PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM … · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM...
Transcript of PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM … · PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM...
i
PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENGEMBANGANPOTENSI AFEKTIF PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 PASIMARANNU
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar SarjanaPendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Pada Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
NURNANINGSIH105 19 1738 12
FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1437 H/2016 M
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Pengembangan Potensi Afektif Peserta didik di SMP
Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
Nama Penulis : Nurnaningsih
Nim : 105 19 1738 12
Fakultas/Jurusan : Agama Islam/Pendidikan Agama Islam
Setelah dengan saksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan dihadapan tim
penguji ujian skripsi Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar.
Makassar, 20 Syawal 1437 H30 Juli 2016 M
Disetujui oleh
Pembimbing I
Drs H. Mawardi Pewangi, M.Pd.INIDN : 0931126249
Pembimbing II
Amirah Mawardi, S.Ag.,M.SiNIDN : 090607730 1
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penulis/peneliti yang bertanda tangan di bawah ini,
menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis/peneliti sendiri. jika
kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuat atau
dibantu secara langsung orang lain baik keseluruhan atau sebagian, maka skripsi
dan gelar yang di peroleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, 1 Rabi’ulAwal 1434 H30 Juli 2016 M
Peneliti
Nurnaningsih105 19 1738 12
iv
PRAKATA
رب العالمین، والصلاة والسلام علي اشرف الانبیاء والمرسلین سیدنا الحمد
…محمد وعلي آلھ واصحابھ اجمعین، أمابعد
Segala puji bagi Allah swt, atas rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa
diperuntukkan kepada hamba-hambaNya. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad saw dan sahabat-sahabatnya serta orang-orang yang mengikutinya
yang senantiasa berjalan sesuai dengan petunjuk syariat.
Skripsi ini, berjudul Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Pengembangan Potensi Afektif Peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar dalam penyusunannya, penulis diperhadapkan
berbagai masalah, khususnya yang disebabkan oleh terbatasnya kemampuan
penulis dan rumitnya obyek pembahasan dalam skripsi ini. Namun, karena usaha
yang maksimal dari penulis serta bantuan dan bimbingan serta arahan secara
intensif dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Karena itu, sebagai tanda syukur dan penghormatan, penulis patut
menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu secara
moril maupun materil kepada penulis, khususnya kepada yang mulia dan terhormat
;
1. Kedua orang tua penulis yang tanpa lelah berupaya melahirkan,
membesarkan, mengasuh, mendidik dan membiayai penulis sejak kecil.
2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd.I Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar
dan para Pembantu Rektor serta stafnya, yang telah berhasil memimpin
v
Perguruan Tinggi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Strata Satu
(S1) tanpa hambatan dan kendala yang berarti.
3. Bapak Drs. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar dan para Pembantu Dekan, serta
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah banyak memberikan
motivasi kepada penulis selama kuliah di Perguruan Tinggi ini.
4. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I dan Ibu Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si.
pembimbing yang dengan ikhlas membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Abdul Gani, M.Pd.I pengelola Universitas Muhammadiyah
Makassar kelas Non Reguler Selayar.
6. Bapak dan Ibu Dosen atau Asisten Dosen tanpa terkecuali yang tidak sempat
penulis sebutkan nama-namanya satu persatu yang telah mendidik penulis
dalam perkuliahan.
7. Bapak Kepala SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
beserta seluruh jajarannya yang memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian, serta seluruh responden yang telah memberikan
informasinya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
8. Kepada Saudara-saudara penulis yang telah memberikan bantuan moral
maupun materil selama penulis masih dalam jenjang pendidikan.
9. Kakanda Firdaus, S.Pd.I yang senantiasa memberikan inspirasi, motivasi dan
masukan yang sangat konstruktif sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
10. Kepada teman-teman angkatan 2012 dan semua keluarga penulis yang telah
banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
vi
Akhirnya, kepada Allah Swt kami memohon semoga semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan bimbingannya senantiasa memperoleh balasan
disisi-Nya, amin.
Makassar, 1 Rabi’ul Awal 1434 H30 Juli 2016 M
Peneliti
Nurnaningsih105 19 1738 12
vii
ABSTRAKNURNANINGSIH. 105 19 1738 12. Peranan Guru Pendidikan Agama
Islam Dalam Pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di SMP Negeri 2Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar (dibimbing oleh.Drs. H MawardiPewangi, M.Pd.I dan Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si.).
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang Peranan Guru PendidikanAgama Islam dalam Pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di SMP Negeri 2Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar, dan faktor penghambat danpendukung pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dalam pembahasan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitianlapangan (Field Research), dimana peneliti turun langsung ke lokasi penelitian untukmemperoleh data yang konkrit yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti,adapun metode yang digunakan oleh penulis adalah deskriftif kualitatif yaitu sumberdari wawancara, observasi, angket dan dokumentasi guna untuk memperolehkesimpulan yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Adapun variabelterikatnya adalah pengembangan potensi afektif peserta didik. Sedangkan variabelbebasnya adalah peranan guru pendidikan agama islam dengan populasi SMPNegeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar yang berjumlah 160 orangdengan sampel sebanyak 25% orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru pendidikan agama islamberpengaruh dalam pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2Pasimarannu di Kabupaten Kepulauan Selayar bahwa terbukti dari 25 orang ada 12orang (48%) yang menyatakan berpengaruh karena banyaknya kegiatan yangdiprogramkan oleh sekolah diluar jam sekolah.
Peranan Guru dalam pengembangan potensi afektif peserta didik di SMPNegeri 2 Pasimarannu di Kabupaten Kepulauan Selayar berperan dimana dari 25responden ada 14 orang (56%), menyatakan guru memiliki peran sesuai denganfungsinya, ini dimotivasi oleh aktifnya guru memfasilitasi atau memberikanbimbingan kepada peserta didik serta berjalannya proses belajar mengajar diluarjam sekolah sehingga anak terdorong untuk belajar lebih giat dalam rangka untukpengembangan potensi afektif peserta didik.
Faktor tantangan guru dalam pengembangan afektif anak adalah kurangnyasemangat pada sebagian peserta didik yang ingin belajar diluar jam sekolahsehingga potensi afektif yang dimiliki oleh peserta didik tidak berkembang, sertaadanya sebagian dari pihak guru yang kurang perhatian kepada peserta didik yangtidak punya keinginan untuk mengembangkan potensi afektifnya peserta didiknya.Faktor peluang adalah banyaknya peserta didik yang memiliki keinginan untukbelajar di luar jam sekolah dalam rangka untuk mengembangkan potensi afektif yangdimiliki. Selusi tantangan dan peluang adalah memberikan perhatian penuh padapeserta didik, membuatkan jadwal untuk belajar diluar jam sekolah.
viii
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... iii
HALAMAN PRAKATA ............................................................................ iv
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 11
A. Pengertian Guru .......................................................................... 11
B. Potensi Afektif Peserta didik ........................................................ 17
C. Peranan Guru dalam Pengembangan potensi afektif Peserta
didik ............................................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 28
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 28
B. Lokasi dan Objek Penelitian ........................................................ 28
C. Variabel Penelitian....................................................................... 29
D. Defenisi Operasional Variabel ..................................................... 29
E. Populasi dan Sampel................................................................... 30
1. Populasi................................................................................. 30
2. Sampel .................................................................................. 31
ix
F. Instrumen Penelitian.................................................................... 32
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 33
H. Teknik Analisis Data .................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Selayang Pandang SMA Negeri I BentengDi Kabupaten Kepualauan Selayar.............................................. 36
B. Peranan Guru dalam pengembangan potensi afektif peserta didikdi SMA Negeri 1 Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar........... 44
C. Pengembangan potensi afektif peserta didik di SMA Negeri 1 BentengKabupaten Kepulauan Selayar .................................................... 47
D. Faktor penghambat dan pendukung pengembangan potensiafektif peserta didik di SMA Negeri 1 Benteng KabupatenKepualauan Selayar .................................................................... 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 60
B. Saran-saran................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Keadaan Populasi SMA Negeri I BentengKabupaten Kepulauan Selayar TahunPelajaran 2013/2014...................... 28
2. Keadaan Sampel SMA Negeri I BentengKabupaten Kepulauan SelayarTahunPelajaran 2013/2014...................... 29
x
3. Keadaan Guru SMA Negeri 1 BentengKabupaten Kepualauan Selayar TahunPelajaran 2013/2014................... 37
4. Keadaansiswa SMA Negeri 1 BentengKabupaten Kepualauan Selayar TahunAjaran 2013/2014........................ 39
5. KeadaansaranadanprasaranaPendidikan SMA Negeri 1BentengKabupaten Kepualauan Selayar Tahunajaran 2013/2014........ 40
6. Pernyataan pendidik bahwa sekolah berpengaruhdalam pengembangan potensi afektif anak didik di SMA I BentengKabupaten Kepulauan Selayar............................................................. 41
7. Pernyataan pendidik bahwa sekolah bembangun kerjasamadengan anak didik dalam pengembangan potensi afektif anakdi SMA I Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.................................. 43
8. Pernyataan pendidik bahwa sekolah berperan dalampengembangan potensi afektif anak didik di SMA I BentengKabupaten Kepulauan Selayar............................................................. 45
9. Pernyataan pendidik dalam memberikan kontribusi dalampengembangan potensi afektif anak didik di SMA I BentengKabupaten Kepulauan Selayar............................................................. 47
10.Pernyataan pendidik bahwa potensi afektif anak di SMA I BentengKabupaten Kepulauan Selayar mengalami perkembangan..................... 49
11.Pernyataan pendidik dalam membantu dalam pengembanganpotensi afektif anak didik di SMA I BentengKabupaten Kepulauan Selayar............................................................. 52
12.Pernyataan pendidik dalam dalam memberikan kotribusidalam pengembangan potensi afektif anak didik di SMA I BentengKabupaten Kepulauan Selayar............................................................ 53
13.Pernyataan pendidik telah mengalami perkembangan dalampengembangan potensi afektif anak didik di SMA I BentengKabupaten Kepulauan Selayar........................................................... 55
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAMPENGEMBANGAN POTENSI AFEKTIF PESERTA DIDIKDI SMP NEGERI 2 PASIMARANNU KABUPATENKEPULAUAN SELAYAR
Nama Mahasiswa : NURNANINGSIHNim : 105 19 1738 12
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Agama Islam
Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini
telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan tim
penguji ujian Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar.
08 Zulqaidah 1437 HMakassar,
11 Agustus 2016 M
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Drs.H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Amirah Mawardi, S.Ag. M.SiNIDN : 0920085901 NIDN : 0906077301
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penulis/peneliti yang bertanda tangan di
bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya
penulis/peneliti sendiri. jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, plagiat, dibuat atau dibantu secara langsung orang lain baik
keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang di peroleh karenanya batal demi
hukum.
Makassar, 08 Zulqaidah 1437 H11 Agustus 2016 M
Peneliti
Nurnaningsih10519173812
iv
PRAKATA
رب العالمین، والصلاة والسلام علي اشرف الانبیاء والمرسلین سیدنا الحمد
…محمد وعلي آلھ واصحابھ اجمعین، أمابعد
Segala puji bagi Allah swt, atas rahmat dan hidayah-Nya yang
senantiasa diperuntukkan kepada hamba-hambaNya. Salawat dan salam
kepada Nabi Muhammad saw dan sahabat-sahabatnya serta orang-orang
yang mengikutinya yang senantiasa berjalan sesuai dengan petunjuk syariat.
Skripsi ini, berjudul Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Pengembangan Potensi Afektif Peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar dalam penyusunannya, penulis diperhadapkan
berbagai masalah, khususnya yang disebabkan oleh terbatasnya kemampuan
penulis dan rumitnya obyek pembahasan dalam skripsi ini. Namun, karena
usaha yang maksimal dari penulis serta bantuan dan bimbingan serta arahan
secara intensif dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Karena itu, sebagai tanda syukur dan penghormatan, penulis patut
menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu
secara moril maupun materil kepada penulis, khususnya kepada yang mulia
dan terhormat ;
1. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar dan para Pembantu Rektor serta stafnya, yang telah berhasil
memimpin Perguruan Tinggi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Studi Strata Satu (S1) tanpa hambatan dan kendala yang berarti.
v
2. Kedua orang tua penulis yang tanpa lelah berupaya melahirkan,
membesarkan, mengasuh, mendidik dan membiayai penulis sejak
kecil.
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar dan para Pembantu Dekan,
serta Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah banyak
memberikan motivasi kepada penulis selama kuliah di Perguruan
Tinggi ini.
4. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I dan Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si.
pembimbing yang dengan ikhlas membimbing dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen atau Asisten Dosen tanpa terkecuali yang tidak
sempat penulis sebutkan nama-namanya satu persatu yang telah
mendidik penulis dalam perkuliahan.
6. Kepala SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
beserta seluruh jajarannya yang memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian, serta seluruh responden yang telah memberikan
informasinya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
7. Kepada Saudara-saudara penulis yang telah memberikan bantuan
moral maupun materil selama penulis masih dalam jenjang pendidikan.
8. Kakanda Firdaus yang senantiasa memberikan inspirasi, motivasi dan
masukan yang sangat konstruktif sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
9. Kepada teman-teman angkatan 2012 (Resti Yuni Savitri, Hasni, Nur
Fitriani, Anriani, Surisnawati, Abd Azis dll) Serta yang namanya tidak
vi
dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya, kepada Allah Swt kami memohon semoga semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan bimbingannya senantiasa memperoleh
balasan disisi-Nya, amin.
Makassar, 08 Zulqaidah 1434 H11 Agustus 2016 M
Peneliti
Nurnaningsih10519173812
vii
ABSTRAK
NURNANINGSIH 105 19 1738 12. Peranan Guru Pendidikan AgamaIslam Dalam Pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di SMP Negeri 2Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar (dibimbing oleh H.MawardiPewangi dan Amirah Mawardi).
Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan tentang Peranan GuruPendidikan Agama Islam dalam Pengembangan Potensi Afektif Peserta DidikDi SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar, dan faktorpenghambat dan pendukung pengembangan potensi afektif peserta didik diSMP Negeri 2 Kabupaten Pasimarannu Kepulauan Selayar.
Pembahasan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitianlapangan (Field Research), peneliti turun langsung ke lokasi penelitian untukmemperoleh data yang konkrit yang ada hubungannya dengan masalah yangditeliti, adapun metode yang digunakan oleh penulis adalah deskriftif kualitatifyaitu sumber dari wawancara, observasi, angket dan dokumentasi guna untukmemperoleh kesimpulan yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.Adapun variabel terikatnya adalah pengembangan potensi afektif pesertadidik. Sedangkan variabel bebasnya adalah peranan guru Dengan populasiSMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar yang berjumlah160 orang dengan sampel sebanyak 36 orang.
Faktor penghambat guru dalam pengembangan afektif anak adalahkurangnya semangat pada sebagian peserta didik yang ingin belajar diluarjam sekolah sehingga potensi afektif yang dimiliki oleh peserta didik tidakberkembang, serta adanya sebagian dari pihak guru yang kurang perhatiankepada peserta didik yang tidak punya keinginan untuk mengembangkanpotensi afektifnya peserta didiknya. Faktor peluang adalah banyaknya pesertadidik yang memiliki keinginan untuk belajar di luar jam sekolah dalam rangkauntuk mengembangkan potensi afektif yang dimiliki. Selusi tantangan danpeluang adalah memberikan perhatian penuh pada peserta didik,membuatkan jadwal untuk belajar diluar jam sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islamberpengaruh dalam pengembangan potensi afektif peserta didik di SMPNegeri 2 Pasimarannu di Kabupaten Kepulauan Selayar terbukti dari 36 orangada 27 orang (75%) yang menyatakan berpengaruh karena banyaknyakegiatan yang diprogramkan oleh sekolah diluar jam sekolah.
Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam pengembangan potensiafektif peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu di Kabupaten KepulauanSelayar berperan dimana dari 36 responden ada 9 orang (25%), menyatakanguru memiliki peran sesuai dengan fungsinya, ini dimotivasi oleh aktifnyaguru memfasilitasi atau memberikan bimbingan kepada peserta didik sertaberjalannya proses belajar mengajar diluar jam sekolah sehingga anakterdorong untuk belajar lebih giat dalam rangka untuk pengembangan potensiafektif peserta didik.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................. iii
HALAMAN PRAKATA ............................................................................ iV
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ V
DAFTAR ISI............................................................................................. Vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….... Vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 8
C. Tujuan Penelitian.............................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 10
A. Guru Pendidikan Agama Islam...................................... 10
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam................. 10
2. Fungsi dan Tugas Guru Pendidikan Agama Islam ..... 12
3. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam……………. 17
B. Potensi Afektif ................................................................. 23
1. Pengertian Potensi Afektif ......................................... 23
2. Karakteristik yang dikembangkan dalam Potensi Afektif
Peserta Didik .............................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 32
ix
A. Jenis Penelitian................................................................. 32
B. Lokasi dan Obyek Penelitian ............................................ 32
C. Variabel Penelitian............................................................ 33
D. Definisi Operasional Variabel ........................................... 33
E. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................... 34
1. Populasi ..................................................................... 34
2. Sampel ....................................................................... 35
F. Instrumen Penelitian………………………………………… 36
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 37
H. Teknik Analisis Data ........................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 40
A. Selayang Pandang SMP Negeri 2 Pasimarannu .............. 40
B. Pengembangan Potensi Afektif Peserta didik di SMP
Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar ..... 46
C.Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pengembangan
potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar.......................................... 51
D.Faktor Penghambat dan Pendukung Pengembangan
Potensi Afektif di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar .......................................................... 57
BAB V PENUTUP............................................................................. 65
A. Kesimpulan....................................................................... 65
B. Saran-saran...................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
Tabel 1 : Keadaan Populasi SMP Negeri 2 PasimarannuKabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2015/2016…….... 34
Tabel 2 : Keadaan Sampel SMP Negeri 2 PasimarannuKabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2015/2016............ 35
Tabel 3 : Keadaan Guru SMP Negeri 2 Pasimarannu KabupatenKepualauan Selayar Tahun Ajaran 2015/2016............................ 44
Tabel 4 : Keadaan siswa SMP Negeri 2 Pasimarannu KabupatenKepualauan Selayar Tahun Ajaran 2015/2016............................ 45
Tabel 5 : Keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri 2Pasimarannu Kabupaten Kepualauan Selayar
Tahun Ajaran 2015/2016…………………………………………..... 46Tabel 6 : Pernyataan peserta didik bahwa guru Pendidikan Agama
Islam berpengaruh dalam pengembangan potensi afektif pesertadidik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan SelayarTahun Ajaran 2015/2016........................................................... 48
Tabel 7 : Pernyataan peserta didik bahwa guru Pendidikan AgamaIslam membangun kerjasama dengan anak didikDalam pengembangan potensi afektif anak di SMPNegeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan SelayarTahun Ajaran 2015/2016……………………………………………. 50
Tabel 8 : Pernyataan peserta didik bahwa guru Pendidikan Agama Islamberperan dalam pengembangan potensi afektif anak didikdi SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan SelayarTahun Ajaran 2015/2016…………………………………............. 52
Tabel 9 : Pernyataan Peserta Didik dalam memberikan kontribusidalam pengembangan potensi afektif anak didik di SMPNegeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar TahunAjaran 2015/2016…………………………………..………………. 54
Tabel 10 : Pernyataan peserta didik bahwa potensi afektif anak di SMPNegeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayarmengalami perkembangan di SMP Negeri 2Pasimarannu Kabupaten Kepulauan SelayarTahun Ajaran 2015/2016………………….................................. 55
Tabel 11 : Pernyataan peserta didik dalam membantu dalampengembangan potensi afektif anak didik di SMPNegeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan SelayarTahun Ajaran 2015/2016………................................................. 59
Tabel 12 : Pernyataan peserta didik dalam memberikan kotribusidalam pengembangan potensi Afektif anak didik di SMPNegeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan SelayarTahun Ajaran 2015/2016........................................................... 61
Tabel 13 : Pernyataan peserta didik bahwa peranan guru PendidikanAgama Islam mengalami perkembangan dalam
xi
pengembangan potensi afektif anak didik diSMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan SelayarTahun Ajaran 2015/2016……………………………................... 63
xii
RIWAYAT HIDUP
Nurnaningsih, Lahir di Lambego Kabupaten Kepulauan
Selayar pada tanggal 22 November 1992. Anak kelima dari
lima bersaudara, buah hati pasangan Maharaja (Alm) dan
Hasnah.
Penulis memulai pendidikan di bangku Sekolah Dasar
Negeri Lambego, Kabupaten kepulauan Selayar pada tahun 1999 dan tamat
di Sekolah Dasar Negeri Lambego pada tahun 2005. Pada tahun yang sama,
melanjutkan pendidikan di SMP Babussalam Al-Muchtariyah Kabupaten
Kepulauan selayar dan tamat pada tahun 2008. Kemudian pada tahun yang
sama melanjutkan Pendidikan di SMA Babussalam Al-Muchtariyah
Kabupaten Kepulauan Selayar dan tamat pada tahun 2011. Kemudian Pada
tahun 2012 melanjutkan studi Strata Satu di Jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Keadaan Populasi SMP Negeri 2 PasimarannuKabupaten Kepulauan Selayar TahunPelajaran 2015/2016...................... 34
2. Keadaan Sampel SMP Negeri 2 PasimarannuKabupaten Kepulauan SelayarTahunPelajaran 2015/2016...................... 35
3. Keadaan Guru SMP Negeri 2 PasimarannuKabupaten Kepualauan Selayar TahunPelajaran 2013/2014................... 44
4. Keadaan siswa SMP Negeri 2 PasimarannuKabupaten Kepualauan Selayar TahunAjaran 2013/2014........................ 45
5. Keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri 2 PasimarannuBentengKabupaten Kepualauan Selayar Tahun ajaran 2015/2016....... 46
6. Pernyataan pendidik bahwa sekolah berpengaruh dalam pengembanganpotensi afektif anak didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu KabupatenKepulauan Selayar.................................................................................. 48
7. Pernyataan pendidik bahwa sekolah bembangun kerjasama dengan anakdidik dalam pengembangan potensi afektif anak di SMP Negeri 2Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.......................................... 50
8. Pernyataan pendidik bahwa sekolah berperan dalampengembangan potensi afektif anak didik di SMP Negeri 2 PasimarannuKabupaten Kepulauan Selayar................................................................ 45
9. Pernyataan pendidik dalam memberikan kontribusi dalampengembangan potensi afektif anak didik di SMP Negeri 2 PasimarannuKabupaten Kepulauan Selayar................................................................ 47
10.Pernyataan pendidik bahwa potensi afektif anak di SMP Negeri 2Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar mengalamiperkembangan......................................................................................... 52
11.Pernyataan pendidik dalam membantu dalam pengembanganpotensi afektif anak didik di SMP Negeri 2 PasimarannuKabupaten Kepulauan Selayar................................................................ 54
12.Pernyataan pendidik dalam dalam memberikan kotribusi dalampengembangan potensi afektif anak didik di SMP Negeri 2 PasimarannuKabupaten Kepulauan Selayar................................................................ 55
13.Pernyataan pendidik telah mengalami perkembangan dalam
pengembangan potensi afektif anak didik di SMP Negeri 2 PasimarannuKabupaten Kepulauan Selayar................................................................ 59
14.Pernyatan pendidik dan peserta didik dalam memberikan kontribusi
dalam pengembangan potensi afektif peserta didik SMP Negeri 2
Pasimarannu............................................................................................. 61
15. Pernyataan pendidik dan peserta didik bahwa telah
mengalami perkembangan dalam potensi afektif peerta didik di SMP
Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar........................... 63
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal terpenting yang selalu diutamakan oleh
orangtua maupun sekolah saat ini untuk memberikan motivasi agar dapat
menyadari bahwa pentingnya memberikan pendidikan kepada siswa
mereka sejak dini.
Ada banyak cara untuk memberikan pendidikan kepada peserta
didik, baik pendidikan formal dan nonformal. Adapun pendidikan formal
tidak sebatas memberikan pengetahuan dan keahlian kepada peserta
didik mereka di sekolah. Selain itu pendidikan nonformal menanamkan
tata nilai yang serba luhur atau akhlak mulia, norma-norma, cita-cita,
tingkah laku dan aspirasi dengan bimbingan orangtua di rumah.
Sekolah sebagai salah satu pendidikan formal memerlukan banyak
hal yang mendukung kualitas yaitu antara lain kepentingan dan kualitas
yang baik dari kepala sekolah dan guru, peran aktif dinas pendidikan atau
pengawas sekolah, peran aktif orang tua dan peran aktif masyarakat
sekitar sekolah.Akan tetapi orang tua juga tidak dapat menyerahkan
sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah, karena sekolah merupakan
peralihan untuk menerima bentuk pendidikan agar memiliki karakter serta
memiliki potensi maupun bakat dan juga siswa dapat mengembangkan
beberapa potensi yang siswa miliki melalui sekolah.
1
2
Pendidikan siswa dimulai dari pendidikan orang tua yang
mempunyai tanggungjawab utama terhadap masa depan anak-anak
mereka, sekolah hanya lembaga yang membantu proses tersebut.
Sehingga peran aktif orang tua sangat diperlukan bagi keberhasilan siswa
di sekolah.
Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan keluarga
sangatlah penting dan fundamental, anggota keluarga pada hakekatnya
merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama
anak-anak yang masih tanggung jawab orang tuanya.Perkembangan
peserta didik pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional social dan
intelektual. Bila semuanya berjalan secara baik maka dapat dikatakan
bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya.
Dalam perkembangan anak terdapat periode-periode kritis yang
berarti bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui dengan baik,
maka akan timbul gejala-gejala misalnya keterlambatan, ketegangan,
kesulitan menyesuaikan diri dan kepribadian yang terganggu.Lebih jauh
lagi bahkan tugas manusia sebagai makhluk sosial untuk mengadakan
hubungan antara manusia yang memuaskan baik untuk diri sendiri
maupun untuk orang di lingkungannya akan gagal sama sekali. Peserta
didik pada masa peralihan lebih banyak membutuhkan perhatian dan
kasih sayang, maka para orang tua dapat menyerahkan kepercayaan
seluruhnya kepada guru di sekolah, artinya orang tua harus banyak
3
berkomunikasi dengan gurunya di sekolah begitu juga sebaliknya, hal ini
penting dalam pendidikan adalah mendidik jiwa peserta didik.
Mengajar dan mendidik pada hakikatnya hampir mempunyai arti
yang sama, mengajar pada hakekatnya mempunyai arti memberikan
pelajaran, sedangkan mendidik mempunyai arti memelihara dan memberi
latihan, baik mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dapat pula
dikatakan dengan singkat mendidik ialah memimpin peserta didik. Mudah
benar rupanya kata-kata itu, akan tetapi sesungguhnya tidak semudah
apa yang disangka. Ucapan tersebut mengandung banyak masalah yang
dalam dan luas. Mendidik adalah pengertian yang sangat umum yang
meliputi semua tindakan mengenai gejala-gejala pendidikan. Seperti
halnya kesulitan lembaga sekolah dalam menciptakan peraturan untuk
kedisiplinan semua anggota sekolah terutama peserta didik.
Peraturan dapat diartikan sebagai tatanan (petunjuk, kaidah,
ketentuan) yang dibuat untuk mengatur. Sesuatu yang disepakati dan
mengikat sekelompok orang atau lembaga dalam rangka mencapai suatu
tujuan dalam hidup bersama, dan bertujuan untuk menjadi beraturan
secara struktur maupun sistematika dari suatu proses yang dijalani secara
teratur dan berstruktur. Seperti halnya peraturan disekolah, peraturan
sekolah adalah peraturan yang diciptakan sekolah. Peraturan yang wajib
ditaati oleh semua lingkup atau masyarakat yang ada didalam lingkungan
sekolah baik guru, pegawai maupun peserta didik. Peraturan yang dibuat
4
dan ditetapkan oleh sekolah akan membuat anggota sekolah terutama
peserta didik menjadi disiplin, karena peraturan dapat menciptakan
sebuah kedisiplinan, dimana disiplin merupakan tata tertib di sekolah yang
menciptakan ketaatan pada peraturan yang dibuat, disiplin mencakup
setiap pengaruh yang ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dia
dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya
dan juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin
ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya.
Peraturan di sekolah tidak sekedar memberi perhatian dan
pembinaan yang menyangkut pengembangan ranah kognitif yang
bermuara pada tumbuh dan berkembangnya kecerdasan dan kemampuan
intelektual akademik peserta didik sehingga nantinya akan menjadi siswa
yang cerdas dan berprestasi.
Pembelajaran di sekolah tampaknya lebih cenderung menekankan
pada pencapaian aspek kognitif (Intelektual) yang dilaksanakan melalui
berbagai bentuk pendekatan, strategi dan model pembelajaran tertentu.
Sementara, pembelajaran yang secara khusus mengembangkan
kemampuan afektif tampaknya masih kurang mendapat perhatian.
Kalaupun dilakukan hanyabbdijuadikan efek pengiring (Nurturant effect)
atau menjadi hidden curriculum, yang disisipkan dalam kegiatan
pembelajaran yang utama yaitu pembelajaran aspek kognitif dan
psikomotorik. Akan tetapi peraturan disekolah juga meliputi hal-hal yang
5
berkaitan dengan ranah afektif yaitu pengembangan karakter, kepribadian,
budi pekerti dan keimanan yang kokoh sehingga kelak akan menjadi
manusia yang bermartabat dan berakhlak mulia. Dari sekian aturan yang
dibuat dan diberlakukan tersebut adalah bagian dari realisasi fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.Sebagaimana dijabarkan Dalam undang-
undang RI No. 20 tahun 2003 Bab II, Pasal 3 tentang SISDIKNAS
disebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabatdalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi wargayang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional diatas, jelas
bahwa pengembangan karakter dan budi pekerti, akhlak mulia
mendapatkan tempat yang tidak kalah pentingnya dibanding dengan
tujuan lainnya. Pendidikan berkarakter yang saat ini mulai diterapkan
pemerintah bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Pendidikan
bukanlah sekedar mengajarkan untuk mengisi otak dan kecerdasan anak
didik, tetapi pendidikan itu dapat mendidik dan mengatur mereka dengan
mengisi rohani mereka, memberikan peraturan yang baik, menambahkan
6
dan menumbuhkan pengetahuan dan budi pekerti yang baik dalam segala
tindakan dalam kehidupan mereka dan melatih serta membiasakan
mereka berbuat amal yang saleh.
Khusus pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) harus
memperhatikan pengembangan menyeluruh aspek siswa, yaitu aspek
jasmani, akal, dan rohani. Untuk pengembangan menyeluruh ini,
kurikulum harus berisi mata pelajaran yang banyak, sesuai dengan tujuan
dan pembinaan setiap aspek. Namun, kendala yang dihadapi selama ini
adalah aplikasi pengajaran agama di sekolah hanya dipraktikkan ketika
pelajaran tersebut diajarkan di lingkungan sekolah.
Tugas guru bukanlah terbatas pada membuat anak pandai saja,
melainkan membekali mereka dengan nilai-nilai kehidupan yang
mempersiapkan diri mereka menjadi insan yang bertanggungjawab, kerja
sama, jujur, hemat, teliti, terampil berbicara di depan publik dan
sebagainya. Guru juga harus mampu mengarahkan peserta didik kepada
nilai-nilai moral yang luhur sera mendapatkan porsi yang sewajarnya, baik
dari sisi kualitas maupun kuntitasnya.
SMP Negeri 2 Pasimarannu merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang terletak di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar. Dengan adanya lembaga pendidikan tersebut siswa
diharapkan menjadi manusia yang memiliki budi pekerti yang baik dan
mampu mengamalkan nilai-nilai pendidikan umum maupun nilai-nilai
7
pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, sehingga berguna bagi
bangsa, negara, dan agamanya.
Sebagian peserta didik yang pandai dalam penguasaan materi
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terkadang masih juga tidak
melaksanakan kegiatan keagamaan di sekolah, tidak menghormati guru
dan berperilaku kurang baik. Perilaku kurang baik tersebut menciptakan
hubungan yang kurang harmonis antara peserta didik, guru dan karyawan.
Secara umum pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan
masih berkaitan erat dengan aspek kognitif, sehingga aspek lain yang
juga merupakan aspek penting dalam pembelajaran perlu dikembangkan,
terutama aspek afektif.
Selain itu, SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
Selayar merupakan Sekolah Menengah Pertama yang berada di daerah
kepulauan selayar sehingga perlu untuk menanamkan nilai-nilai agama
kepada peserta didik agar menjadi generasi penerus yangmemili karakter
dan memiliki iman yamg kuat. Oleh karena itu guru Pendidikan Agama
Islam selain melakukan pembelajaran di kelas juga harus melakukan
berbagai upaya agar peserta didik memiliki kemampuan untuk
mengembangkan potensi afektif sehingga tercipta keteguhan iman dalam
diri peserta didik.Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian, dimana lebih memfokuskan pada SMP Negeri 2
8
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar. Adapun pokok
pembahasannya mengenai Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Pengembangkan Potensi Afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas penulis
mengangkat permasalahan dalam penelitian skripsi ini sebagai berikut :
1. Bagaimana pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP
Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar?
2. Bagaimana peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam
pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar?
3. Apa faktor penghambat dan pendukung guru Pendidikan Agama Islam
dalam pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kebupaten Kepulauan Selayar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan pokok sebagaimana
telah dipaparkan pada rumusan masalah di atas, tujuan penelitian skripsi ini
adalah :
1. Untuk mengetahui pengembangan potensi afektif peserta didik di
SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
9
2. Untuk mengetahui peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam
pengembangkan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung guru
Pendidikan Agama Islam dalam pengembangan potensi afektif
peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
Selayar.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi insan
akademis dalam menambah wawasan dan memperkaya
pengetahuan pada peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar.
2. Secara aplikatif penelitian ini diharapkan sebagai bahan bagi pihak
sekolah untuk pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP
Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
3. Sebagai pertimbangan untuk pengembangan potensi peserta didik.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Guru Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Secara etimologi (harfiah) Guru ialah dalam literatur kependidikan
Islam seorang guru biasa disebut sebagai ustadz, mu`alim, murabbiy,
mursyid, mudarris, dan mu`addib, yang artinya orang memberikan ilmu
pengetahuan dengan tujuan mencerdaskan dan membina akhlak peserta
didik agar menjadi orang yang berkepribadian baik.
Ditinjau dari sudut terminologi yang diberikan oleh para ahli dan
cerdik cendekiawan, istilah guru adalah sebagai berikut :
1. Menurut Muhaimin dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar
(2002 : 24) menguraikan “bahwa guru adalah orang yang
berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-
murid, baik secara individual ataupun klasikal. baik disekolah
maupun diluar sekolah. Dalam pandangan islam secara umum
guru adalah mengupayakan perkembangan seluruh
potensi/aspek anak didik, baik aspek cognitive, effective dan
psychomotor”.
2. Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam (2001 :
12) menguraikan bahwa “seorang guru adalah pendidik
10
11
Profesional, karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya
menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan’.
Menurut UU RI Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 tentang Guru dan Dosen
bahwa :
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai danmengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalurpendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru atau pendidik adalah orang yang mempunyai banyak ilmu,
mau mengamalkan dengan sungguh-sungguh, toleran dan menjadikan
peserta didiknya lebih baik dalam segala hal. Dalam Islam, makna guru
atau pendidik pada prinsipnya tidak hanya mereka yang mempunyai
kualifikasi keguruan secara formal diperoleh dari bangku sekolah
perguruan tinggi, melainkan yang terpenting adalah mereka yang
mempunyai kompetensi keilmuan tertentu dan dapat menjadikan orang
lain pandai dalamsegi kognitif, afektif,dan psikomotorik.
Sebagaimana disebutkan dalam Quran Surah An-nisa (4) ayat 9adalah :
Terjemahnya :
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainyameninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yangmereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab ituhendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah merekamengucapkan perkataan yang benar.
12
Secara konvensional guru paling tidak harus memiliki tiga
kualifikasi dasar, yaitu menguasai materi, antusiasme, dan penuh kasih
sayang (loving) dalam mengajar dan mendidik.
Moh. Uzer Usman (2004:7) dalam bukunya Menjadi Guru
Profesional telah memberikan penjelasan tentang arti mendidik :
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilaihidup.” Dengan demikian, bila arti guru dikaitkan dengan artimendidik yang telah disebutkan, maka pengertian “guru sebagaipendidik” adalah orang yang pekerjaannya mengarahkan,membimbing, mengajar, memelihara, dan melatih peserta didikdengan tujuan agar peserta didik dapat memiliki pengetahuan,akhlak terpuji, dan kecerdasan dalam berpikir. Dengan kata lain,guru sebagai pendidik adalah orang yang bertugas selainmemberikan pelajaran berupa ilmu pengetahuan danketerampilan kepada peserta didik, juga sekaligus melatih,membimbing dan mengarahkan peserta didiknya agar dapatberakhlak mulia dan berpikir secara cerdas.
2. Fungsi dan Tugas Guru Pendidikan Agama Islam
Guru sebagai pendidik, bukan hanya bertugas memindahkan
ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) yang dikuasainya kepada
peserta didiknya, melainkan juga berusaha membentuk akhlak dan
kepribadian peserta didiknya, sehingga menjadi lebih dewasa dan
memiliki kecerdasan (intelektual, emosional dan spiritual) yang lebih
matang serta bisa bertanggung jawab.
Mengingat tugas atau peran guru agama seperti yang dijelaskan di
atas, maka peran guru dalam membentuk kepribadian siswanya meliputi :
13
a. Guru sebagai Pengajar
Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan
pengetahuan sikap dan keterampilan. Guru merupakan peran pertama
untuk peserta ddik pada jenjang dasar (SD dan SMP). Peran ini lebih
tampak sebagai teladan bagi peserta didik, sebagai role model,
memberikan contoh dalam hal sikap dan perilaku, membentuk kepribadian
peserta didik.
b. Guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan
Pemberian bimbingan bagi guru agama meliputi bimbingan belajar
dan bimbingan perkembangan sikap keagamaan. Dengan demikian
membimbing dan pemberian bimbingan dimaksudkan agar setiap murid
diinsyafkan mengenai kemampuan dan potensi diri murid yang
sebenarnya dalam kapasitas belajar dan bersikap. Jangan sampai murid
menganggap rendah atau meremehkan kemampuannya sendiri dalam
potensinya untuk belajar dan bersikap sesuai dengan ajaran agama islam.
Dalam kaitan ini, H.M Arifin (1993:125) menegaskan : “bahwa
sebagai pendidik, guru mampu menempatkan dirinya sebagai pengarah
dan pembina dalam mengembangkan bakat dan kemampuan anak didik
ke arah titik maksimal”.
Dengan demikian, seorang guru bukan hanya mengajarkan ilmu-
ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih penting pula membentuk watak dan
14
pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran-ajaran Islam. Guru
dalam konsep Islam adalah sumber ilmu dan moral. Ia merupakan
tokoh identifikasi dalam hal keluasan ilmu dan keluruhan akhlaknya,
sehingga peserta didiknya selalu berupaya untuk mengikuti langkah-
langkahnya. Kesatuan antara kepemimpinan moral dan keilmuan dalam
diri seorang guru dapat menghindarkan peserta didik dari bahaya
keterpecahan pribadi.
c. Guru sebagai tenaga administrasi
Guru bertugas sebagai tenaga administrasi bukan berarti sebagai
pegawai kantor, melainkan sebagai pengelola kelas. Adapun konsekuensi
dari pengelolaan yang baik adalah meningkatnya prestasi guru dan
meningkatnya efektivitas dari situasi belajar mengajar.
Sekurang-kurangnya yang harus dipelihara guru secara terus
menerus, ialah : suasana keagamaan, kerjasama, rasa persatuan, dan
perasaan puas pada murid terhadap pekerjaan dan kelasnya. Dengan
terjadi pengelolaan yang baik, maka guru akan lebih mudah
mempengaruhi murid di kelasnya dalam rangka pendidikan dan
pangajaran agama Islam khususnya.
Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik
spiritual dan emosional intelektual, fisikal maupun aspek lainnya.
15
Tugas guru pendidikan agama Islam sebagai pendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik.
Tugas sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi kepada anak didik.
Oleh karena itu jika dilihat lebih rinci lagi maka tugas guru
Pendidikan Agama Islam adalah :
1) Mengajarkan ilmu pengetahuan Islam
2) Menanamkan keimanan dalam jiwa anak
3) Mendidik anak agar taat menjalankan agama
4) Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia
Memperhatikan pentingnya perkembangan yang baik dan terarah
suatu pendidikan di sekolah, maka guru pendidikan agama Islam juga
harus memperhatikan program dan rancangan kegiatan yang akan
diberikan terhadap anak didik. Adapun program-program di sekolah yang
harus dilakukan oleh guru agama Islam adalah sebagai berikut :
a. Membuat persiapan atau program pengajaran yang terdiri dari:
1) Program tahunan pelaksanaan kurikulum
2) Program semester/catur wulan
3) Perencanaan program mengajar
b. Mengajar atau melaksanaan pembelajaran
1) Menyampaikan materi (dalam GBPP)
2) Menggunakan metode mengajar
16
3) Menggunakan media/sumber
4) Mengelola kelas/mengelola interaksi belajar mengajar
c. Melaksanakan/mengevaluasi hasi pengajaran
1) Menganalisa hasil belajar
2) Mengevaluasi hasil belajar
3) Melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
Dengan demikian tugas guru pendidikan agama Islam ialah menjadi
pendidik yang diserahi tugas untuk mendidik, baik dari segi jasmani
maupun rohani (akal dan akhlak) anak didik. Tugas guru bukan hanya
menyampaikan ilmu pengetahuan dan mengisi penuh pikiran mereka
dengan ilmu pengetahuan itu, akan tetapi bertugas membina murid
menjadi orang dewasa, maka dia bertanggung jawab untuk menguatkan
jasmani murid, menumbuhkan pengertian mereka terhadap apa yang
diajarkan kepadanya dari berbagai ilmu pengetahuan, dalam usaha
membentuk akalnya, membina akhlaknya, dengan mengambil tindakan
dengan tangannya (bila perlu), menolongnya dalam mencari ilmu
pengetahuan, membangkitkan kecintaan untuk mencari pengetahuan
kecintaannya menjalankan tugas itu, memberikan makanan rohani bagi
murid dan menanamkan dalam jiwanya akhlak yang mulia dan
menjadikannya orang yang baik adat istiadatnya.
3. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
17
Pada dasarnya peranan guru Pendidikan Agama Islam dan guru
umum itu sama, yaitu sama-sama berusaha untuk memindahkan ilmu
pengetahuan yang ia miliki kepada anak didiknya, agar mereka lebih
banyak memahami dan mengetahui ilmu pengetahuan yang lebih luas
lagi.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya “Guru Dan Anak
Didik dalam Interaksi Edukatif (2000 : 56) menyebutkan peranan guru
agama Islam adalah seperti diuraikan di bawah ini:
a. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang
baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda itu harus betul-
betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat. Kedua nilai ini mungkin
telah anak didik miliki dan mungkin pula telah mempengaruhinya sebelum
anak didik masuk sekolah.
Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan semua nilai
yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak anak didik. Bila guru
membiarkannya, berarti guru telah mengabaikan peranannya sebagai
seorang korektor, yang menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah
laku, dan perbuatan anak didik. Koreksi yang harus guru lakukan terhadap
sikap dan sifat anak didik tidak hanya disekolah, tetapi diluar sekolah pun
harus dilakukan.
b. Inspirator
18
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik
bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah
utama anak didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana
cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari
sejumlah teori-teori belajar, dari pengalaman pun bisa dijadikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya, tetapi
bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi anak didik.
c. Informator
Sebagai informator, guru harus bisa memberikan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan
pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam
kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan
informasi adalah racun bagi anak didik. Untuk menjadi informator yang
baik dan efektif, penguasaan bahasalah sebagai kunci, ditopang dengan
penguasaan bahan yang akan diberikankepada anak didik. Informator
yang baik adalah guru yang mengerti apa kebutuhan anak didik dan
mengabdi untuk anak didik.
d. Organisator
Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan
dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan
akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik,
19
dan sebagainya. Semua diorganisasikan sehingga dapat mencapai
efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik.
e. Motivator
Sebagai motivator guru hendaklah dapat mendorong anak didik
agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru
dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas
belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Setiap saat guru harus
bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatif tidak
mustahil ada diantara anak didik yang malas belajar dan sebagainya.
Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan
anak didik. Penganekaragaman cara belajar memberikan penguatan dan
sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih
bergairah dalam belajar. Peranan guru sebagai motivator sangat penting
dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik
yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam
personalisasi dan sosialisasi diri.
Guru sebagai motivator hendaknya dapat mendorong agar siswa
mau melakukan kegiatan belajar, guru harus menciptakan kondisi kelas
yang merangsang siswa melakukan kegiatan belajar, baik kegiatan
individual maupun kelompok. Stimulasi atau rangsangan belajar para
siswa bisa ditumbuhkan dari dalam diri siswa dan bisa ditumbuhkan dari
luar diri siswa.
20
f. Inisiator
Dalam peranannya sebagai inisiator guru harus dapat menjadi
pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses
interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan.
Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunaan media
pendidikan dan pengajaran harus diperbaharui sesuai kemajuan media
komunikasi dan informasi abad ini. Guru harus menjadikan dunia
pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari dulu. Bukan
mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi bagi kemajuan
pendidikan dan pengajaran.
g. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas
yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan
belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap,
meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia,
menyebabkan anak didik malas belajar. Oleh karenaitu menjadi tugas
guru bagaimana menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan
belajar yang menyenangkan anak didik.
h. Pembimbing
Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang
telah disebutkan di atasadalah sebagai pembimbing. Peranan yang harus
21
lebih di pentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk
membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap.
Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam
menghadapi perkembangan dirinya.
i. Pengelola Kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas
dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik
dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang
dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif.
Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat
kegiatan pengajaran. Anak didik tidak mustahil akan merasa bosan untuk
tinggal lebih lama di kelas. Hal ini akan berakibat mengganggu jalannya
proses interaksi edukatif. Kelas yang terlalu padat dengan anak didik,
pertukaran udara kurang, penuh kegaduhan, lebih banyaktidak
menguntungkan bagi terlaksananya interaksi edukatif yang optimal.
j. Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator
yang baik dan jujurbaikterhadapkepribadian maupunkemampuananak
didik.
Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil
pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran). Dari kedua
22
kegiatan ini akan mendapatkan umpan balik (feedback) tentang
pelaksanaan interaksi edukatif yang telah dilakukan.
Adapun tugas guru dijelaskan dalam (UU No. 20/2003, ps. 39, ayat
2) dijelaskan bahwa :
Guru merupakan pendidik profesional yang bertugasmerencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilaihasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, sertamelakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan undang-undang di atas dapat dipahami bahwa
tugas guru pendidikan agama islam bukan hanya mengajar saja, tetapi
lebih jauh dari itu, yakni mulai dari merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, sampai kepada mengevaluasi hasil
pembelajaran.
Peranan guru merupakan tingkatan kedua setelah pendidikan
dalam keluarga. Peranan guru yakni mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari
keluarganya. Peran seorang guru yang sebagai pendidik harus memikul
tanggung jawab untuk mendidik. Guru yang ada di sekolah merupakan
pendidik formal secara langsung menerima kepercayaan dari sekolah
maupun masyarakat untuk memangku jabatan dan tanggungjawab
pendidikan.
Perubahan perilaku pada dasarnya dipengaruhi oleh pendidikan
yang ia terima sepanjang hayatnya, pendidikan ini bukan saja sebatas
23
yang formal seperti sekolah atau kursus-kursus namun dalam arti luas
artinya segala sesuatu yang diterima manusia melalui panca indera itu
menjadi bagain dari pendidikan.
Sebagaimana digambarkan dalam Quran Surat al-Alaq (96) :1-5yang berbunyi:
Terjemahnya :1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidakdiketahuinya.(Kementrian Agama RI 2010)
Melihat, mendengar, merasa, dan meraba merupakan komponen
penting dalam pendidikan, dan itu sangat-sangat mudah ia dapatkan dari
lingkungan, baik lingkungan pendidikan formal atau non formal.
B. Potensi Afektif
1. Pengertian Potensi Afektif
Potensi afektif atau ranah afektif adalah ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan
bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang
telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif
24
akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku bdalam
kehidupan sehari-harinya misalnya melakukan perbuatan yang baik.
Potensi afektif ini harus dikembangkan oleh peserta didik agar dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, sekolah maupun dalam kehidupan
sehari-harinya peserta didik memiliki akhlak yang baik. Ranah afektif
adalah sesuatu yang tampak dalam bentuk kecenderungan-
kecenderungan berperilaku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam
lima jenjang, yaitu:
1. Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
Yaitu kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus)
dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi,
gejala dan lain-lain. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian
sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek.
Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai
atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau
menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri
dengan nilai itu. Contah hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya:
Peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di
siplin harus disingkirkan jauh-jauh.
2. Responding (menanggapi)
Mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan
menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan
25
membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi
daripada jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif responding
adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh
atau menggali lebih dalam lagi ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
3. Valuing (menilai atau menghargai)
Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan
penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila
kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau
penyesalan. Valuing merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi
daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam proses belajar
mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang
diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau
fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu
mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini
berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu
mulai dicamkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai
tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar efektif
jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta
didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-
tengah kehidupan masyarakat.
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
Artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai
baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur
26
atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam
satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan
nilai lain, pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh
nilai efektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung
penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden
Soeharto pada peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.
5. Characterization by evalue or calue complex(karakterisasi
dengan suatu nilai atau komplek nilai)
Yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh
seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalal
suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada
sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan
tingkat efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar
bijaksana. Ia telah memiliki phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada
jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol
tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentu
karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat
diramalkan. Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah
memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah
Allah SWT yang tertera di Al-quran menyangkut kedisiplinan, baik
kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengan kehidupan
masyarakat.
27
Tujuan aspek afektif ini adalah berorientasi pada kemampuan
akhlak atau perilaku yang tampak bagi peserta didik yaitu berperilaku
yang baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun kehidupan peserta didik
di dalam lingkungan sekolah.
Ranah afektif ini merupakan ranah yang berkaitan dengan perilaku
dan nilai, serta tingkahlaku dalam kehidupan peserta didik baik di
lingkungan sekolah, keluarga maupun kehidupan di lingkungan
masyarakat. Peserta didik ketika sudah memiliki potensi afektif maka
peserta didik akan mampu berperilaku dengan baik dalam kehidupan
sehari-harinya.
2. Karakteristik yang dikembangkan dalam Potensi Afektif Peserta Didik
Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk
diklasifikasikan sebagai ranah afektif (Andersen, 1981:4) :
Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi seseorang.Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yangtermasuk ranah afektif adalah sikap, minat, intensitas, arah, dantarget.
Berikut ini ada lima karakteristik afektif yang penting untuk
dikembangkan berdasarkan tujuannya, yaitu :
a. Sikap
Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara
suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui
cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui
28
penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat
diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan,
dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang
dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran,
kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.Menurut Fishbein dan
Ajzen (1975) : “Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk
merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi,
konsep, atau orang.
Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.
Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus
membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta
didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi
lebih positif.
b. Minat
Getzel (1966) mengemukakan bahwa :
minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalamanyang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus,aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatianatau pencapaian.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583)
minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
29
sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum
minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas
tinggi.Penilaian minat dapat digunakan untuk mengetahui minat peserta
didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,mengetahui
bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,pertimbangan penjurusan
dan pelayanan individual peserta didik, dan menggambarkan keadaan
langsung di lapangan/kelas. Mengelompokkan peserta didik yang memiliki
minat yang sama.
c. Konsep diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu
terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan
intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target
konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah
konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan
dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai
tinggi.Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik,
yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat
dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi
konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar
peserta didik dengan tepat.
d. Nilai
Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang
perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap
30
buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu
organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi,
sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.Target nilai cenderung menjadi
ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah
nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat
dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu.
Abid (2001 : 180) mengemukakan bahwa :
Seseorang yang mempelajari nilai hidup tertentu dan moral,kemudian berhasil memiliki sikap dan tingkah laku sebagaipencerminan nilai hidup itu umumnya adalah seseorang yang hidupdalam lingkungan yang secara positif, jujur, konsekuen. Ini berartiusaha pengembangan tingkah laku tidak hanya menggunakanpendekatan-pendekatan intelektual tapi juga mengutamakanlingkungan yang kondusif dimana faktor-faktor lingkungan itumerupakan penjelmaan yang konkret dari nilai-nilai tersebut.Karena lingkungan merupakan aspek yang sangat luas danbervariasi, maka yang perlu diperhatikan adalah lingkungansekolah dan keluarga.
e. Moral
Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang perkembangan
moral anak. Namun Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara
judgement moral dan tindakan moral. Ia hanya mempelajari prinsip moral
seseorang melalui penafsiran respon verbal terhadap dilema hipotetikal
atau dugaan, bukan pada bagaimana sesungguhnya seseorang
bertindak.Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap
kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan
diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau
31
melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan
dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan
yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai,
dan keyakinan seseorang.Ranah afektif lain yang penting adalah
kejujuran, integritas, adil dan kebebasan. Sebagaimana dijelaskan dalam
Quran Surat Al-qashas (28) ayat 77 :
Terjemahnya :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakanbahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah(kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik,kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuatkerusakan. (Alquranul karim)
Dari ayat di atas dijelaskan bahwa setiap manusia harus saling
berbuat baik dan menanamkan nilai dan norma moral baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field Reserch) yakni
penulis turun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data
tentang peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam pengembangan
potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar.
Adapun Jenis penelitian ini adalah penelitian deskritif kualitatif,
yaitu suatu cara penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
wawancara, pengamatan atau observasi, dan dokumentasi di lapangan
untuk mengetahui secara objektif gejela, peristiwa, ataupun kondisi aktual
yang terjadi pada masa sekarang.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi Penelitian adalah di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar. Dengan pertimbangan bahwa lokasinya berada di
kepulaun selayar sehingga sekolah tersebut sangat potensi dengan
pengembangan afektif pada peserta didik. peneliti tertarik untuk
mengetahui seberapa besar Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di lokasi tersebut.
32
33
Sedangkan objek penelitiannya adalah Guru Pendidikan Agama
Islam dan siswa di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
Selayar.
C. Variabel Penelitian
Sumadi suryabrata (2011 : 25) mengemukakan bahwa :
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatanpenelitian, sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagaifaktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejela yang akandan sementara dilskukan.
Variabel penelitian ini adalah Variabel bebas dan terikat sebagai
Variabel bebas adalah peranan guru Pendidikan Agama Islam sedangkan
variabel terikat adalah pengembangan potensi afektif peserta didik.
D. Defenisi Operasional Variabel
Penelitian ini berjudul peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar. Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini,
maka penulis berusaha memberikan batasan istilah sebagai berikut :
1. Peranan guru Pendidikan Agama Islam adalah tugas atau peranan
guru Pendidikan Agama Islam dalam membimbing, mengarahkan, dan
menjadi teladan bagi peserta didik dan salah satu pihak yang ikut
bertanggungjawab dan diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap peningkatan perbaikan akhlak peserta didik.
34
2. Pengembangan potensi afektif peserta didik merupakan aspek nilai,
akhlak, dan karakter peserta didik yang perlu dikembangkan dalam diri
peserta didik.
E. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu
daerah atau keseluruhan dari obyek penelitian. Menurut Margono
(2000:118) menyebutkan bahwa :
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri darimanusia, gejala-gejala, nilai tersebut, atau peristiwa-peristiwasebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalamsuatu penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru dan Siswa di
SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar yang terdiri
dari guru 16 orang dan siswa 144 orang. Jadi jumlah keseluruhan adalah
160 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Keadaan Populasi
No Guru dan SiswaJenis Kelamin
JumlahLaki-Laki Perempuan
1 Guru 9 7 16
35
2 Siswa Kelas VII 24 28 52
3 Siswa Kelas VIII 24 22 46
4 Siswa Kelas IX 19 27 46
Jumlah 76 84 160
Sumber data : SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi
objek penelitian.Tujuan penemuan sampel adalah untuk memperoleh
keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati sebagian
saja dari populasi sampel di artikan sebagai contoh, yaitu sebagian dari
seluruh individu yang menjadi obyek pnelitian.Sementara itu menurut
Sugiyono (2009 : 215), sampel adalah sebagian dari populasi itu. Defenisi
lain dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2001 : 105) mengatakan
bahwa :
populasi yang obyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambilsemua sehingga penelitian menjadi penelitian populasi, selanjutnyajika jumlah subyeknya besar dapat antara 10-15 % atau 20-25 %atau lebih.
Berdasarkan teori tersebut maka penatapan jumlah sampel pada
penelitian ini adalah 20 % dari jumlah populasi yang ada dengan jumlah
32 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Keadaan Sampel
36
No Guru dan SiswaJenis Kelamin
SampelLaki-Laki Perempuan
1 Guru 5 5 10
2 Siswa kelas VII 3 3 6
3 Siswa kelas VIII 4 4 8
4 Siswa Kelas IX 4 4 8
Jumlah 16 16 32
Sumber data : kantor SMP Negeri 2 Pasimarannu kabupaten selayar 2015
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
lebih mudah dipahami dalam penelitian yang akan dilakukan. Adapun
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pedoman Observasi
Menurut Rachman (2006:77) mengatakan bahwa “observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejela-gejela
yang tampak pada objek penelitian”. Teknik ini dimaksudkan adalah
pengamatan secara langsung dan pencatatan seperlunya tentang
data-data dan keterangan-keterangan yang menyangkut pembahasan
skripsi ini.
2. Pedoman Interview
37
Menurut Rachman (2006:83) mengatakan bahwa “wawancara adalah
pengamatan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara
lisan untuk dijawab secara lisan”. Ciri utama dari wawancara adalah
kontak langsung dangan tatap muka antara interview dan sumber
informasi. Penulis mengumpulkan data dengan cara mengadakan
wawancara atau Tanya jawab secara langsung dengan para guru atau
pendidik di SMP Negeri 2 Pasamarannu mengenai peranan guru
Pendidika Agama Islam terhadap pengembangan potensi afektif
peserta didik di Kabupaten Kepulauan Selayar.
3. Pedoman Angket
Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006:111) mengatakan bahwa:
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebarankusioner(daftar pertanyaan atau isian) untuk diisi langsung olehresponden seperti yang dilakukan dalam penelitian untukmenghimpun pendapat umum.
Berpijak dari defenisi itu, maka penulis mengedarkan angket
dengan berupa pertanyaan tertulis kepada Pendidik dan peserta
didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu dalam rangka untuk
memperoleh keterangan tentang peranan Guru pendidikan agama
islam dalam pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP
Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
4. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:236) mengatakan bahwa
“dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau
38
variabel yang berupa catatan, prasasti, agenda dalam penelitian”.
Metode pengumpulan data melalui arsip-arsip atau sumber-sumber
tertulis yang relevan dengan permasalahan penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara melakukan penelitian lapangan yakni cara penghitungan data dengan
jalan penulis langsung turun ke lapangan, dalam hal ini di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar dalam rangka
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh
sebab itu data yang dikumpulkan bersifat empiris, dalam penelitian
lapangan ini penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
a) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
fenoena-fenomena yang akan diteliti atau diselidiki
b) Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang di peroleh
melaluidokumen-dokumen.
c) Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi..
d) Angket adalah daftar pertanyaan yang tertulis yang digunakan
untuk memporoleh data atau keteragan tertentu dari responden.
H. Teknik Analisis Data
39
Setelah penulis mengumpulkan data, selanjutnya penulis
mengelola data. Menurut Moleong sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful
Annur (2005:12) :
Analisis data adalah proses merinci data secara formal untukmenemukan tema dan hipotesis seperti di sarankan oleh data yangbertujuan untuk mengorganisasikan data yaitu mengatur,mengurutkan, mengolompokkan, member kode dan mengomentarisehingga proses analisis data tersebut melibatkan sikap penelititerhadap responden.
Adapun teknik analisis data tersebut dengan menggunakan teknik
sebagai berikut :
1. Induktif dalam metode penganalisaan data yang barpangkal dari
data yang bersifat khusus kemudian dianalisa untuk mendapatkan
data yang bersifat umum.
2. Deduktif dalam teknik ini penulis mengelola data mulai dari hal-hal
yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.
3. Komparatif yaitu metode pemecahan masalah dengan cara
membandingkan suatu pendapat dengan pendapat lain,untuk
selanjutnya menemukan data paling akurat dan tepat.
Hasil pengolahan data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan
dua pendekatan, yaitu ;
1. Analisis kualitatif yaitu analisis data yang dijabarkan melalui
pengamatan tidak berupa angka-angka. Maksudnya adalah
dilakukan dengan cara menguraikan dalam bentuk kalimat
kemudian direlevansikan dengan rujukan teori yang mendukung.
40
2. Analisis kuantitatif yaitu analisis terhadap data yang berupa angka-
angka dengan cara menggunakan statistik yag relevan dalam
bentuk persentase. Maka rumus yang digunakan adalah :
P = × 100 %
Keterangan :
P = Persentase (%)
F = Frekuensi atau kategori jabatan
N = Number ( Jumlah Frekuensi/Individu )
Dengan demikian, strategi analisis data yang dipergunakan dalam
skripsi ini adalah analisis kualitatif, yaitu sumber dari hasil angket,
interview, observasi dan dokumentasi yaitu guna memperoleh suatu
kesimpulan yang betul-betul akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Selayang Pandang SMP Negeri 2 Pasimarannu KabupatenKepulauan Selayar
1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya
SMP Negeri 2 Pasimarannu dibangun di atas lahan seluas 10.000
M2 yang didanai melalui program Block Grant Kerja sama pemerintah
Indonesia dan Australia (AIBEP) pada tahun 2007 dan beroperasional
pada tahun Pelajaran 2008/2009. Terdapat tiga sekolah Dasar pendukung
yaitu SDI Sambali, SD Negeri 5 Onemalangka dan SDI Limbo dan terletak
di Desa Bonea Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
Dengan kepala sekolah Abd. Rahman,S.Pd.MM.
2. Keadaan Guru dan Siswa
Guru dan siswa keduanya merupakan faktor pendidikan yang
masing-masing sebagai subjek dan objek pendidikan. Keduanya
mempunyai peranan dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
Dalam islam guru dipandang sebagai petunjuk jalan menuju
pencapaian suatu tujuan, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena itu
ia memperoleh kehormatan dan kemuliaan yang luar biasa dari
masyarakat (sebagai rujukan setiap masalah siswa dan sebagai panutan),
dan mempunyai kehormatan dan derajat yang tinggi di sisi Allah.
41
42
2 Pasimarannu, maka penulis akan mengelompokkan pada dua bagian
yaitu:
a). Keadaan Guru
Semua lembaga pendidikan tentu menginginkan agar
menghasilkan alumni yang bermutu, baik secara segi kualitas lebih-lebih
dari segi kuantitas, salah satu kunci untuk mencapai tujuan itu adalah
harus memiliki tenaga pengajar yang bekualitas, termaksud kepribadian
guru.
Secara administrasi SMP Negeri 2 Pasimarannu dipimpin oleh
seorang kepala sekolah dan 4 wakil kepala sekolah yang dibantu oleh
beberapa staf dengan struktur sebagai berikut :
a, Kepala Sekolah : ABD. RAHMAN, S.Pd.,M.M
b. Kepala Tata Usaha :
c. Wakil Kepala Sekolah
1. Wakasek Kesiswaan : Mas’ud, S.Pd.I
2. Wakasek Kurikulum :
3. Wakasek Sapra :
4. Wakasek Humas :
d. Koordonator BP/BK : Muhammad Ilham, S.Pd
Guru adalah salah satu hal yang perlu dipenuhi oleh setiap
lembaga pendidikan, termasuk di dalam lingkungan SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai lembaga pendidikan
43
formal yang akan mendidik anak-anak bangsa. Ini berarti bahwa
pelaksanaan pengajaran tidak berhasil dengan baik, bila faktor guru tidak
terpenuhi sebagai mana mestinya, karena gurulah yang akan menentukan
cerdas tidaknya anak-anak bangsa, olehnya itu peranan guru atau
sekolah itu sangat menentukan tujuan hidup generasi bangsa ini.
Berdasarkan penjelasan singkat di atas, dapat dipahami bahwa
menjadi guru tidaklah mudah, karena guru mempunyai tugas yang
kompleks dalam mengantar anak ke jenjang yang dicita-citakan.
SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai
lembaga yang berkecimpung dalam dunia pendidikan terus berupaya
menghadirkan guru-guru yang berkualitas dan profesional dari alumni
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, karena dengan jalan itu
anak didik akan menjadi orang-orang yang cerdas.
Kesemuanya itu dilakukan sebagai upaya meningkatkan mutu dan
kualitas alumninya. Sehingga kedepan akan dilirik dan dipercayai oleh
masyarakat untuk mendidik putra-putri mereka, karena pendidiklah yang
akan menjadi tumpuan dalam pengembangan masa depan putra-putri
kearah yang lebih baik.
Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan guru atau pendidik dan
staf SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun
Ajaran 2016, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini :
44
Tabel 3
Keadaan Guru/Pegawai SMP Negeri 2 Pasimarannu
Tahun Ajaran 2015/2016
No. Nama Status/Jabatan Bidang studi yangdiajarkan
1. ABD.Rahman,S.Pd.MM Kepala Sekolah Bahasa Indonesia
2. Mas’ud, S.Pd.I PNS PAI/Kelautan
3. Muhammad Ilham,S.Pd PNS B.Inggris/IPS
4. Hartaty, S.Pd PNS IPA Terpadu
5. Ansyar Leo, S.Pd PNS Penjaskes/IPS
6. Parning GTT BTQ
7. Irnawati,S.Pd GTT Matematika/seni
budaya
8. Adri, S.Pd GTT Pkn/BP/Bk
9 Masriki, S.Pd GTT Seni Budaya
10 Darmawti,S.Pd.I GTT Seni Budaya
11 Munir, S.Pd GTT Matematika
12 Jasmi, S.Pd.I GTT IPS
13 Munawir, A.Md GTT Tata Usaha
14 Julianto GTT Satpam
15 Dewi, S.Pd GTT B.Indonesia
16 Juhaeda, S.Pd GTT Kelautan
Sumber Data: SMPN 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan SelayarTahun 2016
45
b) Keadaan Siswa
Siswa atau peserta didik adalah orang belum dewasa dan sedang
berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik
maupun rohaninya menuju kedewasaannya. Siswa adalah unsur penting
dalam sebuah pendidikan, tanpa siswa tidak mungkin terjadi proses
belajar-mengajar dan tidak mungkin ada sekolah.
Untuk mengetahui secara lengkap data mengenai jumlah siswa
pada SMP Negeri 2 Pasimarannu dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4
Keadaan Populasi Siswa SMP Negeri 2 Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar
No. KelasJenis Kelamin
JumlahLaki-Laki Perempuan
1.2.3.
VIIVIIIIX
242419
262227
524646
Jumlah 67 77 144Sumber Data : SMPN 2 Pasimarannu Kabupaten kepulauan Selayar
tahun 2016
c) Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah merupakan suatu unsur penting
dalam kesuksesan proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan.
Sebab tanpa sarana dan prasarana yang memadai, pelaksanaan proses
pengajaran tidak berjalan dengan baik.
46
Sekolah SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
Selayar sebagai lembaga pendidikan menyadari pentingnya hal tersebut.
di tengah-tengah keterbatasan dana, sekolah ini tetap berupaya untuk
melengkapi sarana dan prasarana yang telah ada pada saat ini. Untuk
mengetahui sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5
Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Pasimarannu
Tahun Ajaran 2015/2016
No Sarana dan Prasarana Kondisi JumlahBaik Rusak
1 Ruang Kepala Sekolah 12 Ruang BP/BK 13 Ruang Tata Usaha 14 Ruang Guru 15 Ruang Kelas Belajar 66 Perpustakaan 17 Sekretariat Osis 8 Toilet 49 Komputer 2
10 Printer 211 OHP - -12 Televisi 113 DVD 114 Tape Warles 115 Kursi Guru 1616 Meja Guru 1617 Kursi Sofa 118 Kursi Siswa 18519 Meja Siswa 18520 Brankas 121 Filling Cabinet/Lemari 522 Lapangan Basket 1
47
23 Lapangan Volli 124 Lapangan Tenis Meja 225 Musholla 126 Tempat Parkir 127 Perumahan Guru 428 Ruang Ganti Siswa 129 Pos Jaga 130 Gudang, koperasi, Kantin 131 Laboratorium IPA - -32 Laboratorium Komputer - -33 Laboratorium Bahasa - -34 Aula Pertemuan - -Sumber data: Kantor tata Usaha SMPN 2 Pasimarannu Kabupaten
kepulauan selayar tahun 2016
Bardasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sarana dan
fasilitas SMP Negeri 2 Pasimarannu cukup menunjang peningkatan
belajar siswa, tinggal bagaimana cara pimpinan, guru, dan siswa serta
semua unsur yang terkait membuat strategi untuk pembinaan bagi siswa
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
B. Pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2Pasimarannu Kabupaten kepulauan Selayar
Pihak sekolah ataupun seorang guru Pendidikan Agama Islam
sangat digalakkan karena guru mempunyai tujuan yakni mengoptimalkan
berlangsungnya proses belajar mengajar yang inspiratif, menantang dan
kondusif, ini adalah salah satu visi dan misi sekolah yang harus
dikembangkan oleh pihak sekolah atau guru karena dengan proses
belajar yang seperti ini peserta didik dapat mengembangkan potensinya
sehingga dapat berimplikasi pada peningkatan perilaku yang baik bagi
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari maupun lingkungan sekolah
dan masyarakat.
48
Potensi afektif yang perlu dikembangkan oleh pendidik dalam diri
peserta didik diantaranya. Yaitu potensi sikap, minat, konsep diri, nilai,
dan moral peserta didik karena potensi-potensi tersebut menjadi cermin
dari dunia pendidikan yang menjadi acuan perkembangan akhlak dan
perilaku peserta didik dimasa mendatang.
Ini sejalan dengan apa yang telah diungkapkan oleh guru
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar yakni Mas’ud, S.Pd.I mengatakan :
Bahwa pengembangan potensi afektif peserta didik sangat digalakkankarena banyaknya kegiatan belajar yang berbasis keilmuan dankeagamaan yang diberikan kepada peserta didik sehingga ini dapatmempengaruhi perkembangan potensi afektif peserta didik di SMPNegeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar. (4 Mei 2016)
Tabel 6Pernyataan pendidik dan peserta didik bahwa potensi afektif
peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar mengalami perkembangan
No Kategori Jawaban Frekuensi (F) (Persen)%1 Berkembang 8 252 Tidak berkembang 2 63 Kurang berkembang 8 254 Sangat berkembang 14 44
Jumlah 32 100Sumber data : Tabulasi Angket No 1
Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa 8 orang atau 25 persen
yang menyatakan berkembang, kemudian 2 orang atau 6 persen yang
menyatakan tidak berkembang sedangkan 8 orang atau 25 persen
menyatakan kurang berkembang dan 14 orang atau 44 persen yang
menyatakan sangat berkembang dalam pengembangan potensi afektif
49
peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
Selayar.
Dari pernyataan responden pada tabel di atas dapat diambil
sebuah kesimpulan bahwa peranan guru dalam pengembangan potensi
afektif peserta didik di SMP Negeri Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
Selayar mengalami perkembangan karena guru Pendidikan Agama Islam
atau pihak sekolah senantiasa membantu serta memberikan dorongan
atau motivasi kepada peserta didik dalam rangka pengembangan potensi
afektif yang dimiliki oleh peserta didik. Disamping mengoptimalkan proses
belajar mengajar pihak sekolah dalam hal ini guru juga harus senantiasa
mengaktifkan kegiatan bimbingan belajar sore untuk menambah
pengetahuan peserta didik, karena belajar sore atau belajar diluar jam
sekolah lebih ditekankan pada pembelajaran yang berupa akhlak atau
tentang perilaku, sehingga peserta didik bisa memahami secara totalitas
mengenai akhlak, maka secara otomatis potensi afektif yang dimiliki oleh
peserta didik akan mengalami perkembangan.
Pihak sekolah dalam hal ini seorang guru pendidikan agama islam
serta peserta didik senantiasa membangun kerjasama dalam
pengembangan potensi afektif peserta didik yakni dengan adanya pihak
sekolah yang memprogramkan kegiatan belajar mengajar sore, dan juga
meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa Melalui kegiatan keagamaan, ini adalah bagian dari bentuk
kerjasama yang antara sekolah dengan guru maupun peserta didik
50
daalam rangka pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik
sebagaimana dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7Pernyataan pendidik dan peserta didik bahwa sekolah bembangunkerjasama dengan anak didik dalam pengembangan potensi afektif
peserta didik di SMA I Benteng Kabupaten Kepulauan SelayarNo Kategori Jawaban Frekuensi (F) (Persen)%1 Sering 18 562 Sangat sering 8 253 Kurang 4 124 Tidak pernah 2 6
Jumlah 32 100Sumber data : Tabulasi Angket No 2
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 18 orang atau 56 persen
yang menyatakan sering, kemudian 8 orang atau 25 persen yang
menyatakan sangat sering sedangkan 4 orang atau 12 persen
menyatakan kurang dan 2 orang atau 6 persen yang menyatakan tidak
pernah bembangun kerjasama dalam pengembangan potensi afektif
peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
Selayar.
Dari pernyataan responden pada tabel di atas dapat diambil
sebuah kesimpulan bahwa sekolah maupun guru senantiaasa
membangun kerjasama secara baik dengan peserta didik dalam
pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar karena pihak sekolah dalam
hal ini guru pendidikabagama islam dapat memprogramkan belajar diluar
dari jam sekolah. Dan ini akan menambah keilmuan bagi peserta didik dan
juga dapat meningkatkan pemahamannya tentang Agama Islam.
51
Dapat disimpulkan dari beberapa argumentasi di atas bahwa guru
pendidikan agama islam maupun pihak sekolah senantiasa
mengembangkan potensi afektif yang dimiliki oleh peserta didik, itu terlihat
secara konkrit yakni dengan adanya program belejar mengajar di luar jam
sekolah serta adanya semangat yang tinggi dari para pendidik untuk
meningkatkan keilmuan peserta didik, ini semua adalah bagian dari
pengembangan potensi afektif peserta didik yang senantiasa dilakukan
oleh pihak sekolah dalam hal ini seorang guru dalam rangka untuk
mengembangkan potensi afektif yang dimiliki oleh peserta didik di SMP
Negeri 2 Pasimarannu Negeri Kabupaten Kepulauan Selayar.
Sebagaimana yang telah di ungkapkan oleh Guru pendidikan
agama islam di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
Selayar yakni Mas’ud, S. Pd.I mengatakan bahwa :
Pihak sekolah dalam hal ini para guru sangat antusias untuk mendidikpeserta didik dalam rangka mengarahkan peserta didik padapeningkatan kapasitas keilmuan maupun tentang akhlak atau perilakuserta memberikan pengarahan kepada peserta didik akan pentingnyabelajar Agama Islam dalam rangka untuk memperbaiki akhlak ataumenambah wawasan tentang akhlak atau perilaku positif. (4Desember 2013)
C. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pengembangan PotensiAfektif Peserta Didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu KabupatenKepulauan Selayar
Guru Pendidikan Agama Islam memiliki peranan yang sangat
penting dalam hal pengembangan potensi afektif peserta didik sehingga
anak didik mampu mewujudkan semua potensi yang dimilikinya karena
52
pihak sekolah dalam hal ini seorang guru pendidikan agama islam sangat
berperan.
Pada dasarnya peranan guru Pendidikan Agama Islam dan guru
umum itu sama, yaitu sama-sama berusaha untuk memindahkan ilmu
pengetahuan yang ia miliki kepada anak didiknya, agar mereka lebih
banyak memahami dan mengetahui ilmu pengetahuan yang lebih luas
lagi.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh guru Pendidikan
Agama Islam yang merupakan salah satu tenaga pendidik di SMP Negeri
2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar yakni Mas’ud, S.Pd.I
mengatakan :
Bahwa Guru Pendidikan Agama Islam memiliki peranan dalampengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar karena banyaknyakegiatan eksrtakulikuler yang dibebankan kepada anak didik yaknikegiatan tentang pengajian akhlak maupun perilaku dalam kehidupansehari-hari. ( 04 Mei 2016)
Pihak sekolah dalam hal ini adalah seorang guru Pendidikan
Agama Islam mempunyai kemampuan dalam mengembangkan potensi
afektif peserta didik dimana pihak sekolah atau guru dan maupun kepala
sekolah memberikan kebiasaan kepada peserta didik untuk belajar di luar
sekolah dalam rangka untuk pengembangan potensi afektif yang telah
dimiliki oleh peserta didik, sehingga dengan kebebasan dalam belajar
tersebut peserta didik mampu mengembangkan potensi afektif yang
dimilikinya. Ini menandakan bahwa seorang guru telah memiliki peranan
53
yang sangat signifikan dalam mengembangkan potensi afektif peserta
didik sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8Pernyataan pendidik dan peserta didik bahwa Guru Pendidikan Agama
Islam berperan dalam pengembangan potensi afektif peserta didikdi SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
No Kategori Jawaban Frekuensi (F) (Persen)%1 Berperan 3 282 Tidak berperan - -3 Cukup berperan 1 124 Sangat berperan 12 56
Jumlah 16 100Sumber data : Tabulasi Angket No 3
Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa 3 orang atau 28 persen
yang menyatakan berperan, 1 orang atau 12 persen menyatakan cukup
berperan dan 12 orang atau 56 persen yang menyatakan sangat berperan
dalam pengembangan potensi afektif Peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari pernyataan responden pada tabel di atas dapat diambil
sebuah kesimpulan bahwa guru pendidikan agama islam mempunyai
peran secara baik dalam pengembangan potensi afektif peserta didik di
SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar karena guru
atau pihak sekolah dapat membantu peserta didik dalam pengembangan
potensi afektif yang dimiliki, sehingga dalam kehidupan sekolah, keluarga,
masyarakat memiliki perilaku yang baik.
Di sisi lain peserta didik juga mempunyai keinginan yang sangat
besar dalam dirinya untuk mengembangkan potensinya ini ditandai
dengan banyaknya siswa atau peserta didik yang senantiasa belajar di
54
luar jam sekolah, dalam rangka mengembangkan potensi afektifnya. ini
menandakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam atau memiliki peranan
yang sangat signifikan dalam pengembangan potensi afektif peserta didik
di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh seorang guru atau
pendidik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
yaitu Mas’ud, S.Pd.I mengatakan :
Bahwa pihak sekolah dalam hal ini adalah Guru Pendidikan AgamaIslam senantiasa memberikan pemahaman kepada anak didik tentangperilaku yang positif agar anak didik menyadari bahwa pentingnyadalam mengembangkan potensi afektif peserta didik dan jugamenyadari akan pentingnya pendidikan. ( 04 Mei 2016)
Disinilah letak profesionalisme dari para pendidik karena senantiasa
terlihat jelas bahwa dalam pengembangan potensi afektif peserta didik
guru atau pihak sekolah senantiasa memberikan kontribusi serta
kerjasama yang sangat baik, sehingga peserta didik memiliki antusias
serta memiliki semangat dalam belajar untuk mengembangkan potensi
afektif yang dimilikinya. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9Pernyataan pendidik dan peserta didik dalam memberikan kontribusidalam pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan SelayarNo Kategori Jawaban Frekuensi (F) (Persen)%1 Sering 8 802 Sangat sering 2 203 Kurang - -4 Tidak pernah - -
Jumlah 10 100Sumber data : Tabulasi Angket No 4
55
Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa 8 orang atau 80 persen
yang menyatakan sering, kemudian 2 orang atau 20 persen yang
menyatakan sangat sering sedangkan yang menyatakan kurang dan tidak
pernah adalah tidak ada atau 0 persen dalam rangka untuk memberikan
kontribusi secara positif baik tenaga maupun pemikiran terhadap
pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari pernyataan responden pada tabel di atas dapat di ambil
sebuah kesimpulan bahwa peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam
pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar dapat berjalan dengan baik
karena pihak sekolah dalam hal ini guru pendidikan agama islam
senantiasa membantu atau memberikan dorongan serta dapat
berkontribusi kepada peserta didik dalam pengembangan potensinya.
Guru atau pihak sekolah dalam memberikan peranannya ada yang
perlu diperhatikan bahwa guru Pendidikan Agama Islam dalam
mengembangkan potensi afektif peserta didik yakni dengan memberikan
gambaran atau pemahaman kepada peserta didik tentang prestasi yang
diraih oleh pihak sekolah, lewat prestasi ini maka peserta didik termotivasi
atau terdorong untuk belajar dengan giat agar potensi afektif yang
dimilikinya dapat berkembang dengan baik dalam kehidupan sekolah
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
56
Salah satu bentuk kongkrit yang dapat dilihat secara jelas bahwa
potensi afektif peserta didik mengalami perkembangan adalah banyaknya
peserta didik yang mempunyai perilaku atau tingkah laku yang baik dalam
kehidupan sekolah, keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat,
inilah salah satu bentuk perhatian sekolah maupun pihak sekolah
terhadap peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar, ini juga dapat menandakan bahwa potensi afektif
peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
Selayar mengalami perkembangan sebagaimana dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 10Pernyataan pendidik dan peserta didik bahwa sekolah berperan dalam
pengembangan potensi afektif anak didik di SMP Negeri 2Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
No Kategori Jawaban Frekuensi (F) (Persen)%1 Berperan 6 602 Sangat berperan 2 203 Kurang berperan 2 204 Tidak berperan - -
Jumlah 10 100Sumber data : Tabulasi Angket No 5
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 12 orang atau 48 persen
yang menyatakan berperan, kemudian 7 orang atau 28 persen yang
menyatakan sangat berperan sedangkan 4 orang atau 16 persen
menyatakan kurang berperan dan 2 orang atau 8 persen yang
menyatakan tidak berperan dalam pengembangan potensi afektif peserta
didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
57
Dari pernyataan responden pada tabel di atas dapat di ambil
sebuah kesimpulan bahwa guru berperan secara baik dalam
pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar karena pihak sekolah dalam
hal ini dapat membantu peserta didik dalam pengembangan potensi afektif
yang dimiliki, serta dapat mengoptimalkan proses belajar mengajar
sehingga peserta didik memiliki perilaku yang baik dalam kehidupan
sekolah, keluarga, serta masyarakat.
Dari kesimpulan di atas memberikan gambaran yang sangat jelas
bahwa seorang guru pendidikan agama islam dalam pengembangan
potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar sangat berperan atau telah berperan.
D. Faktor penghambat dan pendukung pengembangan potensi afektifpeserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten KepulauanSelayar
Adapun yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam
pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu adalah
1. Faktor penghambat
a. Kurangnya semangat pada sebagian peserta didik yang ingin
belajar diluar jam sekolah sehingga potensi afektif yang dimiliki
oleh peserta didik tidak berkembang.
58
b. Adanya sebagian dari pihak sekolah atau guru yang kurang
perhatian kepada peserta didik yang tidak punya keinginan untuk
mengembangkan potensi afektifnya sehingga ini dapat
menghambat perkembangan potensinya.
c. Kurangnya komunikasi yang baik antara peserta didik dan pihak
sekolah sehingga dalam pengembangan potensi afektif peserta
didik tidak berjalan dengan baik.
2. Faktor pendukung
a. Banyaknya peserta didik yang memiliki keinginan untuk belajar di
luar jam sekolah dalam rangka untuk mengembangkan potensi
afektif yang dimiliki oleh peserta didik.
b. Adanya dukungan dan dorongan dari pihak sekolah atau guru
untuk belajar dengan giat dalam rangka untuk pengembangan
potensi afektif peserta didik.
c. Adanya semangat dan keinginan yang tinggi dari para guru untuk
memberikan motivasi kepada peserta didik dalam
mengembangkan potensi afektif peserta didiknya.
Dalam mengembangkan potensi afektif peserta didik, motivasi dan
semangat itu sangat di perlukan bagi pihak sekolah dalam hal ini seorang
guru sehingga dalam proses pengembangannya peserta didik memiliki
semangat atau termotivasi untuk belajar lebih giat dalam mengembangkan
potensi afektif yang dimilikinya, sehingga peserta didik dapat memiliki
59
perilaku yang baik dalam kehidupan keluaraga, masyarakat, sekolah serta
dalam kehidupan sehari-harinya.
Dari argumentasi di atas sejalan dengan apa yang dikatakan oleh
guru pendidikan agama islam Mas’ud, S.Pd.I adalah sebagai berikut :
Bahwa yang menjadi faktor penghambat adalah banyaknya pesertadidik yang masih kurang peduli terhadap potensi afektif yang dimilikioleh peserta didik sehingga pihak sekolah harus bekerja lebih ekstradalam memberikan motivasi kepada peserta didik, kemudian faktorpendukung dalam pengembangan potensi afektif peserta didik adalahadanya kerjasama serta hubungan yang baik antara semua guru danpeserta didik dalam pengembangan potensi afektif peserta didik sertatersedianya sarana dan prasarana yang sehingga berpeluang untukmengembangkan potensi afektif peserta didik.( 5 Desember 2013)
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
sekolah serta pihak sekolah sanagat membantu atau telah berperan
dalam pengembangan potensi afektif yang dimiliki oleh peserta didik di
SMP Negeri 2 Psimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar, sebagaimana
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11Pernyataan pendidik dan peserta didik dalam membantu dalam
pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
No Kategori Jawaban Frekuensi %(Persen)
1 Dapat 25 782 Tidak dapat 5 163 Kurang 1 34 Sangat kurang 1 3
Jumlah 32 100Sumber data : Tabulasi Angket No 6
60
Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa 25 orang atau 78 persen
yang menyatakan dapat, kemudian 5 orang atau 16 persen yang
menyatakan tidak dapat sedangkan 1 orang atau 3 persen menyatakan
kurang dan 1 orang atau 3 persen yang menyatakan sangat kurang dalam
membantu dalam pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP
Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari pernyataan responden pada tabel di atas dapat di ambil
sebuah kesimpulan bahwa peranan sekolah dalam pengembangan
potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar dapat berjalan dengan baik karena pihak sekolah
dalam hal ini seorang guru pendidikan agama islam senantiasa membantu
atau memberikan dorongan kepada peserta didik dalam pengembangan
potensinya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus senantiasa
memberikan kotribusi melalui para pendidik kepada peserta didik dan
mengarahkan peserta didik untuk melakukan pengajian tentang perilaku
dan akhlak sehingga peserta didik memiliki perilaku atau tingkahlaku yang
baik di dalam lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Guru pendididkan agama
islam di SMP Negeri 2 Pasimarannu yakni Mas’ud, S.Pd.I mengatakan
sebagai berikut :
Bahwa harus senantiasa mengadakan pengajian tentang akhlak diluar jam sekolah sebagai bentuk perhatian dan kepedulian terhadap
61
pengembangan potensi afektif peserta didik sehingga peserta didikmemiliki akhlak atau perilaku yang yang baik. (6 Desember 2013)
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu bentuk
kontribusi dari sekolah maupun guru pendidikan agama islam adalah
adanya motivasi atau dorongan kepada peserta didik untuk belajar serta
mengadakan pengajian tentang perilaku maupun akhlak dan juga pada
disisi lain para pendidik harus mengontrol peserta didik dalam pengkajian
tentang perilaku atau akhlak.
Ini menandakan bahwa sekolah memiliki kontribusi yang jelas
dalam pengembangan potensi afektif peserta didik sebagaimana dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 12Pernyataan pendidik dan peserta didik dalam dalam memberikan
kontribusi dalam pengembangan potensi afektif peserta didik di
SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar
No Kategori Jawaban Frekuensi %(Persen)
1 Sering 19 592 Sangat sering 7 213 Kurang 5 154 Tidak pernah 1 3
Jumlah 32 100Sumber data : Tabulasi Angket No 7
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 59 persen yang menyatakan
sering, kemudian 7 orang atau 21 persen yang menyatakan sangat sering
sedangkan 5 orang atau 15 persen menyatakan kurang dan 1 orang atau
3 persen yang menyatakan tidak pernah dalam memberikan kontribusi
62
dalam pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari pernyataan responden pada tabel di atas dapat di ambil
sebuah kesimpulan bahwa peranan guru pendidikan agama islam dalam
pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar dapat berjalan dengan baik
karena guru Pendidikan Agama Islam dan pihak sekolah senantiasa
memberikan kontribusi yakni memberikan motivasi serta semangat
kepada peserta didik untuk belajar dalam pengembangan potensinya.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi faktor pendukung dalam pengembangan potensi afektif peserta
didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar adalah
adanya dukungan, bantuan maupun kontribusi serta motivasi, faktor
pendukung ini yang membuat anak memiliki semangat dan keinginan
yang besar dalam belajar untuk mengembangkan potensinya.
Faktor penghambat pengembangan potensi afektif peserta didik
menurut Mas’ud, S.Pd.I adalah sebagai berikut :
Kurangnya peran atau dorongan dari pihak orang tua peserta didikdalam pengembangan potensi afektif peserta didik sehingga belimsepenuhnya siswa SMP Negeri 2 Kabupaten Kepulauan Selayarmemiliki akhlak yang baik, kemudian adanya pengaruh globalisasiyang sudah mendunia. (Bonerate, 6 Desember 2013)
Dapat dilihat dari beberapa faktor penghambat dan pendukung di
atas dapat menandakan bahwa peranan guru dalam pengembangan
potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
63
Kepulauan Selayar telah mengalami perkembangan, ini ditandai dengan
banyaknya peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar yang memiliki akhlak yang baik, baik dalam kehidupan
sekolah, keluarga, serta masyarakat apalagi dalam kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa perkembangan di atas, ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 13Pernyataan pendidik dan peserta didik bahwa telah mengalami
perkembangan dalam pengembangan potensi afektif pesertadidik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar
No Kategori Jawaban Frekuensi %(Persen)
1 Ya 20 622 Tidak 8 263 Kadang-kadang 4 12
Jumlah 32 100Sumber data : Tabulasi Angket No 8
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 20 orang atau 62 persen
yang menyatakansering, kemudian 8 orang atau 26 persen yang
menyatakantidak sedangkan 4 orang atau 12 persen menyatakan kadang-
kadang mengalami perkembangan tentang peranan guru
pendidikanagama islam dalam pengembangan potensi afektif peserta
didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dari pernyataan responden pada tabel di atas dapat di ambil
sebuah kesimpulan bahwa peranan guru pendidikan agama islam dalam
pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar dapat berkembang dengan
64
baik karena peserta didik sudah memiliki perilaku atau memiliki akhlak
serta tingkah laku yang baik dalam kehidupan sehari-harinya.
Guru Pendidikan Agam Islam dalam memberikan pengajian kepada
peserta didik memiliki semangat dan kreatifitas sehingga peserta didik
termotivasi untuk belajar sehingga potensi afektif yang dimiliki oleh
peserta didik bisa berkembang, disamping itu sarana dan prasarana
sangat mendukung serta para pendidik sudah profesional sehingga apa
yang menjadi harapan sekolah dan pihak sekolah dapat dicapai yakni
peserta didik yang memiliki akhlak atau perilaku yang baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun kehidupan masyarakat.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa budaya
dan pembiasaan dalam pengembangan potensi afektif bagi peserta didik
atau peserta didik yang mengandung nilai-nilai yang memiliki dampak luas
dan positif bagi kepribadian dan perilaku peserta didik yang tidak hanya
bisa dirasakan manfaatnya bagi pribadinya tetapi akan berdampak luas
terhadap perbuatan tingka laku dan tabiat di lingkungan keluarga dan
masyarakat untuk menciptakan profil manusia peserta didik yang
berkarakter dan memiliki akhlakul karimah serta mampu
mengaktualisasikan dengan baik sehingga dapat memperoleh kualitas
hidup di dunia maupun di akhirat. Ini menandakan bahwa seorang guru
pendidikan agama islam memiliki peranan yang sangat baik dalam
pengembangan potensi afektif yang telah dimiliki oleh peserta didik di
SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab
sebelumnya maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam pengembangan potensi
afektif peserta didik di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar adalah merupakan kewajiban yang tidak bisa
dipisahkan selaku tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik
untuk mengembangkan potensi afektif yang dimiliki peserta didik,
sehingga peserta didik memiliki perilaku atau tingkah laku yang baik
dalam kehidupan sekolah, keluarga maupun kehidupan masyarakat,
dengan proses belejar mengajar yang senantiasa berjalan diluar jam
sekolah akan membuat peserta didik semakin termotivasi untuk
belajar dengan giat.
2. Dalam mengembangkan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar, maka tentunya ada
berapa hal yang perlu diperhatikan adalah pihak sekolah dan sekolah
harus senntiasa memberikan motivasi kepada peserta didik, serta
membangun kerjasama yang baik antara sekolah dan peserta didik
dalam hal ini seorang guru pendidikan agama islam sehingga terjadi
65
66
sinergitas antara pendidik dan peserta didik dalam proses belajar
mengajar.
3. Adapun yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam
pengembangan potensi afektif peserta didik di SMP Negeri 2
Pasimarannu adalah Kurangnya semangat pada sebagian peserta
didik yang ingin belajar diluar jam sekolah sehingga potensi afektif
yang dimiliki oleh peserta didik tidak berkembang serta Banyaknya
peserta didik yang memiliki keinginan untuk belajar di luar jam sekolah
dalam rangka untuk mengembangkan potensi afektif yang dimiliki oleh
peserta didik.
B. Saran-saran
Dalam rangka untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam
Peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam pengembangan potensi
afektif peserta didik, maka peneliti memberikan saran untuk
pengembangan potensi afektif peserta didik kedepan. Adapun saran-
sarannya sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Sekolah
Penulis memberikan saran kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 2
pasimaraanu Kabupaten kepulauan Selayar agar lebih mendukung
dan mengupayakan fasilitas yang berhubungan dengan budaya
membaca maupun fasilitas untuk pengajian yang menyangkut
67
keilmuan diluar jam sekolah sehingga peserta didik tidak merasa
jenuh dalam proses belajar mengajar.
2. Kepada guru pendidikan agama islam
Penulis juga memberikan saran masukan kepada guru agar kiranya
lebih meningkatkan proses belajar mengajar bagi peserta didik
termasuk dalam memberikan metode pengajaran diluar jam sekolah
sehingga peserta didik memiliki semangat untuk belajar dalam rangka
mengembankan potensi afektif yang dimilikinya.
3. Kepada para peserta didik
Penulis memberikan saran kepada para peserta didik agar kiranya
dapat meningkatkan semangat belajarnya, semangat membaca
termasuk dalam mempelajari ilmu agama islam, akhlak atau perilaku
positif sehingga peserta didik memiliki akhlak atau perilaku yang baik
dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Penulis juga
menyarankan agar memberikan kontribusi baik berupa materi
maupun materil untuk tercapainya visi misi pendidikan yang maju dan
dibarengi dengan nilai-nilai Islam.
68
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-karim
Annur, Syaiful, 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan (Analisis DataKuantitatif dan Kualitatif).Palembang : P3RF Prees.
Acmadi Abu, dan Narbuko Cholid, 2003. Metode penelitian. Jakarta:Bumi Aksara. Cet-V
Akbar Hawadi R. 2011. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PenerbitPT Gramedia Widiasarana Indonesia
Anonim, 2010. Pendidikan Dalam Perspetif AL-Qur’an. http/www.Tokohindonesia. Com diakses 20/11/2011
An-Nahlawi, Abdurrahman. 1995. Pendidikan Islam di Rumah Sekolahdan Masyarakat , Jakarta : Gema Insani Press.
Arikunto Suharsimi, 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek,Jakarta: PT. Maha Setia.
Arifin, H.M. Filsafat Pendidikan Islam. Cet III; Jakarta: Bumi Aksara,1993
Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam (Jakarta :CRSD Press, 2005)Darrajat Zakiyah Dkk. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam,
Cet.Kedua;Jakarta:PT.Bumi Aksara.h.79
Drs. S. Margono, 2000, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT.Rineka Cipta, h. 118. Cet- II
Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Cet. III. Jakarta :PT. Rineka Cipta.
Djamara, Syaiful Bahri, 2000. Guru dan anak didik dalam interaksiedukatif, Jakarta: PT.Rineka Cipta, s Cet Ke-1
Fathoni, Abdurrahmat, 2006. Metodologi Penelitian dan teknikPenyusunan Skripsi, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
68
69
Kementrian Agama, 2010 Al-Qur;an dan terjemahnya (Al-JumanatulHadi).Bandung : CV Penerbit J-art.
Kitab Sunan AL – Tirmizi, juz 4.hal.350.nomor 1977
Fathoni, Abdurrahmat, 2006. Metode penelitian dan teknikpenyusunan skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.Lelly.2002. Metode Penelitian Kualitatif. Cet.IIV;Bandung: Remaja
RosdaKarya,h.6.
Lusi Nuryanti. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: Penerbit PT Macanan JayaCemerlang
Markus, Alim. 1995. Manajemen Pendidikan Sekolah Terbuka;Representasi Sistem Pendidikan De-Birokratisasi. Yogyakarta
: Mitra Pustaka.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu, 2007. Metodologi Penelitian, Jakarta :PT. Bumi Aksara.
Rachman, 2006. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian, IKIPSemarang Press.
Salim, Moh. Haitami dan Kurniawan, Syamsul, 2012, Studi IlmuPendidikan Islam, Ar-Ruzz media, Yogyakarta.
Sumadi Suryabrata, 2011. Metodelogi Penelitian. Jakarta : PT BumiAksara. Hal 25.
Shihab, M. Quraish. Menyingkap Tabir Ilahi. Cet. II; Jakarta: LenteraHati, 1999
Surya, H. Mohamad. Percikan Perjuangan Guru. Cet I; Semarang: CV.Aneka Ilmu, 2003
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2011. Kamus Besar BahasaIndonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Cet XVI ; Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2004
Poerwadaminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cet VIII;Jakarta : PN Balai Pustaka, 1985
70
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 dan 2005tentang SistemPendidikan Nasional.
ANGKET PENELITIAN
Angket ini digunakan untuk mendapatkan data dari SMPN 2 Pasimarannu mengenai
peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pengembangan Potensi Afektif
Peserta Didik di SMPN 2 Pasiamarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
I. Dibawah ini terdapat beberapa item pertanyaan mengenai peranan Guru
Pendidikan Agama Islam dalam Pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di
SMPN 2 Pasiamarannu Kabupaten Kepulauan Selayar. Kami berharap dapat
memberikan jawaban menurut pendapat masing-masing, atas bantuan dan
kerjasamanya diucapkan terima kasih.
II. Identitas Responden
a. Nama :
b. Waktu dan Tempat :
III. Petunjuk pengisian
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai denagan fakta yang ada.
2. Berilah tanda silang (x) dari keempat pilihan jawaban pernyataan dibawah ini.
Daftar Pertanyaan
1) Apakah Guru Pendidikan Agama Islam berperan dalam pengembangan Potensi
Afektif Peserta Didik di SMPN 2 Pasimarannu kabupaten kepulauan selayar.?
A. Sangat berperan
B. Berperan
C. Cukup berperan
D. Tidak berperan
2) Apakah Guru Pendidikan Agama Islam selalu memberikan kontribusi yang besar
terhadap pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di SMPN 2 Pasimarannu
kabupaten kepulauan selayar.?
A. Sering
B. Sangat sering
C. Kurang
D. Tidak pernah
3) Apakah Guru Pendidikan Agama Islam berpengaruh terhadap anak dalam
pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di SMPN 2 Pasimarannu
kabupaten kepulauan selayar?
A. Sangat berpengaruh
B. Berpengaruh
C. Kurang berpengaruh
D. Tidak berpengaruh
4) Apakah pihak Guru Pendidika Agama Islam sering membangun kerjasama
dengan Anak dalam pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di SMPN 2
Pasimarannu kabupaten kepulauan selayar.?
A. Sangat sering
B. Sering
C. Kurang sering
D. Tidak pernah
5) Apakah Potensi Afektif Peserta Didik Di SMPN 2 Pasimarannu kabupaten
kepulauan selayar mengalami perkembangan.?
A. Sangat berkembang
B. Berkembang
C. Cukup berkembang
D. Tidak berkembang
6) Apakah Guru Pendidikan Agama Islam sebagai tenaga pendidikan dapat
membantu peserta didik dalam pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di
SMPN 2 Pasimarannu kabupaten kepulauan selayar.?
A. Dapat
B. Tidak dapat
C. Kurang
D. Sangat kurang
7) Apakah Guru Pendidikan Agama Islam sebagai Tenaga pendidikan sering
memberikan kontribusi dalam mengembangkan Potensi Afektif Peserta Didik di
SMPN 2 Pasimarannu kabupaten kepulauan selayar.?
A. Sering
B. Sangat sering
C. Kurang sering
D. Tidak pernah
8) Berkat usaha dan perjuangan Guru Pendidikan Agama Islam sehingga Potensi
Afektif Peserta Didik di SMPN 2 Pasimarannu kabupaten kepulauan selayar,
mengalami perkembangan. Bagaimana pendapat saudara.?
A. Ya
B. Tidak
C. Kadang-kadang
PEDOMAN WAWANCARA
Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pengembangan Potensi Afektif
Peserta Didik di SMPN 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.
Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
Waktu dan Tempat :
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana peranan Guru Pendididkan Agama Islam dalam Pengembangan
Potensi Afektif Peserta Didik di SMPN 2 Pasimarannu kabupaten kepulauan
selayar?
2. Bagaimana Pengembangan potensi afektif peserta didik di SMPN 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.?
3. Faktor-faktor apa yang menjadi Peluang dan penghambat pengembangan
potensi afektif peserta didik di SMPN 2 Pasimarannu Kabupaten Kepulauan
Selayar?
4. Bagaimana tantangan dan peluang bagi Guru Pendidikam Agama Islam
dalam pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di SMPN 2 Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar?
5. Upaya-upaya apa yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di SMPN 2 Pasimarannu
Kabupaten Kepulauan Selayar?
6. Bagaimana kerjasama antara Guru Pendidikan Agama Islam dengan peserta
didik dalam pengembangan Potensi Afektif Peserta Didik di SMPN 2
Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar.?