PERANCANGAN DAN PEMBUATAN JAW CLUTCH DENGAN …digilib.unila.ac.id/32845/25/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PERANCANGAN DAN PEMBUATAN JAW CLUTCH DENGAN …digilib.unila.ac.id/32845/25/SKRIPSI TANPA BAB...
PERANCANGAN DAN PEMBUATANMEKANISME SCREW CUT OFF
DENGAN PARAMETER
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN JAW CLUTCH DENGAN MEKANISME SCREW CUT OFF PADA MOBIL RADEN INTEN 2
DENGAN PARAMETER GLIDING TIME DAN ENERGI TERKONSUMSI
(Skripsi)
Oleh WAHYU SAPUTRA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2018
DENGAN RADEN INTEN 2
DAN ENERGI TERKONSUMSI
ABSTRAK
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN JAW CLUTCH DENGAN MEKANISME SCREW CUT OFF PADA MOBIL RADEN INTEN 2
DENGAN PARAMETER GLIDING TIME DAN ENERGI TERKONSUMSI
Oleh
WAHYU SAPUTRA
Sebuah kendaraan hemat energi adalah kendaraan yang memiliki konsumsi energi yang
sedikit namun kinerja nya masih dapat diterima oleh pengendara yang didukung oleh
sistem transmisi yang minim hambatan. Penelitian ini dilakukan untuk merancang sebuah
transmisi jaw clutch yang memiliki mekanisme screw cut off sehingga memiliki hambatan
putar seminimal mungkin pada saat kendaraan gliding. Perancangan ini dilakukan untuk
mentransmisikan beban sebesar 0.35 kW dengan putaran maksimal 2500 rpm sehingga
didapatkan diameter luar kopling adalah 120 mm yang memiliki 10 gigi dengan ketebalan
dan ketinggian masing-masing 5 mm. Hasil pengujian menunjukan transmisi dapat
tersambung dengan sempurna akibat adanya mekanisme ulir pada saat motor dihidupkan
dan memiliki putaran optimal pada putaran 500 rpm ke 1000 rpm dengan mengonsumsi
0.041 Wh untuk siklus putaran 71 detik. Perancangan ini menggunakan Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA) untuk melihat penyebab kerusakan dan cara
menanggulanginya dan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA) untuk melihat kondisi
sistem transmisi.
Kata Kunci : Transmisi, Jaw clutch, Screw cut off, Optimal,
ABSTRACT
JAW CLUTCH DESIGN AND PRODUCTION WITH SCREW CUT OFF MECHANISM ON RADEN INTEN 2 WITH GLIDING TIME AND
ENERGY CONSUMPTION PARAMETERS
By
WAHYU SAPUTRA
An energy-efficient vehicle is a vehicle that has low energy consumption but its
performance is still acceptable to the driver who is supported by a minimal transmision
system barriers. This research was conducted to design jaw clutch transmision that has a
screw cut off mechanism so that it had a minimal of rotation resistance when the vehicle
was gliding. This design would to transmit a load of 0.35 kW with a maximum rotation of
2500 rpm so that the outer diameter of the clutch is 120 mm which has 10 teeth with a
thickness and a height of each 5 mm. The test result showed the transmision can be
connected perfectly because there was the screw mechanism when the motor was turned
on and it had the optimal rotation at 500 rpm to 1000 rpm by consuming 0.041 Wh for 71
second cycle round. This design used Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) to see
the cause of damage and how to overcome it and use Fault Tree Analysis (FTA) to see the
transmission system condition.
Key Word : Transmision, Jaw Clutch, Screw cut off, Optimum
PERANCANGAN MEKANISME SCR
DENGAN PARAMETER
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik
Fakultas Teknik Universitas Lampung
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN JAW CLUTCH DENGAN MEKANISME SCREW CUT OFF PADA MOBIL RADEN INTEN 2
DENGAN PARAMETER GLIDING TIME DAN ENERGI TERKONSUMSI
Oleh
WAHYU SAPUTRA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik
Pada
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2018
DENGAN RADEN INTEN 2
DAN ENERGI TERKONSUMSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik
Judul Skripsi : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN JAW CLUTCH DENGAN MEKANISME SCREW CUT OFF PADA MOBIL RADEN INTEN 2 DENGAN PARAMETER GLIDING TIME DAN ENERGI TERKONSUMSI
Nama Mahasiswa : Wahyu Saputra
NPM : 1415021088
Jurusan : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing Ahmad Su’udi., S.T., M.T. NIP. 19740816 200012 1 001
Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin., M.T. NIP. 19640506 200003 1 001
2. Ketua Jurusan Teknik Mesin
Ahmad Su’udi., S.T., M.T. NIP. 19740816 200012 1 001
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Ahmad Su’udi., S.T., M.T. ....................
Anggota Penguji : Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin., M.T. ....................
Penguji Utama : Novri Tanti., S.T., M.T. ....................
2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung
Prof. Dr. Suharno, M.Sc., Ph.D. NIP. 19620717 198703 1 002
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 02 Agustus 2018
PERNYATAAN PENULIS
TUGAS AKHIR INI DIBUAT SENDIRI OLEH PENULIS DAN BUKAN
HASIL PLAGIAT SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 27
PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS LAMPUNG DENGAN SURAT
KEPUTUSAN REKTOR No. 3178/H26/DT/2010
YANG MEMBUAT PERNYATAAN
WAHYU SAPUTRA NPM. 1415021088
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kampung Sawah pada tanggal 25
Desember 1997 sebagai anak ke-3 dari 3 bersaudara pasangan
Bapak Kawuryan dan Ibu Suwuh Sumiyati. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 4 Kebagusan
(SDN 55 Pesawaran) pada tahun 2003-2009, Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 1 Gedong Tataan (SMPN 1 Pesawaran) pada tahun 2009-2012,
dan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA N 1 Gedong Tataan (SMAN 1
Pesawaran) pada tahun 2012-2014. Serta pada tahun 2014 lolos SNMPTN di
Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di dalam organisasi internal kampus
sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATEM) pada bidang
Pendidikan dan Pelatihan. Selain itu juga penulis aktif di dalam komunitas
rekayasa teknologi yaitu Komunitas Kreativitas (KUKIS) dimana telah mengikuti
beberapa ajang lokal seperti Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna kabupaten
Lampung tengah tahun 2016 dan 2017 sebagai juara 3. Penulis juga aktif dalam
pembuatan mobil hemat energi dan pernah mengikuti ajang Nasional yaitu Lomba
Kontes Mobil Hemat Energi tahun 2016 di Prambanan Yogyakarta dan Lomba
Kontes Mobil Hemat Energi tahun 2017 di Kenjeran Surabaya. Selain itu penulis
juga pernah mengikuti ajang Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) tahun 2017
di Pasuruan pada divisi Technology Development mengangkat judul “Insect
Trap”. Ajang internasional yang pernah penulis ikuti adalah Lomba Shell Eco
Marathon Asia 2018 di Changi Exhibition Centre Singapura pada kelas mobil
Urban Gasoline sebagai Manager Team.
viii
Pada bidang akademik, penulis pernah malaksanakan kerja praktik di PT. PLN
(Persero) PLTP Ulu Belu Pusat Listrik Tanggamus dan mengangkat tema
“Perancangan Ulang Jalur Pipa Reinjection System untuk Mengurangi kWh PS”
yang berlokasi di kabupaten tanggamus pada bulan Januari 2017 – Februari 2017.
Penulis juga pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Sukajaya
Lampung Selatan pada tahun 2017 sebagai Kordinator Desa. Pada tahun 2018
penulis melakukan penelitian pada bidang perancangan dan produksi dengan tema
tugas akhir “Perancangan Jaw Clutch dengan Mekanisme Screw Cut Off” dibawah
bimbingan Bapak Su’udi dan Bapak Yanuar.
Bandar Lampung, Juni 2018 Penulis,
Wahyu Saputra
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK
KEDUA ORANG TUA KU TERCINTA
KAWURYAN & SUWUH SUMIYATI
KAKAK KAKAK KU
WIGIT PRAMONO & TRI HANDAYANI
SITI NURAINI & ABU KHOLIFAH
REKAN-REKAN SEPERJUANGAN TEKNIK MESIN 2014
ALMAMATER TERCINTA
JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS LAMPUNG
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan tema
“Perancangan dan pembuatan jaw clutch dengan mekanisme screw cutt off”
dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam selalu tercurah pada Nabi
Muhammad SAW, sahabatnya serta pengikutnya semoga selalu menjadi suri
tauladan yang baik untuk penulis.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bantuan secara moril
dan materil, oleh sebab itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Suwuh Sumiyati dan Bapak Kawuryan yang selalu memberikan dukungan
moril dan materiil serta doa yang selalu dipanjatkan disetiap sholat nya.
2. Bapak ahmad suudi., S.T., M.T. selaku ketua jurusan teknik mesin dan
pembimbing I yang selalu memberikan ilmu dan arahan serta motivasi nya.
3. Bapak Harnowo Supriadi., S.T., M.T. selaku sekretaris jurusan teknik mesin
yang selalu memberikan kemudahan di dalam pengurusan administrasi.
4. Bapak Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin., M.T selaku pembimbing II yang telah
menyediakan waktu dan ilmu sebagai pembelajaran saya dalam bidang
perancangan dan produksi.
5. Ibu Novri Tanti., S.T., M.T. selaku dosen pembahas yang telah memberikan
kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan tugas akhir ini.
6. Seluruh dosen jurusan teknik mesin terkhusus Bapak Zulhendry Hasymi.,
S.T., M.T. dan Bapak Martinus., S.T., M.Sc semoga pengalaman di bidang
Inovasi Teknologi Mobil Hemat Energi selalu berkembang di kemudian hari.
xi
7. Staff Jurusan Teknik Mesin, mas marta, mas nanang, dan mas dadang yang
telah membantu penulis dalam urusan administrasi dan akomodasi selama
perkuliahan di Teknik Mesin.
8. Kakak ku tercinta Wigit Pramono dan Siti Nuraini yang selalu memberikan
dukungan dan bimbingan nya.
9. Teman-teman dan adik-adik Komunitas Kreativitas (KUKIS), Tata, Putu, Eko,
Adi, Maning, Hap, Elsyana, Bambang, Ocol, Tri, dan semua teman-teman
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu semoga masih terus dan tanpa
lelah melakukan inovasi.
10. Rekan-rekan Teknik Mesin 2014 semoga tidak lelah untuk selalu menimba
ilmu yang bermanfaat.
11. Rekan-Rekan KKN, Agung, Sinta, Leny, Edith yang telah memberikan
banyak pelajaran hidup dengan perbedaan watak pada tiap-tiap individu.
12. Saudari Dwi Fadilla Rahmatika yang selalu memberikan dukungan moriil dan
tanpa lelah memberikan semangat selama penyusunan tugas akhir ini.
Semoga semua dukungan yang telah penulis dapatkan menjadi ganjaran baik
untuk semuanya. Akhir kata penulis menyadari sebuah karya selalu dapat
memiliki kekurangan dan selalu dapat disempurnakan oleh sebab itu penulis
berharap semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb Bandar Lampung, Juni 2018 Penulis,
Wahyu Saputra
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Sampul
Abstrak ........................................................................................................ i
Abstract ....................................................................................................... ii
Halaman Judul ............................................................................................. iii
Lembar Persetujuan ..................................................................................... iv
Lembar Pengesahan .................................................................................... v
Lembar Pernyataan Penulis ......................................................................... vi
Riwayat Hidup ............................................................................................ vii
Persembahan ............................................................................................... ix
Sanwacana ................................................................................................... x
Daftar Isi...................................................................................................... xii
Daftar Gambar ............................................................................................. xiv
Daftar Tabel ................................................................................................ xvi
Daftar Simbol .............................................................................................. xvii
I. Pendahuluan ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 3
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................... 3
xiii
II. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 5
2.1 Gambaran Umum Kopling ............................................................. 5
2.2 Pemilihan Bahan Pada Elemen Mesin ........................................... 10
2.3 Screw Translasi .............................................................................. 13
2.4 Bearing ........................................................................................... 17
2.5 Perhitungan Energi Listrik ............................................................. 19
III. Metodologi Penelitian .......................................................................... 23
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 23
3.2 Metode Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 23
3.3 Alur Penelitian ............................................................................... 33
IV. Hasil Dan Pembahasan ........................................................................ 34
4.1 Perancangan Detail Konsep Terpilih ............................................ 34
4.2 Manufactur and manufacturability ............................................... 39
4.3 Pengujian Kerja Sistem Transmisi ................................................ 43
4.4 Analisa kegagalan sistem transmisi jaw clutch screw cut off ....... 47
V. Penutup ................................................................................................ 52
5.1 Simpulan ........................................................................................ 52
5.2 Saran .............................................................................................. 53
Daftar Pustaka ............................................................................................. 54
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Aligment of shaft centerlines ................................................................. 6
2. Toleransi pemasangan kopling karet ban .............................................. 7
3. Ilustrasi Kopling Fluida ........................................................................ 8
4. Dua masam kopling cakar ..................................................................... 9
5. Multi disc plate clutches........................................................................ 9
6. Representative endurance strenght ....................................................... 10
7. Distribusi tegangan geser pada poros pejal ........................................... 11
8. Jenis kecepatan pada cakram ................................................................ 12
9. Ulir Screw ............................................................................................. 14
10. Analisis gaya ulir screw ........................................................................ 16
11. Efisiensi screw ...................................................................................... 16
12. Jenis bearing ......................................................................................... 18
13. Metode penamaan bearing .................................................................... 19
14. Amperemeter ......................................................................................... 20
15. Rangkaian dasar voltmeter tahanan ganda ............................................ 21
16. Transmisi konsep A .............................................................................. 25
17. Transmisi konsep B ............................................................................... 26
18. Transmisi konsep C ............................................................................... 26
19. Transmisi konsep D .............................................................................. 27
xv
20. Transmisi konsep E ............................................................................... 27
21. Perwujudan desain jaw clutch ............................................................... 30
22. Layout grafik hasil pengujian ................................................................ 25
23. Alur penelitian ....................................................................................... 33
24. Detail dimensi jaw clutch ...................................................................... 35
25. Diagram benda bebas ulir jaw clutch .................................................... 37
26. Jenis ulir housing jaw clutch ................................................................. 38
27. Manufacturability main jaw clutch pada aplikasi DFM ....................... 40
28. Ulir dalam pada main jaw clutch dibuat dengan proses bubut.............. 40
29. Manufacturability housing jaw clutch dengan aplikasi DFM ............... 41
30. Pembagian proses kerja housing jaw clutch menjadi dua bagian ......... 42
31. Desain berongga housing jaw clutch .................................................... 43
32. Grafik putaran optimal motor listrik dengan transmisi jaw clutch ....... 45
33. Fault Tree Analysis transmisi jaw clutch ............................................. 49
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Aligment tolerances ...................................................................... 6
Tabel 2. Solusi morfologi ............................................................................ 24
Tabel 3. Penilaian Solusi Konsep ............................................................... 28
Tabel 4. Pemilihan Konsep ......................................................................... 29
Tabel 5. Bill of material jaw clutch ............................................................. 31
Tabel 6. Layout data hasil pengujian........................................................... 32
Tabel 7. Hasil pengujian energi listrik transmisi jaw clutch ....................... 44
Tabel 8. Penentuan putaran optimal pada transmisi jaw clutch .................. 46
Tabel 9. FMEA transmisi jaw clutch .......................................................... 48
DAFTAR SIMBOL
Simbol Keterangan
τ Tegangan geser, N/m2
v Gaya geser pada bidang, N
A Luas penampang tegangan, m2
T Torsi, Nmm, Nm
P Daya yang ditransmisikan, kW
c Titik tinjauan terhadap pusat lingkaran, m
j Momen inersia polar, m4
V Kecepatan linear, m/s
Ω Kecepatan sudut, rad/s
r Jari-jari, m
dr Diameter akar ulir, mm
dp Diameter pitch, m
L Lead, mm
f Koefisien gesek
λ Lead angle,
Fload Beban yang akan dipindahkan, N
Tu Torsi untuk mengagkat beban ke atas, Nm
Td Torsi untuk menurunkan beban ke bawah, Nm
xviii
Sf Safety factor
Pd Daya maksimal yang ditransmisikan, kW
σb Kekuatan tarik, N/m2
Sf1 Safety factor berdasar bahan
Sf2 Safety factor berdasar operasi
τa Tegangan geser izin, N/m2
D1 Diameter dalam kopling, m
D2 Diameter luar kopling, m
Rm Diameter rata-rata gigi kopling, m
Ft Gaya pada gigi cakar, N
τt Tegangan geser gigi N/m2
z Momen tahanan lentur, m3
nt Jumlah gigi cakar
τmax Tegangan geser maksimal, N/m2
Fs Gaya Gesek, N
N Gaya Normal, N
W Gaya Berat, N
m Massa, kg
g Percepatan gravitasi, m/s2
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mobilitas kehidupan ekonomi dan industri manusia saat ini telah masuk ke tahap
revolusi industri 4.0, hal ini mengakibatkan segala aspek penunjang kegiatan
industri harus dilakukan secara cepat, tepat dan optimal. Pengoptimalan yang
dapat dilakukan diantaranya dengan mengurangi biaya distribusi yang digunakan
untuk mengirim produk dari industri ke distributor. Hal ini perlu dilakukan karena
berdasarkan Statistik Minyak Dan Gas Bumi 2016 Kementrian ESDM, cadangan
terbukti (proven) minyak bumi indonesia selalu mengalami penurunan dari tahun
2012 yang berjumlah 3,741.30 MMSTB menjadi 3,306.90 MMSTB pada tahun
2016. Sedangkan konsumsi bahan bakar oleh masyarakat dan industri terhitung
stabil pada angka 66,939,112 kiloliter pada tahun 2016.
Pemanfaatan energi baru terbarukan juga saat ini banyak dilakukan, diantaranya
dengan memproduksi kendaraan berbahan bakar energi surya, dan juga energi
listrik. Kendaraan tersebut dapat masuk kedalam kategori mobil hemat energi,
dimana hanya membutuhkan energi yang sedikit tetapi memiliki kinerja yang
setara pada saat sebelum dilakukan modifikasi. Oleh sebab itu pemerintah melalui
Kementrian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi, mengadakan ajang adu
inovasi dan gagasan tentang rancangan kendaraan hemat energi melalui Kontes
Mobil Hemat Energi yang sudah dimulai sejak tahun 2012. Kelas-kelas energi
2
yang diperlombakan adalah kelas energi fosil yaitu solar ethanol dan gasoline,
kelas listrik dan hybrid, serta kelas hidrogen pada ajang internasional.
Terdapat beberapa aspek penunjang mobil hemat energi, diantaranya adalah
bentuk body kendaraan yang aerodinamis, pemilihan rangka yang ringan, sistem
kemudi yang ergonomis, modifikasi mesin, dan yang terpenting adalah sistem
transmisi kendaraannya. Dengan mekanisme cut off engine, mobil ini harus
memaksimalkan gerak gliding dimana sebagian besar saat ini menggunakan
sprocket freewheel, namun mekanisme ini memiliki kekurangan diantaranya
adalah rusaknya locking sprocket yang tidak mampu menahan beban torsi.
Mekanisme lain yang digunakan adalah one way bearing namun kerugiannya
adalah high dumped rotation sehingga waktu gliding nya semakin pendek.
Memperhatikan kondisi diatas maka penelitian ini dimaksudkan untuk membuat
sistem transmisi jaw clutch dengan mekanisme screw cut off.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian yang dimaksud, fokus pada beberapa hal sebagai
berikut:
a. Merancang dan membuat sistem transmisi jaw clutch untuk mobil hemat energi
jenis prototype listrik raden inten 2.
b. Mengoperasikan transmisi diagonal jaw clutch agar bekerja dengan baik pada
prototype transmisi mobil hemat energi raden inten 2 skala lab.
c. Menentukan batasan atas dan batasan bawah kecepatan putaran motor untuk
mengamati perbandingan energi yang digunakan dengan total waktu gliding yang
ditempuh.
3
1.3 Batasan Masalah
Dengan mempertimbangkan beberapa hal yang mempengaruhi rancangan sistem
transmisi, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
a. Jenis kendaraan yang digunakan adalah mobil prototype listrik raden inten 2
dengan bobot 50 kg yang di ilustrasikan dengan miniatur sistem motor transmisi
dan roda pada skala lab.
b. Koefisien gesek pada masing-masing bearing tidak dibahas dan hanya
menggunakan 1 jenis bearing yaitu 6200 RS C3.
1.4 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini
sebagai berikut:
a. I. Pendahuluan
Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum masalah yang melatarbelakangi
penelitian ini dilakukan tujuan yang ingin dicapai,batasan masalah penelitian.
b. II. Tinjauan Pustaka
Pada bab ini berisikan tentang teori dan penelitian terdahulu yang mendukung dan
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
c. III. Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisikan tentang proses pelaksanaan penelitian dari persiapan hingga
pengujian.
d. IV. Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini berisi data hasil pengujian, dan pembahasan tentang hasil yang
didapat tersebut.
4
e. V. Penutup
Pada bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari pengujian, dan saran yang
ingin disampaikan untuk penelitian selanjutnya atau pembaca.
f. Daftar Pustaka
Pada bab ini berisi daftar literatur dan referensi yang berkaitan dengan penelitian
dan telah di sitasi sesuai dengan prosedur.
g. Lampiran
Berisi tentang kelengkapan penelitian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Kopling
Kopling adalah elemen mesin yang berfungsi untuk penerus daya putaran poros
penggerak ke elemen yang digerakkan, hal ini memiliki arti kedua sumbu putar
nya harus segaris lurus (colinear)(Sularso dan Suga, 1997). Secara umum
mekanisme poros kopling digunakan di dalam sebuah mesin memiliki banyak
tujuan diantaranya adalah untuk menghubungkan poros yang diproduksi terpisah
seperti motor dan generator dan juga untuk menopang ketidaklurusan poros untuk
mendapatkan fleksibilitas mekanik. Selain itu juga kopling berfungsi untuk
menghilangkan transmisi dari sistem kerja dan beban impak dari satu poros ke
komponen lainnya, sehingga dapat mengurangi dampak karakteristik getaran pada
sebuah unit yang berputar (Black dan Adam, 1981). Terdapat beberapa jenis
kopling yang digunakan saat ini diantaranya adalah:
2.1.1 Kopling kaku
Jenis kopling ini dirancang untuk menghubungkan kedua poros dengan posisi
sesumbu (aligned), sehingga kedua poros harus benar-benar terhubung dengan
aligment yang baik, tidak mengalami kemiringan angular (angular misaligment)
ataupun pararel / lateral(lateral misaligment) seperti yang diilustrasikan pada
Gambar 1. Kopling ini biasanya terdiri atas dua bagian yang dihubungkan dengan
baut, dan di lubangi pada arah radial dengan posisi simetris. Fungsi dari
pemasangan baut adalah untuk menahan beban yang dihubungkan dari penggerak
untuk menyampaikan gaya torsi dari poros penggeraknya. Kopling jenis ini harus
didesain untuk tidak mengala
nya, sehingga penggunaan dimensi dan kekuatannya disesuaikan dengan beban
kerja rencana yang diinginkan
Gambar 1.
Pada penggunaan di
menopang ketidak lurusan
Tabel 1. Aligment tolerances
Kecepatan Putar, rpm
1200
1800
3600
2.1.2 Kopling karet ban
Kopling karet ban adalah kopling yang dapat menopang ketidaklurusan
(missaligment) pada poros
penyetelan yang sangat teliti sulit untuk didapatkan dan juga untuk menopang
getaran dan tumbukan yang terjadi
baut, dan di lubangi pada arah radial dengan posisi simetris. Fungsi dari
pemasangan baut adalah untuk menahan beban yang dihubungkan dari penggerak
untuk menyampaikan gaya torsi dari poros penggeraknya. Kopling jenis ini harus
didesain untuk tidak mengalami kegagalan pada bagian flange nya dan pada baut
nya, sehingga penggunaan dimensi dan kekuatannya disesuaikan dengan beban
kerja rencana yang diinginkan (Black dan Adam, 1981).
Gambar 1. Aligment of shaft centerlines (Bishop, 1999
Pada penggunaan di pabrik-pabrik, terdapat nilai toleransi yang diijinkan untuk
menopang ketidak lurusan dari kedua poros seperti pada Tabel 1.
lerances
Lateral misaligment Angular misaligment
Terbaik Diterima Terbaik
±1.25 ±2.0 0.5
±1.0 ±1.5 0.3
±0.5 ±0.75 0.2
2.1.2 Kopling karet ban
Kopling karet ban adalah kopling yang dapat menopang ketidaklurusan
) pada poros-porosnya. Kopling ini digunakan jika proses
penyetelan yang sangat teliti sulit untuk didapatkan dan juga untuk menopang
getaran dan tumbukan yang terjadi di dalam proses penerusan daya yang tidak
6
baut, dan di lubangi pada arah radial dengan posisi simetris. Fungsi dari
pemasangan baut adalah untuk menahan beban yang dihubungkan dari penggerak
untuk menyampaikan gaya torsi dari poros penggeraknya. Kopling jenis ini harus
nya dan pada baut
nya, sehingga penggunaan dimensi dan kekuatannya disesuaikan dengan beban
, 1999)
pabrik, terdapat nilai toleransi yang diijinkan untuk
Angular misaligment
Diterima
0.8
0.5
0.3
Kopling karet ban adalah kopling yang dapat menopang ketidaklurusan
porosnya. Kopling ini digunakan jika proses
penyetelan yang sangat teliti sulit untuk didapatkan dan juga untuk menopang
proses penerusan daya yang tidak
dapat diredam sehingga mengurangi resiko kerus
2 menjelaskan toleransi
untuk eksentrisitas (lateral misaligment
sedangkan untuk inklinasi (
Gambar 2. Toleransi pemasangan kopling karet ban
2.1.3 Kopling fluida
Kopling fluida (fluid clutches
penggerak ke komponen yang digerakkan dengan fluida minyak
Fluida digunakan sebagai media penggerak yang menyalurkan daya dari
ke runner. Prinsip kerja dari kopling fluida
fluida minyak yang diputar oleh impeler di bagian radius dalam, sehingga
akibatnya fluida mengalami gaya sentrifugal yang menggerakkan runner pada
bagian diameter luarnya. Pada saat fluida bergerak akibat gaya sentrifugal, maka
fluida mengalami slip sebesar 2
selalu lebih rendah jika dibandingkan dengan putaran
1981). Keadaan ini masih ditolerir oleh perancang, karena dengan ini disaat
sedang beroperasi tidak semua beban putaran ditransmisikan yang dapat
memperpanjang umur mesin itu sendiri. Namun keamanan dari kebocoran harus
dijaga karena jika terjadi bocor maka aka
nya.
dapat diredam sehingga mengurangi resiko kerusakan komponen mesin.
2 menjelaskan toleransi pemasangan poros yang diijinkan untuk jenis kopling ini
lateral misaligment) tidak lebih dari 1% dari diameter poros
sedangkan untuk inklinasi (angular misaligment) tidak lebih dari 4 derajat.
Gambar 2. Toleransi pemasangan kopling karet ban (Sularso dan Suga, 1997)
fluid clutches) adalah kopling yang meneruskan daya dari motor
penggerak ke komponen yang digerakkan dengan fluida minyak
Fluida digunakan sebagai media penggerak yang menyalurkan daya dari
. Prinsip kerja dari kopling fluida diilustrasikan pada Gambar 3 dimana
fluida minyak yang diputar oleh impeler di bagian radius dalam, sehingga
akibatnya fluida mengalami gaya sentrifugal yang menggerakkan runner pada
bagian diameter luarnya. Pada saat fluida bergerak akibat gaya sentrifugal, maka
mengalami slip sebesar 2 – 5 % yang dapat mengakibatkan putaran
selalu lebih rendah jika dibandingkan dengan putaran impeler (Black dan Adam,
. Keadaan ini masih ditolerir oleh perancang, karena dengan ini disaat
sedang beroperasi tidak semua beban putaran ditransmisikan yang dapat
memperpanjang umur mesin itu sendiri. Namun keamanan dari kebocoran harus
dijaga karena jika terjadi bocor maka akan langsung merusak impeler
7
akan komponen mesin. Gambar
pemasangan poros yang diijinkan untuk jenis kopling ini
) tidak lebih dari 1% dari diameter poros
) tidak lebih dari 4 derajat.
(Sularso dan Suga, 1997)
) adalah kopling yang meneruskan daya dari motor
penggerak ke komponen yang digerakkan dengan fluida minyak di dalamnya.
Fluida digunakan sebagai media penggerak yang menyalurkan daya dari impeler
pada Gambar 3 dimana
fluida minyak yang diputar oleh impeler di bagian radius dalam, sehingga
akibatnya fluida mengalami gaya sentrifugal yang menggerakkan runner pada
bagian diameter luarnya. Pada saat fluida bergerak akibat gaya sentrifugal, maka
5 % yang dapat mengakibatkan putaran runner
(Black dan Adam,
. Keadaan ini masih ditolerir oleh perancang, karena dengan ini disaat
sedang beroperasi tidak semua beban putaran ditransmisikan yang dapat
memperpanjang umur mesin itu sendiri. Namun keamanan dari kebocoran harus
impeler dan runner
8
Gambar 3. Ilustrasi kopling fluida (Black dan Adam, 1981)
Kopling fluida biasanya digunakan untuk menyalurkan poros putaran tinggi dan
daya transmisi yang besar, hal ini dikarenakan getaran dari poros penggerak
diredam oleh fluida di dalam kopling dan tidak disalurkan ke mekanisme yang
digerakkan. Jika terjadi pembebanan berlebih pada kopling maka tidak akan
langsung terkena batas kemampuannya. Selain itu juga proses start dari mesin
dapat dilakukan lebih mudah dan pertambahan percepatannya lebih halus.
Mekanisme kopling fluida ini banyak digunakan pada alat-alat besar seperti
lokomotif dan sebagainya (Sularso dan Suga, 1997).
2.1.4 Kopling cakar
Kopling cakar (jaw clutches) adalah kopling yang meneruskan momen dalam arah
kontak positif sehingga tidak ada gesekan dan tidak dapat terjadi slip. Seperti pada
Gambar 4 bentuk dari kopling ini dibagi menjadi dua, yaitu dua arah, dan putaran
satu arah. Kopling cakar persegi dapat meneruskan daya pada kedua arah putaran,
namun harus dihubungkan pada saat mesin dalam keadaan diam, sedangkan
kopling spiral hanya dapat menggerakkan dalam satu arah putaran namun dapat
disambungkan dalam keadaan mesin berputar maksimal 50 rpm (Sularso dan
Suga, 1997).
2.1.5 Kopling gesek
Kopling gesek dalah kopling yang bekerja dengan memanfaatkan gesekan dari
sebuah plat atau lebih pada poros penggerak sehingga terjadi transmisi daya
melalui gesekan dengan plat pada poros yang digerakkan. Mekanise kerja dar
kopling gesek diawali dengan plat penggerak berputar sehingga pada keadaan
tertentu bergesekan dengan plat yang digerakkan sehingga kecepatan keduanya
akan sama pada titik tertentu. Mekanisme kopling ini banyak digunakan di mobil
mobil saat ini karena mu
pada saat mesin sedang beroperasi. Jika daya yang akan ditransmisikan semakin
besar maka akan semakin banyak jumlah disk nya, hal ini dikarenakan terdapat
batasan kekuatan dari masing
divisualisasikan pada Gambar 5.
Gambar 4. Dua macam kopling cakar
Kopling gesek dalah kopling yang bekerja dengan memanfaatkan gesekan dari
sebuah plat atau lebih pada poros penggerak sehingga terjadi transmisi daya
melalui gesekan dengan plat pada poros yang digerakkan. Mekanise kerja dar
kopling gesek diawali dengan plat penggerak berputar sehingga pada keadaan
tertentu bergesekan dengan plat yang digerakkan sehingga kecepatan keduanya
akan sama pada titik tertentu. Mekanisme kopling ini banyak digunakan di mobil
mobil saat ini karena mudah dalam pemasangannya dan juga dapat dioperasikan
pada saat mesin sedang beroperasi. Jika daya yang akan ditransmisikan semakin
besar maka akan semakin banyak jumlah disk nya, hal ini dikarenakan terdapat
batasan kekuatan dari masing-masing plat nya. Struktur kopling gesek
divisualisasikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Multi disc plate clutches
9
Kopling gesek dalah kopling yang bekerja dengan memanfaatkan gesekan dari
sebuah plat atau lebih pada poros penggerak sehingga terjadi transmisi daya
melalui gesekan dengan plat pada poros yang digerakkan. Mekanise kerja dari
kopling gesek diawali dengan plat penggerak berputar sehingga pada keadaan
tertentu bergesekan dengan plat yang digerakkan sehingga kecepatan keduanya
akan sama pada titik tertentu. Mekanisme kopling ini banyak digunakan di mobil-
dah dalam pemasangannya dan juga dapat dioperasikan
pada saat mesin sedang beroperasi. Jika daya yang akan ditransmisikan semakin
besar maka akan semakin banyak jumlah disk nya, hal ini dikarenakan terdapat
uktur kopling gesek
10
2.2 Pemilihan Bahan pada Elemen Mesin
Di dalam mendesain sebuah elemen mesin, pemilihan bahan dan juga proses
produksi harus dipertimbangkan secara bersama-sama. Dalam hal ini seorang
engineer harus memahami karakteristik fungsi dari bahan, dan kamampuan
produksi dari bahan tersebut. Oleh sebab itu di dalam pemilihan bahan terdapat
beberapa hal yang menjadi faktor yang menentukan keberhasilan desain sebuah
komponen mesin. Hal yang paling utama diinginkan adalah harganya yang
terjangkau dan juga fungsi kerjanya maksimal.
Proses mendesain sebuah komponen mesin harus mempertimbangkan
kekuatannya, diantaranya adalah ultimate tensile strenght yaitu kekuatan
maksimal dari sebuah bahan, yield strenght yaitu kekuatan bahan sebelum
mengalami necking atau luluh, dan juga shear strenght yaitu kekuatan bahan
untuk menahan tegangan geser. Jika desain digunakan untuk benda berputar atau
memiliki siklus pembebanan, maka desain didasarkan pada endurance limit bahan
tersebut (Mott, 1999). Beberapa bahan memiliki endurance limit yang berbeda-
beda seperti pada Gambar 6.
Gambar 6. Representative endurance strenght (mott, 1999)
11
Pada sebuah komponen mesin sebagai contoh poros yang sedang beroperasi
mentransmisikan daya, timbul tegangan geser di dalamnya. Tegangan geser
terjadi pada sebuah komponen mesin jika arah tegangan sejajar dengan bidang
tegangan. Metode untuk menghitung tegangan ini sama dengan cara menghitung
tegangan aksial, hal ini dikarenakan gaya yang terjadi dianggap terdistribusi
sempurna pada seluruh bagian luas permukaan tegangan. Persamaan 1 digunakan
untuk menghitung tegangan geser pada sebuah komponen mesin.
� = �
� (1)
Jika sebuah poros berputar dengan kecepatan tertentu dan memiiki daya yang
ditransmisikan, maka torsi di dalamnya ditentukan dengan persamaan 2.
� = �
� (2)
Tegangan geser yang terjadi akibat torsi juga mempengaruhi besar total tegangan
geser pada poros. Nilai distribusi tegangan geser pada poros akibat torsi
diilustrasikan pada Gambar 7 dan penentuan besar tegangan geser ditunjukan pada
persamaan 3.
� = ��
� (3)
Gambar 7. Distribusi tegangan geser pada poros pejal (mott, 1999)
Selain pada bagian poros, jika terdapat bentuk seperti cakram yang diputar dengan
tujuan tertentu untuk fungsi kopling, maka juga harus mempertimbangkan
12
kecepatan linier dari cakram tersebut. Kecepatan linier selalu berada disekitaran
lintasan putaran cakram sehingga dapat dengan mudah ditentukan dengan
mengukur panjang keliling lingkaran cakram kemudian mengukur waktu untuk
satu kali putaran sehingga didapat kecepatannya. Selain kecepatan linier, pada
cakram juga terjadi kecepatan sudut yang berarti dimanapun titik jari-jari
pengukuran maka kecepatannya akan sama. Besar kecepatan sudut dapat
ditentukan dengan perubahan sudut yang dilakukan dibagi dengan waktu yang
ditempuh (Saripudin dkk, 2010). Kecepatan linier dan kecepatan sudut
bersinggungan seperti pada persamaan dibawah ini.
� = �� (4)
Gambar 8. Jenis kecepatan pada cakram (a) kecepatan linear, (b) Kecepatan sudut
Pada sebuah cakram maka pada bagian jari-jari terluar memiliki kecepatan linier
yang paling tinggi, oleh sebab itu harus juga dipertimbangkan besaran momentum
yang terjadi disaat pada bagian terluar mengalami tumbukan dengan material
lainnya. Momentum benda adalah sebuah hasil perkalian antara massa benda
dengan kecepatan nya. Pada pembagian besaran, momentum termasuk besaran
vektor, sehingga nilainya dipengaruhi oleh arah tumbukannya. Terdapat beberapa
jenis momentum, dimana setiap jenis tersebut menghasilkan efek pada benda
13
tersebut. Jika kedua benda yang bertumbukan kembali dari arah datangnya maka
termasuk tumbukan lenting sempurna, sedangkan jika kedua benda bergerak
bersamaan maka termasuk tumbukan tak lenting, kondisi ini dapat dipenuhi jika
gerakan kedua benda memiliki arah yang sama dan tidak ada yang menahan gaya
hasil tumbukan yang terjadi (Jonifan dkk, 2006).
Besar momentum diperlukan untuk menentukan kekuatan dari masing-masing
bahan. Kejadian tumbukan secara tiba-tiba setara dengan mekanisme beban
impak. Beban impak yang mengenai sebuah bahan maka dapat merusak bahan
dan setiap material memiliki ketahanan impak masing-masing. Pemilihan material
yang cocok untuk mekanisme yang bertumbukan adalah yang memiliki nilai
energi impak yang tinggi dan juga ulet. Kebutuhan lainnya yang penting adalah
kemudahan di dalam proses produksi dan juga harganya yang relatif terjangkau.
2.3 Screw Translasi
Screw translasi biasanya digunakan untuk menggerakkan komponen mesin secara
translasi dari sumber gerak rotasi. Desain dari screw translasi membutuhkan
kekuatan dari tegangan dan geseran pada ulir nya (Black dan Adams, 1981). Pada
sebagian besar screw translasi terdapat dua jenis screw utama, yaitu power screw
dan ball screw. Namun secara kerja yang dilakukan memiliki konsep yang sama,
yang membedakan adalah ada tidaknya ball di dalamnya. Jika terdapat bearing
dan ball bearing di dalam mekanisme gerak translasi komponen, maka disebut
dengan ball screw, sedangkan jika terdapat ulir saja maka disebut dengan power
screw(mott, 1999). Pada mesin-mesin besar biasanya menggunakan ball screw,
hal ini dikarenakan gerakannya lebih lembut dan tidak rentan mengalami keausan.
Terdapat tiga jenis bentuk ulir pada
ulir buttress. Ulir persegi memiliki b
memiliki efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan tipe Acme namun lebih
sulit untuk di proses produksi. Ulir Acme memiliki bentuk V pada akarnya dan
digunakan untuk mengambil tatal pada screw, jadi dapat digunakan untuk
membersihkan ulir itu sendiri. Ulir
arah saja, jenis ini memiliki efesiensi yang lebih besar dibandingkan dengan jenis
persegi dan mudah untuk di pro
seperti double, triple
ulir untuk mendapatkan efesiensi yang tinggi
Perancangan screw dimulai dengan menganalisis tegangan
awalnya adalah dengan menghitung luasan area ke diameter
mengalami tegangan. Pengukuran luas penampang area tegangan tarik ulir
ditentukan dengan persamaan 5.
Ketika menggunakan
harus menentukan besaran torsi untuk mengangkat beban tersebut. Parameter
yang digunakan adalah besar gaya yang ingin diangkat, ukuran ulir, diameter
Gambar 9. Ulir screw
Terdapat tiga jenis bentuk ulir pada power screw, yaitu ulir persegi, ulir Ac
. Ulir persegi memiliki bentuk ulir seperti pada Gambar 9
memiliki efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan tipe Acme namun lebih
sulit untuk di proses produksi. Ulir Acme memiliki bentuk V pada akarnya dan
untuk mengambil tatal pada screw, jadi dapat digunakan untuk
membersihkan ulir itu sendiri. Ulir buttress digunakan untuk gerak translasi satu
arah saja, jenis ini memiliki efesiensi yang lebih besar dibandingkan dengan jenis
persegi dan mudah untuk di proses produksi. Screw translasi dengan ulir banyak
dan lainnya digunakan ketika beban besar dioperasikan pada
untuk mendapatkan efesiensi yang tinggi (Black dan Adams, 1981)
Perancangan screw dimulai dengan menganalisis tegangan pada screw, langkah
awalnya adalah dengan menghitung luasan area ke diameter minor
mengalami tegangan. Pengukuran luas penampang area tegangan tarik ulir
ditentukan dengan persamaan 5.
� = �
��
�����
���
Ketika menggunakan power screw untuk mengangkat sebuah beban, maka kita
harus menentukan besaran torsi untuk mengangkat beban tersebut. Parameter
yang digunakan adalah besar gaya yang ingin diangkat, ukuran ulir, diameter
14
, yaitu ulir persegi, ulir Acme dan
entuk ulir seperti pada Gambar 9a, bentuk ini
memiliki efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan tipe Acme namun lebih
sulit untuk di proses produksi. Ulir Acme memiliki bentuk V pada akarnya dan
untuk mengambil tatal pada screw, jadi dapat digunakan untuk
digunakan untuk gerak translasi satu
arah saja, jenis ini memiliki efesiensi yang lebih besar dibandingkan dengan jenis
ses produksi. Screw translasi dengan ulir banyak
esar dioperasikan pada
(Black dan Adams, 1981).
pada screw, langkah
minor screw yang
mengalami tegangan. Pengukuran luas penampang area tegangan tarik ulir
(5)
untuk mengangkat sebuah beban, maka kita
harus menentukan besaran torsi untuk mengangkat beban tersebut. Parameter
yang digunakan adalah besar gaya yang ingin diangkat, ukuran ulir, diameter
15
pitch, dan panjang Lead serta koefisien gesek bahan. Secara umum besar torsi
yang diaplikasikan pada sebuah ulir digunakan untuk melawan gaya gesek pada
permukaan miring ulir. Analisis gaya yang paling mudah dapat dilakukan pada
ulir persegi, karena hanya satu arah gaya saja yaitu beban normal yang berkontak
dengan permukaan ulir, sedangkan jika jenis Acme, analisisnya akan berbeda
seperti pada Gambar 10. Besar torsi yang harus diberikan pada sebuah beban
untuk mengangkat beban dihitung dengan persamaan 6, sedang untuk
menurunkan beban ditentukan dengan persamaan 7.
�� = �������
��
������
������� (6)
�� = �������
��
�������
������� (7)
Persamaan diatas digunakan hanya untuk menggerakkan beban yang ada, dan jika
terdapat permukaan yang diam (stationary) maka besar akan timbul gaya gesek
tambahan pada permukaannya. Koefisien gesek yang digunakan jika ulir
diberikan pelumas maka besar � = 0.15. Faktor utama analisis torsi pada bidang
miring ulir adalah sudut ulir (lead angle). Lead angle adalah sudut antara tangen
spiral dari ulir dan permukaan transversal dari sumbu ulir (Mott, 1999). Untuk
menentukan lead angle dapat dihitung dengan persamaan 8. Pada kasus khusus,
terdapat mekanisme self locking, hal ini berlaku jika beban tidak turun kebawah
dan tidak ada torsi apapun yang menahan ulir untuk berputar. Keadaan self
locking terjadi jika kondisi Persamaan 9 terpenuhi.
tan � = �
��� (8)
� > tan � (9)
16
Gambar 10. Analisis gaya ulir screw square thread (mott, 1999)
Efisiensi power screw diekspresikan sebagai rasio antara torsi yang dibutuhkan
untuk menaikan beban jika tanpa gesekan dan juga torsi jika terdapat gesekan.
Penentuan efisiensi ini ditentukan dengan Persamaan 10, dan telah diperhitungkan
sebelumnya dan didapat Gambar 11.
� = ��
���� (10)
Gambar 11. Efisiensi screw (Black dan Adams, 1981)
Nilai koefisien gesek dari ulir ditentukan dari beberapa faktor, diantaranya adalah
kualitas materialnya, jenis pelumasnya, pembuatan dan juga putaran awalnya.
Untuk material grade tinggi dengan ulir yang dilumasi maka koefisien geseknya
17
sebesar 0.1. sedangkan untuk kualitar material rata-rata dengan pelumasan maka
nilai koefisien geseknya adalah 0.125. Jika kualitas bahan nya buruk dan putaran
kerjanya rendah maka koefisien gesek yang dapat diambil adalah 0.15. Nilai
koefisien gesek pada saat awal beroperasi adalah 1 1/3 dari koefisien gesek saat
beroperasi, dan jika koefisien gesek untuk gesekan kerah maka dapat diambil nilai
nya sama dengan gesekan ulir (Black dan Adams, 1981).
2.4 Bearing
Bearing adalah sebuah komponen mesin yang berfungsi untuk menumpu poros
sehingga putarannya dapat bekerja stabil dan tidak terjadi getaran yang dapat
merusak mesin. Pada dunia industri, terdapat dua jenis contact bearing yang
sering digunakan, yaitu ball bearing dan roller bearing yang dahulu diartikan
sebagai antigesek. Kondisi demikian merupakan kekeliruan konsepsi, hal ini
dikarenakan pada saat awal putaran maka gesekan akan kecil, namun jika pada
putaran tinggi maka ball bearing mengalami pemuaian dan mengakibatkan
gesekan pada bearing. Perbedaan utama antara ball bearing dan journal bearing
adalah, jika dalam kecepatan putaran yang tinggi maka journal bearing memiliki
nilai gesek yang kecil, hal ini dikarenakan terdapat pelumas yang cukup di
housing nya (Black dan Adams, 1981).
Beberapa alasan pemilihan contact bearing adalah gesekannya kecil kecuali pada
kecepatan tinggi, dan secara relatif akurasi dari poros dapat dengan mudah
dilakukan perawatan. Biasanya contact bearing memiliki ketahanan beban yang
besar dan pelumasannya juga lebih mudah. Beban radial dan aksial dapat ditopang
secara bersama-sama dan juga didukung informasi bearing dari produsen yang
lebih simpel. Namun
besar dan jika terjadi kegagalan pada
berakibat fatal jika kegagalan ini terjadi
Gambar 12. a, radial bearing
Di dalam menopang fungsi tertentu, kadang kala dibutuhkan bearing dengan gaya
hambat atau gaya gesek yang kecil, sehinnga diproduksi
biasa juga disebut ceramic bearing
memiliki gesekan yang sangat kecil sekali dan juga didukung oleh
akurat dan seimbang, sehingga saat bekerja pada putaran tertentu memiliki
keseimbangan dan pemuaian pada ball bearing nya juga seimban
umum semua bearing mengikuti kaidah pengikutan bearing agar mudah dikenali
di pasaran.
Pemilihan bearing harus disesuaikan pada fungsinya, terlihat pada Gambar 1
radial bearing berfungsi untuk menahan beba
tappered roller bearing
aksial. Thrust bearing
Beberapa jenis bearing
yang di dalamnya mengandung in
spesifikasi lainnya yang penting.
Gambar 13.
terdapat kekurangannya yaitu memerlukan biaya
besar dan jika terjadi kegagalan pada bearing selalu terjadi tiba
berakibat fatal jika kegagalan ini terjadi (Black dan Adams, 1981)
radial bearing. b, tappered roller bearing. c, thrust bearing
ng fungsi tertentu, kadang kala dibutuhkan bearing dengan gaya
hambat atau gaya gesek yang kecil, sehinnga diproduksi low friction bearing
ceramic bearing. Sesuai dengan namanya, maka bearing ini
memiliki gesekan yang sangat kecil sekali dan juga didukung oleh
dan seimbang, sehingga saat bekerja pada putaran tertentu memiliki
keseimbangan dan pemuaian pada ball bearing nya juga seimbang. Namun secara
umum semua bearing mengikuti kaidah pengikutan bearing agar mudah dikenali
harus disesuaikan pada fungsinya, terlihat pada Gambar 1
berfungsi untuk menahan beban dari arah radial saja, sedang
ppered roller bearing berfungsi untuk menahan beban dari arah radial dan
Thrust bearing berfungsi untuk menahan beban dari arah aksial saja.
bearing dapat dibaca dengan mudah jika memahami kode
nya mengandung informasi dimensi, toleransi, konstruksi dalam dan
spesifikasi lainnya yang penting. Metode penamaan bearing dapat di
18
terdapat kekurangannya yaitu memerlukan biaya yang cukup
selalu terjadi tiba-tiba, dan dapat
(Black dan Adams, 1981).
thrust bearing
ng fungsi tertentu, kadang kala dibutuhkan bearing dengan gaya
low friction bearing yang
. Sesuai dengan namanya, maka bearing ini
memiliki gesekan yang sangat kecil sekali dan juga didukung oleh clearance yang
dan seimbang, sehingga saat bekerja pada putaran tertentu memiliki
g. Namun secara
umum semua bearing mengikuti kaidah pengikutan bearing agar mudah dikenali
harus disesuaikan pada fungsinya, terlihat pada Gambar 12
dari arah radial saja, sedang
berfungsi untuk menahan beban dari arah radial dan
berfungsi untuk menahan beban dari arah aksial saja.
dapat dibaca dengan mudah jika memahami kode bearing,
formasi dimensi, toleransi, konstruksi dalam dan
dapat dilihat pada
2.5 Perhitungan Energi Listrik
Daya listrik adalah daya yang digunakan atau dihasilkan dari sebuah rangkaian
elektrikal, sebuah sumber energi seperti tegangan akan menghasilkan daya listrik,
sedangkan beban yang terhubung disebuah rangkaian akan menyerap energi.
Mengacu pada konsep usah
muatan listrik persatuan waktu. Pengukuran energi listrik dari sebuah rangkaian
dapat ditentukan berdasarkan beberapa variabel, diantaranya adalah besar
tegangan kerja nya, besar arus yang ada
Gambar 13. Metode Penamaan bearing
Perhitungan Energi Listrik
Daya listrik adalah daya yang digunakan atau dihasilkan dari sebuah rangkaian
elektrikal, sebuah sumber energi seperti tegangan akan menghasilkan daya listrik,
sedangkan beban yang terhubung disebuah rangkaian akan menyerap energi.
Mengacu pada konsep usaha, maka daya listrik dapat diartikan sebagai besar
muatan listrik persatuan waktu. Pengukuran energi listrik dari sebuah rangkaian
dapat ditentukan berdasarkan beberapa variabel, diantaranya adalah besar
tegangan kerja nya, besar arus yang ada di dalam jalur rangkaian, dan hambatan
19
Daya listrik adalah daya yang digunakan atau dihasilkan dari sebuah rangkaian
elektrikal, sebuah sumber energi seperti tegangan akan menghasilkan daya listrik,
sedangkan beban yang terhubung disebuah rangkaian akan menyerap energi.
a, maka daya listrik dapat diartikan sebagai besar
muatan listrik persatuan waktu. Pengukuran energi listrik dari sebuah rangkaian
dapat ditentukan berdasarkan beberapa variabel, diantaranya adalah besar
ur rangkaian, dan hambatan
atau beban dari rangkaian energi listrik tersebut. Untuk menentukan besaran arus
dan tegangan dari sebuah rangkaian dapat ditentukan dengan amperemeter dan
juga voltmeter (Cooper, 1985)
2.4.1 Amperemeter arus searah
Amperemeter adalah sebuah alat yang dapat mengukur nilai arus yang mengalir
dalam sebuah rangkaian elektrikal. Gerakan dasar sebuah amperemeter adalah
akibat adanya arus yang mengalir di kumparan dengan nilai yang kecil, sehingga
jika arus yang mengalirnya besar h
dengan shunt. Batas pengukuran arus yang dapat dilakukan sebuah amperemeter
masih dapat diperbesar dengan beberapa tahanan stunt yang biasanya tersusun
pararel yang memiliki sakelar
amperemeter dapat dilihat pada Gambar 14
Amperemeter arus searah saat ini tersedia dipasaran dengan beberapa jenis
tahanan dari besaran 20 µA yang memiliki tahanan
dengan tahanan arus 50 A yang memiliki tahanan arus dibagian luar. Hal yang
harus diperhatikan saat menggunakan amperemeter adalah dengan tidak
atau beban dari rangkaian energi listrik tersebut. Untuk menentukan besaran arus
dan tegangan dari sebuah rangkaian dapat ditentukan dengan amperemeter dan
(Cooper, 1985).
2.4.1 Amperemeter arus searah
adalah sebuah alat yang dapat mengukur nilai arus yang mengalir
sebuah rangkaian elektrikal. Gerakan dasar sebuah amperemeter adalah
akibat adanya arus yang mengalir di kumparan dengan nilai yang kecil, sehingga
jika arus yang mengalirnya besar harus disalurkan ke tahanan yang disebut
. Batas pengukuran arus yang dapat dilakukan sebuah amperemeter
masih dapat diperbesar dengan beberapa tahanan stunt yang biasanya tersusun
pararel yang memiliki sakelar di dalamnya (Cooper, 1985). Salah
amperemeter dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Amperemeter
Amperemeter arus searah saat ini tersedia dipasaran dengan beberapa jenis
tahanan dari besaran 20 µA yang memiliki tahanan di dalam, sampai amperemeter
dengan tahanan arus 50 A yang memiliki tahanan arus dibagian luar. Hal yang
harus diperhatikan saat menggunakan amperemeter adalah dengan tidak
20
atau beban dari rangkaian energi listrik tersebut. Untuk menentukan besaran arus
dan tegangan dari sebuah rangkaian dapat ditentukan dengan amperemeter dan
adalah sebuah alat yang dapat mengukur nilai arus yang mengalir di
sebuah rangkaian elektrikal. Gerakan dasar sebuah amperemeter adalah
akibat adanya arus yang mengalir di kumparan dengan nilai yang kecil, sehingga
arus disalurkan ke tahanan yang disebut
. Batas pengukuran arus yang dapat dilakukan sebuah amperemeter
masih dapat diperbesar dengan beberapa tahanan stunt yang biasanya tersusun
. Salah satu contoh
Amperemeter arus searah saat ini tersedia dipasaran dengan beberapa jenis
, sampai amperemeter
dengan tahanan arus 50 A yang memiliki tahanan arus dibagian luar. Hal yang
harus diperhatikan saat menggunakan amperemeter adalah dengan tidak
21
menghubungkannya secara langsung ke sumber tegangan, oleh sebab itu harus
dihubungkan secara seri dengan beban sehingga terdapat beban yang menahan
arus berlebihan yang masuk ke amperemeter. Biasanya pemasangan titik ukur
mengalami kesalahan polaritas, oleh sebab itu menghasilkan arah putaran jarum
yang berkebalikan dan dapat merusak jarumnya, jika menggunakan jenis digital
maka hasilnya akan menunjukan angka minus. Jika digunakan untuk mengukur
rangkaian ganda, maka usahakan dilakukan pengukuran pada nilai tertinggi
kemudian diturunkan hingga mendekati yang sebenarnya (Cooper, 1985).
2.4.1 Voltmeter arus searah
Voltmeter adalah alat untuk mengukur besaran tegangan yang mengalir di dalam
sebuah rangkaian. Sebuah voltmeter arus searah bekerja dengan cara mengukur
nilai beda potensial dari dua titik ukur sehingga diukur dengan rangkaian pararel
dengan sumber tegangan dengan rangkaian dasarnya yang dapat dilihat pada
Gambar 15.. Penambahan tahanan di dalam rangkaian voltmeter juga memiliki
tujuan agar nilai error saat pengukurn semakin kecil, dan juga dapat mengukur
tegangan dengan nilai yang relatif besar. Sistem tahanan tegangan dijual di
pasaran dengan toleransi yang baik, namun terbatas pada tegangannya. Jika
tegangannya sampai 500 V maka tahanan harus dipasang di binding post diluar
voltmeter untuk menghindari panas berlebihan (Suryatmo, 1996).
Gambar 15. Rangkaian dasar voltmeter tahanan ganda
22
Sensitivitas voltmeter untuk arus searah menjadi hal yang penting dikarenakan
jika sebuah voltmeter dengan sensitivitas rendah hanya dapat membaca dengan
tepat pada tegangan rendah, namun akan mengalami kesalahan yang besar jika
tegangannya besar. Jika sebuah voltmeter besara di dalam rangkaian elektrikal
tegangan tinggi dan bertindak sebagai shunt maka dapat memperkecil tahanan
ekivalen yang memiliki arti voltmeter akan memiliki penunjukan tegangan yang
lebih rendah dari sebenarnya. Efek diatas merupakan efek normal yang terjadi di
dalam sebuah rangkaian yang disebut dengan efek pembebanan instrumen yang
dihasilkan dari instrumen sensitifitas rendah (Cooper, 1985).
Keandalan dan ketelitian hasil pengukuran menjadi hal menarik jika voltmeter
yang memiliki sensitifitas kecil atau bahkan tidak sensitif sama sekali, namun
memiliki ketelitian yang tinggi digunakan untuk mengukur tegangan tinggi.
Kesalahan pengukuran tersebut jika dilakukan terus menerus maka akan
menghasilkan pengukuran yang selalu error. Hal-hal yang harus dipertimbangkan
di dalam sebuah pengukuran adalah ketelitian, hal pendukung lainnya adalah
sensotofotas alat ukur yang digunakan. Metode yang harus diperhatikan jika
menggunakan voltmeter adalah dengan memasang polaritas yang benar, serta
menghubungkan ke tegangan dengan sambungan pararel. Jika menggunakan
voltmeter yang dapat diatur nilai tahanannya maka terlebih dahulu diukur dengan
tahanan yang paling tinggi.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat pelaksanaan penelitian jaw clutch dengan mekanisme screw cut
off dan waktu pelaksanaannya sebagai berikut:
3.1.1 Tempat Penelitian
Proses perancangan desain jaw clutch dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan
Teknik Mesin Universitas Lampung, sedangkan proses produksi dilakukan di
bengkel Sunter Natar Lampung Selatan.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan maret tahun 2018 sampai juni tahun 2018.
3.2 Metode Pelaksanaan Penelitian
Di dalam melakukan penelitian tentang jaw clutch dengan mekanisme screw cut
off, penulis menggunakan beberapa metode dalam rangka mendapatkan hasil yang
sesuai dengan yang diinginkan diantaranya sebagai berikut:
3.2.1 Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari data-data pendukung penelitian
diantaranya dengan melihat kondisi aktual sistem transmisi mobil hemat energi,
24
melihat dimensi-dimensi yang mungkin untuk dilakukan modifikasi, dan juga
pengukuran aktual yang didasarkan pada regulasi teknis mobil hemat energi.
Langkah lain yang dilakukan adalah mendapatkan data dari sumber-sumber terkait
dengan sistem transmisi dan juga studi literatur tentang sistem clutch untuk
memperkuat dasar-dasar penelitian yang dilakukan. Studi literatur juga digunakan
untuk menyingkronkan data-data antara proses produksi komponen yang akan
diproduksi dengan kemampuan produksi mesin itu sendiri.
3.2.2 Metode perancangan dan kalkulasi
Metode perancangan dan kalkulasi dilakukan dengan mempertimbangkan
tahapan-tahapan di dalam proses desain, diantaranya adalah memperhatikan
kebutuhan kerja yang diinginkan, pemilihan konsep, perwujudan desain dan juga
pembuatan detail desain. Beberapa kemungkinan desain yang akan dibuat pada
penelitian ini dipaparkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Solusi Morfologi
Fitur Solusi
Jenis Gigi Square Spiral Diagonal
Jumlah Gigi Dua Empat Banyak
Metode Penyambungan Ulir Tuas Pegas
Poros Hubung Dua Satu
Waktu Kopling Cepat Sedang Lambat
Waktu Pelepasan Cepat Sedang Lambat
Jenis Ulir Acme Butteres Square
Setelah didapat beberapa kemungkinan solusi morfologi, terdapat beberapa
konsep desain yang dilakukan yang nantinya dapat dipilih desain yang memiliki
25
nilai mutu paling tinggi. Pemilihan nilai mutu paling tinggi dilakukan dengan
pembuatan presentase bobot kepentingan kerja dan konsep yang ditawarkan.
Beberapa konsep desain yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
3.2.2.1 Konsep A
Konsep A dilakukan dengan memiliki jenis gigi square yang biasanya giginya
berjumlah dua. Pemilihan ini mengharuskan jumlah porosnya dua dengan metode
penyambungan tuas. Waktu kopling biasanya lebih lambat dikarenakan mesin
harus berhenti dan waktu pelepasan juga demikian. Konsep A tidak menggunakan
ulir untuk penghubungnya yang diilustrasikan pada Gambar 16.
Gambar 16. Transmisi konsep A
3.2.2.2 Konsep B
Konsep B dipilih dengan menggunakan gigi spiral yang biasanya memiliki jumlah
gigi empat. Dengan menggunakan jenis gigi ini maka metode penyambungan
yang dapat dilakukan adalah dengan tuas. Poros penghubungnya berjumlah dua
dengan waktu kopling yang relatif sedang dan pelepasan juga sedang. Konsep B
divisualisasikan pada Gambar 17 dan tidak menggunakan ulir di dalam kerjanya
sehingga tidak memerlukan biaya untuk memproduksi ulir.
26
Gambar 17. Transmisi Konsep B
3.2.2.3 Konsep C
Konsep C dipilih dengan menggunakan bentuk gigi diagonal, yang dapat
menopang jumlah gigi yang banyak dengan ukuran yang lebih kecil yang dapat
dilihat pada Gambar 18. Metode penyambungan yang mungkin adalah ulir dan
pegas dengan poros hubungnya berjumlah satu buah. Untuk jenis ini waktu
kopling relatif lebih cepat dan juga waktu pelepasannya. Jenis ulir yang dapat
dipilih yaitu jenis ulir Acme Atau square.
Gambar 18. Transmisi Konsep C
3.2.2.4 Konsep D
Konsep D dipilih dengan menggunakan jenis gigi spiral dengan jumlah gigi
banyak seperti pada Gambar 19. Metode penyambungan yang dapat dilakukan
27
adalah dengan pegas dengan poros hubung satu. Waktu kopling pada sistem ini
relatif cepat dan juga waktu pelepasannya.
Gambar 19. Transmisi Konsep D
3.2.2.5 Konsep E
Konsep E dipilih dengan menggunakan jenis gigi diagonal dengan jumlah gigi
dua seperti yang digambarkan pada Gambar 20. Metode penyambungan nya
adalah dengan tuas dan jumlah porosnya satu. Pada jenis ini waktu hubung sedang
dan juga pelepasannya. Jika menggunakan tuas maka tidak lagi menggunakan ulir.
Gambar 20. Transmisi Konsep E
28
Dari beberapa konsep yang telah ditawarkan dilakukan penilaian mutu konsep
dengan presentase kebutuhan dan fungsi. Penilaian solusi perancangan jaw clutch
dilakukan pada Tabel 3, dan pemilihan konsep dilakukan pada Tabel 4.
Tabel 3. Penilaian solusi konsep
Fitur
Jenis Gigi
Jenis gigi square memiliki waktu kopling yang lama karena
mesin harus berhenti terlebih dahulu. Sedangkan Jenis gigi
spiral dapat melakukan kopling pada putaran 50 rpm,
sehingga range putarannya terbatas.
Jumlah Gigi
Jumlah gigi banyak mengharuskan ukuran giginya kecil-
kecil, sedangkan jumlah gigi sedikit mengharuskan ukuran
giginya kecil mempertimbangkan dari kekuatannya.
Metode
Penyambungan
Metode penyambungan kopling pegas mengakibatkan
kopling selalu menempel sehingga mengharuskan jenis
spiral atau diagonal, sehingga terdapat daya hambat pada
saat berputar. Sedangkan metode ulir mengakibatkan mesin
akan terkopling jika mesin penggerak menggerakan kopling.
Poros Hubung
Jumlah poros hubung lebih dari satu maka mengharuskan
jenis tahanan poros cantilever sehingga riskan terhadap
missaligment.
Waktu Kopling
Waktu kopling dipengaruhi oleh ukuran gigi yang
digunakan dan juga jenis gigi yang digunakan.
Waktu Pelepasan Waktu pelepasan secara umum sama dengan waktu kopling
29
Jenis Ulir
Jenis ulir untuk mekanisme clutch ulir, yang paling efesien
untuk kedua gerakan adalah jenis square thread, sedangkan
ulir Butteres hanya dapat berputar pada satu putaran saja.
Tabel 4. Pemilihan Konsep
Subject % Konsep
A
Konsep
B
Konsep
C
Konsep
D
Konsep
E
Jenis Gigi 10 0.8 0.9 1 0.9 1
Jumlah Gigi 20 1 0.9 0.8 0.8 1
Metode
Penyambungan 20 0.8 0.8 1 0.8 0.8
Poros Hubung 20 0.8 0.8 1 1 1
Waktu
Kopling 10 0.6 0.9 1 1 0.6
Waktu
Pelepasan 10 0.6 0.9 1 1 0.6
Jenis Ulir 10 1 1 0.8 1 1
Jumlah 100% 0.82 0.87 0.94 0.91 0.88
KONSEP TERPILIH KONSEP C DENGAN NILAI MUTU 0.94
Jika telah dilakukan pemilihan konsep, maka dilakukan gambaran umum desain
visual dengan software Solidwork atau disebut dengan perwujudan desain.
Tujuannya adalah dapat diketahui kebutuhan desain dan komponen-komponen
30
yang diperlukan untuk proses desain. Perwujudan desain dari jaw clutch pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Perwujudan desain jaw clutch
Perwujudan desain difungsikan untuk mengetahui rancangan dasar, atau susunan
dasar dari rancangan penelitian yang akan dilakukan. Setelah proses perwujudan
selesai maka dilanjutkan ke tahap perhitungan teoritis untuk melihat apakah
desain yang dilakukan cukup untuk menahan beban kerja sistem transmisi.
Perhitungan yang dilakukan diantaranya adalah perhitungan beban poros, desain
kekuatan jaw clutch, dasar-dasar pemilihan komponen bearing, dan juga
perhitungan beban pada motor penggeraknya.
31
3.2.3 Metode proses produksi komponen
Sebelum dilakukan proses produksi, maka dilakukan analisis Desain For
Manufacturability and Asembly (DFMA) yang bertujuan untuk mendapatkan
probability dan feasibility keterbuatan komponen tersebut. Analisis DFMA dapat
dilakukan dengan aplikasi DFM PRO free license atau dilakukan langsung ke
lapangan dengan cara menyesuaikan kemampuan unit kerja, tools, dan biayanya.
Proses produksi dapat dilakukan jika DFMA telah dilakukan dan didapat Bill of
Material dari jaw clutch dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Bill of material jaw clutch
Item
No
Nama
Komponen Jumlah Bahan Deskripsi
2 Bearing 6200 Rs 4 Custom
(Pabrik)
Untuk menopang putaran
clutch dan hub
3 Housing main
jaw clutch 1
Penopang jaw clutch
dengan screw threading
4 Sprocket 1 Custom
(Pabrik)
Penghubung daya motor ke
kopling.
6 Main jaw clutch 1 Kopling utama yang
bergerak linier
7 Couple jaw
clutch 1
Mekanisme penerima gerak
putar main jaw clutch.
9 Baut 10 4 Custom
(Pabrik)
Penguat couple jaw clutch
pada hub
10 Cakram Sepeda
180 1
Custom
(Pabrik)
Pendukung mekanisme
pengereman
11 Boss clutches 1 Pemisah antar bearing
12 Hub Sepeda 1 Custom
(Pabrik)
Penopang roda
Proses produksi komponen dilakukan oleh ahlinya di bengkel produksi bubut dan
milling. Proses produksi yang dilakukan diantaranya adalah pembuatan
clutch, pembuatan jaw clutch couple
bubut. Sedangkan untuk proses yang lainnya seperti dudukan dan porosnya
diproduksi di bengkel lain untuk mempercepat proses produksinya, metode yang
digunakan adalah metode pararel, sehingga pada waktu tertentu seluruh
komponen dapat lang
3.2.4 Metode pengujian dan pengambilan data
Pengujian dilakukan setelah seluruh sistem terpasang dengan baik dan bekerja
dengan baik. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan data yang nantinya
dilakukan analisis. Pengujian dapat dilakukan di laboratorium dengan
kaki-kaki atau dilakukan langs
dilakukan sesuai pada Tabel
Tabel 6. Layout data hasil p
No Pengujian
Kecepatan Start (rpm)
Gambar 22
0
1
2
3
4
0
Energ
i Terk
onsu
msi
(Wh)
Proses produksi komponen dilakukan oleh ahlinya di bengkel produksi bubut dan
. Proses produksi yang dilakukan diantaranya adalah pembuatan
jaw clutch couple, dan pembuatan screw pada satu bengkel
bubut. Sedangkan untuk proses yang lainnya seperti dudukan dan porosnya
diproduksi di bengkel lain untuk mempercepat proses produksinya, metode yang
digunakan adalah metode pararel, sehingga pada waktu tertentu seluruh
komponen dapat langsung dilakukan proses asembly.
3.2.4 Metode pengujian dan pengambilan data
Pengujian dilakukan setelah seluruh sistem terpasang dengan baik dan bekerja
dengan baik. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan data yang nantinya
dilakukan analisis. Pengujian dapat dilakukan di laboratorium dengan
kaki atau dilakukan langsung pada kendaraan. Pengambilan data yang
pada Tabel 6 dengan layout penyajian data pada Gambar 22
hasil pengujian
Kecepatan
Kecepatan Mati (rpm)
Waktu kerja motor (s)
Waktu Gliding (s)
Gambar 22. Layout grafik hasil pengujian
0 1 2Gliding time (s)
32
Proses produksi komponen dilakukan oleh ahlinya di bengkel produksi bubut dan
. Proses produksi yang dilakukan diantaranya adalah pembuatan screw jaw
pada satu bengkel
bubut. Sedangkan untuk proses yang lainnya seperti dudukan dan porosnya
diproduksi di bengkel lain untuk mempercepat proses produksinya, metode yang
digunakan adalah metode pararel, sehingga pada waktu tertentu seluruh
Pengujian dilakukan setelah seluruh sistem terpasang dengan baik dan bekerja
dengan baik. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan data yang nantinya
dilakukan analisis. Pengujian dapat dilakukan di laboratorium dengan prototype
mbilan data yang
penyajian data pada Gambar 22.
Energi yang digunakan (kwh)
3
33
3.2.5 Analisis hasil dan pembahasan
Pembahasan dilakukan untuk mengetahui apakah desain yang dilakukan telah
sesuai kebutuhan, tahan terhadap beban dan bekerja dengan baik. Selain itu juga
dilakukan analisis hasil pengujian dan pengambilan data menjadi visual yang
lebih mudah diamati serta penarikan kesimpulan.
3.3 Alur Penelitian
Adapun alur penelitian yang dilakukan dijabarkan pada Gambar 23 dibawah ini.
Gambar 23. Alur Penelitian
Perancangan desain komponen: 1. Pemilihan bahan masing-masing komponen 2. Perancangan ulir screw 3. Perancangan jaw clutch
Proses produksi komponen
Pengambilan Data
Selesai
Mulai
Assembly dan Pelumasan
Pengujian kelancaran kerja jaw clutch
Studi Literatur Pengumpulan data penelitian
Manufacturability
Apakah Bekerja baik ?
Analisis Hasil danPembahasan
Y
Y
T
T
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Adapun simpulan yang dihasilkan dari penelitian jaw clutch dengan mekanisme
screw cut off sebagai berikut:
a. Desain jaw clutch yang dihasilkan memiliki diameter rata-rata 115 mm dengan
ketebalan gigi 5 mm dan memiliki gigi dengan jumlah 10 yang masing-masing
gigi tingginya 5mm, ulir mekanisme screw cut off nya memiliki mata berjumlah 8
dengan jarak pitch 240 dan diamater pitch nya 90 mm dan beroperasi pada daya
0.35 kW dengan putaran 2500 rpm.
b. Pengujian kerja prototype transmisi mobil hemat energi skala lab dilakukan
agar proses pengamatan lebih mudah dan menunjukan hasil kopling yang baik,
yaitu gigi kopling menyatu dengan penuh pada saat motor menyala, dan gigi
kopling tidak berkontak pada saat motor dimatikan akibat adanya ulir pada
housing jaw clutch nya.
c. Motor listrik memiliki nilai kerja optimal pada putaran hidup 500 rpm dan pada
putaran mati 1000 rpm dengan mengonsumsi energi listrik hanya 0,041 Wh
dengan waktu gliding per siklus 71 detik untuk setiap kali penyalaan sehingga
membutuhkan 22 kali penyalaan untuk menempuh waktu kerja 25 menit.
sedangkan nilai depresiasi kecepatan putaran paling besar dan peningkatan
konsumsi energi signifikan berada pada putaran 2500 rpm ke 1500 rpm.
53
5.2 Saran
Adapun saran pada penelitian sistem transmisi jaw clutch dengan mekanisme
screw cut off ini sebagai berikut:
a. Perancangan kembali diharapkan dapat dilakukan dengan diameter kopling dan
ukuran gigi yang lebih kecil namun mampu menahan beban kerja yang diinginkan
serta mempertimbangkan kemampuan mesin yang digunakan agar bobot
tambahan sistem transmisi ini menjadi lebih ringan.
b. Pengujian dinamis dapat dilakukan namun harus menggunakan alat ukur yang
lebih presisi seperti joulemeter dan juga untuk melihat kekuatan daya dan torsi
motor yang dioperasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Badariah, N. D. Sugiarto. dan C. Anugrah. 2016. Penerapan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Expert System (Sistem Pakar). Jakarta. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiah Jakarta
Black, P H. O E. Adams. 1981. Machine design. Singapore. McGraw-Hill
International Editions Mechanical Engineering Series. Bishop, T. 1999. Boundary dimension and bearing codes. New Jersey. Ansi Easa. Cooper, W D. 1985. Instrumentasi elektronik dan teknik pengukuran. Jakarta.
Erlangga Jonifan. L. Lidya. dan Yasman. 2006. Fisika Mekanika, Momentum dan impuls.
Surabaya. STIKOM. Mott, R L. 1999. Machine elements in mechanical design. New Jersey. Prentice-
Hall International, Inc. Notash, L. dan T N. Moore. 2002. Fault Analysis in Mechtronic System. Kingston.
CRC press LLC Queens University Saripudin, A. D. Rusliawan. dan A. Suganda. 2010 Gerakan melingkar. Jakarta.
Erlangga. Sularso dan K. Suga. 1997. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin.
Jakarta. Pradnya Paramita. Suryatmo, F. 1996. Dasar-dasar teknik listrik. Jakarta. Rineka Cipta Syahrial, E. 2016. Statistik minyak dan gas bumi 2016. Jakarta, Direktorat
jenderal minyak dan gas bumi kementrian energi dan sumber daya mineral.
Ullman, D G. 2010. The mechanical design process. Oregon. Mc Graww-Hill High Education.