Peranan Promosi Kesehatan Dalam Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah

7
Peranan Promosi Kesehatan dalam Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Ricky Sunandar 10.2012.227 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 [email protected] Pendahuluan Setiap manusia di dunia ini pasti tidak terhindar dari penyakit. Semua orang ingin sehat dan tidak ingin tertular dengan penyakit. Penyakit terbagi menjadi dua, yaitu menular dan tidak menular. Dewasa ini, penyakit menular adalah penyakit yang sangat diwaspadai. Karena penyakit ini dapat mengakibatkan wabah dan dapat menjangkit kepada orang-orang sehat yang rentan. Namun, menurut data pada tahun 1995 sampai 2007, angka kematian akibat penyakit menular mengalami penurunan dari 44,2 persen pada tahun 1995 menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menjadi 28,1 persen pada tahun 2007 menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Sedangkan angka kematian akibat penyakit tidak menular mengalami peningkatan dari 41,7 persen pada tahun 1995 menjadi 59,5 persen. 1 Dapat dilihat dari data di atas bahwa pemerintah sudah berhasil dalam menurunkan angka kematian akibat penyakit menular, namun angka 28,1 persen masih cukup tinggi dan masih dibutuhkan penanganan untuk masalah ini. Salah satu penyakit menular yang akan kita bahas adalah demam berdarah. Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu

description

Ukrida, semester 1, promosi kesehatan, kedokteran, dbd

Transcript of Peranan Promosi Kesehatan Dalam Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah

Peranan Promosi Kesehatan dalam Penanggulangan Penyakit Demam BerdarahRicky Sunandar10.2012.227

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat [email protected] manusia di dunia ini pasti tidak terhindar dari penyakit. Semua orang ingin sehat dan tidak ingin tertular dengan penyakit. Penyakit terbagi menjadi dua, yaitu menular dan tidak menular. Dewasa ini, penyakit menular adalah penyakit yang sangat diwaspadai. Karena penyakit ini dapat mengakibatkan wabah dan dapat menjangkit kepada orang-orang sehat yang rentan. Namun, menurut data pada tahun 1995 sampai 2007, angka kematian akibat penyakit menular mengalami penurunan dari 44,2 persen pada tahun 1995 menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menjadi 28,1 persen pada tahun 2007 menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Sedangkan angka kematian akibat penyakit tidak menular mengalami peningkatan dari 41,7 persen pada tahun 1995 menjadi 59,5 persen.1 Dapat dilihat dari data di atas bahwa pemerintah sudah berhasil dalam menurunkan angka kematian akibat penyakit menular, namun angka 28,1 persen masih cukup tinggi dan masih dibutuhkan penanganan untuk masalah ini.Salah satu penyakit menular yang akan kita bahas adalah demam berdarah. Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular mematikan yang penyebaran dan penularannya sangat cepat, terutama pada kondisi lingkungan yang kurang sehat.2 Pada makalah ini, kita akan membahas tentang penyakit DBD dan pentingnya promosi kesehatan dalam menanggulangi penyakit DBD.IsiDalam kasus, dokter kepala Puskesmas Tegalwaru merencanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya kesehatan lingkungan dalam rangka pencegahan penyakit DBD karena belakangan ini penyakit DBD semakin meningkat dan telah merenggut satu nyawa anak setelah dirawat di rumah sakit. Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu letusan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan kematian yang besar. Penyakit DBD ini ditimbulkan oleh penularan virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris, namun sampai saat ini yang menjadi vector atau penular utama adalah Aedes aegypti.3Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).2. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.3. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.4. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).5. Jika sudah parah, penderita tampak lemah dan gelisah, tangan dan kaki terasa dingin, serta berkeringat disertai denyut nadi yang cepat.2Vector penyakit DBD ini dapat berkembang biak dengan pesat jika keadaan lingkungan kurang sehat. Jadi, ada beberapa cara untuk mencegah penyakit DBD ini. Salah satunya adalah dengan melakukan program 3M, yaitu :1. Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lainnya, minimal seminggu sekali. Tempat air yang jarang dikuras sebaiknya ditaburi bubuk abate 2-3 bulan sekali.2. Menutup rapat tempat pembuangan air.3. Mengubur semua barang bekas yang dapat menampung air.4Seperti pada kasus, kepala Puskesmas harus melakukan promosi kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang hidup di daerah yang ia awasi. Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan optimal ini didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Promosi kesehatan meliputi dan merangkum pengertian dari istilah Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), dan istilah lainnya. Seperti pada kasus, kepala Puskesmas melakukan penyuluhankesehatan yang merupakan kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan. Petugas penyuluh kesehatan harus menguasai ilmu komunikasi dan menguasai pemahaman yang lengkap tentang pesan yang akan disampaikan. Makna asli penyuluhan adalah pemberian penerangan dan informasi. Sasaran penyuluhan ini adalah kepada seluruh masyarakat agar mereka dapat mengubah pola hidup mereka. Sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi tiga, yaitu sasaran primer, sekunder, dan tersier. Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan perilaku tersebut. Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang memiliki pengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepadda sasaran primer. Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan, penyandang dan, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan.5Namun, penyuluhan ini hanya disampaikan di daerah yang termasuk wilayah kerja puskesmas ini, yaitu puskesmas Tegalwaru. Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap puskesmas.6Puskesmas juga membawahi posyandu yang membantu untuk mengawasi setiap desa yang ada dalam wilayah kerja puskesmas. Posyandu merupakan perpaduan kegiatan masyarakat bersama dengan tenaga kesehatan, berupa:1. Kegiatan pelaksanaan gerakan keluarga berencana2. Kegiatan evaluasi ibu dan anak3. Penanggulangan diare4. Upaya peningkatan gizi keluarga-ibu hamil5. Imunisasi balita dan anakSasaran pelaksana posyandu adalah balita, ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur.7 Posyandu adalah salah satu wujud peran serta rakyat dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desanya.Dalam kasus, dokter kepala puskesmas ingin agar seluruh masyarakat untuk sehat dan terhindar dari penyakit. Untuk mengetahui tentang sehat dan sakit, terdapat beberapa definisi tentang sehat dan sakit menurut beberapa orang dan lembaga kesehatan. Beberapa definisi sehat:1. Parkins (1938)Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya.2. WHO (1957)Sehat adalah suatu keadaan dan kualitass dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki.3. WHO (1974)Sehat adalah keaddaan yang sempurna dari fisik mental sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.4. White (1977)Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.Sedangkan definisi sakit adalah:

1. Perkins (1937)Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani, dan sosial.2. ReverllySakit adalah tidak adanya keselarasan antara lingkungan dengan individu.8Pencegahan penyakit DBD dengan melakukan pembersihan lingkungan juga termasuk pada visi Indonesia Sehat 2010. Visi Pembangunan Kesehatan di Indonesia adalah Indonesia Sehat 2010. Dalam Indonesia Sehat 2010, Lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya lingkungan sehat yaitu :1. Lingkungan yang bebas dari polusi2. Tersedianya sumber air bersih3. Sanitasi lingkungan yang memadai4. Perumahan dan pemukiman yang sehat5. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsaPerilaku Masyarakat Indonesia sehat yang diharapkan adalah:1. Yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan2. Mencegah resiko terjadinya penyakit3. Melindungi diri dari ancaman sakit4. Berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.9

KesimpulanPenyakit DBD adalah penyakit mematikan yang cepat tersebar dan tertular jika lingkungan tidak sehat. Apabila tidak segera ditangani, maka penyakit DBD ini akan menjadi wabah di daerah tersebut. Promosi kesehatan berupa penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dapat berperan dalam penanggulangan persebaran penyakit DBD dengan mengubah gaya hidup masyarakat. Seperti pada kasus, tindakan dokter kepala puskesmas sudah benar untuk melakukan penyuluhan tentang penyakit DBD kepada masyarakat. Maka dari itu, kita harus membersihkan lingkungan kita dan unit-unit seperti puskesmas dan posyandu harus memberikan penyuluhan sehingga masyarakat akan mendapatkan wawasan serta dapat lebih waspada dengan penyakit DBD ini.

Daftar Pustaka1. Tuminah S. Peran Kolesterol HDL terhadap penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus. Gizi Indon. 2009; 32(1):69.2. Wijayakusuma H. Ramuan lengkap herbal taklukkan penyakit. Jakarta: Niaga Swadaya; 2008.h.563. Fathi, Keman S, Wahyuni C.U. Peran faktor lingkungan dan perilaku terhadap penularan demam berdarah dengue di Kota Mataram. Kes Ling. Juli 2005; 2(1):24. Armanto D, Sofyan. Bersahabat dengan ancaman: buku bacaan murid pendidikan pengelolaan bencana untuk anak usia sekolah dasar. Jakarta: Grasindo; 2007.h.1005. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC;2009.h.12-226. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.h.2757. Manuaba IBG, Manuaba IA, Manuaba IBGF. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2007.h.158. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakatJakarta: EGC; 1998.h.1569. Visi indonesia sehat[editorial]. Diunduh dari http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2136859-visi-dan-misi-indonesia-sehat/, 22 November 2012