Pengembangan Aplikasi Media Player Versi Bahasa Indonesia ...
Perancangan dan Implementasi Aplikasi Video Player...
Transcript of Perancangan dan Implementasi Aplikasi Video Player...
2
1. Pendahuluan
Kebutuhan masyarakat saat ini disebabkan oleh perkembangan teknologi
yang ada. Seperti halnya dalam penyampaian informasi, yang tidak hanya berupa
teks tetapi berupa multimedia. Multimedia merupakan kombinasi teks, foto, seni
grafis, animasi, suara, dan elemen-elemen video yang dimanipulasi secara digital
[1]. Hal inilah yang membuat informasi lebih menarik dan mudah dimengerti.
Kebanyakan masyarakat kalangan menengah lebih memilih untuk menggunakan
komputer daripada video player. Hal ini dikarenakan komputer dapat membuat
informasi multimedia, memutar video dan masih banyak lagi, sedangkan video
player hanya dapat memutar video.
Akan tetapi tidak semua komputer dilengkapi oleh aplikasi video player,
dan tidak semua pengguna mendapatkan hak admin untuk menginstal aplikasi.
Contohnya di warnet yang hanya mendapat hak sebagai pengguna / user, dalam
hal ini pengguna hanya dapat menggunakan aplikasi yang sudah ada di komputer
tersebut.
Dengan adanya teknologi HTML5 yang merupakan teknologi HTML
terbaru, yang mana memberikan kemudahan untuk pengembang dalam hal kode.
Selain itu teknologi HTML5 juga memiliki elemen baru, yaitu HTML5 video
yang berfungsi sebagai pengganti flash player, sehingga pengguna tidak perlu lagi
meng-install plug-in flash player untuk memutar video.
Dengan demikian dapat dirumuskan bagaimana membangun aplikasi video
player dengan menggunakan teknologi HTML5. Adapun manfaat antara lain,
pengguna dapat memiliki aplikasi video player yang mudah digunakan. Manfaat
yang lain adalah sebagai referensi dalam pembelajaran rekayasa web, khususnya
video player berbasis web dengan memanfaatkan JavaScript dan XML untuk
mengelola control video yang dimiliki HTML 5.
Dalam penelitian ini tidak membandingkan aplikasi video player berbasis
web yang lain, file video yang digunakan MP4, bahasa pemrograman yang
digunakan pada aplikasi video player ini adalah bahasa pemrograman visual C#.
Dan untuk saat ini browser yang dapat menjalankan aplikasi ini hanya Google
Chrome.
2. Kajian Pustaka
Penelitian yang sebelumnya yang berjudul Pemodelan Audio Player
Berbasis Web Dengan Menggunakan HTML 5 adalah penelitian yang membahas
tentang pemanfaatan HTML5 Audio untuk sebuah aplikasi audio player berbasis
web yang mudah digunakan dan tidak membutuhkan banyak memory [2].
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah engine HTML5 yang
digunakan, pada penelitian Pemodelan Audio Player Berbasis Web Dengan
Menggunakan HTML5 menggunakan HTML5 audio sedangkan penelitian yang
akan dilakukan menggunakan HTML5 video. Perbedaan yang lain adalah aplikasi
yang dibangun, pada penelitian sebelumnya merupakan aplikasi server yang harus
menggunakan koneksi internet, sedangkan penelitian yang akan dilakukan
merupakan aplikasi client yang tidak membutuhkan koneksi internet.
3
Penelitian yang kedua adalah Web Based Video Streaming. Sebuah ekstraksi
pergerakan yang efisien dari algoritma yang sesuai secara langsung berdasarkan
sistem streaming multimedia akan di bahas penelitian ini. Vector gerakan (MV)
berdasarkan ekstraksi objek adalah digunakan untuk secara dinamis dalam
mendeteksi objek yang ada. Untuk menggunakan gelombang secara efisien, obyek
yang penting dapat di deteksi secara langsung, kemudian di ubah kodenya dan di
transmisikan dengan kualitas yang lebih tinggi serta tingkatan frame yang lebih
tinggi juga daripada yang ada di latar belakangnya. Agar dapat memenuhi
persyaratan dalam sistem secara langsung, maka operasi intensif tanpa
perhitungan melalui computer tidak dimasukkan dalam kerangka kerja ini.
Selanjutnya, agar dapat menjamin kecepatan yang didapatkan adalah kecepatan
tertinggi, semua implementasi akan dijalankan pada domain yang sudah di
kompresikan tanpa perlu untuk melakukan proses dekompresi. Performa ekstraksi
yang bagus akan ditunjukan melalui hasil eksperimen [3]. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah HTML yang digunakan, pada
penelitian yang berjudul Web Based Video Streaming menggunakan HTML4,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan HTML5. Perbedaan
yang lain adalah tujuan dari penelitian, pada penelitian sebelumnya bertujuan
untuk membahas bit rate yang diakses, sedangkan penelitian yang akan dilakukan
bertujuan untuk membangun aplikasi video player yang dapat digunakan pada sisi
client.
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,
mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Video dapat menggunakan
film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video juga dapat dikatakan
sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dengan kecepatan
tertentu. Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame, dan
kecepatan pembacaan gambar disebut frame rate. Semakin besar nilai frame rate
maka akan membuat pergerakan yang ditampilkan semakin halus.
Video player adalah istilah yang biasa digunakan untuk mendeskripsikan
software komputer untuk memainkan file video. Sebagian besar media player
dapat menampilkan sejumlah format media, baik file audio ataupun video,
sedangkan yang khusus untuk memainkan video disebut dengan video player [4].
HTML (Hypertext Markup Language) adalah sebuah jenis teks dokumen
khusus yang digunakan oleh web browser untuk mempresentasikan teks dan
gambar [5]. HTML merupakan pengembangan dari standar pemformatan
dokumen teks yaitu Standard Generalized Markup Language (SGML). HTML
sebenarnya adalah dokumen ASCII atau teks biasa, yang dirancang untuk tidak
tergantung pada suatu sistem operasi tertentu. HTML dibuat oleh Tim Berners-
Lee ketika masih bekerja untuk CERN dan dipopulerkan pertama kali oleh
browser Mosaic. Selama awal tahun 1990 HTML mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Setiap pengembangan HTML pasti akan menambahkan kemampuan
dan fasilitas yang lebih baik dari versi sebelumnya. Namun perkembangan resmi
dikeluarkan pada bulan November 1995 oleh IETF (Internet Engineering Task
Force). HTML 2.0 ini merupakan penyempurnaan dari HTML+ (1993). HTML
3.0 (1995) memberikan kemampuan lebih daripada versi sebelumnya. Sebuah
usaha dari World Wide Web Consortium’s (W3C) HTML Working Group pada
4
tahun 1996 menghasilkan HTML 3.2. HTML versi ini secara resmi diterbitkan
pada bulan Januari1997.
HTML 4.01 yang dikeluarkan secara resmi oleh W3C pada tanggal 24 April
1998. HTML merupakan perbaikan dari HTML 4.0 yang lebih dulu diterbitkan.
(18 Desember 1997). HTML versi terbaru adalah HTML 5.0 yang dikeluarkan
oleh AOL, Apple, Google, IBM, Microsoft, Mozilla, Nokia, Opera dan ratusan
vendor lainnya yang secara resmi diterbitkan pada tanggal 19 Oktober 2010,
namun belum mendapatkan rekomendasi dari W3C.
HTML5 merupakan HTML versi terbaru dari HTML yang diharapkan
dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan HTML4, sekaligus untuk
mempermudah pengembangan web [6]. Adapun beberapa alasan penggunaan
HTML5, antara lain : Fiturnya masih berdasarkan pada HTML, CSS, DOM, dan
JavaScript. Mengurangi penggunaan plugin dari pihak ketiga. Lebih independen.
Pengembangan ke public yang lebih baik. Elemen-elemen baru yang ditambahkan
pada HTML5 adalah Elemen Markup, elemen ini berisi tag-tag seperti header,
footer, section, nav, dan masih banyak lagi. Elemen Media, elemen inilah yang
mendukung HTML5 untuk menggantikan Flash Player. Elemen ini berisi tag
audio, video, source, dan embed. Elemen Canvas, elemen Canvas ini berfungsi
untuk membuat sebuah objek atau gambar pada halaman web hanya dengan
bantuan JavaScript. Elemen Baru Form, elemen yang berisi tag datalist, keygen,
output.
ASP.NET adalah kumpulan teknologi dalam Framework .NET untuk
membangun aplikasi web dan XML Web Services. Halaman ASP.NET dijalankan
di server kemudian akan dibuat halaman markup (penanda) seperti HTML
(Hypertext Markup Language), WML (Wireless Markup Language), atau XML
(Extensible Markup Language) yang akan dikirim ke browser dekstop atau
mobile. Halaman HTML yang dikembalikan dapat juga secara opsional berisi
kode script client-side/sisi-client yang akan secara langsung diterjemahkan oleh
browser [7].
JavaScript adalah bahasa pemrograman yang ditempelkan pada kode
HTML dan diproses di sisi klien. Dengan adanya bahasa ini, kemampuan
dokumen HTML menjadi semakin luas. Sebagai contoh, dengan menggunakan
JavaScript dimungkinkan untuk memvalidasi masukan-masukan pada formulir
sebelum formulir dikirimkan ke server. Javascript bukanlah bahasa Java dan
merupakan dua bahasa yang berbeda. Javascript diinterpretasikan oleh klien
(kodenya bisa dilihat pada sisi klien), sedangkan kode Java dikompilasi oleh
pemrogram dan hasil kompilasinyalah yang dijalankan oleh klien [8].
3. Metode Perancangan
Model prototype merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi
tertentu mengenai kebutuhan-kebutuhan informasi pengguna secara cepat. Dengan
metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi
selama proses pembuatan sistem. Secara lengkap, alur model prototype akan
digambarkan seperti pada Gambar 1.
5
Gambar 1 Prototype Model [10]
Gambar 1 merupakan gambaran tahapan umum dari prototype model.
Berikut adalah penjelasan dari tahap – tahap prototype model.
1. Listen To Customer
Pada tahap ini peneliti mencari dan mengumpulkan data yang dibutuhkan
sistem yang nantinya digunakan untuk aplikasi tersebut. Hal ini sangat dibutuhkan
karena aplikasi harus dapat berinteraksi dengan perangkat – perangkat lain seperti
hardware, database serta user. Keuntungan dari model prototype ini, yaitu
kesalahan yang mungkin akan terjadi dapat dideteksi lebih dini jadi aplikasi yang
dihasilkan dapat sesuai dengan yang diinginkan.
Guna mendapatkan data yang dibutuhkan untuk mendukung dalam
merancang aplikasi tersebut menggunakan beberapa metode, antara lain metode
Observasi denga cara melakukan wawancara dengan 10 mahasiswa yang
tergabung dalam komunitas multimedia di Fakultas Teknologi Informasi UKSW.
Berdasarkan wawancara tersebut, dengan adanya aplikasi video player berbasis
web ini akan dapat lebih memudahkan pengguna untuk memutar file-file video
yang berada di server maupun client. Pengguna tidak membutuhkan aplikasi video
player desktop yang akan membutuhkan banyak memory.
Metode referensi yaitu melakukan pembelajaran melalui artikel dan buku-
buku yang membahas antara lain teknologi browser HTML 5, yaitu JavaScript
dan XML khususnya untuk membangun aplikasi video player, teknologi web
development, yaitu .Net Framework 3.5 dengan bahasa C# . Teknologi ini untuk
membangun aplikasi web yang memiliki fasilitas video player. Software yang
digunakan yaitu Miscrosoft Visual Web Developer 2008 Express Edition.
Pengumpulan kebutuhan yang dilakukan juga berkaitan dengan kebutuhan
software dan hardware yang digunakan dalam membangun aplikasi. Spesifikasi
software yang dipakai adalah Microsoft Visual Web Developer 2008 Express
Edition, Rational Rose Enterprise Edition, Google Chrome. Spesifikasi hardware
yang dipakai saat pembuatan aplikasi adalah Processor Intel Core 2 Duo 2.2 Gb,
RAM 2 GB, Harddisk 500 GB.
2. Build / Revise
Melakukan tahap perancangan sistem dan perangkat lunak dengan
menggunakan data dari analisa kebutuhan yang telah dilakukan. Perancangan
aplikasi ini disajikan dalam bentuk UML (Unified Modeling Language). UML
(Unified Modeling Language) disebut sebagai bahasa pemodelan bukan metode
6
dan disebut juga sebagai bahasa untuk menggambarkan sistem. UML (Unified
Modeling Language) akan digambarkan dengan menggunakan bagan alir sistem
yang menunjukkan bagaimana sistem secara fisik nantinya akan ditempatkan dan
diterapkan sehingga dapat menunjukkan arah aliran data suatu proses.
3. Customer Test Drive
Setelah prototype selesai dirancang maka tahap selanjutnya adalah
melakukan evaluasi prototype, pada tahap ini user mengevaluasi prototype yang
telah dibuat. Evaluasi ini akan digunakan untuk memperjelas kebutuhan program.
Jika tujuan umum yang telah dibuat di tahap paling awal belum tercapai, maka
proses perbaikan dimulai kembali dari tahap awal dan dilanjutkan ke tahap
berikutnya. Proses ini berakhir setelah tujuan umum telah tercapai.
Pada prototype yang pertama, aplikasi ini hanya dapat dijalankan pada sisi
server. aplikasi prototype yang pertama ini juga belum memiliki playlist dan
upload sehingga hanya dapat menjalankan satu file video. Prototype yang pertama
ini juga berfungsi untuk mengetahui bahwa aplikasi ini hanya dapat berjalan pada
browser yang mendukung HTML5.
Prototype kedua berupa aplikasi client, akan tetapi fasilitas drag and drop
belum bisa berfungsi.
4. Perancangan Sistem
Perancangan sistem yang digunakan adalah Unified Modelling Language
(UML). Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah
menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan
mendokumentasikan sistem piranti lunak [11].
Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem yang menjelaskan keseluruhan kerja sistem secara garis besar
dengan mempresentasikan interaksi antara aktor yang dibuat, serta memberikan
gambaran fungsi-fungsi pada sistem tersebut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2 Use Case Diagram Video player.
Pada aplikasi ini hanya terdapat satu user yang dapat mengakses secara
langsung media playlist. Media playlist mempunyai tiga extend, yaitu video file
path, drag and drop playlist item dan add video. Video file path digunakan untuk
memberikan alamat dari file video yang ingin ditambahkan didalam playlist. Drag
and drop playlist item digunakan untuk menghapus file video yang ada di playlist
Play / Pause
Previous
Next
Stop
Capture
View Video
Mengatur Volume
Add Video
Control Video
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<extend>>
<<include>>
Media Playlist
<<extend>>User
Video File Path
Drag and Drop Playlist Item
<<extend>>
<<extend>>
Drag and Drop Control Video
<<extend>>
7
dengan cara drag and drop. Add video adalah fasilitas untuk menambahkan video
setelah user mengisikan video file path. Selain media playlist, user juga dapat
mengakses secara langsung control video. Control video mempunyai satu include,
yaitu view video yang digunakan sebagai layar untuk menampilkan video. Control
video juga mempunyai tujuh extend, yaitu Play/Pause, Stop, Capture, Previous,
Next, Mengatur Volume, dan Drag and Drop Control Video. Play berfungsi untuk
memulai memutar video, sedangkan pause digunakan untuk menghentikan
sementara dan dapat dilanjutkan kembali pada current time yang sama. Play dan
Pause jadi satu karena ketika video belum diputar maka tidak akan ada yang akan
Pause, begitu juga sebaliknya. Stop digunakan untuk menghentikan video yang
diputar dan mereset current time video, sehingga video akan kembali ke awal.
Capture as image digunakan untuk mengambil gambar video. Previous digunakan
user ketika ingin memutar video sebelumnya yang ada di playlist. Next berfungsi
untuk memutar video yang selanjutnya. Mengatur volume digunakan user untuk
mengatur besar kecilnya suara yang diinginkan. Drag and Drop Control Video
berfungsi untuk memindahkan control video ke area yang sudah disediakan.
Activity Diagram Add Video
Pada activity diagram ini akan dijelaskan bagaimana cara menambahkan
video pada playlist. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Activity Diagram Add Video.
Pertama-tama user membuka Home Page aplikasi video player, setelah itu
user harus mengisikan Video File Path yang merupakan alamat file video yang
akan ditambahkan pada playlist. Hal ini disebabkan karena pada aplikasi client
terdapat perlindungan keamanan untuk mengakses langsung data-data pengguna
secara manual. Setelah user mengisikan Video File Path, maka untuk
mengeksekusi user melakukan Add to Playlist. Dengan demikian file video yang
diinginkan akan ditambahkan pada Media Playlist.
Activity Diagram Play Video
Pada activity diagram ini akan dijelaskan bagaimana cara memutar video
pada aplikasi web video player. Berikut ini adalah gambar Activity Diagram Play
Video.
Start
End
Home Page
Video File
Path
Add to Playlist
Media Playlist
VideoPlayerUser
8
Gambar 4 Activity Diagram Play Video.
Activity diagram play video dimulai dengan user membuka Home Page,
yang mana terdapat Media Playlist yang berisi nama dari video yang akan diputar.
User memilih video yang ada pada media playlist dengan cara klik dua kali, maka
video akan diputar pada view video. Setelah itu user dapat melakukan mengatur
volume, play/pause, stop, previous, next yang termasuk dalam control video.
Activity Diagram Drag and Drop Control Video
Pada activity diagram ini akan dijelaskan tentang fasilitas drag and drop
control video . Berikut ini adalah gambar Activity Diagram Control Video.
Gambar 5 Activity Diagram Drag and Drop Video.
Sequence Diagram Add Video
Pada sequence diagram ini akan dijelaskan langkah-langkah untuk
menambahkan video pada playlist. Berikut adalah gambar Sequence Diagram Add
Video.
Start
End
Home Page
Media Playlist
View Video
Klik Nama File
Ya
Tidak
Next
Stop
Control Video
Previous
Capture
Play/Pause
Volume
VideoPlayerUser
Start
End
Home Page
Control Video
Play/Pause
Stop
Mengatur
Volume
Previous
Next
Drag and Drop
Control Video
Capture
VideoPlayerUser
9
Gambar 6 Sequence Diagram Add Video.
Sequence Diagram Play Video
Pada sequence diagram ini akan dijelaskan langkah-langkah untuk memutar
video pada playlist. Berikut adalah gambar Sequence Diagram Play Video.
Gambar 7 Sequence Diagram Play Video.
Langkah pertama yang dilakukan oleh user membuka Home Page, lalu
mengisikan alamat file video yang ingin ditambahkan ke dalam teks box File
Video Path. Selanjutnya untuk melakukan mengeksekusi path file dilakukan Add
to Playlist yang merupakan control. Setelah itu file video akan ditambahkan pada
media playlist.
: User
: Home Page : Media
Playlist : Play Video : Control Video
Browse
Pilih File Video
Klik kiri
Playing Video
Pilih Pause, Next, Previous, Capture, Stop, volume control
Respond
close
: User
: Home Page File Video PathAdd to Playlist : Control
Video
: Media
Playlist
Browse
Mengisi teks box
Menunggu eksekusi
Mengeksekusi
Menambahkan File Video
Menunggu dari control video
Close
10
5. Hasil dan Pembahasan
Dari implementasi dihasilkan sebuah aplikasi multimedia yang mampu
memutar file video berformat MP4. Lihat Gambar 8 halaman utama aplikasi.
Gambar 8 Halaman Utama Aplikasi
Pada Gambar halaman utama terdapat media playlist, control video, dan
tempat untuk add video. Aplikasi ini dibangun menggunakan teknologi HTML5.
Dibawah ini merupakan code HTML. Kode program 1 Source Code HTML
Code pada baris ke-14 adalah code HTML5 video yang mana digunakan
untuk membuat player pada aplikasi ini, dengan adanya code inilah aplikasi video
player ini dapat memutar file video. Code yang merupakan elemen baru dari
1. <div id="SLVPlaylistPlayer">
2. <div id="SLVPlayer">
3. <div id="SLV_Playlist">
4. <div id="SLV_ItemList">
5. </div>
6. </div>
7. </div>
8. <div id="VideoPlayer">
9. <div id="AlternateControlArea" draggable="true"
ondragstart="DragAlternateControlAreaStart(event)"
ondragover="DragAlternateControlAreaOver(event)"
ondragenter="DragAlternateControlAreaEnter(event)"
ondragleave="DragAlternateControlAreaLeave(event)"
ondrop="DropAlternateControlArea(event)">
10. </div> 11. <table> 12. <tr height="300px" valign="middle">
13. <td> 14. <video id="SLVideoPlayer" style="width:450px; height:300px;"
preload="metadata" >
15. </video>
11
HTML5 ini, membuat Aplikasi ini tidak bergantung dengan pihak ketiga, yang
mana digunakan pada versi HTML sebelumnya.
Media Playlist
Media Playlist berisi daftar video yang dimiliki user. Media Playlist ini
menggunakan local storage yang ada pada browser. Dengan menggunakan local
storage ini, file video akan disimpan terus walaupun browser sudah ditutup. Kode program 2 Source Code Media Playlist
Kode tersebut digunakan untuk membaca data pada local storage. Data
tersebut berupa id, tittle, dan path. Data-data inilah kemudian yang akan disusun
pada media playlist. Akan tetapi pada media playlist hanya akan menampilkan
judul video yang diambil dari nama file.
Add Video
Merupakan bagian untuk menambahkan video pada playlist yang akan
diputar oleh pengguna. Bagian ini menggunakan fungsi JavaScript. Kode Program 3 Source Code Add Video
Kode dari add video menjelaskan bahwa file video yang ditambahkan pada
playlist akan dimasukan di local storage menggunakan fungsi
1. if (window.localStorage) {
2. SLVPlaylistItems = localStorage.getItem("SLVPlaylistItemsLS");
3. if (window.localStorage.length == 0) {
4. SLVPlaylist_Items = [{ "title": SLVP_VideoTitle, "url":
SLVP_VideoPath, "order": 0, "selected": false}];
5. }
6. else {
7. for (var i = 0; i < SLVPlaylistItemNumber; i++) {
8. SLVPlaylist_Item[i] = new Array();
9. SLVPlaylist_Item[i]["title"] =
document.getElementById(i).childNodes[0].innerHTML;
10. SLVPlaylist_Item[i]["path"] =
document.getElementById(i).childNodes[1].attributes.getNamedIt
em("href").value;
11. if (i == 0)
12. {
13. if (document.getElementById(i).className ==
"SLV_PlayListItem_Selected")
14. SLVPlaylist_Items = [{ "title":
document.getElementById(i).childNodes[0].innerHTML, "url":
document.getElementById(i).childNodes[1].attributes.getNamed
Item("href").value, "order": i, "selected": true}];
1 SLVPlaylist_Items.push({ "title": SLVP_VideoTitle, "url":
SLVP_VideoPath, "order":
SLVPlaylist_Items.length, "selected": false
});
2 }
3 localStorage.setItem("SLVPlaylistItemsLS",
JSON.stringify(SLVPlaylist_Items));
4 }
5 else {
6 alert("Your Browser does not support
LocalStorage.");
7 }
8 SLVPlayer_Load();
9 else
10 alert("Can't add an empty entry");
11 }if window.localStorage.length
== 0) {
12 SLVPlaylist_Items = [{ "title":
SLVP_VideoTitle, "url":
SLVP_VideoPath, "order": 0,
"selected": false}];
13 }
14 else {
15 for (var i = 0; i <
SLVPlaylistItemNumber; i++) {
16 SLVPlaylist_Item[i] =
new Array();
12
SLVPlaylist_Items.push. Setelah itu dari local storage akan dibaca menggunakan
fungsi SLVPlayer_Load.
Control Video
Merupakan bagian untuk mengontrol video, seperti play / pause, stop,
capture, previous, next, volume, dan screen video. Control video ini menggunakan
fungsi JavaScript.
Untuk memainkan file MP4 sesuai yang tertera di playlist lakukan klik pada
media playlist atau dengan melakukan click pada tombol play. Proses untuk
memutar file MP4 menggunakan Video engine yang disediakan oleh HTML5
adalah mendefinisikan path sumber file MP4 yang dikehendaki ke Video Engine
dengan menggunakan perintah SLVPlayer.src = video_path. Sesudah itu file video
yang didefinisikan di video_path dimuatkan ke Video Engine HTML5 dengan
menggunakan perintah SLVPlayer.load(). Begitu Video Engine sudah dalam
kondisi termuati file, perintah playVideo() akan melakukan playback terhadap file
MP4 yang dikehendaki. Proses ini ditangani oleh Video Engine HTML5. Kode Program 4 Source Code Play File MP4
6. Pengujian Sistem
Metode yang digunakan dalam pengujian sitem ini adalah dengan metode
Beta testing, yaitu pengujian sistem yang lakukan untuk mengetahui apakah
aplikasi ini sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh user. Dan sebagai
responden sebanyak 30 mahasiswa FTI UKSW.
Tabel 1 Uji coba sistem beradasarkan responden
Hasil uji
coba
No Materi uji coba Sangat
setuju Setuju Tidak tahu
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
1 Tampilan interface 8 13 2 2 5
2 Kemudahan Penggunaan 5 15 - 4 6
3 Fasilitas drag and drop 7 12 1 3 7
4 Pesan eror dalam aplikasi 5 14 3 3 5
1. function playVideo(){
2. SLVPlayer.play();
3. document.getElementById(“play”).style.display = “none”;
4. document.getElementById(“pause”).style.display = “block”;
5. }
6. function SLV_PlaylistItem_Click(id){
7. load_track(id);
8. playVideo();
9. }
10. function load_track(id) { 11. if (id !=loaded_index) {
12. highlight.ListItem(id);
13. loaded_index = id;
14. video_path = SLVPlaylist_Item[id][“path];
15. SLVPlayer.src = video_path;
16. SLVPlayer.load();
17. Video_title = SLVPlaylist_Item[id][“title”];
18. }
13
5 Penggunaan control player 3 17 - 7 3
Persentase 18,67 47,33 4 12,67 17.33
Tabel 1 merupakan hasil pengujian sistem berdasarkan responden. Dan
sebagai responden sebanyak 30 mahasiswa FTI UKSW, didapatkan hasil sebagai
berikut:
18,67% sangat setuju bahwa video player ini sudah mudah digunakan.
47,33% setuju bahwa video player ini sudah mudah digunakan.
4% tidak tahu.
12,67% tdak setuju bahwa video player ini mudah digunakan.
17,33% sangat tidak setuju bahwa video player ini mudah digunakan.
Tabel 2 Uji coba sistem berdasarkan browser
No Unit Test Opera Safari IE Firefox Chrome
1 Homepage √ √ √ √ √
2 Control video
- Volume √ √ √ √ √
- Next √ √ √ √ √
- Previous √ √ √ √ √
- Play - - - - √
- Stop - - - - √
- View video - - - - √
3 Canvas
- Capture video frame √ √ - √ √
4 Drag and
drop
- Remove Playlist
Item
- √ - √ √
- Control video - - - √ √
Dari tabel 2 yang merupakan hasil pengujian sistem berdasarkan browser,
didapatkan hasil bahwa Google Chrome merupakan browser yang paling
mendukung aplikasi video player ini.
Tabel 3 Pengujian Validitas Proses Sistem
No Proses Uji Coba Hasil Uji Coba
Valid InValid
1 Drag and drop remove playlist item √
2 Drag and drop tidak pada area √
3 Drag and drop control player √
4 Play lagu √
5 Stop lagu √
14
6 Next lagu √
7 Previous lagu √
8 Add file √
9 Capture √
Sesuai dengan tabel yaitu pengujian validitas proses sistem, dapat
disimpulkan bahwa implementasi sistem dapat berjalan dengan baik.
7. Simpulan
Berdasarkan pada bab-bab sebelumnya mengenai Perancangan dan
Implementasi Aplikasi Video player Berbasis Client Menggunakan HTML5 dapat
ditarik kesimpulan bahwa Untuk dapat membuat sebuah video player berbasis
client harus menguasai JavaScript dan XML, karena untuk mengendalikan control
video seperti play, pause, stop, capture, next, previous dan media playlist harus
menggunakan JavaScript dan XML. Berdasarkan hasil uji coba aplikasi kepada 30
responden, diperoleh hasil 18,67% sangat setuju bahwa video player ini sudah
mudah digunakan dan 47,33% dari responden menyatakan setuju bahwa aplikasi
video player ini sudah mudah digunakan (user friendly. Pada HTML5 untuk
memutar video tidak dibutuhkan lagi plugin flash player pada sisi client, dengan
kata lain dapat membuat kontrol pemutar yang sepenuhnya dikendalikan dengan
JavaScript. Aplikasi Video player ini akan lebih baik bila dikembangkan dengan
menambahkan capture yang menghasilkan file video. Juga dapat ditambahkan
equalizer, video enhancement. Dan untuk kedepannya mungkin aplikasi video
player ini dapat memutar file-file video lain seperti file video dvd dan sebagainya.
8. Daftar Pustaka
[1] Vaughan, Tay, 2006, Multimedia: Making It Work Edisi 6, Yogyakarta:
ANDI.
[2] Sugianto, Albertus, 2012, Rancang Bangun Audio Player Berbasis Web
Dengan Menggunakan HTML5
[3] Ashraf M. A. Ahmad, 2008, Semantic Web-based Video Streaming
Application, iJET Vol3 No 4, Online-journals.org/i-
jet/article/viewArticle/195. Diakses tanggal 5 Desember 2011.
[4] Johan, 2010, Pengertian Video player, http://www.untukku.com/artikel
untukku/pengertian-video-player-untukku.html. Diakses tanggal 6
Desember 2011.
[5] Ragget, Dave, 2005, Getting Started with HTML,
http://www.w3.org/MarkUp/Guide/, Diakses tanggal 8 Desember 2011.
[6] Khafidli, M. Firgiawan, 2011, Trik Menguasai HTML5 CSS3 PHP
APLIKATIF, Yogyakarta: Lokomedia.
[7] Kurniawan, 2010, Cepat Mahir ASP.NET 3.5 untuk Aplikasi Web
Interaktif, Yogyakarta: Andi
15
[8] Zenhadi, 2006, JavaScript, lecturer.eepis-
its.edu/~huda/Dokumen/WEB/moduljavascript.pdf. Diakses tanggal 20
Desember 2011.
[9] Moh Junaedi, 2003, Pengantar XML,
naeli.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../pengantar+xml.pdf.
Diakses tanggal 20 Desember 2011.
[10] Pressman, RS, 2001 Software Engineering: A Practitioner’s Approach,
Amerika Serikat: RS. Pressman and Associates.
[11] Sri Dharwiyanti, 2003, Pengantar Unified Modeling Language (UML),
setia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/6077/Modul_UML.pdf.
Diakses tanggal 2 Januari 2012.