PERAN PENYULUH TERHADAP MOTIVASI PETANI DALAM …
Transcript of PERAN PENYULUH TERHADAP MOTIVASI PETANI DALAM …
PERAN PENYULUH TERHADAP MOTIVASI PETANI
DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
DI DESA LOMPO TENGAH KECAMATAN TANETE RIAJA
KABUPATEN BARRU
SULAIMAN
105960087011
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
PERAN PENYULUH TERHADAP MOTIVASI PETANI
DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
DI DESA LOMPO TENGAH KECAMATAN TANETE RIAJA
KABUPATEN BARRU
SULAIMAN
105960087011
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
i
HALAMAN PENGESAHAN
Halaman Judul : Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani Dalam
Pembuatan Pupuk Organik Cair Di Desa Lompo
Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru
Nama Mahasiswa : Sulaiman
Nomor Induk Mahasiswa : 105960087011
Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Irwan Mado.,MP Sitti Arwati., SP.,M.Si
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis
Ir. Saleh Molla., MM Amruddin,S.Pt.,M.Pd.,M.Si
ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI
Halaman Judul : Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani Dalam
Pembuatan Pupuk Organik Cair Di Desa Lompo
Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru
Nama Mahasiswa : Sulaiman
Nomor Induk Mahasiswa : 105960087011
Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
SUSUNAN PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Dr. Ir. Irwan Mado.,MP
Ketua Sidang
2. Sitti Arwati.,SP.,M.Si
Sekretaris
3. Prof. Dr. Ir. Hj.Ratnawati.,Tahir.,M,Si
Anggota
4. Asriyanti Syarif.,SP.,M,Si
Anggota
Tanggal Lulus :
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :
PERAN PENYULUH TERHADAP MOTIVASI PETANI DALAM
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DI DESA LOMPO TENGAH
KECAMATAN TANETE RIAJA KABUPATEN BARRU
Adalah merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau
yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir
Skripsi ini.
Makassar, September 2015
SULAIMAN
105960087011
iv
ABSTRAK
Sulaiman 105960087011 “Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani Dalam
Pembuatan Pupuk Organik Cair Di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete
Riaja Kabupaten Barru. Dengan dibimbing oleh IRWAN MADO dan SITTI
ARWATI.
Penelitian ini bertujua nuntuk mengetahui peran penyuluh terhadap motivasi
petani dalam pembuatan pupuk organik cair di Desa Lompo Tengah Kecamatan
Tanete Riaja Kabupaten Barru.
Pengambilan populasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sensus
atau diambil secara keseluruhan semua sampel. Yaitu dengan melakukan observasi
dan wawancara secara langsung kepada petani di Dusun Woronnge. Kemudian
jumlah petani dilokasi tersebut sebanyak 15 orang yang sangat antusias dan
kerjasama dalam pembuatan pupuk organik cair sebagai langkah awal untuk
mengurangi penggunaan pupuk kimia pada tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya ada sebuah peran penyuluh
meliputi : sebagai fasilitator 1,93 berada dalam kategori sedang sebagai pendidik
2,06, berada dalam kategori tinggi dan sebagai tehnikal 1,73 berada dalam kategori
sedang. Motivasi terhadap aspek pengetahuan 2,10 sangat mendukung petani dalam
menerapkan pembuatan pupuk organik cair dengan keterampilan sederhana dan
pengetahuan yang cukup tinggi. Selanjutnya mengarah pada pembuatan pupuk
organik cair 1,95 berada dalam kategori sedang. Dengan pemakaian bahan alami
yang ada dilingkungan masyarakat seperti pemamfaatan kotoran ternak yang cair
dan sampah pertanian termasuk zat hijau daun, gula tebu, dan dicampur bahan
bakteri EM4.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,
taufik dan hidayahnya, penyusunan Skripsi yang berjudul“ Peran Penyuluh
Terhadap Motivasi Petani Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair di Desa Lompo
Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru ” dapat diselesaikan dengan
baik. Penulis menyampaikan banyak terimah kasih dan penghargaan utamanya
kepada Dr. Ir. Irwan Mado.,MP selaku pembimbing I dan Sitti Arwati.,SP.,M.Si
selaku pembimbing II yang telah sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran. Memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan saran - saran
yang berharga selama penyusunan Skripsi.
Penulis memahami sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi perbaikan dimasa mendatang semoga skripsi ini memberikan inspirasi bagi
para pembaca untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan semoga skripsi ini
bermamfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Ir. Saleh Molla.,MM selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Amruddin S.Pt.,M,Pd.,M,Si selaku ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Kedua orang tua, ayahanda Abd. Arsyad dan ibunda Jamarro dg Ngintang serta
segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan berupa fisik dan materi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
vi
4. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepada
penulis.
5. Kepada pihak pemerintah Kabupaten Barru, pemerintah Kecamatan Tanete
Riaja, dan Kepala Desa Lompo Tengah beserta anggotanya yang telah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian didaerah tersebut.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermamfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga Allah
SWT melimpahkan rahmat kepadanya. Amin.
Makassar, September 2015
Sulaiman
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI iii
HALAMAN PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang 12
1.2.Rumusan Masalah 15
1.3.Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 16
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Peran Penyuluh 17
2.2.Motivasi 22
2.3.Petani 27
2.4.Pembuatan 28
2.5.Pupuk Organik Cair 31
2.6.Kerangka Pemikiran 34
III. METODE PENELITIAN
3.1.Tempat Dan Waktu Penelitian 39
3.2.Tehnik Penentuan Sampel 39
viii
3.3.Jenis Dan Sumber Data 40
3.4.Tehnik Pengumpulan Data 40
3.5.Analisis Data 41
3.6.Defenisi Operasional 42
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1.Keadaan Demografi 43
4.2.Keadaan Sosial 44
4.3.Keadaan Ekonomi 46
4.4.Sarana dan Prasarana 47
4.5.Kelembagaan 47
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Identitas Responden 49
5.2.Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani Dalam Pembuatan
Pupuk Organik Cair 54
5.3.Motivasi Petani Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair 55
5.4.Pembuatan Pupuk Organik Cair 56
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan 59
6.2.Saran 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
Rekapitulasi Data
Dokumentasi Penelitian
Peta Lokasi Penelitian
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Luas Lokasi di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja
Kabupaten Barru,2015 43
2. Jumlah Penduduk di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja
Kabupaten Barru,2015 44
3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Lompo Tengah
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru,2015 45
4. Jumlah Kelompok Tenaga Kerja di Desa Lompo Tengah
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru,2015 46
5. Jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Lompo Tengah
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru,2015 47
6. Jumlah dan Persentase Responden Petani Berdasarkan Tingkat Umur
di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja
Kabupaten Barru,2015 48
7. Tingkat Pendidikan Responden Petani di Desa Lompo Tengah
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru,2015 48
8. Luas Lahan Identitas Responden Petani di Desa Lompo Tengah
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru,2015 49
9. Identitas Responden Petani Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga
Pupuk Organik Cair di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja
Kabupaten Barru,2015 53
10.Identitas Responden Petani Berdasarkan Pengalaman Pembuatan Pupuk
Organik Cair di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja
Kabupaten Barru,2015 55
11.Jumlah dan Persentase Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani
Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair di Desa Lompo Tengah
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru,2015 51
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Kerangka Pikir Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani Dalam
Pembuatan Pupuk Organik Cair di Desa Lompo Tengah
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru,2015 38
2. Bagan Struktur Organisasi Penyuluh Terhadap Gapoktan, Kelompok Tani
dan Petani di Desa Lompo Tengah 48
3. Skema Pembuatan Pupuk Organik Cair di Desa Lompo Tengah 59
4. Foto Wawancara Responden Petani 77
5. Foto Alat Dan Bahan Pembuatan Pupuk Organik Cair 77
6. Foto Responden Petani Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair 77
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner Penelitian 63
2. Identitas Responden 67
3. Data Penilaian Petani Responden Terhadap Peran Penyuluh Terhadap
Motivasi Petani Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair
di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru 68
4. Data Penilaian Petani Responden Motivasi Petani Dalam Pembuatan
Pupuk Organik Cair di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja
Kabupaten Barru 71
5. Data Penilaian Petani Responden Dalam Pembuatan Pupuk
Organik Cair di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja
Kabupaten Barru 72
6. Alat dan Bahan Pembuatan Pupuk Organik Cair 73
12
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pertanian merupakan bidang penentu dalam pembangunan suatu daerah
dan untuk perubahan dari sumber daya manusia. Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS), jumlah petani mencapai 44% dari total angka kerja di Indonesia
atau sekitar 56,7 juta jiwa. Saragih, (2009). Tingginya jumlah penduduk Indonesia
sebagai petani akan menambah jumlah kebutuhan pupuk. Kegiatan pertanian
tentunya tidak akan terlepas dari penggunaan pupuk, baik itu pupuk organik
maupun pupuk anorganik. Rosmarkam, (2002).
Pengembangan bidang pertanian dan peternakan ramah lingkungan dan
berbasis sumber daya lokal merupakan langkah strategis dalam mewujudkan
peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian dan peternakan. Sistem
penggunaan limbah ternak sebagai pupuk organik pada tanaman pertanian
semakin lama semakin berkembang. Valensi Kautsar. (2010).
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan
dan lahan pertanian tersebut, maka sistem budidaya tanaman pertanian dengan
limbah ternak terutama urine sapi kini juga mulai dilakukan pengolahan, tetapi
para petani masih sedikit yang menerapkannya. Padahal jika limbah peternakan
urine sapi diolah menjadi pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang
baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah
karena memiliki bermacam-macam jenis kandungan unsur hara yang diperlukan
tanah selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan
Urine sapi dapat diolah menjadi pupuk organik cair setelah dilakukan sistem
13
campuran tertentu. Bahan baku urine yang digunakan merupakan limbah dari
peternakan yang selama ini juga sebagai bahan yang tidak terkelolah. Pupuk
organik cair dari urine sapi ini merupakan pupuk yang berbentuk cair tidak padat
yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting dalam
kesuburan tanah dan tanaman. Sirajuddin, dkk. (2011).
Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru
merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak potensi sumber daya alam
(SDA) diantaranya sektor pertanian dan peternakan memegang peranan penting
dalam perekonomian masyarakat. Sehingga pupuk sangat dibutuhkan didaerah ini.
Hal inilah yang mendorong petani di Dusun Woronnge untuk melakukan
pembuatan pupuk organik cair dalam membantu pemenuhan pupuk di daerah
tersebut. dengan membuat kegitan pengolahan pupuk cair dengan bahan baku
utama urine sapi. Petani yang melakukan pembuatan pupuk organik cair ada
beberapa orang dan semuanya tinggal menetap di desa tersebut.
Selain masyarakatnya disana berperan sebagai petani juga berperan
sebagai peternak sapi sehingga aspek pendapatannya berada pada 2 bidang yang
sangat menguntungkan. Serta dengan mengarah pada jumlah ternak yang dimiliki
peternak ada beberapa ekor dan luas area persawahan yang dimiliki petani
tersebut rata-rata 0,20 - 1,03 Ha yang didalamnya berbagai macam jenis tanaman
yang dikelolahnya seperti : padi, ubi jalar, labu, kangkung, dan pisang. adanya
pupuk organik cair sangatlah mempengaruhi keadaan perkembangan tanaman
petani utamanya mengalami proses klorofil secara cepat dan membantu
percepatan proses munculnya buah dan bunga pada tanaman.
14
Penyuluh pertanian berperan baik terhadap motivasi petani dalam
pembuatan pupuk organik cair olehnya itu konsep tersebut akan menimbulkan
sikap petani yang selalu ingin mengolah limbah pertanian dan peternakan menjadi
pupuk organik cair serta memiliki kegunaan terhadap tanaman. Faktor tersebut
menerapkan sistem kerja sama baik antara petani yang satu dengan petani lainnya
maupun petani dan pemerintah. Kemudian penyuluh berperan penting dalam
menambah keterampilan dan pengetahuan petani untuk selalu bergerak atau
bertindak demi mencapai kesuksesan yang diharapkan petani selama ini.
Motivasi petani di daerah tersebut sangatlah besar terlihat dari adanya
kerjasama antara petani yang satu dengan petani lainnya maupun kepada
penyuluh. serta dengan motivasi petani maka akan lebih membantu kegiatan
pertanian untuk dikembangkan kedepannya. selain itu, adanya motivasi maka
kegiatan pembuatan pupuk organik cair yang dilakukan petani mudah
diaplikasikan setiap petani membutuhkan pupuk untuk diberikan pada
tanamannya agar mengalami pertumbuhan yang merata dan menjadikan tanah
mengalami kesuburan.
Pupuk organik cair adalah merupakan hasil dari campuran bahan kotoran
ternak dan dedaunan maupun bakteri EM4 yang disatukan agar dapat diketahui
setiap reaksi yang terjadi sebelum diberikan terhadap tanaman yang dikelolah
petani. Pupuk organik cair ini setelah diberikan pada tanaman maka reaksi yang
ditimbulkan tanaman tersebut mengalami percepatan perubahan daun. tidak hanya
itu, melainkan perubahan kondisi zat pada tanah yang anorganik ke organik.
15
Penggunaan pupuk organik cair adalah sebuah langkah awal dalam
mengembangkan pertanian berbasis organik pada lapisan masyarakat petani pada
umumnya. Dari hal tersebut, dapat diukur atau dianalisis pola pikir masyarakat
petani terhadap motivasi dalam mengunakan pupuk yang alami yang dapat
mengembalikan unsur zat organik didalam tanah itu sendiri. Dan bahkan
menambah pengetahuan teknologi bagi petani agar rencana pembangunan
pertanian kedepan lebih terarah pada tujuan.
Pembuatan pupuk organik cair dilakukan karena selama ini sudah banyak
pemakaian zat kimia yang sangat besar bahayanya baik untuk masyarakat, tanah
dan tanaman. Sehingga diperlukan metode baru dalam pertanian termasuk
menciptakan produk berupa pupuk organik cair yang dibutuhkan tanah dan
tanaman agar bertambah zat organiknya. Selain itu dengan adanya kegiatan seperti
itu maka petani sudah mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
untuk memperkenalkan bahwa dunia pertanian hasil karyanya terbukti.
Dari beberapa masalah diatas maka, kami peneliti merasa ingin
mengetahui lebih lanjut, jadi judul penelitian adalah “Peran Penyuluh
Terhadap Motivasi Petani Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair Di Desa
Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru”.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah BagaimanaPeran Penyuluh Terhadap
Motivasi Petani Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair Di Desa Lompo Tengah
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru?.
16
1.3.Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani Dalam Pembuatan Pupuk
Organik Cair Di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.
Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah di dalam
mengambil suatu kebijakan dalam membuat pupuk organik cair.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peran
penyuluh terhadap motivasi petani dalam pembuatan pupuk organik cair.
3. Menambah ilmu pengetahuan peneliti mengenai masalah tersebut.
4. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi peneliti berikutnya dalam
melakukan kegiatan penelitian dilingkungan petani.
17
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Peran Penyuluh
Teori peran adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi
sosial yang menganggap sebagian besar aktivitas harian diperankan oleh kategori-
kategori yang ditetapkan secara sosial misalnya ibu, manajer, guru. Setiap peran
sosial adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan, norma, dan perilaku seseorang
yang harus dihadapi dan dipenuhi. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa
orang-orang bertindak dengan cara yang dapat diprediksikan, dan bahwa kelakuan
seseorang bergantung pada konteksnya, berdasarkan posisi sosial dan faktor-
faktor lain. Teater adalah metafora yang sering digunakan untuk mendeskripsikan
teori peran. Glen Elder (2005).
Menurut Dougherty dan Pritchard (2005) dalam Bauer (2003), teori peran
ini memberikan suatu kerangka konsep dalam studi perilaku di dalam organisasi.
Mereka menyatakan bahwa peran itu “melibatkan pola penciptaan produk sebagai
lawan dari perilaku atau tindakan”. Lebih lanjut, Dougherty dan Pritchard (2005)
dalam Bauer (2003) mengemukakan bahwa relevansi suatu peran itu akan
bergantung pada penekanan peran tersebut oleh para penilai dan pengamat atau
biasanya supervisor dan kepala sekolah terhadap produk atau outcome yang
dihasilkan. Serta dengan adanya penilaian peran maka akan lebih diketahui peran
seseorang pada pekerjaannya dan penuh kepastian sebenarnya. Kahn, et al.,
(2004), Oswald, Mossholder, dan Harris, (2007) dalam Bauer, (2003).
18
Scott et al. (2001) dalam Kanfer (2007) menyebutkan lima aspek penting
dari peran, yaitu:
1. Peran itu bersifat impersonal, posisi peran itu sendiri akan menentukan
harapannya, bukan individunya.
2. Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja (task behavior) – yaitu, perilaku
yang diharapkan dalam suatu pekerjaan tertentu.
3. Peran itu sulit dikendalikan – (role clarity dan role ambiguity)
4. Peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa
perubahan perilaku utama.
5. Peran dan pekerjaan (jobs) itu tidaklah sama – seseorang yang melakukan
satu pekerjaan bisa saja memainkan beberapa peran.
Menurut Robert Linton (2006), teori peran menggambarkan interaksi
sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang
ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran
merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini seseorang yang mempunyai peran
tertentu misalnya sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain
sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran
tersebut. Mengapa seseorang mengobati orang lain, karena dia adalah seorang
dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka dia harus mengobati pasien yang
datang kepadanya. Selain itu tidak bisa dikatakan bahwa perannya sebagai dokter
apabila tidak melaksanakan tugasnya secara aktif.
19
Sosiolog yang bernama Glen Elder (2005) membantu memperluas
penggunaan teori peran. Pendekatannya yang dinamakan “life-course”
memaknakan bahwa setiap masyarakat mempunyai harapan kepada setiap
anggotanya untuk mempunyai perilaku tertentu sesuai dengan kategori-kategori
usia yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Contohnya, sebagian besar warga
Amerika Serikat akan menjadi murid sekolah ketika berusia empat atau lima
tahun, menjadi peserta pemilu pada usia delapan belas tahun, bekerja pada usia
tujuh belas tahun, mempunyai istri atau suami pada usia dua puluh tujuh, pensiun
pada usia enam puluh tahun.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi peran:
1) Soekanto (2000), Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status.
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran.
2) R. Linton, Peran adalah the dynamic aspect of status. Dengan kata lain,
seseorang menjalankan perannya sesuai hak dan kewajibannya
3) Soejono Soekamto (2002), Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat
dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan
meliputi norma-norma yang selalu berhubungan dengan prinsip kerja sama
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat,
peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakat petani. Serta dengan
membuat prinsip seperti itu maka setiap individu berusaha secara aktif.
Olehnya itu, maka peran harus dilakasanakan dengan baik.
20
4) Biddle dan Thomas, Peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi
tentang adanya setiap konsep aturan terhadap pola pada perilaku-perilaku
yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.
5) Merton, Pelengkap hubungan peran yang dimiliki seseorang karena meduduki
status sosial tertentu.
6) W.J.S. Poerwadarminta (2005), Peran berasal dari kata peran, berarti sesuatu
yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia atau KBBI yang dikutip pada
tahun 2000. Kata penyuluh berasal dari kata suluh yang berarti barang yang di
pakai untuk media penerangan atau obor. Sedangkan penyuluh adalah orang yang
bertugas memberikan penerangan atau penunjuk jalan. Sehingga makna arti dalam
kata penyuluhan yaitu suatu proses atau cara yang dilakukan oleh seorang
penyuluh untuk memberikan penerangan atau informasi kepada orang lain dari
semula yang tidak tahu menjadi tahu dan yang tahu menjadi lebih tahu. Kata
penyuluh berasal dari beberapa negara yaitu:
1. Belanda yaitu Voorlichting yang berarti memberikan penerangan untuk
menolong seseorang menemukan jalannya.
2. Inggris yaitu extention, istilah ini diambil Universitas Oxford dan Cambridge
sekitar tahun 2000 yang melakukan diskusi-diskusi mengenai bagaimana
memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan disekitar
tempat tinggal penduduk, terutama dengan cepatnya pertumbuhan penduduk
didaerah industri dan perkotaan.
21
3. Jerman yaitu Aufklaneus yg berarti pencerahan, yang menekankan pentingnya
mengetahui arah langkah kita.
4. Prancis yaitu vulgarisation yang menekankan pentingnya menyederhanakan
pesan dari orang yang terdahulu.
5. Amerika Serikat yaitu Eziohong berarti pendidikan,yang menekankan tujuan
penyuluhan pertanian untuk mengajar seseorang sehingga dapat memecahkan
sendiri masalah Peran penyuluh dapat dikategorikan ke dalam empat peran,
yaitu Peran fasilitator (Facilitative Roles), Peran pendidik (Educational Roles),
dan Peran teknikal (Technical Roles).
6. Australia yaitu forderung berarti berdiri kearah yang diinginkan, kata ini
mirip dengan istilah korea yakni bimbingan pedesaan.
7. Spanyol yaitu capacitacion yaitu keinginan untuk meningkatkan kemampuan
manusia yang dapat diartikan dengan pelatihan.
Adapun kegiatan penyuluh pertanian yang dikutip Word Bank, (2001).
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan persiapan sebelum melakukan penyuluhan seperti halnya
persiapan tempat, kursi, meja, papan tulis, spidol, mistar, dan kertas karton.
2. Memberikan materi kepada petani sesuai dengan yang dibutuhkan misalnya:
tentang cara pemupukan pada tanaman padi.
3. Menggunakan metode dalam penyuluhan pertanian seperti kunjungan
kelompok alasannya agar mudah dalam menyampaikan secara massal atau
jumlah yang banyak.
22
4. Melakukan peninjawan ulang terhadap petani yan gmengalami permasalaha
usaha taninya.
5. Mencari solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi petani dalam usaha
tani yang dilakukannya.
6. Waktu yang digunakan untuk melakukan penyuluhan pertanian pada petani
yaitu pagi hari alasannya agar mudah dikumpulkan para petani dan secara
langsung mempraktekkannya.
2.2.Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Sardiman (2006) motif
merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegaiatan untuk
mencapai tujuan. Olehnya itu, sebagai suatu penggerak maka setiap kegiatan yang
dilakukan seseorang berlandaskan gerak dari individu tersebut. Dan adanya daya
penggerak akan lebih membantu seseorang untuk bangkit dari setiap masalah.
Melalui hal itu, akan mudah dalam melakukan pekerjaannya karena hambatan apa
saja yang diperolehnya mudah dalam menyelesaikan.
Definisi Motivasi adalah perubahan energi dalam diri atau pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan Hamalik, (2002). Dan Sardiman (2006) motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorangyang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dan menurut Mulyasa (2003) motivasi
adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke
arah suatu tujuan tertentu.
23
Dimyati dan Mudjiono (2002) mengutip pendapat Koeswara mengatakan
bahwa seseorang belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu
berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang
terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan
mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar. Jadi dapat disimpulkan
bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri petani yang
menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam
motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan
dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian
tujuan tertentu.
Motivasi dapat diartikan dorongan atau support dari diri seseorang untuk
mencapai maksud atau tujuan tertentu, motivasi berasal dari kata movere yang
artinya menggerakkan. Jadi dapat pula diartikan bahwa motivasi merupakan aspek
yang sangat berperan dalam mengggerakkan perilaku individu saat menjalankan
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Moekijat, (2000).
Motivasi adalah mempelajari penyebab atau alasan yang membuat kita
melakukan apa yang kita lakukan. Menyebabkannya bergerak menuju tujuan, atau
bergerak menjahui situasi yang tidak menyenangkan Wade dan Carol, (2007).
Motivasi juga ada yang mengatakan dari kata motif. Kata motif seringkali
diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan
gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu
driving force, berupa yang menjalankan usaha yang ingin dicapai tujuannya.
24
Menurut Winardi (2004), motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang
ada di dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau
dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar
imbalan moneter dan imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil
kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan
kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
Gray Frederic dan Winardi (2004), motivasi adalah hasil proses-proses
yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menimbulkan
sikap antusias dan persistensi untuk mengikuti arah tindakan-tindakan tertentu.
Tentang motivasi manusia menunjukkan arti penting dari dorongan atau
bawaan kita, khususnya dorongan yang berhubungan dengan seksualitas dan
agresi. Sebaliknya, psikologi sosial lebih mempertimbangkan sederetan kebutuhan
dan keinginan manusia. Psikologi sosial juga menekankan cara dimana situasi dan
hubungan sosial dapat menimbulkan kebutuhan. Taylor, et all, (2007).
Dalam teori hirearki maslow dikutip Reksohadiprojo dan Handoko (2006)
membagi motivasi ada beberapa tingkatan :
1. Kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, papan, seksual, dan lainnya).
2. Kebutuhan fisikologis (rasa aman).
3. Kebutuhan sosiologis (berkelompok atau berorganisasi, bergaul dengan orang
banyak). Dalam kebutuhan sosiologis seperti ini, termasuk dalam sistem
berorganisasi dan menciptakan pergaulan yang sosial terhadap masyarakat
lainnya. Maka suatu tujuan akan mudah didapatkan kedepannya.
25
4. Kebutuhan penghargaan, Kebutuhan-kebutuhan ini dapat diklasifikasikan
dalam dua perangkat tambahan, pertama yakni keinginan akan kekuatan,
prestasi, kecukupan, keunggulan dan kemampuan. Kedua yakni memiliki apa
yang disebut hasrat akan nama baik atau gengsi, prestise, status, dan apresiasi.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, yakni kecenderungan untuk mewujudkan diri
sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Rogers (2005) Motivasi dalam parameter pengukuran status
sosial ekonomi adalah kasta, umur, pendidikan, status perkawinan, aspirasi
pendidikan, partisipasi sosial, hubungan organisasi pembangunan, pemilikan
lahan, pemilikan sarana pertanian serta penghasilan sebelumnya. Jadi motivasi itu
berhubungan dengan karakteristik dalam diri seseorang dalam menjalankan
programnya untuk mencapai kesuksesan yang telah lama dibuatkan perencanaan.
Selain itu motivasi mengandung arti bahwa setelah berperan sebagai penggerak
maka menjadi suatu titik untuk mengukur apa yang telah di gerakkan serta
mengevaluasi dari apa yang dikerjakan.
Motivasi adalah pengakuan atau persepsi yang menggambarkan semangat
atau dorongan dalam diri seseorang untuk bersikap lebih baik atas keinginannya
dalam pencapaian tujuan kerjanya dimana hasilnya berkembang kedepan dan
berkelanjutan secara merata. Frederick Herzberg (2000).
A. Prabu Mangkunegara (2009) berpendapat bahwa Motivasi adalah
kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Marihot Tua Effendi Hariandja (2009) berpendapat bahwa Motivasi adalah
sebagai faktor - faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku seseorang.
26
Wibowo (2010) mengemukakan bahwa Motivasi merupakan dorongan
terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan. Sedangkan
elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur perubahan.
Sondang P. Siagian (2008) mengemukakan bahwa Motivasi adalah daya
pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
menggerakkan kemampuan dalam membentuk keahlian dan keterampilan tenaga
dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Motivasi adalah Keinginan yang terdapat pada seorang individu yang
merangsangnya melakukan tindakan. GR.Terry, yang dikutip oleh Malayu S.P
Hasibuan (2005).
Motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh manajer dalam
memberikan inspirasi, semangat, dan dorongan pada orang lain, dalam hal ini
karyawannya untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu. Liang Gie, yang
dikutip oleh Sadali Samsudin (2006).
Motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Siagian, yang dikutip
oleh Sedarmayanti (2001).
Motivasi kerja menurut Stephen P. Robbin (2006) bahwa Motivasi
merupakan proses yang berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung
upaya individu ke arah pencapaian tujuan.
27
Motivasi kerja menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005) bahwa Motivasi
kerja adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku
manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil kerja yang optimal.
Motivasi kerja menurut Kusnadi (2002) adalah upaya-upaya yang
memunculkan semangat dari dalam orang itu sendiri melalui fasilitas penyediaan
kepuasan. Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang
dikutip tahun (2008) adalah Dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau
tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
2.3.Petani
Petani menurut Slamet (2000), disebut petani apabila memiliki tanah
sendiri, bukan sekedar penggarap maupun penyewa. Berdasarkan hal tersebut,
secara konsep, tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan seorang petani. Poin penting dari konsep di atas bukan hanya terletak
pada soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa alat
produksi tersebut mutlak dimiliki seorang petani. Implikasinya, petani yang tidak
memiliki tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli.Implikasi
politiknya, petani mutlak dan mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya
atas tanah. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep petani asli
memiliki kaitan sosial-budaya-politik. Sadikin M (2001).
Menurut Mosher (2001) petani merupakan orang yang menjalankan
usahatani mempunyai peran yang jamak (multiple roles) yaitu sebagai manajer,
sebagai juru tani dan sebagai kepala keluarga. Sehingga didalamnya mencakup
semua kegiatan dan menjalankan strategi tertentu dalam mencapai tujuan.
28
Petani adalah Seseorang yang bekerja pada pelaksanaan atau
pengoperasian sebuah bidang pertanian, Seseorang yang telah dibayar dan berhak
untuk mengumpulkan dan mempertahankan pendapatan atau keuntungan, dan
Seorang sederhana, dan orang tidak canggih selain itu petani berarti individu yang
menjalankan perannya dilapangan untuk sebagai bukti bahwa rela bekerja demi
kebutuhan hidupnya. Dictionary (2008).
Adiwilaga (2002) menyatakan bahwa petani adalah orang-orang yang
melakukan kegiatan bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak dengan
tujuan untuk memperoleh kehidupan dan kegiatannya.
Samsuddin (2002) petani adalah mereka yang sementara waktu atau tetap
menguasai sebidang tanah pertanian, menguasai suatu cabang usahatani atau
beberapa cabang usahatani dan mengerjakan sendiri maupun dengan tenaga
bayaran. Menguasai sebidang tanah diartikan sebagai penyewa, bagi hasil
penyakap atau pemilik.
2.4.Pembuatan Pupuk Organik Cair
Proses pembuatan pupuk organik cair berlangsung secara anaerob atau
dalam kondisi tidak membutuhkan oksigen dan secara fermentasi tanpa bantuan
sinar matahari. Proses pembuatan pupuk organik cair dengan cara tidak
membutuhkan oksigen sangatlah sederhana apalagi di tambah tidak adanya
bantuan sinar matahari mendukung pembuatan pupuk organik cair. Dengan cara
seperti itu maka pembuatan pupuk organik cair akan mudah terlaksana karena
tidak banyak membutuhkan alat dan bahan.
29
Bahan yang dipersiapkan :
1. Sampah organik basah, rajang, dan padatkan sebanyak 25 kg.
2. Cairan molase sebanyak 500 ml.
3. Air cucian beras, air kelapa, dan air bersih masing – masing sebanyak 1 liter.
Alat yang digunakan :
1. Ember plastik ukuran 20 liter.
2. Karung beras yang terbuat dari serat sintesis.
3. Gayung 1 buah.
4. Sarung tangan 1 buah.
5. Masker kain 1 buah.
6. Tali rafia dan muatan sebanyak 1 buah. Dikutip Musnamar. E1 (2003).
Cara pembuatan pupuk organik cair antara lain :
1. Masukkan sampah organik kedalam karung beras dan tekan sampai padat.
2. Ikat karung beras tersebut dengan tali rafia.
3. Buat larutan media dengan mencampurkan semua bahan selain sampah
organik. Dan masukkan karung beras berisi sampah organik ke dalam larutan.
4. Supaya tidak mengapung, letakkan beban diatas karung beras tadi.
5. Tutuplah ember tersebut yang berisi campuran bahan pupuk organik.
6. Kemudian simpanlah ember tersebut ditempat yang tidak terkena matahari.
7. Setelah dilakukan penyimpanan dan fermentasi selama beberapa hari
selanjutnya angkat karung yang berisi campuran bahan pupuk organik.
8. Bukalah pengikat karung tersebut dan lihat hasil pembuatan pupuk organik
cair dan siap diaplikasikan pada tanaman. Dikutip Musnamar, E.I (2003).
30
Cara lain pembuatan pupuk organik cair dengan pemamfaatan kotoran
ternak bio urine sapi, antara lain dengan penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai ataupun secara lengkap terutama pada, Bahan : urine sapi 18 liter dan
starbio 2 ons Alat : ember untuk mencampur bahan, jerigen untuk memfermentasi
hasil pencampuran bahan, aerator dan selangnya sebagai aerasi, corong untuk
memasukkan bahan ke dalam jerigen. Setelah semua bahan tercampur dalam
tempat penampungan maka terlebih dahulu diaduk secara merata. Dan berikutnya
dengan menutup rapat tempat penampungan bahan pupuk organik cair.
Cara membuat pupuk organik secara sederhana :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengambil urine yang bersih atau bila perlu disaring terlebih dahulu.
3. Mencampur urine sebanyak 18 liter dengan starbio 2 ons.
4. Memasukkan campuran urine dan starbio ke dalam jerigen.
5. Memasang aerator atau airpump yang dihubungkan dengan selang, posisi
selang bagian ujung di dalam jerigen.
6. Aerator dibiarkan hidup selama 24 jam.
7. Difermentasikan selama 21 hari. Dikutip oleh Setyo Purwendro (2010).
Cara lain Membuat Pupuk Cair Organik. Bahan dan Alat yang
dipersiapkan antara lain :
1. 1 liter bakteri EM4 hasil pengembangbiakan.
2. 5 kg hijau-hijauan atau daun-daun segar bukan sisa dan jangan menggunakan
daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba,
dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya.
31
3. 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya.
4. 1 g gula pasir merah atau tetes tebu dan dicairkan dengan air.
5. 30 kg kotoran hewan, ditambah air secukupnya dan ditampung dalam ember.
Dari bahan diatas, yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan pupuk
organik cair diutamakan bio urine sapi, sampah pertanian, dan EM4. Sehingga
dalam pembuatan tersebut lebih menyatu dengan baik. Apabila hal itu sudah
lengkap maka lebih mempermudah pembuatan pupuk organik cair. Serta adanya
kegiatan tersebut petani menjadi lebih semangat untuk mengolah pertaniannya.
Cara Pembuatan sebagai berikut :
Kotoran hewan dan daun-daun hijau terlebih dahulu dimasukkan ke dalam ember.
Selanjutnya cairan atau larutan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup
rapat. Setelah 8 - 10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat
dibuka. Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih untuk disimpan atau
digunakan. Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, dan sisakan sekitar 1
sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama
ataupun seimbang. Maspary (2010).
2.5.Pupuk Organik Cair
Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari
alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk
organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal
dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya
lebih dari satu unsur. Anonim, (2008).
32
Menurut Pranata, (2004) pupuk organik merupakan salah satu bahan yang
sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam
arti produk pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang
berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman dikonsumsi.
Pupuk ini merupakan jenis pupuk yang berbentuk cair yang mudah sekali
larut pada tanah dan membawa kegunaan untuk kesuburan tanah, dapat
memberikan pengaruh pada tanaman. Anonim, (2010).
Pupuk Organik Cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan
terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat,sebab itu tadi pupuk ini 100
persen larut dan merata. Selain itu juga Pupuk Organik Cair ini mempunyai
kelebihan dapat secara cepat mengatasi Defesiensi Hara dan tidak bermasalah
dalam pencucian Hara juga mampu menyediakan hara secara cepat dan baik.
Anonim, (2010).
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar
di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau
disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro
esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe,Mn, dan bahan organik). Pupuk
organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga
membantu meningkatkan produksi tanaman, mengurangi penggunaan pupuk
anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang. dari komposisi pupuk
organik yang banyak maka akan menambah lebih banyak kesuburan didalam
tanah dan tanaman. Anonim, (2010).
33
Adapun kelebihan dan mamfaat dari penggunaan pupuk organik cair
dengan membantu perkembangan dan pertumbuhan tanaman secara cepat. Serta
tanaman lebih menonjolkan karakteristiknya yakni pada daun dan yang lainnya
adalah sebagai berikut.
1. Dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan
pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan
kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara.
2. Dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kuat,
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, dan pengaruh cuaca.
3. Merangsang pertumbuhan cabang produksi.
4. Meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah.
5. Mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah.
Selain memiliki kelebihan, Pupuk Organik Cair atau POC juga memiliki
kelemahan, yaitu Anonim, (2010) :
1. Viabilitas (daya hidup) mikroorganisme yang dikandungnya sangat rendah.
2. Populasi mikroorganisme kecil (< 106 cfu/mL), bahkan cenderung tidak ada
atau mati seiring dengan waktu.
3. Nutrisi yang terkandung sedikit. Umumnya nutrisi yang ada berupa tambahan
bahan kimia seperti pupuk NPK dan Urea.
4. Mikroorganisme di dalamnya sangat mudah berkurang bahkan mati.
5. Tingkat kontaminasi sangat tinggi.
6. Seringkali menghasilkan gas (kemasan rusak) dan bau tidak sedap (busuk).
7. Tidak tahan lama atau kurang dari setahun.
34
Menurut Suriadikarta (2006) menyatakan bahwa pemberian pupuk organik
cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap
tanaman.Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman
yang lebih baik dari pada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk
yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan
semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk
daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara semakin tinggi.
Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan
mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman Oleh karena itu,
pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti maupun petani dan
hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di lapangan Wahyudi, (2013).
Pupuk organik cair adalah pupuk yang terbuat dari beberapa kumpulan
sampah atau limbah pertanian dan peternakan pada umumnya yang ada dalam
lingkungan sekitar. Kemudian proses pembuatan pupuk tersebut cukup sederhana
karena alat dan bahannya sangat tradisional. Dilihat dari segi mamfaat pupuk yang
demikian sangatlah menonjol utamanya tanaman menjadi subur secara alami dan
tanah kembali pada keadaan organik. Dikutip oleh Nurhidayat (2009).
2.6.Kerangka Pemikiran
Untuk mengetahui tentang peran penyuluh terhadap motivasi petani dalam
membuat pupuk organik cair perlu diketahui lebih dahulu karakteristik responden
yang mempunyai keterkaitan masalah tersebut antara lain, karakteristik
berdasarkan umur, jumlah tanggungan keluarga, dan pengalamannya.
35
Pada dasarnya pembangunan merupakan upaya melakukan perubahan dan
pembaharuan yang dilakukan oleh suatu masyarakat menuju kondisi yang lebih
baik, pembangunan pertanian merupakan salah satu pembangunan tersebut.
Pembangunan pertanian bukan hanya meningkatkan aspek ekonomi saja, tetapi
harus dibarengi dengan pembangunan aspek manusia.
Motivasi petani dalam membuat pupuk organik cair adalah sebuah langkah
awal dalam melatih, dan mendidik masyarakat petani khususnya dari sekarang
hingga kedepannya. Kemudian selalu terbiasa untuk memamfaatkan sampah
pertanian dan peternakan yang ada disekitar lingkungan tempat tinggalnya.
Pengolahan limbah peternakan dan pertanian menjadi pupuk organik cair
merupakan proses pendidikan non formal bagi petani agar memiliki kualitas yang
mampu menemukan hal baru dalam dunia pertanian kedepannya. Serta melalui
konsep ini maka dapat menghasilkan SDM petani dengan kualitas yang
mencerminkan sebagai masyarakat penuh pengetahuan, masyarakat teknologi
terbuka, transparan, dan madani.
Motivasi petani begitu perlu dilakukan apa lagi sekarang ini, dunia
semakin berubah dengan tampilan teknologi yang banyak sehingga perlu strategi
awal untuk tidak terlalu terpengaruh lebih dalam hal tersebut. Tidak hanya itu,
melainkan melalui metode seperti ini sangat begitu penting untuk pembangunan
pertanian kedepannya.
Dalam rangka percepatan pembangunan pertanian tidak terlepas dari pihak
pendukung antara lain adanya kontak kerjasama baik penyuluh pertanian dengan
petani atau meliputi petani yang satu dengan petani lainnnya. Berikutnya kegiatan
36
pengolahan limbah pertanian dan peternakan menjadi pupuk organik cair adalah
aspek bagaimana memamfaatkan potensi daerah yang begitu banyak untuk
menjadikan sebagai nilai yang menghasilkan pendapatan daerah dan pendapatan
masyarakat petani pada umumnya. Selanjutnya melalui usaha tersebut diharapkan
berkembang dalam mencapai skala ekonomis sosial.
Semua kegiatan tersebut, akan menimbulkan efek yang besar terutama
dalam segi keterampilan dan pengetahuan terhadap masyarakat semakin
bertambah secara signifikan. Olehnya itu, faktor penentu kebijakan pertanian
dalam hal ini pemerintah setempat dan kalangan masyarakat lainnya memberikan
dukungan besar dan bantuannya berupa materi ataupun segi modal untuk terus
melanjutkan kegiatan pengolahan limbah pertanian dan peternakan ke arah yang
penuh berkembangan secara cepat.
Dengan adanya agenda pembuatan pupuk organik cair masyarakat petani
tidak selamanya terfokus pada bahan kimia dan lebih terarah kepada pemakaian
pupuk organik cair pada tanaman yang dikelolahnya. Apalagi sekarang ini begitu
banyak pengetahuan pendidikan yang tinggi dan teknologi pendidikan menyebar
secara merata bahkan secara bebas berkembang dilingkungan petani.
Selain faktor tersebut, dapat memberi dukungan secara nyata pada petani
untuk menggunakan pengalamannya dengan cara bekerja secara intelektual dan
penuh dengan keterampilan yang teknologi sehingga keduanya menjadi seimbang
dalam mengatur kerja secara sederhana dalam pembuatan pupuk organik cair yang
memang sangat dibutuhkan bagi tanaman.
37
Perkembangan pembuatan pupuk organik saat sekarang ini semakin
didukung oleh faktor teknologi dan pendidikan karena kedua aspek tersebut
sebagai titik acuan yang diterapkan petani untuk memiliki motivasi dalam
pembuatan pupuk organik cair. Berikutnya petani akan lebih terbiasa dalam
melatih kemampuan baik daya pikir atau keterampilan petani untuk membuat hal
baru dalam dunia pertanian dengan menciptakan produk pertanian berupa pupuk
yang memiliki kandungan yang alami dan saat diberikan perlakuan pada tanaman
hasilnya sangat baik. Olehnya itu, diharapkan agar strategi semacam ini petani
lebih semangat dan bekerja keras dalam memperkenalkan pembuatan pupuk
organik cair pada masyarakat lainnya.
Pembuatan pupuk organik cair dilakukan oleh petani karena merupakan
langkah awal dalam menghadapi persaingan teknologi pertanian serta
merencanakan strategi akan adanya peralihan penggunaan pupuk dari bahan kimia
kebahan organik. Tidak hanya itu, melainkan adanya pembuatan pupuk organik
cair maka petani tidak lagi membutuhkan pupuk kimia yang mungkin berbahaya
baik untuk tanah maupun bagi tanaman.
Pembuatan pupuk organik cair sangat membutuhkan peran pengetahuan
dan keterampilan karena petani tidak akan mampu membuat pupuk organik cair
kalau hanya pengalaman yang diharapkan. Akan tetapi perlu adanya pengetahuan
teori yang mendukung untuk dijadikan bahan ilmu untuk melakukan pembuatan
pupuk organik cair dan tidak hanya itu, keterampilan sangat berperan karena
merupakan faktor utama dalam menjalankan kegiatan pembuatan pupuk organik
cair yang hasilnya sangat baik jika dikerjakan dengan menggunakan hal tersebut.
38
Gambar 1 : Kerangka Pikir Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani Dalam
Pembuatan Pupuk Organik Cair Di Desa Lompo Tengah Kecamatan
Tanete Riaja Kabupaten Barru.
Penyuluh Kegiatan Penyuluh Pertanian
Mengadakan sosialisasi
Memberikan bantuan sosial
Petani
Peran penyuluh petanian
Fasilitator
Pendidik
Teknikal
Motivasi
Pembuatan Pupuk Organik Cair
ooooorOrganik
39
III. METODE PENELITIAN
3.1.Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja
Kabupaten Barru dengan pertimbangan bahwa ditempat tersebut memiliki banyak
potensi daerah pertanian termasuk pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk
organik cair untuk kebutuhan tanaman. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai
bulan April - Mei 2015.
3.2.Tehnik Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang ada di Dusun Woronnge
Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Tehnik penentuan
sampel dilakukan dengan cara sensus, pengambilan sampel dengan cara sensus
adalah mengambil secara keseluruhan petani, hal itu dipengaruhi atas hasil survei
dilapangan memang petani di Dusun tersebut sebanyak 30 orang akan tetapi
pengambilan sampel hanya sebanyak 15 orang faktornya karena yang jumlah 15
orang lainnya tidak terlalu antusias dan produktif dalam melakukan pembuatan
pupuk organik cair yang berbahan dasar dari limbah peternakan dan pertanian.
Berikutnya yang dijadikan sampel penelitian dengan jumlah 15 orang tersebut,
akan dilakukan kegiatan metode sensus (data censused). diambil dalam hal ini
secara keseluruhan atau disebut dengan istilah (tehnik full sample). Jadi penentuan
sampel yang dilakukan adalah dengan cara sensus.
40
3.3.Jenis Dan Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer yaitu, data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara
setiap petani.
2. Data sekunder yaitu, data yang diperoleh dari kantor desa dan instansi-instansi
dan lembaga yang terkait dalam penelitian ini.
3.4.Tehnik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, pengumpulan data dalam mengungkapkan
permasalahan yang dianggap praktis yakni :
1. Pengamatan (observasi)
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan
yang bertujuan untuk menjaring perilaku individu yang terjadi dalam kenyataan
sebenarnya. Kegiatan yang dilakukan dalam observasi ini adalah mengamati
kondisi ataupun keadaan yang menjadi objek penelitian dan mengamati kegiatan
yang dilakukan petani dalam membuat pupuk organik cair.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara dilakukan pada sampel yang dipilih dan dianggap dapat
memberikan informasi tentang masalah penelitian. Wawancara dapat dilakukan
secara spontan, seperti dalam pembicaraan sehari - hari tetapi terfokus pada
masalah penelitian. Dan wawancara dikatakan sebagai kegiatan yang dilakukan
dalam mencari hal yang lebih pasti.
3. Dokumentasi (documentation)
41
Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengambil data-
data dari catatan, dokumentasi, yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam
hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari
lembaga yang diteliti. Kegiatan dokumentasi melibatkan kegiatan pengumpulan,
pemeriksaan, dan pemilihan dokumen sesuai dengan kebutuhan dokumentasi
peneliti dilapangan.
3.5. Analisis Data
Data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi
dengan cara deskriptik kualitatif. Adapun tahap yang ditempuh adalah seluruh
data yang diperoleh kemudian dirangkum serta mencari hubungan dengan yang
lain agar tergambar suatu bentuk Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani
Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair Di Desa Lompo Tengah Kecamatan
Tanete Riaja Kabupaten Barru.
Terkait analisis data diatas, maka ada hal lain yang lebih penting dibahas
mengenai data kuesioner didalam penelitian yakni menggunakan sistem skoring
didalamnya terdapat aturan penillaian pada responden yang dijadikan sampel
peneitian kemudian data tersebut diperoleh dengan mengajukan pertanyaan pada
responden dan diberi simbol berupa pilihan jawaban (a),(b),dan (c) serta masing-
masing diberi skor 3,2 dan 1.
Kelas kategori : nilai tertinggi- nilai terendah (Sugiyono,2005)
Jumlah kelas
Jawaban responden masing-masing variabel dapat diklasifikasikan antara
42
lain sebagai berikut.
1. Skor untuk kategori tinggi : 2,34 – 3,00
2. Skor untuk kategori sedang : 1,67 – 2,33
3. Skor untuk kategori rendah : 1,00 – 1,66
3.6.Definisi Operasional
1. Peran Penyuluh adalah sebuah status atau kerja, yang dijalankan seseorang
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yang diberikan kepada petani dan
untuk penyuluh sendiri.
2. Motivasi petani adalah dorongan atau inspirasi, bagi seseorang didalam
mengupayakan pekerjaannya agar berjalan dengan baik tanpa ada hambatan.
Dengan adanya motivasi ada upaya memperbaiki kehidupan.
3. Pembuatan pupuk organik cair adalah sebuah cara pengolahan limbah
peternakan dan pertanian yang begitu sederhana. Kemudian dijadikan pupuk
yang alami karena bahannya sendiri ada di lingkungan sekitar seperti : kotoran
ternak padat atau cair, dedaunan, bakteri EM4.
4. Pupuk organik cair adalah pupuk yang terbuat dari kumpulan kotoran ternak,
dedaunan, dan bakteri EM4. Serta memiliki mamfaat yang dapat
mengembalikan struktur tanah menjadi subur. Tidak hanya itu, melainkan
pupuk organik cair sendiri lebih membantu percepatan perkembangan
tanaman utamanya dari perubahan warna daun.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
43
4.1.Keadaan Demografi
Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru adalah
salah satu Desa dari 54 Desa dan Kelurahan dalam wilayah Kabupaten Barru,
yang dibelah jalur Trans Sulawesi Poros Pekkae – Soppeng, terdiri atas 5 Dusun
yang dibagi dalam 19 RT, dan luas wilayah Desa Lompo Tengah 429,8 Hektar.
Tabel 1. Luas Desa Lompo Tengah
No Dusun Banyaknya RT Luas
1.
2.
3.
4.
5.
Ele
Botto – botto
Lisu
Botto lampe
Alakkange
3
3
5
6
2
90,2 Ha
70,1 Ha
110,2 Ha
120,2 Ha
39,1 Ha
Jumlah 19 429,8 Ha
Sumber: Data Sekunder 2014
Berdasarkan Tabel 1, Maka dapat diketahui luas Desa Lompo Tengah
secara keseluruhan adalah 429,8 Ha dan jumlah RT adalah 19 orang. Dan untuk
luas Dusun serta banyaknya RT dalam setiap Dusun , yakni Ele 3 RT dengan luas
90,2 Ha. Dusun Botto-botto 3 RT dengan luas 70,1 Ha. Dusun Lisu 5 RT dengan
luas 110,2 Ha. Dusun Bottolampe 6 RT dengan luas 120,2 Ha. Dusun Alakkannge
2 RT dengan luas 39,1 Ha.
Desa Lompo tengah berada pada ketinggian tanah dari permukaan laut
adalah berkisar 1.500 m dengan curah hujan rata – rata 2.000 mm pertahun dan
suhu udara rata – rata 22’C – 28’C, dan dikategorikan sebagai suatu daerah
beriklim tropis ( sedang ). Berikut ini batas – batas desa.
- Sebelah Utara : Desa Lempang
44
- Sebelah Timur : Desa Kading
- Sebelah Selatan : Desa pao - pao
- Sebelah Barat : Desa Lempang
Bila dilihat dari lokasinya, maka orbitasi ( jarak dari pusat - pusat
pemerintahan sebagai berikut ) :
- Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 8.00 Km
- Jarak dari ibu kota kabupaten adalah 12.00 Km
- Jarak dari ibu kota provinsi adalah 100 Km
4.2.Keadaan Sosial
Jumlah penduduk Desa Lompo Tengah seluruhnya adalah 3.825 jiwa yang
tersebar di 5 Dusun dengan jumlah kepala keluarga (KK) adalah 792 jiwa dengan
kepadatan penduduk 1155 / 1 km². Berarti dalam hal ini jumlah penduduk sangat
banyak dan dapat membantu percepatan perbaikan keadaan sosial yang
dibutuhkan masyarakat dalam kehidupannya. Berikut ini tabelnya.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Lompo Tengah
No
Dusun
Jumlah Penduduk Jumlah
KK Pria Perempuan
1.
2.
3.
4.
5.
Ele
Botto – Botto
Lisu
Botto Lampe
Alakkange
193
91
225
151
132
457
278
666
424
374
327
202
530
304
263
784
480
1196
728
637
Jumlah 792 1407 1626 3825
Sumber: Data Sekunder 2014
Berdasarkan Tabel 2, maka dapat diketahui jumlah penduduk Desa Lompo
Tengah secara keseluruhan adalah 3825 orang. Jumlah KK, Pria, dan Perempuan
45
untuk setiap Dusun yakni, Ele dengan KK 193, Pria 457, dan Perempuan 327
jumlahnya 784 orang. Dusun Botto-botto dengan KK 91, Pria 278, dan
Perempuan 202 jumlahnya 480 orang. Dusun Lisu dengan KK 225, Pria 666, dan
Perempuan 530 jumlahya 1196 orang. Dusun Botto lampe dengan KK 151, Pria
424, Perempuan 304 jumlahnya 728 orang. Dusun Alakkange dengan KK 132,
Pria 374, Perempuan 263 dan jumlahnya 637 orang.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
Penduduk
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pendidikan Tinggi
Akademi sederajat
SMA / SLTA
SMP / SLTP
Sekolah Dasar ( Tamat )
Sekolah Dasar ( Tidak Tamat )
Usia 7 – 45 Tahun Tidak sekolah
Belum sekolah
427
110
430
710
620
970
430
119
Jumlah 3825
Sumber: Data sekunder 2014
Berdasarkan Tabel 3, Maka dapat diketahuijumlah penduduk dengan
tingkat pendidikan yakni pendidikan tinggi 427 orang, Akademi sederajat 110
orang SMA/SLTA 430 orang, SMP/SLTP 710 orang. SD(tamat) 620 orang.
SD(tidak tamat) 970 orang. Usia 7 – 45 tahun tidak sekolah 430 orang. Belum
sekolah 119 orang. Dan jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan secara
keseluruhan yakni 3825 orang.
4.3.Keadaan Ekonomi
46
Desa Lompo Tengah Sebagai Wilayah Agraris yang mayoritas wilayahnya
terdiri dari hamparan areal Persawahan, dimana luas sawah kurang lebih 248
persawahan, areal perkebunan, hektar, atau 50% Wilayah Desa Lopmpo Tengah
adalah areal dimana luas wilayah perkebunan kurang lebih 160,17 Hektar, atau
35% Wilayah Lompo Tengah adalah area perkebunan dan wilayah Desa Lompo
Tengah terletak pada daerah pengunungan dimana panjang pegunungan atau bukit
kurang lebih 5 kilometer. Namun demikian penduduk yang bekerja di sektor lain
misalnya sebagai buruh, tukang, pegawai Negeri/ Sipil/Swasta, dan pengrajin.
Untuk lebih mengetahui secara lebih lanjut, maka keadaan ekonomi bagi
penduduk Desa Lompo Tengah sudah sangat jelas karena didukung adanya
sumber daya alam yang banyak sehingga perlu pengelolaan yang efektif dalam
mengembangkan peningkatan potensi tersebut sehinnga pendapatan masyarakat
menjadi menentu.
Tabel 4. Jumlah Kelompok Tenaga Kerja di Desa Lompo Tengah
No Mata pengcaharian Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pegawai Negeri
Abri
Polri
Buruh/ Tukang/Montir
Pedagang
Petani
Penjahit
Sopir
Pengrajin
230
3
5
36
52
384
5
7
21
Jumlah 743
Sumber: Data Sekunder 2014
Berdasarkan Tabel 4, jumlah kelompok tenaga kerja secara keseluruhan
yakni 743 orang dengan pekerjaan yakni Pegawai Negeri 230 orang, Abri 3 orang
47
Polri 5 orang, Buruh atau Tukang 52 orang, Pedagang 52 orang, petani 384 orang,
penjahit 5 orang, sopir 7 orang, dan pengrajin 21 orang.
4.4.Sarana dan Prasarana
Tabel 5. Sarana dan Prasarana di Desa Lompo Tengah
No Sarana dan Prasarana Jumlah / Volume Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sawah
Penggilingan Padi
Hand Traktor
Hand Sprayer
Cangkul
Mesin Pemotong Padi
Pompa Air
248 Ha
150 Unit
56 Unit
75 Buah
100 Buah
26 Unit
65 Buah
Ekonomi
Sarana dan prasarana
Ekonomi
Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana
Sumber: Data Sekunder,2014
Berdasarkan Tabel 5, maka dapat diketahui jumlah jenis potensi khusus
sangat banyak yakni Sawah 248, Penggilingan Padi 792 Unit, Hand Tractor 56
Unit, Hand Sprayer 75 Unit, Cangkul 100 Buah, Mesin Pemotong Padi 26 Buah
dan Pompa Air 65 Buah.
4.5.Kelembagaan
Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru
mempunyai 1 orang penyuluh pendamping lapangan (PPL) dan 16 kelompok tani
dimana setiap kelompok tani jumlah anggotanya 25 orang dan tergabung dalam 1
lembaga atau organisasi yang sangat penting yakni gabungan kelompok tani di
Desa Lompo Tengah (Gapoktan).
V.HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Identitas Responden
48
Identitas responden menggambarkan suatu kondisi atau keadaan serta
status dari responden tersebut. Identitas responden dapat memberikan informasi
tentang keadaan kegiatan petani dalam pembuatan pupuk organik cair, terutama
berhubungan dengan peran penyuluh terhadap motivasi petani dalam pembuatan
pupuk organik cair. Informasi - informasi mengenai identitas responden sangat
penting untuk diketahui karena merupakan salah satu hal yang dapat
memperlancar proses penelitian. penentuan interval kelas dan kategori kelas
dalam penelitian responden menggunakan rumus interval kelas. Suharyadi (2004).
Berikut ini identitas responden yang berhasil dikumpulkan di lapangan.
5.1.1.Umur Petani Responden
Responden yang diamati dalam penelitian ini adalah Petani yang ada di
Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Berikut umur
responden petani dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden Petani Berdasarkan Tingkat Umur,di
Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. 2015
No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
30 – 35
36 – 41
42 – 47
48 – 53
2
6
4
3
13,00
40,00
27,00
20,00
Jumlah 15 100,00
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2015.
Tabel 6 menunjukkan bahwa umur responden 30 - 35 tahun sebanyak 2
orang dengan persentase 13,00% hal ini diperoleh dari 15 responden hanya 2
orang yang memiliki umur 30 - 35 tahun. Umur 36 - 41 tahun sebanyak 6 orang
49
dengan persentase 40,00% hal ini diperoleh karena dari 15 responden hanya 6
orang yang memiliki umur 36 - 41 tahun. Umur 42 - 47 tahun sebanyak 4 orang
dengan persentase 27,00% hal ini diperoleh dari 15 responden hanya 4 orang yang
memiliki umur 42 - 47 tahun. Dan umur 48 - 53 tahun sebanyak 4 orang dengan
persentase 20,00% hal ini diperoleh dari 15 responden hanya 3 orang yang
memiliki umur 48 - 53 tahun. Jadi persentase yang paling tinggi adalah umur
responden 36 - 41 tahun dengan persentase 40,00% hal ini diperoleh dari 15
responden hanya 6 orang yang memiliki umur 36 - 41 tahun. Dan persentase yang
paling rendah umur responden 30 - 35 tahun dengan persentase 15,00%. Dari
penjelasan Tabel 6, umur 30 - 35 tahun masih kurang berpartisipasi dalam
melakukan pembuatan pupuk organik cair. Umur 36 - 41 tahun sangat antusias
dalam pelaksanaan pembuatan pupuk organik cair. Sedangkan umur 42 - 47 tahun
sangat mendukung pelaksanaan pembuatan pupuk organik cair. Umur 48 – 53
tahun cukup mempunyai motivasi dalam pembuatan pupuk organik cair.
Purwanto, S.K (2004).
5.1.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan petani responden terbagi atas tiga, yaitu SD, SMP, dan
SMA/MA.Karakteristik tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 7
berikut ini.
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden petani di Desa Lompo Tengah
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. 2015
No Tingkat Pendidikan Jumlah Reponden
(Orang)
Persentase
(%)
50
1.
2.
3.
SD
SMP
SMA/MA
6
5
4
40,00
33,00
27,00
Jumlah 15 100,00
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2015.
Tabel 7 menunjukkan bahwa petani responden yang memiliki pendidikan
SD sebanyak 6 orang dengan persentase 40,00% hal ini diperoleh dari 15
responden hanya 6 orang dengan pendidikan SD. Pendidikan SMP sebanyak 5
orang dengan persentase 33,00% hal ini diperoleh dari 15 responden hanya 5
orang dengan pendidikan SMP. Pendidikan SMA/MA sebanyak 4 orang dengan
persentase 27,00% hal ini diperoleh dari 15 responden hanya 4 orang dengan
pendidikan SMA/MA. Jadi persentase yang paling tinggi adalah pendidikan SD
sebanyak 6 orang dengan 40,00% hal ini diperoleh dari 15 responden hanya 6
orang dengan pendidikan SD dan persentase yang paling rendah adalah
pendidikan SMA/MA sebanyak 4 orang dengan persentase 27,00% hal ini
diperoleh dari 15 responden hanya 4 orang dengan pendidikan SMA/MA. Dari
penjelasan Tabel 7, tingkat pendidikan SD cukup banyak dan sangat antusias
dalam mendukung pembuatan pupuk organik cair, untuk pendidikan SMP cukup
berperanterhadap motivasi pembuatan pupuk organik cair. Dan tingkat pendidikan
SMA/MA tidak banyak akan tetapi pengetahuan yang dimilikinya sangat
berpeluang dalam memberi motivasi terhadap petani dalam pembuatan pupuk
organiik cair. Purwanto,S.K (2004).
Tabel 8. Luas Lahan Responden Petani di Desa Lompo Tengah
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. 2015
No Luas Lahan
(Ha)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase (%)
51
1.
2.
3.
4.
0,20 – 0,40
0,41 – 0,61
0,62 – 0,82
0,83 – 1,03
3
4
2
6
20,00
27,00
13,00
40,00
Jumlah 15 100.00
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2015
Tabel 8 menunjukkan bahwa petani yang memiliki luas lahan 0,20 - 0,40
Ha sebanyak 3 Orang dengan persentase 20,00% hal ini diperoleh dari 15
responden hanya 3 orang yang memiliki luas lahan 0,20 - 0,40. Luas lahan 0,41 -
0,61 Ha sebanyak 4 Orang dengan persentase 27,00% hal ini diperoleh dari 15
responden hanya 4 orang yang memiliki luas lahan 0,41 - 0,61 Ha. Luas lahan
0,62 - 0,82 Ha sebanyak 2 Orang dengan persentase 13,00% hal ini diperoleh dari
15 orang hanya 2 orang yang memiliki luas lahan 0,41 - 0,61 Ha umur ,83 - 1,03
Ha sebanyak 6 orang dengan persentase 40,00%. Jadi persentase yang paling
tinggi adalah 0,83 - 1,03 Ha sebanyak 6 orang dengan persentase 40,00% hal ini
diperoleh dari 15 responden hanya 6 orang yang memiliki luas lahan 0,83 - 1,03
Ha. Dan Persentase yang paling rendah adalah 0,62 - 0,82 Ha sebanyak 2 orang
dengan persentase 13,00% hal ini diperoleh dari 15 responden hanya 2 orang yang
memiliki luas lahan 0,62 - 0,82. Dari penjelasan Tabel 8, luas lahan responden
petani 0,20 - 0,40 Ha dan 0,41 - 0,61 cukup banyak untuk dijadikan lahan pupuk
organik. Dan luas lahan 0,62 - 0,82 Ha tidak banyak untuk dijadikan sebagai lahan
pupuk organik. Luas lahan 0,83 – 1,03 Ha yang paling banyak dijadikan sistem
lahan perlakuan organik. Purwanto,S.K (2004).
Tabel 9. Identitas Responden Petani Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga,
di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. 2015
No Jumlah Tanggungan
Keluarga (Orang)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase (%)
52
1.
2.
3.
1 – 2
3 – 4
5 – 6
6
5
4
40,00
33,00
27,00
Jumlah 15 100,00
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2015
Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga terbagi 3 yaitu,
jumlah responden yang memiliki tanggungan keluarga sebanyak 1 - 2 orang
adalah 6 orang dengan persentase 40,00% hal ini diperoleh dari 15 responden
hanya 6 orang yang memiliki jumlah tanggungan keluarga 1 - 2 orang. Jumlah
responden yang memiliki tanggungan keluarga 3 - 4 sebanyak 5 orang dengan
persentase 33,00% hal ini diperoleh dari 15 responden hanya 5 orang yang
memiliki tanggungan keluarga 3 - 4 orang. Dan jumlah tanggungan keluarga 5 - 6
sebanyak 4 orang dengan persentase 27,00% hal ini diperoleh dari 15 responden
hanya 4 orang yang memiliki tanggungan keluarga 5 - 6. Jadi jumlah tanggungan
keluarga paling banyak adalah 1 - 2 orang yaitu 6 orang dengan persentase
40,00%. Dan jumlah tanggungan keluarga paling sedikit adalah 3 - 4 orang
dengan persentase 27,00%. Dari penjelasan Tabel 16, jumlah tanggungan keluarga
1 - 2 sangat banyak dalam memberikan nafkah bagi keluarganya dari hasil
pertanian sistem perlakuan organik. Dan jumlah tanggungan keluarga 3 - 4 cukup
banyak dalam memberikan kebutuhan pokok bagi keluarganya dari hasil pertanian
sistem organik. Jumlah tanggungan kelurga 5 - 6 sedikit dalam memenuhi
kebutuhan keluarganya dari hasil pertanian sistem organik. Purwanto,S.K (2004).
Tabel 10. Identitas Responden Petani Berdasarkan Pengalaman Pembuatan Pupuk
Organik cair di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja
Kabupaten Barru. 2015
53
No Pengalaman Pembuatan
Pupuk Organik Cair
(Tahun)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
2 – 3
4 – 5
6 – 7
8 – 9
2
6
3
4
50,00
40,00
20,00
25,00
Jumlah 15 100,00
Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2015
Tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah Pengalaman pembuatan pupuk
organik cair terbagi 4 yaitu, jumlah responden yang memiliki pengalaman 2 - 3
tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 15,00% hal ini diperoleh dari 15
responden hanya 2 orang yang memiliki pengalaman 2 - 3 tahun. Jumlah
responden yang memilki pengalaman 4 - 5 tahun sebanyak 6 orang dengan
persentase 30,00%, hal ini diperoleh dari 15 responden hanya 6 orang yang
memiliki pengalaman 4 - 5 tahun. Jumlah responden yang memiliki pengalaman
6 - 7 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase 20,00% hal ini diperoleh dari 15
responden hanya 3 orang yang memiliki pengalaman 6 - 7 tahun. Dan pengalaman
8 - 9 sebanyak 4 orang dengan persentase 25,00% hal ini diperoleh dari 15
responden hanya 4 orang yang memiliki pengalaman 8 - 9 tahun. Jadi persentase
yang paling tinggi adalah pengalaman petani 4 - 5 tahun sebanyak 6 orang dengan
persentase 40,00% hal ini diperoleh dari 15 responden hanya 6 orang yang
memiliki pengalaman 4 - 5 tahun. Dan persentase yang paling rendah adalah
pengalaman petani 2 - 3 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 15,00% hal ini
diperoleh dari 15 responden hanya 2 orang yang memiliki pengalaman 2 - 3 tahun.
Dari penjelasan Tabel 10, pengalaman petani pada pembuatan pupuk organik cair
2 - 3 tahun masih kurang pada motivasi pembuatan pupuk organik cair, untuk 4 -
54
5 tahun sangat banyak terhadap motivasi pembuatan pupuk organik cair. Dan 6 - 7
tahun cukup banyak terhadap motivasi pembuatan pupuk organik cair, 8 - 9 tahun
cukup berpeluang. Purwanto,S.K (2004).
5.2.Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani Dalam Pembuatan Pupuk
Organik Cair
Peran penyuluh terhadap motivasi petani dalam pembuatan pupuk organik
cair yakni sebagai fasilitator, pendidik, dan teknikal Menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) yang dikutip tahun 2000. Serta yang memberikan motivasi bagi
petani oleh aspek pengetahuan yang didapatkan dari penyuluh atau melakukan
pendidikan dan pelatihan. Kemudian untuk pembuatan pupuk organik
menggunakan bahan alami yang ada disekitar lingkungan masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya hasil dari pembuatan tersebut diaplikasikan pada tanaman yang
dikelolah agar semakin subur perkembangannya mulai dari akar, daun, batang,
bunga dan buah.
Tabel 11. Jumlah dan Persentase Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani
Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair Di Desa Lompo Tengah
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. 2015
No Uraian Nilai Kategori
1.
2.
3.
Peran penyuluh sebagai fasilitator.
Peran penyuluh sebagai pendidik.
Peran penyuluh sebagai teknikal.
1,93
2,06
1,73
Sedang
Sedang
Sedang
Jumlah
Rata-Rata
5,72
1,90
Tinggi
Sedang
Sumber :Data Primer setelah diolah,2015
Tabel 11 menunjukkan bahwasanya peran penyuluh sebagai fasilitator
adalah 1,93 berada dalam kategori sedang, hal ini diperoleh dari 15 responden
mengatakan bahwa masih kurangnya sarana dan prasarana yang diberikan
55
penyuluh kepada petani termasuk bahan penetralisir bakteri pada pembuatan
pupuk organik cair, dan peran penyuluh sebagai pendidik adalah 2,06 berada
dalam kategori tinggi, hal ini diperoleh dari 15 responden mengatakan bahwa
penyuluh sudah mampu memberikan banyak pendidikan pada petani mulai
budidaya sistem organik, pembuatan pupuk organik, dan penggunaan pupuk
organik pada tanaman.
Untuk peran penyuluh sebagai teknikal adalah 1,73 dalam kategori rendah,
hal ini diperoleh dari 15 responden mengatakan bahwa penyuluh masih kurang
penerapan praktek atau tehnik pembuatan pupuk organik cair yang perlu diberikan
pada petani. Olehnya itu, kedepannya penyuluh harus lebih meningkatkan peran
sebagai fasilitator, pendidik, dan teknikal.
5.2.Motivasi Petani Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair
Teori dari Vroom (2004) tentang cognitive theory of motivation
menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang diyakini
tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat
diinginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh
tiga unsur yang paling penting dan mendukung yaitu sebagai berikut
1. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.
2. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam
melakukan suatu tugas.
3. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral, atau
negative dalam melaksanakan tugas.
56
Untuk hasil identifikasi Motivasi Petani Dalam Aspek Pengetahuan
Terhadap Pembuatan Pupuk Organik Cair. Yang diperoleh adalah 2,10 berada
dalam kategori tinggi, hal ini diperoleh dari 15 responden memiliki motivasi
terhadap aspek lingkungan akan tetapi masalah pada pendidikan dan keterampilan
lebih ditingkatkan kedepannya. Olehnya itu, upaya yang harus ditingkatkan yang
akan datang petani senantiasa belajar dari penyuluh. Purwanto S.K (2004).
5.4.Pembuatan Pupuk Organik Cair Yang Dilakukan Petani Dilapangan
Pupuk organik cair adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk
hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik
dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik
daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk
hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu,
dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan
pertanian, dan limbah kota (sampah).
Pupuk organik cair adalah hasil dari perpaduan bahan limbah pertanian
dan peternakan yang diolah dengan proses yang tidak lama, dan tidak
menggunakan banyak bahan atau peralatan dalam melakukan pembuatan pupuk
organik cair. Serta proses pembuatannya sangat sederhana karena masih cukup
tradisional dan mudah dalam melaksanakannya.
Untuk hasil Identifikasi Pembuatan Pupuk Organik Cair. Yang diperoleh
adalah 1,95 berada dalam kategori Sedang hal ini diperoleh dari 15 responden
mengatakan bahwa sebagian sudah mampu melakukan pembuatan pupuk organik
57
cair karena dipengaruhi faktor pendukung berupa pelatihan dan bimbingan
pendidikan pertanian seperti mengikuti agenda penyuluhan pertanian ataupun
melakukan studi banding keluar daerah agar pendidikan dan pengetahuannya
meningkat. Purwanto S.K (2004).
Gambar 3 : Skema Pembuatan Pupuk Organik Cair Yang Dilakukan Petani Di
Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.
Cara pembuatan Siapkan tempat praktek pembuatan pupuk organik cair
adalah antara lain : Siapkan ember untuk campuran bahan pembuatan pupuk
organik cair, Siapkan air kencing sapi sebanyak 20 liter, Siapkan air sebanyak 10
Penyediaan Alat Dan Bahan Untuk Pembuatan Pupuk Organik
Cair
Alat
Penumbuk
Pengaduk
Penyaring
Pisau
Kain
Botol
Ember
Bahan
EM4
Daun pepaya
Bio urine sapi
Air
Air gula tebu
Proses pembuatan pupuk organik cair
Proses penumbukan daun pepaya
Proses pemerasan daun pepaya
Proses penyediaan bio urine sapi
Proses pencampuran bahan lainnya
yakni daun pepaya, air, air gula
tebu, dan bakteri EM4.
Proses pengadukan
Proses Fermentasi Bahan Pupuk Organik Cair
58
liter, kemudian campurkanlah dengan air kencing sapi, Siapkan daun pepaya
sebanyak 10 helai, dan kemudian tumbuklah daun pepaya tersebut hingga halus,
Setelah penumbukan daun pepaya sudah selesai maka campurkan sedikit air,
kemudian peraslah daun pepaya tersebut, hasil perasan daun pepaya tersebut
terlebih dahulu disaring, kemudian masukkan kedalam campuran bahan pupuk
organik cair lainnya, Kemudian campurkanlah 2 gelas air gula tebu kedalam
campuran bahan pupuk organik, Setelah itu campurkan EM4 sebanyak 10 gelas
dalam tempat pembuatan pupuk organik cair.
Dari uraian diatas dapat diketahui pembuatan pupuk organik cair yang
tergolong sederhana.Serta penggunaan alat maupun bahan yang masih tradisional
tanpa menggunakan alat teknologi mesin dalam mengolahnya. Kemudian saat
bahan sudah tercampur semua maka aduklah sampai merata dan setelah itu
tutuplah ember yang berisi campuran tersebut dengan dilapisi kain dan ditutup
secara rapat-rapat serta fermentasi selama beberapa hari sampai siap diaplikasikan
pada tanaman.
Pupuk organik cair adalah pupuk organik yang diproduksi dengan
menggunakan peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk organik buatan,
yaitu dengan Meningkatkan kandungan unsur hara pada tanaman, Meningkatkan
produktivitas tanaman, Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun,
Menggemburkan dan menyuburkan tanah.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan
59
Berdasarkan hasil pembahasan Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani
Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair Di Desa Lompo Tengah Kecamatan
Tanete Riaja Kabupaten Barru. Dalam hal ini dibuktikan dari hasil dilapangan
yakni peran penyuluh sebagai fasilitator 1,93 berada dalam kategori sedang
sementara peran penyuluh sebagai pendidik 2,06 berada dalam kategori tinggi
selanjutnya peran penyuluh sebagai teknikal 1,73 berada dalam kategori Sedang.
Kemudian mengarah pada aspek pengetahuan yang memberikan motivasi
terhadap petani 2,10 berada dalam kategori sedang. Selain itu yang paling utama
adalah pembuatan pupuk organik cair dengan tanggapan dan penilaian masyarakat
petani 1,95 masih berada dalam kategori sedang karena dipengaruhi faktor
pendidikan dan keterampilan yang masih rendah.
6.2.Saran
1. Dengan melihat kenyataan yang terjadi dilapangan maka peneliti dalam hal ini
dapat memberikan masukan kepada setiap petani agar dalam kegiatan
pembuatan pupuk organik cair selalu memahami materi dan teknik.
2. Kepada seluruh instansi dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) lebih banyak
memberikan informasi dan teknik. Maka dari itu, ilmu yang didapatkan petani
harus diaplikasikan dalam kegiatan pembuatan pupuk organik cair.
3. Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan petani utamanya
penyediaan alat dan bahan untuk pembuatan pupuk organik cair.
DAFTAR PUSTAKA
60
Anonim, (2008). Pupuk organik cair. Artikel pertanian. Balai Besar Litbang
Pertanian. Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta.
Darsono, Max. dkk, (2000). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP
Semarang Press.
Dimyati dan Mudjiono, (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Departemen
pendidikan dan kebudayaan.
Glen Elder, (2005). Peran penyuluh. Pengembangan pertanian. Artikel pertanian.
Jakarta.
Gray Frederic dan Winardi, (2004). Motivasi belajar dan interaksi. Jakarta,
Grafindo.
Handoko, Hani T,Dr.MBA dan Reksohadiprojo sukanto, Dr.M,com,(2006),
Motivasi. Artikel sosial. edisi kedua Yogyakarta ; BPFE.
Kahn, et al., (2000). Peran Penyuluh.Oswald, Mossholder, dan Harris, dalam
Bauer, (2003). Artikel pertanian. Jakarta.
Moekijat, (2000). Motivasi. Pembangunan pertanian. Jakarta : Rineka Cipta.
Mulyasa,E, (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Mosher, (2001). Pengertian Petani dan kegiatan pertanian. Semarang Press.
Musnamar, E.I (2003). Pembuatan Pupuk organik cair, dan aplilkasi Jakarta,
penebar swadaya.
Maspary (2010). Pembuatan dan Fermentasi Urine Sapi menjadi pupuk organik
cair. Jakarta, penebar swadaya.
Parnata, Ayub.S. (2004). Pupuk Organik Cair. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.
Hal 15-18.
R. Linton, W.J.S. Poerwadarminta (2005), Peran penyuluh. Artikel pertanian.
Departemen pertanian. Jakarta.
Saragih, (2009). Pembangunan pertanian. Artikel sosial dan pertanian. Badan
pusat statistik (BPS). Jakarta.
61
Sirajuddin. Dkk,(2011). Pembuatan pupuk organik cair. Artikel pertanian. Litbang
pertanian. Jakarta.
Sardiman, A.M, (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta,
Grafindo.
Slamet, (2000). Definisi Petani dan kegiatan. Bina aksara. Jakarta
Samsuddin, (2002). Pengertian Petani. Prees Padjadjaran Erlangga, Bandung
Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. (2006). Pupuk Organik dan
Pupuk Hayati. Jawa Barat : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian. Hal 2. ISBN 978-979-9474-57-5.
Sutanto, Rachman.(2002). Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan. Jakarta : Kanisius. ISBN 979-21-0187-X,9789792101874.
Suharyadi,(2004). Statistika ekonomi dan keuangan modern. Jakarta : Penerbit
Salemba.
Sugiyono,(2005).Tehnik analisis data dengan cara skoring. Jakarta : penerbit
pustaka harapan.
Valensi Kautsar, (2010). Pola Transformasi Spasial Kegiatan Pembangunan
Pertanian. Press Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
62
LAMPIRAN
63
Lampiran 1. Kuesinoer
Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair
Di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru
A.Identitas Responden
Nama : ................................................................
Umur : ...............................................................
Alamat : ..............................................................
Luas Lahan : ..............................................................
Tingkat pendidikan : ..............................................................
Jumlah Tanggungan Keluarga : .............................................................
Pengalaman pembuatan pupuk organik : ..............................................................
B. Kuesioner 1. Peran Penyuluh Sebagai Fasilitator
1. Apakah penyuluh sudah memberikan fasilitas sarana dan prasarana pembuatan
pupuk organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
2. Apakah penyuluh saat mengadakan pertemuan selalu menyiapkan sarana dan
prasarana tentang pembuatan pupuk organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
64
3. Apakah penyuluh selalu menguasai perannya sebagai fasilitator dalam
pembuatan pupuk organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
C. Kuesioner 2. Peran Penyuluh Sebagai Pendidik
1. Apakah penyuluh sudah memberikan pendidikan tentang pembuatan pupuk
organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
2. Apakah penyuluh mengatur jadwal pendidikan tentang pembuatan pupuk
organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
3. Adakah penyuluh selalu menguasai teori untuk bahan pendidik bagi petani
dalam pembuatan pupuk organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
65
D. Kuesioner 3. Peran Penyuluh Sebagai Teknikal
1. Apakah penyuluh sudah melaksanakan teknik secara langsung pada petani
tentang pembuatan pupuk organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
2. Apakah penyuluh saat mengadakan pertemuan selalu menerapkan teknik
tentang pembuatan pupuk organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
3. Apakah penyuluh sudah menguasai teknik tentang pembuatan pupuk organik
cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
E. Kuesioner 4. Motivasi Petani Terhadap Aspek Pengetahuan
1. Apakah motivasi aspek pengetahuan selalu menjadi bahan acuan bagi petani
dalam pembuatan pupuk organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
2. Apakah motivasi aspek pengetahuan selalu menjadi yang utama bagi petani
untuk melakukan pembuatan pupuk organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
66
3. Apakah motivasi aspek pengetahuan selalu dipahami bagi petani dalam
pembuatan pupuk organik cair?
a). Ya
b). Kadang- kadang
c). Tidak ada
F. Kuesioner 5. Pembuatan Pupuk Organik Cair
1. Apakah petani selalu melakukan pembuatan pupuk organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
2. Apakah petani mengetahui sarana dan prasarana pembuatan pupuk organik
cair?
a).Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
3. Apakah petani menemukan kesulitan tentang pembuatan pupuk organik cair?
a). Ya
b). Kadang-kadang
c). Tidak ada
67
Lampiran 2. Identitas Responden
No Nama Petani Umur
(Tahun)
Pendidikan
Terakhir
Jumlah Tang.
Keluarga
( Orang )
Luas
Lahan
( Ha )
Pengalaman
Pembuatan
POC
( Tahun )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Ahmad Tappa
Muh. Jafar
Wero
Hanneng
Usman
Muh.Anas
Muhasseng
Kamaruddin
Salama`
Maskur
Sabirin
Yunus
Ratte
Dg. Talemma
Tuppu
35
38
53
42
40
36
37
30
42
41
50
42
48
47
41
MA
MA
SD
SD
MA
SD
SMP
MA
SD
SMP
SD
SMP
SD
SMP
SMP
2
3
6
4
3
2
3
2
4
2
6
5
1
5
1
1,00
1,03
0,85
0,62
1,00
0,41
0,20
0,30
1,00
0,82
0,40
0,82
0,83
1,03
0,82
9
8
4
5
7
6
9
2
6
3
4
5
4
6
5
68
Lampiran 3. Data Penilaian Responden Pada Peran Penyuluh Sebagai Fasilitator
No Nama
Responden
Peran Penyuluh Sebagai Fasilitator Dalam Pembuatan Pupuk
Organik Cair
I
II
III
Jumlah
Rata – Rata
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Ahmad Tappa
Muh. Jafar
Wero
Hanneng
Usman
Muh.Anas
Muhasseng
Kamaruddin
Salama`
Maskur
Sabirin
Yunus
Ratte
Dg.Talemma
Tuppu
3
3
1
1
3
3
3
3
1
3
1
1
1
3
1
3
3
2
2
3
3
3
2
1
2
1
3
2
1
2
3
3
1
2
1
2
3
3
2
1
2
2
1
1
3
9
9
4
5
7
8
9
8
4
6
4
6
4
5
6
3,00
3,00
1,33
1,66
2.33
2,66
3,00
2,66
1,33
2,00
1,33
2,00
1,33
1,66
2,00
Jumlah
31
33
30
94
28,96
Rata-Rata
2,06
2,20
2,00
6,26
1,93
Keterangan : I, II, dan III adalah pertanyaan tentang peran penyuluh sebagai fasilitator.
- Memberikan fasilitas sarana dan prasarana untuk pembuatan pupuk organik cair.
- Hasil penilaian adalah 1,93% dan berada dalam kategori sedang.
Kategori :
Rendah 1,00 – 1,66
Sedang 1,67 – 2,33
Tinggi 2,34 – 3,00
69
Lampiran 4. Data Penilaian Responden pada Peran Penyuluh Sebagai Pendidik
No Nama
Responden
Peran Penyuluh Sebagai Pendidik Dalam Pembuatan Pupuk
Organik Cair
I
II
III
Jumlah
Rata – Rata
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Ahmad Tappa
Muh. Jafar
Wero
Hanneng
Usman
Muh.Anas
Muhasseng
Kamaruddin
Salama`
Maskur
Sabirin
Yunus
Ratte
Dg.Talemma
Tuppu
3
3
2
2
1
3
3
1
1
2
1
3
2
1
1
3
3
1
1
2
3
3
2
2
1
2
2
1
2
3
3
3
1
2
3
3
3
3
1
2
2
1
3
1
2
9
9
4
5
6
9
9
6
4
5
5
6
6
4
6
3,00
3,00
1,33
1,66
2.00
3,00
3,00
2,00
1,33
1,66
1,66
2,00
2,00
1,33
2,00
Jumlah
29
31
33
93
30,97
Rata-Rata
1,93
2,06
2,20
6,20
2,06
Keterangan : I, II, dan III adalah pertanyaan tentang peran penyuluh sebagai pendidik.
- Memberikan pendidikan tentang pembuatan pupuk organik cair.
- Hasil penilaian adalah 2,06% dan berada dalam kategori tinggi.
Kategori :
Rendah 1,00 – 1,66
Sedang 1,67 – 2,33
Tinggi 2,34 – 3,00
70
Lampiran 5. Data Penilaian Responden pada Peran Penyuluh Sebagai Teknikal
No Nama
Responden
Peran Penyuluh Sebagai Teknikal Dalam Pembuatan Pupuk
Organik Cair
I
II
III
Jumlah
Rata – Rata
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Ahmad Tappa
Muh. Jafar
Wero
Hanneng
Usman
Muh.Anas
Muhasseng
Kamaruddin
Salama`
Maskur
Sabirin
Yunus
Ratte
Dg.Talemma
Tuppu
3
3
1
2
3
3
3
2
1
2
1
2
1
2
3
3
3
2
1
3
3
3
1
1
2
1
1
2
1
2
3
3
1
2
1
3
3
3
1
2
1
2
1
1
1
9
9
4
5
7
9
9
6
3
6
3
5
4
4
6
3,00
3,00
1,33
1,66
2,33
3,00
3,00
2,00
1.00
2,00
1,00
1,66
1,33
1,33
2,00
Jumlah
32
29
28
89
25,98
Rata-Rata
2,13
1,93
1,86
5,93
1,73
Keterangan : I, II, dan III adalah pertanyaan tentang peran penyuluh sebagai teknikal.
- Memberikan praktek tentang pembuatan pupuk organik cair.
- Hasil penilaian adalah 1,73% dan berada dalam kategori sedang.
Kategori :
Rendah 1,00 – 1,66
Sedang 1,67 – 2,33
Tinggi 2,34 – 3,00
71
Lampiran 6. Data Penilaian Responden pada Motivasi Dalam Aspek pengetahuan
No Nama
Responden
Motivasi Petani Pada Aspek Pengetahuan Dalam Pembuatan
Pupuk Organik Cair
I
II
III
Jumlah
Rata – Rata
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Ahmad Tappa
Muh. Jafar
Wero
Hanneng
Usman
Muh.Anas
Muhasseng
Kamaruddin
Salama`
Maskur
Sabirin
Yunus
Ratte
Dg.Talemma
Tuppu
3
3
1
2
3
3
3
1
1
2
1
2
1
2
2
3
3
1
2
3
3
3
2
1
1
1
2
1
1
1
3
3
1
2
3
3
3
1
1
2
1
1
2
2
1
9
9
3
6
9
9
9
4
3
5
3
5
4
5
4
3,00
3,00
1,00
2,00
3,00
3,00
3,00
1,33
1,00
1,66
1,00
1,66
1,33
1.66
1,33
Jumlah
30
28
29
87
28,97
Rata-Rata
2,00
1,86
1,93
6,33
1,93
Keterangan : I, II, dan III adalah pertanyaan tentang motivasi terhadap aspek pengetahuan
- Mengetahui motivasi dari aspek pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik cair.
- Hasil penilaian adalah 1,93% dan berada dalam kategori sedang.
Kategori :
Rendah 1,00 – 1,66
Sedang 1,67 – 2,33
Tinggi 2,34 – 3,00
72
Lampiran 7. Data Penilaian Responden pada Pembuatan Pupuk Organik Cair
No Nama
Responden
Pembuatan Pupuk Organik Cair
I
II
III
Jumlah
Rata – Rata
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Ahmad Tappa
Muh. Jafar
Wero
Hanneng
Usman
Muh.Anas
Muhasseng
Kamaruddin
Salama`
Maskur
Sabirin
Yunus
Ratte
Dg.Talemma
Tuppu
3
3
1
2
2
3
3
2
1
3
1
2
1
1
2
3
3
2
2
3
3
3
2
1
2
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
1
1
1
3
2
3
2
3
3
1
7
7
5
5
7
7
7
5
5
7
5
6
5
5
5
2,33
2,33
1,66
1,66
2,33
2,33
2,33
1,66
1,66
2,33
1,66
2,00
1,66
1,66
1,66
Jumlah
30
31
27
88
29,26
Rata-Rata
2.00
2,06
1,80
5,86
1,95
Keterangan : I, II, dan III adalah pertanyaan tentang pembuatan pupuk organik cair.
- Mengetahui tentang pembuatan pupuk organik cair yang dilakukan petani.
- Hasil penilaian adalah 1,93% dan berada dalam kategori sedang.
Kategori :
Rendah 1,00 – 1,66
Sedang 1,67 – 2,33
Tinggi 2,34 – 3,00
73
Lampiran 8. Alat dan Bahan Pembuatan Pupuk Organik Cair
Tabel 1. Alat yang disediakan dalam pembuatan pupuk organik cair
Tabel 2. Bahan yang dipersiapkan dalam pembuatan pupuk organik cair
No Bahan Jumlah
1. Bio Urine Sapi 20 Liter
2. Daun Pepaya 10 Helai
3. Air 10 Gelas
4. Air gula Tebu 2 Gelas
5. EM4 20 Gelas
No Alat Jumlah
1. Penumbuk 1 Buah
2. Penyaring 1 Buah
3. Pengaduk 1 Buah
4. Pisau 1 Buah
5. Botol Aqua 2 Buah
6. Kain 2 Helai
7. Ember 1 Buah
74
LAMPIRAN
75
Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian
Tentang Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani Dalam Pembuatan Pupuk
Organik Cair Di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru
Gambar 1. Proses wawancara kepada petani untuk pembuatan pupuk organik cair
Gambar 2. Proses penyediaan alat dan bahan untuk pembuatan pupuk organik cair
Gambar 3. Proses pembuatan pupuk organik cair dengan sistem daun pepaya
76
Gambar 4. Proses pencampuran bahan untuk aspek pembuatan pupuk organik cair
Gambar 5. proses penyaringan bahan untuk sistem pembuatan pupuk organik cair
Gambar 6. Proses pengadukan bahan untuk sistem pembuatan pupuk organik cair
77
RIWAYAT HIDUP
Sulaiman dilahirkan di Desa Campagaya Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar tanggal 15 Oktober 1992 dari ayah
Abd.Arsyad dan ibunda Jamarro dg Ngintang.Penulis merupakan
anak ke tiga dari 3 bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah di SDI 121 Campagaya Kabupaten
Takalar dan lulus tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di MTS
Muhammadiyah Bontorita Kabupaten Takalar dan lulus tahun 2007. Selanjutnya
penulis melanjutkan pendidikan di SMKN 1 Galesong - Selatan Kabupaten
Takalar dan lulus pada tahun 2011. Dan pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikannya di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis judul Skripsi
“Peran Penyuluh Terhadap Motivasi Petani Dalam Pembuatan Pupuk Organik
Cair Di Desa Lompo Tengah Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru”.