Oleh F. William Engdahl, tahun 2009

“Kita punya kekayaan sekitar 50% dari kekayaan dunia, tapi hanya punya penduduk sekitar 6,3%dari penduduk dunia … Dalam keadaan seperti ini, tak dipungkiri lagi kita menjadi objek darikecemburuan dan kebencian. Tugas kita di masa depan sebenarnya adalah menyusun sebuah polayang akan memungkinkan kita mempertahankan posisi yang berbeda ini tanpa merugikankeamanan nasional. Untuk itu, kita harus membuang semua sentimentalitas dan mimpi di siangbolong; dan perhatian kita harus dikonsentrasikan di mana pun dalam tujuan nasional.”1)George F.Kennan, Memorandum Kebijakan Departemen Luar Negeri AS, Februari 1948

Bulan Agustus dan Angka-Angka yang Menarik“Delapan delapan delapan” merupakan salah satu angka-angka yang menarik, seperti 666 atau911. Beberapa orang menganggapnya memiliki makna besar yang misterius. Jadi, pada hari ke-8bulan ke-8 (Agustus) tahun ke-8 (2008) dalam abad baru, sebuah wilayah kecil bekas Uni Soviet dipegunungan terpencil Kaukasus memerintahkan tentaranya bergerak maju ke wilayah yang kecil,sekecil Luxemburg, untuk mengklaim wilayah itu atas nama Republik Georgia Raya.

Perang Rusia-Georgia, 2008Pada 8 Agustus 2008 terjadi perang antara Georgia, Rusia serta republik Rusia Ossetia Selatandan Abkhazia yang didukung Rusia. Perang ini terjadi setelah krisis diplomatik internasional

antara Rusia dan Georgia tahun 2008, yang mana saat itu Rusia tidak lagi ikut serta dalam sanksiekonomi yang diterapkan Commonwealth of Independent States (CIS) terhadap Abkhazia, danmenyatakan bahwa hal tersebut sudah ketinggalan zaman. Krisis ini terkait dengan rencanaGeorgia yang hendak bergabung dengan NATO, dan secara tidak langsung, terkait dengandeklarasi kemerdekaan sepihak oleh Kosovo.

Presiden AS George W. Bush dan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili di Tbilisi,bulan Mei 2005Pada hari itu, perhatian dunia tertuju pada tempat lain, di Beijing, yang saat itu Tiongkokmengadakan Olimpiade Musim Panas 2008. Banyak pemimpin dunia yang menghadiri Olimpiadedi Beijing tersebut, termasuk Presiden Amerika Serikat George W. Bush, dan Perdana Menteribaru Rusia, Vladimir Putin.

Awalnya, berita tentang Tentara Georgia menginvasi provinsi Ossetia Selatan – yang telahmemisahkan diri sebelumnya – tidak begitu heboh. Beberapa orang di Barat hanya sedikit yangmendengar tentang Ossetia Selatan, sebuah wilayah terpencil dan dianggap memiliki pengaruhpolitik yang sedikit.

Ternyata, invasi Republik Georgia atas Ossetia selatan menjadi fase awal yang paling berbahayadalam urusan internasional sejak Krisis Misil Kuba Oktober 1962 selama Perang Dingin, danperistiwa tahun 2008 ini bisa meningkatkan tensi Perang Nuklir. Pada bulan Agustus tersebut,beberapa orang mulai khawatir terulangnya kembali Perang Besar di Eropa yang dipicu olehpembunuhan Putra-Mahkota Austria-Hungaria tahun 1914.

Krisis Misil KubaBeberapa orang membicarakan Perang Dingin Baru, perseteruan dua kekuatan besar yangseimbang dalam urusan internasional sejak tahun 1946 sampai runtuhnya Tembok Berlin danruntuhnya Uni Soviet pada tahun 1989-1990. Krisis Kuba 1962 dipicu oleh foto pengintaian yangmenunjukkan pembangunan pangkalan rudal Soviet di Kuba, yang jaraknya sekitar 90 Mil (144,8KM) dari Florida. Pangkalan rudal yang memiliki jarak seperti itu akan memberikan Sovietkemampuan untuk meluncurkan serangan nuklir ke daratan Amerika Serikat dalam hitunganmenit, dan membuat AS tidak sempat untuk membalasnya.

Aksi unjuk rasa di Tembok BerlinBeberapa orang di Barat – kecuali Pentagon dan pejabat tinggi AS dan NATO – mengatakan bahwapemasangan rudal Soviet di Kuba tersebut bukanlah sikap provokasi. Pemasangan rudal di Kubatersebut merupakan sikap balasan Uni Soviet (meskipun gegabah dan tidak efektif) ataskeputusan AS sebelumnya yang menempatkan rudal nuklir Thor dan Jupiter di Turki, anggotaNATO yang wilayahnya sangat dekat dengan lokasi nuklir strategis Soviet.

SM-78 Jupiter

Sumber Masalah Krisis Misil Kuba

Sebagaimana krisis yang terjadi di Kuba tahun 1962, juga terjadi di Georgia tahun 2008, krisisyang berasal dari sikap provokasi militer dan politik Washington.2)

Akhir Perang Dingin, dan Benih Perang Dingin BaruPerang Dingin sebenarnya belum berakhir ketika Mikhail Gorbachev membuat keputusan padaNovember 1989 untuk tidak memerintahkan pasukan Soviet ke Jerman Timur untuk menghadangpertumbuhan gerakan unjuk rasa (cahaya lilin) anti-pemerintah yang anti-kekerasan danmembiarkan Tembok Berlin runtuh, tembok yang menjadi simbol Tirai Besi yang memisahkanEropa Timur dari Eropa Barat. Uni Soviet bangkrut secara ekonomi, militer dan politik.

Perang Dingin berakhir. Barat, terutama Amerika Serikat – simbol kebebasan, kemerdekaan,demokrasi dan kesejahteraan ekonomi bagi mayoritas dunia – telah menang. Dengan berakhirnyaPerang Dingin, Washington mengumumkan tujuannya untuk menyebarkan demokrasi ke bagiandunia yang sebelumnya terpaku pada sistem sosialis Uni Soviet, paling tidak sejak akhir PerangDunia Kedua dan terutama sejak Revolusi Bolshevik 1917.

Demokrasi merupakan senjata Washington yang paling efektif dalam meningkatkan kontrolnya

atas negara-negara yang baru muncul dari bekas blok Komunis di Eropa. Bagaimanapun, kata“demokrasi” – sebagaimana yang dipahami betul oleh keluarga oligarki Yunani kuno – merupakansenjata bermata-dua yang dapat dimanipulasi menjadi gelombang ganas yang ditujukan untuklawan politiknya.

Apa yang diperlukan adalah menguasai teknik-teknik dalam membentuk opini publik danmendorong perubahan ekonomi. Dalam hal ini Washington benar-benar ahlinya; merekamendominasi media global melalui instrumen seperti CNN, dan mengatur transformasi ekonomimelalui kendalinya atas beberapa institusi seperti IMF dan Bank Dunia.

Washington akan menyebarkan demokrasi setelah runtuhnya Uni Soviet. Namun tipe demokrasiyang spesial, yakni ‘demokrasi totaliter’, yang dapat menyokong hegemoni ekonomi, politik danbudaya Amerika, dan secara bersamaan di bawah kendali militer NATO.

Sebagian besar dunia sangat senang sekali setelah ditawarkan demokrasi ala Amerika. Di Berlin,Jerman, dari timur hingga ke barat, memainkan musik Ode to Joy Beethoven dan berdansa didekat Tembok Berlin. Di Polandia, Cekoslowakia, Hungaria, dan kawasan lain yang sebelumnyaterikat ke sisi Tirai Besi Soviet sejak 1948, yang mana penduduknya larut dalam euforia perayaantentang apa yang mereka percaya menjadi awal menuju hidup yang lebih baik, sebuah kehidupanyang bebas dan sejahtera, ‘American Way of Life’. Mereka percaya pada propaganda (tipu daya)yang ditujukan pada mereka selama beberapa tahun di Radio Free Europe dan media pemerintahAS-Eropa Barat. Surga dunia akan datang, atau begitulah yang mereka pikir.

Euforia tersebut hanya berumur singkat. Dengan segera, Wahington dan sekutu Baratnyamemberlakukan sebuah bentuk ‘shock therapy’ ekonomi terhadap ekonomi negara-negara bekassosialis Soviet, direncanakan secara terpusat. IMF dengan segera menuntut ‘reformasi pasar’. Inimerupakan kode untuk transformasi penuh seluruh ekonomi.

Economy – Shock Therapy

Effects of Shock Therapy

Robert RubinIMF tidak pernah siap atas kompleksitas perubahan ruang ekonomi yang saling terhubung darienam negara Pakta Warsawa sebelumnya (Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hungaria,Polandia, dan Romania) dan lima belas republik bekas Soviet. Para teknokrat IMF, di bawahperintah Menteri Keuangan AS dan mantan bankir Wall Street, Robert Rubin, menuntut dengansegera privatisasi semua industri milik negara (BUMN), devaluasi mata uang ruble Rusia, dandevaluasi mata uang enam negara lainnya.3)

IMF ‘shock therapy’ (Kebijakan Penyesuaian Struktural) membuat kawasan bekas blok Sovietmembuka pintunya lebar-lebar bagi spekulator Barat yang memegang dolar. Di antara paraspekulator tersebut adalah George Soros, pedagang logam March Rich yang jadi buronan, danbank-bank agresif seperti Credit Suisse dan Chase. Kebijakan IMF benar-benar mengizinkanmereka ini untuk merampas “Permata Mahkota” Rusia dan diganti dengan uang receh yang takberharga. Apa yang dirampas dari Rusia adalah semua hal dari minyak hingga nikel, dan darialuminium hingga platinum.

Sekelompok kecil para lintah bisnis Rusia – sebagian besar mantan pejabat partai komunis danKGB – merebut aset-aset bahan mentah milik negara yang tak terhingga nilainya selama erapemerintahan korup Yeltsin dan para lintah ini menjadi miliarder dalam sekejap. Di media, merekaini disebut sebagai ‘oligarki’ Rusia – manusia yang kekayaannya menjadikan mereka master barusetelah keruntuhan Uni Soviet – master uang. Tapi, ada sebuah perangkap: kekayaan mereka ini

didenominasi dalam dolar. Oligarki Rusia yang baru ini terbelenggu dan terikat dengan Barat,terutama Amerika Serikat, begitulah yang diyakini Washington. Strategi Washington adalahmenguasai Rusia setelah keruntuhan Uni Soviet dengan mengendalikan para oligarki miliarder ini.

Akibat dari kebijakan kejam IMF terhadap Rusia selama 1990-an, pengangguran membludak danstandar hidup menurun drastis. Yang paling mengejutkan, harapan hidup bagi rakyat Rusia jatuhpada usia 56 tahun selama periode tersebut. Rakyat yang berusia tua diabaikan tanpa danapensiun atau dalam banyak kasus pelayanan medis yang kurang memadai. Banyak sekolah yangditutup; banyak rumah yang tak lagi direnovasi; kecanduan alkohol, obat-obatan dan AIDSmenyebar ke kalangan muda Rusia.

Tuntutan IMF termasuk penghapusan subsidi dalam ekonomi; semua layanan sosial yangdibutuhkan mulai dari pelayanan penitipan anak hingga medis yang disediakan gratis atau denganharga murah yang ditanggung pemerintah. Penduduk Rusia sekali lagi berada di neraka, setengahabad setelah mereka mengorbankan 23 juta penduduk muda terbaik dalam Perang Dunia Keduahingga AS dan Inggris dapat mendominasi dunia pasca perang dunia. Sebagaimana yang dilihatsebagian besar orang Rusia, ekonomi shock therapy menjadi cara yang aneh bagi Barat untukmenunjukkan rasa terima kasih atas berakhirnya Pakta Warsawa.

Mikhail Gorbachev dan George H. W. Bush menandatangani dokumen bilateral selama kunjunganresmi Gorbachev ke Amerika Serikat tahun 1990Pemimpin Soviet terakhir, Mikhail Gorbachev, telah mencoba untuk merevitalisasi negara Sovietdari dalam dengan Glasnost and Perestroika, namun ternyata gagal. Kini, sebagai balasan karena

Gorbachev mengizinkan Barat, melalui kontroversi IMF, untuk mendikte istilah transformasiekonomi ke dalam “surganya kapitalis, pemerintahan Presiden George H. W Bush menawarkanGorbachev sebuah perjanjian. Khususnya, janji resmi bahwa Amerika Serikat tidak akanmemperlebar pengaruh NATO ke arah timur dalam merangkul negara-negara merdeka bekasPakta Warsawa.4)

Gorbachev mempercayai janji pemerintahan Bush ini dengan keyakinan yang kuat, sebagaikebijakan resmi. Bagaimanapun, Gorbachev lupa meminta perjanjian tertulis dari Bush. Kenangandi Washington memang indah, namun hanya sesaat ketika muncul hasil yang berbeda dariperistiwa tersebut.

Dalam membalas janji AS tersebut, Uni Soviet yang dulunya perkasa, telah berjanji kepadaWashington dan NATO bahwa mereka akan membongkar secara sistematis persenjataan nuklirmereka yang tangguh. Ujung-ujungnya, Rusia Duma mengesahkan START II (Strategic ArmsReduction Treaty) yang memberikan jadwal pengurangan senjata nuklir yang tersebar secaraaktif. Mereka membuat kontingen ratifikasi baik di Amerika Serikat dan Rusia hingga 1972 Anti-Ballistic Missile Treaty (ABM Treaty) yang melarang penyebaran perisai pertahanan rudal aktifoleh kedua belah pihak.5)

Pada 13 Desember 2001, George W. Bush memberi tahu Rusia kalau Amerika Serikat menarikdiri dari ABM Treaty. Inilah pertama kalinya Amerika Serikat menarik diri dari sebuah perjanjianutama senjata internasional. Penarikan ini dilakukan untuk membuka pintu dalam menciptakanBadan Pertahanan Rudal Amerika Serikat.6)

Rusia yang sudah terpuruk akhirnya membubarkan Pakta Warsawa, saingannya NATO.Pasukannya ditarik dari Eropa Timur dan kawasan lain bekas Uni Soviet. Negara Satelit UniSoviet dan bahkan bekas Republik Soviet didorong untuk mendeklarasikan kemerdekaan –sekalipun biasanya dengan janji dan daya tarik kemungkinan untuk menjadi anggota baru UniEropa.

Republik Georgia merupakan salah satu dari negara tersebut, meskipun Georgia sudah menjadibagian yang tak terpisahkan dari Kekaisaran Rusia di masa kekuasaan para Tsar sebelum Revolusi1917.

‘Kami Menang!’Terlepas dari ikrar dan perjanjian resmi Washington untuk tidak memperlebar pengaruh NATO kearah timur, George H.W Bush dan kemudian, Bill Clinton, mengabaikan janji mereka. Merekamenarik negara-negara bekas Pakta Warsawa, satu per satu, ke dalam pengaruh NATO.

NATO ExpansionGeorge Herbert Walker Bush yang merupakan keturunan dari keluarga New England yang kayameningkatkan kekayaannya selama beberapa dekade, pertama melalui investasi di Jerman eraHitler dan berlanjut melalui keberpihakan kuat dengan industri minyak dan persenjataanRockefeller. Kini dia mengklaim “Kami menang!”

Seorang pengamat menjelaskan tentang arogansi Amerika yang baru di Washington pada awaltahun 1990-an dan tentang pemerintahan George H.W Bush: “Kunjungan kepresidenan ke luarnegeri diasumsikan sebagai hiasan ekspedisi imperial, membayangi dengan skala dan keamananmenuntut keadaan dari negarawan lain … Kekuasaan Amerika sebagai pemimpin dunia dalambeberapa hal mengingatkan kita pada penobatan diri Napoleon.”7)

Zbigniew BrzezinskiPenulis kritikan ini bukanlah orang luar atau oposisi kekuatan Amerika. Dia tidak lain adalahZbigniew Brzezinski, mantan Penasihat Keamanan Nasional untuk Presiden Jimmy Carter dansenior strategis kebijakan luar negeri untuk beberapa presiden dan penasihat untuk lainnya,termasuk presiden Barack Obama.

Halford MackinderBrzezinski merupakan murid yang teliti dari seorang ahli geopolitik Anglo-Amerika, Sir HalfordMackinder. Dia tahu betul bahaya akan arogansi imperial pada puncak kekaisaran. Arogansiseperti itu, menurut pandangannya dapat menyebabkan keruntuhan Kekaisaran Inggris padapuncaknya sekitar akhir abad ke-19 dan pecahnya Perang Dunia Pertama.

Brzezinski mengingatkan bahwa sifat arogansi yang ingin berkuasa di Washington suatu saatnanti atau satu abad kemudian bisa menyebabkan krisis serupa yang melanda hegemoni Amerika,dan bisa menghilangkan statusnya sebagai ‘Adidaya Tunggal’ atau “Kekaisaran Amerika’ – istilahyang disukai oleh para elang neo-konservatif seperti William Kristol, yang bekerja sebagai editordi Weekly Standard dan Robert Kagan, Rekan Senior di Carnegie Endowment for InternationalPeace.

Zbigniew Brzezinski merupakan salah satu arsitek perang di Afganistan melawan Uni Soviet padaakhir tahun 1970-an. Dengan membangkitkan dan mendalangi perang tersebut, di manaPemerintah Amerika Serikat melatih Osama bin Laden dan kelompok radikal lainnya denganteknik canggih dari peperangan dan sabotase yang tak teratur, Brzezinski mungkin telahmelakukan lebih dari para ahli strategi pasca-Perang Dunia lainnya, kecuali Henry Kissinger,untuk memperluas dominasi Amerika melalui kekuatan militer.

Zbigniew Brzezinski dan Osama bin LadenBrzezinski bukanlah orang yang lunak atau lembut. Dia orang yang sangat bersemangat denganimperialis Amerika, di Washington disebut sebagai “realis”. Dia tahu betul kalau dominasi imperialAmerika, mesikipun disamarkan dengan nama demokrasi, harus memperhatikan sekutunya secarateliti untuk mempertahankan kekuatan global dan untuk menguasai apa yang dia sebut“Chessboard” – Eurasia. Kekuatan lain harus dikelola dan dimanuver untuk mencegah munculnyarival bagi kekuasaan Amerika. Dalam konteks ini, dalam bukunya tahun 1997 yang banyakdiperdebatkan, The Grand Chessboard, Brzezinski sering menyebut sekutu Amerika sebagaibudaknya America (America’s vassals), termasuk Jerman dan Jepang.8)

Brzezinski sama sekali tidak bertentangan dengan tujuan akhir kebijakan luar negeri Bush-Cheney– yakni, American Century global, sebuah imperium versi Amerika. Namun, yang membuatBrzezinski berbeda hanyalah cara dalam mencapai tujuan tersebut.

Brzezinski mencatat, “Gejala yang timbul dari satu setengah dekade pertama supremasi Amerikaadalah kehadiran pasukan militer Amerika di seluruh dunia dan meningkatkan frekuensipertempuran mereka atau operasi koersif. Mengerahkan pasukan ke setiap benua danmendominasi samudra, menandakan kalau Amerika Serikat tidak memiliki rekan politik danmiliter.”9)

Salah satu daerah yang digunakan sebagai tempat penyebaran militer AS adalah RepublikGeorgia, paling tidak sejak September 2003, dan Pemerintahan Bush menyediakan bantuan danpenasihat militer secara langsung ke negara tersebut, dan negara itu memiliki wilayah strategisdan telah memerdekakan diri dari Uni Soviet pada tahun 1990.10)

Peristiwa bulan Agustus 2008 di Georgia tidak bisa dipahami tanpa kembali ke tahun 1990-an dansejarah ekspansi AS-NATO ke pintu depan Moskow. Pemerintahan George Bush Senior telahmenghancurkan janjinya kepada Rusia untuk tidak memperluas NATO ke arah timur. Kini, tahun2008, Pemerintahan Bush lainnya menerapkan tekanan yang sangat besar terhadap Uni Eropadan pemerintah negara-negara Eropa yang sebenarnya keberatan mengakui Republik Georgia danUkraina menjadi anggota NATO.

Shatili, Georgia: Duta Besar Miles mengunjungi sebuah pos perbatasan Georgiadi pegunungan Kaukasus utara di perbatasan dengan Rusia bersama KepalaPenjaga Perbatasan Georgia, Jenderal Chkheidze; penafsir; Senator FredThompson; Senator John McCain; dan Penasihat Keamanan Nasional Georgia,Tedo Japaridze.Ekspansi pengaruh NATO yang baru tersebut menghasilkan pengumuman penting tahun 2007yang diumumkan oleh Pemerintah Amerika Serikat yang mana pengumuman itu berisi tentangrencana untuk memasang pangkalan rudal canggih dan stasiun radar ke dua negara bekas PaktaWarsawa yang telah menjadi anggota NATO, yakni Polandia dan Republik Ceko.11)

US Missile in Poland and US Radar in CzechPemerintahan Bush mengklaim bahwa keputusan menempatkan “yang katanya” infrastruktur“Pertahanan” Rudal Balistik di Polandia dan Republik Ceko merupakan untuk mempertahankan

diri dari negara yang mereka sebut “negara bajingan, yakni Iran”.12) Pernyataan ini membuatKremlin mengeluarkan respons yang sangat kuat. Secara fakta militer, pada kenyataannyakeputusan itu sama sekali bukan untuk “Pertahanan”, melainkan serangan besar Washingtonmelawan Moskow dalam pertempuran di masa depan.

Bulan Februari 2007, Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi tahunan di Munich,Jerman, Konferensi Internasional tentang Keamanan, yang sebelumnya Konferensi Wehrkunde.Putin membawakan pidato yang luar biasa penting, menggigit dan mengejutkan, di manapernyataan Putin dalam pidatonya mengejutkan banyak orang di Barat:

Pidato Presiden Vladimir Putin dan Diskusi di Konferensi Munich tentang Kebijakan Keamanan“NATO telah mengerahkan pasukan terdepannya ke perbatasan kami … Jelas sekali kalauekspansi NATO tersebut tidak ada hubungannya dengan modernisasi Persekutuan itu sendiri atautidak ada hubungannya dengan jaminan keamanan di Eropa. Sebaliknya, hal tersebutmenyebabkan sikap provokasi yang serius yang dapat melemahkan tingkat saling percaya. Dankami berhak untuk bertanya: ekspansi itu untuk melawan siapa? Dan apa yang terjadi denganasuransi rekan barat kami yang dibuat setelah pembubaran Pakta Warsawa?”13)

Kata-kata yang menghebohkan dari Presiden Rusia ini menyebabkan badai protes dari media danpolitisi Barat. Vladimir Putin, seorang mantan pejabat KGB yang dalam waktu singkat menjadiketua FSB (pengganti KGB, organisasi intelijen untuk luar negeri), dapat dituduh dengan banyakhal. Jelas dia naik ke puncak kekuasaan Rusia bukan menjadi ‘orang baik” menurut Barat.Bagaimanapun, satu hal yang tidak bisa dituduhkan terhadap Vladimir Putin, yakni kalau dia tidakbisa dituduh sebagai “orang bodoh”, terutama ketika kepentingan vital Rusia terancam.

Untuk pertama kalinya sejak berakhirnya Uni Soviet tahun 1991, media Barat tiba-tiba

membicarakan tentang Perang Dingin Baru antara Barat dan Rusia. Bagaimanapun, kenyataannyapidato Presiden Rusia tersebut hanya membuka tabir tentang proses yang sebenarnya belumpernah berakhir, meskipun sejak jatuhnya Tembok Berlin bulan November 1989.

Perang Dingin pertama kali dimulai pada akhir tahun 1940-an, bersama beberapa peristiwalainnya, pendirian North Atlantic Treaty Organization, kecuali peristiwa runtuhnya Uni Soviettahun 1989-90, dan artinya Perang Dingin sama sekali belum pernah berakhir. Hal itu lah yangmembuat para pendengar Barat menjadi sangat tidak nyaman dan sangat sulit mencerna pidatoPutin.

Alhasil, Putin membeberkan dampak yang luar biasa berbahaya dari semua strategi ekspansi AS-NATO yang mana strategi tersebut mengepung Rusia secara militer dan tidak menjamin transisiperdamaian menjadi demokrasi ala-Barat bagi negara-negara bekas Uni Soviet.

Washington, komando tertinggi NATO secara de facto, telah meningkatkan superioritas militernyaterhadap Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet. Dengan proyek pengerahan pasukan ke Polandia danRepublik Ceko, maka peristiwa ini telah mencapai titik batasnya di mana Rusia merasa harusbertindak secara terbuka dan blak-blakan.

Kejadian yang sangat jelas pada awal abad ke-21 adalah ekspansi militer agresif yang dilakukanoleh Amerika Serikat. Di balik layar mis-informasi dan kampanye propaganda yang efektif tentangpenyebaran demokrasi ala-Amerika ke negara-negara bekas Soviet dan blok Timur adalahpenciptaan konfrontasi militer AS terus-menerus yang tidak pernah disaksikan oleh dunia sejakPerang Dingin.

Sang arsitek prinsip asal-usul kebijakan Perang Dingin adalah George F. Kenan, DirekturPerencanaan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat. Tahun 1948, dalam sebuah memorandumkebijakan internal Top Secret, dia menguraikan tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yangmenciptakan imperium pasca-Perang Dunia Kedua yang dikenal sebagai the American Century.

Tesis Kennan pada akhirnya bocor, dan benar-benar menarik:

“Kita punya kekayaan sekitar 50% dari kekayaan dunia, tapi hanya punya penduduk sekitar 6,3%dari penduduk dunia … Dalam keadaan seperti ini, tak dipungkiri lagi kita menjadi objek darikecemburuan dan kebencian. Tugas kita di masa depan sebenarnya adalah menyusun sebuah polayang akan memungkinkan kita mempertahankan posisi yang berbeda ini tanpa merugikankeamanan nasional. Untuk itu, kita harus membuang semua sentimentalitas dan mimpi di siangbolong; dan perhatian kita harus dikonsentrasikan di mana pun dalam tujuan nasional. Kita tidakperlu menipu diri sendiri yang mana kita mampu hari ini memiliki kemewahan altruisme danmanfaat dunia.”14)

Para perencana Amerika pasca-Perang Dunia telah terlibat pada tahun 1939 dalam War & PeaceStudies Project of the New York Council on Foreign Relations. Strategi mereka adalah untukmenciptakan semacam imperium informal, yang mana Amerika akan muncul sebagai kekuatanyang tak tertandingi dalam tatanan dunia baru yang akan dikelola melalui United Nations

Organization yang baru.15)

Para arsitek tatanan global Amerika secara tegas memilih untuk tidak menyebutnya sebagai“imperium”. Sebaliknya, Amerika Serikat akan memproyeksikan kekuatan imperialnya dengankedok “pemerdekaan” kolonial, yang mendukung ‘demokrasi’ dan ‘pasar bebas’. Ini merupakanpropaganda kudeta yang sangat efektif dan sangat kejam di zaman modern.

Selama Amerika Serikat menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia dan dolar AS menjadikebutuhan sebagai cadangan mata uang dunia, maka sandiwara mereka sukses. Selama EropaBarat, Jepang dan Asia bergantung pada perlindungan militer AS, Imperium Amerika secara defacto dapat menjadi cahaya tersendiri sebagai kebebasan demi kemerdekaan negara-negara barudi Afrika dan Asia.16)

Tidak hanya persaingan sengit Timur-Barat yang benar-benar menakutkan dengan pengerahantank-tank, pembom dan senjata pemusnah masal, namun juga melebar ke kawasan PaktaWarsawa, serta Republik Rakyat Tiongkok dan Yugoslavia yang memisahkan diri dari “duniabebas” yang dikendalikan Amerika Serikat.

Sejak pidato terkenal Churcill yang menyebut “Tirai Besi” di Fulton, Missouri 1946, dan pendirianorganisasi militer NATO yang didominasi AS bulan April 1949 – membuat Eurasia menjadi wilayahtarget kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Eurasia – kawasan yang memiliki kekayaan yangsangat banyak sekali yang terbentang dari Sungai Elbe di Jerman hingga ke Adriatic, melaluiSofia, Bulgaria, melintasi Laut Hiram, Laut Kaspia, melalui Asia Tengah dan Cina – yangseterusnya tertutup dari pengaruh langsung modal investasi AS, dan sebagian besar, melebihipencapaian kebijakan ekonomi Amerika Serikat.

‘Poros Geografis’ tentang SejarahTidak banyak yang mengetahui kalau tujuan kebijakan luar negeri AS adalah untuk mengamankankendali ekonomi dan militer Rusia secara total. Sebagian besar lembaga yang didirikannya –sektor industri-militer, korporasi energi multinasional, dan Lembaga Keamanan Nasional ASseperti Pentagon, CIA, NSA, DIA, dan lembaga intelijen khusus lainnya – semuanya bekerja demikebijakan luar negeri AS dalam mencapai tujuan kekuasaan penuh atas Rusia, di atas tujuansegalanya.

Bahkan ketika Amerika Serikat dan Uni Soviet masih bersekutu dalam mengalahkan Jerman padaPerang Dunia Kedua, Amerika Serikat telah mulai mempersiapkan perang melawan Uni Soviet.Pada musim panas 1945, pada saat Konferensi di Potsdam yang mengakhiri Perang Dunia II, dandalam beberapa hari pertama suksesnya uji coba bom atom di gurun New Mexico, Pentagonsecara rahasia mengembangkan sebuah kebijakan baru, yakni ‘striking the first blow’ dalamsebuah perang nuklir. Rencana awalnya adalah melakukan perang konvensional TOTALITASmelawan Uni Soviet, yang disusun oleh Jend. Dwight Eisenhower dalam perintah Presiden Trumantahun 1945.17)

Rencana awal tersebut demi sebuah perang nuklir melawan Uni Soviet, termasuk serangan pre-emptive, yang kemudian diselesaikan segera oleh Joint Intelligence Committee dalam the JointChiefs of Staff, dua bulan setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki.18)

Tidak ada sama sekali perasaan sentimentalitas di Washington tentang urgensi perang. Hal inimerupakan bisnis – bisnis dalam membentuk supremasi Amerika yang tak tertandingi – yangdisebut sebagai “American Century”. Menurut bapak geopolitik dari Inggris, Sir HalfordMackinder, Rusia merupakan “poros geografis sejarah”.19) Dalam selembar kebijakan tahun 1904di dalam Royal Geographic Society di London, Mackinder dengan tegas menyatakan bahwadengan menguasai Rusia akan dapat menguasai Eurasia, dan selanjutnya dunia. Para Pejabat LuarNegeri Inggris dengan sangat jelas setuju dengan pernyataannya.

Setelah lebih dari satu abad yang lalu, Mackinder yakin ketika Eropa memperluas jajahannya keIndia, Afrika dan tanah jajahan lainnya, bangsa Rusia, yang berbasis di Eropa Timur dan AsiaTengah, akan memperluas wilayahnya ke selatan dan timur, mengelola hamparan besar sumberdaya manusia dan alam. Dia memprediksi, dengan hamparan yang sangat luas tersebut, dengansegera akan dibangun jalur kereta api, yang akhirnya akan sangat meningkatkan mobilitas danstrategi yang menjangkau kekuatan kawasan tersebut untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Dengan latar belakang geo-historis tersebut, Mackinder mengidentifikasi Eurasia bagian utara-tengah sebagai ‘negara poros’ atau ‘heartland’ politik dunia. Dengan segera dia menempatkanwilayah Jerman, Austria, Turki, India dan Cina –wilayah yang berdekatan dengan kawasan poros –ke dalam ‘inner crescent’ di sekitar Heartland atau negara poros.

Dia mengingatkan bahwa, “melanggar keseimbangan kekuatan dalam mendukung negara poros,menyebabkan ekspansi ke sekitar wilayah Euro-Asia, dan akan memungkinkan penggunaansumber daya benua yang luas dalam membangun armada, dan kekaisaran dunia akan jelas terlihatoleh mata.”20)

Sebagaimana yang dilihat oleh Mackinder, baik persekutuan Russo-German, atau kekaisaran Sino-Japanese, jika menaklukkan Rusia, maka mereka akan mampu bersaing dalam memperebutkanhegemoni dunia. Tidak itu saja, “front lautan juga akan menambah sumber daya ke benuatersebut,” dan menciptakan kondisi geopolitik yang diperlukan dalam menghasilkan kekuatanbesar yang unggul di darat maupun di laut.

Kebijakan luar negeri Inggris, sejak perang Russo-Japanese 1904-05 sampai pendirian NATO1949, telah menjadi jelas didasarkan pada analisa Mackinder. Kebijakan tersebut juga untukmencegah, dengan cara apa pun, munculnya kekuatan Eurasia yang berpusat ke Rusia yangmampu menandingi hegemoni global Inggris.

Manifestasi Amerika: Menguasai EurasiaBagaimanapun, rekan-rekan Mackinder yang di seberang sana, di Amerika Serikat,mengembangkan ide mereka sendiri yang mereka sebut America’s Manifest Destiny – sebuahimperium global Amerika. Amerika sudah menaklukkan kawasan barat di Samudra Pasifik,memperoleh kemenangan di pertempuran yang tak seimbang dengan Spanyol tahun 1898.Menaklukkan Filipina, yang letaknya jauh dari pantai Amerika, dalam perang imperial pertamanyamemberikan Amerika kekuatan politik dan finansial dan membuat Amerika untuk pertama kalinyabisa mencicipi bagaimana rasanya memiliki kekuatan imperial global.

Hampir bersamaan dengan terbitnya esai Mackinder 1904 tentang geopolitik Eurasia, BrooksAdams, seorang propagandis Amerika yang berpengaruh, membayangkan tentang kekaisaranglobal Amerika dan menaklukkan seluruh ruang geopolitik Eurasia.21) Keturunan dari salah satukeluarga elit paling dihormati di Amerika yang berasal dari keluarga para pendiri bangsa, Adamssangat mempengaruhi para pemimpin pada saat itu, termasuk teman terdekatnya, PresidenTheodore Roosevelt dan Woodrow Wilson.

Selama Perang Dingin pada awal tahun 1950-an, gagasan Brooks Adams – terutamapembenarannya atas kekaisaran global Amerika dalam menaklukkan benua Eurasia – dihidupkankembali sebagai sebuah panduan kebijakan demi perencanaan Perang Dingin Amerika Serikat.22)

Adams menggalakkan kebijakan ekspansionisme agresif yang ditujukan untuk mengubah Asiamenjadi sebuah kawasan jajahan Amerika, yang memberikan Amerika Serikat sebuah perbatasanbaru yang luas di Asia. Amerika Serikat menaklukkan Filipina tahun 1898 dalam perang Spanish-American yang dibayangkan sebagai langkah awal dalam prosesnya. Ekspansionisme tersebut –semacam ‘Manifest Destiny’ Amerika global – tetap menjadi tujuan meskipun para ahli strategiskebijakan luar negeri Amerika menyembunyikannya selama Perang Dingin dan seterusnya.

Para arsitek kekuatan Amerika pasca-Perang Dunia Kedua – terpusat pada dan sekitar DewanHubungan Luar Negeri, Yayasan Rockefeller, dan yang paling penting faksi Rockefeller dalampolitik dan ekonomi Amerika – yang mengadopsi pandangan geopolitik Mackinder. Ahli strategisdalam faksi Rockefeller, termasuk Henry Kissinger, dan selanjutnya Zbigniew Brzezinski, duaorang yang menjadi bagian faksi Rockefeller yang sangat kuat dalam perpolitikan Amerika

Serikat, dan mereka terlatih dengan geopolitik Mackinder.

Dalam bukunya, The Grand Chessboard, Brzezinski mengumumkan kemenangan Amerika Serikatdalam Perang Dingin melawan musuh bebuyutannya, Soviet Rusia. Dia berpandangan bahwasekutu Amerika di Eropa Barat akan menyatakan arogansi kekuatan. Dia menyatakan:

Singkatnya, bagi Amerika Serikat, geo-strategi Eurasia melibatkan manajemen negara-negarayang dinamis secara geo-strategi… Untuk menempatkannya ke dalam sebuah terminologi yangmengingatkan kembali ke zaman kerajaan kuno yang lebih brutal, tiga geo-strategi kekaisaranyang imperatif adalah untuk mencegah kongkalikong dan menjaga ketergantungan keamananantara negara budak, untuk menjaga negara jajahan yang lemah dan terlindungi, dan untukmencegah orang-orang barbar berkumpul bersama.23)

Brzezinski secara terbuka menyatakan pandangan tersembunyi tentang kemenangan parapembuat kebijakan Amerika terhadap negara-negara Uni Eropa dan Eurasia dalam kemenanganPerang Dingin. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa yang sederhana, Brzezinski menyatakandengan tegas bahwa status superpower Amerika akan bertahan dengan mencegah ‘kolusi’ atau‘kongkalikong’ – kasarnya adalah kerja sama bilateral – di antara negara-negara Eurasia yangberdaulat. Artinya, strategi ini untuk mencegah negara-negara Eurasia mengembangkan pilarpertahanan sendiri atau merdeka membangun struktur keamanan tanpa kendali AS-NATO. Kata‘barbar’ yang disebut Brzezinski sudah jelas ditujukan untuk negara Rusia, Tiongkok dan negara-negara Asia Tengah.

Mackinder Memberikan Blueprint Perang Dingin kepadaASSelama Perang Dunia Kedua, mentor intelektual Brzezinski, Mackinder, telah diundang olehForeign Affairs, Jurnal Bergengsi Dewan Hubungan Luar Negeri, untuk menguraikanpemikirannya tentang geopolitik pasca-perang dunia.

Selanjutnya, menghasilkan artikel yang diterbitkan tahun 1943, yang sangat mengerikanmenandakan kalau Perang Dingin akan terjadi. Bahkan hal ini terjadi ketika Perang Dunia Keduamasih belum jelas kapan berakhirnya. Mackinder menulis:

Kesimpulan yang pasti adalah bahwa jika Uni Soviet muncul sebagai pemenang dalam perangmelawan Jerman, maka Soviet akan pasti menjadi Kekuatan besar di dunia. Bahkan Soviet akanmenjadi Kekuatan yang strategis memiliki posisi pertahanan yang paling kuat. Heartlandmerupakan benteng alami paling kuat di bumi (karena Heartland dikelilingi oleh gunung-gunungdan dataran tinggi). Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kekuatan ini dinakhodai oleh garnisunyang cukup baik dalam jumlah maupun kualitas.24)

Tahun 1919 dalam sebuah karya yang dipersiapkan untuk para negosiator Inggris dalampertemuan damai Versailles, Mackinder menampilkan diktum geopolitiknya yang paling terkenal.Dalam pandangannya, strategi Kekaisaran Inggris harus mencegah, dengan cara apa pun,bertemunya kepentingan antara negara-negara Eropa Timur – Polandia, Cekoslowakia, Austria-

Hungaria – dan Rusia yang berpusat di Heartland Eurasia. Mackinder menyimpulkan ide-idenyadengan diktum sebagai berikut:

Siapa yang menguasai Eropa Timur akan menguasai Heartland;

Siapa yang menguasai Heartland akan menguasai Pulau Dunia (Eurasia);

Siapa yang menguasai Pulau Dunia (Eurasia) akan menguasai Dunia.25)

Gagasan Heartland Mackinder merupakan inti dari Eurasia – Rusia dan Ukraina. Pulau Duniamerupakan seluruh Eurasia, termasuk Eropa, Timur Tengah dan Asia. Inggris Raya, dalampandangan Mackinder, tidak pernah menjadi bagian dari Benua Eropa; karena merupakankekuatan angkatan laut dan maritim yang terpisah, dan harus seperti itu bagaimanapun caranya.

Perspektif geopolitik Mackinder membentuk semua agenda Inggris pada Perang Dunia Pertamatahun 1914. Dan juga membentuk Perang Dunia Kedua. Dan membentuk sikap provokasi Churchillyang menghasut Rusia Soviet untuk bertarung dengan Inggris dalam ‘Perang Dingin’, yangdimulai pada tahun 1943. Dengan memaksa Washington untuk ikut dengan Inggris melawan UniSoviet, Inggris dengan polosnya merasa bahwa Washington akan terpaksa bergantung padakemampuan politik global superior Inggris. Makanya Inggris tetap berada “dalam permainan”.

Tahun 1997, dengan perannya sebagai mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, ZbigniewBrzezinski menggambar geopolitik Mackinder dengan nama, sebagai prinsip strategi untukmembuat Amerika Serikat mempertahankan status superpower-nya setelah runtuhnya UniSoviet.26)

Hanya dua tahun setelah artikel Mackinder terbit di Foreign Affairs 1943, Perdana MenteriWinston Churchill menambahkan suara Mackinder ke dalam alunan lagu. Bulan April 1945,Churchill mengganggu Jend Dwight Eisenhower dan Presiden Roosevelt untuk segerameluncurkan serangan skala-penuh melawan Uni Soviet, menggunakan 12 divisi Jerman yangdisandera – tahanan perang – sebagai umpan meriam untuk menghancurkan Rusia dalam sekalidan selamanya.

Ironisnya, dalam dokumen kebijakan yang bocor setelah tahun 1990, Washington menolakproposal Churchill karena dianggap “terlalu beresiko”.27) Pada kenyataannya, tampaknyaWashington sudah menyimpulkan bahwa kepentingannya dalam mendominasi seluruh dunia non-komunis adalah dengan memusuhi Uni Soviet. Selama Eropa Barat dan Asia-Jepang merasaterancam secara militer dengan kehadiran Uni Soviet atau Republik Rakyat Cina, mereka palingtidak akan terpaksa tunduk dan didikte oleh Washington, sebagaimana disebut oleh Brzezinskisebagai “vassals” atau “negara budak”.

Tahun 1945 President Harry S. Truman memerintahkan Jend Eisenhower dan Kepala StafGabungannya untuk mempersiapkan rencana rahasia atas serangan nuklir kejutan pada sekitar 20kota Uni Soviet, padahal tidak ada ancaman langsung dari Uni Soviet terhadap Amerika Serikat.28)

Rencana perang nuklir yang rahasia, dengan kode, “Strategic Vulnerability of the U.S.S.R to aLimited Air Attack,” merupakan rencana perang Amerika yang pertama yang tujuannya untukmemusnahkan Heartland Rusia. Dan pastinya ini bukan yang terakhir.

Moskow mengejutkan Washington dengan menguji coba bom nuklirnya sendiri pada tahun 1949dan bom hidrogen setelahnya. Ketika Rusia memaparkan kemampuan pengiriman rudal balistikdan diletakkan pada satelit ruang angkasa Sputnik pada tahun 1957, elit Amerika terpaksamenimbun mimpi mereka tentang serangan awal nuklir, menyebutnya ‘nuclear primacy,’ sudahmenjadi es. Masih menjadi es selama setengah abad hingga Donald Rumsfeld, Dick Cheney, PaulWolfowitz dan sekelompok neo-konservatif elang perang lainnya dalam Pemerintahan George W.Bush menghidupkan rencana lama setelah peristiwa 11 September 2001. Kini ‘Doktrin Bush’,kebijakan perang pre-emptive, termasuk doktrin serangan nuklir pre-emptive.

Sejak saat itu, bagian kuat dari komplotan industri-militer AS dan para pembuat kebijakannya siap

untuk memperbarui upaya dalam mencapai superioritas ‘first strike’ nuklir. Itulah alasan konflikdi Georgia yang sebenarnya pada bulan Agustus 2008 yang membuat sebagian besarpemerintahan di Eropa menjadi ketakutan. Sebagian besar orang Amerika tetap tidak mengetahuitentang peristiwa luar biasa yang mempertaruhkan nyawa mereka akibat disinformasi media yangsangat dikontrol oleh Gedung Putih.

Perang Dingin Baru – Mengepung Rusia dan Tiongkok

Militer AS-NATO mengepung Rusia-TiongkokRencana Pentagon yang pertama tentang serangan nuklir awal tidak pernah terlaksana. KetikaUni Soviet meledakkan bom atom pertamanya bulan Agustus 1949 membuat para perencanaAmerika Serikat jadi sangat terkejut. Perkembangan pesat bom atom orang-orang Rusia telahmengubah kalkulasi first strike beberapa dekade selanjutnya, dan apa yang disebut perang panasmenjadi Perang Dingin.

Bagaimanapun, tahun 2007, sejumlah pembuat kebijakan Amerika Serikat melihat urusan tersebutbelum tuntas dalam memecah-belah Rusia sebagai poros independen di Eurasia. Rudal nuklirtidak lain adalah sebuah alat yang sangat besar dan menjadi kampanye tipu-menipu dalammengepung Rusia. Pada akhirnya tujuan mereka adalah menghancurkan satu-satunya kekuatanyang tersisa yang dapat mencegah dominasi Amerika secara total yang disebut “AmericanCentury’ – perwujudan dari Full Spectrum Dominance, sebagaimana Pentagon menyebutnya.29)

Pada saat Presiden Putin berpidato di Jerman tahun 2007, dunia sudah berada di ambang Perang

Dingin Baru. Perang Dingin Baru bukanlah didalangi oleh Moskow. Namun yang pasti, Moskowbergerak untuk meresponsnya. Ketika Putin memerintahkan untuk menahan oligarki (mafia)minyak Rusia, Mikhail Khodorkovsky tahun 2003, Kremlin mengambil alih mesin kekuasaanekonomi ke tangan negara sekali lagi. Pertahanan Rudal AS langsung memutuskan untuk memaculaju serangannya.

Mikhail Khodorkovsky dipenjara 10 tahunDinamika akibat pengumuman Washington tentang kebijakan nuklir ‘pre-emptive’ membuat risikoperang nuklir meningkat, bahkan lebih meningkat daripada tensi Perang Dingin, termasuk KrisisRudal Kuba Oktober 1962. Semakin dekat sistem pertahanan rudal yang ditempatkan Washingtondi Polandia dan Cekoslowakia, semakin besar kesempatan ahli strategi Kremlin dalam melihatsatu-satunya harapan mereka selamat dalam serangan nuklir ‘pre-emptive’ adalah denganmelawan target yang telah ditentukan di Polandia dan Uni Eropa sebelum benar-benar terlambatuntuk membalasnya.

Bencana yang terjadi di Irak atau kemungkinan terjadinya serangan nuklir taktik AS terhadapIran, cukup mengerikan. Namun itu bukanlah seberapa jika dibandingkan dengan pembangunanmiliter AS di seluruh dunia yang mengepung Rusia dan Tiongkok, saingan AS yang paling tangguhdi dunia.

Kebijakan militer AS sejak runtuhnya Uni Soviet dan munculnya Republik Rusia tahun 1991 perludikaji lebih dekat dalam konteks ini. Satu-satunya hal yang membuatnya semakin jadi jelas adalahpidato Putin yang jujur pada tanggal 10 Februari 2007 dalam Konferensi Munich.

Di Munich, Putin menyebut istilah umum visi Washington sebagai dunia ‘unipolar’, dengan satupusat otoritas, satu pusat kekuatan, satu pusat pembuatan-keputusan, menyebutnya “dunia yanghanya ada satu penguasa, satu kedaulatan. Dan pada akhirnya hal ini jelas berbahaya tidak hanyabagi setiap pihak yang berada dalam sistem tersebut, tapi juga kedaulatan itu sendiri karena hal

itu merusak dari dalam.”30)

Tentu saja Putin tidak membicarakan tentang Rusia, tapi tentang superpower tunggal, AmerikaSerikat. Kemudian Presiden Rusia tersebut menyinggung tentang inti masalah:

“Saat ini kita menjadi saksi mata dari penggunaan kekuatan yang berlebihan dan hampir takterkendali – kekuatan militer – dalam hubungan internasional, kekuatan yang membawa dunia kedalam liang konflik permanen yang tak ada akhirnya. Akibatnya, kita tidak lagi mempunyai cukupkekuatan untuk menemukan solusi yang komprehensif bagi konflik mana pun. Menemukanpenyelesaian politik pun menjadi suatu hal yang mustahil.Kita menyaksikan sikap tak acuh yang semakin jelas terhadap prinsip-prinsip dasar hukuminternasional. Bahkan norma-norma hukum independen semakin mendekati sistem hukum sebuahnegara. Sebuah negara, dan tentu saja terutama Amerika Serikat, telah melewati batas-batasnasionalnya dengan segala cara. Hal ini tampak jelas dalam kebijakan-kebijakan ekonomi, politik,budaya dan pendidikan yang mereka paksakan pada negara lain. Jadi, siapa yang menyukai halini? Siapa yang senang dengan hal ini?”31)

Kata-kata Putin mulai menyentuh tentang apa yang menjadi perhatian Rusia dalam kebijakanmiliter dan luar negeri AS sejak berakhirnya Perang Dingin, mengutip kebijakan militer yangsangat jelas yang menjadi perhatian serius.

Dia mengingatkan efek destabilisasi akan senjata luar angkasa:

“Pada saat yang sama, mustahil untuk menyetujui munculnya senjata baru berteknologi tinggiyang dapat merusak kestabilan. Jelas bahwa yang dimaksud adalah langkah-langkah untukmencegah area konfrontasi baru, terutama di luar angkasa. Perang bintang bukan lagi sekedarfantasi, melainkan sudah menjadi kenyataan. … Menurut pandangan Rusia, pengerahan militer keluar angkasa dapat menimbulkan konsekuensi yang tak terduga bagi komunitas internasional, danmemicu awal dari sebuah era nuklir.Rencana untuk mengekspansi beberapa elemen sistem pertahanan anti rudal ke Eropa takdipungkiri lagi telah mengganggu kami. Siapa yang membutuhkan langkah selanjutnya menuju,dalam hal ini, lomba persenjataan yang tak terhindarkan?”32)

Apa yang dia maksud? Pada awal tahun 2007, hanya sedikit orang yang tahu kalau AS telahmengumumkan bahwa mereka membangun instalasi pertahanan anti-rudal besar-besaran diPolandia dan Republik Ceko. Pengumuman ini berisi alasan palsu tentang pembangunan instalasipertahanan anti-rudal di Polandia dan Ceko tersebut, di mana alasan palsu mereka adalah untukmelindungi diri dari Korea Utara dan Iran.

Polandia? Pertahanan Rudal Balistik? Apa-apaan semua itu? Untuk memahami sifat kebijakannuklir Washington yang sangat provokatif dan berbahaya, perlu untuk menganalisis beberapakonsep militer yang paling mendasar.

‘Memakai Tangan Kanan untuk Menggapai Telinga Kiri’Pada tanggal 29 Januari 2007, perwira AS Brigjen Patrick J. O’Reilly, Wakil Direktur LembagaPertahanan Rudal Pentagon, mengumumkan rencana Amerika untuk menyebarkan sistempertahanan rudal anti-balistik di Eropa tahun 2011. Pentagon mengklaim bahwa penyebarantersebut ditujukan untuk melindungi Amerika dan instalasi NATO dari ancaman yang berasal dariTimur Tengah, bukan dari Rusia.

Berdasarkan pidato Putin di Munich, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan pernyataanresmi yang menyatakan bahwa Pemerintahan Bush “bingung dengan komentar-komentar pedasMoskow yang berulang-ulang tentang sistem yang dibayangkan Moskow.”33)

Tanggal 28 Februari, dua minggu setelah pidato Putin, pimpinan Lembaga Pertahanan Rudal AS,Jend Henry Obering, tiba di Eropa untuk ‘menjelaskan’ rencana rudal AS yang baru untukPolandia dan Eropa Timur. Pertemuan di Belgia dengan 26 duta besar dari anggota NATO dandengan Rusia, Obering bersikeras kalau sistem rudal yang direncanakan tersebut sepenuhnyabersifat defensif, dan tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan atas kemungkinanserangan dari Iran.34)

Argumen tentang ancaman rudal Iran terhadap Amerika Serikat yang bersifat hipotesis yangmengharuskan penyebaran pertahanan anti-rudal AS di Polandia benar-benar tidak cukupmeyakinkan.35)

Jika kita analisa secara serius, mengapa Washington tidak meminta sekutu lama NATO nya, yakniTurki, untuk mempersilahkan peletakan rudal pertahanan AS di sana? Bukankah wilayah Turkilebih dekat dengan wilayah Iran? Atau Kuwait barangkali? Qatar? Atau Israel? Sebagaimana Putinmemaparkannya dalam pidatonya di Munich:

Senjata rudal dengan jangkauan sekitar lima hingga delapan ribu kilometer yang benar-benarmengancam Eropa tidak ada pada negara mana pun yang disebut-sebut sebagai negarabermasalah. Dalam waktu dan prospek terdekat, hal ini tidak akan terjadi dan bahkan tak dapatdiduga. Dan apa pun hipotesis peluncuran roket, misalnya, roket Korea Utara ke wilayah Amerikamelalui Eropa Barat, jelas melawan hukum-hukum balistik. Seperti ungkapan Rusia yangmengatakan, “bagaikan menggunakan tangan kanan untuk menggapai telinga kiri.”36)

Berbicara di markas besar NATO pada bulan Maret 2007, Jend Obering mengatakan bahwaWashington juga ingin membuat pangkalan sistem radar anti-rudal di Kaukasus, tepatnya diRepublik Georgia dan Ukraina, bekas Republik Uni Soviet, yang saat itu sama sekali bukan negaraanggota NATO.

Pernyataan Obering tersebut segera memunculkan jawaban tajam dari juru bicara Menteri LuarNegeri Rusia, Mikhail Kamynin, dilaporkan dari kantor berita Itar-Tass:

Pernyataan ini merupakan bukti lain bahwa pihak Amerika akan terus memperluas potensipertahanan rudalnya, yang akan mengkhawatirkan keamanan Rusia. Rusia berulang kali

menyatakan keprihatinan terkait rencana pertahanan rudal AS. Kami pikir skala persiapan AStidak proporsional dengan pernyataan tentang ancaman rudal. Tujuan AS dalam menyebarkankomponen pertahanan rudal, yang akan menjadi fasilitas militer strategis di dekat perbatasanRusia, jadi sumber perhatian khusus. Kami harus menanggung beban pikiran akan fasilitas-fasilitas prospektif dalam langkah-langkah politik-militer Rusia dan perencanaan militer kedepannya. Rencana-rencana tersebut bertentangan dengan komitmen NATO yang mengekangpenyebaran pasukan, yang dibuat dalam UU Pendirian Rusia-NATO.37)

Washington telah membuat daftar 20 negara yang memproduksi rudal balistik. Selain Rusia danTiongkok, tak ada satu pun rudal yang bisa membahayakan Eropa atau Amerika Serikat. SelainKorea Utara dan Iran, 20 negara tersebut kooperatif dengan Amerika Serikat, seperti Rusia atauIndia atau Israel, atau sekutu abadi AS seperti Perancis atau Inggris. Selain itu, rudal jarak jauhberhulu ledak nuklir yang dikembangkan Iran dalam beberapa tahun dan dugaan potensi senjatanuklir Korea Utara, pada dasarnya hanya lah udara panas dan bukan ancaman nyata, begitulahmenurut para ahli militer Barat.

Rudal balistik Pyongyang bernama Taepodong-2 memiliki jangkauan 4300 kilometer. Ketika KoreaUtara melakukan uji coba rudal jarak jauhnya bulan Juli 2006, Presiden Bush memerintahkan FortGreely di Alaska untuk disiagakan. Namun pada akhirnya, rudal Korea Utara tersebut hanyabertahan di udara selama 40 detik setelah lepas landas. Masih belum jelas apakah Korea Utaramampu menyesuaikan dengan proyektil handal dengan hulu ledak nuklir.

Jangkauan Rudal IranIran, ketika awal tahun 2008, hanya sekali melakukan uji coba rudal dengan jangkauan hingga1600 kilometer. Bahkan konon katanya model Shabab-5 milik Iran tersebut, kemungkinan turunandari rudal jenis Taepodong milik Korea Utara, yang diperkirakan hanya memiliki jangkauan 3000kilometer. Karena itu, stasiun radar di Eropa Timur tidak akan bisa mendeteksi rudal Iran manapun yang menuju wilayah Amerika, karena tidak mampu menjangkau Amerika.

Menurut pensiunan Letnan Jend AS Robert Gard, program pertahanan rudal AS merupakan upaya

dalam menyediakan keamanan terhadap rudal Iran yang tidak pernah ada, dan secara hipotesismenggunakan hulu ledak yang juga tidak pernah ada. Selanjutnya, dia menambahkan, orang-orang Iran tahu betul kalau AS akan membinasakan mereka sekali mereka meluncurkan rudal kearah Amerika.38)

Washington jelas tidak terlalu terbuka tentang strategi pertahanan rudal barunya.

Reaksi MoskowMoskow kehilangan sedikit waktu dalam bereaksi atas pengumuman rencana AS atas sistempertahanan rudal balistik (BMDS) di Eropa Timur. Komandan pasukan pembom strategis Rusia,Letnan Jendral Igor Khvorov, mengatakan pada tanggal 5 Maret 2007 bahwa pasukannya bisadengan mudah mengganggu atau memusnahkan infrastruktur pertahanan rudal apa pun diPolandia dan Republik Ceko – tepat di mana Amerika Serikat bersiap untuk memasangnya.

Dua minggu sebelumnya, pernyataan serupa oleh komandan Pasukan Roket Strategis, KolonelJendral Nikolai Solovtsov cukup yakin kalau Moskow akan menarget posisi Pertahanan RudalBalistik milik AS dengan arsenal nuklirnya jika Washington memacu rencananya.39)

Pada 10 Maret 2007, Presiden Rusia Putin membawakan pidato dalam perayaan parade militer diKremlin di mana dia mengumumkan bahwa Rusia akan menghabiskan biaya sebanyak 190 jutadolar selama delapan tahun, sekitar 5 milyar rubel, untuk melengkapi Tentara Darat dan Lautdengan senjata modern tahun 2015. Putin mengatakan kalau “situasi global” mengharuskan untukmeningkatkan struktur militer Rusia. “Kita tidak boleh gagal dalam memperhatikan upaya konstanuntuk menyelesaikan perselisihan internasional, ancaman konflik internasional, terorisme,eskalasi konflik lokal dan penyebaran senjata pemusnah masal,” kata dia.40) Ini adalah ulangankata-kata dalam pidatonya bulan Februari di Munich di mana dia mengacu pada Amerika Serikat.

Putin mencatat bahwa sebagian besar dana akan dialokasikan untuk membeli senjata danperangkat canggih, dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi militer. Diamenambahkan, “Kami mencoba untuk mengintegrasikan industri pertahanan dengan sektorekonomi sipil, terutama dengan sektor teknologi tinggi.” Presiden Rusia tersebut menutupnya,“Angkatan Bersenjata sekali dan untuk selamanya harus melanjutkan latihan [permanen] militerberskala besar, peluncuran rudal dan misi kelautan terpencil.”41)

Dengan kata-kata yang jelas, Putin merespons provokasi-provokasi Washington yang meningkatdengan menyatakan secara terbuka bahwa Perang Dingin Baru sedang berlangsung. Ini bukanlahPerang Dingin yang dimulai oleh Rusia, namun Rusia, dengan pertimbangan kelangsungan hidupnasional, terpaksa untuk meresponsnya.

Dunia berada di ambang babak baru perlombaan senjata. Pada musim semi 2007, sekitar 17 tahunsetelah berakhirnya Perang Dingin AS-Soviet, sebuah Perang Dingin yang baru, perlombaansenjata berbasis-nuklir sedang bermekar penuh.

Salah satu dari beberapa pemimpin Barat yang mengeluarkan peringatan atas pengumuman AStentang rencananya untuk membangun pertahanan rudal di Polandia dan Republik Ceko adalahmantan Kanselir Jerman Gerhard Schroeder. Schroeder telah memperoleh status ‘musuh’ secara de facto dari Pemerintahan Bush setelah oposisi vokalnya terhadap perang Irak pada tahun 2003.Berbicara di Dresden 11 Maret 2007, beberapa hari setelah pidato Presiden Putin di Munich,Schroeder menyatakan bahwa upaya Amerika Serikat tersebut yang mendirikan sistem anti-rudaldi Eropa Timur merupakan bagian dari upaya untuk mencapai “sebuah kebijakan yangmengepung Rusia.” Schroeder mengingatkan bahwa hal tersebut meningkatkan risiko perlombaansenjata global baru.42)

Keputusan Pertahanan Rudal AS 1999Kebijakan AS sejak 1999 telah menyebut tentang pembangunan beberapa bentuk pertahananrudal aktif, terlepas berakhirnya Perang Dingin dan kurangnya ancaman yang diartikulasikan dariICBM Soviet atau Rusia atau peluncuran misil lainnya. Keputusan Pertahanan Rudal Nasional AS1999 menetapkan:

Ini adalah kebijakan Amerika Serikat dalam menyebarkan secepat dimungkinkannya sistemPertahanan Rudal Nasional yang efektif yang mampu mempertahankan wilayah Amerika Serikatdari serangan rudal balistik terbatas, apakah tidak disengaja, tidak sah, ataupun disengaja,dengan pendanaan pada otorisasi tahunan dari alokasi dan pemberian dana tahunan untukPertahanan Rudal Nasional.43)

Pertahanan rudal merupakan salah satu obsesi dari Donald Rumsfeld sebagai Menteri Pertahanan.Apakah itu penyimpangan sebuah klik yang terlalu militeris di sekitar Bush dan Cheney? Atau,apakah itu bagian dari strategi yang jauh lebih berbahaya demi dominasi dunia oleh elit keuangandan politik yang kuat yang bertekad pada hegemoni dunia? Jawabannya terkubur dalam kebijakandan program yang, tampaknya tidak cukup berbahaya, tetapi ketika dimasukkan ke dalam kontekskebijakan yang diterapkan oleh Washington sejak September 2001, sama sekali sangat berbahaya.

Bee-SwarmingUntuk melaksanakan agenda strategis jangka panjang mereka dalam mempertahankan dominasidunia sebagai Superpower Tunggal, lingkaran terkemuka dalam dan sekitar Pentagon danDepartemen Luar Negeri mensyaratkan penerapan teknik baru revolusioner akan perubahanrezim untuk memaksakan atau memasang rezim ‘antek AS’ di semua negara bekas Uni Soviet dandi seluruh Eurasia. Para ahli strategi AS akan meminjam halaman dari buku ‘lebah – kawanan’ –sebagai metode perang rahasia dan perubahan rezim. ‘Kawanan’ merupakan istilah yangdiberikan oleh Korporasi RAND bagi sebuah mode baru dari konflik militer. Berdasarkan polakomunikasi dan gerakan kawanan serangga yang diterapkan ke dalam konflik militer, metodetersebut bergantung pada penggunaan jaringan teknologi dan aliran komunikasi.44)

Pesan teks (chatting) dan revolusi teknologi informasi baru akan diterapkan untuk melaksanakantugas dalam agenda Full Spectrum Dominance.

Catatan Admin:

Tulisan ini diambil dari buku yang berjudul, “Full Spectrum Dominance: Totalitarian Democracy InThe New World Order” yang ditulis oleh F. William Engdahl yang merupakan peneliti ekonomi,sejarawan, dan jurnalis freelance. Namun, ada beberapa kata atau kalimat yang ditambah olehadmin agar mudah dipahami oleh para pembaca.Ketika mengambil atau mengutip segala materi baik dalam bentuk tulisan maupun hasilterjemahan dari website Eskatogi Islam ini, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Referensi [ + ]