PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Sebelum penulis membahas berbagai hal mengenai Peranan Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Atas Penggajian, terlebih dahulu kta ketahui mengenai apa yang dimaksud dengan peranan sesuai topic yang dibahas. Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto (2000 ; 268) adalah sebagai berikut : “Peranan merupakan aspek dinamis kedududkan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.” Menurut Komarudin (2000:768), definisi peranan adalah : “1)Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh sesorang dalam manajemen. 2)Pola perilaku yang diharapkan dalam suatu status. 3)Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. 4)Fungsi yang diharapkan seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya. 5)Fungsi setiap variable dalam hubungan dengan sebab akibat.” Dalam penelitian ini yang dimaksud peranan adalah fungsi dan karakteristik dalam peran dan kedudukannya di perusahaan. Peran tersebut direalisasikan oleh satuan pengawasan intern dalam memberikan kontribusi berupa saran dan rekomendasi kepada manajemen dalam mengelola perusahaan. 2.2 Audit Internal 2.2.1 Pengertian Audit Pada dasarnya pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah audit bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang telah digariskan, maka dapat disimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses membandingkan antara kenyataan dengan yang seharusnya.

Transcript of PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

Page 1: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Peranan Sebelum penulis membahas berbagai hal mengenai Peranan

Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern dalam Menunjang Efektivitas

Pengendalian Internal Atas Penggajian, terlebih dahulu kta ketahui mengenai apa

yang dimaksud dengan peranan sesuai topic yang dibahas.

Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto (2000 ; 268) adalah sebagai berikut :

“Peranan merupakan aspek dinamis kedududkan (status) apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka

ia menjalankan suatu peranan.”

Menurut Komarudin (2000:768), definisi peranan adalah :

“1)Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh sesorang dalam manajemen. 2)Pola perilaku yang diharapkan dalam suatu status. 3)Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. 4)Fungsi yang diharapkan seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya. 5)Fungsi setiap variable dalam hubungan dengan sebab akibat.” Dalam penelitian ini yang dimaksud peranan adalah fungsi dan

karakteristik dalam peran dan kedudukannya di perusahaan. Peran tersebut

direalisasikan oleh satuan pengawasan intern dalam memberikan kontribusi

berupa saran dan rekomendasi kepada manajemen dalam mengelola perusahaan.

2.2 Audit Internal

2.2.1 Pengertian Audit

Pada dasarnya pemeriksaan atau yang lebih dikenal dengan istilah audit

bertujuan untuk menilai apakah pelaksanaan sudah selaras dengan apa yang telah

digariskan, maka dapat disimpulkan bahwa audit merupakan suatu proses

membandingkan antara kenyataan dengan yang seharusnya.

Page 2: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

Definisi audit menurut The American Accounting Association (AAA)

dikutip dari Robertson dan Louwers (2002;7) mendefinisikan auditing :

“Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluations

evidence regarding assertions and established criteria and communicating

the result to interested users.”

Pertanyaan di atas mendefinisikan audit sebagai bukti suatu proses yang

sistematis atas perolehan dan pengevaluasian bukti secara objektif mengenai

asersi dan criteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para

pengguna yang tertarik.

Definisi audit menurut Mulyadi (2002;9) auditing adalah :

“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”

Menurut Arens et all (2006;4) mengemukakan definisi audit sebagai

berikut :

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent and independent person.”

Pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa audit adalah suatu proses

pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat di

ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan

independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang

dimaksud dengan criteria-kriteria yang telah ditetapkan. Audit seharusnya

dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Audit merupakan suatu pengumpulan dan pengevaluasian bukti atau informasi

2) Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atau keterangan

yang digunakan oleh auditor untuk menilai tingkat kesesuaian suatu informasi.

3) Adanya tingkat kesesuaian suatu informasi dengan criteria tertentu.

Page 3: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

4) Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kemampuan dalam

memahami criteria yang digunakan. Seorang harus kompeten dan independen

terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperiksanya.

5) Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak yang

berkepentingan.

2.2.2 Pengertian Audit Internal

Audit internal merupakan suatu penilaian independen dalam suatu

organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang

dilaksanakan, serta berkewajiban untuk menyediakan informasi tentang

kelengkapan dan keefektifan pengendalian intern organisasi dan kualitas suatu

pelaksanaan tanggung jawab yang ditugaskan.

Profesi audit internal, saat ini terus berkembang sesuai dengan tuntutan

dunia usaha dan perekonomian yang menuntut suatu perusahaan untuk

menjalankan operasinya secara professional yang berarti pemanfaatan sumber

daya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan perusahaan. Kebutuhan akan

fungsi audit internal muncul seiring dengan perkembangan tersebut.

Menurut Mulyadi (2002;29) definisi auditor internal adalah:

“Auditor Internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, serta menentukan keandalan informasi.”

Menurut II A Board Of Director pada bulan Juni 1999, definisi baru

tidak hanya merefleksikan perubahan yang terjadi dalam profesi, definisi tersebut

juga mengarahkan Audit Internal menuju peran yang lebih luas dan berpengaruh

pada masa yang akan datang, definisi tersebut adalah:

“Internal auditing is an independen, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations it helps an organizations accomplish its objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process.”

Page 4: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

Definisi tersebut dapat diartikan audit internal adalah kegiatan assurance

dan konsultasi yang independen dan objektif yang dirancang untuk memberikan

nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal

membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang

sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance.

Dari pengertian tersebut dapat diambil lima konsep pokok, yaitu

independence dan objectivity, assurance dan consulting activities, adding value,

organizational objectives dan a systematic disciplined approach. Lima konsep

tersebut berimplikasi pada peran profesi audit internal di masa mendatang

termasuk Indonesia.

2.2.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal

Tujuan audit internal menurut Sawyer (2003;65) yang dikemukakan

sebagai berikut:

“The objective of internal auditing is to assist members of organization in the effective discharge of responsibilities. To this end, internal auditing furnishes them with analysis, appraisals, recommendations counsels and information concerning the activities reviewed. The audit objective included promoting effective control at reasonable cost.” Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa tujuan dari audit internal

adalah untuk mengetahui efektivitas anggota dalam organisasi terhadap tanggung

jawab mereka. Audit internal melakukan analisis, penilaian, memberikan

rekomendasi, mencari informasi yang berhubungan dengan aktivitas yang sedang

diperiksa. Tujuan dari audit ini juga mencakup peningkatan pengendalian yang

efektif terhadap suatu biaya yang dianggap pantas atau dapat diterima.

Pengertian dari pernyataan terdahulu, tujuan dari audit internal menurut

Hiro Tugiman (2003;99) sebagai berikut:

“Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Tujuan audit internal mencakup pula usaha mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.” Dengan kata lain tujuan audit internal sangat luas tergantung pada besar

kecilnya organisasi yang bersangkutan. Namun tujuan utama adanya audit internal

Page 5: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

dalam organisasi dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik,

sehingga setiap anggota organisasi dapat saling bekerjasama satu sama lain, tujuan

organisasi dapat tercapai dengan mudah, dan audit internal dapat menilai dan

menyesuaikan pengendalian internal dalam organisasi agar sesuai dengan

perubahan lingkungan yang sangat cepat agar pengendalian internal tersebut dapat

berjalan efektif dengan biaya yang wajar. Semua bantuan audit internal tersebut

diberikan melalui analisis-analisis, penilaian, saran-saran, bimbingan dan

informasi tentang aktivitas yang diperiksa.

Kegiatan audit internal yang dijalankan pada dasarnya haruslah mencakup

kegiatan :

1) Complience

Audit internal merupakan suatu audit ketaatan yang berfungsi untuk

menentukan dan mengawasi pelaksanaan aktivitas perusahaan dan

seluruh karyawan apakah telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur

dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, selain itu audit

juga digunakan untuk menentukan aktivitas-aktivitas tersebut sesuai

dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum dan

peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kebijakan

prosedur dan pengawasan yang baikpun tidaka aka nada gunanya

apabila pelaksanaannya tidak dilaksanakan dengan baik.

2) Verification

Unsur audit internal lainnya adalah verifikasi. Pelaksanaan verifikasi

yang dilakukan oleh audit internal lebih menguntungkan jika

dibandingkan dengan audit yang dilaksanakan audit eksternal. Ini

disebabkan audit internal lebih memahami seluk beluk aktivitas

perusahaan dan mempunyai pengetahuan khusus mengenai perusahaan

tersebut. Selain itu verifikasi yang dilakukan oleh auditor internal

secara detail tidak praktis dan tidak ekonomis dan biasanya pimpinan

perusahaan menghendaki dilakukan verifikasi secara kontinyu agar

dapat dilakukan tindakan yang segera. Verifikasi ini dilakukan oleh

auditor internal terhadap dokumen-dokumen, catatan-catatan

akuntansi, dan laporan-laporan, baik yang menyangkut aktiva,

Page 6: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

kewajiban, modal ataupun hasil operasi perusahaan dengan tujuan

untuk menentukan kebenaran informasi yang tercermin dalam laporan

tersebut.

3) Evaluation

Setelah melakukan verifikasi, tahap selanjutnya adalah melaksanakan

evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kelemahan dan

kekurangan yang terdapat dalam pengendalian internal yang ada.

Dalam melaksanakan evaluasi, audit internal memerlukan penilaian

yang lebih matang dan cermat untuk dapat menentukan keefektifan

pengendalian internal yang diterapkan dan dilaksanakan sesuai dengan

kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.

Pimpinan akan menerima laporan dari hasil compliance, verification,

dan evaluation tersebut. Jika terjadi penyimpangan terhadap apa yang telah

ditetapkan, pimpinan diberitahu dan diberi penjelasan mengenai penyebab

terjadinya, dan juga diberikan rekomendasi atas solusi-solusinya. Dengan

demikian jelas audit internal juga hanya bertanggungjawab sebatas penilaian

yang dilakukannya, sedangkan tindakan koreksinya merupakan tugas dari

manajemen.

Ruang lingkup audit internal mencakup bidang yang sangat luas dan

kompleks meliputi seluruh tingkatan manajemen baik yang sifatnya

administrative maupun operasional. Hal tersebut sesuai dengan komitmen

bahwa fungsi audit internal adalah membantu manajemen dana mengawasi

berjalannya roda organisasi. Namun demikian audit internal bertindak sebagai

mata-mata tetapi merupakan mitra yang siap membantu dalam memecahkan

setiap permasalahan yang dihadapi.

Ruang lingkup audit internal menurut Hiro Tugiman (2003;99-100)

sebagai berikut :

“Ruang lingkup pemerikasaan internal menilai keefektifan system pengendalian internal serta pengevaluasian terhadap kelengkapan dan kefektifan system pengendalian internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan. Pemeriksaan internal harus : a) Me-review keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi

financial dan operasional serta cara yang dipergunakan untuk

Page 7: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi tersebut;

b) Me-review berbagai sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan kesesuaiannya dengan berbagai kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan yang dapat berakibat penting terhadap kegiatan organisasi, serta harus menentukan apakah organisasi telah mencapai kesesuaian dengan hal-hal tersebut;

c) Me-review berbagai cara yang dipergunakan untuk melindungi harta dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan harta-harta tersebut;

d) Menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan berbagai sumber daya;

e) Me-review berbagai operasi tau program untuk menilai apakah hasilnya konsisten dengan tujuan dan sasran yang telah ditetapkan dan apakah kegiatan program tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.”

Penjelasan di atas menerangkan bahwa ruang lingkup fungsi audit

internal luas dan fleksibel, yang sejalan dengan kebutuhan dan harapan

manajemen. Dapat diketahui bahwa sebagian besar auditor bertugas untuk

menentukan, memverifikasi atau memastikan apakah sesuatu itu ada atau tidak,

menilai, menaksir atau mengevaluasi pengendalian dan operasi berdasarkan

criteria yang sesuai dan merekomendasikan tindakan korektif kepada manajemen.

Semua hal tersebut dilakukan dengan independen dalam organisasi. Pandangan

yang sehat meliputi pula segala hal yang dilakukan sejak memeriksa keakurasian

catatan akuntansi, mengkaji pengendalian system informasi yang dikomputerisasi,

hingga pemberian konsultasi internal.

2.2.4 Fungsi dan Tanggung Jawab Audit Internal

Fungsi audit internal menurut Hiro Tugiman (2000;11) :

“Fungsi audit internal adalah suatu fungsi penilaian bebas dalam suatu

organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan meniali kegiatan-kegiatan

perusahaan untuk memberikan saran-saran kepada manajemen, agar

tanggung jawab dapat dilaksanakan secara efektif.”

Adapun tanggung jawab auditor internal menurut Komite Ikatan

Akuntan Indonesia (IAI) (2001, 322;1), adalah sebagai berikut :

Page 8: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

“Auditor internal bertanggung jawab untuk menyediakan data analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi informasi lain kepada manajemen satuan usaha dan dewan komisaris atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya tersebut auditor internal mempertahankan objektifitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya dan tanggung jawab penting fungsi audit internal adalah memantau kinerja pengendalian suatu usaha.”

Independensi dan Objektivitas Auditor Internal.

Auditor internal harus independen dan objektif dalam pelaksanaan

kegiatannya, hal ini berarti auditor internal dalam memberikan penilaian tidak

memihak kepada siapapun. Hal ini dapat dicapai bila audit internal diberikan

status dan kedudukan yang jelas, seperti yang dikemukakan IIA (2004;7), sebagai

berikut:

“The internal auditor activity should be independent, and internal

auditors shoul be objective in performing their work.”

Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa audit internal haruslah

independen dan objektif dalam menyelesaikan tugas mereka.

Independensi memungkinkan auditor internal dapat melakukan pekerjaan

secara bebas dan objektif, juga dapat membuat pertimbangan penting secara netral

dan tidak menyimpang. Independensi dapat dicapai melalui status organisasi dan

objektivitas.

Hal ini diperoleh melalui status organisasi dan objektivitasnya sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Hiro Tugiman (2003 ; 16), yaitu :

1) Status organisasi Status organisasi unti dari audit internal (bagian pemeriksaan internal) haruslah member keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan. Auditor internal harus mempunyai dukungan dari manajemen senior dan dewan direksi, sehingga mereka akan mendapatkan kerja sama dari pihak yang akan diperiksa dan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara bebas dari berbagai campur tangan pihak lain.

2) Objektivitas Para pemeriksa internal (internal auditor) haruslah melaksanakan tugasnya secara objektif.

a. Objektif adalah sikap mental bebas yang harus dimiliki oleh pemeriksa internal dalam melaksanakan pemeriksaan.

Page 9: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

b. Sikap objek akan memungkinkan para auditor internal melakukan pemeriksaan dengan suatu cara, sehingga mereka akan sungguh-sungguh yakin atas hasil pekerjaannya dan tidak akan membuat penilaian yang kualitasnya merupakan hasil kesepakatan atau diragukan.

c. Sikap objektif auditor internal tidaklah terpengaruh atau berkurang bila pemeriksa mengajukan suatu standard pengawasan bagi sistem-sistem atau meninjau prosedur sebelum hal-hal tersebut diterapkan.

Audit internal dapat dikatakan independen apabila dapat melaksanakan

tugasnya secara bebas dan objektif. Dengan kebebasannya, memungkinkan

auditor internal untuk melaksanakan tugasnya dengan tidak berpihak.

Independensi dan objektivitas dapat dicapai melalui status organisasi dan sikap

objektif dalam melaksanakan tugasnya.

Kompetensi Auditor Internal

Seorang auditor internal dapat dikatakan kompeten apabila memiliki

beberapa syarat, antara lain :

1) Audit internal harus memiliki pendididkan dan latihan yang memadai

karena audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan. Oleh karena

itu, auditor internal harus mengerti catatan keuangan dan akuntansi

sehingga dapat memverifikasi dan menganalisis dengan baik.

2) Selain pendidikan dan pelatihan seorang auditor internal juga harus

berpengalaman di bidangnya. Apabila ia seorang auditor internal yang

baru, ia haruis dibimbing oleh auditor yang kompeten.

3) Seorang auditor dikatakan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

a. Auditor internal harus tertarik dan ingin mengetahui semua operasi

perusahaan, selain itu juga harus mempunyai perhatian terhadap

prestasi dan persoalan karyawan perusahaan mulai dari tingkat bawah

sampai tingkat atas.

b. Seorang auditor internal harus tekun dalam menjalankan pekerjaannya.

c. Auditor internal juga harus memandang suatu kesalahan sesuatu yang

harus diselesaikan dan kesalahan yang telah dibuat sebisa mungkin

dihindari.

Page 10: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

d. Auditor internal menelaah semua pengaruh yang terjadi terhadap

profitabilitas dan efisiensi kegiatan perusahaan.

e. Mempertimbangkan auditee sebagai mitra, karena tujuan dari audit

internal bukan mengkritik tetapi untuk meningkatkan operasi

perusahaan.

4) Seorang auditor internal harus mempunyai ide-ide yang cemerlang untuk

membangun organisasi.

Menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004;9)

menyatakan bahwa :

“Penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan

kecermatan professional.”

2.3 Profesionalime Satuan Pengawasan Intern (SPI)

2.3.1 Pengertian Profesionalime

Satuan pengawasan intern sebagai auditor internal dalam perusahaan

dituntut harus professional karena merupakan suatu kredibilitas dan kunci sukses

dalam menjalankan fungsinya dalam perusahaan. Pengertian profesionalime itu

sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 ; 689) adalah :

“Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang

merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional.”

Kata profesi itu sendiri berasal dari bahasa latin “professus” yang makna

semula dihubungkan dengan sumpah atau janji yang bersifat keagamaan. Oleh

karena itu ada pengertian khusus yang mendasari arti profesi. Profesi adalah

bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejujuran

dsb). Sedangkan professional bersangkutan dengan proses, memerlukan

kepandaian khusus untuk menjalankannya. Pengertian profesionalisme itu sendiri

menurut Arens et all (2005;78) yaitu :

“Professional means a responsibility for conduct that extends beyond

satisfying individual responsibilities and beyond the require ments of our

society law and regulations.”

Page 11: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa profesionalisme

merupakan tanggung jawab berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi

undang-undang dan peraturan masyarakat. Sebagai seorang professional auditor

internal mengakui tanggung jawab terhadap klien dan terhadap rekan se-profesi

termasuk untuk berperilaku sekalipun berarti pengorbanan pribadi.

Untuk selalu menjaga profesionalisme satuan pengawasan intern sebagai

auditor internal dalam perusahaan, diperlukan suatu standar bagi profesi audit

internal itu sendiri. Dalam Standar Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh

Konsorium Organisasi Profesi Audit Internal dijelaskan secara detail mengenai

Kode Etik dan Standar Profesi bagi Profesi audit internal.

2.3.2 Standar Profesionalisme Dalam skripsi ini, penulis menggunakan Standar Profesi dalam Standar

Profesi Audit Internal (SPAI) yang mewakili profesionalisme dari Satuan

Pengawasan Intern (SPI), karena standar profesi dalam SPAI memuat aturan atau

standar tentang tindakan-tindakan minimum yang harus dipenuhi oleh SPI dalam

menjalankan fungsinya dalam perusahaan. Sehingga standar profesi dalam SPAI

tepat digunakan dalam menilai profesionalisme anggota SPI, sedangkan kode etik

dalam SPAI merupakan batasan-batasan tindakan mengenai apa yang boleh, harus

dan tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota SPI dalam tugasnya. Selain itu

objek dalam penelitian ini adalah SPI sebagai suatu lembaga, sedangkan kode etik

yang dimuat dalam SPAI merupakan standar yang berlaku bagi setiap anggota SPI

dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara individu.

Standar Profesi dalam SPAI terdiri atas Standar Atribut dan Standar

Kinerja. Berikut garis besar Standar Atribut dan Standar Kinerja Konsorium

Organisasi Profesi Audit Internal (KOPAI) 2004.

2.3.2.1 Standar Atribut Standar Atribut berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu, dan

pihak-pihak yang melakukan kegiatan audit internal yang terdiri atas :

a. Tujuan, wewenang, dan tanggung jawab

Page 12: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

Fungsi audit internal harus dinyatakan secara formal dalam Charter Audit

Internal, Konsisten dengan SPAI dan mendapat persetujuan dari pimpinan

dan Dewan Pengawas Organisasi.

b. Independensi dan Objektivitas

Seorang auditor internal harus independen dan objektif dalam

melaksanakan pekerjaannya.

c. Keahlian dan Kecermatan Profesional

Penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan

kecermatan professional.

Keahlian, auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan

kompetensi lainnya yang dibuthkan untuk melaksanakan tanggung jawab

perorangan.

Kecermatan Profesional, auditor internal harus menerapkan kecermatan

dan keterampilan layaknya dilakukan oleh seorang auditor internal yang

prudent dan kompeten.

d. Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas Fungsi Audit Internal.

Penanggung jawab fungsi audit internal harus mengembangkan dan

memelihara program jaminan dan kualitas yang mencakup seluruh aspek

dari fungsi audit internal dan secara terus menerus memonitor

efektivitasnya. Program ini mencakup penilaian kualitas internal dan

eksternal secara periodic dan pementauan internal yang berkelanjutan.

Program ini harus dirancang untuk membantu fungsi audit internal dalam

menambah nilai dan meningkatkan operasi perusahaan serta memberikan

jaminan bahwa fungsi audit internal telah sesuai dengan standard dan kode

etik.

2.3.2.2 Standar Kinerja

Standar kinerja menjelaskan sifat dan kegiatan audit internal dan

merupakan ukuran kualitas pekerjaan audit yang terdiri atas :

a. Pengelolaan Fungsi Audit Internal

Page 13: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

Penanggungjawab fungsi auditor internal harus mengelola fungsi audit

internal secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan

fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi.

b. Lingkup Penugasan

Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi

terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan

governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan

menyeluruh.

c. Perencanaan Penugasan

Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana

untuk setiap penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan

alokasi sumber daya.

d. Pelaksanaan penugasan

Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi,

menganalisis, mengevaluasi dan mendokumentasikan informasi yang

memdai untuk mencapai tujuan penugasan.

e. Komunikasi Hasil Penugasan

Auditor internal harus mengkomunikasikan hasil penugasannya secara

tepat waktu. Criteria komunikasi itu sendiri harus mencakup sasaran dan

lingkup penugasan, simpulan, rekomendasi, dan rencana tindak lanjutnya.

f. Pemantauan Tindak Lanjut

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga

sistem untuk memantau tindak lanjut hasil penugasan yang telah

dikomunaksikan kepada manajemen.

g. Resolusi Penerimaan oleh Manajemen

Apabila manajemen senior telah memutuskan untuk menanggung risiko

residual yang sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi,

penanggungjawab fungsi audit internal harus mendiskusikan masalah ini

dengan manajemen senior. Jika diskusi tersebut tidak menghasilkan

keputusan yang memuaskan, maka penanggungjawab fungsi audit internal

dan manajemen senior harus melaporkan hal tesrbut kepada pimpinan dan

dewan pengawas organisasi untuk mendapatkan resolusi.

Page 14: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

2.3.3 Pengertian Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Sejalan dengan tujuan dan fungsinya, maka definisi Satuan Pengawasan

Intern menurut Bambang Hartadi dalam bukunya yang berjudul Internal

Auditing (2000;35) adalah sebagai berikut :

“Bagian atau unit dalam organisasi yang menjalankan fungsi pengawasan dan pemeriksaan yang ditujukan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan membantu para anggota organisasi agar mereka dapat menjalankan tanggung jawab secara efektif.”

Pimpinan Satuan Pengawasan Intern adalah orang yang memimpin dan

bertanggung jawab mengelola Satuan Pengawasan Intern, sehingga pekerjaan

pemeriksaan memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang disetujui oleh

manajemen senior dan diterima oleh dewan, sumber daya bagian Satuan

Pengawasan Intern dipergunakan secara efektif dan efisien dilakukan sesuai

dengan standard profesi. Jadi bagian atau unti yang ada dalam suatu organisasi

yang menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegitan yang dilaksanakan organisasi.

Pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional tersebut di

lingkunagn usa Perjan, Perum, dan Persero disebut dengan nama Satuan

pengawasan Intern. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN: Bab IV Satuan

Pengawasan Intern pasal 67-69 yang menyatakan bahwa :

“Satuan Pengawasan Intern adalah suatu badan yang bertugas membantu direktur utama dalam melaksanakan pemeriksaan Intern Keuangan dan Pemeriksaan Operasional Persero serta penilaian pengendalian pengelolaan dan pelaksanaannya pada Persero yang bersangkutan serta memberikan saran-saran perbaikan.”

Berdasarkan kutipan diatas Satuan Pengawasan Intern adalah suatu unit

organisasi yang dibentuk secara independent dalam suatu lingkungan organisasi

dengan tujuan untuk membantu manajemen dalam melakukan pengawasan dan

pengendalian yang independen pada suatu badan usaha yang bersangkutan.

Disamping bertugas untuk melakukan dan memberikan pemikiran, Satuan

Pengawasan Intern juga memberikan saran-saran perbaikan.

Page 15: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

2.3.4 Kedudukan Satuan Pengawasan Intern dalam Perusahaan

Sesuai dengan definisinya bahwa Satuan Pengawasan Intern merupakan

bagian atau unit dalam organisasiyang menjalankan fungsi pengawasan dan

pemeriksaan yang ditunjukkan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan

membentu para anggota agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawab secara

efektif, maka Satuan Pengawasan Intern harus memiliki kedudukan yang bebas,

tidak dipengaruji oleh bagian-bagian yang ada dalam organisasi, karena

pemeriksaan yang dilakukan secara bermutu apabila Satuan Pengawasan Intern

tidak memiliki kedudukan yang tepat dalam organisasi perusahaan dan tidak

adanya dukungan penuh dari pimpinan, maka kesimpulan yang diberikan oleh

pemeriksa intern tidak akan memiliki arti bagi pimpinan perusahaan.

Kedudukan Satuan Pengawasan Intern dalam organisasi dapat bertanggung

jawab pada tiga fungsioner yaitu sebagai berikut :

1) Pengawasan Intern bertanggung jawab pada Dewan Komisaris.

2) Satuan Pebgawasan Intern bertanggung jawab pada Direktur Utama

3) Satuan Pengawasan Intern bertanggung jawab kepada fungsioner

keuangan tertinggi, fungsioner tersebut mungkin berfungsi sebagai

Direktur bidang Keuangan, bendahara, ataupun controller, yang

penting adalah fungsionaris tersebut bertanggung jawab atas

koordinasi persoalan-persoalan keuangan dan akuntansi.

Berdasarkan uraian diatas bahwa kedudukan Satuan Pengawasan Intern

dapat mempengaruhi kegiatan pemeriksaan di dalam suatu perusahaan. Dan

mengenai kedudukan Satuan Pengawasan Intern dapat bertanggung jawab kepada

Dewan Komisaris, Direktur Utama atau Fungsionaris keuangan tergantung kepada

kebijaksanaan yang diterapkan oleh pimpinan perusahaan.

2.4 Pengertian Efektivitas

Efektivitas dapat digambarkan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan

tingkat keberhasilan (atau kegagalan) kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Menurut Arens dan Loebbecke (1997;792) efektivitas adalah :

Page 16: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

“Effectiveness refer to the accomplishment of the objective, where as

afficiency refers to the sources used to exist achieved those objectives.”

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

merupakan perbandingan antara target atau sesuatu yang hendak dicapai dengan

realisasinya atau sesuatu yang telah terjadi berdasarkan kenyataan yang ada.

Tercapainya tujuan manajemen (manajemen yang efektif) tidak selamanya

disertai dengan efisiensi yang maksimum. Dengan perkataan lain manajemen

yang efektif tidak terlalu perlu disertai manajemen yang efisien. Oleh karena itu

keberhasilan tidak boleh hanya di ukur dari efektivitas tetapi di ukur pula oleh

efisiensi.

Pengendalian internal atas penggajian dapat dikatakan efektif bila

memadainya komponen pengendalian internal dan tercapainya tujuan

pengendalian internal atas penggajian.

Efektivitas atau hasil operasi adalah hasil atau keuntungan yang diperoleh

organisasi berdasarkan pencapaian tujuan dan objektivitas dari beberapa criteria.

Dari pengertian yang telah diuraikan, dapat diketahui bahwa secara garis

besar efektivitas adalah kemampuan perusahaan dalam usahanya mencapai tujuan

yang diinginkan oleh perusahaan.

2.5 Pengendalian Internal

Seiring dengan berkembangnya skala usaha perusahaan maka kegiatan

usahanya pun semakin kompleks. Dengan kondisi tersebut, pimpinan sudah tidak

mungkin mengawasi atau memonitor secara langsung seluruh kegiatan yang

terjadi diperusahaan dikarenakan jenjang pengawasan bertambah luas. Oleh

karena itu untuk mencapai tujuannya manajemen membutuhkan alat bantu yaitu

perlu diterapkannya system pengendalian yang efektif.

2.5.1 Pengertian Pengendalian Internal

Pengendalian internal menurut Committee Of Sponsoring Organizations

(COSO) yang dikutip oleh Boynton (2006;391) adalah sebagai berikut :

Page 17: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

“Internal control is a process, affected by an entity’s boars of directors, management, and other personel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement in the following categories :

a. Reliability of financial reporting, b. Effectiveness and efficiency of operations, c. Compliance with applicable laws and regulation.”

Berdasarkan definisi diatas dapat dinyatakan bahwa pengendalian internal

adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh direktur, manajemen dan anggota

lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian 3(tiga) golongan tujuan, yaitu :

a. Keandalan laporan keuangan,

b. Efektivitas dan efisiensi operasi,

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Bodnar (2006;129) definisi pengendalian internal adalah sebagai

berikut:

“Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal, terkait dengan tercapainya tujuan berikut: (1) Keandalan pelaporan keuangan (2) Efektivitas dan Efisiensi Operasi (3) Kepatuhan kepada Peraturan dan regulasi yang berlaku.” Menurut Mulyadi (2002 ; 180) definisi pengendalian internal adalah :

“Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain, yang di desain untuk memberikan 3(tiga) tujuan berikut : (1) Keandalan Laporan Keuangan (2) Kepatuhan terhadap Hukum dan peraturan yang berlaku (3) Efektivitas dan Efisiensi Operasi.”

Berdasarkan pengertian diatas maka pengendalian internal yang baik

adalah pengendalian yang mampu menjamin operasi yang efisien dan efektif,

laporan keuangan yang dapat dipercaya dan ketaatan perusahaan pada hukum dan

peraturan yang berlaku.

2.5.2 Unsur-Unsur Pengendalian Internal

Setiap perusahaan memiliki karakteristik atau sifat-sifat khusus yang

berbeda karena perbedaan karakteristik tersebut maka pengendalian internal yang

Page 18: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

baik pada suatu perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan lainnya. Oleh sebab

itu, untuk mendesain suatu system pengendalian internal yang baik perlu

diperhatikan factor-faktor yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan secara

komprehensif. Menurut Arens (2006;274) Pengendalian internal terdiri dari lima

komponen yang saling terkait berikut ini :

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) 2. Penaksiran Risiko (Risk Assesment) 3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) 4. Informasi dan Komunikasi (Information and communication) 5. Pemantauan (Monitoring)

Penjelasan unsur-unsur pengendalian internal sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian ini mencerminkan sikap dan tindakan manajemen

mengenai pengendalian perusahaan yang terdiri dari :

a). Nilai Etika dan Integritas

Etika dan kejujuran merupakan dasar dari pengendalian yang dilakukan

oleh manajemen dalam mengurangi dan meredam tindakan

penyelewengan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan.

b). Komitmen terhadap Kompetensi

Komitemen terhadap kompetensi termasuk pertimbangan manajemen akan

kecakapan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu dan

bagaimana tingkat kecakapannya diterjemahkan kedalam keahlian dan

pengetahuan yang dibutuhkannya.

c). Partisipasi Dewan Komisaris atau Komite Audit

Suatu kesatuan pengendalian dipengaruhi oleh dewan direksi atau komite

audit. Komite audit yang independen dibebani tanggung jawab untuk

mengawasi proses pelaporan keuangan, yang mencakup pengendalian

internal dan ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan yang

ditetapkan.

d). Falsafah Manajemen dan Gaya Operasi

Pemahaman mengenai falsafah dan gaya operasi membuat auditor dapat

merasakan sikap manajemen terhadap pengendalian.

Page 19: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

e). Struktur Organisasi

Kesatuan struktur organisasi menyediakan kerangka kerja operasi

perusahaan untuk mencapai keseluruhan tujuan perusahaan yang telah

direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan diawasi.

f). Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab

Penetapan wewenang dan tanggung jawab dimaksudkan agar

mempermudah proses operasi, proses pelaporan dan memperjelas tingkat

kepemimpinan dalam perusahaan.

g). Kebijakan dan Pelatihan Manusia yang Bersumber Daya

kebijakan sumber daya manusia berhubungan dengan proses penerimaan,

penempatan, pelatihan, evaluasi, promosi, penggantian dan perbaikan.

2. Perkiraan Risiko (Risk Assesment)

Kesatuan perkiraan risiko yang akan timbul bertujuan untuk mengidentifikasi,

menganalisa, dan mengelola risiko yang berhubungan dengan persiapan

laporan keuangan yang akan disajikan berdasrkan prinsip akuntansi yang

berlaku umum. Risiko dapat ditimbulkan oleh keadaan senagai berikut :

a). Perusahaan dalam lingkungan operasi perusahaan (Changes in Operating

Environment)

Perubahan peraturan atau lingkungan operasi dapat mengakibatkan

perubahan dalam tekanan persaingan dan risiko yang berbeda secara

signifikan.

b). Karyawan Baru (New Personel)

Karyawan abru mungkin memiliki pandangan atau pengertian yang lain

atas pengendalian internal yang sedang diterapkan dalam perusahaan.

c). Sistem Informasi Baru (New or Revamped Information System)

Perubahan dalam system informasi dapat merubah risiko yang

berhubungan dengan pengendalian internal

d) Pertumbuhan yang Pesat (Rapid Growth)

pertumbuhan persat operasi perusahaan dapat meningkatkan risiko sebagai

akibat dari pengendalian yang tidak berfungsi secara memadai.

e). Teknologi Baru (New Technology)

Page 20: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

Teknologi baru yang diterapkan apada proses produksi atau system

informasi dapat merubah risiko yang sebelumnya telah diperkirakan oleh

pengendalian internal.

f). Lingkup, Produk atau kegiatan baru (New, Lines, products or Activities)

Dengan memasuki area atau transaksi bisnis yang menambah pengalaman

dapat menimbulkan risiko baru yang berhubungan dengan pengendalian

internal.

g). Operasi Perusahaan secara Internasional (Foreign Operations)

perluasan daerah usaha menimbulakn risiko yang dapat menimbulkan

dampak terhadap pengendalian internal.

h). Keputusan Akuntansi (Accounting Pronouncements)

penerapan atau perubahan prinsip-prinsip akuntansi dapat menimbulakan

risiko dalam mempersiapkan laporan keuangan.

3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirasakan

bahwa diperlukannya tindakan untuk meredam risiko dalam upaya pencapaian

keseluruhan tujuan secara umum. Kegiatan pengendalian dapat dikategorikan

ke dalam kebijakan dan prosedur sebagai berikut :

a). Tinjauan ulang atas pelaksanaan kerja (Performance Reviews)

kegiatan pengendalian dilakukan dengan mengadakan perbandingan antara

penampilan kerja actual dengan anggaran, peramalan dan periode

pelaksanaan kerja sebelumnya, serta analisis-analisis yang telah dilakukan

dan tindakan koreksi yang telah dilaksanakan.

b). Pengelolaan Informasi (Information Procesing)

Berbagai tindakan pengendalian dilakukan dengan memeriksa tingkat

keakuratan, kelengkapan dan otorisasi. Kegiatan pengendalian system

informasi terdiri dari :

1. Pengendalian umum, pada umumnya merupakan pengendalian

terhadap operasi pusat data, akuisisi dan pemeliharaan system

software, akses keamanan serta pengembangan dan pemeliharaan

system aplikasi.

Page 21: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

2. Pengendalian aplikasi, dilakukan terhadap pengolahan aplikasi

individual. Pengendalian ini menjamin bahwa transaksi yang dilakukan

telah sah, telah diotorisasi dengan benar dan telah diolah secara akurat

dan lengkap.

c). Pengendalian Fisik (Physical Controls)

kegiatan pengendalian fisik ini dilaksanakan terhadap pengendalian fisik

atas asset, untuk menjaga asset dari perbedaan perhitungan anatara catatan

pengendalian dengan hasil perhitungan fisik dan menghindari pencurian

asset, sehingga dapat mendukung persiapan laporan keuangan dan

pelaksanaan audit.

d). Pemisahan Tugas (Segregation of Duties)

Tujuan utama dari pemisahan tugas adalah menghindari timbulnya

kesalahan-kesalahan yang disengaja atau tidak dalam pengotorisasian

transaksi, pencatatn transaksi dan pemeliharaan asset.

4. Informasi dan Komunikasi (information and communication)

a). Informasi, kualitas sistem informasi akuntansi mempengaruhi

kemampuan manajemen dalam membuat kepeutusan dalam

pengolahan dan pengendalian kegiatan perusahaan, dan menyiapkan

laporan keuangan yang layak. Sistem informasi akuntansi terdiri dari

metode-metode dan catatan-catatan yang bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sama

2. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci

sehingga memungkinkan pengelompokan transaksi secara

semestinya untuk pelaporan keuangan.

3. Mengukur nilai transaksi yang sesuai dengan nilai moneter yang

layak dalam laporan keuangan.

4. Menentukan periode terjadinya transaksi untuk

memungkinkan pencatatan transaksi pada periode akuntansi yang

semestinya.

5. Menyajikan transaksi dengan semestinya dan pengungkapannya

dalam laporan keuangan.

Page 22: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

b) Komunikasi, komunikasi merupakan proses pemahaman peranan

individual dan pertanggungjawaban yang berhubungan dengan

pengendalian internal terhadap laporan keuangan. Komunikasi biasanya

dibuat berdasarkan panduan kebijakan, panduan akuntansi, pelaporan

keuangan, dan memorandum. Komunikasi dapat juga dibuat secara lisan

dan melalui tindakan yang dilakukan oleh manajemen.

5. Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan adalah suatu proses yang menguji dan menetapkan kualitas

penampilan dan pengendalian internal, termasuk menetapkan rancangan dan

operasi pengendalian atas dasar periode waktu, dan mengambil tindakan

perbaikan yang diperlukan. Proses ini dicapai dengan pengawasan yang

berkesinambungan terhadap kegiatan operasi perusahaan, evaluasi terpisah atau

kombinasi keduanya, seperti dengan mempelajari pengendalian internal yang ada,

laporan auditor internal, laporan dari pihak-pihak luar perusahaan, seperti

pemerintah, bank, umpan balik dari karyawan, dan masukan dari konsumen. Dari

hasil proses pemantauan ini dapat diketahui kelemahan dan kekutan perusahaan,

sehingga dapat diusulkan pengendalian internal yang baik.

2.5.3. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Arens (2006;271) tujuan pengendalian internal adalah sebagai

berikut:

"1. Reliability of Financial Reporting

2. Effciency and effectiveriess of Operations

3. Compliance with applicable laws and regulations "

Yang artinya tujuan pengandalian internal adalah:

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Efektivitas dan efisiensi

3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Keandalan Pelaporan Keuangan

Page 23: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

Artinya pengendalian internal memberikan keyakinan yang memadai

bahwa pelaporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan

Prinsip Akuntansi Berterima Umum.

2. Efektivitas dan Efisiensi Operasi

Pengendalian internal dimaksudkan untuk mendorong penggunaan

sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

perusahaan.

3. Kepatuhan terhadap hukum dan Peraturan-Peraturan dan prosedur

untuk membantu mencapai tujuan perusahaan.

Dengan adanya pengendalian internal yang memadai diharapkan dapat

ditaatinya peraturan dan hukum yang berlaku.

2.5.4. Keterbatasan Pengendalian Internal

Pengendalian Internal tidak dapat dikatakan sepenuhnya efektif. Meskipun

telah dirancang dan disusun dengan sebaik-baiknya, karena keberhasilan tetap

tergantung dari kompetensi dan keandalan pelaksanannya. Meskipun

pengendalian telah diterapkan dalam perusahaannya tidak berarti bahwa

penyelewengan dan kesalahan tidak akan terjadi. Sebab, tidak ada satu pun

pengendalian internal yang dapat mencapai ideal, karena adanya keterbatasan-

keterbatasan yang tidak dapat memungkinkan pengendalian internal itu tercapai.

Kelemahan dan keterbatasan pengendalian internal itu menurut Mulyadi

(2002;62) dikelompokkan menjadi:

1. Kesalahan dalam pertimbangan

2. Gangguan

3. Kolusi

4. Pengabaian oleh manajemen

5. Biaya lawan manfaat

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Kesalahan dalam Pertimbangan

Seringkali manajemen dan personel lain dapat salah

mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil dalam

melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi yang

Page 24: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

didapat oleh setiap manajemen atau personel, keterbatasan waktu dan

tekanan lain.

2. Gangguan

Ganggguan dalam pengendalian internal yang telah ditetapkan dapat

terjadi karena personel secara keliru memerintah perintah atau

membuat kesalahan, tidak adanya perhatian dan kelelahan. Perubahan

yang bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam

sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.

3. Kolusi

Adalah tindakan beberapa individu untuk tujuan kejahatan. Kolusi

dapat mengakibatkan rusaknya pengendalian internal dan tidak

teningkapkannva ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan

atau pengendalian internal yang dirancang

4. Pengabaian oleh Manajer

Manajer dapat mengabaikan kebijakan dan prosedur yang telah

ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah, seperti keuntungan pribadi

manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan.

5. Biaya Lawan Manfaat

Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian internal

yang tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian

internal tersebut.

2.6. Pengendalian Internal Atas Penggajian

2.6.1. Pengertian Gaji

Bagi seorang pekerja, gaji merupakan pendapatan dari hasil jerih payahnya

di dalam menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan tenaganya. Di sini gaji

tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan materi saja, tetapi juga menyangkut

hakikat martabat manusia. Sedangkan bagi perusahaan, gaji merupakan suatu

bentuk kompensasi yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pegawai atas

imbalan jasa yang telah diberikan kepada perusahaan.

Menurut Soemarso (2005;288) pengertian gaji adalah sebagai berikut:

Page 25: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

“Gaji merupakan pembayaran pegawai yang diberi tugas-tugas

administrative dan pimpinan pada umunya. Gaji ditetapkan secara bulanan

atau tahunan. “

Menurut Mulyadi (2001;285), gaji dapat didefinisikan sebagai berikut:

“Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang

dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer.

Umumnya gaji diberikan secara perbulan.”

Sedangkan menurut Marihut Tua Efendi Hariandja (2005;245)

pengertian gaji adalah sebagai berikut:

“Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima pegawai sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi. Atau dapat juga dikatakan sebagai bayaran yang diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah organisasi.”

Berdasarkan definisi diatas, maka gaji merupakan balas jasa yang

dibayarkan oleh perusahaan secara berkala atau periodic yang jumlahnya relative

konstan kepada pegawainya.

2.6.2. Sistem Akuntansi Gaji

Sistem penggajian/kepegawaian mencakup seluruh tahap pemrosesan

harus meliputi pengurangan pajak, potongan tertentu, pelaporan kepada

pemerintah, dan persyaratan-persyaratan kepegawaian lainnya.

Dalam organisasi besar penggajian seringkali merupakan prosedur yang

paling kompleks dalam operasi, sebab arti penting sosial penggajian yang banyak

mengalami perubahan asumsi dalam beberapa dekade terakhir.

Strategi mengatasinya adalah dengan membuat garis besar prosedur

penggajian dan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan actual

penggajian. Hal ini menjadi tanggung jawab analis system untuk membuat

pemrosesan penggajian tetap aktual. Prosedur-prosedur yang berkaitan dengan

pengendalian internal gaji menurut Arens dan Loebbecke (2003;521) sebagai

berikut :

Page 26: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

(1) Personel and employment procedure,

(2) Time keeping and payrol preparation procedure,

(3) Payment of payroll

2.6.2.1. Prosedur Penerimaan dan Penempatan Karyawan (Personnel and

Employment Procedure)

Departemen kepegawaian bertanggung jawab untuk menempatkan orang

di penggajian perusahaan , menspesifikasikan tingkat pembayaran, dan

mengotorisasi potongan-potongan gaji. Seluruh perubahan, seperti penambahan

atau pengurangan pegawai, perubahan tingkat gaji. atau perubahan tingkat

potongan gaji. harus diotorisasi oleh departemen kepegawaian. Fungsi

kepegawaian terpisah dari fungsi pencatatan waktu (jam kerja) dan fungsi

penggajian.

2.6.2.2. Prosedur Pencatatan Waktu dan Penyiapan Pembayaran Gaji

(Time Keeping ang payroll Procedure)

Fungsi pencatatan jam kerja dan waktu penyiapan pembayaran gaji

bertanggung Jawab untuk menyajikan dan mengontrol laporan-laporan jam kerja

dan kartu-kartu jam kerja. Di perusahaan manufaktur, pegawai biasanya

memasukkan kartu jam kerja pada saat datang dan pulang. Pada akhir setiap

periode pembayaran gaji, kartu jam kerja pegawai (atau laporan jam kerja

pegawai) menunjukkan jumlah jam kerja dan jumlah uang yang diterima,

Pencatatan jam kerja bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan membuat

kartu-kartu jam kerja, laporan-laporan jam kerja, dan merekonsiliasikan data-data

tersebut dengan laporan Ikhtisar jam kerja yang diterima dari bagian produksi.

Laporan ikhtisar jam kerja menunjukkan jenis pekerjaan yang dibebankan kepada

pegawai, Pencatat jam kerja merekonsiliasikan laporan jam kerja dengan laporan

ikhtisar jam kerja yang diterima dari bagian produksi dan kemudian mengirimkan

kartu jam kerja ke departemen penggajian.

Page 27: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

2.6.2.3. Prosedur Pembayaran Gaji (Payment of payroll)

Departemen penggajian bertanggung jawab untuk perhitungan dan

penyiapan proses penggajian. Proses penggajian harus terpisah dari penyiapan

data masukan untuk dasar pembayaran, laporan-laporan jam kerja dan data

kepegawaian diterima dari departemen kepegawaian, laporan-laporan jam kerja

diterima dari pencatat jam kerja. Daftar gaji memuat rincian perhitungan gaji

bersih (gaji kotor dikurangi potongan-potongan) cek pembayaran dikirimkan ke

departemen pengeluaran kas untuk ditandatangani, ditelaah, dan didistribusikan.

Rangkapan daftar gaji dikirim ke departemen hutang dagang untuk dilakukan

pencatatan penggajian.

2.7. Tujuan Pengendalian Internal Gaji

Tujuan pengendalian internal gaji adalah agar dapat ditetapkan dan

dibayarkan kepada pegawai secara tepat dan benar, serta dilain pihak untuk

menyajikan informasi atau data yang cepat, tepat dan akurat untuk disampaikan

kepada manajemen.

Tujuan pengendalian atas penggajian menurut Arens et All (2006;566)

adalah sebagai berikut :

“1.Recorded payroll payment are for work actually performed by existing employees (existence) 2.Existing payroll transaction are recorded (Completeness) 3.Recorded payroll transaction are for the amount of time actually worked and at the proper pay rate ; withholdings are properly calculated (Accuracy) 4.Payroll transaction are properly classified (Classification) 5.Payroll transaction are recorded on the correct dates 6.Payroll transaction are properly included in the payroll master file and properly summarized (posting and summarization).”

Dari pengertian diatas dapat diuraikan tujuan pengendalian internal atas

penggajian adalah :

1. Pembayaran gaji yang dicatat adalah untuk pekerjaan yang secara actual

dilaksanakan oleh pegawai bukan fiktif (Keberadaan)

2. Transaksi penggajian yang ada telah dicatat (Kelengkapan)

3. Transaksi penggajian yang dicatat adalah jumlah waktu actual dan tingkat

upah yang semestinya, pemotongan dihitung dengan semestinya (Akurasi)

Page 28: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

4. Transaksi penggajian diklasifikasikan dengan memadai (Klasifikasi)

5. Transaksi penggajian dicatat pada waktu yang tepat (Tepat waktu)

6. Transaksi penggajian dimasukan dalam berkas induk penggajian dengan

semestinya ; dan diikhtisarkan dengan semestinya (Posting dan

Pengikhtisiran).

2.8. Peranan Profesionalisme Satuan Pengawasan Intern dalam Upaya

Menunjang Efektivitas pengendalian Internal Atas Penggajian.

Umumnya perusahaan yang telah maju dan besar ruang lingkupnya, telah

menyelenggarakan staf audit internal secara ideal, pengendalian internal harus ada

dan dilaksanakan dengan baik, selalu dimonitor atau diawasi serta disesuaikan

dengan kemajuan dan keadaan perusahaan saat ini.

Fungsi auditor yang merupakan satu unsure dari pengendalian internal

mempunyai peranan sangat penting atas tercapainya seluruh tujuan dari

pengendalian internal. Dengan kata lain, peranan satuan pengawasan intern dalam

efektivitas pengendalian internal sangatlah besar, dan tentunya positif.

Audit internal dapat dikatakan mata dan telinga bagi pimpinan perusahaan.

Laporan audit yang tepat waktu, akurat dan lengkap dibutuhkan untuk dapat

meningkatkan efektivitas operasi dan aktivitas yang diperiksa.

Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, auditor internal dalam suatu

perusahaan harus memenuhi beberapa criteria sebagai berikut :

i. Independensi, auditor internal haruslah mandiri dan terpisah dari kegiatan-

kegiatan yang diperiksanya.

ii. Kemampuan Profesional, auditor internal haruslah mencerminkan

keahlian, dan ketelitian professional seharusnya.

iii. Lingkup pekerjaan, Lingkup pekerjaan dari auditor internal meliputi

pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektifan pengendalian

internal yang dimilki oleh organisasi pelaksana tanggung jawab yang

diberikan.

iv. Pelaksanaan kegiatan audit, kegiatan audit harus meliputi perencanaan

audit, pengujian, dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil-hasil

dan menindaklanjuti.

Page 29: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

v. Manajemen bagian audit internal, pimpinan audit internal harus mengelola

bagian audit internal secara benar.

Dalam pengendalian internal gaji, audit internal harus dilakukan secara periodic

dan terus menerus, dikarenakan gaji merupakan area yang rawan terjadinya

penyimpangan atau pencurian karena menyangkut sejumlah uang.

Untuk itu tindakan yang diberlakukan audit internal atas pengendalian

internal gaji diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menelaah prosedur pembayaran dengan melakukan penilaian dan

pengawasan terhadap prosedur, apakah sesuai dengan yang ditetapkan.

2. Menelaah daftar penggajian, apakah pegawai yang tercantum dalam daftar

penggajian memang berhak menerima sebagaimana mestinya beserta

ketepatan perhitungannya.

3. Melakukan audit secara mendadak untuk mencegah terjadinya

kemungkinan penyimpangan dan pencurian.

4. Melakukan tindak lanjut terhadap penyimpangan atau kelemahan yang

ditemukan.

Dengan demikian audit internal dapat mendorong individu yang terlibat

dalam aktivitas ini untuk bekerja dengan berhati-hati dan akurat apabila mereka

menyadari akan diaudit, sehingga memungkinkan tercapainya efektivitas

pengendalian internal gaji yang ada dalam perusahaan. Yang dapat diandalkannya

laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan, serta ketaatan pada

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Audit internal merupakan alat bantu pengendalian manejemen dan

melakukan penilaian bebas terhadap semua kegiatan perusahaan harus selalu

dalam keadaan dinamis dan aktif. Dalam rangka itu auditor internal dapat

menyusun pengendalian internal yang baik dan tepat, mengadakan pengawasan

pelaksanaannya, perbaikan dan komentar-komentar yang sangat diperlukan

manajemen. Manajemen yang berkepentingan langsung terhadap pengendalian

internal dan audit internal harus sadar dan terbuka atas temuan (hasil) audit dan

saran-saran perbaikan yang diberikannya dan melakukan tindakan segera apa yang

harus diperbaiki. Dengan demikian adanya dengan pengendalian internal yang

Page 30: PERANAN PROFESIONALISME SATUAN PENGAWASAN INTERN ...

selalu dinilai, dievaluasi adalah menghasilkan “keluaran” atau “output” seperti

yang diharapkan atau direncanakan manajemen.

1. Pengendalian internal gaji sangat dibutuhkan terutama dalam hal pembayaran

gaji karyawan. Pengendalian ini dapat membantu perusahaan dalam mencapai

tujuan dan mendapatkan, memelihara, dan mempertahankan pekerja yang

produktif sehingga tidak menyimpang dari apa yang telah ditetapkan pimpinan

perusahaan. Untuk mengantisipasi masalah tersebut perlu diterapkannya

aktivitas audit internal yang tujuannya untuk memeriksa serta menilai

efektivitas dari pengendalian tepanya pengendalian internal gaji diperusahaan.

Sehingga terpantau kinerja pengendalian khususnya pengendalian internal gaji

pada saat auditor mengidentifikasi aktivitas audit internal relevan dengan

perencanaan audit.

2. Peranan profesionalisme satuan pengawasan intern dalam usaha pencapaian

efektivitas pengendalian internal gaji adalah:

a. Perencanaan program profesionalisme satuan pengawasan intern dalam

menunjang efektivitas pengendalian internal gaji.

b. Pengujian dan evaluasi informasi efektivitas pengendalian internal gaji.

c. Pengkomunikasian hasil-hasil profesionalisme satuan pengawasan intern

dalam menunjang efektivitas pengendalian internal gaji

d. Tindak lanjut profesionalisme satuan pengawasan intern dalam menunjang

efektivitas pengendalian internal gaji dapat dipastikan berjalan dengan

sebagaimana mestinya serta senantiasa melakukan perbaikan untuk

menyesuaikan dengan perubahan keadaan.