PERANAN PENILAIAN PRINSIP 5C PT. BANK PERKREDITAN …
Transcript of PERANAN PENILAIAN PRINSIP 5C PT. BANK PERKREDITAN …
PERANAN PENILAIAN PRINSIP 5C PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) TABUNGAN RAKYAT MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
MUHAMAD RIJALUL FIKRI
105721108016
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
ii
HALAMAN JUDUL
PERANANAN PENILAIAN PRINSIP 5C PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) TABUNGAN RAKYAT MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Manajemen Pada Program Studi Manajemen Universitas
Muhammadiyah Makassar
MUHAMAD RIJALUL FIKRI
105721108016
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini di persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Syamsudin dan Ibunda ST. Nur, yang
telah banyak memberikan dukungan berupa materi, doa tulus yang tak
hentinya diberikan kepada saya serta kasih sayang dan motivasi sehingga
saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
2. Kepada saudara-saudaraku tercinta yang sangat memberikan dukungan serta
motivasi yang tak pernah pudar dalam proses penyelesaian skripsi ini.
3. Tak lupa pula saya ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
bapak Dr. Sutardjo Tui, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak
Masrullah, S.E.,M.AK selaku pembimbing 2 yang banyak memberikan ilmu
dan masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan bantuan, semangat serta
dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
MOTTO
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali jatuh.
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum hingga mereka
mengubah diri mereka sendiri”
(Q.S.Ar-Ra’d:11)
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur bagi Tuhan yang maha esa yang telah
memberikan kita semua limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan para pengikutnya, dan segala limpahan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ‟Peranan Penilaian
Prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan RakyatMakassar ”
Skripsi yang penulis buat ini yang bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan tugas akhir dalam penyelesaian pendidikan sebagai strata satu
pada program studi manajemen fakultas ekonomi dan bisnis universitas
muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih banyak disampaikan dengan
hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh Nur Rasyid, SE., MM selaku ketua Program studi manajemen
Universitas Muhammadiyah Makassar
viii
4. Bapak Dr. Sutardjo Tui, SE.,M.SI selaku pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Masrullah, SE., M.Ak selaku pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis
selama mengikuti perkuliahan.
7. Segenap Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Pimpinan dan karyawan PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan
Rakyat Makassar yang telah memberi izin meneliti sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.
9. Terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu
yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari
kesempurmaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanyapara pembaca
yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama untuk
Almamater Kampus Biru UniversitasMuhammadiyah Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wasallamualaikum, Wr.Wb.
Makassar, 28 F ebruari 2021
Peneliti
ix
ABSTRAK
MUHAMAD RIJALUL FIKRI, 2021. Peranan Penilaian Prinsip 5C PT. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.Skripsi Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh Pembimbing I Sutardjo Tui dan Pembibing II Masrullah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan penilaian prinsip 5C PT.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar. Penelitian ini
menggunakan jenis kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data dengan metode
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa
dalam pemberian pembiayaan Hal yang paling utama dipertimbangkan yaitu
penilaian terhadap prinsip 5C (Character, capacity, capital, collateral,
dancondition) karena aspek ini adalah aspek yang berperan penting dalam
menilai calon debitur dan sangat berperan dalam menentukan layak atau
tidaknya pemohonan peminjaman untuk disetujui guna meminimalisir risiko
kerugian.
Kata Kunci : Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition
x
ABSTRACT
MUHAMAD RIJALUL FIKRI, 2021. The Role of 5C Principles Assessment of
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar. Thesis
Management Study, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah
University Makassar. Supervised by mentor I Sutardjo Tui and mentor II
Masrullah.
This study aims to determine the role of 5C Principles Assessment of PT.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar. This research uses
descriptive qualitative type, data collection techniques with interview, observation,
and documentation methods. The results show that in providing financing, the
most important thing to consider is the assessment of the 5C principle
(Character, capacity, capital, collateral, and condition) because this aspect is an
aspect that plays an important role in assessing prospective borrowers and plays
a very important role in determining whether or not an application is appropriate
loans to be approved in order to minimize the risk of loss.
Keywords:Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................v
SURAT PERNYATAAN........................................................................................vi
KATA PENGANTAR ................................................Error! Bookmark not defined.ii
ABSTRAK .............................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiiiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiviv
BAB IPENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................5
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6
A. Prinsip 5C .................................................................................................6
B.Dimensi 5C ................................................................................................7
C. Pembiayaan ............................................................................................12
D. Unsur Pembiayaan .................................................................................13
E.Jenis - Jenis Pembiayaan .......................................................................14
F. Tujuan Pembiayaan ................................................................................19
G. Prosedur Pemberian Pembiayaan Bank ...............................................20
H. Penelitian Terdahulu ..............................................................................22
I. Kerangka Pemikiran .................................................................................24
xii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 26
A. Jenis Penelitian .......................................................................................26
B.Fokus Penelitian ......................................................................................26
C. Lokasi Penelitian ....................................................................................27
D. Sumber Data ..........................................................................................27
E. Pengumpulan Data .................................................................................28
F. Instrumen Penelitian ...............................................................................29
G. Tehnik Analisis Data ..............................................................................30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 33
A.Gambaran PT. Bank BPR Tabungan Rakyat .........................................33
B. Hasil Penelitian .......................................................................................47
C.Pembahasan ...........................................................................................61
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 65
A. Kesimpulan .............................................................................................65
B. Saran ......................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 67
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 22
Tabel 4.1 Kegiatan Perusahaan 46
Tabel 4.2 Indikator Prinsip 5C 52
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 25
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali masyarakat yang
mulai mengembangkan skill atau keahliannya dalam bidang kewirausahaan.
Namun dalam hal ini keuangan yang kurang menjadi kendala utama yang
dikeluhkan. Oleh karena itu semakin berkembangnya usaha tidak akan
pernah lepas dari kebutuhan akan pertambahan dana baik yang diperoleh
dari perorangan atau yang bergabung dalam suatu badan usaha. Dalam hal
ini perbankan merupakan salah satu sektor utama yang memberikan peran
dalam perkembangan dan kesuksesan pembangunan perekonomian yaitu
dengan cara menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam
berbagai produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat (2)
mengenai Perbankan, pengertian Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat melalui bentuk kredit dana atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka menaikkan taraf hidup masyarakat. Dalam
menyalurkan pembiayaan atau dana kredit, tentu saja pembiayaan yang
diberikan oleh pihak bank tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan, tentu akan ada risiko-risiko yang muncul dan harus ditanggung
oleh pihak Lembaga Keuangan. Salah satu risiko yang akan muncul yaitu
pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah namun tidak dikembalikan oleh
nasabah. Dalam hal ini maka perlu adanya analisis kredit atau pembiayaan
sebelum pembiayaan diberikan untuk mengetahui keberhasilan aktivitas
2
dalam penyaluran kredit atau produk pembiayaan dan meminimalisir atau
menekan kemungkinan risiko-risiko yang terjadi dalam pembiayaan.
Pembiayaan atau financing merupakan dana yang diberikan oleh pihak
lembaga keuangan yang menyediakan produk pembiayaan seperti Bank
kepada pihak nasabah yang membutuhkan danaguna mendukung suatu
investasi yang sudah ditetapkan, baik dilakukan perorangan atau dilakukan
oleh kelompok. Dengan arti lain pembiayaan yaitu penyaluran dana
dilakukan guna mendukung investasi yang ditetapkan. Bank dalamkegiatan
pembiayaan berperan untuk menunjang dalam keberlangsungan roda
kegiatan Bank, apabila pengelolaannya baik dan begitu juga sebaliknya, jika
dikelola dengan tidak baik maka akan menimbulkan kerugian bagi bank itu
sendiri.
Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang menjadi
pendukung dalam hal pemberian pembiayaan kepada calon nasabah.
Analisis yang mendalam terhadap pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah
perlu dilakukan agar tidak salah memilih dalam memberikan suatu
pembiayaan sehingga pembiayaan yang diberikan kembali terbayar
kesepakatantenor dan segala ketentuan sudah disepakati pada awal
perjanjian pembiayaan. Jika pembiayaan diberikan tanpa dilakukan analisis
maka akan mudah sekali bagi calon nasabah melakukan pembiayaan tanpa
data yang jelas yang berujung pada tidak tercapainya tujuan bersama antara
lembaga dan nasabah. Salah satu prosedur pemberian pembiayaan yang
harus dilakukan oleh lembaga keuangan seperti bank yaitu menganalisa
pembiayaan dengan menggunakan prinsip 5C. Prinsip 5C yaitu kegiatan
penilaian terhadap beberapa aspek, tahap, dan aturan suatu lembaga untuk
3
menentukan layak atau tidaknya permohonan pembiayaan yang bertujuan
untuk menilai kesediaan dan kemampuan calon debitur dalam
mengembalikan pinjaman pokok beserta bunganya atau memenuhi
kewajibannya sesuai dengan isi perjanjian kredit. Penilaian dengan prinsip
5C terdiri dari penilaian terhadap watak atau karakter, kemampuan, modal,
jaminan dan kondisi ekonomi calon nasabah.
Dalam melakukan penyaluran kredit atau pembiayaan, setiap lembaga
keuangan dalam hal ini perbankan harus lebih teliti dalam penyaluran dana
yang disalurkan agar bisa digunakan sesuai permintaan dalam pengajuan
pembiayaan, serta bisa mengembalikan kewajiban pengembalian yang jelas
bagi lembaga keuangan. Perlunya kehati-hatian ini diperintahkan secara
tegas sebagaimana telah di atur dalam pasal 29 ayat (3) Undang-Undang
Perbankan yang menentukan bahwa dalam memberikan kredit atau
pembiayaan dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh
cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang
mempercayakan dananya kepada bank. Salah satu hal yang dapat
merugikan suatu lembaga adalah pembiayaan bermasalah, pembiayaan
bermasalah merupakan pembiayaan yang pada mulanya terjadi wanprestasi
(ingkar janji), keadaan dimana nasabah tidak mampu dan tidak mau
menepati kewajiban pembiayaan Yang sudah disepakati sesuai dengan
perjanjian yang tertera dalam perjanjian pembiayaan (Khotibul Umam dan
Setiawan Budi Utomo, 2016: 206).
Bank BPR tabungan rakyat merupakan salah satu lembaga keuangan
perbankan yang melakukan penghimpunan dana kepada masyarakat dalam
bentuk tabungan dan deposito kemudian menyalurkan dana tersebut kepada
4
masyarakat dalam bentuk pinjaman berupa kredit. Bank BPR Tabungan
Rakyat melalui fungsi intermediasinya telah banyak membantu masyarakat
terutama pada Usaha Kecil dan Mikro (UKM). Dalam hal pemberian kredit
atau pembiayaan sangat perlu dilakukan analisis terhadap calon nasabah
yang akan menjadi nasabah untuk menghindari hal-hal yang dapat
merugikan lembaga keuangan. Analisa kredit atau pembiayaan sangat
penting sekali untuk dilakukan sebagai penunjang dalam menentukan layak
atau tidaknya pembiayaan yang diajukan dan sebagai bahan acuan yang
bisa dijadikan tolak ukur besarnya jumlah dana yang akan diberikan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut: “Peranan Penilaian
Prinsip 5C Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan penilaian prinsip 5C
(Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition) pada PT. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, Penulis dalam melakukan
penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui peranan penilaian
prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition) pada PT.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.
5
D. Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat yang dapat diperolah dalam penelitian ini, yaitu
manfaat teoritis dan manfaat praktis:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian memberikan edukasi pemikiran secara teoritis dan
konseptual dalam perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
khususnya dibidang ilmu manajemen yang berhubungan dengan peranan
penilaian prinsip 5C.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan, bahan
evaluasi dan pertimbangan bagi instansi khususnya mengenai peranan
penilaian prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan
Rakyat Makassar dan sebagai bahan bacaan atau literatur bagi penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prinsip 5C
Muhammad (2005:60) mendenifisikan prinsip merupakan suatu
pedomandasar yang dijadikan sebagai pentunjuk dalam melakukan suatu
tindakan.Sedangkan 5C yaitu alat ukur dalam menganalisa calon nasabah
yang melakukan pengajuan pembiayaan yang digunakan oleh Perbankan
dengan melihat aspek 5C (character, capacity, capital, collateral, dan
condition).
Penyaluran produk kredit kepada calon nasabah, perbankan atau lembaga
keuangan atau pasti mempunyai kebijakan-kebijakan dan aturan yang harus
dipenuhi oleh calon debitur dan proses tahapan-tahapan pembiayaan yang
harus dilalui sebelum pemberian produk pembiayaan. Sebagaimana telah
diatur dalam pasal 29 ayat (3) Undang-Undang Perbankan menentukan
bahwa dalam memberikan produk pembiayaan atau kredit berdasarkan
prinsip bank syariah dan melakukan kegiatan usaha lainya, bank wajib
menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah
yang mempercayakan dananya kepada pihak bank (Muhammad 2005:54).
Menggunakan prinsip 5C untuk menganalisis dalam pemberian
pembiayaan merupakan Salah satu tahapan pemberian pembiayaan yang
harus dilalu oleh pihak i bank guna menyalurkan pembiayaan yang efektif.
Analisis pembiayaan ini adalah kegiatan penilaian dilakukan pihak lembaga
keuangan terhadap calon debitur layak atau tidaknya dalam pemberian
pembiayaan.
7
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prinsip 5c adalah suatu
pedoman yang digunakan dalam sektor perbankan untuk menilai pengajuan
kredit dari calon debitur. Prinsip 5C lah yang dijadikan acuan penilaian baik
secara kualitatif maupun kuantitatif bagi bank untuk bisa mendapatkan data
yang diperlukan guna memberikan pembiayaan yang efektif yaitu mampu
dilunasi oleh debitur pada waktu yang telah ditentukan.
B. Dimensi 5C
Menurut (Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, 2016: 215-216)
dalam hal pemberian pembiayaan, pihak Lembaga Keuangan selalu
melakukan analisis penilaian terhadap calon nasabah sebelum memutuskan
memberikan pembiayaan terhadap calon debitur yang dikenal dengan prinsip
5C yaitu:
1. Character (Analisis Karakter)
Character berkaitan dengan karakter dan keyakinan Perbankandalam
pemberian pembiayaan kepada nasabah mempunyai karakter, mental dan
sikap bertanggung jawab, khususnya pada pembiayaan yang diberikan.
Characterini merupakan faktor kunci dalam pemberian pembiayaan
walaupun calon debitur tersebut mampu menyelesaikan hutang atau
masalah pembiayaannya. Namun, kalau calon nasabah tidak memiliki etika
yang baik, maka akan timbul masalah yang dapat merugikan bagi
perbankan. Adapun hal-halmengenai karakter calon nasabah dapat di
gambarkan sebagai berikut:
a. Memeriksa riwayat hidup calon debitur
b. Melakukan verifikasi data calon debitur dengan melakukan interview
c. Bank Indonesia checking dan meminta informasi antara bank untuk
8
mengetahui apakah calon debitur terdapat pembiayaan bermasalah
terhadap bank lain
d. Meneliti reputasi calon nasabah tersebut dilingkungan usahanya
e. Mencari dan Meneliti kehidupan sosial, tempat tinggal, tempat usaha,
tentang hobi dan gaya hidup calon debitur.
2. Capacity (kemampuan)
Capacity yaitu penilaian pihak Lembaga keuangan terhadap
kemampuan calon nasabah dalam menjalankan usahanya untuk
memperoleh laba yang di harapkan. Selain itu berfungsi untuk mengukur
kemampuan calon debitur yang melakukan pembiayaan untuk melunasi
kewajiban utang-utangnya tepat waktu.Adapun pendekatan untuk
mengukurcapacity calon debitur antara lain:
a. Pendekatan historis yaitu pendekatan yang dilihat dari performance,
apakah nasabah mengalami perkembangan dalam usahanya dari waktu
ke waktu.
b. Pendekatan yuridis merupakan pendekatan untuk mengetahui calon
debitur apakah mempunyai kemampuan untuk mewakili badan usaha
yang diwakilinya guna mengadakan perjanjian pembiayaan kredit
dengan bank.
c. Pendekatan finansial yaitu pendekatan yang menggambarkan latar
belakang dari segi pendidikan pengurus usaha, profesional, dan
teknologi yang digunakan dalam berusaha.
d. Pendekatan manajerial yaitu pendekatan yang menilai kemampuan dan
keterampilan nasabah dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
dalam mengurus usaha.
9
e. Pendekatan teknis yaitu pendekatan yang menilai calon debitur dalam
hal mengelola faktor-faktor produksi seperti keuangan, tenaga kerja,
bahan baku, mesin peralatan produksi dan kemampuan merebut pasar.
3. Capital (Permodalan)
Modal merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kredit
yang diberikan oleh pihak bank kepada calon debitur.penilaian pihak
Lembaga keuangan terhadap jumlah kemampuan modal, Semakin besar
modal sendiri yang dimiliki calon debitur atau perusahaan, maka semakin
besar pula pembiayaan yang diberikan dan juga membuktikan bahwa
kesungguhan calon debitur dalam menjalankan usahanya dan pihak
perbankan akan merasa lebih yakin dalam menyalurkan pinjaman kredit
kepada calon debitur tersebut karena kemampuan modal menggambarkan
tanggung jawab debitur dan sebagai alat pihak bank dalam menganalisa
pemberian kredit.
Adapun pendekatan untuk mengukurcapacity calon debitur antara lain:
a. Laporan Keuangan Nasabah
Memeriksa dan meneliti laporan keuangan nasabah sangat penting
dalam menentukan pemberian pembiayaan dikarenakan jangan sampai
calon nasabah yang mengajukan pembiayaan terlilit hutang piutang baik
di non lembaga keuangan maupun dilembaga keuangan yang dapat
menimbulkan masalah baru ketika pihak bank memberikan pembiayaan.
b. Uang Muka
Dalam hal calon debitur adalah perorangan dan tujuan
penggunanya jelas, misal pembiayaan seperti untuk pembelian rumah,
tanah, dan lain-lain, maka analisis capital dapat diartikan seperti jumlah
10
uang yang dibayarkan calon debitur kepada pengembang dan uang
muka yang telah disiapkan. Semakin besar jumlah uang muka yang di
bayar oleh calon debitur untuk membeli rumah, tanah dan lain-lain,
maka semakin meyakinkan bagi bank pembiayaan yang diberikan atau
disalurkan kemungkinan lancar.
4. Collateral (jaminan)
Collateralyaitu penilaian pihak Lembaga keuangan terhadap barang-
barang jaminan yang diserahkan oleh calon nasabah sebagai jaminan
terhadap pembiayaan yang diterimanya dan Penilaian jaminan ini meliputi:
jenis jaminan, lokasi jaminan, bukti kepemilikan dan status hukum jaminan.
Penilaian jaminan ini sebagai alat bank untuk mengukur keseriusan calon
debitur dan sebagai antisipasi risiko-risiko kredit macet yang muncul
dikemudian hari.
Agunan merupakan pertahankan yang dimiliki oleh pihak bank selaku
pemberi kredit. Oleh karena itu, penilaian suatu agunan harus juga
memperhatikan kondisi bangunan dan lokasinya di masa depan disamping
faktor marketablitas agunan tersebut pada saat penilaian. Adapun
gambaran mengenai hal tersebut dikenal dengan MAST:
a. Marketability(pemasaran)
Agunan yang diterima oleh pihak bank yang mudah untuk diperjual
belikan dengan harga yang selalu menarik dan dengan harga yang
berkembang dan meningkat dari waktu ke waktu.
b. Ascertainabilityofvalue(kepastian nilai)
Agunan yang diterima oleh pihak bank memiliki kekuatan harga yang
pasti.
11
c. Stabilityofvalue(stabilitas nilai)
Agunan yang diberikan atau diserahkan ke pihak bank memilik
standar harga yang stabilsehingga ketika agunan tersebut dijual,
mendapatkan hasil penjualan bisa mengcover kewajiban nasabah.
d. Transferability(transfer)
Agunan yang diterima pihak bank yaitu agunan yang mudah untuk
dipindah tangankan dan mudah untuk di pindahkan dari tempat satu ke
tempat lain.
5. condition of economies (kondisi ekonomi)
Menganalisis Condition yaitu memberikan penilaian terhadap kondisi
perekonomian makro dan berpengaruh terhadap perkembangan usaha
calon nasabah. Pihak perbankan juga akan melihat faktor-faktor yang
memberikan dampak negatif dari kacamata yang sama. Mereka harus
sama melihat gejala makro tersebut apakah dapat memberikan
keberhasilan kepada calon nasabah atau debitur sesuai bidang usahanya
atau tidak. Terlepas dari ketepatan analisa, pihak lembaga keuangan yang
menganalisa pemohon calon debitur harus melakukan analisa yang konkret
dan memberikan kredit dengan dasar yang kuat. Inilah yang harus
dipegang agar tidak terjadi kredit macet. Adapun gambaran mengenai hal
tersebut seperti:
a. Keadaan konjungtur atau naik turunnya kemajuan dan kemunduran
ekonomi yang selalu berubah tiap waktu ke waktu.
b. Kebijakan pemerintah
c. Keadaan ekonomi global
12
C. Pembiayaan
Pembiayaan, secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu
pendanaan yang disalurkan untuk mendukung usaha yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh kelompok.
Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang
dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank kepadanasabah.
(Muhammad, 2005:304).
Pembiayaan mempunyai arti menyalurkan fasilitas penyediaan dana
untuk memenuhi kebutuhan dana pihak-pihak yang membutuhkan
pendanaan. (Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, 2016: 133-134).
Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh lembaga keuangan
atau bank untuk mendukung investasi kepada debitur atau nasabah yang
telah direncanakan dalam membangun usaha baik yang direncanakan
perorangan ataupun secara lembaga atau kelompok. Dengan kata lain
pembiayaan sebagai pendanaan untuk mendukung investasi.
Pembiayaan secara sederhana juga dapat diartikan sebagai penyaluran
dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana (Ismail,
2016:93). Pembiayaan dalam arti lain merupakan penyedia pinjaman dan
tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan perjanjian atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan perusahaan dan dengan
lembaga keuangan lainya yang membutuhkan dana yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utang sesuai kesepakatan dan tenor yang di
tentukan dengan imbalan atau bagi hasil.
Dari pengertian yang telah dipaparkan diatas dapat di simpulkan bahwa
pembiayaan adalah suatu perjanjian antara pemberi dana atau pinjaman
13
(bank) dengan pihak peminjam dana (debitur) yang mewajibkan pihak calon
debitur untuk melunaskan kewajibannya sesuai dengan perjanjian dan
kesepakatan yang berlaku dan yang sudah ditentukan.
D. Unsur Pembiayaan
Pembiayaan pada dasarnya menyalurkan dana yang diberikan oleh pihak
lembaga keuangan kepada calon debitur atas dasar kepercayaan. Hal ini
berarti dalam pemberian pembiayaan harus benar-benar diyakini bahwa calon
debitur atau calon nasabah yang telah diberikan pembiayaan dapat bekerja
sama dalam dalam menunaikan kewajibannya sebagai debitur.
Unsur pembiayaan adalah suatu alat ukur atau aspek–aspek yang harus
diperhatikan dalam pemberian pembiayaan kepada calon debitur sehingga
meyakinkan bank bahwa calon debitur mampu membayar atau
mengembalikan dana yang telah pihak bank berikan. Adapun unsur-unsur
pembiayaan, antara lain:
1. Kepercayaan
Bank mempercayai atau menyakini bahwa dana yang telah diberikan
mampu dibayar atau dikembalikan oleh debitur sesuai perjanjian dan
kesepakatan. Keyakinan tersebut sudah di berikan sebelum dana dicairkan
dengan melakukan pendekatan dan penelitian yang mendalam tentang
debitur.
2. Kesepakatan
Kesepakatan dilakukan oleh bank dan calon debitur yang disepakati
melalui perjanjian materiil yang ditandatangani oleh pihak bank dan calon
debitur.
14
3. Jangka waktu
Jangka waktu diberikan kepada debitur untuk mengembalikan atau
membayar kembali dana yang telah diberikan, jika pembiayaan tersebut
bermasalah dalam artian debitur tidak mampu membayar kembali dana
tersebut maka debitur akan mendapatkan denda atau jaminan akan
dilelang.
4. Risiko
Bank menanggung risiko yang besar apabila debitur tidak mampu
membayar dan mengembalikan dana secara rutin dan lancar dan
menyebabkan pembiayaan bermasalah. Jangka waktu pemberian
pembiayaan mempengaruhi risiko, semakin lama jangka waktu yang
diberikan maka semakin besar risiko yang ditanggung oleh bank.
5. Balas jasa
Dalam pembiayaan visi dan misi Bank harus tercapai dalam
memberikan pembiayaan tentu ingin mendapatkan laba dari bagi hasil
yang harus dibayar atau dikembalikan oleh debitur atau nasabah.
E. Jenis - Jenis Pembiayaan
Dalam pemberian pembiayaan pihak bank atau lembaga keuangan
lainya memberikan pinjaman sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kepada
calon nasabah atau calon debitur. Ada beberapa macam jenis pembiayaan,
antara lain (Ismail,2011:105):
1. Pembiayaan dilihat dari tujuan penggunaan
Dilihat dari tujuan penggunaan, pembiayaan dibagi menjadi tiga jenis
yaitu pembiayaan investasi, modal kerja dan konsumsi. Perbedaan masing-
masing jenis pembiayaan disebabkan karna adanya perbedaan tujuan
15
penggunaannya. Perbedaan ini juga akan mempengaruhi pencairan,
pembayaran angsuran dan jangka waktunya.
a. Pembiayaan Investasi
Diberikan kepada nasabah untuk pengadaan barang-barang modal
(aset tetap) yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun.
b. Pembiayaan Modal Kerja
Digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang biasanya
habis dalam siklus satu usaha. Pembiayaan modal kerja ini diberikan
dalam jangka pendek yaitu selama-lamanya satu tahun. Kebutuhan
yang dapat dibiayai dalam pembiayaan ini antara lain: kebutuhan bahan
baku, biaya upah, pembelian dagangan, dan kebutuhan dana lain yang
sifatnya hanya digunakan selama satu tahun, serta kebutuhan dana
yang diperlukan untuk menutupi piutang perusahaan.
c. Pembiayaan Konsumsi
Diberikan kepada nasabah untuk membeli barang-barang untuk
keperluan pribadi dan tidak untuk keperluan usaha.
2. Pembiayaan dilihat dari jangka waktunya
Pembiayaan dilihat dari jangka waktu merupakan pembiayaan yang
setiap kredit atau pembiayaan memiliki jangka waktu pengembalian yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Pembiayaan berdasarkan jangka
waktunya antara lain:
a. Pembiayaan jangka pendek
Pembiayaan jangka pendek diberikan dengan jangka waktu
maksimal satu tahun. Pembiayaan jangka pendek biasanya diberikan
untuk membiayai modal kerja perusahaan yang mempunyai siklus
16
usaha dalam satu tahun, dan pengembaliannya diserahkan sesuai
kemampuan nasabah.
b. Pembiayaan Jangka Menengah
Pembiayaan jangka menengah diberikan dengan jangka waktu satu
tahun hingga tiga tahun. Pembiayaan ini dapat diberikan dalam bentuk
pembiayaan modal kerja, investasi dan konsumsi.
c. Pembiayaan jangka panjang
Pembiayaan jangka panjang diberikan dengan jangka waktu lebih
dari tiga tahun. Pembiayaan ini pada umumnya diberikan dalam bentuk
pembiayaan investasi, misalnya pembelian gedung, pembiayaan proyek,
pengadaan mesin dan peralatan, yang nominalnya besar serta biaya
konsumsi yang nilainya besar, misalnya pembiayaan yang dilakukan
untuk membeli rumah.
3. Pembiayaan dilihat dari sektor usaha
Pembiayaan dilihat dari sektor usaha merupakan Penyaluran dana
kepada pihak nasabah yang membutuhkan modal dana untuk memulai dan
mengembangkan sektor usahanya. Adapun jenis-jenis pembiayaan yang
dilihat dari sektor usaha antara lain:
a. Sektor Industri
Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah yang bergerak dalam
sektor industri, yaitu sektor usaha yang mengubah bentuk dari
pembiayaan bahan baku menjadi barang jadi atau mengubah suatu
barang menjadi barang lain yang memiliki manfaat yang lebih tinggi.
Beberapa contoh sektor industri antara lain industri elektronik,
pertambangan, kimia dan tekstil.
17
b. Sektor perdagangan
Pembiayaan ini diberikan kepada pengusaha yang bergerak dalam
bidang perdagangan, baik perdagangan kecil, menengah dan besar.
Pembiayaan ini diberikan dengan tujuan untuk memperluas usaha
nasabah dalam usaha perdagangan, misalnya untuk memperbesar
penjualan atau memperbesar pasar.
c. Sektor Pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan
Pembiayaan ini diberikan dalam rangka meningkatkan hasil dari
sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan.
d. Sektor jasa
Beberapa faktor jasa yang dapat diberikan pembiayaan oleh bank
yaitu jasa pendidikan, jasa rumah sakit, jasa angkutan dan perumahan.
4. Pembiayaan dilihat dari segi jaminan
Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan.
Dengan demikian hal ini berarti yang diberikan dana harus benar-benar
dapat mengembalikan dana sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.
Adapun jenis-jenis pembiayaan yang dilihat dari segi jaminan, antara lain:
a. Pembiayaan dengan jaminan
Pembiayaan dengan jaminan merupakan jenis pembiayaan yang
didukung dengan jaminan atau agunan yang cukup. Jaminan ini terdiri
dari:
1) Jaminan perorangan, merupakan jenis pembiayaan yang didukung
dengan jaminan seseorang atau badan usaha sebagai pihak ketiga
yang bertindak sebagai penanggung jawab apabila terjadi
wanprestasi dari pihak nasabah.
18
2) Jaminan benda berwujud, yaitu jaminan kebendaan yang terdiri dari
barang bergerak maupun tidak bergerak, misalnya kendaraan
bermotor, mesin dan peralatan, inventaris kantor, dan barang
dagangan. seperti tanah, gedung yang berdiri diatas tanah, sebidang
tanah tanpa gedung.
3) Jaminan benda tidak berwujud, antara lain promes atau surat
sanggup bayar, obligasi, saham dan surat berharga lainnya yang
dapat diikat dengan cara pemindah tanganan.
b. Pembiayaan tanpa jaminan
Pembiayaan tanpa jaminan merupakan pemberian yang diberikan
kepada nasabah tanpa didukung adanya jaminan. Pembiayaan ini
diberikan oleh bank atas dasar kepercayaan. Pembiayaan tanpa
jaminan ini risikonya tinggi karena tidak ada pengaman yang dimiliki
oleh bank apabila nasabah wanprestasi.
5. Pembiayaan dilihat dari segi jumlahnya
Pembiayaan dilihat dari segi jumlahnya adalah pembiayaan yang
diberikan oleh pihak bank atau lembaga keuangan lainnya kepada nasabah
atau calon debitur berdasarkan jumlah kebutuhannya, adapun jenis
pembiayaan dari segi jumlahnya antara lain:
a. Pembiayaan retail, merupakan pembiayaan yang diberikan kepada
individu atau usaha dengan skala usaha sangat kecil.
b. Pembiayaan menengah, merupakan pembiayaan yang diberikan kepada
pengusaha yang level menengah, dengan batasan antara
Rp.350.000.000 hingga Rp. 500.000.000.
c. Pembiayaan korporasi, merupakan pembiayaan yang diberikan kepada
19
nasabah dengan jumlah nominal yang besar dan di peruntukkan kepada
nasabah korporasi.
F. Tujuan Pembiayaan
Pembiayaan mempunyai tujuan yang sangat penting untuk membantu
nasabah atau masyarakat dalam meningkatkan kesempatan kerja dan
meningkatkan kesejahteraan bagi perekonomian masyarakat, Suatu bank
dalammemberikan pembiayaan kepada para debitur pasti mempunyai tujuan
yang tidak terlepas dari misi Bank tersebut(Veithzal Rivai dan Arifiyan Arifin,
2010:490), antara lain:
1. Mencari Keuntungan, yaitu untuk memperoleh hasil dalam bentuk bagi
hasil atau margin yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.
2. Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi
maupun untuk modal kerja.
3. Membantu pemerintah agar semakin banyak pembiayaan yang diberikan
oleh pihak perbankan, mengingat semakin banyak pembiayaan yang
disalurkan kepada masyarakat maka akan berdampak kepada
pertumbuhan diberbagai sektor.
4. Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan adanya pemberian kredit
atau pembiayaan maka otomatis membuka sektor-sektor usaha baru dan
menyerap tenaga kerja.
20
G. Prosedur Pemberian Pembiayaan Bank
Dalam pemberian pembiayaan tentu ada prosedur-prosedur yang harus
dilalui dalam proses pemberian pembiayaan atau kredit, yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan Pembiayaan
Persiapan pemberian pembiayaan adalah kegiatan tahap utama, yaitu
pengumpulan informasi calon debitur dalam proses pemberian kredit atau
pembiayaan. Tahap ini sangat penting karena calon debitur yang baru
pertama kali mengajukan kredit atau pembiayaan pada bank yang
bersangkutan. Dalam hal ini bank akan mengumpulkan informasi berupa
indentitas calon debitur baik dengan cara wawancara maupun meminta
bahan tertulis secara langsung kepada calon debitur atau berasal dari
sumber lain.
2. Analisis Pembiayaan
Dalam menganalisa dan menilai calon debitur pembiayaan dibahas
sebagai aspek yang menyangkut berbagai keadaan aspek usaha calon
debitur. Pembahasan ini dilakukan untuk meneliti apakah usaha calon
nasabah memenuhi aspek-aspek prinsip 5C atau tidak. Aspek-aspek yang
dibahas dan dinilai oleh analisis kredit pada tahap ini antara lain sebagai
berikut: aspek manajemen dan organisasi, aspek pemasaran, aspek teknis
Aspek keuangan, aspek yuridis atau hukum, dan aspek sosial ekonomi.
3. Analisis Pembiayaan dalam Praktik
Analisis pembiayaan dan penilaian dalam praktik yang dilakukan oleh
accountofficerdari suatu lembaga keuangan atau bank yang level jabatanya
sebagai level seksi atau bagian dan bahkan level jabatan tim yang
bertugas menganalisa permohonan kredit atau pembiayaan.
21
Analisis pembiayaan dilakukan dengan tujuan pembiayaan yang
telah diberikan agar mencapai keamanan dan meminimalisir kredit atau
pembiayaan bermasalah. Artinya, pemberian pembiayaan tersebut harus
diterima pengembaliannya secara tertib, teratur, lancar, dan tepat waktu
sesuai kesepakatan atau perjanjian antara pihak lembaga keuangan atau
bank dengan calon nasabah sebelum menerima dan menggunakan
pembiayaan. Adapun langkah penting dalam merealisasi pembiayaan yang
dilakukan oleh pihak bank atau lembaga keuangan yang bertugas sebagai
pelaksana pembiayaan antara lain:
a. Menilai kelayakan usaha calon debitur atau peminjam
b. Menekan risiko akibat pembiayaan bermasalah atau tidak terbayarnya
pembiayaan
c. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak diberikan.
Tujuan utama dari analisis pemohon pembiayaan ini adalah untuk
memperoleh keyakinan dari calon nasabah apakah mempunyai
kemauan dalam memberikan atau mengembalikan pembiayaan secara
tertib, aman dan teratur sesuai kesepakatan antara calon debitur dan
pihak bank.
d. Keputusan Pembiayaan
Atas dasar laporan hasil analisis pembiayaan, pihak pemutus atau
pemberi kebijakan pembiayaan adalah pejabat-pejabat yang mempunyai
wewenang memberi pembiayaan apakah pemohon tersebut layak atau
tidaknya untuk diberikan pembiayaan atau pinjaman. Apabila
permohonan tersebut layak untuk diberikan (seluruhnya atau sebagian),
segera tetapkan dalam surat keputusan pembiayaan yang biasanya
22
disertai persyaratan tertentu.
H. Penelitian Terdahulu
Untuk menghindari kesamaan judul dari penelitian sebelumnya, maka
penulis melakukan tinjauan empiris yang berhubungan dengan perananan
penilaian prinsip 5C Bank BPR tabungan rakyat, dalam penelitian ini penulis
akan memberikan paparan pembahasan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Okta Rian
Basori dan
Sulistya
Dewi
Wahyuningsi
h (2018)
Analisis
Penilaian
Prinsip 5C
dalam
pemberian
kredit terhadap
Non
perfomingLoan
guna menilai
tingkat
kesehatan Bank
pada PT. BPR
Harta
SwadiriPandaan
Metode
Kualitatif
Hasil penelitian ini
adalah tingkat
kolekblitas (NPL) di
PT. BPR Harta
SwadiriPandaan pada
tahun 2015-2017
mengalami
peningkatan karena
disebabkan kurang
teliti dan selektif
petugas AO calon
debitur. Selain itu, dari
segi pengendalian
internal harus
membentuk Tim
seksama layak
tidaknya kredit
diberikan.
2. Nurul
Ikhwan,
Raymond,Di
an Lestari
Siregar
(2016)
AnalysisOfIplem
entations 5C
Aspects On
BankingCreditDi
stribution In
Batam
Metode
Kuantitatif
Hasil penelitian ini
adalah ditemukan
bahwa adanya
iplementasi untuk
seluruh variabel 5C
pada penyaluran
kredit perbankan di
kota Batam serta
itikad dan tanggung
23
jawab serta komitmen
pembayaran
merupakan informasil
awal karakter UMKN
dalam pengajuan
kredit usha perbankan
di kota Batam.
3. Regilia Asri
Cahyaningty
as dan
Akhmad
darmawan
(2019)
Pengaruh 5C
terhadap
pemberian
kredit (Studi
Kasus Koperasi
Pegawai Telkom
Puwekerto)
Metode
kuantitatif
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
character, capacity,
capital, collateral, dan
conditionofeconomy
secara parsial tidak
mempunyai pengaruh
terhadap pemberian
kredit.
4. Nanik
Eprianti
(2019)
Penerapan
prinsip 5C
terhadap Non
PerformingFinan
cing (NPF)
Metode
Kualitatif
Hasil penelitian ini
adalah perbankan
yang ingin
menekankan tingkat
NPF harus
memperhatikan
prinsip 5C dan
menganalisa kredit
harus mengutamakan
kualitas bukan
kuantitas.
5. Siti Raesa
Rizki P
(2019)
Penerapan
Prinsip 5C
terhadap
Pengambilan
Keputusan
Kredit pada PT.
BRI Unit Handil
Bakti Barito
Kuala
Metode
Deksriptif
Kualitatif
Hasil penelitian ini
adalah prinsip 5C
perlu diterapkan
dalam pengambilan
keputusan kredit
PT.BRI Unit Handil
Bakti mengalami
kenaikan tiap bulanya
yang di dukung
karena adanya
kenaikan jumlah
nasabah yang cukup
besar tiap bulannya.
Untuk itu prinsip 5C
harus diterapkan
semaksimal mungkin
24
agar PT. BRI Unit
Handil Bakti dapat
selektif dalam menilai
calon debitur
sehingga dapat
menekan kredit
bermasalah atau NPL
seminimal mungkin.
I. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran disusun untuk memberikan gambaran mengenai alur
penelitiaan yang akan dilakukan nantinya. Penelitian ini menganalisis prinsip
5C yaitu penilaian terhadap calon nasabah dengan character
(watak),capacity(kemampuan), capital (permodalan), collateral (jaminan)
sertacondition(kondisi usaha) pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan
Rakyat Makassar.Guna untuk mengetahui Peranan penilaian prinsip 5C
untuk menentukan layak atau tidaknya calon debitur untuk mendapatkan
pemberian pembiayaan yang efektif.
Dalam kaitannya dengan uraian diatas maka disajikan kerangka konsep
yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
25
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
PRINSIP 5C
CHARACTER
CAPACITY
CAPITAL
CAPITAL
COLLATERAL
CONDITION
PT. BANK BPR
MAKASSAR
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menghasilkan data-data dekskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati (Lexy J Moleong,2014:4). Studi deskriptif sering didesainuntuk
mengumpulkan data yang menjelaskan ciri-ciri seseorang, kejadian atau
situasi (Ghozali, 2013:90). Dari definisi tersebut mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian kualitatif karena metode ini dapat memberikan informasi
kepada peneliti sebuah gambaran detail tentang aspek yang relevan dengan
fenomena mengenai perhatian dari perfektif seseorang (Suharso, 2009:8).
Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini untuk
menggali secara lebih mendalam tentang Peranan penilaian prinsip 5C PT.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar. Dengan
pendekatan ini lebih leluasa mengkaji, bagaimana peranan penilaian prinsip
5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian berfungsi sebagai pembatasan mengenai objek yang
akan diteliti selain itu agar peneliti tidak terjebak pada banyaknya data yang
diperoleh atau di temukan di lapangan atau tempat penelitian guna memilih
dan mendapatkan data yang relevan dan data yang tidak relevan.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalahPeranan
penialaian prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat
Makassar.Guna mendalami fokus penelitian tersebut dalam penelitian ini
27
menggunakan metode kualitatif. Penelitian menggunakan metode kualitatif
dipilih karena fenomena yang diamati perlu pengamatan terbuka yang
memiliki tujuan mengeksplorasi pengalaman seseorang ketika mengalami
suatu fenomena sehingga objek atau masalah tersebut dapat dipilih dan
dibuka sehingga tercapai suatu pemahaman yang ada.
C. Lokasi Penelitian
Lokasipenelitian sangat penting dalam penelitian metode kualitatif yang
penelitian ini dilakukan di PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan
Rakyat Makassar di Jalan Pengayoman Komplek Pasar Segar Blok RB. 21
Kota Makassar Telp. (0411) 4663434 Fax. (0411) 4663361 Makassar 90222
E-mail : [email protected].
D. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seseorang atau
lebih yang dipilih menjadi narasumber atau responden yang memberikan
informasi. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Sumber data primer
Sumber data primer yaitu data yang didapat dari hasil wawancara
langsung dengan managercredit, AccountOfficer (AO), dan Costumer
Cervise PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Makassar.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang didapatkan dari pihak lain yang
dapat dijadikan pendukung dan pelengkap sumber data primer. Data
sekunder yang diperlukan misalnya tentang profil perusahaan, struktur
organisasi, perkembangan perusahaan dilihat dari dokumen atau penelitian
sebelumnya.
28
E. Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data merupakan salah satu bagian terpenting
dalam penelitian, Guna mendapatkan data yang yang akurat dan
kredibeldengan demikian peneliti menggunakan beberapa metode dalam
proses pengumpulan data.
1. Metode Observasi.
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk
melakukan pengukuran, atau bisa juga diartikan pengamatan dengan
menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan (Irawan Soehartono, 2004:63).
Jenis-jenis observasi dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:
a. Participant observer, yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat
(observer) secara teratur berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan yang
diamati.
b. Non-participant observer, yaitu suatu bentuk observasi dimana
pengamat (peneliti) tidak terlibat langsung didalam kegiatan kelompok,
atau dapat juga dikatakan pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan
yang diamanatinya (A.Muri Yusuf, 2016:384).
Dalam hal ini peneliti melakukan observasi partisipasi untuk terlibat
secara langsung dan mengamati gejala-gejala yang ada untuk
memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat.Dengan metode ini
penulis melakukan observasi dengan melihat dan mencermati
bagaimana peranan penilaian prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) Tabungan Rakyat.
2. Metode Wawancara
29
Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data dengan
caramelakukan wawancara dengan narasumber yang berkaitan dengan
penelitian untuk menggali lebih banyak informasi. Dalam penelitian
inipenulis melakukan wawancara terstruktur sesuai dengan pedoman
wawancara.Wawancara yang dilakukan yaitu terkait dengan bagaimana
peranan penilaian prinsip 5C PT.Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan
Rakyat Makassar.
3. Metode Dokumentasi.
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk
melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan
karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi
penelian ( Sugiyono, 2008 : 233-234).
Dalam metode pengumpulan data ini peneliti menggunakan arsip-arsip,
catatan-catatan, dokumen-dokumen dan semua sumber tertulis lainnya dan
juga foto-foto yang berkaitan dengan penelitian ini agar lebih membantu
dan memudahkan mendapatkan temuan informasi data.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data yang diteliti dan untuk mengukur nilai variable
yang diteliti (Burgin, 2014:133).Instrumen yang dimaksud yaitu kamera,
telepon genggam (recorder), pensil, ballpoint, buku.Kamera digunakan ketika
penulis melakukan observasi untuk mereka kejadian yang penting pada suatu
peristiwa baik dalam bentuk foto maupun video.Recorder digunakan untuk
merekam suara ketika melakukan pengumpulan data baik saat wawancara,
30
observasi dan sebagainya, sedangkan buku, pulpen dan ballpoint digunakan
untuk mencatat informasi atau data yang didapatkan dari narasumber.
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek
belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan
semua belum jelas. Kerangka atau rancangan penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat
ditafsirkan. Menyusun berarti menggolongkannya dalam pola, tema dan
kategori.Tafsiran atau interprestasi artinya memberikan makna kepada
analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai
konsep (Elvinaro Ardianto, 2011: 215).
Pada jenis penelitian kualitatif ini, pengelolaan data tidak harus dilakukan
setelah data terkumpul atau pengelolaan data selesai. Peneliti dapat kembali
ke tempat penelitian untuk mencari tambahan data jika dianggap dan
dibutuhkan untuk diolah kembali. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
tehnik analisis pengolahan data yang mencakup tiga kegiatan utama, yaitu:
1. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Ketika
penulis melakukan penelitian tentu saja akan mendapatkan data yang
banyak dan relatif beragam. Itu sebabnya perlu dilakukan analisis data
melalui reduksi data. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya apabila
31
diperlukan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini ditulis dalam bentuk
laporan atau data yang terperinci.
2. Penyajian Data (display data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian
data.Teknik penyajian data dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tabel,
grafik dan sejenisnya.Namun dalam penelitian kualitatif yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data adalah dengan teks narartif.Dengan
demikian, penyajian data dalam penelitian ini menggunakan penyajian data
dengan teks yang bersifat naratif.Data yang disajikan berbentuk
rangkuman secara deskriptif dan sistematis dari hasil yang diperoleh
sehingga fokus penelitian dapat diketahui dengan mudah.
Penyajian data yang baik merupakan langkah penting dalam mencapai
analisis kualitatif yang akurat dan handal. Dalam melakukan penyajian data
tidak semerta-merta menggambarkan secara naratif, akan tetapi disertai
dengan proses analisis penelitian secara terus menerus sehingga dapat
menarik kesimpulan sesuai data yang ditemukan dan melakukan verifikasi.
3. Penarikan Kesimpulan (verification)
Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data
yang diperoleh sebagai tahap hasil dari penelitian. Sebelum melakukan
penarikan kesimpulan terlebih dahulu melakukan reduksi data dan
penyajian data serta penarikan kesimpulan dari kegiatan-kegiatan meneliti
sebelumnya.
Penarikan kesimpulan yaitu hasil penelitian yang menjawab fokus
penelitian berdasarkan hasil analisis data.Kesimpulan dalam penelitian ini
dapat menjawab rumusan masalah yang sudah dirumuskan sejak awal,
32
Namun bisa saja tidak, karena masalah dalam rumusan masalah masih
bersifat sementara dan berkembang saat penelitian dilakukan
dilapangan.Penarikan kesimpulan ini disajikan dalam bentuk deskriptif
objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian (Imam
Gunawan, 2007:210-212). Setelah melakukan verifikasi maka dapat
dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang
digambarkan atau dalam bentuk narasi dan masuk pada tahap akhir dari
kegiatan analisis pengolahan data.
4. Triangulasi
Pengecekan keabsahan data dapat dilakukan dengan tehnik triangulasi
keabsahan data. Triangulasi yaitu tehnik yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
perbandingan terhadap data itu(Lexy J. Moleong, 2001: 247). Ada 3
macam triangulasi sebagai berikut :
a. Triangulasi sumber data, triangulasi ini membandigkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber
berbeda dalam metode kualitatif.
b. Triangulasi metode, triangulasi ini menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda.
c. Triangulasi Teori, triangulasi ini berdasarkan anggapan bahwa fakta
tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu atau lebih
teori tetapi tetapi hal itu dapat dilakukan, dalam hal ini dinamakan
penjelasan banding.
33
BAB lV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran PT. Bank BPR Tabungan Rakyat
Hasil penelitian dan pembahasan skripsi mengenai mekanisme dalam
pembahasan tentang gambaran dari PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Tabungan Rakyat Makassar.
1. Profil Lokasi Penelitian
Tahun pendirian usaha, tahun 1994 dengan akta notaris SistkeLimowa,
S.H., No. 168 tanggal 22 April 1992 dan akta perubahan terakhir dengan
akta notaris Mardiana Kadir, S.H., No. 235, tanggal 19 Juli 2012, dengan
pengesahan oleh Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia No.
AHU-AH.01.10-24987. Pada tahun 2016 pengurus PT. Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat terdiri dari 2 (dua) orang direksi dan 2
(dua) orang komisaris, berdasarkan RUPS tanggal 24 Juni 2016 dan telah
di notariskan melalui akta notaris Mardiana Kadir, S.H., nomor 45 tanggal
28 Juni 2016, serta telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia (HAM) sesuai surat keputusan nomor AHU-
0012505.AH.01.02 tanggal 30 Juni 2016. Dan juga surat persetujuan dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor S-149/KR.06/2016 tanggal 23
Agustus 2016.
Kegiatan operasional mulai: tanggal 28 Februari 1994 dengan izin dan
keputusan Menteri Keuangan nomor: Kep-050/KM.17/1994 tanggal 28
Februari 1994 dan akuisisi tahun 2012: nomor akta 189 tanggal 11 Juni
2012. Ijin usaha:
34
a. Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-
24987.
b. Menteri Keuangan Nomor: Kep-050/KM.17/1994 Tanggal 28 Februari
1994.
c. Surat Izin Walikota No. 503/20666/IG-B/09/BPTPM Tentang Izin
Gangguan Walikota Makassar, berlaku mulai 05 Oktober 2016 s/d 05
Oktober 2021.
d. Tandadaftar perusahaan Perseroan Terbatas (PT) No.
503/15629/TDPPT B/09/KPAP, Nomor TDP 202316418678, berlaku s/d
05 oktober 2021.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan
bank yang dimana tugas dan fungsi bank sama mengacu pada undang-
undang perbankan nomor 7 tahun 1992 diubah menjadi no 10 tahun
1998. BPR Tabungan Rakyat merupakan perusahaan perbankan yang
terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank
Indonesia (BI) dan lembaga yang dijamin oleh perusahaan asuransi
simpanan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta dibawa
naungan Asosiasi Yayasan Persatuan Bank Perkreditan Rakyat
Indonesia (Perbarindo) Sulawesi Selatan.
Adapun alamat lokasi tempat penelitian adalah di Jalan Pengayoman
Komp. Pasar Segar Blok RB. 21 Kota Makassar Telp. (0411) 4663434
Fax. (0411) 4663361 Makassar 90222 E-mail : [email protected] .
35
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian
2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Bank BPR Tabungan Rakyat Makassar
1) Menjadi lembaga keuangan mikro yang lebih baik dan selalu
melakukan perubahan.
2) Lebih terpercaya dan independent.
3) Mengutamakan pelayanan professional.
b. Misi Bank BPR Tabungan Rakyat Makassar
Tumbuh bersama meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian
serta mendukung permberdayaan UMKM. Professional dan terpercaya
dalam pelayanan serta memberikan konstribusi kepada masyarakat
maupun kepada pemerintahan daerah.
36
3. Struktur Perusahaan
KONTROL INTEREN
Iin Parlina**
Adm. Kredit UMUM/SDM & IT MANAGER KREDIT/BISNIS MANAGER PEMASARAN
Asnawi*** H. Nooralim Budhijaya, S.E**
PEMBK/ANLS SATPAM Koor. Collection & Legal MARK. KREDIT BARU/SRVYR
Dini Dzuqni Utami, SE H. Muh. Hamka M. Tika, ST.,MM*
APPRAISAL SOPIR AO & COLLECTING KM PEMASARAN DANA
*/** Akhiruddin Slamet
Syamsul Rahman
OB Sahabuddin, S.E
Yohanes
AO & COLLECTING KB
Keterangan Budi Nugraha
Garis Komando Susilawati
Garis Koordinasi Makassar, Juni 2020
Rangkap Jabatan Komisaris, Direktur Utama,
COLLECTING DH
*/**/***
Tembusan :- Dewan Komisaris Keterangan :
- Arsip + penambahan peg.
Ir. Eddy Salim - Pengurangan Peg.
Ir. Eddy Salim (Komisaris)
STRUKTUR ORGANISASI
PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT TABUNGAN RAKYAT
PERIODE JUNI 2020
PEMEGANG SAHAM
Ir. Eddy Salim (PSP 97,07%) RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)
Drs. H. Muchtamar S, MM & Hj. Zamzam (PS-2,93%)
H. Muh. Idrus (PS-50%)-PJS DEWAN KOMISARIS
Drs. H. Muchtamar Sanrang, MM (Komisaris Utama) (-)
DIREKTUR UTAMA
Halida Sasmita, S.T.,MM*
DIREKTUR OPERASIONAL/DIR.BISNIS (PJS) DIREKTUR BISNIS
Yuli Fitriani, S.km*
*
PENGAWAS BG. OPERASIONAL
CUSTUMER SERVICE
Siska, S.Adm Riska Putri M*
TELLER
37
4. Job Description
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Merupakan posisi tertinggi dalam perusahaan dikarenakan PT. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar berbentuk
perseroan terbatas dengan kepemilikan saham oleh beberapa orang
pemegang saham. Biasanya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
diadakan minimal satu tahun sekali.
b. Dewan Komisaris
1) Mengawasi pelaksanaan tugas dewan direksi serta memberikan
nasehat atas pelaksanaan tugas dewan direksi tersebut.
2) Anggota dewan komisaris mempunyai hak untuk memeriksa buku-
buku, surat-surat, serta kekayaan perusahaan.
3) Memberhentikan salah seorang dari anggota direksi ataupun semua
anggotanya karena alasan-alasan tertentu.
4) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), khususnya diadakan untuk
menentukan apakah anggota direksi yang telah diberhentikan akan
terus diberhentikan akan terus diberhentikan atau dikembalikan pada
posisi semula.
c. Direktur Utama
1) Mempertanggungjawabkan kekayaan perusahaan.
2) Mengikat perusahaan sebagai jaminan
3) Mengadakan rapat apabila dalam anggaran dasar tidak ditetapkan
cara lain dalam pelaksanaannya.
4) Memimpin dan mengelola perusahaan sehingga tercapai tujuan
perusahaan.
38
5) Memperoleh, mengalihkan dan melepaskan hak atas barang-barang
tak bergerak atas nama perusahaan.
6) Berhak mengangkat seorang kuasa atau lebih dengan syarat-syarat
dan kekuasaan yang ditentukan secara tertulis tertulis.
7) Bertanggung jawab atas operasional perusahaan, khususnya yang
berhubungan dengan pihak eksternal perusahaan.
d. Kontrol Intern
1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dalam kantor.
2) Memeriksa administrasi keuangan bank.
3) Meneliti kebenaran dan kelengkapan laporan-laporan keuangan
terutama neraca dengan perhitungan rugi atau laba.
4) Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kerja dan
prosedur dari unit-unit kerja di kantor menurut ketentuan yang berlaku
serta menilai efektifitas atas pelaksanaan tata kerja tersebut.
5) Mengawasi penyusunan rencana kerja bank termasuk anggaran dan
belanja bank.
6) Memperbarui sistem pembukuan sesuai dengan perkembangan bank
serta menyesuaikan struktur organisasi sehubungan dengan
perkembangan usaha bank.
e. Direktur Operasional / Direktur Kepatuhan (PJS)
1) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi seluruh pelaksanaan
operasional bank.
1) Membuat strategi dan pemenuhan target bank dan cara mencapai
target tersebut.
2) Membantu tugas-tugas direktur utama.
39
4) Mengecek, mengawasi dan menentukan semua kebutuhan dalam
proses operasional bank.
5) Mengawasi seluruh karyawan apakah tugas yang dilakukan sesuai
dengan standar operasional bank.
6) Membuat laporan kegiatan untuk dilaporkan kepada direktur utama.
f. Pimpinan Bagian Operasional dan Personalia
1) Membuat anggaran tenaga kerja yang diperlukan.
2) Membuatjobanalysis, jobdescription, danjobspecification.
3) Menentukan dan memberikan sumber-sumber tenaga kerja.
4) Mengurus dan mengembangkan proses pendidikan karyawan bank.
5) Mengurus seleksi karyawan baru.
6) Mengurus soal-soal pemberhentian (pensiun).
7) Mengurus soal-soal kesejahteraan karyawan bank.
g. Admin Kredit
1) Membuat surat perjanjian kredit, nota pencairan dan daftar angsuran
nasabah bank.
2) Mencairkan kredit nasabah bank.
3) Menginventaris data nasabah sampai dengan merapikan data
jaminan nasabah.
4) Membuat daftar asuransi nasabah bank yang plafon kreditnya sudah
cair.
5) Menghitung total transaksi pembayaran kredit yang disetorkan oleh
colletting umum, colleting khusus dan mitra bank.
40
h. Pembukuan/ Accounting
1) Mencatat atau membukukan saldo nasabah giro jika ada penyetoran
dan atau penarikan dana rekening nasabah tersebut.
2) Untuk menentukan besar kecilnya dana yang dibayarkan ke nasabah.
3) Memberikan konfirmasi kepada pihak marketing mengenai data-data
nasabah yang kurang.
4) Membuat neraca harian dan laporan keuangan bulanan.
i. Customer Service
1) Melayani pendaftaran produk bank dan membantu menjawab
pertanyaan nasabah mengenai produk atau jasa yang ada di bank
bersangkutan.
2) Menyelesaikan permasalahan atau komplain dari nasabah yang
merasa tidak puas terhadap layanan atau produk bank.
3) Melayani dan memenuhi harapan nasabah dengan memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat.
4) Melakukan beberapa pekerjaan administrasi seperti melakukan
sistem filying atas berkas-berkas yang ada dalam tanggung jawab
bank bersangkutan dengan benar dan rapi agar dapat dengan cepat
ditemukan ketika suatu saat diperlukan.
j. Teller
1) Sesuai kuasa bank melakukan penerimaan setoran tunai maupun cek
atau bilyet giro bank lain atau penarikan pembayaran yang dilakukan
nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
41
2) Membuat laporan penerimaan maupun pengeluaran (tunai atau tidak),
membuat rekapitulasi harian dan perincian jumlah yang ada dalam
kas.
3) Mengadakan pengontrolan secara ketat terhadap posisi kas dan
surat
berharga agar tercatat dan terkontrol.
4) Meminta bagian umum untuk melakukan pencairan tunai, kliring,
incaso, dan transfer surat berharga yang tepat waktu dengan
persetujuan kepala bagian operasional
k. Bagian Umum
1) Menginvestasikan dan menyediakan sarana kebutuhan perusahaan.
2) Membukakan pengadaan atau pembelian perlengkapan kantor agar
tetap terawat dan dapat digunakan secara efektif.
3) Membina dan menciptakan suasana kerja yang baik dan memberikan
dorongan kepada karyawan agar tetap konsisten dalam
melaksanakan pekerjaan.
4) Menginventariskan masalah kepegawaian dan mengajukan usulan
perbaikan laporan tertulis kepada direksi.
5) Mempersiapkan, membayar dan membukukan gaji dan honor kepada
karyawan dan pihak lainnya atas persetujuan direksi.
l. Satpam
1) Bertanggung jawab kepada kepala cabang dalam hal keamanan.
2) Mengawasi dan menjaga keamanan dari kegiatan operasional kantor.
3) Selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya kejahatan yang
dapat mengganggu kegiatan operasional.
42
m. Driver (Sopir)
1) Menunjang kelancaran transportasi yang diperlukan kantor.
2) Mengurus dan merawat mobil agar tetap bersih dan siap pakai.
3) Melaporkan kerusakan kendaraan agar segera dilakukan perbaikan.
n. Clening Servis / Office Boy
1) Menjaga kebersihan kantor secara keseluruhan.
2) Membantu menyimpan arsip dan dokumen nasabah.
o. Direktur Bisnis
1) Meriset pasar, mencari peluang nasabah baru, dan menjaga
hubungan dengan para debitur.
2) Menyusun dan mempresentasikan rencana pengembangan bisnis
bank.
3) Melakukan riset perkembangan bisnis perusahaan secara berkala.
p. ManagerCredit
1) Membuat usulan rancangan pemasaran kepada direksi.
2) Memantau secara terus menerus efektivitas dan kolektifitas
pembiayaan.
3) Melaksanakan supervisi program pembiayaan dan pemasaran
4) Memonitor lalu lintas jatuh tempo deposito dan tabungan besar, serta
mengadakan pendekatan ulang dan mengoptimalkan jaringan atau
hubungan dengan nasabah.
5) Bertanggungjawab terhadap kolektibilitas nasabah yang
dipromosikan dan atau dibawah pembinaannya sebagai senior
accountofficer.
6) Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas portofolio
43
pembiayaan yang diberikan. Dalam rangka pengamanan terhadap
pembiayaan pada unit yang ada dibawah supervisinya.
7) Melaksanakan koordinasi terhadap setiap pelaksanaan tugas-tugas
pemasaran dan pembiayaan dari unit yang ada dibawah supervisinya
sehingga dapat memberikan pelayanan kebutuhan perbankan
kepada nasabah secara efektif dan efesien.
8) Melakukan monitoring, evaluasi, review dan supervisi terhadap setiap
pelaksanaan tugas dari fungsi pemasaran dan pembiayaan dalam
rangka pengamanan terhadap pembiayaan yang diberikan.
9) Menyusun strategi, planning dan melakukan pemasaran atau
solidaritas nasabah baik dalam rangka keuntungan sumber dana
maupun alokasi pembiayaan secara efektif dan efesien serta terarah,
baik melalui database maupun jaringan nasabah.
q. Analisis Kredit
1) Menganalisis data pinjaman dan pernyataan keuangan perorangan
atau perusahaan, untuk menentukan tingkat risiko mereka, yang
berkaitan dengan perpanjangan kredit atau peminjangan uang.
2) Membuat perbandingan keuangan menggunakan program bank,
untuk mengevaluasi keadaan keuangan bank.
3) Berkonsultasi dengan klien untuk memberikan solusi keluhan mereka,
dengan memeriksa transaksi keuangan dan kredit mereka.
4) Menyiapkan laporan, yang isinya termasuk tingkat risiko yang
berkaitan dengan perpanjangan kredit atau peminjangan uang.
5) Membandingkan catatan likuiditas, profitabilitas, dan kredit suatu
organisasi serupa dalam industri dan lokasi geografis yang sama.
44
r. Colleting Umum dan Khusus
1) Menerima pembiayaan hutang nasabah yang datang ke bank dan
memberikan informasi fasilitas pembiayaan yang ditawarkan bank
dan jasa perbankan lainnya.
2) Membuat analisis ekonomi, analisis pembiayaan yang diperlukan
untuk setiap proses pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip
kelayakan dan prinsip pembiayaan yang sehat.
3) Melakukan pemasaran baik dalam rangka penghimpunan dana
maupun alokasi pembiayaan kepada masyarakat secara efektif dan
efesien.
4) Melaksanakan program pembinaan seluruh nasabah.
5) Mengajukan rancangan pengembangan sistem, pembinaan untuk
diberikan dalam rapat komite.
s. Manager Pemasaran
1) Menulis dan menyajikan siaran pers untuk meningkatkan promosi.
Sponsor acara eksternal dan kemitraan strategis.
2) Mengembangkan dan memelihara hubungan promosi dengan
sekolah, organisasi masyarakat dan bisnis setempat.
3) Mengembangkan dan melaksankan program periklanan.
4) Mengawasi tingkat pemasaran, media, acara dan hubungan
masyarakat, promosi dan periklanan lokal.
5) Memberikan arahan strategis, evaluasi, konsultasi dengan semua
anggota tim pemasaran.
45
t. MarketingCredit
1) Mencari nasabah yang memerlukan dana untuk keperluan pribadi
atau keperluan pengembangan perusahaan dengan bentuk produk
pinjaman yang disesuaikan dengan syarat dan ketentuan yang
berlaku.
2) Memberikan daya tarik saat menawarkan beberapa produk pinjaman
bank.
5. Kegiatan Umum Perusahaan
Tabel 4.1 Kegiatan Perusahaan
No.
Bidang
Kegiatan
1. Front Office Merupakan salah satu ujung tombak bank,
karena mereka adalah bagian yang berhadapan
langsung dengan para nasabah. Posisi dibagian
front office mencakup teller, staf penghimpun
dana, staf jasa meliputi kliring, ingkaso, transfer,
pengiriman, customerservice, dan juga
phonebankingofficer.
2. Business
Promotion
Department
Bagianbusinesspromotiondepartment terdiri
dari accountofficer atau disebut juga
marketingofficer yang bertugas melakukan
pemasaran berbagai produk perbankan,
terutama yang berhubungan dengan kredit.
Karyawan di bagian ini harus bisa mengetahui
dengan baik produk-produk kredit apa saja yang
46
akan mereka tawarkan kepada nasabah.
3. Treasury
Department
Tugas utama bagiantreasurydepartment di bank
adalah menjaga likuiditas bank. Bagian treasury
harus bisa memastikan bahwa bank memiliki
kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
operasional perusahaan. Treasury di bank terdiri
dari tiga bagian yaitu risktaking unit, middle, dan
backoffice.
4. Loan
Administration
Departmen
Posisi ini bertugas untuk menangani masalah
administrasi kredit, portofolio kredit dan juga
hukum.Loanadministrationdepartment biasanya
menerima pendaftaran atau permohonan kredit,
menganalisa dan membantu permohonan
kredit,menyiapkan dan melakukan realisasi
kredit,memelihara dan menyimpan dokumen
termasuk agunan kredit,mengawasiperformance
dan mengklarifikasi kredit, serta menyelesaikan
kredit bermasalah. Di bagian ini selain terdapat
petugas pengolah data dan administrasi
pinjaman, terdapat juga bagian legal officer dan
legal documentation.
47
5. CreditAnalysis
Department
Bagian ini merupakan bagian yang bertugas
untuk menentukan layak tidaknya seorang
nasabah mendapatkan fasilitas kredit dari bank.
Biasanya berkaitan dengan permohonan kartu
kredit dan juga terkait masalah batas kredit yang
diberikan kepada pemohon kartu kredit.
B. Hasil Penelitian
1. Peranan Penilaian Prinsip 5C PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Tabungan Rakyat Makassar.
Pemberian kredit merupakan tujuan suatu bank untuk memperoleh
keuntungan maksimal dan risiko yang minimal. Penilaian ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan peminjam dan itikadnya untuk
mengembalikan dana yang sudah diberikan.
Bagi Perbankan, nasabah yang sudah memenuhi kriteria prinsip 5C
adalah nasabah yang sudah dianalisis menggunakan prinsip 5C dan
ditentukan layak untuk mendapatkan pembiayaan yang pada dasarnya
prinsip 5C ini diadakan dengan harapan sebagai bahan acuan terutama
pada bagian analisis kredit perbankan, karena perbankan tidak mau asal-
asalan dalam memberikan produk pembiayaan kepada calon nasabah.
Dalam memberikan pembiayaan nasabah terlebih dahulu mengajukan
permohonan pembiayaan kepada lembaga mulai dari tahap pengajuan
sampai kepada tahap pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku
di lembaga. Tahap awal yang dilakukan ialah nasabah terlebih dahulu
mengetahui produk-produk yang ditawarkan oleh Bank Perkreditan Rakyat
48
cabang Makassar melalui Costumer Service atau AccountOfficer. Jika
nasabah tertarik dan memang membutuhkan pembiayaan maka nasabah
akan mengajukan berkas pembiayaan yang terdiri dari foto copy KTP, KK,
Jaminan dan berkas lainnya sesuai dengan ketentuan di lembaga.
Kemudian setelah nasabah mengajukan permohonan pembiayaan maka
pihak Bank yang akan melakukan analisis terhadap pembiayaan yang
dilakukan oleh nasabah tersebut yaitu menganalisis dengan menggunakan
prinsip 5C. Setelah permohonan yang diajukan tersebut diianalisis dan
dinyatakan layak untuk dibiayai maka nasabah akan segera dihubungi
untuk melakukan pencairan dana.
Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer :
“Prinsip 5C adalah sebuah usaha atau cara yang dilakukan oleh Bank sebagai lembaga keuangan yang memberikan modal kepada masyarakat selaku nasabah untuk menilai kelayakan nasabah sebelum memberikan modal terhadap usaha yang dilakukan. Menurut saya dengan adanya prinsip 5C sangat membantu dunia Perbankan dalam menilai calon nasabah dalam pemberian pembiayaan guna memberikan keputusan pembiayaan yang tepat dan akurat”. (SW, 24 Desember 2020).
Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Manager Credit
sebagai berikut:
“Prinsip 5C adalah aspek penilaian yang dijadikan sebagai alat ukur penilaian dalam pemberian pembiayaan kepada calon nasabah, manfaatnya minimaliasir terjadinya risiko kerugian. Prinsip 5C ini sangat berperan sekali untuk membantu dalam menilai kinerja bank BPR untuk menilai layak atau tidaknya modal diberikan”.(NB, 04 Januari 2021).
Hal senada pula disampaikan oleh Costomer Service sebagai berikut:
“Prinsip 5C digunakan untuk menilai calon nasabah dan membantu dunia perbankan dalam proses penilaian calon nasabah dalam pemberian pembiayaan”. (RPM, 04 Januari 2021).
49
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat diketahui bahwa
prinsip 5C adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk menilai
kelayakan usaha calon nasabah, menekan risiko akibat tidak terbayarnya
pembiayaan dan sebagai alat ukur dalam menentukan permohonan
pembiayaan layak atau tidak layaknya untuk diberikan kepada nasabah.
Kelayakan usaha nasabah dapat dilihat dari apakah usaha nasabah
merupakan usaha pokok, telah memiliki pengalaman usaha yang sama,
bahan mudah diperoleh, memiliki pelanggan tetap, usaha dengan jenis
yang sama di sekitar tidak banyak, omsetnya stabil, dan pemohon
pembiayaan tidak memiliki kendala dalam usaha.
Sebelum memberikan kredit bank akan menilai terlebih dahulu
kelayakan nasabah dalam penyaluran suatu kredit dengan berpedoman
pada penilaian prinsip 5 C yaitu:
a. Character (watak)
Analisis watak sangatlah penting untuk diperhatikan karena kredit
adalah kepercayaan yang diberikan oleh bank kepada peminjam
sehingga peminjam harus dari pihak yang benar-benar dapat dipercaya
dan memiliki itikad yang baik untuk mengembalikan pinjaman yang
diberikan.
Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer :
“Penilaian terhadap watak nasabah dilakukan dengan melihat latar belakang nasabah yang berhubungan dengan gaya hidup, sikap dan perilaku nasabah. Penilaian dengan melihat latar belakang nasabah, dilakukan dengan melihat gaya hidup nasabah, baik yang berhubungan dengan pekerjaan calon nasabah, serta kehidupan keluarganya. Analisis watak terutama melihat itikad baik, kejujuran, dan sikap bertanggung jawab calon nasabah terutama terhadap pembiayaan yang diberikan sehingga dapat melaksanakan kewajibannya. Penilaian terhadap watak nasabah dilihat dari perilaku atau sikap nasabah saat mengajukan
50
pembiayaan dan saat dilakukan interview. Informasi pendukung juga didapatkan dari orang-orang terdekat nasabah, seperti saudara dan tetangga calon nasabah.” (SW, 24 Desember 2020).
Kemudian lebih lanjut Manager Credit memperjelas pernyataannya
bahwa:
“Penilaian terhadap watak atau karakter sangatlah penting dilakukan karena jika nasabah memiliki itikad yang buruk maka dapat memberikan dampak yang buruk pula bagi bank dan begitupun sebaliknya jika nasabah memiliki itikad yang baik maka nasabah bisa mengembalikan dana yang telah diberikan”.(NB, 04 Desember 2020). Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Costomer
Service sebagai berikut:
“Dalam dunia perbankkan hal yang paling utama dipertimbangkan yaitu analisis terhadap karakter atau watak karena aspek ini adalah aspek yang berperan penting dalam menilai calon debitur. Dengan aspek ini pihak bank bisa mengetahui kesungguhan calon nasabah yang melakukan pengajuan kredit atau pembiayaan”. (RPM, 04 Januari 2021). Hal senada pula disampaikan oleh Account Officer sebagai
berikut:
“Penilaian karakter terhadap nasabah dapat dilihat dari beberapa cara yakni dari sikap dan perilaku nasabah saat mengajukan pembiayaan dan dari riwayat pinjaman yang dilakukan oleh peminjam. Dalam menilai watak dan sifat nasabah dapat dilakukan dengan melihat pada saat nasabah mengajukan pembiayaan, syarat-syarat dokumen yang diberikan kepada pihak bank antara lain KK (Kartu Keluarga), KTP suami istri, surat izin usaha NPWP dan jaminan yang diberikan oleh nasabah. Hal ini merupakan langkah awal dalam menilai karakter nasabah. Setelah penilaian terhadak watak, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu dengan meilihat track record nasabah yang berhubungan dengan riwayat pinjaman di BI (Bank Indonesia). Jika pinjaman yang dilakukan oleh nasabah di Bank lain tersebut ada maka pihak BPR harus melihat apakah pinjaman yang dilakukan lancar atau tidak. Tidak hanya dilakukan terhadap nasabah saja, track record juga dilakukan terhadap orang tua nasabah dengan menggunan BI Checking. Jika orang tua calon nasabah atau calon nasabah tersebut ada di DHN (Data Hitam Nasional) maka secara otomatis pembiayaan yang dilakukan ditolak). Setelah
51
dinyatakan lulus uji maka pihak AO melakukan survey usaha calon nasabah dan melakukan wawancara secara dadakan dan calon nasabah tidak diberitahukan kapan waktunya. Dari wawancara ini dapat dilihat apakah calon nasabah memiliki sifat atau karakter yang bagus atau tidak, dilihat dari gesture tubuh dan caranya berbicara. Jika pihak BPR ragu terhadap calon nasabah maka dapat diperjelas dengan menanyakan kepada kerabat nasabah atau tetangga-tetagga disekitar nasabah tentang karakter dan watak dari calon nasabah. Tidak hanya itu, rekan kerja nasabah juga bisa ditanyai jika kami dari AO masih merasa ragu. Jika kami sudah merasa yakin maka kami tidak lagi mewawancarai pihak lain lagi yang berhubungan dengan calon nasabah”. (SB, 26 Februari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa penilaian
terhadap character dilakukan dengan melihat latar belakang nasabah,
gaya hidup, sikap dan perilaku nasabah. Jika nasabah memiliki itikad
yang baik maka pembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan sesuai
dengan kesepakatan diawal perjanjian. Pendekatan terhadap karakter
artinya bank secara sungguh-sungguh menilai terkait dengan karakter
nasabah. Karakter nasabah dapat dilihat dengan apakah nasabah
bersikap tenang atau terbuka, rumah tangganya rukun dan damai, baik
dengan tetangga, kondisi ekonominya baik atau meningkat, tepat janji
atau tidak
b. Capacity (Kemampuan)
Capacity adalah suatu penilaian terhadap calon debitur yang
berhubungan dengan kemampuan debitur dalam melunasi
kewajibannya.
Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer :
“Dalam melihat kemampuan nasabah bank BPR menggunakan pendekatan dengan melihat pendapatan dan pengeluaran nasabah serta perkembangan usaha nasabah dari waktu ke waktu atau pengalaman nasabah dalam mengelola usaha. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari terjadinya risiko-risiko yang dapat merugikan lembaga keuangan itu sendiri.
52
Perkembangan usaha nasabah dapat dilihat dari laporan keuangan usaha nasabah”( SW, 24 Desember 2020).
Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Manager
Credit sebagai berikut:
“Penilaian kemampuan dilakukan dengan melihat pengalaman usaha debitur dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya. Jika debitur menempuh tingkat pendidikan yang tinggi maka debitur memiliki kemampuan yang lebih dan pengetahuan yang luas dalam mengelola usaha sehingga dana yang diberikan dapat dikembalikan sesuai dengan perjanjian diawal permohonan pinjaman. Penilaian terhadap kemampuan nasabah dilihat dari pengalaman usaha nasabah sebelumnya. Jika nasabah memiliki usaha yang berkembang dengan baik dan lancar maka pembiayaan dengn mudah diberikan. Begitupun sebaliknya” (NB, 04 Januari 2021). Hal senada pula disampaikan oleh Costomer Service sebagai
berikut:
“Dalam pemberian pembiayaan menganalisa capacity atau kemampuan calon nasabah sangat penting seperti pendapatan, pengeluaran, dan bagaimana pengelolaan usaha calon nasabah”. (RPM, 04 Januari 2021).
Lebih jelas Acount Officer menyatakan bahwa:
“Penilaian kemampuan nasabah dilakukan dengan memperhatikan tingkat pendidikan nasabah, melihat perkembangan usaha nasabah dari waktu ke waktu. Tingkat pendidikan nasabah dilihat dari pendidikan tertinggi nasabah. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa nasabah memiliki pengetahuan untuk bisa menjalankan usahanya. Untuk menilai perkembangan usaha nasabah dilakukan dengan melihat langsung usaha nasabah di lapangan dan melakukan wawancara. Penilaian terhadap perkembangan usaha nasabah ini meliputi berapa stok barang yang masuk dan berapa stok barang yang keluar dilihat dari nota penjualan calon nasabah. Selain itu kami dari pihak AO yang memang khusus ditugaskan dibagian lapangan akan melihat secara langsung apakah stok barang yang dimiliki oleh calon nasabah terhadap usahanya berdebu atau tidak, jika ada yang berdebu berarti barang tersebut tidak laku dan sudah lama tersimpan. Selain itu kami akan melihat berapa banyak pelanggan yang datang dan melakukan transaksi, apakah banyak penjualan atau tidak”. (SB,26 Februari 2021).
53
Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa penilaian terhadap
capacity dilihat dari pengalaman, tingkat pendidikan atau pengetahuan
nasabah. Karena jika nasabah memiliki kemampuan pengetahuan yang
luas tentang hal yang berkaitan dengan segala usahanya maka usaha
yang dilakukan oleh nasabah dapat memberi dampak yang positif dan
nasabah bisa mengembalikan pembiayaan yang diberikan.
c. Capital (modal)
Modal sendiri (ekuitas) merupakan hak pemilik dalam perusahaan,
yaitu selisih antara aktiva dengan kewajiban yang ada.Pada dasarnya
modal berasal dari investasi dari pemilik dengan hasil usaha
perusahaan.
Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer:
“Analisis permodalan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dilakukan dengan menilai tingkat financial atau jumlah modal sendiri yang dimiliki calon nasabah. Biasanya dilihat dari pendapatan nasabah perbulan dikurangi pengeluarannya.” (SW, 24 Desember 2020). Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Manager
Credit sebagai berikut:
“Analisis terhadap modal dapat dilihat dari modal sendiri yang dimiliki oleh debitur dan dapat dilihat dari pendapatan debitur setelah dikurangi dengan pengeluarannya perbulan”. (NB, 04 Januari 2021). Hal senada pula disampaikan oleh Costomer Service sebagai
berikut:
“Analisis modal Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dilihat dari modal calon nasabah sendiri semakin besar modalnya maka semakin besar pula pembiayaan yang diberikan”. (RPM, 04 Januari 2021). Lebih jelas Account Officer memperjelas dengan menyatakan
bahwa :
54
“Penilaian terhadap modal yang dilakukan oleh Bank BPR yaitu menilai komposisi modal sendiri dibandingkan dengan modal pinjaman untuk dana sebuah usaha. Bank BPR memeriksa laporan keuangan nasabah jika nasabah tersebut sebelumnya sudah memiliki usaha dan mencatat laporan keuangan usahanya. Jika tidak memiliki laporan keuangan maka dapat dilihat dari besarnya uang muka bagi usaha yang ingin dibiayai dengan cara melakukan pinjaman tersebut. Saya kasih contoh kasus pembiayaan untuk pembelian rumah, sebelum membeli rumah calon nasabah pasti telah menyiapkan uang muka dan calon nasabah pasti akan memberikan uang muka kepada pengemban, maka besarnya uang muka yang dimiliki oleh calon nasabah tersebut bisa meyakinkan bagi pihak Bank memberikan pembiayaan kepada calon nasabah. Uang muka terhadap pengajuan usaha seperti rumah tidak diwajibkan, akan tetapi bisa dijadikan pendukung untuk pihak Bank menilai kelayakan dalam memberikan pembiayaan terhadap usaha tersebut” (SB,26 Februari 2021).
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa penilaian
capital dapat dilihat dari modal sendiri yang dimiliki oleh nasabah
setelah dikurangi pengeluaran. Capital, artinya besarnya modal yang
diperlukan oleh peminjam. Penilaian terhadap modal dapat dilihat dari
modal sendiri yang dimiliki 30% dari nilai pinjaman, tidak memiliki
pinjaman di tempat lain, dan jika memiliki pinjaman di tempat lain
pinjaman yang dilakukan lancar tanpa ada kendala dan pinjaman
tersebut akan dipakai untuk usaha.
d. Collateral (Jaminan)
Barang jaminan yang diserahkan sebagai agunan oleh calon
debitur terhadap kredit yang dilakukan.Jaminan yang diberikan dapat
berupa benda bergerak maupun benda diam atau tidak bergerak.
Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer :
“Analisis jaminan yang dilakukan yaitu, menilai kesesuaian barang jaminan dengan pembiayaan yang diberikan misalnya BPKB” (SW, 24 Desember 2020).
55
Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Manager
Credit sebagai berikut:
“Agunan yang diterima oleh pihak bank yang mudah untuk diperjual belikan dengan harga yang selalu menarik dan dengan harga yang berkembang dan meningkat dari waktu ke waktu, harganya pasti dan jika diserahkan ke pihak bank memiliki standar harga yang stabilsehingga ketika agunan tersebut dijual, mendapatkan hasil penjualan bisa mengcover kewajiban nasabah serta agunan yang diterima pihak bank yaitu agunan yang mudah untuk dipindah tangankan dan mudah untuk di pindahkan dari tempat satu ke tempat lain”. (NB, 04 Januari 2021). Hal senada pula disampaikan oleh Costomer Service sebagai
berikut:
“Analisis collateral atau jaminan pada Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) ada dua yaitu jaminan yang berwujud seperti tanah, barang dagangan, motor, dll. Sedangkan jaminan yang tidak berwujud seperti obligasi, saham, BPKB dan surat berharga lainya”. (RPM, 04 Januari 2021). Pernyataan Costomer Service ini kemudian diperjelas oleh
Account Office yang menyatakan bahwa:
“Setiap jaminan yang diberikan oleh calon nasabah dianalisis kembali, misal nasabah memberikan jaminan berupa sertifikat tanah kosong dan calon nasabah menyatakan bahwa jaminan tersebut harganya Rp. 500.000.000, maka pihak BPR akan mencari tau kebenaran pernyataan tersebut baik melalui ketua RT atau perangkat desa lain yang ada disana, karena pasti mereka akan mengetahui harga pasaran tanah yang ada disana. Selain dari segi harga pihak BPR juga akan memeriksa jaminan tersebut dari segi hukumnya. Apakah jaminan yang diberikan tersebut merupakan milik calon nasabah sendiri atau bukan berdasarkan bukti surat kepemilikan. Dan jaminan yang diberikan tersebut harus memenuhi kriteria seperti bukan tanah mati atau tanah tersebut tidak tandus. Jaminan yang dijadikan sebagai agunan di BPR cabang Makassar yaitu BPKB Kendaraan seperti motor dn mobil, Sertifikat tanah dan surat berharga lainnya. Selama ini yang banyak dijadikan sebagai agunan dalam pembiayan yaitu BPKB kendaraan bermotor dan juga sertifikat tanah. Tetapi yang paling banyak yaitu BPKB Motor.” (SB,26 Februari 2021).
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian
terhadap jaminan sangatlah penting untuk diperhatikan karena dengan
56
jaminan yang diberikan oleh nasabah dapat dijadikan pertimbangan bagi
lembaga untuk memberikan pembiayaan.Jaminan yang biasanya di
jadikan jaminan di BPR Makassar yaitu BPKB Kendaraan. Jaminan
yang dapat diberikan yaitu jaminan yang dapat diperjual belikan kembali
dan bisa mengcover kewajiban nasabah jika suatu waktu terjadi hal
yang tidak diinginkan terutama karena kesengajaan dan kelalaian dari
nasabah itu sendiri. Peminjam harus bersedia memberikan jaminan dan
ada yang menjamin
e. Condition of economy (kondisi ekonomi)
Segala kondisi yang dapat mempengaruhi perekonomian dalam
kurun waktu tertentu yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi segala usaha.Baik itu kondisi ekonomi atau kondisi
politik, sosial dan budaya.Dalam menilai kondisi atau prospek usaha
yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik,
sehingga kemungkinan buruk bagi perusahaan relatif kecil.
Sebagaimana dijelaskan oleh Account Officer :
“Analisis kondisi atau prospek usaha dilakukan dengan analisis terhadap situasi dan kondisi usaha nasabah dengan tujuan untuk memprediksi risiko yang akan terjadi baik kondisi ekonomi calon debitur,ekonomi global, kebijakan pemerintah yang mempengaruhi prospek usaha calon nasabah.” (SW, 24 Desember 2020). Pernyataan tersebut juga senada dengan pernyataan Manager
Credit sebagai berikut:
“Penilaian terhadap kondisi usaha dapat dilihat dari kondisi ekonomi dunia dan kondisi ekonomi keluarga calon debitur, Penilaian terhadap kondisi usaha juga dilihat dari kepemilikan pribadi seperti tempat usaha, lokasi usaha sehingga pinjaman yang diberikan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. Salah satu faktor yang sangat mendukung dalam menilai kodisi usaha nasabah yaitu kepemilikan tempat dan lokasi tempat apakah strategis atau tidak. Jika tempat usaha tersebut
57
milik sendiri maka pengeluaran yang dilakukan oleh nasabah tidak terlalu banyak termasuk menyewa tempat usaha. Dan jika tempat usaha tersebut strategis maka usaha tersebut berpeluang besar untuk berkembang sehingga nasabah mudah untuk mengembalikan pinjaman yang dilakukan” (NB, 04 Januari 2021). Hal senada pula disampaikan oleh Costomer Service sebagai
berikut:
“Apabila salah satu dari prinsip capital atau kondisi ekonomi tidak mendukung tapi calon debitur memiliki watak yang baik, kemampuan dan jaminan yang baik maka pembiayaan yang diajukan dapat dipertimbangkan untuk di biayai”. (RPM, 04 Januari 2021). Account Officer memberikan pernyataan juga bahwa:
“BPR dalam melakukan penilaian terhadap kondisi usaha nasabah harus melihat apakah usaha tersebut bersifat fluktuatif atau tidak. Fluktuatif artinya kondisi usaha yang tidak tetap dan harganya sering berubah. Tidak hanya itu, penilaian terhadap kondisi usaha juga dapat dilakukan dengan melihat apakah lokasi usaha tersebut strategis atau tidak. Karena selain dari kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah keadaan disekitar usaha juga dapat menjadi faktor penting dalam sebuah usaha.” (SB, 26 Februari 2021).
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penilaian
terhadap kondisi usaha nasabah sangatlah perlu diperhatikan karena
salah satu tercapainya tujuan usaha (keuntungan) yaitu kondisi usaha
yang mendukung dengan tempat usaha dan lokasi yang strategis.
Kondisi ekonomi masyarakat dan kondisi lokasi usaha yang strategis
dapat membantu nasabah mendapatkan tujuan usaha dan bisa
mengembalikan dana yang telah di gunakan kepada lembaga yang
memberikan dana pembiayaan seperti Bank BPR Makassar. Penilaian
terhadap kondisi usaha dilihat dari pasang surut harga usaha tidak
membahayakan usaha, tidak ada larangan pemerintah tentang produk,
tidak ada larangan tentang tempat, usaha tidak bertentangan dengan
58
adat istiadat setempat dan usaha tidak mengganggu kesehatan dan
lingkungan.
Tabel 4.2 Indikator penilaian 5C PT. Bank BPR
NO
PRINSIP 5C
INDIKATOR
1.
Character
a. Itikad dan tanggung jawab 4. sifat atau watak jujur dan gaya
hidup sederhana 5. komitmen Pembayaran
2.
Capacity
a. Pendapatan calon nasabah b. kemapuan calon nasabah dalam
membayar angsuran c. Kemampuan calon nasabah dalam
menyelesaikan kredit tepat waktu
3.
Capital
a. Sumber penghasilan tetap nasabah
b. Calon nasabah memiliki barang-
Barang atau usaha lain sebagai sumber pendapatan
c. calon nasabah memiliki tabungan
atau simpanan dibank lain
4.
Collateral
a. Nilai jual barang yang melebihi
jumlah plafon kredit b. Status kepemilikan agunan c. Kriteria barang jaminan dan
keaslian dokumen
5.
Condition a. kondisi tempat usaha b. Prospek pengembangan bisnis
calon nasabah
59
c. Fluktuasi atau keadaan
perekonomian
2. Studi Kasus Prinsip 5C Pengambilan Keputusan Kredit PT. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar.
Ibu Susilawati selaku AO (Account Officer) PT. Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar memberikan satu contoh kasus
permohonan kredit yang disetujui dan dinyatakan layak untuk diberikan
pinjaman yaitu sebagai berikut:
"Informan A memiliki usaha dagang sembako yang sudah berjalan selama 4 tahun dan memiliki pendapatan perbulan sebesar Rp.1.500.000-.karena ingin merenovasi tokonya Informan A melakukan pinjaman dana ke Bank Perkreditan Rakyat kantor cabang Makassar dengan menjaminkan BPKB motor. Jumlah dana yang ingin di pinjam oleh Informan A yaitu sebesar Rp.10.000.000,-diangsur dengan jangka waktu 3 tahun (36 bulan). Informan A dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai orang yang sangat baik oleh masyarakat, suka membantu dan tidak pernah bermasalah dengan orang lain. Baik itu dilingkungan rumah maupun dilingkungan tempat bekerja. Informan A memiliki 2 orang anak yang masih TK dan SD. Istrinya memiliki usaha warung didepan rumah, dengan keuntungan rata-rata perbulan sebesar Rp. 1.000.000,-. Pengeluaran Informan A untuk biaya rumah tangga sebulan Rp.600.000,-. Untuk Istri, telepon dan biaya Air sebesar Rp. 250.000,-. biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan anak sebesar Rp. 300.000,-. Dan lain-lain sebesar Rp.150.000,- Informan A juga mempunyai pnjaman kredit di bank lain dengan angsuran perbulan Rp. 500.000,- berdasarkan informasi yang didapatkan dari bank lain mengatakan bahwa pinjaman yang dilakukan informan A lancar dan tidak pernah terlambat dalam melakukan pembayaran angsuran.
Analisis Kredit yang diterapkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan
Rakyat Makassar dengan mengunakananalisi prinsip 5C sebagai berikut:
a. Character (watak)
Dilingkungan informan A dikenal dengan kepribadian yang baik, suka membantu dan tidak pernah bermasalah dengan siapapun. Pembiayaan yang dilakukan di Bank lain juga angsurannya lancar dan tidak pernah terlambat dalam melakukan pembayaran.
60
1. Capacity (Kemampuan)
Aspek Pendapatan
Besar pendapatan :Rp.1.500.000,- Penghasilan Istri : Rp. 1.000.000,- Total pendapatan : Rp.2.500.000,-
Aspek Pengeluaran
Biaya rumah tangga : Rp.600.000,- Telepon/Listrik/Air : Rp. 250.000,- Biaya Pendidikan : Rp.300.000,- Biaya lain-lain : Rp.150.000,-
Jadi total pengeluaran : RP.1.300.000,- Sisa penghasilan : Rp. 1.200.000,- Angsuran di Bank lain : Rp. 500.000,- Jadi penghasilan bersih : Rp. 700.000,-
c. Collateral (Jaminan)
Jaminan yang diberikan oleh informan A yaitu BPKB Motor dengan taksiran biaya jaminan sebagai berikut:
Harga pasar / Taksiran : Rp.10.000.000,- jika pembiayaan diberikan selama 3 tahun maka barang jaminan diperkirakan harga pasar menjadi Rp. 7.000.000. Permintaan kredit yang diajukan oleh informan A sebesar Rp. 6.000.000,-
d. Capital (modal)
Informan A mempunyai pekerjaan yang tetap dan istri mempunyai usaha warung yang baik dan mempunyai pengetahuan dalam mengelola prospek usahanya dengan baik.
e. Condition of economy (kondisi ekonomi)
Status tempat tinggal milik sendiri, aset yang dimiliki perabotan rumah tangga dan kondisi ekonomi baik.
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil survey, bukti-bukti fisik dan cek lingkungan serta didukung jaminan yang memadai, maka pemohon layak untuk didanai dengan pemberian kredit Rp.6.000.000,-, jangka waktu 36 bulan.
61
C. Pembahasan
Bank adalah lembaga keuangan yang memberikan kredit dan jasa dilalu
lintas pembayaran dan peredaran uang. Bank berperan sebagai lembaga
intermediasi yang mempercepat pembangunan nasional melalui kegiatan
penyaluran kredit. Dalam hal menyalurkan kredit kepada nasabah pihak
lembaga keuangan seperti bank harus berhati-hati dan menganalisis
pembiayaan yang diberikan dengan sebaik-baiknya untuk menghindari
terjadinya hal yang tidak diinginkan yang dapat merugikan pihak lembaga
keuangan.
Dalam menyalurkan kredit tersebut bank tidak begitu saja
memberikannya, ada beberapa langkah dan penilaian yang dilakukan oleh
bank terhadap calon debitur yang mengajukan permohonan pinjaman.
Penilaian tersebut dilakukan dengan penilai prinsip 5C yang terdiri dari
Character (Analisis watak), Capacity (Kemampuan), Capital (modal),
Collateral (Jaminan), Condition of economy (kondisi ekonomi).
Pada penilaian Character, Bank BPR tabungan rakyat Makassar sudah
dilakukan dengan cukup baik, tetapi karena penilaian ini bersifat subjektif
maka masih banyak terjadi kesalahan-kesalahan dalam menilai nasabah, hal
ini dikarenakan pihak Bank BPR khususnya bagian lapangan (AO) hanya
menilai calon nasabah yang bersangkutan saja dan hanya menanyakan
kepada kerabat dan tetangga calon nasabah jika terdapat keraguan hasil
wawancara dari pihak lembaga terhadap calon nasabah yang bersangkutan
tersebut.Seharusnya dalam menilai karakter nasabah diwajibkan juga unuk
mewawancai orang-orang yang sering berinteraksi dengan calon nasabah
seperti kerabat dan tetangganya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
62
terjadinya hal-hal yang mengakibatnya tidak kembalinya pembiayaan yang
telah diberikan.
Penilaian calon nasabah dari Capacity, penilaian terhadap kemampuan
nasabah pada Bank BPR tabungan rakyat Makassar sudah dilakukan dengan
baik. Penilaian kemampuan nasabah dilihat dari pendapatan dan pengeluaran
nasabah, tingkat pendidikan calon nasabah dan pengalaman calon nasabah
dalam mengelola usaha. Perkembangan usaha nasabah dapat dilihat dari
nota penjualan nasabah seperti berapa jumlah stok barang yang masuk dan
keluar. Dapat dilihat juga dari usaha calon nasabah apakah sudah berdebu
atau tidak dan apakah banyak pelanggan yang melakukan transaksi atau tidak
Penilaian calon nasabah dari segi Capital Bank BPR Tabungan rakyat
Makassar dalam menilai modal calon nasabah yaitu dengan menilai jumlah
modal sendiri yang dimiliki calon nasabah. Biasanya dilihat dari pendapatan
nasabah perbulan dikurangi pengeluarannya. Penilaian yang dilakukan oleh
Bank BPR hanya menilai besar modal pada awal usaha didirikan, asset-aset
yang dimiliki oleh nasabah seperti persedian barang dagangan dan asset lain
yang dimiliki oleh calon nasabah padahal modal yang dimilki oleh nasabah
tidak hanya sebatas asset saja tetapi Sumber Daya Manusia (SDM) yang
dimiliki, karena apabila SDM yang dimiliki tidak memadai akan mengakibatkan
gangguan pada usaha tersebut.
Penilaian calon nasabah dari segi jaminan, pada Bank BPR tabungan
rakyat Makassar jaminan yang dapat dijadikan sebagai agunan yaitu jaminan
berwujud seperti tanah, motor dan jaminan tidak berwujud seperti obligasi,
sertifikat tanah, BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor) dan surat
berharga lainnya. Tetapi yang sering dijadikan sebagai agunan oleh nasabah
63
yaitu BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor). Setiap agunan yang
diberikan oleh calon nasabah dianalisis dan pihak BPR akan mencari tahu
berapa harga pasaran barang jaminan dan akan memeriksa legalitas hukum
barang jaminan tersebut dengan dibuktikan dengan surat kepemilikan. Selain
itu agunan yang diterima oleh pihak bank harganya pasti dan jika diserahkan
ke pihak bank memiliki standar harga yang stabil sehingga ketika agunan
tersebut dijual, mendapatkan hasil penjualan bisa mengcover kewajiban
nasabah serta agunan yang diterima pihak bank mudah untuk dipindah
tangankan.
Penilaian calon nasabah dari segi Condition of economy, penilaian yang
dilakukan oleh bank BPR tabungan rakyat yaitu sebelum menerima berkas
calon nasabah pihak BPR sudah membuat batasan dan menentukan siapa
saja yang bisa melakukan pinjaman karena alasan-alasan tertentu, seperti
usaha yang bersifat fluktuatif atau keadaan ekonomi global, kebijakan
pemerintah yang dapat mempengaruhi segi keuntungannya. Bank BPR akan
selalu memperbaharui informasi untuk memperkirakan usaha calon nasabah
untuk perkembangannya beberapa tahun kedepan. Apakah usaha tersebut
akan tegeser oleh zaman atau tidak.
Dalam penerapan prinsip 5C terhadap pengambilan keputusan kredit
bank perkreditan rakyat sudah dilakukan dengan cukup baik. Penilaian
terhadap calon nasabah lebih menekankan prinsip karakter, jaminan dan
kemampuan sedangkan modal dan kemampuan ekonomi hanya sebagai
aspek pendukung untuk menguatkan data calon debitur.
Hal yang paling utama dipertimbangkan yaitu analisis terhadap karakter
atau watak karena aspek ini adalah aspek yang berperan penting dalam
64
menilai calon debitur. Dengan aspek ini pihak bank bisa mengetahui
kesungguhan calon nasabah yang melakukan pengajuan kredit atau
pembiayaan. Selain itu karakter adalah prinsip mutlak yang tidak bisa ditawar.
Apabila salah satu dari prinsip capital atau kondisi ekonomi tidak mendukung
tapi calon debitur memiliki watak yang baik, kemampuan dan jaminan yang
baik maka pembiayaan yang diajukan dapat dipertimbangkan untuk di biayai.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan pada Bank BPR
tabungan rakyat cabang Makassar maka dapat disimpulkan bahwa prinsip 5C
sangat berperan dalam menentukan layak atau tidaknya pemohonan
peminjaman calon nasabah untuk disetujui. Namun, dalam penerapan prinsip
5C terhadap pengambilan keputusan kredit bank perkreditan rakyat lebih
menekankan prinsip karakter, jaminan dan kemampuan sedangkan modal dan
kemampuan ekonomi hanya sebagai aspek pendukung untuk menguatkan
data calon debitur.
Penilaian prinsip 5C dapat dijadikan landasan dan acuan bagi PT. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar untuk meminimalisir
terjadinya pembiayaan bermasalah. Aspek ini juga bisa mengetahui
kesungguhan calon nasabah yang melakukan pengajuan kredit atau
pembiayaan.
B. Saran
Berdasarkan rumusan kesimpulan yang telah di kemukakan oleh penulis,
maka penulis menyarankan sebagai berikut :
1. Kepada Komisaris
Dalam melakukan penerapan prinsip 5C harus lebih teliti lagi agar tidak
terjadi risiko yang merugikan di kemudian hari. Akan lebih baik jika
melakukan analisis 5C pada pembiayaan PT. Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) Tabungan Rakyat Makassar lebih ketat tanpa memikirkan target
66
yang telah diberikan sehingga tidak merugikan Bank karena pembiayaan
bermasalah.
2. Kepada Direktur
Dalam hal pemberian pembiayaan pinjaman PT. Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) Tabungan Rakyat Makassar aspek analisis yang dilakukan
terhadap calon debitur haruslah diperhatikan lebih baik lagi. Penilaian
terpenting jangan hanya dilakukan terhadap satu aspek saja seperti
penilaian terhadap watak tetapi aspek yang lain juga harus di perhatikan
karena sama-sama menjadi aspek pendukung yang dapat mengurangi
risiko yang dapat merugikan lembaga itu sendiri. Dalam memberikan
pinjaman kredit profesionalisme terhadap calon debitur lebih di tingkatkan,
karena biasanya lembaga keuangan sering sekali terjadi hal yang lebih
mengutamakan kerabat atau orang terdekat tanpa menganalisis kredit
yang di berikan dengan baik.
3. Kepada Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya harus memperbanyak informan atau narasumber
wawancara dan dapat memperpanjang waktu penelitian agar memperoleh
hasil yang lebih baik lagi.
67
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. 2011, Metodologi Penelitian untuk PublicRelations Kuantitatif dan Kualitatif, Simbiosa Rekatama Media: Bandung
Burgin, 2011, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik Ilmu
Sosial Lainnya, Kencana: Jakarta Basori, O.R., dan Wahyuningsih, S.D. 2018, Analisis Penilaian Prinsip 5C dalam
Pemberian Kredit terhadap Non PerfomingLoan Guna Menilai Tingkat kesehatan Bank pada PT. BPR Harta SwadiriPandaan. Jurnal Penelitian Manajemen(Penataran),(Online).Vol.3No.1,(http://journal.stieken.ac.id/index.php/penataran/article/view/369, diakses 04 September 2020).
Cahyaningtyas, A., dan Darmawan, A. 2019, Pengaruh 5C terhadap Pemberian
kredit (Studi kasus Koperasi Pegawai Telkom Puwekerto). Jurnal Ilmiah Akuntasi,(Online).Vol.17No.1.(http://www.jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/kompartemen/article/view/2792, diakses 04September 2020).
Eprianti, Nanik. 2019, Penerapan Prinsip 5C terhadap Non
PerformingFinancing(NPF). Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah, (Online). Vol.3 No.2.(https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/amwaluna/article/view/4645, diakses 04 September 2020).
Gunawan, Iman. 2007, Metedologi Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, PT
Bumi aksara: Jakarta Gozli,Imam. , 2013, Desain Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yoga Pratama:
Semarang Ismail, 2011, Manajemen Perbankan; dari Teori Menuju Aplikasi,Prenadamedia
Grup: Jakarta Muhammad, 2005, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, UPP AMP YKPN:
Yogyakarta Moleong, J.M., 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya:
Bandung Raymond, N.I., dan Siregar, L.S. 2016. AnaisisOfIplementation 5C Aspect On
BankingCreditDistribution in Batam, Jurnal Akrab Juara, (Online). Vol.1
No.1.( http://akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/8, diakses 04 September 2020).
Rivai, V., dan Arifin, A., 2010, Islamic Financial Management, PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta
68
Raesa, S.R.P., 2019, Penerapan Prinsip 5C terhadap Pengambilan Keputusan Kredit pada PT. BRI Unit Handil Bakti Barito Kuala. Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen. (Online) . Vol.6 No.1. (https://ojs.uniska-
bjm.ac.id/index.php/alkalam/article/view/2316, diakses 04 September 2020) Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta:
Bandung Suharsono, Puguh. 2009, Metode Kuantitatif dan Kualitatif untuk Bisnis Filosofi
dan Praktis, PT Indeks: Jakarta Soehartono, Irawan. 2004, Metode Penelitian Sosial, Remaja Rosdakarya:
Bandung Umam, K., dan Utomo, S.B, 2016, Perbankan Syariah: Dasar-Dasar dan
Dinamika Perkembangannya di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
Yusuf, A.M, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian
Gabungan,Prenadamedia: Jakarta
Lexy J. Moleong, 2001,Metode Penelitiam Kualitatif,PT Remaja RosdakaryaOffset: Jakarta.
Imam Gunawan, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik,
PT Bumi Aksara: Jakarta.
L
A
M
P
I
R
A
N
TRANSKRIP WAWANCARA
PERANAN PENILAIAN PRINSIP 5C PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
TABUNGAN RAKYAT MAKASSAR
Kode Informan :
Nama : Susilawati
Pangkat : Account Officer
Jabatan : Account Officer
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Desember 2020
Tempat :Bank BPR Makassar
Jam : 11:00
MATERI WAWANCARA
Peneliti Apakah Pengertian Prinsip 5C bagi pegawai BPR cabang
Makassar ?
Informan SW Prinsip 5C adalah sebuah usaha atau cara yang dilakukan
oleh Bank sebagai lembaga keuangan yang memberikan
modal kepada masyarakat selaku nasabah untuk menilai
kelayakan nasabah sebelum memberikan modal terhadap
usaha yang dilakukan.
Peneliti Bagaimana peranan prinsip 5C bagi pegawai bank BPR?
Informan SW Menurut saya dengan adanya prinsip 5C sangat membantu
dunia Perbankan dalam menilai calon nasabah dalam
pemberian pembiayaan guna memberikan keputusan
pembiayaan yang tepat dan akurat.
Peneliti Bagaimana analisis terhadap karakter yang dilakukan oleh
Bank BPR?
Informan SW Penilaian terhadap watak nasabah dilakukan dengan melihat
latar belakang nasabah yang berhubungan dengan gaya
hidup, sikap dan perilaku nasabah.
Penulis Penilaian seperti apa yang dilakukan untuk menilai latar
belakang nasabah?
Informan SW Penilaian dengan melihat latar belakang nasabah, dilakukan
dengan melihat gaya hidup nasabah, baik yang
SW
berhubungan dengan pekerjaan calon nasabah, serta
kehidupan keluarganya. Analisis watak terutama melihat
itikad baik, kejujuran, dan sikap bertanggung jawab calon
nasabah terutama terhadap pembiayaan yang diberikan
sehingga dapat melaksanakan kewajibannya.
Penulis Dari manakah pihak Bank dapat mengetahui watak dari
calon nasabah ?
Informan SW Penilaian terhadap watak nasabah dilihat dari perilaku atau
sikap nasabah saat mengajukan pembiayaan dan saat
dilakukan interview. Informasi pendukung juga didapatkan
dari orang-orang terdekat nasabah, seperti saudara dan
tetangga calon nasabah.
Penulis Bagaimana analisis terhadap kemampuan yang dilakukan
oleh bank BPR?
Informan SW Dalam melihat kemampuan nasabah bank BPR
menggunakan pendekatan dengan melihat pendapatan dan
pengeluaran nasabah serta perkembangan usaha nasabah
dari waktu ke waktu atau pengalaman nasabah dalam
mengelola usaha. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
menghindari terjadinya risiko-risiko yang dapat merugikan
lembaga keuangan itu sendiri. Perkembangan usaha
nasabah dapat dilihat dari laporan keuangan usaha
nasabah.
Penulis Bagaimana analisis terhadap modal yang dilakukan oleh
bank BPR?
Informan SW Analisis permodalan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
dilakukan dengan menilai tingkat financial atau jumlah modal
sendiri yang dimiliki calon nasabah. Biasanya dilihat dari
pendapatan nasabah perbulan dikurangi pengeluarannya.
Penulis Bagaimana analisis terhadap jaminan yang dilakukan oleh
bank BPR?
Informan SW Analisis jaminan yang dilakukan yaitu, menilai kesesuaian
barang jaminan dengan pembiayaan yang diberikan
misalnya BPKB.
Penulis Bagaimana analisis terhadap kondisi usaha yang dilakukan
oleh bank BPR?
Informan SW Analisis kondisi atau prospek usaha dilakukan dengan
analisis terhadap situasi dan kondisi usaha nasabah dengan
tujuan untuk memprediksi risiko yang akan terjadi baik
kondisi ekonomi calon debitur, ekonomi global, kebijakan
pemerintah yang mempengaruhi prospek usaha calon
nasabah.
Penulis Bisakah anda memberikan contoh studi kasus penilaian
prinsip 5C yang dilakukan oleh bank BPR?
Informan SW Informan A memiliki usaha dagang sembako yang sudah
berjalan selama 4 tahun dan memiliki pendapatan perbulan
sebesar Rp.1.500.000-.karena ingin merenovasi tokonya
Informan A melakukan pinjaman dana ke Bank Perkreditan
Rakyat kantor cabang Makassar dengan menjaminkan
BPKB motor. Jumlah dana yang ingin di pinjam oleh
Informan A yaitu sebesar Rp.10.000.000,-diangsur dengan
jangka waktu 3 tahun (36 bulan). Informan A dalam
kehidupan sehari-hari dikenal sebagai orang yang sangat
baik oleh masyarakat, suka membantu dan tidak pernah
bermasalah dengan orang lain. Baik itu dilingkungan rumah
maupun dilingkungan tempat bekerja. Informan A memiliki 2
orang anak yang masih TK dan SD. Istrinya memiliki usaha
warung didepan rumah, dengan keuntungan rata-rata
perbulan sebesar Rp. 1.000.000,-. Pengeluaran Informan A
untuk biaya rumah tangga sebulan Rp.600.000,-. Untuk Istri,
telepon dan biaya Air sebesar Rp. 250.000,-. biaya yang
dikeluarkan untuk pendidikan anak sebesar Rp. 300.000,-.
Dan lain-lain sebesar Rp.150.000,- Informan A juga
mempunyai pnjaman kredit di bank lain dengan angsuran
perbulan Rp. 500.000,- berdasarkan informasi yang
didapatkan dari bank lain mengatakan bahwa pinjaman yang
dilakukan informan A lancar dan tidak pernah terlambat
dalam melakukan pembayaran angsuran.
Analisis Kredit yang diterapkan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) Tabungan Rakyat Makassar dengan
mengunakananalisi prinsip 5C sebagai berikut:
a.Character (watak)
Dilingkungan informan A dikenal dengan kepribadian
yang baik, suka membantu dan tidak pernah bermasalah
dengan siapapun. Pembiayaan yang dilakukan di Bank lain
juga angsurannya lancar dan tidak pernah terlambat dalam
melakukan pembayaran.
b. Capacity (Kemampuan)
Aspek Pendapatan
Besar pendapatan :Rp.1.500.000,-
Penghasilan Istri : Rp. 1.000.000,-
Total pendapatan : Rp.2.500.000,-
Aspek Pengeluaran
Biaya rumah tangga : Rp.600.000,-
Telepon/Listrik/Air : Rp. 250.000,-
Biaya Pendidikan : Rp.300.000,-
Biaya lain-lain : Rp.150.000,-
Jadi total pengeluaran : RP.1.300.000,-
Sisa penghasilan : Rp. 1.200.000,-
Angsuran di Bank lain : Rp. 500.000,-
Jadi penghasilan bersih : Rp. 700.000,-
c. Collateral (Jaminan)
Jaminan yang diberikan oleh informan A yaitu BPKB Motor
dengan taksiran biaya jaminan sebagai berikut:
Harga pasar / Taksiran : Rp.10.000.000,- jika
pembiayaan diberikan selama 3 tahun maka barang jaminan
diperkirakan harga pasar menjadi Rp. 7.000.000.
Permintaan kredit yang diajukan oleh informan A sebesar
Rp. 6.000.000,-
d. Capital (modal)
Informan A mempunyai pekerjaan yang tetap dan istri
mempunyai usaha warung yang baik dan mempunyai
pengetahuan dalam mengelola prospek usahanya dengan
baik.
e. Condition of economy (kondisi ekonomi)
Status tempat tinggal milik sendiri, aset yang dimiliki
perabotan rumah tangga dan kondisi ekonomi baik.
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil survey,
bukti-bukti fisik dan cek lingkungan serta didukung jaminan
yang memadai, maka pemohon layak untuk didanai dengan
pemberian kredit Rp.6.000.000,-, jangka waktu 36 bulan.
Kode Informan :
Nama : H. Nooralim Budhijaya, S.E
Pangkat : Manager Credit
Jabatan : Manager Credit
Tempat : Bank BPR Makassar
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Desember 2020
Jam : 14:00
MATERI WAWANCARA
Penulis Apakah Pengertian Prinsip 5C bagi pegawai BPR cabang
Makassar ?
Informan NB Prinsip 5C adalah aspek penilaian yang dijadikan sebagai
alat ukur penilaian dalam pemberian pembiayaan kepada
calon nasabah, manfaatnya minimaliasir terjadinya risiko
kerugian.
Penulis Bagaimana peranan prinsip 5C bagi pegawai Bank BPR?
Informan NB Prinsip 5C ini sangat berperan sekali untuk membantu
dalam menilai kinerja bank BPR untuk menilai layak atau
tidaknya modal diberikan.
Penulis Bagaimana analisis terhadap karakter yang dilakukan oleh
bank BPR?
Informan NB Penilaian terhadap watak atau karakter sangatlah penting
dilakukan karena jika nasabah memiliki itikad yang buruk
maka dapat memberikan dampak yang buruk pula bagi bank
dan begitupun sebaliknya jika nasabah memiliki itikad yang
baik maka nasabah bisa mengembalikan dana yang telah
diberikan.
Penulis Bagaimana analisis terhadap kemampuan yang dilakukan
oleh bank BPR?
Informan NB Penilaian kemampuan dilakukan dengan melihat
pengalaman usaha debitur dan tingkat pendidikan yang
ditempuhnya. Jika debitur menempuh tingkat pendidikan
yang tinggi maka debitur memiliki kemampuan yang lebih
NB
dan pengetahuan yang luas dalam mengelola usaha
sehingga dana yang diberikan dapat dikembalikan sesuai
dengan perjanjian diawal permohonan pinjaman.
Penulis Bagaimana dengan penilaian terhadap tingkat pengalaman
calon nasabah ?
Informan NB Penilaian terhadap kemampuan nasabah dilihat dari
pengalaman usaha nasabah sebelumnya. Jika nasabah
memiliki usaha yang berkembang dengan baik dan lancar
maka pembiayaan dengn mudah diberikan. Begitupun
sebaliknya.
Penulis Bagaimana analisis terhadap modal yang dilakukan oleh
bank BPR?
Informan NB Analisis terhadap modal dapat dilihat dari modal sendiri
yang dimiliki oleh debitur dan dapat dilihat dari pendapatan
debitur setelah dikurangi dengan pengeluarannya perbulan.
Penulis Bagaimana analisis terhadap jaminan yang dilakukan oleh
bank BPR?
Informan NB Jaminan atau agunan yang diterima oleh pihak bank yang
mudah untuk diperjual belikan dengan harga yang selalu
menarik dan dengan harga yang berkembang dan
meningkat dari waktu ke waktu, harganya pasti dan jika
diserahkan ke pihak bank memiliki standar harga yang
stabilsehingga ketika agunan tersebut dijual, mendapatkan
hasil penjualan bisa mengcover kewajiban nasabah serta
agunan yang diterima pihak bank yaitu agunan yang mudah
untuk dipindah tangankan dan mudah untuk di pindahkan
dari tempat satu ke tempat lain.
Penulis Bagaimana analisis terhadap kondisi ekonomi yang
dilakukan oleh bank BPR?
Informan NB Penilaian terhadap kondisi usaha dapat dilihat dari kondisi
ekonomi dunia dan kondisi ekonomi keluarga calon debitur,
kepemilikan pribadi seperti tempat usaha, lokasi usaha
sehingga pinjaman yang diberikan kembali sesuai dengan
apa yang diharapkan bersama.
Penulis Apakah tempat usaha dan lokasi usaha sangat berpengaruh
terhadap peniliaian kondisi usaha calon nasabah?
Informan NB Ya, salah satu faktor yang sangat mendukung dalam menilai
kodisi usaha nasabah yaitu kepemilikan tempat dan lokasi
tempat apakah strategis atau tidak. Jika tempat usaha
tersebut milik sendiri maka pengeluaran yang dilakukan oleh
nasabah tidak terlalu banyak termasuk menyewa tempat
usaha. Dan jika tempat usaha tersebut strategis maka usaha
tersebut berpeluang besar untuk berkembang sehingga
nasabah mudah untuk mengembalikan pinjaman yang
dilakukan.
Kode Informan :
Nama : Riska Putri M
Pangkat : Costomer Service
Jabatan : Costomer Service
Tempat : Bank BPR Makassar
Hari/Tanggal : Senin, 04 Januari 2021
Jam : 13:00
MATERI WAWANCARA
Penulis Bagaimana peranan prinsip 5C bagi pegawai Bank BPR?
Informan RPM Prinsip 5C digunakan untuk menilai calon nasabah dan
membantu dunia perbankan dalam proses penilaian calon
nasabah dalam pemberian pembiayaan.
Penulis Bagaimana analisis terhadap karakter yang dilakukan oleh
bank BPR?
Informan RPM Dalam dunia perbankkan hal yang paling utama
dipertimbangkan yaitu analisis terhadap karakter atau watak
karena aspek ini adalah aspek yang berperan penting dalam
menilai calon debitur. Dengan aspek ini pihak bank bisa
RPM
mengetahui kesungguhan calon nasabah yang melakukan
pengajuan kredit atau pembiayaan.
Penulis Bagaimana analisis terhadap kemampuan yang dilakukan
oleh bank BPR?
Informan RPM Dalam pemberian pembiayaan menganalisa capacity atau
kemampuan calon nasabah sangat penting seperti
pendapatan, pengeluaran, dan bagaimana pengelolaan
usaha calon nasabah.
Penulis Bagaimana analisis terhadap modal yang dilakukan oleh
bank BPR?
Informan RPM Analisis modal Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dilihat dari
modal calon nasabah sendiri semakin besar modalnya maka
semakin besar pula pembiayaan yang diberikan.
Penulis Bagaimana analisis terhadap jaminan yang dilakukan oleh
bank BPR?
Informan RPM Analisis collateral atau jaminan pada Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) ada dua yaitu jaminan yang berwujud seperti
tanah, barang dagangan, motor, dll. Sedangkan jaminan
yang tidak berwujud seperti obligasi, saham, BPKB dan
surat berharga lainya.
Penulis Bagaimana analisis terhadap kondisi ekonomi yang
dilakukan oleh bank BPR?
Informan RPM Apabila salah satu dari prinsip capital atau kondisi ekonomi
tidak mendukung tapi calon debitur memiliki watak yang
baik, kemampuan dan jaminan yang baik maka pembiayaan
yang diajukan dapat dipertimbangkan untuk di biayai.
Kode Informan : :
Nama : Sahbudin, S.E
Pangkat : Account Officer
Jabatan : Account Officer
Tempat : Lokasi penagihan kredit
Hari/Tanggal : Jum’at, 26 Februari 2021
Jam : 15:00
MATERI WAWANCARA
Penulis Bagaimana analisis terhadap karakter yang dilakukan oleh
bank BPR?
Informan SB Penilaian karakter terhadap nasabah dapat dilihat dari
beberapa cara yakni dari sikap dan perilaku nasabah saat
mengajukan pembiayaan dan dari riwayat pinjaman yang
dilakukan oleh peminjam. Dalam menilai watak dan sifat
nasabah dapat dilakukan dengan melihat pada saat
nasabah mengajukan pembiayaan, syarat-syarat dokumen
yang diberikan kepada pihak bank antara lain KK (Kartu
Keluarga), KTP suami istri, surat izin usaha NPWP dan
jaminan yang diberikan oleh nasabah. Hal ini merupakan
langkah awal dalam menilai karakter nasabah. Setelah
penilaian terhadak watak, langkah selanjutnya yang
dilakukan yaitu dengan meilihat track record nasabah yang
berhubungan dengan riwayat pinjaman di BI (Bank
Indonesia). Jika pinjaman yang dilakukan oleh nasabah di
Bank lain tersebut ada maka pihak BPR harus melihat
apakah pinjaman yang dilakukan lancar atau tidak.
Penulis Apakah track record hanya dilakukan terhadap calon
nasabah Bank BPR saja ?
Informan SB Tidak hanya dilakukan terhadap nasabah saja, track record
juga dilakukan terhadap orang tua nasabah dengan
menggunan BI Checking. Jika orang tua calon nasabah
atau calon nasabah tersebut ada di DHN (Data Hitam
SB
Nasional) maka secara otomatis pembiayaan yang
dilakukan ditolak).
Penulis Jika nasabah dinyatakan lolos dalam pengecekan BI
Checking, apa yang dilakukan selanjutnya ?
Informan SB Setelah dinyatakan lulus uji maka pihak AO melakukan
survey usaha calon nasabah dan melakukan wawancara
secara dadakan dan calon nasabah tidak diberitahukan
kapan waktunya. Dari wawancara ini dapat dilihat apakah
calon nasabah memiliki sifat atau karakter yang bagus atau
tidak, dilihat dari gesture tubuh dan caranya berbicara. Jika
pihak BPR ragu terhadap calon nasabah maka dapat
diperjelas dengan menanyakan kepada kerabat nasabah
atau tetangga-tetagga disekitar nasabah tentang karakter
dan watak dari calon nasabah. Tidak hanya itu, rekan kerja
nasabah juga bisa ditanyai jika kami dari AO masih merasa
ragu. Jika kami sudah merasa yakin maka kami tidak lagi
mewawancarai pihak lain lagi yang berhubungan dengan
calon nasabah.
Penulis Bagaimana analisis terhadap kemampuan yang dilakukan
oleh bank BPR?
Informan SB Penilaian kemampuan nasabah dilakukan dengan
memperhatikan tingkat pendidikan nasabah, melihat
perkembangan usaha nasabah dari waktu ke waktu.
Penulis Bagaimana penilaian terhadap tingkat pendidikan nasabah ?
Informan SB Tingkat pendidikan nasabah dilihat dari pendidikan tertinggi
nasabah. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa
nasabah memiliki pengetahuan untuk bisa menjalankan
usahanya.
Bagaimana penilaian terhadap perkembangan usaha
nasabah ?
Informan SB Untuk menilai perkembangan usaha nasabah dilakukan
dengan melihat langsung usaha nasabah di lapangan dan
melakukan wawancara. Penilaian terhadap perkembangan
usaha nasabah ini meliputi berapa stok barang yang masuk
dan berapa stok barang yang keluar dilihat dari nota
penjualan calon nasabah. Selain itu kami dari pihak AO
yang memang khusus ditugaskan dibagian lapangan akan
melihat secara langsung apakah stok barang yang dimiliki
oleh calon nasabah terhadap usahanya berdebu atau tidak,
jika ada yang berdebu berarti barang tersebut tidak laku dan
sudah lama tersimpan. Selain itu kami akan melihat berapa
banyak pelanggan yang datang dan melakukan transaksi,
apakah banyak penjualan atau tidak.
Penulis Bagaimana analisis terhadap modal yang dilakukan oleh
bank BPR?
Informan SB Penilaian terhadap modal yang dilakukan oleh Bank BPR
yaitu menilai komposisi modal sendiri dibandingkan dengan
modal pinjaman untuk dana sebuah usaha.
Penulis Apakah Bank BPR memeriksa laporan keuangan nasabah?
Informan SB Ya, Bank BPR memeriksa laporan keuangan nasabah jika
nasabah tersebut sebelumnya sudah memiliki usaha dan
mencatat laporan keuangan usahanya. Jika tidak memiliki
laporan keuangan maka dapat dilihat dari besarnya uang
muka bagi usaha yang ingin dibiayai dengan cara
melakukan pinjaman tersebut.
Penulis Bisakah anda memberikan saya satu contoh kasus untuk
analisis terhadap modal ini ?
Informan SB Saya kasih contoh kasus pembiayaan untuk pembelian
rumah, sebelum membeli rumah calon nasabah pasti telah
menyiapkan uang muka dan calon nasabah pasti akan
memberikan uang muka kepada pengemban, maka
besarnya uang muka yang dimiliki oleh calon nasabah
tersebut bisa meyakinkan bagi pihak Bank memberikan
pembiayaan kepada calon nasabah.
Penulis Apakah pembiayaan yang dilakukan seperti pembiayaan
untuk membeli rumah memang diberlakukan uang muka
kepada nasabah?
Informan SB Uang muka terhadap pengajuan usaha seperti rumah tidak
diwajibkan, akan tetapi bisa dijadikan pendukung untuk
pihak Bank menilai kelayakan dalam memberikan
pembiayaan terhadap usaha tersebut.
Penulis Bagaimana analisis terhadap jaminan yang dilakukan oleh
bank BPR?
Informan RPM Setiap jaminan yang diberikan oleh calon nasabah dianalisis
kembali, misal nasabah memberikan jaminan berupa
sertifikat tanah kosong dan calon nasabah menyatakan
bahwa jaminan tersebut harganya Rp. 500.000.000, maka
pihak BPR akan mencari tau kebenaran pernyataan tersebut
baik melalui ketua RT atau perangkat desa lain yang ada
disana, karena pasti mereka akan mengetahui harga
pasaran tanah yang ada disana. Selain dari segi harga
pihak BPR juga akan memeriksa jaminan tersebut dari segi
hukumnya. Apakah jaminan yang diberikan tersebut
merupakan milik calon nasabah sendiri atau bukan
berdasarkan bukti surat kepemilikan. Dan jaminan yang
diberikan tersebut harus memenuhi kriteria seperti bukan
tanah mati atau tanah tersebut tidak tandus.
Penulis Apa saja yang bisa dijadikan jaminan dalam melakukan
pinjaman di bank BPR Makassar ?
Informan RPM Jaminan yang dijadikan sebagai agunan di BPR cabang
Makassar yaitu BPKB Kendaraan seperti motor dn mobil,
Sertifikat tanah dan surat berharga lainnya.
Penulis Jaminan apa saja yang paling sering dijadikan sebagai
agunan di Bank BPR cabang Makassar ?
Informan SB Selama ini yang banyak dijadikan sebagai agunan dalam
pembiayan yaitu BPKB kendaraan bermotor dan juga
sertifikat tanah. Tetapi yang paling banyak yaitu BPKB
Motor.
Penulis Bagaimana analisis terhadap kondisi ekonomi yang
dilakukan oleh bank BPR?
Informan SB BPR dalam melakukan penilaian terhadap kondisi usaha
nasabah harus melihat apakah usaha tersebut bersifat
fluktuatif atau tidak.
Penulis Apa yang dimaksud dengan fluktuatif ?
Informan SB Fluktuatif artinya kondisi usaha yang tidak tetap dan
harganya sering berubah.
Penulis Apakah hanya dari segi fluktuatif saja yang dapat dilakukan
untuk menilai kondisi usaha nasabah ?
Informan SB Tidak hanya itu, penilaian terhadap kondisi usaha juga
dapat dilakukan dengan melihat apakah lokasi usaha
tersebut strategis atau tidak. Karena selain dari kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah keadaan disekitar usaha
juga dapat menjadi faktor penting dalam sebuah usaha.
FOTO BERSAMA INFORMAN
Bagian depan Bank BPR Tabungan rakyat Makassar
Foto bersama Customer Service Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar (RPM, 04 Januari 2021).
Foto bersama AO AccountOfficer Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tabungan Rakyat Makassar (SW, 24 Desember 2020)
RIWAYAT HIDUP
MUHAMAD RIJALUL FIKRI, di lahirkan pada tanggal 10
April 1998 di Desa Dena Kecamatan Madapangga
Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Anak
terakhir dari 5 bersaudara, buah hati dari pasangan
Syamsudin dan Siti Nur.
Penulis memulai pendidikan sekolah dasar di Bima
tepatnya di SDN 2 Dena pada Tahun 2004 sampai Tahun 2010. Peneliti
kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Madapangga pada tahun
2010 sampai pada tahun 2013, peneliti aktif di OSIS sebagai sekretaris umum
masa bakti 2011/2012. Lalu melanjutkan pendidikan di tingkat menengah atas
yakni SMA Negeri 1 Madapangga pada tahun 2013 sampai pada tahun 2016.
Ketika duduk di bangku sekolah menengah atas penulis aktif di OSIS sebagai
ketua umum masa bakti 2014/2015. Penulis diterima sebgai mahasiswa
manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar pada tahun 2016.