Peranan Usg Dalam Antenatal Care

download Peranan Usg Dalam Antenatal Care

If you can't read please download the document

description

makalah tentang peran usg dalam anc

Transcript of Peranan Usg Dalam Antenatal Care

16BAB I PENDAHULUANDalam rangka menghindari kematian maternal & perinatal diperlukan adanya pemeriksaan secara rutin ibu hamil dalam masa kehamilannya yang biasa disebut antenatal care (ANC) melalui pelayanan kebidanan. Menurut WHO Expert Committee on the Midwife in Maternity Care tujuan dari Maternity Care ialah menjamin agar setiap wanita hamil dapat memelihara kesehatannya sebaik-baiknya dan agar wanita hamil melahirkan bayi sehat tanpa gangguan apapun serta kemudian dapat merawat bayinya dengan baik (Nurdin, 2009).Pemeriksaan kehamilan atau antenatal care adalah mencakup hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan ANC. Hal ini penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama pemeriksaan kehamilan (Indarwati, 2010).Antenatal care mencakup berbagai pelayanan yaitu anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang salah satunya yaitu pemeriksaan Ultrasonografi (USG). Yaitu pemeriksaan yang dilakukan apabila ada suatu indikasi, maka dilakukan pemeriksaan dengan USG untuk mengetahui adanya komplikasi pada kehamilan (Indarwati, 2010).Ultrasonografi (USG) adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dapat digunakan untuk memantau perkembangan janin dalam kandungan disamping fungsi-fungsi lain dari USG. Medical Imaging adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh tanpa membuat sayatan atau luka (non invasive) (Abdiansah & Romodhon, 2012).1Saat ini pemeriksaan dengan menggunakan USG telah dipandang sebagai standar baku yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan obstetri dan ginekologi modern. Di masa yang akan datang bisa saja peranan USG ini seperti stetoskop yang digunakan sehari-hari (Pribadi et al., 2011).BAB IISEJARAH PERKEMBANGANPengertian dan Sejarah PerkembangannyaUltrasonogra (USG) adalah alat diagnostik noninvasif menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz ( >20 kilohertz) untuk menghasilkan gambaran struktur organ di dalam tubuh (Lyanda et al., 2011).Penggunaan USG saat ini tidak bisa lepas dari sejarah penemuan awal gelombang ultrasonik (gelombang suara berfrekuensi tinggi). Sekitar tahun 1794 Lazzaro Spallanzani menunjukkan bagaimana kelelawar dapat terbang tanpa menabrak dan dapat mencari mangsa dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Pantulan suara ultrasonik akan keluar dari tubuh kelelawar jika menumbuk suatu objek sehingga kelelawar tidak akan menabrak objek tersebut atau dapat menentukan lokasi mangsanya (Wirza, 2008).Kemudian prinsip kerja gelombang ultrasonik ini mulai diterapkan dalam bidang kedokteran sekitar tahun 1920-an. Penggunaan gelombang ultrasonik ini pada mulanya digunakan untuk pengobatan/terapi bukan untuk diagnostik. Gelombang ultrasonik digunakan untuk menghancurkan sel-sel dan jaringan yang berbahaya dari suatu penyakit (Wirza, 2008).Baru pada awal tahun 1940-an gelombang ultrasonik mulai diterapkan untuk mendiagnosa suatu penyakit. Hal ini dilakukan oleh Karl Theodore Dussik, seorang dokter saraf dari Austria bersama saudaranya Frederich yang seorang ahli fisika. Mereka berhasil menemukan tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak (Wirza, 2008).2Pada tahun 1949, John Julian Wild ahli bedah Inggris bekerja sama dengan John Reid seorang teknisi. Mereka melakukan penelitian terhadap sel-sel kanker dengan menggunakan alat ultrasonik. Untuk keperluan penelitian ini dibuatlah beberapa alat seperti B-mode ultrasound, transduser (alat pemindai jenis A-mode transvaginal dan transrectal (Wirza, 2008). Pada akhirnya teknologi ultrasonik ini mulai diterapkan dalam bidang obstetri dan ginekologi. Diawali dengan penelitian oleh Ian Donald tahun 1955 terhadap kista ovarium dengan menggunakan Metal Flaw Detector. Penelitian selanjutnya menemukan metode pengukuran janin pada tahun 1980-an, teknologi transduser digital pada tahun 1990-an, serta teknologi transduser 2 dimensi dan tiga dimensi modern (Wirza, 2008). Sejarah perkembangan ultrasonik secara ringkas bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Perkembangan Teknologi UltrasonikWaktuPerkembangan UltrasonikTh. 1790-1930an Th.1940an Th. 1950an Th.1960an Th. 1970an Th. 1980an Th. 1990an Th. 2000anMengukur jarak dengan Echo Dussik mencitrakan otak Ultrasonik Doppler M-Mode Contact B-scanner Pengamatan mekanik real-time Echoencephalography Pencitraan real-time Scan-conversion Grayscale Linear and phased arrays Commercial array system Puked wave Doppler Pencitraan aliran berwarna Wideband and spesialized transducer Sistem digital Pencitraan harmonik Pencitraan 3DHandheld 2D array for 3D imaging(Imardi & Ramli, n.d.)Cara Kerja USGCara kerja USG adalah memantulkan gelombang suara dan menerima kembali gelombang suara yang telah dipantulkan setelah terkena suatu obyek. Obyek disini berupa organ tubuh. Gelombang suara dikeluarkan oleh transducer dengan panjang gelombang 2,5-14 kilohertz, panjang gelombang yang dikeluarkan bervariasi tergantung dari bentuk transducer. Hasil pemantulan gelombang suara tersebut kemudian akan diterima kembali oleh transducer dan diproses oleh mesin USG kemudian ditayangkan dalam monitor (Lyanda et al., 2011). Kinerja USG tergantung dari semua alat-alat yang ada pada mesin USG yaitu sebagai berikut.Transducer Transducer adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa seperti dinding dada untuk pemeriksaan paru atau dinding perut untuk pemeriksaan kehamilan. Di dalam tranducer terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap gelombang yang disalurkan oleh transducer. Gelombang diterima dalam bentuk akuistik (gelombang pantul) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.Monitor Monitor adalah layar yang digunakan untuk menampilkan bentuk gambar dari hasil pengolahan data komputer. Monitor yang digunakan pada awal penemuan USG masih berupa layar tabung besar yang terpisah dari mesin USG. Perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat membawa kemajuan pada teknologi monitor. Jika pada awal penemuan memakai layar tabung yang besar kini sudah menggunakan layar kecil dan tipis. Awal penemuan USG layar monitor masih hitam putih sekarang sudah berwarna. Layar monitor sekarang juga menjadi satu dengan alat USG sehingga bentuk USG lebih terlihat kecil.Mesin USG Mesin USG merupakan bagian dari USG berfungsi mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang dan mengubah gelombang menjadi gambar. Mesin USG merupakan pusat pengolah data seperti central processor unit (CPU) pada komputer. Mesin USG sangat mempengaruhi hasil pencitraan USG. Semakin baik CPU yang dipakai pada mesin akan semakin baik dan cepat hasil yang ditayangkan di layar monitor USG. Kemajuan teknologi juga mempengaruhi perkembangan bentuk mesin USG. Awal penemuan mesin USG masih berbentuk sangat besar dan berat sehingga sulit untuk dipindah-dipindahkan, sekarang ukuran mesin USG sudah sangat kecil.(Lyanda et al., 2011)Jenis Pemeriksaan USGJenis pemeriksaan USG ada 4 jenis yaitu sebagai berikut. USG 2 Dimensi Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan. USG 3 Dimensi Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar). USG 4 Dimensi Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat bergerak. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim. USG Doppler Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi gerak napas janin, tonus (gerak janin), indeks cairan ketuban, doppler arteri umbilikalis, reaktivitas denyut jantung janin. (Sianipar, 2010)Peran USG dalam ANCAlat ultrasonografi merupakan salah satu alat yang memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia kedokteran untuk melakukan pemeriksaan organ-organ yang berada dalam tubuh manusia termasuk dalam pemeriksaan kehamilan (ANC). Alat USG semakin sering digunakan karena sifatnya yang non-invasive sehingga dapat melakukan pemeriksaan kehamilan tanpa melakukan pembedahan. Pesatnya penggunaan alat USG juga karena panggunaan alat ini cenderung lebih aman bagi janin bila dibandingkan dengan penggunaan alat radiografi yang menggunakan radiasi partikel tertentu (Jatmiko & dkk, 2013).Sebaiknya USG hanya digunakan 2 kali selama kehamilan, yaitu saat hamil muda (trimester I) dan trimester II (pada masa kehamilan 1820 minggu), sedangkan pada trimester III biasanya dilakukan USG apabila ada indikasi medis yang membahayakan bayi atau bumil itu sendiri. Namun pada dasarnya usia kehamilan kapan pun bisa diperiksa dengan USG, karena USG tidak berbahaya bagi kandungan (Sugiharto & Oktarina, 2011).Sebenarnya belum ada keseragaman mengenai indikasi pemeriksaan USG dalam kehamilan. Di beberapa negara Eropa, pemeriksaan USG dikerjakan secara rutin sedikitnya 1-2 kali selama masa kehamilan. Di Amerika Serikat pemeriksaan USG dilakukan atas indikasi klinis, yaitu bila dalam pemeriksaan klinis dijumpai keadaan yang meragukan atau mencurigakan adanya kelainan dalam kehamilan. Indikasi tersebut antara lain sebagai berikut.1. Usia kehamilan yang tidak jelas 2. Didapati kehamilan multipel 3. Perdarahan dalam kehamilan 4. Didapati kematian janin 5. Didapati kehamilan ektopik 6. Didapati kehamilan mola 7. Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenorea 8. Presentase janin yang tidak jelas 9. Didapati pertumbuhan janin terhambat 10. Didapati janin besar 11. Didapati oligohidramnion atau polihidramnion 12. Penentuan profil biofisik janin 13. Evaluasi letak dan keadaan plasenta 14. Adanya risiko atau tersangka cacat bawaan 15. Sebagai alat bantu dalam tindakan obstetrik 16. Didapati kehamilan dengan IUD 17. Didapati kehamilan dengan kelainan bentuk uterus 18. Didapati kehamilan dengan tumor pelvik 19.Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi dalam kehamilan,seperti amniosentesis, biopsi villi koriales, transfusi intrauterin, fetoskopi, dan sebagainya.(Wiknjosastro, 2007)Salah satu manfaat pemeriksaan USG dalam kehamilan adalah dapat mengetahui pertumbuhan janin. Perhitungan pertumbuhan janin dapat diukur dengan cara pengukuran ukuran tubuh janin yang dibandingkan dengan umur kehamilan. Umur kehamilan dan ukuran tubuh janin kemudian dipetakan ke statistika biometri janin yang merupakan standar ukuran tubuh janin. Pengukuran janin dilakukan terhadap bagian tubuh tertentu dari janin yang mudah diamati dengan ultrasonografi. Bagian yang biasa diukur yaitu, diameter biparietal, keliling kepala (BPD), panjang paha (femur length), lingkar perut (abdominal circumference), ataupun panjang lengan (humerus length) (Jatmiko & dkk, 2013).Selain itu masih banyak manfaat lain pemeriksaan USG pada ibu hamil. Yaitu mengkonfirmasi awal kehamilan, melihat posisi dan kondisi plasenta, mampu mendeteksi detak jantung janin pada usia kehamilan 5,5 minggu, mengetahui usia kehamilan secara tepat melalui pengukuran tubuh fetus, menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan, dapat mengetahui ancaman terjadinya keguguran, kehamilan ganda, dapat mengukur volume cairan ketuban, dan kelainan letak janin serta untuk biopsy atau pengeluaran cairan (Sugiharto & Oktarina, 2011).BAB IIIPERKEMBANGAN TERKINIDalam beberapa tahun terakhir ini, teknologi USG berkembang dengan pesat. Setelah digunakannya USG 2D, saat ini muncul USG 3D dan USG 4D. Yang memberi gambaran lebih baik dalam membantu menegakkan diagnosa dan prognosis suatu penyakit dan kelainan (Pribadi et al., 2011).Metode pencitraan 3D dengan ultrasonografi tampaknya sudah berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang menarik. Penemuan-penemuan baru terjadi setiap saat. Terutama karena adanya perbaikan dari proses-proses analisis data oleh komputer sehingga tampilan resolusi, kecepatan proses dan kualitas gambar sangat meningkat. Bentuk teknologi baru USG tersebut mengolah data tiga dimensi dan menyajikannya dalam layar dua dimensi. Selain itu, dengan menggunakan USG 4D, kita juga dapat melihat daerah yang dikehendaki (terutama organ-organ yang bergerak seperti janin) pada saat yang bersamaan (Pribadi et al., 2011).Teknologi tiga dimensi telah memberikan kemudahan bagi dokter untuk mengamati struktur anatomi suatu organ. Pengukuran yang dilakukan akan lebih akurat baik dalam satu, dua maupun tiga dimensi (volumetri). Data yang diperoleh dapat dilihat dalam bentuk multiplanar. Struktur-struktur gambar yang berlekuk-lekuk dapat dilihat dalam bentuk satu gambar saja. Data yang ada disimpan dalam komputer yang nantinya dapat diamati kembali, meskipun hal tersebut memerlukan memori dan kapasitas penyimpanan yang tinggi dalam komputer (Pribadi et al., 2011).9Dalam bidang obstetri, penerapan USG 3D dalam mengamati anatomi janin telah banyak menarik perhatian. Teknologi ini memungkinkan diamatinya suatu struktur anatomi dilihat dari berbagai sudut yang dilengkapi dengan kemampuan untuk meneliti setiap permukaannya. Ketepatan ukuran-ukuran suatu organ pada janin akan lebih membantu diagnosa ada atau tidaknya malformasi, sehingga dapat lebih awal ditentukan perlu tidaknya prosedur diagnosis lebih lanjut, seperti amniosintesis. Jika dibandingkan dengan USG 2D, maka USG 3D dapat memberikan informasi mengenai malformasi fetus 62% lebih banyak. Teknologi ini memberikan informasi awal mengenai beberapa kelainan seperti ventrikulomegali, enchepalocele, cleft lip, cleft palate dan kelainan wajah lainnya (Pribadi et al., 2011).Tersedianya menu-menu khusus dalam USG ini memungkinkan diamatinya sistem skeletal. USG 3D juga memberikan gambaran yang baik dalam memberikan diagnosis kelainan ekstremitas, seperti clubbed feet dan phocomelia. Termasuk jumlah jari janin, akan lebih mudah terlihat adanya jari tambahan (polydactily) (Pribadi et al., 2011).Anatomi jantung fetus merupakan organ yang ruit dengan gerakannya yang teratur sehingga sulit dilihat dengan USG. Namun dengan adanya USG 3D jantung dapat dilihat dengan baik. Maka USG 3D dan 4D memudahkan deteksi kelainan jantung sejak dalam kandungan. Selain itu, abdomen juga dapat dilihat lebih baik, ditambah tingginya akurasi dalam mempelajari volumetri janin, seperti perkiraan beratnya (Pribadi et al., 2011).Hasil pencitraan 3D kondisi anatomi fetus pada trimester pertama dapat digunakan untuk :mengevaluasi uterus dan adneksa untuk diagnosis kehamilan;mengevaluasi denyut jantung janin;mengevaluasi jumlah janin;mengevaluasi uterus, adneksa dan kavum Douglas dan Retzii.Sedangkan pemeriksaan 3D pada trimester kedua dan ketiga bertujuan untuk :mengevaluasi tanda-tanda kehidupan, jumlah, presentasi dan aktivitas janin;mengevaluasi volume cairan amnion;mengevaluasi plasenta, serviks dan tali pusat;mengavaluasi taksiran berat janin;mengevaluasi uterus dan adneksa;mengevaluasi anatomi janin.(Pribadi et al., 2011)USG 4D lebih unggul daripada USG 2D dalam hal evaluasi kegiatan wajah yang kompleks dan ekspresi wajah. Di antara kegiatan wajah yang diamati oleh USG 4D adalah kelopak mata dan gerakan mulut simultan yang mendominasi antara 30 dan 33 minggu kehamilan. Gerakan mulut seperti membuka mulut, mengeluarkan lidah, menguap dapat dilihat juga. Ekspresi wajah seperti tersenyum dan cemberut dapat tepat diamati menggunakan USG 4D (Purandare, 2006).Selain itu, USG 4D telah berhasil digunakan untuk melakukan amniosentesis, CVS, kordosentesis, dan transfusi intrauterin. Menggunakan USG 4D, kebanyakan prosedur dilakukan dalam waktu 5 menit dan dengan tingkat keberhasilan 100%, bahkan dalam kasus yang melibatkan oligohidramnion, plasenta tipis dan vena umbilikalis sempit. Selain itu, tidak ada komplikasi serius selama atau setelah prosedur apapun (Purandare, 2006). BAB IVGLOBAL TRENDPenggunaan USG pada pemeriksaan kehamilan (ANC) saat ini menjadi semakin dominan. Pemeriksaan USG selama kehamilan menjadi sesuatu yang sama pentingnya (atau lebih penting lagi) dibandingkan dengan pemeriksaan laboratorium darah rutin (Mose, 2008). Pemeriksaan USG bagi wanita hamil memberikan mereka kepuasan, kenyamanan dan sukacita. Karena mereka membutuhkan kepastian (bukti) tentang kehamilan mereka dan memastikan bahwa janin yang mereka kandung dalam keadaan normal. Dan dapat mengetahui apakah ada kehamilan ganda atau tidak (Molander et al., 2010).Hal ini didukung karena beberapa alasan sebagai berikut.Mutu gambar USG semakin baik, kemampuannya semakin meningkat terutama dengan masuknya USG 3D dan 4D. Informasi tentang manfaat USG dan keunggulannnya di bidang obstetri telah diketahui masyarakat luas melalui pelbagai media informasi yang ada. Harga persatuan unitnya relatif semakin menurun dan terjangkau.Hal inilah yang menyebabkan pemeriksaan USG menjadi suatu kebutuhan dan dirasa wajib bagi wanita hamil (Mose, 2008).Meningkatnya kebutuhan akan pemeriksaan USG ini dan semakin canggihnya perkembangan alat USG menimbulkan beberapa permasalahan etik yang menimbulkan kontroversi di masyarakat.Penentuan Jenis KelaminBanyak pasien yang datang meminta pemeriksaan USG dengan tujuan untuk mengetahui jenis kelamin janinnya. Namun tidak jarang terjadi seorang pasien datang dengan maksud untuk tidak ingin mengetahui kelamin bayinya. Oleh sebab itu sebelum menyampaikan informasi ini, perlu ditanyakan dulu secara rutin keinginan pasien tersebut (Mose, 2008).12Ketakutan atau hambatan untuk menyampaikan informasi jenis kelamin adalah timbulnya perasaan atau perlakuan yang berbeda terhadap janinnya yang bisa berakhir dengan tindakan abortus provokatus. Namun, sisi positifnya adalah pasangan suami istri ini akan lebih dahulu mengetahuinya dan mempersiapkan hal-hal khusus bagi kelahiran bayinya termasuk nama, warna baju, dan sebagainya (Mose, 2008).Skrining Kelainan Kongenital Pemeriksaan USG mampu mendeteksi dini kelainan kongenital janin. Sebagai konsekuensi dari terdiagnosisnya kelainan kongenital janin maka permintaan akan terminasi kehamilan akan meningkat. Hal ini merupakan aspek etik penting yang harus diantisipasi. Dengan demikian seorang ultrasonografer seharusnya selain dilengkapi dengan kemampuan untuk dapat menegakkan diagnosis kelainan kongenital sedini mungkin, juga memiliki kemampuan untuk memberikan konseling genetik, etiologi dan patogenesis penyakit serta pilihan yang ditawarkan kepada pasien sehubungan dengan pengelolaan cacat bawaan yang ditemukan. Tidak semuanya harus diterminasi. Ada yang dapat diterapi inutero, diterminasi apabila keadaan semakin memburuk atau terapi pascasalin (Mose, 2008).Salon Janin (Boutique Fetal Imaging)Yang dimasudkan di sini adalah penggunaan USG bukan untuk tujuan diagnostik tapi hanya sekedar untuk memperoleh foto dari janin. Praktik semacam ini telah banyak menjamur di banyak tempat pelayanan USG. Misalnya di Amerika, ditemukan tempat-tempat yang menawarkan jasa pemeriksaan USG untuk menampilkan wajah janin melalui pemeriksaan USG 3D (Mose, 2008).BAB VPENUTUPKesimpulanPemeriksaan USG sangat penting untuk pemantauan kehamilan karena dapat mendeteksi adanya gangguan atau kelainan sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan yang tepat.SaranSebaiknya pemeriksaan USG dilakukan oleh orang yang berkompeten sehingga meminimalisir sebuah kesalahan.Pemeriksaan USG hendaknya dilakukan terutama jika terdapat indikasi medis yang mengharuskan pemeriksaan USG.Hendaknya masyarakat mengetahui manfaat pemeriksaan USG secara menyeluruh sehingga bukan hanya sekedar untuk mengetahui jenis kelamin dan mendapatkan dokumentasi janin dalam bentuk foto atau CD. Namun, para orang tua dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janinnya.14DAFTAR PUSTAKAAbdiansah & Romodhon, R., 2012. Ekstraksi Bentuk Janin pada Citra Hasil USG 3 Dimensi Menggunakan Deteksi Tepi Canny. Journal of Research in Computer Science and Applications, Vol. I, No. I, Juli 2012, pp.1-6.Imardi, S. & Ramli, K., n.d. Pengembangan Dan Pengkayaan Fungsi Antarmuka Perangkat Lunak untuk Visualisasi dan Analisis Citra Ultrasonografi. FT UI. pp.1-10.Indarwati, L., 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil untuk Memeriksakan Kehamilannya dengan Menggunakan USG di Poliklinik Kandungan BPRSUD Salatiga Tahun 2008. Jurnal Kebidanan , Vol. II, No. 02, Desember 2010, pp.52-60.Jatmiko, W. & dkk, 2013. Teknik Biomedis: Teori dan Implementasi. Depok: Fakultas Ilmu Komputer UI.Lyanda, A., Antariksa, B. & Syahruddin, E., 2011. Ultrasonografi Toraks. Jurnal Respirologi Indonesia, Vol. 31, No. 1, Januari 2011, pp.38-43.Molander, E., Alehagen, S. & Bertero, C., 2010. Routine Ultrasound Examination during Pregnancy: A World of Possibilities. Linkoping University Post Print, pp.18-26.Mose, J.C., 2008. Aspek Etik pada Pemeriksaan USG Obstetri. Majalah Obstetri Ginekologi Indonesia , Vol 32, No 2 April 2008, pp.65-71.Nurdin, A., 2009. Studi Deskriptif Distribusi Hasil Pemeriksaan Ultrasonorafi transabdominal pada Antenatal Care Berdasarkan Trimester Kehamilan di RSIA Siti Fatimah Makassar. Jurnal Kesehatan , Volume II No. 4 Tahun 2009, pp.43-56.Pribadi, A., Mose, J.C. & Wirakusumah, F.F., 2011. Ultrasonografi Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: CV Sagung Seto.Purandare, C.N., 2006. 3D 4D Ultrasound in Obstetrics and Gynecology. J Obstet Gynecol India , Vol. 56, No. 1 : January/February 2006 , pp.22-24.Sianipar, A.N., 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Pemeriksaan USG Selama Masa Kehamilan di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Tahun 2010. Skripsi, FK USU.Sugiharto, M. & Oktarina, 2011. Pengembangan Metode Skreening USG di Puskesmas PONED Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur (Studi Kasus HTA). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan , Vol. 14 No. 4 Oktober 2011, pp.366374.Wiknjosastro, H., 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Wirza, E., 2008. Rekonstruksi Sinyal Akustik A-Mode Menjadi B-Mode Sebagai Dasar Sistem Pencitraan Ultrasonik. Tesis, FMIPA UI, pp.6-11.