PERATURAN DAERAH KABUPATEN...

42
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik serta memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus diterapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik; b. bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban menyelenggarakan pelayanan publik secara terintegrasi dan berkesinambungan dalam upaya memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik; c. bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sebagaimana dimaksud huruf b, perlu norma hukum yang mengatur penyelenggaraan pelayanan publik secara berkualitas, terintegrasi dan berkesinambungan sebagai upaya memberikan perlindungan atas hak-hak publik; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); sebagaimana telah diuba dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 2851);

Transcript of PERATURAN DAERAH KABUPATEN...

1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

NOMOR 14 TAHUN 2013

TENTANG

PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUNINGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas danmenjamin penyediaan pelayanan publik sertamemberikan perlindungan bagi masyarakat daripenyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraanpelayanan publik harus diterapkan prinsip-prinsip tatakelola pemerintahan yang baik;

b. bahwa Pemerintah Daerah berkewajibanmenyelenggarakan pelayanan publik secara terintegrasidan berkesinambungan dalam upaya memenuhi harapandan tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayananpublik;

c. bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan publiksebagaimana dimaksud huruf b, perlu norma hukumyang mengatur penyelenggaraan pelayanan publik secaraberkualitas, terintegrasi dan berkesinambungan sebagaiupaya memberikan perlindungan atas hak-hak publik;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a, b dan c perlu membentukPeraturan Daerah Kabupaten Kuningan tentangPenyelenggaraan Pelayanan Publik;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-Daerah Kabupaten DalamLingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun1950); sebagaimana telah diuba dengan Undang-UndangNomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan KabupatenPurwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubahUndang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah-Daerah Kabupaten DalamLingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, TambahanLembaran Republik Indonesia Nomor 2851);

2

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentangPerusahaan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 2387);

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentangPerlindungan Konsumen (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3821);

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dariKorupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 74, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimanatelah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentangInformasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentangKeterbukaan Informasi Publik (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

9. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentangOMBUDSMAN Republik Indonesia (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 139, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4899);

10.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentangPelayanan Publik (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5038);

11.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentangTata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat DalamPenyelenggaraan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan LembaranNegara 3866);

3

13.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentangPedoman Penyusunan dan Penerapan Standar PelayananMinimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4585);

14.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4747);

15.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentangOrganisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4741);

16.Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149);

17.Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2011 tentangSusunan Organisasi dan Tata Kerja PerwakilanOmbudsman di Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 42, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5207);

18.Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5357);

19.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan PenetapanStandar Pelayanan Minimal;

20.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007tentang Pedoman Penyusunan Rencana PencapaianStandar Pelayanan Minimal;

21.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2012tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor750);

22.Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 3 Tahun2008 tentang Kewenangan Pemerintah Daerah (LembaranDaerah Kabupaten Kuningan Tahun 2008 Nomor 68 SeriE, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten KuninganNomor 70);

4

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

dan

BUPATI KUNINGAN

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TENTANGPENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kuningan;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah KabupatenKuningan;

3. Bupati adalah Bupati Kuningan;

4. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah KabupatenKuningan;

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebutDPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKuningan;

6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebutSKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di LingkunganPemerintah Kabupaten Kuningan;

7. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebut BUMDadalah Badan Usaha yang didirikan oleh PemerintahKabupaten Kuningan baik bentuk Perseroan Terbatasmaupun Perusahaan Daerah;

8. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatandalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagimasyarakat atas barang, jasa, dan/atau pelayananadmistratif yang disediakan oleh peyelenggara pelayananpublik;

9. Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya disebutPenyelenggara Pemerintahan Daerah, Korporasi, LembagaIndependen yang dibentuk berdasarkan PeraturanPerundang-undangan untuk kegiatan Pelayanan Publik, danbadan hukum lain yang dibentuk semata-mata untukkegiatan Pelayanan Publik ;

10. Pelaksana Pelayanan Publik yang selanjutnya disebutpelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas dan setiap orang

5

yang bekerja pada SKPD dan BUMD yang bertugasmelaksanakan tindakan atau serangkaian tindakanpelayanan publik;

11. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaiansasaran ataupun tujuan SKPD dan BUMD sebagaipenjabaran dari Visi, Misi serta strategi SKPD dan BUMDyang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalanpelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dankebijakan yang ditetapkan;

12. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok ataubadan hukum yang berkedudukan sebagai penerimamanfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupuntidak langsung;

13. Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakansebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuanpenilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janjiPenyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayananyang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur;

14. Sistem Informasi Pelayanan Publik adalah rangkaiankegiatan yang meliputi penyimpanan dan pengelolaaninformasi serta mekanisme penyampaian informasi dariPenyelenggara dan masyarakat dan sebaliknya dalambentuk lisan, tulisan latin, tulisan dalam huruf braile,bahasa gambar dan/atau bahasa lkal, serta disajikan secaramanual atau elektronik;

15. Maklumat Pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisikeseluruhan rincian kewajiban dan janji yang terdapatdalam standar pelayanan;

16. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah ukuran kepuasanmasyarakat sebagai penerima layanan yang disediakan olehPenyelenggara pelayanan publik berdasarkan standarpelayanan yang telah ditetapkan;

17. Pertanggungjawaban Pelayanan Publik adalah perwujudankewajiban penyelenggara pelayanan publik untukmempertanggungjawabkan kepada masyarakat mengenaipencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui mekanismepertanggungjawaban secara periodik;

18. Pengaduan adalah pemberitahuan dari penerima pelayananyang berisi informasi tentang ketidaksesuaian antarapelayanan yang diterima dengan standar pelayanan yangtelah ditentukan;

19. Pengadu adalah masyarakat yang melakukan pengaduanatas penyelenggaraan pelayanan publik yang diberikan olehpenyelenggara dan pelaksana;

20. Sengketa Pelayanan Publik adalah sengketa yang timbuldalam bidang pelayanan publik akibat ketidaksesuaianantara pelayanan yang diterima dengan standar pelayananpublik yang telah ditetapkan;

6

21. Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi KabupatenKuningan yang selanjutnya disebut RAD-PK adalahlandasan dan pedoman bagi Pemerintah KabupatenKuningan dalam melaksanakan pencegahan danpemberantasan korupsi berkaitan dengan penyelenggaraanpelayanan publik;

22. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnyadisebut APBD adalah Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Kabupaten Kuningan.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN, ASAS DAN RUANG LINGKUP

Bagian Kesatu

Maksud dan Tujuan

Pasal 2

Pengaturan penyelenggaraan pelayanan publik dimaksudkanuntuk memberikan kepastian hukum terhadap penyelenggaraanpelayanan publik dan pemenuhan hak-hak masyarakat secaraberkualitas, terintegrasi dan berkesinambungan.

Pasal 3

Penyelenggaraan pelayanan publik bertujuan untuk :

a. Terwujudnya prinsip-prinsip tatakelola pemerintahan yangbaik;

b. Terwujudnya kualitas pelayanan, efisiensi dan efektivitaspenyelenggaraan pelayanan publik dan pencegahan Korupsi,Kolusi dan Nepotisme;

c. Terwujudnya kepastian hukum dan pemenuhan hak dalammelindungi masyarakat untuk mendapatkan pelayananpublik secara berkualitas, terintegrasi danberkesinambungan;

d. Terwujudnya RAD-PK untuk meningkatkan kualitaspelayanan publik di Daerah; dan

e. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian kedua

Asas

Pasal 4

Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan :

a. Kepentingan umum;

b. Kepastian hukum;

c. Kesamaan hak;

d. Keseimbangan hak dan kewajiban;

7

e. Keprofesionalan;

f. Partisipatif;

g. Persamaan perlakuan/non diskriminatif;

h. Transparansi;

i. Akuntabilitas;

j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;

k. Ketepatan waktu;

l. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan;

m. Efisiensi dan efektivitas;

n. Konsisten;

o. Keadilan;

p. Kecermatan

q. Motivasi;

r. Tidak melampaui kewenangan;

s. Kewajaran dan kepatutan;

t. Perlindungan hukum; dan

u. Proporsional.

Bagian Ketiga

Prinsip

Pasal 5

Penyelenggaraan pelayanan publik diakukan berdasarkanprinsip :

a. Kesederhanaan;

b. Kejelasan;

c. Kepastian hukum;

d. Akurasi;

e. Keamanan;

f. Tanggungjawab;

g. Kelengkapan sarana dan prasarana;

h. Kemudahan akses;

i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan; dan

j. Kenyamanan.

Bagian Keempat

Ruang Lingkup

Pasal 6

(1) Ruang lingkup Pelayanan Publik meliputi semua bentukpelayanan yang berkaitan dengan kepentingan publik yangdiselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, BUMD, danSwasta.

8

(2) Penyelenggaraan Pelayanan Publik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi :

a. pelayanan barang publik;

b. pelayanan jasa publik; dan

c. pelayanan administrasi.

(3) Penyelenggaraan Pelayanan Publik oleh Swasta adalahpenyelenggaraan pelayanan publik yang pembiayaannyatidak bersumber dari APBN dan atau APBD tetapiketersediaannya dalam rangka pelaksanaan urusanpemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

(4) Penyelenggaraan Pelayanan Publik oleh Swasta sebagaimanadimaksud pada ayat (3) meliputi :

a. pelayanan di bidang pendidikan ; dan

b. pelayanan di bidang kesehatan.

Pasal 7

Pelayanan barang publik sebagaimana dimaksud pada Pasal 6ayat (2) huruf a meliputi:

a. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukanoleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruhdananya bersumber dari APBN dan atau APBD;

b. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukanoleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya sebagianatau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/ataukekayaan daerah yang dipisahkan.

Pasal 8

Pelayanan atas jasa publik sebagaimana dimaksud pada Pasal 6ayat (2) huruf b meliputi:

a. penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yangsebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN danatau APBD;

b. penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modalpendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber darikekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yangdipisahkan; dan

c. penyediaan jasa publik yang pembiayaannya tidakbersumber dari APBN dan atau APBD atau badan usahayang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnyabersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaandaerah yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya dalamrangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yangditetapkan dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

9

Pasal 9

Pelayanan administratif sebagaimana dimaksud pada Pasal 6ayat (2) huruf c meliputi:

a. tindakan administratif pemerintah daerah yang diwajibkansesuai dengan urusan pemerintahan daerah dan diaturdalam peraturan perundang-undangan dalam rangkamewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan,martabat, dan harta benda.

b. tindakan administratif instansi non pemerintah yangdiwajibkan sesuai dengan urusan pemerintahan daerah danditerapkan berdasarkan perjanjian dengan penerimapelayanan.

Pasal 10

Ketentuan lebih lanjut mengenai ruang lingkup dan rincian jenispelayanan publik sebagaimana dimaksud pada pasal 7, 8 dan 9diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB III

PEMBINA, ORGANISASI PENYELENGGARA,DAN PENATAAN PELAYANAN PUBLIK

Bagian Kesatu

Pembina, Penanggungjawab dan Pimpinan

Pasal 11

(1) Pembina penyelenggaraan pelayanan publik adalah Bupati.

(2) Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1)melaksanakan pembinaan terhadap penyelenggarapelayanan publik yang dilaksanakan oleh PemerintahDaerah, BUMD dan Swasta.

(3) Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyaitugas melakukan pembinaan, pengawasan, evaluasiterhadap pelaksanaan tugas dari penanggung jawab, danmenjatuhkan sanksi kepada penyelenggara yang tidakmemenuhi kewajiban.

(4) Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajibmelaporkan hasil perkembangan kinerja pelayanan publikkepada DPRD sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1(satu) tahun.

(5) DPRD dapat memberikan evaluasi dan rekomendasiterhadap laporan kinerja pelayanan publik paling lambat 30(tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya laporan, sesuaidengan mekanisme dan tata tertib DPRD.

(6) Pembina wajib menindaklanjuti rekomendasi DPRDsebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pasal ini.

10

Pasal 12

(1) Penanggungjawab penyelenggara pelayanan publik dilingkungan Pemerintah Daerah adalah Sekretaris Daerah.

(2) Penanggungjawab penyelenggara pelayanan publik dilingkungan BUMD adalah Direktur Utama.

(3) Penanggungjawab penyelenggara pelayanan publik dilingkungan Swasta adalah Pemimpin Lembaga.

(4) Penanggungjawab sebagaimana dimaksud ayat (1), (2), dan(3) mempunyai tugas :

a. menyusun kebijakan penyelenggaraan pelayananpublik;

b. mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan pelayananpublik;

c. melaksanakan monitoring dan evaluasipenyelenggaraan pelayaan publik; dan

d. melaporkan kepada Pembina pelaksanaanpenyelenggaraan pelayanan publik.

(5) Bentuk dan tata naskah pelaporan sebagaimana dimaksudpada ayat (4) huruf d diatur lebih lanjut dengan PeraturanBupati.

Pasal 13

(1) Pimpinan penyelenggara adalah pimpinan satuan kerja yangmelaksanakan secara langsung pelayanan publik.

(2) Pimpinan penyelenggara di lingkungan pemerintah daerahadalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

(3) Pimpinan penyelenggara di lingkungan BUMD adalahDirektur BUMD.

(4) Pimpinan penyelenggara di lingkungan swasta adalahDirektur/Kepala bidang tertentu atau sebutan lain sesuaidengan ketentuan yang berlaku.

(5) Pimpinan penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat(2), (3), dan (4) mempunyai tugas :

a. melaksanakan kebijakan penyelenggaraan pelayananpublik sesuai dengan kewenangannya;

b. mengkoordinasikan penyelenggaraan pelayanan publiksesuai dengan Standar Pelayanan pada setiap satuanunit kerja;

c. melakukan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik;dan

d. melaporkan kepada penanggungjawab penyelenggaraanpelayanan publik.

Bagian Kedua

Organisasi Penyelenggara

11

Pasal 14

(1) Organisasi penyelenggara pelayanan publik meliputi :

a. Institusi Pelayanan Publik Pemerintah Daerah;

b. BUMD; dan

c. Swasta.

(2) Organisasi penyelenggara pelayanan publik sebagaimanadimaksud ayat (1) menyelenggarakan pelayanan publiksesuai dengan Standar Pelayanan yang telah ditetapkan.

(3) Penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),sekurang-kurangnya meliputi:

a. pelaksanaan pelayanan;

b. pengelolaan pengaduan masyarakat;

c. pengelolaan informasi;

d. pengawasan internal;

e. penyuluhan kepada masyarakat; dan

f. pelayanan konsultasi.

(4) Pembina, Penanggungjawab, Penyelenggara dan seluruhbagian organisasi penyelenggara pelayanan publikbertanggung jawab atas ketidakmampuan, pelanggaran, dankegagalan penyelenggaraan pelayanan publik.

Pasal 15

(1) Pimpinan penyelenggara melaksanakan evaluasi secaraberkala dan berkelanjutan terhadap kinerja pelaksana dilingkungan organisasi penyelenggara.

(2) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1), pimpinan penyelenggara melakukan upayapeningkatan kapasitas pelaksana, sarana, dan prasarana.

(3) Evaluasi terhadap kinerja pelaksana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) didasarkan pada IKM dan/atau metodeevaluasi kinerja lainnya dengan memperhatikan perbaikanprosedur dan/atau penyempurnaan organisasipenyelenggara sesuai dengan asas penyelenggaraanpelayanan publik.

Pasal 16

(1)Penyelenggara berkewajiban melakukan penyeleksian danpromosi Pelaksana secara transparan, tidak diskriminatif,dan adil sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2)Penyelenggara wajib memberikan penghargaan kepadaPelaksana yang memiliki prestasi kerja.

(3)Penyelenggara wajib memberikan hukuman kepadaPelaksana yang melakukan pelanggaran ketentuan internalpenyelenggara.

12

(4)Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pemberianpenghargaan dan hukuman ditentukan oleh Penyelenggara.

Bagian Ketiga

Hubungan Antar Penyelenggara

Pasal 17

(1)Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitaspelayanan, dapat dilakukan kerja sama antarpenyelenggara.

(2)Kerja sama antar penyelenggara sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi kegiatan yang berkaitan denganteknis operasional pelayanan dan/atau pendukungpelayanan.

(3)Dalam hal Penyelenggara yang memiliki lingkupkewenangan dan tugas pelayanan publik tidak dapatdilakukan sendiri karena keterbatasan sumber dayadan/atau dalam keadaan darurat, Penyelenggara dapatmeminta bantuan kepada Penyelenggara lain yangmempunyai kapasitas memadai.

(4)Dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat(3), permintaan penyelenggara lain wajib dipenuhi olehpenyelenggara pemberi bantuan sesuai dengan tugas danfungsi organisasi penyelenggara yang bersangkutanberdasarkan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Kerjasama Penyelenggara Pelayanan Publik

Pasal 18

(1)Penyelenggara pelayanan publik dapat melakukankerjasama dengan Pihak lain dalam bentuk penyerahansebagian pelayanan publik.

(2)Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untukpeningkatan pelayanan publik dan tidak boleh menambahbeban bagi masyarakat, memperpanjang waktu sertamempersulit akses pelayanan publik.

(3)Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan:

a. perjanjian kerjasama penyelenggaraan pelayananpublik dituangkan sesuai dengan peraturanperundang-undangan dan dalam pelaksanaannyadidasarkan pada standar pelayanan;

b. penyelenggara berkewajiban menginformasikanperjanjian kerjasama kepada masyarakat;

c. tanggung jawab pelaksanaan kerjasama berada padapenerima kerjasama, sedangkan tanggung jawabpenyelenggaraan secara menyeluruh berada padapenyelenggara;

d. informasi tentang identitas pihak lain dan identitaspenyelenggara sebagai penanggung jawab kegiatan

13

harus dicantumkan oleh penyelenggara pada tempatyang jelas dan mudah diketahui masyarakat; dan

e. Penyelenggara dan pihak lain wajib mencantumkanalamat tempat mengadu dan sarana untukmenampung keluhan masyarakat yang mudahdiakses, antara lain telepon, pesan layanan singkat(short message service (sms), laman (website), pos-el (e-mail), dan kotak pengaduan.

(4)Selain kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1),penyelenggara dapat melakukan kerjasama tertentu denganpihak lain untuk menyelenggarakan pelayanan publik.

BAB IV

HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Bagian Kesatu

Hak dan Kewajiban Penyelenggara

Pasal 19

Penyelenggara memiliki hak :

a. Memberikan pelayanan tanpa dihambat pihak lain yang tidakberwenang;

b. Melakukan kerjasama;

c. Mengelola anggaran pembiayaan penyelenggaraan pelayananpublik;

d. Melakukan pembelaan terhadap pengaduan, tuntutan dangugatan yag tidak sesuai dengan kenyataan dalampenyelenggaraan pelayanan publik;

e. Menolak permintaan pelayanan yng bertentangan denganketentuan peraturan perundang-undangan; dan

f. Mendapatkan rehabilitasi dalam hal pengaduan tidakterbukti.

Pasal 20

Penyelenggara berkewajiban :

a. Menyusun dan menetapkan standar pelayanan;

b. Menyusun, menetapkan dan mempublikasikan MaklumatPelayanan;

c. Memberikan jaminan kepastian hukum atas produkpelayanan;

d. Menempatkan Pelaksana yang berkompeten;

e. Menyediakan sarana, prasarana dan/atau fasilitas pelayananpublik yang mendukung terciptanya iklim pelayanan yangsehat;

f. Memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas-asas penyelenggaraan pelayanan publik;

14

g. Membantu masyarakat dalam memahami hak dantanggungjawabnya;

h. Berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayananpublik;

i. Memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yangdiselenggarakan;

j. Mempertanggungjawabkan pelayanan yang telah dilakukandalam hal yang bersangkutan mengundurkan diri ataumelepaskan jabatan;

k. Memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadiratau melaksanakan perintah suatu tindakan hukum ataspermintaan pejabat yang berwenang dari lembaga negara atauinstansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuaidengan peraturan perundang-undangan;

l. Memberikan informasi yang terkait dengan pelayanan; dan

m. Menanggapi dan mengelola pengaduan masyarakat melaluimekanisme sesuai ketentuan perundang-undangan.

Bagian Kedua

Hak, Kewajiban dan Larangan Pelaksana

Pasal 21

(1) Pelaksana berhak :

a. mendapatkan perlindungan dan pembelaan daripenyelenggara terhadap pengaduan dan tuntutan sampai adaputusan hukum tetap;

b. mendapatkan rehabilitasi dalam hal pengaduan tidakterbukti;

c. menolak permintaan pelayanan yang bertentangan denganperaturan perundang-undangan;

d. melakukan konsultasi dengan pimpinan penyelenggaraterkait dengan pelayanan yang diberikan;

(2) Pelaksana berkewajiban :

a. Melakukan kegiatan pelayanan sesuai dengan penugasanyang diberikan oleh Penyelenggara;

b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan pelayanan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Memenuhi panggilan untuk hadir atau melaksanakanperintah suatu tindakan hukum atas perintaan pejabat yangberwenang dari lembaga negara atau instansi pemerintahyang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan peraturanperundang-undangan;

d. Mempertanggungjawabkan pelayanan yang telah dilakukandalam hal yang bersangkutan mengundurkan diri ataumelepaskan jabatan;

e. Melakukan evaluasi serta menyusun laporan keuangan dankinerja kepada Penyelenggara secara berkala;

15

f. Memberikan informasi yang terkait dengan pelayanan; dan

g. Menanggapi dan mengelola pengaduan masyarakat melaluimekanisme sesuai ketentuan perundang-undangan.

Pasal 22Pelaksana dilarang :

a. merangkap sebagai komisaris dan/atau pengurus organisasiusaha, bagi pelaksana yang berasal dari lingkunganpemerintah daerah dan BUMD;

b. meninggalkan tugas dan kewajiban kecuali atas ijin pimpinanpenyelenggara;

c. menambah Pelaksana tanpa persetujuan Penyelenggara;

d. membuat perjanjian kerjasama dengan pihak lain tanpapersetujuan pimpinan penyelenggara;

e. melanggar asas penyelenggaraan pelayanan publik;

f. Menjanjikan, mempromosikan dan melaksanakan pelayananyang tidak sesuai dengan standar pelayanan yang telahditetapkan; dan

g. memungut dan/ atau menerima imbalan atas layanan yangdiberikan diluar ketentuan yang berlaku.

Bagian Ketiga

Hak dan Kewajiban Masyarakat

Pasal 23

(1) Masyarakat berhak :

a. Mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asasdan tujuan pelayanan;

b. Mengetahui kebenaran substansi standar pelayanan;

c. Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;

d. Mendapatkan jaminan kepastian hukum atas produkpelayanan;

e. Mendapatkan tanggapan terhadap pengaduan yangdiajukan;

f. Mendapatkan advokasi, perlindungan, dan/ataupemenuhan pelayanan;

g. Menyarankan kepada Pimpinan Penyelenggara dan/atauPelaksana untuk memperbaiki pelayanan apabilapelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standarpelayanan;

h. Menyarankan kepada Pelaksana untuk memperbaikipelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuaidengan standar pelayanan;

i. Mengadukan Penyelenggara dan/atau Pelaksana yangmelakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau

16

tidak memperbaiki pelayanan kepada PembinaPenyelenggara dan Ombudsman;

j. Menerima informasi yang terkait dengan pelayanan; dan

k. Menggugat Penyelenggara dan Pelaksana yang dianggapmerugikan, melalui mekanisme sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

(2) Mekanisme penyampaian hak sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 24

Masyarakat berkewajiban :

a. Mematuhi dan memenuhi ketentuan sebagaimanadipersyaratkan dalam standar pelayanan;

b. Menjaga sarara, prasarana dan/atau fasilitas pelayananpublik; dan

c. Berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan yang terkaitdengan penyelenggaraan pelayanan publik.

BAB V

PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Bagian Kesatu

Pola Pelayanan

Pasal 25

(1) Pola penyelenggaraan pelayanan publik meliputi :

a. Fungsional, yaitu pola pelayanan publik diberikan olehPenyelenggara, sesuai dengan tugas, fungsi dankewenangannya;

b. Terpusat, yaitu pola pelayanan publik diberikan secaratunggal oleh Penyelenggara berdasarkan pelimpahanwewenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Terpadu, terdiri atas :

1. Terpadu satu atap, yaitu pola pelayanan terpadu satuatap diselenggarakan dalam satu tempat yang meliputiberbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyaiketerkaitan proses dan dilayani melalui beberapa pintu;dan

2. Terpadu satu pintu, yaitu pola pelayanan terpadu satupintu diselenggarakan dalam satu tempat yang meliputiberbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyaiketerkaitan proses dan dilayani melalui satu pintu.

d. Gugus tugas, yaitu petugas pelayanan publik secaraperseorangan atau dalam bentuk gugus tugas yangditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasipemberian pelayanan tertentu.

17

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan polapenyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Standar Pelayanan

Paragraf 1

Umum

Pasal 26

(1) Penyelenggara wajib menyusun dan menetapkan standarpelayanan publik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam menyusun dan penetapan standar pelayanan publiksebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara wajibmengikutsertakan masyarakat dengan prinsip nondiskriminatif.

(3) Pengikutsertaan masyarakat sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan dengan prinsip non diskriminatif, terkaitlangsung dengan jenis pelayanan, memiliki kompetensi danmengutamakan musyawarah serta memperhatikankeberagaman.

(4) Penyelenggara berkewajiban menerapkan standar pelayananpublik sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan publikditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 27

Komponen standar pelayanan meliputi :

a. Dasar hukum;

b. Persyaratan;

c. Sistem, mekanisme dan prosedur;

d. Jangka waktu penyelesaian;

e. Biaya/tarif;

f. Produk pelayanan

g. Sarana, prasarana dan/atau fasilitas;

h. Kompetensi pelaksana;

i. Pengawasan internal;

j. Penanganan pengaduan, saran dan masukan;

k. Jumlah pelaksana;

l. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian bahwapelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan;

m. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalambentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas daribahaya, dan resiko keragu-raguan; dan

n. Evaluasi kinerja Pelaksana.

18

Pasal 28

Standar pelayanan publik sebagaimana dimaksud pada Pasal 26dan Pasal 27 harus dipublikasikan sebagai jaminan kepastianhukum bagi penerima pelayanan.

Paragraf 2

Tata Perilaku Penyelenggara

Pasal 29

Penyelenggara wajib memiliki tata perilaku sebagai kode etikdalam memberikan pelayanan publik, sebagai berikut :

a. Bertindak jujur, disiplin, proporsional dan profesional;

b. Bertindak adil dan non diskriminatif;

c. Peduli, teliti dan cermat;

d. Bersikap ramah dan bersahabat;

e. Bersikap tegas dan tidak memberikan pelayanan yangberbelit-belit;

f. Bersikap mandiri dan dilarang menerima imbalan dalambentuk apapun; dan

g. Perilaku lain yang menunjang terlaksananya penyelenggaraanpelayanan publik yang cepat, tepat dan akurat.

Paragraf 3

Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Pasal 30

(1) Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkankebijakan pengelolaan sumber daya manusia.

(2) Kebijakan pengelolaan sumber daya manusia sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mencakup :

a. Keahlian dan ketrampilan pelaksana sesuai jabatan danfungsinya;

b. Perencanaan pengembangan keahlian dan ketrampilanpelaksana sesuai jabatan dan fungsinya.

(3) Penyusunan Kebijakan pengelolaan sumber daya manusiasebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan denganKeputusan Pimpinan Organisasi Penyelenggara PelayananPublik.

Bagian Ketiga

Peningkatan kualitas Pelayanan Publik

Paragraf 1

Umum

19

Pasal 31

(1) Penyelenggara wajib meningkatkan pelayanan publik sesuaidengan tugas pokok dan fungsinya.

(2) Untuk peningkatan pelayanan publik, Penyelenggarasebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan :

a. Komitmen penyelenggara dan Pelaksana;

b. Perubahan pola pikir terhadap fungsi pelayanan;

c. Partisipasi pengguna pelayanan;

d. Kepercayaan;

e. Kesadaran penyelenggara dan pelaksana;

f. Keterbukaan;

g. Ketersediaan anggaran;

h. Tumbuhnya rasa memliki;

i. Survey kepuasan masyarakat;

j. Kejujuran;

k. Realistis dan cepat;

l. Umpan balik dan hubungan masyarakat;

m. Keberanian dan kebiasaan menerima keluhan/pengaduan;dan

n. Keberhasilan dalam menggunakan metode.

Paragraf 2

Gugus Kendali Mutu

Pasal 32

(1) Untuk menghasilkan mutu pelayanan pada Penyelenggarapelayanan publik diperlukan penerapan kendali mutu dalamproses penyelenggaraan pelayanan publik.

(2) Penerapan kendali mutu pelayanan publik sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Penyelenggara dapat membentukGugus Kendali Mutu.

(3) Gugus Kendali Mutu terdiri dari Pelaksana yang berkompetenpada unit Penyelenggara.

(4) Ketentuan lebih kanjut mengenai Gugus Kendali Mutuditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keempat

Indeks Kepuasan Masyarakat

Pasal 33

(1) Untuk mencapai kualitas pelayanan publik diperlukanpenilaian atas pendapat masyarakat melalui penyusunanindeks kepuasan masyarakat.

(2) Dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi :

20

a. Prosedur pelayanan;

b. Persyaratan pelayanan;

c. Kejelasan petugas pelayanan;

d. Kedisiplinan petugas pelayanan;

e. Tanggungjawab petugas pelayanan;

f. Kemampuan petugas pelayanan;

g. Kecepatan pelayanan;

h. Keadilan mendapatkan pelayanan;

i. Kesopanan dan keramahan petugas;

j. Kewajaran biaya pelayanan;

k. Kepastian biaya pelayanan;

l. Kepastian jadwal pelayanan;

m. Kenyamanan lingkungan; dan

n. Keamanan pelayanan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai langkah-langkahpenyusunan indeks kepuasan masyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kelima

Maklumat Pelayanan

Pasal 34

(1) Penyelanggara wajib menyusun dan menetapkan MaklumatPelayanan yang merupakan pernyataan kesanggupanPenyelenggara dalam melaksanakan pelayanan sesuai denganstandar pelayanan sebagaimana dimaksud pada pasal 27 danPasal 28.

(2) Maklumat Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)wajib dipublikasikan.

Bagian Keenam

Sistem Informasi Pelayanan Publik

Pasal 35

(1) Dalam rangka memberikan dukungan informasi terhadappenyelenggaraan pelayanan publik, diselenggarakan sisteminformasi yang mudah diakses masyarakat.

(2) Setiap informasi harus dapat diperoleh masyarakat dengancara cepat, tepat, mudah dan sederhana.

(3) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memuat informasi pelayanan publik yang terdiri atas sisteminformasi elektronik dan non elektronik, meliputi :

a. Profil Penyelenggara;

b. Profil Pelaksana;

21

c. Standar Pelayanan;

d. Maklumat Pelayanan;

e. Pengelola Pengaduan; dan

f. Penilaian Kinerja.

Bagian Ketujuh

Pengelolaan Sarana, Prasarana, dan/atau Fasilitas

Pelayanan Publik

Pasal 36

(1) Penyelenggara dan Pelaksana wajib mengelola danmemelihara sarana, prasarana dan/atau fasilitas pelayananpublik secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

(2) Pelaksana wajib memberikan laporan kepada Penyelenggaramengenai kondisi dan kebutuhan sarana, prasaranadan/atau fasilitas pelayanan publik sesuai standarpelayanan.

Bagian Kedelapan

Pelayanan Akses Khusus

Pasal 37

(1) Penyelenggara wajib mengupayakan sarana dan prasaranayang diperuntukkan bagi kelompok rentan meliputipenyandang cacat, lanjut usia, wanita hamil dan balita sertakorban bencana.

(2) Penyediaan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajib menjamin aksesibilitas pengguna layananyang dilakukan secara bertahap sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian Kesembilan

Pelayanan Khusus

Pasal 38

Penyelenggaraan jenis pelayanan publik tertentu dimungkinkanuntuk memberikan penyelenggaraan pelayanan khusus denganketentuan seimbang dengan biaya yang dikeluarkan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kesepuluh

Biro Jasa Pelayanan

Pasal 39

(1) Pengurusan pelayanan publik pada dasarnya dilakukansendiri oleh masyarakat, namun dengan pertimbangantertentu dan sebagai wujud partisipasi masyarakat dapatdilakukan oleh Biro Jasa.

22

(2) Biro Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemiliki izin usaha dari instansi yang berwenang denganketentuan dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanannyaharus berkoordinasi dengan Penyelenggara, berkaitan denganpersyaratan, tarif jasa dan waktu pelayanan.

Bagian Kesebelas

Biaya/Tarif Pelayanan Publik

Pasal 40

(1) Biaya/tarif pelayanan publik pada dasarnya merupakantanggung jawab negara dan/atau masyarakat.

(2) Biaya/tarif pelayanan publik yang merupakan tanggungjawab negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibebankan kepada negara apabila diwajibkan dalamperaturan perundang-undangan.

(3) Biaya Pelayanan publik selain yang diwajibkan olehperaturan perundang-undangan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dibebankan kepada penerima pelayanan publik.

(4) Penentuan biaya/tarif pelayanan publik sebagaimanadimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(5) Penentuan biaya Pelayanan Publik bagi penyelenggarapelayanan publik yang menerapkan pola pengelolaankeuangan Badan Layanan Umum Daerah ditetapkan denganPeraturan Bupati.

(6) Penentuan biaya Pelayanan Publik bagi penyelenggarapelayanan publik swasta sebagaimana dimaksud pada ayat(3) ditetapkan dengan Peraturan Pimpinan PenyelenggaraPelayanan Publik.

Pasal 41

(1) Biaya pelayanan publik yang diselenggarakan olehPemerintah Daerah harus ditetapkan dengan persetujuanDPRD, kecuali instansi yang sudah menerapkan sistem PolaPengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) serta dipublikasikan secara terbuka dan mudahdiakses oleh masyarakat.

(2) Biaya pelayanan publik yang diselenggarakan BUMD danSwasta harus ditetapkan Pimpinan Penyelenggara pelayananpublik serta dipublikasikan secara terbuka dan mudahdiakses oleh masyarakat.

(3) Penyelenggara Pelayanan publik pada pemerintah daerahtidak diperbolehkan mengubah biaya pelayanan publik,selain yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud padaayat (1) Pasal ini.

(4) Perubahan biaya pelayanan publik yang diselenggarakan olehBUMD dan Swasta wajib dipublikasikan kepada masyarakat

23

selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelumdiberlakukan.

Pasal 42

(1) Penyelenggara berhak mendapatkan alokasi anggaran sesuaidengan tingkat kebutuhan pelayanan.

(2) Penyelenggara dilarang menggunakan alokasi anggaran bagipelayanan publik untuk membiayai kegiatan di luarpenyelenggaraan pelayanan publik.

BAB VI

PENGADUAN

Bagian Kesatu

Pengelolaan Pengaduan

Pasal 43

(1) Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan PelayananPublik kepada Penyelenggara,Ombudsman, dan/atau DPRD.

(2) Masyarakat yang melakukan pengaduan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dijamin hak-haknya oleh peraturanperundang-undangan.

(3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanterhadap:

a. penyelenggara yang tidak melaksanakan kewajibandan/atau melanggar larangan; dan

b. pelaksana yang tidak memberi pelayanan sesuaidengan standar pelayanan.

Pasal 44

(1) Pembina berwenang menjatuhkan sanksi kepadapenyelenggara yang tidak memenuhi kewajiban.

(2) Penanggung jawab menjatuhkan sanksi kepada pelaksanayang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalamPasal 43 ayat (3) huruf b.

(3) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) dilakukan berdasarkanaduan masyarakat dan/atauberdasarkan kewenangan yang dimiliki atasan sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 45

(1) Pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 diajukanoleh setiap orang yang dirugikan atau oleh pihak lain yangmenerima kuasa untuk mewakilinya.

(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanpaling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pengadumenerima pelayanan.

24

(3) Pengaduan disampaikan secara tertulis memuat:

a. nama dan alamat lengkap;

b. uraian pelayanan yang tidak sesuai dengan StandarPelayanan dan uraian kerugian materiil atau immateriilyang diderita;

c. permintaan penyelesaian yang diajukan; dan

d. tempat, waktu penyampaian, dan tanda tangan.

(4) Dalam keadaan tertentu, nama dan identitas pengadu dapatdirahasiakan.

Pasal 46

(1) Pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3)dapat disertai dengan bukti-bukti sebagai pendukungpengaduannya.

(2) Dalam hal pengadu membutuhkan dokumen terkait denganpengaduannya dari Penyelenggara dan/atau pelaksanauntuk mendukung pembuktian sebagaimana dimaksudpada ayat (1), penyelenggara dan/atau pelaksana wajibmemberikannya.

Pasal 47

(1) Penyelenggara wajib memberikan tanda terima pengaduan.

(2) Tanda terima pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sekurang-kurangnya memuat:

a. identitas pengadu secara lengkap;

b. uraian pelayanan yang tidak sesuai dengan StandarPelayanan;

c. tempat dan waktu penerimaan pengaduan; dan

e. tanda tangan serta nama pejabat/pegawai yangmenerima pengaduan.

(1) Penyelenggara wajib menanggapi pengaduan masyarakatpaling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak pengaduanditerima yang sekurang-kurangnya berisi informasi lengkapatau tidak lengkapnya materi aduan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 45 ayat (3).

(2) Dalam hal materi aduan tidak lengkap, pengadu melengkapimateri aduannya selambatlambatnya 30 (tiga puluh) harikerja terhitung sejak menerima tanggapan daripenyelenggara atau Ombudsman sebagaimanadiinformasikan oleh pihak penyelenggara dan/atauOmbudsman.

(3) Dalam hal berkas pengaduan tidak dilengkapi dalam waktusebagaimana dimaksud pada ayat (4), pengadu dianggapmencabut pengaduannya.

25

Pasal 48

(1) Pengaduan terhadap Penyelenggara ditujukan kepadapenanggung jawab.

(2) Pengaduan terhadap Penyelenggara yang berbentukkorporasi dan lembaga independen ditujukan kepadapejabat yang bertanggung jawab pada instansi pemerintahyang memberikan misi atau penugasan.

Bagian Kedua

Penyelesaian Pengaduan

Pasal 49

(1)Penyelenggara wajib memeriksa pengaduan dari Masyarakatmengenai Pelayanan Publik yang diselenggarakannya.

(2)Proses pemeriksaan untuk memberikan tanggapanpengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukansesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 50

(1)Dalam memeriksa materi pengaduan,Penyelenggara wajibberpedoman pada prinsip independen, transparan, tidakdiskriminasi, tidak memihak, dan tidak memungut biaya.

(2)Penyelenggara wajib menerima dan merespons pengaduan.

(3)Dalam hal pengadu keberatan dipertemukan dengan pihakPelaksana karena alasan tertentu yang dapat mengancamatau merugikan kepentingan pengadu, dengar pendapatdapat dilakukan secara terpisah.

(4)Dalam hal pengadu menuntut ganti rugi, pihak pengadumenguraikan kerugian yang ditimbulkan akibat pelayananyang tidak sesuai dengan Standar Pelayanan.

Pasal 51

(1)Dalam melakukan pemeriksaan materi aduan,Penyelenggara wajib menjaga kerahasiaan.

(2)Kewajiban menjaga kerahasiaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tidak gugur setelah pimpinan penyelenggaraberhenti atau diberhentikan dari jabatannya.

Pasal 52

(1) Penyelenggara wajib memutuskan hasil pemeriksaanpengaduan paling lambat 60 (enam puluh) hari kerja sejakberkas pengaduan dinyatakan lengkap.

(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajibdisampaikan kepada pihak pengadu paling lambat 14(empat belas ) hari kerja sejak diputuskan.

26

(3) Dalam hal pengadu menuntut ganti rugi, keputusansebagaimana dimaksud pada ayat (1)memuat jumlah gantirugi dan batas waktu pembayarannya .

(4) Dalam hal penyelesaian ganti rugi, Ombudsman dapatmelakukan Mediasi, Konsiliasi, dan Ajudikasi khusus.

(5) Ajudikasi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (4)dilaksanakan berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(6) Penyelenggara berkewajiban memberikan tembusankeputusan kepada pengadu mengenai penyelesaian perkarayang diadukan.

Pasal 53

(1) Masyarakat dapat menggugat Penyelenggara atau Pelaksanamelalui peradilan tata usaha negara dalam hal pelayananpublik yang diberikan menimbulkan kerugian di bidang tatausaha negara.

(2) Dalam hal Penyelenggaraan melakukan perbuatan melawanhukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik, masyarakatdapat mengajukan gugatan ke pengadilan sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Dalam hal Penyelenggara diduga melakukan tindak pidanadalam penyelenggaraan pelayanan publik, masyarakat dapatmelaporkan Penyelenggara kepada pihak berwenang sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

Pasal 54

(1) Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayananpublik, Penyelenggara dapat memanfaatkan teknologiinformasi.

(2) Pemanfaatan teknologi informasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menjadi alat bantu dalam melaksanakantransparansi dan akuntabilitas pelayanan publik.

(3) Penyelenggara memberikan kemudahan akses bagimasyarakat terhadap pemanfaatan teknologi informasi yangdisediakan sesuai ketentuan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan mengenai pemanfaatan teknologi informasisebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan olehPenyelenggara.

BAB VIII

PERAN SERTA MASYARAKAT

27

Pasal 55

(1) Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayananpublik dimulai sejak penyusunan standar pelayanan sampaidengan evaluasi dan pemberian penghargaan.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diwujudkan dalam bentuk kerjasama, pemenuhan hak dankewajiban masyarakat serta peran aktif dalam penyusunankebijakan pelayanan publik.

(3) Masyarakat dapat membentuk lembaga pengawasanpelayanan publik.

(4) Tata cara pengikutsertaan masyarakat dalampenyelenggaraan pelayanan publik diatur oleh Penyelenggara.

BAB IX

RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD-PK)

Bagian Kesatu

Penetapan dan Ruang Lingkup

Pasal 56

(1) Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, PemerintahDaerah menetapkan Rencana Aksi Daerah PemberantasanKorupsi (RAD-PK) yang bersinergi dengan kebijakan nasionaldan/atau Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi.

(2) Ruang lingkup RAD-PK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi :

a. Upaya peningkatan pelayanan publik;

b. Harmonisasi peraturan perundang-undangan dalamrangka mendukung program pemberantasan Korupsi,Kolusi dan Nepotisme; dan

c. Upaya penyelamatan barang milik Daerah.

Bagian Kedua

Pelaksanaan

Pasal 57

(1) RAD-PK harus didukung dan dilaksanakan oleh seluruhSKPD dan BUMD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinyadengan menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi,sinkronisasi dan simplikasi secara vertikal, horizontal dandiagonal dalam lingkungan masing-masing maupun antarunit satuan organisasi.

(2) Pelaksanaan RAD-PK sebagaimana dmaksud pada ayat (1)mengikutsertakan dukungan masyarakat dan pemangkukepentingan lainnya dalam penyelenggaraan upayapercepatan pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotismeserta peningkatan pelayanan publik.

28

BAB X

KERAHASIAAN DOKUMEN

Pasal 58

(1) Penyelenggara wajib menjamin ketersediaan dokumen yangautentik dan terpercaya sesuai prinsip, kaidah dan standarkearsipan sebagaimana dibutuhkan dalam penyelenggaraanpelayanan publik untuk diakses masyarakat.

(2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diaksesuntuk kepentingan pemanfaatan, pendayagunaan danpelayanan publik dengan memperhatikan prinsip keutuhan,keamanan dan keselamatan arsip.

(3) Dokumen penyelenggaraan pelayanan publik dapatdinyatakan tertutup apabila memenuhi persyaratan yangdiatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Penyelenggara dan Pelaksana yang membuka dan/atau tidakmenjaga kerahasiaan dokumen pelayanan publik yangseharusnya dirahasiakan kepada pihak yang tidak berwenangdikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerahasiaan dokumensebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkandengan Peraturan Bupati atau Peraturan PimpinanPenyelenggara.

BAB XI

PENGAWASAN

Pasal 59

(1) Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dilakukanoleh pengawas internal dan pengawas eksternal.

(2) Pengawas internal penyelenggaraan pelayanan publikdilakukan melalui :

a. Pengawasan oleh penyelenggara; dan

b. Pengawasan oleh instansi pengawas fungsional.

(3) Pengawasan eksternal penyelenggaraan pelayanan publikdilakukan melalui :

a. Pengawasan oleh masyarakat;

b. Pengawasan oleh DPRD; dan

c. Pengawasan oleh Ombudsman.

BAB XII

SANKSI

Bagian Kesatu

Pelanggaran

29

Pasal 60

(1) Tindakan penyimpangan atau pengabaian terhadapwewenang, prosedur dan substansi penyelenggaraanpelayanan publik merupakan pelanggaran yang dapatdikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanpelanggaran administrasi.

Bagian Kedua

Sanksi Administrasi

Pasal 61

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22,Pasal 26, Pasal 29, Pasal 31, Pasal 34, Pasal 36, dan Pasal 37dikenakan sanksi administrasi.

(2) Jenis-jenis sanksi administrasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) berupa :

a. Peringatan lisan;

b. Peringatan tertulis;

c. Penundaan kenaikan pangkat;

d. Penurunan pangkat;

e. Mutasi jabatan;

f. Pembebasan tugas dan jabatan dalam waktu tertentu;

g. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaansendiri; dan/atau

h. Pemberhentian tidak dengan hormat.

(3) Mekanisme pemanggilan, pemeriksaan dan penjatuhan sanksiadministrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diaturlebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB XIIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 62

Paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunyaPeraturan Daerah ini, seluruh penyelenggara pelayanan publikwajib menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 63

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah ini harus ditetapkandalam waktu paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejakberlakunya Peraturan Daerah ini.

Pasal 64

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah inisepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, diatur lebih lanjutdengan Peraturan Bupati.

30

31

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

NOMOR 14 TAHUN 2013

TENTANG

PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

I. UMUM

Penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana diamanatkanUndang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publikmerupakan upaya Pemerintah Daerah untuk memenuhi kebutuhan dasardan hak-hak sipil setiap warga masyarakat atas barang, jasa dan pelayananadministrasi yang disediakan oleh Penyelenggara pelayanan publik.Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menyatakan bahwa salah satutujuan didirikannya Negara Republik Indonesia yaitu untuk memajukankesejahteraan umum dalam suatu tatanan kehidupan yang adil danberadab oleh karena itu efektivitas suatu sistem pemerintahan sangatditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan pelayanan publik.

Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan tentang PenyelenggaraanPelayanan Publik dibentuk dalam rangka pengaturan, pembinaan,bimbingan, penyediaan fasilitas dan jasa yang dilaksanakan oleh aparaturPemerintah Daerah kepada publik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bentuk aktivitas pelayanan publik tersebut bersifat kegiatanadministratif, kegiatan penyediaan barang dan kegiatan penyediaan jasa.

Penyelenggaraan pelayanan publik di Daerah saat ini masihdihadapkan pada sistem yeng belum efektif dan efisien. Hal ini terlihat darimasih banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat, baik secaralangsung maupun tidak langsung melalui media massa berkaitan denganprosedur yang berbelit-belit, tidak ada kepastian jangka waktupenyelesaian, tingginya biaya yang harus dikeluarkan, banyaknyapersyaratan yang harus dipenuhi, serta sikap petugas yang kurangresponsif, sehingga menimbulkan citra yang kurang baik terhadapPemerintah Daerah.

Kondisi tersebut perlu disikapi secara bijak melalui langkahkegiatan perbaikan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik secaraberkesinambungan demi mewujudkan pelayanan publik yang prima. Upayaperbaikan kualitas pelayanan publik dapat dilakukan melalui pembenahansistem pelayanan publik secara menyeluruh dan terintegrasi. Upayaperbaikan kualitas pelayanan publik dilaksanakan bersinergi denganstrategi nasional yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, khususnya DiktumKeempat, yaitu meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik melaluitransparansi dan standarisasi pelayanan.

Peraturan Daerah ini diharapkan dapat memberikan kejelasandan pengaturan mengenai penyelenggaraan pelayanan publik, antara lainmeliputi :

1. Pengertian dan batasan penyelenggaraan pelayanan publik;

32

2. Maksud, tujuan, asas dan ruang lingkup penyelenggaraan pelayananpublik;

3. Pembina, organisasi penyelenggara dan evaluasi pelayanan publik;

4. Hak, kewajiban dan larangan penyelenggara;

5. Aspek penyelenggara pelayanan publik termasuk penangananpengaduan;

6. Penyelenggaraan pelayanan publik;

7. Pemanfaatan teknologi informasi;

8. Peran serta masyarakat;

9. Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK);

10. Kerahasiaan dokumen;

11. Pengawasan; dan sanksi.

II. PASAL DEMI PASALPasal 1

Istilah-istilah dalam pasal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnyasalah tafsir dan salah pengertian dlam memahami dan melaksanakanpasal-pasal dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Huruf a

Yang dimaksud dengan “kepentingan umum” adalah pemberianpelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadidan/atau golongan.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “kepastian hukum” adalah jaminanterwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraanpelayanan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “kesamaan hak” adalah pemberianpelayanan tidak membedakan suku, ras, agama golongan,gender dan status ekonomi.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “keseimbangan hak dan kewajiban”adalah pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajibanyang harus dilaksanakan baik oleh pemberi maupun penerimalayanan.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “keprofesionalan” adalah pelaksanapelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai denganbidang tugas.

33

Huruf f

Yang dimakud dengan “partisipatif” adalah peningkatan peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan denganmemperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

Huruf g

Yang dimaksud dengan “persamaan perlakuan/nondiskriminatif” adalah setiap warga negara berhak memperolehpelayanan yang adil.

Huruf h

Yang dimaksud dengan “transparansi” adalah setiap penerimapelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperolehinformasi mengenai pelayanan yang diinginkan.

Huruf i

Yang dimaksud dengan “akuntabilitas” adalah prosespenyelenggaraan pelayanan harus dapatdipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan PeraturanPerundang-undangan.

Huruf j

Yang dimaksud dengan “fasilitas dan perlakuan khusus bagikelompok rentan” (kelompok rentan antara lain penyandangcacat, lanjut usia, wanita hamil, anak-anak, korban bencanaalam dan korban bencana sosial) adalah pemberian kemudahanterhadap kelopok rentan sehingga tercipta keadilan dalampelayanan (seperti membuat tangga khusus bagi penyandangcacat).

Huruf k

Yang dimaksud dengan “ketepatan waktu” adalah penyelesaiansetiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai denganstandar pelayanan.

Huruf l

Yang dimaksud dengan “kecepatan, kemudahan danketerjangkauan” adalah setiap jenis pelayanan dilakukan secaracepat, mudah dan terjangkau.

Huruf m

Yang dimaksud dengan “efisiensi dan efektivitas” adalah setiapjenis pelayanan dilakukan secara tepat waktu dan tepatsasaran.

Huruf n

Yang dimaksud dengan “konsistensi” adalah setiap jenispelayanan dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.

Huruf o

Yang dimaksud dengan “keadilan” adalah setiap jenis pelayanansama diterapkan ke semua masyarakat tanpa membedakanagama, golongan, ras dan tingkat pendidikan.

Huruf p

34

Yang dimaksud dengan “kecermatan” adalah setiap jenispelayanan dilakukan secara teliti sehingga meminimalkankesalahan.

Huruf q

Yang dimaksud dengan “motivasi” adalah setiap jenis pelayanandilakukan dengan memberikan daya saing yang produktif antarPegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah.

Huruf r

Yang dimaksud dengan “tidak melampaui kewenangan” adalahsetiap jenis pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsiyang melekat serta sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Huruf s

Yang dimaksud dengan “kewajaran dan kepatutan” adalahsetiap jenis pelayanan dilakukan dengan itikad baik dengankepercayaan dan kepatutan.

Huruf t

Yang dimaksud dengan “perlindungan hukum” adalah setiapjenis pelayanan dilakukan dengan memberikan hak dankewajiban yang sama terhadap semua masyarakat.

Huruf u

Yang dimaksud dengan “proporsional” adalah setiap jenispelayanan dilakukan sesuai dengan proporsi kemampuan dankompetensi.

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan pelayanan barang publik yaitupelayanan yang menghasilkan berbagai jenis barang yangdigunakan oleh publik.

Yang dimaksud dengan pelayanan jasa publik adalahpelayanan yang menghasilkan berbagai jenis jasa yangdibutuhkan oleh publik.

Yang dimaksud dengan pelayanan administratif adalahpelayanan yang menghasilkan dokumen resmi yangdibutuhkan oleh publik.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 7

35

Cukup jelas

Pasal 8

Huruf a

Jenis jasa publik yang dikeluarkan/disediakan oleh SKPDuntuk publik yang seluruh atau sebagian menggunakandana APBD adalah pelayanan pendidikan, pelayanankesehatan, pelayanan lingkungan hidup dan pelayananinfrastruktur.

Huruf b

Jenis jasa publik yang dikeluarkan/disediakan oleh suatubadan usaha yang modal pendiriannya seluruh atausebagian menggunakan kekayaan Daerah yang dipisahkanantara lain adalah bidang perbankan, makanan danminuman, perhotelan, perbengkelan dan jalan tol.

Huruf c

Jenis jasa publik yang pembiayaannya tidak bersumberdari dana APBD atau suatu badan usaha yang modalpendiriannya seluruh atau sebagian menggunakankekayaan Daerah yang dipisahkan adalah jaringan listrikpedesaan.

Pasal 9

Huruf a

Yang dimaksud dengan “tindakkan adminstratif” adalahsebagai bentuk atau jenis pelayanan yang dikeluarkan dandisediakan oleh SKPD dan BUMD untuk publik dalambentuk pemberian/pengesahan dokumen resmi.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “tindakkan administratif instansinon Pemerintah” adalah pelayanan pemberian dokumenresmi oleh instansi di luar Pemerintah Daerah.

Pasal 10

Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjaga fleksibilitaspenyelenggaraan teknis operasional pelayanan publik.

Pasal 11

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Laporan menjadi satu kesatuan dalam LKPJ dengantembusan kepada Gubernur

Ayat (5)

36

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 12 :

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Pemimpin lembaga adalah direktur/kepala, atau sebutanlain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 13 :

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 14

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

37

Pasal 17

Ayat (4)

Keadaan darurat merupakan keadaan yang ditetapkan olehinstansi yang bertanggungjawab. Dalam menetapkankejadian sebagai keadaan darurat, dilakukan sesuai denganperaturan perundang-undangan.

Pasal 18

Ayat (1)

Pihak lain adalah pihak diluar instansi Pemerintah Daerahyang bekerjasama dalam penyelenggaraan Pelayanan publiksesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25

Cukup jelas

Pasal 26

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “standar pelayanan publik” adalahtolok ukur yang dipergunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitaspelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan/ataupenerima layanan.

Ayat (2)

Penyelenggara harus memberikan ruang publik bagimasyarakat untuk memberikan masukan/peran sertamasyarakat dalam penyusunan standar pelayanan berupasaran, buah pikiran, ide, gagasan dan sebagainya.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

38

Cukup jelas

Pasal 27

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “dasar hukum” adalahperaturan perundang-undangan yang menjadikandasar penyelenggaraan pelayanan.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “persyaratan” adalah syaratyang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenispelayanan, baik persyaratan teknis maupunadministratif.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “sistem, mekanisme, danprosedur” adalah tata cara pelayanan yang dibakukanbagi pemberi dan penerima pelayanan termasukpengaduan.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “jangka waktu pelayanan”adalah jangka waktu yang diperlukan untukmenyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiapjenis pelayanan.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “biaya/tarif” adalah ongkosyang dikenakan kepada penerima layanan dalammengurus dan/atau memperoleh pelayanan dariPenyelenggara.

Huruf f

Yang dimaksud dengan “produk pelayanan” adalahhasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuaidengan ketentuan yang ditetapkan.

Huruf g

Yang dmaksud dengan “sarana, prasarana dan/ataufasilitas” adalah peralatan dan fasilitas yangdiperlukan dalam Penyelenggaraan pelayanan,termasuk peralatan dan fasilitas pelayanan bagikelompok rentan.

Huruf h

Yang dimaksud dengan “kompetensi pelaksana”adalah kemampuan yang harus dimiliki olehPelaksana meliputi pengetahuan, keahlian,keterampilan dan pengalaman.

Huruf i

Yang dimaksud dengan “pengawasan internal” adalah :pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuankerja atau atasan langsung Pelaksana.

39

Huruf j

Yang dimaksud dengan “penanganan pengaduan,saran dan masukan” adalah tata cara pelaksanaanpenanganan pengaduan dan tindak lanjut.

Huruf k

Yang dimaksud dengan “jumlah Pelaksana” adalahtersedianya Pelaksana sesuai dengan beban kerja.

Huruf l

Cukup jelas

Huruf m

Cukup jelas

Huruf n

Yang dimaksud dengan “evaluasi kinerja Pelaksana”adalah penilaian untuk mengetahui seberapa jauhPelaksanaan kegiatan sesuai dengan standarpelayanan.

Pasal 28

Cukup jelas

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31Cukup jelas

Pasal 32

Cukup jelas

Pasal 33

Cukup jelas

Pasal 34

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan dipublikasikan adalahpenginformasian kepada masyarakat sehingga mudahdiketahui, dilihat, dibaca, dipahami dan diakses.

Pasal 35Ayat (1)

Yang dimaksud dengan dukungan informasi adalah sisteminformasi lingkup kabupaten yang berisi informasi seluruhpenyelenggaraan pelayanan yang diperlukan untukmerumuskan kebijakan Daerah tentang pelayanan publik.

Ayat (2)

Cukup jelas

40

Ayat (3)

Sistem informasi elektronik merupakan penerapan teknologiinformasi yang berbasis jaringan telekomunikasi dan mediaelektronik yang berfungsi merancang, memproses,menganalisis, menampilkan dan/atau menyebarkaninformasi elekronik.

Huruf a

Profil Penyelenggara meliputi nama, penanggungjawab,Pelaksana, struktur organisasi, anggaranpenyelenggaraan, alamat pengaduan, nomor telepondan pos-el (e-mail).

Huruf b

Profil Pelaksana meliputi nama, penanggungjawab,Pelaksana, anggaran penyelenggaraan, alamatpengaduan, nomor telepon dan pos-el (e-mail).

Huruf c

Standar pelayanan berisi informasi yang lengkaptentang keterangan yang menjelaskan lebih rinci isistandar pelayanan tersebut, meliputi prosedurpelayanan, waktu penyelesaian, biaya pelayanan,produk pelayanan, sarana dan prasarana sertakompetensi petugas pemberi pelayanan.

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Pengelolaan pengaduan merupakan prosespenanganan pengaduan mulai dari penyeleksian,penelaahan dan pengklasifikasian sampai dengankepastian penyelesaian pengaduan.

Huruf f

Penilaian kinerja merupakan hasil pelaksanaanpenilaian penyelenggaraan pelayanan yang dilakukanoleh Penyelenggara sendiri bersama dengan pihak lainatau oleh pihak lain atas permintaan Penyelenggara,untuk mengetahui gambaran kinerja pelayanandengan menggunakan metode penilaian tertentuseperti survey kepuasan masyarakat terhadappelayanan.

Pasal 36

Ayat (1)

Dalam melakukan pengelolaan sarana, prasarana dan/ataufasilitas pelayanan, Penyelenggara melaksanakanperencanaan, pengadaan, pemeliharaan serta inventarisasisarana, prasarana dan/atau fasilitas pelayanan secarasistematis transparan, lengkap dan akurat.

Ayat (2)

41

Pelaksana yang wajib memberikan laporan adalah pejabatyang bertanggungjawab atas tindakan penyelenggaraanpelayanan publik.

Pasal 37

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 38

Yang dimaksud dengan pelayanan khusus adalah pelayanan yangdilakukan kepada masyarakat secara khusus misalnya pelayanankesehatan dengan menggunakan ruang VVIP dan pelayananperbankan kepada nasabah prioritas.

Pasal 39

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 40Ayat (1)

Yang dimaksud dengan biaya pelayanan publik adalah biayayang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan yangtertuang dalam standar pelayanan publik.

Pasal 41

Cukup jelas

Pasal 42

Cukup jelas

Pasal 43

Cukup jelas

Pasal 44

Cukup jelas

Pasal 45

Cukup jelas

Pasal 46

Cukup jelas

Pasal 47

Cukup jelas

Pasal 48

Cukup jelas

Pasal 49

Cukup jelas

42

Pasal 50

Cukup jelas

Pasal 51

Cukup jelas

Pasal 52

Cukup jelas

Pasal 53

Cukup jelas

Pasal 54

Cukup jelas

Pasal 55

Cukup jelas

Pasal 56

Cukup jelas

Pasal 57

Cukup jelas

Pasal 58

Cukup jelas

Pasal 59

Cukup jelas

Pasal 60

Cukup jelas

Pasal 61

Cukup jelas

Pasal 62

Ketentuan peralihan merupakan kaidah hukum yang dibuat sebagaisarana untuk mempertemukan aturan hukum tertentu sebagai akibatkehadiran peraturan perundang-undangan dengan keadaan sebelumPeraturan Daerah berlaku, yang terdiri dari :

a. Aturan peralihan (transituur recht) yang menunjuk keadaan sebelumnya;dan

b. Hukum antarwaktu (intemporal recht) untuk mengatur kepastianhukum.

Pasal 63

Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepastian hukumperaturan pelaksanaan Peraturan Daerah, dan disisi lain merupakankewajiban bagi Pemerintah Daerah untuk segera menetapkan petunjukpelaksanaan Peraturan Daerah.

Pasal 64

Cukup jelas

Pasal 65

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2013 NOMOR 13