PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA BERBASIS …
Transcript of PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA BERBASIS …
PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA BERBASIS
KRITERIA BALDRIGE EXCELLENCE FRAMEWORK
DENGAN METODE QUANTITATIVE MODELS FOR
PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM
DI PT. INTAN SUAR KARTIKA
TESIS
Oleh
IVO ANDIKA H
147025006 / TI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA BERBASIS
KRITERIA BALDRIGE EXCELLENCE FRAMEWORK
DENGAN METODE QUANTITATIVE MODELS FOR
PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM
DI PT. INTAN SUAR KARTIKA
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Teknik
dalam Program Studi Teknik Industri
pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
IVO ANDIKA H
147025006 / TI
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA
BERBASIS KRITERIA BALDRIGE EXCELLENCE
FRAMEWORK DENGAN METODE QUANTITATIVE
MODELS FOR PERFORMANCE MEASUREMENT
SYSTEM DI PT.INTAN SUAR KARTIKA
Nama Mahasiwa : Ivo Andika Hasugian
Nomor Pokok : 147025006
Program Studi : Teknik Industri
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng) (Prof.Dr.Ir. Harmein Nasution, MSIE)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Dekan
(Dr. Ir. Nazaruddin, MT) (Ir. Seri Maulina, M.Si, Ph.D)
Tanggal Lulus : 04 Mei 2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Telah di uji pada
Tanggal : 04 Mei 2017
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng
Anggota : Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE
Prof. Dr. Ir. Humala L. Napitupulu, DEA
Dr. Ir. Juliza Hidayati, MT
Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA BERBASIS
KRITERIA BALDRIGE EXCELLENCE FRAMEWORK DENGAN METODE
QUANTITATIVE MODELS FOR PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM
(QMPMS) DI PT. INTAN SUAR KARTIKA adalah benar hasil karya saya
sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber
data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, Juli 2017
Yang Membuat Pernyataan,
Ivo Andika Hasugian
NIM. : 147025006 / TI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MOTTO & PERSEMBAHAN
“Tidak ada batas untuk berkembang, karena tidak ada batas bagi kapasitas
manusia untuk kecerdasan, imajinasi dan rasa ingin tahu”.
(Ronald Reagen)
“Orang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan atau kenyamanan tapi
mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan dan air mata”.
(Anonim)
“Bila Anda memimpikan hal-hal besar,Anda dapat memperoleh hal-hal besarpula”
(Walt Disney)
Tesis ini kupersembahkan salah satu karya sebagai tanda terima kasih atas
perjuangan, doa dan dukungan oleh kedua orangtuaku, istriku Nanda Lestari dan
kedua putraku selama ku tempuh jalan pendidikan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Penelitian ini merancang model pengukuran kinerja di PT. Intan Suar Kartika
Medan menggunakan metode Quantitave Models for Performance Measurement
System (QMPMS) dengan berbasis kriteria baldrige excellence performance. Kinerja
organisasi yang meningkat sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka
meningkatkan daya saing. Untuk dapat mengukur kinerja organisasi dengan baik,
diperlukan rancangan model pengukuran kinerja yang mampu mengukur efektivitas
dan efisiensi dari setiap aktivitas dalam organisasi. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi dan membawa dampak pada kinerja perusahaan. Faktor-faktor itu
adalah perencanaan strategis, fokus kepada pelanggan dan pasar, fokus kepada
tenaga kerja, fokus kepada operasi dan kepemimpinan. Data penelitian diperoleh dari
penyebaran kuesioner terhadap 150 tenaga kerja. Pendekatan statistik yang
digunakan adalah pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) dengan
menggunakan bantuan program SPPS Amos versi 22 dalam pengolahan data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan strategis (0,989), fokus
kepada pelanggan dan pasar (0,203), fokus kepada tenaga kerja (0,190), fokus
kepada operasi (0,173) dan kepemimpinan (0,235) berpengaruh langsung terhadap
kinerja perusahaan. Sementara itu, perencanaan strategis dan fokus kepada operasi
juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja perusahaan melalui
kepemimpinan.
Perancangan model pengukuran kinerja PT.Intan Suar Kartika Medan
berhasil mengidentifikasi 25 Key Performance Indicators (KPI), yaitu 4 KPI kriteria
perencanaan strategis, 5 KPI kriteria fokus terhadap pelanggan dan pasar, 5 KPI
kriteria fokus terhadap tenaga kerja, 5 KPI kriteria kriteria tenaga kerja, 6 KPI
kriteria fokus kepada operasi, 5 KPI kriteria kepemimpinan. Tersedia model hirarki
dan matriks pengukuran kinerja yang dapat di implementasikan di perusahaan.
Kata kunci: Kinerja perusahaan, Structural Equation Modeling, Perancangan Model
Pengukuran Kinerja, Key Performance Indicator.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
This research design performance measurement model at PT. Intan Suar
Kartika Medan using QMPMS method based on baldrige excellence performance
criteria. Increased organization performance is really needed by company in order
to enhance its competitiveness ability. In order to the organization performance
measurement well, we need to design performance measurement model which is able
to measure the effectiveness and the efficiency of all activities in the organization.
That are some factors that affect and bring impact to the company performance. That
factors are strategic planning, customer and market focus, workforce focus,
operations focus and leadership.
The data is obtained from spreading the questionnaire to 150 labors. Statistic
approach that are used is Structural Equation Modeling approach by using SPPS
Amos program version 22 in data processing.
This research’s result showed that strategic planning (0,548), customer and market
focus (0,112), workforce focus (0,105), operations focus (0,105) and leadership
(0,130) are directly affected the company performance. Meanwhile, strategic
planning and operations focus is also indirectly affected the company performance
through leadership.
The design of PT. Intan Suar Kartika Medan’s performance measurement model
successfully identified 25 Key Performance Indicators (KPIs), which are 4 KPIs of
strategic planning criteria, 5 KPIs of customer and market focus criteria, 5 KPIs of
workforce focus criteria, 6 KPIs of operations focus criteria, 5 KPIs of leadership
criteria. There are hirarchy model and matrix model for performance measurement.
Keywords : Company performance, Structural Equation Modeling, Performance
measurement models design, Key Performance Indicator.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP
Ivo Andika Hasugian lahir di Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 15 April
1985, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak S.
Makmur Hasugian, SH, MH. dan Arista Purba, S.Km.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun 1997 di SD
Khalsa Medan, pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama pada tahun 2000 di
SLTP Negeri 1 Medan, dan pendidikan sekolah menengah umum di SMU Negeri 17
Medan pada tahun 2003.
Pada tahun 2004, melanjutkan kuliah di Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik dan menyelesaikan pendidikan tersebut pada tahun 2008. Pada tahun
2014 penulis melanjutkan pendidikan Magister Teknik Industri di Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
Penulis sejak tahun 2006 merintis usaha bernama Klinik Komputer yang
beralamat di Jl. Dr.Mansyur 47-a. Pada tahun 2010 penulis menikah dengan
Nanda Lestari, S.Si, kemudian mendirikan perusahaan bernama CV. IC-COM.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Perancangan
Model Pengukuran Kinerja Berbasis Kriteria Baldrige Excellence Framework
Dengan Metode Quantitative Models For Performance Measurement System
(QMPMS) di PT. Intan Suar Kartika”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
satu masukan untuk perusahaan, dalam rangka perbaikan kinerja perusahaan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir.
Nazaruddin, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara dan Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng sebagai
pembimbing utama yang telah banyak memberikan dukungan, dan arahan. Bapak
Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE sebagai anggota komisi pembimbing yang
telah banyak membantu dalam memberikan arahan, dukungan, serta petunjuk dalam
penyusunan tesis ini.
Pimpinan PT. Intan Suar Kartika yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian dan membantu penulis dalam
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan selama penelitian. Seluruh
karyawan PT. Intan Suar Kartika khususnya ibu Juli, bapak Mudji serta bapak Viko
Nainggolan atas bantuan dan kerjasamanya hingga penulis dapat menyusun tesis ini.
Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan secara moril dan
materil selama penulis menjalankan studi S2 dan dalam penyelesaian tesis ini.
Teman-teman yang telah banyak membantu penulis khususnya angkatan 19 atas
kerja samanya dalam menjalani perkuliahan dan penyelesaian tesis ini. Sahabat-
sahabat penulis di Magister Teknik Industri USU ; Nukhe, Dewi, Petri. Terimakasih
kepada mbak Santi staf Magister Teknik Industri USU yang telah membantu penulis
dalam memberikan informasi seputar perkuliahan dan tesis. Terimakasih juga untuk
teman-teman seperjuangan dalam perkuliahan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK.............................................................................................................
ABSTRACT............................................................................................................
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
i
ii
iii
iv
vi
ix
xi
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………… 5
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………. 5
1.4. Manfaat Penelitian…………………………...………………… 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
1.5. Batasan Masalah ……………………………………………….. 6
1.6. Asumsi-asumsi……………………. ………………………….. 7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Pengukuran Kinerja……………………………………………… 8
2.1.1. Pengertian Pengukuran Kinerja.........................................
2.1.2. Tujuan Pengukuran Kinerja................................................
8
9
2.2. Perkembangan sistem pengukuran kinerja ….………………… 10
2.2.1. Standar Kinerja Perusahaan di Berbagai Negara............... 11
2.3. Quantitave Models for Performance Measurement System……. 17
2.3.1. Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
dan Hubungannya ……………............................................
18
2.3.2. Faktor-Faktor Secara Hirarki……………………………
2.3.3. Mengukur Pengaruh Faktor-Faktor Terhadap Kinerja….
20
20
21
2.4. Structural Equation Modeling (SEM)………………………..…….. 22
2.4.1. Penerapan SEM dalam Baldridge Excellence Framework 26
2.5. Penelitian Terdahulu………………………………………..…….. 29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
viii
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Kerangka Konseptual..……………………………………..…… 38
3.1.1. Model Pengukuran.............................................................
3.1.2. Model Struktural................................................................
45
45
3.2. Rumusan Hipotesis...……………………………………..…… 46
3.3. Definisi Operasional...……………………………………..…… 47
BAB 4
RANCANGAN PENELITIAN
4.1. Tipe Penelitian…………………………………………………. 48
4.2. Lokasi Penelitian.......................................................................... 48
4.3. Gambaran umum perusahaan....................................................... 48
4.3.1. Sejarah singkat................................................................... 48
4.3.2. Ruang Lingkup bidang usaha............................................
4.3.3. Struktur Organisasi............................................................
4.4.4. Data tenaga kerja perusahaan............................................
4.4. Metode Penelitian.........................................................................
4.4.1. Tahapan Penelitian.............................................................
4.4.2. Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian........................
49
50
51
52
53
55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
4.4.3. Teknik Pengumpulan Data................................................
4.4.4. Analisis Data.....................................................................
4.4.5. Tahap Perancangan...........................................................
4.4.6. Kesimpulan dan Saran......................................................
56
68
73
73
BAB 5
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data…………..………………………………….
5.1.1. Pengumpulan Data Tahap Awal.......................................
5.1.2. Pengumpulan Data Tahap Akhir.......................................
5.2. Pengolahan Data…………..…………………………………….
5.2.1. Hasil Pengolahan Data Model Pengukuran.......................
5.2.2. Hasil Pengolahan Data Model Struktural..........................
5.2.3. Hasil Pengolahan Data Persamaan Matematika.................
5.2.4. Validitas Konvergen Model...............................................
74
74
77
78
78
85
87
95
BAB 6 ANALISIS DAN PERANCANGAN
6.1. Analisis…………. …………..………………………………….
6.1.1. Analisis Kecocokan...........................................................
6.1.2. Evaluasi Hipotesis Penelitian............................................
97
97
118
121
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
x
6.2. Perancangan Model Pengukuran Kinerja.....................................
6.2.1. Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
dan Hubungannya...........................................................
6.2.2. Menyusun Faktor-Faktor Secara Hirarki………………...
6.2.3. Mengukur Pengaruh dari Faktor-faktor Terhadap Kinerja
122
124
125
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan……. …………..………………………………….
7.2. Saran……..……. …………..………………………………….
131
132
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1. Kriteria Kinerja Perusahaan di Berbagai Negara…………......................
2.2. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan..............................................
4.1. Alokasi Tenaga Kerja pada PT. Intan Suar Kartika……………………
4.2. Skala Penelitian........................................................................................
4.3. Atribut (Indikator) masing-masing Variabel Laten……………………..
4.4. Indeks Pengujian Kelayakan Model……................................................
5.1. Hasil Uji Validitas ……………………………………….……………..
5.2. Hasil Uji Realibilitas……..……………………. ………………..……..
5.3. Deskripsi Penyebaran Kuesioner Penelitian ……………………………
5.4. Standardized Regression Weights: Perencanaan strategis ………….….
5.5. Standardized Regression Weights: Fokus kepada pelanggan dan pasar…
5.6. Standardized Regression Weights: Fokus kepada tenaga kerja………….
5.7. Standardized Regression Weights: Fokus kepada operasi…………….…
5.8. Standardized Regression Weights: Kepemimpinan…………………..…
5.9. Standardized Regression Weights: Kinerja…………………………..…
5.10. Regression Weight (factor loading) Measurement Model…………………
12
34
51
57
60
70
75
76
77
80
81
82
83
84
85
95
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xii
6.1. Hasil Pengujian Kelayakan Kelompok Absolute Fit Measures …………
6.2. Hasil Pengujian Kelayakan Kelompok Incremental Fit Measures …….
6.3. Hasil Pengujian Kelayakan Kelompok Parsimonious Fit Measures….…
6.4. Hasil Analisis Kecocokan Keseluruhan Model …………………………
6.5. Hasil Analisis Kecocokan Keseluruhan Model Modifikasi ……………
6.6. Hasil Pengolahan Data Perencanaan strategis.…………………………
6.7. Hasil Pengolahan Data Fokus kepada pelanggan dan pasar ……………
6.8. Hasil Pengolahan Data Faset Fokus kepada tenaga kerja ………………
6.9. Hasil Pengolahan Data Faset Fokus kepada operasi…………………….
6.10. Hasil Pengolahan Data Faset Kepemimpinan. ……………………….…
6.11. Hasil Pengolahan Data Faset Kinerja Perusahaan.………………………
6.12. Evaluasi Koefisien Model Struktural…………….………………………
6.13. Nilai Pengaruh Langsung Faktor Terhadap Kinerja……..………………
6.14. Direct Effect Factor …………………………….……..………………
6.15. Indirect Effect Factor ……………………………..……..………………
6.16. Total Effects Dari Factor ……………………….……..………………
6.17. Bobot Pengaruh Dari Faktor Terhadap Kinerja ………..……………….
6.18. Bobot Pengaruh Dari Indikator Terhadap Kinerja ……..…………….…
6.19. Model Matriks Pengukuran Kinerja ……………………..……………
98
100
101
102
105
107
108
110
111
112
113
118
123
123
124
124
126
126
129
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1. Baldrige Excellence Framework………………………………....................
2.2. Kerangka kerja pendekatan QMPMS………………...............................
2.3. Cognitive Maps…………………................................................................
2.4. Diagram Sebab Akibat……....................................................................
2.5. Tree Diagram…………………………………………………………..............
2.6. kuesioner perbandingan berpasangan………..........................................
2.7. Integrasi Six Sigma, Lean, Balanced Scorecard dan MBNQA …………
2.8. Model I MBNQA ………………….………..........................................
2.9. Model II MBNQA ....................................................................................
3.1. Kerangka Konseptual Penelitian...............................................................
3.2. Model Struktural Penelitian......................................................................
4.1. Struktur organisasi PT. Intan Suar Kartika..............................................
4.2. Diagram Kerangka Berpikir......................................................................
4.3. Blok Diagram Penelitian...........................................................................
4.4. Tahap pengumpulan dan pengolahan data...............................................
5.1. Uji Konfirmatori Konstruk Eksogen Perencanaan strategis ……………
14
18
19
20
21
22
30
31
32
43
44
50
52
53
58
79
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xiv
5.2. Uji Konfirmatori Konstruk Eksogen Fokus kepada pelanggan dan pasar.
5.3. Uji Konfirmatori Konstruk Eksogen Fokus kepada tenaga kerja……….
5.4. Uji Konfirmatori Konstruk Eksogen Fokus kepada operasi……………..
5.5. Uji Konfirmatori Konstruk Endogen Kepemimpinan…... ……..……….
5.6. Uji Konfirmatori Konstruk Endogen Kinerja Perusahaan ………………
5.7. Hasil Pengolahan Data Model Struktural ….……………………..……..
6.1. Model Struktural Setelah Dimodifikasi ………………….……………..
6.2. Peta Kognitif Faktor-Faktor Terhadap Kinerja ………………………….
6.3. Faktor Pengaruh Tidak Langsung …………………….………..………..
6.4. Tree Diagram Kinerja ……………….………………….……………..
6.5. Struktur dan bobot Model Pengukuran Kinerja ….……….……………..
6.6. Rancangan Model Struktural Pengukuran Kinerja di PT. Intan Suar
Kartika………………………………………………………………….
80
81
82
83
84
86
104
122
124
125
128
130
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1. Instrumen Kuesioner……………………………………………....................
2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas………………...............................
3 Rekapitulasi Hasil Kuesioner…………………………………………..
L-1
L-2
L-3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tingkat persaingan perusahaan semakin ketat sejalan dengan
diberlakukannya era perdagangan bebas seperti: AFTA (Asian Free Trade Area),
APEC (The Asia Pacific Economic Cooperation), NAFTA (North America Free
Trade Area) dan berbagai persetujuan bilateral maupun multilateral yang pada
intinya untuk mendukung persaingan bebas dalam perdagangan, seperti GATT
(General Agreement on Tariffs and Trade), Eropa Bersatu (European Union) dan
sebagainya.
Peringkat daya saing (global competitiveness index) yang dirilis World
Economic Forum (WEF) belum lama ini memperlihatkan posisi Indonesia yang
menurun. Pada periode 2015-2016 posisi Indonesia masih berada di peringkat ke-
37 dari 138 negara, namun untuk periode 2016-2017 turun ke urutan ke-41. Posisi
Indonesia ini berada di bawah negara-negara serumpun seperti Singapura dengan
urutan ke-2, Malaysia dengan urutan ke-18 dan Thailand dengan urutan ke-32.
(Nasution, 2017)
Mengantisipasi persaingan bebas tersebut, banyak perusahaan mulai
menata ulang strategi persaingannya dengan melakukan kajian terhadap tujuan
strategik perusahaan, perbandingan dengan perusahaan yang memiliki kinerja
terbaik di dunia, serta juga melakukan evaluasi yang intens terhadap kompetensi
internal perusahaan itu sendiri. Perusahaan memerlukan sistem manajemen yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan usahanya, karena dengan
menggunakan sistem manajemen yang sesuai maka perusahaan akan mampu
bersaing dan berkembang dengan baik (Sirait, 2012).
Untuk lebih meningkatkan kualitas kinerja perusahaan-perusahaan di
Indonesia terutama untuk BUMN, maka Menteri BUMN mencanangkan Program
Anugerah Kinerja Ekselen Indonesia. Program ini diselenggarakan setiap
tahunnya oleh Indonesia Quality Award Foundation dengan mengadopsi kriteria
penilaian kinerja ekselen Malcolm Baldrige National Quality Award yang
diterbitkan oleh NIST (National Institute of Standards and Technology), sebuah
lembaga di bawah departemen perdagangan Amerika yang membidangi
permasalahan standar dan teknologi. Penyelenggaraan IQA (Indonesia Quality
Award) pada perkembangannya mendapat sambutan yang cukup luas dari dunia
usaha di Indonesia. Pada periode tahun 2009 beberapa perusahaan swasta mulai
mengikuti program ini dan ke depannya penerapan Program IQA akan semakin
bertambah luas karena telah disosialisasikan ke berbagai kalangan pendidikan,
universitas, lembaga pelayanan publik dan instansi pemerintahan.
Seiring dengan perkembangan industri di Indonesia yang semakin tinggi,
tantangan untuk berdaya saing juga dirasakan oleh PT. Intan Suar Kartika yang
berlokasi di Jl. K.L Yos Sudarso Medan yang merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang pembuatan bahan bangunan, yaitu pembuatan paku (sebagai
produk utama), kawat licin maupun kawat duri, dengan bahan baku berupa
wirerods. Setiap produk dikerjakan pada bagian produksi dengan berbagai mesin
dan peralatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
Dalam menilai kinerja perusahaan, pihak manajemen melakukan suatu
pengukuran kinerja yang dinamakan SKI (Sistem Kinerja Individu), SKI ini
diberikan kepada setiap bagian untuk penilaian kinerja personal. Penilaian ini
akan dilakukan langsung oleh atasan dari setiap karyawan di setiap bagian.
Dengan adanya SKI ini, kinerja dari setiap personal dapat terukur, tetapi dalam
pengukuran ini perusahaan belum dapat mengukur performa perusahaan secara
tingkat korporasi. Pengukuran Kinerja Sistem Kinerja Individu (SKI) yang
digunakan selama ini tidak dapat dijadikan tumpuan untuk meningkatkan daya
saing PT. Intan Suar Kartika karena selama ini perusahaan tidak mengetahui
bagaimana pencapaian kinerja perusahaan. Kondisi tersebut berbeda dengan
harapan perusahaan sesuai dengan visi “Menjadikan perusahaan terpercaya yang
menyediakan layanan berkualitas berstandar dengan teknologi terkini”.
Indikator-indikator kinerja yang tersusun dalam sistem pengukuran kinerja
untuk mengukur pencapaian visi dan memberikan feed back dalam melakukan
perbaikan bagi perusahaan, saat ini belum tersedia. Indikator-indikator tersebut
juga diharapkan dapat memberikan informasi tentang skala prioritas dalam
menggambarkan kinerja. Skala prioritas itu juga menjadi dasar untuk pengambilan
keputusan perbaikan dalam pengembangan perusahaan. Perusahaan akan sulit
berkembang apabila tidak menggunakan pengukuran kinerja secara komprehensif
karena akan sulit melaksanakan program-program perbaikan yang mendukung
pengembangan perusahaan.
Kinerja Perusahaan adalah salah satu faktor yang sangat penting guna
menentukan keberadaan dan daya saing suatu perusahaan dalam persaingan yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
kompetitif. Pengukuran kinerja bertujuan untuk memberikan informasi kepada
perusahaan tentang kinerjanya, sehingga perusahaan dapat melakukan evaluasi
yang berguna untuk mengambil langkah perbaikan secara kesinambungan.
Pengukuran kinerja pada suatu perusahaan dalam periode atau jangka waktu
tertentu sangat diperlukan agar prestasi perusahaan dalam periode tersebut dapat
diketahui, apakah sudah mencapai kinerja yang diharapkan atau belum, sehingga
dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat antara kegiatan pengukuran kinerja
yang telah dilakukan dengan hasil akhir yang dicapai.
Metode perancangan sistem pengukuran kinerja yang dalam
penyusunannya memperhatikan penentuan skala prioritas indikator kinerja adalah
Quantitative Models for Performance Measurement System (QMPMS). Metode
pengukuran kinerja ini juga menggunakan AHP untuk mengukur pengaruh dari
faktor-faktor terhadap kinerja. Ada tiga langkah utama untuk merancang sistem
pengukuran kinerja dalam QMPMS, yaitu : mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja dan hubungannya, menyusun faktor-faktor tersebut secara
hirarki, dan mengukur pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kinerja.
Berdasarkan fakta-fakta diatas, penelitian ini mencoba melakukan
perancangan model pengukuran kinerja di PT. Intan Suar Kartika Medan dengan
berbasis kriteria baldrige excellence framework dengan metode quantitative
models for performance measurement system untuk mengetahui indikator-
indikator kinerja yang ada di perusahaan yang perlu di perbaiki serta
menyempurnakan pengukuran kinerja sebelumnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan maka
permasalahan yang akan dicari pemecahannya adalah bagaimana merancang
model pengukuran kinerja di PT. Intan Suar Kartika dengan berbasis kriteria
baldrige excellence framework dengan metode quantitative models for
performance measurement system agar perusahaan memiliki metode pengukuran
kinerja yang dapat mengetahui keadaan tentang kinerja perusahaan. Sehubungan
dengan permasalahan di atas maka beberapa pertanyaan mendasar yang perlu
dicari jawabannya ialah:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PT.Intan Suar Kartika?
2. Apa saja indikator kinerja kunci (key performance indicators (KPI)) yang
menggambarkan faktor-faktor tersebut dalam pengukuran kinerja?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah mendapatkan suatu rancangan model
pengukuran kinerja yang efektif dan efisien untuk diimplementasikan di PT. Intan
Suar Kartika Medan. Sasaran penelitian untuk mencapai tujuan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi model pengukuran
kinerja di PT. Intan Suar Kartika Medan.
2. Mengidentifikasi indikator-indikator kinerja kunci yang dapat
menggambarkan kinerja PT. Intan Suar Kartika Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
3. Menyusun rancangan model pengukuran kinerja perusahaan yang
dapat diimplementasikan di PT. Intan Suar Kartika Medan
1.4. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat menjadi rancangan
model pengukuran kinerja sebagai upaya untuk menyempurnakan
pengukuran kinerja sebelumnya.
2. Bagi mahasiswa akan berguna untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam pengukuran kinerja di perusahaan.
3. Bagi Perguruan Tinggi hasil penelitian ini dapat sebagai tambahan
literatur yang dapat dimanfaatkan oleh para peneliti di bidang
industri sejenis.
1.5. Batasan Masalah Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini, batasan masalah penelitian yang akan dilakukan meliputi:
1. Kriteria Baldridge Excellence Framework yang digunakan sebagai dasar
rancangan adalah edisi 2015-2016.
2. Basis perancangan dengan Baldridge Excellence Framework dibatasi
hanya dalam pengambilan kriteria dan indikator yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
3. Rancangan yang diusulkan adalah rancangan konseptual tanpa melakukan
implementasi.
1.6. Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan kinerja
perusahaan.
2. Tidak ada perubahan struktur organisasi dan jumlah personalia
perusahaan selama penelitian.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Pengukuran Kinerja
2.1.1. Pengertian Pengukuran Kinerja
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan secara keseluruhan selama
periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Pengukuran kinerja
dapat diartikan sebagai upaya untuk melakukan penilaian tehadap kualitas
aktifitas kerja yang dilakukan.
Menurut Neely et al. (2005), pengukuran kinerja adalah suatu set matrik
yang digunakan untuk menghitung efisiensi dan efektifitas dalam suatu rangkaian
tindakan. Pengukuran kinerja juga dapat diartikan sebagai penentuan secara
periodik efektifitas operasional bagian organisasi dan personilnya berdasarkan
standar dan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi-definisi
tersebut, terdapat dua dimensi penting yang menggambarkan pengukuran kinerja
yaitu efisiensi dan efektivitas. Sumanth (1984) mendefinisikan efisiensi sebagai
rasio jumlah output yang dihasilkan terhadap jumlah standar output yang
diharapkan. Sedangkan, efektivitas adalah derajat pencapaian sasaran. Dengan
perkataan lain, efektivitas adalah suatu ukuran yang menjelaskan seberapa baik
hasil yang dicapai relatif terhadap sasaran yang ditetapkan (Taufiqurrahman,
2011).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
Pengukuran kinerja pada suatu perusahaan dalam periode atau jangka
waktu tertentu sangat diperlukan agar prestasi perusahaan dalam periode tersebut
dapat diketahui, apakah sudah mencapai kinerja yang diharapkan atau belum,
sehingga dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat antara kegiatan pengukuran
kinerja yang telah dilakukan dengan hasil akhir yang dicapai. Pengukuran kinerja
merupakan komponen dalam performance-based management, yaitu suatu
aplikasi informasi sistematik yang dibangun berdasarkan perencanaan,
pengukuran, dan evaluasi kinerja menuju perencanaan yang strategik. Hasil
pengukuran kinerja dapat dijadikan landasan bagi perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaan dan melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan
kinerja, sehingga pada akhirnya perusahaan dapat meningkatkan daya saingnya.
2.1.2. Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja
Tujuan pokok pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi karyawan
dalam pencapaian sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang
telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan hasil dan tindakan yang
diinginkan (Mulyadi, 2001)
Manfaat Pengukuran Kinerja yang baik menurut Yuwono,et.all (2007)
adalah:
1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan
membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat
seluruh orang yang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberikan
kepuasan pelanggan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai mata rantai
pelanggan dan pemasok internal.
3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-
upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.
4. Membuat tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih
konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
Artley, et. al., (2001) juga menjelaskan manfaat pengukuran kinerja yang
baik adalah :
1. Pengukuran dapat lebih memfokuskan suatu perusahaan pada apa yang
ingin diselesaikan dan memaksa untuk berkonsentrasi pada waktu,
sumber daya, dan energi dalam mencapai tujuan.
2. Pengukuran kinerja dapat memperbaiki komunikasi internal karyawan
dan eksternal antar perusahaan dengan konsumen maupun stakeholders.
3. Pengukuran kinerja akan sangat bermanfaat bagi perusahaan, yaitu
dengan menyediakan suatu pendekatan yang terstruktur, yang berfokus
pada rencana strategis, tujuan, dan performansi, serta adanya
mekanisme pelaporan pada manajemen tingkat atas.
4. Pengukuran kinerja dapat membantu suatu perusahaan untuk
mempertanggung jawabkan program serta biayanya.
2.2. Perkembangan Sistem Pengukuran Kinerja
Perkembangan sistem pengukuran kinerja dapat diklasifikasikan menjadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
beberapa periode:
1. Sistem pengukuran kinerja untuk efisiensi proses (1880-1900).
2. Sistem pengukuran kinerja untuk mengukur profitabilitas unit organisasi
dan organisasi secara keseluruhan (1900-1925).
3. Relevance Cost (1925-1980).
4. Perbaikan sistem akuntansi biaya dan pembuatan sistem pengukuran
kinerja individual non finansial (1980-1990).
5. Sistem Pengukuran kinerja terintegrasi (1990-sekarang).
2.2.1. Standar Kinerja Perusahaan di Berbagai Negara
Setiap pemerintahan sering kali turut campur untuk meningkatkan daya
saing perusahaan dalam negerinya. Amerika serikat telah mengawalinya sejak
tahun 1987, saat presiden Ronald Reagen mencanangkan Malcolm Balridge
National Quality Award (MBNQA) sebagai gerakan nasional untuk ajang
kompetisi perusahaan-perusahaan di negara itu. Kebijakan Presiden tersebut
dikomandoi oleh Departemen Perdagangan AS dan dilakukan secara rutin tiap
tahun dengan proses yang jelas, rinci, dan transparan yang menyangkut standar
kinerja pengelolaan perusahaan. Dengan modus yang serupa, namun dengan
modifikasi dari beberapa kriteria manajemen kinerja yang harus diterapkan,
Australia, Singapura, Jepang, dan negara-negara Eropa juga menerapkan Sistem
Penilaian Manajemen Kinerja bagi perusahaan-perusahaan di negara masing-
masing seperti diperlihatkan pada Tabel 2.1. Dalam inisiatif yang terpisah,
beberapa perusahaan di Indonesia seperti PLN, Pertamina, Telkom, Pos
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
Indonesia, Perbankan, dan sebagainya, telah mencoba mengadopsi sistem ini
secara parsial (di beberapa cabangnya) maupun terpusat (di kantor pusat). Namun
demikian, inisiatif terpisah tersebut sering kali masih didasarkan pada semangat
untuk sekadar mengadopsi dan tidak terjadi proses diseminasi bagi perusahaan
lain (bahkan sering kali kinerja tersebut diperlakukan sebagai dokumen rahasia),
yang sebenarnya bertentangan dengan semangat maju bersama untuk
meningkatkan daya saing bangsa yang semula mendasari diciptakannya
MBNQA, ISO 9000, Balance Scored Card (BSC), dan sebagainya. Kriteria
kinerja perusahaan di berbagai Negara dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kriteria Kinerja Perusahaan di Berbagai Negara
MBNQA AQA EQA SQA
1. Leadership
2. Strategi Planning
3. Customer &
Market Focus
4. Measurement,
Analysis, dan
Knowledge
Management
5. Human Resources
Focus
6. Process
Management
7. Business Results
1. Leadership
2. Strategi Planning
3. Customer Focus
4. Information and
Analysis
5. People
6. Quality of
Process, Product
& Service
7. Organizational
Performance
1. Leadership
2. Impact on
Society
3. Policy &
Strategy
4. Customer
Satisfaction
5. People
Management
6. Resources
7. People
Satisfaction
8. Process
9. Business
1. Leadership & Quality
2. Use of Information and
Analysis
3. Strategy Planning
4. Human Resources
Development &
Management
5. Management of Process
Quality
6. Quality & Operational
Result
7. Customer Focus and
Satisfaction
Di Indonesia, dalam lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
pemerintah telah membuat langkah yang cukup berarti sejak pengelolaan BUMN
dipindahkan dari Kementerian Keuangan ke Kementerian BUMN. Dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
terminologi Manajemen Kinerja, saat BUMN masih di bawah Departemen
Keuangan, kinerja BUMN dinilai hanya atas dasar tiga kriteria, yaitu:
Profitability, Solvability, dan Liquidity, yang kesemuanya hanya berlandaskan
pada Neraca (Balance Sheet) dan laporan Laba-Rugi (Income Statements).
Berdasarkan SK menteri BUMN Nomor: Kep-100/MBU/2003, Kinerja
perusahaan dinilai dari tiga faktor utama yaitu Kinerja Finansial (70%),
Operasional (15%), dan Administratif (15%). Terdapat 2 (dua) isu utama, yang
perlu dicermati dengan sistem penilaian tersebut. Pertama, penetapan tiga kriteria
dengan variabel kinerja di dalamnya perlu dikaji ulang dari sisi substansi usaha
dan variabel-variabel dalam setiap kriteria tersebut (di mana dalam kriteria
operasional dapat dipilih 2 dari 5 variabel sehingga perusahaan akan cenderung
memilih variabel yang menonjolkan kinerjanya saja, walaupun belum tentu
merupakan variabel kinerja yang paling penting). Kedua, penentuan bobot dari
tiap-tiap kriteria yang menitikberatkan pada kriteria financial (sehingga banyak
perusahaan yang memilih menaruh uangnya di deposito daripada pengembangan
usaha dan perbaikan proses bisnisnya), belum lagi yang berkaitan dengan aspek
administratif yang hanya dinilai dari ketepatan waktu penyampaian laporan, yang
notabene bukanlah kriteria yang valid dalam sistem manajemen kinerja modern.
Dari proses penilaian kinerja semacam ini, tidak mengherankan jika banyak
perusahaan yang mendapatkan predikat AAA (sangat sehat sekali), secara
internal bisnisnya rapuh.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
2.2.2. Baldrige Excellence Framework (BEF)
Gambar 2.1 Baldrige Excellence Framework
Baldrige Excellence Framework atau disebut juga The Malcolm Baldridge
National Quality Award (MBNQA) adalah sistem manajemen kualitas formal
yang berlaku di Amerika Serikat. MBNQA diciptakan pertama kali oleh U.S.
Congress pada tahun 1987 dibawah Public Law 100 – 107, sebagai
penghormatan kepada Malcolm Baldridge, Commerce Department Secretary,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
yang meninggal dunia pada tahun 1987. MBNQA berada dibawah tanggung
jawab National Institute of Standard and Technology (NIST). Penghargaan ini
diberikan setiap tahun dan diserahkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat.
MBNQA dibangun atas sekumpulan Tata Nilai dan Konsep Inti (Core Values
and Concept) yang berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Tata Nilai dan
konsep ini melekat pada keyakinan dan perilaku yang ada di organisasi yang
berkinerja tinggi. Tata Nilai dan Konsep Inti tersebut merupakan fondasi untuk
mengintegrasikan persyaratan bisnis utama ke dalam suatu kerangka kerja
berorientasi hasil (result-oriented framework) yang kemudian dijadikan basis
untuk bertindak dan memberi atau menerima umpan balik. Terdapat sebelas tata
nilai dan konsep inti yang membangun kriteria bisnis MBNQA sebagai berikut:
1. Kepemimpinan yang visioner
2. Keunggulan menurut pelanggan
3. Pembelajaran perorangan dan organisasional
4. Menghargai tenaga kerja dan mitra
5. Kegesitan
6. Fokus kepada masa depan
7. Mengelola inovasi
8. Manajemen berdasarkan fakta
9. Pertanggungjawaban kemasyarakatan
10. Fokus kepada hasil dan penciptaan nilai
11. Perspektif kesisteman
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
Sejak dirilis pertama kali di tahun 1987 MBNQA terus menerus
mengalami penyempurnaan. Penyajian MBNQA atau BEF yang paling mutakhir
adalah kriteria tahun 2015 – 2016 yakni:
1. Kepemimpinan (Leadership)
Kriteria ini menjelaskan bagaimana Para Pemimpin Senior menuntun
organisasi. sistem pengelolaan dalam organisasi serta bagaimana
mengkaji kinerja organisasi
2. Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
Kriteria ini menjelaskan bagaimana organisasi mentetapkan sasaran-
sasaran strategis, termasuk bagaimana mempertimbangkan tantangan
tantangan strategis. Berisikan rangkuman sasaran-sasaran strategis
utama organisasi dan tujuan-tujuan terkait.
3. Fokus Kepada Pelanggan dan Pasar (Customer and Market Focus)
Kriteria yang menjelaskan bagaimana organisasi menentukan
persyaratan, harapan dan preference dari pelanggan dan pasar untuk
menjamin kesinambungan terhadap produk dan jasa anda serta
membangun peluang
baru.
4. Ukuran, Analisa dan Manajemen Pengetahuan (Measurement,
Analysis and Knowledge Management)
Bagian kriteria ini menjelaskan bagaimana organisasi mengukur,
menganalisa, menyelaraskan dan memperbaiki data dan informasi
kinerja pada seluruh tingkatan dan diseluruh bagian organisasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
5. Fokus Kepada Tenaga Kerja (Workforce Focus)
Kriteria ini menjelaskan bagaimana pekerjaan dan tugas-tugas
organisasi memungkinkan karyawan dan organisasi untuk mencapai
kinerja tinggi, serta juga menjelaskan bagaimana kompensasi, jenjang
karir, dan praktek kerja terkait lainnya memungkinkan karyawan dan
organisasi mencapai kinerja tinggi
6. Fokus Kepada Proses (Process Focus)
Kriteria yang menjelaskan bagaimana organisasi mengidentifikasikan
dan mengelola proses utama untuk penciptaan nilai pelanggan dan
mencapai sukses dan pertumbuhan bisnis
7. Hasil Bisnis (Business Result)
Kriteria terakhir yang meringkaskan hasil kinerja utama barang dan
jasa, focus pelanggan, keuangan dan pasar, sumber daya manusia,
efektifitas organisasi, dan kepemimpinan dan tanggung jawab kepada
publik. Disini di segmenkan hasil-hasil organisasi berdasarkan jenis
dan kelompok-kelompoknya (yang sesuai) serta mengikutkan data-
data perbandingan yang sesuai.
2.3. Quantitave Models for Performance Measurement System (QMPMS)
Menurut Bititci, et al. (2001) sistem pengukuran kinerja melibatkan
sejumlah ukuran-ukuran kinerja multi dimensional, seperti biaya, kualitas, waktu,
dll. Integrasi beberapa ukuran multi dimensional yang ditunjukkan dalam unit-
unit heterogen menjadi sebuah unit tunggal merupakan suatu masalah yang perlu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
dihadapi. Berikut ini tiga langkah utama metode QMPMS dalam penyusunan
sistem pengukuran kinerja:
1. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan
hubungannya.
2. Menyusun faktor-faktor tersebut secara hirarki.
3. Mengukur pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap kinerja.
Ketiga langkah pendekatan diatas dikembangkan sebagai model acuan
dari metode QMPMS ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Kerangka kerja pendekatan QMPMS
2.3.1 Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja dan
Hubungannya
Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja merupakan langkah
yang paling penting dalam penerapan QMPMS. Kegagalan dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
mengidentifikasi seluruh faktor yang mempengaruhi kinerja dan hubungannya
akan menyebabkan gangguan terhadap hasil rancangan. Untuk menyelidiki dan
mengidentifikasi faktor-faktor tersebut digunakan peta kognitif (cognitive maps).
Suwignjo, et al (2000) memberikan contoh peta kognitif sebagai berikut,
misalkan seseorang ingin pindah ke negara lain. Dia ingin memilih negara yang
dapat menambah kekayaannya di Bank. Dia dapat menggunakan cognitive maps
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uangnya di bank,
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Cognitive Maps
Secara umum pengaruh dari sebuah faktor terhadap kinerja dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Direct (vertical) effect (pengaruh langsung)
Pengaruh langsung dari sebuah faktor terhadap kinerja adalah sebuah
agregat/kumpulan dari seluruh pengaruh dari faktor kinerja terhadap
kinerja melalui faktor itu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
2. Indirect (horizontal) effect (pengaruh tidak langsung)
Indirect effect adalah pengaruh dari sebuah faktor terhadap kinerja
melalui faktor lain pada level yang sama
3. Self-interaction effect
Self-interaction effect adalah pengaruh dari sebuah faktor terhadap
dirinya sendiri.
2.3.2 Menyusun Faktor-Faktor Secara Hirarki
Pada langkah pertama, perhatian utama hanya menguraikan faktor-faktor
yang mempengaruhi dan hubungannya. Tidak ada usaha untuk mengelompokkan
faktor-faktor pada level yang sama dalam satu kelompok. Tools yang digunakan
untuk menyusun hirarki adalah Cause and effect diagram dan tree diagram.
Diagram sebab akibat ditunjukkan pada Gambar 2.4. berikut.
Gambar 2.4. Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat digunakan untuk mengetahui susunan hirarki dari
faktor-faktor tersebut. Sebuah faktor adalah anggota level 0 jika faktor ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
dipengaruhi oleh faktor lain namun tidak mempengaruhi faktor lain. Sementara,
faktor yang secara langsung mempengaruhi faktor lain pada level tertentu akan
menjadi anggota level berikutnya yang lebih rendah. Diagram pohon yang
digunakan dalam penyusunan hirarki dapat dilihat pada Gambar 2.5. berikut.
Gambar 2.5. Tree Diagram
2.3.3 Mengukur Pengaruh Faktor-Faktor Terhadap Kinerja
Pengaruh relatif dari faktor-faktor (direct, indirect, dan self interaction)
dapat diukur menggunakan prosedur Analytical Hierarchy Process (AHP).
Proses pengukuran dijalankan berdasarkan hasil perbandingan berpasangan
diantara faktor-faktor. Untuk tiap pasangan faktor dari level tertentu,
pengaruhnya terhadap faktor lain dari level berikutnya yang lebih tinggi (direct
effect) atau terhadap faktor dalam kelompok yang sama (indirect effect)
dibandingkan. Sebuah nilai yang berada antara satu (sama-sama penting) dan
sembilan (pasti lebih penting) akan ditetapkan untuk tiap perbandingan,
bergantung pada pertimbangan subyektif dari analisis. Pengaruh-pengaruh relatif
dari faktor-faktor terhadap kinerja dapat dibangkitkan dengan menormalisasi
eigen vector dihubungkan dengan nilai eigen maksimum dari matriks
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
perbandingan berpasangan. Kuesioner perbandingan berpasangan dan matriks
perbandingan berpasangan ditunjukkan pada Gambar 2.6. berikut.
Gambar 2.6. (a) kuesioner perbandingan berpasangan,
(b) matriks perbandingan berpasangan
2.4. Structural Equation Modeling (SEM)
Structural equation modeling (SEM) adalah suatu teknik statistik yang
mampu menganalisis pola hubungan antara konstruk laten dan indikatornya,
konstruk laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara
langsung. SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel
dependen dan independen secara langsung (Hair et al, 2006).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
Teknik analisis data menggunakan SEM, dilakukan untuk menjelaskan
secara menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian. SEM
digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi lebih ditujukan untuk
memeriksa dan membenarkan suatu model. Oleh karena itu, syarat utama
menggunakan SEM adalah membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari
model struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang
berdasarkan justifikasi teori. SEM adalah merupakan sekumpulan teknik-teknik
statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan secara
simultan. Hubungan itu dibangun antara satu atau beberapa variabel independen
(Santoso, 2011).
SEM menjadi suatu teknik analisis yang lebih kuat karena
mempertimbangkan pemodelan interaksi, nonlinearitas, variabel-variabel bebas
yang berkorelasi (correlated independent), kesalahan pengukuran, gangguan
kesalahan-kesalahan yang berkorelasi (correlated error terms), beberapa variabel
bebas laten (multiple latent independent) dimana masing-masing diukur dengan
menggunakan banyak indikator, dan satu atau dua variabel tergantung laten yang
juga masing-masing diukur dengan beberapa indikator. Dengan demikian
menurut definisi ini SEM dapat digunakan alternatif lain yang lebih kuat
dibandingkan dengan menggunakan regresi berganda, analisis jalur, analisis
faktor, analisis time series, dan analisis kovarian (Byrne, 2010).
Yamin (2009) mengemukakan bahwa di dalam SEM peneliti dapat
melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas
instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis path), dan mendapatkan
model yang bermanfaat untuk prediksi (setara dengan model struktural atau
analisis regresi).
Dua alasan yang mendasari digunakannya SEM adalah (1) SEM
mempunyai kemampuan untuk mengestimasi hubungan antar variabel yang
bersifat multiple relationship. Hubungan ini dibentuk dalam model struktural
(hubungan antara konstruk dependen dan independen). (2) SEM mempunyai
kemampuan untuk menggambarkan pola hubungan antara konstruk laten dan
variabel manifes atau variabel indikator.
Menurut Wijanto (2008), dari segi metodologi, SEM memainkan
berbagai peran, dianataranya, sebagai sistem persamaan simultan, analisis kausal
linier, analisis lintasan (path analysis), analysis of covariance structure, dan
model persamaan struktural. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang
membedakan SEM dengan regresi biasa maupun teknik multivariat yang lain,
karena SEM membutuhkan lebih dari sekedar perangkat statistik yang didasarkan
atas regresi biasa dan analisis varian. SEM terdiri dari 2 bagian yaitu model
variabel laten dan model pengukuran. Kedua model SEM ini mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan regresi biasa. Regresi biasa, umumnya,
menspesifikasikan hubungan kausal antara variable-variabel teramati (observed
variable), sedangkan pada model variabel laten SEM, hubungan kausal terjadi
diantara variable-variabel tidak teramati (unobserved variables) atau variable-
variabel laten.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
Wijanto (2008) menunjukan bahwa penggunaan variable-variabel laten
pada regresi berganda menimbulkan kesalahan-kesalahan pengukuran
(measurements errors) yang berpengaruh pada estimasi parameter dari sudut
biased-unbiased dan besar kecilnya variance. Masalah kesalahan pengukuran ini
diatasi oleh SEM melalui persamaan-persamaan yang ada pada model
pengukuran. Parameter-parameter dari persamaan pada model pengukuran SEM
merupakan “muatan faktor” atau factor loadings dari variabel laten terhadap
indicator-indikator atau variable-variabel termati yang terkait. Dengan demikian,
kedua model SEM tersebut selain memberikan informasi tentang hubungan
kausal simultan di antara variable-variabelnya juga memberikan informasi
tentang muatan faktor dan kesalahan-kesalahan pengukuran. Wijanto (2008)
lebih mendorong penggunaan SEM dibandingkan regresi berganda karena 5
alasan sebagai berikut:
1. SEM memeriksa hubungan di antara variabel-variabel sebagai sebuah
unit, tidak seperti pada regresi berganda yang pendekatannya sedikit demi
sedikit (piecemeal).
2. Asumsi pengukuran yang andal dan sempurna pada regresi berganda
tidak dapat dipertahankan, dan pengukuran dengan kesalahan dapat
ditangani dengan mudah oleh SEM.
3. Modification Index yang dihasilkan SEM menyediakan lebih banyak
isyarat tentang arah penelitian dan pemodelan yang perlu ditindaklanjuti
dibandingkan pada regresi.
4. Interaksi juga dapat ditangani dalam SEM.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
5. Kemampuan SEM dalam menangani non recursive path.
2.4.1. Penerapan SEM dalam Metode Quantitave Models for Performance
Measurement System (QMPMS)
Prosedur pengujian SEM yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan model struktural berdasarkan teori yang mendukung
Tahap ini untuk mengidentifikasi seluruh faktor yang mempengaruhi
kinerja dan hubungannya, apakah berpengaruh langsung (direct
effect), tidak langsung (indirect effect), atau self-interaction effect.
Tujuan dari pengembangan model struktural untuk menguji validitas
dan realibilitas pola hubungan antar variabel dari sebuah konsep atau
teori yang direpresentasikan dengan sebuah model sehubungan
dengan masalah yang akan diteliti.
2. Pengembangan diagram jalur pola hubungan sebab akibat antar
variabel laten eksogen dan variabel laten endogen
Langkah satu adalah visualisasi pola hubungan tersebut dalam
diagram sehingga lebih mudah untuk dilakukan pengujian. Karena
goodness of fit test akan dikenakan terhadap model tersebut untuk
menguji kesesuaiannya dengan realita maka sebaiknya disiapkan
beberapa alternatif model pola hubungan.
3. Pengembangan model persamaan struktural dan model pengukuran
Setelah proses identifikasi maka dilakukan penyusunan faktor-faktor
secara hirarki menggunakan diagram pohon dan diagram sebab
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
akibat. Untuk menunjukkan tingkatan (level) dari setiap faktor
(variabel) dan hubungannya. Apabila diagram jalur pola hubungan
antara variabel laten eksogen dan endogen telah jelas dan koefisien
hubungan masing-masing variabel diidentifikasi maka model
persamaan struktural dan model persamaan pengukuran telah dapat
dirumuskan. Langkah berikutnya dilakukan perumusan hipotesis
yang ditindaklanjuti dengan pengumpulan data dengan menggunakan
instrumen yang mengacu kepada variabel manifes dari masing-
masing variabel laten. Untuk pengujian hipotesis dalam teknik SEM
perhitungan skor butir-butir yang valid dan reliabel dilakukan dengan
menggunakan metode confirmatory factor analysis (CFA).
4. Menyusun matriks input dan estimasi model
Tahap terakhir dalam perancangan model pengukuran kinerja ini
adalah dengan mengukur pengaruh dari faktor-faktor terhadap kinerja
dengan menggunakan perbandingan matriks dalam prosedur SEM.
Ada dua tipe matriks yang perlu dibuat. Matriks pertama adalah
matriks korelasi yaitu matriks yang elemen-elemennya adalah hasil
perhitungan koefisien korelasi antar variabel laten. Berdasarkan
variabel laten akan diketahui variabel laten eksogen mana yang lebih
kuat pengaruhnya terhadap variabel laten endogen tertentu.
Disamping itu, dengan diketahuinya koefisien korelasi antar variabel
laten dalam diagram jalur maka dapat pula diketahui jalur-jalur mana
yang mempunyai pengaruh yang lebih dominan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
Matriks kedua ialah matriks kovarians yaitu matriks yang ele-men-
elemennya adalah hasil perhitungan kovarians antar variabel yang
dapat diobservasi langsung yaitu antar variabel manifes X dan
variabel manifes Y. Koefisien kovarians mengukur hubungan antar
dua variabel laten dalam struktur.
𝐶𝑂𝑉𝑋𝑌 =Σ(𝑋𝐼 − 𝑋)(𝑌𝑖 − 𝑌)
𝑛 − 1… … … … … … … … … … . . (2.1)
5. Melakukan evaluasi kesesuaian model.
Evaluasi kesesuaian model dapat dibagi atas dua bagian yaitu
pertama menguji kesesuaian model secara keseluruhan (overall model
fit test) dan kedua menguji secara individual signifikansi hasil
estimasi parameter model. Pengujian model keseluruhan berkaitan
dengan masalah generalisasi yaitu mengevaluasi sejauh mana hasil
esitimasi parameter model dapat diberlakukan terhadap populasi.
Pengujian signifikansi berkaitan dengan pengujian hipotesis
penelitian yang diajukan.
Evaluasi kesesuaian model pada dasarnya adalah evaluasi tentang
kesesuaian pola hubungan antar variabel laten terhadap data empiris.
Tujuan yang ingin dicapai dari pengujian kesesuaian model
pengukuran ialah untuk mengetahui apakah model pengukuran sesuai
(fit) dengan data.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
Untuk menguji kesesuaian model digunakan ukuran goodness of fit
test (GFT) melalui uji statistik chi kuadrat 𝑋2 test) pada
𝜌ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >0,05
𝑿𝟐 = (𝑵 − 𝟏)(𝑺 − 𝚺𝑲) … … … … … … … … … . (𝟐. 𝟐)
6. Interpretasi dan modifikasi model
Fokus dari interpretasi hasil analisis adalah penjelasan tentang arti dan
hasil dari hasil pengujian kesesuaian model baik jika hasil pengujian fit
ataupun tidak fit dengan data empiris. Interpretasi juga diberikan
terhadap hasil pengujian signifikansi masing-masing koefisien bobot
(load) dikaitkan dengan hasil pengujian validitas dan realibilitas.
Khusus untuk jalur interpretasi diberikan terhadap masing-masing efek
baik, efek langsung, tidak langsung maupun efek total.
2.4.2. Level Tingkat Kinerja.
Level tingkat kinerja Baldrige Excellence Framework (BEF) sesuai poin
nilai yang diperoleh setelah dilakukan penilaian kinerja di tunjukkan pada
tabel 2.2.
Tabel 2.2. Level dan skor BEF
Excellent
876 – 1000 World Class Leader
776 – 875 Benchmark Leader
676 – 775 Business Leader
Average
576 – 675 Emerging Business Leader
476 – 575 Good Performance
376 – 475 Early Improvement
Poor 276 – 375 Early Result
0 – 275 Early Development
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
2.5. Penelitian Terdahulu.
Grizzel dan Blazey (2004) dalam Kumpulan Jurnal Insights to
Performance Excellence dengan judul “Alignment of Baldrige with Six Sigma,
Lean Thinking, and Balanced Scorecard”. Penelitian ini membahas,
membandingkan dan menyelaraskan alat manajemen diantaranya; Six Sigma,
Lean
dan Balanced Scorecard dan BEF untuk keunggulan kinerja organisasi.
Dalam penelitian tersebut Grizzel dan Blazey menyimpulkan keberhasilan
Six Sigma dan Balanced Scorecard dapat ditingkatkan melalui sebuah “Culture of
Excellence” yang ditawarkan Malcolm Baldrige Criteria for Performance
Excellence. Disisi lain, BEF membutuhkan waste reduction, process improvement
dan hasil kerja yang sesuai dengan visi serta misi yang di dapat dari penerapan
alat manajemen Six Sigma dan Balanced Scorecard.
Banyak artikel dan buku yang menyatakan Six Sigma dan Balanced
Scorecard sebagai sistem manajemen yang paling efektif dalam sejarah
manajemen bisnis, namun opini tersebut tidak didukung oleh data. Six Sigma
menghasilkan hasil yang baik namun tidak mencakup semua hal dalam organisasi.
Six Sigma, Lean dan Balanced Scorecard serta berbagai metode improvement
lainnya dapat dipandang sebagai alat untuk membawa organisasi menuju kinerja
unggul. Bagaimanapun, masing-masing alat atau metode akan lebih bernilai jika
digunakan bersamaan dalam konteks Baldrige Excellence Framework. Grizzel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
dan Blazey. menawarkan integrasi ketiga alat manajemen ini seperti dalam
Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Integrasi Six Sigma, Lean, Balanced Scorecard dan MBNQA
Jayamaha et al. (2011) dalam jurnal: Measuring Business Excellence
dengan judul “Empirical analysis of the Baldrige Criteria as both an
organizational performance and a theoretical model”. Penelitian bertujuan untuk
menguji secara empiris terhadap dua perspektif pengukuran; antara pengukuran
dalam konteks model teori yang memprediksi dan menjelaskan kategori hasil
seperti yang terlihat pada Gambar 2.8.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
Gambar 2.8 Model I MBNQA
Model I adalah bentuk yang sama dengan Malcolm Baldrige Criteria for
Performance Excellence Framework yaitu sebuah sistem perspektif. Perspektif
model I ini dibandingkan dengan pengukuran dalam konteks MBNQA secara
keseluruhan (Model II - Gambar 2.9) yaitu menghubungkan masing-masing
kriteria MBNQA terhadap Business Excellence Index.
Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Model I adalah sebuah
keberadaan logis teori MBNQA dan Model II juga dapat digunakan untuk
menguji bobot yang ditetapkan pada masing-masing kriteria MBNQA seperti
terlihat pada Gambar 2.9.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
Gambar 2.9 Model II MBNQA
Singgih (2008) dosen pada Jurusan Teknik Industri - Institut Teknologi
Sepuluh November dengan judul penelitian: Penilaian Kinerja Suatu Jurusan
Dengan Kriteria Malcolm Baldrige National Quality Award dan Penentuan
Ranking Menggunakan Analytic Network Process. Penelitian melibatkan 45 orang
responden yang terdiri dari ketua, sekretaris jurusan, dosen dan staff karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan kinerja Jurusan X adalah Emerging
Education Leader. Melalui perhitungan Analytic Network Process diperoleh hasil
perankingan kriteria dari yang tertinggi hingga terendah yaitu kriteria Results, lalu
kriteria Human Focus, kemudian kriteria Strategic Planning lalu criteria
Leadership selanjutnya kriteria Process Management, setelah itu criteria
Measurement, Analysis and Knowledge Management, dan yang terakhir adalah
kriteria Stakeholder Focus. Rekomendasi untuk kriteria terendah yang sesuai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
dengan kondisi jurusan X adalah meningkatkan target Key Performance Indicator
untuk indikator penelitian dosen dan indikator pelayanan administrasi dengan
membuat dokumen standar pelayanan.
Dewantara et al. (2010) dengan judul penelitian: Evaluasi Kinerja inisiatif
Manajemen Pemeliharaan Menggunakan MBNQA (Suatu Pendekatan Kualitatif –
Evaluatif). Penelitian bersifat kualitatif penuh dalam bentuk kajian evaluatif pada
penerapan inisiatif manajemen pemeliharaan di PT INCO Sorowako. Strategi
penelitian yang digunakan adalah studi kasus diterapkannya pengukuran kinerja
unggul menggunakan MBNQA.
Hasil penelitian melalui penilaian mandiri MBNQA menunjukkan bahwa
secara keseluruhan skor penilaian yang dicapai adalah kualitatif Good
performance. Kategori yang menunjukkan kinerja adalah Manajemen proses dan
tenaga kerja. Untuk mencapai kualifikasi yang lebih tinggi, Emerging Industry
Leader, inisiatif manajemen pemeliharaan memerlukan strategi peningkatan
kinerja untuk mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan terutama untuk
meningkatkan kemampuan dalam kategori perencanaan strategi dan kategori
fokus kepada pelanggan.
Hardiansyah (2012) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh
pendekatan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence terhadap
kinerja PT. Trakindo Utama Cabang Medan. Metodologi yang digunakan adalah
melalui survei MBNQA untuk mengetahui pencapaian kinerja dan analisis regresi
linier berganda untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh kriteria terhadap
kinerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
Hasil penelitian melalui survei MBNQA menunjukkan bahwa secara
keseluruhan total skor penilaian kinerja yang dicapai perusahaan ini adalah 757.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan adalah Business Leader.
Menggunakan analisis regresi linier berganda ditemukan bahwa ke-enam kriteria
MBNQA berpengaruh postif terhadap kinerja perusahaan, baik secara serempak
maupun parsial.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, pada Tabel 2.3. dapat dilihat
rangkuman mengenai berbagai penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan
kinerja perusahaan berdasarkan metode BEF.
Tabel 2.3. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan
No Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel Kriteria
1 Grizzel dan
Blazey (2004)
Alignment of Baldrige with
Six Sigma, Lean Thinking,
and Balanced Scorecard
Kepemimpinan, fokus
terhadap pelanggan,
fokus terhadap proses,
focus terhadap tenaga
kerja, perencanaan
strategi dan kinerja.
2 Jayamaha et
al. (2011)
Measuring Business
Excellence dengan judul
“Empirical analysis of the
Baldrige Criteria as both an
organizational performance
Kepemimpinan,
Perencanaan strategis,
Fokus kepada pelanggan
dan pasar, Fokus kepada
tenaga kerja, Fokus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
and a theoretical model”. kepada operasi, Ukuran-
Tabel 2.3. (Lanjutan)
No Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel Kriteria
Analisa dan
Manajemen
Pengetahuan
Measurement, Kinerja
3 Singgih (2008) Penilaian Kinerja Suatu
Jurusan Dengan Kriteria
Malcolm Baldrige National
Quality Award dan
Penentuan Ranking
Menggunakan Analytic
Network Process
Kepemimpinan,
perencanaan strategis,
fokus kepada tenaga
kerja, Fokus terhadap
proses, fokus terhadap
stakeholder dan kinerja.
4 Dewantara et
al. (2010)
Evaluasi Kinerja inisiatif
Manajemen Pemeliharaan
Menggunakan MBNQA
(Suatu Pendekatan
Kualitatif – Evaluatif)
Kepemimpinan, fokus
terhadap pelanggan,
fokus terhadap proses dan
tenaga kerja,
perencanaan strategi dan
kinerja.
5 Hardiansyah Analisis Pengaruh Kepemimpinan,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
(2012) pendekatan Malcolm
Baldrige Criteria for
Performance Excellence
terhadap kinerja
Perencanaan strategis,
Fokus kepada pelanggan
dan pasar, Fokus kepada
tenaga kerja, Fokus
Tabel 2.3. (Lanjutan)
No Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel Kriteria
Trakindo Utama Cabang
Medan
kepada operasi, Ukuran,
Analisa dan
Manajemen
Pengetahuan
Measurement, Kinerja
6 Intan
Purbosani
Perancangan TQM Scorecard
berbasis kriteria Malcolm
Baldridge National Quality
Award 2009-2010 untuk
industri jasa konstruksi
dengan metode AHP dan
Fuzzy AHP.
Kepemimpinan,
Perencanaan strategis,
Fokus kepada pelanggan dan
pasar, Fokus kepada tenaga
kerja, Fokus kepada operasi,
Ukuran,
Analisa dan
Manajemen
Pengetahuan
Measurement, Kinerja
7 Jahartap
Pasaribu
Perancangan Model
Pengukuran Kinerja Dengan
Kompetensi Dosen, Proses
pembelajaran, Learning
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
Metode Quantitative Models
For Performance
Measurement System
(QMPMS) Berdasarkan
Persepsi Mahasiswa DI STMIK
IBBI MEDAN
ability mahasiwa, dukungan
finansial, dukungan alumni,
dukungan fasilitas,
administrasi akademik,
promosi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model konseptual yang
menunjukkan hubungan yang logis antar variabel yang diidentifikasi yang telah
relevan dengan masalah penelitian sehingga masalah dapat dipecahkan dengan
tepat. (Sinulingga, S. 2013).
Analisis yang digunakan pada penelitian ini meliputi analisis faktor dan
analisis jalur yang merupakan model persamaan struktural (Structural Equation
Modeling) disingkat SEM adalah suatu teknis analisis yang digunakan pada
masalah yang bercirikan model simultan. Nilai variabel yang teridentifikasi dalam
penelitian ini tidak dapat diukur secara langsung disebut sebagai variabel laten.
Ada dua jenis variabel laten yaitu variabel penyebab disebut variabel eksogen
(exogenous variable) dengan notasi ξ (ksi), dan variabel akibat disebut variabel
endogen (endogenous variable) dengan notasi η (eta).
Efek dari variabel laten adalah variabel teramati (observed variable) atau
variabel terukur (measured variable, disingkat MV). Variabel terukur adalah
variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris dan sering disebut
sebagai indikator. Variabel teramati yang berkaitan atau merupakan efek dari
variabel laten eksogen diberi notasi X, sedangkan yang berkaitan dengan variabel
laten endogen diberi notasi Y.
Berdasarkan beberapa teori yang telah dijelaskan pada bab 2 maka
variabel-variabel terkait terkait dalam penelitian ini adalah:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
1. Variabel Endogen.
Yang termasuk dalam variabel endogen di dalam penelitian ini adalah
Kepemimpinan (휂1) dan Kinerja PT. Intan Suar Kartika (휂2).
2. Variabel Eksogen
Faktor-faktor yang akan dikaji adalah Perencanaan Strategis (ξ1), Fokus
kepada customer (ξ2), fokus kepada tenaga kerja (ξ3), fokus kepada
operasi (ξ4).
3. Variabel terukur (teramati).
Variabel terukur atau variabel indikator adalah variabel yang dapat
langsung diukur/diamati. Variabel indikator dari variabel eksogen
diberi lambang X, sedangkan variabel indikator dari variabel endogen
diberi lambang Y. Jumlah variabel indikator untuk variabel endogen
dan eksogen pada penelitian ini berbeda-beda.
Parameter yang menunjukkan regresi variabel laten endogen pada variabel
laten eksogen dinyatakan dengan 𝛾𝑖𝑗(gamma), parameter yang menunjukkan
covariance laten eksogen dengan laten eksogen dinyatakan dengan 𝜑𝑖𝑗(psi),
sedangkan untuk regresi variabel laten endogen pada variabel laten endogen lain
dinyatakan dengan 𝛽 (beta). Kesalahan struktural diberi label ζ (zeta). Nilai factor
loading yang menghubungkan konstruk dengan indikatornya dinyatakan dengan
𝜆𝑖𝑗(lambda). Nilai residu atau komponen kesalahan pengukuran untuk variabel
eksogen dinyatakan dengan 𝛿𝑖 (delta), sedangkan nilai error variabel endogen
dinyatakan dengan 휀𝑖(epsilon). Nilai dari variabel diperoleh dengan pengukuran
persepsi kinerja dengan skala likert. Kerangka konseptual penelitian pada Gambar
3.1.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari kerangka konsepetual tersebut kemudian dirancang model struktural penelitian seperti pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Model Struktural Penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
74
Model struktural penelitian pada Gambar 3.2. menunjukkan model
pengukuran dan model struktural yang membentuk persamaan :
3.1.1. Model Pengukuran
3.1.2. Model Struktural
휂1 = 𝛾1.1𝜉1 + 𝛾1.2𝜉2 + 휁1 ………………………………………43)
휂2 = 𝛽1.2휂1 + 𝛾2.1𝜉1 + 𝛾2.2𝜉2 + 𝛾2.3𝜉3 + 𝛾2.4𝜉4 + 휁2 ……………44)
)16.......................X 16216
2.16 +=X
)17.......................X 17217
2.17 +=X
)18.....................
X 182182.18
+=X
)19.....................X 19219
2.19 +=X
)20......................
X 202202.20
+=X
)21..................
Y 1111.1
+=Y
)22...................Y 212
1.2 +=Y
)23...................Y 313
1.3 +=Y
)24...................Y 414
1.4 +=Y
)25...................Y 515
1.5 +=Y
)26...................Y 616
1.6 +=Y
)27...................Y 717
1.7 +=Y
)28...................Y 828
1.8 +=Y
)29..................Y 929
1.9 +=Y
)30.................Y 10210
2.10 +=Y
)1...................X 111
1.1 +=X
)2..................X 212
1.2 +=X
)3................X 313
1.3 +=X
)4...................X 414
1.4 +=X
)5...................X 515
1.5 +=X
)6...................X 616
1.6 +=X
)7...................X 717
1.7 +=X
)8...................X 818
1.8 +=X
)9...................X 919
1.9 +=X
)10.................X 10110
1.10 +=X
)11.................X 11111
1.11 +=X
)12.................X 12112
1.12 +=X
)13.................X 13213
2.13 +=X
)14.................X 14214
2.14 +=X
)15.................X 15215
2.15 +=X
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75
3.2. Rumusan Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini merupakan hipotesis asosiatif
(associative hypohtesis) yaitu pernyataan tentang ada atau tidaknya pengaruh
yang terjadi antara dua variabel atau lebih (Sinulingga, S., 2012). Hipotesis yang
akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah:
1. 𝐻0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan perencanaan strategis
terhadap kinerja PT. Intan Suar Kartika
𝐻1 : Terdapat pengaruh yang signifikan perencanaan strategis
terhadap kinerja PT. Intan Suar Kartika
2. 𝐻0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan Fokus kepada pelanggan
dan pasar terhadap kinerja PT. Intan Suar Kartika
𝐻1 : Terdapat pengaruh yang signifikan Fokus kepada pelanggan
dan pasar terhadap kinerja PT. Intan Suar Kartika
3. 𝐻0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan Fokus kepada tenaga kerja
terhadap kinerja PT. Intan Suar Kartika
𝐻1 : Terdapat pengaruh yang signifikan Fokus kepada tenaga kerja
terhadap kinerja PT. Intan Suar Kartika
4. 𝐻0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan Fokus kepada operasi
terhadap kinerja PT. Intan Suar Kartika
𝐻1 : Terdapat pengaruh yang signifikan Fokus kepada operasi
terhadap kinerja PT. Intan Suar Kartika
5. 𝐻0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap
kinerja PT. Intan Suar Kartika
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
76
𝐻1 : Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan terhadap
kinerja PT. Intan Suar Kartika
6. 𝐻0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan perencanaan strategis
terhadap kepemimpinan di PT. Intan Suar Kartika
𝐻1 : Terdapat pengaruh yang signifikan perencanaan strategis
terhadap kepemimpinan di PT. Intan Suar Kartika
7. 𝐻0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan Fokus kepada pelanggan
dan pasar terhadap kepemimpinan di PT. Intan Suar Kartika
𝐻1 : Terdapat pengaruh yang signifikan Fokus kepada pelanggan
dan pasar terhadap kepemimpinan di PT. Intan Suar Kartika
8. 𝐻0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan Fokus kepada tenaga kerja
terhadap kepemimpinan di PT. Intan Suar Kartika
𝐻1 : Terdapat pengaruh yang signifikan Fokus kepada tenaga kerja
terhadap kepemimpinan di PT. Intan Suar Kartika
9. 𝐻0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan Fokus kepada operasi
terhadap kepemimpinan di PT. Intan Suar Kartika
𝐻1 : Terdapat pengaruh yang signifikan Fokus kepada operasi
terhadap kepemimpinan di PT. Intan Suar Kartika
3.3. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penegasan arti dan makna setiap variabel
dalam kerangka konseptual. Tujuannya untuk menyamakan pengertian yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
77
dibutuhkan untuk pengukuran nilai masing-masing variabel. Variabel yang
mempengaruhi kinerja PT. Intan Suar Kartika antara lain:
1. Perencanaan strategis (𝜉1) merupakan upaya manajemen
mengembangkan sasaran strategis dan rencana kerja. Dalam hal ini diuji
bagaimana sasaran strategis dan rencana kerja yang telah dipilih,
disebarkan dan dirubah bila situasi mengharuskan, serta bagaimana
kemajuannya diukur. Indikator variabel perencanaan strategis adalah
Proses pengembangan strategi, sasaran strategi, pengembangan dan
penjabaran rencana kerja dan proyeksi kinerja.
2. Fokus kepada pelanggan dan pasar (𝜉2) merupakan cara perusahaan
menangani komitmen pelanggan untuk sukses pasar dalam jangka
panjang. Strategi penanganan ini termasuk bagaimana perusahaan
membangun budaya yang fokus kepada pelanggan. Kemudian cara
perusahaan mendengarkan suara pelanggan dan menggunakan informasi
ini guna memperbaiki dan mengidentifikasi peluang untuk inovasi.
Indikator variabel fokus kepada pelanggan dan pasar adalah
mendengarkan pelanggan, memperoleh informasi kepuasan pelanggan,
menganalisa dan mendata pelanggan, penawaran produk dan mendukung
pelanggan dan membangun budaya fokus kepada pelanggan.
3. Fokus kepada tenaga kerja (𝜉3) variabel yang menjelaskan cara
perusahaan menempatkan, mengelola, dan mengembangkan tenaga kerja
untuk memanfaatkan potensinya secara penuh dalam keselarasan dengan
misi, strategi dan rencana kerja perusahaan secara keseluruhan. Variabel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
78
ini menguji kemampuan dalam menilai kebutuhan kapabilitas dan
kapasitas tenaga kerja untuk membangun lingkungan yang kondusif bagi
kinerja tinggi. Indikator variabel fokus kepada tenaga kerja adalah
kapabilitas dan kapasitas tenaga kerja, lingkungan tenaga kerja,
pemerkayaan tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja dan pemimpin
dan penilaian terhadap penanganan tenaga kerja.
4. Fokus kepada operasi (𝜉4) variabel yang menjelaskan cara perusahaan
mendesain sistem kerja dan bagaimana desain, pengelolaan, dan
perbaikan proses kunci untuk mengimplementasikan sistem kerja dalam
memberi nilai kepada pelanggan serta mencapai sukses dan berkelanjutan
organisasional. Dalam hal ini juga diuji kesiapannya menghadapi
keadaan darurat. Indikator variabel fokus kepada operasi adalah desain
sistem kerja, proses kerja kunci, kesiapan sistem kerja dalam keadaan
bencana/darurat, desain proses kerja, pengaturan proses kerja dan
perbaikan proses kerja.
5. Kepemimpinan (휂1) variabel yang menjelaskan tindakan pribadi para
pemimpin senior organisasi dalam memandu dan mempertahankan
keberlanjutan perusahaan, tata kelola organisasi serta bagaimana
perusahaan menunjukkan pemenuhan terhadap hukum, etika, tanggung
jawab kemasyarakatan dan mendukung komunitas kunci. Indikator
variabel kepemimpinan adalah visi, misi dan nilai, komunikasi dan
kinerja organisasi, tata kelola organisasi, perilaku etis dan patuh hukum
dan tanggung jawab sosial dan mendukung komunitas kunci.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
79
6. Kinerja (휂2) variabel yang menjelaskan tentang kinerja perusahaan dan
perbaikan diseluruh bidang kunci hasil produk atau jasa, hasil fokus
kepada pelanggan, hasil finansial dan pasar, hasil fokus kepada tenaga
kerja, hasil efektifitas proses, dan hasil kepemimpinan.. Indikator variabel
kinerja adalah hasil kinerja produk dan proses, hasil kinerja fokus kepada
pelanggan, hasil kinerja fokus kepada tenaga kerja, hasil kinerja
kepemimpinan dan tata kelola dan hasil kinerja finansial dan pasar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
80
BAB 4
RANCANGAN PENELITIAN
4.1. Tipe Penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian
yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan survey.
Paradigma yang melandasi penelitian berbentuk paradigma jalur, dengan teknik
analisis statistik yang dinamakan Structural Equation Modeling (SEM)
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Intan Suar Kartika yang berlokasi di Jalan
Medan-Binjai KM 9,6 Medan. Penelitian dimulai dari bulan Maret 2016 sampai
dengan Desember 2016.
4.3. Gambaran Umum Perusahaan.
4.3.1. Sejarah Singkat
PT. Intan Suar Kartika merupakan perusahaan swasta nasional yang
memproduksi bahan bangunan yaitu paku dan kawat. Adapun pabrikasi terletak
pada Jl. K. L. Yos Sudarso Km. 9,6 Medan dengan kantor pusat dan
pemasarannya di Jl. Gandhi No. 130 Medan. PT. Intan Suar Kartika adalah
pengembangan dari PT. Intan Nasional Iron Industri yang didirikan pada bulan
Mei 1971. Pada bulan Oktober 1971 perusahaan telah dapat melakukan produksi
percobaan yaitu proses penggalvanisan plat seng.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81
Pada tahun 1973 perusahaan kemudian melakukan pengembangan usaha
dengan memproduksi kawat paku, paku, kawat licin, dan kawat beton dengan
nama perusahaan yang berbeda, yaitu PT. Intan Suar Kartika. Dikarenakan jumlah
permintaan terhadap produk-produk PT. Intan Suar Kartika semakin meningkat,
maka areal yang dibutuhkan untuk berproduksi semakin luas. Maka dari itu, tahun
1984, pengolahan dan pengalvanisan seng PT. Intan Nasional Iron Industri
dipindahkan ke lokasi lain. Hingga kini pabrik di Jl. K. L. Yos Sudarso Km. 9,6
Medan merupakan sepenuhnya pabrik PT. Intan Suar Kartika yang memproduksi
paku, kawat licin dan kawat duri.
4.3.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Adapun produk yang dihasilkan oleh PT. Intan Suar Kartika Produk
adalah paku dengan ukuran yang beragam sesuai dengan permintaan pasar yaitu
berupa paku, kawat licin dan kawat duri. Bahan baku untuk semua produk ini
adalah wirerod yang diimpor dari Malaysia, India, Singapura, Rusia dan
Australia. Wirerod kemudian ditarik dengan mesin tarik kawat untuk
menghasilkan kawat paku yang merupakan bahan setengah jadi untuk produk
paku, kawat licin dan kawat duri. Selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri, PT.
Intan Suar Kartika juga menjual kawat paku ini ke industri-industri sejenis
lainnya. Produk yang dihasilkan di pabrik ini berupa paku, kawat licin dan akwat
duri. Produk tersebut diproduksi dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal
(dalam negeri), seperti wilayah di sekitar Pulau Sumatera (Medan, Palembang)
dan Pulau Jawa, dsb.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
82
4.3.3. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan
kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu. Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung
jawab serta hubungan satu sama lain digambarkan pada suatu struktur organisasi
sehingga para pimpinan, pegawai dan unit-unit mengetahui dengan jelas apa tugas
yang harus dilakukan, dari siapa perintah diterima dan kepada siapa harus
bertanggung jawab. Struktur organisasi PT. Intan Suar Kartika dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Intan Suar Kartika
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83
4.3.4. Data Tenaga Kerja
Jumlah karyawan pada PT. Intan Suar Kartika sebanyak 159 orang.
Alokasi tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Alokasi Tenaga Kerja pada PT. Intan Suar Kartika
No. Uraian Jumlah
Bagian Umum
1 Direktur 1
2 Wakil Direktur 1
3 Administrasi / Umum 3
4 Bagian Produksi 1
5 Bagian Personalia 3
6 Satpam 15
Tenaga Kerja Langsung
1 Cuci Kawat 3
2 Tarik Kawat 26
3 Paku 21
4 Polish 7
5 Packing 9
6 Kawat Duri 12
7 Kawat Licin 25
8 Operator Forklift 3
Tenaga Kerja Tidak Langsung
1 Operator Bengkel 1
2 Operator Listrik 15
3 Mekanik 9
4 Tenaga Kerja Gudang Bahan Jadi 4
Total Tenaga Kerja 159
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
84
4.4. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan tahapan-tahapan, petunjuk pelaksanaan, atau
petunjuk teknis dalam melakukan pencarian masalah, penentuan solusi, dan
mencari solusi dari masalah penelitian. Penelitian ini memiliki dua tahapan
penyelesaian masalah yaitu tahap penelitian dan tahap perancangan yang dapat
dilihat pada diagram kerangka berpikir pada Gambar 4.2. Kerangka pikir
merupakan gambaran proses berpikir dalam memecahkan permasalahan
penelitian.
Gambar 4.2. Diagram Kerangka Pikir
Tahap penelitian merupakan tahapan penemuan masalah dan mencari
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Faktor-faktor tersebut akan dianalisis
untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap masalah yang terjadi. Hasil
yang diperoleh dari tahap penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh. Tahap
perancangan merupakan tahapan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah
penelitian. Tahapan perancangan dilakukan untuk menemukan model sistem
pengukuran kinerja yang sesuai dengan hasil analisis faktor-faktor yang
berpengaruh.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
85
4.4.1. Tahap Penelitian
Tahapan penelitian dimulai dari penemuan gejala, merumuskan masalah,
sampai pada mengetahui faktor yang signifikan mempengaruhi terjadinya masalah
tersebut. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.3.
.
Gambar 4.3. Blok Diagram Penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
86
Gambar 4.3. (Lanjutan)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
87
4.4.2. Deskripsi Populasi dan Sample Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah karyawan PT. Intan Suar Kartika
yang meliputi bagian umum, tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak
langsung. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 159 orang.
Sampel adalah bagian dari elemen-elemen populasi yang hendak diteliti.
Pengambilan sampel mutlak dilakukan karena sangat tidak praktis apabila studi
dilakukan pada semua anggota populasi (pertimbangan waktu, dana serta
pertimbangan ekonomis lainnya).
Penelitian dilakukan dengan menyebarkan 2 kuesioner yaitu kuesioner
pendahuluan untuk menguji instrumen penelitian dan kuesioner utama. Kuesioner
pendahuluan akan menggunakan sampel sebesar 30 berdasarkan rule of thumb
yang dipopulerkan Roscoe (1975) (Sinulingga, S., 2011).
Penentuan sampel kuesioner utama, menurut Ghozali (2008) besarnya
ukuran sampel memiliki peran penting dalam interpretasi hasil SEM. Ukuran
sampel memberikan dasar untuk mengestimasi sampling error. Menurut Wijaya
(2009) asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam analisis SEM adalah jumlah
sampel yang memenuhi kaidah analisis. Menurut Sekaran (2003) analisis SEM
membutuhkan sampel paling sedikit 5 kali jumlah variabel indikator yang
digunakan. Teknik Maximum Likehood Estimation membutuhkan sampel berkisar
antara 100 – 200 sampel.
Pendapat lain mengemukakan bahwa Teknik Maximum Likelihood
Estimation (MLE) efektif untuk sampel berkisar 150 – 400 sampel. Teknik
Generalized Least Square Estimation (GLSE) dapat digunakan pada sampel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
88
berkisar 200 – 500 sampel. Teknik MLE dan GLS mengharuskan data dalam
kondisi berdistribusi normal.
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijelaskan pada sub bab 3.1.
jumlah variabel indikator penelitian adalah 30. Dengan teknik Maximum Likehood
Estimation, jumlah sampel minimal yang digunakan pada penelitian ini adalah 5 x
30 = 150 responden, sedangkan sampel maksimum sebanyak 155 responden.
4.4.3. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini mengambil dari dua sumber,
yaitu:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya.
Data diperoleh langsung berasal dari hasil wawancara dengan pimpinan
PT. Intan Suar Kartika dan karyawan. Data tersebut misalnya berupa
gambaran proses produksi dan penilaian kinerja yang ada selama ini.
Selain itu juga data yang berasal dari kuesioner berkaitan dengan tingkat
kepentingan dari faktor dan sub faktor yang dipertimbangkan dalam proses
perancangan sistem pengukuran kinerja.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data dari pihak PT. Intan
Suar Kartika, misalnya dokumen rencana strategi dan rencana operasional
tentang variabel yang berkaitan dengan faktor yang dipertimbangkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89
dalam penelitian ini. Selain itu juga berasal dari jurnal, artikel, serta studi
pustaka yang lain.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan di dalam penelitian ini, yaitu:
a. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan interview
langsung kepada pihak PT. Intan Suar Kartika, terutama kepada manager
dan karyawan perusahaan. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan
pengelolaan dan proses bisnis yang ada di PT. Intan Suar Kartika.
b. Kuesioner
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuesioner (angket) tertutup, yang merupakan suatu daftar pernyataan yang
disusun menurut variabel yang akan diteliti (Sekaran, 2003), dimana skala
pengukurannya menggunakan skala likert dari 1 – 5. Maksud dari skala
pengukuran likert dapat dilihat pada Tabel 4.3. dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 4.2. Skala penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
90
Tahap pengumpulan dan pengolahan data bertujuan untuk mengumpulkan
informasi identitas dan persepsi responden mengenai Kepuasan
stakeholder, kontribusi stakeholder, strategi, proses, kapabilitas dan
kinerja perusahaan. Informasi tersebut diperoleh dari penyebaran
kuesioner, kemudian informasi tersebut diolah agar dapat
diinterpretasikan. Langkah-langkah pada tahap pengumpulan dan
pengolahan data dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Tahap pengumpulan dan pengolahan data
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
91
4.4.3.1. Penyusunan Alat Ukur (Kuesioner)
Kuesioner yang baik adalah kuesioner yang mudah dimengerti responden
dan tidak menimbulkan pengertian ganda, dimana hal tersebut dapat
membingungkan responden pada saat menjawab kuesioner. Tujuan pokok dari
pembuatan kuesioner adalah mendapatkan informasi yang relevan dengan tujuan
penelitian. Pada penelitian ini kuesioner disusun berdasarkan atribut (indikator)
digunakan untuk mengukur nilai dari masing-masing variabel dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
92
Tabel 4.3. Atribut (Indikator) masing-masing Variabel Laten
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Perencanaan
Strategis
Strategic
Planning
(ξ1)
Cara organisasi
mengembangkan
sasaran strategis
dan rencana kerja.
Dalam hal ini diuji
bagaimana sasaran
strategis dan
rencana kerja yang
telah dipilih,
disebarkan dan
dirubah bila
situasi
mengharuskan,
serta bagaimana
kemajuannya
diukur
Pengembang
an strategi
1. Proses
pengembangan strategi
2. Sasaran strategi
Skala
Likert
Penjabaran
Strategi
1. Pengembangan dan
penjabaran rencana
kerja
2. Proyeksi kinerja
Fokus
Kepada
Pelanggan
dan Pasar
(ξ2)
Cara organisasi
menangani
komitmen
pelanggan untuk
sukses pasar dalam
jangka panjang.
Strategi
penanganan ini
termasuk
bagaimana
organisasi
membangun
budaya yang fokus
kepada pelanggan.
Kemudian cara
organisasi
mendengarkan
suara pelanggan
dan menggunakan
informasi ini guna
memperbaiki dan
mengidentifikasi
peluang untuk
inovasi
Suara
Pelanggan
1.Mendengarkan
pelanggan
2. Memperoleh
informasi kepuasan
pelanggan
3. Menganalisa dan
mendata pelanggan
Skala
Likert
Penanganan
Pelanggan
1. Penawaran produk
dan mendukung
pelanggan
2. Membangun
budaya fokus
kepada pelanggan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
93
Tabel 4.3. (Lanjutan)
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Fokus
Kepada
Tenaga Kerja
Workforce
Focus (ξ3)
Cara organisasi
menempatkan, mengelola,
dan mengembangkan
tenaga kerja untuk
memanfaatkan potensinya
secara penuh dalam
keselarasan dengan misi,
strategi dan rencana kerja
organisasi secara
keseluruhan. Variabel ini
menguji kemampuan dalam
menilai kebutuhan
kapabilitas dan kapasitas
tenaga kerja untuk
membangun lingkungan
yang kondusif bagi kinerja
tinggi.
Lingkun
gan
tenaga
kerja
1. Kapabilitas
dan kapasitas
tenaga kerja
2. Lingkungan
tenaga kerja
Skala
Likert
Penanga
nan
tenaga
kerja
1. Pemberdayaan
tenaga kerja
2. Pengembangan
tenaga kerja dan
pemimpin
3. Penilaian
terhadap
penanganan
tenaga kerja
Fokus
Kepada
Operasi
Operation
Focus (ξ4)
Cara organisasi mendesain
sistem kerja dan bagaimana
desain, pengelolaan, dan
perbaikan proses kunci
untuk
mengimplementasikan
sistem kerja dalam
memberi nilai kepada
pelanggan serta mencapai
sukses dan berkelanjutan
organisasional. Dalam hal
ini juga diuji kesiapannya
menghadapi keadaan
darurat
Sistem kerja 1. Desain sistem
kerja
2. Proses kerja
kunci
3. Kesiapan sistem
kerja dalam
keadaan
bencana/darurat
Skala
Likert
Proses kerja 1. Desain proses kerja
2. Pengaturan proses kerja
3. Perbaikan proses kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
94
Tabel 4.3. (Lanjutan)
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Kepemimpinan
Leadership
(Y1)
Tindakan pribadi para
pemimpin senior
organisasi dalam
memandu dan
mempertahankan
keberlanjutan
organisasi, tata kelola
organisasi serta
bagaimana organisasi
menunjukkan
pemenuhan terhadap
hukum, etika, tanggung
jawab kemasyarakatan
dan mendukung
komunitas kunci.
Kepemimpinan
Senior
1.Visi, Misi dan
Nilai- nilai
2.Komunikasi dan
kinerja organisasi
Skala
Likert
Tata kelola dan
tanggung Jawab
sosial
1. Tata Kelola
organisasi
2. Perilaku etis dan
patuh hukum
3. Tanggung
jawab sosial dan
mendukung
komunitas kunci
Kinerja
Performance
(Y2)
Kinerja organisasi dan perbaikan diseluruh bidang kunci hasil produk atau jasa, hasil fokus kepada pelanggan, hasil finansial dan pasar, hasil fokus kepada tenaga kerja, hasil efektifitas proses, dan hasil kepemimpinan. Level kinerja diuji perbandingannya dengan kompetitor dan organisasi lain yang menyediakan produk serupa.
1. Hasil kinerja produk dan proses
2. Hasil kinerja
fokus kepada
pelanggan
3. Hasil kinerja
fokus kepada
tenaga kerja
4. Hasil kinerja
kepemimpinan
dan tata kelola
5. Hasil kinerja
finansial dan pasar
Skala
Likert
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
95
Setiap atribut akan dikonversikan dalam bentuk butir pertanyaan atau
pernyataan dalam kuesioner yang akan digunakan untuk menilai variabel-variabel
penelitian. Butir-butir pertanyaan atau pernyataan kuesioner penelitian dapat
dilihat pada Lampiran 1.
4.5.3.2. Pengujian Kuesioner
Langkah awal sebelum penyebaran kuesioner yang sesungguhnya
dilakukan pretest dengan cara menyebarkan kuesioner awal dan wawancara
kepada beberapa mahasiswa. Dari wawancara diperoleh beberapa item pernyataan
atau pertanyaan yang harus diubah struktur kalimatnya. Selanjutnya dilakukan
pengujian kuesioner untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitas kuesioner
sebagai alat ukur penelitian.
a. Validitas
Kuesioner dapat dikatakan sebagai alat ukur yang baik apabila kuesioner
tersebut mampu menunjukkan kesesuaian dengan obyek yang akan diukur.
Validitas menunjukkan ketepatan dan kesesuaian suatu alat ukur dalam
menjalankan fungsi pengukurannya. Hasil penelitian dikatakan valid
apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan kenyataan
yang sesungguhnya sehingga data yang terkumpul dapat mewakili
populasi yang diteliti.
Validitas kuesioner diuji dengan menggunakan teknik analisis item yaitu
mengetahui konsistensi antara skor item dengan skor keseluruhan.
Konsistensi ini dapat dilihat pada koefisien korelasi antar setiap item
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
96
dengan skor keseluruhan. Pengujian validitas dilakukan dengan
menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan persamaan
sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛(Σ𝑥𝑦) − (Σ𝑥)(Σ𝑦)
√{𝑛Σ𝑥2 − (Σx)2}{nΣy2 − (Σy)2} … … … … … … … (4.1. )
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = korelasi antara butir item dengan skor total semua item
x = skor nilai pada masing-masing pertanyaan atau pernyataan dari semua
responden
y = skor total seluruh pertanyaan atau pernyataan dari semua responden
n = ukuran sampel
Uji signifikansi dilakukan dengan uji t (taraf signifikansi 5%) dengan rumus
sebagai berikut:
𝑡 =𝑟√𝑛 − 2
√1 − 𝑟2 … … … … … (4.2. )
𝑑𝑓 = 𝑛 − 2 … … … … … . (4.3)
Keterangan:
n = ukuran sampel
r = korelasi antara butir item dengan skor total semua item
Item pertanyaan instrumen dikatakan valid apabila t-hitung lebih besar atau
sama dengan t-tabel, begitu pula sebaliknya. Pada penelitian ini, perhitungan
validitas secara manual tidak dilakukan dan perhitungan sepenuhnya dibantu
dengan program SPSS versi 22.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
97
b. Realibiilitas
Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan kestabilan dan
konsistensi alat ukur (dalam hal ini kuesioner) dalam mengukur konsep yang
ingin diukur. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat
diandalkan. Jika suatu kuesioner digunakan dua kali untuk mengukur gejala
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka
kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel, dengan kata lain reliabilitas
menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama.
Tinggi rendahnya reliabilitas suatu alat ukur ditunjukkan oleh suatu angka
yang disebut koefisien reliabilitas.
Pada tahap ini dilakukan pengujian reliabilitas pada saat pengumpulan data
awal sebanyak 30 responden berdasarkan rule of thumb yang dipopulerkan
Roscoe (1975) dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha (Sinulingga,
S., 2011). Adapun rumus Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut:
𝑟𝑖 = (𝑘
𝑘 − 1) (1 −
Σ𝑠𝑖
𝑠𝑡) … … … … … … … (4.4. )
Keterangan:
𝑟𝑖 = nilai reliabilitas
Σ𝑠𝑖 = jumlah varians skor tiap-tiap item
𝑠𝑡 = varians total
k = jumlah item
Koefisien keandalan alat ukur menyatakan tingkat konsistensi jawaban
responden. Selanjutnya angka yang diperoleh dari perhitungan Cronbach’s
Alpha tersebut dibandingkan dengan angka kritis pada tabel korelasi r product
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
98
moment. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar daripada nilai pada tabel
maka item pernyataan dalam kuesioner dianggap reliabel. Pada penelitian ini,
perhitungan reliabilitas secara manual tidak dilakukan dan perhitungan
sepenuhnya dibantu dengan program SPSS versi 22.
4.5.3.3. Penyebaran Kuesioner
Apabila kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas telah
memenuhi syarat maka kuesioner yang telah valid dan reliabel tersebut disebarkan
kepada seluruh sampel penelitian. Tujuan penyebaran kuesioner yaitu
membagikan daftar pernyataan kepada responden untuk diisi secara jujur dan
benar sehingga persepsi yang tercantum dalam jawaban responden tersebut benar-
benar mampu menggambarkan secara nyata kondisi aktual PT. Intan Suar Kartika.
4.5.3.4. Pengumpulan Data
Setelah kuesioner diisi dan dikembalikan maka diperoleh data mengenai
identitas dan persepsi responden. Data tersebut masih berupa data mentah yang
selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan hasil, dimana hasil tersebut dijadikan
dasar dalam pembuktian hipotesis penelitian, penarikan kesimpulan dan saran-
saran. Data yang dianggap memenuhi syarat yaitu data yang hanya memiliki satu
jawaban untuk setiap pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
99
4.5.3.5. Pengolahan Data Menggunakan program AMOS
Setelah data dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan
program Amos v.22 dengan tujuan untuk menghitung besarnya pengaruh antara
variabel laten bebas (eksogen) terhadap variabel laten terikat (endogen). SEM
bermanfaat untuk memeriksa besar kecilnya pengaruh langsung (direct) maupun
tidak langsung (indirect) serta pengaruh total variabel eksogen terhadap variabel
endogen.
Untuk dapat menghitung koefisien jalur pada model yang telah ditentukan
maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggambarkan model
konseptual diagram jalur untuk hubungan antar variabel. Diagram ini harus
mampu menerjemahkan hipotesis penelitian, dapat membedakan variabel eksogen
dengan endogen serta diharapkan dapat menggambarkan kaitan sejumlah variabel
yang diteliti.
Terdapat dua pendekatan dasar yang dapat dipilih apabila suatu penelitian
menggunakan SEM dalam memecahkan masalah penelitian yaitu confirmatory
factor analysis dan exploratory factor analysis, namun menurut Ghozali dan Fuad
(2005), analisis SEM akan bekerja jauh lebih baik apabila SEM digunakan untuk
konteks confirmatory. Hal ini sejalan dengan penelitian ini, dimana pada
penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan confirmatory factor
analysis.
Selanjutnya tujuan dari SEM pada prinsipnya adalah mendapatkan model
keseluruhan (full model). Output program ini berupa nilai koefisien jalur yang
telah didefinisikan melalui model keseluruhan (full model). SEM bermanfaat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
100
untuk memeriksa besar kecilnya pengaruh langsung (direct), tidak langsung
(indirect), keseluruhan, bersama-sama (simultan) serta mengetahui variabel yang
berpengaruh dominan. Dalam penelitian ini, output pada program Amos yang
digunakan untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis penelitian adalah nilai
koefisien jalur, t-value serta nilai R2.
4.5.4. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan pada sub bab 4.5.3. kemudian dilakukan
analisis data menggunakan hasil pengolahan data model SEM, sebagai berikut:
a. analisis terhadap kecocokan keseluruhan model (overall model fit)
b. analisis kecocokan model pengukuran (measurement model fit)
c. analisis kecocokan model struktural (structural model fit)
d. evaluasi hipotesis penelitian.
4.5.3.1. Analisis terhadap kecocokan keseluruhan model (overall model fit)
Pada tahap ini dilakukan uji kecocokan model secara keseluruhan terhadap
matriks korelasi dan matriks kovarians. Data yang digunakan harus memenuhi
asumsi-asumsi uji kecocokan SEM (Hair, 2006), yaitu:
a. Uji kecocokan Chi-Square (𝑋2)
Uji kecocokan ini mengukur seberapa dekat antara implied covariance
matrix (matriks kovarian hasil prediksi) dan sample covariance matrix
(matriks kovarians sampel data). Dalam prakteknya, nilai diharapkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
101
kecil dan P-value diharapkan bernilai ≥ 0,05 agar H1 dapat diterima
yang menyatakan bahwa model adalah baik.
𝑋2 = (𝑁 − 1)(𝑆 − Σk) … … … … . . (4.5. )
Keterangan :
𝑋2 = Chi-Square
N = jumlah observasi
S = sample covariance matrix
Σk = restricted covariance matrix
b. Goodness of Fit Index (GFI)
Ukuran GFI pada dasarnya merupakan ukuran kemampuan suatu
model menerangkan keragaman data. Nilai GFI berkisar antara 0 (poor
fit) sampai dengan 1 (perfect fit). Model yang baik adalah model yang
memiliki nilai GFI mendekati 1. Dalam prakteknya, banyak peneliti
menggunakan batas minimal GFI adalah 0,9.
c. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi
degree of freedom model dengan model lain yang dibandingkan. AGFI
≥ 0,9 adalah good fit, sedangkan 0,8 ≤ AGFI ≤ 0,9 adalah marginal fit.
d. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
Merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang
diharapkan dalam populasi. Nilai RMSEA ≤ 0,08 adalah good fit,
sedangkan nilai RMSEA < 0,05 adalah close fit.
e. Tucker Lewis Index (TLI)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
102
Ukuran TLI disebut juga dengan nonnormed fit index (NNFI). Ukuran
ini merupakan ukuran untuk perbandingan antarmodel yang
mempertimbangkan banyaknya koefisien di dalam model. TLI ≥ 0,9
adalah good fit, sedangkan 0,8 ≤ AGFI ≤ 0,9 adalah marginal fit.
f. Comparative Fit Index (CFI)
Ukuran CFI mengindikasikan tingkat yang paling tinggi bila mendekati
nilai 1. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,95.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut maka sebuah model dinyatakan layak
jika masing-masing indeks tersebut mempunyai cut off value seperti ditunjukkan
pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4. Indeks Pengujian Kelayakan Model
Good of Fit Cut off Value
𝑋2Chi-Square 𝑋2diharapkan kecil
Probabilitas ≥ 0,05
GFI ≥ 0,90
AGFI ≥ 0,90
RMSEA £ 0,08
TLI ≥ 0,90
CFI ≥ 0,95
4.5.3.2. Analisis Kecocokan Model Pengukuran (Measurement Model Fit)
Setelah keseluruhan model fit dievaluasi, maka langkah berikutnya adalah
pengukuran setiap konstruk untuk menilai unidimensionalitas dan realibilitas dari
konstruk. Unidimensionalitas adalah asumsi yang melandasi perhitungan
realibilitas dan ditunjukkan ketika indikator suatu konstruk acceptable fit satu
single faktor (one dimensional) model. Pengukuran Cronbach Alpha tidak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
103
menjamin unidimensionalitas tetapi mengasumsikan adanya unidimensionalitas
untuk semua multiple indicator construct sebelum menilai realibilitasnya.
Realibilitas tidak menjamin adanya validitas. Validitas adalah ukuran
sampai sejauh mana suatu indikator secara akurat mengukur apa yang hendak
diukur. Suatu variabel dinyatakan valid jika memiliki nilai Standarized Loading
Factor (SLF) ≥ 0,5 dan nilai t ≥ 1,96 (t-tabel) (Wijanto, 2008).
Pendekatan untuk menilai pengukuran model adalah mengukur composite
realibility dan variance extracted untuk setiap konstruk. Reliability adalah ukuran
internal consistency indicator suatu konstruk. Hasil realibilitas yang tinggi
memberikan keyakinan bahwa indikator individu semua konsisten dengan
pengukurannya. Tingkat realibilitas yang diterima secara umum adalah > 0,70
sedangkan realibilitas < 0,70 dapat diterima untuk penelitian yang masih bersifat
eksploratori. Ukuran realibilitas yang lain adalah variance extracted sebagai
pelengkap ukuran construct realibility. Angka yang direkomendasi untuk nilai
variance extracted > 0,50. Berikut ini rumus untuk menghitung construct
realibility dan variance exctracted.
𝑐𝑜𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑐𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = (Σ𝑠𝑡𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)2
(Σ𝑠𝑡𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)2 + Σ휀𝑗 … … … … … (4.6. )
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = Σ𝑠𝑡𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔2
Σ𝑠𝑡𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔2 + Σ휀𝑗 … … … … … (4.7. )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
104
4.5.3.3. Analisis Kecocokan Model Struktural (Structural Model Fit)
Untuk menilai struktural model fit melibatkan signifikansi dari koefisien.
SEM memberikan hasil nilai estimasi koefisien, standard error, dan nilai critical
value (cr) untuk setiap koefisien. Dengan tingkat signifikansi tertentu (0,05) maka
kita dapat menilai signifikansi masing-masing koefisien secara statistik. Pemilihan
tingkat signifikansi dipengaruhi oleh justifikasi teoritis untuk hubungan kausalitas
yang diusulkan. Jika dihipotesakan hubungannya negatif atau positif, maka
digunakan uji signifikansi one tail (satu sisi). Namun demikian jika peneliti tidak
dapat memperkirakan arah hubungan maka harus digunakan uji two tails (dua
sisi).
4.5.3.4. Pengujian Hipotesis
Dari semua model struktural yang telah dibentuk dan dianalisis, diperoleh
nilai-nilai parameter yang menggambarkan hubungan kausal (pengaruh) antar
variabel didalamnya. Nilai parameter tersebut terdiri atas koefisien hubungan
antar variabel laten serta nilai kontribusi dari variabel-variabel manifes pembentuk
variabel-variabel laten tersebut. Pada bagian ini dibahas mengenai tahap
pengujian hipotesis, dimana nilai parameter antar variabel laten yang terdapat
pada analisis kecocokan model struktural dijadikan dasar untuk melakukan
evaluasi terhadap hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dibentuk.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
105
4.5.5. Tahap Perancangan
Hasil yang diperoleh pada tahap penelitian akan menjadi input pada tahap
perancangan. Output yang diperoleh dari tahap penelitian adalah variabel yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja PT. Intan Suar Kartika. Variabel
yang memiliki pengaruh signifikan akan diidentifikasi faktor kinerja kuncinya
(KPI) melalui perancangan model pengukuran kinerja untuk meningkatkan
kinerja. Tahap perancangan yang digunakan untuk merumuskan model
pengukuran kinerja adalah:
1. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja
PT. Intan Suar Kartika.
2. Mengukur pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap kinerja.
3. Menganalisis indikator-indikator kunci yang berpengaruh terhadap kinerja
PT. Intan Suar Kartika.
4. Merancang atau merumuskan model pengukuran kinerja PT. Intan Suar
Kartika.
4.5.6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan penelitian diperoleh dari hasil pengolahan data, analisis, dan
proses perancangan yang mampu menjawab tujuan penelitian. Sedangkan saran
(rekomendasi) merupakan masukan terhadap perusahaan agar mampu
mengelaborasi hasil penelitian. Selain untuk perusahaan saran juga diberikan
untuk pelaksanaan penelitian berikutnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
106
BAB 5
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap
awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Pengumpulan dan pengolahan data
tahap awal dilakukan untuk menguji kelayakan kuesioner, dengan maksud agar
kuesioner tersebut mampu secara baik dan benar menilai apa yang seharusnya
diukur. Kelayakan kuesioner yang ditetapkan diuji melalui analisis validitas dan
reliabilitas, apabila kuesioner tersebut telah valid dan reliabel maka kuesioner
tersebut layak untuk digunakan. Berdasarkan hasil pengujian kelayakan dapat
diketahui item-item pernyataan dalam kuesioner yang tidak layak, perlu
diperbaiki, diubah atau dihilangkan sehingga dapat menghasilkan kuesioner yang
benar-benar layak untuk digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini.
5.1.1. Pengumpulan Data Tahap Awal
Dari 30 kuesioner yang disebar pada tahap pendahuluan tersebut
seluruhnya kembali dan sah/layak untuk diolah. Data mentah yang diperoleh dari
penyebaran kuesioner selanjutnya diuji validitas dan reliabilitasnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
107
1. Uji Validitas.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat
mengukur kondisi nyatanya. Item pertanyaan instrumen dikatakan valid apabila t-
hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel, begitu pula sebaliknya. Pada
penelitian ini, perhitungan validitas secara manual tidak dilakukan dan
perhitungan sepenuhnya dibantu dengan program SPSS versi 22.
Berdasarkan tabel r product moment, dimana jumlah data sebanyak 30 maka
derajat kebebasan (dk = 30 – 2 = 28), dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%,
diperoleh nilai r sebesar 0,362 (rkritis = 0,362). Pada Tabel 5.1, dapat dilihat
rangkuman mengenai uji validitas yang dilakukan.
Tabel 5.1. Hasil Uji Validitas
Variabel
Item
Pernyataan r-hitung r-tabel Kesimpulan
Perencanaan Strategis X1 0.607 0.362 Valid
X2 0.677 0.362 Valid
X3 0.568 0.362 Valid
X4 0.644 0.362 Valid
Fokus kepada pelanggan
dan pasar X5 0.439
0.362 Valid
X6 0.55 0.362 Valid
X7 0.437 0.362 Valid
X8 0.545 0.362 Valid
X9 0.539 0.362 Valid
Fokus kepada tenaga kerja X10 0.571 0.362 Valid
X11 0.459 0.362 Valid
X12 0.581 0.362 Valid
X13 0.385 0.362 Valid
X14 0.584 0.362 Valid
Fokus kepada operasi X15 0.535 0.362 Valid
X16 0.433 0.362 Valid
X17 0.615 0.362 Valid
X18 0.758 0.362 Valid
X19 0.453 0.362 Valid
X20 0.426 0.362 Valid
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
108
Tabel 5.1. (Lanjutan)
Variabel
Item
Pernyataan r-hitung r-tabel Kesimpulan
Kepemimpinan Y1 0.455 0.362 Valid
Y2 0.402 0.362 Valid
Y3 0.431 0.362 Valid
Y4 0.682 0.362 Valid
Y5 0.481 0.362 Valid
Kinerja Perusahaan Y6 0.72 0.362 Valid
Y7 0.447 0.362 Valid
Y8 0.542 0.362 Valid
Y9 0.603 0.362 Valid
Y10 0.418 0.362 Valid
2. Uji Reliabilitas.
Uji reliabilitas adalah mengukur keandalan suatu instrumen, pada penelitian
ini digunakan koefesien Alpha Cronbach menyatakan bahwa nilai suatu instrumen
dikatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach ≥ 0.6. Hasil uji reliabilitas dapat
dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Hasil Uji Realibilitas
Konstruk
Cronbach's
Alpha Keterangan
Perencanaan Strategis .841 Reliabel
Fokus kepada pelanggan dan pasar .865 Reliabel
Fokus kepada tenaga kerja .832 Reliabel
Fokus kepada operasi .863 Reliabel
Kepemimpinan .823 Reliabel
Kinerja Perusahaan .840 Reliabel
Berdasarkan Tabel 5.2. dapat diketahui bahwa Alpha Cronbach’s seluruh
instrument tersebut lebih besar dari pada 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
109
pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan
pengukuran kembali terhadap subyek yang sama.
Berdasarkan hasil uji validitas dan realibilitas diketahui bahwa kuesioner
yang dirancang valid dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini.
5.1.2. Pengumpulan Data Tahap Akhir.
Kuesioner yang sudah valid dan reliabel disebarkan untuk pengumpulan
data tahap akhir. Jumlah kuesioner yang disebarkan kepada responden adalah
sebanyak 155 kuesioner dan dibagikan secara proporsional sesuai dengan jumlah
karyawan untuk tiap departemen. Deskripsi penyebaran, pengumpulan dan jumlah
kuesioner penelitian yang sah (layak untuk diolah) dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Deskripsi Penyebaran Kuesioner Penelitian.
Bagian Jumlah Kuesioner
Disebar Terkumpul Sah
Umum 32 31 30
Produksi 123 121 120
Total 155 152 150
Berdasarkan Tabel 5.3. dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian
kuesioner penelitian yang layak untuk diolah cukup tinggi yaitu sebesar 98,5%.
Selain itu, jumlah data sebesar 150 set kuesioner telah memenuhi syarat-syarat
pengolahan data dengan bantuan program AMOS. Adapun program AMOS
mensyaratkan ukuran sampel dengan ketentuan sebagai berikut (Solimun, 2002):
1. Bila penggunaan parameter menggunakan metode kemungkinan
maksimum (maximum likelihood) maka jumlah sampel yang disarankan
adalah 100-200 sampel.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
110
2. Sebanyak 5-10 kali jumlah variabel indikator dari keseluruhan variabel
laten.
5.2. Pengolahan Data
Proses mengenai pengolahan data adalah untuk mendapatkan jawaban atas
rumusan masalah penelitian ini. Pengolahan data dilakukan berdasarkan model
penelitian dengan mengolah data hasil survei yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner penelitian. Data awal dari responden masih berupa data mentah
sehingga harus diolah sedemikian rupa agar menjadi sebuah informasi yang dapat
diinterpretasikan. Adapun pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan
bantuan program SPSS Amos versi 22.
Pengolahan data dibagi kedalam tiga bagian yaitu hasil pengolahan data
model pengukuran yang menggambarkan nilai-nilai estimasi variabel indikator
terhadap variabel latennya, kemudian hasil pengolahan data model struktural yang
menggambarkan nilai-nilai estimasi antar variabel laten eksogen terhadap variabel
laten endogen, dan goodness of fit (GOF) yang digunakan untuk menguji
kecocokan keseluruhan model (overall model fit).
5.2.1. Hasil Pengolahan Data Model Pengukuran.
Pada bagian ini ditunjukkan hasil pengolahan data mengenai nilai-nilai
estimasi variabel indikator dalam membentu variabel latennya. Adapun variabel
laten pada penelitian ini terdiri atas variabel Perencanaan strategis (Ps), Fokus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
111
kepada pelanggan dan pasar (Fpp), Fokus kepada tenaga kerja (Ftk), Fokus
kepada operasi (Fo), Kepemimpinan (Kpm), Kinerja Perusahaan (Kp).
Berikut disajikan hasil pengolahan data dengan AMOS pada masing-
masing variabel laten:
1. Hasil Pengolahan Data Model Pengukuran Perencanaan strategis.
Variabel laten Perencanaan strategis memiliki empat variabel
indikator. Hasil uji konfirmatori konstruk Perencanaan strategis
ditunjukkan pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Uji Konfirmatori Konstruk Eksogen Perencanaan strategis
Dari hasil pengolahan data diketahui nilai Standardized Regression
Weights menunjukkan bahwa semua nilai estimasi indikator diatas 0,5 yang
berarti variabel indikator tersebut memenuhi syarat dan dapat dilihat pada Tabel
5.4.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
112
Tabel 5.4. Standardized Regression Weights: Perencanaan strategis
Estimate
X1 <--- Ps .690
X2 <--- Ps .730
X3 <--- Ps .630
X4 <--- Ps .580
2. Hasil Pengolahan Data Model Pengukuran Fokus kepada pelanggan dan pasar.
Variabel laten Fokus kepada pelanggan dan pasar memiliki lima variabel. Hasil
uji konfirmatori Fokus kepada pelanggan dan pasar ditunjukkan pada Gambar
5.2.
Gambar 5.2. Uji Konfirmatori Konstruk Eksogen Fokus kepada
pelanggan dan pasar
Dari hasil pengolahan data diketahui nilai Standardized Regression
Weights menunjukkan bahwa semua nilai estimasi indikator diatas 0,5 yang
berarti variabel indikator tersebut memenuhi syarat seperti dan dapat dilihat pada
Tabel 5.5.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
113
Tabel 5.5. Standardized Regression Weights: Fokus kepada pelanggan dan pasar
Estimate
X5 <--- Fpp .610
X6 <--- Fpp .630
X7 <--- Fpp .580
X8 <--- Fpp .570
X9 <--- Fpp .620
3. Hasil Pengolahan Data Model Pengukuran Fokus kepada tenaga kerja.
Variabel laten Fokus kepada tenaga kerja memiliki lima variabel
indikator. Hasil uji konfirmatori konstruk Fokus kepada tenaga kerja
ditunjukkan pada Gambar 5.3.
Gambar 5.3. Uji Konfirmatori Konstruk Eksogen Fokus kepada tenaga kerja
Dari hasil pengolahan data diketahui nilai Standardized Regression
Weights menunjukkan bahwa semua nilai estimasi indikator diatas 0,5 yang
berarti variabel indikator tersebut memenuhi syarat dan dapat dilihat pada Tabel
5.6.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
114
Tabel 5.6. Standardized Regression Weights: Fokus kepada tenaga kerja
Estimate
X10 <--- Ftk .620
X11 <--- Ftk .610
X12 <--- Ftk .610
X13 <--- Ftk .580
X14 <--- Ftk .730
4. Hasil Pengolahan Data Model Pengukuran Fokus kepada operasi
Variabel laten Fokus kepada operasi memiliki enam variabel indikator.
Hasil uji konfirmatori konstruk Fokus kepada operasi ditunjukkan pada
Gambar 5.4
Gambar 5.4. Uji Konfirmatori Konstruk Eksogen Fokus kepada
operasi
Dari hasil pengolahan data diketahui nilai Standardized Regression
Weights menunjukkan bahwa semua nilai estimasi indikator diatas 0,5 yang
berarti variabel indikator tersebut memenuhi syarat dan dapat dilihat pada Tabel
5.7.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
115
Tabel 5.7. Standardized Regression Weights: Fokus kepada operasi
Estimate
X15 <--- Fo .680
X16 <--- Fo .550
X17 <--- Fo .610
X18 <--- Fo .680
X19 <--- Fo .580
X20 <--- Fo .580
5. Hasil Pengolahan Data Model Pengukuran Kepemimpinan.
Variabel Strategi memiliki lima variabel indikator. Hasil uji
konfirmatori Kepemimpinan ditunjukkan pada Gambar 5.5.
Gambar 5.5. Uji Konfirmatori Konstruk Endogen Kepemimpinan.
Dari hasil pengolahan data diketahui nilai Standardized Regression
Weights menunjukkan bahwa semua nilai estimasi indikator diatas 0,5 yang
berarti variabel indikator tersebut memenuhi syarat dan dapat dilihat pada
Tabel 5.8.
6.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
116
Tabel 5.8. Standardized Regression Weights: Kepemimpinan
Estimate
Y1 <--- Kpm .700
Y2 <--- Kpm .610
Y3 <--- Kpm .710
Y4 <--- Kpm .590
Y5 <--- Kpm .530
7. Hasil Pengolahan Data Model Pengukuran Kinerja Perusahaan
Variabel Strategi memiliki lima variabel indikator. Hasil uji
konfirmatori Kinerja Perusahaan ditunjukkan pada Gambar 5.6.
Gambar 5.6. Uji Konfirmatori Konstruk Endogen Kinerja Perusahaan
Dari hasil pengolahan data diketahui nilai Standardized Regression
Weights menunjukkan bahwa semua nilai estimasi indikator diatas 0,5 yang
berarti variabel indikator tersebut memenuhi syarat dan dapat dilihat pada
Tabel 5.9.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
117
8.
Tabel 5.9. Standardized Regression Weights: Kinerja Perusahaan.
Estimate
Y1 <--- Kp .600
Y2 <--- Kp .580
Y3 <--- Kp .590
Y4 <--- Kp .690
Y5 <--- Kp .640
5.2.2. Hasil Pengolahan Data Model Struktural
Hasil pengolahan data model struktural ini menunjukkan path diagram
antara variabel laten eksogen ke variabel laten endogen yang terdiri dari t-value
(nilai yang digunakan untuk uji signifikansi konstruk), standardized solution (nilai
parameter yang digunakan untuk menentukan arah dan besar pengaruh) serta
persamaan-persamaan matematika pada model struktural. Gambar 5.7.
menunjukkan hasil pengolahan data model struktural.
Dari hasil pengolahan data diketahui nilai Standardized Regression
Weights menunjukkan bahwa semua nilai estimasi variabel indikator diatas dari
0,5 yang berarti variabel indikator tersebut memenuhi syarat seperti terlihat pada
Gambar 5.7.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 5.7. Hasil Pengolahan Data Model Struktural
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
97
5.2.3. Hasil Pengolahan Data Persamaan Matematika
Hasil pengolahan data model struktural pada sub bab 5.2.2. menunjukkan
path diagram yang terdiri dari t-value (nilai yang digunakan untuk uji signifikansi
konstruk), standardized solution (nilai parameter yang digunakan untuk
menentukan arah dan besar pengaruh) serta persamaan-persamaan matematika
pada model pengukuran kinerja. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk mengolah
data persamaan matematika pada sub bab 4.1. Berikut ini adalah hasil pengolahan
data untuk setiap persamaan matematika.
5.2.3.1.Model Pengukuran Indikator dari Variabel Eksogen
Perhitungan persamaan matematika untuk model pengukuran
menggunakan data yang terdapat pada lampiran 4 pengolahan data. Data yang
digunakan adalah nilai residu atau komponen kesalahan pengukuran untuk
variabel eksogen (δ), nilai factor loading yang menghubungkan konstruk dengan
indikatornya (λ), dan nilai faktor eksogen (ξ). Berikut ini adalah hasil pengolahan
model pengukuran indikator dari variabel eksogen.
1. Proses pengembangan strategi (X1)
111 X 1.1
+=X
49,0)33.0(98,01
+=X
81,01=X
2. Sasaran strategi (X2)
212 X 1.2
+=X
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
98
50,0)33,0(07,12
+=X
85,02=X
3. Pengembangan dan penjabaran rencana kerja (X3)
313 X 1.3
+=X
39,0)33,0(13
+=X
72,03=X
4. Proyeksi kinerja (X4)
414 X 1.4
+=X
38,0)33,0(96,04
+=X
70,04=X
5. Mendengarkan pelanggan (X5)
525 X 1.5
+=X
33,0)25,0(89,05
+=X
55,05=X
6. Memperoleh informasi kepuasan pelanggan (X6)
626 X 1.6
+=X
45,0)25,0(09,16
+=X
73,06=X
7. Menganalisa dan mendata pelanggan (X7)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
99
727 X 1.7
+=X
58,0)25,0(05,17
+=X
84,07=X
8. Penawaran produk dan mendukung pelanggan (X8)
828 X 1.8
+=X
51,0)25,0(00,18
+=X
76,08=X
9. Membangun budaya fokus kepada pelanggan (X9)
929 X 1.9
+=X
39,0)25,0(04,19
+=X
65,09=X
10. Kapabilitas dan kapasitas tenaga kerja (X10)
10310 X 1.10
+=X
53,0)32,0(00,110
+=X
85,010=X
11. Lingkungan tenaga kerja (X11)
11311 X 1.11
+=X
43,0)32,0(89,011
+=X
72,011=X
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
100
12. Pemberdayaan tenaga kerja (X12)
12312 X 1.12
+=X
60,0)32,0(05,112
+=X
94,012=X
13. Pengembangan tenaga kerja dan pemimpin (X13)
13313 X 1.13
+=X
50,0)32,0(87,013
+=X
78,013=X
14. Penilaian terhadap penanganan tenaga kerja (X14)
14314 X 1.14
+=X
38,0)32,0(16,114
+=X
75,014=X
15. Desain sistem kerja (X15)
15415 X 1.15
+=X
44,0)37,0(01,115
+=X
81,015=X
16. Proses kerja kunci (X16)
16416 X 1.16
+=X
82,0)37,0(96,016
+=X
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
101
18,116=X
17. Kesiapan sistem kerja dalam keadaan (X17)
17417 X 1.17
+=X
52,0)37,0(89,017
+=X
85,017=X
18. Desain proses kerja (X18)
18418 X 1.18
+=X
45,0)37,0(02,118
+=X
83,018=X
19. Pengaturan proses kerja (X19)
19419 X 1.19
+=X
70,0)37,0(98,019
+=X
06,119=X
20. Perbaikan proses kerja (X20)
20420 X 1.20
+=X
73,0)37,0(120
+=X
1,120=X
5.2.3.2. Model Struktural
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
102
Model struktural yang dihitung nilainya adalah nilai faktor untuk
konstruk endogen yaitu konstruk kepemimpinan dan kinerja perusahaan. Data
yang digunakan untuk menghitung adalah nilai faktor eksogen (ξ), nilai regresi
variabel laten endogen pada variabel laten eksogen (γ), dan kesalahan struktural
diberi label (ζ). Nilai konstruk endogen ini kemudian disubsitusi untuk
menghitung nilai variabel indikator dari setiap variabel endogen. Berikut ini
adalah hasil pengolahan data model struktural.
1. Nilai Faktor Konstruk Kepemimpinan
휂1 = 𝛾1.1𝜉1 + 𝛾1.2𝜉2 + 휁1
휂1 = 0,05 (0,33) +(- 0,12) (0.25) + 0,20
휂1 = 0,0165 +(- 0,03) + 0,20
휂1 = 0,19
2. Nilai Faktor Konstruk Kinerja Perusahaan
휂2 = 𝛽1.2휂1 + 𝛾2.1𝜉1 + 𝛾2.2𝜉2 + 𝛾2.3𝜉3 + 𝛾2.4𝜉4 + 휁2
휂2 = 0,0 ( 0,19) + 0,96 (0,33) + 0,04 (0,25) + 0,01 (0,37) + 0,03 (0,32)+(-0.02)
휂2 = 0,0 + 0,3168 + 0,01 + 0,037 + 0,096+(-0.02)
휂2 = 0,4398
5.2.3.3. Model Pengukuran Indikator dari Variabel Eksogen
Perhitungan persamaan matematika untuk model pengukuran
menggunakan data yang terdapat pada lampiran 4 pengolahan data dan nilai faktor
konstruk endogen ada sub bab 6.2.3.2. Data yang digunakan adalah nilai error
variabel endogen (ε), nilai factor loading yang menghubungkan konstruk dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
103
indikatornya (λ), dan nilai faktor endogen (η). Berikut ini adalah hasil pengolahan
model pengukuran indikator dari variabel endogen.
1. Visi, Misi dan Nilai- nilai. (Y1)
111 Y 1.1
+=Y
37,0)19,0(24,11
+=Y
606,01=Y
2. Komunikasi dan kinerja organisasi (Y2)
212 Y 1.2
+=Y
52,0)19,0(18,12
+=Y
744,02=Y
3. Tata Kelola organisasi (Y3)
313 Y 1.3
+=Y
43,0)19,0(40,13
+=Y
696,03=Y
4. Perilaku etis dan patuh hukum (Y4)
414 Y 1.4
+=Y
43,0)19,0(14
+=Y
620,04=Y
5. Tanggung jawab sosial dan mendukung komunitas kunci (Y5)
515 Y 1.5
+=Y
45,0)19,0(86,05
+=Y
613,05=Y
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
104
6. Hasil kinerja produk dan proses (Y6)
626 Y 1.6
+=Y
50,0)44,0(16
+=Y
94,06=Y
7. Hasil kinerja fokus kepada pelanggan (Y7)
727 Y 1.7
+=Y
46,0)44,0(17
+=Y
90,07=Y
8. Hasil kinerja fokus kepada tenaga kerja (Y8)
828 Y 1.8
+=Y
38,0)44,0(07,18
+=Y
851,08=Y
9. Hasil kinerja kepemimpinan dan tata kelola (Y9)
929 Y192
+=Y
48,0)44,0(19
+=Y
920,09=Y
10. Hasil kinerja finansial dan pasar (Y10)
10210 Y 2.10
+=Y
96,0)44,0(18,110
+=Y
479,110=Y
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
105
5.2.4. Validitas Konvergen Model
Validitas konvergen dapat dinilai dari measurement model yang
dikembangkan dalam penelitian dengan menentukan apakah setiap indikator yang
diestimasi secara valid dapat mengukur dimensi, menunjukkan validitas
konvergen yang signifikan apabila koefisien variabel indikator itu lebih besar dari
dua kali standar errornya (Ferdinand, 2000). Bila setiap indikator memiliki critical
ratio (C.R) yang lebih besar dari dua kali standard errornya, hal ini menunjukkan
bahwa indikator tersebut secara valid mengukur apa yang seharusnya diukur
dalam model yang disajikan. Hasil perhitungan dapat disusun tabel Regression
Weight (factor loading) Measurement Model seperti pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Regression Weight (factor loading) Measurement Model
Estimate S.E. C.R. P Label
X3 <--- PS 1.000
X2 <--- PS 1.069 .152 7.044 *** w2
X1 <--- PS .976 .144 6.754 *** w1
X8 <--- FC 1.000
X7 <--- FC 1.053 .216 4.862 *** w6
X6 <--- FC 1.095 .212 5.169 *** w5
X5 <--- FC .891 .176 5.067 *** w4
X20 <--- FP 1.000
X19 <--- FP .978 .185 5.284 *** w16
X18 <--- FP 1.022 .175 5.839 *** w15
X17 <--- FP .892 .164 5.426 *** w14
X16 <--- FP .963 .190 5.057 *** w13
X15 <--- FP 1.008 .173 5.833 *** w12
Y4 <--- Kpm 1.000
Y3 <--- Kpm 1.397 .235 5.947 *** w19
Y2 <--- Kpm 1.185 .216 5.484 *** w18
Y1 <--- Kpm 1.245 .211 5.890 *** w17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
106
Tabel 5.10. (Lanjutan) Estimate S.E. C.R. P Label
Y6 <--- KP 1.000
Y7 <--- KP 1.001 .161 6.213 *** w21
Y8 <--- KP 1.066 .161 6.622 *** w22
Y9 <--- KP 1.005 .163 6.155 *** w23
X4 <--- PS .965 .134 7.185 *** w3
X9 <--- FC 1.040 .201 5.187 *** w7
Y5 <--- Kpm .864 .176 4.897 *** w20
Y10 <--- KP 1.177 .211 5.577 *** w24
X10 <--- FTK 1.000
X11 <--- FTK .890 .159 5.587 *** w8
X12 <--- FTK 1.051 .188 5.597 *** w9
X13 <--- FTK .868 .162 5.353 *** w10
X14 <--- FTK 1.164 .188 6.183 *** w11
Tabel 5.10. menunjukkan bahwa nilai factor loading (estimasi) yang
dipersyaratkan harus mencapai ≥ 0,40. factor loading dari masing-masing variabel
laten menunjukkan angka ≥ 0,40, maka dapat disimpulkan bahwa indikator
masing-masing konstruk secara bersama-sama menyajikan unidimensionalitas
untuk masing-masing variabel laten. Sedangkan critical ratio (C.R) menunjukkan
≥ 2,0, menunjukkan bahwa indikator tersebut merupakan dimensi dari faktor laten
yang dibentuk.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
107
BAB 6
ANALISIS DAN PERANCANGAN
6.1. Analisis
6.1.1. Analisis Kecocokan
Pada analisis hasil, bagian utama yang dibahas adalah mengenai tingkat
kecocokan antara data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran
serta signifikansi koefisien-koefisien model struktural. Analisis terhadap tingkat
kecocokan data dengan model dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu (Wijanto,
2008):
a. Analisis kecocokan terhadap keseluruhan model (overall model fit)
b. Analisis kecocokan terhadap model pengukuran (measurement model
fit)
c. Analisis kecocokan terhadap model struktural (structural model fit)
6.1.1.1. Analisis Kecocokan Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Tahap pertama dari analisis kecocokan ini ditujukan untuk mengevaluasi
secara umum derajat kecocokan atau goodness of fit (GOF) antara data dengan
model. Printed output dari GOF dapat dilihat pada lampiran empat output model
fit dan dalam pembahasannya, ukuran-ukuran GOF tersebut dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) jenis ukuran (Ghozali, 2013), sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
108
a. Absolute Fit Measures
Kelompok ini mengukur model fit secara keseluruhan baik model
struktural maupun model pengukuran secara bersama. Tabel 6.1. berikut ini
adalah hasil uji absolute fit measures.
Tabel 6.1. Hasil Pengujian Kelayakan Kelompok Absolute Fit Measures
Ukuran GOF
Target tingkat
kecocokan
Hasil estimasi
Tingkat
kecocokan
Chi-square
Nilai yang kecil
515.646
Kurang baik
Goodness of Fit Index (GFI) ≥ 0,90 0.825 Marginal fit
Probability ≥ 0,05 0.000 Kurang baik
Root Mean Square Error of
Approximation (RMSEA)
≤ 0,08 0.045 Baik (good fit)
CMIN / DF < 5 (wheaton,1977)
< 2 (Byrne, 1988)
1.305 Baik (good fit)
Non-Centrality Parameter
(NCP)
Nilai yang kecil
< Chi-square
120.646 Kurang baik
Pada Tabel 6.1. dapat diketahui mengenai hasil GOF untuk jenis ukuran
absolute fit measures, yang analisis kecocokan keseluruhan modelnya adalah
sebagai berikut:
1. Chi-square (df = 395) adalah 515.646 dengan nilai p = 0.00
Nilai chi-square menunjukan adanya penyimpangan antara sample
covariance matrix dan model covariance matrix dengan nilai p = 0.00 <
0.05 maka nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan
model adalah kurang baik, karena yang diharapkan adalah nilai chisquare
yang kecil dengan p > 0.05. Hal ini menandakan bahwa terdapat
perbedaan antara matriks input yang diprediksi dengan yang sebenarnya
(aktual) secara statistik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
109
2. GFI = 0,825 menunjukkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah
marginal fit masih dapat dikembangkan menjadi model yang good fit.
3. RMSEA = 0,045 < 0,080 menunjukkan kecocokan keseluruhan model
yang baik (syarat RMSEA yang good fit adalah ≤ 0,090 (Wijanto, 1998)).
4. CMIN / DF = 1,305 menunjukkan bahwa kecocokan seluruh model adalah
baik. Menurut Wheaton et. al (1977), nilai rasio kurang dari lima
merupakan ukuran yang resonable, sedangkan peneliti lainnya Byrne
(1988) mengusulkan nilai rasio kurang dari dua untuk ukuran fit (Ghozali,
2013).
5. NCP = 120,646 merupakan nilai yang cukup besar, walau nilainya lebih
kecil dari Chi-square tapi masih kurang baik. NCP merupakan ukuran
badness of fit dimana semakin besar perbedaan antara matriks input yang
diprediksi dengan yang sebenarnya (aktual) secara statistik maka semakin
besar pula nilai NCP. Jadi yang diharapkan adalah nilai NCP yang nilainya
kecil atau rendah.
b. Incremental Fit Measures
Incremental fit measures membandingkan proposed model dengan baseline
model, sering disebut dengan null model. Null model adalah merupakan model
realistik dimana model-model yang lain harus diatasnya. Hasil uji incremental
fit measures seperti pada Tabel 6.2. berikut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
110
Tabel 6.2. Hasil pengujian kelayakan kelompok Incremental Fit Measures
Ukuran GOF Target Tingkat
Kecocokan
Hasil Estimasi Tingkat
Kecocokan
Tucker-Lewis Index (TLI) ≥ 0,90 0,886 Marginal fit
Adjusted Goodness of Fit
Index (AGFI)
≥ 0,90 0,793 Marginal fit
Normed Fit Index (NFI) ≥ 0,90 0,678 Kurang baik
Pada Tabel 6.2. dapat diketahui mengenai hasil GOF untuk jenis ukuran
Incremental Fit Measures, yang analisis kecocokan keseluruhan modelnya adalah
sebagai berikut:
1. Tucker-Lewis Index (TLI) atau dikenal dengan nonnormed fit index =
0,886 menunjukkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah marginal
fit. Ukuran ini menggabungkan ukuran parsimony kedalam indeks
perbandingan antara proposed model dan null model.
2. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0,793 menunjukkan bahwa
kecocokan keseluruhan model adalah marginal fit. Merupakan
pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan ratio degree of freedom
untuk null model.
3. Normed Fit Index (NFI) = 0,678 menunjukkan bahwa kecocokan
keseluruhan model adalah kurang baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
111
c. Parsimonious Fit Measures
Ukuran ini menghubungkan goodness of fit model dengan sejumlah
koefisien estimasi yang diperlukan untuk mencapai level fit. Tujuan
dasarnya adalah untuk mendiagnosa apakah model fit telah tercapai
dengan overfitting data yang memiliki banyak koefisien. Prosedur ini
mirip dengan adjustment terhadap nilai R2 didalam multiple regression.
Namun demikian karena tidak ada uji statistik yang tersedia, maka
penggunaannya hanya terbatas untuk membandingkan model. Hasil uji
parsimonious fit measures ditunjukkan pada Tabel 6.3. berikut.
Tabel 6.3. Hasil Pengujian Kelayakan Kelompok Parsimonious Fit Measures
Ukuran GOF Target Tingkat
Kecocokan
Hasil Estimasi Tingkat
Kecocokan
Parsimonious Normed Fit
Index (PNFI)
≥ 0,90 0.616 Kurang baik
Parsimonious Goodness of
Fit (PGFI)
≥ 0,90 0.700 Kurang baik
Pada Tabel 6.3. dapat diketahui mengenai hasil GOF untuk jenis ukuran
parsimonious fit measures, yang analisis kecocokan keseluruhan modelnya adalah
sebagai berikut:
1. Parsimonious Normed Fit Index (PNFI) = 0,616 menunjukkan bahwa
kecocokan keseluruhan model adalah kurang baik. PNFI merupakan
modifikasi dari NFI. PNFI memasukkan jumlah degree of freedom yang
digunakan untuk mencapai level fit. Semakin tinggi nilai PNFI semakin
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
112
baik model tersebut. Kegunaan utama dari PNFI adalah untuk
membandingkan model dengan degree of freedom yang berbeda.
2. Parsimonious Goodness of Fit (PGFI) = 0,700 menunjukkan bahwa
kecocokan keseluruhan model adalah kurang baik. PGFI memodifikasi
GFI atas dasar parsimony estimated model.
Berdasarkan uraian dari tiga jenis ukuran Goodness of Fit, maka rangkuman
secara menyeluruh mengenai analisis kecocokan keseluruhan model (overall
model fit) pada penelitian ini dapat dijabarkan pada Tabel 6.4. berikut ini.
Tabel 6.4. Hasil Analisis Kecocokan Keseluruhan Model
Ukuran GOF Target tingkat
kecocokan
Hasil estimasi Tingkat
kecocokan
Chi-square
Nilai yang kecil
515.646
Kurang baik
Goodness of Fit Index
(GFI)
≥ 0,90 0.825 Marginal fit
Probability ≥ 0,05 0.000 Kurang baik
Root Mean Square
Error of
Approximation
(RMSEA)
≤ 0,08 0.045 Baik (good fit)
CMIN / DF < 5 (wheaton,1977)
< 2 (Byrne, 1988)
1.305 Baik (good fit)
Non-Centrality
Parameter (NCP)
Nilai yang kecil
< Chi-square
120.646 Kurang baik
Tucker-Lewis Index
(TLI)
≥ 0,90 0,886 Marginal fit
Adjusted Goodness of
Fit Index (AGFI)
≥ 0,90 0,793 Marginal fit
Normed Fit Index
(NFI)
≥ 0,90 0,678 Kurang baik
Parsimonious Normed
Fit Index (PNFI)
≥ 0,90 0.616 Kurang baik
Parsimonious
Goodness of Fit
(PGFI)
≥ 0,90 0.700 Kurang baik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
113
Dari Tabel 6.4. dapat dilihat bahwa terdapat 6 ukuran GOF menunjukkan
kecocokan yang kurang baik, 3 ukuran GOF menunjukkan marginal fit dan 2
ukuran GOF menunjukkan kecocokan yang baik. Hal tersebut menandakan bahwa
kecocokan keseluruhan model adalah kurang baik, sehingga perlu diberikan
model alternatif hasil modifikasi dari model perbaikan.
Dalam suatu penelitian bisa jadi beberapa faktor tidak secara eksplisit
dibuat model. Teori tidak dikembangkan sampai mencapai spesifikasi model yang
sempurna, karena ketidakmampuan mendapatkan ukuran yang dikehendaki. Hal
ini menimbulkan apa yang disebut kesalahan spesifikasi model. Dalam kasus
dimana dua atau lebih indikator variabel laten dalam suatu model secara
sistematik dipengaruhi oleh sebuah faktor yang secara eksplisit tidak dimasukkan
dalam model, maka bisa jadi ada korelasi antara kesalahan pengukuran indikator
(error measurement) (Ghozali, 2013).
Modifikasi model dilakukan dengan mempertimbangkan hasil-hasil
perhitungan bagian modification indices. Sebagian besar hasil perhitungan di
bagian modifcation indices menyarankan untuk menambah beberapa garis korelasi
antar laten dan residual. Penambahan ini akan menurunkan nilai Chi-square dan
menaikkan harga probabilitas serta ukuran goodness of fit yang lainnya (Widagdo,
2011). Gambar 6.1. berikut adalah hasil model struktural yang telah dimodifikasi
dan merupakan model yang terakhir.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 6.1. Model Struktural Setelah Dimodifikasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan hasil model struktural yang telah dimodifikasi diperoleh ukuran-
ukuran goodness of fit hasil modifikasi seperti pada lampiran 4. Analisis
kecocokan keseluruhan model (overall model fit) hasil modifikasi dapat
dijabarkan pada Tabel 6.5. berikut ini.
Tabel 6.5. Hasil Analisis Kecocokan Keseluruhan Model Modifikasi
Ukuran GOF Target tingkat
kecocokan
Hasil estimasi Tingkat
kecocokan
Chi-square
Nilai yang kecil
301.098
Baik (good fit)
Goodness of Fit Index (GFI) ≥ 0,90 0.890 Baik (good fit)
Probability ≥ 0,05 1 Baik (good fit)
Root Mean Square Error of
Approximation (RMSEA)
≤ 0,08 0.000 Baik (good fit)
CMIN / DF < 5 (wheaton,1977)
< 2 (Byrne, 1988)
0.836 Baik (good fit)
Non-Centrality Parameter
(NCP)
Nilai yang kecil
< Chi-square
0.000 Baik (good fit)
Tucker-Lewis Index (TLI) ≥ 0,90 1.061 Baik (good fit)
Adjusted Goodness of Fit
Index (AGFI)
≥ 0,90 0.858 Marginal fit
Normed Fit Index (NFI) ≥ 0,90 0.812 Marginal fit
Parsimonious Normed Fit
Index (PNFI)
≥ 0,90 0.672 Kurang baik
Parsimonious Goodness of
Fit (PGFI)
≥ 0,90 0.689 Kurang baik
Dari Tabel 6.5. dapat dilihat bahwa terdapat 7 ukuran GOF menunjukkan
kecocokan yang baik, 2 ukuran GOF menunjukkan marginal fit dan 2 ukuran
GOF menunjukkan kecocokan yang kurang baik. Hal tersebut menandakan bahwa
walaupun terdapat beberapa ukuran GOF yang menunjukkan kecocokan yang
kurang baik namun sebagian besar ukuran GOF menunjukkan kecocokan yang
baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model
modifikasi adalah baik (good fit).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6.1.1.2. Analisis Kecocokan Model Pengukuran (Measurement Model Fit)
Setelah kecocokan data dengan model secara keseluruhan adalah baik
(good fit), tahap berikutnya adalah menganalisis model pengukuran. Dalam
menganalisis model pengukuran, penelitian ini berfokus pada hubungan-hubungan
antara variabel laten dan variabel manifesnya. Analisis ini dilakukan terhadap
setiap model pengukuran atau konstruk secara terpisah melalui analisis terhadap
uji validitas dan uji reliabilitas model pengukuran yang telah dilakukan.
Uji validitas merupakan suatu uji yang bertujuan untuk melihat tingkat
akurasi yang dicapai oleh suatu variabel manifes dalam mengukur konsep yang
diukur. Pemeriksaan validitas akan didasarkan pada besarnya nilai bobot (loading)
faktor yang diperoleh. Solimun (2002) merekomendasikan bobot faktor diatas 0,5
(≥ 0,5) untuk menunjukkan validasi yang cukup kuat dari sebuah indikator untuk
mengukur suatu konstruk.
Uji reliabilitas adalah suatu pengujian untuk menentukan konsistensi
pengukuran variabel-variabel manifes dari suatu variabel laten. Tingginya nilai
reliabilitas menunjukkan bahwa variabel-variabel manifes mempunyai konsistensi
tinggi dalam mengukur konstruk variabel latennya. Pada penelitian ini digunakan
pendekatan ukuran reliabilitas komposit (composite reliability measure) dan
proporsi keragaman (variance extracted) untuk mengukur reliabilitas suatu
konstruk. Reliabilitas komposit dam proporsi keragaman suatu konstruk dihitung
dengan rumus:
𝐶𝑜𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑐𝑡 𝑅𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = (Σ𝑠𝑡𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)2
(Σ𝑠𝑡𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)2 + Σ𝜖𝑗… … … … … … … … 6.1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐸𝑥𝑡𝑟𝑎𝑐𝑡𝑒𝑑 = Σ𝑠𝑡𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔
Σ𝑠𝑡𝑑 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 + Σ𝜖𝑗… … … … … … … … 6.2
Nilai std. loading (standardized loadings) dapat diperoleh secara langsung dari
output program Amos versi 22, sedangkan εj adalah measurement error yang
diperoleh dari satu dikurang kuadrat std. loading untuk setiap variabel manifes.
Hair et al. (1998) menyatakan bahwa sebuah konstruk mempunyai reliabilitas
yang baik jika nilai construct reliability variabel tersebut lebih besar atau sama
dengan 0.70 (≥ 0.70). Sedangkan, cut-off value untuk variance extracted minimal
0,50 (≥ 0,5). Untuk model yang digunakan dalam penelitian ini, hasil estimasi
masing-masing model pengukuran terdapat pada Lampiran 4.
a. Validitas dan realibilitas variabel perencanaan strategis
Pada Tabel 6.6. dapat diketahui mengenai hasil pengolahan data untuk
variabel Perencanaan strategis yang diolah menggunakan program SPSS
Amos versi 22.
Tabel 6.6. Hasil Pengolahan Data Perencanaan Strategis
Variabel Manifest
(Indikator)
Standar Loading
Factor
Kesimpulan
Validitas
X1 0.592 Baik
X2 0.639 Baik
X3 0.673 Baik
X4 0.654 Baik
Total 2.558
Dari Tabel 6.6. diketahui bahwa semua nilai standar loading factor dari
variabel indikator (≥ 0,5). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa validitas
semua variabel manifes terhadap variabel laten Perencanaan Strategis adalah
baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah analisis terhadap validitas konstruk dilakukan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan analisis terhadap reliabilitas konstruk. Berikut hasil
perhitungan dari conctruct reliability (CR) dan variance extracted (VE) yang
telah dilakukan.
𝐶𝑅 =(2,558)2
(2,558)2 + 2,361
𝐶𝑅 = 0,735
𝑉𝐸 =2,558
2,558 + 2,361
𝑉𝐸 = 0,520
Dari hasil perhitungan reliabilitas tersebut dapat dilihat bahwa nilai construct
reliability (CR) variabel Perencanaan strategis adalah 0,735 dan lebih besar
dari 0,70 (> 0,70), dan variance extracted adalah 0,520 lebih besar dari 0,5
(≥0,50). Dapat disimpulkan bahwa reliabilitas model pengukuran (konstruk)
variabel Perencanaan strategis adalah baik.
b. Validitas dan realibilitas variabel fokus kepada pelanggan dan pasar
Pada Tabel 6.7. dapat diketahui mengenai hasil pengolahan data untuk variabel
Fokus kepada pelanggan dan pasar yang diolah menggunakan program SPSS.
Tabel 6.7. Hasil Pengolahan Data Fokus kepada pelanggan dan pasar
Variabel Manifest
(Indikator)
Standar Loading
Factor
Kesimpulan
Validitas
X5 0.575 Baik
X6 0.642 Baik
X7 0.558 Baik
X8 0.567 Baik
X9 0.638 Baik
Total 2,980
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari Tabel 6.7. diketahui bahwa semua nilai standar loading factor dari variabel
indikator (≥ 0,5). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa validitas semua
variabel manifes terhadap variabel laten Fokus kepada pelanggan dan pasar adalah
baik.
Setelah analisis terhadap validitas konstruk dilakukan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan analisis terhadap reliabilitas konstruk. Berikut hasil
perhitungan dari construct reliability (CR) dan variance extracted (VE) yang telah
dilakukan.
𝐶𝑅 =(2,980)2
(2,980)2 + 3,010
𝐶𝑅 = 0,747
𝐶𝑅 =2,980
2,980 + 3,010
𝐶𝑅 = 0,50
Dari hasil perhitungan reliabilitas tersebut dapat dilihat bahwa nilai construct
reliability (CR) variabel Fokus kepada pelanggan dan pasar adalah 0,747 dan
lebih besar dari 0,70 (> 0,70), dan variance extracted adalah 0,50 lebih besar dari
0,5 (> 0,50). Dapat disimpulkan bahwa reliabilitas model pengukuran (konstruk)
variabel Fokus kepada pelanggan dan pasar adalah baik.
c. Validitas dan realibilitas variabel fokus kepada tenaga kerja.
Pada Tabel 6.8. dapat diketahui mengenai hasil pengolahan data untuk variabel
fokus kepada tenaga kerja yang diolah menggunakan program SPSS Amos versi
22.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 6.8. Hasil Pengolahan Data fokus kepada tenaga kerja
Variabel Manifest
(Indikator)
Standar Loading
Factor
Kesimpulan
Validitas
X10 0.646 Baik
X11 0.611 Baik
X12 0.617 Baik
X13 0.580 Baik
X14 0.738 Baik
Total 3,192
Dari Tabel 6.8. diketahui bahwa semua nilai standar loading factor dari
variabel indikator (≥ 0,5). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa validitas
semua variabel manifes terhadap variabel laten fokus kepada tenaga kerja
adalah baik.
Setelah analisis terhadap validitas konstruk dilakukan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan analisis terhadap reliabilitas konstruk. Berikut hasil
perhitungan dari conctruct reliability (CR) dan variance extracted (VE) yang
telah dilakukan.
𝐶𝑅 =(3,192)2
(3,192)2 + 2,948
𝐶𝑅 = 0,776
𝐶𝑅 =3,192
3,192 + 2,948
𝐶𝑅 = 0,52
Dari hasil perhitungan reliabilitas tersebut dapat dilihat bahwa nilai construct
reliability (CR) variabel fokus kepada tenaga kerja adalah 0,776 dan lebih
besar dari 0,70 (> 0,70), dan variance extracted adalah 0,52 lebih besar dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
0,5 (> 0,50). Dapat disimpulkan bahwa reliabilitas model pengukuran
(konstruk) variabel fokus kepada tenaga kerja adalah baik.
d. Validitas dan realibilitas variabel fokus kepada operasi
Pada Tabel 6.9. dapat diketahui mengenai hasil pengolahan data untuk
variabel fokus kepada operasi yang diolah menggunakan program SPSS
Amos versi 22.
Tabel 6.9. Hasil Pengolahan Data Faset fokus kepada operasi
Variabel Manifest
(Indikator)
Standar Loading
Factor
Kesimpulan
Validitas
X15 0.663 Baik
X16 0.564 Baik
X17 0.607 Baik
X18 0.689 Baik
X19 0.568 Baik
X20 0.585 Baik
Total 3,676
Dari Tabel 6.9. diketahui bahwa semua nilai standar loading factor dari
variabel indikator (≥ 0,5). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa validitas
semua variabel manifes terhadap variabel laten fokus kepada operasi adalah
baik. Setelah analisis terhadap validitas konstruk dilakukan, maka tahap
selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap reliabilitas konstruk. Berikut
hasil perhitungan dari conctruct reliability (CR) dan variance extracted (VE)
yang telah dilakukan.
𝐶𝑅 =(3,676)2
(3,676)2 + 3,650
𝐶𝑅 = 0,783
𝐶𝑅 =3,676
3,676 + 3,650
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
𝐶𝑅 = 0,502
Dari hasil perhitungan reliabilitas tersebut dapat dilihat bahwa nilai construct
reliability (CR) variabel fokus kepada operasi adalah 0,783 dan lebih besar dari
0,70 (> 0,70), dan variance extracted adalah 0,502 lebih besar dari 0,5 (>
0,50). Dapat disimpulkan bahwa reliabilitas model pengukuran (konstruk)
variabel fokus kepada operasi adalah baik.
e. Validitas dan realibilitas variabel kepemimpinan
Pada Tabel 6.10. dapat diketahui mengenai hasil pengolahan data untuk
variabel kepemimpinan yang diolah menggunakan program SPSS Amos.
Tabel 6.10. Hasil Pengolahan Data kepemimpinan
Variabel Manifest
(Indikator)
Standar Loading
Factor
Kesimpulan
Validitas
Y1 0.691 Baik
Y2 0.608 Baik
Y3 0.741 Baik
Y4 0.601 Baik
Y5 0.526 Baik
Total 3,167
Dari Tabel 6.13. diketahu bahwa semua nilai standar loading factor dari variabel
indikator (≥ 0,5). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa validitas semua
variabel manifes terhadap variabel laten kepemimpinan adalah baik.
Setelah analisis terhadap validitas konstruk dilakukan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan analisis terhadap reliabilitas konstruk. Berikut hasil
perhitungan dari construct reliability (CR) dan variance extracted (VE) yang telah
dilakukan.
𝐶𝑅 =(3,167)2
(3,167)2 + 2,966
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
𝐶𝑅 = 0,772
𝐶𝑅 =3,167
3,167 + 2,966
𝐶𝑅 = 0,520
Dari hasil perhitungan reliabilitas tersebut dapat dilihat bahwa nilai construct
reliability (CR) variabel Strategi adalah 0,772 dan lebih besar dari 0,70 (> 0,70),
dan variance extracted adalah 0,520 lebih besar dari 0,5 (< 0,50). Dapat
disimpulkan bahwa reliabilitas model pengukuran (konstruk) variabel
kepemimpinan adalah baik.
i. Validitas dan realibilitas variabel Kinerja Perusahaan
Pada Tabel 6.11. dapat diketahui mengenai hasil pengolahan data untuk variabel
kinerja yang diolah menggunakan program SPSS Amos versi 22.
Tabel 6.11. Hasil Pengolahan Data Kinerja Perusahaan
Variabel Manifest
(Indikator)
Standar Loading
Factor
Kesimpulan
Validitas
Y6 0.588 Baik
Y7 0.621 Baik
Y8 0.687 Baik
Y9 0.565 Baik
Y10 0.570 Baik
Total 3,031
Dari Tabel 6.14. diketahui bahwa semua nilai standar loading factor dari variabel
indikator (≥ 0,5). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa validitas semua
variabel manifes terhadap variabel laten kinerja perusahaan adalah baik.
Setelah analisis terhadap validitas konstruk dilakukan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan analisis terhadap reliabilitas konstruk. Berikut hasil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perhitungan dari construct reliability (CR) dan variance extracted (VE) yang
telah dilakukan.
𝐶𝑅 =(3,031)2
(3,031)2 + 3,010
𝐶𝑅 = 0,745
𝐶𝑅 =3,031
3,031 + 3,010
𝐶𝑅 = 0,502
Dari hasil perhitungan reliabilitas tersebut dapat dilihat bahwa nilai construct
reliability (CR) variabel kinerja adalah 0,745 lebih besar dari 0,70 (≥ 0,70), dan
variance extracted adalah 0,502 lebih besar dari 0,5 (> 0,50). Dapat disimpulkan
bahwa reliabilitas model pengukuran (konstruk) variabel kinerja perusahaan
adalah baik.
6.1.1.3. Analisis kecocokan terhadap model struktural (structural model fit)
Setelah kecocokan data dengan model secara keseluruhan dan kecocokan
masing-masing model pengukuran adalah baik, tahap terakhir yang harus
dilakukan pada bagian analisis kecocokan adalah menganalisis kecocokan model
struktural. Analisis model struktural berhubungan dengan evaluasi terhadap
parameter-parameter yang menunjukkan hubungan sebab akibat (kausal) atau
pengaruh antara satu variabel laten terhadap variabel laten yang lain. Tujuan
dalam menilai model struktural adalah untuk memastikan apakah hubungan-
hubungan yang dihipotesiskan pada model konseptual didukung oleh data empiris
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang diperoleh melalui survei penelitian. Pada penelitian ini, model struktural
dievaluasi dari hasil estimasi yang tertera pada lampiran 4.
Pada evaluasi kecocokan model struktural ini, terdapat dua hal yang harus
diperhatikan yaitu:
a. t-value (t-hitung) dari parameter dilihat dari nilai critical ratio (c.r.), dimana
t-value merupakan nilai signifikansi parameter yang diharapkan dapat
memberikan informasi yang berguna mengenai hubungan antara variabel-
variabel laten. Batas untuk menolak atau menerima suatu hubungan dengan
tingkat signifikansi 5% adalah ± 1.96, diterima jika t-value > 1.96 atau t-
value < -1,96. Berikut ini adalah hasil evaluasi terhadap t-value pada
penelitian ini.
1. PS → Kpm = 1,97 > 1,96 menunjukkan bahwa nilai parameter adalah
signifikan.
2. Fpp → Kpm = 1,14 < 1,96 menunjukkan bahwa nilai parameter adalah
tidak signifikan.
3. Ftk → Kpm = 1,67 < 1,96 menunjukkan bahwa nilai parameter adalah
tidak signifikan.
4. Fo → Kpm = 2,02 > 1,96 menunjukkan bahwa nilai parameter adalah
signifikan.
5. Kpm → KP = 2,50 > 1,96 menunjukkan bahwa nilai parameter adalah
signifikan.
6. PS → KP = 6,44 > 1,96 menunjukkan bahwa nilai parameter adalah
signifikan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Fpp → KP = 2,46 > 1,96 menunjukkan bahwa nilai parameter adalah
signifikan.
8. Ftk → KP = 2,17 > 1,96 menunjukkan bahwa nilai parameter adalah
signifikan.
9. Fo → KP = 2,33 > 1,96 menunjukkan bahwa nilai parameter adalah
signifikan.
b. Tanda (arah) hubungan, dimana hal ini mengindikasikan apakah hasil
hubungan antara variabel-variabel laten tersebut memiliki pengaruh yang
sesuai dengan yang dihipotesiskan. Berikut adalah hasil evaluasi terhadap
nilai parameter pada penelitian ini.
1. PS → Kpm = 0,164, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel laten PS
memberikan pengaruh positif terhadap variabel laten Kpm, hal tersebut
sesuai dengan yang dihipotesiskan pada hipotesis keenam penelitian ini.
2. Fpp → Kpm = 0,107, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel laten Fpp
memberikan pengaruh positif terhadap variabel laten Kpm, hal tersebut
sesuai dengan yang dihipotesiskan pada hipotesis ketujuh penelitian ini.
3. Ftk → Kpm = -0,111 hal tersebut menunjukkan bahwa variabel laten Ftk
memberikan pengaruh negatif terhadap variabel laten Kpm, hal tersebut
tidak sesuai dengan yang dihipotesiskan pada hipotesis kedelapan
penelitian ini.
4. Fo → Kpm = 0,173, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel laten Fo
memberikan pengaruh positif terhadap variabel laten Kpm, hal tersebut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sesuai dengan yang dihipotesiskan pada hipotesis kesembilan penelitian
ini.
5. Kpm → KP = 0,253, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel laten Kpm
memberikan pengaruh positif terhadap variabel laten KP, hal tersebut
sesuai dengan yang dihipotesiskan pada hipotesis kelima penelitian ini.
6. PS → KP = 0,989, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel laten PS
memberikan pengaruh positif terhadap variabel laten KP, hal tersebut
sesuai dengan yang dihipotesiskan pada hipotesis pertama penelitian ini.
7. Fpp → KP = 0,203, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel laten Fpp
memberikan pengaruh positif terhadap variabel laten KP, hal tersebut
sesuai dengan yang dihipotesiskan pada hipotesis kedua penelitian ini.
8. Ftk → KP = 0,190, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel laten Ftk
memberikan pengaruh positif terhadap variabel laten KP, hal tersebut
sesuai dengan yang dihipotesiskan pada hipotesis ketiga penelitian ini.
9. Fo → KP = 0,189, hal tersebut menunjukkan bahwa variabel laten Fo
memberikan pengaruh positif terhadap variabel laten KP, hal tersebut
sesuai dengan yang dihipotesiskan pada hipotesis keempat penelitian ini.
Dari hasil uji tanda (arah) hubungan dapat disimpulkan bahwa semua nilai
parameter variabel-variabel laten pada model struktural secara signifikan
memberikan pengaruh positif terhadap variabel laten endogennya. Hal ini
sesuai dengan rumusan hipotesis. Pada Tabel 6.12. terangkum hasil evaluasi
terhadap model struktural pada penelitian ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 6.12. Evaluasi Koefisien Model Struktural
Path Nilai
parameter t-hitung Probability Kesimpulan
PS → Kpm .164 1,97 .045 Berpengaruh positif dan signifikan
Fpp → Kpm .107 1,15 .067 Berpengaruh positif dan tidak signifikan
Ftk → Kpm -.111 -1,67 .065 Berpengaruh negatif dan tidak signifikan
Fo → Kpm .173 2.02 .044 Berpengaruh positif dan signifikan
Kpm → KP .235 2,50 .032 Berpengaruh positif dan signifikan
PS → KP .989 6,44 *** Berpengaruh positif dan signifikan
Fpp → KP .203 2,46 .031 Berpengaruh positif dan signifikan
Ftk → KP .190 2,17 .046 Berpengaruh positif dan signifikan
Fo → KP .189 2,33 .035 Berpengaruh positif dan signifikan
6.1.2. Evaluasi Hipotesis Penelitian
Dari semua model struktural yang telah dibentuk dan dianalisis, diperoleh
nilai-nilai parameter yang menggambarkan hubungan kausal (pengaruh) antar
variabel didalamnya. Nilai parameter tersebut terdiri atas koefisien hubungan
antar variabel laten serta nilai kontribusi dari variabel-variabel manifes pembentuk
variabel-variabel laten tersebut. Berikut ini adalah hasil evaluasi hipotesis
penelitian yang telah dianalisis pada Tabel 6.12.
a. Hipotesis 1
Pengujian hipotesis pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Perencanaan strategis terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena t-hitung
(nilai critical ratio) = 6,44 > 1,96 berada pada daerah penerimaan dan
probabilitas *** < 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa H1 diterima yaitu
Perencanaan strategis berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Hipotesis 2
Pengujian hipotesis kedua dilakukan untuk mengetahui pengaruh Fokus
kepada pelanggan dan pasar terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena t-
hitung (nilai critical ratio) = 2,46 > 1,96 berada pada daerah penerimaan
dan probabilitas 0,031 < 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa H1 diterima
yaitu Fokus kepada pelanggan dan pasar berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
c. Hipotesis 3
Pengujian hipotesis ketiga dilakukan untuk mengetahui pengaruh Fokus
kepada tenaga kerja terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena t-hitung
(nilai critical ratio) = 2,17 > 1,96 berada diluar pada daerah penerimaan
dan probabilitas 0,046 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa H1 diterima
yaitu fokus kepada tenaga kerja berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan.
d. Hipotesis 4
Pengujian hipotesis keempat dilakukan untuk mengetahui pengaruh fokus
kepada operasi terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena t-hitung
(nilai critical ratio) = 2.33 > 1,96 berada pada daerah penerimaan dan
probabilitas 0,35< 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa H1 diterima yaitu
fokus kepada operasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja perusahaan
e. Hipotesis 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengujian hipotesis kelima dilakukan untuk mengetahui pengaruh
kepemimpinan terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena t-hitung (nilai
critical ratio) = 2,50 > 1,96 berada pada daerah penerimaan dan
probabilitas 0,032< 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa H1 diterima yaitu
kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
perusahaan
f. Hipotesis 6
Pengujian hipotesis keenam dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Perencanaan strategis terhadap kepemimpinan. Oleh karena t-hitung (nilai
critical ratio) = 6,44 > 1,96 berada pada daerah penerimaan dan
probabilitas *** < 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa H1 diterima yaitu
perencanaan strategis ber pengaruh positif dan signifikan terhadap
kepemimpinan.
g. Hipotesis 7
Pengujian hipotesis ketujuh dilakukan untuk mengetahui pengaruh fokus
kepada pelanggan dan pasar terhadap kepemimpinan. Oleh karena t-hitung
(nilai critical ratio) = 1,15 < 1,96 berada diluar daerah penerimaan dan
probabilitas 0,067 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa H1 ditolak. Hal
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis ketujuh yang diajukan pada
penelitian ini tidak dapat diterima yaitu Fokus kepada pelanggan dan pasar
tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepemimpinan.
h. Hipotesis 8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengujian hipotesis kedelapan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
fokus kepada tenaga kerja terhadap kepemimpinan. Oleh karena t-hitung
(nilai critical ratio) = -1,67 > -1,96 berada pada daerah penerimaan dan
probabilitas 0,65 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa H1 ditolak. Hal
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis kedelapan yang diajukan pada
penelitian ini tidak dapat diterima yaitu Fokus kepada tenaga kerja tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepemimpinan.
i. Hipotesis 9
Pengujian hipotesis kesembilan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
fokus kepada operasi terhadap kepemimpinan. Oleh karena t-hitung (nilai
critical ratio) = 2,02 > 1,96 berada pada daerah penerimaan dan
probabilitas 0,044 < 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa H1 diterima. Hal
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis kesembilan yang diajukan pada
penelitian ini dapat diterima, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan
fokus kepada operasi terhadap kepemimpinan.
6.2. Perancangan Model Pengukuran Kinerja
Setelah tahap analisis dilakukan berikutnya dilakukan proses perancangan
model pengukuran kinerja dengan langkah/tahapan dalam proses perancangannya,
yaitu:
1. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan
hubungannya.
2. Menyusun faktor-faktor tersebut secara hirarki.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Mengukur pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap kinerja.
6.2.1. Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja dan Hubungannya
Hasil analisis pada sub bab 6.1.3. memperlihatkan hasil identifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja dan hubungannya. Model yang sudah
dimodifikasi juga memberikan alternatif model pengukuran kinerja. Sebagai alat
bantu untuk melihat secara jelas faktor-faktor yang teridentifikasi mempengaruhi
kinerja dan hubungannya dapat digunakan peta kognitif, seperti pada Gambar 6.2.
berikut.
Gambar 6.2. Peta Kognitif Faktor-Faktor Terhadap Kinerja
Secara umum pengaruh dari sebuah faktor terhadap kinerja dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Pengaruh langsung (direct effect).
Pada penelitian ini ada lima faktor yang diteliti berdasarkan evaluasi
hipotesis dinyatakan berpengaruh secara langsung terhadap kinerja. Tabel
6.13. berikut ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap
kinerja dan nilai pengaruh yang diperoleh dari lampiran 4 direct effect.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 6.13. Nilai Pengaruh Langsung Faktor Terhadap Kinerja
Path Nilai Pengaruh Keterangan
PS → KP
Fo → KP
Fpp→KP
Ftk→KP
Kpm → KP
0.989
0.189
0.203
0.190
0.235
direct effect
direct effect
direct effect
direct effect
direct effect
Dari Tabel 6.13. diketahui bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
kinerja adalah perencanaan strategis sebesar 0,989, kepemimpinan sebesar
0,235 , fokus kepada pelanggan dan pasar sebesar 0,203, fokus kepada
tenaga kerja sebesar 0.190 dan fokus kepada operasi sebesar 0.189.
Untuk direct effect masing-masing indikator terhadap faktor adalah seperti
pada Tabel 6.14. berikut.
Tabel 6.14. Direct Effect Factor
FTK Fo Fpp PS Kpm KP
Kpm -.111 .173 .107 .164 .000 .000
KP .190 .189 .203 .989 .235 .000
2. Pengaruh tidak langsung (indirect effect)
Hasil analisis model keseluruhan dan evaluasi hipotesis pada sub bab 6.1.
diketahui bahwa faktor yang berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja
adalah fokus kepada tenaga kerja dan fokus kepada pelanggan dan pasar
melalui kepemimpinan, seperti Gambar 6.3.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 6.3. Faktor Pengaruh Tidak Langsung
Untuk indirect effect masing-masing indikator terhadap faktor adalah seperti pada
Tabel 6.18. berikut.
Tabel 6.15. Indirect Effect Factor
FTK Fo Fpp PS Kpm KP
Kpm .000 .000 .000 .000 .000 .000
KP .014 .023 .017 .010 .000 .000
Berdasarkan pengaruh langsung dan tidak langsung kemudian dapat
diperhitungkan total pengaruh faktor-faktor terhadap kinerja maupun indikator
terhadap faktor. Tabel 6.19. berikut adalah hasil perhitungan total effect.
Tabel 6.16. Total Effects Dari Factor
FTK Fo Fpp PS Kpm KP
Kpm -.111 .173 .107 .164 .000 .000
KP .204 .212 .220 .999 .235 .000
6.2.2. Menyusun Faktor-Faktor Secara Hirarki
Pada langkah pertama, perhatian utama hanya menguraikan faktor-faktor yang
mempengaruhi dan hubungannya, tidak ada usaha untuk mengelompokkan faktor-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
faktor pada level yang sama dalam satu kelompok. Langkah berikut setelah
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan hubungan antara setiap
faktor, dilakukan penyusunan faktor-faktor secara hirarki yang memberikan
gambaran lebih jelas keterkaitan dan posisi setiap faktor dalam melakukan
penilaian kinerja. Gambar 6.4 berikut merupakan gambaran bagaimana susunan
dari hirarki faktor-faktor tersebut
KINERJA
FOKUS KEPADAPELANGGAN DAN
PASAR
PERENCANAANSTRATEGIS
FOKUS KEPADATENAGA KERJA
FOKUS KEPADAOPERASI
KEPEMIMPINAN
`
X1 X2 X3 X4
X5 X6 X7 X8 X9
X10 X11 X12 X13 X14
X15 X16 X17 X18 X19 X20
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
Gambar 6.4. Tree Diagram Kinerja
6.2.3. Mengukur Pengaruh dari Faktor-faktor Terhadap Kinerja
Ukuran berapa besar pengaruh dari faktor-faktor terhadap kinerja dilihat dari total
effect, telah dihitung menggunakan bantuan software SPSS Amos versi 22 yang
terdapat pada Tabel 6.16. diatas. Untuk bobot masing-masing faktor dan indikator
dilakukan konversi sehingga model pengukuran kinerja yang dihasilkan nantinya
akan berjumlah satu atau seratus persen untuk bobot kinerja yang paling
maksimal. Tabel 6.17. berikut adalah bobot untuk masing-masing faktor terhadap
kinerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 6.17. Bobot Pengaruh Dari Faktor Terhadap Kinerja
Faktor Bobot
Perencanaan strategis 0.548
Fokus kepada pelanggan dan pasar 0.112
Fokus kepada tenaga kerja
Fokus kepada operasi
Kepemimpinan
0.105
0.105
0.130
Hasil pengolahan data pada Tabel 6.17. memperlihatkan bahwa variabel
perencanaan strategis memiliki bobot pengaruh terbesar yaitu 0.548 terhadap
kinerja perusahaan, kemudian variabel kepemimpinan sebesar 0.130, variabel
fokus kepada pelanggan dan pasar sebesar 0.112, variabel fokus kepada tenaga
kerja 0.105 dan fokus kepada operasi 0.105. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan masih menempatkan perencanaan strategis sebagai ukuran untuk
menilai kinerja perusahaan.
Hasil perhitungan bobot pengaruh tiap variabel digunakan untuk
menghitung bobot pengaruh tiap indikator. Bobot indikator untuk masing-masing
faktor adalah nilai loading factor dari indikator dikalikan bobot dari faktor
terhadap kinerja. Tabel 6.18. berikut ini adalah hasil perhitungan bobot pengaruh
dari tiap indikator terhadap kinerja.
Tabel 6.18. Bobot Pengaruh Dari Indikator Terhadap Kinerja
KPI BOBOT
X1 0.126
X2 0.143
X3 0.136
X4 0.129
X5 0.020
X6 0.026
X7 0.024
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 6.18. (Lanjutan)
KPI BOBOT
X8 0.023
X9 0.024
X10 0.023
X11 0.019
X12 0.023
X13 0.019
X14 0.025
X15 0.019
X16 0.019
X17 0.019
X18 0.017
X19 0.018
X20 0.019
Y1 0.027
Y2 0,026
Y3 0.032
Y4 0.022
Y5 0.019
Indikator kinerja yang bobot pengaruhnya paling besar adalah KPI X2 (sasaran
strategi) sebesar 0.143, sedangkan indikator kinerja yang bobot pengaruhnya
terkecil adalah KPI X18 (desain proses kerja) sebesar 0,017. Ini menunjukkan
bahwa karyawan menilai kinerja perusahaan baik jika memiliki sasaran strategi
yang baik. Berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada Tabel 6.17 dan
Tabel 6.18. dapat disusun model struktur pengukuran kinerja PT. Intan Suar
Kartika seperti ditunjukkan pada Gambar 6.5.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KINERJA
(1,000)
FOKUS KEPADAPELANGGAN DAN
PASAR (0,118)
PERENCANAANSTRATEGIS
(0,534)
FOKUS KEPADATENAGA KERJA
(0,109)
FOKUS KEPADAOPERASI(0,113)
KEPEMIMPINAN
(0.126)
`
X10,129
X20,147
X30,140
X40,132
X50,019
X60,025
X70,023
X80,022
X90,023
X100,022
X110,018
X120,022
X130,018
X140,024
X150,017
X160,018
X170,016
X180,019
X190,017
X200,018
Y10,028
Y20,026
Y30,033
Y40,023
Y50,019
Gambar 6.5. Struktur dan Bobot Model Pengukuran Kinerja di PT. ISK
Usulan model matriks pengukuran kinerja untuk proses implementasinya
ditunjukkan pada Tabel 6.19. berikut ini. Rancangan model struktural untuk
pengukuran kinerja di PT. Intan Suar Kartika ditunjukkan pada Gambar 6.6.
Petunjuk dalam pengisian skor model matriks dapat dilihat pada lampiran 4.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 6.19. Rancangan Model Matriks Pengukuran Kinerja
di PT. Intan Suar Kartika
Kriteria
(1)
Bobot
(2)
Skor Penilaian
(3)
Nilai Kinerja
(4)
=(2x3)
A Perencanaan strategis
1 X1 0.129 ……………….. ……………….
2 X2 0.147 ……………….. ……………….
3 X3 0.140 ……………….. ……………….
4 X4 0.132 ……………….. ……………….
Sub total A 0.548 ……………….. ……………….
B Fokus kepada pelanggan
dan pasar
1 X5 0.019 ……………….. ……………….
2 X6 0.025 ……………….. ……………….
3 X7 0.023 ……………….. ……………….
4 X8 0.022 ……………….. ……………….
5 X9 0.023 ……………….. ……………….
Sub total B 0,112
C Fokus kepada tenaga kerja
1 X10 0.022 ……………….. ……………….
2 X11 0.018 ……………….. ……………….
3 X12 0.022 ……………….. ……………….
4 X13 0.018 ……………….. ……………….
5 X14 0.024 ……………….. ……………….
Sub total C 0,105
D Fokus kepada operasi
1 X15 0.017 ……………….. ……………….
2 X16 0.018 ……………….. ……………….
3 X17 0.016 ……………….. ……………….
4 X18 0.019 ……………….. ……………….
5 X19 0.017 ……………….. ……………….
6 X20 0.018 ……………….. ……………….
Sub total D 0,105
E. Kepemimpinan
1 Y1 0.028 ……………….. ……………….
2 Y2 0,026 ……………….. ……………….
3 Y3 0.033 ……………….. ……………….
4 Y4 0.023 ……………….. ……………….
5 Y5 0.019 ……………….. ……………….
Sub total D 0,130
Total 1.000
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selain usulan model matriks pengukuran kinerja , tersedia juga rancangan model
struktural untuk pengukuran kinerja di PT. Intan Suar Kartika ditunjukkan pada
Gambar 6.6
Gambar 6.6. Rancangan Model Struktural Pengukuran Kinerja PT.ISK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan model pengukuran
kinerja yang dapat diimplementasikan adalah:
1. Indikator kinerja kunci yang menggambarkan kinerja PT. Intan Suar
Kartika berjumlah 25 KPI, dengan rincian 4 KPI untuk faktor
perencanaan strategis, 5 KPI untuk faktor fokus kepada pelanggan dan
pasar, 5 KPI untuk faktor fokus kepada tenaga kerja, 6 KPI untuk faktor
fokus kepada operasi KPI. KPI dengan bobot terbesar adalah sasaran
strategi (X2), pengembangan dan penjabaran rencana kerja (X3), proyeksi
kinerja (X4), proses pengembangan strategi (X1).
2. Faktor kepemimpinan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan dengan nilai koefisien pengaruh langsung sebesar 0, 235
dengan indikatornya yaitu bagaimana karyawan menjalankan visi, misi
dan nilai-nilai perusahaan, komunikasi, tata kelola organisasi, perilaku
etis dan patuh hukum serta bertanggung jawab sosial terhadap komunitas
sekitarnya. Faktor perencanaan strategis memiliki hubungan yang
signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan nilai koefisien pengaruh
langsung sebesar 0,989 dengan indikatornya yaitu proses pengembangan
strategi, sasaran dari strategi tersebut, pengembangan rencana kerja dan
proyeksi kerja. Faktor fokus kepada operasi memiliki hubungan yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan nilai koefisien pengaruh
langsung sebesar 0,189. Faktor fokus kepada tenaga kerja memiliki
hubungan yang signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan nilai
koefisien pengaruh langsung sebesar 0,190. Faktor fokus kepada
pelanggan dan pasar memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan dengan nilai koefisien pengaruh langsung sebesar 0,203
dengan indikatornya yaitu mendengarkan pelanggan, memperoleh
informasi kepuasan pelanggan, menganalisa dan mendata pelanggan,
penawaran produk dan dukungan bagi pelanggan dan membangun budaya
fokus kepada pelanggan. Faktor perencanaan strategis memiliki pengaruh
tidak langsung terhadap kinerja perusahaan melalui Faktor kepemimpinan
sebesar 0,164. Faktor fokus kepada operasi memiliki pengaruh tidak
langsung terhadap kinerja perusahaan melalui Faktor strategi sebesar
0,173.
3. Tersedia rancangan model pengukuran kinerja PT. Intan Suar Kartika
dalam bentuk model bertingkat, struktural dan matriks dengan
memperhatikan bobot untuk masing-masing faktor dan indikator dalam
penyusunannya.
7.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian kepada PT. Intan Suar
Kartika dan penelitian berikutnya adalah:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Hasil penelitian yang telah dilakukan, kiranya dapat menjadi masukan bagi
PT. Intan Suar Kartika untuk diimplementasikan dalam upaya
meningkatkan kinerja perusahaan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan
PT. Intan Suar Kartika untuk mengimplementasikan hasil penelitian
adalah membentuk tim untuk melakukan pengukuran kinerja perusahaan
berdasarkan hasil rancangan model pengukuran kinerja dan melakukan
evaluasi terhadap Faktor-Faktor tersebut.
2. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan sistem
pengukuran kinerja di perusahaan dengan menggabungkan beberapa
metode pengukuran kinerja pada umumnya serta menemukan Faktor-
Faktor yang mempengaruhinya. Disamping itu dapat mengembangkan
Faktor-Faktor lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Artley, Will dan Suzanne Stroh. 2001. The Performance Management
Handbook Vol 2: Establishing an Integrated Performance Measurement
System. USA: Performance-Based Management Special Interest Group
(PBMSIG)
Bititci, U. S., Suwignjo, P., dan Carrie, A.S., (2000), Quantitative Models for
Performance Measurement Systems, International Journal of Production
Economics, Vol. 64.
Bititci, U. S., Suwignjo, P., dan Carrie, A.S., (2001), Strategy Management
through Quantitative Modelling of Performance Measurement Systems.,
International Journal of Production Economics, Vol. 69.
Borawski, Paul and Maryan Brennan. (2008). The Baldrige Model: An
Integrated
and Aligned System Approach to Performance Excellence. Journal of
Association Leadership. Washington DC
Byrne, B. M. (2010). Structural equation modeling with AMOS: Basic
concepts, applications, and programming. 2nd Edition. Routledge Taylor
& Francis Group
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ghozali, Imam., (2007). Model Persamaan Struktural konsep dan aplikasi,
edisi ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam, (2008)a, model persamaan struktural, konsep dan aplikasi
dengan program Amos 16.0, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Ghozali, Imam, (2008)b, Structural Equation Modeling, Metode Alternatif
dengan Partial Least Square, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Ghozali, Imam, (2008)c, Structural Equation Modeling, Teori, konsep dan
aplikasi dengan program Lisrel 18.0, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang
Glavan, L. M., (2011), Understanding Process Performance Measurement
Systems,Business Systems Research, Vol. 2, No. 2.
Grizzell. Paul and Mark Blazzey. (2004). Alignment of Baldrige With Six
Sigma, Lean Thinking, and Balance Scorecard. Insight to Performance
Excellence 2004. An inside look at the 2004 baldrige award criteria. The
American Society for Quality
Hair, J. F, Black, W. C, Babin, B.J, Anderson, R.E., & Tatham, R.L., (2006).
Multivariate Data Analysis, Sixth Edition, New Jersey;Prentice Hall.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Iveta, G., (2012), Human Resources Key Performance Indicators,
Journal of Competitivness, Vol.4, Issue 1.
Jayamaha, Nilal Palitha. Nigel P. Grigg and Robin S. Mann. (2011). Empirical
analysis of the Baldrige Criteria as organizational performance measure
and a theoretical model. Measuring Business Excellence Vol. 15 No. 1.
Emerald Group Publishing
Pasaribu, Jahartap. (2011). Perancangan Model Pengukuran Kinerja Dengan
Metode Quantitative Models For Performance Measurement System
(Qmpms) Berdasarkan Persepsi Mahasiswa Di STMIK IBBI Medan,
Tesis, Program Studi Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.
Moeheriono, (2012), Perencanaan, aplikasi dan pengembangan indikator
kinerja utama (IKU): bisnis dan publik, Rajawali Pers, Jakarta.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontenporer untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.
Nasution, Sakti. (2017), Meningkatkan Daya Saing Indonesia.
http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/index.php/2017/04/11/memperbaiki-
daya-saing-indonesia/
Neely, A., Wilcox, M., Platts, K., Bourne, M., dan Mills, J., (2000), Designing,
implementing and updating performance measurement systems,
International Journal of Operations & Production Management, Vol. 20,
No. 7.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Neely, A., Platts, K., dan Gregory, M., (2005), Performance measurement
system design A literature review and research agenda, International
Journal of Operations & Production Management, Vol. 25, No. 12.
NIST. (2011). 2011-2012 Criteria for Performance Excellence.
http://www.nist.gov/baldrige/publications/upload/2011_2012_Business_
Nonprofit_Criteria.pdf
Santoso, Singgih. (2011). Structural Equation Modeling (SEM). Jakarta: Elex
media Komputindo
Sinulingga, Sukaria, (2008). Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu.
Sinulingga, Sukaria, (2011). Metode Penelitian, USU Press.
Sirait, M. (2012), Rancangan Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced
Scorecard Dalam Kerangka Model Keunggulan Organisasi di PT.
Sisindokom Lintasbuana), Tesis, Program Studi Adminstrasi Bisnis.
Institut Teknologi Bandung.
Sumanth, D. J., (1984), Productivity Engineering and Management,
Productivity Measurement, Evaluation, Planning, and Improvement in
Manufacturing and Service Organizations, McGraw-Hill Book
Company.
Suwignjo, P. (2000) Sistem Pengukuran Kinerja: Sejarah Perkembangan dan
Agenda Penelitian ke Depan, Seminar Nasional Performance
Measurement, 30-31 Maret, Hotel Wisata Jakara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Taufiqurrahman, (2011), Perancangan Pengukuran Efisiensi Kinerja Program
Studi di Perguruan Tinggi dengan Pendekatan Integrasi Balance
Scorecard (BSC) dan Data Envelopment Analysis (DEA), Tesis, Program
Studi Teknik Industri Universitas Indonesia.
Waluyo, Minto, (2011), Panduan dan Aplikasi Structural Equation Modeling
(untuk aplikasi model dalam penelitian teknik industri, psikologi, sosial
dan manajemen), Indeks, Jakarta.
Wijaya, Toni, (2009), Analisis SEM untuk penelitian menggunakan
AMOS, Penerbit Universitas Atmajaya, Yogyakarta
Wijanto, S. (2008). Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8 Konsep dan
Tutorial, Graha Ilmu.
Yamin, S. (2009). Struktural Equation Modeling, belajar lebih mudah teknik
Analisis Data Kuesioner dengan Lisrel-PLS. Jakarta: Salemba Infotek
Yuwono, Sony, dkk. 2007. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA