Peran Perawat.docx

download Peran Perawat.docx

of 14

Transcript of Peran Perawat.docx

6. Sebutkan dan jelaskan peran perawat dalam penanganan pasien dengan transplantasi jantung

Menurut National Institutes of HealthDepartment of Health and Human Services (2012) Peran perawat profesional dalam perawatan pasien transplantasi jantung adalah:a. PERAN PERAWAT PADA FASE PRE OPERATIF1. ConselorKonseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Perawat memberikan dukungan emosional. Transplantasi jantung dapat menyebabkan ketakutan, kecemasan, dan stres. Hal ini dapat disebabkan karena khawatir tidak akan hidup cukup lama untuk mendapatkan dengan jantung yang baru. Setelah operasi, pasien mungkin merasa kewalahan, depresi, atau khawatir tentang komplikasi.disini perawat perlu menjelaskan kepada pasien bahwa semua perasaan ini adalah normal bagi seseorang akan melalui operasi jantung. Perawat berperan sebagai konselor untuk pasien. Jika pasien sangat tertekan, perawat dapat berkolaborasi dengan dokter untuk merekomendasikan obat atau perawatan lain yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Perawat dapat menyarankan pasien bergabung dengan kelompok pendukung pasien yang dapat membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan setelah transplantasi jantung.Perawat dapat memperlihatkan atau memberi contoh bagaimana orang lain yang telah menjalani operasi dapat hidup dengan baik. Bantu pasien untuk mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman dalam meredakan stres dan kecemasan. Biarkan orang terdekat pasien tahu bagaimana perasaan pasien dan apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu pasien.

2. EducatorPerawat dapat memberikan pendidikan dan memberikan pengetahuan yang semestinya pasien ketahui tentang prosedur apa yang akan dijalaninya selama dan setelah transplantasi jantung Menjelaskan kepada pasien penerima transplantasi jantung bahwa akan banyak menghabiskan waktu di rumah sakit. Pemulihan 1 sampai 2 minggu di rumah sakit dan 3 bulan pemantauan oleh tim transplantasi di pusat transplantasi jantung. Pemantauan termasuk tes darah rutin, tes fungsi paru-paru, EKG (electrocardiogram), Echocardiograms, dan biopsi dari jaringan jantung. Biopsi jantung adalah tes stpasienr yang dapat menunjukkan apakah tubuh pasien menolak jantung yang baru. Tes ini sering dilakukan dalam minggu-minggu setelah transplantasi. Selama biopsi jantung, Kateter dimasukkan ke pembuluh darah di leher atau pangkal paha (paha atas). Perangkat ini dimasukkan melalui vena ke atrium kanan jantung baru untuk mengambil sampel jaringan kecil. Perawat memberi tahu efek samping obat. Efek samping dari obat-obatan bisa serius. Efek samping termasuk risiko infeksi, diabetes, osteoporosis (penipisan tulang), tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, dan kanker-terutama limfoma dan kanker kulit.Diskusikan efek samping dari obat-obatan dengan pasien. Konsultasikan dengan dokter untuk mengubah atau menyesuaikan obat-obatan pasien jika pasien mengalami masalah. Pencegahan infeksi. Beberapa obat-obatan transplantasi dapat meningkatkan risiko infeksi. Perawat dan pasien harus mengetahui tanda- tanda infeksi termasuk demam, sakit tenggorokan, sariawan, dan gejala seperti flu. pasien kemungkinan mengalami infeksi paru-paru mencakup sesak napas, batuk, dan perubahan warna dahak (ludah).Perawat juga harus memberitahu pasien menghindari kontak dengan binatang atau kerumunan orang dalam beberapa bulan pertama setelah transplantasi. Perawat memberikan HE tentang perawatan gigi. Perawatan gigi yang teratur juga penting. Pemberian antibiotik sebelum perawatan gigi untuk mencegah infeksi sangat penting. Pemberian HE tetang kehamilan. Perawat harus memberikan HE yang benar jika pasien tansplantasi menginginkan kehamilan. Banyak kehamilan sukses terjadi setelah operasi transplantasi jantung, namun, diperlukan perawatan khusus. Jika pasien merencanakan kehamilan, pasien harus berkonsultasi dengan tim medis sebelumnya.

3. Collaborator Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain . Perawat berkolaborasi untuk mengelola obat-obatan transplantasi dan efek sampingnya, mencegah infeksi, dan melanjutkan pengobatan medis yang sedang berlangsung. Perawat harus memeriksa suhu, tekanan darah, dan denyut nadi ketika pasien dirawat dan sebelum pasien pulang. Perawat harus mengawasi dan memberikan pasien HE yang benar karena pasien harus meminum obat imunosupresan untuk mencegahan penolakan jantung yang baru dalam jangka waktu yang lama. Imunosupresan adalah kombinasi dari obat-obatan yang disesuaikan dengan situasi pasienobat tersebut termasuk cyclosporine, tacrolimus, MMF (mycophenolate mofetil), dan steroid (seperti prednisone). Perawat harus berkolaborasi dengan dokter ketika didalam perawatan pasien, mungkin perlu dilakukan pengubahan atau menyesuaikan obat transplantasi jika obat tidak bekerja dengan baik atau jika obat memiliki terlalu banyak efek samping. Perawat perlu membantu pasien mengatur jadwal pengobatan. Pasien harus mengelola beberapa obat-obatan setelah transplantasi jantung. Perawat perlu membantu untuk mengatur rutinitas untuk mengambil obat pada waktu yang sama setiap hari dan untuk menjelaskan ketentuan resep. Jangan sampai pasien kehabisan obat. Konsultasikan dengan pasien tentang selalu menggunakan apotek yang dapat membantu. Bantu pasien membuat daftar semua obat-obatan dengan pasien. Bila bepergian, ingatkan pasien untuk selalu membawa obatnya. Beritahu pasien untuk membawa obat-obatan setiap kunjungan dokter.

4. CoordinatorPeran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah : Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien. Menggunakan keterampilan perawat untuk :a. Merencanakanb. Mengorganisasikanc. Mengarahkand. Mengontrol5. Change AgentMengidentifikasi masalah, mengkaji motivasi pasien dan membantu klien tuk berubah, menunjukan alternated, menggali kemungkinan hasil dari alternative, mengkaji sumber daya menunjukan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimbing klien melalui fase ini Sebagai pembaharu, perawat menggadakan invasi dalam cara berfikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar menjadi sehat melalui pengembangan ilmu keperawatan dengan selalu terbuka akan penemuan-penemuan baru yang dapat diaplikasikan dalam perawatan pasien dengan transplantasi jantung. Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara memberikan perawatan kepada klien.6. Sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan masalah klien (Consultan)Sebagai unsur medis yang terdekat dengan pasien, seorang perawat berperan dalam pemecahan masalah pasien.Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan.Dengan peran ini dapat dikatakan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi klien.

7. Sebagai fasilitatorMemberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang segala prosedur yang ada. Menjelaskan pada pasien dan keluarga terkait dengan aspek hokum dan tanggung jawab dan tanggung gugat, yaitu Informed Consent. Baik pasien maupun keluarganya harus menyadari bahwa tindakan medis, operasi sekecil apapun mempunyai resiko. Oleh karena itu, setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anestesi).8. Client Advocate (Pembela Klien)Tugas perawat : Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.

b. PERAN PERAWAT PADA FASE INTRA OPERATIF1. Pemeliharaan Keselamatan Atur posisi pasien Kesejajaran fungsional Pemajanan area pembedahan Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi Memasang alat grounding ke pasien Memberikan dukungan fisik Memastikan bahwa jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat.2. Pemantauan Fisiologis Memperhitungkan efek dari hilangnya atau masuknya cairan secara berlebihan pada pasien Membedakan data kardiopumonal yang normal dengan yang abnormal Melaporkan perubahan-perubahan pada nadi, pernafasan, suhu tubuh dan tekanan darah pasien.3. Memberikan dukungan Psikologis (sebelum induksi dan jika pasien sadar) Memberikan dukungan emosional pada pasien Berdiri dekat dan menyentuh pasien selama prosedur dan induksi Terus mengkaji status emosional pasien Mengkomunikasikan status emosional pasien ke anggota tim perawatan kesehatan lain yang sesuai.4. Penatalaksanaan Keperawatan Memberikan keselamatan untuk pasien Mempertahankan lingkungan aseptik dan terkontrol Secara efektif mengelola sumber daya manusia.

c. PERAN PERAWAT PADA FASE POST OPERATIF1. Kolaborasi terapi farmakologi ( Collaborator ) ImunosupresiImunosupresi dimulai segera setelah bedah. Penerima transplan diberi regimen imunosupresi yang meliputi 1-3 obat. Secara umum obat dibagi 3 kategori: steroid, antimetabolit, dan imunosupresan lain. Beberapa regimen dapat digunakan termasuk terapi induksi pretransplantasi dan terapimaintenancepost operatif sederhana. Pilihan regimen bergantung pada latihan dan pengalaman pusat transplantasi. SiklosporinSiklosporin adalah polipeptida siklik yang menekan beberapa imunitas humoral dan reaksi imun dimediasi sel sepertidelayed hypersensitivity, rejeksi allograft, encephalomyelitis alergik eksperimental, dan penyakitgraft versus hostuntuk berbagai organ.Untuk anak-anak dan dewasa, dosis dasar sesuai berat badan. Menjaga level obat dalam pembuluh darah adalah penting untuk menjaga penjagaan allograft. Makanan dapat mengganggu level obat dan waktu pemberian. Pengobatan harus diminum pada waktu yang sama setiap hari. Neoral adalah bentuk kapsul siklosporin, tersedia dalam kapsul 25 mg dan 100 mg. Sandimun adalah bentuk cair. Gengraf adalah bentuk generik bermerk, tersedia dalam kapsul 25 mg dan 100 mg. PrednisonPrednison adalah imunosupresan digunakan untuk terapi gangguan autoimun. Obat ini akan mengurangi radang dengan menghambat peningkatan permeabilitas kapiler dan menekan aktivitas leukosit PMN. Obat ini adalah steroid oral dengan kira-kira 5 kali potensi steroid endogen. Minimal sampai prednison diberikan untuk 21 hari setelah transplantasi jika rejeksi terjadi. MetilprednisolonMetilprednisolon adalah imunosupresan yang digunakan untuk mengobati ganggun autoimun. Obat ini akan mengurangi radang dengan menghambat peningkatan permeabilitas kapiler dan menekan aktivitas PMN. Obat ini adalah bentuk IV prednison. TakrolimusTakrolimus menekan imunitas humoral (aktivitas sel T). Obat ini adalah inhibitor calcineurin dengan potensi 2-3 kali siklosporin. Takrolimus dapat digunakan pada dosis rendah daripada siklosporin tetapi memiliki efek samping yang berat seperti disfungsi renal, diabetes, dan pankreatitis. Level disesuaikan menyesuaikan fungsi ginjal, fungsi hepar, dan efek samping. Mycophenolate mofetilMycophenolate mofetil menghambat inosin monofosfat dehydrogenase(IMPDH) dan menekan sistesispurin de novodengan limfosit, kemudian menghambat proliferasi. Obat ini menghambat produksi antibodi. AzathioprineAzathioprine merupakan antagonis metabolisme purin dan menghambat sintesis DNA, RNA, dan protein. Obat ini mengurangi proliferasi sel imun, yang menghasilkan aktivitas autoimun yang lebih rendah. Antimetabolit digunakan untuk memblok ambilan zat vital yang dibutuhkan oleh sel. Sebagai dampaknya, obat ini mempengaruhi tidak hanya sel sistem imun tetapi juga sel lain dalam tubuh. Potensi terapi obat ini tergantung dosis. Obat ini tidak efektif untuk rejeksi episode akut tetapi masih menjadi pilihan ekonomis untuk imunosupresi jangka panjang. SirolimusSirolimus dikenal juga dengan rapamycin, Obat ini adalah imunosupresan yang menghambat aktivasi sel T dan proliferasi dengan mekanisme yang berbeda dengan seluruh imunsupresi lain. Penghambatan ini menekan prolifeasi sel T sitokin dengan menghambat progresi dari fase G1 ke fase S pada siklus sel. Agen inotropikSetelah prosedur dilakukan, pasien dijaga dengan kombinasi agen pressor sambil jantung donor mengumpulkan energi. Setelah stabil, pasien secara cepat dilepaskan dari ventilator dan pressor. DopaminDopamin adalah katekolamin endogen yang menstimulasi reseptor beta-1 dan alfa-1 adrenergik dan dopaminergik pada ginjal dan pembuluh darah splanknik, menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah splanknik. Dalam dosis menengah (5-15 mikrogram/kg/menit), obat ini bekerja pada reseptor beta adrenergik untuk meningkatkan denyut jantung dan kontraktilitas. Pada dosis tinggi (15-20 mikrogram/kg/menit) obat ini bekerja pada reseptor alfa adrenergik untuk meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan meningkatkan tekanan darah. DobutaminDobutamin adalah amin simpatomimetik dengan efek lebih kuat pada beta daripada alfa. Obat ini meningkatkan kondisi inotropik. Penguatan vasopressor koroner dan aliran darah serebral selama keadaan aliran rendah dihubungkan dengan hipotensi berat. Dopamin dan dobutamin adalah obat pilihan untuk meningkatkan kontraktilitas jantung dengan dopamine merupakan agen terpilih pada pasien hipotensi. Dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, eksaserbasi iskemi miokard. EpinefrinObat ini memiliki efek agonis alfa meliputi peningkatan resistensi vaskuler perifer, vasodialtasi perifer, hipotensi sitemik, dan permeabilitas vaskuler. Efek agonis beta2 meliputi bronkodilatasi, aktivitas kardiak kronotropik, dan efek inotropik positif. NorepinefrinNorepinefrin menstimulasi reseptor beta1 dan alfa adrenergik, meningkatkan kontraktilitas otot jantung dan denyut jantung, seperti halnya vasokontriksi. Hasil ini dalam tekanan darah sistemik dan meningkatkan aliran darah coroner. Setelah mendapatkan respon, tingkat aliran sebaiknya disesuaikan dan dijaga pada tekanan darah rendah-normal, seperti 80-100 mmHg sistolik, cukup untuk perfusi organ vital.2. Menjaga Curah JantungPenatalaksanaan keperawatan mencakup observasi terus-menerus status jantung pasien dan segera memberitahu ahli bedah setiap perubahan yang menunjukkan penurunan curah jantung. Perawat dan ahli bedah kemudian bekerja sarna secara kolaboratif untuk memperbaiki masalah yang terjadi.Disritmia, yang dapat terjadi ketika perfusi jantung berkurang, juga merupakan indikator penting mengenai fungsi jantung. Disritmia yang paling sening terjadi selama peniode pascaoperasi adalah bradikardi, takikardi dan denyutan ektopik. Observasi terus-menerus pantauan jantung untuk adanya berbagai disritmia merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan dan perawatan pasien.Setiap petunjuk adanya penurunan curah jantung harus segera dilaporkan ke dokter. Data dan hasil pengkajian uji tersebut kemudian akan digunakan dokter untuk menentukan penyebab masalahnya. Begitu diagnosa telah ditegakkan, dokter bersama perawat bekerja secara kolaboratif untuk menjaga curah jantung dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Bila perlu, dokter dapat membenikan komponen darah, cairan, digitalis, diuretik, vasodilator, atau vasopresor. Bila perlu dilakukan pembedahan lagi, maka pasien dan keluanganya harus diberitahu mengenai prosedur tersebut.3. Promosi Pertukaran Gas yang MemadaiUntuk meyakinkan adanya pertukaran gas yang memadai, perawat harus mengkaji dan menjaga patensi selang endotrakheal. selang harus dihisap bila ada wheezing atau krekel (ronkhi). Pengisapan dapat dilakukan melalui kateter yang sudah ada; perawat dan ahli terapi napas harus menaikkan fraksi oksigen inspirasi ventilator (Fi02) selama tiga tarikan napas atau lebih, sebelurn mulai menghisap. Bisa juga, oksigen 100% diherikan kepada pasien dengan resusitator manual (Ambu) sebelum dan sesudah penghisapan untuk mencegah hipoksia yang dapat terjadi akibat prosedur penghisapan. Pengukuran gas darah arteri harus dibandingkan dengan data awal dan setiap ada perubahan harus dilaporkan kepada dokter segera.4. Menjaga Keseimbangan Cairan dan ElektrolitUntuk promosi keseimbangan cairan dan elektrolit, perawat harus mengkaji dengan cermat setiap pemasukan dan pengeluaran. Pergunakan lembar khusus untuk mencatat keseimbangan cairan positif atau negatif. Semua masukan cairan harus dicatat, termasuk cairan intravena, larutan pembilas yang digunakan untuk membilas kateter arteri dan vena dan pipa nasogastrik, dan cairan peroral. Begitu pula, semua keluaran juga harus dicatat, meliputi urin, drainase nasogastrik, dan drainase dada.Parameter hemodinamika (tekanan darah, tekanan baji pulmonal dan atrium kiri, dan CVP) harus sesuai dengan asupan, haluaran dan berat badan untuk menentukan kecukupan hidrasi dan curah jantung. Elektrolit serum harus dipantau dan pasien harus diobservasi mengenai adanya tanda ketidakseimbangan kalium, natrium dan kalsium (hipokalemia, hiperkalemia, hiponatremia dan hipokalsemia).5. Pengurangan NyeriNyeri dalam kemungkinan tidak dapat dirasakan tepat di atas daerah cedera tetapi ke tempat yang lebih luas dan merata. Pasien yang baru saja menjalani pembedahan jantung akan mengalami nyeri akibat terpotongnya syaraf interkostal sepanjang irisan dan iritasi pleura oleh kateter dada. (Begitu pula, pasien dengan CABG arteria mamaria interna dapat mengalami parestesia saraf ulna pada sisi yang sama dengan sisi grafnya.)Observasi dan mendengarkan adanya Tanda nyeri yang diucapkan ataupun tidak diucapkan oleh pasien perlu diperhatikan. Perawat harus mencatat secara akurat sifat, jenis, lokasi, dan durasi nyeri. (Nyeri irisan harus dibedakan dengan nyeri angina.) Pasien harus dianjurkan minum obat sesuai resep untuk mengurangi nyeri. Kemudian pasien harus dapat berpartisipasi dalam benlatih menarik napas dalam dan batuk. dan secara progresif meningkatkan perawatan diri.Nyeri menyebabkan ketegangan. yang akan menstimulasi sistem saraf pusat untuk mengeluarkan adrenalin, yang mengakibatkan konstriksi arteri. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan afrerload dan penurunan curah jantung. Morfin sulfat dapat mcngurangi nyeri dan kecemasan serta merangsang tidur, yang pada gilirannya menurunkan kecepatan metabolik dan keburuhan oksigen. Setelah pemberian opioid (narkotika), setiap tanda-tanda adanya penurunan aprehensi dan nyeri harus dicatat dalam status pasien. Pasien juga harus dipantau akan adanya tanda efek depresi pernapasan akibat analgetika. Bila terjadi depresi pernapasan. harus diberikan antagonis opioid (mis., naloxone [Narcan]) untuk melawan efek tersebut.6. Meningkatkan IstirahatUpaya dasar untuk memberikan rasa nyaman pada pasien bersama dengan pembehan analgetika akan memperkuat efek analgesia dan meningkatkan istirahat. Pasien harus dibantu merubah posisi setiap 1 sampai 2 jam dan diposisikan sedemikian rupa sehingga dapat menghindari ketegangan pada daerah luka operasi dan selang dada. Penekanan pada daerah irisan selama batuk dan nenarik napas clalam dapat mengurangi nyeri. Aktivita keperawatan dijadwalkan sebanyak mungkin uniuk mengurangi gangguan saat istirahat. Bila kondisi sudah mulai stabil dan prosedur terapi serta pemantauan sudah mulai berkurang, maka pasien dapat beristirahat lebih lama lagi.7. Menjaga Perfusi Jaringan yang AdekuatDenyut nadi perifer (pedis, poplitea. tibialis, femoralis, radialis, brakhialis) dipalpasi secara rutin untuk mengkaji adanya obstruksi arteri. Bila tidak teraba denyutan pada satu ekstremitas, penyebabnya mungkin akibat kateterisasi sebelurnnya pada ekstremitas tersebut. Bila ada denyut yang baru saja menghilang harus segera dilaporkan kepada dokter.Setelah pembedahan harus diupayakan mencegah stasis vena yang dapat mengakibatkan pembentukan trombus dan selanjutnya emboli : memakai stoking elastik atau halutan elastik menghindari menyilang kaki menghindari pengunaan peninggi lutut pada tempat tidur mengambil semua bantal pada rongga popliteal. memberikan latihan pasif diikuti dengan latihan aktif untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah hilangnya tonus otot.Gejala embolisasi, yang berbeda menurut tempatnya, bisa ditandai dengan: (1) nyeri abdomen atau punggung tengah (2) nyeri, hilangnya denyutan, pucat, rasa baal, atau dingin pada ekstremitas (3) nyeri dada atau distres pernapasan pada emboli paru dan infark miokardium: dan (4) kelemahan satu sisi dan perubahan pupil, seperti yang terjadi pada cedera pembuluh darah otak. Semua gejala yang timbul harus segera dilaporkan.8. Menjaga Kecukupan Perfusi GinjalPerfusi ginjal yang tidak mencukupi dapat tenjadi sebagai akibat pembedahan janrung terbuka. Salah satu penyebab yang mungkin adalah rendahnva curah jantung. Selain itu trauma terhadap sel darah selama pintasan jantung paru menyebabkan hernolisis sel darah merah. Kejadian ini mengakibatkan terbentuknya senyawa racun karena glomerulus tersumbat oleh debris sel darah merah yang rusak tadi. Penggunaan bahan vasopresor untuk meningkatkan tekanan darah juga dapat menyebabkan penurunan alinan darah ke ginjal.Penatalaksanaan keperawatan meliputi pengukuran haluaran urin yang akurat. Haluaran urin kurang dari 20 ml jam menunjukkan adanya hipovolemia. Berat jenis juga harus diukur untuk mengetahui kemampuan ginjal mengkonsentrasilcan urin dalam tubulus renalis. Diuretik kerja cepat atau obat inotropika (digitalis, isopnoterenol) dapat diberikan untuk meningkatkan cunah jantung dan aliran darah ginjal. Perawat harus memperhatikan nitrogen urea darah (BUN) dan kadar kreatinin serum serta kadar elektrolit serum. Bila ditemukan ketidaknormalan segera laporkan kepada dokter karena mungkin diperlukan pembatasan cairan dan pembatasan pemakaian ohat-obat yang biasanya diekskresi melalui ginjal.9. Menjaga Suhu Tubuh Tetap NormalPasien biasanya hipotermik saat dimasukkan ke unit perawatan intensif dan prosedur pembedahan jantung. Pasien harus dihangatkan secara bertahap sampai ke suhu normal, yang sebagian dapat diperoleh dari proses metabolisme basal pasien itu sendiri dan ditambah bantuan udara ventilator yang dihangatkan, selimut hangat, atau lampu pemanas. Selain pasien masih hipotermik, proses pembekuan menjadi kurang efisien. jantung rentan terhadap disritmia, dan oksigen tidak segera siap dipindahkan dan hemoglobin ke jaringan. Karena anestesi menekan metabolisme basal. suplai oksigen yang ada biasanya sudah mencukupi kebutuhan sel.Setelah pembedahan jantung, pasien berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh akibat infeksi atan sindrorn pascaperikardiotomi. Peningkatan kecepatan metabolisme yang terjadi akan meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan sehingga meningkatkan beban kerja jantung. Upaya harus dilakukan untuk mencegah terjadinya urutan kejadian tersebut atau menghentikannya begitu diketahui.10. Perawatan lukaPerawatan luka dapat tertutup atau terbuka. Bila ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan dan bengkak pada luka apalagi dengan tanda-tanda panas, lekositosis, maka luka harus dibuka jahitannya sehuingga nanah yang ada bisa bebas keluar. Kadang-kadang perlu di kompres dengan antiseptik supaya nanah cepat kering. Bila luka sembuh dengan baik jahitan sudah dapat di buka pada hari ke delapan atau sembilan pasca bedah. Untuk klien yang gemuk, diabet kadang-kadang jahitan dipertahankan lebih lama untuk mencegah luka terbuka.

DAFTAR PUSTAKA1. National Institutes of HealthDepartment of Health and Human Services.2012.Heart transplant.Diakses pada http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/ht/.Pada tanggal 17 Maret 2014 .2. Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Ed.8 Vol. 2. Jakarta: EGC