Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

16
2 1. Pendahuluan Globalisasi telah membuat perkembangan teknologi mewabah hampir dalam segala bidang di Indonesia. Mulai dari bidang pertahanan, perdagangan, pariwisata sampai bidang pendidikan. Di bidang pendidikan globalisasi menggeser kedudukan guru. Pendidikan di sekolah pada masa lampau berarti guru. Guru sebagai pusat atau sumber utama dalam pendidikan. Bahkan guru mampu mempengaruhi pemikiran seorang peserta didik, cara pandangnya, dan perilakunya seumur hidup [1]. Tetapi sejak globalisasi masuk ke negara-negara dunia termasuk Indonesia, kedudukan guru bukan menjadi pusat dalam pendidikan. Melainkan hanya sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator, guru memerlukan media pembelajaran untuk memudahkan pembelajaran di dalam kelas. Tetapi guru lebih suka menggunakan media yang sudah ada daripada harus membuat media yang baru. Padahal peserta didik SD lebih menyukai hal-hal yang baru di dalam kelas. Selain itu, ada beberapa mata pelajaran yang tidak bisa hanya dibayangkan lewat tulisan-tulisan di buku, salah satunya seperti materi tentang sistem pencernaan pada manusia kelas V SD. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal dapat disimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung- hubungkan fakta dengan konsep [2]. Menurut hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Blotongan 3, dalam mengajarkan materi tentang sistem pencernaan pada manusia, guru menggunakan patung yang berupa tiruan manusia atau yang disebut torso dalam menjelaskan organ-organ pencernaan. Penggunaan torso dalam kelas menimbulkan masalah, yaitu torso tidak efektif untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam menjelaskan proses pencernaan pada manusia, karena torso tidak bisa menampilkan proses pencernaan secara visual. Padahal esensi dari materi sistem pencernaan selain mengenal organ adalah mendeskripsikan proses pencernaan. Saat ini perkembangan dunia digital berkembang dengan pesat dan mulai merambah ke segala bidang dunia kreatif. Video mapping adalah salah satu contoh digital performance yang saat ini mulai banyak diterapkan dalam dunia hiburan, akan tetapi video mapping belum pernah digunakan dalam dunia pendidikan [3]. Dengan demikian video mapping menjadi media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru. Selain itu, video mapping menyajikan visualisasi yang lebih konkret dibandingkan hanya menggunakan video. Oleh karena itu, penelitian ini untuk menghasilkan sebuah inovasi dalam dunia pendidikan. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah media pembelajaran baru yang menarik bagi peserta didik dan memudahkan guru dalam pengaplikasiannya. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian pertama diambil dari judul Aplikasi Multimedia Mata Pelajaran Biologi Tentang Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia Bagi Peserta didik Kelas VIII oleh Debby Fitria [4]. Salah satu aplikasi media pembelajaran tentang sistem pencernaan manusia yang dirancang untuk peserta didik kelas VIII. Tampilan pada aplikasi ini cukup menarik karena pemilihan warna-warna cerah dan juga disertai ilustrasi gambar kartun pada halaman intro. Aplikasi ini berisi tentang materi, latihan dan puzzle untuk membantu peserta didik kelas VIII dalam menghafal nama-nama organ pencernaan yang ada di dalam tubuh manusia. Diharapkan aplikasi ini akan lebih menunjang sarana belajar yang sudah ada seperti buku atau lembar kerja peserta didik (LKS) dan fasilitas laboratorium [4].

Transcript of Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

Page 1: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

2

1. Pendahuluan

Globalisasi telah membuat perkembangan teknologi mewabah hampir dalam segala

bidang di Indonesia. Mulai dari bidang pertahanan, perdagangan, pariwisata sampai

bidang pendidikan. Di bidang pendidikan globalisasi menggeser kedudukan guru.

Pendidikan di sekolah pada masa lampau berarti guru. Guru sebagai pusat atau sumber

utama dalam pendidikan. Bahkan guru mampu mempengaruhi pemikiran seorang peserta

didik, cara pandangnya, dan perilakunya seumur hidup [1]. Tetapi sejak globalisasi masuk

ke negara-negara dunia termasuk Indonesia, kedudukan guru bukan menjadi pusat dalam

pendidikan. Melainkan hanya sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator, guru memerlukan

media pembelajaran untuk memudahkan pembelajaran di dalam kelas. Tetapi guru lebih

suka menggunakan media yang sudah ada daripada harus membuat media yang baru.

Padahal peserta didik SD lebih menyukai hal-hal yang baru di dalam kelas. Selain itu, ada

beberapa mata pelajaran yang tidak bisa hanya dibayangkan lewat tulisan-tulisan di buku,

salah satunya seperti materi tentang sistem pencernaan pada manusia kelas V SD.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal

dapat disimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk

tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-

hubungkan fakta dengan konsep [2].

Menurut hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Blotongan 3, dalam

mengajarkan materi tentang sistem pencernaan pada manusia, guru menggunakan patung

yang berupa tiruan manusia atau yang disebut torso dalam menjelaskan organ-organ

pencernaan. Penggunaan torso dalam kelas menimbulkan masalah, yaitu torso tidak efektif

untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam menjelaskan proses pencernaan pada

manusia, karena torso tidak bisa menampilkan proses pencernaan secara visual. Padahal

esensi dari materi sistem pencernaan selain mengenal organ adalah mendeskripsikan

proses pencernaan.

Saat ini perkembangan dunia digital berkembang dengan pesat dan mulai merambah

ke segala bidang dunia kreatif. Video mapping adalah salah satu contoh digital

performance yang saat ini mulai banyak diterapkan dalam dunia hiburan, akan tetapi video

mapping belum pernah digunakan dalam dunia pendidikan [3]. Dengan demikian video

mapping menjadi media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru. Selain itu,

video mapping menyajikan visualisasi yang lebih konkret dibandingkan hanya

menggunakan video.

Oleh karena itu, penelitian ini untuk menghasilkan sebuah inovasi dalam

dunia pendidikan. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah media

pembelajaran baru yang menarik bagi peserta didik dan memudahkan guru dalam

pengaplikasiannya.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian pertama diambil dari judul Aplikasi Multimedia Mata Pelajaran Biologi

Tentang Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia Bagi Peserta didik Kelas VIII oleh

Debby Fitria [4]. Salah satu aplikasi media pembelajaran tentang sistem pencernaan

manusia yang dirancang untuk peserta didik kelas VIII. Tampilan pada aplikasi ini cukup

menarik karena pemilihan warna-warna cerah dan juga disertai ilustrasi gambar kartun

pada halaman intro. Aplikasi ini berisi tentang materi, latihan dan puzzle untuk membantu

peserta didik kelas VIII dalam menghafal nama-nama organ pencernaan yang ada di dalam

tubuh manusia. Diharapkan aplikasi ini akan lebih menunjang sarana belajar yang sudah

ada seperti buku atau lembar kerja peserta didik (LKS) dan fasilitas laboratorium [4].

Page 2: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

3

Penelitian kedua adalah Implementasi Digital Performance Pada Produk Fashion

Dengan Konten Budaya Bali oleh Toni Romero [3]. Penelitian ini membahas tentang

video mapping yang lebih mendalami proses penerapan visualisasi dengan media digital

dari pengembangan sistem mapping yang nantinya akan diproyeksikan pada media

produk fashion berupa pakaian. Umumnya media sorot video mapping berupa benda diam,

namun dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencoba menyajikan media sorot yang baru.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan sebuah inovasi baru dalam dunia

digital yang dapat menarik minat masyarakat [3].

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah aplikasi yang akan

dirancang menggunakan objek 3D, serta aplikasi lebih difokuskan untuk menjelaskan

proses pencernaan makanan pada manusia dan bentuk organ pencernaan manusia.

Menurut Briggs media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan

isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian

menurut National Education Assocciaton mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah

sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi

perangkat keras [5]. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran

sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Dari pendapat

tersebut disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik

sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Beberapa

jenis media pembelajaran diantaranya adalah media visual, media audial, projected still

media, projected motion media. Adapun keberhasilan penggunaan media pembelajaran

bergantung pada 3 hal, yaitu isi pesan, cara menjelaskan pesan dan karakteristik penerima

pesan. Dalam memilih media pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan

kondisi masing-masing. Tujuan dari penggunaan media pembelajaran adalah

mempermudah belajar dan mengajar, meningkatkan efisiensi belajar dan mengajar,

menjaga relevansi dengan tujuan belajar dan membantu konsentrasi pelajar [5].

Proses pencernaan adalah proses penghancuran makanan menjadi zat-zat makanan

yang dapat diserap tubuh. Alat yang berfungsi untuk menghancurkan makanan ini disebut

alat pencernaan. Selain alat-alat pencernaan, di dalam tubuh juga terdapat kelenjar

pencernaan. Misalnya, hati dan kelenjar pankreas. Kelenjar pencernaan membantu alat-alat

pencernaan dalam mencerna makanan. Proses pencernaan pada manusia dimulai dari

makanan masuk melalui mulut, di dalam mulut proses pencernaan makanan terjadi secara

mekanis. Setelah itu makanan menuju kerongkongan, di dalam kerongkongan terjadi

gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik adalah proses didorongnya makanan oleh dinding

kerongkongan menuju ke lambung. Lambung adalah alat pencernaan berotot yang

berbentuk seperti kantong. Bagian dalam dinding lambung berlipat-lipat. Bagian ini

berguna untuk mengaduk makanan yang berasal dari kerongkongan. Dinding lambung

juga menghasilkan asam klorida. Asam klorida atau asam lambung berguna untuk

membunuh kuman-kuman yang masuk bersama makanan. Di dalam lambung ini terjadi

pencernaan secara mekanis dan kimiawi. Setelah dicerna di lambung, makanan masuk ke

usus halus. Usus halus sebenarnya sangat panjang, tetapi melipat-lipat didalam perut. Usus

halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari, usus kosong, dan usus penyerap. Di

dalam usus dua belas jari, makanan dicerna secara kimiawi. Pencernaan itu dilakukan oleh

getah empedu dan getah pankreas. Getah empedu dihasilkan oleh hati. Getah empedu

berfungsi untuk mencerna lemak. Setelah melewati usus dua belas jari, makanan sampai di

usus kosong. Terjadi penguraian dan penyerapan sari-sari makanan. Setelah makanan

hancur dan lumat, makanan menuju usus penyerap. Dari usus halus sisa makanan yang

telah diurai menuju ke usus besar. Usus besar terdiri atas usus besar naik, usus besar

Page 3: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

4

melintang, dan usus besar turun. Di dalam usus besar terjadi penyerapan air dan garam-

garam mineral. Selanjutnya, sisa makanan dibusukkan oleh bakteri pembusuk di dalam

usus besar. Hasil pembusukan berupa bahan padat, cair, dan gas. Bagian akhir dari saluran

pencernaan berupa lubang keluar yang disebut anus. Sisa pencernaan dari usus besar

dikeluarkan melalui anus. Bahan padat hasil pembusukan dikeluarkan sebagai tinja dan

gas. Gas dikeluarkan berupa kentut. Sisa pencernaan yang berupa cairan disalurkan dan

disaring dalam ginjal. Cairan yang tidak berguna dikeluarkan melalui lubang kemih

berupa air seni [6].

Video / film adalah rangkaian banyak frame gambar yang diputar dengan cepat [7].

Video mapping merupakan salah satu teknik yang menggunakan pencahayaan dan

proyeksi sehingga dapat menciptakan ilusi optis pada obyek-obyek. Awalnya video

mapping adalah sebuah revolusi dari visualisasi data peta. Dengan merekam sinyal Global

Positioning Sistem (GPS) secara langsung pada video tape yang sedang mengambil

gambar di lapangan. Pada saat tape tersebut dimainkan di sebuah komputer, akan langsung

menghubungkan data-data ini dengan peta digital untuk akses review yang mudah.

Hasilnya adalah kemajuan dari yang awalnya hanya bisa mengetahui lapangan

berdasarkan datanya saja menjadi bisa ikut merasakan pengalaman ketika berada di

lapangan tersebut. Video mapping juga dapat diartikan sebuah seni instalasi yang

menggabungkan perangkat lunak dan perangkat keras. Sebagai manifestasi pencitraan seni

visual dan teknologi para seniman dapat mewujudkan ide-ide desain kedalam materi 3D

apapun di dalam bentukan arsitektur. Video mapping menggabungkan pemetaan film dan

video sebagai strategi pertunjukkan. Prinsip teknologi dibalik video mapping sangatlah

sederhana. Beberapa proyektor video yang dikontrol oleh komputer digunakan untuk

memproyeksikan gambar atau video kepada sebuah permukaan yang diinginkan. Dari

permukaan yang akan diproyeksikan tersebut akan terdeteksi beberapa titik dan kemudian

akan dipetakan kedalam komputer. Untuk menciptakan permukaan tersebut menjadi

interaktif, pemetaan ini selanjutnya bisa dijadikan berlapis-lapis dengan konten video,

gambar tetap, live video feeds, logo, branding, dan lain-lain. Dengan manipulasi proyeksi

tersebut, cara pandang terhadap obyek, benda, atau bidang tersebut akan berubah. Ada

satu persyaratan dasar yang tidak boleh dilanggar, yaitu kegelapan total baik di obyek,

benda, atau bidang yang akan disorot maupun lingkungan di sekitar obyek, benda, atau

bidang tersebut [8].

3D atau 3 Dimensi adalah sebuah objek atau ruang yang memiliki panjang, lebar, dan

tinggi yang memiliki bentuk. Contoh tiga dimensi suatu objek / benda adalah manusia,

bola, piramida atau benda spasial seperti kotak sepatu. Kemajuan dunia computer grafik

khususnya 3D telah berkembang dengan sangat pesat saat ini. Telah banyak feature-

feature baru yang dikeluarkan oleh pihak vendor dalam upaya menambah ketertarikan

konsumen terhadap product [9].

3. Metode Penelitian

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

cyclic strategy. Strategi ini pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan linear

strategy, hanya saja ada kalanya suatu tahap perlu diulang kembali untuk menampung

umpan balik (feed back) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Tahapan metode dalam

perancangan media pembelajaran IPA untuk peserta didik kelas V SD semester I tentang

pencernaan pada manusia berbasis Video Mapping dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 4: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

5

Gambar 1 Bagan metode perancangan media pembelajaran

Tahap 1 adalah identifikasi masalah dari ide dan juga pengalaman pribadi pada

penggunaan media pembelajaran ilmu pengetahuan alam tentang sistem pencernaan

makanan pada manusia yang kurang menarik dan tidak dapat menampilkan proses

pencernaan makanan secara visual. Kemudian dilakukan observasi dan wawancara pada

SD Negeri Blotongan 03 Salatiga tentang media yang digunakan oleh guru dalam

mengajarkan materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia, dan dari hasil

wawancara didapatkan bahwa media pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan

materi tentang sistem pencernaan makanan pada manusia kurang menarik dan guru juga

menginginkan media pembelajaran baru khususnya untuk mata pelajaran ilmu

pengetahuan alam tentang sistem pencernaan makanan pada manusia yang lebih diminati

siswa dan juga mudah dalam penggunaannya.

Tahap 2 adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui data visual dan verbal. Data

visual didapat dengan cara mencari referensi-referensi gambar organ-organ pada sistem

pencernaan pada manusia dan juga pewarnaan pada organ yang biasa dipakai, progam

yang sudah ada, dan juga contoh video mapping 3D, maupun lewat internet. Sedangkan

data verbal pengumpulan data verbal dilakukan dengan cara studi pustaka sesuai dengan

bahan yang berkaitan untuk menunjang kelengkapan data untuk aplikasi media

pembelajaran tentang sistem pencernaan makanan pada manusia kelas V SD semester 1

dan melakukan wawancara dengan murid serta guru kelas V SD N Blotongan 3.

Tahap 3 adalah analisa data visual dan data verbal. Teknik analisis yang digunakan

adalah teknik analisis kualitatif tujuannya ialah agar mendapatkan hubungan dari data-data

yang dikumpulkan sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang

dirumuskan dalam penelitian. Berbeda dengan teknik analisis kuantitatif yang

Page 5: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

6

menggunakan angka-angka dalam penyelesaian masalah. Hasil analisa data yang diperolah

adalah : 1) Kurangnya pengalaman guru dalam menggunakan teknologi pada proses

belajar mengajar, Media pembelajaran yang digunakan guru hanya sebatas torso anatomi,

dan jika hilang hanya digantikan oleh gambar, 3) Para peserta didik membutuhkan sesuatu

yang baru dalam media pembelajaran agar lebih menarik dan meningkatkan semangat

belajar, 4) Alat peraga berupa patung lebih diminati para peserta didik karena para peserta

didik belum pernah melihat alat peraga dalam bentuk video, 5) Kurangnya penggunaan

proyektor dalam proses belajar mengajar. Guru hanya menggunakan papan tulis dalam

kegiatan belajar mengajar, 6) Guru menginginkan alat peraga baru yang lebih diminati

oleh para peserta didik dan juga mudah dalam penggunaannya.

Tahap 4 perancangan aplikasi. Pada tahap ini point penting pada data yang sudah

dianalisis, disatukan untuk merancang konsep dari media pembelajaran IPA untuk peserta

didik kelas V SD semester I tentang pencernaan pada manusia berbasis Video Mapping

3D. Ketika konsep sudah didapat, langkah selanjutnya adalah mewujudkan konsep dalam

bentuk model 3D dari komponen yang diperlukan. Adapun komponen yang diperlukan

tersebut antara lain : organ-organ pencernaan, manusia dan proses pencernaan.

Selanjutnya semua komponen tersebut akan menjadi sebuah video mapping 3D.

Tahap 5 pengujian pemrograman aplikasi, pada tahapan ini dilakukan pengujian

aplikasi yang bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi error pada aplikasi ketika

dijalankan. Jika tidak terjadi error pada aplikasi, maka dilanjutkan pada proses pengujian

aplikasi pada target konsumen. Tetapi jika terjadi error, maka akan kembali pada tahapan

proses perancangan aplikasi hingga tidak terjadi error saat aplikasi dijalankan.

Tahap 6 pengujian aplikasi pada target konsumen, tahapan ini memiliki tujuan untuk

mengetahui seberapa besar perancangan ini berhasil dan diterima oleh guru dan peserta

didik.

Metode perancangan sistem

Dalam merancang aplikasi media pembelajaran ini, metode perancangan yang

digunakan adalah metode prototype. Metode prototype adalah metode rekayasa perangkat

lunak dimana developer dan client saling berinteraksi dalam membangun desain sistem

aplikasi yang akan dibuat. Metode prototype cocok digunakan untuk perangkat lunak yang

dibangun mengikuti kebutuhan pengguna (user requirement). Di dalam metode ini,

pengguna tidak memberikan detail pada input, proses dan output. Sehingga model dari

sistem prototype yang dibangun tersebut akan terus menerus diperbaiki agar sesuai dengan

harapan pengguna [10].

Gambar 2 Prototype Model [10]

Adapun proses dari perancangan sistem untuk aplikasi "Sistem Pencernaan

Makanan Pada Manusia Kelas V" dengan menggunakan metode prototype, yaitu

pengumpulan kebutuhan pengguna, perancangan prototype dsn evaluasi prototype.

Page 6: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

7

Pengumpulan kebutuhan pengguna dilakukan dengan melakukan wawancara kepada

guru kelas V SD Blotongan 03 Salatiga Ibu Trifena Natalia Historyani, S.Pd. Setelah itu

dilakukan analisis kebutuhan sistem yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan apa yang

akan diujikan dalam pembuatan Media Pembelajaran Sistem Pencernaan Makanan Pada

Manusia Kelas V.

Perancangan Prototype. Informasi yang didapat kemudian digunakan sebagai acuan

untuk mengembangkan prototype (cetak biru) awal. Tahap ini prototype sudah mulai

dirancang, yang diperlukan adalah merancang desain tampilan antarmuka, flowchart

system dan scenario aplikasi-aplikasi yang kemudian diimplementasikan dengan aplikasi

sistem pencernaan yang telah didapat pada bahan sebelumnya.

Evaluasi Prototype. Pada tahap selanjutnya, developer didorong untuk bekerja

dengan client untuk menentukan seberapa baik prototype itu memenuhi kebutuhan, dan

untuk memberikan saran-saran bagaimana memperbaiki prototype tersebut. Developer

kemudian menggunakan feedback untuk memperbaharui prototype yang telah dibuat

sebelumnya. Setelah itu, developer akan memperbaiki prototype sesuai dengan feedback

yang telah didapat pada proses evaluasi. Hasil revisi dari prototype selanjutnya diberikan

kembali pada user untuk dievaluasi dan dinilai kembali, apakah tujuan umum dari

pembuatan aplikasi telah tercapai. Apabila prototype belum memenuhi kebutuhan

pengguna, tahap selanjutnya kembali ke tahap paling awal, begitu seterusnya sampai

tujuan umum tercapai dan pengguna merasa puas.

Dalam perancangan Media Pembelajaran IPA Kelas V SD Semester I Tentang

Sistem Pencernaan Pada Manusia ini berbentuk CD interaktif yang akan digunakan

sebagai media pembelajaran interaktif. Perancangan aplikasi dimulai dari penyusunan

konsep, perancangan background, pemilihan tipografi, pemilihan warna, perancangan

tombol, perancangan objek, perancangan interface dan sketsa perancangan.

Penyusunan konsep, media pembelajaran ini akan berbentuk sebuah aplikasi flash

yang digabung dengan video 3D agar lebih menarik untuk para peserta didik SD. Aplikasi

ini memiliki pilihan untuk melihat proses pencernaan makanan pada manusia dari mulut

hingga anus dan pilihan untuk melihat bagaimana bentuk organ sistem pencernaan pada

manusia, serta dilengkapi dengan pilihan bantuan untuk membantu pengguna dalam

memahami tombol dalam aplikasi. Aplikasi ini dibuat dengan format landscape agar

mendapatkan area yang lebih luas.

Perancangan background, background dalam aplikasi ini berupa ruang kelas. Terdiri

dari background pembuka dan background isi. Pada background pembuka

memperlihatkan sisi depan ruang kelas yang terdiri dari whiteboard, meja, foto presiden

dan wakil presiden, burung garuda, serta patung torso. Pemilihan background ruang kelas

bertujuan agar orang dapat mengetahui bahwa ini adalah aplikasi tentang sistem

pencernaan pada manusia tanpa melihat judul. Background isi pada aplikasi ini berupa

papan tulis. Karena papan tulis identik dengan sarana untuk menjelaskan materi di dalam

kelas.

Pemilihan tipografi, pada aplikasi sistem pencernaan makanan pada manusia dipilih

font Jeffreyprint JL yang memiliki bentuk seperti tulisan spidol. Huruf ini tidak memiliki

sifat khusus. Huruf dipilih karena disesuaikan dengan background aplikasi berupa papan

tulis, agar lebih mengesankan teks ditulis diatas sebuah papan tulis. Teks pada aplikasi ini

berfungsi sebagai tombol, untuk memberikan informasi dan menjelaskan setiap halaman.

Penggunaan font ini sangat berpengaruh karena tipe font seperti ini akan lebih nyaman saat

dibaca. Ciri font ini hanya memiliki huruf kapital, karena itu akan lebih memudahkan

pengguna membaca font dalam ukuran kecil. Bentuk font Jeffreyprint JL dapat dilihat

pada Gambar 3.

Page 7: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

8

Gambar 3 Font Jeffreyprint JL

Pemilihan warna, warna yang digunakan disesuaikan dengan warna asli benda yang

ada pada ruang kelas. Seperti meja yang berwarna cokelat, whiteboard yang berwana

putih, tembok yang berwarna krem. Warna organ disesuaikan dengan referensi yang

didapatkan [11]. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Referensi warna organ pencernaan pada manusia

Perancangan tombol, tombol-tombol yang digunakan dalam aplikasi ini meliputi

tombol pada halaman awal, tombol pada halaman proses, tombol pada halaman organ,

tombol pada halaman penjelasan dan tombol bantuan. Tombol yang dibuat berbentuk teks

dan icon. Tombol yang berupa teks memiliki fungsi sesuai dengan teks yang tercantum.

Sedangkan tombol yang berupa icon memiliki fungsi untuk memulai proses,

menghentikan proses, mengulang proses, menuju ke proses sebelumnya, menuju ke proses

selanjutnya, menuju halaman menu awal, dan tombol untuk keluar aplikasi. Adapun

tombol yang berupa icon pada halaman proses diletakkan di meja dan berbentuk seperti

coretan tipe-x. Ide ini diambil berdasarkan kebiasaan peserta didik yang suka mencorat-

coret meja dengan tipe-x. Tombol yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Tombol-tombol pada aplikasi

Pemodelan 3 dimensi, Proses perancangan diawali dengan identifikasi masalah,

setelah permasalahan di identifikasi, maka dilakukan pengumpulan data dengan cara

wawancara kepada guru dan mengumpulkan bahan berupa gambar referensi warna dan

bentuk organ pencernaan pada manusia dari buku dan juga internet. Setelah referensi di

dapat, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan sketsa. Setelah sketsa dibuat, maka

gambar sketsa di realisasikan dalam bentuk 3 dimensi. Tahap selanjutnya, model 3

dimensi yang telah dibuat akan ditambahkan animasi. Di dalam proses animasi terdapat

proses texturing, material dan juga lighting. Tahap terakhir yang dilakukan adalah proses

rendering. Proses perancangan pemodelan 3 dimensi dapat dilihat pada Gambar 6.

Tombol halaman awal Tombol halaman proses Tombol halaman

organ

Tombol halaman penjelasan Tombol halaman bantuan

Page 8: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...
Page 9: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

10

Bagan menu, memiliki fungsi untuk menjelaskan struktur menu yang terdapat pada

aplikasi. Pada bagian awal merupakan tampilan awal, lalu dilanjutkan pada menu utama.

Pada menu utama memiliki 3 pilihan menu yaitu halaman organ, halaman proses, dan

halaman bantuan. Pada halaman menu terbagi menjadi 6 bagian, yaitu halaman gigi,

halaman lidah, halaman kerongkongan, halaman lambung, halaman usus halus, dan

halaman usus besar. Bagan menu pada aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Bagan menu aplikasi

Perancangan interface, interface dibagi dalam 5 bagian yaitu interface halaman

interface atau awal, interface halaman organ, interface halaman proses, interface halaman

penjelasan dan interface halaman bantuan atau petunjuk. Perancangan interface untuk

setiap halaman dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Perancangan interface

Sketsa perancangan, sketsa meliputi 4 halaman yaitu, halaman intro, halaman organ,

halaman penjelasan organ dan halaman proses. Sketsa perancangan untuk halaman intro,

halaman organ dan halaman proses dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 10: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

11

Gambar 10 Sketsa halaman intro, halaman organ, halaman proses

Pada halaman intro menggambarkan ilustrasi suasana ruang dan terdapat patung

torso diatas meja untuk menunjukkan bahwa ini merupakan aplikasi media pembelajaran

untuk mata pelajaran IPA. Pada halaman organ merupakan halaman untuk melihat bentuk

organ sistem pencernaan makanan pada manusia secara lebih jelas dan detail, dikarenakan

ukuran ilustrasi organ ditampilkan dalam ukuran lebih besar dan dapat dilihat dari banyak

sudut serta dapat diputar. Pada halaman ini juga terdapat tombol penjelasan untuk melihat

keterangan singkat tentang organ. Halaman penjelasan organ, merupakan bagian dari

halaman organ yang berisi ilustrasi organ dan penjelasan singkat tentang organ. Letak teks

untuk penjelasan organ disesuaikan dengan ilustrasi organ. Halaman penjelasan organ

meliputi halaman penjelasan gigi, lidah, kerongkongan, lambung, usus halus dan usus

besar. Pada halaman proses, ada papan tulis yang terdapat teks yang juga berupa tombol

untuk menggambarkan urutan proses sistem pencernaan makanan dengan gambar panah

yang bergerak sesuai urutan proses pencernaan makanan pada manusia. Ilustrasi televisi

digunakan untuk melihat proses pencernaan makanan pada manusia. Pemilihan ilustrasi

televisi dikarenakan televisi merupakan salah satu media elektronik yang bisa dipakai

sebagai media edukasi dan disukai oleh target konsumen. Adapun pada meja terdapat

tombol untuk menjalankan aplikasi. Pada bagian kanan terdapat ilustrasi patung torso yang

nantinya akan digunakan sebagai media mapping untuk menarik perhatian target

konsumen. Sketsa perancangan halaman penjelasan organ dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Sketsa halaman penjelasan organ

1. Sketsa halaman intro 2. Sketsa halaman organ 3. Sketsa halaman proses

Page 11: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

12

Pada tahapan prototype perancangan aplikasi atau program yaitu merancang

aplikasi atau program sesuai kebutuhan system berdasarkan perancangan system yang telah

dilakukan. Dalam perancangan ini menggunakan metode prototype sehingga

membutuhkan beberapa kali revisi dalam perancangan program setelah diujikan kepada

guru kelas V SD Negeri Blotongan 03 Salatiga yang bertindak sebagai client. Ada 3

prototype yang dibuat dalam perancangan ini.

Prototype 1, Pengujian pertama kali dilakukan setelah pembuatan tampilan awal.

Menurut Guru SD Negeri Blotongan 03, background kurang menarik karena tidak

mencerminkan aplikasi untuk siswa SD, sehingga dilakukan perubahan tampilan

background hingga guru setuju dengan background yang digunakan pada aplikasi.

Prototype 2, setelah prototype 1 selesai dilakukan maka dilanjutkan prototype 2.

Pada prototype ini, guru menginginkan adanya penambahan halaman untuk fungsi tombol

agar guru lebih mudah mengetahui fungsi-fungsi tombol yang ada pada aplikasi.

Prototype 3, pada prototype terakhir ini yaitu tentang penjelasan singkat tentang

organ sistem pencernaan makanan pada manusia. Penjelasan organ berisi tentang materi

singkat yang nantinya akan dilengkapi oleh guru saat proses belajar mengajar. Setelah

revisi selesai dibuat, maka aplikasi telah selesai.

4. Hasil Perancangan

Berdasarkan konsep dan sketsa perancangan yang dibuat, maka menghasilkan

tampilan pada halaman intro, halaman organ, halaman proses, halaman penjelasan organ

dan halaman bantuan yang sesuai dengan konsep dan materi pembelajaran, yaitu sistem

pencernaan pada manusia.

Gambar 12 Halaman intro

Gambar 12 merupakan tampilan pada halaman intro. Halaman ini berisi judul

aplikasi dan menu untuk melihat proses pencernaan, organ dan bantuan atau menu

petunjuk kegunaan tombol. Saat tombol disentuh, maka tombol menu akan membesar agar

pengguna tahu halaman mana yang dipilih.

Halaman organ, merupakan halaman untuk melihat bentuk organ sistem pencernaan

makanan pada manusia secara lebih jelas dan detail, dikarenakan ukuran ilustrasi organ

ditampilkan dalam ukuran lebih besar dan dapat dilihat dari banyak sudut serta dapat

diputar. Pada halaman ini terdapat tombol penjelasan untuk melihat keterangan singkat

tentang organ dan tombol yang berupa teks untuk memilih organ yang ingin dilihat.

Bentuk organ disesuaikan dengan bentuk asli dari organ-organ sistem pencernaan. Adapun

halaman organ meliputi halaman organ gigi, halaman organ lidah, halaman organ

kerongkongan, halaman organ lambung, halaman organ usus halus dan halaman organ

usus besar. Halaman organ juga dilengkapi dengan tombol-tombol yang berupa teks dan

memiliki fungsi yang sama dengan teks yang tercantum, seperti tombol kiri, depan, kanan,

putar, mulai dan ulang untuk melihat bentuk organ dari sisi yang diinginkan oleh

pengguna. Tampilan halaman organ dan penjelasan organ dapat dilihat pada Gambar 13.

Page 12: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

13

Gambar 13 Halaman organ dan halaman penjelasan organ

Halaman proses, halaman ini berisi tentang proses pencernaan manusia dari mulut

hingga anus yang sesuai dengan mata pelajaran IPA tentang sistem pencernaan pada

manusia untuk kelas V SD. Selain itu juga terdapat ilustrasi televisi untuk memperbesar

tampilan proses pencernaan yang terdapat pada media mapping yaitu torso. Pada halaman

ini juga terdapat tombol berupa icon yaitu previous, replay, play, pause dan next serta

tombol yang berfungsi untuk kembali ke menu utama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Gambar 13.

Gambar 13 Halaman proses

Halaman bantuan, halaman ini berfungsi sebagai petunjuk penggunaan tombol-

tombol yang ada pada aplikasi. Adapun tombol yang diberi petunjuk penggunaannya

adalah tombol-tombol yang terdapat pada halaman judul, halaman proses dan halaman

organ. Tampilan pada halaman bantuan dapat dilihat pada Gambar 15.

Page 13: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...
Page 14: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

15

tentang sistem pencernaan pada manusia untuk kelas 5 SD, dalam hal ini diambil tiga

responden untuk pengujian kualitatif. Menurut pendapat Bapak Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs. seorang

desainer, konsep desain pada aplikasi ini sudah cukup bagus. Selain itu juga ada saran

yang diberikan berkait dengan peletakkan button pada aplikasi. Sedangkan menurut Ibu Mila Chrismawati Paseleng, S.Si., M.Pd. selaku dosen

Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) dalam bidang pendidikan,

aplikasi ini sudah cukup baik untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Wawancara juga dilakukan kepada 2 orang guru di SD Negeri Blotongan 3, yaitu

Bapak Haryanto, S.Pd. dan Trifena Natalia Historyani, S.Pd. Dari pendapat 2 orang yang

diwawancara setelah menggunakan aplikasi ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi

ini mudah untuk digunakan dan juga membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran

tentang sistem pencernaan di dalam kelas. Hal ini dikarenakan penggunaan video mapping

3D merupakan suatu hal yang baru didalam kelas, dengan kata lain, penggunaan media

pembelajaran ini membantu memusatkan perhatian peserta didik, sehingga dapat

mengurangi kegaduhan di dalam kelas. Peserta didik menjadi lebih aktif dalam

pembelajaran yang sedang berlangsung. Selain itu, isi dari media pembelajaran ini juga

sudah sesuai dengan materi pembelajaran IPA tentang sistem pencernaan pada manusia

untuk kelas V SD.

Pengujian kuantitatif media pembelajaran dilakukan dengan memberi pertanyaan

kepada responden yang dijawab dengan memilih lima opsi pilihan. Responden adalah 25

peserta didik kelas V SD Negeri Blotongan 3. Dari sepuluh pertanyaan yang diberikan

kepada responden, soal nomor 1 sampai nomor 3 digunakan untuk mengukur apakah

media pembelajaran ini menarik dan disukai oleh siswa, nomor 4 sampai nomor 6

digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap media

pembelajaran yang dibuat, sedangkan soal 7 sampai nomor 10 untuk mengukur desain

media pembelajaran. Daftar pertanyaan dan tujuan yang ingin dicapai dapat dilihat pada

Tabel 1. Tabel 1 Daftar Pertanyaan pada Kuisioner Pengujian

No Pertanyaan Tujuan

1. Apakah kamu menyukai media pembelajaran yang digunakan oleh guru? Suka

2. Apakah belajar dengan menggunakan media pembelajaran ini

menjadikan pembelajaran tentang sistem pencernaan makanan pada

manusia menjadi lebih menyenangkan?

Menyenangkan

3. Apakah kamu ingin guru selalu menggunakan media pembelajaran ini

saat menjelaskan materi tentang sistem pencernaan makanan pada

manusia?

Ingin

4. Apakah media pembelajaran ini membantu kamu dalam memahami

materi tentang sistem pencernaan?

Membantu

5. Apakah media ini membantu kamu dalam memahami proses pencernaan

pada manusia?

Membantu

6. Apakah media pembelajaran ini membantu kamu memahami organ pada

sistem pencernaan manusia?

Membantu

7. Apakah bentuk organ dalam media pembelajaran ini bisa diamati dengan

jelas?

Jelas

8. Apakah penjelasan tentang organ pencernaan pada media pembelajaran

ini mudah dipahami?

Mudah

dipahami

9. Apakah tulisan pada media pembelajaran ini mudah dibaca? Mudah dibaca

10. Apakah animasi pada media pembelajaran ini menarik? Menarik

Page 15: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

16

Data dari setiap pertanyaan kemudian dihitung dan dijadikan dalam bentuk

persentase. Hasil dari pertanyaan nomor 1 sampai nomor 10 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 ini dibuat dengan tujuan melihat hasil persentase jawaban dari tiap nomor.

Tabel 2 Hasil Persentase Responden

No

Soal Kategori jawaban

Jumlah responden Ya Tidak

1. 25 (100%) 0 (0%) 25 (100%)

2. 25 (100%) 0 (0%) 25 (100%)

3. 25 (100%) 0 (0%) 25 (100%)

4. 25 (100%) 0 (0%) 25 (100%)

5. 24 (96%) 1 (4%) 25 (100%)

6. 25 (100%) 0 (0%) 25 (100%)

7. 25 (100%) 0 (0%) 25 (100%)

8. 25 (100%) 0 (0%) 25 (100%)

9. 25 (100%) 0 (0%) 25 (100%)

10. 25 (100%) 0 (0%) 25 (100%)

Total 249 (99,6%) 1 (0,4%) 25 (100%)

Pada tabel 2 dapat bahwa hasil persentase siswa yang menjawab ya sebesar

99,6%, sedangkan persentase siswa yang menjawab tidak sebesar 0,4%. Hal ini

menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis video mapping tentang

sistem pencernaan pada manusia diterima oleh peserta didik SD kelas V. Dari hasil

persentase pada pertanyaan nomor 1 sampai nomor 3 dapat diketahui bahwa seluruh

peserta didik menyukai media pembelajaran berbasis video mapping ini. Dari hasil

persentase pada pertanyaan nomor 4 sampai nomor 6 dapat diketahui bahwa hampir

keseluruhan peserta didik memahami isi dari media pembelajaran tersebut, selain itu

media ini juga membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran tentang

sistem pencernaan pada manusia baik tentang organ pencernaannya maupun tentang

proses pencernaan pada manusia. Sedangkan pada pertanyaan nomor 7 sampai nomor

10 dapat dilihat bahwa animasi dalam media pembelajaran tersebut menarik, tulisan,

gambar organ dan penjelasan tentang organ yang ada dalam aplikasi juga dapat

diamati dengan baik dan jelas.

6. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pengujian yang telah dilakukan, perancangan media

pembelajaran yang telah diimplementasikan dapat membantu guru dalam

menyampaikan materi tentang sistem pencernaan pada manusia di kelas V SD, juga

dapat membantu guru dalam memfokuskan pikiran peserta didik pada pembelajaran

yang sedang berlangsung jadi siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Media pembelajaran ini juga mudah dalam penggunaannya. Selain itu, media

pembelajaran ini juga menarik bagi peserta didik SD, isi dalam media pembelajaran

mudah dipahami baik proses pencernaan, organ pencernaan, penjelasan organ maupun

tulisan yang digunakan. Di samping itu, media pembelajaran ini juga membantu siswa

dalam memahami materi tentang sistem penceranaan. Penggunaan objek 3D

membantu siswa untuk mengingat dengan baik mengenai proses dan organ

pencernaan. Peserta didik menyukai animasi yang ada dalam media pembelajaran ini.

Page 16: Perancangan Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas ...

17

Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis video mapping

tentang sistem pencernaan pada manusia di kelas V SD mudah dalam penggunaannya,

dapat digunakan untuk membantu guru dan membantu siswa dalam memahami

materi, serta peserta didik menyukai media pembelajaran ini.

Dalam pengembangan maupun penelitian selanjutnya, ada beberapa saran yang

dapat dijadikan pertimbangan, yaitu : 1) penjelasan organ dalam aplikasi ini perlu

lebih dilengkapi, 2) penambahan kuis atau soal tanya jawab pada aplikasi.

7. Daftar Pustaka

[1] Wen, Sayling, 2003, Future of Education (Masa Depan Pendidikan), alih

bahasa Arvin Saputra, Batam: Lucky Publisher.

[2] Saputra, Duwi, 2012, Penerapan Media Surat Kabar Dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Di Kelas V SDN 30 Batu Ampar, Pontianak: Jurusan

Pendidikan Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tanjungpura.

[3] Romero, Toni, 2012, Implementasi Digital Performance Pada Produk

Fashion Dengan Konten Budaya Bali. http://kinipikat.tumblr.com/page/3.

Diakses tanggal 16 Juni 2013.

[4] Fitria, Debby, 2010, Aplikasi Multimedia Mata Pelajaran Biologi tentang

Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia bagi Siswa Kelas VllI, Jakarta:

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu

buana.

[5] Haryanto, 2012, Pengertian Media Pembelajaran.

http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/. Diakses tanggal

13 Juni 2013.

[6] Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati,

2008, IPA Salingtemas 5, Pusat Perbukuan: Departemen Pendidikan

Nasional.

[7] Mahanani, Fauzan, 2012, Definisi Kamera Video,

http://www.mahanani.web.id/2012/05/definisi-kamera-video.html. Diakses

tanggal 16 Juni 2013.

[8] Pradiana, Pratama, 2012, Video Mapping, http://pratamapardiana.com/.

Diakses tanggal 23 Agustus 2013.

[9] Purnawan, Heru, 2013, Pembuatan 3D Modeling Untuk Mendapatkan

Sertifikat Checkmate Pro Turbosquid, Yogyakarta: Jurusan Sistem Informasi

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM

Yogyakarta.

[10] Abdurrachman, A, 1990. Pengembangan Prototype Program Interpretasi

Elektrokardiagram (PIE) Menggunakan Sistem Pakar, Tesis Magister,

Bidang Instrumentasi dan Kontrol, ITB - Bandung.

[11] Rizal, Muhamad, 2011, Cara Melancarkan Pencernaan,

http://www.icalcell.com/2011/09/cara-melancarkan-saluran-pencernaan.html.

Diakses tanggal 26 Agustus 2013.