PERANAN HABIB JINDAN DALAM MEMAJUKAN ISLAM DI...
Transcript of PERANAN HABIB JINDAN DALAM MEMAJUKAN ISLAM DI...
PERANAN HABIB JINDAN DALAM MEMAJUKAN ISLAM DI
TANGERANG TAHUN 1998-2008
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh:
Diah Nur Afifah
1112022000017
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Skripsi ini meneliti tentang Peran Habib Jindan bin Novel bin Salim bin
Ahmad bin Jindan dalam memajukan umat Islam di Tangerang 1998-2008. Dalam
merekonstruksi skripsi ini, penulis menggunakan metode analytical history, berupa
kajian pustaka, wawancara dan observasi langsung.
Temuan studi ini adalah bahwa Habib Jindan telah memberikan peranan yang
sangat signifikan dalam memajukan umat Islam di Tangerang, salah satu respon yang
di lakukan oleh Habib Jindan dalam memajukan Umat islam Tangerang. diantaranya
dengan dakwah, mengasuh anak yatim, membina pesantren, ibnu sabil, majelis
taklim, mengaji kitab dan ormas Islam.
Dalam keaktifan Habib Jindan baik dalam agama maupun sosial di Tangerang
menjadi konstribusi tersendiri bagi umat Islam. Untuk itu penulis ingin mengetahui
bagaimana peran Habib Jindan dalam memajukan umat Islam di Tangerang
Keyword: Peran, Habib Jindan, Al-Fachriyah
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah tiada kata yang paling indah yang dapat penulis ungkapkan
selain rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia
Nya serta kekuatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat serta para pengikutnya. Rasa syukur serta tekad yang kuat akhirnya
penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Habib Jindan
dalam memajukan umat Islam di Tangerang 1998-2008”. Semoga karya ini dapat
menjadi sumbangsih bagi siapa saja yang ingin bergelut pada dunia penelitian,
khususnya bagi yang memfokuskan kajian pada peranan ulama lainnya.
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis berterima kasih kepada mereka yang
telah membantu, membimbing, dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini :
1. Kedua orang tua ibunda dan ayah tercinta Bapak H. Hasannudin, dan ibu
Fauziah HM, yang telah mendidik, mengasuh, membimbing dengan kasih
sayang yang tulus sehingga anakmu ini bisa menyelesaikan studinya sampai
perguruan tinggi.
2. Kepada suami Muhammad Jaelani, yang telah membimbing dan selalu
memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Parlindungan Siregar, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang selalu
memberikan nasehat, petunjuk dan bimbingan yang berharga ditengah-tengah
kesibukan beliau dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Dr. Saidun
Derani M.A, terima kasih banyak karna bapak telah banyak memberi masukan
serta kritikan dalam penulisan skripsi saya. dan selalu memberi masukan yang
positif bagi penulis. Nurhasan M.A selaku ketua jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam UIN Syaarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
memproses demi kelancaran skripsi ini. Solikatusa’diyah, M. Pd selaku
sekertaris Jurusan Sejarah dan kebudayaan Islam yang telah membantu dan
memproses skripsi ini.
4. Adik-adik tercinta Ade Nur Hasfah, Muhammad Karang yang selalu
menyemangati kaka dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
5. Kepada Ahmad Azhar, terima kasih karna telah mensuport dan selalu
mendukung penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan
lulus dengan tepat waktu.
6. Kepada Muhammad Nur Azami terima kasih banyak telah meminjamkan
buku-bukunya, sehingga sangat membatu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
viii
7. Kepada Muspiroh, terima kasih banyak karena selalu mengingatkan dan
menyemangati penulis agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
8. Kepada Agidia Oktaviani, terima kasih banyak atas kritikan, saran dan
masukan yang telah disampaikan oleh penulis. sehingga penulis dapat
menyempurnakan skripsi ini dengan baik.
9. Kepada Mardiyah, penulis mengucapkan terima kasih karena sudah banyak
membantu penulis dalam mengedit penulisan dan selalu membantu penulis
dalam hal apapun.
10. Kepada Mustaqim, terimakasih karena selalu memberi saran dan membantu
dalam skripsi ini.
11. Kepada Yayasan Al-Fachriyah yang telah mengizinkan kepada penulis untuk
melakukan penelitian serta seluruh pengurus Yayasan Al-Fachriyah yang
telah berkenan memberikan informasi yang penulis butuhkan untuk penulisan
skripsi ini.
Demikian ucapan terimakasih penulis, semoga amal baik semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, mendapatkan imbalan dan pahala
sebesar-besarnya dari Allah SWT. Jika ada kesalahan dan kekurangan, penulis
mohon masukan yang konstruktif, sehingga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.
Jakarta, 19 April 2017
Diah Nur Afifah
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4
C. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 7
G. Kerangka Teori .................................................................................... 8
H. Metode Penelitian ................................................................................ 9
I. Sistematika Penulisan ........................................................................ 11
BAB II KONDISI MASYARAKAT TANGERANG
A. Letak Geografis Tangerang ................................................................. 13
B. Kondisi Pendidikan ............................................................................. 15
C. Kondisi Sosial-Keagamaan ................................................................. 18
BAB III RIWAYAT HIDUP HABIB JINDAN BIN NOVEL
A. Silsilah Habib Jindan .......................................................................... 22
x
B. Pendidikan dan karya Habib Jindan .................................................... 23
C. Ekstitensi Habib Jindan di Yayasan Al-Fachriyah .............................. 30
BAB IV PERAN HABIB JINDAN DALAM MEMAJUKAN UMAT ISLAM
TANGERANG
A. Peran dakwah Habib Jindan di Masyarakat Tangerang ...................... 34
B. Pengaruh dakwah Habib Jindan di masyarakat Tangerang ................. 39
C. Respon masyarakat Tangerang terhadap dakwah Habib Jindan ......... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 48
B. Saran .................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan merupakan salah
satu ulama betawi yang memiliki konstribusi dalam memajukan umat Islam
Tangerang.Habib Jindan melakukan beberapa kegiatan untuk memajukan umat
Islam Tangerang dengan melakukan dakwah melalui Majelis Taklim, mengaji
kitab, membina pesantren dan mengasuh anak yatim. Kegiatan dakwah Habib
Jindan difokuskan pada tiga metode yaitu Dakwah bil Lisan, yakni penyampaian
dakwah yang dilakukan Habib Jindan melalui ceramah dan mengajar yang
dilakukan di Yayasan Al-Fachriyah.Yang kedua Dakwah bil qolam, yakni
penyampian dakwah melalui gagasan tertulis melalui buku yang dikarang oleh
Habib Jindan seperti Katakan Inilah Jalannku, Risalah Jami’ah Tazkiroh Nafi’ah,
dan qosidah-qosidah.Yang ketiga Dakwah bil hal, yaitu dakwah yang ditujukan
dengan akhlak atau perbuatan yang santun.
Habib Jindan membina Yayasan Al-Fachriyah sebagai salah satu saluran
dakwahnya paska Habib Novel mengamanatkan yayasan tersebut
kepadanya.Habib Jindan mendapatkan kepercayaan ayahnya untuk mengelola
Yayasan Al-Fachriyah paska pulang dari menuntut ilmu dari Hadramaut, Yaman.
Yayasan Al-Fachriyah merupakan yayasan yang didirikan dan diresmikan
sekitar tahun 1993 oleh Habib Novel bin Salim bin Jindan, ayah Habib Jindan.
Kemudian pada tahun 1998, pengelolaan Yayasan Al-Fachriyah diamanatkan
sepenuhnya kepada Habib Jindan.Yayasan ini merupakan salah satu lembaga yang
mengedepankan pendidikan syari’at Islam beraliran Ahlu sunnah wal jama’ah
yang selalu berpegang teguh dengan al-qur’an dan hadist Nabi Muhammad,
ijmak, dan qiyas yamg bermazhabkan Imam Syafi’i.1
Terdapat perbedaan konsep antara Habib Jindan dan ayahnya dalam
mengelola Yayasan Al-Fachriyah.Yayasan Al-Fachriyah, pada masa Habib Novel
1 Wawancara pribadi dengan Ustad Deden , Tangerang 18 September 2016.
2
lebih condong bergerak pada bidang sosial. Dimana anak-anak yatim yang berada
di Yayasan Al-Fachriyah disekolahkan dan difasilitasi untuk menuntut ilmu
agama dengan memanggil Ustad,2 sementara pada saat yayasan dipegang oleh
Habib Jindan lebih memfokuskan pada bidang keagamaan selain tetap
melanjutkan konsep yang telah dirintis oleh ayahnya yaitu tetap fokus pada bidang
sosial. Dimana Habib Jindan tetap mengasuh, mendidik dan membesarkan anak
yatim.
Anak yatim piatu yang diasuh Habib Jindan bukan beliau yang
mencarinya3 tetapi atas keinginan anak-anak tersebut yang datang ke Yayasan Al-
Fachriyah dan meminta Habib Jindan untuk mengasuh dan mendidiknya. Habib
Jindan mendidik mereka agar menjadi pribadi yang selalu menghambakan dirinya
kepada Allah dengan sepenuh hati dan dapat menyampaikan ilmunya serta selalu
menanamkan sifat kepedulian dalam menyampaikann apa yang telah dipelajari
kepada umat.
Selain mendidik dan mengasuh anak yatim piatu, kegiatan rutin yang
dilakukan oleh Habib Jindan adalah Majelis Taklim. Adapun pengajian yang
dibina Habib Jindan di antaranya:
1. Pengajian yang diadakan di Masjid Al-Ikhwan setiap hari minggu malam
senin yang dimulai setelah sholat maghrib sampai isya.Adapun kitab yang
dikaji ialah kitab fiqih mazhab Syafii.
2. Pengajian yang didakan setiap dua minggu sekali yaitu pada rabu sore di
Majelis taklim Darul Mustofa Al-Habib Muhammad al-athos yang
diadakan di Condet.
3. Majelis silaturahim yang diadakan pengajian sebulan sekali, pengajian ini
berpindah-pindah tempatnya dari masjid ke masjid yang lain secara
bergilir adapun kitab yang di baca kitab Tanbihul Mughtarrin karya Imam
Sya’rani.4
2Ustad Deden merupakan salah satu pengajar di Yayasan Al-Fachriyah.
3Wawancara pribadi dengan Hubbah Faura, Tangerang 30 Maret 2017.Hubbah Faura
merupakan Ibu Kandung dari Habib Jindan. 4http://www.alfachriyah.org diakses pada 24 Desember 2016, jam 18:02.
3
4. Pengajian sore yang dilakukan disore hari bersama santri Al-Fachriyah,
pengajian ini diadakan jum’at sore sampai rabu. Adapun kitab yang dikaji
adalah kitab tasawuf, diantaranya kitab bidayatul hidayah, kitab silsilah
imam haddad seperti kitab nashaihud diniyyah dan adab sulukul murid.
5. Yang terakhir, pengajian rutin yang dilakukan setiap malam jum’at di
Yayasan Al-Fachriyah.
Kegiatan utama Habib Jindan dalam mengajarkan para santrinya yaitu
dengan mengkaji dan mendalami kitab.Habib Jindan dalam mengajarkan kitab
menggunakan metode sorogan dan wetonan. Metode sorogan adalah metode di
mana guru dalam menyampaikan pelajaran kepada santrinya secara individu
melalui komunikasi langsung. Hal ini umumnya dilakukan dalam pembelajaran
di masjid atau dirumah-rumah.5Habib Jindan menggunakan metode ini dengan
mengajar para santri di dalam Masjid.Para santri akanmembuat kelompok belajar
yang diajari dan dididik secara langsung oleh Habib Jindan.
Selain menggunakan metode sorogan, Habib Jindan juga menggunakan
metode wetodan dalam mengajarkan kitab kepada para santrinya. Metode
wetonan atau bandongan adalah metode yang paling utama di lingkungan
pesantren.6Dalam metode ini, Habib Jindan akan membaca, menerjemahkan,
menerangkan atau menulis kitab-kitab berbahasa Arab. Ketika pengajaran
berlangsung, para santri akan mendengarkan dan memperhatikan kitabnya
masing-masing kemudian membuat catatan dari kitab yang tengah dibahas.
Habib Jindan menekankan Jihad fi sabilillah dengan mengirim para
santrinya untuk berdakwah di berbagai daerah dalam rangka menyiarkan dan
5 Mujamil Qomar, Pesantren dari transformasi metedologi menuju demokrasi institusi.
(Jakarta: Erlangga,…) h. 142. 6 Metode Bandongan adalah metode pengajaran yang melibatkan sekelompok murid
yang mendengarkan seorang guru sedang membaca, menterjemahkan, menerangkan dan sering
kali mengulas kitab salaf dalam bahasa Arab . setiap murid memperhatikan kitabnya sendiri dan
membuat catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah pikiran yang sulit.
sedangkansoroganadalah metode pengajaran dengan proses santri men-sorog-kan (mengajukan)
sebuah kitab kepada kyai untuk dibaca dihadapan kyai itu. jika ada kesalahan maka kesalahan itu
langsung dikoreksi oleh kyai. (lihat Anton Timur Djaelani , 1982: 55 dan Zamkhsyari Dhofier,
1994: 28-29)
4
menyebarluaskan agama Islam.7Selain mengirim para santrinya untuk berdakwah,
Habib Jindan juga mengirimkan beberapa santrinya ke Hadramaut untuk menuntut
ilmu agama lebih dalam lagi. Diantara mereka ada yang dikirim ke Darul Mustofa
yaitu Habib Syafiq bin Ali Ridho bin Syekh abu Bakar bin Salim, Habib Alwi Al-
Habsyi.Selain ke Darul Mustofa, ada juga santri yang dikirim ke Rubath, Tarim
diantaranya Ustad Ruhuddin, Ustad Rifai, Ustad Khodir, Ustad Huda, Ustad
Jaelani.
Habib Jindan juga tergabung dalam ormas Islamdi antaranya anggota inti
Majelis Syura yang dibentuk oleh Habib Umar bin Hafidz, penasihat Majelis
silaturahmi ulama dan Habaib Kota Tangerang, dan anggota senior Majelis
Alwafa bi Ahdilah. Ketergabungan Habib Jindan dalam beberapa Organisasi
Masyarakat lebih kepada kepercayaan dan penghormatan atas wawasan dan
keilmuan beliau sehingga diamanatkan sebagai penasihat bagi Ormas tersebut.
Habib Jindan sendiri memfokuskan Tangerang sebagai tempat dakwahnya
di samping tetap konsisten mengirimkan santrinya untuk berdakwah ke daerah
mana saja dan beliau juga kerap berdakwah ke luar Tangerang untuk menyiarkan
Islam. Keteguhan Habib Jindan dalam berdakwah di Tangerang dan membuat
Tangerang menjadi lebih akrab dan aktif dalam kegiatan agama Islam khususnya
Majlis Taklim merupakan salah satu bukti keberhasilan beliau dalam memainkan
perannya sebagai pendakwah. Berdasarkan peranannya yang aktif dalam
berdakwah di Tangerang, mendasari penulis untuk menelusuri tentang Peran
Habib Jindan dalam memajukan umat Islam Tangerang (1998-2008). Untuk
melihat lebih jauh, bagaimana Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin
Jindan dalam memajukan umat Islam Tangerang.
B. Identifikasi Masalah
Yayasan Al-Fachriyah merupakan yayasan yang didirikan dan diresmikan
sekitar tahun 1993 oleh Habib Novel bin Salim bin Jindan, ayah Habib Jindan.
Kemudian pada tahun 1998, pengelolaan Yayasan Al-Fachriyah diamanatkan
7 Wawancara pribadi dengan Ustad Jaelani, Jakarta 1 april 2017. Ustad Jaelani merupakan
salah satu pengajar di Yayasan Al-Fachriyah.
5
sepenuhnya kepada Habib Jindan. Yayasan ini merupakan salah satu lembaga
yang mengedepankan pendidikan syari’at Islam beraliran Ahlu sunnah wal
jama’ah yang selalu berpegang teguh dengan al-qur’an dan hadist Nabi
Muhammad, ijmak, dan qiyas yamg bermazhabkan Imam Syafi’i.8
Terdapat perbedaan konsep antara Habib Jindan dan ayahnya dalam
mengelola Yayasan Al-Fachriyah.Yayasan Al-Fachriyah pada masa Habib Novel
lebih condong bergerak pada bidang sosial. Dimana anak-anak yatim yang berada
di Yayasan Al-Fachriyah disekolahkan dan difasilitasi untuk menuntut ilmu
agama dengan memanggil Ustad.9Sementara pada saat yayasan dipegang oleh
Habib Jindan lebih memfokuskan pada bidang keagamaan selain tetap
melanjutkan konsep yang telah dirintis oleh ayahnya yaitu tetap fokus pada bidang
sosial. Dimana Habib Jindan tetap mengasuh, mendidik dan membesarkan anak
yatim.
Dalam kegiatan dakwahnya, Habib Jindan memfokuskan pada dakwah
internal dan eksternal. Dakwah internal yaitu dengan fokus mengajari para
santrinya bekal keagamaan yang mumpuni untuk bekal mendakwahkan ke
masyarakat yang lebih luas. Selain itu, Habib Jindan juga mengirim beberapa
santri yang ilmu agamanya sudah baik ke Hadramaut untuk lebih memperdalam
khazanah keilmuannya. Sementara dakwah eksternal yaitu dakwah yang
difokuskan kepada masyarakat untuk lebih mengenalkan dan memudahkan
masyarakat untuk lebih mengenal agama Islam. Baik dakwah internal maupun
dakwah eksternal, Habib Jindan menekankan akhlakul karimah karena itulah umat
menyegani dakwahnya. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor tersiarnya Islam
dengan baik di Tangerang.
Habib Jindan dalam berdakwah menjadikan Yayasan Al-Fachriyah sebagai
saluran utama dakwahnya.Yayasan ini mengakomodir konsep dakwah Habib
Jindan dari segi keilmuwan dan keagamaan juga sosial. Dari segi keilmuwan dan
keagamaan dengan mengadakan Majelis Taklim yang rutin. Majelis taklim ini
selain sebagai kegiatan menyiarkan ajaran agama juga sarana keilmuwan untuk
8 Wawancara pribadi dengan Ustad Deden , Tangerang 18 September 2016.
9Ustad Deden merupakan salah satu pengajar di Yayasan Al-Fachriyah.
6
mengkaji ilmu agama Islam langsung melalui kitab-kitab. Hal ini tentunya sangat
baik karena belakangan kajian Habib hanya maulid semata dan tradisi pengkajian
kitab yang dahulu umum dilakukan.10
Pada bidang sosial, Habib Jindan
memfasilitasi, mendidik dan mengayomi anak yatim piatu dan membelaki dengan
ilmu agama yang mumpuni.
Keaktifan Habib Jindan baik dalam bidang agama maupun sosial di
Tangerang menjadi kontribusi tersendiri bagi umat Islam. Untuk itu, dalam
penelitian ini penulis berhasil megidentifikasi beberapa masalah, di antaranya:
1. Peran Habib Jindan dalam mengembangkan Islam bagi masyarakat
Tangerang.
2. Pengaruh dakwah Habib Jindan bagi masyarakat Tangerang.
3. Hambatan dakwah Habib Jindan
4. Perkembangan Yayasan Al-Fachriyah
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
pertanyaan pokok studi (big question) ini adalah Bagaimana konstribusi Habib
Jindan dalam memajukan umat Islam Tangerang 1998-2008? Adapun sub
pertanyaan studi ini adalah:
1. Bagaimana peran Habib Jindan dalam mengembangkan Islam di
Tangerang?
2. Mengapa Habib Jindan berpengaruh bagi perkembangan Islam di
Tangerang?
D. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan utama skripsi ini adalah untuk mengetahui hal berikut:
1. Untuk lebih memahami peranan Habib Jindan dalam mengembangkan
Islam di Tangerang.
10
Rahmat Zailani Kiki dalam acaraNgaji Sejarah dengan tema “Jaringan Intelektual
Ulama Betawi: Sinergi Habaib-Ulama”, 6 April 2017 di Wisma Usaha UIN Syarif Hidayatullah.
7
2. Untuk lebih melihat sejauh mana Habib Jindan berpengaruh untuk
perkembangan Islam di Tangerang.
3. Menambah khazanah tentang Ulama di Tangerang.
E. Manfaat Penelitian
Sedangkan Manfaat Penelitian ini yaitu :
1. Menambah informasi perihal peranan Habib Jindan dalam
mengembangkan Islam di Tangerang.
2. Memberikan sumbangan hasil karya penelitian untuk UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada umumnya dan khususnya untuk Jurusan Sejarah
dan Kebudayaan Islam (SKI), Fakultas Adab dan Humaniora.
3. Melengkapi khazanah keilmuan perihal Ulama di Tangerang.
F. Tinjauan Pustaka
Kajian tentang peranan Habib Jindan secara spesifik belum banyak
ditemukan, sejauh pencarian penulis. Padahal Habib Jindan merupakan tokoh
yang sangat berpengaruh bagi masyarakat tangerang. Untuk itu penulis akan
menggali lebih jauh perihal peranan Habib Jindan dalam perkembangan Islam di
Tangerang. Adapun beberapa tulisan yang penulis temui berkaitan dengan
peranan Habib dalam dakwahnya, di antaranya:
Peranan Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi di Masjid Al-
Riyadh Kwitang tahun 1993-2009, karya Muhammad Ramadhan Nugraha, jurusan
Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2010. Skripsi ini menjelaskan dengan adanya peranan Habib
Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi di Masjid Al-Riyadh Kwitang ini dapat
membantu memperbaiki akhlak dan juga moral bagi generasi-generasi Islam demi
terciptanya generasi yang memiliki akhaqul karimah dan juga budi pekerti yang
baik.
Perbedaan skripsi penulis ingin mengetahui bagaimana peran Habib Jindan
dalam memajukan umat Islam Tangerang. Salah satu cara Habib Jindan
8
memajukan umat Islam dengan mengajak masyarakat sekitar Tangerang untuk
mengikuti Majelis yang dilakukan Habib Jindan di Yayasan Al-Fachriyah.
Peranan KH. Umay M. Djafar Siddiq, MA Dalam mengembangkan Islam
di Jampangkulon, Sukabumi, karya Khoerudin, Jurusan Sejarah dan Peradaban
Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2010. Skripsi ini menjelaskan bahwa KH. Umay merupakan salah satu ulama
yang sangat konsen dalam hal pendidikan, dengan kegigihan beliau maka ia
mendirikan beberapa Yayasan agar dapat memajukan umat Islam di
Jampangkulon.
Sedangkan skripsi penulis, bahwasannya Habib Jindan merupakan salah
satu tokoh ulama yang sangat terkenal dan juga dikagumi oleh masyarakat
Tangerang dan sekitarnya.Habib Jindan juga memiliki keinginan yang sangat
besar untuk dapat mengembangkan umat Islam di Tangerang dan sekitarnya.
G. Kerangka Teori
Arnold J. Toynbee mengemukakan teori challenge and response, Teori ini
menyatakan bahwaasannya peradaban muncul apabila manusia menghadapi
situasi sulit yang menantang hingga tumbuhlah kegiatan-kegiatan kreatif untuk
melakukan usaha-usaha yang tak terduga.11
Menurut Muhammad Julijanto, teori challenge and response teori ini
merupakan perkembangan sejarah terjadi karena adanya tantangan dan respon atas
tantangan tersebut. Semakin besar tantangan suatu bangsa, makin besar respon
yang diberikan. Interaksi terus-menerus antara tantangan dan respon memproduksi
karya-karya peadaban baik di bidang sosial, politik, budaya, maupun ilmu
pengetahuan serta teknologi.12
Berdasarkan teori yang diungkapkan diatas, maka penulis akan
menggunakannya sebagai panduan tulisan. Bahwa perkembangan zaman yang
11
Mudji Sutrisno&Hendar Putranto, Teori-teori kebudayaan, (Yogyakarta: Kanisius,
2005), h. 70. 12
Muhammad Julijanto, Agama dan agenda demokrasi&perubahan sosial, (deepublish:
2015), h. 10
9
semakin modern menjadi sebuah tantangan bagi masyarakat Islam dalam
mempertahankan Islam sebagai pegangan hidupnya.
Oleh karena itu, kehadiran Habib Jindan di Tangerang sebagai bentuk
respon dari kondisi yang terjadi. Habib Jindan dengan beberapa kegiatannya
berusaha untuk tetap mempertahankan Islam sebagai pegangan hidup masyarakat
khususnya di Tangerang. Peran yang dimainkan Habib Jindan ini, kemudian
mendapat sambutan dari masyarakat dengan menjalankan dan meramaikan
kegiatan yang dilakukan oleh Habib Jindan.
H. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat analitical history,13
sehingga metode yang digunakan
dalam penelitian ini ialah metode yang biasa digunakan dalam penelitian sejarah
pada umumnya, yakni, heuristik atau pengumpulan data, kritik sumber baik intern,
interpretasi atau penafsiran, dan data yang terakhir adalah tahap historiografi atau
penulisan.14
Dalam proses heuristik penulis menggunakan metode observasi,
wawancara, dan yang terakhir dokumentasi. Pertama, menggunakan metode
obeservasi (pengamatan)15
merupakan pengumpulan data dengan cara
mengadakan sebuah penelitian dan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
cara mendatangi Yayasan Al-Fachriyah. Selain sumber primer berupa dokumen,
penulis juga memanfaatkan sumber primer berupa foto-foto.Sumber-sumber
tersebut, baik primer berupa dokumen, maupun foto, kesemuanya penulis
dapatkan dari situs resmi www.alfachriyah.org. Observasi sendiri merupakan hal
terpenting dalam sebuah penelitian, tujuan obeservasi sendiri untuk lebih
menggambarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan objek yang akan dikaji,
dan mengambil sebuah kesimpulan yang disusun menjadi sebuah laporan.
13
Analitical History merupakan jenis penelitian sejarah yang memanfaatkan teori dan
metedologi. Lihat: M. Dien Madjid dan Johan Wahyudi, ilmu Sejarah sebuah pengantar, (Jakarta:
Kencana, 2014), h. 218. 14
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995),
h.89. 15
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktek h.143
10
Kedua, menggunakan metode wawancara.16
Merupakan suatu proses tanya
jawab antara dua orang atau lebih secara langsung, pewawancara disebut sebagai
interviewer dan orang yang diwawancara disebut sebagai interviewee. Wawancara
merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang paling sering digunakan
dalam proses kualitatif, disini penulis melakukan tahap wawancara untuk dapat
mengetahi informasi yang lebih jelas dan lengkap dengan mewawancari pihak
Yayasan Al-Fachriyah dan masyarakat sekitar yang berada di Tangerang Dalam
melakukan wawancara ini, ada beberapa interviewee, yaitu, Habib Ahmad bin
Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan, Syekh Ahmad al-khotib, Habib Alwi bin
Syahab, Mustofa Ismail, Ka minah, Ustad Deden, Ustad Jaelani, Ustad Khodir,
Ustad Yunnihar, Ustad Yunus, Hubabah Faura, Ustazah Aliyah Jindan, dan ibu
Halimah.
Ketiga, menggunakan metode dokumentasi.17
Dokumentasi merupakan
mengumpulkan data dengan cara mengambil pengumpulan data menggunakan
metode kepustakaan dengan mengakses beberapa sumber-sumber tertulis berupa
Buku, jurnal serta situs internet. Penulis dalam menggunakan metode kepustakaan
mendapatkan buku-buku dari perpustakaan pribadi milik Muhammad Nur Azami,
Muhammad Jaelani, perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Selain itu juga berupa, laporan dan
foto, serta otobiografi Habib Jindan dari website Yayasan Al-Fachriyah.
Dalam tahap dokumentasi harus diuji melalui kritik yang bersifat
internaldan eksternal.18
Kritik internalpeneliti untuk dapat menilai kelayakan dan
keaslian sumber atau menguji lebih jauh dokumen tersebut, artinya peneliti ingin
menguji seberapa jauh dapat dipercaya kebenaran dari informasi yang
diberikan.Dalam kritik intern ditujukan untuk dapat memahami sebuah teks.Tahap
selanjutnya kritik ekternal dilakukan untuk mengetahui atau menguji keaslihan
suatu sumber.Usaha dalam mendapatkan bukti sumber otentik dengan melakukan
16
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori &Praktek, h. 160-161. 17
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktek h. 175. 18
M. Dien Madjid, Johan Wahyudhi, Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar, (Jakarta: Kencana,
2014), Cet 1, h. 223-224.
11
penelitian terhadap sebuah sumber. Dalam kritik eksternal berfungsi sebagai
berikut:
1. Apakah sumber tersebut merupakan salah satu sumber yang kita butuhkan.
2. Apakah itu merupakan salah satu sumber yang asli.
3. Apakah sumber tersebut masih ada atau sudah mengalami suatu
perubahan.
Setelah melakukan kritik intern dan ekstern, tahap selanjutnya yaitu
interpretasi atau penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah penulis himpun
untuk memperoleh fakta-fakta terkait permasalahan yang menjadi fokus menjadi
kajian penulis. Dalam tahap ini penulis menggunakan metode analisis dan sintesis.
Dalam proses analisis atau penguraian, penulis memperoleh beberapa fakta dari
sumber-sumber yang telah penulis baca baik sumber primer maupun sekunder,
seperti adanya perubahan arah pengembangan yayasan Al-Fachriyah dari arah
sosial ke arah keilmuan. selain itu pesantren dan pengajian menjadi sarana
dakwah yang digunakan oleh Habib Jindan.
Tahap terakhir yakni historiografi, dalam tahap ini penulis menguraikan
fakta-fakta yang sudah didapat ke dalam penulisan sejarah, dan kemudian menarik
kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan pokok yang menjadi
kajian utama dalam penelitian ini.
I. Sistematika Penulisan
Sebuah peristiwa sejarah yang diteliti dengan metodologi dan pembagian
babakan, harus dibagi sesuai sistematika serta kaidah dalam penelitian sejarah.
Pembabakan tahapan pembahasan cerita peristiwa sejarah, dapat dibagi dalam
beberapa bab dan sub-bab, yang sifatnya tidak mengikat dan tidak dibatasi
jumlahnya. Pada penelitian sejarah, sebuah peristiwa sejarah selalu didasarkan
pada kaidah dasar, yaitu awal, saat dan akhir peristiwa.19
Secara keseluruhan skripsi ini terbagi ke dalam lima bab. adapun bagian
pebahasannya yaitu:
19
Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, h. 69.
12
Bab I adalah pendahuluan, diantaranya latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan,
Bab II adalah kondisi masyarakat Islam di Tangerang. Pada bagian ini
terbagi dalam tiga bagian, yaitu Letak geografis Tangerang, Kondisi pendidikan
dan Kondisi sosial-keagamaan.
Bab III adalah riwayat hidup Habib Jindan. pada bagian ini terbagi dalam
tiga bagian, yaitu silsilah Habib Jindan, pendidikan dan karya Habib Jindan, dan
ekstitensi Habib Jindan di Yayasan Al-Fachriyah.
Bab IV merupakan kelanjutan dari bab sebelumnya, membahas tentang
Peran Habib Jindan dalam memajukan umat Islam Tangerang. adapun
pembahasannya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu peran dakwah Habib Jindan di
masyarakat Tangerang, pengaruh dakwah Habib Jindan di masyarakat Tangerang,
dan terakhir respon masyarakat tangerang terhadap dakwah Habib Jindan.
Bab V adalah akhir dari seluruh proses penelitian ini, di dalamnya berisi
tentang analisa dan hal-hal yang berkaitan dengan keadaan proses penelitian ini.
Bagian inilah yang menjadi akhir dari seluruh rangkaian penelitian, tentang
pembahasan suatu tema dari sebuah peristiwa sejarah.
13
BAB II
KONDISI MASYARAKAT TANGERANG
A. Letak Geografis Tangerang
Kabupaten Tangerang terletak di bagian Timur Provinsi Banten pada
koordinat 106°20’-106°43’ bujur timur dan 6°00’-6°20’ lintang selatan. Luas
wilayah kabupaten Tangerang 1.110,38 km atau 12,62% dari seluruh luas wilayah
provinsi Banten dengan batas wilayah dari sebelah utara wilayah ini berbatasan
dengan laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan kota
Tangerang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok,
sedangkan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Serang dan Lebak.1
Secara topografi, Kabupaten Tangerang berada pada wilayah dataran yang
terdiri dari wilayah dataran rendah dan dataran tinggi. Dataran rendah sebagian
besar berada di wilayah Utara yaitu kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri,
Sukadiri, Kresek, Kranjo, Pakuhaji, dan Sepatan. Sedangkan dataran tinggi berada
di wilayah bagian tengah kearah selatan.
Larangan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Tangerang,
Banten, Indonesia, Kecamatan Larangan sendiri terletak dibagian Tangerang.
Kota Tangerang yang berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan dan juga Kota
Tangerang Selatan. Wilayah ini merupakan salah satu pemekaran dari Kecamatan
Ciledug. Luas dan batas wilayah Di Tangerang berada disebelah utara Kelurahan
Gaga, dan berada disebelah Selatan Jurtim dan Jurbar, disebelah barat berada di
Peninggilan dan sebelah timur berada di Cipadu Jaya.2
Di Tangerang sendiri memiliki luas 8, 61 km dan di Tangerang memiliki
jumlah penduduk 114.575 jiwa dengan kepadatan penduduk 13.307 jiwa/km dan
memiliki 8 kelurahan diantaranya :
1. Kelurahan Kreo Selatan
2. Kelurahan Kreo
3. Kelurahan Larangan Utara
1 Monografi Kelurahan Tangerang 2014
2 Data statistic kelurahan Tangerang
14
4. Kelurahan Larangan Indah\
5. Kelurahan Tangerang
6. Kelurahan Cipadu
7. Kelurahan Cipadu Jaya
8. Kelurahan Gaga
Keadaan penduduk Di Tangerang menurut agama, yang berada di Provinsi
Banten Kabupaten kota Tangerang yang berada dikecamatan Larangan. Jumlah
laki-laki ada sekitar 9.003, sedangkan jumlah perempuan sekitar 8.792. sedangkan
keadaan penduduk menurut agama : Islam ada 16.972, agama Kristen berjumlah
500, Katolik tidak ada, Hindhu berjumlah 33, Budha berjumlah 41. Sedangkan
total jumlah keluarga (KK) ada 5.890 sedangkan jumlah penduduk jiwa ada
17.795.3
Desa/Kel
urahan
Jenis
Kelamin Agama
Kelu
arga
(KK)
Pend
uduk
(jiwa)
Laki
-laki
(lk)
Pere
mpua
n (pr)
Isla
m
Kri
sten
Khat
olik
Hin
du
Bu
dha
Lai
nny
a
Larangan
Selatan 9.003 8.792
16.9
72 500 0 33 41 2 5.890
17.79
5
Tabel 1. Data Statistik Kec. Larangan 2013
Keadaan penduduk Di Tangerang menurut status perkawinan dan potensial
penduduk, yang berada di provinsi Banten Kabupaten kota Tangerang yang
berada diKecamatan Larangan. Jumlah laki-laki 9.003, jumlah perempuan 8.792.
Sedangkan menurut status perkawinan, yang belum menikah 8.770, yang sudah
menikah 8.509, yang sudah cerai hidup 81, yang terakhir cerai mati 435. Total
jumlah keluarga (KK) 5.890, penduduk jiwa 17.795 sedangkan potensial pemilih
11.536.
3 Data statistic kelurahan Di Tangerang
15
Jumlah Penduduk Menurut Status Perkawinan dan Potensial Pemilih
Provinsi : Banten
Kab./Kota : Kota Tangerang
Kecamatan : Larangan
Desa/Kelu
rahan
Jenis
Kelamin Status Perkwinan
Kelua
rga
(KK)
Pendu
duk
(Jiwa)
Poten
sial
Pemil
ih
(Jiwa
)
La
ki-
La
ki
(Lk
)
Perem
puan
(Pr)
Bel
um
Ka
win
Ka
win
Cer
ai
Hid
up
Ce
rai
Ma
ti
Larangan
Selatan
9
003 8 792 8 770
8
509 81 435 5 890 17 795 11536
Tabel 2. Data Statistik Kec. Larangan 2013
B. Kondisi Pendidikan
Keadaan penduduk di Tangerang menurut usia sekolah dan jenis kelamin yang
berada di provinsi Banten Kabupaten kota Tangerang yang berada dikecamatan
Larangan. Jumlah laki-laki 9.003, jumlah perempuan 8.792. sedangkan rasio
jumlah kelamin laki-laki dan perempuan dikali 100 berjumlah 102. Sedangkan
menurut usia sekolah dan jenis kelamin, 0-6 (pra sekolah) laki-laki berjumlah 713,
0-6 (pra sekolah) perempuan berjumlah 672. Sedangkan menurut sekolah dasar
sederajat, 7-12 (sekolah dasar/sederajat) laki-laki berjumlah 998, 7-12 (sekolah
dasar/sederajat) perempuan 956.
Sedangkan menurut tingkat SLTP/ sederajat, 13-15 (SLTP/ sederajat) laki-laki
berjumlah 499, 13-15(SLTP/ sederajat) perempuan 475. Sedangkan tigkat
SLTA/sederajat, 16-18 (tigkat SLTA/sederajat) laki-laki 441, 16-18 (tigkat
SLTA/sederajat) perempuan 450. Yang terakhir menurut perguruan tinggi, >18
(perguruan tinggi) laki-laki berjumlah 6352, sedangkan perempuan berjumlah
6239. Jumlah keluarga (KK) 5.890 dan jumlah penduduk 17.795.
16
Ket : Kelompok Usia Sekolah
0-6 : pra sekolah
7-12 : sekolah dasar/sederajat
13-18 : SLTP/sederajat
16-18 : SLTA/sederajat
>18 : perguruan tinggi
Desa/
Kelurahan
Larangan
Selatan
Jenis Kelamin
Laki-laki
(Lk) 9.003
Perempuan
(Pr) 8.792
Pendidikan
Terakhir
I 2.829
II 1.999
III 1.675
IV 2.413
V 691
VI 137
VII 850
VIII 1.440
IX 115
X 15
Keluarga (KK) 5.890
Penduduk
(Jiwa) 17.795
Tabel. 3 statistik kelurahan Larangan Selatan
Keadaan penduduk Di Tangerang menurut pendidikan terakhir yang
berada di Provinsi Banten Kabupaten kota Tangerang yang berada dikecamatan
Larangan. Jumlah laki-laki 9.003, jumlah perempuan 8.792. yang belum
bersekolah berjumlah 2.829, tidak tamat SD/sederajat berjumlah 1.999, tamat
SD/sederajat berjumlah 1.675, SLTP/ sederajat berjumlah 2.314, SLTA/sederajat
berjumlah 6.691, diploma berjumlah 137, akademis diploma/sarjana muda
17
berjumlah 580, diploma IV/strata I berjumlah 1.440, strata II berjumlah 115, strata
III berjumlah 15. Jumlah keluarga (KK) 5.890 dan jumlah penduduk 17.795.
Ket : Pendidikan Terakhir
I : tidak/belum sekolah
II : tidak tamat SD/ sederajat
III : tamat SD/ sederajat
IV : SLTP/ sederajat
V : SLTA/ sederajat
VI : diploma I/II
VII : akademi/ diploma III sarjana muda
VIII : diploma IV/strata I
IX : strata II
X : strata III
Desa/
Kelurahan
Larangan
Selatan
Jenis Kelamin
Laki-laki
(Lk) 9.003
Perempuan
(Pr) 8.792
Pendidikan
Terakhir
I 2.829
II 1.999
III 1.675
IV 2.413
V 691
VI 137
VII 850
VIII 1.440
IX 115
X 15
Keluarga (KK) 5.890
Penduduk
(Jiwa) 17.795
Tabel. 4 statistik kelurahan Larangan Selatan
18
C. Kondisi Sosial-Keagamaan
Sebagian besar masyarakat Tangerang mayoritas beragama Islam. Hal ini
dapat dilihat dari kebiasaan sehari-hari masyarakat Tangerang yang sangat
religius, mulai dari tata kehidupan pribadi mereka sampai tata cara bermasyarakat,
dalam kegiatan keagamaan. Kehidupan beragama di tengah masyarakat sangat
penting karena agama merupakan salah satu unsur dalam mencapai keadaan
masyarakat yang aman, tentram dan juga nyaman dalam membina masyarakkat
dalam kehidupan sehari-hari.
Mayoritas masyarakat Tangerang penduduknya beragama Islam dan
beraqidahkan As’ariyah wal maturidiyah yaitu aqidah yang dikenal dengan
sebutan Ahlusunnah Wal’jamaah, yang bermazhab Syafi’I karena lebih cocok
dengan adat istiadat dan kultur mereka. kerukunan umat beragama diupayakan
agar senantiasa terbina dengan baik demi terlaksananya pembangunan dan
kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa. hal ini merupakan salah satu usaha
yang membentengi diri tehadap dampak negatif atas modernisasi dan globalisasi.4
Dalam kegiatan umat Tangerang semakin semarak dan berjalan
sebagaimana mestinya, hal ini menunjukkan adanya sebuah peningkatan,
penghayatan dan pengajaran agama. Kegiatan agama ini sangat didukung oleh
kehadiran seorang Habib yaitu Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin
Jindan kehadiran ia sangat membawa dampak perubahan bagi masyarakat
setempat.
Habib Salim bin Jindan merupakan salah satu sosok yang bisa dikatakan
sebagai salah satu ulama terbesar di Indonesia,5 Habib Salim bin Jindan juga
merupakan ulama terbesar nusantara di masanya dalam berdakwah. Ketika Habib
Salim dikenal sebagai sosok singa podium yang sangat tegas dan mengebu-gebu
dalam berdakwah, dalam berdakwah Habib Salim bin Jindan lebih menekankan
kepada masyarakat sekitar khususnya masyarakat yang berada di Tangerang dan
4 Uka Tjandrasasmita, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di Indonesia,
(Jakarta: Menara kudus: 2000), h. 1-2. 5 wawancara pribadi dengan Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan,
Tangerang 13 April 2017. Habib Jindan merupakan penerus Yayasan Al-Fachriyah.
19
di luar Tangerang untuk dapat lebih mengenal dan dapat memahami tentang
keagamaan.
Hadirnya sebuah Yayasan Al-Fachriyah, yang didirikan oleh Habib Novel
yang merupakan putra dari Habib Salim bin Jindan, sejak dulu Habib Novel
sangat memperhatikan masyarakat sekitar khususnya masyarakat di Tangerang.
Sehingga ketika Habib Novel diberi hadiah sebidang tanah oleh bapak lurah, Pada
tahun 1993 Yayasan Al-Fachriyah diresmikan.6
Semenjak Habib Novel merintis Yayasan Al-Fachriyah, Habib Novel
mulai bersosialisasi kepada masyarakat sekitar dan Habib Novel juga mengadakan
sebuah Majelis Taklim. Dengan adanya Majelis Taklim, masyarakat sekitar mulai
mengenal dan mulai memahami tradisi yang dilakukan oleh Habib Novel. Habib
Novel sendiri sangat memperhatikan masyarakat sekitar agar dapat mengamalkan
sunnah-sunnah Rasulullah SAW.
Sosok Habib Novel sangat memperhatikan masyarakat sekitar khususnya
bagi masyarakat Tangerang, Arah kepemimpinan Habib Novel lebih condong
kearah sosial, sosok Habib Novel sangat baik terhadap masyarakat apalagi dalam
hal mengayomi para tamu yang datang untuk menemui Habib Novel bahkan
Habib Novel mengajak para tamu tersebut untuk bersantap makanan bersama
keluarga besar Habib Novel.7 Dengan kebaikan beliau banyak masyarakat sekitar
yang senang dengan kebaikan serta keramahan Habib Novel.8
Ketika Habib Novel memimpin Yayasan Al-Fachriyah, masyarakat sekitar
sangat antusias untuk menghadiri pengajian atau majelis taklim yang dilakukan
oleh Habib Novel, sejak dulu pengajian yang dilakukan oleh Habib Novel sudah
ramai di kunjungi oleh masyarakat sekitar khususnya masyarakat sekitar
Tangerang bahkan diluar daerah sampai luar kota.
Cara Habib Novel menarik para masyarakat untuk dapat menghadiri
pengajian, Habib Novel sering sekali di undang oleh masyarakat sekitar untuk
6http://www.alfachriyah.org/menu/tentang-kami/sejarah-berdiri-al-fachriyah/,
diakses 15 april 2017, jam 16:02 7Wawancra pribadidengan Ibu Halimah, merupakan salah satu masyarakat yang
berada di Tangerang, Tangerang 15 April 2017. 8Wawancra pribadidengan Ibu Halimah, Tangerang 15 April 2017.
20
menghadiri majelis taklim. Dari sanalah Habib Novel melakukan sosialisasi
dengan mengajak dan mengundang para jamaah atau masyarakat sekitar untuk
dapat menghadiri majelis yang dilakukan didalam Yayasan Al-Fachriyah. Dengan
keramahan dan kegigihan Habib Novel untuk mengajak masyarakat sekitar untuk
mengikuti pengajian, akhirnya masyarakat sekitar banyak berdatangan untuk
mengikuti pengajian bersama Habib Novel.
Bahkan anak yatim piatu yang berada didalam Yayasan Al-Fachriyah
sekitar kurang lebih 300 anak yatim piatu, dalam mengasuh yatim piatu Habib
Novel membiayai mereka sekolah di luar Yayasan Al-Fachriyah dan Habib Novel
juga setiap bulannya memberi sembako seperti beras, minyak, gula dan lainnya
kepada orang tua dari anak yatim piatu tersebut. Dengan adanya anak yatim piatu
dan kebaikan Habib Novel sangat membawa berkah, dengan kehadiran anak anak
tersebut banyak yang membantu Habib Novel dalam hal memberikan makanan,
sembako, ada juga yang memberi beras setiap bulannya dan berasnya sebanyak 1
Ton dan keperluan lainnya untuk anak-anak yang berada didalam Yayasan Al-
Fachriyah. Habib Novel juga memberikan uang dan sembako bagi orang yang
tidak mampu, kebanyakan orang yang tidak mampu itu berasal dari luar
Tangerang.
Perbedaan Habib Novel dengan Habib Jindan, Habib Jindan juga memiliki
sifat yang baik dan ramah, sedangkan Habib Novel itu sangat memperhatikan
orang-orang yang berada di lingkungan sekitar bahkan lebih mengenal dengan
orang-orang kecil dan Habib Novel juga sangat memperhatikan anak-anak yang
berada di Yayasan Al-Fachriyah. Hingga dari sejak saat itu, bahkan dari sebelum
berdiri Yayasan Al Fachriyah hingga saat ini sudah sangat banyak murid-murid
dan masyarakat sekitar yang mengetahui kegiatan majelis taklim yang dilakukan
oleh Habib Novel dan kemudian dapat memberikan manfaat besar untuk umat dan
masyarakat Tangerang.
Ketika Habib Novel meninggal akhirnya yang meneruskan perjuangan
Habib Novel yaitu anaknya yang bernama Habib Jindan. Setelah Habib Jindan
pulang dari Hadramaut Habib Jindan memulai dakwahnya, awal Habib Jindan
21
memulai dakwahnya belum begitu banyak jamaah atau masyarakat sekitar yang
mengenal Habib Jindan.
Dakwah yang dilakukan oleh Habib Jindan pada umumnya tidak jauh
dengan para pendakwah lainya, dakwah Habib Jindan seakan mempunyai daya
tarik tersendiri untuk menarik para jamaahnya. Suara yang lantang ketika
berceramah menggugah para pendengarnya untuk berpegang teguh dengan kuat
untuk menjalankan syariat agama dan sunah-sunah Rasulullah SAW, akhlaknya
yang anggun dalam berdakwah juga membuat para jamaah dan masyarakat sekitar
untuk menirunya.
Dalam berdakwah Habib Jindan mempunyai tiga sasaran dalam
berdakwah, tujuan yang ingin capai dalam berdakwah, yaitu:9 Yang pertama
adalah menyebarkan ilmu agama kepada masyarakat dan menanamkan rasa
takdzim atau penghormatan terhadap syiar-syiar agama di hati umat manusia.
Yang ke dua adalah at-tazkiyah yakni pensucian jiwa terhadap jamaah beliau
khususnya dan terhadap umat manusia umumnya dan menghiasinya dengan
akhlak-akhlak yang mulia dan indah, sasaran yang kedua ini sangat terkenal
dalam lisan manusia dengan sebutan at-tasawuf. Dan yang ketiga adalah
menanamkan dalam jiwa jamaahnya pada khususnya dan dalam jiwa manusia
pada umumnya untuk mau berdakwah, berjuang untuk menyebarkan syariat
agama Islam. Dengan tiga sasaran berdakwah inilah yang memotifasi beliau untuk
selalu bersemangat, bersabar dan istiqomah dalam berdakwah, mengajak manusia
pada jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.10
9 Wawancra pribadi dengan Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan. Adik kandung
Habib Jindan, Tangerang 17 September 2016 10
Wawancara pribadi dengan Habib Ahmad, Tangerang 17 September 2016
22
BAB III
RIWAYAT HIDUP HABIB JINDAN BIN NOVEL
A. Silsilah Habib Jindan
1. Nasab dari Pihak Ayah
Al- Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Husen bin
Sholeh bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Jindan bin Syaikhan bin
Syekh Abu bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin
Syekh Abdurrahman As-Seggaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali bin
Alwi Al- Ghoyur bin Imam Muhammad Al- Faqih Al- Muqoddam bin Ali bin
Muhammad Shohibul Mirbat bin Ali Kholi Qosam bin Alwi bin Muhammad
bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Al- Imam Al-
Muhajjirila Allah Ahmad bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali
Al-Uraidhi bin Ja‟far As-Shodiq bin Muhammad Al- Baqir bin Ali Zainal
Abidin bin Husen As- Shibti bin Ali bin Abi Tholib dan Fatimah Az-Zahra‟
binti Sayyidina Muhammad SAW.1Ini adalah silsilah nasab beliau yang
bersambung dengan Nabi Muhammad SAW, sehingga kita dapat mengetahui
bahwasannya beliau merupakan cucu dari baginda Nabi Muhammad SAW.
2. Nasab dari Pihak Ibu
Al- Habib Jindan bin Hubabah Faurani binti Muhammad bin Ali bin
Abdurrahman bin Abdullah bin Muhammad bin Husen bin Abdurrahman bin
Husen bin Abdurrahman bin Hadi bin Ahmad Al- Habsyi Sohibus Si‟ib bin
Muhammad bin Alwi bin Abu Bakar Al Habsyi bin Ali bin Ahmad bin
Muhammad Asadullah bin Hasan At- Turabi bin Ali bin Al-Imam Muhammad
Al- Faqih Al- Muqoddam dan seterusnya sampai kepada Rasulullah SAW.2
1 Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan, Biografi Al Habib Salim bin Ahmad bin
Husein bin Jindan Ibn Syeikh Abu Bakar bin Salim, ( Tangerang : Al-Fachriyah 2016). h 4 2 Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan, Biografi Al Habib Salim bin Ahmad bin
Husein bin Jindan Ibn Syeikh Abu Bakar bin Salim, ( Tangerang : Al-Fachriyah 2016). h 4-5
23
3. Marga Bin Jindan
Sudah tidak menjadi hal asing bagi umat muslimin bahwa keturunan
Nabi Muhammad SAW yang berada di Indonesia ini sangat banyak. Dan
mereka para keturunan Nabi Muhammad SAW mempunyai marga-marga
yang sangat banyak, diantaranya: As-Seqaf, Al- Aidrus, Al- Habsyi, Al-
Haddad, Al- Kaff, Al- Attas, bin Agil, bin Syahab, bin Jindan dan lain
sebagainya. Dan Bin Jindan merupakan suatu julukan tertentu untuk cucu
Nabi Muhammad SAW dari keturunan Ali bin Muhammad bin Husen bin
Syekh Abu Bakar bin Salim, dan Jindan adalah nama dari kakek mereka yang
mencapai derajat yang tinggi disisi Allah SWT. Sehingga anak keturunan
Jindan inilah dijuluki dengan bin Jindan.3
B. Pendidikan dan karya Habib Jindan
Habib Jindan dilahirkan di Sukabumi pada hari Rabu, 10 Muharram 1398
H atau 21 Desember 1977 M.4 Habib Jindan dilahirkan dari keluarga yang sangat
perhatian dalam ajaran agama serta tekun dan istiqomah dalam beribadah,
ayahnya Habib Novel merupakan seorang ulama besar putra dari seorang ulama
besar dan pendakwah yang kondang juga yaitu Habib Salim bin Ahmad bin jindan
yang dijuliki sebagai singa podium5dan ibundanya adalah seorang wanita yang
sholeha yang nasabnya bersambung dengan seorang ulama besar yang masyhur di
Indonesia bahkan di manca negara yaitu Al- Habib Ali bin Abdurrahman Al-
Habsyi Kwitang, pendiri Majelis Taklim Kwitang di Jakarta Pusat. Dari sinilah
Habib Jindan pertama kali mengambil pendidikan dan pelajaran sehingga kelak
beliau menjadi seorang ulama besar yang diakui keilmuannya.
Dalam wawancara Habib Jindan dengan Al- kisah6beliau menceritakan
“waktu kecil saya sering diajak ke berbagai Majelis Taklim di Jakarta oleh abah
3 Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Umar Asy syathiri, Al Mu’jamul latif, (Jeddah : 1406 H/
1986 M) cet 1. h 74 4http://www.alfachriyah.org diakses pada tanggal 23 september 2016, jam 16: 02
5Singa Podium merupakan istilah bagai seorang da‟i yang pandai berbicara dalam segala hal,
yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Sebagaimana singa merupakan raja hutan beliau
adalah rajanya para da‟i ila Allah 6https://pondokhabib.wordpress.com/ diakses tanggal 3 Agustus 2016, jam 4: 39
24
saya Habib Novel, dari sanalah saya mendapatkan banyak manfaat diantaranya
berkah dari beberapa Ulama dan Habaib yang termasyhur”.7
Ketika tempat tinggal orang tua Habib Jindan pindah dari Sukabumi ke
Jakarta tepatnya didaerah Bungur Jakarta Pusat. Habib Jindan memulai
pendidikan formalnya di SD Islam Maranti. Selain itu Habib Jindan juga belajar
di Madrasah Diniyyah yang diasuh oleh Ustad Nur Baiti. Setelah lulus dari SD
Meranti kemudian melanjutkan pendidikannya di Madrasah Jami‟at Kheir yang
didirikan oleh Sayyid Abu Bakar bin Ali bin Syahab di daerah Pekojan Jakarta
Barat, Habib Jindan juga belajar di Jami‟at Kheir mulai dari Tsanawiyah sampai
ke Aliyah tetapi pada saat itu Habib Jindan tidak dapat menyelesaikan pendidikan
Aliyahnya karana Habib Jindan harus melanjutkan pendidiknnya di Hadramaut
Yaman dibawah asuhan Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz.
Disanalah Habib Jindan benar–benar mempelajari dan sungguh-sungguh
untuk mendalami berbagai cabang ilmu agama, dan memperluas wawasannya
tentang bagaimana cara untuk berdakwah. Sehingga dalam waktu yang singkat
yaitu kurang lebih selama 4 tahun, mulai dari tahun 1993 sampai 1998 M telah
menjadikan ia sebagai seorang ulama besar yang diakui keilmuwannya oleh para
kyai, habaib dan tokoh masyarakat.
Sebelum ke Hadramaut, Habib Jindan juga selalu menghadiri pengajian
dan beberapa Majelis Taklim yang berada didaerah Jakarta, seperti pengajian di
Madrasah Tsaqafah Islamiyah yang diasuh oleh Al- Habib Abdurrahman bin
Ahmad As- Segaf, di Bukit Duri Jakarta Selatan dan Majelis Taklim Kwitang
yang diasuh oleh kakek Habib Jindan Al- Habib Muhammad bin Ali Al- Habsyi
dan mengikuti rouha 8bersama Al- Habib Muhammad Al- Habsyi setiap sore
hari.9
Sebenarnya Habib jindan sudah pernah berangkat ke Hadramaut untuk
belajar, namun sayang Habib Bagir bin Muhammad bin salim Al Attas Kebon
Nanas telah meninggal sebelum Habib Jindan berangkat ke Yaman Hadramaut.
Pernah juga ia mau berangkat dengan saudara Habib Bagir Al Attas , tapi
7www.almahbubin.com di akses tanggal 23 september 2016 jam 16:44
8Rouha merupakan pelajaran yang dilakukan di sore hari
9www.almuhibbin.com di akses 23 september 2016 jam 16.30
25
sayangnya saudaranya jatuh sakit dan akhirnya gagal untuk berangkat kedua
kalinya. Tapi dengan izin Allah SWT. Pada tahun 1993 saat Habib Umar bin
Muhammad bin Hafidz seorang ulama besar dari kota Hadramaut Yaman
berdakwah di Indonesia dan berkunjung ke Jakarta Habib Jindan sering melihat
dakwahnya. Diantaranya Habib Jindan melihat Habib Umar bin Muhammad bin
Hafidz di Majelis Taklim Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi di Kwitang,
kemudian ia bertemu kembali dengan Habib umar saat Habib Umar berkunjung
ke Madrasah Jami‟at Al- Khoir tempat beliau belajar.
Uniknya satu-satunya kelas yang dimasuki oleh Habib Umar adalah kelas
beliau padahal saat itu ada belasan kelas di Madrasah Jamiat kheir. Kemudian
Ustad Hadi As-Seggaf memperkenalkan ia dengan Habib Umar bin Muhammad
bin Hafidz. Pada saat itu Ustadz Hadi mengatakan kepada Habib umar bahwa
beliau adalah keturunan Syekh Abu Bakar bin Salim yang berarti bahwa kakek
Habib Umar dan Habib Jindan adalah sama, Mendengar itu Habib Umar
tersenyum kepadanya.
Dari beberapa pertemuan Habib Jindan dengan Habib umar di beberapa
Majelis inilah yang membuat Habib Jindan sangat ingin untuk belajar dan
menimba ilmu di kota Hadramaut Yaman khususnya kepada Habib Umar Bin
Muhammad bin salim Bin Hafidz. Selang beberapa hari Habib Abdul Qodir bin
Ahmad Al Haddad salah satu ulama besar di kota Jakarta yang tinggal di Condet
sekaligus teman Habib Novel ayah Habib Jindan dalam berdakwah datang
kerumah beliau untuk mengabarkan bahwa Habib Umar bin Hafidz telah
menerimanya sebagai murid apabila Habib jindan mau belajar ke Hadramaut
Yaman.
Akhirnya Habib Jindan pun berangkat ke hadramaut untuk belajar dengan
para sahabatnya yang mau belajar di hadramaut. Jumlah rombongan ini ada 30
orang diantaranya: Habib Mundzir bin Fuad Al Musyawa, Habib Quraisy
Baharun, Habib Shodik bin Hasan Baharun, Habib Abdullah bin Hasan Al
Haddad, Habib Jaa‟far bin Bagir Al Attas dan lain-lain.10
10
www.almuhibbin.com di akses 23 sebtember 2016 jam 17.00
26
Ketika Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya berangkat ke Hadramaut
Yaman untuk belajar kepada Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz11
mereka
tinggal di Rubat Sihr,12
yaitu suatu Pesantren yang berada di kota Sihr Hadramaut
Yaman, Pesantren ini didirikan oleh Habib Abdullah bin Abdurrahman bin Syekh
Abu Bakar bin Salim. Yang waktu itu Habib Umar bin Hafidz adalah salah satu
pengajar di Pesantren tersebut. Selama di rubat sihr Habib Jindan selain belajar
dengan Habib Umar beliau juga belajar dengan ulama‟ yang berada di kota Sihr,
diantaranya:13
Mufti sihr Syekh Abdul Karim Al Mallakhi, Syekh Salim Hablil,
Syekh Jum‟ah Ath Thai‟, Setelah kurang lebih satu tahun tinggal di Sihr
kemudian Habib Umar bersama Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya pindah
kekota Tarim14
.
Kota Tarim sangat terkenal dengan kentalnya budaya Islam dan ilmunya,
penduduk kota Tarim adalah orang-orang yang sangat menjaga kebudayaan Islam
yang dilakukan leluhurnya, kebudayaan dan kegiatan agama yang dirintis oleh
leluhur mereka itu terus lestari sampai sekarang, diantara kebudayaan tersebut
adalah hizib15
Al-Quran yang dibaca dengan hafalan para pesertanya, hizib ini
dilakukan di Masjid Seqaf setiap hari setelah solat magrib dan sebelum solat
subuh, kegiatan ini sudah dilakukan oleh mereka lebih dari seribu tahun yang lalu.
Kota Tarim ini di juluki sebagai kotanya para wali sebagaimana Mesir
yang mempunyai julukan kotanya para Nabi, sebutan ini dikerenakan banyaknya
para wali yang bermunculan di kota tersebut, Syekh Abdur Rahman As Seqaf
berkata: “Lebih dari sepuluh ribu auliya‟ al akbar, delapan puluh wali qutub dari
keluarga alwiyyin dimakamkan di Zanbal”.16
Sebagian pakar sejarah Islam mengatakan bahwa Tarim adalah kota
leluhurnya wali songo yang menyebarkan agama Islam di negeri Indonesia. Habib
Salim bin Abdullah bin Umar Asy-Syatiri mengatakan Para wali songo yang
11
Bin Hafidz adalah salah satu marga atau julukan tertentu dari keturunan Rasulullah SAW 12
Rubat Sihr merupakan salah satu nama kota di Hadramaut, Yaman 13
Syekh Ahmad Al Khatib merupakan salah satu muruid Habib Jindan dan termasuk sodara
kandung. 14
Wawancara pribadi dengan Syekh Ahmad Al Khatib, Tangerang 28 September 2016 15
Hizib, adalah pembacaan al quran secara berkelompok dan bergiliran bacaannya, karena
yang satu baca yang lain mendengarkan. 16
Zanbal, adalah salah satu pemakaman di kota tarim selain furaid dan akdar
27
menyebarkan dakwah Islam di Indonesia mereka merupakan para alawiyyin yang
datang dari Hadramaut, mereka merupakan keturunan Rasulullah yang silsilah
nasabnya bersambung kepada Al-Imam Ahmad Al- Muhajjir. Silsilah wali songo
sampai kepada As- Sayyid Alwi Ammul Faqih Al- Muqodam yang makamnya
berada di Zanbal Tarim.17
Pertama.18
ketika Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya berada ke kota
Tarim, mereka tinggal di Masjid At Taqwa, suatu Masjid yang berada didekat
rumah Habib Umar bin Hafidz, walaupun mereka tinggal di masjid kegiatan
belajar mengajar tetap terus berjalan seperti di Rubat, setelah tinggal beberapa
bulan di Masjid kemudian mereka di tempatkan di sebuah rumah yang diberi
nama dengan Darus Stana. Selama tinggal di Darus Stana Habib Umar mulai
membangun Pondok Pesantren yang beliau memberi nama dengan Darul
Mustofa.19
Sebelum Habib Umar membangun Darul Mustofa di kota Tarim tidak ada
Pesantren kecuali satu yaitu Rubat Tarim yang didirikan oleh Habib Abdullah bin
Umar Asy Syathiri. Dalam wawancara Habib Jindan dengan Al kisah Habib
Jindan mengatakan “ketika itu (waktu Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya baru
pindah ke Tarim) Habib Umar bin Hafidz belum mendirikan Pesantren Darul
Mustofa. Yang ada hanya Ribat Tarim kita tinggal dirumah Habib Umar”20
Selama belajar di Hadramaut Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya harus
banyak bersabar, karena baru tinggal dua minggu di Hadramaut perang saudara
pun terjadi di Yaman, walaupun perang yang terjadi tidak terasa di lingkungan
Pondok namun dampak perang ini mengakibatkan listrik mati, bensin minim dan
sandang pangan menjadi mahal dan langka, akhirnya mereka masak pun harus
memakai kayu bakar. Keadaan yang seperti itu tidak mengurangi semangat Habib
Jindan dan sahabat-sahabatnya untuk terus belajar dan belajar, begitu juga sang
17
https://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Dakwah_Walisongo . diakses 23 september 2016, jam
17:15 18
Syekh Ahmad Al Khatib merupakan salah satu muruid Habib Jindan dan termasuk sodara
kandung. 19
Wawancara pribadi dengan syekh ahmad al khatib. Tangerang 28 september 2016 20
https://www.google.co.id/#q=MY-Je_blog:habib+jindan+bin+novel+bin+jindan Di akses 23
september 2016 . jam 17: 15
28
guru Al Habib Umar tidak pernah absen untuk mengajar, Habib Umar selalu
menanamkan dalam jiwa mereka untuk selalu disiplin dan istiqomah dalam
dakwah dan belajar dalam situasi apapun.
Selama belajar di Hadramaut Habib Jindan sangat bersungguh-sungguh
dalam belajar, salah satu teman dekat Ia yaitu Syekh Ahmad Al Khatib
mengatakan21
“Bahwa dahulu Habib Jindan ketika belajar di Hadramaut ia sangat
sungguh-sungguh dalam belajar, ia sedikit berbicara, suka menyendiri, dan selalu
bermusyawarah dengan Habib Umar dalam semua urusannya”. Habib Jindan juga
suka berziarah kemakam Syekh Faqih muqaddam di Zanbal, dan datang ke
tempat-tempat yang barokah sehingga ia membeli motor untuk kemudahan dalam
ziarah.22
Habib Jindan dan sahabat-sahabatnya selain belajar dengan Habib Umar
bin Hafidz, mereka juga belajar juga dengan para ulama‟ besar di kota tersebut,
diantarnya: Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz kakak
Habib Umar bin Hafidz, Habib Hasan Asy Syathiri, Habib Salim Asy Syathiri,
Habib Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Syahab, dan lain sebagainya.
Selain belajar di Pesantren Darul Musthafa mereka juga sering menghadiri
beberapa Majelis Taklim yang biasa digelar di Tarim, diantaranya: di Rubat
Tarim, Baitul Faqih, Zawiuyah Syekh Ali, Masjid Ba‟alawi, di qubbah Al-Aidrus
dan lain sebagainya. Adapun kitab-kitab yang mereka kaji diantaranya adalah:
Kitab Shahih Bukhari, kitab shahih muslim, Ihya „ulumuddin, kitab-kitab tafsir
dan fiqih, dan berbagai macam cabang ilmu lainnya. Selain harus belajar ilmu
dengan tekun dan sungguh-sungguh mereka juga diajarkan dan ditekankan untuk
berakhlak yang mulia, mengamalkan ilmu yang mereka pelajari dan
menyampaikannya kepada orang lain.
Di antara guru-guru yang mendidik Habib Jindan, diantaranya :
1. Al-Qutb Al- Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin As-Seggaf.
2. Al-Walid Al-Habib Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan.
21
Syekh Ahmad Al Khatib merupakan salah satu muruid Habib Jindan dan termasuk sodara
kandung.
22
Wawancara pribadi dengan syekh ahmad al khatib, Tangerang 28 Septeber 2016
29
3. Al-Habib Muhammad bin Ali bin Abdurahman Al-Habsyi.
4. Al-Habib Hasan bin Abdullah Asy-Syatiry.
5. Al-Habib Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Syahab.
6. Al-Habib hasan bin Abdullah bin Umar Asy syathiri.
7. Al-Habib salim bin Abdullah bin Umar Asy syathiri.
8. Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith.
9. As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki.
10. Al-Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz.
11. Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz.
12. Al-Habib Muhammad bin Husein Ba‟abud.
13. Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Ba‟abud.
14. Al-Habib Syeikh bin Ahmad bin As-Syeikh Abi bakar bin Salim.
15. Al-Habib Abdul Qodir bin Abu Bakar Almashur.
16. Al-Habib Muhammad bin Hamid Baalawi imam masjid Baalawi tarim.
17. Al-Habib Muhammad Saad bin Alwi Al-Idrus.
18. Mufti Huraidhoh Al-Habib Ali bin Muhammad bin Salim Al-Attas.
19. Al-Habib Abdullah Syami Al-Attas.
20. Al Habib fuad bin syeikhan Al Qadri.
21. As-Syeikh Fadhel bin Abdurrahman Bafadhel.
22. Asy-Syeikh Muhammad Ali Baudhon.
23. Ustad Nur Baiti.
Habib Jindan juga memiliki beberapa karya yang ditulis diantaranya
Katakan inilah jalanku. Buku ini menjelaskan tentang nasihat untuk membuka
hati kita akan kekurangan dan kelemahan diri kita. menyadari betapa jauh
perbedaan antara kita dengan salaf atau orang-orang terdahulu kita dari segi ilmu,
akhlak, amal, keuletan dan istiqomah. nasihat ini melainkan sebagai bahan
renungan bagi kita sehinnga dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam beramal
Karya yang kedua Kitab ta’liqot risalatul jamiah, kitab ini sangat
membantu bagi mereka yang mempelajari kitab risalatul jamiah karangan Habib
Ahmad bin Zen Al- Habsyi.Karya yang ketiga Syair-syair nasehat, syair ini
menjelaskan tentang nasehat utuk anak akhir zaman.
30
C. Ekstitensi Habib Jindan di Yayasan Al-Fachriyah
Yayasan Al-Fachriyah merupakan yayasan yang didirikan dan diresmikan
sekitar tahun 1993 oleh Habib Novel bin Salim bin Jindan, ayah Habib Jindan.
Kemudian pada tahun 1998, pengelolaan Yayasan Al-Fachriyah diamanatkan
sepenuhnya kepada Habib Jindan.Yayasan ini merupakan salah satu lembaga yang
mengedepankan pendidikan syari‟at Islam beraliran Ahlu sunnah wal jama’ah
yang selalu berpegang teguh dengan al-qur‟an dan hadist Nabi Muhammad,
ijmak, dan qiyas yang bermazhabkan Imam Syafi‟i.23
Terdapat perbedaan konsep antara Habib Jindan dan ayahnya dalam
mengelola Yayasan Al-Fachriyah.Yayasan Al-Fachriyah, pada masa Habib Novel
lebih condong bergerak pada bidang sosial. Di mana anak-anak yatim yang berada
di Yayasan Al-Fachriyah disekolahkan dan difasilitasi untuk menuntut ilmu
agama dengan memanggil Ustad,24
sementara pada saat yayasan dipegang oleh
Habib Jindan lebih memfokuskan pada bidang keagamaan selain tetap
melanjutkan konsep yang telah dirintis oleh ayahnya yaitu tetap fokus pada
bidang sosial.Di mana Habib Jindan tetap mengasuh, mendidik dan membesarkan
anak yatim.
Terdapat beberapa kegiatan Majelis dan jadwal rutin yang dilakukan oleh
Habib Jindan binNovel bin Salim bin Ahmad bin Jindan, diantaranya :25
1. Setiap malam sabtu sampai malam kamis ba‟da magrib mengajar anak santri
di Yayasan Al- Fachriyah. Adapun kitab yang diajarkan adalah kitab-kitab
fiqih madzhab syafi‟i. diantara adalah: kitab dzahiratul musyarafah karangan
guru beliau Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz, kitab risalah jamiah
karangan Habib Ahmad bin Zen Al- Habsyi, kitab safinatun najah karangan
Syekh Salim bin Abdullah bin Semir, mukhtashor latif karangan Syekh
Abdurrahman bin Abdullah ba Fadhal, nadzam zubad karangan Syekh Ahmad
bin Ruslan, yaqutun nafis karangan Habib Ahmab bin Umar Asy-Syathiri dan
lain sebagainya.
23
Wawancara pribadi dengan Ustad Deden , Tangerang 18 September 2016. 24
Ustad Deden merupakan salah satu pengajar di Yayasan Al-Fachriyah. 25
http://www.alfachriyah.org diakses pada 24 september 2016, jam 18 : 02
31
2. Pengajian yang diadakan di Masjid Al-Ikhwan setiap hari minggu malam
senin, pengajian ini dimulai setelah sholat magrib berjamaah sampai adzan
isya‟. Adapun kitab juga kitab-kitab fiqih madzhab syafi‟i.
3. Pengajian sebulan sekali yang diadakan oleh Majelis Silaturrahim, pengajian
ini berpindah pindah tempatnya, dari Masjid ke Masjid secara bergilir yang
berada di Larangan Selatan. Adapun kitab yag dibaca adalah kitab Tanbihul
Mugtarrin karangan Imam Sya‟rani. Pengajian ini diadakan pada hari jum‟at
pertama setiap bulan.
4. Rauha atau pengajian sore hari bersama anak-anak santri Al- Fachriyah setiap
selesai solat ashar, pengajian ini diadakan pada hari jumat sore sampai hari
rabu, dan biasanya berlangsung selama satu jam. Adapun kitab-kitab yang di
baca adalah kitab tasawuf. Diantara kitab yang dibaca adalah kitab Bidayatul
Hidayah karangan Imam Ghazali, kitab silsilah Imam Haddad seperti kitab
Nashaihud diniyyah, adab sulukul murid
5. Pengajian yang diadakan setiap dua minggu sekali yaitu pada hari rabu sore
jam 16.30-17.30 di Majelis Taklim Darul Mustofa Al-Habib Muhammad Al-
Atthos yang diadakan di daerah Condet.
6. Pengajian yang diadakan setiap malam juma‟at yang dimulai pukul 18.00-
20.30 di Yayasan Al-Fachriyah Larangan Selatan khusus untuk laki-laki dan
perempuan dan live audio streaming.
7. Beliau juga mengisi rubrik majalah al kisah setiap bulannya.
Kegiatan pendidikan syari‟at agama Islam di Yayasan Al-Fachriyah,
diantaranya :
1. Ilmu Fiqih mazhab Imam Syafi‟i.
2. Ilmu Aqidah
3. Ilmu Tasawuf
4. Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Al-Qur‟an
5. Ilmu Hadist
6. Ilmu Mustholahul Hadist
7. Ilmu Siroh ( sejarah Islam )
8. Ilmu Bahasa Arab
32
9. Ilmu Nahwu dan Shorof
Yayasan Al-Fachriyah di bawah pimpinan Habib Jindan juga memiliki
beberapa program, diantaranya :
1. Mempelajari kitab-kitab salaf.
Progam ini adalah kegiatan paling penting di Yayasan Al-Fachriyah
yang harus diikuti oleh semua anak santri yang berada di Yayasan Al-
Fachriyah, kegiatan ini untuk melatih mereka untuk memahami, mempelajari
dan menghafalkan kitab-kitab yang berisi tentang bahasa arab. Kitab kitab
tersbut pada umumnya menerangkan tentang ilmu tafsir, hadist, fiqih madzhab
syafi‟I dan lain sebagainya.
2. Tahfidz Al-Qur‟an
Progam ini adalah salah satu dari kegiatan Yayasan Al-Fachriyah juga,
tapi progam ini tidak diwajibkan bagi setiap santri, hanya mereka yang
mempunyai kemauan dan kesungguhan yang kuat untuk menghafal Al- Qur‟an
yang diperbolehkan untuk mengikutinya.
3. Pengkaderan Da‟i
Progam ini adalah tujuan dari keberadaan Majelis Taklim yang berada di
Yayasan Al-Fachriyah, progam ini adalah progam yang diajarkan kepada
semua anak santri agar menjadi seorang Da‟i yang kuat imannya, luas ilmunya
dan istiqomah dalam amalnya.Progam ini adalah pembekalan kepada santri
bagaimana mereka harus berdakwah terhadap masyarakat sekitarnya.
4. Mengadakan acara Daurah, seminar, Pesantren kilat, Majelis, pengajian dan
juga perkumpulan dzikir
Progam ini semua pada umumnya diperuntukkan jamaah pengajan yang
tinggal di luar asrama Yayasan Al-Fachriyah.sebagai pembekalan mereka
terhadap ilmu agama, pensucian jiwa mereka dan penanaman rasa tanggung
jawab kepada mereka untuk berdakwah.
5. Menjalin hubungan erat dengan para ulama dan juga kaum sholihin
Yayasan bukan hanya lapangan dakwah Habib Jindan, tapi juga
lapangan dakwah untuk para Ulama, Habaib, Kiai dan Ustad. Karena Majelis
Taklim di Al-Fachriyah selain dari Habib Jindan yang mengisi ceramah, beliau
33
minta dari pada kalangan Ulama, Habaib, Kiai atau Ustad yang hadir dalam
Majelis Taklim tersebut untuk memberikan ceramahnya. Sehingga Yayasan Al-
Fachriyah adalah sebagai tempat silaturrahim dan tempat untuk menjalin
hubungan yang baik dengan para Alim Ulama.
6. Mengirim para da‟i kepelosok
Progam ini adalah progam untuk anak santri yang belajar dan tinggal di
Pondok Pesantren Yayasan Al-Fachriyah.progam ini adalah pelatihan santri
secara langsung untuk berdakwah dalam suatu masyarakat. Progam ini di
khususkan bagi santri yang sudah dianggap mampu untuk berdakwah, maka
santri tersebut akan dikirim oleh Habib Jindan untuk berdakwah di tempat-
tempat yang masih belum ramai keberadaan Majelis Taklimnya dan Pondok
Pesantrennya.
34
BAB IV
PERAN HABIB JINDAN DALAM MEMAJUKAN UMAT
ISLAM TANGERANG
A. Metode Dakwah Habib Jindan di Masyarakat Tangerang
Dakwah dalam Islam mempunyai istilah yang sangat banyak diantaranya:
tablig, nasehat, amar ma’ruf nahi munkar, tabsyir dan tandzir, khotbah, tarbiyah
dan ta’lim. Tapi semua itu mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menyebar
luaskan ajaran agama Islam. Dari istilah dakwahh yang berbeda-beda para ahli
dalam bidang dakwah mempunyai definisi yanag berbeda-beda pula. Di
antaranya:1
1. Dakwah menurut Abu Zakaria adalah “usaha para ulama’ dan orang-orang
yang memiliki pengetahuan tentang agama Islam untuk memberikan
pengajaran kepada khalayak umum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
tentang hal-hal yang mereka butuhkan dalam urusan dunia dan keagamaan.
2. Syekh Ali bin Shalih Al Mursyid mengatakan dakwah adalah: “sistem yang
berfungsi menjelasjkan kebenaran, kebajikan, dan petunjuk agama sekaligus
menguak berbagai kebatilan beserta media dan metodenya melalui berbagai
tehnik, metode dan media yang lain.
3. Syekh Adam Abdullah Al Aluri, dakwah adalah: “mengarahkan pandangan
manusia dan akal mereka kepada kepercayaan yang bergunadan kebaikan
yang bermanfaat, dakwah juga suatu gerakan untuk menyelamatkan manusia
dari kesesatan yang hampir menjatuhkannya atau dari kemaksiatan yang
mengelilinginya”.
4. Toha Yahya Omar, dakwah Islam adalah : “mengajak manusia dengan cara
yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk
kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan akherat”
Kata dakwah juga sering digunakan dalam sehari-hari. Dakwah itu sendiri
berasal dari Da’a, Yad’u, Da’watan yang berarti memanggil, menyeru dan
1 Moh. Ali aziz, ilmu dakwah, (Jakarta: kencana) h. 11-17
35
mengajak. Sedangkan pengertian dakwah secara istilah ada juga beberapa
pendapat yang berbeda yang banyak didefinisikan oleh para ahli. Namun ada
definisi yang satu dengan yang lain tidak jauh berbeda diantaranya :2
1. Menurut Prof. Toha Yahya Oemar dakwah merupakan suatu ajakan
kepada umat utuk berada dijalan yang benar yang mana ajaran tersebut
sesuai dengan perintah Allah untuk kepentingan dunia juga akhirat.
2. Menurut Syaikh Ali Makhfudz, dakwah merupakan suatu ajakan dalam
mendorong umat manusia untuk berbuat kebaikan dan menjahui
keburukan agar mereka mendapat kebahagian dunia dan akhirat.
3. Menurut Syeikh Abdullah Ba’alawi, dakwah merupakan seruan untuk
mengajak manusia yang mana orang tersebut dulnya tidak mengerti agama
dan menyuruh mereka untuk berada dijalan Allah.
Dari beberapa definisi dakwah tersebut, dapat kita ambil kesimpulan
bahwa dakwah adalah suatu gerakan untuk menyebarkan Agama Islam dan
mengokohkan keimanan, menunjukkan manusia kepada jalan yang hak,
menyelamatkan mereka dari kesesatan dan kemaksiatan, dengan cara yang indah,
metode yang menarik dan bijaksana. Agar ajaran Islam terus menyebar luas,
diamalkan dan diikuti oleh semua manusia. Bahwa pengertian dakwah untuk
menyampaikan dan memanggil serta mengajak manusia kejalan Allah agar dapat
melaksanakan segala perintahnya dan juga menjahui segala larangannta untuk
dapat mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
Dakwah Habib Jindan ini pada umumnya mengikuti jalan dakwah para
Habaib dan Kiai-Kiai zaman dahulu. Baik dari segi penyampaiannya,
ceramahnya, pengajarannya dan lain sebagainya. Karena pada awalnya Habib
Jindan itu mengambil ilmu dan cara berdakwah dari mereka para habaib dan kiai.
Dengan jalan itulah Habib Jindan bisa dikatakan sebagai seorang da’i yang
berhasil dalam dakwahnya.
Selain itu dalam diri Habib Jindan terdapat bakat untuk berdakwah yang
beliau warisi dari ayah, ibu dan kakek-kakek Habib Jindan. Tetapi bukan hanya
bakat yang dimiliki oleh Habib Jindan dalam berdakwah yang menjadikan Habib
2 Wahidin Saputra, Pengantar ilmu dakwah, (Jakarta: Rajawali pres, 2011) h. 1-3
36
Jindan sebagai da’i kondang, semangat yang kuat dan istiqomahnya yang
menjadikan Habib Jindan sebagai da’i hebat, atau orator ulung dalam berdakwah,
luasnya ilmu yang Habib Jindan miliki juga membuat para jamaah untuk tidak
bosan mendengarkan ceramahnya. Ucapannya yang sangat santun dan
penyampaiannya yang tegas membuat para pendengar itu mantap dengan
kebenaran yang ia sampaikan.
Mengenai semangat Habib Jindan untuk berdakwah Ustad Yunus salah satu
muhibbin3 ia mengatakan:
4 “Dulu ketika awal Habib Jindan baru datang dari
Hadramaut, hampir setiap hari ia mengajak saya untuk keliling ke masjid-masjid
untuk kuliah subuh atau sekedar silaturrahim dengan nadzir masjid” dari sini kita
melihat bagaimana usaha Habib Jindan untuk mengenali keadaan obyek
dakwahnya sekaligus mengenalkan kepada mereka siapa Habib Jindan dan apa
yang beliau bawa untuk mereka.5Cara dakwah yang dilakukan memang sangat
baik ibaratnya Habib Jindan ini selalu mencari bola tidak menunggu bola
datang.Artinya dalam berdakwah Habib Jindan selalu mencari peluang untuk
keberhasilan dakwahnya, tidak menunggu peluang atau keberhasilan
menghampirinya, karena segala sesuatu kalau kita cari maka peluang
keberhasilanya sangat banyak sebaliknya kalau sesuatu itu kita tunggu maka
peluang keberhasilannya sangat sedikit.
Maka dari itu seorang pendakwah harus mengetahui bagaimana keadaan
masyarakat sekitarnya dan juga masyarakat agar tahu siapa dia dan bagaimana
kemampuannya sehingga antara da’i dan masyarakat itu saling mengenal, akrab
,dekat dan terjalin hubungan yang baik antara ke duanya. Karena hubungan yang
baik antara da’i dan masyarakat adalah kunci dari keberhasilan suatu dakwah.
Ilmu Habib Jindan sangat luas, kedaan itu terliat dari bagaimana ceramah
yang Habib Jindan sampaikan, ayat-ayat suci Al- Qur’an, Hadist- Hadist Nabi
dan ucapan para Ulama Habib Jindan sampaikan dengan lancar lewat hafalannya.
Begitu juga syair-syair Arab yang berisi tentang nasehat sangat menguasainya,
3Muhibbin merupakan orang yang mencintai seseorang.
4 Ustad Yunus merupakan salah satu murid Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad
bin Jindan. 5wawancara pribadi dengan Ustad Yunus, Jakarta 28 september 2016.
37
khususnya syair-syair Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad, hampir disetiap
ceramahnya tak lepas dari syair-syair tersebut.
Selain itu keluasan ilmu Habib Jindansangat terlihat bagaiman cara Habib
Jindan menjawab pertanyaan jamaahnya. Jawaban yang Habib Jindan berikan
kepada seseorang yang bertanya penuh dengan hikmah dan sangat rasional
sehingga para jamaah itu senang untuk bertanya atau musyawarah dalam suatu
permasalahan, tentunya keadaan seperti ini membuat para jamaah betah dan suka
dengannya.
Selain ilmu yang luas Habib Jindan juga mempunyai akhlak yang mulia
yang membuat para jamaah dan masyarakat sekitarnya mencintai dan
menghormatinya, begitu juga Habib Jindan sangat menghormati orang-orang tua
atau orang-orang yang seumuran dengannya, dan menyayangi anak-anak muda
yang umurnya dibawahnya, Habib Jindan sangat perhatian terhadap jamaahnya,
Habib Jindan juga menjenguk jamaahnya yang sakit, dan membantu jamaahnya
yang membutuhkan, Habib Jindan santunin anak-anak yatim dan anak-anak
santri yang belajar di pesantrennya. Ini adalah sedikit dari akhlaknya yang mulia
yang membuat para jamaahnya semakin dekat dengan ia dan mencintainya.
Peran ulama, bagaimanapun sangat penting dan juga menentukan dalam
sebuah perjalanan sejarah Islam, bahkan dapat dikatakan maju mundurnya
sebuah perkembangan umat Islam sangat tergantung dengan kegiatan dakwah
yang dilakukannya.6 Termasuk peran Habib Jindan sangat signifikan dalam
memajukan umat Islam di Tangerang,dalam memajukan Umat Islam Tangerang
Habib Jindan melakukan beberapa kegiatan diantaranya dengan melakukan
dakwah melalui Majelis Taklim. Dalam kegiatan dakwahnya Habib Jindan
menggunakan tiga cara yaitu yaitu:7 Dakwah bil Lisan, yakni penyampaian
dakwah yang dilakukan Habib Jindan melalui ceramah dan mengajar yang
dilakukan di Yayasan Al-Fachriyah.
6 Hamzah, Peran K.H Ahmad Jayadi Muhajir Dalam Mengembangkan Dakwah di
Klender Jakarta Timur, (Jakarta: Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah, 2007). h. 44 7
Rubiyanah, MA, Ade Masturi, MA. Pengantar Ilmu Dakwah. (Jakarta, Lembaga
penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010), h. 42-60
38
Yang kedua Dakwah bil qolam, yakni penyampian dakwah melalui gagasan
tertulis melalui buku yang dikarang oleh Habib Jindan seperti Katakan Inilah
JalannkuBuku ini menjelaskan tentang nasihat untuk membuka hati kita akan
kekurangan dan kelemahan diri kita. menyadari betapa jauh perbedaan antara kita
dengan salaf atau orang-orang terdahulu kita dari segi ilmu, akhlak, amal,
keuletan dan istiqomah. nasihat ini melainkan sebagai bahan renungan bagi kita
sehinnga dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam beramal. Risalah Jami’ah
Tazkiroh Nafi’ah menjelaskaan tentang ilu tauhid, fiqih dan tasawuf, dan
qosidah-qosidah.Yang ketiga Dakwah bil hal, yaitu dakwah yang ditujukan
dengan akhlak atau perbuatan yang santun.
Selain itu Habib Jindan juga membina Yayasan yang bernama Yayasaan
Al-Fachriyah yang menjadi salah satu saluran dakwah yang dilakukan oleh
Habib Jindan.Habib Novel mengamanatkan Yayasan tersebut kepada Habib
Jindan.Yayasan Al-Fachriyah merupakan salah satu lembaga yang memiliki
lembaga pendidikan syariat Islam yang memiliki aliran Ahlu Sunnah wal
Jama’ah yang selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan juga Hadist Nabi
Muhammad SAW, ijmak, dan qiyas yang bermazhab kepada imam Syafi’i.
Tujuan didirikan Yayasan Al-Fachriyah ini adalah agar dapat mencetak pribadi
yang selalu menghambakan dirinya kepada Allah SWT. Dengan sepenuh hati dan
dapat menyampaikan ilmunya dalam syari’at Islam, benar, dan jelas dengan
selalu menanamkan sifat kepedulian dalam menyampaikan apa yang telah
dipelajari kepada umat dengan jelas dan tepat.
Kegiatan utama Habib Jindan dalam mengajarkan para santrinya yaitu
dengan mengkaji dan mendalami kitab.Habib Jindan dalam mengajarkan kitab
menggunakan metode sorogan dan wetonan. Habib Jindan mengajarkan para
santri didalam Masjid kemudian Para santri tersebut akan membuat kelompok
belajar yang diajari dan dididik secara langsung oleh Habib Jindan.
Habib Jindan juga mengirim beberapa santrinya ke Hadramaut untuk
menuntut ilmu dan mengembangkan ilmu agama mereaka lebih dalam lagi. Di
antara mereka ada yang dikirim ke Darul Mustofa yaitu Habib Syafiq bin Ali
39
Ridho bin Syekh abu Bakar bin Salim, Habib Alwi Al-Habsyi.8 Selain ke Darul
Mustofa, ada juga santri yang dikirim ke Rubath, Tarim diantaranya Ustad
Ruhuddin, Ustad Rifai, Ustad Khodir, Ustad Huda, Ustad Jaelani.9Ada juga
diantara para santrri yang dikirim oleh Habib Jindan ke plosok-plosok daerah
yang tujuannya untuk dapat menyebarkan agama Islam dengan baik dan benar.
Habib Jindan juga tergabung dalam ormas Islam, tetapi Habib Jindan hanya
menjadi penasihat Majelis silaturahmi Ulama dan Habaib Kota Tangerang, dan
anggota senior Majelis Alwafa bi Ahdilah.Ketergabungan Habib Jindan dalam
beberapa Organisasi Masyarakat lebih kepada kepercayaan dan penghormatan
atas wawasan dan keilmuan Habib Jindan sehingga diamanatkan sebagai
penasihat bagi Ormas tersebut.
Habib Jindan sendiri memfokuskan Tangerang sebagai tempat dakwahnya
di samping tetap konsisten mengirimkan santrinya untuk berdakwah ke daerah
mana saja dan beliau juga kerap berdakwah ke luar Tangerang untuk menyiarkan
Islam.Keteguhan Habib Jindan dalam berdakwah di Tangerang dan membuat
masyarakat Tangerang menjadi lebih akrab dan aktif dalam kegiatan agama
Islam khususnya Majlis Taklim merupakan salah satu bukti keberhasilan beliau
dalam memainkan perannya sebagai pendakwah.Berdasarkan peranannya yang
aktif dalam berdakwah di Tangerang
B. Pengaruh dakwah Habib Jindan di maysrakat Tangerang
Tujuan dakwah seseorang tidak lain adalah untuk menjadikan orang yang
jauh dari Allah swt menjadi dekat dengan Allah SWT, orang yang bermaksiat
berubah menjadi orang yang taat kepada Allah SWT. Dari tujuan tersebut maka
terlihat bahwa dakwah Habib Jindan membawa pengaruh yang besar bagi kaum
muslimin yang ada di Indonesia khusunya bagi masyarakat di kotatanggerang.
Dengan Yayasan yang Habib Jindan asuh banyak dari mereka yang
dulunya jauh dari ajaran agama islam menjadi dekat dengan Allah SWT dan
lebih mengetahui tentang ajaran islam, syiar-syiar Islam sangat menonjol di
daerahnya, sunah-sunah Rasulullah SAW banyak yang menghidupkannya,
8Wawancara pribadi dengan Ustad Jaelani, Ustad Jaelani merupakan salah satu pengajar
di Yayasan Al-Fachriyah, Jakarta 15 April 2017. 9Wawancara pribadi dengan Ustad Jaelani, Jakarta 15 April 2017.
40
banyak dari anak didiknya yang membantu perjuangannya baik di daerah
tangerang atau di daerah yang lain, para ulama, pejabat dan masyarakat disitu
terlihat harmonis bersatu berusaha untuk kemajuan islam.
Dalam kegiatan keagamaan Dakwah yang dilakukan oleh Habib Jindan di
Tangerang pada umumnya tidak jauh dengan para pendakwah lainya, seperti
ceramah agama, membuka Majelis Taklim dan mengasuh Pesantren. Hanya saja
dakwah Habib Jindan seakan mempunyai daya tarik tersendiri untuk menarik
para jamaahnya. Suara yang lantang ketika berceramah menggugah para
pendengarnya untuk berpegang teguh dengan kuat untuk menjalankan syariat
agama dan sunah-sunah Rasulullah SAW, akhlaknya yang anggun dalam
berdakwah juga membuat para jamaah dan masyarakat sekitar untuk menirunya.
Dalam berdakwah Habib Jindan mempunyai tiga sasaran dalam berdakwah,
tujuan yang ingin capai dalam berdakwah, yaitu:10
Yang pertama adalah
menyebarkan ilmu agama kepada masyarakat dan menanamkan rasa takdzim
atau penghormatan terhadap syiar-syiar agama di hati umat manusia. Yang ke
dua adalah at-tazkiyah yakni pensucian jiwa terhadap jamaah beliau khususnya
dan terhadap umat manusia umumnya dan menghiasinya dengan akhlak-akhlak
yang mulia dan indah, sasaran yang kedua ini sangat terkenal dalam lisan
manusia dengan sebutan at-tasawuf.Dan yang ketiga adalah menanamkan dalam
jiwa jamaahnya pada khususnya dan dalam jiwa manusia pada umumnya untuk
mau berdakwah, berjuang untuk menyebarkan syariat agama Islam.Dengan tiga
sasaran berdakwah inilah yang memotifasi beliau untuk selalu bersemangat,
bersabar dan istiqomah dalam berdakwah, mengajak manusia pada jalan yang
diridhoi oleh Allah SWT.11
Habib Jindan sangat membawa pengaruh bagi masyarakat Tangerang.
Selain sebagai penerus pemimpin Yayasan Al-Fachriyah dan juga tokoh agama
yang bersosialisasi dengan baik kepada masyarakatnya.Terdapat perbedaan
konsep antara Habib Jindan dan ayahnya dalam mengelola Yayasan Al-
Fachriyah.
10
Wawancra pribadi dengan Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan. Adik
kandung Habib Jindan, Tangerang 17 September 2016 11
Wawancara pribadi dengan Habib Ahmad, Tangerang 17 September 2016
41
Yayasan Al-Fachriyah, pada masa Habib Novel lebih condong bergerak
pada bidang sosial. Habib Novel lebih dekat dengan masyarakat sekitar bahkan
setiap bulannya Habib Novel memberikan santunan kepada anak yatim piatu
yang berada didalam Yayasan maupun anak yatim yang berada di luar
Yayasan.Habib Novel juga memberikan sembako kepada warga yang kurang
mampu, karena kebaikan Habib Novel masyarakat Tangerang sangat senang
dengan kebaikan dan keramahan Habib Novel dimasanya itu.
Habib Novel juga memfasilitasi anak-anak tersebut dalam hal pendidikan,
Habib Novel menyekolahkan mereka di luar Yayasan tujuannya agar mereka
dapat menuntut ilmu dengan baik dan menjadi anak yang berguna untuk
kedepannya nanti.
Sementara pada saat itu ketika yayasan dipegang oleh Habib Jindan, Habib
Jindan lebih fokus dalam bidang keagamaan selain tetap melanjutkan konsep
yang telah dirintis oleh ayahnya.Mulainya ada sebuah perubahan dari konsep
yang Habib Jindan terapkan seperti halnya anak-anak yang dulu disekolakan oleh
Habib Novel diluar Yayasan kemudian anak-anak tersebut sudah tidak
diperbolehkan sekolah diluar Yayasan tetapi Habib Jindan lebih mengarahkan
para anak-anak tersebut untuk belajar didalam Yayasan.
Tujuan Habib Jindan agar anak-anak tersebut belajar didalam Yayasan,
agar mereka lebih dapat belajar mengenai agama, Habib Jindan juga
mengajarkan mereka untuk dapat mengajarkan sunnah-sunnah yang dijalankan
oleh Rasulullah.Dalam dakwahnya yang dilakukan di Tangerang sangat
membawa perubahan bagi msyarakat sekitar maupun di luar Tangerang.
Seperti halnya Habib Jindan membawa perubahan dalam memahami dan
mengamalkan agama Islam, Habib Jindan menekankan agar umat Islam dan
masyarakat Tangerang untuk mengamalkan sunah-sunah cara berpakaian, ibadah,
dan mu’amalah antara manusia dan tidak meremehkan sunnah, dan Habib Jindan
juga menekankan kepada umat Islam untuk mempelajari imu dan belajar kepada
ulama.
Hal ini dapat terlihat dari kegiatan yang dilakukan oleh Habib Jindan.
Hubungan Habib Jindan dengan masyarakat sekitar Tangerang sangat di hormati
42
dan menjadi sebuah panutan bagi para jamaahnya dan pengikutnya. Dengan
hadirnya Habib Jindan ditengah masyarakat Tangerang sangat membawa
perubahan yang sangat signifikan, seperti halnya masyarakat sekitar sudah
terbiasa dalam hal sunnah-sunnah yang dijalankan oleh Rasulullah dan
masyarakat sekitar juga lebih sering menghadiri pengajain yang dilakukan oleh
Habib Jindan yang dilakukan didalam Yayasan Al-Fachriyah. Dalam Hal ini
sangat terlihat Habib Jindan sangat berpengaruh dan Habib Jindan berusaha
mengembangkan Islam khususnya Habib Jindan berusaha mengembangkan umat
Islam di Tangerang.
C. Respon masyarakat Tangerang terhadap dakwah Habib Jindan
Dakwah Habib Jindan di Tangerang direspon dengan bagus oleh
masyarakatnya, baik kalangan awam, tokoh mayarakat, Habaib, para Kiai bahkan
para pejabat pemerintahan.Semua golongan masyarakat di Tangerang hampir
semua kenal siapa Habib Jindan, dan hampir dari mereka semua menyukai
dakwah Habib Jindan, hanya sebagian kecil dari masyarakat Tangerang yang
tidak menyukai dakwah Habib Jindan. Karena sudah biasadalam berdakwah
pasti siapapun dia, dan dimanapun dia, respon masyarakat pasti berbeda-beda,
ada yang suka ada yang tidak, ada yang mau menerima dan ada yang menolak,
begitu juga dakwah Habib Jindan di Tangerang.12
walaupun ada diantara mereka
yang tidak suka dengan Habib Jindan, dalam hal ini Habib Jindan tidak pernah
menyalahkan mereaka akan tetapi Habib Jindan hanya berdoa buat umatnya yang
tidak suka dengan Habib Jindan.13
Respon masyarakat yang baik ini dapat dilihat dari beberpa hal,
diantaranya: banyaknya jamaah yang menghadiri Majelis Taklim Habib Jindan
yang diadakan setiap malam jum’at ba’da magrib di Yayasan Al-Fachriyah,
jamaah yang hadir di Majelis ini tidak kurang setiap jumatnya dari 700 orang
laki-laki dan perempuan.
12
Ustazah Aliyah Jindan merupakan Istri dari Habib Jindan bin Novel bin Salim bin
Ahmad bin Jindan. 13
Wawancara Pribadi dengan Ustazah Aliyah Jindan, Tangerang 3 April 2017.
43
Yang kedua, Habib Jindan juga mengisi ceramah agama didaerah
Tangerang, diantara: Masjid Al- Ikhwan, Masjid Al- Ikhlas, Pondok Pesantren
Nahdlotul Wathon yang di pimpin oleh Kiai Muhammad Tamrin, Pondok
Pesantren Darul Mustofa Al Mukhtar yang di pimpin oleh KH. Ubaidillah
Hamdan, Mushola At-Tawazum, Mushola Ar-Rahman. Majelis Silaturrahim
Baina Ulama Kiai Wal Asatidz, Majelis Burdah yang dipimpin oleh Ustad Deden
dan lain sebagainya, baik acara mingguan, bulanan, bahkan acara tahunan. Habib
Jindan juga sering mengisi ceramah dalam acara sosial seperti acara tasyakuran
hari kemerdekaan Indonesia yang diadakan oleh warga Tangerang.
Dalam berdakwah Habib Jindan bisa dikatakan sebagai pendakwah yang
berhasil,14
karena banyak dari anak didik Habib Jindan yang meneruskan
perjuangannya dalam berdakwah setelah mereka pulang kekampung halamannya
masing-masing diantaranya :15
1. Habib Syafiq bin Ali Ridho bin Syekh Abu Bakar bin Salim asal Palembang
pemimpin Majelis Riyadhul Jannah Jakarta.
2. Habib Alwi Al Habsyi pemimpin Majelis Taklim Zawiyatur Rosul di
Srengseng Jakarta.
3. Habib Bagir Al Habsyi Bogor pemimpin Majelis Jalsatul Mustofa di Bogor.
4. Ustad Hamdun Sukabumi.
5. Ustad Misbah yang asalnya dari Sukabumi sekarang berdakwah di Tangerang.
6. Habib Ahmad Hamzah Al-Habsyi pengurus Pondok Pesantren Darrur Rasul di
Sentul Bogor.
7. Ustad Darmawan Palembang.
8. Ustad Kasmai Palembang
9. Ustad Ma’ruf Palembang pengajar diPonok Pesantren Al Fath Palembang.
10. Ustad Rojai Palembang.
11. Ustad Syaeful Huda pengasuh Yayasan Sultan Fatah di Wonosari-Semarang.
12. Ustad Ainun Naim pengajar di Yayasan Sultan Fattah Semarang.
13. Ustad Ahmad Mubarok pengajar Masjid di gubug Purwodadi.
14
Ustad Jaelani merupakan salah satu pengajar di Yayasan Al-Fachriyah . 15
Wawancara pribadi dengan Ustad Jaelani, Jakarta 24 september 2016.
44
14. Ustad Asrori berdakwah di Klaten dan masih banyak lainnya.
Dakwah Habib Jindan di Tangerang sangat diterima baik oleh masyarakat
setempat baik dalam kalangan Habaib, Kiai, pemerintahan, tokoh masyarakat dan
lain sebagainya. Beliau juga sangat dihormati dan dicintai oleh mereka, diantara
komentar warga setempat tentang dakwah Habib Jindan:
1. Habib Syafiq bin Ali Ridho pimpinan Majelis Riyadhul Jannah Jakarta:
“Habib Jindan adalah sosok da’i yang dicintai, dihormati, dan disegani
di kalangan para Habaib, Kiai, dan semua kalangan, karena dakwah Habib
Jindan yang wasathiyyah atau moderat.Habib Jindan merupakan salah satu
Habib muda yang dihormati dan disegani oleh para sesepuh dari kalangan
Habaib dan Kiai karena sebaliknya Habib Jindan juga mencintai dan
menghormati mereka.Dalam segi ilmu Habib Jindan adalah da’i yang luas
ilmunya, dalam segi amal Habib Jindan merupakan orang yang istiqomah
dalam beramal”.
2. Habib Alwi bin Ahmad bin Syahab:16
Dakwah Habib Jindan yang beliau lakukan dengan cara moderat itu
sangat diterima di kalangan pemerintahan, kalangan eksekutif, legislatif,
kalangan ulama’, orang-orang awam bahkan kalangan non muslim sekalipun
karena cara dakwah Habib Jindan itu diambil dari cara bagaimana guru-guru
Habib Jindan berdakwah dengan cara yang indah yang bersambung sampai
Rasulullah SAW.17
3. Ustad Yunus, Nadhir Masjid Al- Ikhwan Kampung Gaga, Larangan Selatan
berkata:18
Dakwah Habib Jindan sangat membawa perubahan dalam memahami
dan mengamalkan agama Islam, beliau menekankan agar umat Islam untuk
mengamalkan sunah-sunah cara berpakaian, ibadah, dan mu’amalah antara
manusia dan jangan meremehkan sunah, dan beliau menekankan kepada umat
16
Habib Alwi bin Ahmad bin Syahab salah satu murid Habib Jindan bin Novel bin Salim
bin Ahmad bin Jindan. 17
Wawancara pribadi dengan Habib Alwi bin Ahmad bin Syahab, Tangerang 29
september 2016. 18
Ustad Yunus merupakan Nadhir Masjid Al-Ikhwan
45
Islam untuk mempelajari imu dan belajar kepada ulama yang benar yang
mempunyai sanad keilmuwan yang bersambung dengan Rasulullah SAW.
Habib Jindan juga mengajarkan untuk memuliakan ulama dan guru-
guru yang mengajarkan agama baik guru-guru yang ada di kampung-kampung
karena Habib Jindan yang menjadikan umat mengenal agama, Habib Jindan
juga melarang umat Islam untuk mencaci para ulama dan umat Islam, dan
Habib Jindan juga selalu memenuhi undangan dari siapapun, baik pejabat atau
bukan.
Habib Jindan juga selalu memenuhi undangan murid-murid beliau
ataupun tetangga dalam acara kecil, seperti tahlilan, selamatan dan lain lain,
dalam berdakwah beliau keliling dari Masjid ke Masjid, Pesantren, Majelis
taklim bahkan dari rumah ke rumah.19
Singkatnya dakwah Habib Jindan menjadi inspirasi dan qudwah untuk
kalangan Habaib, Kiai, Asyatidz dan masyarakat, sehingga Habib Jindan dekat
dengan semua kalangan, sehingga sekarang umat Islam yang berada di
Tangerang dan sekitarnya sudah terbiasa dengan sunah-sunah Rasulullah
SAW, seperti sarungan kofiah, baju koko, gamis, burqo atau cadar, hijab,
siwak minyak wangi dan sunah-sunah lainnya. Sehingga Habib Jindanmenjadi
rujukan para Habaib, Kiai, Asatidz dan umat Islam di Tangerang dan
sekitarnya.
4. Ustad Yunihar berpendapat mengenai dakwah yang dilakukan oleh Habib
Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan20
“Bahwasannya dakwah yang dilakukan oleh Habib Jindan bin Novel
bin Salim bin Ahmad bin Jindan khususnya didaerah Larangan Selatan dan
sekitarnya dalam berdakwah Habib Jindan sangat berkesan dari cara Habib
Jindan berbicara dan juga isi tausiah yang sangat menyentuh kehidupan yang
dialami oleh masyarakat dari tingkatan apapun khususnya di Tangerang dan
sekitarnya. Habib Jindan juga sangat akrab dengan para jama’ah nya bahkan
19
Wawancara pribadi dengan Ustad Yunus, Jakarta 25 september 2016 20
Wawancara pribadi dengan Ustad Yunihar, Tangerang 25 september 2016
46
perhatian Habib Jindan kepada para jama’ah yang baru atau yang lama baik
secara langsung maupun secara tidak langsung.
5. Ustad Mustofa Ismail, pimpinan Majelis Silaturahim.21
Menurut beliau tentang dakwah Habib Jindan “ Habib Jindan
merupakan salah satu sososk yang sangat bersahaja, dan juga
karismatik.22
Dakwah Habib Jindan sangat diterimma oleh berbagai jenis
kalangan, dari segi akhlak dan juga penyampaian dakwahnya sudah tidak
diragukan lagi bahkan dakwah Habib Jindan sangat banyak diterima oleh para
Kiai, Asatidz baik yang berada di sekitar Tangerang maupun yang berada di
luar Tangerang.
Muda tapi dituakan dan buah yang dihasilka dalam dakwahnya adalah
banyak para Kiai, Asatidz yang di luar Tangerang dan sekitarnya banyak dari
mereka yang bergabung kedalam Majelis Silaturahim, karena sanad ilmu
Habib Jindan dan sanad masyaikh Habib Jindanyang tersambung kepada
Rasulullah.
Cara dakwah Habib Jindan yang bagus dan indah mempunyai pengaruh
yang kuat terhadap perubahan masyarakat Tangerang pada khususnya, dan
warga Indonesia pada umumnya, bahkan kesegaran dakwah Habib Jindan
dapat di rasakan oleh warga Negara Asing seperti Malaysia dan Singapura.
Dengan dakwah yang lakukan di Tangerang pada khususnya, di Kecamatan
Larangan Selatan ini banyak bermunculan Ustad-Ustad yang dulunya mereka
itu berguru dengan Habib Jindan, begitu juga tunbuhnya Majelis-Majelis
Taklim di Larangan Selatan yang dulunya dirintis sendiri atau yang
dididirikan oleh murid-muridnya.
Karena dakwah Habib Jindan masyarakat yang tinggal di Tangerang
menjadi terbiasa dengan sunah-sunah Rasulullah SAW yang hampir sudah di
tinggalkan oleh masyarakat pada umumnya, sunah-sunah tersebut seperti
memakai sarung, baju koko, peci, gamis, jubah, sorban, cadar, siwak, minyak
wangi dan lain sebagainya. Bukan hanya para orang-orang tua yang
21
Ustad Mustofa Ismail merupakan pimpinan Majelis Silaturahim, Jakarta 25 september
2016 22
Wawancara pribadi dengan Ustad Mustofa Ismail, Jakarta 25 september 2016
47
mengamalkan sunah-sunah tersebut para remaja bahkan anak-anak kecil
sekalipun sudah di ajarkan dan mengamalkan sunah-sunah Nabi SAW.
Sebagai contoh salah satu jamaah Habib Jindan yang bernama Hasan
mengatakan:23
“Anak saya yang baru berumur 4 tahun dia selalu ingin di ajak
ke Majelis Taklim Al-Fachriyah setiap malam jum’at. Dan anak saya sudah
terbiasa pakai peci bahkan kalau ia mau ke Majelis Taklim atau ke sekolah
TPA ia minta dipakaikan peci”.Dakwah Habib Jindan memang sangat bagus
dan di terima oleh semua kalangan masyarakat yang mengenalnya dengan
baik.24
23
Hasan merupakan jama’ah Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan 24
Wawancara pribadi dengan Hasan, Jakarta 25 september 2016.
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Habib Jindan merupakan salah satu tokoh ulama yang sangat terkenal dan
juga dikagumi oleh masyarakat Tangerang dan sekitarnya. Habib Jindan juga
memiliki keinginan yang sangat besar untuk dapat mengembangkan umat Islam di
Tangerang dan sekitarnya. Habib Jindan juga melanjutkan perjuangan ayahnya
yaitu Habib Novel dengan menggantikannya mengajar dan juga berdakwah yang
telah dibentuk olehnya.
Peran Habib Jindan sangat signifikan dalam memajukan umat Islam di
Tangerang, dalam memajukan Umat Islam Tangerang Habib Jindan, Seperti
halnya Habib Jindan membawa perubahan dalam memahami dan mengamalkan
agama Islam, Habib Jindan menekankan agar umat Islam dan masyarakat
Tangerang untuk mengamalkan sunah-sunah cara berpakaian, ibadah, dan
mu’amalah antara manusia dan tidak meremehkan sunnah, dan Habib Jindan juga
menekankan kepada umat Islam untuk mempelajari ilmu dan belajar kepada
ulama.
Terdapat perbedaan konsep antara Habib Jindan dan ayahnya dalam
mengelolaYayasan Al-Fachriyah. Yayasan Al-Fachriyah, pada masa Habib Novel
lebih condong bergerak pada bidang sosial. Sementara pada saat yayasan
dipegang oleh Habib Jindan lebih memfokuskan pada bidang keagamaan selain
tetap melanjutkan konsep yang telah dirintis oleh ayahnya yaitu tetap fokus pada
bidang sosial.
Perbedaan Habib Novel dengan Habib Jindan, Habib Jindan juga memiliki
sifat yang baik dan ramah, sedangkan Habib Novel itu sangat memperhatikan
orang-orang yang berada di lingkungan sekitar bahkan lebih mengenal dengan
orang-orang kecil dan Habib Novel juga sangat memperhatikan anak-anak yang
berada di Yayasan Al-Fachriyah.
Habib Jindan sangat membawa pengaruh bagi masyarakat Tangerang.
Selain sebagai penerus pemimpinYayasan Al-Fachriyah dan juga tokoh agama
49
yang bersosialisasi dengan baik kepada masyarakatnya, hal ini dapat terlihat dari
kegiatan yang dilakukan oleh Habib Jindan. Hubungan Habib Jindan dengan
masyarakat sekitar Tangerang sangat di hormati dan menjadi sebuah panutan bagi
para jamaahnya dan pengikutnya.
B. Saran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penulis menyadari
bahwa penelitian ini masih jauh dari kata layak, apalagi sempurna. maka penulis
akan memberikan saran atau kritikan agar peneliti selanjutnya dapat lebih baik
lagi, diantaranya:
1. Bagi para pendakwah, hendaknya ia dapat melakukan dakwah tersebut
dengan istiqomah dan sabar dan disertai niat yang ikhlas karena Allah
SWT.
2. Seorang pendakwah harus berusaha untuk selalu meningkatkan iman dan
ketakwaannya, dan juga dapat menambah ilmu serta wawasannya terhadap
Agama Islam.
3. Bagi pengurus Yayasan hendaknya lebih meningkatkan sarana dan
prasarana Yayasan Al-Fachriyah.
4. Bagi para pendakwah agar selalu berpegang teguh kepada ahlusunnah
waljama’ah dan berusaha untuk menjalankan sunnnah-sunnah yang
dijalankan nabi.
5. Seorang pendakwah ia tidak boleh merasa lebih baik dari pada objeknya.
6. Kepada semua muslimin dan muslimat hendaknya mempunyai kesadaran
dan tanggung jawab yang besar untuk berdakwah menegakkan syariat
agama islam, baik dakwah bil lisan, bil qolam atau bil hal.
7. Kepada pemerintah khususnya untuk selalu membantu dan memudahkan
jalannya dakwah, baik dalam segi perizinan atau yang lainnya.
8. Kepada peneliti yang hendak melakukan penelitian mengenaiYayasan Al-
Fachriyah ataupun Habib Jindan sebaiknya lebih memfokuskan penulisan
terhadap perubahan kegiatan Yayasan Al-Fachriyah dari masa Habib
Novel hingga ke HabibJindan.
50
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu 1999.
Asysyathiri, Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Umar, Al Mu’jamul Latif, Jeddah
: 1406 H/ 1986.
Aziz, Moh. Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana. 2004.
Gunawan,Imam, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktek, Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Hamzah, Peran K.H Ahmad Jayadi Muhajir Dalam Mengembangkan Dakwah di
Klender Jakarta Timur, Jakarta: Skripsi Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2007.
Jindan, Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin, Biografi Al Habib Salim bin
Ahmad bin Husein bin Jindan Ibn Syeikh Abu Bakar bin Salim, Tangerang
: Al-Fachriyah 2016.
Julijanto, Muhammad, Agama Dan Agenda Demokrasi & Perubahan Sosial,
deepublish: 2015.
Kuntowijoyo, Pengantar IlmuSejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,
1995.
Madjid, M. Diendan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah Sebuah Pengantar, Jakarta:
Kencana, 2014.
Qomar,Mujamil Pesantren Dari Transformasi Metedologi Menuju Demokrasi
Institusi. Jakarta: Erlangga 2012
Rahmat Zailani Kiki dalam acara Ngaji Sejarah dengan tema “Jaringan Intelektual
Ulama Betawi: Sinergi Habaib-Ulama”, 6 April 2017 di Wisma Usaha
UIN Syarif Hidayatullah.
51
Rubiyanah, Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta, Lembaga penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.
Saputra, Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Rajawali Pres, 2011.
Setiadi, Elly M, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2008.
Sutrisno, Mudji & Hendar Putranto, Teori-Teori Kebudayaan, (Yogyakarta:
Kanisius, 2005.
Tjandrasasmita,Uka, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di
Indonesia, Jakarta: Menara kudus: 2000.
Wawancara:
Ahmad, Habib bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan interview. “interview
mengenai yayasan Al-Fachriyah”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan
Selatan. Jakarta. 2016.
Ahmad, Habib bin Novel bin Salim bin Jindan.“ interview biografi Habib Jindan
dan tentang Yayasan Al-Fachriyah”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan
Selatan. Jakarta. 2016.
Ahmad, Syekh Al Khatib. “interview tanggapan terhadap Dakwah Habib Jindan”.
Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016.
Alwi Habib, bin Ahmad bin Syahab. “interview tanggapan mengenai dakwah
Habib Jindan terhadap Larangan Selatan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan
Selatan. Jakarta. 2016.
Hubabah Faura. “interview mengenai awal mula Habib jindan berdakwah”. Jl.
Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Tangerang. 2017.
Ibu Halimah. “interview mengenai perbedaan Habib Jindan dan ayahnya Habib
Novel serta tanggapan mengenai dakwah mereka”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan
Selatan. Tangerang 2017.
52
Ismail, Mustofa. “interview tanggapan dakwah Habib Jindan Bagi masyarakat
Larangan Selatan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016.
Ka minah. “interview mengenai Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr. Hamka Larangan
Selatan. Jakarta. 2016.
Ustad Deden. “interview mengenai saat berdirinyaYayasan Al-Fachriyah ”. Jl.
Prof. Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016.
Ustad Jaelani. “interview tanggapan mengenai dakwah Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr.
Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016.
Ustad Khodir. “interviewdakwahHabibJindan ”. Jl. Prof. Dr. HamkaLarangan
Selatan. Jakarta. 2016.
Ustad Yunihar. “interview tanggapan terhadap Dakwah Habib Jindan”. Jl. Prof.
Dr. Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016.
Ustad Yunus. “interview tanggapan terhadap Dakwah Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr.
Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016.
Ustad Yunus. “interview tanggapan terhadap Dakwah Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr.
Hamka Larangan Selatan. Jakarta. 2016.
Ustazah Aliyah Jindan. “interview mengenai karya Habib Jindan”. Jl. Prof. Dr.
Hamka Larangan Selatan. Tangerang. 2017
Website:
http://www.alfachriyah.org diakses pada 24 Desember 2016, jam 18:02.
http://www.alfachriyah.org/menu/tentang-kami/sejarah-berdiri-al-fachriyah/ 15
april 2017, jam 16:02
https://id.wikipedia.org/wiki/Majelis_Dakwah_Walisongo . diakses 23 september
2016, jam 17:15
53
https://pondokhabib.wordpress.com/ diakses tanggal 3Agustus 2016, jam 4: 39
https://www.google.co.id/#q=MY-Je_blog:habib+jindan+bin+novel+bin+jindan
Di akses 23 september2016 .jam 17: 15
http://www.alfachriyah.org diakses pada tanggal 23 september 2016, jam 16: 02
www.almahbubin.com di akses tanggal 23 september 2016 jam 16:44
http://www.alfachriyah.org diakses pada 24 september 2016, jam 18 : 02
54
LAMPIRAN
FOTO-FOTO PENGAJAR DI YAYASAN AL-FACHRIYAH
(HabibSalim bin Ahmad bin Jindan)
(Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz)
55
(HabibJindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan)
(Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan)
56
(Muhammad Syafiq bin Ali Ridho BSA)
(KH.Ruhudin)
57
(Ahmad KhodirRidwan Al Jawi)
(Alwi bin Ahmad bin Alwi bin Shahab, ST)
58
Lampiran1 :Gambar/ fotoYayasan Al-Fachriyah
Sumber
:https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi
h=665&tbm=isch&imgil=D-2VXUujYB-
wDM%253A%253BFmlmdJ46Z0CIZM%253Bhttp%25253A%25252F%25252
Fwww.alfachriyah.org%25252Fevent%25252Ftarawih-kajian-ramadhan-di-al-
fachriyah-18%25252F&source=iu&pf=m&fir=D-2VXUujYB-
wDM%253A%252CFmlmdJ46Z0CIZM%252C_&usg=__g_aLXcaBqIbMgRun
PkxUPnAeRuQ%3D&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAhVFrY8KHSdiBiIQyjcIMg
&ei=DtdTWKDsDMXavgSnxJmQAg#imgrc=D-2VXUujYB-wDM%3A. (Akses :
16 Desember 2016, 7:29 WIB)
59
Lampiran2 :Gambar/fotoHabib Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan
sumber
:https://www.google.co.id/search?q=foto+dakwah+habib+jindan+bin+novel&bi
w=1366&bih=665&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi74vrw0vjQ
AhVLQo8KHaY5AjIQ_AUIBigB#imgrc=Zn14vILCdajoqM%3A. (Akses : 16
Desember 2016, 7:29 WIB)
Lampiran3 :Gambar/fotoHabib Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan
sumber :DokumentasiYayasan Al-Fachriyah.
60
Lampiran4 :Gambar/Foto
Sumber :DokumentasiYayasan Al-Fachriyah
Lampiran5 :Gambar/Foto
Sumber :DokumentasiYayasan Al-Fachriyah
61
Lampiran6 :Gambar/FotoHabibJindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan
sumber
:https://www.google.co.id/search?q=foto+dakwah+habib+jindan+bin+novel&bi
w=1366&bih=665&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi74vrw0vjQ
AhVLQo8KHaY5AjIQ_AUIBigB#imgrc=kUK_unDl0yKMPM%3A. (Akses : 16
Desember 2016, 7:29 WIB)
Lampiran7 :Gambar/FotoHabibJindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan
62
sumber
:https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi
h=665&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAh
VFrY8KHSdiBiIQ7AkIMw#imgrc=N02NV-1YYqU05M%3A. (Akses : 16
Desember 2016, 7:29 WIB)
Lampiran8 :Gambar/FotoHabibJindansaatberdakwah di Yayasan Al-Fachriyah
sumber
:https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi
h=665&tbm=isch&imgil=wfKZQkV1SI9USM%253A%253BMNIPmk21aWEan
M%253Bhttp%25253A%25252F%25252Fwww.alfachriyah.org%25252Fevent
%25252Fsilaturahmi-akbar-di-yayasan-al-
fachriyah%25252F&source=iu&pf=m&fir=wfKZQkV1SI9USM%253A%252C
MNIPmk21aWEanM%252C_&usg=__N-
9VtF6TGqeoSXKcAa8vDTRdsZ4%3D&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAhVFrY8K
HSdiBiIQyjcIMg&ei=DtdTWKDsDMXavgSnxJmQAg#imgrc=wfKZQkV1SI9U
SM%3A. (Akses : 16 Desember 2016, 7:29 WIB)
63
Lampiran9 :Gambar/FotoHabibJindansaatberdakwah
sumber
:https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi
h=665&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAh
VFrY8KHSdiBiIQ7AkIMw#imgrc=Eo4DJFe9urb9oM%3A . (Akses : 16
Desember 2016, 7:29 WIB)
Lampiran10 :Gambar/FotoKegiatanMajelis di Yayasan Al-Fachriyah, Larangan
Selatan
64
sumber
:https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi
h=665&tbm=isch&imgil=gnlEkW6_1zN-
ZM%253A%253BT3ii0UaNsMca4M%253Bhttp%25253A%25252F%25252Fw
ww.alhabibahmadnoveljindan.org%25252Fevent%25252Ftarawih-kubra-
khotm-al-quran-al-fachriyah-habib-novel-salim-
jindan%25252F&source=iu&pf=m&fir=gnlEkW6_1zN-
ZM%253A%252CT3ii0UaNsMca4M%252C_&usg=__VBGTnQw0k_tRvWAd
ODbKy6UcLOE%3D&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAhVFrY8KHSdiBiIQyjcIMg
&ei=DtdTWKDsDMXavgSnxJmQAg#imgrc=gnlEkW6_1zN-ZM%3A . (Akses :
16 Desember 2016, 7:29 WIB)
Lampiran11 :Gambar/FotoKegiatanMajelisbersamaHabibJindan bin Novel bin
Salim bin Ahmad bin Jindan, Larangan Selatan
sumber
:https://www.google.co.id/search?q=foto+Yayasan+al+fachriyah&biw=1366&bi
h=665&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwigq_Lh1PjQAh
VFrY8KHSdiBiIQ7AkIMw#imgrc=4yeS-QpGe68BNM%3A . (Akses : 16
Desember 2016, 7:29 WIB)