Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah...

21
Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah Kamuning Sebagai Media Edukasi Untuk Anak-Anak Artikel Ilmiah Peneliti: Anggara Cesari Adi (692011033) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom Michael Bezaleel Wenas, S.Kom, M.Cs Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Maret 2016

Transcript of Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah...

Page 1: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah Kamuning Sebagai Media Edukasi Untuk Anak-Anak

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Anggara Cesari Adi (692011033)

Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom

Michael Bezaleel Wenas, S.Kom, M.Cs

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Maret 2016

Page 2: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

1

Page 3: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

2

Page 4: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

3

Page 5: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

4

Page 6: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

5

Page 7: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

6

Page 8: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

7

Page 9: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

8

1. Pendahuluan Lembah Kamuning Dairy Farm (LKDF) merupakan peternakan sapi yang berada

di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Lembah Kamuning Dairy Farm ini masuk dalam sebuah himpunan koperasi Gapura Sehat yang dipimpin oleh Bapak H. Sudarmoko yang juga menjadi pengelola LKDF itu sendiri. Bisnis utama di LKDF ini yaitu susu sapi namun punya spesifikasi yang berbeda dari peternakan lain yaitu pengolahan limbah dan produk – produk sampingan dari hasil pengolahan limbah tersebut.

Kabupaten Kuningan terletak di lereng gunung Ciremai yang cocok untuk peternakan sapi perah karena bersuhu relatif dingin. LKDF ini selain menyediakan peternakan sapi perah mereka juga mempunyai fasilitas lain yaitu berupa wahana wisata bagi anak-anak TK hingga SD. Di tempat ini anak-anak dikenalkan pada dunia peternakan terutama peternakan sapi perah, mulai dari cara memerah susu, merawat dan memberi makan sapi-sapi yang dimilikinya, hingga mengerti manfaat susu itu sendiri. LKDF sebagai pengelola peternakan merasa perlu untuk membagikan pengalaman baik ini kepada anak-anak usia dini.

Selama ini LKDF menggunakan slide presentasi sebagai menyapaian infonya. Media ini tentu memerlukan seseorang yang bertugas menyapaikan informasi dislide tersebut. Media seperti ini memiliki kelemahan yaitu saat LKDF kedatangan anak-anak yang ingin melakukan wisata edukasi dan orang yang bertugas sebagai pengantar informasi ini berhalangan hadir maka informasi yang diberikan LKDF tidak dapat disampaikan dengan baik ke anak-anak tersebut. Sedangkan penggunaan media seperti ini tidak selaras dengan kepribadian masing-masing anak yang berbeda-beda, dimana mereka menerima sesuatu hal, sehingga penerimaanya pun berbeda pula. Media edukasi yang diam dan bukan sesuatu yang bergerak tidak akan memacu otak dan keaktifan anak, sedangkan anak sejak dini membutuhkan masukan yang bersifat edukatif dan menarik bagi pertumbuhannya.

Anak-anak PAUD hingga SD masih merupakan anak-anak di tahap golden age (usia 2-6 tahun). Anak diusia ini memiliki tiga aspek pertumbuhan, yaitu pertama aspek kognitif dimana mereka sedang mengembangkan semua yang menyangkut aspek kognitif didirinya, kedua aspek afektif, dimana perkembangan sosial dan moral mereka berkembang dengan pesat, dan ketiga aspek motorik, dimana anak-anak senang bergerak dan melakukan percobaan. Ketiga aspek ini merujuk pada taksonomi yang dibuat oleh Bloom untuk tujuan pembelajaran. Menurut Joseph Frank (1995, dalam Asfandiyar, 2007:6) salah satu metode efektif yang dapat mengembangkan tiga aspek tersebut adalah metode storytelling karena anak-anak secara alamiah senang mendengankan cerita. Disamping itu, cerita dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan bahasa [1].

Metode storytelling dapat dikemas dalam beberapa cara, salah satunya menggunakan multimedia (audio video). Subroto (1992) dalam bukunya mencantumkan riset oleh Patricia Marks Greenfield yang melibatkan anak-anak umur 6 tahun. Anak-anak ini dibagi menjadi empat kelompok yang berbeda. Setiap anak diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) melalui televisi, pada waktu yang berbeda, kelompok lain diberi kesempatan untuk mendengarkan media kaset atau radio. Setelah di uji ingatannya, hasilnya ternyata anak yang menonton film lebih baik daripada yang mendengarkan radio. Hal ini dikarenakan media televisi memiliki tambahan berupa ilustrasi visual yang dinamis [2].

Page 10: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

9

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dirancang Video Animasi 2D Peternakan Lembah Kamuning Sebagai Media Edukasi Untuk Anak-Anak guna membantu penyampaian infromasi yang diberikan oleh LKDF kepada anak-anak yang mengikuti wisata edukasi ditempat ini serta membuat video animasi ini menarik bagi anak-anak.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian oleh Hamtiah dkk, (2012) dengan judul “Efektifitas Media Audio Visual (Video) Terhadap Tingkat Pengetahuan Petani Ternak Sapi Perah Tentang Kualitas Susu Di Desa Indrokilo Kecamatan Unganran Barat Kabupaten Semarang” mengatakan Desa Indrokilo Kecamatan Ungaran Barat merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan peternakan sapi perah dan media penyuluhan audio visual (video) memiliki peranan dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden; terbukti terjadi peningkatan dan perubahan dalam pengetahuan[3].

Penelitian yang dilakukan Niswah, Sya’adatun (2013) dengan judul “Pengaruh Metode Storytelling Terhadap Pengembangan Minat Baca Dan Bahasa Anak kelompok B Di TK Tunas Bangsa Pati Tahun Ajaran 2012/2013” mengatakan bahwa dengan menggunakan metode storytelling berpengaruh secara signifikan terhadap minat baca dan bahasa anak dengan begitu anak dapat dengan mudah mencerna informasi yang diberikan [4].

Penelitian Wijaya dkk, (2014) dengan judul “Perancangan Video Edukasi Tentang Manfaat Dan Kandungan Gizi Susu Sapi Segar Untuk Anak-Anak” menyatakan bahwa susu cepat saji atau susu kotak yang mudah ditemui di toko-toko belum tentu terjamin kebersihannya dan kandungan gizinya daripada susu sapi segar, maka dari itu dirancanglah video edukasi dengan tujuan untuk dapat membantu mensosialisasikan pentingnya minum susu terutama susu sapi segar untuk pertumbuhan anak-anak sejak dini [5].

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang sudah dilakukan dalam hal penggunaan media edukasi berupa video, dan metode storytelling dinilai dapat membuat anak lebih tertarik dan dapat dengan mudah mencerna informasi yang diberikan.

Lembah Kamuning Dairy Farm (LKDF) yang terletak di Desa Cigugur, Kuningan, Jawa Barat ini merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang peternakan khususnya peternakan sapi. Selain itu di Lembah Kamuning terdapat kegiatan bagi anak-anak mulai dari PAUD hingga anak SD untuk dikenalkan pada dunia peternakan. Kegiatan ini bisa disebut juga Edutourism (Agro Wisata Edukasi). Eduagrotourism ini meliputi manfaat susu dan olahannya, cara merawat sapi-sapi, hingga belajar tentang integrated farming.

Multimedia adalah gabungan dari beberapa unsur yaitu teks, grafik, suara, video dan animasi yang menghasilkan presentasi untuk menyampaikan pesan kepada publik. Bagi pengguna komputer multimedia dapat diartikan sebagai informasi komputer yang dapat disajikan melalui audio atau video, teks, grafik dan animasi. Sedangkan untuk manfaat dari multimedia adalah untuk proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan [6]. Manusia memiliki karakteristik sendiri dalam daya serap pembelajaran. Menurut Wiroatmojo dan

Page 11: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

10

Sasonoharjdjo (2002) proses belajar seseorang dengan menggunakan indra pengelihatan mencapai 82%, pendengaran 11%, peraba 3,5%, perasa 2,5% dan penciuman 1% [8]. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila penyampaian materi pelajaran lebih banyak memanfaatkan indera pengelihatan akan memperoleh hasil yang paling tinggi. Apabila digabungkan antara pemanfaatan indera pengelihatan dan pendengearan secara bersama-sama, maka hasilnya akan lebih maksimal lagi.

Animasi 2D adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan perubahan visual sepanjang waktu yang memberi kekuatan besar pada proyek multimedia dan halaman web yang dibuat. Banyak aplikasi multimedia menyediakan fasilitas animasi [9].

Media edukasi secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan [10].

Golden Age merupakan masa emas bagi perkembangan anak. Perkembangan ini meliputi perkembangan kognitif, sosial emosi, bahasa, dan psikomotorik. Bahasa merupakan aspek penting dalam pertumbuhan anak-anak. Karakteristik bahasa anak pada usia 3-6 tahun ini menurut Jamaris (2006) yaitu anak sudah dapat menggunakan kalimat baik dan benar, menguasai 90% dari fonem dan sintaksis bahasa yang digunakan, anak sudah dapat mendengar orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut, dan anak dapat menjadi peran pendengar yang baik [9]. Dalam perkembangan bahasa anak, metode bercerita (stortytelling). Brewer (2007:286) dalam bukunya mengatakan melalui menyimak cerita siswa dapat mengembangkan kosakata dan pengetahuan tatabahasa [11]

Storytelling adalah sebuah seni bercerita yang dapat digunakan sebagai sarana untuk menamkan nilai-nilai pada anak yang dilakukan tanpa perlu menggurui sang anak. Dalam kegiatan storytelling, proses bercerita menjadi sangat penting karena dari proses inilah nilai atau pesan dari cerita tersebut dapat sampai pada anak [12]. Yuliantini (2012) dalam penelitiannya mengatakan, bahwa pengembangan bahasa anak, pendidik dapat menggunakan berbagai macam metode dalam menyampaikan pesan pembelajaran, yang dapat merangsah dan menambah kosakata anak, serta dapat menumbuhkan minat baca pada anak, Salah satunya yang dapat digunakan adalah metode storytelling [13].

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan melakukan wawancara, studi pustaka, dan observasi langsung. Sedangkan strategi yang digunakan adalah Design Process Strategy. Design Process adalah cara yang digunakan designer saat mengerjakan sebuah proyek tertentu. Detail disetiap langkahnya dapat berbeda-beda namun jika dilihat secara keseluruhan tiap langkah tersebut terlihat sama. Saat mengerjakan sebuah project, sangatlah penting untuk tetap berada di dalam jalur desain yang telah dibuat diawal, walaupun produk yang dibuat telah selesai namun pada saat pengerjaannya tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan maka hasil yang diperoleh pun berkualitas rendah [14]. Diagram Design Process dapat diliat pada Gambar 1.

Page 12: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

11

Gambar 1. Tahapan Design Process Strategy (discoverdesign.com)

Tahapan pertama adalah melakukan wawancara terhadap pengelola peternakan

Lembah Kamuning yaitu Bapak Sudarmoko. Tahap ini dilakukan guna mengetahui kebutuhan dari Lembah Kamuning akan media penyampaian yang digunakan pada saat anak-anak PAUD hingga SD ini melakukan wisata edukasi ditempat ini. Selain itu wawancara ini juga diperlukan untuk mengetahui materi yang akan disampaikan dalam video ini nantinya.

Wawancara kedua ditujukan kepada pengajar yang bertugas menyampaikan materi saat ada acara wisata edukasi, dalam hal ini yaitu Ibu Nanik. Dari wawancara ini didapatkan masalah jika pada saat ada kunjungan dari sekolah-sekolah, dan Pada saat itu juga pengajar tidak sedang berada di tempat maka diperlukan adanya media pengganti penyampaian informasi ini.

Pada tahap kedua ini dapat diuraikan masalah yang terjadi di LKDF, yaitu tidak adanya media pengganti saat pengajar tidak berada ditempat dan pada saat itu juga ada kunjungan dari sekolah-sekolah disekitar Lembah Kamuning. Ada pula keinginan LKDF untuk menjadikan fasilitas wisata edukasi menjadi wahana yang lebih baik dan layak untuk dijadikan acuan edukasi tentang dunia peternakan sapi perah untuk anak-anak PAUD hingga SD di wilayah sekitar Lembah Kamuning. Cakupan materi informasi yang akan diberikan oleh media ini meliputi tentang perawatan sapi dan kandang, pemberian makan sapi, pemerahan susu hingga pengolahan susu tersebut.

Setelah mengetahui kebutuhan dan masalah yang terjadi di LKDF dan mendapatkan hasil gambaran tentang suasana LDKF dan kegiatan wisata edukasi tersebut maka dibuatlah media berbentuk video animasi 2 dimensi yang dimulai dari pemilihan tema dan konsep yang akan dipakai. Tema tersebut yaitu menggunakan storytelling dengan mengangkat konsep ilustrasi pop up book. Suasana LKDF dan kegiata wisata edukasi dapat pada Gambar 2.

Page 13: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

12

Gambar 2. Suasana LDKF dan kegiatan Wisata Edukasi

Pada tahap selanjutnya dari data yang didapat, dibuatlah perancangan dan

produksi animasi. Proses perancangan dan produksi animasi ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 3 Proses Perancangan & Produksi Animasi

Dalam tahap perancangan media edukasi ini dipilih konsep animasi 2 dimensi dengan tampilan visual yang lucu, simple, dan berwarna cerah. Dasar pemilihan konsep dan tampilan visual ini karena karakteristik anak yang suka dengan hal yang lucu, sesuatu yang simpel agar mudah diingat dan memiliki warna cerah yang dapat menarik perhatian mereka. Hal ini juga didukung oleh Xie (dalam Kusuma, 2014) yaitu animasi 2D cocok untuk anak-anak karena menggunakan bahasa dan gambar yang dapat memudahkan anak-anak dalam menangkap pesan yang akan disampaikan [15].

Tema yang digunakan dalam pembuatan animasi media edukasi ini adalah storytelling supaya anak-anak dapat lebih mudah menerima materi dan informasi yang diberikan serta penggunaan animasi 2D yang lucu sehingga menarik perhatian bagi anak-anak. Dalam animasi ini peternakan LKDF berilustrasikan sebuah buku yang terbuka dan terdapat suasana pegunungan untuk menggambarkan suasana Kabupaten Kuningan, setelah itu muncul berbagai karakter jenis hewan ternak untuk memperkenalkan hewan-hewan ternak yang ada di tempat ini, kemudian menuju ke Lembah Kamuning tempat sapi perah berada.

Setelah merancang konsep selesai dilanjutkan dengan tahap pembuatan storyline untuk menentukan alur cerita yang sesuai dengan animasi. Dibutuhkan storyline untuk merangkai kejadian menjadi sebuah cerita sehingga menjadi kerangka utama pembuatan animasi.

Setelah merancang konsep dan storyline dilanjutkan tahap pembuatan sketsa karakter untuk menentukan karakter yang cocok dalam perancangan Video Animasi 2D

Page 14: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

13

Peternakan Lembah Kamuning Sebagai Media Edukasi Untuk Anak-Anak. Sketsa karakter dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Sketsa Karakter

Kemudian tahap selanjutnya dilanjutkan dengan perancangan storyboard untuk menggambarkan secara garis besar bagaimana animasi akan ditampilkan, serta mempersiapkan informasi-informasi apa saja yang ingin disampaikan dalam animasi ini. Storyboard dari animasi ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Storyboard Animasi

Page 15: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

14

Setelah tahap Storyboarding selesai dilanjutkan tahap selanjutnya, dalam proses produksi melakukan pembuatan karakter animasi dalam bentuk digital. Pembuatan karakter animasi ini meliputi peternak, anak kecil, ayam, burung, sapi dan kuda. Pembuatan karakter dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Pembuatan karakter dalam bentuk digital

Kemudian dilanjutkan dengan animatics draft. Animatic. Animatic dibuat secara sederhana untuk memperlihatkan alur cerita secara garis besar dengan. Awal dari pembuatan film. Animatic dibuat sesuai dengan storyboard yang telah diberi Voice over (narasi) dan Background Music (BGM). Proses animatic dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 16: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

15

Gambar 7. Animatic

Setelah animatic selesai selanjutnya yaitu tahap animasi. Pada tahap animasi ini, dibuat sesuai dengan animatic yang telah dibuat sebelumnya dengan ditambahkan detail yang lebih jelas. Dalam tahap ini dilakukan pergerakan ke karakter-karakter yang telah dibuat dan memberi pergerkan pada kamera. Animasi dilakukan dengan cara memisahkan setiap scene sehingga nantinya akan dijadikan satu dithaap Compositing. Hasil animasi dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Animasi

Setelah tahap animasi selesai tahap selanjutnya yaitu Compositing. Ditahap ini scene-scene yang telah selesai lalu dijadikan satu menjadi sebuah rangkaian video animasi. Setelah compositing selesai, selanjutnya dilakukan pengecekan kembali disetiap scenenya, tahap ini dilakukan agar jika terjadi kesalahan pada saat tahap aniamtion maupun di tahap compositing dapat langsung diperbaiki sebelum melakukan tahap terakhir yaitu rendering. Tahap rendering akan dilakukan setelah susuan video animasi ini dinyatakan baik dan sudah tidak adanya kesalahan di dalamnya. Setelah perancangan media dilakukan langkah selanjutnya pada design process yaitu evaluasi. Tahap evaluasi ini dilakukan langsung di LKDF, dengan Bapak H. Sudarmoko dan Ibu Nanik sebagai orang yang mengevaluasi. Evaluasi disni mencakup, kelengkapan point-point yang diberikan oleh pihak LKDF. Cara terbaik untuk melakukan evaluasi ini yaitu dengan melihat kembali informasi apa saja yang pengguna ingin berikan dalam produk ini.

Tahap selanjutnya adalah tahap revisi. Jika pada tahap evalasi terjadi kesalahan atau adanya konten yang masih dianggap kurang cocok, maka ditahap inilah revisi ini dilakukan sesuai dengan catatan revisi yang telah diberikan. Setelah menyelesaikan tahap revisi, selanjutnya dilakukan peninjauan ulang sesuai dengan analisa yang telah didapat ditahap pertama. Selanjutnya setelah media ini selesai ditinjau dan tidak terdapat kesalahan lagi maka video animasi sebagai media edukasi ini dapat dikemas dan ditayangkan ke target audience.

Page 17: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

16

4. Hasil dan Pembahasan

Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah Kamuning Sebagai Media Edukasi Untuk Anak-Anak berisi informasi tentang kegiatan yang dilakukan saat mengikuti wisata edukasi di LKDF. Pada gambar 10 merupakan scene 1 yang ada di dalam Video Animasi. Pada scene ini terdapat opening dan intro tentang Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dimana letak LKDF berada serta menceritakan secara singkat suasana dari daerah tersebut. Di scene ini terdapat ilustrasi suasana Kabupaten Kuningan yang digambarkan dengan padang rumput hijau dan pepohonan yang rindang. Pesan yang ingin disampaikan yaitu dengan ilustrasi seperti demikian, anak-anak dapat mengetahui lingkungan mereka yang bersih dan indah. Hasil perancangan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Opening dan scene 1

Pada Gambar 10 merupakan scene 2 yang menceritakan tentang lingkungan di tempat ini dan juga kondisi masyarakat serta aktivitas mereka sehari-hari. Adapula sedikit informasi pengantar tentang LKDF dan juga pemiliknya yaitu Bapak H. Sudarmoko. Hasil dari scene 2 dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Scene 2

Pada Gambar 11 merupakan scene 3 yang menceritakan tentang informasi LKDF mulai dari jumlah sapi dan jenis sapi serta informasi singkat tentang bagaimana memperlakukan anak sapi dengan benar. Hasil dari scene 3 dapat dilihat pada gambar 11.

Page 18: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

17

Gambar 11. Scene 3

Pada Gambar 12 merupakan scene 4 yang menceritakan tentang cara merawat sapi, mulai dari membersihkan badan sapi hingga memberi makannya. Serta informasi singkat tentang LKDF mengelola limbah dari sapi ini. Hasil dari scene 4 dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Scene 4

Pada Gambar 13 merupakan scene 5 yang berisi informasi tentang prosedur pemerahan susu sapi dan informasi tentang waktu yang baik untuk memerah susu sapi. Hasil dari scene 5 dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13. Scene 5

Pada Gambar 14 merupakan scene 6 yang menceritakan proses setelah pemerahan susu sapi. Pada scene ini terdapat informasi tentang prosedur pengumpulan susu sapi dan pendistribusian susu ke pabrik pengolahan susu di sekitar Kabupaten Kuningan. Hasil dari scene 6 dapat dilihat pada gambar 14.

Page 19: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

18

Gambar 14. Scene 6

Pada Gambar 16 merupakan scene 7 dan 8 yang menceritakan tentang kandungan gizi dan manfaat dari segelas susu serta ajakan untuk meminum susu secara rutin bagi anak-anak. Hasil dari scene 7 dan 8 dapat dilihat pada gambar 16.

Gambar 15. Scene 7 dan 8

Closing pada video animasi ini berisi tentang ajakan untuk praktek langsung ke kandang sapi agar anak-anak dapat mengaplikasikan informasi yang telah diberikan dalam video ini serta contoh kegiatan yang dapat dilakukan di kandang sapi. Closing dapat dilihat pada gambar 16.

Gambar 16. Scene 9, Closing

Untuk mendukung video animasi ini maka dirancang desain xbanner agar dapat

membuat suasana belajar saat video ini ditanyangkan menjadi lebih menarik. Desain xbanner dapat dilihat pada gambar 17.

Gambar 18. Hasil desain xbanner

Page 20: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

19

Pengujian pertama dilakukan secara kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap Drs. H. Sudarmoko selaku pemilik LKDF untuk menilai konten dari animasi, pesan, serta manfaat yang terkandung dalam animasi. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa animasi sudah menarik, pesan dan manfaat sudah tersampaikan dengan baik kepada responde. Pihak LKDF sudah antusias untuk menjadikan animasi ini sebagai media edukasi bagi anak-anak yang berkunjung ke LKDF.

Pengujian kedua dilakukan terhadap Ibu Elly selaku guru di TK-SD Kanisius Lamper Tengah, Semarang. Dalam pengujian ini mencakup keberhasilan media storytelling yang dikemas dalam bentuk video animasi 2D, ilustrasi yang digunakan, dan penyampaian bahasa yang terdapat dalam video ini. Hasil dari pengujian ini yaitu, video animasi peternakan Lembah Kamuning ini merupakan media yang cocok dan bisa digunakan sebagai media edukasi bagi anak-anak TK Kanisius Lamper Tengah ini, gambarnya pun sangat bagus dan menarik lalu bahasa yang digunakan pun sangat jelas dan sebagian besar dapat dimengerti oleh anak-anak.

Pengujian berikutnya dilakukan terhadap anak-anak TK Kanisius Lamper Tengah, Semarang. Pengujian ini mencakup seberapa banyak informasi yang mereka tangkap serta ketertarikan anak terhadap media ini. Dari beberapa anak yang telah menyaksikan video animasi ini, mereka mengaku sangat senang belajar dengan menggunakan media seperti ini karena mereka dapat melihat gambar yang menarik serta banyak juga dari yang mereka mengerti informasi yang disampaikan oleh video animasi ini dan mereka merasa terhibur dengan adanya media seperti ini dikegiatan belajar mereka. 5. Simpulan dan Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagi berikut, Video Animasi 2D Peternakan Lembah Kamuning Sebagai Media Edukasi ini merupakan media yang baik dan menarik sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran mengenai peternakan dan manfaat susu sapi. Video ini juga diminati oleh anak-anak karena dirancang dengan visual yang menarik serta bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka sehingga infomarsi yang diberikan dapat mereka tangkap dengan baik pula. Untuk kedepannya penelitian ini dapat dikembangkan lagi di segment interaksi dengan anak-anak, seperti memberikan pertanyaan atau dapat menggunakan media interaksi lainya.

6. Daftar Pustaka [1] Asfandiyar, Andi Yudha. 2007. Cara Pintar Mendongeng. Jakarta: Mizan. [2] Subroto, Darwanto Sastro. 1992. Televisi Sebagai Media Pendidikan.

Yogyakarta: Duta Wacana University Press. [3] Hamtiah, Siti. 2012. Efektivitas Media Audio Visual (Video) Terhadap Tingkat

Pengetahuan Petani Ternak Sapi Perah Tentang Kualitas Susu Di Desa Indrokilo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro

Page 21: Perancangan Video Animasi 2D Peternakan Lembah …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10462/2/T1_692011033_Full... · diberikan kesempatan menonton film kartun (animasi) ... digunakan

20

[4] Niswah, Sya’adatun. 2013. Pengaruh Metode Storytelling Terhadap

Pengembangan Minat Baca dan Bahasa Anak Kelompok B di TK Tunas Bangsa Pati Tahun Ajaran 2012/2013. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[5] Wijaya, Hervan. 2015. Perancanagan Video Edukasi Tentang Manfaat Dan

Kandungan Gizi Susu Sapi Segar Untuk Anak-Anak. Surabaya: Unversitas Kristen Petra.

[6] Vaughan, Tay. 2004. Multimedia: Making It Work. Yogyakarta: Andi.

[7] Wiroatmojo, Piran dan Sasonohardjo. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: LAN RI

[8] Khrisna, Murthy. 2002. Dasar-Dasar Animasi. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo. [9] Nurseto, Tejo. 2014. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta. [10] Jumaris, Martin. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman

Kanak-Kanak. Jakarta: Grasindo. [11] Tim Literasi FIP Univeristas Pendidikan Indonesia. 2013. Teori dan Praktik

Storytelling untuk Sekolah Dasar. Jawa Barat: PT. Danone Indonesia. [12] Yuliantini, Tantin. Efektivitas Kegiatan Storytelling Dalam Meningkatkan

Minat Baca Anak Usia Dini Pada POS PAUD Sakura RW 02 Keluarahan Cigugur Tengah Kota Cimahi”. Jawa Barat.

[13] Brewer. 2007. Introduction to Early Childhood Education Preschool Through

Primary Grades. USA: Pearson. [14] Vliet, Melisa Van. Design Process. rghsdvc.weebly.com/design-process.html.

diakses pada tanggal 15 Januari 2016. [15] Kusuma, Elisa Rahardiyani. 2014. Pembuatan Animasi 2D dengan Gaya Komik

Berjudul “Rarang dan Leungli”. Surabaya.