Perang Teluk II

16
1 2. Latar Belakang. a. Umum. Perang Irak yang dikenal juga dengan istilah Pendudukan Irak, Perang Teluk II, atau oleh Amerika Serikat disebut Operasi Pembebasan Irak, dimulai dengan invasi ke Irak pada tahun 2003. 1 Koalisi negara-negara Sekutu di bawah pimpinan Amerika Serikat, menggelar Perang Irak II dengan tujuan untuk menggulingkan rezim otoriter di bawah kepemimpinan Saddam Husein. Konflik senjata antara AS (Amerika Serikat) dengan Irak pada tahun 2003, ada tiga tujuan yaitu AS ingin menghancurkan senjata pemusnah massal, menyingkirkan ancaman teroris internasional dan membebaskan rakyat Irak dari penindasan rezim Saddam Hussein dengan cara memulihkan demokrasi di Irak. 2 Ditinjau dari penyelenggaraan logistik, baik prinsip- prinsip logistik, azas-azas logistik, kebijakan yang ditempuh dll, maka terdapat hal penting dan menarik yang dapat digunakan sebagai pelajaran dari perang ini, dimana dalam perang ini terdapat kompleksitas dukungan logistik untuk mendukung pasukan koalisi dengan Alutsista atau alat dan peralatan (matra darat, laut, dan udara), kebutuhan personel, dan berbagai hal yang berbeda lainnya, yang walaupun berstandar NATO, namun terdapat konteks lintas negara untuk mendukung interoperabilitasnya. 1 Akhmad Iqbal, (2010), Perang-Perang Paling Berpengaruh di Dunia, Pernerbit Jogja Bangkit Publisher, Yogyakarta, hal. 175. 2 Abdul Halim Mahally. 2003. Membongkar Ambisi Global Amerika Serikat. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan hal. 330

description

tragedi logistik

Transcript of Perang Teluk II

11

2.Latar Belakang. a.Umum.

Perang Irak yang dikenal juga dengan istilah Pendudukan Irak, Perang Teluk II, atau oleh Amerika Serikat disebut Operasi Pembebasan Irak, dimulai dengan invasi ke Irak pada tahun 2003.[footnoteRef:2] Koalisi negara-negara Sekutu di bawah pimpinan Amerika Serikat, menggelar Perang Irak II dengan tujuan untuk menggulingkan rezim otoriter di bawah kepemimpinan Saddam Husein. Konflik senjata antara AS (Amerika Serikat) dengan Irak pada tahun 2003, ada tiga tujuan yaitu AS ingin menghancurkan senjata pemusnah massal, menyingkirkan ancaman teroris internasional dan membebaskan rakyat Irak dari penindasan rezim Saddam Hussein dengan cara memulihkan demokrasi di Irak.[footnoteRef:3] [2: Akhmad Iqbal, (2010), Perang-Perang Paling Berpengaruh di Dunia, Pernerbit Jogja Bangkit Publisher, Yogyakarta, hal. 175.] [3: Abdul Halim Mahally. 2003. Membongkar Ambisi Global Amerika Serikat. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan hal. 330]

Ditinjau dari penyelenggaraan logistik, baik prinsip-prinsip logistik, azas-azas logistik, kebijakan yang ditempuh dll, maka terdapat hal penting dan menarik yang dapat digunakan sebagai pelajaran dari perang ini, dimana dalam perang ini terdapat kompleksitas dukungan logistik untuk mendukung pasukan koalisi dengan Alutsista atau alat dan peralatan (matra darat, laut, dan udara), kebutuhan personel, dan berbagai hal yang berbeda lainnya, yang walaupun berstandar NATO, namun terdapat konteks lintas negara untuk mendukung interoperabilitasnya.

b.Kronologis Kejadian

1)Pra Kejadian a) Pada 20 September 2001, sembilan hari pasca tragedi peledakan gedung World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001, Presiden Bush mengeluarkan maklumat perang melawan teror pada pidato kenegaraan di hadapan kongres Amerika Serikat.

b) Pada 8 November 2002 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi 1441 tentang pelucutan senjata pemusnah massal dengan mengirimkan Tim Inspeksi UNMOVIC (United Nations Monitoring, Verification, and Inspection Commision) ke Irak yang merupakan bagian dari misi UNSCOM (United Nations Special Commision). Pada 14 Februari 2003, UNMOVIC menyampaikan hasil laporannya bahwa Irak tidak memiliki senjata pemusnah massal.

c) Pada tanggal 18 Maret 2003 Amerika Serikat mengirim pasukan beserta pelengkapan perangnya dari AD, AL dan AU antara lain infanteri, marinir, pesawat F-15, F-16, AV-8 Harrier, A-10 Warthog, pesawat pembom B-1, B-2, B-523, pesawat Siluman F-117, pesawat pemandu AWACS, pesawat pengintai U-2, dan kapal induk ke perbatasan Irak.

2)KejadianTembakan salvo dari kapal induk AS ke udara Irak tanggal 20 Maret merupakan awal dari perang AS dan Irak. Serangan ini didahului pasukan dari Divisi Lintas Udara ke-101 yang dengan kekuatan helikopter tempur dan angkutnya akan menerobos dan menguasai berbagai instalasi penting sebelum kedatangan pasukan Divisi Infanteri ke-3. Tanggal 21 Maret, satuan anti serangan udara Irak menembak jatuh sebuah jet pasukan sekutu (AS-Inggris) dan dua buah Helikopter AS. Satuan Marinir AS yang berupaya menguasai jalan raya utama menuju kota Basra di selatan Irak yang merupakan kota terbesar kedua di Irak dan penghasil minyak utama, mengalami hambatan berupa serangan mortir. Pasukan Inggris berhasil mengamankan semenanjung Al-Faw, untuk mencegah Irak membakar sumur-sumur minyaknya. Sementara itu, satuan Brigade Lapis Baja ke-7 Inggris Desert Rats telah masuk ke Irak dan memberikan perlindungan di bagian sayap pasukan AS-Inggris yang bergerak maju. Satuan militer AS dari Divisi Infanteri AD ke-3 juga telah menerobos ke Irak dan berhasil menghancurkan tiga tank Irak.Tanggal 22 Maret, pesawat tempur F-14 dan F/A-19 Hornet yang penuh bermuatan bom telah keluar dari kapal induk Kitty Hawk. Pasukan udara AS dan Inggris melakukan 1.000 penerbangan penyerbuan dan menembakkan 1.000 rudal jelajah di Irak. Pasukan AS dan Inggris menggempur 1.500 sasaran dengan bom-bom berpemandu dan rudal-rudal jelajah. Pesawat siluman B-2 melancarkan serangan dari pangkalan utama di Pangkalan AU Whiteman, menjatuhkan 1.000 kg bom berpedoman satelit pada sejumlah sasaran di Irak. Pesawat yang ambil bagian pada serangan hari itu adalah pesawat pembom jarak jauh B-IB Lancer, pesawat siluman F-117, pesawat tempur F-15, F-16, F/A-18 dan A-10 Thunderbolt. Sedangkan bom yang dijatuhkan ke Irak sebagian besar berpemandu satelit dengan hulu ledak yang dapat menembus tanah, juga bom berpemandu laser 6BU-27 bunker busting, dan Daisy Cutter seberat 10.500 kg, dan dua bom sebesar 7.5000 kg. Serangan AS berhasil menghancurkan pusat kantor negara Irak, kabinet dan Tentara Republik. Dari pihak Irak, mereka mengaku telah menghancurkan lima tank musuh dan membunuh beberapa pasukan AS.Tanggal 23 Maret, pergerakan pasukan AS dan sekutunya sudah hampir mencapai Baghdad. Brigade ke-2 Divisi Infanteri ke-3 AS berhasil menguasai wilayah seluas 370 km dalam waktu 40 jam dan mencapai posisi yang jaraknya kurang lebih 160 km dari Baghdad. Tanggal 24 Maret, di tengah terjadinya berbagai pertempuran sengit dan pemboman bertubi-tubi atas Baghdad. Pasukan AS sendiri mengalami perlawanan sengit di Nasiriyah, di Irak Selatan. Perlawanan itu menimbulkan korban yang besar di pihak pasukan AS.Tanggal 25 Maret, pasukan Irak mulai melaksanakan taktik perang gerilya. Pasukan gerilyawan mengambil sasaran konvoi-konvoi logistik pasukan koalisi, karena konvoi logistik biasanya berada di belakang pasukan tempur dan biasanya posisinya paling lemah. Tanggal 26 Maret., 2 tank Inggris hancur karena terkena tembakan kawan sendiri yang salah sasaran. Dari pihak Irak, sebuah kontingen besar pasukan Irak dari kesatuan elite Pengawal Republik terdiri dari sekitar 1.000 kendaraan meninggalkan Baghdad menuju wilayah An-Nasiriyah untuk menghadapi pasukan marinir AS. Unit-unit dari Resimen Kavaleri ke-7 AS terlibat baku tembak dahsyat dengan pasukan Irak di dekat kota Najaf, Irak Tengah. Pada pertempuran ini, pihak AS kehilangan dua tanknya, tetapi tidak mengalami korban jiwa.Tanggal 27 Maret, Sidang Dewan Keamanan PBB mendesak AS dan negara sekutunya untuk menarik semua pasukannya dari Irak tanpa syarat apapun.Tanggal 28 Maret, Pasukan AS dan Inggris yang mengepung kota Basra di Irak selatan dan dihambat oleh. Pasukan Pengawal Republik dan milisi sehingga menghambat gerak maju pasukan koalisi menimbulkan permasalahan bagi satuan pendukung logistik. Keberhasilan Irak menghalau serangan darat AS di wilayah selatan dan kemungkinan bisa memotong jalur bantuan logistik yang menuju Baghdad. Amerika Serikat untuk pertama kali mengerahkan dua bom kelas berat yang masing-masing berbobot 2.115 kilogram untuk menghancurkan sebuah menara telekomunikasi di dekat sungai Tigris di pusat kota Baghdad.Sampai dengan tanggal 29 Maret, pasukan Irak telah menembak jatuh enam pesawat tempur, empat helikopter tempur, empat pesawat tanpa awak, 143 rudal jelajah, 35 tank tempur, 5 tank pengangkut pasukan dan 35 kendaraan lapis baja pasukan AS. Pesawat pembom B-2 AS kembali menjatuhkan dua bom peledak bunker seberat 2.086 kg, ke sebuah jalur utama jaringan telekomunikasi Irak di pusat kota Baghdad. Tanggal 30 Maret, Hingga hari ke-11 agresi, pasukan AS masih belum mampu mengamankan jalur logistik menuju Baghdad meskipun memiliki keunggulan senjata terutama di udara, karena jalur tersebut masih rentan serangan mendadak pasukan paramiliter dan sukarelawan Irak. Pasukan AS mengerahkan pesawat pembom jarak jauhnya yaitu B-IB Lancer, B-2, serta B-52 untuk menghancurkan kompleks gedung Kementrian Penerangan.Tanggal 2 April, rudal-rudal pertahanan udara Irak berhasil menjatuhkan dua pesawat AS. Sebuah helikopter militer UH-60 Blackhawk dan sebuah pesawat tempur AL AS F/A-18C Hornet jatuh tertembak di sekitar wilayah Karbala, 80 km selatan kota Baghdad. Pasukan Marinir dan Infanteri AS berhasil menembus pertahanan pasukan Irak di selatan Baghdad. Pusat komando operasi AS di Qatar mengatakan kesatuan Garda Republik dari Divisi Baghdad, Madinah dan Nebuschadnezar menjadi target serangan pasukan AS dari arah selatan Baghdad, sedangkan Divisi Adnan diserang dari udara.Tanggal 3 April, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam perang di Irak agar berupaya lebih keras untuk mencegah jatuhnya korban warga sipil. Sementara itu statistik perang hingga hari ke-14 adalah :a) Korban : Pasukan AS, 51 tewas, 7 tertangkap, 16 hilang (versi Departemen Pertahanan AS). Pasukan Inggris, 27 tewas. Di pihak Irak, tak ada laporan resmi tentang korban perang di kalangan militer. Korban di kalangan sipil menurut pemerintah Irak adalah 500 orang tewas dan sekitar 4.000 luka-luka.b) Bom yang dijatuhkan di Irak : Hinggga 3 April, terhitung lebih dari 700 rudal jelajah Tomahawk telah ditembakkan ke Irak dan lebih dari 9.000 bom tembak tepat telah dijatuhkan.c) Tawanan perang : 4.500 orang pasukan Irak telah ditawan oleh pasukan AS (versi Komando Wilayah Tengah AS).d) Wartawan yang menjadi korban diantaranya: empat tewas. Tanggal 4 April, pasukan AS berhasil menguasai Bandara Internasional Saddam Hussein dan menyatakan tank-tank AS menjebol sebuah tembok pertahanan di sekitar bandara mengakibatkan aliran listriknya terputus, demikian juga dengan saluran air yang tersendat-sendat.Tanggal 5 April, Pemerintahan Bush membahas penguasa transisi di wilayah Irak yang berada di bawah kekuasaan AS. Sejumlah besar pejabat AS mulai dari tingkat menengah hingga tingkat atas saat ini berada di Kuwait dan siap untuk menuju ke Irak dan membentuk pemerintahan transisi di bawah pimpinan Jenderal (Purn) Jay Garner.Tanggal 6 April, pasukan Garda Republik pasukan Irak mengaku telah menghancurkan 16 tank AS dan membunuh 50 pasukan musuh dalam pertempuran di sekitar Bandara Internasional Saddam Hussein. Selain itu, pasukan Irak berhasil menembak 2 helikopter Apache di pinggiran selatan Baghdad dan menghancurkan beberapa tank dalam pertempuran di Irak bagian tengah dan selatan. Sebuah pesawat tempur AU AS membom sebuah konvoi yang terdiri dari para personel pasukan khusus AS. Di Baghdad, pasukan Irak menyerang satu konvoi AS di sebuah jalan di barat laut Baghdad dengan menggunakan granat bepeluncur roket dan bom-bom mortir, dan berhasil menewaskan satu orang pasukan AS. Satu konvoi Tank AS dan kendaraan lapis baja pada hari itu menyeberangi sungai Eufrat di selatan Baghdad untuk memperkuat posisi-posisi di sekitar kota itu. Untuk memperkuat penjagaan atas Bandara Internasional Saddam Hussein, pasukan AS menempatkan 7.000 pesonil di Bandara itu dan mendirikan sebuah kamp kecil militer di sana.Tanggal 7 April, satuan kendaraan lapis baja AS melakukan pengepungan terhadap kompleks Kementerian Penerangan dan Hotel A-Rasheed yang berada di pusat kota Baghdad. Dalam penyerbuan ke tengah kota itu, lebih dari 70 tank MI Abrams dan 60 kendaraan lapis baja tempur Brandley dikerahkan, dan didukung pula oleh pesawat tempur anti-tank A-10 Warthog dan pesawat-pesawat intai kendali jarak jauh tak berawak. Pasukan AS berhasil menguasai Istana Baru Saddam. Di pihak lain, pasukan Inggris berhasil melakukan penerobosan di kota Basra dan berhasil menguasai kota itu.Tanggal 8 April, pasukan AS semakin gencar menyerang berbagai sasaran di ibukota Irak. Serangan udara AS yang membabi-buta itu bahkan menimbulkan korban di kalangan sipil.Tanggal 9 April, Pasukan AS berhasil menerobos ke pusat kota Baghdad. Perang yang tidak imbang antara AS dan Irak membuat perang berlangsung dengan cepat. Tanggal 9 April 2003, perang dinyatakan berakhir dengan dikuasainya kota Baghdad, yang merupakan pusat pemerintahan Saddam Hussein, oleh pasukan AS.[footnoteRef:4] [4: http://id.wikipedia.org//wiki.Baghdad, diunduh pada tanggal 11 Mei 2014 pukul 21.11 WIB]

3)Pasca KejadianSerangan AS ke Irak pada tahun 2003 menimbulkan dampak yang cukup besar, diantaranya:a) Adanya perubahan sosial pada masyarakat Irak pasca Invasi AS.Perubahan sosial yang muncul sebagai dampak dari Invasi Amerika pada masyarakat Irak salah satunya adalah adanya kekhawatiran meletusnya perang saudara diantara penduduk Irak sendiri, antara pendukung Saddam (pengikut partai Baath) dan kelompok yang kontra terhadapnya (orang-orang yang bermazhab Syiah di Irak). Berbagai permasalahan melanda bangsa, kontak senjata antara serdadu AS dengan warga Irak sering terjadi.[footnoteRef:5] [5: www.aljazeraah.com. diunduh pada tanggal 11 Mei 2014]

b)Adanya perubahan sistem ekonomi masyarakat Irak pasca Invasi AS.Pasca Invasi Amerika, selain Amerika, Israel pun akan mencuri keuntungan dari tumbangnya Saddam Husein dengan ingin membuka kembali pipa saluran minyak Irak-Yordania-Israel yang telah ditutup selama 55 tahun lalu, aksi itu akan memotong biaya bahan bakar di Israel dan membantu regenerasi kota pelabuhan Haifa. Resiko yang dihadapi yaitu akan tersisihkannya perekonomian negeri Irak, karena penghasilan utama mereka akan menyusut drastis karena ada monopoli minyak oleh pihak Amerika dan Israel.

c)Adanya perubahan politik di Irak pasca Invasi AS.Pada tanggal 15 Desember 2005, Pemilu demokratis diadakan di Irak..[footnoteRef:6] Meskipun pemilu berhasil dilaksanakan, namun legitimasi pemerintah hasil pemilu sangat rendah menyebabkan ketidakstabilan politik yang ditandai dengan tingginya intensitas kekerasan dan konflik yang terus terjadi karena penguasa gagal untuk menjalankan kekuasaan yang disebabkan oleh rakyat yang tidak mau menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan penguasa. [6: http://swaramuslim.net/more, diunduh pada tanggal 11 Mei 2014]

3.Analisa Kejadian

Kompleksitas manajemen dukungan logistik akan semakin tinggi sebanding dengan besarnya kekuatan pasukan yang dikerahkan. a.Proses Perencanaan1)KekuatanKekuatan yang direncanakan digelar oleh pihak Koalisi maupun pihak Iraq adalah sebagai berikut :a)KoalisiDalam gelar senjata di Irak pemerintahan Bush yang dibantu oleh Inggris dan sejumlah negara lainnya mengirimkan seperempat juta lebih tentaranya ke Timur Tengah. Militer Amerika Serikat mengirimkan lima kapal induk, tiga diantaranya berada di Teluk Persia dan dua sisanya di Laut Merah. Kelima kapal induk ini telah memuntahkan lebih dari 800 rudal jelajah Tomahawk ke berbagai sasaran di Irak. Sedikitnya, 7000 kali penyerangan udara juga telah dilakukan oleh puluhan jet tempur yang parkir di geladak kapal induk yang dikelilingi oleh satuan kapal perang itu. Dalam Perang Teluk II, pasukan koalisi terdiri dari tentara Amerika Serikat (255.000 orang), Inggris (45.000 orang), Australia (2000 orang), Chezch dan Slovaki (400 orang) dan Polandia (200 orang). Militer Amerika Serikat menurunkan Divisi III dan Divisi IV Infanteri yang masing-masing bermaskas di Fort Hood (Texas) dan Fort Stewart, Korps ke-5 yang bermaskas di Jerman, Divisi Lintas Udara-XVIII dari Fort Bragg. Marinir Amerika Serikat mengirimkan Pasukan Gerak Cepat-1 yang berasal dari Camp Pendleton, California dan Pasukan Gerak Cepat dari Camp Lejeune, North California. Kedua Divisi-divisi Infanteri (III dan IV) masing-masing dipersenjatai dengan tank tempur jenis M1 A1 Abram dan kendaraan tempur jenis M2.[footnoteRef:7] [7: Abdul Halim Mahally. 2003. Membongkar Ambisi Global Amerika Serikat. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal 314]

Angkatan Laut Amerika Serikat tidak saja mengirimkan lima kapal induk berikut ratusan pesawat tempur dan rudal jelajah Tomahawk tetapi juga sejumlah kapal perang, kapal selam, kapal perusak dan kapal amfibi. Sementara kekuatan udara yang diturunkan Amerika Serikat diantaranya adalah Satuan Khusus Pembom-28 yang terdiri dari Pembom B-1 dan B-2, Satuan Khusus Operasi Udara-16, yaitu pesawat tempur jenis AC-130, Satuan Tempur-49 yang memiliki jet tempur jenis F-117A. Juga Satuan Operasi Udara-57 yang terdiri dari pesawat-pesawat predator.

b)IraqKekuatan Irak masih besar terdiri dari pasukan spesial Garda Republik sebanyak 26.000 personil yang bertugas menjaga Istana Presiden dan pasukan Garda Republik sebanyak 60.000 personil yang dilengkapi persenjataan modern dan tank T-72 yang dapat melihat dimalam hari. Irak juga memiliki tentara reguler sebanyak 375.000 personil, tentara cadangan 650.000 personil, Angkatan Udara 37.000 personil dan Angkatan Laut 2000 personil. Perlengkapan militer Irak yang dimiliki Irak meliputi: tank 2600 buah, kendaraan pengangkut personil 2400 buah, Artileri sebanyak 2100, pesawat 300 buah dan beberapa roket jarak pendek. Irak juga memiliki Rudal Scud B. Beberapa jenis rudal scud yang dimiliki Irak adalah al-Hussein (daya jangkaunya 600 km), al-Hijarah (daya jangkaunya 750 km), al-Abbas (daya jangkaunya 900 km), al-Abid (daya jangkaunya 3000 km). Sementara itu Angkatan Darat Irak didukung oleh kendaraan lapis baja buatan Uni Soviet seperti T-62, T-72 dan T-55 dengan berbagai senjata artileri. Dan pesawat tempur milik Angkatan Udara diperkuat 107 oleh pesawat seperti MIG-21, MIG-23, MIG-25, MIG-26, MIG 29, Sukhoi Su-22, Tupolev TU-16 dan Mirage F1.[footnoteRef:8] [8: Nur Ika Herning Wijayanti, Skripsi,Intervensi Amerika Serikat dalam Perang Teluk III Tahun 2003, hal. 106-107]

2) LogistikDukungan Logistik yang direncanakan adalah sebagai berikut:a)Koalisi(1)Mekanisme permintaan logistik dengan menggunakan mekanisme distribusi logistik.(2)Dukungan logistik berupa amunisi, bahan bakar, suku cadang dan persediaan obat-obatan serta makanan harus disiapkan pada kesiapan tak terbatas.(3)Kebutuhan air tawar didukung dari Saudi Arabia.(4)Logistik digeser sedekat mungkin dengan pasukan. (5)Untuk memenuhi kebutuhan transportasi logistik, dilibatkan armada angkutan nasional Amerika.b)IraqDukungan logistik yang direncanakan adalah sebagai berikut :(1)Memperkuat cadangan amunisi, bahan bakar, suku cadang dan bahan makanan.(2)Mekanisme permintaan logistik dengan menggunakan logistik Push.(3)Pergeseran logistik dengan menggunakan jalur darat

b.Persiapan1)Koalisia)Kekuatan udara digelar sedemikian rupa sehingga mampu mengcover seluruh wilayah Irak dan Kuwait yang telah diduduki Irak. Arab Saudi dan Turki serta dari kapal induk yang disiagakan di Teluk Persia. Dibentuk Markas komando di Saudi Arabia yang dapat mengendalikan seluruh satuan tergelar. Gelar kodal yang berkemampuan K4I yang dikomandoi oleh Jenderal Norman Scwarsopt dari Amerika. b)Manajemen logistik diatur sesuai perencanaan untuk dapat menggelar dan mendukung logistik secara tepat dan sistematis. Logisitik digeser mendekat kepada satuan-satuan yang akan beroperasi.

2)Iraqa)Dalam tahap persiapan, kekuatan Irak diorganisasikan secara baik dengan menggunakan doktrin Sovyet, dibentuk Mako di Baghdad dan Basrah yang dapat mengendalikan satuan-satuan darat, laut dan udara. Kekuatan darat, laut dan udara digelar di tempat-tempat yang telah diduduki di Kuwait maupun sepanjang pantai dengan menggelar 4 Divisi pasukan pertahanan.b)Gelar logistik mendukung pasukan disiapkan dengan menggunakan jalur Baghdad ke Basra untuk disalurkan ke posisi pasukan terdepan.

c.Pelaksanaan Dukungan Logistik1)Koalisi. Negara Koalisi memiliki supply logistik tak terbatas, bahan bakar, makanan, suku cadang dan kesehatan. Kebutuhan minyak dapat disupply dari AS, Eropa dan Asia. Transportasi militer dikendalikan oleh komando angkutan AS. Komando Angkut Udara militer menyangkut pasukan, perlengkapan dan kesehatan untuk supply ke Bahrain dan Riyadh, menggunakan pesawat sipil carteran dan pesawat angkut militer, Strategi Resupply disediakan oleh satuan Korps Suport Command dibawah AD AS ke -3 dibawah komando Jenderal Norman Schwarzkoft. Dalam pendistribusian logistik, koalisi menggunakan sistem logistik Pull yakni supply langsung dari korps ke Brigade-brigade atau batalyon-batalyon tanpa melewati markas level tengah.

2)Irak Irak menggunakan sistem logistik Push dimana supply diatur oleh markas besar umum. Kebutuhan dari satuan bawahan akan ditetapkan dan didistribusikan ke pangkalan Aju dan selanjutnya pangkalan Aju mendistribusikan kesatuan-satuan bawahan yang mengalami kekurangan. Dalam pemindahan atau pendistribusian logistik Irak melaksanakan melalui Kereta Api High Way, jalur pipa dan ke angkutan udara. Terdapat tiga jalan raya utama, sebuah jalur kereta api yang menghubungkan pusat Irak (Baghdad) ke Basrah dan Irak memiliki tiga pangkalan udara yang memungkinkan Irak dapat secara cepat melakukan pengiriman barang dan pasukan ke Kuwait.Irak memperoleh persenjataan dari hasil pembeliannya selama perang Iran-Irak, dengan kualitas yang paling baik di dunia berasal dari Sovyet, Perancis, Italia, Jerman, Inggris, Brazil dan Amerika Serikat. Disamping itu Irak, mampu membuat beberapa macam peralatan artileri dan amunisi.

6.Penutup.

a.Kesimpulan. 1)Untuk memenuhi kebutuhan logistik maka pasukan koalisi menggunakan mekanisme distribusi logistik yang harus disiapkan pada kesiapan tak terbatas, digeser sedekat mungkin dengan pasukan tempur.2)Pemenuhan kebutuhan logistik Irak dilaksanakan dengan jalan Memperkuat cadangan logistik, menggunakan sistem logistik Push dan menggunakan jalur darat