Peranan Sekolah Dasar Sebagai Sistem Sosial
-
Upload
masdarrohman -
Category
Documents
-
view
291 -
download
0
description
Transcript of Peranan Sekolah Dasar Sebagai Sistem Sosial
PERANAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI SISTEM SOSIAL
A. Pengertian Sistem Sosial
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang
berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh
umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari
beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan
sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai
penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Sedangkan menurut Garna (1994),“sistem sosial adalah suatu perangkat
peran sosial yang berinteraksi atau kelompok sosial yang memiliki nilai-nilai,
norma dan tujuan yang bersama”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
sistem sosial itu pada dasarnya ialah suatu sistem dari tindakan-tindakan.
Seperti yang diungkapkan oleh Parsons (1951), “Sistem sosial merupakan
proses interaksi di antara pelaku sosial”.
B. Sekolah Dasar Sebagai Sistem Sosial
Sebagai suatu sistem, sekolah memiliki beberapa komponen yang terdiri
dari : input, raw input, proses, output, dan outcome. Komponen tersebut tidak
dapat dipisahkan satu sama lain karena merupakan satu kesatuan yang utuh
yang saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan dan menentukan.
Perubahan satu komponen saja akan berpengaruh terhadap komponen-
komponen lainnya.
Input sekolah adalah segala masukan yang dibutuhkan sekolah untuk
terjadinya pemprosesan guna mendapatkan output yang diharapkan. Input
merupakan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu generasi yang
disebut sebagai manusia seutuhnya. Input sekolah antara lain manusia (man),
uang (money), material/bahan-bahan (materials), metode-metode (methods),
dan mesin-mesin (mechine).
Manusia yang dibutuhkan sebagai masukan bagi proses pendidikan
adalah siswa sebagai bahan utama atau bahan mentah (raw input). Untuk
menghasilkan manusia seutuhnya diperlukan input manusia yang memiliki
potensi untuk dididik, dilatih, dibimbing, dan dikembangkan menjadi manusia
seutuhnya. Input dapat dikategorikan menjadi dua yaitu input sumberdaya,
dan input manajemen atau kepemimpinan. Input sumber daya meliputi
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya (kepala sekolah, guru, dan
tenaga kependidikan lainnya). Sedangkan sumber daya lainnya meliputi uang,
peralatan, perlengkapan, bahan, bangunan, dan lain sebagainya. Sedangkan
input manajemen adalah input potensial bagi pembentukan sistem yang efektif
dan efisien.
Komponen masukan (raw input), adalah kualitas siswa yang akan
mengikuti proses pendidikan. Kualitas tersebut dapat berupa potensi
kecerdasan, bakat, minat belajar, kepribadian siswa, dan sebagainya.
Menurut Komariah & Triatna, 2005:5, proses penyelenggaraan sekolah adalah
kiat manajemen sekolah dalam mengelola masukan-masukan agar tercapai
tujuan yang telah ditetapkan (output sekolah). Sesuatu yang berpengaruh
terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu dari hasil
proses disebut output. Proses berlangsungnya sekolah pada intinya adalah
berlangsungnya pembelajaran, yaitu terjadinya interaksi antara siswa dengan
guru yang didukung oleh perangkat lain sebagai bagian dari proses
pembelajaran.
Sekolah sebagai suatu sistem, seharusnya menghasilkan output yang
dapat dijamin kepastiannya. Output dari aktivitas sekolah adalah segala
sesuatu yang kita pelajari di sekolah, yaitu seberapa banyak yang dipelajari
dan seberapa baik kita mempelajarinya. Apa yang kita pelajari bisa berupa
pengetahuan kognitif, ketrampilan dan sikap-sikap. Output sekolah yaitu
berupa kelulisan siswa. Output sekolah berfokus pada siswa, tetapi siswa yang
memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.
Jika ditinjau dari sudut lulusan, output sekolah adalah lulusan yang
berguna bagi kehidupan, yaitu lulusan yang bermanfaat bagi dirinya,
keluarganya dan lingkungannya. Artinya, lulusan semacam ini mencakup
outcome, hasil dari investasi pendidikan yang selama ini dijalani siswa untuk
menjadi sesuatu yang bermanfaat. Outcome pada pendidikan dasar dan
menengah adalah siswa dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi. Sedangkan jika ia tidak melanjutkan maka dalam kehidupannya
dapat mencari nafkah dengan bekerja kepada orang lain atau mandiri, hidup
layak, dapat bersosialisasi, dan bermasyarakat.
Komariah & Triatna (2004:75) menyebutkan sekolah efektif sebagai
sekolah yang menetapkan keberhasilan pada input, proses, output dan
outcome yang ditandai dengan berkualitasnya komponen-komponen sistem
tersebut.
Salah satu konsep perbaikan input, proses, dan output adalah TQM (Total
Quality Manajemen). TQM diartikan sebagai manajemen kualitas secara total
dimana merupakan suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis
bagi penyelenggaraan pendidikan yang mengutamakan kepuasan pelanggan
yang bertujuan meningkatkan mutu (Sallis, 1993:35 dalam Komariah &
Triatna, 2004:29)
Lebih dari itu, sekolah merupakan suatu sistem sosial yang di dalamnya
terdapat seperangkat hubungan mapan, interaksi, konfrontasi, konflik,
akomodasi, maupun integrasi yang menentukan dinamika para warganya di
sekolah. Oleh sebab itu, di dalam sekolah akan selalu mengandung unsur-
unsur dan proses-proses sosial yang kompleks seperti halnya dinamika sosial
masyarakat umum .
C. Tantangan Sekolah Dasar Sebagai Sistem Sosial
D. Hambatan Sekolah Dasar Dalam Peranannya Sebagai Sistem Sosial
Daftra pustaka
http://laely-widjajati.blogspot.com/2010/01/pengertian-sistem-sosial-
menurut.html
http://dreamerssehati.blogspot.com/2009/10/pengertian-sistem-sosial-budaya.html