Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

13
Tugas Seminar Ilmu Faal II Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi Penyusun : 1. Adil Rachmawan 021311133150 9. Retno Kanthiningsih 021311133034 2. Antony Wijaya 021311133091 10. Retta Gabriella P. 021311133086 3. Dea Ivana Y.P. 021311133152 11. Rima Arsyilvia 021311133031 4. Dwi Maulidiniyah 021311133093 12. Rizky Noor Adha 021311133153 5. Erin Imaniar B. 021311133151 13. Sa’ad Kumayangan 021311133092 6. Fika Rahma F. 021311133087 14. Sesy Ayu Lestari 021311133035 7. Mahda Bin Juber 021311133033 15. Yanti Meylitha 021311133032 8. Okso Brillian P. 021311133154 ILMU FAAL II - DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2014

description

Seringkali, setelah ibu melahirkan, Air Susu Ibu (ASI) yang pertama kali keluar dibuang dan tidak diberikan pada sang bayi. Padahal, ASI yang pertama kali keluar dari kelenjar mammae ibu mengandung kolostrum yang memiliki banyak manfaat bagi sang bayi. Antara lain, kolostrum dapat meningkatkan sistem imun bayi hingga mencegah berbagai infeksi pada bayi. Dalam makalah ini, akan dijelaskan peran dari kolostrum dalam mencegah infeksi usus pada bayi.

Transcript of Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

Page 1: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

!Tugas Seminar Ilmu Faal II

Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi

!!!!!!!

!Penyusun :

1. Adil Rachmawan 021311133150 9. Retno Kanthiningsih 021311133034

2. Antony Wijaya 021311133091 10. Retta Gabriella P. 021311133086

3. Dea Ivana Y.P. 021311133152 11. Rima Arsyilvia 021311133031

4. Dwi Maulidiniyah 021311133093 12. Rizky Noor Adha 021311133153

5. Erin Imaniar B. 021311133151 13. Sa’ad Kumayangan 021311133092

6. Fika Rahma F. 021311133087 14. Sesy Ayu Lestari 021311133035

7. Mahda Bin Juber 021311133033 15. Yanti Meylitha 021311133032

8. Okso Brillian P. 021311133154

!!

ILMU FAAL II - DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2014

!

Page 2: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

KATA PENGANTAR

! Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkatNya makalah seminar

Ilmu Faal II yang berjudul Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi

Usus Pada Bayi dapat diselesaikan dengan baik. Adapun penyelesaian makalah ini dapat

diselesaikan dengan tepat waktu tidak lepas dari bantuan dan bimbingan yang diberikan

kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih

kepada dosen pembimbing Jenny Sunariani, drg., M.Kes atas bimbingan, arahan dan motivasi

yang telah diberikan. Semoga makalah seminar ini dapat memberikan manfaat untuk

perkembangan ilmu pengetahuan di kemudian hari.

!Surabaya, 17 Juni 2014

!!

Penulis

!!!!!!!!!!!!!!!!

! 1

Page 3: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

ABSTRAK

Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi Seminar Ilmu Faal II Kelompok 7

!!

Seringkali, setelah ibu melahirkan, Air Susu Ibu (ASI) yang pertama kali keluar dibuang dan tidak diberikan pada sang bayi. Padahal, ASI yang pertama kali keluar dari kelenjar mammae ibu mengandung kolostrum yang memiliki banyak manfaat bagi sang bayi. Antara lain, kolostrum dapat meningkatkan sistem imun bayi hingga mencegah berbagai infeksi pada bayi. Dalam makalah ini, akan dijelaskan peran dari kolostrum dalam mencegah infeksi usus pada bayi. Selain itu, akan dibahas juga alasan kolostrum dapat mencegah infeksi usus pada bayi dan cara memanfaatkan kolostrum secara optimal pada bayi. Oleh karena itu, sebaiknya, air susu ibu yang pertama kali keluar tidak dibuang sia-sia karena dapat bermanfaat banyak bagi sang bayi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya. !Kata kunci : Kolostrum, air susu ibu, infeksi usus !!!PENDAHULUAN

Pember i an a i r susu ibu (ASI )

merupakan cara alami untuk menjaga nutrisi

yang baik, meningkatkan daya tahan tubuh

serta memelihara emosi selama masa

pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Selain mengandung zat nutrisi yang

dibutuhkan, ASI juga meningkatkan daya

tahan dan mengandung anti bakteri dan anti

virus yang melindungi bayi terhadap infeksi.1 ASI merupakan makanan alamiah utama

bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan.

Kandungan nutrisinya cukup lengkap untuk

tumbuh kembang bayi pada usia tersebut.

ASI dapat berfungsi sebagai pembawa

kekebalan pasif pada saluran cerna bayi

sementara sistem imun lokal maupun

sistemik pada bayi masih imatur. Selain itu

ASI dapat beradaptasi dengan baik dan tetap

utuh hingga tiba di usus halus bayi.

Kandungan protein ASI memiliki berbagai

aktivitas biologis diantaranya sebagai

antimikrobial, imunomodulator dan terdapat

asam amino esensial dalam jumlah yang

adekuat untuk pertumbuhan bayi.2 ASI,

t e r u t a m a k o l o s t r u m m e n g a n d u n g

Immunoglobulin (Ig), yaitu; IgA, IgE, IgM,

dan IgG. Immunoglobulin yang utama

terdapat didalam ASI adalah IgA, yang

berperan sebagai antiseptic intestinal paint

yang melindungi permukaan usus bayi

t e r h a d a p i n v a s i a t a u m a s u k n y a

mikroorganisme patogen (penyebab

penyakit) dan protein asing.

Kolostrum merupakan cairan yang

pertama kali disekresi oleh kelenjar

payudara, mengandung tissue debris dan

residual material yang terdapat dalam

alveoli dan duktus dari kelenjar payudara

sebelum dan setelah masa puerperium.

Kolostrum adalah ASI yang sangat

bermanfaat terutama fungsinya untuk

! 2

Page 4: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

mencegah terjadinya infeksi. Zat pencegah

infeksi ini disebut antibodi dimana

kemampuan zat tersebut bekerja di dalam

tubuh bayi sekitar 6 bulan. Kadar IgA dari

kolostrum sekitar 335,9 mg/100ml lebih

tinggi kadarnya daripada ASI matur yang

hanya 119,6 mg/ 100 ml. Begitu juga

dengan IgM dan IgG kandungan zat tersebut

lebih tinggi pada kolostrum daripada ASI

matur.3 Dalam standar Internasional World

H e a l t h O r g a n i z a t i o n ( W H O )

merekomendasikan, semua bayi perlu

mendapat kolostrum (Ibu menyusui satu

jam pertama) untuk melawan infeksi yang

diperkirakan menyelamatkan satu juta

nyawa bayi. Kolostrum merupakan

pencahar (pembersih usus bayi) yang

membersihkan mekonium sehingga mukosa

usus bayi yang baru lahir segera bersih dan

siap menerima ASI.4 Hal inilah yang

menyebabkan bayi yang mendapat ASI

pada minggu pertama sering defekasi dan

feses berwarna hitam.

!TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Kolostrum

Kolostrum (dari bahasa latin colostrum) atau

jolong adalah susu yang dihasilkan oleh

kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan

dan beberapa hari setelah kelahiran bayi.

Kolostrum pada manusia warnanya

kekuningan dan kental. Kolostrum penting

bagi bayi karena mengandung banyak gizi

dan zat-zat pertahanan tubuh. Kolostrum

(IgG) mengandung banyak karbohidrat,

protein, dan antibodi, dan sedikit lemak

(yang sulit dicerna bayi). Bayi memiliki

sistem yang belum sempurna, dan kolostrum

memberinya nutrisi dalam konsentrasi tinggi

di setiap tetesnya.

!Komposisi Kolostum Tabel 1. Komposisi kolostrum dan susu

Sumber: Philips, Clive J.C. 2010. Principle of Cattle Production. 2nd ed. USA: Modular Tex. P.155 ! Adapun komposisi dari kolostrum

tersebut setiap hari akan mengalami

perubahan.5 Berikut ini adalah perbandingan

komposisi yang terkandung di dalam

kolostrum pada hari pertama sampai hari

kedua dan ketiga. !

! 3

Page 5: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

Proses pembentukan kolostrum

Bagaimana tepatnya kolostrum

dibuat belum diketahui. Agaknya ada retensi

selektif imunoglobulin dari peredaran

karena mereka berada pada konsentrasi yang

luar biasa dari 5-10% dalam kolostrum

pertama yang keluar. Hal ini tidak terlalu

berguna untuk memberikan volume yang

Anda perlukan dan juga data komposisi

pada kolostrum tanpa menjabarkan waktu

yang berkaitan dengan pengiriman koleksi

sampel. Skema berikut menjelaskan

perubahan sekresi payudara sebagai fungsi

waktu setelah melahirkan.6

Komposisi kolostrum wanita berubah hari

demi hari dan faktanya jam demi jam.

Kondisi bayi berbeda dengan anak sapi, bayi

dapat hidup tanpa kolostrum. Hal ini

disebabkan karena adanya transfer aktif dari

antibodi melalui plasenta pada saat

kehamilan pada manusia namun tidak pada

sapi. Hal ini menyebabkan bayi dimulai

dengan resistan yang signifikan terhadap

infeksi. Meskipun tak ada masalah untuk

hidup tanpa kolostrum, fungsi kolostrum

pada bayi layak untuk dilakukan penelitian

lebih lanjut. Contohnya ada indikasi bahwa

karoten mungkin berfungsi pada system

imun dan laktoferin yang merupakan protein

pada t i ngka t t i ngg i d i ko lo s t rum

menghambat pertumbuhan bakteri patogen

dan virus. Fakta bahwa kolostrum tidak

muncul secara esensial adalah karena dia

diproduksi hanya pada beberapa hari dan

dengan kuantitas yang terbatas.6

Komposisi sekresi susu pada saat

pemerahan per tama mencerminkan

perubahan fungsional yang terjadi di

kelenjar sampai saat itu. Perubahan

fungsional ini termasuk sekresi yang

dihasilkan dari dua tahap laktogenesis, serta

perubahan fungsional lainnya dalam sel

epitel yang terjadi dalam konser dengan

laktogenesis, seperti transportasi selektif

imunoglobulin. Setelah pengeluaran air susu

dilakukan secara berulang, komposisi

sekresi susu berubah cepat selama awal 2

sampai 3 hari setelah kelahiran sehingga ada

transisi yang berkesinambungan dari

komposisi dari kolostrum untuk susu

dewasa. Semua komponen sekresi susu

berubah selama masa transisi ini.7

S tudi kont ro l hormonal dar i

diferensiasi mammae sekitar waktu

kelahiran sebagian besar telah difokuskan

pada laktogenesis dan khususnya pada

sintesis laktosa dan/atau ekspresi gen kasein

dan laktalbumin terjadi di kelenjar susu

yang pada akhi rnya menghas i lkan

pembentukan kolostrum.7

!!

! 4

Page 6: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

Manfaat Kolostrum

Kolostrum sangat penting bagi

pertahanan tubuh bayi karena kolostrum

merupakan imunisasi pertama bagi bayi.

Manfaat kolostrum antara lain:8

1. Membantu mengeluarkan mekonium dari

usus bayi karena kolostrum merupakan

pencahar (pembersih usus bayi) yang

membersihkan mekonium sehingga mukosa

usus bayi yang baru lahir segera bersih dan

siap menerima ASI.

2. Melindungi bayi dari diare karena

kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh

10-17 kali lebih banyak dibandingkan susu

matang.

3. Melawan zat asing yang masuk ke tubuh

bayi

4. Melawan infeksi penyakit oleh zat-zat

kekebalan tubuh

5. Menghalangi saluran pencernaan

menghidrolisis (menguraikan) protein

6. Mengeluarkan kelebihan bilirubin

sehingga bayi tidak mengalami jaundice

(kuning) karena kolostrum mempunyai efek

laktasif (Pencahar).

7. Berperan dalam gerak peristaltik usus

(gerakan mendorong makanan)

8. Menjaga keseimbangan cairan sel

9. Merangsang produksi susu matang

(matur)

10. Mencegah perkembangan kuman-kuman

patogen

Karakteristik Kolostrum

Karakteristrik kolostrum:

1. Kental dan berwarna kekuning-

kuningan, lebih kuning dibandingkan

dengan ASI matur.

2. Menggumpal bila dipanaskan, sedangkan

ASI mature tidak menggumpal.

3. pH lebih alkalis dibandingkan ASI

matur.

4. Mengandung lebih banyak protein

dibandingkan dengan ASI matur, dengan

protein utamanya adalah globulin

(gamma globulin).

5. Mengandung lebih banyak antibodi

(immunoglobulin) dibandingkan dengan

ASI matur.

6. Kandungan mineralnya lebih tinggi

dibandingkan ASI matur.

7. Kadar karbohidrat dan lemak lebih

rendah dibandingkan ASI matur.

8. Lemaknya lebih banyak mengandung

kolesterol dan lesitin dibandingkan

dengan ASI matur.

9. Volume berkisar 150-300 ml/hari.

!!!

! 5

Page 7: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

Anatomi Usus Dan Sistem Pencernaan

Bayi

Pada saat lahir, t idak semua

komponen sistem saluran cerna telah

mencapai kematangannya. Kelanjutan

pematangan sistem pencernaan akan tampak

oleh adanya perubahan pola fungsi selama

masa per tumbuhan anak. Esofagus

merupakan saluran yang menghubungkan

dan menyalurkan makanan dari rongga

mulut ke lambung.

Di sebelah dorsal kanan esofagus

terdapat duktus torasikus. Lambung

merupakan bagian sistem gastrointestinal

yang ter le tak antara esofagus dan

duodenum. Lambung terbagi menjadi 2

bagian, ¾ proksimal terdiri dari fundus dan

korpus, sedangkan bagian distalnya adalah

antrum. Ciri yang menonjol pada anatomi

lambung adalah peredaran darahnya yang

sangat kaya dengan pembuluh nadi besar di

depan kurvatura mayor dan minor serta

dalam dinding lambung.

Pada bagian distal lambung terdapat

selaput lingkar yang disebut pilorus yang

berfungsi sebagai sfingter untuk mencegah

kebocoran isi lambung. Pilorus ini

diperkuatoleh serabut otot lingkar yang kuat

dan terbuka melalui pengaturan saraf.

Duodenum mulai pada pilorus dan berakhir

pada batas duodenoyeyunal. Pada cekungan

duodenum setinggi vertebra l2 terdapat

kepala pankreas. Sekum pada anak

berbentuk kerucut dan apendik berasal dari

bagian apek kiri. Selama masa anak-anak

dinding lateral sekum membesar, sehingga

apendiks terletak pada bagian posterior

dinding medial. Mukosa apendiks kaya akan

jaringan limfoid pada masa anak-anak dan

akan berkurang setelah dewasa.

Usus besar/intestinum krasum terdiri

atas :

1. Usus tebal/kolon makanan yang tidak

diserap ileum masuk ke kolon. Di dalam

kolon, sisa makanan dibusukkan bakteri

escherichia coli. Pada kolon juga terjadi

pengaturan kadar air. Gerakan peristaltik

mendorong makanan ke rektum.

2. Poros usus/rektum lubang pelepasan/anus,

lubang yang merupakan muara akhir dari

saluran pencernaan. Dinding anus terdiri

atas :

1. Lapisan otot yang langsung membatasi

lubang anus terdiri atas otot lurik

2. Lapisan otot sebelah dalam terdiri atas

otot polos.9

!Proses Penceraan Pada Bayi

Pada umumnya, kemampuan bayi

baru lahir untuk mencerna, mengabsorbsi,

dan memetabolisir makanan tidak berbeda

! 6

Page 8: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

dengan anak yang leih tua, dengan tiga kali

perkecualian berikut10

Pertama, sekresi amilase pankreas

pada bayi baru lahir kurang, sehingga bayi

menggunakan zat tepung secara kurang

adekuat dibandingkan anak yang lebih tua.

Kedua, absorbsi lemak dari saluran

pencernaan dalam beberapa hal kurang dari

anak yang lebih tua. Akibatnya, susu dengan

kandungan lemak yang tinggi, seperti susu

sapi sering diabsorbsi kurang adekuat.

Ketiga, karena fungsi hati belum

sempurna paling sedikit selama minggu

pertama kehidupan, konsentrasi glukosa

dalam darah tidak stabil dan biasanya

rendah.

Bayi baru lahir secara khusus

mampu mensintesis dan menyimpan protein.

Ternyata dengan diet yang adekuat,

sebanyak 90% asam amino yang dicerna

akan digunakan untuk membentukan protein

tubuh. Presentase ini lebih tinggi dari pada

orang dewasa11

Bayi Baru Lahir harus memulai

untuk memasukkan, mencerna dan

mengabsrobsi makanan setelah lahir,

sebagaimana plasenta telah melakukan

fungsi ini. Bayi baru lahir mempunyai usus

yang dalam ukurannya lebih panjang bayi

jika dibandingkan dengan orang dewasa.

Keadaan ini menyebabkan area permukaan

untuk absorbsi lebih luas.12

E n z i m - e n z i m p e n t i n g u n t u k

mencerna karbohidrat, protein, dan lemak

sederhana ada pada minggu ke-36-38 usia

gestasi. Bayi baru lahir cukup bila mampu

menelan, mencerna, memetabolisme dan

mengabsorbsi protein dan karbohidrat

sederhana serta mengemulsi lemak. Amilase

pankreas mengalami defisiensi selama 3-6

bulan pertama setelah lahir. Sebagai akibat,

Bayi baru lahir tidak bisa mencerna jenis

karbohidrat yang kompleks seperti yang

terdapat pada sereal. Selain itu bayi baru

lahir juga mengalami defisiensi lipase

pankreas. Lemak yang ada di dalam Asi

lebih bisa dicerna dan lebih sesuai untuk

bayi dari pada lemak yang terdapat pada

susu formula12

Feses pertama yang dieksresi oleh

bayi disebut mekonium, berwarna gelap,

hitam kehijauan, kental, konsistensinya

seperti aspal, lembut, tidak berbau, dan

lengket. Mekonium terkumpul dalam usus

fetus sepanjang usia gestasi, mengandung

partikel-partikel dari cairan amnion seperti

sel kulit dan rambut, sel-sel yang terlepas

dari saluran cerna, empedu dan sekresi usus

yang lain12

!!

! 7

Page 9: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

Pembahasan

1. Pengaruh Kolostrum Terhadap Imunitas

Bayi

Kolostrum dari ASI mengandung zat-zat

yang dibutuhkan untuk kekebalan tubuh

bayi terhadap penyakit.

• ASI mengandung zat anti infeksi, bersih

dan bebas kontaminasi.

• Immunoglobulin A (Ig.A) dalam

kolostrum atau ASI kadarnya cukup

tinggi. Ig.A tidak diserap tetapi dapat

m e l u m p u h k a n b a k t e r i p a t o g e n

(merugikan) E. coli dan berbagai virus

pada saluran pencernaan.

• Laktoferin yaitu sejenis protein yang

merupakan komponen zat kekebalan

yang mengikat zat besi di saluran

pencernaan.

• Lysosim , enzym yang melindungi bayi

terhadap bakteri (E. coli dan salmonella)

dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI

300 kali lebih banyak daripada susu

sapi.

• Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu

pertama lebih dari 4000 sel per ml.

Terdiri dari 3 macam yaitu: Bronchus-

Asociated Lympocyte Tissue (BALT)

antibodi pernafasan, Gut Asociated

Lympocyte Tissue (GALT) antibodi

saluran pernafasan, dan Mammary

Asociated Lympocyte Tissue (MALT)

antibodi jaringan payudara ibu.

• Faktor bifidus , sejenis karbohidrat yang

mengandung nitrogen, menunjang

pertumbuhan bakteri Lactobacillus

bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman

u s u s b a y i d a n b e r g u n a u n t u k

menghambat pertumbuhan bakteri yang

merugikan.

2. Mekanisme Pencegahan Infeksi Usus

Pada Bayi Dengan Peningkatan

Imunitas.

Respons imun tubuh dipicu oleh

masuknya antigen/mikroorganisme ke

dalam tubuh dan dihadapi oleh sel makrofag

yang selanjutnya akan berperan sebagai

antigen presenting cell (APC). Sel ini akan

menangkap sejumlah kecil antigen dan

diekspresikan ke permukaan sel yang dapat

dikenali oleh sel limfosit T penolong (Th

atau T helper). Sel Th ini akan teraktivasi

dan (selanjutnya sel Th ini) akan

mengaktivasi limfosit lain seperti sel

limfosit B atau sel limfosit T sitotoksik.

Sel T sitotoksik ini kemudian

berproliferasi dan mempunyai fungsi efektor

untuk mengeliminasi antigen. Setiap prosesi

ini sel limfosit dan sel APC bekerjasama

melalui kontak langsung atau melalui

sekresi sitokin regulator. Sel-sel ini dapat

juga berinteraksi secara simultan dengan sel

! 8

Page 10: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

t i p e l a i n a t a u d e n g a n k o m p o n e n

komplemen, kinin atau system fibrinolitik

yang menghasilkan aktivasi fagosit,

pembekuan darah atau penyembuhan luka.

Respons imun dapat bersifat local atau

sistemik dan akan berhenti bila antigen

sudah berhasi l diel iminasi melalui

mekanisme kontrol.

Dalam melawan sistem imun, virus

secara kont inu menggant i s t ruktur

permukaan antigennya melalui mekanisme

antigenic drift dan antigenic shift .

Hemaglutinin lebih penting dalam hal

pemben tukan imun i t a s pe l i ndung .

Perubahan minor dari antigen hemaglutinin

terjadi melalui titik mutasi di genom virus

(drift), namun perubahan mayor terjadi

melalui perubahan seluruh material genetik

(shift).

Infeksi virus secara langsung

merangsang produksi IFN oleh sel-sel

terinfeksi; IFN berfungsi menghambat

replikasi virus. Sel NK melisiskan berbagai

jenis sel terinfeksi virus. Sel NK mampu

melisiskan sel yang terinfeksi virus

walaupun virus menghambat presentasi

antigen dan ekspresi MHC I, karena sel NK

cenderung diaktivasi oleh sel sasaran yang

MHC negatif.

Untuk membatasi penyebaran virus

dan mencegah reinfeksi, sistem imun harus

mampu menghambat masuknya virion ke

dalam sel dan memusnahkan sel yang

terinfeksi. Antibodi spesifik mempunyai

peran penting pada awal terjadinya infeksi,

dimana ia dapat menetralkan antigen virus

dan melawan virus s i topat ik yang

dilepaskan oleh sel yang mengalami lisis.

Peran antibodi dalam menetralkan virus

terutama efektif untuk virus yang bebas atau

virus dalam sirkulasi. Proses netralisasi

virus dapat dilakukan dengan beberapa cara,

diantaranya dengan cara menghambat

perlekatan virus pada reseptor yang terdapat

pada permukaan sel, sehingga virus tidak

dapat menembus membran sel, dengan

demikian replikasi virus dapat dicegah.

A n t i b o d i d a p a t j u g a

mengahancurkan virus dengan cara aktivasi

komplemen melalui jalur klasik atau

menyebabkan agregasi virus sehingga

mudah difagositosis dan dihancurkan

melalui proses yang sama seperti diuraikan

diatas. Antibodi dapat mencegah penyebaran

virus yang dikeluarkan dari sel yang telah

hancur. Tetapi sering kali antibodi tidak

cukup mampu untuk mengendalikan virus

yang telah mengubah struktur antigennya

dan yang melepaskan diri (budding of)

melalui membran sel sebagai partikel yang

infeksius, sehingga virus dapat menyebar ke

dalam sel yang berdekatan secara langsung.

! 9

Page 11: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

Jenis virus yang mempunyai sifat seperti ini,

diantaranya adalah virus oncorna (termasuk

di dalamnya virus leukemogenik), virus

dengue, virus herpes, rubella dan lain-lain.

Walaupun tidak cukup mampu menetralkan

virus secara langsung, antibodi dapat

berfungsi dalam reaksi ADCC.

Respons imun alamiah terhadap

bakteri ekstraselular terutama melalui

mekanisme fagositosis oleh neutrofil,

monosit serta makrofag jaringan. Resistensi

b a k t e r i t e r h a d a p f a g o s i t o s i s d a n

p e n g h a n c u r a n d a l a m m a k r o f a g

menunjukkan virulensi bakteri. Aktivasi

komplemen tanpa adanya antibody juga

memegang peranan penting dalam eliminasi

bakteri ekstraselular. Lipopolisakarida (LPS)

dalam dinding bakteri gram negatif dapat

mengaktivasi komplemen jalur alternatif

tanpa adanya antibodi. Salah satu hasil

akt ivasi komplemen ini yai tu C3b

mempunyai efek opsonisasi bakteri serta

meningkatkan fagositosis. Selain itu terjadi

lisis bakteri melalui membrane attack

complex (MAC) serta beberapa hasil

sampingan aktivasi komplemen dapat

menimbulkan respons inflamasi melalui

pengumpulan (recruitment) serta aktivasi

leukosit. Endotoksin yang merupakan LPS

merangsang produksi sitokin oleh makrofag

serta sel lain seperti endotel vaskular.

Beberapa jenis sitokin tersebut antara lain

tumour necrosis factor (TNF), IL-1, IL-6

serta beberapa sitokin inflamasi dengan

berat molekul rendah yang termasuk

golongan IL-8. Fungsi fisiologis yang utama

dari sitokin yang dihasilkan oleh makrofag

adalah merangsang inflamasi non-spesifik

serta meningkatkan aktivasi limfosit spesifik

oleh antigen bakteri.

Sitokin akan menginduksi adhesi

neutrofil dan monosit pada endotel vascular

pada tempat infeksi yang diikuti migrasi,

akumulasi local serta aktivasi sel inflamasi.

Kerusakan jaringan yang terjadi adalah

akibat efek samping mekanisme pertahanan

untuk eliminasi bakteri tersebut. Sitokin

juga merangsang demam dan sintesis

protein fas eakut. Banyak fungsi sitokin

yang sama yaitu sebagai ko-stimulator sel

limfosit T dan B yang menghasilkan

mekanisme amplifikasi untuk imunitas

spesifik. Sitokin dalam jumlah besar atau

produknya yang tidak terkontrol dapat

membahayakan tubuh serta berperan dalam

meni fes tas i k l in ik in feks i bak te r i

ekstraselular. Yang paling berat adalah

gejala klinis oleh infeksi bakteri Gram-

negatif yang menyebabkan disseminated

intravascular coagulation (DIC) yang

progresif serta syok septic atau syok

endotoksin. Sitokin TNF adalah mediator

! 10

Page 12: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

yang paling berperan pada syok endotoksin

ini.

Kekebalan humoral mempunyai

peran penting dalam respons kekebalan

spesifik terhadap bakteri ekstraselular.

Lipopolisakarida merupakan komponen

yang paling imunogenik dari dinding sel

a tau kapsu l mikroorgan isme se r ta

merupakan ant igen yang thymusin

dependent. Antigen ini dapat langsung

m e r a n g s a n g s e l l i m f o s i t B y a n g

menghasilkan imunoglobin (Ig)M spesifik

yang kuat. Selain itu, produksi IgG juga

d i rangsang yang mungkin mela lu i

mekanisme induksi isotype switching oleh

sitokin. Respons sel limfosit T yang utama

terhadap bakteri ekstraselular melalui sel

TCD4 yang berhubungan dengan molekul

MHC kelas II yang mekanismenya telah

dijelaskan di atas. Sel TCD4 berfungsi

sebagai sel penolong untuk merangsang

pembentukan antibodi, aktivasi fungsi

fagosit dan mikrobisid makrofag.

Mekanisme terpenting imunitas

a l amiah t e rhadap mik roo rgan i sme

intraselular adalah fagositosis. Akan tetapi,

bakteri patogenin traselular relatif resisten

terhadap degradasi dalam sel fagosit

mononuklear. Oleh karena itu mekanisme

kekebalan alamiah ini tidak efektif dalam

mencegah penyebaran infeksi. Respons

imun spesifik terhadap bakteri intraselular

terutama diperankan oleh cell mediated

immunity (CMI). Mekanisme imunitas ini

diperankan oleh sel limfosit T tetapi fungsi

efektornya untuk el iminasi bakteri

diperankan oleh makrofag yang diaktivasi

oleh sitokin yang diproduksi oleh sel T

terutama interferona (IFN a). Respons imun

ini analog dengan reaksi hipersensitivitas

tipe lambat. Antigen protein intraselular

merupakan stimulus kuat sel limfosit T.

Beberapa dinding sel bakteri mengaktivasi

makrofag secara langsung, misalnya

muramil dipeptida pada dinding sel

mikrobakteria. Sitokin INF a akan

mengaktivasi makrofag termasuk makrofag

yang terinfeksi untuk membunuh bakteri.

Beberapa bakteri ada yang resisten sehingga

menimbulkan stimulasi antigen yang kronik.

K e a d a a n i n i a k a n m e n i m b u l k a n

pengumpulan local makrofag yang

teraktivasi yang membentuk granuloma

sekeliling mikroorganisme untuk mencegah

penyebarannya. Reaksi inflamasi seperti ini

berhubungan dengan nekrosis jaringan serta

fibrosis yang luas yang menyebabkan

gangguan fungsi yang berat. Jadi kerusakan

jaringan ini disebabkan terutama oleh

respons imun terhadap infeksi oleh beberapa

bakteri intraselular. Contoh yang jelas dalam

hal ini adalah infeksi mikobakterium.

! 11

Page 13: Peran Sekresi Kolostrum Dalam Mencegah Terjadinya Infeksi Usus Pada Bayi .pdf

Mikobakterium tidak memproduksi toksin

atau enzim yang secara langsung merusak

jaringan yang terinfeksi. Paparan pertama

terhadap Mycobacterium tuberculosis akan

merangsang inflamasi selular local dan

bakteri mengadakan proliferasi dalam sel

fagosit. Sebagian ada yang mati dan

sebagian ada yang dormant. Pada saat yang

sama, pada individu yang terinfeksi

terbentuk imunitas sel T yang spesifik.

Setelah terbentuk imuni tas , reaksi

granulomatosa dapat terjadi pada lokasi

bakteri persisten atau pada paparan bakteri

berikutnya.

!Kesimpulan Kolostrum dari ASI mengandung

zat-zat yang dibutuhkan untuk kekebalan

tubuh bayi terhadap penyakit. Respons imun

tubuh dipicu oleh masuknya antigen/

mikroorganisme ke dalam tubuh dan

dihadapi oleh sel makrofag yang selanjutnya

akan berperan sebagai antigen presenting

cell (APC). Sel ini akan menangkap

sejumlah kecil antigen dan diekspresikan ke

permukaan sel yang dapat dikenali oleh sel

limfosit T penolong (Th atau T helper).

Dalam melawan sistem imun, virus secara

kontinu mengganti struktur permukaan

antigennya melalui mekanisme antigenic

drift dan antigenic shift. Hemaglutinin lebih

penting dalam hal pembentukan imunitas

pelindung. Antibodi dapat menetralkan

antigen virus dan melawan virus sitopatik

yang dilepaskan oleh sel yang mengalami

lisis. Antibodi dapat juga mengahancurkan

virus dengan cara aktivasi komplemen

melalui jalur klasik atau menyebabkan

agregasi virus sehingga mudah difagositosis

dan dihancurkan. Disamping respon

antibodi, respon imun sellular merupakan

respons yang paling penting.

!!Daftar Pustaka

1. Aldy O.S., Lubis B.M., et al. 2009. Dampak Proteksi Air Susu Ibu Terhadap Infeksi. Sari Pediatri. Vol 11 (3). p. 167.

2. Lonnerdal B. Nutritional and physiologic significance of human milk proteins. Am J. Clin Nutr, 2003 ; 77 (suppl) : 1537 S – 1543 S.

3. Sinaga F.M., 2011, Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Kolostrum Di Kecamatan Palipi Kabupaten Semosir Thaun 2011, karya tulis ilmiah S.K, Universitas Sumatera Utara, dilihat 14 Juni 2014, USU Institutional Repository,

4. Bobak, Irene M. 2000. Perawatan Maternitas dan Ginekologi. Edisi 1 Jilid 2. Bandung : IAPK Padjajaran

5. Bahiyatun. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. hlm. 10

6. Patton, Stuart . 2005 . Milk: Its Remarkable Contribution to Human Health and Well-Being . New Jersey . Transaction Publisher

7. Nisha, Maimun . 2006 . Introduction To Child Development . India . Isha Books.

8. Utami, Roesli. 2004. ASI Eksklusif, Edisi II. Jakarta : Trubus Agrundaya.

9. Dr. Soetjiningsih, DSAK. 1997. ASI: Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hal. 21.

10.Guyton, Arthur C & Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Medical Publisher.

11.Burroughs A & Leifer G. (2001). Maternity Nursing an Introductory Text. 8 thedition.

12.Gorrie T.M., McKinney E.S., & Murray S.S. 1998.. Foundation of Maternal–Newborn Nursing. 2nd edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

! 12