Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan...

18
8 1. Pendahuluan Indonesia memiliki potensi pariwisata yang kuat dan besar [1]. Salah satu tempat di Indonesia yang mempunyai potensi akan pariwisata adalah kota Ambarawa. Menurut Bapak Wahyu Kepala Seksi di bidang pemasaran Disporabudpar Kabupaten Semarang, Ambarawa terkenal sebagai Kota Perjuangan karena di Ambarawa pernah terjadi pertempuran antara rakyat Indonesia melawan penjajah. Oleh karena itu dibangun Monumen Palagan untuk mengenang peristiwa tersebut. Dilihat dari sejarahnya, kota Ambarawa berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia karena di tempat ini merupakan medan perjuangan serta markas-markas dari penjajah Belanda. Pada jaman penjajahan, Ambarawa pernah menjadi pusat pendidikan oleh karena itu dibangun gereja dan sekolah-sekolah katolik. Selain itu, Ambarawa juga merupakan pusat rumah para pemilik perkebunan orang Belanda. Orang Belanda memilih Ambarawa karena dinilai dari suhu dan cuacanya hampir sama dengan keadaan di Belanda. Tidak heran jika banyak dijumpai bangunan bersejarah di kota Ambarawa, dan sampai sekarang masih dilestarikan bahkan menjadi objek wisata. Dari segi kuliner, kuliner kota Ambarawa yang mewakili kuliner khas Kabupaten Semarang saat ada acara pameran. Dari hasil wawancara pihak Disporabudpar Kabupaten Semarang ingin agar promosi pariwisata di Ambarawa lebih berkembang dan menjadi lebih menarik melalui sebuah perancangan dengan gaya desain yang baru karena selama ini media promosi yang telah dibuat terlalu kaku sehingga tekesan formal dan belum ada yang membahas secara detail pariwisata di tingkat kecamatan. Oleh karena itu, timbullah suatu gagasan untuk membantu para wisatawan dalam berwisata melalui sebuah media promosi yang digunakan sebagai panduan untuk memudahkan wisatawan mengetahui dan lebih mengenal objek wisata di kota Ambarawa. Perancangan media promosi pariwisata kota Ambarawa dengan media utama buku diharapkan selain komunikatif dapat menarik wisatawan untuk berwisata di Ambarawa. Buku yang dikemas dengan bergaya desain retro ini digunakan sebagai media utama karena dapat merangkum secara lengkap mengenai informasi pariwisata kota Ambarawa dan dapat dibawa kemana-mana. 2. Tinjauan Pustaka Sebelumnya telah dilakukan penelitian terdahulu yaitu karya tulis yang berjudul Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Makassar Dengan Menggunakan Gaya Desain New Simplicity[2]. Penelitian ini dijadikan perbandingan dalam perancangan media promosi pariwisata di kota Ambarawa dengan buku sebagai media utama. Yang menjadi perbedaan dari karya tulis sebelumnya adalah selain gaya desain juga dari media promosi dan segmen objek wisata yang difokuskan. Sebagai refrensi dalam perancangan media promosi pariwisata kota Ambarawa yaitu menggunakan booklet berjudul “Kabupaten Semarang The Paradise of Central Javayang memuat informasi seputar pariwisata di Kabupaten Semarang yang dibuat oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang [3].

Transcript of Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan...

Page 1: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

8

1. Pendahuluan

Indonesia memiliki potensi pariwisata yang kuat dan besar [1]. Salah satu

tempat di Indonesia yang mempunyai potensi akan pariwisata adalah kota

Ambarawa. Menurut Bapak Wahyu Kepala Seksi di bidang pemasaran

Disporabudpar Kabupaten Semarang, Ambarawa terkenal sebagai Kota

Perjuangan karena di Ambarawa pernah terjadi pertempuran antara rakyat

Indonesia melawan penjajah. Oleh karena itu dibangun Monumen Palagan untuk

mengenang peristiwa tersebut. Dilihat dari sejarahnya, kota Ambarawa berperan

penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia karena di tempat ini

merupakan medan perjuangan serta markas-markas dari penjajah Belanda. Pada

jaman penjajahan, Ambarawa pernah menjadi pusat pendidikan oleh karena itu

dibangun gereja dan sekolah-sekolah katolik. Selain itu, Ambarawa juga

merupakan pusat rumah para pemilik perkebunan orang Belanda. Orang Belanda

memilih Ambarawa karena dinilai dari suhu dan cuacanya hampir sama dengan

keadaan di Belanda. Tidak heran jika banyak dijumpai bangunan bersejarah di

kota Ambarawa, dan sampai sekarang masih dilestarikan bahkan menjadi objek

wisata. Dari segi kuliner, kuliner kota Ambarawa yang mewakili kuliner khas

Kabupaten Semarang saat ada acara pameran.

Dari hasil wawancara pihak Disporabudpar Kabupaten Semarang ingin agar

promosi pariwisata di Ambarawa lebih berkembang dan menjadi lebih menarik

melalui sebuah perancangan dengan gaya desain yang baru karena selama ini

media promosi yang telah dibuat terlalu kaku sehingga tekesan formal dan belum

ada yang membahas secara detail pariwisata di tingkat kecamatan.

Oleh karena itu, timbullah suatu gagasan untuk membantu para wisatawan

dalam berwisata melalui sebuah media promosi yang digunakan sebagai panduan

untuk memudahkan wisatawan mengetahui dan lebih mengenal objek wisata di

kota Ambarawa. Perancangan media promosi pariwisata kota Ambarawa dengan

media utama buku diharapkan selain komunikatif dapat menarik wisatawan untuk

berwisata di Ambarawa. Buku yang dikemas dengan bergaya desain retro ini

digunakan sebagai media utama karena dapat merangkum secara lengkap

mengenai informasi pariwisata kota Ambarawa dan dapat dibawa kemana-mana.

2. Tinjauan Pustaka

Sebelumnya telah dilakukan penelitian terdahulu yaitu karya tulis yang

berjudul “Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Makassar Dengan

Menggunakan Gaya Desain New Simplicity” [2]. Penelitian ini dijadikan

perbandingan dalam perancangan media promosi pariwisata di kota Ambarawa

dengan buku sebagai media utama. Yang menjadi perbedaan dari karya tulis

sebelumnya adalah selain gaya desain juga dari media promosi dan segmen objek

wisata yang difokuskan.

Sebagai refrensi dalam perancangan media promosi pariwisata kota

Ambarawa yaitu menggunakan booklet berjudul “Kabupaten Semarang The

Paradise of Central Java” yang memuat informasi seputar pariwisata di

Kabupaten Semarang yang dibuat oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Semarang [3].

Page 2: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

9

Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise of Central Java

Selain itu, buku yang berjudul Top 10+ Jakarta oleh Tim Erlangga [4]

digunakan sebagai acuan dalam perancangan ini. Dalam buku Top 10+ Jakarta,

penulisnya memberikan informasi lengkap mengenai wisata di Jakarta seperti

informasi penginapan, transportasi dan wisata kuliner serta wisata alternatif. Buku

ini menarik karena didesain dan dicetak fullcolor dengan menggunakan bahan art

paper sehingga foto-foto yang ditampilkan tampak jelas. Namun, kekurangan

yang terdapat pada buku ini yaitu ukurannya yang dianggap terlalu kecil dan

pengaturan layout buku yang cenderung terlalu padat karena menggunakan

banyak teks yang digabung dengan foto-foto.

Gambar 2 Buku Top 10

+ Jakarta

Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yang komponen-

komponennya terdiri dari:

Pari - penuh, lengkap, keliling

Wis (man) - rumah, property, kampung, komunitas

ata - pergi terus-menerus, mengembara (roaming about)

yang bila dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti:

pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus-menerus.

Dalam operasionalnya istilah pariwisata sebagai pengganti istilah asing tourism

atau travel diberi makna oleh Pemerintah Indonesia: “Mereka yang meninggalkan

rumah untuk mengadakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang

dikunjungi sambil menikmati kunjungan mereka [5].”

Ambarawa adalah kota kecil yang terletak di tengah-tengah pulau Jawa,

dengan ketinggian 475 sampai 500 meter. Ambarawa dan sekitarnya merupakan

daerah pegunungan yang berhawa sejuk dengan panoramanya yang indah

dikelilingi oleh banyak gunung. mulai dari Gunung Merbabu, Sumbing, Sindoro,

Page 3: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

10

Telomoyo, pegunungan Jambu dan pegunungan Ungaran [6]. Secara geografis

Kecamatan Ambarawa berbatasan dengan Kecamatan Bandungan dan Kecamatan

Bawen di utara, Rawa Pening di timur, Kecamatan Banyubiru dan Jambu di

selatan dan Kecamatan Bandungan di barat. Penduduk Kecamatan Ambarawa

sampai dengan akhir tahun 2012 adalah 61.871 jiwa dengan jumlah kepala

keluarga 19.154 KK dengan luas wilayah 28,98 Km² maka kepadatan penduduk

per kilometer persegi 2.135 jiwa [7].

Di Ambarawa terdapat objek-objek wisata antara lain Monumen Palagan

Ambarawa yang terletak di pinggir jalan utama Semarang - Yogyakarta.

Monumen ini dibangun pada tahun 1973 oleh CVCAIS (arsitek, insinyur dan

seniman) yang dipimpin oleh Bapak Saptoto dosen Yogyakarta. Monumen

Palagan didirikan untuk mengenang peristiwa perlawanan rakyat Indonesia

melawan sekutu yang terjadi di Ambarawa [6]. Monumen Palagan juga

dilengkapi museum yaitu Museum Isdiman yang menyimpan koleksi persenjataan

kuno peninggalan penjajah, antara lain antara lain meriam, granat, dinamit, pistol,

pedang samurai, perlengkapan pakaian tentara Jepang, seragam tentara Peta

(Pembela Tanah Air), helm baja, dan lukisan serta maket yang menggambarkan

peristiwa Palagan Ambarawa [8].

Terdapat pula objek wisata Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di

Jalan Stasiun Ambarawa No.1 Temenggungan - Ambarawa. Pada tahun 1862

pemerintah Belanda membuat jalan kereta api yang dimulai dari Semarang dan

membuka lintas percabangan antara Kedungjati – Bringin – Tuntang –

Ambarawa. Pada saat itu, kota-kota tersebut merupakan basis militer Belanda

dan sebagai kota perkebunan yang sangat membutuhkan kehadiran kereta api

yang bisa mengangkut hasil bumi dalam jumlah banyak. Menurut Bapak Sudono,

mantan Kepala Museum Kereta Api Ambarawa dulunya bernama Stasiun Willem

I dan pada tahun 1978 dialihfungsikan menjadi museum dan namanya berubah

menjadi Museum Kereta Api Ambarawa. Yang menjadi keunggulan dari museum

ini adalah kereta api uap yang sampai sekarang masih bisa beroperasi. Koleksi

paling banyak di museum ini adalah lokomotif uap. Selain lokomotif uap terdapat

juga mesin hitung, mesin ketik, pesawat telepon, telegraf morse, meja kursi di

ruang administrasi era masa lalu dan peralatan yang digunakan dalam hal

perkeretaapian [6].

Objek wisata lainnya adalah Beteng Pendem, benteng ini mulai dibangun

pada tahun 1835 dan baru selesai pada tahun 1848 melalui kerja paksa yang

dilakukan oleh pemerintah Belanda. Beteng yang memiliki luas bangunan kurang

lebih 14.000 m2 dan berbentuk segiempat ini digunakan sebagai rumah tahanan

hingga sekarang. Setengah bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas pegawai

yang bekerja di Beteng Pendem dan dapat dinikmati oleh wisatawan [6].

Selain itu terdapat juga Gereja Santo Yusup Ambarawa atau sering disebut

dengan sebutan Gereja Jago, gereja yang di atas menaranya bertengger “seekor

ayam jantan” yang mempunyai arti selalu berkokok memanggil umat untuk

memuji dan bersyukur kepada Yang Maha Pengasih [9]. Gereja yang mula-mula

didirikan di SD Pangudi Luhur Ambarawa, dirasa tidak memadai untuk

menampung umat di Ambarawa, apalagi saat itu gereja tidak hanya digunakan

untuk beribadat namun sebagai tempat belajar bagi anak-anak pribumi yang

Page 4: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

11

dididik menjadi guru. Karena kekurangan tempat dan ruang belajar tidak ada,

pada tanggal 17 Mei 1923 dimulai peletakkan batu pertama pendirian gereja yang

baru oleh pastor Dr. A. van Kalken SJ yang sekarang terletak di Jl. Mgr.

Soegiyapranta (Yogyakarta - Semarang) No.56 Ambarawa. Gereja ini dibangun

oleh arsitek Hulwist Fermond Ed. Cuypers dengan tinggi kurang lebih 35 meter,

dengan bentuk gereja gabungan dari gotik dan modern yang memilki tinggi,

panjang, dan lebarnya seimbang. Gereja Jago juga memiliki jam gadang yang

loncengnya senantiasa berdentang pada waktu-waktu menjelang ibadat atau

upacara pemberkatan jenazah yang disemayamkan sejenak di gereja [10].

Objek wisata religi lainnya adalah Gua Maria Kerep Ambarawa yang

terletak di Jalan Tentara Pelajar, Dusun Kerep, Kelurahan Panjang, Kecamatan

Ambarawa, Kabupaten Semarang. Pada awalnya, Gereja Santo Yusup

menginginkan adanya tempat ziarah Gua Maria oleh karena itu dibangun Gua

Maria Kerep pada tahun 1954. Selama pembuatan melibatkan murid-murid

asrama Sekolah Guru Kolese Santo Yusuf dan Sekolah Guru Putri Santa Maria

Ambarawa, serta anak-anak asrama bruderan dan susteran. Aset tanah yang

dimiliki Gua Maria Kerep Ambarawa seluas 25.000 m2 (2,5 Ha) dan dalam

kompleks Gua Maria Kerep Ambarawa terdapat fasilitas-fasilitas untuk kegiatan

kerohanian dan pengembangan iman antara lain jalan salib, tempat perayaan

ekaristi, gedung transit dan ruang romo, gedung serba guna, area parkir, ruang

istirahat, taman doa, kapel adorasi ekaristi abadi (Adeka), kios devosi, souvenir

dan makanan, camping ground, rumah kaca [11].

Selain wisata sejarah dan religi, terdapat pula wisata kuliner khas di

Ambarawa yaitu Serabi, Pecel Mbok Kami, Kampoeng Rawa dan Toko Roti

Pauline. Di Ambarawa juga dapat dijumpai alat transportasi tradisional seperti

andong. Terdapat pula beberapa penginapan seperti Griya Wijaya, Griya Katarina

dan hotel lainnya yang dapat menjadi pilihan alternatif bagi wisatawan saat

berkunjung di Ambarawa antara lain Nugraha Wisata, Susan Spa & Resort, Green

Valley dan lain-lain.

Dari segi geografis target konsumen dari perancangan buku ini adalah

wisatawan domestik khususnya yang berada di pulau Jawa. Dari segi demografis

target konsumennya adalah pria dan wanita usia 20-35 tahun, usia seseorang

dapat melakukan perjalanan wisata dengan mandiri, dapat memahami tentang

dunia pariwisata, kuliner, antropologi, desain dan lain sebagainya, serta ditujukan

kepada masyarakat kelas ekonomi menengah sampai menengah atas, dengan

alasan buku merupakan benda yang mampu dibeli oleh masyarakat kalangan

ekonomi menengah sampai menengah atas yang mempunyai penghasilan cukup

dan mampu menggunakan penghasilannya untuk berwisata. Dari segi psikografis

target konsumennya adalah orang-orang yang suka berwisata, memiliki jiwa

muda dan rasa keingintahuan yang tinggi mengenai wisata sejarah, budaya dan

religi serta memiliki antusias tinggi dengan bangunan-bangunan bersejarah.

Mereka menganggap berwisata adalah salah satu cara untuk menghilangkan

kebosanan terhadap rutinitas. Dan dari segi perilaku (behavioral) adalah orang-

orang yang bersedia meluangkan waktu dan mencari informasi dengan membaca

buku di tengah-tengah kesibukan mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka

yaitu berwisata mengenal tempat-tempat baru. Selain itu, buku ini juga dapat

Page 5: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

12

dimanfaatkan sebagai koleksi bagi penggemar travelling agar mereka memiliki

refrensi mengenai pariwisata di Ambarawa.

Promosi berasal dari bahasa Latin pro berarti “maju”, dan movere bermakna

“bergerak”. Istilah ini sudah mengandung makna “hidup”. Secara harfiah promosi

berarti “bergerak maju”, dan secara maknawiah berarti “meningkat”. Makna

“meningkat” dari istilah promosi bisa berlaku untuk bidang pendidikan,

kepegawaian, industri dan perdagangan, dan lain-lain [12]. Promosi yang

dilakukan melalui beberapa media yaitu media cetak seperti buku dan brosur serta

media elektronik seperti website.

Perancangan media promosi ini dibuat dengan menggunakan gaya desain

retro. Dinamakan retro oleh beberapa desainer karena gaya desain retro memiliki

keunikan pada desain Eropa modern yaitu aturan tipografi diabaikan, daya tarik

desain tipografi unik serta dibuat-buat yang pada tahun 1920-an dan 1930-an akan

terlupakan kurang lebih setelah Perang Dunia II. Awalan kata retro mengacu

dalam bentuk kata retro-grade yang menyiratkan “melihat ke belakang” dan

“bertentangan dengan hal biasa” [13].

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk perancangan desain dalam penelitian ini

adalah adaptive strategy atau strategi adaptif. Pada adaptive strategy atau strategi

adaptif ini pada awalnya hanya sasaran desain tahap pertama yang ditetapkan.

Sasaran desain tahap berikutnya ditetapkan berdasarkan keputusan tahap

sebelumnya, demikian selanjutnya hingga keputusan akhir desain (final design)

dicapai. Secara lengkap, alur model adaptive strategy akan digambarkan seperti

pada Gambar 3.

Gambar 3 Metode Adaptive Strategy

Sumber:Buku Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual

Alur dari perancangan media promosi pariwisata kota Ambarawa dengan

media utama buku yaitu pertama melakukan brief dengan menganalisa

permasalahan dari penelitian ini, setelah itu masuk ke tahap 1 yang diinginkan

ditetapkan yaitu mengumpulkan data dari permasalahan tersebut. Kemudian pada

tahap 2 yang diinginkan ditetapkan yaitu membuat konsep setelah itu masuk pada

tahap 3 yang diinginkan ditetapkan yaitu dengan membuat beberapa alternatif

sketsa yang kemudian dipilih salah satu dari sketsa tersebut. Lalu masuk ke tahap

selanjutnya untuk melakukan coloring dari pengembangan perancangan

sebelumnya. Hal ini dilakukan seterusnya sampai menghasilkan final design yang

diinginkan.

Keuntungan dari model strategi adaptif ini, yaitu dianggap sebagai strategi

terbaik dalam perancangan media promosi kota Ambarawa. Dengan strategi

Page 6: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

13

adaptif, penetapan desain awal menjadi acuan untuk final design namun masih

dapat mengalami perubahan penambahan atau pengurangan data karena melewati

proses analisa yang menilai apakah sudah memenuhi sasaran atau belum. Jika

dirasa masih ada yang kurang akan dilakukan proses analisa kembali untuk

mencapai final design yang diinginkan yaitu menghasilkan media promosi

pariwisata kota Ambarawa yang komunikatif dan menarik bagi wisatawan.

Konsep perancangan media promosi pariwisata di kota Ambarawa

menggunakan media utama buku karena dapat memuat informasi secara lengkap

dan detail mengenai wisata yang akan diangkat. Buku yang bersifat handy book

sehingga sangat cocok untuk target konsumen yang suka berwisata. Buku yang

berjudul “Dolan Ambarawa” ini berisi informasi mengenai tempat-tempat wisata

di kota Ambarawa, dari wisata sejarah, religi, kuliner serta akomodasi. Buku ini

akan dikemas dengan gaya desain retro, dan pengunaan warnanya yaitu dengan

warna yang mencolok dan tegas dipadukan warna yang soft sehingga terkesan

modern namun tidak menghilangkan kesan sejarahnya. Penggunaan data visual

berupa ilustrasi fotografi dengan menggunakan warna sephia. Fotografi dipakai

sebagai nilai tambah untuk menghindari kebosanan saat membaca sekaligus

menghadirkan visual dari objek wisata yang ditampilkan. Buku yang akan dicetak

softcover dengan teknik cetak cutting pada cover ini menggunakan jenis kertas art

paper dan fullcolor, dengan ukuran buku 14x14 cm.

Pada Gambar 4 menjelaskan bahwa dari beberapa alternatif cover buku

dipilih sketsa yang ketiga sebagai cover bukunya. Pembuatan cover buku ini

terinspirasi dari bentuk roda kereta api yang berbentuk lingkaran dengan letak

judul di tengah. Cover buku menggunakan teknik cutting untuk menampilkan

gambar di halaman sebaliknya.

Gambar 4 Sketsa dan Alternatif Cover Buku

“Dolan Ambarawa”

Page 7: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

14

Pada Gambar 5 menjelaskan bahwa cover dalam mengalami perubahan

pada keterangan, yang awalnya disimbolkan dengan huruf lalu diganti dengan

ikon tempat-tempat wisata. Ikon tempat-tempat wisata tersebut dapat diputar

dengan ilustrasi seperti kompas untuk menunjukkan arah. Ada keterangan

mengenai ikon-ikon tersebut, sehingga tidak membingungkan wisatawan sedang

berada dimana saat mereka berwisata ke Ambarawa. Terdapat ikon tempat wisata

Museum Kereta Api yang disimbolkan dengan gambar kereta api, ikon Monumen

Palagan yang disimbolkan dengan gambar Pesawat Moestang salah satu koleksi

yang paling dikenal di Monumen Palagan, ikon Gereja Santo Yusup yang

disimbolkan dengan gambar gereja yang terdapat jam gadang serta jago yang

bertengger di atas gereja yang menjadi ciri khas dari gereja ini, ikon Gua Maria

Kerep yang disimbolkan dengan gambar gua yang di dalamnya terdapat gambar

Maria, ikon Beteng Pendem yang disimbolkan dengan gambar bangunan Beteng

Pendem dan ikon tempat kuliner Kampoeng Rawa yang disimbolkan dengan

gambar rumah yang terapung di atas air yang menjadi ciri khas dari tempat ini.

Gambar 5 Sketsa dan Alternatif Cover Dalam

“Dolan Ambarawa”

Gambar 6 merupakan sketsa dan alternatif layout buku. Layout buku dibuat

sama dari segmen yang satu dengan segmen yang lain, hanya dari segi warna

yang berbeda. Layout sub judul dibuat dengan ilustrasi full foto satu halaman di

bagian kiri dan di bagian kanan terdapat teks sub judul yang diberi warna sesuai

dengan ciri konten yang akan ditampilkan. Penomoran halaman juga berbentuk

lingkaran disertai dengan info mengenai sub judul yang sedang dibahas pada

halaman tersebut. Sedangkan layout isi dibuat dengan ilustrasi foto beserta

penjelasan dari foto tersebut.

Page 8: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

15

Gambar 6 Sketsa dan Alternatif Layout Buku

“Dolan Ambarawa”

Salah satu media penunjang yang digunakan adalah brosur. Brosur dipilih

sebagai media penunjang promosi karena praktis sehingga dapat diletakkan di

setiap objek wisata di Ambarawa. Brosur akan sangat berguna bagi para

wisatawan yang berkunjung, dengan membaca brosur wisatawan dapat

mengetahui mengenai tempat-tempat wisata yang terdapat di Ambarawa. Brosur

terdiri dari tiga macam, brosur pertama yaitu brosur wisata sejarah dan religi,

brosur kedua yaitu brosur kuliner serta yang terakhir brosur akomodasi. Brosur

dibagi menjadi tiga macam agar setiap segmen dapat ditampilkan secara lengkap

melihat banyaknya objek wisata yang berada di Ambarawa disertai gambar

sebagai daya tarik dari brosur ini. Selain itu dari segi space lebih efisien karena

hanya dilipat menjadi dua bagian sama besar.

Gambar 7 Sketsa dan Alternatif Brosur

Page 9: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

16

Media penunjang lainnya adalah website karena dapat diakses melalui

internet yang bersifat hemat waktu dan biaya serta mempermudah wisatawan

untuk mengetahui objek apa saja yang terdapat di Ambarawa. Situs web yang

memiliki fungsi informasi pada umumnya menekankan pada kualitas bagian

kontennya [14]. Website yang dibuat difokuskan kepada tampilan yang menarik

dan isi informasi yang akan disampaikan.

Gambar 8 Sketsa Desain Web

Desain web pada “Dolan Ambarawa” ini memiliki lima halaman yaitu

beranda, tentang, galeri, info dan peta. Tampilan beranda berisi menu tentang,

galeri, kontak dan peta, terdapat pula informasi mengenai kegiatan-kegiatan

penting yang diselenggarakan di objek wisata Ambarawa. Halaman tentang berisi

informasi mengenai kota Ambarawa dan pariwisata yang terdapat di Ambarawa.

Halaman galeri berisi koleksi foto objek wisata di Ambarawa. Halaman info

berisi informasi alamat dan nomor telepon pihak yang terkait dengan pariwisata

di Ambarawa seperti Disporabudpar Kabupaten Semarang dan biro perjalanan

wisata. Halaman peta berisi gambar peta wisata di Ambarawa untuk memudahkan

wisatawan yang akan berkunjung di kota Ambarawa.

Warna yang digunakan sebagai warna dasar layout adalah:

Coklat tua C:57 M:97 Y:96 K:17

Krem C:0 M:4 Y:18 K:0

Merah C:0 M:96 Y:90 K:2

Oranye C:0 M:36 Y:76 K:0

Biru tosca C:70 M:3 Y:39 K:0

Warna yang digunakan dalam buku dan brosur adalah warna tegas yang

dipadukan dengan warna coklat untuk cover buku dan layout buku. Warna coklat

dipilih untuk cover dan layout buku karena coklat merupakan warna “tanah air”

[15]. Warna terkesan tua, tidak meninggalkan kesan sejarah dari objek-objek

wisata yang merupakan peninggalan sejarah. Pada bagian konten wisata sejarah

dan religi diberi warna merah yang menunjukkan semangat agar para wisatawan

ikut menjaga dan melestarikan bangunan bersejarah serta museum, dan pada

konten wisata kuliner diberi warna oranye yang bersifat hangat, diharapkan

wisatawan yang sedang menikmati kuliner di kota Ambarawa dapat merasakan

keramahan penduduk sekitar yang berjualan serta pada konten akomodasi diberi

warna biru tosca yang menunjukkan kesejukkan di daerah Ambarawa sehingga

membuat wisatawan nyaman saat melakukan perjalanan wisata di Ambarawa.

Page 10: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

17

Warna pada brosur disesuaikan dengan buku, yaitu untuk brosur wisata

sejarah dan religi diberi warna merah, brosur kuliner diberi warna oranye serta

brosur akomodasi diberi warna biru tosca. Sedangkan pada website didominasi

dengan warna coklat.

Tipografi yang digunakan untuk judul yaitu jenis huruf-huruf dekoratif

dan script yang memiliki limitasi dalam penggunaannya. Biasanya penggunaan

huruf-huruf dekoratif dan script diterapkan untuk keperluan atau tujuan-tujuan

tertentu seperti dalam desain logo, label, judul buku, ataupun menu hidangan

[16]. Tipografi dengan jenis font bernama Impregnable Personal Use Only. Font

berjenis script ini dipilih untuk font judul karena memiliki bentuk dekoratif,

lembut, dan terkesan tempo dulu.

Sedangkan untuk sub judul buku menggunakan jenis font bernama Motion

Picture Personal Use.

Tipografi dengan font jenis sans serif yang bernama Segoe UI Semilight

ini memiliki bentuk yang sederhana, tegas dan mudah dibaca sangat cocok jika

diaplikasikan dalam buku, brosur dan website.

4. Hasil Rancangan

Hasil perancangan media promosi kota Ambarawa dibuat dalam bentuk

buku yang dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Buku “Dolan Ambarawa”

Page 11: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

18

Gambar 10 adalah gambar isi buku untuk halaman 1-7 yang berisi antara

lain halaman judul, daftar isi dan halaman yang mengulas mengenai sekilas

Ambarawa.

Gambar 10 Isi Buku Halaman 1-7

Gambar 11 adalah isi buku untuk halaman 8-19 sekaligus sebagai halaman

segmen pertama dari segmen wisata sejarah yaitu Monumen Palagan.

Gambar 11 Isi Buku Halaman 8-19

Gambar 12 adalah isi buku untuk halaman 20-31 yang berisi informasi

mengenai Museum Kereta Api.

Page 12: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

19

Gambar 12 Isi Buku Halaman 20-31

Gambar 13 adalah isi buku untuk halaman 32-39 yang berisi informasi

mengenai Beteng Pendem.

Gambar 13 Isi Buku Halaman 32-39

Gambar 14 adalah isi buku untuk halaman 40-45 yang berisi informasi

mengenai Gereja Santo Yusup.

Gambar 14 Isi Buku Halaman 40-45

Page 13: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

20

Gambar 15 adalah isi buku untuk halaman 46-57 yang berisi informasi

mengenai Gua Maria Kerep.

Gambar 15 Isi Buku Halaman 46-57

Gambar 16 adalah isi buku untuk halaman 58-83 yang merupakan segmen

kuliner dan berisi informasi mengenai kuliner di Ambarawa seperti Serabi, Pecel

Mbok Kami, Kampoeng Rawa, Toko Roti Pauline dan daftar rumah makan

lainnya disertai alamatnya.

Gambar 16 Isi Buku Halaman 58-83

Page 14: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

21

Gambar 17 adalah isi buku untuk halaman 84-101 yang merupakan segmen

akomodasi dan berisi informasi mengenai akomodasi yang terdapat di Ambarawa

seperti alat transportasi tradisional andong, penginapan Griya Wijaya dan Griya

Katarina serta daftar hotel lainnya yang berada di Bandungan sebagai pilihan

alternatif untuk wisatawan yang ingin menginap. Pada halaman terakhir terdapat

pula peta wisata Ambarawa untuk mempermudah wisatawan dalam memperoleh

informasi letak tempat-tempat wisata di Ambarawa.

Gambar 17 Isi Buku Halaman 84-101

Selain buku, media promosi pendukung yang sudah dirancang yaitu brosur

dan website. Brosur dibagi menjadi tiga jenis, yaitu brosur wisata, brosur kuliner

dan brosur akomodasi. Warna yang digunakan dalam brosur disesuaikan dengan

jenis brosurnya, untuk brosur wisata diberi warna merah, brosur kuliner

didominasi warna oranye dan brosur akomodasi warna biru tosca. Brosur dapat

dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18 Brosur Pariwisata Ambarawa

Page 15: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

22

Desain web dibuat tidak jauh beda dengan bukunya yang didominasi dengan

warna latar coklat, ditambah dengan foto-foto dan informasi mengenai pariwisata

kota Ambarawa dengan alamat situs www.jjdikotambarawa.com.

Gambar 19 Tampilan Website

5. Pengujian

Pengujian dilakukan dengan cara wawancara kepada pihak Dinas Pemuda,

Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang apakah perancangan

media promosi kota Ambarawa dengan media utama buku ini sudah sesuai

dengan yang diinginkan atau belum. Dari hasil wawancara menyatakan bahwa

perancangan ini bagus, menarik dengan warna yang indah, komunikatif dan tidak

kaku. Perancangan ini juga bermanfaat bagi wisatawan untuk dapat mengetahui

detail mengenai pariwisata kota Ambarawa karena lebih jelas destinasi wisatanya.

Buku ini dapat didistribusikan ke masyarakat luas dan dititipkan di tempat-tempat

wisata di Ambarawa dan biro-biro perjalanan pariwisata serta hotel.

Selain itu, proses pengujian juga dilakukan dengan cara menyebarkan

kuisioner dengan responden yang dilibatkan adalah orang-orang dari luar kota

sebanyak 30 orang. Kuisioner ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kegunaan

buku ini bagi wisatawan saat berwisata di Ambarawa serta informasi yang

diberikan bersifat komunikatif atau belum. Tabel daftar pertanyaan kuisioner

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Daftar Pertanyaan

No. Pertanyaan

1. Saya sangat mengetahui pariwisata yang terdapat di Ambarawa. (sebelum

membaca buku)

2. Saya kesulitan mendapatkan informasi mengenai pariwisata di Ambarawa.

(sebelum membaca buku)

3. Promosi pariwisata di Ambarawa yang dilakukan selama ini sudah bagus.

4. Buku ini membantu wisatawan saat berwisata di Ambarawa.

5. Buku ini dikemas dengan desain yang sangat unik dan menarik.

6. Salah satu keunikan dari buku ini adalah dari covernya.

7. Buku ini menarik karena fullcolor disertai ilustrasi foto sehingga tidak

membosankan saat membacanya.

Page 16: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

23

Tabel 2 Hasil Pengisian Kuisioner dan Presentase

No.

Jawaban

A

Sangat Setuju

B

Setuju

C

Cukup Setuju

D

Tidak Setuju

E

Sangat Tidak

Setuju

1 0 5 (17%) 14 (47%) 10 (33%) 1 (3%)

2 3 (10%) 13 (43%) 9 (30%) 5 (17%) 0

3 0 5 (17%) 11 (36%) 11 (37%) 3 (10%)

4 17 (57%) 7 (23%) 4 (13%) 2 (7%) 0

5 11 (37%) 17 (56%) 2 (7%) 0 0

6 9 (30%) 15 (50%) 5 (17%) 1 (3%) 0

7 12 (40%) 13 (44%) 4 (13%) 1 (3%) 0

8 7 (23%) 17 (57%) 6 (20%) 0 0

9 5 (17%) 18 (60%) 6 (20%) 1 (3%) 0

10 14 (46%) 14 (47%) 2 (7%) 0 0

11 6 (20%) 11 (37%) 13 (43%) 0 0

12 13 (43%) 12 (40%) 5 (17%) 0 0

13 2 (7%) 15 (50%) 11 (36%) 2 (7%) 0

14 3 (10%) 16 (53%) 9 (30%) 2 (7%) 0

15

Buku ini bermanfaat bagi wisatawan yang berkunjung di Ambarawa karena

informasinya mudah dipahami. Buku dikemas dengan desain yang menarik disertai

ilustrasi gambar sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung di

Ambarawa. Responden menyarankan untuk didistribusikan ke masyarakat luas agar

dapat lebih mengenal pariwisata di Ambarawa.

8. Warna yang dipakai terkesan modern namun tidak menghilangkan sejarah dan

budayanya.

9. Buku ini menyampaikan informasi mengenai pariwisata di Ambarawa dengan

lengkap dan jelas.

10 Dilihat dari ukurannya, buku ini mudah dibawa kemana-mana/handy book.

11. Saya memerlukan buku ini jika saya berwisata ke Ambarawa.

12. Media promosi lainnya seperti brosur dan website diperlukan untuk menunjang

promosi pariwisata di Ambarawa.

13. Informasi pada media promosi brosur dan website pariwisata Ambarawa mudah

dipahami.

14. Media promosi brosur dan website pariwisata Ambarawa menarik dan komunikatif.

15.

Setelah melihat buku panduan wisata yang berjudul Jalan-Jalan di Kota Ambarawa

beserta media promosi penunjang lainnya, bagaimana menurut anda? (pesan dan

kesan)

Page 17: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

24

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan 30 responden

bahwa promosi yang selama ini sudah ada masih perlu ditingkatkan karena 53%

responden menyatakan kesulitan memperoleh informasi mengenai pariwisata di

Ambarawa. Dan dengan adanya perancangan media promosi ini terdapat 80%

responden menyatakan setuju bahwa buku panduan ini membantu wisatawan saat

berwisata di Ambarawa. Sebagian besar responden juga menyatakan buku

panduan ini menarik dari segi desain, dan bersifat komunikatif serta handy book.

6. Kesimpulan

Dari hasil wawancara dan kuisioner yang disebarkan dapat disimpulkan

bahwa perancangan media promosi pariwisata kota Ambarawa dengan media

utama buku telah sesuai dengan permintaan dari Dinas Pemuda, Olahraga,

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang yaitu merancang buku panduan

pariwisata kota Ambarawa yang menarik dengan warna yang indah, komunikatif

dan tidak kaku. Media promosi yang dibuat juga detail mengenai pariwisata kota

Ambarawa sehingga lebih jelas destinasi wisatanya. Perancangan ini sangat

bermanfaat yaitu dapat membantu wisatawan saat berwisata di Ambarawa dengan

buku panduan yang komunikatif, menarik dan handy book. Untuk pengembangan

ke depan, perancangan ini dapat didistribusikan ke masyarakat luas dan dititipkan

di tempat-tempat wisata di Ambarawa, biro-biro perjalanan pariwisata serta hotel.

7. Pustaka

[1] Pendit, Nyoman. 1965. Pariwisata Sebuah Studi, Analisa, Dan Informasi.

Jakarta: Djambatan

[2] Apriani, Melissa. 2013. Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota

Makassar Dengan Menggunakan Gaya Desain New Simplicity. AITI

Jurnal Teknologi Informasi

[3] Ismail, Ghofar. 2013. Booklet Kabupaten Semarang The Paradise of

Central Java. Semarang: Disporabudpar Kabupaten Semarang

[4] Tim Erlangga. 2012. Top 10+ Jakarta. Jakarta: Erlangga

[5] Pendit, Nyoman. 2006. Ilmu Pariwisata; Sebuah Pengantar Perdana.

Jakarta: Pradnya Paramita

[6] Supangkat, Eddy. 2008. Ambarawa Kota Lokomotif Tua. Salatiga : Griya

Media

[7] Widjojo, Puguh. 2012. Profil Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kabupaten Semarang. Semarang: Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Semarang

[8] Jarah DAM VII/Diponegoro. 1974. Monumen Palagan Ambarawa.

Semarang : Panitia Pembangunan Monumen Palagan Ambarawa

[9] Sobari. 1996. Buku Kenangan 100 Tahun Paroki St. Yusup Ambarawa

1896-1996. Ambarawa : Triyanto Harjono

[10] Garim & Winardi. 2004. Kenangan 80 Tahun Pemberkatan Gereja Santo

Yusup Ambarawa. Ambarawa : Talenta

[11] Pengelola Gua Maria Kerep Ambarawa. 2010. Disini Karunia Allah

Mengalir - Buku Kenangan Gua Maria Kerep Ambarawa. Semarang :

Salam Damai.

Page 18: Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Ambarawa dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8835/3/T1_692009031_Full...9 . Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise

25

[12] Effendi, Onong Uchjana. 1992. Hubungan Masyarakat Suatu Studi

Komunikologis. Bandung : Remaja Rosdakarya

[13] Meggs, Philip B & Alston W. Purvis. 2006. Megg’s History Of Graphic

Design. USA : John Wiley & Sons Inc

[14] Suyanto, Asep Herman. 2007. Step By Step Web Design Theory And

Practices. Yogyakarta : Andi

[15] Danger, E.P. 1992. Memilih Warna Kemasan. Jakarta : Pustaka Binaman

Pressindo

[16] Sihombing, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama