penataan

ruang

4.4.9. Pertanian Tanaman Pangan

a. Perlu adanya kepemihakan kepada petani, dalam arti pengembangan pertanian sesuai dengan

perekonomian rakyat dan ekonomi kerakyatan serta pemberdayaan ekonomi rakyat.

b. Petani diberdayakan untuk terlibat dalam agrobisnis dan berdagang, sehingga petani tidak hanya

menjadi produsen, tetapi juga mampu dalam berbisnis.

c. Penumbuhan sentra produksi dan perwilayahan komoditas. Di masing-masing daerah perlu

pemetaan kesesuaian lahan terhadap berbagai komoditas dan daya dukung daerah. Dari peta

tersebut akan dapat ditentukan perwilayahan komoditas unggulan yang mempunyai keuntungan

komparatif dan daya saing. Kemudian diupayakan adanya keseragaman varietas dan mutu bibit

agar produktif dan mutu seragam.

d. Peningkatan sumberdaya manusia petani di Kabupaten Siak. Kualitas sumberdaya petani dan

keluarganya perlu ditingkatkan, mulai dari pendidikan (SD sampai Perguruan Tinggi terutama bagi

keluarga petani) dan pendidikan khusus mengenai kewirausahaan, manajemen dan teknologi.

e. Ditumbuhkembangkan pertanian yang berkelanjutan. Pembangunan pertanian di Kabupaten Siak

diharapkan bisa berlangsung secara lestari. Penyelesaian limbah atau pencemaran pertanian harus

ditangani secara serius, sehingga menjadi kegiatan pertanian yang ramah terhadap lingkungan.

Hal ini harus menjadi suatu kebutuhan bagi semua masyarakat petani di Kabupaten Siak. Sebagai

misal, erosi tanah permukaan, terbuangnya pupuk, herbisida, insektisida, pestisida, di perairan

umum, limbah organik pertanian, dan lain-lain sisa limbah pertanian merupakan contoh dampak

negatif sistem pertanian konvensional terhadap lingkungan.

IV-17

Page 44: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.4.10. Kehutanan dan Perkebunan

A. Kehutanan

1. Mengingat sumberdaya hutan memiliki fungsi utama yang antara lain, untuk (a) menunjang

ekonomi baik lokal maupun nasional (hutan produksi), (b) menyediakan lahan dan ruang (hutan

konversi), (c) melindungi proses-proses ekologi (hutan lindung), dan (d) melindungi kekayaan

keanekaragaman sumberdaya hayati dan keindahan alam (hutan suaka alam dan taman

nasional), dan khusus bagi Kabupaten Siak ada fungsi sebagai mendukung sistem sosial

ekonomi budaya masyarakat setempat, termasuk sistem religi sosialnya.

2. Pengusahaan hutan yang lestari. Untuk ini perlu dilakukan kebijakan pengusahaan hutan

dengan sistem perencanaan yang sesuai dengan potensi sumberdaya hutannya. Setiap

pemegang hak pengusahaan hutan diwajibkan membuat perencanaan sesuai dengan daur

tegakan (kelompok pohon), demikian juga diwajibkan membuat rencana karya perusahaan

hutannya (RKPH). Termasuk berbagai kegiatan antara lain, kegiatan perencanaan lapangan

(inventarisasi), penebangan, penanaman, pemeliharaan, pengangkutan, pembinaan masyarakat

setempat, penjualan, pengolahan kayu, pengolahan limbah, dan lain-lain kegiatan yang

berkaitan dengan sumberdaya hutan.

3. Hutan kemasyarakatan perlu dikembangkan sesuai dengan rencana otonomi daerah, tetapi

diharapkan tidak bertentangan dengan pelestarian sumberdaya hutan. Diharapkan dengan

pengembangan hutan kemasyarakatan ini, maka secara ekonomi sebagai alat yang efektif untuk

memerangi kemiskinan. Selain itu sistem hutan kemasyarakatan mendorong pemerataan

pendapatan dan keswadayaan, apalagi jika diintegrasikan dengan industri rakyat. Hutan

kemasyarakatan merupakan suatu kekuatan integrasi, yang menyatukan nilai-nilai sosial

tradisional, kelembagaan, dan norma-norma, dengan pengetahuan yang bersifat saintifik dan

ilmiah. Sistem ini juga memandang kehutanan secara holistik, menyeluruh dan melingkup baik

aspek ekonomi, ekologi, sosial, moral, politik, dan spriritual.

B. Perkebunan

1. Selain pengembangan perkebunan pola PIR-Bun (pola inti rakyat) perlu terus dikembangkan

pola perkebunan yang diusahakan oleh komunitas setempat (masyarakat lokal). Dengan

demikian harus ada kebebasan usahatani perkebunan bagi masyarakat lokal, disertai dengan

berbagai fasilitas atau bantuan untuk pengembangannya, seperti halnya para petani perkebunan

pola PIR.

2. Perlu adanya penguatan lembaga petani pekebun, sehingga dapat menghimpun petani agar

lebih kuat dan memudahkan dalam pembinaan baik dalam hal penerapan teknologi, modal

usahatani kebun maupun dalam hal pemasaran hasilnya.

3. Pengoptimalan keanekaragam jenis tanaman, sehingga sepanjang waktu para petani diharapkan

dapat memenuhi permintaan pasar, disamping itu guna meningkatkan pendapatan para petani.

Sepanjang tahun usaha tani kebun dapat memproduksi beraneka macam komoditi sesuai

dengan permintaan pasar (demand dan supply).

IV-18

Page 45: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.4.11. Perikanan

a. Sektor perikanan di Kabupaten Siak perlu dikembangkan dalam budidaya ikan tawar (perikanan

darat) dan juga ikan laut (perikanan laut). Untuk itu diperlukan peningkatan kemampuan

sumberdaya manusia nelayan, melalui tambahan pengetahuan dan ketrampilan, sehingga

menjadi nelayan yang profesional. Pengetahuan hanya dapat diperoleh dengan belajar, membaca,

berdiskusi, sedangkan ketrampilan diraih melalui pelatihan-pelatihan atau kursus. Mungkin konsep

kelompencapir atau pembentukan kelompok tani nelayan merupakan media yang tepat.

b. Pemanfaatan teknologi tepat guna. Untuk dapat menggali potensi sumberdaya kelautan yang

optimal, maka diperlukan teknologi yang mutakhir. Misal dalam penentuan daerah tangkapan

(fishing ground) merupakan kunci keberhasilan dalam praktek penangkapan ikan di laut atau

danau. Selama ini penentuannya masih belum mengalami perkembangan yang berarti, sehingga

masih banyak mengalami kegagalan tangkap yang dilakukan oleh nelayan, sebagai akibat

kesalahan dalam menentukan fishing ground ini.

c. Pemanfaatan sumberdaya perikanan darat dan laut secara lestari, dalam arti lestari

sumberdayanya juga termasuk lestari usaha dan pemanfaatannya. Dalam melakukan

pemanfaatan sumberdaya kelautan, sungai dan danau, haruslah mengacu pada pembangunan

yang berkesinambungan, pemanfaaatan pada batas lestari. Pemanfatan dengan alat yang tidak

ramah lingkungan harus dihindari, seperti penangkapan dengan tuba, bahan racun (potasium

sianida), bahan peledak (dinamit), listrik (setrum), atau dengan jaring yang dapat menguras

segala macam sumberdaya hayati perairan.

4.4.12. Peternakan

a. Usaha peternakan dipilih pada ternak-ternak yang telah dikenal dan dikuasai oleh masyarakat,

sehingga akan lebih mudah dikembangkan. Demikian juga kaitannya dengan agribisnis sektor

peternakan mungkin akan lancar, karena masyarakat telah memiliki pengalaman.

b. Usaha peternakan perlu dipadukan dengan program-program kegiatan sektor-sektor lain, seperti

dengan sektor pertanian, atau dengan sektor kehutanan, atau perkebunan. Berbagai perpaduan

tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bawah, demikian juga

mengoptimalkan pemanfaatan lahan, atau dengan sistem multiple use land.

c. Perlu diperhatikan usaha peternakan yang berwawasan ramah terhadap lingkungan, sehingga

dampak negatif adanya limbah peternakan dapat diminimalkan. Seperti contohnya, limbah

kotoran hewan (limbah organik) yang terbawa air pemukaan ke sungai, ke danau, atau ke badan

air alami (natural water body). Kerusakan habitat perlu dipantau, dan direhabilitir, karena adanya

pemanfaatan lingkungan yang melebihi kemampuannya, seperti adanya over-grazzing, atau

jumlah ternak melebihi daya dukung padang penggembalaa (grazzing ground).

IV-19

Page 46: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.4.13. Industri

a. Pembangunan diarahkan untuk penguatan struktur ekonomi yang lebih baik dan menciptakan

keterkaitan yang mendukung dan menguntungkan antara sektor, strata usaha dalam memperluas

lapangan kerja dan kesempatan berusaha, mendukung ekspor non migas dan pariwisata sehingga

dapat meningkatkan pendapatan dan mendukung laju pertumbuhan ekonomi.

b. Pembangunan industri diarahkan untuk menumbuhkembangkan industri kecil, industri rumah

tangga dan industri pedesaan dengan peningkatan ketrampilan, penguatan modal, peralatan,

magang dan manajemennya.

c. Pembangunan industri diarahkan dapat memanfaatkan dan mengolah bahan lokal dari hasil

pertanian untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor dengan penguasaan

teknologi sehingga dapat memenuhi kebutuhan secara kuantitas dan kualitas

d. Pembangunan industri diarahkan dapat dilkembangkan dengan teknologi tinggi dengan

memanfaatkan potensi daerah yang ada dan mempunyai nilai strategis

e. Pembangunan dan pengembangan industri diarahkan dapat menjalin kemitraan yang lebih

mantap, saling mendukung, saling membutuhkan dan saling menguntungkan antara industri kecil,

industri rumah tangga dan industri pedesaan serta industri besar maupun dengan usaha swasta

dan usaha pemerintah.

f. Pembangunan dan pengembangan industri diarahkan tetap berwawasan lingkungan dan dapat

meningkatkan peran serta dan pendapatan bagi masyarakat.

g. Pembangunan dan pengembangan suatu industri harus memenuhi syarat UKL dan UPL maupun

AMDAL harus tetap dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

4.4.14. Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

a. Melanjutkan dan lebih mengembangkan lagi program industrialisasi yang sesuai dengan kondisi

dan potensi Kabupaten Siak, terutama terhadap industri-industri yang mengolah hasil pertanian

beserta turunannya agar dapat memberikan nilai tambah yang maksimal, perluasan kesempatan

kerja, dan memberikan spesifikasi yang cukup tajam terhadap keunggulan komparatif daerah.

b. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan potensi usaha kecil, menengah dan koperasi yang

bergerak di berbagai sektor produksi barang dan jasa serta perdagangan.

c. Reformasi dan rekonstruksi terhadap sistem perjanjian dengan pihak ketiga dalam pengelolaan

potensi sumberdaya alam yang meliputi kekayaan hutan, bahan tambang dan galian, minyak dan

gas bumi, dan sebagainya agar diperolehnya manfaat yang seimbang, adil, dan proporsional baik

bagi daerah maupun masyarakat Kabupaten Siak.

d. Mengembangkan dan mengarahkan potensi ekonomi yang ada dalam masyarakat untuk mampu

tumbuh dan berkembang menjadi sistem ekonomi yang berbasis kerakyatan dengan prinsip

keadilan, berkelanjutan, persaingan sehat, dan berwawasan lingkungan.

IV-20

Page 47: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.4.15. Pariwisata

a. Pengembangan kebudayaan daerah diarahkan untuk memberikan wawasan budaya dan makna

pada pembangunan nasional yang ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta

memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa.

b. Peningkatan kemampuan masyarakat menggali nilai-nilai luhur budaya daerah, menerima nilai-

nilai positif yang berasal dari luar dan memperkaya khasanah budaya bangsa di daerah.

c. Pelestarian nilai-nilai budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala termasuk kawasan cagar

budaya, sistem nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.

d. Pemantapan dan pengembangan kesenian tradisional dan kreasi baru yang bernafaskan

kepribadian nasional diarahkan untuk memperkaya khasanah budaya bangsa dan menunjang

terjaga dan teratur dengan undang-undang.

e. Menerapkan indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan keterbaharuan dalam

pengelolaan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui untuk mencegah kerusakan yang tidak

baik.

4.4.16. Transmigrasi

Kebijakan, strategi, dan arah pembangunan sektor transmigrasi di Kabupaten Siak dirumuskan

sebagai berkut :

a. Perencanaan yang lebih terpadu antar sektor pembangunan

b. Lebih mendorong pelaksanaan transmigrasi swakarsa secara teratur dan terarah.

c. Penataan kembali penggunaan, penguasaan dan pemilikan lahan (tanah)

d. Peningkatan pembinaan usaha tani.

e. Penyempurnaan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan koordinasi penyelenggaraan

transmigrasi.

Berdasarkan pokok-pokok kebijakan tersebut kemudian diteatapkan langkah-langkah strategi

sebagai berikut :

a. Program penempatan transmigrasi lebih dipadukan dengan prasarana pendukungnya.

b. Prioritas pembangunan transmigrasi diarahkan pada transmigrasi swakarsa dengan Pola

Perkebunan melalui sistem PIR dengan komoditas karet, kelapa sawit dan kelapa hibrida.

c. Untuk pola tanaman pangan akan dikasanakan sesuai dengan dukungan sarana irigasi Pola-pola

usaha lain seperti jasa industri harus mendapat perhatian dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pembinaan transmigrannya.

d. Peningkatan pelaksanaan transmigrasi swakarsa

e. Peningkatan penataan dan pembinaan usaha tani transmigran dan masyarakat sekitarnya.

f. Peningkatan pembinaan motivasi bekerja melalui pelatihan-pelatihan khusus, sesuai kebutuhan

yang realistis

g. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah dalam

usaha mengatasi perbaikan jalan dan jembatan di lingkungan lokasi transmigrasi.

IV-21

Page 48: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.4.17. Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan

Kebijakan, strategi, dan arah pembangunan sektor ilmu pengetahuan dan teknologi

dirumuskan sebagai berikut:

a. Meningkatkan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam semua aspek pembangunan.

b. Mengupayakan penyebaran dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk mendukung

pembangunan sektor industri, pertanian dan pertambangan terutama yang dilaksanakan

masyarakat perdesaan

c. Meningkatkan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mendukung penguatan, pendalaman,

perluasan, dan proses industri.

d. Meningkatkan sistem informasi daerah untuk memenuhi kebutuhan informasi secara tepat dan

terpadu

e. Mengusahakan pendirian lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang relevan dengan tuntutan

pembangunan seperti fakultas kedokteran, politeknik dan sebagainya.

4.4.18. Pengembangan Ketenagakerjaan

Kebijakan, strategi, dan arah pembangunan ketenagakerjaan dirumuskan:

a. Pembinaan iklim bagi perluasan lapangan kerja, meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

b. Peningkatan kualitas tenaga kerja

c. Pendayagunaan tenaga kerja produktif

d. Pengembangan kesejahteraan tenaga kerja

4.4.19. Dunia Swasta

a. Pembentukan lembaga baik pemerintah maupun swasta yang profesional dalam pengelolaan

penanaman modal daerah

b. Pengembangan penanam modal diarahkan untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran

dengan menciptakan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja sesuai potensi daerah

berwawasan lingkungan

c. Pembangunan dan pengembangan penanaman modal diarahkan untuk meningkatkan peran aktif

masyarakat, memperkuat pembiayaan pembangunan daerah.

d. Pengembangan penanaman modal harus dapat dicegah adanya berbagai bentuk monopoli dan

monopsoni yang merugikan masyarakat yang merugikan masyarakat.

e. Pengikatan kerjasama antar koperasi, pengusaha swasta dan dan badan usaha milik negara,

badan usaha milik daerah melalui sistem kemitraan usaha.

f. Pengembangan usaha informal dan tradisional sebagai ekonomi rakyat, perlu terus dibina dan

dilindungi agar tumbuh menjadi unsur ekonomi rakyat yang tangguh dan mandiri serta mampu

berperan dalam penciptaan usaha dan lapangan kerja.

g. Pembinaan usaha ekonomi rakyat diutamakan pada peningkatan kewirusahaan, penyediaan

sarana dan prasarana, bimbingan penyuluhan dan pelatihan serta fasilitas permodalan sehingga

dapat meningkatkan usahanya.

IV-22

Page 49: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

4.5. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

4.5.1. Masyarakat Sipil (Swasta, LSM, Masyarakat Umum)

a. Peningkatan akses masyarakat pada asset produksi, memperkuat posisi tawar menawar

masyarakat dan kemitraan usaha ekonomi rakyat dan menyediakan prasarana pendukung

kegiatan produksi yang memadai

b. Penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang

c. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat

d. Memberi kesempatan yang luas pada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan sosial,

mengurangi peran birokrasi dan mengembangkan kemampuan pendampingan kepada

masyarakat.

4.5.2. Pembangunan Daerah

A. Pengembangan Ekonomi Daerah dan Wilayah

1. Meningkatkan kapasitas pembangunan daerah untuk mengembangkan ekonomi daerah dan

wilayah dilaksanakan melalui pendekatan pembangunan wilayah dengan mendasarkan pada

keunggulan kompetitif masing-masing wilayah.

2. Dalam penyelesaian masalah pokok pembangunan harus selalu melibatkan masyarakat secara

langsung dan aktif mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan

pemanfaatannya.

3. Meningkatkan aksesibilitas untuk memperlancar aliran investasi dan produksi dan menciptakan

keterkaitan ekonomi antar wilayah yang saling mendukung

4. Mendorong pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang belum tergali di wilayah yang relatif

tertinggal dan menciptakan perkembangan kawasan potensi ekonomi baru

5. Meningkatkan kelangsungan kegiatan usaha yang sudah ada di sentra-sentra produksi di

daerah yang relatif maju sebagai andalan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan

masyarakat di daerah

6. Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengembangkan daya tarik investasi

berdasarkan keunggulan komaparatif dan kompetitif masing-masing daerah sesuia dengan

potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan lokasi geografisnya.

B. Pembangunan Perkotaan dan Permukiman

1. Pembangunan Perkotaan

a. Mengembangkan dan memantapkan sistem perkotaan

b. Meningkatkan kemampuan dan produktivitas kota

c. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia

d. Memantapkan kelembagaan perkotaan

e. Melembagakan pengelolaan pembangunan yang terencana dan terpadu

f. Memantapkan perangkat peraturan pendukung pembangunan perkotaan

g. Meningkatkan kualitas lingkungan fisik dan sosial perkotaan

IV-23

Page 50: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

2. Pembangunan Permukiman

a. Pemugaran perumahan di perkotaan, perbaikan lingkungan pasar, peremajaan permukiman

terutama kawasan kumuh.

b. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam usaha penyediaan perumahan dan

pelayanan perkreditan untuk pemilikan rumah.

c. Meningkatkan dan memperluas pelayanan air bersih baik dengan sistem perpipaan maupun

non perpipaan, sesuai target nasional yaitu 80% untuk pelayanan perkotaan dan 60% untuk

pelayanan perdesaan.

d. Memadukan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan saluran drainase dengan

kegiatan perencanaan dan pelaksanaan jalan kota, pengendalian banjir, pengelolaan

sampah, perbaikan lingkungan permukiman dan pembangunan kawasan permukiman baru.

e. Memberikan pembinaan teknis pengelolaan sampah dan bantuan peralatan serta fasilitas

pendukungnya untuk daerah yang benar-benar memerlukan.

f. Menunjang program kali bersih melalui peningkatan pengelolaan sampah di sepanjang badan

sungai.

4.5.3. Pembangunan Kecamatan

a. Pemantapan fungsi ibu kota kecamatan sebagai pusat pelayanan dengan mengembangkan sektor

sekunder dan tertier yang terkait dengan produk hinterlandnya.

b. Peningkatan kapasitas aparatur kecamatan, baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga mampu

memenuhi permintaan pelayanan masyarakat, sesuai dengan peningkatan kebutuhannya.

Termasuk di dalamnya adalah penyediaan sistem informasi wilayah yang baik.

c. Peningkatan kapasitas orgainsasi pemerintahan kecamatan, sesuai dengan permintaan tingkat

layanan masyarakat.

d. Pemberdayaan organisasi sosial kemasyarakatan (LSM), sehingga mampu menjadi jembatan

penyambung aspirasi masyarakat dengan pemerintah serta sebagai lembaga pengontrol kegiatan

pemerintah maupun masyarakat. Proses ini akan menjamin berjalannya bottom up planning

secara nyata.

4.5.4. Pembangunan Perdesaan

a. Pembangunan perdesaan dan masyarakat perdesaan terus didorong melalui peningkatan

koordinasi pembangunan sektoral, pengembangan kemampuan sumberdaya manusia dan

kelembagaan desa serta pemanfaatan sumberdaya alam yang dimiliki dalam usaha mempercepat

peningkatan perkembangan desa.

b. Peningkatan kelembagaan desa dan organisasi kemasyarakatan, penanggulangan kemiskinan,

perlindungan sosial dan peningkatan keswadayaan masyarakt.

c. Percepatan pembangunan di daerah-daerah tertinggal, daerah pedalaman dan daerah pantai

sesuai dengan aspirasi, kemampuan dan akar budaya masyarakat.

IV-24

Page 51: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

BAB V

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

5.1. Umum

Krisis nasional yang dihadapi bangsa Indonesia di penghujung abad 20 tidak lepas dari

kegagalan dalam mengembangkan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dan pengelolaan

pembangunan yang kurang mengindahkan prinsip-prinsip good governance. Untuk keluar dari krisis

multidimensi yang dialami bangsa Indonesia, telah dilakukan upaya melalui reformasi di segala bidang

dan pada saat ini telah mulai menunjukkan perubahan-perubahan mendasar di berbagai bidang.

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah, diharapkan dapat menjadi titik tolak pemberdayaan pemerintah daerah sehingga memiliki

inisiatif, kreativitas dan produktivitas yang tinggi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

mesyarakat daerah.

Selanjutnya untuk mendorong pemerintahan daerah agar lebih mampu melaksanakan

pembangunan daerah secara efektif, efisien, demokratis dan partisipatif, maka pengelolaan

sumberdaya pembangunan yang sentralistik harus dihindarkan sehingga penyelenggaraan

pemerintahan dan pengelolaan pembangunan daerah mampu mendorong berkembangnya

kemampuan aparat dan kelembagaan pemerintah daerah yang dapat meningkatkan fungsi pelayanan

umum dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

5.2. Paradigma Baru Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah merupakan rangkaian upaya pembangunan oleh seluruh masyarakat,

bangsa dan negara untuk mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang-

Undang dasar 1945, yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pembangunan daerah dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah,

bertahap, berlanjut dan merata di seluruh wilayah, serta benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh

masyarakat sebagai perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial.

Membangun Siak ke depan dalam paradigma baru adalah menjadikan kabupaten ini sebagai

wilayah yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat Kabupaten Siak secara komprehensif, baik

dalam keterlibatan pembangunan daerah yang berkelanjutan (sustainable development) maupun

keterlibatan secara penuh dalam berbagai aktivitas kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik dan

pertahanan keamanan.

Pembangunan daerah dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat

adalah pelaku utama dalam pembangunan dan pemerintah wajib untuk mengarahkan, membimbing

dan menciptakan suasana yang menunjang peran serta aktif seluruh masyarakat.

V-1

Page 52: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

5.3. Asas Pelaksanaan Pembangunan

A. Prinsip Good Governance

Pola-pola penyelenggaraan pemerintahan yang cenderung sentralistik dan kurang peka

terhadap perkembangan ekonomi, sosial dan politik masyarakat harus ditinggalkan dan diarahkan

seiring dengan tuntutan masyarakat yang menghendaki penyelenggaraan pemerintahan yang

menjamin kepastian hukum, keterbukaan, profesional dan akuntabel, pemerintahan yang menghormati

hak-hak asasi manusia dan pelaksanaan demokrasi, pemerintahan yang dapat meningkatkan

pemberdayaan masyarakat dan mengutamakan pelayanan prima kepada masyarakat tanpa

diskriminasi, serta pemerintahan yang mengakomodasikan kontrol sosial masyarakat.

Tuntutan masyarakat yang tergambar di atas dapat terwujud apabila tercipta suatu sistem

kepemerintahan yang baik, dimana secara utuh dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang

memungkinkan terjadinya mekanisme penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efisien dan efektif

dengan menjaga sinergi yang konstruktif di antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat.

Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar sebagai

berikut:

a. Prinsip Kepastian Hukum

Untuk mendukung prinsip tersebut, maka perlu diupayakan:

● Sistem hukum yang benar dan adil, meliputi hukum nasional, hukum adat dan etika

kemasyarakatan.

● Pemberdayaan pranata hukum, meliputi kepolisian, kejaksaan, pengadilan, lembaga

pemasyarakatan, asosiasi bantuan hukum, pengacara, dan lain-lain.

● Desentralisasi dalam penyusunan peraturan perundang-undangan, pengambilan keputusan

publik dan lain-lain yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas.

● Pengawasan masyarakat yang dilakukan oleh DPR, dunia pers dan masyarakat umum secara

transparan, adil dan dapat dipertanggungjawabkan.

b. Prinsip Keterbukaan

Untuk mendukung prinsip tersebut, maka perlu diupayakan:

● Menumbuhkan iklim yang kondusif bagi terlaksananya asas desentralisasi dan transparansi.

● Menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, seperti hak untuk hidup layak, hak akan rasa aman

dan nyaman, persamaan kedudukan dalam hukum, dan lain-lain.

● Memberikan informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif.

c. Prinsip Akuntabilitas

Untuk mewujudkan prinsip tersebut perlu diupayakan:

● Prosedur dan mekanisme kerja yang jelas, tepat dan benar, yang diatur dalam perundang-

undangan, dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.

● Mampu mempertanggungjawabkan hasil kerja, terutama yang berkaitan dengan kepentingan

masyarakat umum.

● Memberikan sanksi yang tegas bagi aparat yang melanggar hukum.

V-2

Page 53: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

d. Prinsip Profesionalitas

Untuk mendukung prinsip tersebut, maka perlu diupayakan:

● Sumberdaya manusia aparatur yang memiliki profesionalitas dan kapabilitas yang memadai,

netral serta didukung dengan etika dan moral sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

● Memiliki kemampuan kompetensi dan kode etik sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

● Menerapkan prinsip “merit system” di lingkungan birokrasi.

● Memodernisasi administrasi negara dengan mengaplikasikan teknologi telekomunikasi dan

informatika yang tepat guna.

B. Asas Pelaksanaan

Asas pembangunan daerah adalah prinsip pokok yang harus diterapkan dan dipegang teguh

dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Asas-asas pembangunan daerah

Kabupaten Siak adalah sebagai berikut:

a. Asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; bahwa segala usaha kegiatan

pembangunan daerah dijiwai, digerakkan, dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral dan

etik dalam rangka pembangunan yang menyeluruh dan berkelanjutan.

b. Asas manfaat; bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan daerah harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, serta mengutamakan

kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam rangka

pembangunan yang menyeluruh dan berkelanjutan.

c. Asas demokrasi; bahwa upaya mencapai tujuan pembangunan nasional dan daerah harus

dilakukan dengan semangat kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong royong,

persatuan dan kesatuan serta musyawarah untuk mencapai mufakat.

d. Asas adil dan merata; bahwa pembangunan daerah harus diselenggarakan merata di semua

lapisan masyarakat dan seluruh wilayah dan setiap warganegara berhak memperoleh kesempatan

berperan dan menikmati hasil-hasil secara adil dan merata.

e. Asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam perikehidupan; bahwa dalam

pembangunan daerah harus ada keseimbangan antara berbagai kepentingan, yaitu

keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara kepentingan dunia dan akhirat, material dan

spiritual, jiwa dan raga, serta individu, masyarakat dan negara.

f. Asas supremasi hukum; bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan daerah maka setiap

warganegara dan setiap aparatur pemerintah harus taat hukum yang berintikan keadilan dan

kebenaran, serta menjamin kepastian, ketertiban dan tegaknya hukum.

g. Asas kemandirian; bahwa pembangunan daerah berlandaskan pada kepercayaan, kemampuan dan

kekuatan sendiri, serta bersendikan kepada kepribadian bangsa Indonesia.

V-3

Page 54: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan

h. Asas kejuangan; bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, aparatur daerah dan

masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat pengabdian serta ketaatan dan

disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

i. Asas ilmu pengetahuan dan teknologi; bahwa penyelenggaraan pembangunan daerah perlu

menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mendorong pemanfaatan, pengembangan dan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi secara seksama dan bertanggungjawab dengan

memperhatikan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

j. Asas ekonomi; bahwa semua urusan pemerintahan yang telah diserahkan kepada daerah dalam

rangka otonomi daerah, harus dilaksanakan secara nyata dan bertanggungjawab, dalam rangka

pemberdayaan masyarakat, lembaga-lembaga ekonomi, politik, hukum, keagamaan, adat dan

swadaya masyarakat, serta seluruh potensi masyarakat di daerah Kabupaten Siak.

k. Asas prioritas; bahwa karena adanya keterbatasan sumberdaya maka setiap pelaksanaan

pembangunan akan selalu memperhatikan skala prioritas, dengan mendahulukan yang lebih

penting dan kepentingan masyarakat banyak.

l. Asas reformasi; bahwa dalam era reformasi maka semua kegiatan pembangunan bangsa, yang

telah ditetapkan secara demokratis dan memperhatikan aspirasi dan kepentingan masyarakat

banyak, harus dilaksanakan secara jujur, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada

rakyat (akuntabilitas publik).

BAB VI

PENUTUP

1. Dengan adanya Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak yang mencerminkan tujuan,

visi, misi, kebijakan arah dan strategi pembangunan daerah Kabupaten Siak, diharapkan upaya

pembangunan daerah dalam kurun waktu lima tahun (2002-2006) dapat diformulasikan secara

jelas.

2. Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak tahun 2002-2006, pelaksanaanya ditetapkan

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Siak, untuk selanjutnya dijabarkan dalam Program

Pembangunan Daerah Kabupaten Siak tahun 2002-2006.

3. Berhasilnya usaha-usaha pembangunan di Kabupaten Siak, sangat tergantung pada partisipasi

seluruh rakyat serta sikap mental, tekat, semangat, ketaatan, disiplin, serta profesionalisme

aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Siak. Semua kekuatan sosial, politik,

organisasi/kelembagaan masyarakat, perlu menyusun programnya sendiri fungsi dan kemampuan

masing-masing dalam melaksanakan Pola Dasar Pembangunan Daerah.

4. Untuk operasionalnya perlu dikembangkan peran aktif masyarakat guna mendukungnya, sehingga

wujud dari peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus sebagai pelaksanaan otonomi daerah

disamping perwujudan kepemerintahan yang baik di Kabupaten Siak.

VI-1

Page 55: PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN …Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Siak Tahun 2002-2006; d. Bahwa sesuai dengan prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang digariskan