PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN PERKASA (PEMUDA KREASI DESA) DALAM … · 2020. 9. 24. · BAB I...

108
PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN PERKASA (PEMUDA KREASI DESA) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI KEGIATAN KEAGAMAAN MASYARAKAT DESA BONTOMARANNU KECAMATAN GALESONG SELATAN KABUPATEN TAKALAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sajana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar SURYADI 105191105716 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H / 2020 M

Transcript of PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN PERKASA (PEMUDA KREASI DESA) DALAM … · 2020. 9. 24. · BAB I...

  • PERANAN ORGANISASI KEPEMUDAAN PERKASA (PEMUDA KREASI

    DESA) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI KEGIATAN

    KEAGAMAAN MASYARAKAT DESA BONTOMARANNU

    KECAMATAN GALESONG SELATAN

    KABUPATEN TAKALAR

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh

    Gelar Sajana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi

    Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    SURYADI

    105191105716

    FAKULTAS AGAMA ISLAM

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    1441 H / 2020 M

  • SURAT PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Suryadi

    NIM : 105191105716

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Fakultas : Agama Islam

    Kelas : Ekstensi 2016

    Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

    1. Mulai dari penyusunan sampai selesai penyusunan skripsi, saya menyusun

    sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

    2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi ini.

    3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka

    bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

    Makassar,13 Dzulqaidah 1441 H

    04 Juli 2020 M

    Yang Membuat Pernyataan

    SURYADI

    NIM: 105191105716

    v

  • ABSTRAK

    Suryadi. 105 191 1057 16. Peranan Organisasi Kepemudaan PERKASA (Pemuda

    Kreasi Desa) Dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan Masyarakat

    Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Dibimbing

    oleh Rusli Malli dan Mutakallim Sijal.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peranan Organisasi

    kepemudaan PERKASA dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan

    masyarakat di Desa Bontomarannu. Serta mengidentifikasi gambaran program

    kegiatan Organisasi PERKASA selama didirikan di Desa Bontomarannu

    Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Lokasi penelitian bertempat

    di Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupten Takalar. Fokus

    penelitian adalah peranan organisasi kepemudaan PERKASA dalam meningkatkan

    partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat Desa Bontomarannu, serta partisipasi

    aktif Organisasi PERKASA di Desa Bontomarannu. Dalam penelitian ini

    penentuan informan dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Teknik

    pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi

    (observation), wawancara mendalam (depth interview), dan dokumentasi. Serta

    teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data model

    interaktif yakni dengan mereduksi data, menyajikan data, dan memverifikasi atau

    menarik sebuah kesimpulan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama didirikan PERKASA telah

    memberikan banyak perubahan yang cukup signifikan terhadapa pemuda di Desa

    Bontomarannu, mereka telah mampu menyadari pentingnya peran yang mereka

    miliki dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat Desa

    Bontomarannu. Pemuda PERKASA juga telah menyadari peran mereka sebagai

    tokoh penggerak dan sebagai tokoh pembaharu di Desa Bontomarannu, hal ini

    dibuktikan dengan partisipasi aktifnya dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang

    telah dilaksanakan, diantaranya festival Ramadhan ceria (FRC), tahun baru Islam,

    isra mi,raj, maulid nabi, hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan RI, penghijauan,

    dan masih banyak kegiatan lainnya.

    Kata Kunci: Kepemudaan PERKASA, dan Kegiatan Keagamaan

    vi

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur peneliti haturkan kehadirat Allah Swt yang telah

    memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik, hidayah,

    dan inayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

    Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad

    SAW yang telah menjadi suri teladan bagi umatnya terutama dalam hal mendidik.

    Pendidikan sangat diutamakan dalam Islam, seperti yang diajarkan oleh

    Rasulullah SAW.

    Skripsi ini dapat peneliti susun dengan maksimal dan mendapat bantuan

    dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi ini.

    Berkaitan dengan rampungnya skripsi ini, peneliti sangat menyadari berbagai

    pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan ini. Oleh karena itu, peneliti

    ingin menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM, selaku Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    2. Drs. H. Mawardi Pewangi ,M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam.

    vii

  • 3. Dr. Amirah Mawardi , S. Ag., M.Si. selaku ketua Prodi Pendidikan Agama

    Islam, Sekretaris Prodi, Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf Prodi

    Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universits Muhammadiyah

    Makassar.

    4. Dr. Rusli Malli M.Ag, dan Drs. Mutakallim Sijal, M.Pd. selaku pembimbing

    peneliti yang dengan tulus dan sabar dalam memberikan bimbingan dan

    motivasinya selama peneliti menyusun skripsi.

    5. Teman-teman jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2016 khususnya

    kelas Ekstensi yang satu perjuangan dalam menempuh Ilmu dan meraih

    gelar sarjana, peneliti ucapkan terima kasih atas kebersamaan, kesetiaan dan

    kekompakan selama perkuliahan. Ucapan terimah kasih juga kepada teman-

    teman seperjuangan KKP Plus FAI 2020 di Pondok Pesantren Darul Arqam

    Muhammadiyah Gombara.

    6. Ucapan terimah kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua tercinta

    Ayahanda Arsyad dan Ibunda Januari, saudaraku, serta istriku tercinta Sarni

    dan Buah hatiku tersayang Almeera, merekalah yang menjadi

    penyemangatku dan merekalah yang tiada henti-hentinya mendoakan,

    memberi dorongan moril maupun materi selama menempuh pendidikan

    sampai selesainya skripsi ini.

    7. Dunial Maulana sebagai kepala Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong

    Selatan Kabupaten Takalar, teman-teman anggota Pemuda Kreasi Desa

    (PERKASA) dan Tokoh masyarakat/penduduk Desa Bontomaranmnu atas

    viii

    ix

  • segala pengertian dan kerjasamanya selama peneliti melaksanakan

    penelitian.

    8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu

    persatu, Peneliti hanya dapat memohon dan berdo‟a mudah-mudahan

    bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan do‟a yang telah

    diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di

    dunia dan akhirat. Amin

    Namun di atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan

    ditemui berbagai macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran

    dari siapa saja yang membaca skripsi ini akan peneliti terima dengan hati terbuka.

    Peneliti berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-

    besarnya bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.

    6 Dzulkaidah 1441 H

    Makassar, -----------------------------

    27 Juni 2020 M

    Penulis

    Suryadi

    NIM: 105191105716

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

    PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... iii

    BERITA ACARA MUNAQASYAH ................................................................... iv

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................. v

    ABSTRAK ............................................................................................................ vi

    KATA PENGANTAR .........................................................................................vii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiii

    DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xiv

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................... 11

    C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 12

    D. Manfaat penelitian ..................................................................................... 12

    BAB II TINJAUN TEORITIS .............................................................................. 14

    A. Organisasi .................................................................................................. 14

    1. Pengertian Organiasi ........................................................................... 14

    2. Ciri-ciri Organisasi .............................................................................. 15

    3. Jenis Organisasi ................................................................................... 19

    4. Fungsi dan Tujuan Organisasi ............................................................. 22

    5. Paradigma Perubahan Organisasi ........................................................ 24

    6. Contoh Organisasi atau Lembaga Di Lingkungan Masyarakat .......... 25

    B. Organisasi Kepemudaan Masjid ............................................................. 26

    1. Organisasi Kepemudaan Masjid ......................................................... 26

    2. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid............................................ 27

    C. Pemuda Kreasi Desa (PERKASA)............................................................ 30

    1. Pengertian PERKASA ........................................................................ 30

    2. Visi, Misi dan Tujuan PERKASA ...................................................... 30

    D. Meningkatkan Partisipai Kegiatan Keagamaan ........................................ 31

    1. Meningkatkan Partisipasi .................................................................... 31

    x

  • 2. Kegiatan Keagamaan .......................................................................... 33

    3. Meningkatkn Partisipasi Kegiatan Keagamaan .................................. 33

    E. Kerangka Konseptual ............................................................................... 34

    BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 36

    A. Desain Penelitian ....................................................................................... 36

    B. Lokasi dan Objek Penelitian ..................................................................... 38

    C. Fokus Penelitian ........................................................................................ 38

    D. Deskripsi Fokus ......................................................................................... 39

    E. Sumber Data .............................................................................................. 39

    F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 41

    G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43

    H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 44

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 47

    A. Sekilas Tentang Desa Bontomarannu ....................................................... 47

    B. Gambaran Umum Organisasi Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) ............ 53

    C. Partisipasi Kegiatan Keagamaan Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) ...... 61

    D. Peranan Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) Dalam Meningkatkan

    Pertisipasi Kegiatan Keagamaan Masyarakat Desa Bontomarannu ......... 69

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 75

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 75

    B. Saran .......................................................................................................... 76

    DAFTR PUSTAKA .............................................................................................. 78

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 81

    LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 82

    xi

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 4.1 Luas Dusun di Desa Bontomarannu...................................................... 48

    Tabel 4.2 Jumlah Kepala Keluarga ....................................................................... 50

    Tabel 4.3 Data Penduduk Berdasarkan Usia ......................................................... 50

    Tabel 4.4 Data Penduduk Berdasarkan Matapencaharian..................................... 51

    Tabel 4.5 Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan .............................................. 52

    xii

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 4.1 Peta Desa Bontomarannu .................................................................. 49

    Gambar 4.2 Logo PERKASA ............................................................................... 60

    xiii

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampran 1 : Pedoman Wawancara

    Lampran 2 : Foto Wawancara Penelitian

    Lampiran 3: Foto-foto Kegiatan PERKASA

    Lampran 4: Surat Izin Penelitian

    xiv

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sejarah bangsa Indonesia membuktika bahwa peran kaum muda sangat

    signifikan dalam memajukan bangsa Indonesia, sebagaimana tercatat dalam

    estafet kesejarahan pembaharuan kebangsaan, sebutlah diantaranya rentetan

    gerakan kepemudaan pada tahun 1908, 1928, 1945 dan 1996. Itu membuktikan

    bahwa masa depan bangsa ada ditangan generasi muda selanjutnya.1

    Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh para generasi muda, kaum

    muda Indonesia adalah masa depan bangsa, karena itu setiap pemuda Indinesia,

    baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang suah menyelesaikan

    pendidikan merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh bangsa

    Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan

    kedaulatan bangsa.2

    Ben Anderson dalam Andi Suirta mengatakan bahwa pemuda merupakan

    motor yang merupakan motor aktif sosial masyarakat adalah individu-individu

    potensial untuk dibentuk dan digrap sebagai objek sekaligus subjek serta

    merupakan mata rantai yang menghubungkan masa sekarang dan masa depan.

    Persepsi pemuda bukanlah suatu kata yang pengertiannya semata bergantung pada

    indikator usia, dan pemuda adalah pengertian yang lebih tepat untuk menunjukkan

    1 Armin Mustamin Toputiri, Atas Nama Regenerasi: Pemuda dan Masa Depan

    Pembangunan Sulawesi Selatan, Cetakan Pertama, (Makassar: toACCe Publishing, 2004), h. ix 2 Ajuan Ritonga, Erlina, dan Supriadi, Analisis Peran Pemuda Terhadap Pembangunan

    Pertanian Lahan Pangan berkelanjutan Di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Jurnal Pertanian

    Tropik, Vol. 2,No.3. Desember 2015, h. 312

  • 2

    kualitas dan semangat. Peranan pemuda pada masa itu selalu mencapai posisi

    yang menentukan proses sosial politik dalam Negara dan masyarakat. Mereka

    begitu tegar dalam memperjuangkan kemerdekaan mengusir kolonialisme baik

    secara fisik maupun pemikiran3

    Pemuda adalah salah satu pilar yang memiliki peran besar dalam

    perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga maju mundurnya suatu

    negara sedikit banyak ditentukankan oleh pemikiran dan kontribusi aktif dari

    pemuda di negara tersebut. Begitu juga dalam lingkup kehidupan bermasyarkat,

    pemuda merupakan satu identitas yang potensial dalam tatanam masyarakat

    sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan

    bangsa, karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang

    menguasi pemuda akan menguasai masa depan.4 Kaum muda harus hadir sebagai

    individu yang memiliki karakter dan kepribadian yang unggul, menghindari

    permainan politik yang tidak bermoral, secara sungguh-sungguh dan konsisten

    menegakkan prinsip al-amar bil-ma’ruf wan-nahyu anil munkar.5

    Hal ini sejalan degan firman Allah Swt dalam QS. Ali Imran/3: 110:

    ِ تُْؤِهٌَُْى بِبّللَّ َّ ٌَْكِر َى َعِي اْلُو ْْ َِ ٌْ تَ َّ ٍت أُْخِرَجْت ِللٌَّبِس تَأُْهُرَّى بِبْلَوْعُرِّف َْ٘ر أُهَّ تُ ْن َخ ٌْ ُك

    Terjemahnya:

    3 Nina Karina, Dinamika sosial politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera utara,

    Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan 2008 4 Wahyu Isardino Satries, Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat, Jurnal

    Madani Edisi I/Mei 2009, h.91 5 Syarifuddin Jurdi, Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia: Kontestasi Ideologi dan

    Kepentingan, h.287

  • 3

    “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

    menyeruh kepada yang ma‟ruf , dan mencegah dari yang munkar, dan

    beriman kepada Allah”6

    Dalam ayat ini memberikan pesan bahwa tugas utama manusia diciptakan

    Tuhan dibumi untuk melakukan emansipasi pada dimensi yang paling esensial

    dalam diri manuasia, lebih khusus bagi dalam dimensi kesadaran dan pencerahan.

    Kaum muda perlu menunjukkan kualitas diri bahwa mereka memiliki

    kapasitas untuk melakukan perubahan dari dalam struktur negara dan memangkas

    habis system yang korup. Kaum muda harus muncul sebagai alternatif pemecah

    masalah dan bukan menjadi sumber persoalan baru. Dengan idealism dan visi

    masa depannya, harus mengembalikan nilai-nilai budaya bangsa yang telah hilang

    tanpa meninggalkan kecenderungan perubahan pada ranah global. Visi yang baik

    harus didukung oleh tingkah laku yang terpuji dan ahlak sosial politik yang

    mencerminkan visi tersebut.7

    Pemuda sebagai generai penerus juga memiliki kemampuan potensial yang

    bias diolah menjadi kemampuan aktual. Selain itu juga memiliki potensi

    kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa, dan kecerdasan seni yang bisa

    diolah menjadi kecerdasa aktual yang dapat membawa mereka kepada prestasi

    yang tinggi dan kesuksesan. Mereka memiliki potensi moral yang dapat diolah

    dan dikembangkan menjadi moral yang positif seingga mampu berpartisipasi aktif

    6 Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta, Duta Surya 2011), h. 80

    7 Syarifuddin Jurdi, Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia: Kontestasi Ideologi dan

    Kepentingan, hlm. 291

  • 4

    dalam pembangunan bangsa dan negara yang penuh dengan kejujuran, tidak

    korup, semangat yang tinggi dan bertanggungjawab.8

    Agama memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat di

    Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam salah satu isi ideologi bangsa Indonesia yaitu

    Pancasila. Sila pertama Pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini

    menekankan pada pundamen etis-religius dari negara Indonesia yang bersumber

    dari moral ketuhanan yang di ajarkan agama-agama dan keyakinan yang ada. Sila

    ini sekaligus berperan sebagai pengakuan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa

    bagi masyarakat Indonesia.9 Oleh karena itu, kepercayaan akan adanya tuhan

    adalah daar yang utama sekali dalam faham keagamaan,10

    dan negara kita telah

    memilikinya dengan adanya sila pertama.

    Agama sejatinya menjadi alat pengontrol moral bangsa. Menurut Bahasa

    sansekerta agama diartikan sebagai peraturan yang dapat membebaskan manusia

    dari kekacauan yang dihadapinya dalam hidup, bahkan menjelang matinya.11

    Hendropuspito menjelaskan agama sebagai suatu jenis system sosial yang dibuat

    oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris

    yang di percayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi mereka

    dan masyarakat pada umumnya.12

    Agama selain membantu orang dari

    8 Sudirman, Peranan Organisasi Gerakan Penerus Desa Tanammaang (GENRETA dalam

    Pembangunan Desa Tanammawang, Skripsi, Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin, Filsafat

    dan Politik UIN Alauddin Makassar 2017 9 Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR,Empat pilar kehidupan kebangsaan dan

    bernegara (Jakarta: Sekretariat Jendaral MPR RI, 2012) hlm.46. 10

    Nasution Harun, Falsafah Agama (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1989) hlm,23. 11 Yusron Rozak dan Tohirin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Dan

    umum (Jakarta: Uhamka Press, 2009) hlm,32. 12

    Dadang kahmad, sosiologi agama (bandung : PT Remaja Posdakarya, 2000) cet. 1 h.

    129

  • 5

    kebingungan dunia dan menawarkan jawaban tentang berbagai permasalahan,

    juga memberi kekuatan moral.13

    Masih banyak orang yang merasa sudah

    beragama jika sudah melaksanakan upacara yadnya (dhohir) atau sembahyang

    saja. Menolong oaring menderita, berlalu lintas dengan mengikuti aturan, hidup

    hemat, hal ini sering tidak dianggap sebagai pengalamn agama.

    Magnis susino mengatakan moral selalu mengacu pada baik buruknya

    manusia sebagai manusia. Bidang moral mencakup bidang kehidupan manusia

    dilihat dari egi kebaikanya sebagai manusia.14

    Moral agama pada masyarakat

    sejatinya merupakan alat pengontrol untuk kehidupan yang baik. Masyarakat

    bersama-sama terus memegang teguh ajaran agama masing-masing agar tidak

    terjadi sebuah gejala sosial melemahnya moral tersebut.

    Keteladanan dari kalangan elit agama dari pemerintah mempengaruhi

    aktualisasi nilai-nilai agama di masyarakat. Masyarakat tidak dapat disalahkan

    dengan fenomena melemahnya moral yang kini kian memprihatinkan. Suri

    teladan telah hilang dari figur publik yang sedari dulu menjadi figur umat. Padahal

    jika ada sosok atau tokoh yang menjadi panutan di mayarakat, umat akan mudah

    mengikuti.

    Melemahnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan keagamaan ada

    beberapa macam. Contohnya melemahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan

    keagamaan diantaranya, majid yang sepi ketika sholat fardu atau jamaah,

    13

    J. Dwi Narwako dan Bagong Suyanto,Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta

    :kencana,2011) hlm. 253. 14

    E-Jurnal, Pengertian Moral Menurut Para Ahli, 2013, (http://www.e-

    jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html)

  • 6

    kurangnya aktivitas perayaan hari besar agama Islam seperti kegiatan Maulid

    Nabi Muhammad saw. Atau Isra Mi‟rad, minimnya peran pemuda lingkungan

    majid dalam berkegiatan di masjid atau sepinya masjid ketika bulan Ramadan

    telah usai, bukan sebuah rahasia umum jika setiap berakhirnya bulan suci

    Ramadan masjid kembali sepi jamaah. Kendati demikian, sejumlah masjid tetap

    berupaya agar masjid tetap ramai dikunjungi para jamaahnya.

    Menurut Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah “Terdapat dua sebab

    utama masjid tidak berpenghuni. Pertama yaitu persepsi atau pemikiran

    masyarakat yang menganggap fungsi masjid hanya untuk tempat ibadah

    melaksanakan sholat. Penyebab kedua yaitu pergeseran nilai-nilai agama atau

    spiritual. Contohnya manusia semakin disibukkan dengan perekonomian sehingga

    lalai dengan tugasnya terhadap terhadap Allah SWT”15

    . Masjid akan ramai ketika

    bulan suci Ramadan akan datang, shaf-shaf akan penuh setiap sholat fardu,

    terutama mendekati jam berbuka seperti sholat ashar, dan akan bertambah penuh

    ketika memasuki waktu magrib hingga menjelang isya sampai datang waktu

    sholat taraweh. Seiring berakhirnya bulan Ramadan atau penghujung bulan suci,

    masjid kembali cenderung akan sepi dari aktifitas kegiatan keagamaan. Umat

    lebih mementingkan keperluan hari raya seperti berbelanja atau mudik ke

    kampong halaman ketimbang meramaikan kegiatan masjid, hal hasil masjid

    kembali sepi dari kegiatan keagamaan.

    15

    Dmi, Inilah Penyebab Masjid Sepi Jamaah Versi Gubernur Bengkulu, 2016,

    (http://dmi.or.id/inilah-penyebab-masjid -sepi-jamaah-versi-gubernur-bengkulu/)

  • 7

    Berdasarkan penjelsan diatas, terlihat partisipasi masyarakat dalam

    kegiatan keagamaan sudah menurun. Peran pemerintah dan publik figur tidak lagi

    memepengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Hilangnya peran pemerintah dan

    publik figur dalam meberikan contoh pengalaman keagamaan harus segera dicari

    solusinya. Jika hilangnya peran pemerintah dan publik figur tidak segera diambil

    tindak tegas, maka akan berakibat terjadinya penyelewengan nilai-nilai yang

    berlaku dalam masyarakat.

    Lahirnya orgnisasi dan komunitas berbasis syariat islam menjadi solusi

    yang memberikan angin segar dalam penataan moral serta tangka laku

    masyarakat. Organisasi dan komunitas berbasis syariat islam dapat berperan

    bersama pemerintah dan publik figur. Ketiganya berfungsi mengatur dan

    mengontrol pola serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan

    keagamaa.

    Organisasi masyarakat berlandaskan syariat islam mampu berperan dalam

    meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan kegamaa.

    Kegiatan dan ide baru organisasi masyarakat mampu menggugah msyarakat untuk

    berkegiatan keagamaan lebih baik lagi. Adapun organisasi yang paling dasar yang

    patut di berikan perhatian dalam penataan moral masyarakat ialah organisasi yang

    berada dalam naungan masjid. Hal ini disebabkan masjid merupakan pusat

    kegiatan kaum muslimin. Berawal dari masjid seharusnya kaum muslimin

    merancang masa depannya, baik dari segi di (agama), ekonomi, politik, sosial dan

    seluruh sendi kehidupan. Sebagaimana para pendahulunya memfungsikan masjid

  • 8

    secara maksimal, dalam memakmurkan dn meramaikanmasjid. Seperti yang

    disampaikan Allah SWT dalam Al Quran dalam Surah At-Taubah ayat 18 :

    ٰٔ َۖ فَعََس لَنْ َْٗخَش إَِّلَّ َّللاَّ َّ َكبةَ آتَٔ الزَّ َّ ََلةَ أَقَبَم الصَّ َّ ِخِر ْٙ ِم ا ْْ اْلَ٘ َّ ِ ِ َهْي آَهَي بِبّللَّ إًََِّوب َْٗعُوُر َهَسبِجَد َّللاَّ

    تَِدٗيَ ِْ ئَِك أَْى َُٗكًُْْا ِهَي اْلُو أُّلَٰ

    Terjemahnya :

    “Hanya yang memakmurkan masji-masjid Allah ialah orang-orang

    beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat,

    menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selaim Allah, maka

    merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang

    mendapat petunjuk”16

    Apabila peranan organisasi masjid dapat dioptimalkan, penataan yang

    berkesinambungan di msyarakat dalam peningkatan berkegiatan dalam beragama

    dapat dimulai. Hal ini bisa terjadi karena letk masjid yang dekat dengan

    lingkungan masyarakat.

    Contoh organisasi yang berada dalam ruang lingkup berwadah masjid

    ialah pemuda kreasi desa. Sejatinya orgnisasi pemuda inilah yang menjadi

    tonggak ramai dan epinya masjid dalam kegiatan keagamaa. Ide yang baru serta

    keanggotaan yang mayoritas adalah pemuda yang menjadi modal bagi organisasi

    pemuda untuk membangun karakter masyarakat yang agamis dengan kegiatan

    yang rutin dan jangka panjang. Organisasi pemuda membawa pembaharuan dan

    cara baru untuk mengajak serta mendorong masyarakat untuk meramaikan masjid.

    Namun, kenyataannya peran dari para pemuda ini belum mampu untuk

    menggerakkan masyarakat dalam meramaikan masjid. PERKASA didirikan untuk

    16

    Departemen Agama RI, Al-Quran Tajwid Kode, Translasi per kata, Terjemah per Kata (Bekasi, Cipta Bagus sagar 2013) .hlm. 189

  • 9

    cita-cita kemanusiaan yaitu mengajak seluruh elemen masyarakat kepada yang

    ma‟ruf dan mencegah kepada kemungkaran. Sejalan dengan firman Allah Swt

    dalam QS. Ali Imran/3: 104

    ئَِك ُُُن اْلُوْفِلُحْىَ أُّلَٰ َّ َكِر ۚ ٌْ َى َعِي اْلُو ْْ َِ ٌْ َٗ َّ َٗ أُْهُرَّى بِبْلَوْعُرِّف َّ ِْ٘ر تٌ َْٗدُعَْى إِلَٔ اْلَخ ُكْن أُهَّ ٌْ ْلتَُكْي ِه َّ

    Terjemahnya

    “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

    kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang

    munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”17

    Jalan terbaik untuk bersatu dalam kebenaran di bawah naungan al-Qur‟an

    dan Rasul-Nya, adalah dengan menjadi umat yang menyerukan segala bentuk

    kebaikan dunia dan akhirat, menyerukan kewajiban mendorong manusia pada

    kebaikan bersama dengan mencegah kejahatan (amar makruf nahi munkar, al-amr

    bi al-ma‟ruf wa al-nahy „an al-munkar). Mereka yang melakukan prinsip itu

    adalah orang-orang yang memperoleh keberuntungan yang sempurna.18

    Seperti

    dijelaskan dalam Hadist Riwayat Muslim Rasulullah SAW bersabda:

    ٌَْكراً ُكْن ُه ٌْ ُل : َهْي َرأَٓ هِ ْْ َل هللاِ ملسو هيلع هللا ىلص َٗقُ ْْ ٌَُْ قَبَل : َسِوْعُت َرُس َٖ هللاُ َع ْ٘د اْلُخْدِرٕ َرِض َعْي أَبِٖ َسِع

    َْٗوبىِ ذَِلَك أَْضَعُف اْإِل َّ َِ ، فَِئْى لَْن َْٗستَِطْع فَ بِقَْلبِ َِ ٍِ، فَِئْى لَْن َْٗستَِطْع فَبِِلَسبًِ فَْلُ٘غَِّْ٘رٍُ بَِِ٘د

    Artinya:

    “Dari Abu Sa‟id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar

    Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka

    rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan

    lisannya, jika tidak mampu maka rubalah dengan hatinya dan hal tersebut

    adalah selemah-lemahnya iman.(Terjemahan Hadist Sahih Bukhari)

    17

    Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta, Duta Surya 2011), h 79 18

    Al-Imam AL-Bukhari, Terjemahan Hadist Sahih Bukhari Jilid I, II, III & IV (Cet.

    2009; Klan Book Centre, 2009), h. 196

  • 10

    Hadits ini juga menunjukkan bahwasanya barang siapa yang mampu untuk

    merubahnya dengan tangan maka dia wajib menempuh cara itu. Hal ini dilakukan

    oleh penguasa dan para petugas yang mewakilinya dalam suatu kepemimpinan

    yang bersifat umum. Atau bisa juga hal itu dikerjakan oleh seorang kepala rumah

    tangga pada keluarganya sendiri dalam kepemimpinan yang bersifat lebih khusus.

    Yang dimaksud dengan „melihat kemunkaran‟ di sini biasa dimaknai

    „melihat dengan mata dan yang serupa dengannya‟ atau melihat dalam artian

    mengetahui informasinya. Apabila seseorang tidak bisa merubah kemungkaran

    dengan tangannya maka beralih menggunakan lisan yang memang mampu

    dilakukannya. Dan kalau pun untuk itu dia tidak sanggup maka dia tetap

    berkewajiban untuk merubah dengan hati, itula selemah-lemah iman. Jadi

    menegakkan amar ma‟ruf dan nahi munkar merupakan suatu kewajiban yang

    harus ditegakkan oleh semua umat manusia termasuk didalamnya kaum muda.

    Sejalan dengan Hadist Riwayat Ibn Majah Rasulullah SAW, bersabda:

    َر ََّل كَ ٌْ وُ ا الْ ّْ َ أ ا َر َ ذ ِ بَس إ ٌَّ ىَّ ال ِ قُْلُ إ َٗ نَ َّ ل سَ َّ َِ ْ٘ َ ل ُ عَ لَّٔ َّللاَّ ِ صَ ْلَ َّللاَّ سُ َر َ بل قَ َِ ِ بب قَ ِع ِ ب ُ ْن َّللاَّ ُِ وَّ عُ َ ٗ َْى َك أ شَ ّْ َ َُ أ َ ًّ ُر ِ ّ ٘ غَ ُ ٗ

    Artinya:

    “Sesungguhnya manusia apabila melihat kemunkaran, kemudian mereka

    tidak merubahnya di khawatirkan Allah akan meratakan adzab-nya kepada

    mereka.” (Mahkota Pokok-pokok Hadist Rasulullah SAW, Jilid 1).19

    Salah satu organisasi pemuda yang telah aktif berkegiatan keagamaanya di

    lingkungan masyarakat ialah PERKASA (Pemuda Kreasi Desa) yang bertempat di

    Desa Bontomarannu, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar. Pemuda

    19

    Syekh Mansyur Ali Nashif, Mahkota Pokok-pokok Hadist Rasulullah SAW, Jilid 1

    (Bandung: CV Sinar Baru, 2009), h 767

  • 11

    Kreasi Desa terlihat paling aktif dalam menjalankan aktifitas kegiatan dibanding

    organisasi pemuda lain di sekitar Desa Bontomarannu, Kecamatan Galesong

    Selatan, Kabupaten Takalar, dan masjid berada dalam lingkungan masyarakat. Ini

    yang menjadikan tolak ukur pengambilan objek penelitian di Pemuda Kreasi Desa

    yaitu untuk melihat peran pemuda dalam meningkatkan partisipasi kegiatan

    keagamaan di msyarakat.

    Berdasarkan realita yang tertulis di atas, partisipasi masyarakat dalam

    kegiatan keagamaan sudah menurun, perena pemerintah dan publik figur sebagai

    suri teladan tidak lagi mempengaruhi tingkat patisipasi masyarakat dalam kegiatan

    beragama. Organisasi pemuda diharapkan membantu peran pemerintah dan publik

    figur dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan.

    Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam

    mengenai peranan organisasi kepemudaan terhadap partsipasi kegiatan beragama

    serta menjadikannya skripsi dengan judul

    “Peranan Organisasi Kepemudaan Perkasa (Pemuda Kreasi Desa)

    Dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan Di Masyarakat Desa

    Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat

    mengekemukakan masalah sebagai berikut :

    1. Bagimana gambaran umum Organisasi Pemuda Kreasi Desa (PERKASA)

    Bontomarannu Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar?

  • 12

    2. Bagaimana partisipasi kegiatan keagamaan Pemuda Kreasi Desa

    (PERKASA) Bontomarannu Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar.?

    3. Bagaimana peranan Organisasi PERKASA dalam meningkatkan

    partisipasi kegiatan Keagamaan Masyarakat Desa Bontomarannu

    Kec.Galesong Selatan Kab. Takalar.?

    C. Tujuan Penelitiaan

    Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan khusus dari penelitian

    ini adalah:

    1. Uuntuk mengetahui gambaran program kegiatan Pemuda Kreasi Desa

    (PERKASA)

    2. Untuk mengetahui partisipasi kegiatan keagamaan Pemuda Kreasi Desa

    (PERKASA)

    3. Untuk mengetahui peran organisasi PERKASA dalam meningkatkan

    partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan.

    D. Mamfaat penelitian

    1. Mamfaat Teoritis

    Hasil Penelitian ini secara teoritis sosiologi diharapkan dapat memberikan

    sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep praktek

    pekerjaan sosial terutama tentang interaksi sosial masyarakat dalam

    meningkatkan kegiatan keagamaan.

    2. Manfaat Praktis

  • 13

    a. Untuk Pemerintah daerah, memberikan sumbangan bagi perkembangan

    ilmu pengetahuan khusunya tentang peranan organisasi kepemudaan

    masjid dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan

    keagamaan.

    b. Diharapkan dapat membantu para pengelola lembaga dakwah,

    khususnya aktifis masjid dalam mengoptimalkan peran dan fungsi

    organisasi remaja masjid.

    c. Menambah wawasan dan khazanah pendidikan islam pada masyarakat

    tentang manfaat dan peranan ikatan pemuda masjid dalam

    meningkatkan partisipasi kegiatan kegamaan.

  • 14

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    A. Organisasi

    1. Pengertian Organisasi

    Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan

    bersama, sedangkan dalam kamus sosiologi, organisasi merupakan sistem sosial

    yang dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.20

    Sebuah organisasi dapat

    terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti

    penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi

    sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik

    adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya.

    Organisasi memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia

    dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya. Orang-orang yang ada di dalam

    suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa

    keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya,

    organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka,

    meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi

    berpartisipasi secara relatif teratur.

    Menurut Chester I. Barnad, “Organization as a system of cooperatives of

    two or more persons” (Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau

    lebih), sedangkan menurut Gitosudarmo, pengertian organisasi adalah suatu

    20

    Bisri Mustofa, Kamus Lengkap Sosiologi(Jogjakarta: Panji Pustaka, 2008) cet.1 h, 216

  • 15

    sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan

    berulang-ulang oleh sekolmpok orang untuk mencapai suatu tujuan.21

    Nawawi, menyatakan pendapatnya tentang pengertian organisasi dari dua

    segi yaitu pengertian organisasi secara statis dan dinamis yaitu:

    a) Pengertian Statis: Organisasi adalah wadah berhimpun sejumlah manusia

    karena memiliki kepentingan yang sama. Statis dalam arti bahwa setiap

    orgnisasi memiliki struktur yang cenderung tidak berubah-ubah di

    samping itu posisi, status dan jabatan juga cenderung permanen.

    b) Pengertian Dinamis: Proses kerjasama sejumlah manusia (dua orang atau

    lebih) untuk mencapai tujuan bersama. Dinamis dalam arti bahwa

    kerjasama berlangsung secara berkelanjutan atau proses yang selalu

    mungkin menjadi lebih efektif dan efesien, sebaliknya juga semakin

    kurang efektif atau kurang efesien. Disamping itu interaksi antarmanusia

    di dalam organisasi tidak pernah sama dari waktu ke waktu.22

    Ini berarti bahwa dalam setiap organisasi selalu ada atau beberapa orang

    yang bertanggung jawab untuk mengkoor-dinasikan sejumlah orang yang

    bekerjasama tadi dengan segala aktivitasnya. Dalam banyak hal orang yang

    bertanggung jawab tadi juga harus mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan

    sekumpulan orang yang lazimnya mempunyai kepentingan yang berbeda.

    Ketentuan yang seharusnya disetujui bersama, sering tidak diketahui oleh

    21 Tahir Arifin, perilaku organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2014) Cet.1 h,. 21 22

    Ibid., h,. 22

  • 16

    semuanya dan malah mungkin terpaksa disetujui. Hal ini banyak terlihat hampir di

    semua organisasi baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain bahwa

    pengertian organisasi akan semakin kompleks, strukturnya menjadi rumit, dan

    tingkat formalitasnya menjadi besar dan semua itu akan mempengaruhi orang-

    orang yang bekerjasama di dalam organisasi tersebut. Ini berarti dimensi manusia

    merupakan hal yang sangat urgen dalam organisasi.

    Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa semua organisasi memiliki

    kesamaan, yang berbeda hanyalah bidang geraknya karena didasari oleh berbagai

    kepentingan manusia yang terhimpun di dalamnya. Hasibuan, mengemukakan

    bahwa organisasi dilihat dari tujuannya dikenal dengan organisasi perusahaan

    (business organization) dan organisasi sosial (public organization).23

    Organisasi

    perusahaan bertujuan mendapatkan laba dan prinsip kegiatannya ekonomi

    rasional. Organisasi sosial bertujuan memberikan pelayanan sedang prinsip

    kegiatannya

    Tiap ialah pengabdian sosial.

    2. Ciri-ciri Oraganisasi

    organisasi mempunyai karakteristik yang umum, yaitu:

    a. Dinamis

    Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus mengalami

    perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya

    23 Ibid., h,. 23

  • 17

    dan perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah. Sifat

    dinamis ini disebabkan pertama, karena adanya perubahan ekonomi dalam

    lingkungannya. Tiap organisasi memerlukan sumber keuangan untuk

    melaksanakan setiap kegiatannya. Oleh karena itu kondisi ekonomi sangat

    mempengaruhi kehidupan organisasi.Kedua, yang menjadikan organisasi

    bersifat dinamis adalah perubahan pasaran. Kebanyakan organisasi

    pasarannya adalah hasil produksi atau pelayanan. Jadi apabila dirasa

    kuantitas anggota sudah terlalu membengkak maka penerimaan anggota

    organisasi juga harus dikurangi. Faktor ketiga yang juga menjadikan

    organisasi bersifat dinamis adalah perubahan kondisi sosial. Karena semua

    organisasi tergantung kepada bakat dan inisiatif manusia maka organisasi

    harus tetap dinamis untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi

    sosial. Faktor yang terakhir adalah perubahan teknologi. Perubahan

    teknologi yang terjadi pada masyarakat akan memberikan dampak pada

    organisasi.

    b. Memerlukan informasi.

    Semua organisasi memerlukan informasi untuk berkembang.Untuk

    mendapatkan informasi adalah melalui komunikasi. Oleh karena itu

    komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk

    mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi. Informasi ini

    dapat berasal dari dalam organisasi itu sendiri ataupun organisasi yang lain.

    c. Mempunyai tujuan.

  • 18

    Organisasi adalah kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai

    tujuan tertentu. Oleh karena itu setiap organisasi harus mempunyai tujuan

    masing-masing yang berbeda-beda. Tujuan organisasi hendaknya dihayati

    oleh seluruh anggota organisasi sehingga setiap anggota diharapkan dapat

    mendukung pencapaian tujuan organisassi melalui partisipasi mereka secara

    individual.

    d. Terstruktur.

    Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat undang-

    undang atau aturan-aturan dan hubungan hierarki hubungan dalam

    organisasi. Hal ini dinamakan struktur organisasi. Struktur menjadikan

    organisasi membakukan prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang

    berhubungan dengan proses produksi. Selain empat sifat tersebut, ada empat

    hal umum yang dimiliki oleh organisasi yaitu sumber daya manusia,

    keterampilan, energi, dan lingkungan. Tiap organisasi mempunyai sumber

    daya manusia. Manusialah yang mengelola organisasi, yang mengerjakan

    tugastugas organisasi dan manusia juga yang memberikan pengetahuan yang

    digunakan untuk mengembangkan organisasi. Selain sumber daya manusia,

    organisasi juga harus memiliki ketrampilan tertentu. Keterampilan ini yang

    akan digunakan organisasi untuk mengelola masukan menjadi hasil

    produksi. Dari jenis ketrampilan ini orang akan dapat membedakan suatu

    organisasi dengan organisasi lainnya.

    Organisasi memang membutuhkan beberapa factor yang disebutkan diatas

    dan harus ditanggapi dengan bijak karena bagaimanpun organisasi memerlukan

  • 19

    kemajuan dalam roda organisasinya, untuk mempermudah koordinasi atau

    pembagian kerja maka dibutuhkan sruktur organisasi agar jelas pembagian

    kerjanya sehingga roda orgnisasi dapat berputar dengan lancar.

    3. Jenis Organisasi

    a. Organisasi Formal

    Organisasi formal juga disebut sebagai organisasi sekunder yang merupakan

    bentuk hirarki resmi, atau dengan kata lain sudah ada kententuan mengenai ha-hal

    yang berhubungan dengan organisasi yang dibuat dalam lembaran-lembaran

    resmi. Jenis organisasi ini sudah memiliki peraturan, konvensi dan kebijakan yang

    ada diatas kertas. Maka menjadi kewajiban para pemimpin untuk memahami

    bagaimana fungsi dan beroperasinya organisasi formal tersebut dalam praktiknya,

    Menurut Kartono, ciri-ciri Organisasi formal ialah:

    1) Bersifat impersonal dan objektif.

    2) Kedudukan setiap individu berdasarkan fungsi masing-masing dalam satu

    system hirarki, dan sesuai dengan pkerjaan masingmasing.

    3) Ada relasi formal berlandaskan alas an-alasan idiil dan konvensi yang

    objekstif sesuai kenyataan, dan adanya status resmi dalam organisasi.

    4) Suasana kerja dan komunikasi berlandaskan pada kompetisi dan efisiensi.24

    Pada organisasi formal, orang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan

    yang dibantu bermacam-macam sumber dan sarana. Agar kerjasama dapat

    24

    Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: PT Rajawaligrafindo, 2011) hlm. 120

  • 20

    berjalan dengan baik maka dibutuhkan tata tertib, pengaturan oleh pemimpin,

    pembagian tugas atau pekerjaan, dan tata kerja yang teratur. Dan imbalan atau

    keuntungan tergantung dari kinerja masing-masing orang. Maka diperlukan

    kesatuan diantara kegiatan kerja, pemanfaatan tenaga kerja, dan kesatuan-

    kesatuan alat serta mesin dengan tugas dan otoritas masing-masing. Maka tugas

    pokok upaya pengorganisasian formal menurut Kartini Kartono meliputi:

    1.) menentukan kelompok atau unit kerja,

    2.) membagi tugas-tugas kerja,

    3.) menentukan tingkat otoritas untuk bisa bertindak secara bertanggungjawab.

    Dengan begitu tersusunlah hirarki kerja yang dapat mencapai ketrampilan teknis,

    penghematan waktu, dan maksimalisasi kecepatan kerja.

    b. Organisasi Informal

    Organisasi informal adalah sistem interelasi manusiawi berdasarkan rasa

    suka dan tidak suka, dengan iklim psikis yang intim, saling berhadapan, serta

    moral yang tinggi. Ciri-ciri organisasi informal menurut Kartono, antara lain:

    1) terintegrasi dengan baik,

    2) diluar kelompok informal, terdapat kelompok yang lebih besar,

    3) setiap anggota secara individual mengadakan interelasi berupa jaringan

    pribadi dan disertai komunikasi yang lebih akrab,

    4) terdapat iklim psikis atau perasaan antara suka dan tidak suka,

  • 21

    5) sedikit atau banyak, setiap anggota mempunyai sikap yang pasti terhadap

    anggota lain yang mengikutsertakan emosi tertentu.25

    Berhubungan dengan perasaan atau emosi, kelompok informal merupakan

    instrument penting bagi pembentukan sikap disiplin, moral, dan control sosial.

    Dengan begitu kontrol moral dan sosial mencanangkan kode-kode dan norma

    tingkah laku yang dianggap paling tepat dalam kelompok informal tersebut.

    Sehingga kelompok ini dapat memberikan pengaruh yang paling potensial bagi

    pembinaan dan pengaturan tingkah laku setiap anggota kelompoknya.Implikasi

    kontrol sosial dan moralitas dari kelompok informal bagi pribadi pemimpin

    menurut Kartono sebagai berikut.

    1) Untuk mengubah tingkah laku individu melalui medium kelompok, bukan

    perorangan.

    2) Pemimpin perlu memahami bahwa emosi dan sentiment-sentimen dari

    kelompok ini benar-benar merupakan kekuatan jiwa dari kelompok dan

    menjadi sumber dari kontrol sosial. Didalam kelompok ini orang akan

    merasa aman dan diterima.26

    Suksesnya seorang pemimpin tidak hanya diukur dari keberhasilan dalam

    menggerakan individu-individu untuk berbuat, tetapi pada kemampuan untuk

    menggerakan kelompoksebagai totalitas. Karena itu salah satu tugas pemimpin

    ialah memperhatikan dinamika kelompok, yang memiliki emosi, sentiment,

    semangat, dan kepribadian yang berbeda-beda.

    25

    Ibid, h. 122 26

    Ibid, h. 123

  • 22

    4. Fungsi dan Tujuan Organisasi

    Organisasi memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi kebutuhan

    pokok organisasi, mengembangkan tugas tanggungjawab, memproduksi hasil

    produksi dan mempengaruhi orang lain.

    a) Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi Setiap organisasi mempunyai

    kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka mengembangkan organisasi

    tersebut. Misalnya tempat berkumpul, alat-alat kegiatan, alat-alat tulis.

    b) Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab Kebanyakan organisasi

    bekerja dengan bermacam-macam standar etis tertentu.Ini berarti bahwa

    organisasi harus berkembang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

    oleh organisasi maupun standar masyarakat dimana organisasi itu berada.

    Standar ini memberikan satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh

    anggota organisasi.

    c) Memproduksi Barang atau Orang Fungsi utama organisasi adalah

    memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis organisasinya. Dalam

    hal ini produk yang dihasilkan adalah kemampuan manusia untuk memiliki

    ketrampilan dan belajar dari orang lain demi untuk mengembangkan diri

    pribadi.

    d) Mempengaruhi dan Dipengaruhi Orang Suatu organisasi digerakan oleh

    orang yang akan membimbing, mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan

    pertumbuhan organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program

    baru, dan arah yang baru. Maka dari itu dalam berorganisasi banyak sekali

  • 23

    dikendalikan oleh orang yang mungkin memiliki kepentingan langsung

    maupun yang tidak memiliki kepentingan.

    Hal lain yang perlu juga dimiliki oleh suatu organisasi adalah energi yang

    memungkinkan untuk berfungsi secara efektif. Energi ini diperoleh dari anggota

    organisasi. Hal lain yang dimiliki organisasi yaitu lingkungan. Lingkungan dapat

    berupa alam sekitar, tekanan politik, ekonomi, dan teknologi. Lingkungan tersebut

    akan mempengaruhi organisasi, tetapi tidak semua kejadian diluar organisasi itu

    akan mempengaruhinya. Kejadian yang dapat mempengaruhi organisasi adalah

    kejadian yang relevan dengan organisasi tersebut.

    Tujuan organisasi merupakan suatu harapan yang diinginkan dalam sebuah

    organisasi sesuai dengan misi dan visi pada organisasi tersebut demi kesejahteraan

    seluruh anggotanya. Setiap organisasi juga harus punya arah,

    a) Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa

    agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. atau suatu gambaran yang

    menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi.

    Berdasarkan hal tersebut, visi merupakan suatu langkah penting dalam

    perjalanan suatu organisasi.

    b) Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan

    sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan Misi membawa organisasi kepada

    suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang

    dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi adalah sesuatu yang

  • 24

    harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat

    terlaksana dan berhasil dengan baik.27

    5. Paradigma Perubahan Organisasi

    Dalam perkembangannya organisasi telah dan mengalami perubahan

    paradigma. Mulai dari paradigma klasik, paradigma human dan paradigma

    kolaborasi. Menurut Limerick dan Cunnington sebagaimana dikemukakan oleh

    Keban, bahwa pada paradigma klasik tokoh yang sangat popular adalah Fayol,

    Taylor, Urwick dan Gullick, Gant, dsb. Rancangan organisasi pada generasi ini

    adalah:

    a) Orientasi pada efesiensi yang tinggi.

    b) Sistem otoritas dan kendali yang sangat hirarkis dengan rental kendali

    yang sangat sempit.

    c) Prisnsip-prinsip spesialisasi, sentralisasi dan formalisasi sangat

    ditekankan disini.28

    Paradigma dalam aliran ini mendapat kritikan tajam karena memperlakukan

    manusia dalam organisasi seperti mesin (kurang manusiawi). Organisasi dilihat

    seperti sebagai suatu proses mechanistic. Kreatifitas, inisiatif dan partisipasi

    anggota tidak dihargai sama sekali.

    27 Khairudin Heru, Peran Organisasi Sosial Dalam Msyarakat, 2015,

    (http://rekayasakomputer.blogspot.co.id/2015/01/peran-organisasi-sosial-dalam-masyarakat.html) 28 Tahir Arifin, perilaku organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2014) Cet.1 hlm,.24

  • 25

    Dalam paradigma human, telah terjadi pergeseran pandangan tentang

    manusia dalam organisasi. Manusia telah dilihat sebagai makhluk sosial yang

    dapat membentuk sendiri kelompok-kelompok informal sesuai dengan

    keinginannya, dan ingin bekerja pada kondisi kerja yang menyenangkan. Tokoh

    sebagai pelopor pada generasi ini adalah Elton Mayo dengan eksperimennya di

    Hawthrone tahun 1930an. Dalam pola ini dapat diketemukan bahwa asumsi yang

    berlaku sebelumnya keliru, yaitu bahwa kepentingan anggota organisasi adalah

    sama dengan kepentingan manajemen, dan manusia tidak dapat lagi dilihat

    sebagai individu yang independen tetapi memiliki kelompok atau kolektivitas.

    Dengan kata lain manusia harus dilihat sebagai “social man” sehingga faktor

    human mendapat perhatian utama. Tokoh lain yang mendukung aliran ini adalah

    Rensis Likert. Karya-karyanya yang menekankan prinsip-prinsip hubungan-

    hubungan yang bersifat “supportif” yang meperhatikan.

    6. Contoh Organisasi atau Lembaga Di Lingkungan Masyarakat

    Di dalam suatu masyarakat Indonesia terdapat organisasi atau lembaga yang

    dibentuk dari masyarakat untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Lembaga

    kemasyarakatan atau organisasi kemasyarakatan pada umumnya bersifat sosial

    yang tidak mencari keuntungan dari kegiatan-kegiatan yang

    dilakukannya. Lembaga masyarakat dapat dibentuk berdasarkan peraturan daerah

    maupun atas inisiatif sendiri. Antara daerah yang satu dengan daerah yang

    lainnya dapat memiliki lembaga kemasyarakatan yang berbeda.

  • 26

    1. Rukun Warga (RW)

    2. Rukun Tetangga (RT)

    3. Karang Taruna

    4. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

    5. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

    6. Pelindung Masyarakat (Linmas)

    7. Organisasi Kepemudaan Masjid

    8. Organisasi Pemuda Anti Narkoba

    9. Himpunan Mahasiswa

    10. Laskar Bersedekah

    B. Organisasi Kepemudaan Masjid

    1. Organisasi Kepemudaan Masjid

    Menurut Drs. EK Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara

    beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan

    peraturan kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja

    masjid. Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh

    dua orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk

    mencapai tujuan bersama.29

    Sebagai wadah aktivitas kerja sama remaja muslim, maka remaja masjid

    perlu merekrut mereka sebagai anggota. Dipilih remaja muslim yang berusia

    29 Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka Al-

    Kautsar,2005), h.52-54.

  • 27

    antara l5 sampai 25 tahun. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan tingkat

    pemikiran dan kedewasaan mereka. Usia di bawah 15 tahun dianggap terlalu

    muda sehingga tingkat pemikiran mereka masih belum berkembang dengan baik.

    Sedang usia di atas 25 tahun, sudah kurang layak lagi untuk disebut remaja.

    Namun, pendapat ini tidak menutup kemungkinan adanya gagasan yang berbeda.

    Tingkat usia anggota perlu dipertimbangkan dengan baik karena berkaitan dengan

    pembinaan yang akan dilakukan kedepanya dalam organisasi. Anggota yang

    memiliki tingkat usia, pemikiran dan latar belakang yang relatif homogen lebih

    mudah dibina bila dibandingkan dengan yang heterogen. Disamping itu, dengan

    usia yang sebaya, mereka akan lebih mudah untuk bekerjasama dalam

    melaksanakan program-program yang telah direncanakan sehingga akan

    meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan.

    2. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid

    Adapun Peran dan Fungsi Remaja Masjid antara lain:

    a.) Memakmurkan masjid

    Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan

    masjid. Di harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan

    shalat berjama‟ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat

    berjama‟ah adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid.

    Selain itu, kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam

    memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi

  • 28

    untuk melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan. Dalam mengajak anggota

    untuk memakmurkan masjid tentu diperlukan kesabaran, misalnya:

    1.) Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke masjid

    2.) Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan masjid sebagai

    tempat pelaksanaannya.

    3.) Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah.

    4.) Pengurus menyusun piket jaga kantor kesekretariat dimasjid.

    5.) Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke masjid.30

    b.) Pembinaan Remaja Muslim

    Remaja muslim disekitar lingkungan masjid merupakan sumber daya

    manusia (SDM) yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga

    merupakan objek dakwah (mad‟u) yang paling utama. Oleh karena itu, mereka

    harus dibina secara bertahap dan berkesinambungan, agar mampu beriman,

    berilmu, dan beramal shalih dengan baik. Selain itu, juga mendidik mereka untuk

    berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki ketrampilan yang dapat diandalkan.

    Dengan pengajian remaja, mentoring, malam bina iman dan taqwa (MABIT),

    bimbingan membaca dan tafsir Al-Qur‟an, kajian buku, pelatihan (training),

    ceramah umum, ketrampilan berorganisasi dan lain sebagainya.

    c.) Pendukung Kegiatan Ta‟mir Masjid

    30

    Ibid., h.69.

  • 29

    Sebagai anak organisasi (underbouw) Ta‟mir Masjid, Remaja Masjid harus

    mendukung program dan kegiatan induknya. Dalam pelaksanaan kegiatan-

    kegiatan tertentu, seperti shalat jum‟at, penyelenggaraan kegiatan Ramadhan, Idul

    Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Disamping bersifat membantu, kegiatan

    tersebut juga merupakan aktivitas yang sangat diperlukan dalam bermasyarakat

    secara nyata. Secara umum, Remaja Masjid dapat memberi dukungan dalam

    berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab Ta‟mir Masjid, diantaranya:

    1) Mempersiapkan sarana shalat berjama‟ah dan shalat –shalat khusus,

    seperti: shalat gerhana matahari, gerhana bulan, minta hujan, Idul Fitri

    dan Idul Adha.

    2) Menyusun jadwal dan menghubungi khatib Jum‟at, Idul Fitri, dan Idul

    Adha.

    3) Menjadi Panitia kegiatan-kegiatan kemasjidan.

    4) Melaksanakan pengumpulan dan pembagian zakat.

    5) Menjadi pelaksana penggalangan dana.

    6) Memberikan masukan yang dipandang perlu kepada Takmir Masjid dan

    lain sebagainya.31

    d.) Dakwah dan Sosial

    Remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang mengambil spesialisasi

    remaja muslim melalui masjid. Organisasi ini berpartisipasi secara aktif dalam

    mendakwahkan Islam secara luas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang

    melingkupinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam dan lain sebagainya

    31

    Ibid., h,.36

  • 30

    dapat diselenggarakan dengan baik oleh pengurus maupun anggotanya. Meskipun

    diselenggarakan oleh remaja masjid, akan tetapi aktifitas tersebut tidak hanya

    membatasi pada bidang keremajaan saja tetapi juga melaksanakan aktifitas yang

    menyentuh masyarakat luas, seperti bhakti sosial, kebersihan lingkungan,

    membantu korban bencana alam dan lain-lain, semuanya adalah merupakan

    contoh dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh remaja masjid dan mereka

    dapat bekerja sama dengan ta‟mir masjid dalam merealisasikan kegiatan

    kemasyarakatan tersebut.32

    C. Pemuda Kreasi Desa (PERKASA)

    1. Pengertian PERKASA

    Pemuda kreasi desa adalah sebuah organisasi kepemudaan yang berda di

    wilayah Desa Bontomarannu , Kecamatan Galesong selatan Kabupaten Takalar.

    Dasar dibentuknya organisasi ini adalah untuk mempersatukan para pemuda islam

    di wilayah tersebut agar kegiatan pemuda dapat terorganisir dengan baik, kegiatan

    keagamaan maupun kegiatan yang bersifat umum.

    2. Visi, Misi dan Tujuan PERKASA

    a. Visi Organisasi Pemuda Kreasi Desa

    Meningkatkan spiritual dan memebentuk sikap kepemimpinan agar menjadi

    manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan berahlak mulia.

    b. Misi Organisasi Pemuda Kreasi Desa

    32 Ibid., h,.37

  • 31

    Mengoptimalkan potensi remaja dalam berorgnisasi. Mengadakan kegiatan

    yang bermamfaat bagi masyarakat. Menjadi wadah silaturahmi antar remaja.

    Tujuannya adalah pikiran, emosi atau perasaan seseorang dalam situasi

    kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangannya untuk

    kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab

    terhadap usaha yang bersangkutan dalam menuju tujun yang akan dicapai.

    c. Tujuan Organisasi Pemuda Kreasi Desa

    Bertjuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudipekerti, etis,

    saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun

    sosial. Tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perbuatan yang

    muncul pergaulan dalam masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional,

    regional maupun global.

    D. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan keagamaan

    1. Meningkatkan Partisipasi

    Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari

    bahasa Belanda “participatie” atau dari bahasa Inggris “Participation”. Dalam

    bahasa Latin disebut “Participatio” yang berasal dari kata kerja “Partipare”

    yang berarti ikut serta, sehngga partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu

    adanya kegiatan atau aktivitas.33

    Sedangkan dalam KKBI (Kamus Besar Bahasa

    33

    Le Pank, Pengertian Partisipasi Menurut Beberapa Ahli, 2014, (http://www.lepank.com/2014/04/pengertian-partisipasi-menurut-beberapa.html).

  • 32

    Indonesia) partisipasi berarti, perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan,

    keikutsertaan, peran serta.34

    Partisipasi menurut para ahli:

    1) Menurut Keith Davis, Partisipasi adalah keterlibatan mental

    dan emosional seseorang untuk pencapaian tujuan dan mengambil

    tanggung jawab di dalamnya.

    2) Menurut Sajogyo, Partisipasi adalah proses dimana sejumlah pelaku telah

    bermitra pengaruh dan kontrol berbagi dalam inisiatif “pembangunan”,

    termasuk membuat keputusan tentang sumber daya.

    3) Menurut Sastropoetro, Partisipasi adalah keterlibatan, partisipasi atau

    keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan eksternal.35

    4) Menurut kamus lengkap sosiologi, partisipasi adalah derajat partisipasi

    individu dalam kehidupan sosial.36

    Jadi dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi

    adalah keterlibatan peserta secara mental dan emosional dan fisik dalam

    menanggapi melaksanakan kegiatan dalam proses pembelajaran dan untuk

    mendukung pencapaian tujuan dan mengambil tanggung jawab atas

    keterlibatannya.

    2. Kegiatan Keagamaan

    34

    Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012, (http://kbbi.web.id/partisipasi)

    35 Jelajah Internet, Pengertian Partisipasi Menurut Para Ahli, 2015, (http://www.jelajahinternet.com/2015/11/11-pengertian-partisipasi-menurut-para.html)

    36 Bisri Mustofa, Kamus Lengkap Sosiologi(Jogjakarta: Panji Pustaka, 2008) cet.1 h, 223.

  • 33

    Kegiataan kegamaan banyak sekali macamnya, baik yang sifatnya regular

    ataupun temporer. Kegiatan rutin seperti: jamaah sholat fardhu, kultum, kajian

    kitab yang diselenggarakan sehabis jamaah sholat Dhuhur, dan pengajian bulanan.

    Kegiatan temporer, seperti kunjungan dan muhasabah ke berbagai sekolah,

    peringatan hari besar Islam (maulid nabi, isra mijrad, muharram) dan kegiutan

    bulan Ramadhan. Di samping kegiatan yang sifatnya ritual juga diselenggarakan

    kegiatan sosial terutama untuk masyarakat sekitar, seperti: santunan fakir miskin

    dan anak yatim.37

    3. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan

    Peningkatnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan kegamaan di

    masyarakat dapat ditingkatkan, hal ini bisa dimulai dengan kesadaran sendiri

    untuk melaksanakan ibadah seperti sholat berjamaah atau membaca al-quran di

    rumah ataupun di masjid. Setelah memulai dengan diri sendiri, mengajak ataupun

    memberikan ajakan kepada orang lain untuk melakukanya juga suatu hal yang

    penting. Berkegiatan dengan berorganisasi dengan wadah organisasi masjid pun

    juga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengadakan acara atau

    kegiatan yang menarik animo masyarakat untuk datang dari segi pendidikan,

    keislaman atau sosial, seperti maulid nabi, gebyar muharram, gema Ramadhan,

    bakti sosial, satunan yatim-piatu dan dhuafa, bisa menjadi daya tarik tersendiri

    untuk mayarakat berbondong-bodong memenuhi masjid atau pelataran untuk

    37

    Masjid Baitul Ihsan, Kegiatan Kegamaan, 2016, (http://masjidbi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=24&Itemid=38).

  • 34

    bersama-sama berkegiatan. Hal ini nantinya akan melahirkan suatu budaya yang

    baik dan berkepanjangan didalam masyarakat.

    E. Kerangka Konseptual

    Menurut Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara beberapa

    orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan

    kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja masjid.

    Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh dua

    orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk mencapai

    tujuan bersama.

    Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan masjid.

    Di harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan shalat

    berjama‟ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat berjama‟ah

    adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid. Selain itu,

    kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam memberikan

    informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi untuk

    melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan

    Pemuda kreasi desa (PERKASA) adalah salah satu organisasi remaja

    masjid, yang merupakan wadah remaja-remaja di dalam ruang lingkup masjid Ar-

    Rahman Desa Bontomrannu untuk berkeja sama dalam memakmurkan masjid dan

    meningkatkan partisipasi masyarakat untuk beribadah di masjid.

  • 35

    Memakmurkan Masjid

    Pembinaan Remaja Masjid

    Mendukung Kegiatan Ta‟mir Masjid

    Dakwah dan sosial

    Bagan 2.1 Kerangka Konseptual

    kurang maksimalnya peranan organisasi kepemudaan dalam

    meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat.

    Program Kerja PERKASA

    (Pemuda Kreasi Desa)

    keagamaan

    Organisasi Kepemudaan Masjid

    Peranan dan Fungsi

  • 36

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

    penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu

    barang atau jasa.38

    Pengertian lain menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah

    penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks

    naturalnya (bukan di dalam laboratorium) di mana peneliti tidak perlu berusaha

    untuk memanipulasi fenomena yang diamati.39

    Metode-metode penelitian dalam

    pendekatan kualitatif sering digunakan untuk melihat lebih dalam suatu fenomena

    sosial termasuk di dalamnya kajian terhadap ilmu pendidikan, manajemen dan

    administrasi bisnis, kebijakan publik, pembangunan atau ilmu hukum.40

    Peneliti mengambil fenomenya melemahnya kegiatan partisipasi kegiatan

    kegamaan di masyarakat, dengan mengambil stuudi kasus pemuda kreasi desa,

    peneliti melakukan pengamatan dan observasi lingkungan masjid Ar-Rahman

    untuk mendapatkan beberapa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

    2. Pendekatan Penelitian

    Beberapa pendekatan yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

    38

    Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

    Alfabeta, 2013), Cet. 5, h. 22 39

    Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif; Dasar-dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2012), h.7 40

    Rully Indrawan, Metodologi Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), h.67

    36

  • 38

    a. Pendekatan Sosiologis

    Pendekatan sosiologis dibutuhkan untuk mengetahui dinamika anggota

    organisasi sebagai objek penelitian. Pendekatan sosiologi dalam suatu

    penelitian sangat dibutuhkan sebagai upaya untuk membaca gejala sosial yang

    sifatnya kecil, pribadi hingga hal-hal yang sifatnya besar. Pendekatan

    sosiologis digunakan karena dalam penomena kemasyarakatan terjadi dinamika

    interaksi antara sesama manusia yang terlibat dalam proses sosial. Dengan

    demikian dalam menelaah keberadaan Organisasi PERKASA akan banyak

    terkait dengan dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan di lapangan

    sehingga dalam penelitian ini pendekatan sosiologis digunakan untuk menelaah

    dan mencermati tentang bagaimana upaya yang dilakukan Organisasi

    PERKASA dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat

    Desa Bontomarannu Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar.

    b. Pendekatan Ilmu Komunikasi

    Pendekatan ilmu komunikasi yang dimaksud adalah sebuah sudut pandang

    yang melihat fenomena gerakan pembinaan sebagai sebuah bentuk penerapan

    pembelajaran. Pendekatan ilmu tersebut untuk mengetahui dinamika hubungan

    para anggota organisasi PERKASA sebagai objek pembinaan dan

    pembelajaran.

    c. Pendekatan Agama

    Pendekatan agama merupakan pendekatan yang banyak memberikan siraman

    rohani dan kalbu terhadap individu dalam memberikan pemahaman tentang

    agama yang bisa menjadi benteng dalam dirinya.

  • 39

    B. Lokasi dan Objek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di desa Bontomarannu kecamatan Galesong

    selatan kabupaten Takalar. Wilayah ini dekat dengan lingkungan Masjid Ar-

    Rahman, yang berdampak langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan

    Pemuda Kreasi Desa. Adapun tempat yang menjadi objek penelitian ini adalah

    Pemuda Kreasi Desa, yang beralamat Di Desa Bontomarannu kecamatn Galesong

    Selatan kabupten Takalar. Ada beberapa hal yang menjadi alasan peneliti

    melakukan penelitian. Alasan yang paling mendasar adalah Masjid Ar-Rahman

    termasuk salah satu masjid terbesar di desa Bontomarnnu. Selain itu Pemuda

    Kreasi Desa sudah berdiri cukup lama, sudah banyak memiliki kegiatan

    keagamaan serta lingkungan masyarakat sekitar masjid yang terlihat majemuk.

    C. Fokus Penelitian

    Penelitian ini berjudul “Peranan Organisasi Kepemudaan PERKASA

    (Pemuda Kreasi Desa) Dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan Di

    Masyarakat Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten

    Takalar”. Oleh karena penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan jenis

    penelitian kualitatif, maka penelitian ini akan difokuskan pada peranan organisasi

    kepemudaan dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat.

  • 40

    D. Deskripsi Fokus

    Agar kemudian mudah secara utuh uraian peneliti dalam penelitian

    tersebut, maka peneliti akan menjelaskan beberapa hal yang dianggap memiliki

    peranan penting dalam membangun teori dan konsep tersebut, yakni:

    a) Peranan

    Perana berasal dari kata peran. Peran memeiliki makna yang seperangkat

    tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat.

    Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakanakan. “Peranan

    merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan(status)”. Apabila

    seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan

    kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.

    b) Pemuda

    Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bergejolak dan

    optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Dalam

    undang-undang Nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan telah diatur

    batasan usia pemuda mulai dari umur 16 tahun sampai dengan 30 tahun.

    E. Sumber Data

    Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang berkaitan

    dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, tidak semua informasi atau

    keterangan merupakan data penelitian. Data hanyalah sebagian saja dari

  • 41

    informasi, yakni hanya hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.41

    Dalam

    penelitian ini data yang akan dicari adalah Peranan Pemuda Kreasi Desa dalam

    meningkatkan partisipasi kegiatan kegamaan di masyarakat

    Adapun sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data

    primer dan data sekunder.

    1. Data primer, yaitu data dari penelitian yang langsung dari sumber asli (tidak

    melalui perantara). Data primer didapat melalui metode wawancara dan

    pengamatan langsung (observasi). Data primer penelitian ini diperoleh dari

    tokoh masyarakat, Pengurus, anggota aktif Pemuda Kreasi Desa, Masyarakat

    sekitar masjid.

    2. Data sekunder, merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak

    langsung, data yang diperoleh untuk mendukung data primer Data ekunder

    yang digunakan antara lain yaitu melalui dengan studi kepustakaan dengan

    cara memepelajari dan mengutip dari berbagai konsep yang terdiri dari

    banyakny literatur baik dari buku, jurnal, majalah, koran dan karya tulis

    lainnya ataupun dengan memamfatkan dokumen tertulis, gambar, foto-foto,

    atau benda-benda lain yang berkaitan dengan aspek yang diteliti. Data

    sekunder penelitian ini adalah data yang diperoleh dari sekretariat pemuda

    kreasi desa.

    41 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan

    Kuantitatif, h.61

  • 42

    F. Instrumen Penelitian

    Pengumpulan data di lapangan atau lokasi dilakukan dengan menggunakan teknik

    pengumpulan data berupa:

    a. Pedoman Observasi

    Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan

    mengikuti. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

    secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus

    dikumpulkan dalam penelitian.42

    Dalam hal ini jenis observasi yang dilakukan

    adalah jenis pengamat penuh atau the complete observer, peneliti dengan bebas

    mengamati secara jelas subyeknya dari belakang kaca, sedang subyeknya sama

    sekali tidak mengetahui apakah mereka sedang diamati atau tidak.43

    b. Pedoman Wawancara

    Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

    dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

    pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas

    pertanyaan tersebut. Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan

    pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan

    informal. Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari

    informal ke formal Dengan kata lain, wawancara merupakan suatu kegiatan tanya

    jawab dengan tatap muka antara pewawancara dan yang diwawancarai tentang

    masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud memperoleh persepsi,

    42

    Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 105 43

    Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi

    Aksara, 2013), Cet. 1, h.146

  • 43

    sikap dan pola piker yang diwawancarai yang relevan dengan masalah yang

    diteliti.44

    Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang

    dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti atau

    pewawancara secara mendalam.

    Ada dua kategori informan yaitu informan pengamat dan informan pelaku.

    Informan pangamat adalah informan yang memberikan informasi tentang orang

    lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada peneliti, sedangkan informan pelaku

    adalah informan yang memberikan keterangan tentang dirinya, perbuatannya,

    pikirannya, interpretasinya, atau pengetahuannya.45

    c. Dokumentasi

    Studi dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari

    penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi dokumentasi yaitu

    mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan

    penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga mendukung dan menambah

    kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Gottschalk menyatakan bahwa

    dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses

    pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat

    tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.

    Berkenaan dengan studi dokumen ini Bogdan (1982) mengklasifikasikannya

    diringkas berikut ini.

    1) Dokumen pribadi dan buku harian

    44

    Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h.162 45

    Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

    Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Cet. 2, h. 139

  • 44

    2) Surat pribadi

    3) Autobiografi

    4) Dokumen resmi

    5) Fotografi

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Ada dua cara yang peneliti gunakan dalam mengumpulkan data yaitu

    field research atau data-data yang dikumpulkan langsung di lapangan (lembaga

    terkait) dan library research atau data-data yang dikumpulkan melalui kajian

    pustaka.

    1. Field Research (Penelitian Lapangan)

    Yaitu metode penelitian yang bertujuan mengumpulkan data (data primer)

    dengan cara :

    a. Melakukan observasi, yaitu pengamatan pada objek penelitian untuk

    mendapatkan bukti data yang berhubungan dengan permasalahan.

    b. Melakukan wawancara, dengan menggunakan pedoman wawancara sebagai

    instrumen penelitian yang diatur dengan sistematis berdasarkan masalah yang

    ditetapkan sebelumnya. Peneliti melkukan wawancara langsung dengan

    beberapa informasi yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai

    dengan permasalahan yang akan diteliti nantinya.

    c. Pengumpulan data dengan dokumen

    Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentsi bisa

    berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari seseorang.

  • 45

    2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

    Yaitu peneliti mengadakan kajian terhadap buku-buku yang berkaitan

    dengan seputar pembahasan yang ada hubungannya dengan masalah yang

    dibahas. Dengan menggunakan sumber pokok dan sumber penunjang. Adapun

    sumber pokok yang peneliti maksudkan adalah buku-buku yang membahas

    seputar peranan organisasi dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan

    masyarakat yang dilakukan oleh PERKASA. Sedangkan sumber penunjang antara

    lain, yaitu kitab-kitab tafsir dan hadist serta syaratnya.

    H. Teknik Analisis Data

    Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan

    transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah

    dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut

    dan untuk memungkinkan menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang

    lain.

    Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah aktivitas yang dilakukan

    secara terus menerus selama penelitian berlangsung, dilakukan mulai dari

    pengumpulan data sampai pada tahap penulisan laporan.46

    Analisis data mencakup kegiatan dengan data, mengorganisasikannya,

    memilih, dan mengaturnya ke dalam unit-unit, mengsintesisikannya, mencari

    pola-pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

    memutuskan apa yang akan dipaparkan kepada orang lain.

    46

    Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, h. 176

  • 46

    Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri

    atas empat tahapan yang harus dilakukan. Tahap pertama adalah tahap

    pengumpulan data, tahap kedua adalah tahap reduksi data, tahap ketiga adalah

    tahap display data, dan tahap keempat adalah tahap verifikasi.47

    1. Pengumpulan Data

    Pada penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dilakukan sebelum

    penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Bahkan

    Creswell (2008) menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah

    berpikir dan melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai.

    2. Reduksi data

    Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyerdehanaan,

    abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-

    catatan lapangan tertulis.48

    Data yang telah direduksi akan memberikan

    gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.

    Selanjutnya, diakui bila proses reduksi data merupakan proses berpikir sensitif

    yang memerlukan kecerdasan dan keluasan, serta kedalaman wawasan yang

    tinggi.

    3. Penyajian Data (Data Display)

    Tahap penyajian data adalah sebuah tahap lanjutan analisis di mana peneliti

    menyajikan temuan penelitian berupa kategori atau pengelompokkan.49

    Teknik

    penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam berbagai

    47

    Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, h. 164 48

    Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, h. 129 49

    Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

    Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, h. 179

  • 47

    bentuk seperti tabel, grafik, dan sejenisnya. Lebih dari itu, penyajian data bisa

    dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

    flowchart dan sejenisnya.

    4. Penarikan Kesimpulan

    Tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu tahap lanjutan di

    mana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan data.86

    Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

    sebelumnya belum pernah ada. Penarikan simpulan merupakan hasil penelitian

    yang menjawab focus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan

    disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada

    kajian penelitian.

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Sekilas Tentang Desa Bontomarannu

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti

    merupakan hal yang sangat penting yang harus terlebih dahulu diketahui oleh

    peneliti. Adapun lokasi yang diteliti oleh peneliti yaitu di Desa Bontomarannu

    Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

    a. Struktur Pemerintahan Desa

    Bagan 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Bontomarannu

    Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

    Desa : Bon