PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU...

15
PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU BERLALU LINTAS UNTUK ANAK USIA 5-7 TAHUN Elianda Mardi Laksono Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 593114 ABSTRAK Penyebab tingginya tingkat kecelakaan di jalan raya sering disebabkan oleh faktor manusia. Mengendarai kendaraan bermotor dengan ceroboh dan tidak disiplin terhadap peraturan jalan raya merupakan faktor penyebab kecelakaan. Pendidikan berlalu lintas yang baik sangat kurang diberikan kepada masyarakat, hal inilah yang memunculkan karakter seorang pengendara yang tidak disiplin. Wujud dari perancangan visual ini adalah berupa tayangan film televisi, di mana dengan memakai media televisi akan dapat menutup segala kekurangan dari bentuk pengajaran yang sudah ada, antara lain intensitas pengajaran yang pasti, dapat menjangkau ke banyak sasaran dalam waktu yang bersamaan, serta tidak membutuhkan biaya yang besar. ABSTRACT The cause of the high level of road accidents are often caused by human factors. Driving a motor vehicle with careless and undisciplined to the traffic rules is a factor causing road accidents. Education of good traffic is less given to the public, which is led to the character of a rider who is not disciplined. The realization of this visual designing is the form of television film. Using the television media will be able to cover all the weakness of the existing teaching program, including teaching a definite intensity, it can reach out many targets at the same time and also does not need large cost. KATA KUNCI animasi edukatif, disiplin lalu lintas

Transcript of PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU...

Page 1: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU BERLALU LINTAS UNTUK ANAK USIA 5-7 TAHUN Elianda Mardi Laksono

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS.

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 593114

ABSTRAK

Penyebab tingginya tingkat kecelakaan di jalan raya sering disebabkan oleh faktor

manusia. Mengendarai kendaraan bermotor dengan ceroboh dan tidak disiplin terhadap

peraturan jalan raya merupakan faktor penyebab kecelakaan. Pendidikan berlalu lintas

yang baik sangat kurang diberikan kepada masyarakat, hal inilah yang memunculkan

karakter seorang pengendara yang tidak disiplin. Wujud dari perancangan visual ini

adalah berupa tayangan film televisi, di mana dengan memakai media televisi akan

dapat menutup segala kekurangan dari bentuk pengajaran yang sudah ada, antara lain

intensitas pengajaran yang pasti, dapat menjangkau ke banyak sasaran dalam waktu

yang bersamaan, serta tidak membutuhkan biaya yang besar.

ABSTRACT

The cause of the high level of road accidents are often caused by human factors. Driving

a motor vehicle with careless and undisciplined to the traffic rules is a factor causing road

accidents. Education of good traffic is less given to the public, which is led to the

character of a rider who is not disciplined. The realization of this visual designing is the

form of television film. Using the television media will be able to cover all the weakness of

the existing teaching program, including teaching a definite intensity, it can reach out

many targets at the same time and also does not need large cost.

KATA KUNCI

animasi edukatif, disiplin lalu lintas

Page 2: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keselamatan di jalan raya sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pemakai jalan raya.

Ada bermacam-macam rambu lalu lintas yang dipasang baik di marka atau di badan jalan,

semua itu dimaksudkan untuk menertibkan para pemakai jalan, dan secara langsung bertujuan

untuk menjaga keselamatan para pemakai jalan. Tapi sayangnya sebagian besar cara

berkendara masyarakat indonesia cenderung buruk, peraturan-peraturan (rambu-rambu) di

jalan raya banyak mereka langgar. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah pelanggaran dan

kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan antara lain 91%

disebabkan oleh faktor manusia, 5% faktor kendaraan, 3% faktor jalan, dan 1% faktor

lingkungan.

Ada sejumlah upaya yang dilakukan pihak kepolisian untuk bersosialisasi pada anak-anak,

antara lain adalah dibangunnya taman lalu lintas di beberapa kota besar di indonesia, atau

pihak kepolisian juga turun langsung ke sekolah-sekolah untuk bersosialisasi tertib lalu lintas,

atau biasa disebut Polisi Sahabat Anak (PSA).

Dalam perjalanannya sosialisasi tersebut mendapat banyak hambatan. Misalkan untuk taman

lalu lintas, tidak semua kota di Indonesia memiliki taman lalu lintas sebagai sarana belajar anak,

sehingga untuk menjangkau sasaran yang lebih luas media taman lalu lintas tersebut dirasa

kurang maksimal. Program Polisi Sahabat Anak (PSA) memiliki banyak kelebihan dibandingkan

dengan media taman lalu lintas. Dengan program ini pihak kepolisian dapat lebih banyak dalam

menjangkau sasaran. Ada 2 jenis kegiatan dalam program ini, yaitu pihak kepolisian yang

datang ke sekolah atau pihak sekolah yang berkunjung ke kepolisian. Tetapi ada kelemahan

dalam program ini, kendala waktu dan biaya menjadi alasan pihak sekolah untuk tidak

menyelenggarakan program tersebut. Selain itu hanya sedikit sekolah yang memasukkan

pendidikan lalu lintas ke dalam program pembelajaran mereka.

Pendidikan lalu lintas memang tidak seperti pendidikan formal yang lain, yang pada akhirnya

menghasilkan sesuatu yang nyata berupa nilai. Pendidikan lalu lintas lebih mengarah pada

pendidikan pembentukan karakter seseorang, terutama untuk berdisiplin di jalan raya. Memang

hasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam waktu singkat, tetapi

ada saatnya si anak terjun ke dalam dunia nyata dari sesuatu yang telah dia dapat selama

menonton film edukasi tersebut, dengan begitu si anak akan siap untuk menghadapi hal

tersebut.

Berdasarkan hasil quisioner tentang kegiatan anak sepulang dari sekolah adalah 70% anak

memilih menonton TV, 20% anak memilih bermain game (playstation, komputer, dll), dan 12%

anak memilih bermain di luar rumah. Menurut hasil quisioner yang lain juga menunjukan hasil

yang tidak berbeda jauh yaitu 64% anak lebih memilih menonton TV, dan 36% anak memilih

bermain game. Dari hasil quisioner tersebut media TV dapat dipakai sebagai sarana

pembelajaran berlalu lintas kepada anak. Media TV merupakan media yang paling banyak

Page 3: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

dijumpai, hampir di setiap keluarga memiliki TV. Media tersebut dapat membantu pihak

kepolisian (pendidik) untuk dapat memberikan pengetahuan tentang berlalu lintas (tentang

rambu-rambu) menjangkau lebih banyak target audience. Selain itu media tersebut dapat

mengatasi masalah yang dihadapi oleh pihak sekolah dalam hal keuangan. Pembelajaran

melalui media TV dalam hal biaya jauh lebih murah. Karena pihak sekolah tidak perlu

mengeluarkan biaya yang besar untuk mengadakan kegiatan kunjungan kepolisian, hal ini akan

sangat menguntungkan sekolah-sekolah yang lemah dalam hal keuangan. Berikut ini adalah

ciri-ciri media massa elektronik yang mampu menunjang pembelajaran rambu-rambu lalu lintas:

1. Keserempakan

Yang dimaksud keserempakan adalah dalam waktu yang relatif sama, audience di mana pun

berada dapat menerima informasi secara bersamaan.

2. mampu meliputi daerah yang tidak terbatas.

3. bisa dimengerti yang buta huruf.

4. bisa diterima mereka yang menderita cacat tubuh.

Tujuan

Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak tentang

rambu-rambu lalu lintas agar mereka mengerti dan dapat berhati-hati ketika sedang berada di

jalan. Serta memberikan kemudahan target audience dalam mendapatkan pendidikan berlalu

lintas, yang selama ini sulit didapatkan terutama di lingkungan sekolah.

Masalah

bagaimana merancang film animasi edukasi anak, sebagai media pembelajaran tata tertib

(rambu-rambu) lalu lintas yang baik untuk anak usia 5-7 tahun?

PEMBAHASAN

Metode penelitian dan perancangan yang akan digunakan dalam perancangan animasi edukatif

rambu-rambu berlalu lintas ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan animasi edukatif rambu-rambu berlalu lintas ini dimulai dari analisa terhadap

masalah yang ditemukan yaitu kurangnya pendidikan tentang berlalu lintas yang baik untuk

target audience.

b. Setelah mengetahui fenomena dan masalah yang terjadi, yaitu kurangnya pendidikan

tentang berlalu lintas yang baik untuk target audience, kemudian dilakukan study terhadap

target audience yaitu anak dengan rentang kelas 1-2 sekolah dasar.

c. Berdasarkan analisa terhadap masalah yang terjadi dan karakteristik target audiences,

serta maka dirancang sebuah konsep desain berdasarkan keyword yang telah ditentukan.

d. Konsep desain yang telah dibuat konsep visual dan konsep komunikasinya.

Page 4: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

e. Konsep visual akan mengarah kepada karakteristik anak sebagai target audiences serta

studi pustaka dan studi komparasi berbagai macam teori seperti teori komunikasi terhadap

anak, teori karakteristik anak dan teori animasi yang telah dilakukan.

f. Konsep visual meliputi aspek cerita, karakter tokoh, setting, komposisi warna dan aspek

mise-en scene seperti pengambilan gambar, framing, angle, transisi, dan sebagainya.

Konsep Visual adalah unsur what, who, where dan when.

g. Konsep komunikasi adalah bagaimana memberikan pendidikan tentang berlalu lintas yang

baik khususnya dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas di jalan raya.

Setelah itu, maka akan ditentukan konsep desain berdasarkan karakter target audiences,

antara lain :

1. Anak-anak usia 5 – 7 tahun

2. Pendidikan sekolah dasar 1 – 2 SD

3. Tinggal di wilayah perkotaan dan pinggiran ( Surabaya dan sekitarnya )

4. laki-laki dan perempuan

5. Seluruh strata sosial (pendidikan minimal SMU)

Sedangkan karakteristik dari aktivitas, minat dan dari target audiences adalah sebagai berikut:

Aktifitas Anak

Menurut Johnson dan Roopnarine (1983)]. Pada dasarnya aktivitas anak usia 5-7 tahun, baik

laki-laki atau perempuan, adalah :

1. Aktivitas anak usia 5-6 tahun adalah bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain.

Bermain dapat mengembangkan kemampuan berimajinasi dan bereksplorasi. Oleh karena

itu, pendidik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) perlu memahami makna bermain agar

mampu mengembangkan permainan dan menciptakan suasana yang mengundang dan

keasyikan bermain yang mendorong anak belajar.

2. Bermain adalah aktifitas selain sekolah.

Bermain merupakan wahana belajar untuk mengeksplorasi lingkungan yang dapat

mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, dan sosial-emosional anak. Di samping itu,

bermain juga mengembangkan individu agar memiliki kebiasaan-kebiasaan baik, seperti

tolong-menolong, berbagi, disiplin, berani mengambil keputusan dan bertanggungjawab.

3. Rekreasi bersama keluarga diwaktu libur.

Hal ini dilakukan agar Rasa kedekatan kuat dengan keluarga, karena keluarga merupakan

pendidikan dasar anak untuk mengenal lingkungannya.

4. Senang memiliki teman bermain.

Anak usia 5-7 tahun mengenal aktivitas berkelompok, Mulai berminat kerja kelompok,

Cenderung bermain baik dengan sesama jenis kelamin, Mulai memahami arti berbagi dan

bergiliran. Mencoba menguasai teknik mengekspresikan minat, perasaan, petemanan /

Page 5: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

persahabatan, menerima teman untuk bermain bersama. Belajar berbagi kepemimpinan,

ide, bahan dan pertemanan.

5. Senang bermain dengan benda-benda sekitar.

Anak usia 5-7 tahun tertarik dengan apa yang disekitarnya, selalu ingin tahu apa yang ada

disekitarnya, misalnya menyukai puzel, alat mainan manipulatif, menyukai bermain peran,

memakai baju oang dewasa.

Minat Anak

Interest / minat anak usia 5-7 tahun sebagaimana sesuai dengan teori Steinberg (1995),

Hughes (1995), dan Piaget (1966) adalah :

1. Selalu ingin tahu, misalnya : Tertarik kebiasaan mandi orang lain, bertanya dari mana bayi

keluar, hal-hal yang terjadi keseharian dari pada dongeng khayal

2. Mainan, misalnya : Senang bermain dengan bilangan, menyukai bermain bangunan balok,

lego. Menyukai puzel, alat mainan manipulatif.

3. Permainan, misalnya : Bermain kelompok, senang bermain berbisik, menyukai bermain di

luar, menyukai bermain air dan pasir. Menyukai permainan lotto, domino warna, benda,

gambar dan berbagai permainan kelompok lainnya.

4. Berkhayal, misalnya : Bermain dengan teman bayangan imajinasi, menyukai bermain

peran, memakai baju orang dewasa, mengatakan apa yang mau digambar sebelum mulai

menggambar, mampu bermain kreatif penuh imajinasi.

5. Warna-warna cerah, misalnya : Mampu mengelompokkan sesuai warna, ukuran, bentuk,

yang sama, yang sejenis, yang berpadanan.

Karakteristik target audience

Karakteristik target audience yang terdapat dalam tahap praoperasional menurut Papalia dkk

adalah meliputi fungsi simbiolik, yaitu sebagai berikut :

a. Fungsi simbiolik : adalah kemampuan anak untuk menggunakan simbol- simbol atau hal-hal

yang mewakili aktivitas mental seperti kata, angka, atau imaji yang membuat manusia

memahami arti. Dengan memiliki simbol dari benda-benda, akan membantu anak

mengingat dan berpikir tentang benda-benda tersebut tanpa harus ada kehadiran benda-

benda tersebut secara fisik (nyata).

b. Pemahaman terhadap identitas : anak dapat memahami bahwa penggantian penampakan

sesuatu tidak mengubah hakikat benda tersebut yang sesungguhnya.

c. Pemahaman terhadap sebab dan akibat : anak mengerti bahwa setiap kejadian memiliki

penyebab.

d. Kemampuan untuk membuat klasifikasi : anak mampu mengatur objek, orang, dan kejadian

ke dalam kategorisasi yang berlaku.

e. Pemahaman terhadap angka : anak mampu berhitung yang berhubungan dengan

kuantitas.

Page 6: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

f. Empati : anak menjadi lebih mampu untuk membayangkan bagaimana kemungkinan

perasaan orang lain.

g. Teori akal : anak menjadi lebih sadar terhadap aktifitas mental dan fungsi pikiran.

Targeting

1. Keingintahuan tentang hal-hal yang baru

2. Memiliki pribadi yang ceria dan semangat

Skema perolehan keyword konsep desain adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Skema keyword

Page 7: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

Definisi keyword

1. Petualangan

Selain tema cerita yang paling banyak dipilih target audience. Unsur pendidikan lalu lintas

yang terkandung dalam film tersebut bukan semata-mata gambaran imajinasi anak, tetapi hal

yang bersifat nyata yang dialami atau akan dialami oleh target audience. Seri petualangan ini

mengangkat keadaan yang nyata ke dalam dunia anak. Walaupun demikian tidak dapat

dihindari bahwa dunia anak yang penuh imajinasi juga akan dimasukkan dalam cerita

petualangan tersebut.

2. Teka-teki

Secara visual rambu-rambu lalu lintas terlihat seperti suatu tanda teka-teki. Untuk dapat

aman dalam perjalanan seseorang harus mengerti tanda (teka-teki) lalu lintas. Dalam cerita

tersebut digambarkan seorang anak harus dapat memecahkan teka-teki yaitu rambu lalu

lintas untuk dapat berhasil sampai ditempat yang dituju.

3. Lalu lintas

Kata lalu lintas tentu dipakai, hal ini karena tema cerita yang dipakai menyangkut seputar lalu

lintas. Area cerita berhubungan dengan lalu lintas yang masih terdapat rambu-rambu, dan

masih dalam kondisi nyata yang dialami atau akan dialami target audience.

Penelusuran judul acara

Gambar 2. Skema penelusuran judul acara

Page 8: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

Definisi judul acara

1. Jalan bersama

Pemakaian kata jalan bersama menggantikan kata petualangan. Petualangan sendiri

merupakan kegiatan perjalanan yang dapat dilakukan 1 orang atau lebih.

2. Brian

Kata brian dipakai sebagai nama salah satu tokoh karakter film ini. Brian merupakan tokoh

karakter yang cerdas, dan selalu dapat memecahkan masalah.

3. Slamet

Nama slamet berasal dari bahasa jawa yang berarti selamat. Nama tersebut dipakai oleh

salah satu tokoh dalam film animasi ini, yang mempunyai karakter pemberani tetapi tidak

pernah berfikir dalam melakukan tindakan. Perilakunya tersebut sering merugikan dia,

tetapi tokoh tersebut termasuk anak yang serba beruntung apabila sedang sesuatu hal

yang buruk terjadi padanya.

Logo acara

Dalam film animasi edukasi lalu lintas ini juga akan mengadaptasi dari tema film yang ada di

dalamnya. Isi film animasi ini lebih banyak berbicara tentang rambu-rambu lalu lintas. Maka

logo yang akan ditampilkan juga tidak jauh dari unsur rambu-rambu lalu lintas. Di bawah ini

adalah beberapa gambar rambu-rambu lalu lintas.

Gambar 3. Logo acara

Proses produksi

Alasan kenapa animasi Indonesia sulit untuk berkembang adalah salah satunya terkendala oleh

masalah biaya. Proses pembuatan film animasi yang mahal membuat harga jualnya juga

mahal. Hal ini yang membuat para stasiun televisi enggan untuk menayangkan film animasi

lokal, sehingga mereka lebih memilih film animasi luar yang harga belinya jauh lebih murah.

Dalam perhitungan kawasan asia harga proyek animasi dibagi menjadi beberapa tingkatan,

yaitu :

1. Kelas A antara US$ 150.000 – US$ 300.000

Page 9: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

2. Kelas B antara US$ 50.000 – US$ 75.000

3. Kelas C mulai US$ 25.000

Sedangkan tarif animasi lokal +10% dari tarif di kawasan asia, yaitu

1. Kelas A antara Rp 120.000.000 – Rp 240.000.000

2. Kelas B antara Rp 40.000.000 – Rp 60.000.000

3. Kelas C mulai Rp 20.000.000

Tarif di atas tersebut dipatok untuk satu episode, yang berdurasi antara 15 – 30 menit. Begitu

juga dalam perancangan film animasi lalu lintas ini per episode berdurasi +15 menit.

Karakter animasi

Dalam perancangan film animasi ini terdapat 3 tokoh utama yang berperan penting dalam

penyampaian materi rambu-rambu lalu lintas kepada target audience, antara lain :

1. Brian

Gambar 4. Tokoh karakter Brian

Anak yang pandai dan cenderung pendiam. Termasuk dari keluarga dengan strata

ekonomi atas. Berdasarkan hasil kuisioner 87% responden menggambarkan ciri orang

pintar memiliki rambut rapi, 91% selalu memakai kacamata, 74% memiliki warna kulit

putih, 65% selalu berpakaian rapi. Apabila melihat dari film pilihan audience tokoh yang

mempunyai karakter seperti Brian adalah Dekisugi dan Ehsan. Selalu memecahkan

setiap masalah yang ditemui.

2. Slamet

Gambar 5. Tokoh karakter Slamet

Page 10: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

Termasuk anak yang pemberani dan tidak mudah menyerah, tetapi dia juga anak

yang ceroboh. Termasuk dari keluarga dengan strata ekonomi menengah.

Berdasarkan hasil kuisioner 79% responden menggambarkan ciri anak nakal memiliki

rambut acak-acakan, 89% memiliki warna kulit gelap, 73% selalu berpakaian tidak rapi.

Apabila melihat dari film pilihan audience tokoh yang mempunyai karakter seperti Slamet

adalah Giant dan Fizi. Anak yang suka menolong dan setia kawan, dia juga selalu

beruntung apabila terkena musibah.

3. Polisi

Gambar 6. Tokoh karakter polisi

Sebagai pendidik yang ramah. Memakai seragam kepolisian lengkap dengan topinya,

dan apabila diperlukan juga memakai perlengkapan pendukung kepolisian yang lain.

Sosok seorang polisi juga banyak dikenal anak-anak sebagai sosok yang memiliki kumis

tebal. Selalu memberikan penjelasan tentang materi lalu lintas yang ada. Sosok ini selalu

muncul di setiap episode, entah itu terlibat langsung dengan cerita, atau tampil pada akhir

cerita.

Page 11: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

Alur cerita

Plot cerita yang digunakan adalah menggunakan struktur lima babak, yaitu babak perkenalan,

babak awal masalah, babak menuju klimaks, babak klimaks dan babak penyelesaian klimaks.

Untuk lebih jelasnya perhatikan alur gambar sebagai berikut :

Gambar 7. Skema alur cerita

Page 12: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

VISUAL ANIMASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS

Fase perkenalan

Gambar 8. Fase perkenalan

Memperkenalkan tokoh utama yaitu Brian dan Slamet. Mereka melihat teman mereka Danang

yang sedang kebingungan mencari orang tuanya di saat jam pulang sekolah.

Fase awal masalah

Gambar 9. Fase awal masalah

Brian dan Slamet memutuskan untuk menemani Danang menunggu orang tua datang

menjemputnya. Awal masalah terjadi saat mereka telah lama menunggu tetapi orang tua

Page 13: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

Danang belum datang menjemput. Akhirnya Brian dan Slamet memutuskan untuk mengantar

Danang pulang ke rumah.

Fase menuju klimaks

Gambar 10. Fase menuju klimaks

Mereka akhirnya melakukan perjalanan menuju rumah Danang. Terlihat Danang sedang jalan

arah pulang yang biasa dia lewati bersama orang tuanya. Sampai akhirnya dia menemukan

satu petunjuk yang dia ingat. Tetapi ada sebuah halangan di tempat itu, mereka melihat rambu-

rambu yang tidak mereka ketahui.

Fase klimaks

Gambar 11. Fase klimaks

Page 14: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

Muncul dari kejauhan sebuah sepeda motor yang melaju dengan kencang. Dari arah

berlawanan juga melaju sebuah mobil. Pada saat sepeda motor tersebut melanggar rambu-

rambu yang terpasang di badan jalan, terjadi tabrakan dengan mobil yang datang dari arah

berlawanan.

Fase penyelesaian

Gambar 12. Fase penyelesaian

Dari kejadian tersebut Brian mencoba memberi penjelasan kepada Slamet dan Danang tentang

arti rambu-rambu tersebut. Setelah mengerti semua arti rambu-rambu tersebut, akhirnya

mereka melanjutkan perjalanan dengan aman.

KESIMPULAN DAN SARAN

Untuk dapat merubah karakter seseorang tidaklah mudah, apalagi kalo orang tersebut termasuk

dalam golongan dewasa. Dalam perancangan ini karakter tersebut adalah sikap perilaku

seseorang saat berkendara di jalan raya. Salah satu cara apabila tidak dapat merubah karakter

seseorang adalah membentuknya. Membentuk karakter seseorang biasanya dilakukan sejak

anak usia dini.

Dalam hal berlalu lintas, untuk membentuk karakter seseorang yang tertib saat berkendara di

jalan raya, salah satunya adalah mengajarkan anak-anak tentang arti dan kegunaan rambu-

rambu lalu lintas. Banyak cara untuk mengajarkan anak usia dini tentang rambu lalu lintas, yang

sudah dilakukan antara lain adalah kunjungan sekolah dan open house yang dilakukan oleh

pihak kepolisian. Tetapi semua cara tersebut masih mempunyai kekurangan.

Untuk menutupi kekurangan dari media tersebut maka dicari media lain, yang berhubungan

langsung dengan anak-anak. Dari hasil kuisioner yang dilakukan terhadap target audience,

Page 15: PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18194-Paperpdf.pdfhasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam

didapatkan media televisi sebagai media pembelajaran rambu lalu lintas. Apabila melihat

kegiatan menonton TV pada anak-anak, maka tidak jauh dengan film kartun.

Dengan pendekatan melalui aktivitas dan kesenangan mereka diharapkan perhatian anak

dapat tertuju pada tayangan pendidikan rambu lalu lintas, dan materi yang diberikan dapat

diterima secara maksimal.

DAFTAR RUJUKAN

Buku

Piaget, Jean, 2010. Psikologi Anak

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak, jilid 2, edisi keenam, Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth B, 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang kehidupan, Edisi kelima, Jakarta: Erlangga

A.S Ranang . dkk, 2010. Animasi Kartun – dari analog sampai digital, Jakarta: PT Indeks

Drs. Darwanto, S.S, 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Artikel

Sudrajat, Akhmad, M.Pd, 2008. Media Pembelajaran

Harian Republika, 2009. Memberdayakan Film Untuk Edukasi Anak

Harian Jawapos, 2009. Pengendara Surabaya Makin Suka Melanggar

Komisi Penyiaran Indonesia, 2009. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program

Siaran

Internet

www.depkominfo.go.id, 2010. Faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas

www.wikipedia.org, Teori Perkembangan Kognitif

www.raispictures.com, 2009. jenis-jenis animasi

www.raispictures.com, 2009. tehnik film animasi

www.wartawarga.gunadarma.ac.id, 2010. prinsip dasar animasi karakter