Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

download Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

of 39

Transcript of Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    1/39

    Penanggulangan Demam Berdarah Dengue di Puskesmas

    Servasius suwaldus situ

    Mahasiswa Fakultas Kedokteran

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jl. Arjuna Utara no.6 Jakarta Barat 11470

    Email : [email protected]

    Pendahuluan

    Demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat danmenimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderungmeningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas. Kerugian sosial yang terjadi antara lainkarena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnyausia harapan penduduk. Dampak ekonomi langsung pada penderita DBD adalah biaya

    pengobatan, sedangkan dampak ekonomi tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja, waktusekolah dan biaya lain yang dikeluarkan selain untuk pengobatan seperti transportasi danakomodasi selama perawatan penderita. 1

    Penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat diIndonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien serta semakin luas penyebarannya. Hal ini

    karena masih tersebarnya nyamuk Aedes aegypti (penular penyakit DBD) di seluruh pelosoktanah air, kecuali pada daerah dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan airlaut.

    Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terutama menyerang anak-anak, namun dalam beberapa tahun terakhir cenderung semakin banyak dilaporkan kasus DBD pada orang dewasa.Penyakit ini ditandai dengan panas tinggi mendadak disertai kebocoran plasma dan pendarahan,dapat mengakibatkan kematian serta menimbulkan wabah.

    Untuk memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang terusmenerus dalam memberantas nyamuk penularnya dengan cara 3 M yaitu : menguras tempat

    penampungan air (TPA), menutup TPA dan mengubur/menyingkirkan barang-barang bekasyang dapat menampung air hujan. Cara pencegahan tersebut juga dikenal dengan istilah PSN(Pemberantasan Sarang Nyamuk). Upaya memotivasi masyarakat untuk melaksanakan 3Msecara terus menerus telah dan akan dilakukan Pemerintah melalui kerjasama lintas program danlintas sektoral termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian penyakit ini masih terusendemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah. Oleh karena itu upayauntuk membatasi angka kematian penyakit ini sangat penting. 2

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    2/39

    Pembahasan

    Epidemiologi DBD

    Infeksi virus dengue telah ada di Indonesia sejak abad ke -18, seperti yang dilaporkan olehDavid Byfon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu infeksi virus dengue menimbulkan

    penyakit yang dikenal sebagai penyakit demam lima hari (vijfdaagse koorts) kadang-kadangdisebut juga sebagai demam sendi (knokkel koorts). Disebut demikian karena demam yangterjadi menghilang dalam lima hari, disertai dengan nyeri pada sendi, nyeri otot, dan nyeri kepalaPada masa itu infeksi virus dengue di Asia Tenggara hanya merupakan penyakit ringan yangtidak pernah menimbulkan kematian. Tetapi sejak tahun 1952 infeksi virus dengue menimbulkan

    penyakit dengan manifestasi klinis berat, yaitu DBD yang ditemukan di Manila, Filipina.Kemudian ini menyebar ke negara lain seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Padatahun 1968 penyakit DBD dilaporkan di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian yang

    sangat tinggi.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DBD sangat kompleks,yaitu (1) Pertumbuhan penduduk yang tinggi, (2) Urbanisasi yang tidak terencana & tidakterkendali. (3) Tidak adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah endemis. dan (4)Peningkatan sarana transportasi.

    Morbiditas dan mortalitas infeksi virus dengue dipengaruhi berbagai faktor antara lain statusimunitas pejamu, kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus dengue, keganasan (virulensi) virusdengue, dan kondisi geografis setempat. Dalam kurun waktu 30 tahun sejak ditemukan virusdengue di Surabaya dan Jakarta, baik dalam jumlah penderita maupun daerah penyebaran

    penyakit terjadi peningkatan yang pesat. Sampai saat ini DBD telah ditemukan di seluruh propinsi di Indonesia, dan 200 kota telah melaporkan adanya kejadian luar biasa. Incidence rate meningkat dari 0,005 per 100,000 penduduk pada tahun 1968 menjadi berkisar antara 6-27 per100,000 penduduk. Pola berjangkit infeksi virus dengue dipengaruhi oleh iklim dan kelembabanudara. Pada suhu yang panas (28-32C) dengan kelembaban yang tinggi, nyamuk Aedes akantetap bertahan hidup untuk jangka waktu lama. Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembabantidak sama di setiap tempat, maka pola waktu terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiaptempat. Di Jawa pada umumnya infeksi virus dengue terjadi mulai awal Januari, meningkat terussehingga kasus terbanyak terdapat pada sekitar bulan April-Mei setiap tahun. 2

    Distribusi. Wabah DBD baru-baru ini telah terjadi di Filipina, Kaledonia baru, Tahiti, Cina,

    Vietnam. Laos, Kamboja. Maldives, Kuba, Venezuela. French Guiana, Suriname. Brasil.Kolombia. Niakaragua dan Puerto Rico. Indonesia merupakan wilayah endemis DBD dengansebaran di seluruh tanah air. KLB terbesar dilaporkan di Vietnam pada tahun 1987, pada saat itukira-kira 370.000 kasus dilaporan. 3

    Sejak pertama ditemukan penyakit DBD di Indonesia (Surabaya dan Jakarta) pada tahun 1968, jumlah kasus cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas, sehingga padatahun 1994 DBD telah tersebar ke seluruh propinsi di Indonesia. Pada tahun 2006 selama

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    3/39

    periode Januari-September tercatat 3 propinsi mengalami KLB, yaitu; Jawa Barat, SumateraBarat dan Kalimantan Barat di 8 kab/kota dengan jumlah kasus 1.323 orang, 21 orangdiantaranya meninggal (CFR=1,59%). Jumlah KLB pada tahun 2006 ini menurun tajamdibandingkan jumlah KLB pada tahun 2005 yang terjadi 12 propinsi di 35 kab/kota dengan

    jumlah kasus 3.336 orang, 55 orang diantaranya meninggal (CFR=1,65%).

    Faktor Determinan.

    1) Agent Virus penyebab Demam Dengue adalah flavivirus dan terdiri dari 4 serotipe yaituserotipe 1,2,3 dan 4 (dengue -1.-2,-3 dan -4). Virus yang sama menyebabkan Demam BerdarahDengue (DBD). Semua serotipe dengue dapat menyebabkan DHF/DSS pada unitan menurunmenurut frekwensi penyakit yang ditimbulkan tipe 2. 3,4 dan 1.

    2) Host yaitu faktor intrinsik yang sangat dipengaruhi oleh genetik yang berhubungan dengan meningkatatau menurunnya kepekaan individu terhadap penyakit tertentu. Faktor pejamu yang merupakan

    faktor risiko untuk timbulnya penyakit adalah genetik, umur, jenis kelamin, keadaan fisiologi,kekebalan, penyakit yang diderita sebelumnya dan sifat-sifat manusia.

    3) Vektor Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan ukurannyamuk rumah ( Culex quinquefasciatus ) mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih terutama pada kakinya. Morfologinyakhas yaitu mempunyai gambaran lira (lyre-form) yang putih pada punggungnya (mesonotum).Telur Ae.aegypti mempunyai dinding yang bergaris-garis dan menyerupai gambaran kain kasa.Larva Ae.aegypti mempunyai pelana yang terbuka dan gigi sisir yang berduri lateral. 4

    4) Reservoir Virus dengue bertalian melalui siklus nyamuk Aedes aegypti -manusia di daerah

    perkotaan negara tropis; sedangkan siklus monyet-nyamuk menjadi reservoir di Asia Tenggaradan Afrika Barat. 5) Lingkungan (environment)

    Yang dimaksud dengan lingkungan ialah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruhluar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi. Secara umumlingkungan ini dibedakan atas dua macam yakni:

    a. Lingkungan fisik. Yang dimaksud dengan lingkungan fisik ialah lingkungan alamiah yangterdapat di sekitar manusia. Lingkungan fisik ini banyak macamnya, misalnya cuaca, musim,keadaan geografis dan struktur geologi. Pada kasus DBD dapat berupa tempat perindukan Ae.aegypti yang merupakan tempat-tempat berisi air bersihyang letaknya berdekatan dengan rumah

    penduduk (500m) dan udara yang lembab. Tempat perindukan buatan manusia; speertitempayan/gentong tempat penyimpanan air minum, bak mandi, pot bunga, kaleng, botol, drum,

    ban mobil yang terdapat di halaman rumah; juga berupa tempat perindukan alamiah; sepertikelopak daun anaman, tempurung kelapa, tinggak bambu dan lubang pohon yang berisi air hujan.

    b. Lingkungan non-fisik.Yang dimaksud dengan lingkungan non-fisik ialah lingkungan yangmuncul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia. Ke dalam lingkungan non-fisik initermasuk faktor sosial budaya, norma, nilai dan adat istiadat.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    4/39

    Peranan lingkungan dalam menyebabkan timbul atau tidaknya penyakit dapat bermacam-macam. Salah satu di antaranya ialah sebagai reservoir bibit penyakit (environmental reservoir).Adapun yang dimaksud dengan reservoir ialah tempat hidup yang dipandang paling sesuai bagi

    bibit penyakit. 5

    Cara Transmisi. Ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif terutama Aedes aegypti. Iniadalah spesies nyamuk yang menggigit pada siang hari dengan peningkatan aktivitas menggigitsekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari tenggelam. Nyamuktersebut mendapat virus dari orang yang dalam darahnya terdapat virus itu. Orang itu (carrier)tidak harus orang yang sakit Demam Berdarah. Sebab, orang yang mempunyai kekebalan, tidaktampak sakit atau bahkan sama sekali tidak sakit, walaupun dalam darahnya terdapat virusdengue. Dengan demikian orang ini dapat menularkan penyakit kepada orang lain. Virus dengueakan berada dalam darah manusia selama 1 minggu. Orang dewasa biasanya kebal terhadapvirus dengue.

    Tempat-tempat yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya penularan demam berdarah

    ialah tempat umum (Rumah Sakit, Puskesmas, Sekolah, Hotel/tempat penginapan) yangkebersihan lingkungannya tidak terjaga, khususnya kebersihan tempat-tempat penampungan air(bak mandi. WC, dsb).

    Tidak ditularkan langsung dari orang ke orang. Penderita menjadi infektif bagi nyamuk pada saatviremia yaitu : sejak beberapa saat sebelum panas sampai saat masa demam berakhir, biasanya

    berlangsung selama 3-5 hari. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari sesudah mengisap darah penderita viremia dan tetap infektif selama hidupnya.

    Surveilans Data tentang penyakit menular yang pernah terjadi di suatu daerah merupakan hasil dari sistem

    pengamatan (surveilans) yang dilakukan oleh petugas di daerah tersebut. Data ini penting untukmengetahui bahwa di daerah tersebut pada masa yang lalu pernah mengalami kejadian luar

    biasa. Daerah itu dapat berupa: rumah sakit, sekolah, industri, pemukiman transmigrasi, kota,kabupaten, kecamatan, desa, atau negara.

    Pengamatan epidemiologis penyakit menular ialah kegiatan yang teratur mengumpulkan,meringkas, dan analisis data tentang insidensi penyakit menular untuk mengidentifikasikankelompok penduduk dengan risiko tinggi, memahami cara penyebaran dan mengurangi atau

    memberantas penyebarannya.

    Setiap kasus harus dilaporkan dengan jelas dan lengkap meliputi diagnosis, mulai timbulnyagejala, dan variabel demografi seperti nama, umur, jenis kelamin, alamat dan asal data (dokter,rumah sakit, puskesmas, sekolah, tempat kerja, dan lain-lain).

    Dengan mengadakan analisis secara teratur, kita dapat memperoleh berbagai informasi tentang penyakit musiman atau kecenderungan jangka panjang, perubahan daerah penyebaran,

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    5/39

    kelompok penduduk risiko tinggi yang dirinci menurut umur, jenis kelamin, suku, agama, sosialekonomi, dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Pengamatan epidemiologis secaragaris besar dapat dilakukan secara: aktif dan pasif. 6

    Surveilans pasif ialah pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana pelayanan

    di daerah. Dari data yang diperoleh dapat diketahui distribusi geografis tentang berbagai penyakit menular, penyakit rakyat, perubahan-perubahan yang terjadi, dan kebutuhan tentang penelitian sebagai tindak lanjut.

    Surveilans aktif ialah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung untuk mempelajari penyakit tertentu dalam waktu yang relatif singkat dan dilakukan oleh petugas kesehatan secarateratur seminggu sekali atau 2 minggu sekali untuk mencatat ada atau tidaknya kasus baru

    penyakit tertentu. 6

    Pencatatan meliputi variabel demografis, seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi,saat waktu timbul gejala, pola makanan, tempat kejadian yang berkaitan dengan penyakit

    tertentu dan pencatatan tetap dilakukan walaupun tidak ditemukan kasus baru.

    Pengamatan Epidemiologi dan tindakan Pemberantasan 7

    a) Surveillance epidemiologi

    1. Tujuan:

    Deteksi secara dini adanya out break atau kasus -kasus yang endemis, sehingga dapatdilakukan usaha penanggulangan secepatnya.

    Mengetahui faktor-faktor terpenting yang menyebabkan atau membantu adanya

    penularan-penularan atau wabah.

    2. Daerah pelaksanaan:

    Surveillance tidak hanya dilaksanakan di desa-desa dimana sudah pernah terdapat penderita/penularan DBD saja, tetapi harus dilaksanakan juga di daerah- daerah yangreceptive, yaitu daerah-daerah dimana diketahui terdapat Aedes aegepti saja sudahcukup untuk dinyatakan receptive.

    1. Pelaksanaan:

    Penemuan penderita. Untuk hal ini perlu ditentukan kriteria yang Standard guna diagnosa klinis dan konfirmasilaboratorium dari DBD.

    o Pelaporan penderita.o Penderita yang telah ditemukan di Puskesmas/Puskesmas Pembantu perlu

    dilaporkan kepada unit-unit surveillance epidemiologi. Penelitian wabah. Bila dicurigai adanya wabah perlu dilakukan penelitian di lapangan,

    maksudnya ialah: 1) Untuk mengetahui adanya penderita-penderita lain atau penderita-

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    6/39

    penderita tersangka DBD yang perlu dikonfirmasi laboratorium. 2) Menentukan luasdaerah yang terkena dan luas daerah yang perlu ditanggulangi. 3) Penilaian sumber-sumber (inventory) mengenai keadaan umum setempat, mengenai fasilitas dan faktor-faktor yang berperanan penting pada timbulnya wabah. 4) Setiap kasus demam

    berdarah/tersangka demam berdarah perlu dilakukan kunjungan rumah oleh petugas

    Puskesmas untuk penyuluhan dan pemeriksaan jentik di rumah kasus tersebut dan 20rumah di sekelilingnya. Bila terdapat jentik, masyarakat diminta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (Pada umumnya Penyemprotan/fogging, dilaksanakanoleh Dinas Kesehatan Dati II. Prioritas fogging adalah pada areal dengan kasus-kasusdemam berdarah yang mengelompok, dan yang meninggal).

    1. Surveillance vektor Untuk tingkat Puskesmas kegiatannya membantu Tim Dati II atauDati I dalam pelaksanaan surveillance vektor ini.

    Teknik penemuan kasus DBD.

    Penyelidikan epidemiologi DBD merupakan kegiatan pelacakan penderita/tersangkalainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular penyakit demam berdarah dengue dirumah penderita/tersangka dan rumah-rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter, serta tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penyebaran

    penyakit lebih lanjut.

    Metode pencarian kasus penyakit menular, terutama yang disebabkan nyamuk, diIndonesia, dengan cara active case finding , passive case finding , ataupun survey ( Mass

    survey, Fever survey ). Active Case Finding (ACD) umumnya dilaksanakan dengan cara

    kunjungan dari rumah ke rumah oleh petugas kesehatan biasanya setiap 1 dan 2 bulan.Semua rumah harus dapat dikunjungi dan dilakukan pemeriksaan terhadap adanyakemungkinan infeksi DBD. ACD ini umumnya dilakukan di daerah non-endemis DBD.Umumnya di Indonesia, pencarian kasus DBD menggunakan teknik Passive Case

    Finding (PCD). Pada teknik PCD si penderita dengan gejala DBD datang ke di rumahsakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poliklinik untuk berobat, kemudiandilakukan pemeriksaan hingga didiagnosa penyakit DBD. PCD biasanya diperuntukkandi daerah endemis.

    Upaya Kesehatan Pokok Puskesmas Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni : 7

    I. Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yangditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyaidaya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatanwajib tersebut adalah upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan, upaya kesehatan ibu

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    7/39

    dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahandan pemberantasan penyakit menular dan upaya pengobatan. Upaya kesehatan wajibtersebut adalah:

    1. Upaya Promosi Kesehatan

    2.

    Upaya Kesehatan Lingkungan3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular6. Upaya Pengobatan

    II. Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan Puskesmasadalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan

    pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah adayakni a) Upaya Kesehatan sekolah, b) Upaya Kesehatan Olahraga, c) Upaya Perawatan

    Kesehatan Masyarakat, d) Upaya Kesehatan Kerja, e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,f) Upaya Kesehatan Jiwa, g) Upaya Kesehatan Mata, h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut, i)Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

    Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas.Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya kesehatanwajib maupun kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan masyarakatmenjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan sebagai salah satuupaya kesehatan pengembangan.

    Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular DBD

    Gejala umum DBD 8

    7. Hari ke-1 :

    (1 ) Mula-mula timbul panas mendadak (suhu badan 38 40)

    (2) Badan lemah dan lesu

    8.

    Hari ke-2 atau ke-3 :(3) Perut (ulu hati) terasa nyeri

    (4) Petechiae (bintik-bintik merah di kulit) pada muka, lengan, paha, perut ataudada. Kadang-kadang bintik-bintik merah ini hanya sedikit sehingga sering perlu

    pemeriksaan yang teliti. Bintik-bintik merah ini mirip dengan bekas gigitannyamuk. Untuk membedakannya ranggangkan kulit: bila hilang, bukan demam

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    8/39

    berdarah. Untuk melihat adanya petechiae lakukan pemeriksaan dengantourniquet (rumpel leede) test. Test positif setelah pemeriksaan tourniquet (rumpelleede) keluar petechiae di tangan.

    (5) Kadang-kadang terjadi perdarahan hidung (mimisan), mulut atau gusi dan

    muntah darah atau berak darah. Tanda-tanda dan gejala di atas disebabkan karena pecahnya pembuluh darah kapiler yang terjadi di semua organ tubuh.

    9. Hari ke-4 s/d 7 :

    (6) Bila keadaan penyakit menjadi parah, penderita gelisah, berkeringat banyak,ujung-ujung tangan dan kaki dingin (pre shock).

    (7) Bila keadaan (pre-shock) ini berlanjut, maka penderita dapat mengalami shock(lemah tak berdaya, denyut nadi cepat atau sukar diraba), atau disebut dengan

    Dengue Shock Syndrome (DSS), dan bila tidak segera ditolong dapat meninggal.

    Keadaan pre-shock dan shock ini disebabkan oleh adanya gangguan pada pembuluh darah kapiler yang mengakibatkan merembesnya plasma darah keluardari pembuluh darah. Selain itu juga oleh karena adanya perdarahan.

    Stadium DBD: (WHO, 1997) 2

    I : demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah ujitorniquet +

    II : seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.

    III : didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun( 20 mmHg) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anaktampak gelisah

    IV : syok berat ( profound shock ), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak teratur

    Catatan: Adanya trombositopenia disertai hemokonsentrasi membedakan DBD derajatI/II dengan DD. Pembagian derajat penyakit dapat juga dipergunakan untuk kasusdewasa.

    Cara Diagnosis. Adanya 2 atau 3 kriteria klinik yang pertama disertai adanya

    thrombocytopenia sudah cukup untuk menegakkan diagnosa Demam Berdarah secaraklinik. Bila kriteria tersebut belum/tidak dipenuhi disebut sebagai suspect DemamBerdarah. Diagnosa pasti dilakukan dengan pemeriksaan serologis spesimen akut dankonvalescen.

    Kriteria DBD: 1. Kriteria Klinis: a) demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, terus menerus selama 2 7 hari, b) manifestasi perdarahan (uji torniquet positif, petekiia,akimosis, purpura, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    9/39

    melena), c) pembesaran hati, d) syok,ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunantekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah.2. Kriteria Laboratoris: a) trombositopenia 100.000/mm 3, dan b) hemokonsentrasi,dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau lebih. 2

    Pengobatan umum di puskesmas

    Pertolongan pada penderita yang dapat dilakukan meliputi: a) Beri penderita minum banyak-banyak (air masak, susu, teh, atau minuman lain), b) Beri penderita obat penurun panas dan/atau kompres dengan es, dan c) Penderita dengan gejala pre-shock harusdirawat (di rumah sakit/Puskesmas). 7

    Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Pasien DD

    dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD dirawat di ruang perawatan biasa. Tetapi padakasus DBD dengan komplikasi perlu perawatan intensif.

    o Tirah baring selama masih demamo Obat antipiretik atau kompres panas hangat.o Untuk menurunkan suhu dianjurkan pemberian parasetamol. Asetosal/salisilat

    tidak dianjurkan oleh karena dapat menyebabkan gastritis, perdarahan atauasidosis.

    o Diajurkan pemberian cairan elektrolit (mencegah dehidrasi sebagai akibat demam,anoreksia dan muntah) per oral, jus buah, sirup, susu. Disamping air putih,dianjurkan diberikan selama 2 hari.

    o Pasien harus diawasi ketat terhadap kejadian syok. Periode kritis adalah pada saatsuhu turun pada umumnya hari ke-3 -5 fase demam.

    o Pemeriksaan kadar hematokrit berkala untuk pengawasan hasil pemberian cairanyaitu menggambarkan derajat kebocoran plasma dan pedoman kebutuhan cairanvena.

    o Jenis cairan kristaloid : larutan ringer laktat ( RL), larutan ringer asetat (RA),larutan garam faali (GF), detroksa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL),detroksa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA). (catatan : untukresusitasi syokdipergunakan larutan RL atau RA tidak boleh larutan yang mengandung dekstran)

    o Cairan koloid : dekstran 40, plasma, albumin.

    Penanggulangan dan Promosi Kesehatan Upaya penanggulangan DBD telah dilaksanakan sejak tahun 1968, namun diprogramkansecara teratur sejak tahun 1974 dengan dibentuknya Subdit Arbovirosis di DepartemenKesehatan. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan antara lain meliputi: 1) Pelatihandokter, 2) Pemberantasan vektor dan 3) Penyuluhan kepada masyarakat.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    10/39

    Mengingat vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia,maka cara yang dapat dilakukan sampai saat ini ialah dengan memberantas nyamuk

    penularnya (vektor). Pemberantasan vektor dapat dilakukan terhadap nyamuk dewasamaupun jentiknya.

    Pada tahun 1969-1980 pemberantasan vektor menggunakan insektisida dengan fogging terutama bila terjadi wabah atau kejadian luar biasa (KLB). Pada tahun 1988, selain fogging juga dilaksanakan abatisasi massal untuk membunuh jentik, yang dilakukansebelum musim penularan di daerah endemis.

    Sejak tahun 1989/1990 dilaksanakan pemberantasan DBD secara terpadu, yaitu terdiridari penanggulangan fokus, fogging massal sebelum musim penularan dan abatisasisetiap tiga bulan di kelurahan-kelurahan endemis. Di kelurahan-kelurahan lain dalamwilayah kecamatan yang sama, dilakukan penyuluhan kepada masyarakat untukmelaksanakan PSN DBD. Cara tersebut mulai diterapkan secara intensif pada tahun1991/1992, namun luas wilayah yang ditanggulangi masih sangat terbatas.

    Namun demikian, hingga saat ini upaya pemberantasan DBD belum berhasil diIndonesia, sehingga penyakit ini masih sering terjadi dan menimbulkan KLB di berbagaidaerah. Permasalahan utama dalam upaya menekan angka kesakitan adalah masih belum

    berhasilnya upaya penggerakan peran serta masyarakat dalam PSN DBD melaluiGerakan 3M yang mulai diintensifkan sejak 1992.

    Oleh karena itu, untuk meningkatkan upaya pemberantasan penyakit DBD pada tahun2004 baik selama KLB maupun sesudah KLB dan untuk tahun-tahun yang akan datangdiperlukan adanya Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dalam melakukan pemeriksaan jentiksecara berkala dan terus-menerus serta menggerakkan masyarakat dalam melaksanakan

    PSN DBD.2

    Penyuluhan dan penggerakan masyarakat untuk PSN (pemberantasan sarang nyamuk).Penyuluhan/informasi tentang demam berdarah dan pencegahannya dilakukan melalui

    jalur- jalur informasi yang ada: 7

    o Penyuluhan kelompok: PKK, organisasi sosial masyarakat lain, kelompok agama,guru, murid sekolah, pengelola tempat umum/instansi, dll.

    o Penyuluhan perorangan:

    1. Kepada ibu-ibu pengunjung Posyandu2. Kepada penderita/keluarganya di Puskesmas3. Kunjungan rumah oleh Kader/petugas Puskesmas

    Penyuluhan melalui media massa: TV, radio, dll (oleh Dinas Kesehatan Tk. II, I dan pusat). Menggerakkan masyarakat untuk PSN penting terutama sebelum musim penularan (musim hujan) yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh kepala Wilayahsetempat. Kegiatan PSN oleh masyarakat ini seyogyanya diintegrasikan ke dalamkegiatan di wilayah dalam rangka program Kebersihan dan Keindahan Kota. Di tingkat

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    11/39

    Puskesmas, usaha/kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) demam berdarah iniseyogyanya diintegrasikan dalam program Sanitasi Lingkungan.

    Cara MelakukanPenyuluhan Kelompok

    1.

    Penyuluhan kelompok dapat dilaksanakan di kelompok Dasawisma, pertemuan arisanatau pada pertemuan Warga RT/RW, pertemuan dalam kegiatan keagamaan atau pengajian, dan sebagainya.

    2. Langkah-langkah dalam melakukan penyuluhan kelompok: 1

    Usahakan agar setiap peserta pertemuan dapat duduk dalam posisi saling bertatap mukasatu sama lain. Misalnya berbentuk huruf U, O atau setengah lingkaran.

    Mulailah dengan memperkenakan diri dan perkenalan semua peserta Kemudian disampaikan pentingnya membicarakan demam berdarah dengue, antara lain

    bahayanya, dapat menyerang sewaktu-waktu pada semua umur terutama anak-anak. Jelaskan materi yang telah disiapkan sebelumnya secara singkat dengan menggunakan

    gambar-gambar atau alat peraga misalnya lembar balik ( flipchart ) atau leaflet/poster Setelah itu beri kesempatan kepada peserta untuk berbicara atau mengajukan pertanyaantentang materi yang dibahas

    Pada akhir penyuluhan, ajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana materi yangdisampaikan telah dipahami.

    Pelaporan penderita dan pelaporan kegiatan

    1. Sesuai dengan ketentuan/sistim pelaporan yang berlaku, pelaporan penderita demam berdarah dengue menggunakan formulir :

    1.

    W1/laporan KLB (wabah)2. W2/laporan mingguan wabah3. SP2TP: LB 1/laporan bulanan data kesakitan, LB 2/laporan bulanan data

    kematian. Sedangkan untuk pelaporan kegiatan menggunakan formulirLB3/laporan bulanan kegiatan Puskesmas (SP2TP).

    2. Penderita demam berdarah/suspect demam berdarah perlu diambil specimen darahnya(akut dan konvalesens) untuk pemeriksaan serologis. Specimen dikirim bersama-sama keBalai Laboratorium Kesehatan (BLK) melalui Dinas Kesehatan Dati II setempat.

    Indikator KLB KLB adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan / kematian dan atau meningkatnya suatukejadian atau kesakitan / kematian yang bermakna secara epidemiologi pada sutukelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu. Termasuk kejadian kesakitan/kematianyang disebabkan oleh penyakit menular maupun yang tidak menular dan kejadian

    bencana alam yang disertai wabah penyakit.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    12/39

    Kriteria Penetapan KLB Demam Berdarah Dengue

    1. T imbulnya penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sebelumnya tidak adadi suatu daerah Tingkat II.

    2. Adanya peningkatan kejadian kesakitan DBD dua kali atau lebih dibandingkan

    jumlah kesakitan yang biasa terjadi pada kurun waktu yang sama tahunsebelumnya.

    Indikator KLB Demam Berdarah Dengue

    Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2002 tentangIndikator Indonesia Sehat 2010 dirumuskan indikator KLB Demam Berdarah Dengueyaitu: Aneka kesakitan (morbiditas) DBD adalah jumlah kasus DBD di suatu wilayahtertentu selama satu tahun dibagi jumlah penduduk di wilayah dan kurun waktu yangsama, dikalikan 100.000. (Depkes 2003)

    Pencegahan & Pemberantasan vektor

    Keputusan Menteri Kese hatan Nomor 581/Menkes/SK/VII/1992: upaya pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilakukan melalui kegiatan pencegahan, penemuan, pelaporan penderita, pengamatan penyakit dan penyelidikan epidiomologi, penanggulangan seperlunya, penanggulangan lain dan penyuluhan kepada masyarakat.

    1. Cara memberantas nyamuk dewasa 1

    Fogging (pengasapan). Nyamuk Aedes aegypti dapat diberantas dengan fogging(pengasapan) racun serangga, termasuk racun serangga yang dipergunakan sehari-hari dirumah tangga. Melakukan pengasapan saja tidak cukup, karena dengan pengasapan ituyang mati hanya nyamuk (dewasa) saja. Selama jentiknya tidak dibasmi, setiap hari akanmuncul nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembang biakannya Karena itu carayang tepat adalah memberantas jentiknya yang dikenal dengan istilah PSN DBD yaitusingkatan dari Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue.

    Fogging tertutup adlah pada saat fogging dilakukan semua pintu dan jendela ditutup rapat rapat. Dilakukan sekitar jam 7.00 10.00 dan jam 15.00 18.00. Fogging terbukaadalah pada saat fogging / pengasapan dilakukan semua pintu dan jendeladibuka lebar

    lebar. Dilakukan sekitar jam 7.00 10.00 dan jam 15.00 18.00. Fogging fokus adalahfogging yang dilakukan dititik fokus dan sekitarnya dengan jarak radius 100 m atau 20rumah sekitarnya. Dilakukan dua siklus dengan jarak seminggu, diikuti abatisasi.Fogging fokus dilakukan setelah penyelidikan epidemiologi positif.

    Syarat PE /penyelidikan epidemiologi ( + ):

    Dalam radius 100 m dari rumah penderita DBD ada 2 kasus DBD lainnya

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    13/39

    Dalam radius 100 m dari rumah penderita DBD ditemukan ada kasus demam tanpa sebab jelas

    Dalam radius 100 m dari rumah penderita DBD ditemukan 1 kasus meninggal karenasakit DBD

    1.

    Cara memberantas jentik Aedes aegypti

    i) PSN DBD dilakukan dengan cara 3M, yaitu:

    1. Menguras tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali.2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air3. Menguburkan, mengumpulkan, memanfaatkan, atau menyingkirkan barang-

    barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas, dan lain-lain.

    Selain itu ditambah dengan cara lainnya (yang dikenal dengan istilah 3M plus), seperti:

    4. Ganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya seminggu sekali5. Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak6. Tutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon dan lain-lain misalnya dengan

    tanah7. Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat menapung air seperti pelepah

    pisang atau tanaman lainnya termasuk tempat- tempat lain yang dapatmenampung air hujan di pekaranga, kebun, pemakaman, rumah-rumah kosong,dan lain-lain.

    8. Lakukan larvasidasi, yaitu membubuhkan bubuk pembunuh jentik (Abate 1 G,

    Altosid 1,3 G dan Sumilarv 0,5 G (DBD)) di tempat- tempat yang sulit dikurasatau di daerah yang sulit air9. Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk10. Pasang kawat kasa di rumah11. Pencahayaan dan ventilasi memadai12. Jangan biasakan menggantung pakaian dalam rumah13. Tidur menggunakan kelambu, dan14. Gunakan obat nyamuk (bakar, gosok) dan lain-lain untuk mencegah gigitan

    nyamuk.

    Perlindungan perseorangan: 7

    Memberikan anjuran untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti yaitu denganmeniadakan sarang nyamuknya di dalam rumah. Yaitu dengan melakukan penyemprotandengan obat anti serangga yang dapat dibeli di toko-toko seperti baygon, raid dan lainlain.

    15. Pemberantasan vektor jangka panjang (pencegahan)

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    14/39

    Satu cara pokok untuk pemberantasan vektor jangka panjang ialah usaha peniadaansarang nyamuk, vas bunga dikosongkan tiap minggu, menguras bak mandi seminggusekali yaitu dengan menggosok dinding bagian dalam dari bak mandi tersebut,tempat-tempat persediaan air agar dikosongkan lebih dahulu sebelum diisi kembali.Maksudnya agar larva-larva dapat disingkirkan.Dalam usaha jangka panjang untuk

    daerah dengan vektor tinggi dan riwayat wabah DBD maka kegiatan Puskesmaslebih lanjut yaitu: 1) Abatesasi untuk membunuh larva dan nyamuk, dan 2) Foggingdengan malathion atau fonitrothion.

    16. Pemberantasan vektor dalam keadaan wabah. Kegiatan Puskesmas adalahmembantu : a) Tim Propinsi/Dati II untuk survai larva dan nyamuk, b) Membantu

    penyiapan rumah penduduk untuk di-fogging.

    ii) Larvasidasi. Larvasidasi adalah menaburkan bubuk pembunuh jentik ke dalamtempat- tempat penampungan air. Bila menggunakan Abate disebut Abatisasi . Caramelakukan larvasidasi:

    17. Menggunakan bubuk Abate 1 G (bahan aktif: Temephos 1%) Takaran penggunaan bubuk Abate 1 G adalah sebagai berikut: Untuk 100 liter cukupdengan 10 gram bubuk Abate 1 G dan seterusnya. Bila tidak ada alat untukmenakar, gunakan sendok makan, satu sendok makan peres (yang diratakan diatasnya) berisi 10 gram Abate 1 G. Selanjutnya tinggal membagikan ataumenambahkannya sesuai dengan banyaknya air yang akan diabatisasi. Takarantidak perlu tepat betul.

    18. Menggunakan Altosid 1,3 G (bahan aktif: Metopren 1,3%) Takaran penggunaanAltosid 1,3 G adalah sebagai berikut: Untuk 100 liter air cukup dengan 2,5 gram

    bubuk Altosid 1,3 G atau 5 gram untuk 200 liter air. Gunakan takaran khusus

    yang sudah tersedia dalam setiap kantong Altosid 1,3 G. Bila tidak ada alat penakar, gunakan sendok teh, satu sendok teh peres (yang diratakan atasnya) berisi 5 gram Altosid 1,3 G. Selanjutnya tinggal membagikan ataumenambahkannya sesuai dengan banyaknya air. Takaran tidak perlu tepat betul.

    19. Menggunakan Sumilarv 0,5 G (DBD) (bahan aktif:piriproksifen 0,5%) Takaran penggunaan Sumilarv 0,5 G (DBD) adalah sebagai berikut: Untuk 100 liter aircukup dengan 0,25 gram bubuk Sumilarv 0,5 G (DBD) atau 0.5 gram untuk 200liter air. Gunakan takaran khusus yang tersedia (sendok kecil ukuran kurang lebih0,5 gram). Takaran tidak perlu tepat betul.

    Angka Bebas Jentik

    Merupakan salah satu indicator keberhasilan program pemberantasan vector penularDBD. Angka Bebas Jentik sebagai tolak ukur upaya pemberantasan vector melaluigerakan PSN-3M menunjukan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD.Rata-rata ABJ yang dibawah 95% menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat dalammencegah DBD di lingkunagnnya masing-masing belum optimal.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    15/39

    Cara Melakukan Pemeriksaan Jentik

    Cara-cara memeriksa jentik: i) Periksalah bak mandi/WC, tempayan, drum dan tempat-tempat penampungan air lainnya, ii) Jika tidak tampak, tunggu 0,5-1 menit, jika ada

    jentik ia akan muncul kepermukaan air untuk bernapas, iii) Di tempat yang gelap

    gunakan senter/ battery. iv) Periksa juga vas bunga, tempat minum nurung, kaleng-kaleng, plastik, ban bekas dan lain-lain. Contoh formulir hasil pemeriksaan jentik

    HASILPEMERIKSAAN JENTIK

    RT/RW:

    desa/kelurahan :

    No Nama Kepala Keluarga/pengelola bangunan Alamat

    (RT/RW)

    Jentik Keterangan

    (+) (-)

    , 20

    Petugas Jumantik,

    ( )

    Catatan: Satu lembar formulir di isi untuk kurang lebih 30 KK (kepala keluarga)

    Melaporkan hasil pemeriksaan jentik (ABJ) ke puskesmas sebulan sekali.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    16/39

    Puskesmas

    Manajemen Puskesmas 9

    Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

    masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang olehmanajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatanyang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan keluaran Puskesmas yang efektif danefisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas membentukfungsi-fungsi manajeman. Ada tiga fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakniPerencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian tersebut harus dilaksanakan secara terkaitdan berkesinambungan.

    I. Perencanaan

    Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi

    masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas dibedakanatas dua macam. Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencanatahunan upaya kesehatan pengembangan.

    1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib

    Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas yakni PromosiKesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KeluargaBerencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan PenyakitMenular serta Pengobatan. Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukanPuskesmas adalah : a) Menyusun usulan kegiatan, b) Mengajukan usulan kegiatan, dan c)

    Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.

    2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan

    Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan Puskesmasyang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Langkah-langkah

    perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas mencakuphal-hal sebagai berikut : a) Identifikasi upaya kesehatan pengembangan, b) Menyusunusulan kegiatan, c) Mengajukan usulan kegiatan, dan d) Menyusun rencana pelaksanaankegiatan.

    II. Pelaksanaan dan Pengendalian

    Pelaksanaan dan Pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas, baik rencana tahunanupaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan, dalammengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Langkah-langkah pelaksanaandan pengendalian adalah sebagai berikut :

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    17/39

    A. Pengorganisasian

    Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas perlu dilakukan pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk

    setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja dan seluruh wilayah kerja kepadaseluruh petugas Puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.Penetuan para penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim padaawal tahun kegiatan.

    Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas sektoral. Adadua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan yaitu penggalangan kerjasama

    bentuk dua pihak yakni antara dua sektor terkait, misalnya antara puskesmas dengansektor tenaga kerja pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan kerja dan

    penggalangan kerjasama bentuk banyak pihak yakni antar berbagai sektor terkait,misalnya antara Puskesmas dengan sektor pendidikan, serta agama, sektor kecamatan

    pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah. Penggalangan kerjasama lintassektor ini dapat dilakukan secara langsung yakni antar sektor-sektor terkait dan secaratidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi kecamatan.

    B. Penyelenggaraan

    Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalahmenyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, dalam arti para penanggungjawab dan

    para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskanmenyelenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.Untuk dapat diselenggarakannya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai

    berikut :1. Mengkaji ulang rencana pelaksanan yang telah disusun terutama yang menyangkut

    jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksanaan.

    2. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan Puskesmas harus terbagi habis danmerata kepda seluruh petugas.

    3. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kendali mutudan kendali biaya merupakan 2 hal penting dalam penyelenggaraan Puskesmas. Kendalimutu adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif danterpadu dalam menetapkan masalah yang menyebabkan masalah mutu pelayanan

    berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menerapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia serta menilai hasil yangdicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.Sedangkan kendali biaya adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan kebijakan dan tatacara

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    18/39

    penyelenggaraan upaya kesehatan termasuk pembiayaannya, serta memantau pelaksanaannya sehingga terjangkau oleh masyarakat.

    C. Penilaian

    Kegiatan penilaiaan dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukanmencakup hal-hal sebagai berikut : 1) Melakukan penilaiaan terhadap penyelenggaraankegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayananSumber data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua, berbagai sumber datalain yang terkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun Kedua, sumber datasekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulan. 2) Menyusun saran

    peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian serta masalah danhambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.

    III. Pengawasan dan Pertanggungjawaban

    Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian ataskesesuaian penyelengaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. Untukterselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan kegiatan sebagai

    berikut :

    1. Pengawasan Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal daneksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung.Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta

    berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek adminstratif,keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya

    penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangudangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuanyang berlaku.

    2. Pertanggungjawaban Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harusmembuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan,serta perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporantersebut disampaikan kepada Dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak-pihak terkaitlainnya, termasuk masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi

    penggantian Kepala Puskesmas, maka Kepala Puskesmas yang lama diwajibkanmembuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.

    Pemantauan Pelaksanaan 7

    (Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas SP2TP)

    2. Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup1. Pengertian: Dalam manajemen diperlukan adanya data yang akurat, tepat waktu

    dan kontinu serta mutakhir secara periodik. Berdasar S.K. Menteri Kesehatan

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    19/39

    nomor 63/Menkes/ll/l98l, berlaku sistem Pencatatan dan Pelaporan TerpaduPuskesmas (SP2TP). SP2TP adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yanglengkap untuk pengelolaan Puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dankegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh Puskesmas. Denganmelakukan SP2TP sebaik-baiknya, akan didapat data dan informasi yang

    diperlukan untuk perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian dan penilaian penampilan Puskesmas serta situasikesehatan masyarakat umumnya.

    2. Tujuan:1. Umum: Tersedianya data dan informasi yang akurat tepat waktu dan

    mutakhir secara periodik/ teratur untuk pengelolaan program kesehatanmasyarakat melalui Puskesmas di berbagai tingkat administrasi.

    2. Khusus: a) Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, saranadan kegiatan pokok Puskesmas yang akurat tepat waktu dan mutakhirsecara teratur. b) Terlaksananya pelaporan data tersebut secara teratur di

    berbagai jenjang administrasi, sesuai dengan peraturan yang berlaku. c)

    Termanfaatkannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalamrangka pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui Puskesmas di berbagai tingkat administrasi.

    3. Ruang Lingkup4. SP2TP dilakukan oleh semua Puskesmas (termasuk Puskesmas dengan

    Perawatan, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling).5. Pencatatan dan Pelaporan mencakup: a) data umum dan demografi wilayah kerja

    Puskesmas, b) data ketenagaan di Puskesmas, c) data sarana yang dimilikiPuskesmas, dan d) data kegiatan pokok Puskesmas yang dilakukan baik di dalammaupun di luar gedung Puskesmas.

    6. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, tribulanan, semester dan tahunan),dengan menggunakan formulir yang baku. Seyogyanya berjenjang dariPuskesmas ke Dati II, dari Dati II ke Dati I, dan Dati I ke Pusat. Namunsementara ini dapat dilakukan dari Dati II langsung ke Pusat, dengan tindasan kePropinsi.

    2) Beberapa Batasan

    Dalam pelaksanaan SP2TP ada beberapa batasan tentang istilah yang digunakan untukmendapatkan kesamaan pengertian, sehingga pencatatan dilakukan dengan benar dansama di seluruh Puskesmas.

    a) Kunjungan Ada 2 (dua) macam kunjungan: .

    (1) Kunjungan seseorang ke Puskesmas, Puskesmas Pembantu, baik untuk mendapat pelayanan kesehatan maupun sekedar mendapat keterangan sehat-sakit. Untuk inidibedakan 2 (dua) kategori:

    Kunjungan baru, ialah seseorang yang pertama kali datang ke Puskesmas/PuskesmasPembantu, sehingga seumur hidupnya hanya dicatat sebagai satu kunjungan baru.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    20/39

    Kunjungan lama, ialah seseorang yang datang Puskesmas/Puskesmas Pembantu yangkedua kali dan seterusnya untuk mendapat pelayanan kesehatan.

    (2) Kunjungan Sebagai Kasus. Kunjungan kasus adalah kasus baru + kasus lama +kunjungan baru + kunjungan lama suatu penyakit.

    1. Kasus Ada 2 macam kasus:

    Kasus baru, adalah new episode of illness, yaitu pernyataan pertama kali seseorangmenderita penyakit tertentu sebagai hasil diagnosa dokter atau tenaga paramedis.

    Kasus lama adalah kunjungan Kedua dan seterusnya, dari kasus baru yang belumdinyatakan sembuh atau kunjungan kasus lama dalam tahun/periode yang sama. Untuktahun berikutnya, kasus ini diperhitungkan sebagai kasus baru.

    1. Keluarga. Keluarga dalam catatan SP2TP adalah satu kepala keluarga beserta anggotanyayang terdiri dari isteri, anak-anak (kandung, tiri dan angkat), dan orang lain yang tinggal

    dalam satu atap/rumah.2. Nomor Kode Puskesmas. Pemberian nomor kode Puskesmas/Puskesmas Pembantu berdasar pada letak geografis dan jenjang administrasi serta peresmian per S.K. Bupatiatas existensinya setelah dibangun.

    Pelaksanaan SP2TP

    Pelaksanaan SP2TP terdiri dari 3 kegiatan, ialah: a) Pencatatan dengan menggunakan format, b) Pengiriman laporan dengan menggunakan format secara periodik, dan c) Pengolahan analisisdan pemanfaatan data/informasi.

    a)Pencatatan Pencatatan dilakukan dalam gedung Puskesmas/Puskesmas Pembantu, yaitumengisi: 1) Family Folder (Kartu Individu dan Kartu Tanda Pengenal Keluarga); 2) Buku Register untuk : Rawat jalan/rawat nginap, Penimbangan, Kohort lbu, KohortAnak, Persalinan, Laboratorium, Pengamatan penyakit menular, Imunisasi, danP.KM.; 3) Kartu Indek Penyakit (Kelompok Penyakit) yang disertai distribusi jenis kelamin,golongan, umur dan desa; 4) Kartu Perusahaan; 5) Kartu Murid; 6) Sensus harian (Penyakit danKegiatan Puskesmas) untuk mempermudah pembuatan laporan. Petunjuk pengisiannya adadalam Buku Pedoman SP2TP.

    b) Pelaporan Jenis dan periode laporan sebagai berikut : 1) Bulanan a) Data Kesakitan, b)Data Kematian, c) Data Operasional (Gizi, Imunisasi dan KIA) & d) Data Manajemen Obat; 2)Triwulan a) Data kegiatan Puskesmas; 3) Tahunan a) Umum, Fasilitas, b) Sarana & c)Tenaga.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    21/39

    Alur pengiriman laporan adalah sebagai berikut: 1) Alur pengiriman laporan sampai saat akhirPelita V adalah : a) Laporan dari Puskesmas dikirim ke Dinas Kesehatan Tk. II untuk diolahsesuai dengan petunjuk, dan selanjutnya direkapitulasi, laporan dikirim ke Dinkes Tk. I danDepartemen Kesehatan c.q. Bagian Informasi Ditjen Pembinaan Kesehatan Masalah, b) Umpan

    balik dari Departemen Kesehatan dikirim ke Ka. Kanwil Departemen Kesehatan Propinsi. 2)

    Alur pengiriman laporan jangka panjang (mulai Pelita VI) adalah mengikuti jalur jenjangadministratif organisasi. Departemen Kesehatan menerima laporan dari Kantor WHayahDepartemen Kesehatan R.l.

    c) Pengolahan, Analisa dan Pemanfaatan. Pengolahan, analisa dan pemanfaatan data SP2TP dilaksanakan ditiap jenjang administrasi yang pemanfaatannya disesuaikan dengan tugas dan fungsinya dalammengambil keputusan. Di tingkat Puskesmas, untuk tindakan segera serta untuk pemantauan

    pelaksanaan program (operative) sebagai early warning system. Pada tingkat Dati II dapatdigunakan untuk pemantauan, pengendalian dan pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan.Pada tingkat I dapat digunakan juga untuk perencanaan program uan pemberian bantuan yang

    diperlukan. Pada tingkat Pusat digunakan dalam pengambilan kebijaksanaan yang diperlukan.Pemanfaatan data SP2TP Pada hakekatnya data dari SP2TP mempunyai peran ganda, karena:

    1. Data tersebut dilaporkan dari Puskesmas untuk kebutuhan administrasi di atasnya, dalamrangka pembinaan, perencanaan serta penetapan kebijaksanaan.

    2. Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh Puskesmas sendiri dalam rangka peningkatanupaya kesehatan Puskesmas, melalui perencanaan (micro planning), penggerakan,

    pelaksanaan (mini lokakarya) dan pengawasan, pengendalian, serta penilaian(stratifikasi). Salah satu komponen dari pengawasan adalah pemantauan yang merupakantindak lanjut secara kontinu dari kegiatan program yang dikaitkan dengan proses

    pengambilan keputusan serta tindakan (action).

    Azas Penyelenggaraan Puskesmas 10

    Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan unaya kesehatan pengembangan harus menerapkanazas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebutdikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnyamenerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upayaPuskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas

    penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah:

    1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah

    Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah pertanggungjawaban wilayah. Dalam artiPuskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    22/39

    tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antaralain sebagai berikut:

    1. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasankesehatan

    2.

    Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya3. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat

    dan dunia usaha di wilayah kerjanya4. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama ( primer ) secara merata dan terjangkau

    di wilayah kerjanya

    Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh Puskesmas Pembantu, PuskesmasKeliling, Bidan di Desa serta berbagai upaya kesehatan di luar gedung Puskesmas lainnya(outreach actrvrties) pada dasarnya merupakan realisasi dan pelaksanaan azas pertanggung-

    jawaban wilayah

    1. Azas Pemberdayaan Masyarakat

    Azas penyelenggaraan Puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan masyarakat. Dalam artiPuskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktifdalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perludihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yangharus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:

    1. Upaya Kesehatan Ibu dan anak Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)2. Upaya Pengobatan Posyandu, Pos Obat Desa (POD),

    3.

    Upaya Perbaikan Gizi: Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)4. Upaya Kesehatan Sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid, SakaBakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

    5. Upaya Kesehatan Lingkungan. Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa PercontohanKesehatan Lingkungan (DPKL)

    1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, panti wreda2. Upaya Kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)3. Upaya Kesehatan Jiwa: Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat

    (TPKJM)4. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional: Taman Obat Keluarga (TOGA),

    Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra)

    j. Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan (inovatif): dana sehat, TabunganIbu Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana keagamaan.

    1. Azas Keterpaduan

    Azas penyelenggaraan Puskesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk mengatasiketerbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    23/39

    upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni:

    a. Keterpaduan Lintas Program. Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.

    Contoh keterpaduan lintas program antara lain:

    1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M, Gizi,Promosi Kesehatan, Pengobatan,

    2. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan denganPromosi Kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remajadan kesehatan jiwa

    3. Puskesmas Keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi, promosikesehatan, kesehatan gigi

    4. Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, Gizi, P2M, kesehatan jiwa. promosikesehatan

    b. Keterpaduan Lintas Sektor. Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dandunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:

    5. Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,lurah/kepala desa, pendidikan, agama

    6. Upaya Promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian

    7. Upaya Kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

    lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB8. Upaya Perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepaladesa, pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha, PKK, PLKB

    9. Upaya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengancamat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha, organisasikemasyarakatan

    10. Upaya Kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha

    2. Azas Rujukan

    Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai sarana pelayanankesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas. PadahalPuskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahankesehatannya. Untuk membantu Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebutdan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas (wajib,

    pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.

    Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalahkesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    24/39

    strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secarahorizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

    Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas ada dua macamrujukan yang dikenal yakni:

    a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan

    Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit. Apabila suatuPuskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka Puskesmastersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontalmaupun vertikal). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalansederhana, dirujuk ke Puskesmas.

    Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:

    1.

    Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (misal operasi)dan lain-lain.2. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih

    lengkap.3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk

    melakukan bimbingan tenaga Puskesmas dan atau pun menyelenggarakan pelayananmedik di Puskesmas.

    b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat

    Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat,

    misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan, dan bencana.

    Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu Puskesmas tidakmampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahalupaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatuPuskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan atau tidakmampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka Puskesmas wajib merujuknyake dinas kesehatan kabupaten/ kota. Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tigamacam :

    1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat

    laboratorium kesehatan, peminjaman alat audiovisual, bantuan obat, vaksin, bahan- bahan habis pakai dan bahan makanan.2. Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa,

    bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatankarena bencana alam.

    3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatanmasyarakat (antara lain Usaha Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan Kerja, Usaha

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    25/39

    Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada Dinas kesehatankabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila Puskesmas tidak mampu.

    Stratifikasi Pelayanan Kesehatan11

    Strata pelayanan kesehatan yang dianut oleh tiap negara tidaklah sama, namun secara umum berbagai strata ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yakni:

    1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health services) adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (basic health services), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilaistrategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatantingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient services)

    2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkatkedua ( secondary health services) adalah pelayanan kesehatan yang lebih lanjut, telah bersifatrawat inap (in patient services) dan untuk menyelenggarakannya telah dibutuhkan tersedianyatenaga-tenaga spesialis.

    3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkatketiga ( tertiary health services) adalah pelayanan kesehatan yang bersifat lebih kom- plek danumumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga subspesiahs.

    Sistem Rujukan

    Mekanisme hubungan kerja yang memadukan satu strata pelayanan dengan strata pelayanankesehatan lain banyak macamnya. Salah satu diantaranya dikenal dengan nama sistem rujukan(referal system). Indonesia juga menganut sistem rujukan ini, sepera yang dapat dilihat dalamSistem Kesehatan Nasional. Inilah sebabnya pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia,dibedakan atas beberapa strata seperti misalnya rumah sakit yang dibedakan atas beberapakelas, mulai dari kelas D pada tingkat yang paling bawah sampai ke kelas A pada tingkat yang

    paling atas. 11

    Adapun yang dimaksud dengan sistem rujukan di Indonesia, seperti yang telah dirumuskan

    dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 32 tahun 1972 ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksa nakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satukasus penya kit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuankurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal dalam arti antar unit-unit yangsetingkat kemampuannya.

    1. Sistem Rujukan Upaya Kesehatan: 7

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    26/39

    Adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahantanggung-jawab secaratimbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalahkesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horisontal, kepada yang lebih kompeten,terjangkau dan dilakukan secara rasional.

    1.

    Jenis Rujukan:

    Sistem rujukan ini secara konsepsional menyangkut hal-hal sebagai berikut:

    2. Rujukan medik. Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakitserta pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya berlaku untuk

    pelayanan kedokteran ( medical services). Rujukan medik meliputi: 11 1. Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif

    dan lain-lain. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yanglebih lengkap.

    2. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih

    lengkap.3. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untukmeningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat.

    3. Rujukan Kesehatan. Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk

    pelayanan kesehatan masyarakat (publ ic health services). Rujukan kesehatan dibedakanatas tiga macam yakni rujukan teknologi, sarana dan operasional. Rujukan kesehatanadalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventifdan promotif yang antara lain meliputi bantuan:

    1. Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas Kejadian luar biasa atau

    berjangkitnya penyakit menular.2. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah.3. Penyidikan sebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan

    bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan masai.4. Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas

    terjadinya bencana alam.5. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air

    bersih bagi masyarakat umum.6. Pemeriksaan spesimen air di Laboratorium Kesehatan dan sebagainya.

    Bagan1. Rujukan Pelayanan Kesehatan 11

    c. Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatan

    7. Umum. Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukungmutu pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatansecara berdaya guna dan berhasil guna.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    27/39

    8. Khusus:1. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan

    rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.2. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan

    promotif secara berhasil guna dan berdaya guna.

    d. Jenjang tingkat pelayanan kesehatan

    Jenjang (Hirarki) Komponen/unsur pelayanan kesehatan

    Tingkat Rumah Tangga Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh, keluarganyasendiri

    Tingkat MasyarakatKegiatan swadaya masyarakat dalam menolong merekasendiri oleh Kelompok Paguyuban, PKK, Saka BhaktiHusada, anggota RW, RT dan masyarakat

    Fasilitas PelayananKesehatan ProfesionalTingkat Pertama

    Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,

    Praktek Dokter Swasta, Poliklinik Swasta, dll.Fasilitas PelayananRujukan Tingkat Pertama

    Rumah Sakit Kabupaten, R.S. Swasta, Laboratorium,Klinik Swasta, dll.

    I Fasilitas PelayananRujukan | yang lebihtinggi

    Rumah Sakit kelas B dan A serta Lembaga SpesialistikSwasta, Lab. Kes. Da., Lab. Klinik Swasta, dll.

    Jalur rujukan dapat berlangsung sebagai berikut: Rujukan Medik: 1) Intern antara petugas Puskesmas. 2) Antara PuskesmasPembantu dengan Puskesmas. 3) Antara masyarakat dengan Puskesmas. 4) Antara satuPuskesmas dengan Puskesmas yang lain. 5) Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit,Laboratorium, atau fasilitas kesehatan

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    28/39

    Pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia 11

    Untuk Indonesia penanggung jawab pelayanan kesehatan masyarakat adalah DepartemenKesehatan yang menurut KEPRES NO. 15 tahun 1984 memang diserahkan tugas sebagai

    penyelenggara sebagian dari tugas umum pemerintahan dan pembangunan dibidangkesehatan. Untuk ini, Departemen Kesehatan melalui segenap aparatnya yang tersebar diseluruh tanah air, aktif menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Aparat yang

    dimaksud ialah Kantor Wilayah Departemen Kesehatan yang terdapat disetiap propinsiserta Kantor Departemen Kesehatan yang terdapat disetiap Kabupaten.

    Hanya saja sesuai dengan UU Pokok Pemerintahan Daerah No. 5 tahun 1974 dimanatanggung jawab kesehatan berada pada Pemerintah Daerah maka ditingkat pemerintahdaerah juga ditemukan aparat pemerintah yang bertanggung jawab dalam bidangkesehatan. Aparat yang dimaksud ialah Kantor Dinas Kesehatan Propinsi untuk tingkat

    propinsi, Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya untuk tingkatKabupaten/Kotamadya serta Kantor Kesehatan Kecamatan untuk tingkat Kecamatan(masih dalam tahap perencanaan).

    Dari uraian yang seperti ini menjadi jelaslah bahwa peranan kantor dalam SistemKesehatan di Indonesia, tidak hanya sebagai pelaksana fungsi administrasi saja, tetapi juga sebagai pelaksana fungsi pelayanan kesehatan. Dengan perkatan lain KantorDepartemen Kesehatan dan atau Kantor Dinas Kesehatan yang terdapat di kabupaten juga

    bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan masyarakat seperti misalnya mengatasi keadaan wabah yangterjangkit di wilayah kerjanya.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    29/39

    Tentu mudah dipahami bahwa fungsi pelayanan kesehatan masyarakat yang dimiliki oleh berbagai kantor ini sifatnya hanya merupakan pelayanan rujukan saja. Sedangkansebagai pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat sehari-hari, dipercayakan kepadaPUSKESMAS, yang oleh pemerintah memang didirikan di semua kecamatan diIndonesia.

    Untuk lebih memperluas cakupan pelayanan kesehatan masyarakat tersebut, pada beberapa kecamatan yang jumlah penduduknya lebih dari 30.000 dan yang wilayahkerjanya terlalu luas, didirikan PUSKESMAS Pembantu. Kecuali itu untuk lebihmendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang bertempat tinggal jauh dariPUSKESMAS diselenggara PUSKESMAS Keliling.

    Selanjutnya sesuai dengan prinsip perlunya melibatkan potensi masyarakat, pada saat ini pemerintah berupaya secara maksimal untuk mengikutsertakan potensi masyarakat yangdimaksud. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan masyarakat secarakeseluruhan disebut dengan nama Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)

    yang pengorganisasiannya berada dalam naungan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa(LKMD). Sedangkan wadah peran serta masyarakat dalam program kesehatanmasyarakat dikenal dengan nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pada saat iniPosyandu direncanakan akan didirikan disetiap desa. Sedangkan kegiatan utamaPosyandu yang dikelola dengan prinsip dari oleh dan untuk masyarakat ini, secaraumum dapat dibedakan atas lima macam yakni (1) pelayanan KIA, (2) pelayanan gizi (3)

    pelayanan keluarga berencana (4) pemberian oralit, serta (5) imunisasi.

    Untuk menjamin keserasian kerja, maka dijalinlah hubungan antar berbagai sarana pelayanan kesehatan yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat ini,yang secara sederhana dapat dilihat dalam Bagan 3. Hubungan Antar Pelbagai sarana

    Pelayanan Kesehatan Masyarakat.11

    Dari bagan yang seperti ini jelaslah bahwa kedudukan PUSKESMAS tidak langsung di bawah Departemen Kesehatan, melainkan di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten yangmerupakan salah satu aparat pemerintah daerah ditingkat Kabupaten/Kotamadya.

    Batasan Puskesmas. Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satusarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Jika ditinjau darisistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan PUSKESMASadalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini disebabkankarena peranan dan kedudukan PUSKESMAS di Indonesia adalah amat unik. Sebagaisarana pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka PUSKESMAS kecuali

    bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran .

    Pada saat ini kegiatan PUSKESMAS ada 17 yakni Usaha Pelayanan Rawat Jalan, UsahaKesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Keluarga Berencana, Usaha Kesehatan Gigi, Usaha

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    30/39

    Kesehatan Gizi, Usaha Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan Lingkungan, UsahaKesehatan Jiwa, Usaha Pendidikan Kesehatan, Usaha Perawatan Kesehatan Masyarakat,Usaha Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Usaha Kesehatan Olahraga,Usaha Kesehatan Lanjut Usia, Usaha Kesehatan Mata, Usaha Kesehatan Kerja, UsahaPencatatan dan Pelaporan serta Usaha Laboratorium Kesehatan Masyarakat.

    Peran Dokter Puskesmas 7

    1) Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang dokter

    Pendapat umum mengenai seorang dokter biasanya ialah seorang yang berilmu untukmenyembuhkan orang sakit. Demikian pula masyarakat mengharapkan seorang dokterKepala Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan orang sakit.

    Namun demikian, dalam kenyataan tanggung-jawab seorang dokter Kepala Puskesmastidak hanya mengobati orang sakit saja akan tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan

    meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam wilayah kerjanya. Disamping itu ia berfungsi juga sebagai seorang pemimpin dan seorang manager pula.

    Penting kiranya seorang dokter Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita, pandangan dan cara berfikir dalam menentukan cfiagnosa dan pengobatan tidak semata-mata ditujukan kepada penderita sebagai individu, akan tetapi pandangan ditujukan kepada keluarga penderita dan dihubungkan pula denganmasyarakat lingkungan penderita tersebut.

    Ilmu pengetahuan terus berkembang, maka perlu kiranya diusahakan kesempatan untuk mengikuti ceramah

    klinik yang diselenggarakan oleh I.D.I. bila ada, atau membaca majalah-majalah bidang klinik maupun dalam bidang kesehatan masyarakat. Bila masih ada kesempatan untuk melakukan praktek di luar jam kerja tentunya bisa dilakukan tanpa mengabaikan tugas.

    2) Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang manager

    (a) Organisasi dan tatalaksana

    Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan yang

    langsung bertanggung-jawab dalam bidang tehnis kesehatan maupun administratif kepadaKepala Dinas Kesehatan Tingkat II (Dokabu).

    Kepala Puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama-sama stafnya disesuaikan dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan pulalokasi pekerjaan dan waktu pekerjaan, sehingga bisa diadakan pembagian tugas dangiliran kerja yang merata di antara tenaga-tenaga Puskesmas yang ada dan pekerjaan

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    31/39

    dapat dilaksanakandengan baik.

    Pertemuan berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap stafnya (termasukPuskesmas Pembantu dan Bidan di Desa) periu dilakukan secara teratur paling sedikit

    sebulan sekali. Buku Pedoman Mini Lokakarya Puskesmas dengan lampirannyamerupakan pedoman untuk penyelenggaraan pertemuan berkala tersebut.

    Bimbingan teknis dan supervisi

    Selain pertemuan berkala dengan segenap staf Puskesmas yang dilakukan di Puskesmas,Kepala Puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan memberi bimbingan kepada stafPuskesmas secara berkala di tempat mereka bekerja, di Puskesmas, di PuskesmasPembantu, di lapangan maupun di rumah penduduk dalam rangka kunjungan rumah. Halini penting sekali dilakukan secara teratur untuk memelihara disiplin kerja stafPuskesmas.

    Hubungan kerja antar instansi Kecamatan

    Camat merupakan koordinator dari semua instansi/dinas tingkat Kecamatan. KepalaPuskesmas bertanggung-jawab secara tehnis kesehatan dan administratif kepada Dokabu.Hubungan dengan Camat merupakan hubungan koordinasi, namun demikian tanggung-

    jawab secara moril dari Kepala Puskesmas terhadap Camat tetap ada.

    Dokter Kepala Puskesmas sebagai penggerak pembangunan di wilayah kerjanya

    Seringkali masyarakat belum dapat mengenal masalh yang mereka hadapi, dan belum

    bisa menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi. Kepala Puskesmas besertasegenap stafnya bekerjasama dengan instansi-instansi lain di tingkat kecamatan, perlumemberi bimbingan kepada masyarakat untuk mengenal masalahnya dan menentukan

    prioritas masalah yang perlu ditanggulangi sesuai dengan kemampuan swadaya merekasendiri.

    Untuk itu perlu dilakukan pertemuan-pertemuan baik secara individu dengan pemukamasyarakat, maupun secara kelompok. Pertemuan ini biasanya dilakukan di luar jamkerja, sore atau malam. Bilamana diperlukan latihan, maka Kepala Puskesmas dansegenap stalnya harus dapat melayaninya.

    3) Dokter Kepala Puskesmas sebagai tenaga ahli dan pendamping CamatProgram pemerintah pada saat ini baru bisa menempatkan dokter Puskesmas sebagaiseorang sarjana secara merata di kecamatan-kecamatan. Dengan sendirinya harapan dariseluruh masyarakat kecamatan adalah untuk mendapatkan manfaat dari keahliannyadalam bidang kesehatan masyarakat maupun pandangan dan cara berfikir yang luas dankreatif dari seorang sarjana. Maka peranan dokter Puskesmas di kecamatan disampingsebagai pemimpin Puskesmas, juga merupakan tenaga ahli dan pendamping Camat.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    32/39

    Evaluasi Program DBD dengan Pendekatan Sistem

    Sistem Kesehatan 11

    Pengertian sistem kesehatan adalah gabungan pengertian sistem dengan pengertian kesehatan.Untuk ini banyak rumusan pernah disusun. Salah satu diantaranya ialah yang dikemukakan olehWHO (1984). Sistem kesehatan adalah kumpulan dari berbagai faktor yang komplek dansaling berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhikebutuhan dan tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupunmasyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan.

    Untuk Indonesia, pengertian tentang sistem kesehatan yang dikenal dengan nama SistemKesehatan Nasional (SKN) telah ditetapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No.99a/Men.Kes/SK/ III/1982. Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsaIndonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimalsebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam PembukaanUndang-Undang Dasar 1945.

    Unsur Sistem. Telah disebutkan bahwa sistem terbentuk dari bagian atau elemen yangsaling berhubungan dan mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan bagian atauelemen tersebut ialah sesuatu yang mutlak harus ditemukan, yang jika tidak demikian,maka tidak ada yang disebut dengan sistem tersebut. Bagian atau eleman tersebut banyakmacamnya, yang jika disederhanakan dapat dikelompokkan dalam enam unsur sajayakni:

    1. Masukan. Yang dimaksud dengan masukan ( input ) adalah kumpulan bagian atau elemen yangterdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.

    2. Proses. Yang dimaksud dengan proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yangterdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaranyang direncanakan.

    3. Keluaran. Yang dimaksud dengan keluaran ( output) adalah kumpulan bagian atau elemen yangdihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.

    4. Umpan balik. Yang dimaksud dengan umpan badik [feed back) adalah kumpulan bagian atau elemenyang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistemtersebut.

    5. Dampak. Yang dimaksud dengan dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaransuatu sistem.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    33/39

    6. Lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan (envir onment) adalah dunia di luarsistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadapsistem.

    Bagan 4. Hubungan Unsur-unsur Sistem.

    Problem Solving Cycle 11

    Menetapkan Prioritas Masalah

    Telah disebutkan bahwa yang terpenting dalam perencanaan adalah yang menyangkut proses perencanaan (process of planning). Adapun yang dimaksud dengan proses perencanaan di siniialah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun suatu rencana. Untuk bidangkesehatan, langkah- langkah yang sering dipergunakan adalah mengikuti prinsip lingkaran

    pemecahan masalah (problem solving cycle). Sebagai langkah pertama dilakukan upayamenetapkan prioritas masalah (problem priority). Adapun yang dimaksudkan dengan masalah disini ialah kesenjangan antara apa yang ditemukan (what is) dengan apa yang semestinya (what

    should be).

    Ditinjau dari sudut pelaksanaan program kesehatan, penetapan prioritas masalah ini dipandangamat penting. Paling tidak ada dua alasan yang ditemukan. Pertama, karena terbatasnya sumberdaya yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua, karenaadanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak perlu semuamasalah diselesaikan.

    Cara menetapkan prioritas masalah banyak macamnya. Sebagian lebih mengutamakan institusi,sebagai lainnya lebih mengandalkan ilham atau petunjuk atasan. Ketiga cara menetapkanmasalah ini, meskipun hasilnya sering tepat, tetapi tidak dianjurkan. Cara menetapkan prioritasmasalah yang dianjurkan adalah memakai teknik kajian data. Untuk dapat menetapkan prioritasmasalah dengan teknik kajian data, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan. Kegiatan yang

    dimaksud adalah:1. Melakukan pengumpulan data

    Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data. Adapun yang dimaksud dengandata di sini ialah hasil dari suatu pengukuran dan ataupun pengamatan. Agar data yangdikumpulkan tersebut dapat menghasilkan kesimpulan tentang prioritas masalah, ada beberapahal yang perlu diperhatikan yakni:

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    34/39

    a. Jenis data

    Jenis data yang harus dikumpulkan banyak macamnya. Sekedar pegangan dapat dipergunakan pendapat Blum (1976) yang membedakan data kesehatan atas empat macam yakni data tentang

    perilaku (behaviour ), lingkungan ( environment), pelayanan kesehatan (health services) danketurunan ( heredity ). Kumpulkan keempat macam data tersebut.

    b. Sumber data

    Apabila jenis data yang akan dikumpulkan telah ditetapkan, lanjutkanlah dengan menetapkansumber data yang akan dipergunakan. Untuk ini ada tiga sumber data yang dikenal yakni sumber

    primer, sumber sekunder dan sumber tertier. Contoh sumber data primer adalah hasil pemeriksaan atau wawancara langsung dengan masyarakat. Contoh sumber data sekunder adalahlaporan bulanan PUSKESMAS dan Kantor Kecamatan. Sedangkan contoh sumber data tersieradalaii hasil publikasi badan-badan resmi, seperti Kantor Dinas Statistik, Dinas Kesehatan dan

    Kantor Kabupaten. Pilihlah sumber data yang sesuai.

    c. Jumlah responden

    Jika kemampuan tersedia dengan cukup, kumpulkan data dengan lengkap dalam arti mencakupseluruh penduduk. Dalam praktek sehari-hari, pengumpulan data secara total ini sulit dilakukan.Lazimnya diambil data dari sebagian penduduk saja, yang besarnya, karena hanya merupakansuatu survei diskriptif.

    d. Cara mengambil sampel

    Jika jumlah sampel telah ditentukan, lanjutkan dengan menetapkan cara pengambilan sampel. Untukini ada empat cara pengambilan sampel yang dikenal, yakni cara simple random sampling,sistematic random sampling, stratified random sampling dan cluster random sampling. Pilihlahyang sesuai.

    e. Cara mengumpulkan data

    Cara mengumpulkan data ada empat macam yakni wawancara, pemeriksaan, pengamatan(observasi) serta peranserta (partisipasi). Pilihlah cara pengumpulan data yang sesuai.

    2. Melakukan pengolahan dataKegiatan kedua yang harus dilakukan ialah mengolah data yang telah dikumpulkan. Adapunyang dimaksud dengan pengolahan data di sini ialah menyusun data yang tersedia sedemikianrupa sehingga jelas sifat- sifat yang dimilikinya. Cara pengolahan data secara umum dapatdibedakan atas tiga macam yakni secara manual, mekanikal serta elektrikal. Pilihlah cara

    pengolahan data yang paling dikuasai.

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    35/39

    3. Melakukan penyajian data

    Kegiatan ketiga yang harus dilakukan menyajikan data yang telah diolah. Ada tiga macam cara penyajian data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikal. Pilihlah cara penyajian data yang paling tepat.

    4. Memilih prioritas masalah

    Hasil penyajian data akan menampilkan berbagai masalah. Apakah berbagai masalah ini perludiselesaikan? Tidak perlu. Pertama, karena antar masalah mungkin terdapat keterkaitan. Yang

    perlu dilakukan hanya menyelesaikan masalah pokok saja. Masalah lainnya akan selesai dengansendirinya. Kedua, karena kemampuan yang dimiliki oleh organisasi selalu bersifat terbatas.Dalam keadaan yang seperti ini, lanjutkan kegiatan dengan memilih prioritas masalah. Untuk ini

    banyak cara pemilihan yang dapat dipergunakan. Cara yang dianjurkan adalah memakai kriteriayang dituangkan dalam bentuk matriks. Dikenal dengan nama teknik kriteria matrik ( criteriamatrix tecnique.)

    Kriteria yang dapat dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tigamacam:

    Pentingnya masalah Makin penting ( importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya. Ukuran pentingnya masalah banyak macamnya. Beberapa diantaranyayang terpenting adalah:

    o besarnya masalah (prevalence) o akibat yang ditimbulkan oleh masalah ( severity) o kenaikan besarnya masalah ( rate o f increase) o derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree o f un- meet rteed) o

    keuntungan sosial karena selesainya masalah ( social benefit) o rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern) o suasana politik (political elimate)

    Kelayakan teknologi Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untukmengatasi masalah ( technical feasibility), makin diprioritaskan masaiah tersebut.Kelayakan teknologi yang dimaksudkan disini adalah menunjuk pada pengasaan ilmu danteknologi yang sesuai.

    Sumber daya yang tersedia Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untukmengatasi masalah (resources availability) makin diprioritaskan masalah tersebut.Sumber daya yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjuk pada tenaga (man), dana(money) dan sarana ( material).

    Berilah nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) untuk setiap kriteria yangsesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar. Secara sederhana pemilihan

    prioritas masalah dengan teknik kriteria matriks ini dapat digambarkan dalam Tabel 2. TeknikKriteria Matriks Pemilihan Prioritas Masalah 11

  • 8/10/2019 Penanggulangan Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas

    36/39

    Menetapkan Prioritas Jalan Keluar

    Apabila prioritas masalah telah berhasil ditetapkan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah

    menetapkan prioritas jalan keluar (solution priority). Untuk ini ada beberapa kegiatan pokokyang harus dilakukan sebagai berikut:

    1. Menyusun alternatif jalan keluar

    Kegiatan pertama yang harus dilakukan isilah menyusun alternatif jalan keluar untuk mengatasi prioritas masalah yang telah ditetapkan. Menyusun alternatif jalan keluar dipandang penting,karena terkait dengan upaya memperluas wawasan, yang apabila berhasil diwujudkan akan besar

    peranannya dalam membantu kelancaran pelaksanan jalan keluar.

    Untuk dapat menyusun alternatif jalan keluar, cobalah berpikir kreatif (creative thinking). Teknik

    berpikir kreatif banyak macamnya. Salah satu diantaranya dikenal dengan teknik analogi atau populer pula dengan sebutan synectic technique. Jika dengan teknik berpikir kreatif masih belumdapat dihasilkan alternatif jalan keluar, cobalah tempuh langkah-langkah sebagai berikut:

    Menentukan berbagai penyebab masalah lakukan curah pendapat ( brain storming )dengan membahas data yang telah dikumpulkan. Gunakanlah alat bantu diagramhubungan sebab-akibat ( cause-effect diagram) atau populer pula dengan sebutan diagramtulang ikan {fish bone diagram ). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalamanyang ada, serta dibantu oleh data yang tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalahsecara teoritis.

    Memeriksa kebenaran penyebab masalah jika perlu, lakukanlah pengumpulan data

    tambahan. Cobalah lakukan uji statistik untuk mengidentifikasi penyebab masalah yangsebenarnya. Sisihkah daftar penyebab masalah yang hasil uji statistiknya tidak bermakna. Mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk kegiatan Apabila daftar penyebab

    masalah yang hasil uji statistiknya telah berhasil disusun, lanjutkan dengan mengubahdaftar penyebab masalah tersebut ke dalam