Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi...

27
Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Dengan Menggunakan Multimedia Interaktif (Studi Kasus : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta) Artikel Ilmiah Peneliti: Alexander Eric Yulianto (692009027) Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs. Martin Setyawan, S.T., M.Cs. Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2014

Transcript of Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi...

Page 1: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Dengan Menggunakan

Multimedia Interaktif

(Studi Kasus : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat

Surakarta)

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Alexander Eric Yulianto (692009027)

Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs.

Martin Setyawan, S.T., M.Cs.

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2014

Page 2: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Dengan Menggunakan

Multimedia Interaktif

(Studi Kasus : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat

Surakarta)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh gelar Sarjana Desain

Peneliti:

Alexander Eric Yulianto (692009027)

Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs.

Martin Setyawan, S.T., M.Cs.

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2014

Page 3: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat
Page 4: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat
Page 5: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat
Page 6: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat
Page 7: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat
Page 8: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi Saluran

Pernapasan Akut (ISPA) Dengan Menggunakan Multimedia

Interaktif

(Studi Kasus : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat

Surakarta)

1) Alexander Eric Yulianto,

2)Anthony Y. M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs. ,

3) Martin

Setyawan, ST., M.Cs.

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected], 2)

[email protected], 3)

[email protected]

Abstract

Accute Respiratory Infection (ARI) is one of the disease that cause death, it

mostly infecting children below 5 years old. Surakarta’s BBKPM still has difficulties in

counseling community about the ARI, because the way presenting the information are still

in the form of print media that countain a little information about it. Therefone, media

information that could explain about the disease in detail are needed. Based on it, design

the media information can be done using interactive multimedia. Using qualitative

methods as the research methods. The research strategy that used is linear strategy, so

hopefully this media design information about ARI can provide clearer insight and

detailed information to the public and Surakarta’s BBKPM patients, and also can be used

as a media outreach/counseling for BBKPM.

Keywords: ARI, Interactive Multimedia, Surakarta’s BBKPM, linier strategy

Abstrak

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit

yang dapat menyebabkan kematian, sebagian besar yang terjangkit penyakit ISPA ini

adalah anak usia di bawah lima tahun. BBKPM Surakarta dalam melakukan penyuluhan

kepada masyarakat tentang penyakit ISPA masih mengalami kendala kesulitan, karena

dalam penyampaian informasi masih berupa media cetak yang informasinya sedikit.

Untuk itu dibutuhkan media informasi yang dapat menerangkan penyakit ISPA lebih

detail. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan perancangan media informasi dengan

menggunakan multimedia interaktif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah linier strategy. Sehingga diharapkan,

perancangan media informasi tentang penyakit ISPA dapat memberikan informasi yang

lebih jelas dan detail tentang penyakit ISPA kepada masyarakat dan pasien BBKPM

Surakarta serta dapat dijadikan media penyuluhan BBKPM Surakarta tentang penyakit

ISPA.

Kata Kunci: ISPA, Multimedia Interaktif, BBKPM Surakarta, linier strategy

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga. 2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 3)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 9: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi semakin berkembang pesat, sebagai

contoh di bidang komputer dan khususnya di bidang multimedia yang sangat

berperan dalam penyampaian berita atau informasi.Berkembangnya multimedia

sekarang ini dapat dipakai dalam berbagai bentuk kehidupan seperti media

sosialisasi dan digunakan untuk keperluan presentasi yang berbentuk interaktif.

Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta merupakan

pusat pelayanan prima kesehatan paru. Dari observasi yang dilakukan, dalam

penyajian penyuluhan di BBKPM Surakarta sebelumnya masih terbatas dalam

menyampaikan informasi kepada masyarakat sehingga masih banyak masyarakat

yang kurang informasi tentang macam-macam penyakit yang bisa ditangani oleh

BBKPM Surakarta, terutama penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Penyakit ISPA merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian terutama

anak usia dibawah lima tahun.

Multimedia dapat dijadikan media alternatif sebagai media informasi yang

dapat memberikan informasi secara detail dan menarik. Dengan permasalahan

yang ada, maka akan dilakukan perancangan untuk menginformasikan dengan

menggunakan multimedia interaktif sebagai media informasi. Perancangan media

informasi tentang penyakit ISPA dapat membantu BBKPM Surakarta dalam

mengenalkan kepada masyarakat atau memberikan informasi kepada masyarakat

dan diharapkan dapat dipakai untuk keperluan presentasi yang lebih efisien dan

menarik dalam pengenalan penyakit ISPA.

2. Tinjauan Pustaka

Sebelumnya telah terdapat penelitian tentang perancangan penyakit.Yang

berjudul “Kesesuaian Media Promosi Kesehatan Penyakit Tropis Demam

Berdarah Oleh Dinas Kesehatan Surabaya” [1]. Perancangan ini menghasilkan

media promosi berupa poster, stiker, dan leafet.

Perancangan yang kedua berjudul “Pembuatan Media Pembelajaran Biologi

Untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tasikmadu” [2].

Perancangan ini menghasilkan media pembelajaran berbasis multimedia yang

dapat meningkatkan minat belajar kelas VIII di SMP Negeri 1 Tasikmadu pada

mata pelajaran Biologi dan meningkatkan keefektifan dan efisiensi waktu maupun

tenaga seorang guru.

Perbedaan penelitian pertama dan kedua dengan penelitian ini adalah terletak

pada hasil perancangannya. Pada hasil perancangan dari penelitian pertama dan

kedua dengan penelitian ini terdapat perbedaan yang terletak pada hasil video

dengan menampilkan cynematography yang menarik, terdapat juga perbedaan

backsound yang dihasilkan lebih menarik dan jelas untuk didengar

masyarakat/pasien, dan narasi yang dapat didengar dengan jelas oleh

masyarakat/pasien dalam penyampaian informasi dari hasil rancangan penelitian

ini.

Komunikasi Visual

Komunikasi Visual adalah komunikasi melalui penglihatan. Komunikasi

visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud

Page 10: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

tertentu kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya

terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni,

lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam

penyampaiannya [3].

Media Informasi

Media informasi adalah sarana yang digunakan untuk memberikan informasi

peristiwa-peristiwa yang terjadi kepada masyarakat umum secara cepat. Melalui

media, informasi yang akan disampaikan akan lebih efektif dan lebih cepat [4].

Multimedia Secara etimologis multimedia berasal dari bahasa latin multi yang berarti

banyak, bermacam-macam, dan medium yang berarti sesuatu yang dipakai untuk

menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium juga diartikan sebagai alat

untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi.Sehingga multimedia

dapat diartikan sebagai media yang menggabungkan dua unsur atau lebih yang

terdiri dari teks, gambar, grafis, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi

[5].

Komunikasi visual via multimedia mempunyai tiga kelebihan. Kelebihan

komunikasi via multimedia adalah:

a. Interaktif

Pengguna secara aktif berinteraksi dengan alat, sehingga terjadi timbal

balik antara pengguna dan piranti / perangkat yang dipakai.

b. Bebas dan repetitif

Pengguna multimedia memperoleh kebebasan dalam mengakses

informasi.

c. Pengekalan Ingatan

Multimedia melibatkan banyak media baik input (piranti), maupun

output hasil dari gambar, teks, suara, dan animasi, maka hal ini dapat

memperbesar ingatan khalayak pengguna komputer terhadap apa yang

disampaikan. Karena menurut lembaga riset dan penerbitan komputer,

Computer Technology Research (CTR) menyatakan bahwa orang

hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat, dan 30% dari yang

didengar. Tetapi orang mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar

dan 80% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus.

Multimedia interaktif adalah media yang menggabungkan teks, grafik, video,

animasi dan suara untuk menyampaikan suatu pesan dan informasi, melalui media

elektronik seperti komputer dan perangkat elektronik lainnya. Multimedia

interaktif dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Multimedia Interaktif Online

Multimedia interaktif online adalah media interaktif yang cara

penyampaiannya melalui jalur/ kawat/ saluran/ jaringan. Contohnya

situs Web, Yahoo Messengers, dan lain sebagainya.Jenis media ini

termasuk media lini atas, yang komunitas sasarannya luas, dan

mencakup masyarakat luas.

b. Multimedia Interaktif Offline

Page 11: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

Multimedia interaktif offline adalah media interaktif yang cara

penyampaiannya tidak melalui jalur/ kawat/ saluran/ jaringan.

Contohnya CD Interaktif. Media ini termasuk media lini bawah karena

sasarannya tidak terlalu luas dan hanya mencakup masyarakat pada

daerah tertentu saja.

Video

Kata video berasal dari kata Latin, yang berarti “saya lihat”. Video adalah

teknologi pemrosesan sinyal elektronik yang mewakilkan gambar bergerak.

Aplikasi umum dari teknologi video adalah televisi.Video juga dapat digunakan

dalam aplikasi teknik, keilmuan, produksi, dan keamanan. Istilah video juga

digunakan sebagai singkatan videotape, perekam video, dan pemutar video.Saat

ini ada dua kategori video, yaitu video analog dan video digital [6].

Film

Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan salah satu media

komunikasi masa audiovisual yang dibuat berdasarkan asas cinematography yang

direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video dan bahan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi,

proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat

ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan sistem lainnya [7].

Cinematography

Cinematography terdiri dari dua suku kata Cinema dan Graphy yang berasal

dari bahasa Yunani, Kinema yang berarti gerakan dan Graphoo yang berarti

menulis. Jadi Cinematography bisa diartikan menulis dengan gambar yang

bergerak. Di dalam kamus istilah TELETALK yang disusun oleh Peter Jarvis

terbitan BBC TelevisionTraining, Cinematography diartikan sebagai The craft of

making picture (pengrajin gambar) [8].

ISPA

Penyakit ISPA yang menyerang salah satu bagian atau lebih saluran napas,

diketahui sebagai salah satu penyakit pembunuh anak usia di bawah lima tahun.

Menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas), tahun 2007-2011 sekitar 18 juta

penduduk dilaporkan memiliki prevalensi penyakit ini.ISPA bisa menimpa semua

kelompok umur karena faktor polusi udara dalam ruangan, polusi luar ruangan,

peningkatan suhu bumi dan kelembaban. Penyakit ini ditandai dengan batuk-

batuk, kesulitan bernapas yang berujung pada kematian [9].

BBKPM Surakarta

BBKPM Surakarta sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dapat

menjadi tempat penelitian maupun pengembangan pemeliharaan kesehatan

masyarakat khususnya penyakit paru sehingga dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.BBKPM Surakarta sebagai UPT Pusat dari Kementerian

Kesehatan RI mempunyai misi “Menjadi Pusat Pelayanan Prima Kesehatan Paru

Masyarakat“ sesuai dengan Tupoksinya menyelenggarakan pelayanan dan

Page 12: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM) [10] .

3. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode

penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan

investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap

muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian [11].

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode linear strategy. Linear strategy atau disebut dengan strategi garis lurus,

yakni menetapkan urutan logis pada tahapan perancangan sederhana yang sudah

dipahami komponennya, dan telah berulangkali dilaksanakan [12].

Gambar 1. Bagan Linear Strategy [12]

Tahap 1 merupakan proses identifikasi masalah, pengumpulan data dan

observasi. Masalah yang terjadi di BBKPM Surakarta adalah kurangnya media

informasi yang memberikan informasi kepada masyarakat atau pasien tentang

penyakit ISPA. Dengan adanya masalah yang ditimbulkan, maka dilakukan

perancangan media informasi tentang penyakit ISPA dengan menggunakan

multimedia interaktif. Proses pengumpulan data yang dilakukan secara kualitatif,

dengan melakukan wawancara dengan Kepala Bidang BBKPM Surakarta dan Ibu

Massudah sebagai Humas BBKPM Surakarta. Wawancara dilakukan untuk

mendapatkan informasi apa saja yang ingin disampaikan kepada masyarakat /

pasien, perlukah dibuat media informasi tentang penyakit ISPA, apakah dengan

menerapkan media interaktif membantu penyampaian informasi, desain tampilan

seperti apa yang diinginkan, komponen apa saja yang ingin dimasukkan dalam

media, profil dari BBKPM Surakarta. Selain itu juga mengumpulkan data dengan

melakukan observasi.

Tahap 2 merupakan proses perancangan media informasi yang meliputi

pra produksi, produksi, pasca produksi.

Pra Produksi di dalam proses pra produksi, langkah pertama adalah

perancangan ide. Ide dari media informasi ini, berawal dari perlunya sebuah

media sebagai sarana untuk menginformasikan tentang pengertian penyakit ISPA,

gejala apa saja dari penyakit ISPA, dampak yang ditimbulkan dari penyakit ISPA,

bagaimana cara menanggulangi dari penyakit ISPA, serta profil singkat dari

BBKPM Surakarta. Setelah menentukan ide dari media informasi ini maka

dirancang sebuah storyline yang merupakan gambaran dari isi media informasi

tentang penyakit ISPA dengan menggunakan multimedia interaktif. Storyline dari

media informasi yang diambil contoh tentang cara penanggulangan penyakit ISPA

adalah sebagai berikut :

Page 13: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

Video dirancang dengan menggambarkan seorang anak kecil yang sedang

terjangkit penyakit ISPA. Digambarkan bagaimana cara pencegahan dan

pengobatan terhadap anak kecil yang terjangkit penyakit ISPA ini. Cara

pencegahan yang pertama sebaiknya dilakukan PHBS (Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat) dengan cara anak kecil itu melakukan cuci tangan yang

baik dan benar, dapat dilakukan juga dengan cara mengkonsumsi

makanan-makanan bergizi, menjaga kebersihan perorangan dan

lingkungan dengan cara membersihkan tempat tidur, melakukan olahraga

teratur, menghindari asap rokok dan asap kendaraan, dan mencegah kontak

langsung dengan penderita penyakit ISPA. Pengobatan penyakit ISPA

dilakukan dengan cara mengkonsumsi obat-obat simplomatik dan jika

anak kecil ini sudah mengalami gejala akut seperti dahak yang mengental

maka perlu diberikan obat antibiotik.

Setelah merancang storyline, langkah selanjutnya adalah merancang

treatmentyang merupakan sebuah kerangka dari sebuah skenario yang menjadi

acuan untuk pembuatan storyboard.Treatment dari media informasi tentang

penyakit ISPA dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Treatment media informasi penyakit ISPA

No Scene Int /

Eks Jenis Shot

Angle Keterangan

1. Wawancara Int MCU Wawancara narasumber

2. Asap rokok Int,Eks CU Menampilkan asap rokok

3. Anak

sedang

batuk

Int MS – MCU –CU

Eye level

High angle

Menampilkan anak sedang batuk

karena terkena penyakit ISPA

4. Anak

sedang sakit

Int MS – CU

Eye level

High angle

Menampilkan anak yang terkena

penyakit ISPA dan sedang

dikompres.

5. Dua orang

yang sedang

bersalaman

Eks CU Menampilkan 2 orang yang sedang

bersalaman

6. Anak kecil

yang sedang

kelelahan

Eks MS – CU

Eye level

High angle

Menampilkan seorang anak kecil

yang sedang kelelahan karena

melakukan aktivitas

7. Cuci tangan Int MCU

Eye level Menampilkan seorang anak kecil

yang sedang melakukan

pencegahan dengan PHBS

Tahap berikutnya adalah pembuatan storyboard yang merupakan sebuah

gambaran berbentuk sketsa dari treatment yang sudah dirancang sedemikian rupa

Page 14: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

untuk mempermudah tim produksi proses perekaman adegan. Storyboard media

informasi penyakit ISPA dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Storyboard media informasi penyakit ISPA

Scene Storyboard

Shot

Angle

Moving

Camera

Duration Keterangan

1

MCU

Eye level

00 : 02 : 20 s

Menampilkan wawancara

dengan dokter yang

menerangkan tentang penyakit

ISPA

2

CU

Zoom In

Eye level

High

Angle

00 : 00 : 30 s

Menampilkan asap rokok

Backsound : harvest moon –

back to nature (instrument)

3

MS

MCU

CU

Low Angle

High

Angle

00 : 00 : 38 s

Menampilkan seorang anak

sedang batuk

Backsound : my world life is a

game (instrument)

4

MS

CU

Zoom In

Eye level

High angle

00 : 00 : 31 s Menampilkan seorang anak

yang sedang dikompres

Backsound : my world life is

a game (instrument)

Page 15: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

5

CU

Eye level

00 : 00 : 15 s

Menampilkan dua orang yang

sedang bersalaman

Backsound : dance 1 waltz

6

MS

CU

Panning

Eye level

High angle

00 : 00 : 40 s

Menampilkan daya tahan

tubuh seorang anak melemah

Backsound : dance 1 waltz

7

MCU

Eye level

00 : 00 : 37 s Menampilkan cara cuci tangan

yang baik dan benar

Backsound : harvest moon –

back to nature (instrument)

Produksi merupakan proses tahapan eksekusi dari perencanaan yang telah

dibuat pada tahapan pra produksi. Pada proses produksi dilakukan shooting

(video,foto) dan dubbing (audio). Shooting adalah proses pengambilan gambar

dalam bentuk video atau foto. Setelah proses shooting selesai, tahap selanjutnya

yang dilakukan adalah dubbing. Dubbing merupakan perekaman suara sebagai

narasi yang akan digunakan pada penjelasan mengenai pengertian ISPA, gejala

ISPA, dampak ISPA, penanggulangan ISPA, dan profil BBKPM Surakarta.

Pasca Produksi di dalam proses pasca produksi, dilakukan proses

editing.Editing merupakan proses memilih, mengatur, dan menyusun stok scene

yang telah dibuat sehingga menjadi sebuah video yang dapat digunakan sebagai

media informasi untuk memberikan informasi tentang penyakit ISPA.

Tahap 3 merupakan proses pengujian dari hasil perancangan media

informasi tentang penyakit ISPA. Media informasi yang dirancang

dipresentasikan ke BBKPM Surakarta untuk mengetahui apakah informasi di

dalamnya sudah tersampaikan, jika masih ada informasi yang kurang maka

diperlukan evaluasi perancangan media informasi ini.

Metode Perancangan

Dalam merancang aplikasi media informasi ini, metode perancangan yang

digunakan adalah metode prototype. Metode prototype adalah metode rekayasa

perangkat lunak dimana developer dan clientsaling berinteraksi dalam

Page 16: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

membangun desain sistem aplikasi yang akan dibuat. Metode prototype cocok

digunakan untuk perangkat lunak yang dibangun mengikuti kebutuhan pengguna

(user requirement). Di dalam metode ini, pengguna tidak memberikan detail pada

input, proses dan output. Sehingga model dari sistem prototype yang dibangun

tersebut akan terus menerus diperbaiki agar sesuai dengan harapan pengguna [13].

Bagan metode prototype dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Metode Prototype [13]

Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan rancang bangun

sebuah perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototype,akan

selalu mengembangkan sebuah perangkat lunak serta mengujinya sehingga

dengan hasil pengujian yang didapat akan digunakan sebagai referensi untuk

pembuatan dan pengembangan perangkat lunak, sehingga produk yang dihasilkan

sesuai dengan analisis kebutuhan user akan software yang dibangun. Proses ini

akan berlangsung terus menerus sehingga software yang dibangun sesuai dengan

kebutuhan user.

Tahapan-tahapan dalam prototyping adalah sebagai berikut:

1. Listen to Customer

Langkah pertama dalam pengembangan sistem ini adalah Listen to

Customer, dengan melakukan wawancara dengan Kepala Bidang BBKPM

Surakarta, Humas BBKPM Surakarta, dan dokter spesialis paru. Dari

wawancara didapatkan data-datamengenai apa saja pengertian dari

penyakit ISPA, gejala-gejala yang ditimbulkan dari seseorang yang

terkena penyakit ISPA, dampak seseorang yang terkena penyakit ISPA,

bagaimana cara penanggulangan penyakit ISPA, dan unit layanan apa saja

yang terdapat di BBKPM Surakarta.

2. Build/Revise Mock-Up

Langkah selanjutnya adalah membangun prototyping aplikasi, pada tahap

ini dilakukan pembangunan prototyping dengan membuat perancangan

tampilan antar muka aplikasi.Perancangan tampilan antar muka aplikasi

dibuat sesuai dengan data-data dari hasil wawancara.

3. Customer Test-Drives Mock-Up

Langkah selanjutnya adalah evaluasi prototyping. Hal ini bertujuan

mengertahui apa saja yang masih menjadi kekurangan dari aplikasi yang

dibuat, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan BBKPM Surakarta. Jika

Page 17: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

masih ada kekurangan dan tidak sesuai dengan keinginan user, maka

penambahan dan perombakan prototyping akan kembali ke tahap awal.

Customer Test-drives Mock-Up telah dilakukan, maka tahapan

selanjutnya akan kembali ke tahapan Listen to Customer sampai pada

akhirnya aplikasi sesuai dengan kebutuhan BBKPM Surakarta.

Perancangan Diagram Menu

Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk membuat

desain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi

perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.Sistem

adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau penyelesaian

suatu sasaran tertentu [14].

Gambar 3. Diagram Menu Utama Program

Gambar diagram menu menjelaskan proses dan aktifitas sistem yang

dilakukan pada saat mengakses media informasi tentang penyakit ISPA. Dengan

melihat sistem, kemudian sistem akan menampilkan tampilan awal menu dengan

lima pilihan menu yang terdapat didalamnya yaitu pengertian, gejala, dampak,

penanggulangan, dan profil. Menu pengertian berisi tentang informasi mengenai

pengertian dari penyakit ISPA. Menu kedua adalah menu gejala yang berisi

tentang informasi gejala-gejala penyakit ISPA dengan contoh yang berupa video

skenario. Menu ketiga adalah menu dampak yang berisi tentang informasi

mengenai apa saja dampak yang terjadi pada seseorang yang terkena penyakit

ISPA. Menu keempat adalah menu penanggulangan yang berisi tentang informasi

mengenai cara penanggulangan seseorang yang terkena penyakit ISPA. Menu

terakhir adalah menu profil yang berisi tentang informasi video profil dari

BBKPM Surakarta.

Flowchart

Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-

urutan prosedur dari suatu program.Flowchart menolong analis dan progammer

untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan

menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.

Flowchart biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya

masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut [15].

Flowchart menu utama menjelaskan berjalannya aplikasi.Diawali dengan

tampilan awal user mengakses halaman menu utama. Pada halaman menu utama

Page 18: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

user ditampilkan lima menu yaitu, Menu Pengertian ISPA, Menu Gejala ISPA,

Menu Dampak ISPA, Menu Cara Penanggulangan ISPA, Menu Profil BBKPM.

Di dalam menu Pengertian ISPA user dapat mengetahui tentang pengertian

penyakit ISPA.Di dalam menu Gejala ISPA user dapat mengetahui tentang

macam-macam gejala penyakit ISPA.Di dalam menu Dampak ISPA user dapat

mengetahui tentang macam-macam dampak ISPA. Di dalam menu Cara

Penanggulangan ISPA user dapat mengatahui tentang bagaimana cara

penanggulangan penyakit ISPA. Terakhir adalah menu Profil BBKPM, di dalam

menu ini user dapat melihat unit layanan apa saja yang terdapat di dalam BBKPM

Surakarta. Flowchart aplikasi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Flowchart Aplikasi

Desain interface atau perancangan antarmuka merupakan suatu hal yang

penting dari perancangan suatu sistem perangkat lunak. Antarmuka merupakan

jembatan antara perangkat lunak dengan user agar bisa menggunakan sistem

dengan mudah, maka dari itu diperlukan perancangan yang baik. Hal yang

diperlukan dalam perancangan antarmuka adalah kenyamanan user dalam

menggunakan perangkat lunak tersebut.

Halaman menu utama adalah halaman yang pertama kali dilihat ketika

aplikasi dijalankan. Halaman ini digunakan sebagai pembuka dari aplikasi ketika

mengakses ke aplikasi ini, seperti terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Perancangan antarmuka Menu Utama

Page 19: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

Gambar 5. memuat beberapa menu yaitu :

1. Label1 : Nama tempat studi kasus di BBKPM Surakarta

2. Label2 : Nama aplikasi DIAFORISPA (Media Informasi ISPA)

3. Label3 : Alamat lengkap BBKPM Surakarta

4. Button 4 : Tombol navigasi ke halaman Pengertian ISPA

5. Button 5 : Tombol navigasi ke halaman Gejala ISPA

6. Button 6 : Tombol navigasi ke halaman Dampak ISPA

7. Button 7 : Tombol navigasi ke halaman Penanggulangan ISPA

8. Button 8 : Tombol navigasi ke halaman Profil BBKPM Surakarta

9. Button 9 : Tombol untuk keluar aplikasi

10. Button 10 : Tombol on/off backsound

Desain halaman pengertian ISPA yang akan diperlihatkan dalam aplikasi ini

dimana user memperoleh informasi tentang pengertian ISPA, dapat dilihat pada

Gambar 6.

Gambar 6. Perancangan antarmuka Pengertian ISPA

Gambar 6. memuat beberapa menu yaitu :

1. Label1 : Nama tempat studi kasus di BBKPM Surakarta

2. Label2 : Nama aplikasi DIAFORISPA (Media Informasi ISPA)

3. Label 3 : Gambar tampilan menu pengertian ISPA

4. Label 4 : Pengertian ISPA berupa tulisan

5. Button 5 : Tombol ke video

6. Button 6 : Tombol kembali ke menu utama

7. Button 7 : tombol on/off backsound

Desain halaman pengertian ISPA yang akan diperlihatkan dalam aplikasi ini

dimana user memperoleh informasi tentang pengertian ISPA, dapat dilihat pada

Gambar 7.

Page 20: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

Gambar 7.Perancangan antarmuka Pengertian ISPA

Gambar 7.memuat beberapa menu yaitu :

1. Label1 : Nama tempat studi kasus di BBKPM Surakarta

2. Label2 : Nama aplikasi DIAFORISPA (Media Informasi

ISPA)

3. Label 3 : Video pembelajaran Pengertian ISPA

4. Button 4 : Tombol kembali ke menu utama

Prototype Sistem

Prototype 1

Prototype 1 sistem menggunakan warna yang sesuai dengan warna khas dari

BBKPM Surakarta, perancangan tampilan ini menghasilkan nuansa yang lebih

kontras sehingga menarik perhatian. Tombol navigasi ke menu pengertian ISPA,

gejala ISPA, dampak ISPA, cara penanggulangan ISPA, galeri, profil BBKPM

Surakarta diletakkan didalam gambar yang menyerupai paru-paru dengan warna

yang mencolok untuk mempermudah user. Gambar 8 adalah prototype 1 layout

sistem media informasi penyakit ISPA.

Gambar 8. Prototype 1 layout sistem

Berdasarkan hasil evaluasi prorotype 1 didapat banyak kekurangan

diantaranya background yang kurang kontras, nama tempat studi kasus yang

kurang tepat karena adanya perubahan, alamat yang kurang lengkap, pilihan menu

Page 21: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

galeri tidak diperlukan, serta ditambahkan tombol navigasi untuk keluar dari

aplikasi.

Prototype 2

Setelah melalui evaluasi prototype 1, kemudian akan diperbaiki beberapa

kekurangan pada prototype 2. Layout, nama tempat studi kasus, alamat, menu

galeri dihapus dan tombol navigasi keluar yang telah diperbaiki dapat dilhat pada

Gambar 9.

Gambar 9. Prototype 2 layout sistem

Terlihat adanya perubahan layout sistem dari prototype 1 dimana warna

background yang sudah kontras yang masih mempertahankan warna khas

BBKPM Surakarta yaitu Hijau. Nama tempat studi kasus dan alamat yang sudah

lengkap, tombol navigasi untuk keluar dari aplikasi juga sudah ada yang

diletakkan pada bawah menu pilihan profil.

Prototype 3

Dari hasil analisis prototype 2 masih terdapat kekurangan, yaitu pada saat

user melihat video. Suara narator yang keluar dari video masih terdengar sangat

pelan dan kurang jelas. Transisi video terlalu banyak, sehingga membuat user

merasa jenuh saat melihatnya. Dengan mengubah suara narator video dengan

suara yang terdengar lebih keras dan jelas intonasinya. Transisi video juga

dikurangi, agar menampilkan video yang tidak membosankan. Video yang sudah

diperbaiki dengan menampilkan video dengan suara narator yang jelas dan transisi

yang tidak membuat jenuh dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 22: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

Gambar 10. Prototype 3 video

Proses pengujian merupakan salah satu hal yang penting dalam proses

perancangan. Proses koreksi dilakukan dengan meninjau kembali komposisi serta

elemen-elemen yang ada pada perancangan media informasi tentang penyakit

ISPA dengan menggunakan multimedia interaktif, baik itu ide cerita, wawancara,

backsound, dan sinematografi. Selain semua hal tersebut, hal terpenting dalam

perancangan ini adalah apakah informasi sudah tersampaikan dan dimengerti.

Proses pengujian dibagi menjadi 2 tahap pengujian, yaitu :

- Pengujian kualitatif

Pengujian kualitatif dilakukan dengan mengujikan konten dari video

kepada pihak dari BBKPM Surakarta untuk ide cerita, wawancara,

backsound, dan sinematografi.

- Pengujian kuantitatif

Pengujian ini adalah pengujian terhadap target audience yang dilakukan

dengan membagikan kuisioner untuk mengetahui tanggapan target

audience terhadap media informasi tentang penyakit ISPA ini.

4. Hasil Implementasi

User Interface menu utama merupakan tampilan menu utama media

informasi tentang penyakit ISPA dimana user dapat melihat tampilan menu utama

yang berisi menu tentang pengertian ISPA, menu tentang gejala ISPA, menu

tentang dampak ISPA, menu tentang penanggulangan ISPA, dan menu tentang

profil BBKPM Surakarta.. Hasil dari perancangan user interface menu utama

dapat dilihat pada gambar 11.

Page 23: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

Gambar 11. User Interface menu utama

Halaman Pengertian terdapat tampilan layout tentang pengertian penyakit

ISPA yang berupa penggabungan gambar, teks, dan sound.Pada tampilan user

interface pengertian ISPA terdapat keterangan tentang pengertian penyakit ISPA

yang tertulis di kolom sebelah kanan, sedangkan kolom sebelah kiri terdapat

tombol yang dapat menampilkan ke halaman berikutnya yang berupa video.

Tampilanuser interface pengertian dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. User Interface menu pengertian

Halaman Video Pengertian ISPA menampilkan video yang menerangkan

mengenai pengertian dari penyakit ISPA dengan penggabungan video, gambar,

teks, dan sound.Pengertian penyakit ISPA berisi tentang video yang memberikan

informasi dari singkatan ISPA, penyakit ISPA menyerang dari saluran nafas atas

ke saluran nafas bawah dan penyakit ISPA merupakan penyakit akut, penyakit

ISPA banyak menyerang anak usia di bawah lima tahun, dan menurut Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007-2011 sebanyak 18 juta penduduk

dinyatakan terjangkit penyakit ISPA.Tampilan user interface pengertian ISPA

dapat dilihat pada Gambar 13.

Page 24: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

Gambar 13. User Interface video pengertian

Perancangan Media

Hasil perancangan media diimplementasikan berupa CD Interaktif dan dapat

ditampilkan pada layar LCD yang ada dibagian ruang tunggu BBKPM Surakarta.

Hasil perancangan media ini dapat menghasilkan media informasi yang dapat

memberikan informasi tentang penyakit ISPA.

Pengujian Kuantitatif

Dalam proses pengujian atau validasi media informasi ini, diberikan data

berupa kuesioner. Kuesioner diberikan kepada pasien BBKPM Surakarta, untuk

mengetahui tanggapan mereka tentang penyakit ISPA dan tanggapan setelah

melihat media informasi yang dibuat dengan diimplementasikan kedalam bentuk

aplikasi media informasi.

Pengujian Aplikasi Oleh Responden BBKPM Surakarta

Kuesioner 1

Kuesioner 1 diberikan kepada 31 responden yang merupakan masyarakat atau

pasien BBKPM Surakarta dengan usia 19-55 tahun yang bertujuan untuk

mengetahui tanggapan responden tentang pengetahuan penyakit ISPA. Hasil

kuesioner 1 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil kuisioner 1 sebelum melihat media informasi penyakit ISPA

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

A B C D E Σ

1 Anda mengetahui tentang penyakit Infeksi Saluran

Pernapasan Akut (ISPA) ?

0 7 17 7 0 31

2 Anda mengetahui gejala penyakit ISPA ? 1 5 12 13 0 31

3 Anda mengetahui dampak penyakit ISPA? 1 3 11 16 0 31

4 Anda mengetahui cara penanggulangan penyakit

ISPA?

1 3 12 14 0 31

TOTAL 3 18 52 50 0 124

Page 25: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

Hasil tersebut dibuat dalam bentuk diagram pada Tabel 3, dengan penjelasan seperti

berikut:

Jawaban A: 3 dari 124 ( 3/124*100%) = 2.4 %

Jawaban B:18 dari 124 ( 18/124*100%) = 14.5 %

Jawaban C: 52dari 124 (52/124*100%) = 41.9%

Jawaban D: 50 dari 124 (50/124*100%) = 40.3%

Jawaban E: 1 dari 124 (1/124*100%) = 0.8%

Gambar 16Diagram Hasil Kuesioner 1

Berdasarkan hasil pengujian kuesioner 1, dapat disimpulkan bahwa responden

dari masyarakat/pasien BBKPM Surakarta 42% cukup mengetahui tentang

penyakit ISPA. Berdasarkan hasil dari kuesioner 1, dilakukan perancangan media

informasi yang dapat memberikan informasi tentang penyakit ISPA.

Kuesioner 2

Kuesioner 2 diberikan kepada 31 responden yang merupakan masyarakat atau

pasien BBKPM Surakarta dengan usia 19-55 tahun yang bertujuan untuk

mengetahui pernyataan responden tentang informasi yang disampaikan

setelah responden melihat media informasi tentang penyakit ISPA. Hasil

kuesioner 2 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil kuisioner 2 pernyataan tentang media informasi penyakit ISPA

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

A B C D E Σ

1 Media informasi ISPA sudah menarik ? 12 16 3 0 0 31

2 Media informasi ISPA ini dapat memudahkan

anda dalam mengenal tentang pengertian ISPA,

gejala ISPA, dampak ISPA, dan cara

penanggulangan ISPA?

15 15 1 0 0 31

Page 26: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

3 Desain atau tampilan media informasi ISPA ini

menarik ?

13 17 1 0 0 31

4 Video dalam media informasi ISPA ini menarik ? 6 25 0 0 0 31

5 Audio (voice dan backsound) dalam media

informasi ISPA ini terdengar jelas ?

10 19 2 0 0 31

6 Media informasi ISPA ini sudah mudah untuk

dioperasikan?

15 16 0 0 0 31

7 Media informasi ISPA ini dapat memudahkan

BBKPM Surakarta dalam memberikan informasi

tentang penyakit ISPA kepada masyarakat ?

14 17 0 0 0 31

8 Setelah anda melihat informasi pada media

informasi ISPA, apakah dapat membantu anda

untuk mengetahui lebih banyak mengenai penyakit

ISPA daripada media informasi lainya, misalkan

poster atau brosur ?

15 16 0 0 0 31

TOTAL 100 141 7 0 0 248

Hasil tersebut dibuat dalam bentuk diagram pada Tabel 4, dengan penjelasan seperti

berikut:

Jawaban A: 100 dari 248 ( 100/248*100%) = 40.32%

Jawaban B:141 dari 248 ( 141/248*100%) = 56.85%

Jawaban C: 7dari 248 (7/248*100%) = 2.82%

Jawaban D: 0 dari 248 (0/248*100%) = 0%

Jawaban E: 0 dari 248 (0/248*100%) = 0%

Gambar 17Diagram Hasil Kuesioner 2

Berdasarkan hasil pengujian kuesioner 2, dapat disimpulkan bahwa media

informasi sudah dapat memberikan informasi tentang penyakit ISPA yang

Page 27: Perancangan Media Informasi Tentang Penyakit Infeksi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11331/2/T1_692009027_Full... · Saluran Pernapasan Akut ... dapat meningkatkan minat

baik, serta menarik untuk digunakan, dari hasil pengujian ini didapat skor

57% setuju, 40% sangat setuju, dan 3% cukup.

5. Kesimpulan

Perancangan dan pengujian media informasi tentang penyakit ISPA

berdasarkan hasil responden kepada masyarakat atau pasien BBKPM

Surakarta, dapat disimpulkan bahwa media informasi tentang penyakit ISPA

memenuhi kriteria baik sebagai media informasi yang dapat membantu

memberikan informasi dan dapat dijadikan media penyuluhan kepada pihak

BBKPM Surakarta tentang penyakit ISPA.

Berdasarkan hasil penelitian, masih terdapat kekurangan dalam sistem.

Maka pengembangan yang dapat dilakukan pada penelitian ini di kemudian

hari adalah belum terdapat menu update pada aplikasi untuk menambahkan

data-data terbaru tentang penyakit ISPA, media informasi ini masih bersifat

offline sehingga data atau informasi tidak dapat diperbaharui sampai dengan

keadaan yang terbaru.

6. Daftar Pustaka

[1] Ilmas Akbar, Hasbi, Tria, 2013. Kesesuaian Media Promosi Kesehatan Penyakit

Tropis Demam Berdarah Oleh Dinas Kesehatan Surabaya. Diakses tanggal 12

januari 2014.

[2] Ratnawati, Rokhimah dan Tjendrowaseno, Tri Irianto 2012. Pembuatan Media

Pembelajaran Biologi Untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

Tasikmadu. Diakses tanggal 12 januari 2014.

[3] Azaela, Kiani, 2012, Kajian Komunikasi Visual. Diakses tanggal 8 januari 2014.

[4] Fikri, Gilang, 2012. Booming Media Informasi.

http://media.kompasiana.com/new-media/2012/12/21/booming-media-

informasi. Diakses tanggal 8 januari 2014.

[5] Unikom, 2012. Multimedia Interaktif Bahasa Inggris Untuk Anak.

http://elib.unikom.ac.id/download. Diakses tanggal 8 januari 2014.

[6] Andi, 2012. http://books.google.co.id. Diakses tanggal 18 febuari 2014.

[7] Visi Pustaka, 2008. Film : Aset Budaya Bangsa Yang Harus Dilestarikan.

http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd. Diakses tanggal 16 febuari 2014.

[8] Inolita, 2010. http://www.scribd.com/doc/28205245/Sinematografi. Diakses

tanggal 18 febuari 2014.

[9] Ririh, Natalia, 2012. http://health.kompas.com/read/2012/09/21/17443441/ISPA.

Diakses tanggal 8 januari 2014.

[10] 2010. http://buk.depkes.go.id. Diakses tanggal 12 januari 2014.

[11] Sugiarto, Aryanah, 2013. Tari Topeng Klana Udeng Di Sanggar Mulya Bhakti

Desa Tambi Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu. Diakses tanggal 15 maret

2014.

[12] Sasongko, Aditya, 2012. Strategi Desain. Diakses tanggal 19 febuari 2014.

[13] Burhani, Yanuar. http://repository.uksw.edu/jspui/bitstream. Diakses tanggal 24

febuari 2014.

[14] Dustira, Gita Dirgantini, 2011. http://elib.unikom. Diakses tanggal 1 maret

2014.

[15] Sdarsono, 2012. Flowchart. Diakses tanggal 1 maret 2014.