PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI...

98
PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KERJA PEGAWAI MUSLIM PEMDA DEPOK DI MASJID BAITUL KAMAL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I ) Oleh : SOFIAN SYAHURI NIM : 108053000030 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435/2015

Transcript of PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI...

Page 1: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI NEGERISIPIL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KERJA PEGAWAI

MUSLIM PEMDA DEPOK DI MASJID BAITUL KAMAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan KomunikasiUntuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh :

SOFIAN SYAHURINIM : 108053000030

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAHFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1435/2015

Page 2: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid
Page 3: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid
Page 4: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid
Page 5: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

v

ABSTRAK

Sofian Syahuri, 2014. Peranan Pengajian Bimbingan konselingPegawai Negeri Sipil Dalam Meningkatkan Kualitas Kerja Pegawai MuslimPemda Depok Di Masjid Baitul Kamal, Depok. Skripsi Jurusan ManajemenDakwah, Fakultas Dakwah & Ilmu Komunikasi, Universitas Islam NegeriJakarta. Drs. H. M.Sungaidi, MA

Kata kunci : Pengajian Bimbingan Konseling, Masjid Baitul Kamal.

Dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul “Peranan Pengajian BimbinganKonseling Pegawai Negeri Sipil Dalam Meningkatkan Kualitas Kerja PegawaiMuslim Pemda Depok Di Masjid Baitul Kamal”.dikarenakan lembaga nonformalseperti pengajian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para pegawaimuslim di Pemda Depok untuk menanamkan dan meningkatkan pengetahuanagama yang nantinya akan membina sikap keagamaan pada pribadi para pegawai.Menurut pengamatan penulis, pengajian Bimbingan Konseling Pegawai NegeriSipil yang berada di Masjid Baitul Kamal merupakan salah satu lembaganonformal yang dapat meningkatkan pendidikan agama Islam khususnya parapegawai negeri sipil. Semenjak berdirinya hingga kini telah banyak memberikankontribusi bagi para Pegawai Negeri Sipil.

Pendidikan Islam merupakan kebutuhan, karena sebagai makhluk manusiadilahirkan dengan membawa potensi dapat didik dan mendidik sehingga mampumenjadi khalifah di bumi.

Secara strategi keberadaan pengajian sebagai salah satu sarana dakwah dantablig yang Islami coraknya yang berperan sentral pada pembinaan danmeningkatkan kualitas hidup umat islam sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.Jadi peranan secara fungsional pengajian adalah mengkokohkan landasan hidupmanisia khususnya di bidang mental dan spritual keagamaan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif-Kualitatif. Diharapkandengan menggunkan pendekatan tersebut penulis mendapatkan gambaran yangobjektif, faktual, akurat dan sistematis, mengenai masalah-masalah yang ada diobyek penelitian. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan interview danobservasi. Kemudian hasil penelitian tersebut dianalisis dengan tahapan reduksidata, penyajian data dan yang terakhir adalah verifikasi atau menarik kesimpulan

Hasil dari penelitian ini adalah : pertama: kegiatan pengajian bimbingankonseling pegawai negeri sipil di Pemda Depok mampu memberikan kontribusibaik kegiatan syiar maupun kegiatan operasionalnya, kedua : posisi Masjid BaitulKamal yang strategis dan memiliki manajemen yang dikelola secara profesional.

Page 6: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT. Yang telah melimpahkan Rahmat dan karunianya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sholawat dan Salam, barokah yang seindah-indahnya, mudah-

mudahan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah

membawa kita dari alam kegelapan menuju alam Ilmiah yaitu Dinul Islam.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah menbantu penulisan skripsi ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah

dan Komunikasi, Bapak Suparto PhD selaku Wadek I, Bapak

Drs Jumroni. M.Si selaku Wadek II, dan Bapak Dr. H. Sunandar

MA selaku Wadek III. Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.

2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MM selaku ketua Jurusan

Manajemen Dakwah, dan Bapak H.M. Mulkannasir, BA, SPD,

MM selaku sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah.

3. Bapak Drs. M. Sungaidi, MA selaku Dosen Pembimbing, yang

telah membimbing dan mengarahkann penulisan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta , yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis selama 4 tahun.

Page 7: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

vii

5. Kedua Orang tua tercinta ( Bapak Mugeni dan Ibu Sulastri )

yang senantiasa berdoa dan memberikan semangat juang tak

kenal lelah, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Kakak dan adikku tercinta yang selalu mendukungku ( Murniati,

S.Ag, Sonny Ismail, Abdul Gopur, Wardah, fitri, Iqbal) dan Calon

Istriku yang selalu menyemangati di setiap saat ( Nur Laily Maulida ).

7. Bapak Zainal Arifin, S.Ag selaku Ketua DKM Masjid Baitul

Kamal, yang telah menberikan izin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian di Masjid Baitul Kamal.

8. Segenap pegawai muslim PNS Pemda Depok yang telah

meluangkan waktunya Untuk membantu penulis mendapatkan

informasi yang dibutuhkan.

9. Teman- teman seangkatan Manajemen Dakwah yang telah setia

bersama selama empat tahun ( Hilman, Syahrully, Adul, Fauzi,

Husin, Papua, Ipin, Sidiq, Dito, Ade, Ibnu, Moza, dll.)

10. Serta semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini Semoga Allah SWT, melimpahkan

Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa didunia ini tidak ada yang sempurna. Begitu

juga dari penulisan skripsi ini, yang tidak luput dari kekurangan

dan kesalahan.

Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati

penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat kontruktif

demi penyempurnaan skripsi ini.

Page 8: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

viii

Akhirnya dengan segala bentuk kekurangan dan kesalahan, penulis

berharap sungguh dengan rahmat dan izin-Nya mudah-mudahan skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak-pihak yang

bersangkutan.

Jakarta, 23 Oktober 2014

Sofian Syahuri

Page 9: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................. iLEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iiLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iiiLEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ivABSTRAKSI ........................................................................................... vKATA PENGANTA ................................................................................. viDAFTAR ISI ........................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .....................................................1B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................5C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................6D. Tinjauan Pustaka ................................................................. 7E. Metodologi Penelitian ........................................................ 8F. Sistematik Penulisan ...........................................................13

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengajian

1. Pengertian Pengajian ................................................... 162. Tujuan Pengajian ......................................................... 183. Unsur- unsur Pengajian ............................................... 204. Objek pengajian .......................................................... 225. Materi Pengajian .......................................................... 266. Media Pengajian ........................................................... 277. Methode Pengajian ...................................................... 288. Bentuk-bentuk Pengajian ............................................. 32

C. Masjid

1. Pengertian Masjid ........................................................ 382. Fungsi Masjid ............................................................... 423. Macam-macam Masjid ................................................ 464. Manfaat dan Tujuan Masjid ......................................... 475. Peranan Masjid ............................................................ 51

D. Kualitas kerja

1. Pengertian Kualitas Kerja .............................................. 562. Faktor-faktor Untuk Meningkatkan Kualitas Kerja ........ 58

Page 10: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

x

BAB III GAMBARAN UMUM MASJID BAITUL KAMAL PEMDADEPOK

A. Latar Belakang Berdirinya Masjid Baitul Kamal ........................ 61B. Visi dan Misi Masjid Baitul Kamal ............................................. 62C. Struktur Organisasi Masjid Baitul Kamal .................................... 63D. Program Kerja Masjid Baitul Kamal ............................................ 67

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN PENGAJIAN BIMBINGANKONSELING PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAMMENINGKATKAN KUALITAS KERJA PEGAWAI MUSLIMPEMDA DEPOK DI MASJID BAITUL KAMAL

A. Analisis Kegiatan Pengajian Bimbingan KonselingPegawai Negeri Sipil Dalam Meningkatkan KualitasKerja Pemda Depok ..................................................................... 70

B. Analisis Pengaruh Kegiatan Pengajian BimbinganPegawai Negeri Sipil Dalam Meningkatkan KualitasKerja Pemda Depok ..................................................................... 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 82B. Sarah ............................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masjid adalah rumah Allah SWT, (Baitullah) yang dibangun sebagai

sarana bagi umat Islam untuk mengingat, mensyukuri, dan menyembah Allah

SWT dengan baik.1 Selain itu masjid juga sebagai tempat ibadah kaum

muslimin yang memiliki peran strategis untuk kemajuan peradaban umat

Islam. Masjid bukan hanya sebagai tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat

pendidikan, pengajian keagamaan dan fungsi-fungsi sosial ekonomi lainnya.2

Masjid juga sebagai sarana utama untuk mengaplikasikan risalah agama

Islam, dan masjid sebagai institusi yang paling berkompeten dalam

menentukan tegak dan semaraknya agama Islam.

Di masjidlah umat Islam bersujud mendekatkan diri kepada sang

khalik.3 Sebagaimana makna atau arti dari kata masjid itu sendiri yaitu tempat

sujud.4 Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat at-Taubat ayat 18 :

ئك أن یكونوا من المھتدین فعسى أول یخش إال هللا

Artinya: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang

yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan

1 Cecep Castrawijaya, Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek (Bogor: TitianNusa Press, 2010), h. 3.

2 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung : Mizan, 1998), h. 462.3 Muhammad E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk bagi Para Pengurus (Jakarta:

Gema Insani Press, 1996 ), h. 13.4 Sidi Ghazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam (Jakarta : Pustaka

Al-Husna, 1989), cet. Ke-5, h. 126.

Page 12: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

2

shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada

Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan

orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah:18)

Masjid selain tempat yang suci bagi umat Islam, tempat bersujud

kepada Allah SWT sebagai bukti realisasi taqwa kepada sang pencipta Allah

SWT dan yang membangunnya pun akan mendapatkan balasan setimpal.5

Oleh karena itu, masjid dibangun atas dasar takwa dan iman kepada Allah

SWT, dengan peranan sebagai pusat pembinaan jamaah dan umat Islam di

segala bidang kehidupan. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an

surat al-Jin ayat 18.6

أحدا ﴾١٨﴿هللا

Artinya: “Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah.

Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping

(menyembah) Allah.”(QS. Al-Jin:18)

Keberadaan masjid merupakan tempat atau rumah ibadah bagi umat

Islam dan merupakan tempat disemaikannya berbagai nilai kebajikan dan

kemaslahatan umat. Baik yang berdimensi ukhrawi maupun duniawi.

Semuanya bisa berjalan dan sukses jika dirangkum dalam sebuah garis

kebajikan manajemen masjid. Namun dalam kenyataan, fungsi masjid yang

berdimensi duniawiyah kurang memiliki peran yang maksimal dalam

5 Abdullah Faruk, Mimbar Ceramah Kultum (Surabaya: Amalia, 2005), h. 436 Muhammad E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Bagi Para Pengurus (Jakarta:

Gema Insani Press,1996), h. 13

Page 13: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

3

pembangunan umat dan peradaban Islam.7 Maka dari itu, masjid harus

difungsikan semaksimal mungkin, maksudnya masjid harus difungsikan

sebagai wadah untuk menampung berbagai kegiatan sosial dengan

manajemen yang sebaik-baiknya sehingga masjid bukan hanya dijadikan

tempat ibadah ritual saja.

Masjid selain sebagai tempat ibadah dapat pula berfungsi sebagai

tempat kegiatan masyarakat Islam, baik yang berkenaan dengan sosial

keagamaan, sosial kemasyarakatan maupun yang berkenaan dengan sosial

ekonomi, sosial budaya, sosial politik.8

Berkaitan dengan yang di atas, masjid berfungsi sebagai pusat

pembinaan umat, pusat dakwah Islamiah dan secara fisik sebagai unsur

pengikat lingkungan, maka jelas Masjid harus mempunyai daya tarik yang

kuat terhadap masyarakat di sekitarnya agar mereka senang dan tidak segan

untuk datang ke Masjid.

Sebenarnya ada dua faktor yang dapat berperan sebagai besi

sembrani itu, yakni segi fisiknya (kebersihan, keindahan, dan kenyamanan)

maupun kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid itu sendiri.

Masjid di masa Rasulullah tidak hanya digunakan untuk sekedar

tempat shalat dan ibadah-ibadah yang sejenisnya, tapi masjid juga

difungsikan sebagai lembaga untuk mempererat hubungan dan ikatan

jama’ah Islam yang baru tumbuh. Nabi SAW mempergunakan masjid

7 Muhammad Zen, Dakwah “Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi” (Jakarta :Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 253-245

8Bachrun Rifa’I dan Fakhruroji, Manajemen Masjid Mengoptimalkan FungsiSosial Ekonomi Masjid (Bandung : Benang Merah Press, 2005), h. 35.

Page 14: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

4

sebagai tempat menjelaskan wahyu yang diterimanya, memberikan jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan para sahabat tentang berbagai masalah, memberi

fatwa, mengajarkan agama Islam, membudayakan musyawarah,

menyelesaikan perkata-perkara dan perlisihan-pelisihan, tempat mengatur

dan membuat strategi militer, dan tempat menerima perutusan – perutusan

dari semenanjung Arabia.9

Rasulullah menjadikan masjid sebagai pusat pengajaran ilmu yang

telah diperoleh dari Allah berupa wahyu. Dengan demikian, masjid juga

berperan sebagai sekolah, tempat umat Islam menimba ilmu pengetahuan.10

Selain itu, Rasulullah beserta sahabat-sahabatnya yang menggunakan masjid

sebagai tempat peradilan, tempat sidang dua badan penasehat khalifah,

tempat musyawarah, tempat pemilihan khalifah, tempat pernikahan dan

sebagainya.11

Masjid di setiap era harus menjadi tempat pembinaan umat, sehingga

dalam era informasi dan era reformasi pun masjid harus tetap dapat berperan

sebagai pendorong pemenuhan kebutuhan spiritual umat, mewujudkan

pelayanan sosial, kesehatan dan pendidikan, pembinaan anak dan remaja,

serta penyaluran bakat mereka dalam bidang seni dan olah raga, bahkan

sampai kepada pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat. dengan kata

lain masjid harus tetap dapat berperan sebagai pusat pembinaan umat dan

dakwah islamiyah sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

9 Achmad Yani dan Achmad Satori Ismail. Menuju Masjid Ideal ( Jakarta: LP2SIHarmain,2001 ), h.17

10 Cecep Castrawijaya, Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek ( Bogor:Titian Nusa Press, 2010 ), h. 23

11 Nana Rukmana D.W, Masjid dan Dakwah ( Jakarta: Al-Mawardi 2002 ), h. 52

Page 15: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

5

Maka di sinilah pentingnya mengemas materi dakwah agar tidak

menbosankan jamaah. Di samping itu juga dakwah yang di kemas dengan

baik akan memberikan input positif bagi jamaah .sehingga diharapkan

pelaksanaan dakwah yang di lakukan masjid dapat tepat sasaran dan

efektif.12

Masjid Baitul Kamal membentuk kegiatan pengajian bagi

kalangan Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah Kota Depok. Bagaimana

pun juga Masjid Baitul Kamal tetap menjadi sesuatu kebutuhan, karena akan

perannya yang begitu besar dan berarti bagi Peagawai Negeri Sipil

Pemerintah Daerah Kota Depok.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan mengambil judul “Peranan Pengajian

Bimbingan Konseling Pegawai Negeri Sipil Dalam Meningkatkan

Kualitas Kerja Pegawai Muslim Pemerintah Daerah Kota Depok Di

Masjid Baitul Kamal”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang telah dipaparkan di atas tidak melebar dan

fokus, maka penulis membatasi masalah yang diteliti hanya pada

Pengajian Bimbingan Konseling Pegawai Negeri Sipil dalam

meningkatkan kualitas kerja Pemerintah Daerah Kota Depok di Masjid

Baitul Kamal.

12 Nana Rukmana D.W, Masjid dan Dakwah ( Jakarta: Al-Mawardi 2002 ), h 57-58

Page 16: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

6

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, perumusan yang

penulislakukan yaitu sebagai berikut :

a. Bagaimana kegiatan pengajian bimbingan konseling pegawai negeri

sipil dalam meningkatkan kualitas kerja pegawai muslim Pemerintah

Daerah Kota Depok?

b. Apakah ada pengaruh pengajian bimbingan konseling pegawai

negeri sipil dalam meningkatkan kualitas kerja pegawai muslim

Pemerintah Daerah Kota Depok di Masjid Baitul Kamal?

C. Tujuan Dan Mamfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah bagaimana mengoptimalkan

fungsi dan peran pengajian Pegawai Negeri Sipil dalam meningkatkan

kualitas kerja Pegawai Muslim Pemerintah Daerah Kota Depok, di mana

hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi pengembangan

tujuan sejenis di tempat lain, baik dilakukan oleh pemerintah, swasta,

maupun masyarakat.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis : Penelitian ini diharapkan dapat memambah

kontribusi khazanah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa khususnya

mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah agar dapat mengetahui

bahwasanya begitu banyak potensi-potensi yang dapat digali melalui

kegiatan-kegiatan Masjid.

Page 17: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

7

b. Manfaat Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan acuan bagi para praktisi pengurus masjid yang lain,

dalam mengoktimalkan fungsi masjid sehingga masjid menjadi pusat

kegiatan keagamaan dan sosial.

c. Manfaat Masjid Baitul Kamal : Sebagai bahan evaluasi bagi

manajemen masjid baitul kamal dalam mengembangkan kegiatan-

kegiatan masjid kedepannya.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka

langkah awal yang penulis tempuh dengan mengkaji terhadap penelitian

terdahulu diantaranya:

1. Wahyudi ( 104051001771 ) dengan judul : “ Masjid sebagai pusat

Kegiatan Dakwah : Analisis terhadap Masjid Baitul Faizin Pemkab

Bogor”. Yang menitikberatkan pada dakwah yang dilakukan Masjid

Baitul Faizin.

2. Hani Ma’rifati (102051025500 ) dengan judul : Masjid sebagai Pusat

Dakwah : Analisis tentang strategi Dakwah Masjid At-Ta’awun”,

yang menitikberatkan tentang strategi dakwah di Masjid At-Ta’awun.

Sedangkan judul yang penulis ambil yaitu “Peranan pengajian

Bimbingan Konseling Pegawai Negeri Sipil dalam meningkatkan kualitas

kerja pegawai muslim Pemerintah Daerah Kota Depok di Masjid Baitul

Kamal”

Page 18: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

8

E. Metodologi Penelitian

1. Tempat dan Waktu

Pada penelitian ini penulis mengambil tempat di Masjid Baitul Kamal

Kantor Wali Kota Depok, Jl. Margonda Raya No.54 Depok (Depan Polres

Depok). Dan dari segi waktu, penelitian ini di mulai pada tanggal 5

november sampai 12 Februari 2014.

2. Unit Analisis

Satuan kajian menurut Lexy J. Moleong biasanya di tetepkan juga

dalam rancangan penelitian. Dalam penelitian ini ada tiga satuan kajian

yang terdiri dari staf pegawai muslim Pemerintah Daerah Kota Depok yang

telah menjadi anggota pengajian Bimbingan Konseling Pegawai Negeri

Sipil, Staf pengurus Masjid Baitul Kamal, dan fasilitator Masjid Baitul

Kamal.

Peneliti mewawancarai siapa saja yang dapat memberikan informasi

kepada penulis, baik itu kepala bagian maupun para staf pegawai Masjid

Baitul Kamal dan staf Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah Kota

Depok.

Penelitian penjajagan atau eksploratif bersifat terbuka, masih mencari-

cari. Pengetahuan penelitian tentang masalah yang akan diteliti masih

terlalu tipis untuk dapat melakukan studi deskriptif. Warwick dan Lininger

umpamanya memberikan contoh pertanyaan studi eksploratif sebagai

berikut: apakah yang paling mencemaskan anda akhir-akhir ini?”Apa yang

diinginkan Wali Kota Depok dengan diadakannya Pengajian Pegawai

Page 19: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

9

Negeri Sipil dalam Meningkatkan Kualitas Kerja Pegawai Muslim

Pemerintah Daerah Kota Depok” kelihatannya sederhana: tetapi sebelum

terkumpul sejumlah jawaban, belum jelas diketahui kira-kira bagaimana

jawaban respon terhadap pertanyaan tersebut.13

Pencatatan data dilakukan dengan menggunakan sample bertujuan

untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber. Hal

ini didasarkan pada pendapat Moleong bahwa “ Pada penelitian tidak ada

sample acak tapi sample bertujuan.14

3. Pendekatan yang digunakan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif,

karena penulis bermaksud untuk meneliti sesuatu secara mendalam. Dalam

hal ini yang akan diteliti adalah Bagaimana Kegiatan Pengajian Bimbingan

Konseling Pegawai Negeri Sipil dalam meningkatkan kualitas kerja

pegawai muslim Pemerintah Daerah Kota Depok lalu apakah ada pengaruh

pengajian Bimbingan Konsuling Pegawai Negeri Sipil dalam meningkatkan

kualitas kerja pegawai muslim Pemrintah Daerah Kota Depok, seandainya

dengan adanya pengajian Bimbingan Konseling Pegawai Negeri Sipil itu

dapat meningkatkan kualitas kerja pegawai muslim Pemerintah Daerah

Kota Depok berperan dengan positif. Maka pengajian tersebut memenuhi

yang diinginkan oleh wali kota depok.

13 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta:LP3ES,Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial 1989), cet. Ke-1,h.4.

14 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi,(Bandung: PTRemaja Rosdakarya 2006), cet. Ke-20, edisi revisi, h.224.

Page 20: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

10

4. Metode

Dalam penelitian ini metode yang peneliti gunakan yaitu metode

observasi ( pengamatan), metode obsevasi adalah metode pengumpulan

data yang dilakukan secara sitematis dan sengaja melalui pengamatan dan

pencatatan terhadap gejala objek yang akan diteliti langsung di lapangan,

karena metode observasi merupakan salah satu teknik penelitian yang sangat

penting bagi seorang peneliti secara langsung di lapangan, yang artinya

pengamatan dengan menggunakan panca indera langsung. Menurut Agus

Sujanto pengamatan diartikan, “sebagai proses mengenal dunia luar dengan

menggunakan indera”15 pengamatan dilakukan secara langsung, karena

merupakan alat ampuh untuk menguji suatu kebenaran.

Obervasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu bentuk

wawancara baku terbuka. Bentuk wawancara baku terbuka adalah

wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku, kata-katanya

dan cara penggunaannyapun sama untuk setiap responden.

Menurut Guba dan Lincoin jenis wawancara yang peneliti gunakan

adalah gabungan antara wawancara terbuka dan wawancara terstruktur,

wawancara terbuka adalah suatu wawancara yang para subjeknya tahu

bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan

tujuan wawancara itu. Sedangkan wawancara terstuktur adalah wawancara

yang pewawancaranya telah menciptakan sendiri masalah dan pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan, wawancara ini bertujuan mencari jawaban

15 Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), cet. Ke-2, h. 21.

Page 21: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

11

terhadap hipotesis kerja. Untuk itu sebelum penulis melakukan wawancara

terlebih dahulu penulis membuat pertanyaan-pertanyaan yang disusun

dengan rapih dan siap diajukan langsung ke responden.

Wawancara ini dilakukan untuk memperluas informasi yang

diperoleh dari orang lain, dan pendengaran secara langsung dengan

menganalisa masalah-masalah yang terjadi atau data-data yang ada

dilembaga tersebut, yang mana berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian

dan memperoleh sumber yang stabil, kaya dan mendorong.16

Instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah manusia

(peneliti) itu sendiri, di mana peneliti di sini harus berperan aktif terhadap

sesuatu masalah yang akan di teliti di lapangan, karena manusia (peneliti)

menjaga segalanya dari keseluruhan proses penelitian, hal ini bermaksud,

karena jika menggunakan alat yang bukan manusia, maka sangat tidak

mungkin mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan yang ada di

lapangan.

5. Teknik Pencatatan Data

Teknik pencatatan data menggunakan berupa alat tulis dan tape

recorder. Pada waktu pencatatan data, keberadaan penulis di ketahui oleh

staf pengurus Masjid Baitul Kamal. Teknik pencatatan data yang digunakan

yaitu pedoman wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

16 Lexy J. Moleong, op. Cit., h.189-190

Page 22: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

12

(interviewer) yang mengajikan pertanyaan dan terwawancara (intervie) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

6. Analisis Data

Pada saat menganalisa data hasil observasi penulis

menginterprestasikan hasil wawancara yang ada kemudian

menyimpulkannya, setelah itu menganalisa kategori-kategori yang nampak

pada data tersebut. Analisa data melibatkan upaya mengidentifikasi ciri-ciri

suatu objek dan kejadian. Kategori dan analisa data di peroleh berdasarkan

fenomena yang nampak pada kegiatan pengajian Bimbingan Konsuling

Pegawai Negeri Sipil dalam meningkatkan kualitas kerja muslim di Pemda

Depok. Modus yang digunakan dalam analisa data adalah hermeneutik yaitu

landasan filosofi pada pemahaman manusia untuk interpretativisme.

Hermeneutik terutama berkaitan dengan pemaknaan artinya pemahaman

teks secara secara menyeluruh dan interpretasi bagian-bagianya yang

deskripsinya di harapkan membawa makna dengan di bimbing oleh

penjelasan yang ada.

7. Teknik keabsahan data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria :

a. Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan teknik triangulasi yaitu teknik

pemeriksaan kebsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain,hal itu

dapat di capai dengan jalan : (a) Membandingkan data hasil wawancara

misalnya untuk mengetahui kegiatan pengajian bimbingan konseling

pegawai negeri sipil di Masjid Baitul Kamal (b) Membandingkan

Page 23: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

13

keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan orang lain misalnya dalam hal ini penelitian membandingkan

jawaban yang di berikan oleh pengurus masjid baitul kamal dengan yang

di berikan pegawai negeri sipil mengenai kualitas kerja (c)

Membandingkan dokumen dengan unit analisis.

b. Ketekunan atau keajengan pengamatan ketekunan pengamatan bermaksud

menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan

dengan persoalan atau isu yang sedang di cari kemudian memutuskan

diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Maksudnya penulisan hanya

memutuskan dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja.

c. Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit kepastian. Auditor dalam hal

ini adalah dosen pembimbing. Disini pemastian bahwa sesuatu itu adalah

objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap

pandangan,pendapatan dan penemuan seseorang. Dapatlah di katakan

bahwa pengalaman seseorang itu subjektif sedangkan jika di sepakati oleh

beberapa orang barulah dikatakan objektif.

F. Sistematika Penulisan

Pedoman yang di jadikan sandaran penulis dalam menyusun skripsi

ini adalah “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi” yang di

terbitkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun dalam menyusun

skripsi ini penulis menyusunnya dalam bab dan masing-masing memiliki

sub-sub bab, dengan penyusunan sebagai berikut:

Page 24: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

14

BAB I: Merupakan bab pendahuluan yang di awali dari Latar

Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,

Metodologi Panelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II: Pada bab ini menjelaskan kerangka teoritis mengenai

tentang Pengertian Peranan, Tinjauan Sosiologi Tentang

Peranan, Pengertian Pengajian, Tujuan Pengajian, Unsur-

unsur Pengajian, Obyek Pengajian, Materi Pengajian,

Media Pengajian, Metode Pengajian, Bentuk-bentuk

Pengajian, Pengertian Masjid, Macam-macam Masjid,

Manfaat dan tujuan Masjid, Fungsi Masjid, Peranan Masjid,

Pengertian Kualitas Kerja, Faktor-faktor Untuk

Meningkatkan Kualitas Kerja.

BAB III: Isi bab ini merupakan gambaran umum tentang Masjid

Baitul Kamal, meliputi Latar Belakang Berdirinya, Visi

dan Misi, Tujuannya, Struktur Orgnisasinya serta Program

Kerja Masjid Baitul Kamal.

BAB IV: Bab ini membahas tentang A. Analisis Kegiatan Pengajian

Bimbingan Konseling Pegawai Negeri Sipil Dalam

Meningkatkan Kualitas Kerja Pemerintah Daerah Kota

Depok Di Masjid Baitul Kamal. B. Analisis Pengaruh

Pengajian Bimbingan Konseling Pegawai Negeri Sipil

Page 25: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

15

Dalam Meningkatkan Kualitas Kerja Pegawai Muslim

Pemerintah Daerah Kota Depok di Masjid Baitul Kamal.

BAB V: Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan

saran-saran

Page 26: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

16

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Pengajian

1. Pengertian Pengajian

Pengajian berasal dari kata “kaji” yang artinya meneliti atau

mempelajari tentang ilmu- ilmu agama Islam.1 Jadi, pengajian merupakan

pengajaran agama Islam yang menanam norma-norma agama melalui

media tertentu, sehingga terwujud suatu kehidupan yang bahagia dan

sejahtera di dunia dan akhirat dalam ridho Allah SWT.2

Dengan demikian, maka pengajian merupakan bagian dari dakwah

Islamiyah yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang

mungkar. Sehingga keduanya harus sering sejalan dan kedua sifat ini

merupakan satu-satunya yang tidak dapat dipisahkan.

Dakwah tidak akan tercapai kalau seorang da’I hanya menegakkan

yang ma’ruf saja, tanpa menghancurkan yang mungkar, atau sebaliknya

hanya menghancurkan yang mungkar tanpa menyampaikan yang ma’ruf.

Oleh karena itu melaksanakan dakwah wajib bagi mereka yang

mempunyai pengetahuan tentang dakwah Islamiyah, hal ini merupakan

perintah Allah dalam surat al-Imran ayat 104 yang berbunyi :

1 Tim Penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:BalaiPustaka,1994), h. 431

2 Nanih Machendrawati, Pengembangan Masyarakat Islam Dari Ediologi StrategiSampai Tradisi (Bandung:PT.Remaja Rosda Karya Offset,2001), h. 152

Page 27: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

17

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umatyang menyeru kepada kebajikan,menyuru kepada yang ma’ruf danmencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.(QS.Al-Imran:104)

Sebagaimana seperti yang disebutkan, bahwa pengajian adalah satu

wadah yang mempunyai tujuan untuk membentuk muslim yang baik,

beriman dan bertakwa serta berbudi luhur. Dalam penyelenggaraan

pengajian, metode ceramah adalah salah satu metode yang dipakai oleh

da’i untuk menyampaikan materi dakwahnya, sebagai seorang da’I supaya

ceramah agamanya berhasil, maka harus betul-betul mempersiapkan diri.

Pada hakekatnya, ceramah agama atau pengajian adalah menyeru dan

mengajak umat beragama kepada jalan yang benar, sesuai dengan ajaran

agama masing-masing, guna meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa dan demi kebahagiaan hidup lahir dan batin.

Disamping itu metode ceramah sebagai salah satu metode atau

teknik berdakwah tidak jarang digunakan oleh da’i maupun para utusan

Allah dalam usaha menyampaikan risalahnya.3

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pengajian merupakan

salah satu wadah pendidikan keagamaan yang di dalamnya ditanamkan

aqidah dan akhlak sesuai dengan ajaran –ajaran agama, sehingga

diharapkan timbul kesadaran pada diri mereka untuk mengamalkannya

3 Asmuni Syukir, Dasar- Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya:Al-Ikhlas,1983)h. 105

Page 28: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

18

dalam konteks kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan

Allah maupun dengan sesama manusia.

1. Tujuan Pengajian

Pengajian merupakan salah satu unsur pokok dalam syiar dan

pengembangan agama Islam. Pengajian ini sering juga dinamakan

dakwah Islamiyah, karena salah satu upaya dalam dakwah Islamiyah

adalah lewat pengajian. Dakwah Islamiyah diusahakan untuk

terwujudnya ajaran agama dalam semua segi kehidupan. Sebagaimana

dikemukakan oleh Amrullah Ahmad bahwa:

Dakwah Islam merupakan aktualisasi iman yang dimanifestasikan

secara teratur dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara

tertentu, untuk mengetahui cara merasa, berpikir, bersikap dan

bertindak pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural.4

Dengan demikian maka tujuan pengajian merupakan tujuan

dakwah juga, karena di dalam pengajian antara lain berisi muatan-

muatan ajaran Islam. Oleh karena itu usaha untuk menyebarkan Islam

dan usaha untuk merealisir ajaran di tengah-tengah kehidupan umat

manusia adalah merupakan usaha dakwah yang dalam keadaan

bagaimanapun harus dilaksanakan oleh umat Islam.

H.A. Solaiman menjelaskan bahwa tujuan pengajian terbagi

menjadi 2 (dua) tujuan utama, yakni: tujuan kurikuler dan tujuan

4Ahmad Amrullah, Dakwah Islam dan Pembaruan Sosial(Yoyakarta:PLP2M,1985) h. 2

Page 29: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

19

Final.Tujuan kurikuler mengandung konsep teoritis untuk mencapai

target sasaran dakwah secara bertahap sampai batas final. Tujuan ini

mengandung 2 (dua) sub tujuan yaitu:

a. Menghidupkan fitrah hati manusia dari kemungkinan kelumpuhan

dan kematiannya akibat polusi mental yang merayapi dan merusak

dirinya, sehingga fitrah dan hati itu kembali memiliki daya tanggap

yang benar dalam membedakan mana yang hak dan yang bathil,

ma’ruf dan mungkar dan memiliki kembali daya tindak untuk

hanya berbuat di atas yang hak, ma’ruf dan manfaat serta

mempunyai daya kesanggupan untuk meninggalkan segala

perbuatan yang bathil dan mungkar.

b. Amal ma’ruf nahi mungkar

1) Mengembangkan manusia yang sudah berada pada posisi ma’ruf

supaya lebih meningkat nilai-nilai ma’rufnya dan menjaga serta

melindunginya jangan sampai tergeser pada posisi yang mungkar.

2) Membawa lingkup hidup manusia yang berada pada posisi

mungkar pada posisi yang ma’ruf.

3) Menyakinkan mereka yang ragu-ragu betapa yang ma’ruf itu

dengan segala pengaruhnya yang konstruktif dan yang mungkar itu

dengan segala pengaruhnya yang destruktif kemudian

membawanya secermat mungkin kepada lingkup yang ma’ruf dan

mengamankannya dari gangguan mungkar.

Page 30: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

20

Tujuan final merupakan akhir yang akan dicapai yaitu ajaran Islam

akan menjadi sikap sehari-hari dalam kehidupan pemeluknya yang

dilandasi dengan iman yang kokoh dan dilatarbelakangi oleh harapan

mendapatkan keridhoan Allah.

2. Unsur- unsur Pengajian

Sebagaimana dikatakan bahwa pengajian merupakan dakwah

Islamiyah maka unsur pengajian sama dengan unsur dakwah di mana

terdiri dari da’I, mad’u, materi, media dan metode.

a. Da’I (subjek pengajian)

Da’i adalah orang yang melakukan dakwah, yaitu orang yang

berusaha mengubah situasi kepada situasi yang sesuai dengan

ketentuan-ketentuan Allah SWT, baik secara individual maupun bentuk

kelompok (organisasi).

Da’I merupakan unsur terpenting dalam melaksanaan dakwah,

dengan demikian diperlukan persyaratan- persyaratan sebagai berikut:

1) Persyratan jasmani

Persyaratan jasmani yang disebut adalah meliputi: kesehatan jasmani

secara umum, keadaan tubuh bagian dalam dan keadaan tubuh

mengenai cacat atau tidak.

2) Persyaratan ilmu pengetahuan

Persyaratan ilmu pengetahuan ini mempunyai kaitan dengan

pemahaman da’I terhadap keseluruhan unsure-unsur dakwah yang

ada.

Page 31: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

21

Pertama: tentang obyek dakwah, yaitu pemahaman bahwa orang

yang dihadapi beraneka ragam dalam segala seginya.

Kedua: tentang dasar dakwah, yaitu: pemahaman tentang latar

belakang secara yuridis dalam melakukan dakwah, baik landasan

yang bersifat agamis maupun landasan yang berbentuk undang-

undang, peraturan-peraturan, norma-norma lainnya.

Ketiga: tentang tujuan dakwah, yaitu: tujuan pemahaman terhadap

apa yang akan dicapai dalam usaha dakwah.

Keempat: tentang materi dakwah, yaitu pemahaman terhadap

pesan/informasi atau ajaran agama yang akan disampaikan kepada

orang lain secara benar dan baik.

Kelima: tentang metode dakwah, yaitu: pemahaman terhadap cara-

cara yang akan dipakai dalam melaksanakan dakwah.

Keemam: Tentang alat dakwah, yaitu: pemahaman terhadap alat-alat

yang perlu dipergunakan untuk melancarkan usaha dakwah terutama

di dalam mencapai tujuan yang diinginkan.5

3) Persyaratan kepribadian/Rohaniah

Sifat-sifat da’i:

a) Iman dan taqwa kepada allah

b) Tulus ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan diri

pribada.

c) Ramah dan penuh perhatian

5Hafi Ansori, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas,1993) h.103-108

Page 32: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

22

d) Tawadlu

e) Sederhana

f) Sabar dan tawakal

g) Memiliki jiwa toleran

h) Memiliki sifat terbuka

i) Tidak memiliki penyakit

Sikap-sikap da’i

a) Berakhlak mulia

b) Disiplin dan bijaksana

c) Wira’I dan bijaksana

d) Tanggung jawab

e) Berpengalaman yang luas.6

b. Mad’u

Mad’u merupakan sasaran yang akan dijadikan obyek dakwah

dalam pelaksanaan dakwah Islam, sasaran dakwah dalam hal ini

adalah seluruh umat manusia tampa kecuali. Seperti halnya tugas yang

diperintahkan Allah SWT kepada Rasul, agar seorang juru dakwah

dapat mencapai hasil yang efektif dalam mencapai dakwahnya, maka

sudah barang tentu dia harus mengetahui kondusi sasaran dakwahnya.

Hal ini bisa ditinjau dari beberapa obyek diantaranya:7

6 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas,1983) h. 35- 47

7 Hafi Ansori, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Surabaya: al-Ikhlas,1993) h. 118

Page 33: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

23

1) Obyek pengajian ditinjau dari segi jumlahnya

a) Individu (perorangan)

b) Kelompok dimana sasarannya adalah orang banyak, bisa

dalam jumlah dikit (terbatas).

2) Obyek ditinjau dari segi profesinya

a) Sebagai petani

b) Sebagai pedagang

c) Sebagai buruh

d) Sebagai Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

e) Sebagai pegawai negeri

f) Sebagai pekerja swasta

3) Obyek ditinjau dari segi pendidikannya

a) Tidak berpendidikan

b) Berpendidikan sekolah dasar

c) Berpendidikan lanjutan menengah

d) Berpendidikan tinggi

e) Campuran

4) Obyek ditinjau dari tingkat umur

a) Kalangan anak-anak

b) Kalangan remaja

c) Kalangan tua

d) Campuran

Page 34: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

24

5) Obyek ditinjau dari jenis kelamin

a) Wanita

b) Laki-laki

c) Campuran

6) Obyek ditinjau dari lingkungan

a) Lingkungan rumah tangga

b) Lingkungan sekolah

c) Lingkungan masyarakat

7) Obyek ditinjau dari segi tingkatan sosial ekonominya

a) Tingkat ekonomi rendah

b) Tingkat ekonomi cukup

c) Tingkat ekonomi tinggi

d) Campuran

8) Ditinjau dari segi macam keagamaannya

a) Terdiri dari orang muslim

b) Terdiri dari orang non muslim

c) Campuran

9) Obyek ditinjau dari tingkatan keagamaannya

a) Muslim sekedar nama

b) Muslim yang tidak aktif

c) Muslim yang aktif

d) Campuran

Page 35: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

25

10) Obyek ditinjau dari segi daerah pemukimannya

a) Daerah pesisir

b) Daerah pedalaman, pegunungan, daerah transmigran

c) Daerah perkotaan8

Berbagai ragam penerimaan dakwah diatas secara sosiologis,

mereka terpencar atau terkumpul pada bentuk – bentuk kelompok

manusia yang disebut dengan:

a) Crowd yaitu istilah kelompok orang yang sedang berkumpul

pada suatu tempat atau ruangan tertentu yang sedang terlibat

dalam suatu persoalan atau kepentingan bersama secara tatap

muka.

b) Publik yaitu kelompok yang abstrak dari orang-orang yang

menaruh perhatian dan minat pada suatu persoalan atau

kepentingan yang sama di mana mereka telibat dalam sutu

pertukaran pikiran melalui komunikasi tidak langsung untuk

mencari penyelesaian atau kepuasan atas persoalan atau

kepentingan mereka.

c) Massa adalah orang banyak yang sangat heterogen, tidak

terikat oleh suatu tempat dan interaksinya sangat kurang,

8 Hafi Ansori, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Surabaya: al-Ikhlas,1993) h. 120

Page 36: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

26

demikian persoalan yang mereka hadapi masih terpencar-

pencar.9

c. Materi Pengajian

Materi pengajian adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang

harus disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah, yaitu

keseluruhan ajaran agama Islam yang ada dalam kitabullah maupun

Sunnah rasul. Pada pokoknya materi pengajian mengandung 3 (tiga)

prinsip yaitu :

1) Aqidah, yaitu menyangkut sistem keimanan atau kepercayaan

terhadap Allah SWT.

2) Syari’at, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktifitas

manusia muslim di dalam semua aspek hidup dan kehidupannya,

mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh

dilakukan, mana yang halal dan mana yang haram dan

sebagainya.

3) Akhlaq, yaitu menyangkut tata cara berhubungan baik secara

vertikal dengan Allah SWT. Maupun secara harisontal dengan

sesama manusia dan seluruh makluk-makluk Allah SWT.10

Sedang Ali syafi’I menyebutkan 5 (lima) pokok materi

pengajian yaitu:

9 M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2014) h. 9010Hafi Ansori, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Surabaya: al-

Ikhlas,1993) h. 146

Page 37: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

27

a) Masalah kehidupan

b) Masalah manusia

c) Masalah harta benda

d) Masalah ilmu pengetahuan

e) Masalah aqidah11

Seperti yang penulis tahu bahwa materi pengajian adalah sangat

luas sekali, maka sangat penting sekali bagi seorang da’idi dalam

memilih materi yang akan disajikan kepada obyek dakwah.

d. Media Pengajian

Media dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat dijadikan

sebagai alat atau perantaran untuk mencapai suatu tujuan tertentu,

dengan demikian media pengajian adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajian yang telah

ditentukan. Untuk menyampaikan ajaran agama Islam kepada umat,

pengajian dapat menggunakan sebagai media dakwah.

Menurut Hamzah Yaqub media dakwah diantaranya yaitu:

1) Lisan, dakwah yang menggunakan lidah atau suara, dakwah

dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah,

bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.

11M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2014) h. 96

Page 38: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

28

2) Audio visual yaitu suatu cara penyampaian yang sekaligus

merangsang pengelihatan dan pendengaran, bentuk ini

dilaksanakan dalam bentuk audio visual seperti televise,

sandiwara, kethoprak, wayang dan lain sebagainya.12

e. Metode Pengajian

Metode pengajian merupakan cara yang ditempuh oleh subyek

(da’i) dalam melaksanakan tugasnya. Agar tujuan pengajian dapat

diterima dan dipahami oleh sasaran pengajian (masyarakat luas), maka

da’i harus memperhatikan metode yang akan ia gunakan.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nahl ayat

125 yang berbunyi:

Artinya : serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yangbanik, sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentangsiapa yang tersesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahuiorang-orang yang mendapat petunjuk.(Q.S.An-Nahl:12

Berdasarkan ayat di atas terdapat tiga pokok metode dakwah yaitu :

1) Dengan hikmah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan bijaksana,

ilmiah, filosofis dan arif. Dalam menghadapi mad’u yang beragam

12 M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2014) h. 120

Page 39: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

29

tingkat pendidikan, strata sosial, latar belakang budaya, para da’I

memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam mampu memasuki

ruang hati para mad’u dengan tetap.13

2) Dengan Al-Maudzatil Hasanah, dakwah yang dilakukan dengan

ungkapan yang mengandung unsure bimbingan, pendidikan,

pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan

positif, yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar

mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.

3) Dengan Al-Mujadalah adalah dakwah dengan menggunakan tukar

pendapat atau tukar pikiran yang sebaik-baiknya.

Dalam menyampaikan dakwah ada bermacam-macam

metode dakwah antara lain:

a) Metode ceramah

Metode ceramah adalah cara penyajian yang menggunakan

lisan. Metode ini tergolong yang paling tua yang pernah

digunakan dalam sejarah dakwah, namun sampai saat ini metode

ini masih tetap digunakan dalam berbagai proses dakwah yang

berlangsung baik dalam lingkungan formal maupun non formal.

Metode ini memiliki kelebihan dan juga memiliki

kelemahan diantaranya:

13Dzikorn Abdullah, Metodologi Dakwah (Semarang: Fakultas DakwahIAIN Walisongo Semarang, 2001) h. 19

Page 40: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

30

1) Kelebihan dan keistimewaannya diantara lain :

a) Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan

(materi dakwah) sebanyak-banyaknya.

b) Memungkinkan mubalig/da’i menggunakan

pengalamannya, kebijaksanaannya sehingga audien

mudah tertarik dan lebih bersifat fleksibel, artinya

mudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

c) Dapat cepat tersiar dengan bantuan teknologi.

2) Kekurangan metode ceramah

a) Dari segi materi, bahwa materi yang disampaikan

kurang terkontrol dan sering hanya itu-itu saja,

sehingga menimbulkan kebosanan.

b) Ada unsur paksaan, yakni da’i aktif ceramah dan

terkesan mengharuskan mad’u-nya untuk

mendengarkan, walaupun terkadang ada hal-hal yang

kurang cocok dengan hatinya.

c) Dari segi kegunaannya, terbatas pada kalangan

masyarakat kehidupan menengah yang sudah tidak

terhimpit pencahariannya. Dan metode ini tidak pernah

member jawaban konkrit atas kemajuan dan

perkembangan zaman.14

14Dzikorn Abdullah, Metodologi Dakwah (Semarang: FakultasDakwah IAIN Walisongo Semarang, 2001) h. 20

Page 41: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

31

b) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah menyampaikan dakwah

dengan cara mendorong sasaran untuk menyatakan sesuatu

masalah yang dirasa belum mengerti dan da’I sebagai penjawab.

Metode ini maksudnya adalah untuk melayani masyarakat

sesuai dengan kebutuhannya, sebab dengan Tanya jawab berarti

orang ingin mengerti dan dapat mengamalkannya. Metode ini

dapat berbentuk tulisan dan juga berbentuk lisan.

Metode Tanya jawab terdapat beberapa kelebihan dan

kekurangan sebagai berikut:

1) Kelebihannya

a) Membiasakan mad’u menghafal fakta,

mengembangkan ingatan tentang materi dakwah.

b) Dapat digunakan untuk menyelingi ceramah dalam

rangka menyemangatkan mad’u supaya tidak terjadi

penyimpangan.

c) Dapat berfaedah mengurangi kekeliruan, kesalahan dan

kekaburan.

d) Dapat memperdalam tentang materi dakwah

e) Mad’u ikut aktif berpikir mengenai pertanyaan dan

jawaban

f) Dapat menambah tentang materi dakwah

Page 42: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

32

2) Kelemahan

a) Dari segi motivasi bertanya, kemungkinan sering

digunakan untuk niat negatif, misalnya pertanyaan

yaitu untuk aib orang lain dan bisa juga untuk

menjatuhkan kewibawaan da’i.

b) Materi bertanya sering menyimpang dari pokok

permasalahan dan akan mengundang perseketaan.

c) Metode Tanya jawab sifatnya hanya perlengkap,

sehingga perlu dibarengi metode lainnya.15

c) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah sebagai pemecah masalah secara

bersama-sama baik dalam kelompok kecil maupun kelompok

besar.

Dakwah dengan menggunakan metode ini diperlukan untuk

melawan isolasi buah pikiran perorangan yang mudah dapat

menjurus kepada prasangka dan penilaian yang berat sebelah

tentang pemahaman materi dakwah.

d) Metode Home Visit

Metode home visit (mengunjungi rumah) adalah metode

dakwah yang mengunjngi rumah obyek dakwah. Metode ini

15 Dzikorn Abdullah, Metodologi Dakwah (Semarang: FakultasDakwah IAIN Walisongo Semarang, 2001) h. 32

Page 43: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

33

efektif digunakan dalam rangka mengembangkan maupun

membina umat Islam.

Metode ini dapat digunakan dengan dua cara yaitu:

1) Atas undangan tuan rumah : cara ini biasanya tuan rumah

sudah memeluk Islam, namun belum secara sadar

berminat untuk memperdalam keislamannya.

2) Atas kehendak da’i, cara ini biasanya dilakukan terhadap

orang yang belum memeluk agama Islam untuk diajak

masuk Islam.

Kedua cara dalam pelaksanaan metode home visit, da’i

hendaknya menghitungkan faktor-faktor obyek dakwah

diantaranya tingkat usia, tingkat pengetahuan, status sosial dan

ekonominya serta idiologi yang dianaut.16

Dengan adanya metode yang bermacam-macam tersebut di

atas maka akan menambah kesuksesan dan keberhasilan dakwah

Islam dengan melihat situasi serta bisa menempatkan atau

memakai metode yang tepat.

3. Bentuk-bentuk pengajian

Adapun penyampaian hal-hal yang berkaitan dengan Islam

khususnya melalui pengajian, dapat dilakukan melalui berbagai model

16Dzikorn Abdullah, Metodologi Dakwah (Semarang: FakultasDakwah IAIN Walisongo Semarang, 2001) h. 33

Page 44: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

34

pengajian yang ada. Adapun bentuk-bentuk pengajian itu sendiri antara

lain :

a. Dilihat dari segi waktu

Pengajian dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Pengajian mingguan

Yaitu pengajian yang dilaksanakan mingguan sekali,

bisa ditempatkan setiap hari senin, atau setiap hari jum’at

dan sebaginya.

2) Pengajian bulanan

Yaitu pengajian yang dilaksanakan setiap bulan

sekali, bisa minggu pertama, atau minggu kedua dan

seterusnya. Atau dua bulan sekali dan ada juga yang tiga

bulan sekali.

3) Pengajian selapanan

Yaitu pengajian yang dilaksanakan setiap 40 hari

sekali.

b. Dilihat dari anggota/peserta

Peserta pengajian satu dengan yang lainnya masingmasing

berbeda sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Pengajian Thariqah

Biasanya dalam pengajian ini materi yang

disampaikan adalah berkisar pada permasalahan yang

berkaitan dengan ukhrowi, berpijak pada masalah di atas,

Page 45: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

35

berarti secara otomatis pengajian ini memotivasi pada

pesertanya untuk selalu ingat akan akhirat, yaitu mengisi

kehidupan ini dengan cara beribadah kepada Allah SWT,

dan berbuat baik antar sesama pada umumnya.

2) Pengajian Remaja

Pengajian ini bisanya terdiri dari para remaja yang

berinisiatif mengadakan pengajian, biasanya diisi materi

dakwah dan juga diisi dengan kreatifitas lain untuk

mengembangkan bakat dan potensi remaja.

3) Pengajian Ibu-ibu.

Pengajian ini sebagai bentuk pengajian yang

dilakukan dari kalangan ibu-ibu, baik tua ataupun muda.

Adapun yang dibahas adalah masalah-masalah yang

berkaitan dengan agama Islam, dan materi atau kegiatan

lain yang sifatnya menunjang pembangunan baik pribadi

maupun lingkungan sekitar.

4) Pengajian Bapak-bapak

Yaitu Pengajian yang anggotanya terdiri dari bapak-

bapak atau kepala keluarga.

5) Pengajian Umum

Yaitu pengajian yang dihadiri oleh berbagai

kalangan, baik muda maupun tua, laki-laki atau

perempuan, biasanya diadakan pada peristiwa tertentu.

Page 46: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

36

6) Khutbah-khutbah

Biasanya disampaikan oleh khotib atau tokoh

agama, dalam kesempatan shalat Jum'at, shalat id,

pernikahan atau juga dalam kesempatan lainnya.

c. Dilihat dari materi pengajian

Dari berbagai pengajian yang ada, masing-masing berbeda

materi satu sama lain. Namun pada intinya satu yaitu seputar

agama Islam, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Pengajian Yasinan

Yaitu pengajian yang materi utamanya yasinan,

adapun yang lain sebagai tambahan.

2) Pengajian Tahlilan

Yaitu pengajian yang materinya adalah tahlilan

sebagai materi utama dan ini biasanya dilakukan dengan

aliran tertentu, adapun materi lainnya sebagai tambahan.

3) Pengajian umum

Yaitu pengajian yang berisi penyampaian ajaran

Islam secara menyeluruh. Biasanya diisi ceramah oleh

seorang da'i dan adakalanya diadakan semacam dialog

bersama mad’u.

d. Ditinjau dari segi penyelenggaraan.

Penyelenggaraan dakwah yang membutuhkan dana tidak

sedikit, mengharuskan dibuatnya pengorganisasian supaya lancar.

Page 47: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

37

Penyelenggaraan pengajian ini dikatakan dapat berjalan dengan

baik dan efektif, bila mana tugas-tugas dakwah yang telah

diserahkan dan pelaksanaannya sesuai dengan rencana dan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.17

Adapun penyelenggara pengajian dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1) Instansi pemerintah.

Pengajian yang diadakan oleh instansi pemerintah,

biasanya diadakan pada hari-hari besar atau

peristiwaperistiwa penting dalam suatu negara.

2) BUMN, Swasta

Yaitu pengajian yang diadakan oleh pihak swasta,

yaitu semacam di perusahaan-perusahaan swasta untuk

para karyawan sekaligus manajerny. 18

3) Organisasi keagamaan

Yaitu pengajian yang diadakan oleh organisasi

keagamaan yang ada seperti Muhammadiyah, NU,

IPPNU, IPNU, Fatayat, Majelis ta’lim, SDI(serikat

dagang Islam), tang sekarang menjadi serikat Islam,

pergerakan Tarbiyah Islam(PERTI), persatuan

17 Hasrudin harahap, Dakwah Pembangunan ( DIY DPD Golongan

Karya: 1992) h. 2418 Hasrudin harahap, Dakwah Pembangunan (DIY DPD Golongan

Karya:1992) h. 116

Page 48: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

38

Islam(PERSIS), al-Irsyad, persatuan muslimin Indonesia

(PERMI), Al-Jamiatul Washliyah, Dewan Dakwah

Islamiyah, Majelis Dakwah Islamiyah dan lain-lain.19

4) Masyarakat

Yaitu pengajian yang diadakan oleh masyarakat itu

sendiri baik antar RT, RW maupun yang lebih luas yaitu

tingkat Kelurahan.

B. Masjid

1. Pengertian Masjid

Masjid berasal dari kata sajada, yasjudu, sujudan, masjidan,

yang berarti” tempat merendah diri”, tempat menyembah tuhan, tempat

sujud, setiap tempat yang dipakai untuk beribadah kepada Allah dan

setiap tempat yang dipakai untuk menunduk kepada Allah.20

M.HR. Songge menyatakan Masjid secara etimologis,

bermakna sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud

melakukan ibadah mahdhah berupa shalat wajib dan berbagai shalat

sunnah lainnya kepada Allah, dimana para hamba melakukan segala

19 Hafi anshori, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Surabaya: al-Ikhlas, 1993) h. 116

20 Muhammad Idris Abdul Ra’uf Al-Marbawi, Kamus Arab Melayu(Melayu: T.pn.,1350), cet. Ke-4, h.279

Page 49: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

39

aktivitas baik yang bersifat vertical maupun horizontal dalam kerangka

beribadah kepada Allah SWT.21

Masjid berasal dari bahasa Arab, sajada yang berarti tempat

sujud atau tempat menyembah Allah. Bumi yang kita tempati bersama

ini adalah Masjid bagi kaum Muslimin, Mesjid merupakan tempat

orang berkumpul dan melakukan shalat berjama’ah, dengan tujuan

meningkatkan solidaritas di kalangan kaum muslimin. Di Masjid pula

lah tempat terbaik untuk melangsungkn shalat shubuh.22

Masjid berarti tempat untuk bersujud, secara terminologi,

masjid juga dapat diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam,

khususnya dalam melaksanakan shalat. Masjid sering disebut dengan

Baitullah (Rumah Allah), yaitu rumah yang dibangun sebagai sarana

mengabdi kepada Allah.23

Masjid merupakan bangunan tempat suci kaum muslimin.

Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh,

hakikat masjid adalah tempat melakukan segala aktifitas yang

mengandung kepatuhan kepada allah semata.

21 M. HR. Songge, Pesan Risalah Masyarakat Madani (Jakarta : PT.Media Citra, 2001), h.12-13

22 Moh.E. Ayub, Manajemen masjid (Jakarta: Gema Insani Press,2001),cet. Ke-1, h.1-2

23 Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Masjid (Jakarta:Pustaka Al-Kausar, 2005), cet. Ke-1, h.23

Page 50: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

40

Karena itu Al-Qur’an menegaskan dalam surat Al-jin ayat 18 :

Artinya : Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalahkepunyaan Allah maka janganlah kamu menyembah sesorang didalamnya di samping menyembah (menyembah) Allah”(Q.S.Al-Jin:18).24

Menurut Aidh bin Abdullah al-Qarni, “Masjid adalah tempat

saling mengenal dan mengakrabkan diri diantara kaum muslimin,

karena disaat di dalam masjid mereka dapat mengetahui informasi

tentang saudaranya yang absen atau tidak hadir, apakah mereka dalam

kesusahan atau yang lainnya.

Dengan demikian maka akan timbul rasa tolong menolong

sehingga dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh

ikatan kasih sayang antara jamaah masjid kaum mukmin.25

Sedangkan Syaikh Sayid Sabiq, dalam Bukunya Fiqhus

Sunnah mengertikan bahwa Masjid sebagaimana Allah telah

mengkhususkan kepada umat ini yaitu menjadikan bumi dalam

keadaan suci dan sebagai Masjid, dimana saja seorang Muslim telah

24Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah TransliterasiLatin (Jakarta:PT Pena Pundi Aksara,2008), cet. Ke-3, h. 1343

25 Aidh bin Abdullah al-Qarni, Memakmurkan Masjid, langkah majukebangkitan Islam (Jakarta:Pustaka Al-Sofwa,2005), h. 44

Page 51: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

41

sampai pada waktu shalat, shalatlah dimana saja ia berada atau

mendapatinya.26

Sedangkan pengertian Masjid menurut istilah adalah sebagai

berikut: “Tempat sujud, yaitu tempat umat Islam mengertjakan shalat,

dzikir kepada Allah SWT dan untuk hal-hal yang berhubungan dengan

Dakwah Islamiyah.27

Menurut yusuf qordhawi yang dimaksud dengan masjid adalah

rumah, seperti makna yang bersirat dalam firman Allah SWT An- Nur

ayat 36-37

.

Artinya : bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yangtelah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut namanya didalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidakdilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli darimenginggati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)membayar zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu)hati dan penglihatan menjadi guncang.

26Syaid Sabiq, fiqhus Sunnah (Beirut: Dar-Alfik, 1981), Jilid 127 M. Abdul Mujieb, et. Al, Kamus Istilah Fiqh (Jakarta: PT. Pustaka

Firdaus, 1994), h.201

Page 52: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

42

Dengan demikian, Masjid adalah rumah allah SWT, yang

dibangun agar umat mengingat, mensyukuri dan menyembah-Nya

dengan baik.28

2. Fungsi Masjid

Masjid sebagai tempat sujud kepada Allah SWT, tempat shalat,

dan tempat beribadah kepadanya. Lima waktu dalam sehari semalam

umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat

berjama’ah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak

dikumandangkan nama Allah SWT melalui adzan, iqamat, tasbih,

tahmid, tahlil, istighfar dan ucapan lain dianjurkan dibaca di masjid

sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan pengagungan asma

Allah SWT.

Dalam perkembangan dewasa ini, fungsi dan peranan masjid

sangat meningkat. Masjid pada saat ini bukan saja sebagai tempat

ibadah semata, tetapi peran masjid sangat kompleks dalam

pemberdayaan umat untuk lebih meningkatkan keimanan, ketakwaan

dan muamalah sesama makhluk Allah SWT, agar mendapatkan rahmat

dari Allah SWT. Fungsi masjid semacam ini perlu terus dikembangkan

dengan pengelolahan yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir

insane-insan muslim yang berkaulitas dan masyarakat yang sejahtera.

Dari masjid diharapkan juga tumbuh kehidupan khaira ummatin,

28 Yusuf Al-Qardhawi, Tuntunan Membangun Masjid, (Jakarta: GemaInsani Press, 1999), cet. Ke-1, h.7

Page 53: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

43

predikat yang diberikan allah SWT kepada umat Islam.29 Allah SWT

berfirman: Q. S. Ali Imran : 110

Artinya: kamu adalah umat yang baik yang dilahirkan untukmanusia menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah yangmungkar, dan beriman kepada Allah, sekiranya ahli kitab beriman,tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yangberiman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Memfungsikan masjid secara maksimal, harus terus menerus

dilakukan. Kondisi lingkungan masjid harus mendapatkan perhatian

dalam rangka penyusun program kegiatan, masjid desa mungkin akan

berbeda di pondok pesantren, masjid di kampus, masjid di lingkungan

pemukiman, masjid di lingkungan pabrik ataupun kawasan industri.

Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan kajian-kajian keislaman yang teratur dan

terarah kea rah pembentukan pribadi muslim, keluarga muslim,

dan masyarakat muslim. Di samping materi al-Qur’an, hadist,

fiqih ibadah, akhlak, perlu juga disampaikan materi sirah

Nabawiyah (Sejarah Kenabian).

29 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an ( Bandung: Mizan, 1997 ), cet ke -3, h. 349

Page 54: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

44

b. Memaksimalkan pelaksanaan khutbah jum’at, baik yang

bersangkutan dengan materinya maupun dengan khutbahnya.

Khutbah jum’at sesunguhnya merupakan media pembinaan media

pembinaan jama’ah yang cukup efektif.

c. Melaksanakan diskusi, seminar, ataupun lokakarya tentang

masalah-masalah aktual.

d. Membuat data jama’ah, dilihat dari segi usia, tingkat pendidikan,

tingkat penadapatan, dan lain-lain.

e. Mengefektifkan pelaksanaan zakat, infak, sedekah, baik dalam

cara memungutnya maupun cara membagikannya.

f. Melaksanakan training-training keislaman, terutama untuk

generasi muda.

g. Di samping dakwah bil-lisan, dakwah bil-hal perlu mendapatkan

perhatian, seperti memberikan santunan bagi yang membutuhkan

(misalnya jama’ah menderita sakit,kekurangan pangan,ataupun

musibah yang lainnya).

h. Demikian juga dkwah dengan buku, brosur, dan majalah yang

baik perlu mendapatkan perhatian, misalnya dengan mendirikan

taman bacaan ataupun perpustakaan masjid.30

Selain itu fungsi masjid adalah :

30 Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual (Jakarta: Gema Insani Press, 1998),cet. Ke-1, h. 173-174.

Page 55: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

45

a. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna

memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masysrakat.

b. Masjid adlah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan

kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.

c. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jama’ah dan

gotong royong di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

d. Masjid dan majlis ta’lim merupakan wahana meningkatkan

kecerdasan dan pengetahuan umat.

e. Masjid adlah tempat pengumpulan dana, menyimpan dan

membagikannya.

f. Masjid adalah tempat melaksanakan pengaturan dan supervise

sosial.31

Dengan demikian semua fungsi masjid itu, masjid bisa kembali

kepada peran yang pernah dijalankansebagai jami’ tempat ibadah

kolektif, tempat belajar dan lembaga pendidikan, tempat diadakannya

halaqah-halaqah, tempat-tempat disampaikan orientasi-orientasi

keislaman, tempat permusyawarahan umat, tempat aktivitas, dan

organisasi reformasi organisasi masyarakat.

31Moh. E.Ayub, Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Cet.Ke-1, h. 7-8

Page 56: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

46

3. Macam-macam Masjid

a. Masjid kota

Masjid kota ini sudah jelas harus berlokasi di pusat kota,

mengingat pusat kota ini mempunyai aksebilitas yang sangat tinggi

terhadap penduduk di seluruh wilayah kota.

b. Masjid Wilayah

Masjid wilayah ini berpungsi melayani penduduk di daerah

perumahan dalam skala wilayah dan penduduk yang berada pada

pusat-pusat aktivitas untuk melaksanakan shalat fardhu, shalat

jum’at serta kegiatan sosial bagi masyarakat.

c. Masjid Kecamatan

Pada prinsipnya Masjid Kecamatan ini dibangun untuk

melayani penduduk Islam yang berada disekitar kecamatan

tersebut, terutama dalam melaksanakan shalat jum’at, shalat Hari

Raya, serta kegiatan-kegiatan sosial masyarakat.

d. Masjid Lingkungan

Lokasi masjid lingkungan ini lebih berorientasi kea rah

perumahan, karena fungsinya hanya melayani penduduk di dalam

daerah pelayanannya untuk melaksanakan shalat sehari-hari, shalat

jum’at serta kegiatan keagamaan lainnya.

Page 57: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

47

e. Masjid Lokal (Langgar / Musholah)

Langgar atau Mushollah ini hanya dipergunakan untuk shalat

sehari-hari, tidak dipergunakan dalam pelaksanaan shalat jum’at.

4. Manfaat dan Tujuan Masjid

Dengan semangat tinggi Masjid yang kita bangun secara

bergotong royong, saling membantu, berkorban menyalurkan harta

shadaqah, infak dan wakaf demi berdirinya masjid bangunan suci

Allah SWT dan tanpa memandang kaya, miskin atau golongan,

masjid-masjid dapat berdiri dengan megahnya, layaknya semerbak

mewangi, semua tersenyum puas. Tinggal lagi mengisi dan

memakmurkannya, hendaknya Masjid jangan sampai sepi dalam sya’ir

atau kegiatannya. Masjid dalam fungsi dan perannya harus mampu

melayani keperluan jama’ah atau umat dari berbagai aspek manfaat

paling tidak ada enam aspek yang terdiri dari:32

a. Aspek Ibadah

Manfaat kemakmuran masjid bagi ibadah sesuai dengan

kebiasaan atau sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya

yang menjadi tolak ukur dan tuntunan bagi setiap muslim dalam

menjalankan ibdah adanya khusyuk dalam shalat, suasana tenang,

damai dan ada rasa dekat kepada allah SWT, termasuk juga

32 Jurnal Manajemen Kemasjidan (TAMIR MASJID), Juni 2006, Volume.V, Nomor. 2, h.51.

Page 58: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

48

membayar zakat harta atau fitrah dengan rasa tenang, dengan

pelayanan yang ceria dan cerah tanpa pilih kasih. Dengan demikian

masjid yang berjalan menurut sistem dan aturan yang jelas

memudahkan jama’ah dan masyarakat sekitar bertambah simpatik

dan senang untuk berjama’ah secara rutin, apalagi dengan Iman

shalat yang bagus dan baik dari segi bacaan ayat-ayat suci Al-

Qur’an, yang insya Allah menambah khusyu’ dan beribadah.33

Dengan demikian, masjid merupakan tempat yang baik untuk

latihan dan kritik dari kita, serta pembaharuan I’tikad baik.

b. Aspek kehidupan, Sosial, Ekonomi, dan Pemberdayaan SDM (

Mu’amalah ).

Dilihat dari aspek mu’amalah ini antara lain kehidupan

sosial, ekonomi, dan pemberdayaan SDM, bila masjid berfungsi

dan berjalan dengan program-program atau kegiatan yang jelas

terhadap kegiatan sosial dan lain sebagainya, akan menambah

kepercayaan jam’ah atau masyarakat. Jama’ah yang kurang

mampu akan merasa aman karena ada perhatian tentang diri

mereka bentuk-bentuk santunan, bantuan dan lain jelas arahnya

siapa yang berhak menerimanya.

Masjid sebagai pusat kebudayaan di samping pusat ibadah

juga manampung semua jenis kegiatan kemasyarakatan yang

33 Jurnal Manajemen Kemasjidan, h. 53

Page 59: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

49

berada dalam batas-batas taqwa, atau yang menunjang

tercapainya rohani taqwa.

c. Aspek Bagi Keluarga, Lingkungan Masyarakat

Pada setiap kepala keluarga dan anggota keluarga yang

telah dewasa dalam memakmuran masjid, maka keluarga tersebut

mendapatkan yakni rahmat Allah SWT :” Ya Allah, bukakanlah

untukku pintu-pintu rahmat engkau “, dan ketika keluar dari

masjid lalu memohon kepada Allah,” Ya Allah, sesungguhnya

saya karunia dari engkau “, maka sesame keluarga-keluarga

penuh dengan naungan rahmat allah, akan tercipta sesame

terutama yang membuahkan banyak kebaikan dari kebaikan dari

Allah, belum lagi manfaat dari shalat jam’ah akan memperkuat

tali persaudaraan dengan anggota jama’ah lainnya, dengan

demikian akan terbangunnya rasa solidaritas atau ta’awun ( saling

tolong menolong ), dampak positif bagi lingkungan masyarakat

akan menambah hubungan baik, lingkungan akan nyaman,

persaudaraan antara lingkungan masyarakat makin kuat. Dengan

demikian akan tercipta dilingkungan masyarakat –masyarakat

yaitu rasa marhamah( saling kasih saying ).34

34 Jurnal Manajemen Kemasjidan, h. 54

Page 60: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

50

d. Aspek Bagi Generasi

Generasi muda yang membuahkan mata hati yang sejuk

dipandang, dan calon pemimpin masa depan, harus dapat

dilahirkan dari masjid-masjid yang berfungsi dan mampu membaca

dan memberikan peluang terhadap generasi muda merupakan cikal

bakal pemimpin masa depan. Dengan program-program kegiatan

pembinaan terhadap generasi muda,masjid dapat mandiri dan dapat

menolong masyarakat lemah dilingkungan masjidnya. Sementara

ini memang hasil belum maksimal pembinaan generasi muda

masjid, sehingga menimbulkan ketimpangan-ketimpangan,

hendaknya jangan sampai terjadi kekosongan pembinaan terhadap

generasi muda masjid, kekosongan pembinaan akan membawa

dampak negatif atau kemunduran masjid masa-masa mendatang.

e. Aspek Ta’lim dan Pendidikan (Tarbiyatul Islam)

Dengan ilmu, kita akan sadar dan berupaya membangun

diri untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat. Oleh karena itu masjid

yang makmur memberikan peluang untuk para jama’ah atau

masyarakat sekitar melakukan belajar dan mengajar. Maka

pengelolahan masjid harus dapat memprogramkan kegiatan belajar

dan mengajar.

Page 61: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

51

f. Aspek Dakwah

Kita ketahui bahwa dakwa adalah ummul hasanah, induk

segala kebaikan. Dakwah merupakan kewajiban kita semua.

Perubahan jama’ah atau masyarakat sekitar masjid terhadap

pengamalan agama dengan sendirinya menjadi baik, dakwah

menyebabkan datangnya hidayah, dengan hidayah dapat

mencerahkan manusia dari kegelapan. Dahulu orang-orang yang

semula-mula mengagungkan berhala, teknologi, harta benda dan

ehidupan lainnya. Kama di situlah bahwa masjid berfungsi secara

benar, dapat menjadi pusat segala aktifitas umat. Pengelolahan

masjid perlu berfikir bagaimana lebih jauh bisa memberdayakan

umat untuk lebih berdayagunakan untuk memakmurkan dari aspek

dakwah tersebut, sehingga masjid akan benar-benar bermakna dan

bermanfaat bagi masyarakat sekitar.35

5. Peranan Masjid

Dalam sejarah perkembangan dakwah Rosulullah SAW.

Terutama dalam periode Madinah, eksistensi masjid tidak hanya

dimanfaatkan sebagai pusat ibadah yang bersifat mukhdhah/khusus,

seperti shalat, tapi juga mempunyai peran sebagai berikut:

a. Dalam keadaan darurat, setelah mencapai tujuan hijrah di

Madinah, beliau bukannya mendirikan benteng pertahanan

35 Jurnal Manajemen Kemasjidan, h.57

Page 62: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

52

untuk menjaga-jaga dari kemugkinan serangan musuh tetapi

terlebih dahulu membangun masjid.

b. Kalender Islam yaitu tahun hijriah dimulai dengan pendirian

masjid yang pertama, yaitu tanggal 12 Rabiul Awal,

permulaan tahun Hijriah selanjutnya jatuh pada tanggal 1

Muharram.

c. Di Mekkah agama Islam tumbuh dan di Madinah agama

Islam berkembang. Pada kurun pertama atau periode

Makkiyah Nabi Muhammad SAW mengajarkan dasar-dasar

agama. Memasuki kurun kedua atau periode Madiniyah,

Rosulullah SAW menandai tapal batas itu dengan

mendirikan masjid.

d. Masjid menghubungkan ikatan yang terdiri dari kelompok

orang Muhajirin dan anshar dengan satu landasan keimanan

kepada allah SWT.

e. Masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara bergotong

royong untuk keselamatan bersama.36

Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan

zaman dinamika masjid-masjid sekarang ini banyak menyesuaikan

diri dengan kemajuan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan

sebagai tempat ibadah shalat, tetapi juga sebagai wadah beraneka

kegiatan jama’ah/umat Islam. Sebab, masjid merupakan integritas dan

36Moh.E. Ayub, Manajemen Masjid, h.10

Page 63: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

53

identitas umat Islam yang mencerminkan tata nilai keislamannya.

Dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitikberatkan pada

pola aktivitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara

aktivitas ukhrawi dan aktifitas duniawi.

Memasuki zaman keemasan Islam, masjid

mengalamipenyesuaian dan penyempurnaan. Coral penyesuaian

dengan tuntutan zaman dan yang terjadi itu tidak kalah fungsionalnya

dibanding optimalisasi nilai dan makna masjid di zaman Rasulullah

SAW. Dalam perkembangannya yang terakhir, masjid mulai

memperhatikan kiprah operasional menuju keterangan dan

kesempurnaan kegiatan pada garis besarnya, operasionalisasi masjid

menyangkut :

a. Aspek Hissiyah (Bangunan)

Belakangan ini bermunculan masjid yang menetapkan

gaya dan bentuk arsitektur yang beraneka ragam. Dalam

masalah bangunan fisik masjid, Islam tidak menentukan dan

mengaturnya. Artinya, umat Islam diberikan kebebasan,

sepanjang bangunan masjid itu berperan sebagai rumah ibadah

dan pusat kegiatan /umat. Menyadari sepenuhnya peran masjid

sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan umat, tujuan

pendirinya pun harus ditetapkan secara jelas dan benar-benar

Page 64: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

54

disadari sejak awal. Karena itu, keberadaan sebuah masjid tidak

mubazir.

b. Aspek Maknawiyah ( Tujuan )

Pada masa rosulullah SAW, pembangunan masjid

mempunyai tujuan, yakni masjid di bangun atas dasar takwa

dengan melibatkan masjid sebagai pusat ibadah dan pusat

pembinaan jamaah/umat Islam ( at-taubah:108).

c. Aspek Ijtimaiyah

Aspek kegiatan masjid sebenarnya dapat dilihat

berdasarkan ruang lingkup kelembagaan masjid itu sendiri.

Diantara lembaga masjid tersebut adalah:

1) Lembaga Dakwah dan Bakti Sosial

Kegiatan dalam bidang dakwah dan bakti sosial

dimiliki oleh hampir semua masjid. Kegiatan dakwah bisa

dilihat dalam bentuk pengajian/tablig, diskusi,

silaturrahmi, dan lain-lain. Adapun kegiatan bakti sosial

terwujud dalam bentuk penyantunan anak yatim, khitanan

missal, zakat fitrah, pemotongan hewan kurban dan lain-

lain. Biasanya, kegitana berdimensi sosial ini berjalan

pada saat tertentu, misalnya bulan Ramadhan, bulan Haji,

bulan Maulid, tahun baru Hijriyah.

Page 65: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

55

2) Lembaga Manajemen dan Dana

Tanpa perlu menutup-nutupi, pola manajemen

masjid kita pada umumnya bercorak tradisional. Hanya

dibeberapa masjid tertentu manajemen masjid dapat

dilaksanakan secara professional. Hal ini erat kaitannya

dengan kualitas sumber daya manusia pengelola/pengurus

khususnya visi, kreativitas, dan wawasan sosioreligius

mereka dalam “menghidupkan” potensi masjid.

3) Lembaga Pengelola dan Jamaah

Antara pengelola dan jamaah terjalin ikatan yang

tidak dapat dipisahkan dari kegiatan masjid. Kedua

komponen ini merupakan pilar utama yang

memungkinkan berlangsungnya beraneka kegiatan masjid.

Bedanya hanya pada bentuk keikutsertaan masing-masing

pihak. Jika pengelola terjun dalam pelaksanaan tertib

administrasi, maka jamaah tak terkecuali pengelola

sebagai pribadi urun rebuk dalam bidang pendanaan.

Dengan demikian penulis mengambil kesimpulan, fungsi

masjid adalah sebagai tempat ibadah kolektif, tempat belajar dan

lembaga pendidikan, tempat diadakannya halaqoh-halaqoh, tempat-

tempat disampaikan orientasi-orientasi keislaman, tempat

permusyawarahan umat, tempat aktivitas, dan organisasi reformasi

dan organisasi masyarakat.

Page 66: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

56

C. KUALITAS KERJA

1. Pengertian Kualitas Kerja

Kualitas kerja mengacu pada kualitas sumber daya manusia,

kualitas Sumber daya manusia mengacu pada:37

a. Pengetahuan (Knowledge) yaitu kemampuan yang dimiiki

karyawan yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya

fikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki karyawan.

b. Keterampilan (Skill), kemampuan dan penguasaan teknis

operasional di bidang tertentu yang dimiliki karyawan.

c. Abilities, yaitu kemampuan yang berbentuk dari sejumlah

kompetensi yang dimiliki seorang karyawan yang mencakup

loyaritas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab.

Menurut Hasibuan menyatakan bahwa :” Penilaian adalah

kegiatan manajemen untuk mengevaluasi perilaku dan hasil kerja

karyawan serta menetapkan kebijakan selanjutnya.”38

Berdasarkan definisi diatas ada dua hal yang dievaluasi dalam

menilai kinerja karyawan yaitu perilaku dan kualitas kerja karyawan.

Yang dimaksud dengan penilaian perilaku yaitu kesetiaan,

kepemimpinan, kerjasama, loyaritas, dedikasi dan partisipasi

37 Matutina, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Jakarta: GramediaWidia Sarana Indonesia, 2001 ), cet. Ke-2, h. 205

38 Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia ( Jakarta: Bumi Aksara,2007 ), cet. Ke-10, h. 87

Page 67: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

57

karyawan. Sedangkan kualitas kerja adalah suatu standar fisik yang

diukur karena hasil kerja yang dilakukan atau dilaksanakan karyawan

atas tugas-tugasnya.

Menurut Flippo berpendapat tentang kualitas kerja sebagai

berikut: “Meskipun setiap organisasi berbeda pandangan tentang

standar dari kualitas kerja pegawai, tetapi pada intinya efektifitas dan

efisiensi menjadi ukuran yang umum.” 39

Bertitik tolak dari definisi yang diberikan oleh Flippo tersebut

maka dapat dikatakan bahwa inti dari kualitas kerja adalah suatu hasil

yang dapat diukur dengan efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan

yang dilakukan oleh sumberdaya manusia atau sumberdaya lainnya

dalam pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan dengan baik dan

berdaya guna.

Kualitas Sumberdaya manusia memiliki manfaat ditinjau dari

pengembangan perusahaan yaitu :

a. Perbaikan kinerja.

b. Penyesuaian kompensasi.

c. Keputusan penepatan.

d. Kebutuhan pelatihan.

e. Perencanaan dan pengembangan karier.

39 Edwin B Flippo, Manajemen Personalia ( Jakarta: PT. Erlangga ), EdisiIV, h. 28

Page 68: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

58

f. Efisiensi proses penempatan staf.

g. Kesempatan kerja yang sama.

2. Faktor-faktor untuk meningkatkan Kualitas Kerja

Menurut Bitner dan Zeithaml menyatakan untuk dapat

meningkatkan performancequality (kualitas kerja) ada beberapa cara

yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan memberikan

pelatihan atau training, memberikan insentive atau bonus dan

mengaplikasikan atau menerapkan teknologi yang dapat membantu

meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.40

Menurut Sunu menyatakan bahwa penting untuk menciptakan

lingkungan untuk meningkatkan kualitas kerja, yaitu:41

a. Tanggung jawab dan kepentingan pimpinan untuk menciptakan

lingkungan peningkatan kualitas

b. Nilai, sikap dan perilaku yang disetujui bersama diperlukan

untuk meningkatkan mutu

c. Sasaran peningkatan kualitas yang diterapkan oleh organisasi

d. Komunikasi terbuka dan kerja sama tim baik

e. Pengakuan dapat mendorong tindakan yang sesuai dengan

nilai, sikap dan perilaku untuk meningkatkan mutu.

40 Sri Vandayuli Riorini, “Quality Performance dan Komitmen Organisasi”( Jurnal Media Riset Bisnis dan Manajemen), 2004,Volume 4, Nomor 3, h. 22

41 Edwin B Flippo, Manajemen Personalia ( Jakarta: PT. Erlangga ), EdisiIV, h. 91

Page 69: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

61

BAB III

GAMBARAN UMUM MASJID BAITUL KAMAL KANTOR WALI KOTA

DEPOK

A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA MASJID BAITUL KAMAL

Masjid Baitul Kamal merupakan salah satu peninggalan Wali Kota

Depok. Masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Bapak Drs. H. Badrul

Kamal (1999-2005). Konon masjid ini merupakan bangunan masjid terbesar

di Depok pada saat itu.1

Masjid Baitul Kamal merupakan masjid yang berada di perkantoran

Wali Kota Depok dan dekat pusat pembelanjaan, sehingga masyarakat bisa

beribadah shalat dengan tepat waktu. terutama ketika hari Jum’at karyawan

perkantoran dan masyarakat yang sedang berbelanja bisa mengikuti shalat

jum’at berjama’ah di Masjid Baitul Kamal yang berada di Wilayah Wali Kota

Depok.

Selain memiliki fungsi sebagai tempat penyelenggaraan ibadah,

Masjid Baitul Kamal juga memiliki fungsi sosial, pendidikan, dan

ekonomi, hal ini dapat dilihat dari adanya badan-badan otonom dibawah

kepengurusan masjid yang bertanggung jawab terhadap Taman Pendidikan

Qur’an,Badan Amil Zakat,, Infak dan shadaqah, Baitul Maal Watamwil

(BMT) dan lain-lain. Dengan kata lain masjid baitul kamal berupaya agar

mampu menjadi masjid yang mandiri baik secara pendanaan dan kegiatan.

1 Wawancara pribadi dengan Zainal Arifin, selaku DKM (Dewan Kemakmuran Masjid)Baitul Kamal, Depok, 5 November 2013

Page 70: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

62

B. VISI DAN MISI MASJID BAITUL KAMAL

Dalam rangka mendukung penciptaan tujuan lembaga, pengurus

masjid baitul kamal depok memandang perlu untuk menetapkan Visi dan

menguatkan Misi Masjid. Penguatan misi Masjid dilakukan dengan cara

menyesuaikan rumusan Misi yang ada sebelumnya dengan kondisi saat ini.

Visi Masjid Baitul Kamal sebagai pusat peribadatan dan melayani

jamaah dengan sebaik dan senyaman mungkin dan penggerak kebersamaan

dalam meningkatkan iman, ilmu dan pengamalan menuju kemaslahatan hidup

umat.

Misi : untuk mencapai visi tersebut diatas, Dewan Kemakmuran

Masjid Baitul Kamal mengemban misi sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan fungsi masjid sebagai tempat peribadatan

seluruh jamaah masjid baitul kamal dan umat islam umumnya.

2. Mensinergikan perbedaan paham untuk membangun kekuatan

dalam keanekaragaman guna menciptakan ketenangan dan

kenyamanan beribadah.

3. Menfungsikan masjid sebagai pusat dan sumber dakwah islam

dengan tetap menghormati perbedaan pemahaman.

4. Menciptakan suasana kehidupan dan pemikiran yang Islami,

khususnya dilingkungan pegawai negeri sipil dan umumnya di

masyarakat yang luas.

Page 71: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

63

5. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan Islami non formal yang

unggul dalam kehidupan global, yang melahirkan generasi

berilmu dan berakhlak mulia.

C. STRUKTUR ORGANISASI MASJID BAITUL KAMAL

Maju atau mundarnya perkembangan suatu perusahan dalam

menjalankan kegiatan usahanya tergantung dari organisasi yang dibentuk oleh

lembaga itu sendiri, seperti diketahui bahwa suatu organisasi dibentuk dari

orang-orang yang diharapkan dapat saling bekerja sama dan saling

melengkapi untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan oleh lembaga.

Apabila orang-orang yang berbeda dalam perusahaan tersebut tidak

terkoordinasi secara efektif, maka dapat menimbulkan dampak negatif

kelangsungan hidup lembaga.

Struktur organisasi dari suatu perusahaan merupakan hal yang sangat

penting, karena dapat memberikan penjelasan kepada para anggotanya

mengenai fungsi-fungsi serta hubungan antara wewenang dan tanggung

jawab yang dimiliki, sehingga pada hakekatnya struktur organisasi

merupakan pola tertentu dalam melaksankan aktivitasnya, karena struktur

organisasi tersebut dapat menggambarkan mengenai siapa (orang dan jumlah

orang )dan pekerjaan(tugas) yang dilakukan serta mengenai arus komunikasi

dalam mengerjakan segala sesuatu (menjalankan tugas yang menyangkut hak

dan kewajiban). Struktur organisasi antara satu lembaga dengan lembaga lain

belum tentu sama, hal ini disebabkan dalam penyusunan stuktur organisasi

harus sesuai dengan spesifikasi dari lembaga.

Page 72: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

64

Adapun bentuk-bentuk organisasi yang dapat diketahui antara lain :

1. Organisasi Lini atau garis ( Lini Organisasi )

2. Organisasi Fungsional atau staf

3. Organisasi Lini dan staf

4. Organisasi Fungsional dan staf

Pada Lembaga Masjid Baitul Kamal Depok, menggunakan bentuk

organisasi lini atau garis yang mana kekuasaan tersebut mengalir dari atas

ke bawah. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi Masjid

Baitul Kamal Depok, maka dapat dilihat pada gambar berikut :

GAMBAR 3.1

STRUKTUR ORGANISASI

MASJID BAITUL KAMAL DEPOK

Sumber : Pengurus Masjid Baitul Kamal Depok

Penanggung Jawab : Wali Kota Depok

Ketua umum : Asisten Ekbangsos Setda Kota Depok

Staf Bidang ImarahStaf Bidang ImarahStaf Bidang Idarah

Penanggung Jawab

Ketua DKM

Sekretaris Bendahara

Ketua Bidang Idarah Ketua Bidang Imarah Ketua Bidang Riayah

Page 73: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

65

( ex opicio )

Ketua bidang Idarah ( Organisasi )

Ketua Bidang Imarah ( Pemakmuran )

Ketua Bidang Riayah ( Pemeliharaan )

Sekretaris I : Kabag Sosial Setda Kota Depok

Sekretaris II

Bendahara : Kasubag Agama Setda Kota Depok

Bendahara :

Dari gambar terlihat bahwa struktur organisasi yang digunakan

oleh pengurus Masjid Baitul Kamal Depok adalah menurut sistem garis

dimana kekuasaan tertinggi ada pada ketua Dewan Kemakmuran Masjid,

yaitu kekuasaan berjalan dari tingkat atas ke bawah dan tanggung jawab

dari bawah ke atas.

a) Ketua Dewan Kemakmuran Masjid bertugas mengkoordinasi dan

memberdayakan semua bidang dan seksi, mengadakan pelatihan

atau leadership and management pengurus, membangun hubungan

komunikasi dan kerjasama yang positif baik bersifat internal maupun

eksternal, mengklasifikasi program jaka pendek, menengah dan

panjang, mengagendakan rapat pengurus maksimal 4 (empat) bulan

sekali, mengevaluasi program dan kinerja seluruh bidang dan seksi.

b) Sekretaris bertugas menyusun rencana kerja kesekretariatan,

mengkoordinir setiap rapat pengurus serta membuat notulen,

mendampingi kegiatan ketua Dewan Kemakmuran Masjid baik

internal maupun eksternal, melakukan koordinasi dengan semua

Page 74: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

66

bidang demi pencapaiaan sasaran, melakukan administrasi surat

menyurat, melakukan inventarisasi dan merawat harta kekayaan

masjid, melakukan rekruitmen pegawai sesuai usulan ketua bidang

dan mengkonsultasikannya dengan ketua Dewan Kemakmuran

Masjid, mewakili ketua Dewan Kemakmuran Masjid jika

berhalangan dalam segala kegiatan.

c) Bendahara bertugas menyusun prosedur dan pengeluaran uang baik

kas maupun bank, membuat laporan penerimaan dan pengeluaran

kepada ketua Dewan Kemakmuran Masjid dan pengurus lainnya

serta kepada jama’ah secara periodik, membuat laporan cashflow

actual dan estimasinya berdasarkan anggaran dari seluruh bidang.

d) Bidang Idarah (pengelolaan) bertugas menyusun strategi

pengembangan sarana dan prasarana masjid kedepan, menyusun

database jama’ah masjid bekerja sama dengan Kantor Pemerintahan

Kota Depok, menciptakan badan usaha yang mandiri untuk

menambah penghasilan masjid, menginformasikan dan

mempromosikan segala rencana aktifitas atau program atau produk

dan jasa masjid sebagai usaha untuk melibatkan seluruh karyawan

dilingkungan Pemkot Wali Kota Depok, membangun suatu metode

pendokumentasian visual secara digital,melaksanakan survei

kepuasan ummat atas kinerja dan hasil program.

e) Bidang Imarah (pemakmuran)bertugas pembuatan jadwal imam dan

muadzin shalat lima waktu, pembuatan jadwal imam, khotib dan

muadzin shalat jum’at, mengadakan evaluasi khotib shalat jum’at,

Page 75: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

67

mengadakan tadarus al-qur’an, menggali ZIS (zakat infak dan

shadaqah), menyelenggarakan hari besar Islam (PHBI), menggali

dan meningkatkan kreativitas jama’ah masjid, mengisi dan

menggalakkan kegiatan selama bulan ramadhan, mengadakan

pencerahan jama’ah baik dilingkungan pemkot depok maupun

umum melalui pengajian rutin, mengadakan pelatihan life skill,

mengadakan perlombaan MTQ, membuat program pengamanan

khususnya bagi anak-anak saat ibadah berlangsung.

f) Bidang Riayah (pemeliharaan)bertugas menata masjid dan

sekitarnya agar terasa indah, aman, dan nyaman bagi jama’ah saat

ibadah, menyusun piket kebersihan baik harian maupun mingguan,

menjaga dan merawat barang dan kekayaan yang dimiliki masjid,

perbaikan dan pengadaan sarana seperti sound system, kursi khotib,

lemari penyimpanan, sarung, mukena, pengecekan perangkat sound

system, amplifier, mic setiap hari jum’at.

D. PROGRAM KERJA MASJID BAITUL KAMAL

Dalam Kepengurusan Masjid Baitul Kamal sempat mengalami

beberapa kali pergantian, namun tepatnya pada kepengurusan kali ini yang di

pimpin oleh Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Bapak Zaenal Arifin dengan

latar belakang pendidikan pasca sarjana. Beliau berupaya merubah fungsi

masjid tidak hanya sebagai tepat ibadah pokok saja seperti shalat, tetapi juga

sebagai tempat pengembangan potensi masyarakat khususnya pegawai negeri

sipil yang berada di Wali Kota Depok dalam berbagai hal terutama masalah

keagamaan. Dengan adanya program seperti ini diharapkan agar dapat

Page 76: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

68

menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam kepada seluruh Pegawai Negeri

Sipil Kota Depok, sehingga diharapkan para Pegawai Negeri Sipil dapat

mengamalkannya dalam bentuk perbuatan pada kehidupan sehari-hari yang

dilakukan secara ikhlas karena Allah.

Adapun program kerja yang berkaitan dengan bidang kegiatan yang

sedang dibahas adalah :

1. Pengajian Pegawai Negeri Sipil

Pengajian Pegawai dalam hal ini juga merupakan jenis dakwah

lisan dengan menggunakan metode ceramah yang dilengkapi dengan

metode tanya jawab.

Hal tersebut dimaksudkan supaya mad’u (jamaah) lebih dapat

memahami materi yang disampaikan oleh seorang da’i, sebab di dalam

metode ceramah biasanya mad’u bersifat pasif (hanya mendengarkan saja).

Adapun materi yang sering dibawakan berupa Tauhid, Aqidah dan

Muamalah..

Dari segi waktu pelaksanaannya, Kegiatan Pengajian tersebut

dilakukan setiap seminggu satu kali setiap hari rabu pagi (setelah apel pagi)

pukul 08.00-09.00. pengajian ini berdurasi satu jam pertemuan dengan

jumlah anggota 100 orang. Pelaksanaan pengajian ini bertempat di dalam

masjid baitul kamal.

Page 77: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

69

a. Unsur-unsur pengajian Pegawai Negeri Sipil

1) Da’i atau pengisi pengajian karyawan.

Da’i dalam pengajian karyawan dijadwal dengan

mengakomodirkan potensi ustadz yang ada di Kota Depok.

2) Mad’u

Mad’u dalam Pengajian pegawai negeri sipil adalah

seluruh pegawai negeri sipil umat muslim yang berada di

Pemerintah Daerah Kota Depok.

3) Materi

Materi yang disampaikan dalam pengajian pegawai

bersumber dari kitab kuning diantaranya: tauhid, akhlak dan

muamalah.

2. Metode Pengajian Pegawai Negeri Sipil

Metode yang digunakan adalah metode bil-lisan dengan

tekhnik yaitu bersifat dua arah, yaitu ada tanya jawab. Jadi ada feed

back-nya atau umpan balik yang diberikan oleh ustadz dan ditanggapi

oleh jama’ah. Sehingga tidak terkesan menonton dan membosankan

ceramah dan tanya jawab.

Page 78: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

70

BAB IV

Analisis Data

A. Kegiatan Pengajian PNS dalam Meningkatkan Kualitas Kerja

Pegawai Muslim Pemkot Depok Di Masjid Baitul Kamal

Dari hasil observasi dan wawancara, penulis menemukan data-data

sebagai berikut tentang kegiatan Pengajian Pegawai Negeri Sipil.

Kegiatan tersebut dimulai pada masa pemerintahan bapak Drs. H. Badrul

Kamal (1999-2005) sampai masa kepemerintahan saat ini yang dipimpin

oleh bapak Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail M.sc. kegiatan pengajian ini

dibangun untuk menjadikan wahana pembinaan pegawai yang beriman

dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Pengajian yang dilaksanakan setiap seminggu sekali yaitu pada

setiap hari rabu pagi (setelah apel pagi) pukul 08.00-09.00. Pengajian ini

berdurasi satu jam pertemuan. Pelaksanaan pengajian ini bertempat di

masjid Baitul Kamal dengan posisi masjid yang sangat strategis dikawasan

komplek wali kota depok diharapkan mampu memberikan manfaat yang

sangat besar kepada seluruh pegawai muslim pemkot depok.

Pada satu sisi, pengajian adalah lembaga pendidikan non formal

yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan

teratur, dan diikuti oleh jama’ah yang relatif banyak, dan bertujuan untuk

membina dan mengembangkan hubungan manusia yang santun dan serasi

antara sesamanya, dan antara manusia dengan lingkungannya, dalam

rangka membina pegawai yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Page 79: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

71

Untuk merealisasikan hal tersebut diatas, bapak wali kota depok

menyadari betul bahwa pengajian yang diselenggarakan oleh pengurus

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Kamal sangat penting untuk

menambah ilmu pengetahuan agama bagi pegawai negeri sipil muslim

yang berada di lingkungan pemkot depok. Oleh karena itu, bapak wali

kota depok menberitahukan kepada seluruh pegawai negeri sipil muslim

yang berada di wali kota depok untuk mengikuti pengajian tersebut.

Pengajian pegawai negeri sipil juga menjadi sarana pendidikan

yang islami di komplek wali kota depok, yang berperan sentral pada

pembinaan dan peningkatan kualitas hidup pegawai negeri sipil yang

berada di lingkungan pemkot depok. Sesuai tuntunan ajaran agama dan

lainnya guna menyadarkan pegawai negeri sipil dalam rangka menghayati,

memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Jadi, peranan secara

fungsional adalah mengkokohkan landasan hidup pegawai negeri sipil

pada khususnya dibidang mental spritual keagamaan Islam dalam rangka

meningkatkan kualitas hidupnya secara integral, lahiriyah dan batiniahnya,

duniawiah dan ukhrawiah bersama. Sesuai tuntunan ajaran agama Islam

yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala

bidang kegiatan.

Peneliti mewawancarai Bapak Zainal Arifin S.Ag selaku pengurus

masjid sekaligus pengurus pengajian yang berada di masjid baitul kamal.

Semua kegiatan sudah diprogramkan oleh pengurus masjid baitul kamal.

Terutama kegiatan pengajian yang diikuti oleh seluruh pegawai muslim

Pemerintah Daerah Kota Depok yang berjumlah 100 pegawai. 65 pegawai

Page 80: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

72

pria dan 35 pegawai wanita. Adapun dana untuk kegiatan pengajian

Pegawai Negeri Sipil tidak ada donatur dalam kegiatan pengajian

tersebut. Dana yang dikeluarkana untuk kegiatan pengajian bimbingan

konseling pegawai negeri sipil dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah) Kota Depok. Jadi, pengurus masjid hanya

mengkordinir semua kegiatan yang ada di masjid terutama kegiatan

pengajian pegawai negeri sipil. Dan menurut beliau juga, tidak mudah

mengumpulkan para pegawai muslim yang berada di pemerintahan Kota

Depok untuk mengikuti pengajian tersebut walaupun kegiatan ini

diwajibkan bagi pegawai muslim yang berada di pemerintahan Kota

Depok. Dikarenakan kurangnya kesadaran diri dari para pegawai untuk

membentuk muslim yang seutuhnya.

Dalam kegiatan pengajian pegawai negeri sipil pemerintah daerah

kota depok, pengurus masjid baitul kamal juga memberikan empat

variabel untuk meningkatkan kualitas kerja pegawai negeri sipil yaitu

variabel pengetahuan, keterampilan, kedisiplinan, dan kerja sama, yang

dimana empat variabel tersebut saling mempengaruhi dalam mencapai

tujuan dan sasaran untuk meningkatkan kualitas kerja pegawai negeri

sipil.1

1Wawancara pribadi dengan Zainal Arifin, selaku DKM (Dewan KemakmuranMasjid) Baitul Kamal, Depok, 5 November 2013

Page 81: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

73

1. Pengetahuan

Kegiatan ini untuk menambah ilmu pengetahuan sangat baik

bagi pegawai negeri sipil yaitu dengan kajian-kajian keagamaan,

pendidikan dan pelatihan (diklat). Kegiatan ini hampir sama dengan

kegiatan lainnya, yang pada intinya untuk menambah ilmu

pengetahuan melaksanakan kinerja yang lebih baik lagi dalam bentuk

teori atau praktek. Kegiatan ini dilaksanakan di masjid baitul kamal

lantai dasar, dengan diikuti oleh semua pegawai negeri sipil. Kegiatan

ini yang dipimpin dan dibimbing oleh narasumber kegiatan tersebut.

a. Kajian-kajian Keagamaan

Kegiatan kajian keagamaan berupa kajian aqidah oleh ust.Abdul

Hakim, tauhid oleh ust.Abu Yahya Badrussalam,Lc, Muamalah oleh

KH. Mahmud Anwar dapat membuat para pegawai negeri sipil tidak

hanya memikirkan dunianya saja tapi akhiranya juga. Adapun metode

yang disampaikan kepada pegawai negeri sipil adalah dengan metode

ceramah dan tanya jawab. supaya mad’u (pegawai negeri sipil) lebih

dapat memahami materi yang disampaikan oleh seorang da’i, sebab di

dalam metode ceramah biasanya mad’u bersifat pasif (hanya

mendengarkan saja). Kajian ini dilaksanakan seminggu sekali pada

hari rabu. Dan bertujuan bvuntuk membina pegawai negeri sipil

beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

b. Pendidikan dan Pelatihan (diklat)

Dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat), setiap

pegawai negeri sipil akan mengasilkan kinerja pegawai yang lebih baik

Page 82: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

74

karena kemampuan yang telah di peroleh melalui pendidikan dan

pelatihan (diklat) sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai negeri

sipil. Di karenakan dalam kehidupan sosial ini, ilmu pengetahuan terus

berkembang dan banyak mengalami perubahan di dalam bidang

kehidupan. Kondisi seperti ini harus diimbangi dengan pendidikan dan

pelatihan (diklat) bagi pegawai negeri sipil, sehingga pegawai negeri

sipil dapat melaksanakan tugas secara maksimal dengan prinsip-

prinsip yang propesional. Pendidikan dan pelatihan (diklat) ini

dilaksanakan dua kali dalam setahun.

2. Keterampilan

Dalam segi kegiatan keterampilan sangat diperlukan sekali

untuk meningkatkan kualitas kerja pegawai negeri sipil. Kegiatan ini

diikuti oleh seluruh pegawai negeri sipil. Adapun kegiatan

keterampilan dilaksanakannya di masjid baitul kamal lantai dasar

dengan mengadakan pelatihan public speaking.2

a. Public speaking (latihan berbicara)

Dalam hal ini, pegawai negeri sipil dapat berkomunikasi yang

dilakukan secara lisan tentang suatu hal dihadapan banyak orang. Dan

akan bisa membuat seseorang mampu mempengaruhi, menguasai atau

bahkan mempersuasi orang lain untuk suatu kepentingan yang akan

dikerjakan dalam suatu pekerjaan. Public speaking (latihan berbicara)

sangat baik bagi pegawai negeri sipil yang bertujuan untuk dapat

mengetahui pola pemikiran dari seseorang, mengetahui gagasan masa

2 Wawancara pribadi dengan Zainal Arifin, selaku DKM (DewanKemakmuran Masjid) Baitul Kamal, Depok, 5 November 2013

Page 83: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

75

depan seseorang dan ide-ide yang luar biasanya. Kegiatan public

speaking (latihan berbicara) diadakan sebulan dua kali dengan

ketentuan jadwal yang sudah dijadwalkan dengan pengurus kegiatan.

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan sangat dibutuhkan sekali bagi para pegawai negeri

sipil. Karena dengan kedisiplinan merupakan tindakan wali kota untuk

memberikan semangat kepada para pegawainya, dengan kesadaran yang

timbul pada diri sendiri untuk mengikuti peraturan-peraturan yang

berlaku di dalam pemerintahan daerah. Adapun kegiatan untuk

menciptakan pegawai negeri sipil yang berkualiatas merupakan kegiatan

baru yang menjadi program dari kegiatan-kegiatan di Pengajian pegawai

negeri sipil yang sudah ada. Dengan mengadakan beberapa kegiatan

yaitu:3

a. Pelatihan pengembangan karakter dalam Islam

Kegiatan ini, bahwa Kualitas pegawai negeri sipil sejatinya

tergantung kepada kopentensi dan karakter. Dengan karakter, pegawai

negeri sipil akan bertumbuh sebagai pribadi yang mandiri, unggul dan

kemudian siap menjadi pemimpin yang menginspirasi. Karena karakter

merupakan sejumlah sifat baik yang telah menjadi perilaku sehari-hari,

untuk menjalankan peran dan fungsi sesuai amanah dan tanggung jawab

secara islami. Kegiatan ini dilaksanakan satu kali dalam setahun yang

diikuti oleh seluruh pegawai negeri sipil yang dipimpin dan dibimbing

oleh narasumber yang diambil dari luar.

3 Wawancara pribadi dengan Zainal Arifin, selaku DKM (Dewan KemakmuranMasjid) Baitul Kamal, Depok, 5 November 2013

Page 84: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

76

b. Pelatihan Motivasi Kerja Dalam Islam

Pada posisi apapun pegawai negeri sipil, sangat perlu

mengembangkan motivasi diri/motivasi kerja yang baik. Untuk itu

pelatihan motivasi diri/motivasi kerja ini dapat membantu pegawai negeri

sipil mengembangkan mind set yang tepat agar dapat menyelaraskan

kepentingan diri serta meningkatkan keterlibatan di dalam kerja.

Selain itu, kebanyakan pegawai yang baru mulai bekerja juga

masih terbawa oleh kebiasaan dan sikap belajar yang ada sebelumnya

seperti lebih sering menunggu, ingin semua dikerjakan secara sempurna,

dan seeterusnya, sehingga kurang tepat bila diterapkan di tempat kerja.

Oleh karena itu kegiatan ini bertujuan memberikan pengantar untuk

mengembangkan mindset yang dibutuhkan oleh pegawai negeri sipil

dalam dunia kerja. Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam setahun.

4. Kerja sama

Dalam meningkatkan kualitas kerja bagi pegawai negeri sipil,

bahwa kerja sama merupakan interaksi yang sangat penting karena pada

hakikatnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain sehingga

membutuhkan orang lain dalam mengerjakan suatu pekerjaan untuk

mencapai tujuan yang sama.

Kerja sama yang dilaksanakan oleh pegawai negeri sipil

diantaranya dengan masyarakat sangat lah penting seperti BASOS (

Bantuan sosial ) yang selama ini sering dilakukan oleh pegawai negeri

sipil kepada masyarakat dan penting juga kerja sama dengan luar daerah

Page 85: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

77

seperti study tour, dengan adanya kegiatan study tour pegawai negeri

sipil bisa menjalin kerja sama tentang pengetahuan dan saling membagi

pengetahuan yang sering dialami.

B. Pengaruh Pengajian Bimbingan Konseling Pegawai Negeri Sipil

Dalam Meningkatkan Kualitas Kerja Pegawai Muslim Di Pemkot

Depok

Kegiatan pengajian bimbingan konseling yang dilaksanakan di

masjid baitul kamal sangat baik sekali bagi pegawai negeri sipil yang

berada di pemerintah kota depok. Dari kegiatan –kegiatan yang

dilaksanakan oleh pengurus seperti mengadakan pendidikan dan pelatihan

(diklat), Public speaking (latihan berbicara), Pelatihan pengembangan

karakter dalam Islam, Pelatihan Motivasi Kerja Dalam Islam. Dalam segi

kegiatan pelatihan karakter para pegawai bisa menbahkan kepercayaan diri

dan mental dalam setiap pekerjaan. Dan segi kegiatan Public speaking

para pegawai negeri sipil bisa berkomunikasi dengan baik dengan sesama

pegawai maupun dengan masyarakat. Dan kegiatan pelatihan motivasi

kerja para pegawai negeri sipil bisa menambah semangat dalam

mengerjakan pekerjaan.

Dalam kegiatan pengajian bimbingan konseling pengetahuan para

pegawai negeri sipil sangat bertambah ilmu pengetahuannya dikarnakan

banyaknya ilmu yang telah dipelajari dari kegiatan bimbingan konseling.

Dari semua kegiatan yang ada sangat baik untuk dilakukan oleh pegawai

negeri sipil.

Page 86: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

78

Berdasarkan analisis dan interprestasi data yang penulis ungkapkan

tersebut diatas, terbukti bahwa kegiatan pengajian bimbingan konseling

pegawai negeri sipil mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

meningkatkan kualitas kerja pegawai negeri sipil yang berada di

pemerintah kota depok.

Page 87: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menulis

skripsi dengan judul skripsi “Peranan Pengajian Bimbingan Konseling

Pegawai Negeri Sipil Dalam Meningkatkan Kualitas Kerja Pegawai

Muslim Pemda Depok Di Masjid Baitul Kamal”. penulis mengambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengajian bimbingan konseling bagi pegawai negeri sipil

ini menjadikan sarana pendidikan yang Islami di komplek

wali kota depok, yang berperan sentral pada pembinaan dan

peningkatan kualitas hidup pegawai muslim PNS yang

berada di lingkungan pemkot depok serta menjadikan

wahana pembinaan pegawai yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT.

2. Peranan pengajian yang yang berdampak positip bagi para

pegawai yang mampu melaksanakan ajaran Islam dan

terhindar dari penyakit moral, seperti korupsi, tidak

disiplin, penyalahgunaan obat terlarang dan lain

sebagainya.

3. Pengaruh mengikuti kegiatan pengajian diantara lain

menambah ilmu pengetahuan dan pendidikan, semangat

mengerjakan tugas yang telah diperintahkan oleh kepala

pegawai.

Page 88: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

83

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, ada beberapa

hal yang penulis sarankan untuk lebih meningkatkan peranan

pengajian bimbingan konseling untuk para pegawai negeri sipil agar

lebih meningkatkan kesadaran dan motivasi keberagamaannya dalam

kehidupan sehari-hari sebagai berikut :

1. Bagi para pengurus pengajian bimbingan konseling atau

pengurus Masjid Baitul Kamal hendaknya terus

meningkatkan kegiatan-kegiatan keagamaan yang sudah

berjalan dengan baik. Dan buatlah daftar materi pengajian,

agar materi yang nanti disampaikan oleh da’i/ ustadz/

narasumber terprogram secara sistematis.

2. Bagi Ustadz/da’i/narasumber dalam penyampaikan materi

dan yang menyampaikannya dilakukan dengan cara

bervariasi. Sehingga mengikuti pengajian adalah aktifitas

yang mengasikkan.

3. Memberikan penghargaan kepada pegawai negeri sipil

muslim yang senantiasa hadir. Agar motivasi pegawai

muslim untuk mengikuti kegiatan pengajian bimbingan

konseling lebih meningkat.

Page 89: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

84

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ra’uf Al-Marbawi, Idris, Muhammad, Kamus Arab Melayu, (Melayu:T.pn., 1350)

Al-Qardhawi, Yusuf, Tuntunan Membangun Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press,1999)

Al-Qurni, Aidh bin Abdullah, Memakmurkan Masjid, Langkah Maju KebangkitanIslam, (Jakarta:Pustaka Al-Sofwa, 2005)

Ansori, Hafi, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, (Surabaya: al-Ikhlas, 1993)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Sebuah Pendekatan Praktek, (Jakarta:Rineka Cipta, 1993)

Aziz, Ali, M, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004)

Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: logos, 1997)

Castrawijaya, Cecep, Manajemen Masjid Antara Teori dan Praktek, (Bogor:Titian Nusa Press, 2010)

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah Transliterasi Latin,(Jakarta:PT Pena Pundi Aksara, 2008)

Faruk, Abdullah, Mimbar Ceramah Kultum, (Surabaya : Amalia, 2005)

Flippo, Edwin B, Manajemen Personalia, (Jakarta: Erlangga, 1995)

Ghazalba, Sidi, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: PustakaAl-Husna, 1989)

Hafidhuddin, Didin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998)

Hasibuan, S. P, Melayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: BumiAksara, 2007)

Jurnal Manajemen Kemasjidan, (TAMIR MASJID), Volume. V, Nomor. 2, Juni2006.

Masson, N. Grass. WS. and Fachen, Ekploranons role Analysis, dalam DavidBery, Pokok-pokok Dalam Sosiologi (Jakarta: Raja Gravindo Persada1995)

Page 90: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

85

Matutina, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Gremedia Widia SaranaIndonesia, 2001)

Moleong, Lexy J, Metodologi Kwalitatif Penelitian, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006)

Mujieb, M. Abdul, et. Al, Kamus Istilah Fiqh, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus,1994)

Nasir, M, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985)

Rifa’i Bachrun, dan Fakhruroji, Manajemen Masjid Mengoptimalkan FungsiSosial Ekonomi Masjid, (Bandung: Benang Merah Press, 2005)

Riorini, Sri vandayuli,”Quality Performance dan Komitmen Organisasi”, JurnalMedia Riset Bisnis dan Manajemen. Volume 4, Nomor 3, 2004.

Rukmana, Nana, Masjid dan Dakwah, (Jakarta: Al-Mawardi, 2002)

Sabiq, Syaid, fiqhus Sunnah, (Beirut: Dar-Alfik, 1981)

Shihab, M, Quraish, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998)

Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Masjid, (Jakarta:Pustaka Al-Kausar, 2005)

Songge, M. HR, Pesan Risalah Masyarakat Madani, (Jakarta : PT. Media Citra,2001)

Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1985)

Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: al-Ikhlas,1983)

Yakub, Moh. E, Manajemen Masjid Petunjuk Bagi Para Pengurus, (Jakarta:Gema Insani Press. 1996)

Yani, Ahmad, dan Ismail Achmad Satori, Menuju Masjid Ideal, (Jakarta: LP2SIHarmain, 2001)

Zen, Muhammad, Dakwah “Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi”, (Jakarta:Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007)

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan pendidikan, (Jakarta: BumiAksara, 2007)

Page 91: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

HASIL WAWANCARA

Tanggal wawancara : 5 November 2013

Interviewer : Sofian Syahuri

Interviewe : Zainal Arifin S.ag

Jabatan : DKM Masjid Baitul Kamal

Tempat : Di Pemerintahan Daerah Kota Depok

Jam : 08.00 – 11.00 WIB

Tema : Kegiatan Pengajian Bimbingan Konseling Di Masjid

Baitul Kamal Depok

1. Bagaimana sejarah berdirinya masjid baitul kamal?

Jawab : Masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Bapak Drs. H.

Badrul Kamal (1999-2005). Sampai saat ini banyak sekali perubahan dari

masjid baitul kamal dari bentuk bangunan yang memakai adat jawa barat.

2. Apa visi dan misi masjid baitul kamal?

Jawab : Visi pusat peribadatan dan melayani jamaah dengan sebaik dan

senyaman mungkin dan penggerak kebersamaan dalam meningkatkan

iman, ilmu dan pengamalan menuju kemaslahatan hidup umat.

3. Kegiatan apa saja yang ada di masjid baitul kamal?

Jawab : Kegiatan yang ada di masjid baitul kamal seperti pengajian PKK

bagi ibu-ibu PKK se kota depok dan pengajian bimbingan konseling bagi

pegawai negeri sipil.

4. Ada berapa banyak pegawai negeri sipil yang mengikuti kegiatan

pengajian bimbingan konseling?

Jawab : Ada 100 pegawai yang mengikuti kegiatan pengajian bimbingan

konseling diantaranya 65 pegawai pria dan 35 pegawai wanita.

Page 92: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid

5. Kegiatan apa saja yang diadakan dipengajian bimbingan konseling?

Jawab : Untuk kegiatan yang rutin yang diadakan setiap seminggu sekali

pada hari rabu setelah apel pagi adalah pengajian keagamaan seperti

pengajian tauhid, akhlak, muamalah. Tapi selain kegiatan pengajian

keagamaan ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak rutin seperti Public

speaking (latihan berbicara), Pelatihan pengembangan karakter dalam

Islam, Pelatihan Motivasi Kerja Dalam Islam.

6. Apakah ada pengaruhnya semua kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

pengajian bimbingan konseling?

Jawab : Pengaruhnya ada terutama pagi pegawai negeri sipil yang ada

disini. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut bisa menambah mental

kerohanian bagi para pegawai negeri sipil. Dan kepercayaan diri,

berkomunikasi dengan baik sesama pegawai ataupun masyarakat, dan

yang terakhir semangat dalam pekerjaan.

7. Dari mana dana pengajian bimbingan konseling tersebut?

Jawab : Semuanya itu dibiayai APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah) kota depok. Jadi tidak ada iuran sedikit pun yang keluar dari

pegawai negeri sipil.

8. Kenapa pengajian bagi pegawai negeri sipil tidak diberi nama pengajian

al-barkah atau al- amin?

Jawab : tidak, dikarnakan kegiatan pengajian ini untuk meningkatkan

mental kerohanian bagi para pegawai negeri sipil jadi pengajian ini diberi

nama pengajian bimbingan konseling.

Page 93: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid
Page 94: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid
Page 95: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid
Page 96: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid
Page 97: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid
Page 98: PERANAN PENGAJIAN BIMBINGAN KONSELING PEGAWAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26791/1/SOFIAN... · maupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam Masjid