PERAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI …
Embed Size (px)
Transcript of PERAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI …

eJournal Sosiatri-Sosiologi 2021, 9 (1): 155-169 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021
PERAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA
HARAPAN DI KELURAHAN TANJUNG
LAUT KOTA BONTANG (Studi kasus di RT. 17 dan RT.37 Kelurahan Tanjung Laut)
Apri Wivantari Netha Putri1
Abstrak
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah peran pendamping program
keluarga harapan dalam mengentaskan kemiskinan di Kelurahan Tanjung Laut,
Kota Bontang. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan
mendeskripsikan kegiatan kerja peran pendamping terhadap pengentasan
kemiskinan di Kelurahan Tanjung Laut Kota Bontang melalui program keluarga
harapan, dengan fokus pada peran fasilitator, peran pendidik, peran refresentatif/
perwakilan, dan peran keterampilan teknis. Kerangka teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah konsep peran community worker menurut Jim Ife. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam menentukan informan
mengunakan teknik purposive sampling dengan subjek penelitian berjumlah 6
orang yaitu 1 Koordinator PKH, 1 Pendamping PKH, 3 penerima manfaat PKH
dan 1 staff pemberdayaan masyarakat Kelurahan Tanjung Laut. Pengumpulan data
dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. Teknik analisis
data adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari
penelitian, peran pendamping program keluarga harapan adalah peran seseorang
yang menjadikan dirinya sebagai agen perubahan terhadap kelompok
dampingannya. Seorang pendamping PKH mmemiliki 4 peran yaitu sebagai
fasilitator, sebagai pendidik, sebagai perwakilan masyarakat dan harus menguasai
keterampilan teknis. Hal ini dilakukan agar masyarakat yang menjadi peserta PKH
berdaya dalam membangun hidup mereka ketika mereka tidak lagi terdaftar
sebagai peserta penerima bantuan PKH. Pendamping PKH telah menjalankan
tugas dan fungsinya dengan baik namun perlu adanya evaluasi dalam pelaksaan
PKH selanjutnya dikarenakan jumlah pendamping yang kurang sedangkan banyak
peserta pkh yang membutuhkan dampingan.
Kata Kunci: Peran, Pendamping, Program Keluarga Harapan.
Pendahuluan
PKH merupakan program perlindungan sosial yang memberikan bantuan
tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dengan persyaratan tertentu.
Tujuan dari program ini untuk mengurangi angka kemiskinan dan memutus rantai
kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta membarui
perilaku yang kurang mendukung peningkatan kesejahteraan dari kelompok paling
miskin. PKH dikatakan sebagai program pemberdayaan dengan tujuan dan
1 Mahasiswa Program S1 Sosiatri-Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Mulawarman. Email: [email protected]

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 155-169
156
implementasi yang langsung menyasar kepada perbaikan ekonomi yang
berdampak pada kesejahteraan sosial keluarga miskin penerima manfaat. Dalam
konsep pemberdayaan yang di jelaskan Edi Suharto, pemberdayaan menunjuk
pada suatu kondisi dimana seseorang yang termasuk kelompok rentan dan lemah
memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka
terhindar dari kelaparan, kebodohan, dan penyakit. Dapat mengakses sumber-
sumber produktif yang memungkinkan mereka meningkatkan pendapatan,
pelayanan, dan barang yang mereka butuhkan dan dapat berpartisipasi dalam
proses pembangunan dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan
mereka.
Dalam pelaksanaan PKH, terdapat banyak aktor yang berperan. Salah
satunya adalah pendamping PKH. Pendamping PKH adalah tenaga profesional
yang direkrut dan ditetapkan oleh kementrian sosial untuk mendampingi keluarga
penerima manfaat PKH. Pendamping berperan sebagai pihak yang
mempertemukan penerima manfaat dengan pihak-pihak yang terlibat. Pendamping
PKH diperlukan karena dua hal, pertama karena sebagian besar orang miskin tidak
memiliki kekuatan, suara dan kemampuan untuk memperjuangkan hak mereka,
alasan lainnya karena UPPKH Kabupaten/Kota tidak memiliki kemampuan
melakukan tugasnya di seluruh tingkat kecamatan dalam waktu bersamaan.
Tugas dan tanggung jawab pendamping PKH secara umum adalah
melaksanakan tugas pendampingan kepada Rumah Tangga Sangat
Miskin/Keluarga Sangat Miskin (RTSM/KSM) dan berperan dalam pemberdayaan
masyarakat miskin yang menjadi sasaran program. Empat peran yang harus
dilaksanakan pendamping PKH yaitu, memfasilitasi, memediasi, mengedukasi dan
mengadvokasi keluarga miskin dampingannya selama menjadi peserta PKH.
Artinya peran pendamping tidak selesai hanya karena mereka sudah melakukan
pendataan dan pencairan dana bantuan, lebih dari itu pendamping PKH harus
melakukan upaya sesuai dengan empat tugas tersebut dengan memaksimalkan
potensi keluarga dampingannya serta memberikan informasi yang dapat
membantu keluarga dampingannya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bontang jumlah warga miskin pada 2019
lalu presentase kemiskinan sekitar 4,22% dari total penduduk 177.722 jiwa.
Jumlah itu setara 7.499 orang yang hidup dalam garis kemiskinan, jumlah ini lebih
rendah dari 2 tahun sebelumnya pada 2017 terdapat 5,16% dan 2018 terdapat
4,67%.
Hasil observasi awal pada 11 April 2019 dengan salah satu pendamping
menuturkan bahwa Kota Bontang telah melaksanakan PKH dari Tahun 2013
dengan 1 operator dan 4 pendamping pada tahun awal berdirinya PKH di Kota
Bontang. Tahun 2019 ini jumlah pendamping PKH sebanyak 18 orang, 1 operator
dan 1 koordinator Kota Bontang. Jumlah penerima manfaat PKH terdapat
sebanyak 2.805 keluarga penerima manfaat dan untuk Kelurahan Tanjung Laut

Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (Apri Wivantari Netha Putri)
157
terdapat 268 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Namun dari banyaknya KPM
tidak sebanding dengan jumlah Pendamping yang ada, untuk Kelurahan Tanjung
Laut terdapat hanya 2 pendamping yang memegang beberapa kelompok KPM.
Observasi pada tanggal 14 Juni 2019 peneliti mendapatkan pedoman
pelaksanaan PKH dari koordinator kota. Buku tersebut menjelaskan bahwa
pemerintah sudah menetapkan target penurunan PKH sebanyak 7-8% pada Tahun
2019, sebagaimana tertuang dalam RPJMN. Tahun 2018 lalu Kota Bontang
menargetkan 27 KPM yang keluar atau tidak lagi menerima manfaat dari PKH
namun hanya 1% saja KPM yang keluar atau tidak lagi menerima manfaat dari
PKH. Dari hasil wawancara ini juga peneliti mendapatkan fakta bahwa setelah ± 8
Tahun berjalannya program PKH, masih saja terjadi penambahan KPM terbukti
dari terbentuknya kelompok baru yang baru berjalan 1 Tahun ini dan masih belum
mencapai target pengeluaran KPM yang sudah di tentukan oleh pemerintah.
Melalui program keluarga harapan pemerintah mengharapkan adanya
perubahan kondisi baik di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi pada setiap
rumah tangga yang terdaftar dalam program ini, ternyata dalam pelaksanaannya
masih terdapat kekurangan seperti jadwal pertemuan pendamping dengan
kelompok binaannya. Jadwal tersebut sudah terdapat dalam buku pedoman pkh
namun kenyataannya di lapangan pendamping sering mengadakan pertemuan
secara mendadak hal ini dikarenakan kurangnya tenaga pendamping yang terdapat
di lokasi penelitian sehingga program ini kurang dijalankan dengan maksimal.
koordinasi dengan setiap lembaga juga kurang maksimal sehingga sering terjadi
kesalah pahaman dalam keberlangsungan program.
Berdasarkan uraian ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai masalah tersebut secara ilmiah melalui skripsi dengan judul
“Peran Pendamping Program Keluarga Harapan di Kelurahan Tanjung Laut Kota
Bontang (Studi kasus di RT. 17 dan RT.37 Kelurahan Tanjung Laut).”
Kerangka Dasar Teori
Teori Peran
Menurut Soerjono (2002:243) peran merupakan “sebuah faktor dinamis
kedudukan (status) apabila individu tersebut melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya maka ia bisa dikatan sedang menjalankan suatu
peranan”. Peran dan kedudukan tak dapat dipisahkan karena saling membutuhkan
satu sama lainnya. Tak ada peranan tanpa kedudukan. Ada beberapa peranan
antara lain:
1. Peranan merupakan bagian dari peraturan/norma yang dihubungkan dengan
posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Artinya peran merupakan
serangkaian peraturan yang mengarahkan seseorang dalam kehidupan
bermasyarakat.

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 155-169
158
2. Peranan merupakan suatu hal tentang apasaja yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga bisa disebut sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial.
Pendamping
Merujuk pada Payne (dalam Suharto : 2005) , prinsip utama pendamping
sosial adalah “menemukan yang terbaik dari sumber daya yang klien miliki”.
Pekerja sosial tidak melihat klien dan lingkungannya sebagai sistem yang pasif
dan tidak memiliki potensi apa-apa, melainkan pekerja sosial harus melihat
mereka sebagai sistem sosial yang memiliki kekuatan positif dan bermanfaat bagi
proses pemecahan masalah. Pendekatan pekerjaan sosial ialah untuk menemukan
sesuatu yang baik dan membantu klien memanfaatkan hal itu. Payne (1986:26) :
“setiap kali seorang pekerja sosial mencoba untuk membantu seseorang, dia mulai
dari posisi dimana ada beberapa hal positif dan bermanfaat dalam kehidupan klien
dan lingkungan yang akan membantu mereka bergerak maju, serta masalah atau
hambatan yang mereka coba untuk mengatasi. bagian dari pekerjaan sosial adalah
menemukan hal-hal yang bisa menunjang kemampuan dan membantu klien untuk
memanfaatkannya”.
Program Keluarga Harapan (PKH)
Program rancangan pemerintah berupa pemberian bantuan sosial bersyarat
kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima
manfaat adalah program keluarga harapan.
Sejak tahun 2007 pemerintah telah mejalankan PKH, sebagai usaha yang
dilakukan untuk mempercepatan penanggulangan kemiskinan. Conditional Cash
Transfers (CCT) merupakan program perlindungan sosial yang dikenal pada dunia
internasional ini terbukti cukup sukses dalam mengatasi kemiskinan yang dihadapi
di negara-negara tersebut, terutama masalah kemiskinan kronis.
PKH merupakan sebuah program bantuan sosial bersyarat. Program ini
memberikan kesempatan kepada penerimanya terutama ibu hamil dan anak-anak
untuk menggunakan berbagai fasilitas layanan pendidikan dan fasilitas layanan
kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal mereka. Sesuai dengan amanat
konstitusi dan Nawacita Presiden RI.Manfaat PKH sekarang juga dapat dirasakan
oleh penyandang disabilitas dan lanjut usia untuk mempertahankan taraf
kesejahteraan sosialnya
Dengan adanya PKH, keluarga penerima manfaat diharapkan untuk
memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi,
perawatan, dan pendampingan, termasuk juga akses terhadap berbagai program
perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementer secara
berkelanjutan. PKH merupakan program harapan pemerintah untuk menjadi pusat

Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (Apri Wivantari Netha Putri)
159
keunggulan penanggulangan kemiskinan yang bersinergi dengan berbagai program
perlindungan dan pemberdayaan sosial nasional.
PKH memiliki misi untuk menurunkan kemiskinan, dikarenakan mengingat
jumlah penduduk miskin Indonesia sampai pada bulan maret thn 2016 sebesar
10,86% dari seluruh total jumlah penduduk atau 28,01 juta jiwa (BPS,2016).
Pemerintah telah menetapkan target penurunan kemiskinan menjadi 7-8% pada
tahun 2019, sebagaimana tertuang dalam Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Negara (RPJMN) 2015-2019.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang menggambarkan situasi sosial
tertentu dengan memaparkan kenyataan yang sebenarnya, disusun oleh kata-kata
berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang berkaitan.
Hasil Penelitian
Setelah melaksanakan observasi dan wawancara di lapangan, hasil penelitian
yang akan peneliti paparkan dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan peran
pendamping program keluarga harapan di Kelurahan Tanjung Laut Kota Bontang
meliputi peran pendamping program keluarga harapan sebagai fasilitatif, sebagai
pendidik, sebagai perwakilan dan sebagai keterampilan teknis. Berikut hasil
penelitian yang penulis lakukan.
Peran Pendamping PKH Sebagai Fasilitator
Menurut Jim Ife dalam Habibullah peran fasilitator bertujuan untuk
memberikan dorongan semangat atau membangkitkan semangat kelompok sasaran
atau klien agar mereka dapat menciptakan perubahan kondisi lingkungannya.
Sejalan dengan pernyataan Jim Ife, Barker dalam Edi Suharto menyatakan bahwa
fasilitator sabagai tanggung jawab untuk membantu klien menjadi mampu
menangani tekanan-tekanan situasional atau tradisional. Dalam hal ini penulis
akan mewawancarai informan mengenai peran pendamping sebagai fasilitator.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Koordinator PKH Kota Bontang peran
pendamping PKH adalah memberikan informasi kepada masyarakat penerima
bantuan PKH, membantu keluarga penerima manfaat untuk mendapatkan hak-
haknya, dan melakukan pertemuan-pertemuan dengan kelompok dampingannya.
Dalam wawancara bapak Fu selaku Koordinator PKH Kota Bontang
menyampaikan
“pendamping merupakan jembatan bagi pemerintah dan masyarakat. Dengan
adanya pendamping pada program ini memberikan kpm keuntungan yaitu
kpm bisa mendapatkan banyak bimbingan dan informasi, serta pendamping

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 155-169
160
juga berperan untuk membantu KPM dampingannya yang bermasalah
seperti di sekolah ada anak yang nakal sering bolos sekolah nanti
pendamping yang turun untuk memotivasi anak tersebut dan juga
pendamping wajib melakukan pertemuan dengan kelompok
dampingannya.”(11 September 2019)
Selanjutnya wawancara dengan Ibu Ka selaku staff pemberdayaan
masyarakat Kelurahan Tanjung Laut. Beliau membenarkan bahwa pendamping
melakukan pertemuan dengan para keluarga dampingannya di lokasi yang telah
mereka sepakati. Beliau mengatakan :
“saya tahunya mereka (pendamping) ada pertemuan sama kelompok-
kelompoknya. Biasanya mereka pertemuan di taman. Biasanya saya
dipanggil untuk mengetahui bahwa mereka sedang ada kegiatan.”
(wawancara 18 Oktober 2019)
Penerima Manfaat Kategori Pendidikan
Pendapat yang sama juga datang dari Ibu Mi (34) beliau mengatakan bahwa
pendamping selalu mengigatkan tujuan bantuan ini dan bisa menjadi tempat
penerima manfaat menyampaikan kesulitannya.
“sangat terbantu mba, sekarang ada petugasnya yang selalu ingatkan setiap
ada pertemuan jika bantuannya ini tidak terus-terusan jadi kita harus bisa
mandiri. Biasanya juga mba ru (pendamping) menanyakan apakah ada
kesulitan atau tidak? kita bisa cerita sama mba Ru.” (wawancara 9 Oktober
2019)
Penerima Manfaat Kategori Kesehatan
Menurut ibu Is (30) selaku penerima manfaat beliau mengatakan bahwa
bantuan yang sekarang lebih bagus karena ada pendamping yang menjelaskan dan
lebih banyak informasi dan motivasi yang didapat daripada bantuan-bantuan
sebelumnya.
“bersyukur mba saya dapat bantuan ini. Saya juga lebih mengerti bagaimana
bantuannya karena ada yang menjelaskan lalu kalau ada kendala juga bisa
langsung hubungi pendampingnya. Biasanya kalau lagi pertemuan itu mba
Ru (pendamping) memberikan informasi terbaru tentang bantuan ini lalu
memberi tahu kita juga misalkan kita ada usaha kecil-kecilan agar dana yang
didapat dibuat modal untuk memajukan usahanya siapa tahu nanti dapat
bantuan lagi dari dinas,” (wawancara 23 Oktober 2019)
Penerima Manfaat Kategori Kesejahteraan Sosial
Menurut Ibu Ya (40) anak dari Ibu Si (62) bahwa bantuan ini sangat berguna
untuk Ibu Si dan Ibu Si juga selalu diingatkan untuk rajin memeriksakan
kesehatannya.

Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (Apri Wivantari Netha Putri)
161
“ya bersyukur mba ibu saya bisa terdaftar sebagai penerima bantuan.
Lumayan untuk kebutuhan sehari-hari, pendampingnya juga kadang datang
kesini mba katanya yang penting rajin periksa kesehatan.‟‟ ( wawancara 1
Oktober 2020)
Wawancara dengan Ibu Ru (27) selaku pendamping PKH di Kelurahan
Tanjung Laut, beliau mengatakan bahwa pertemuan awal dengan kelompok
dampingannya sudah dijelaskan bahwa bantuan ini hanya bersifat sementara jadi
penerima manfaat diharapkan tidak bergantung pada bantuan ini tujuannya
penerima manfaat dapat mandiri sebelum bantuaanya berakhir. tidak bergantung
pada bantuan ini diharapkan penerima manfaat dapat mandiri sebelum bantuaanya
berakhir.
Untuk mendapatkan bantuan ini pun ada kesepakatan-kesepakan yang harus
dipenuhi. Untuk keluarga dampingan yang memiliki usaha ia akan bantu untuk
mendapatkan bantuan dana tambahan meskipun dananya tidak besar tapi bisa
untuk tambahan modal dan jika ada penerima manfaat dampingannya ada yang
bermasalah beliau pasti akan berusaha untuk memberikan solusi. Ibu Ru
menyampaikan :
“pada pertemuan awal saya sudah ingatkan kepada seluruh peserta pkh
dampingan saya untuk tidak mengharapkan selalu bantuan dari pemerintah
apalagi bantuan pemerintah ini sifatnya hanya sementara. Untuk pkh ini
hanya 6 tahun saja. Memang bantuan pemerintah tidak hanya uang tetapi
juga pangan seperti telur, beras, sekarang ditambah juga tempe.
Kewajibannya iya itu apabila mereka 3x tidak hadir bantuan mereka akan
dicabut dan apabila anak sekolah kehadirannya kurang dari 85% juga dicabut,
tidak hadir di posyandu atau puskesmas untuk pemeliharaan kesehatannya juga
dicabut. Jadi dari awal sudah kita bilang bahwa kita hanya memberikan bantuan
sementara dan bantuan ini juga harus memenuhi kriteria tertentu.
Kesepakatan dengan kelompok saya itu pokoknya harus rajin datang ke
pertemuan jika tidak bisa hadir harus izin jika tidak bisa hubungi saya, iya kasih
tahu temannya. Kesepakatan selanjutnya buku tabungan tidak boleh diberikan
pada siapa pun. Jika hilang atau bermasalah itu nanti mereka sendiri yang
mengurus saya hanya menemani ke bank dan prosesnya lama.
Pernah saya membantu anak yang ijazahnya ditahan karena tidak mampu
membayar karena uang bantuannya tidak dipergunakan dengan semestinya jadi
saya datang ke sekolahannya untuk meminta keringanan pada sekolahnya. Untuk
usaha ada beberapa sih seperti yang dipinggir laut jualan ikan terus warung kecil
yang menjual es-es, snack-snack, kerupuk-kerupuk sama ada yang berjualan sayur
dan sembako tapi kecil juga.
Biasanya mereka ini kita bantu kalau ada jalin kerjasama dengan perusahaan
lain untuk meningkatkan ekonomi penjualan mereka tapi paling bantuan dananya

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 155-169
162
kecil dan pernah bekerjasama dengan pegadaian. Oh ada juga yang berjualan kue
tapi online.” (wawancara 25 September 2019)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa peran
pendamping PKH sebagai fasilitator sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan
pendapat Jim Ife yang dimana peran fasilitator adalah peran yang berkaitan
dengan motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat. Beberapa tugas
yang berkaitan dengan peran ini adalah menjadi model, melakukan negosiasi dan
mediasi, memberikan dukungan, membangun konsensus bersama serta melakukan
pengorganisasian dan pemanfaatan sumber. Pendamping telah mengetahui
fungsinya sebagai fasilitator yaitu memotivasi kelompok dampingannya, membuat
kesepakatan bersama dengan kelompoknya agar dapat mencapai tujuan yang sama
dan membantu menyelesaikan masalah jika keluarga dampingannya sedang
mengalami masalah.
Peran Pendamping PKH Sebagai Pendidik
Pendamping berperan untuk memberi masukan dan bimbingan menurut
pengetahuan dan pengalaman pendamping serta bertukar pemikiran dengan
pengetahuan dan pengalaman masyarakat yang didampinginya. Membangkitkan
kesadaran, menyampaikan informasi, menyampaikan konfrontasi,
menyelenggarakan pelatihan adalah beberapa tugas yang berkaitan dengan peran
pendidik. Peran ini melibatkan peran aktif pekerja sosial dalam proses pelaksanaan
semua kegiatan- kegiatan yang sudah direncanakan bersama kelompok sasaran
sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan mereka. Hal ini jugalah yang menjadi
pembeda antara PKH dengan program bantuan lainnya. Pada Program ini
penerima manfaat mendapatkan materi-materi yang diharapkan dapat merubah
kehidupannya menjadi lebih baik.
Seperti yang diungkapkan Bapak Fu selaku Koordinator PKH Kota Bontang
bahwa memang benar pendamping juga memiliki tugas yaitu mengembangkan
pengetahuan masyarakat agar tercipta perubahan pada perilaku masyarakat yang
mendapatkan bantuan ini melalui materi-materi yang telah ditersusun dari pusat.
Dalam wawancaranya Bapak Fu koordinator PKH kota Bontang mengatakan
bahwa :
“setiap pendamping pasti memiliki kelompok dan akan mengadakan
pertemuan rutin. Dalam pertemuan kelompok ini pendamping juga
memberikan materi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan
masyarakat dampingannya. Untuk materinya sendiri itu sudah disiapkan dari
pusat sudah dirancang disana jadi pendamping tinggal menyampaikan
kepada kelompok dampinganya.” (wawancara 11 September 2019)

Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (Apri Wivantari Netha Putri)
163
Penerima Manfaat Kategori Pendidikan
Hal ini juga dibenarkan oleh penerima manfaat Ibu Mi menjelaskan bahwa
benar mereka mendapatkan materi-materi tentang cara mengatur keuangan dan
tentang keluarga. Dalam wawancaranya ibu Mimin mengatakan:
“ya pernah, misalnya penghasilan dapat berapa setiap harinya lalu
pengeluarannya berapa setiap bulan harus dibuat daftar mba biar tidak boros.
Pernah juga dikasih tahu tentang cara mendidik anak tidak boleh anak itu
dimarahin berlebihan sampai disakiti seperti itu mba” (wawancara 9 Oktober
2019)
Penerima Manfaat Kategori Kesehatan
Senada dengan Ibu Is beliau juga menjelaskan bahwa pendamping
menjelaskan materi tentang pengasuhan dan pendidikan anak serta materi tentang
memulai usaha sendiri agar semakin meningkatkan kemandirian para penerima
manfaat program keluarga harapan. Dalam wawancara beliau mengatakan :
“ iya itu mba pernah dijelaskan tentang cara mendidik anak kita harus jadi
orang tua yang baik, harus dukung anak, iya yang begitulah mba sama yang
tentang usaha itu mba.” (wawancara 23 Oktober 2019)
Penerima Manfaat Kategori Kesejahteraan Sosial
Ibu Ya (40) anak dari Ibu Si (62) pendamping jika mengunjungi ibunya
sering memberitahuakan agar ibunya selalu menjaga kesehatan dengan tidak
banyak mengkonsumsi makanan atau minuman manis.
“tidak ada kumpul seperti itu mba. Biasanya pendampingnya yang kesini,
jika kesini paling memberi tahu harus jaga kesehatan ibunya jangan banyak-
banyak minum manis takut sakit gula nanti mba.” (wawancara 1 Oktober
2020)
Ibu Ru selaku pendamping menjelaskan bahwa ia sudah pernah melakukan
kegiatan seminar dan pelatihan dengan bersinergi bersama dengan pemerintah kota
Bontang dan Dinas terkait berkaitan dengan tema seminar yang diadakan. Sebagai
pendamping juga melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan ibu dengan mengadakan seminar kecil setelah pertemuan rutin yang
dilakukan. Materi yang disampaikan pun beragam mulai dari cara mengatur
keuangan, pendidikan anak, dan kesehatan. Untuk informasi yang dibagikan
tentang pencairan bantuan berupa dana dan sembako. Dalam wawancaranya beliau
mengatakan bahwa:
“untuk seminar ya sepertinya saya pernah mengajak beberapa kelompok
keluarga penerima manfaat meghadiri seminar bagaimana cara mengasuh
anak bekerjasama dengan Dinas perempuan dan perlindungan anak, lalu ada
juga waktu itu pelatihan tata boga kalau tidak salah dari pemerintah kota
Bontang jadi itu untuk ibu-ibu yang kurang mampu diikut sertakan.

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 155-169
164
Untuk pengetahuannya sendiri dari kami pendamping ada kegiatan untuk
meningkatkan kemapuan ibu-ibu namanya p2k2. Banyak belajar terkait bagaimana
cara menabung, mengurus pengeluaran dan pemasukan, cara menjadi orang tua
yan bijak, mendidik anak . Itu jika kita pertemuan ada aja satu sesi seminar kecil
dari kita pendamping.
„untuk informasi sih biasanya masuknya uang, sudah cairnya bantuan panga
yang tadi beras telur. Untuk pengetahuan umumnya yang seperti tadi jadi
setiap sesi ada judulnya masing-masing cara mendidi anak, menjadi orang
tua bijak, menjadi orang tua yang lebih baik, pendidikan, ekonomi sama
kesehatan.” (wawancara 25 September 2019)
Hasil wawancara dengan para informan diatas menunjukan bahwa peran
pendamping sebagai pendidik sudah berjalan dengan baik, karena terbukti dari
penjelasan para informan bahwa pendamping memiliki tugas untuk
mengembangkan pengetahuan masyarakat dengan memberikan materi-materi
tentang cara mengasuh dan mendidik anak, memulai usaha sendiri, dan cara
mengatur pendapatan dan pengeluaran. Pendamping pun mengatakan bahwa
beliau telah berusaha untuk mengadakan seminar dan pelatihan serta selalu
membuat seminar kecil di waktu kumpul kelompok bersama kelompok
dampinganya untuk menyampaikan materi p2k2 kepada seluruh peserta PKH yang
menjadi dampingannya.
Peran Pendamping PKH sebagai Refresentatif (Perwakilan)
Peran ini berkaitan dengan interaksi antara pendamping dengan lembaga-
lembaga eksternal atas nama dan demi kepentingan kelompok dampingannya.
Pendamping dapat bertugas mencari sumber-sumber, meningkatkan hubungan
masyarakat, dan membangun hubungan kerja, mengunjungi penyedia layanan dan
menggunakan media. Kegiatan ini sangat penting dalam berlangsungnya program
maupun meningkatkan mutu program. Pendamping memantau kalancaran dan
kelayakan kegiatan pelayanan, mengantisipasi permasalahan yang ada dalam
program sehingga bisa melakukan tindakan yang sifatnya mencegah kegagalan
kelancaran program daripada memperbaikinya.
Bapak Fu mengatakan bahwa benar adanya bahwa pendamping menjalankan
tugas sebagai perwakilan yaitu perwakilan dari pemerintah untuk masyarakat dan
perwakilan masyarakat untuk pemerintah. Pemanfaatan media sosial instagram
juga dilakukan untuk membagikan kegiatan-kegiatan program ini. Dalam
wawancaranya beliau menyampaikan bahwa :
“sebagai perwakilan ya ?. Iya pendamping itu kan juga tugasnya sebagai
perwakilan kami pemerintah untuk menyampaikan program-program kepada
kelompok dampingannya lalu setelah mereka sampaikan nanti penerima
manfaat itu lagi yang istilahnya curhat sama pendampingnya tentang
masalah-masalah mereka nanti disampaikan pendampingnya lagi bila kami

Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (Apri Wivantari Netha Putri)
165
ada pertemuan tentang PKH ini untuk mencari solusi bersama. Untuk media
kita ada instagram untuk memposting tentang kegiatan kami.”
fungsi refresentatif pendamping PKH tidak dirasakan oleh 2 informan
penulis dikarenakan informan baru 1 tahun terdaftar sebagai penerima manfaat
program ini sehingga belum banyak mengikuti kegiatan selain kegiatan rutin yang
ada. Fungsi ini juga kurang dirasakan oleh penerima kategori kesejahteraan sosial
karena selama wawancara informan hanya menjawab tidak tahu. Dalam
wawancaranya Ibu Mi ( kategori pendidikan), Ibu Is (kategori kesehatan) dan Ibu
Si ( kategori Kesejahteraan sosial) mengatakan :
“tidak mengerti saya mba maksudnya perwakilan itu kayak apa ya ? oh saya
alhamdulilah anak-anak baik-baik aja mba di sekolah tidak pernah buat
masalah jadi tidak pernah minta tolong ke mbanya (pendamping). ( Ibu Mi, 9
Oktober 2019)
“perwakilan bagaimana maksudnya mba ? oh kalau itu ya paling kita dapat
info aja mba dari Ibu Ru. Info-info yang tadi saya bilang kalau ada pencairan
lalu ada perubahan sama bantuannya itu aja mba. Alhamdulilah mba tidak
pernah juga anak saya bermasalah di sekolah sama di puskesmas juga tidak
pernah dipersulit mba jadi tidak pernah hubungi Ibu Ru untuk minta bantuan
itu. Tidak ada mba, selama ini belum pernah.” ( Ibu Is, 23 Oktober 2019)
“tidak tahu mba. Selama ini Cuma dapat bantuan itu aja sama kadang dikasih
tahu kalau bantuan sembako sudah ada. Kalau ke puskesmas juga tidak
pernah dipersulit. (ibu Ya anak dari ibu Si, 1 Oktober 2020)
Selanjutnya peneliti juga menanyakan hal ini kepada pendamping PKH. Ibu
Ru menjelaskan bahwa jika ada keluarga dampingannya yang bermasalah buku
dan kartu bantuan hilang yang mengharuskan mereka mengurus kembali di bank,
ada keluarga penerima manfaat yang sudah harus dimandirikan merasa tidak
terima mereka tidak lagi menerima bantuan, pendamping harus menjelaskan lagi
tentang program ini tapi terkadang susah untuk dijelaskan kembali sehingga
keluarga penerima manfaat langsung mendatangi dinas terkait. Beliau pun pernah
membantu mencarikan anak keluarga dampingannya sekolah baru karena merasa
kurang nyaman dengan sekolahnya yang lama namun anak tersebut tetap tidak
mau bersekolah karena telah merasakan bisa mencari uang sendiri. Kerjasama
dengan pegadaian sebagai pihak ketiga untuk meningkatkan perubahan pada
keluarga dampingannya. Dalam wawancaranya beliau mengatakan bahwa :
“ permasalahan yang pernah saya hadapi itu ketika pasutri ada masalah lalu
buku sama kartu bantuannya dibawa akibatnya kita susah nyari, misalnya
lagi kalau sudah mandiri-kan memang harus dikeluarkan jadi kadang gak
terima. Kenapa saya dikeluarkan jadi kadang merasa belum mampu merasa
masih miskin gitu jadi masih perlu bantuan padahal jika kita lihat suami istri
sudah bekerja bagus anaknya juga sudah besar-besar gitu.

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 155-169
166
Mereka kan kadang butuh banyak pengeluaran kadang gak terima jadi
komplain langsung ke dinas biasanya begitu, kadang mau memberikan penjelasan
susah karena merasa kok tatangga saya enggak saya sudah dikeluarkan biasanya
begitu sih yang belum mau keluar masih mengharapkan bantuan dari pemerintah.
Kalau masalah anak ada pernah jadi anaknya sendiri yang gak mau sekolah
lagi padahal salah satu kewajibannya harus sekolah tuh ditanyain kenapa
alasannya sering dibully. Iya sudah jadi waktu itu aku dan kelurahan mencari
sekolah atau sekolah maket tapi anaknya tidak mau karena dia sudah kerja juga
kan jadi sudah tahu uang jadi sudah tidak mau lagi dia sekolah.
“untuk media kalau pendamping sendiri ada mengunakan media sosial jadi
memperkenalkan pkh disitu untuk kerjasama dengan media belum ada sih
tapi pernah waktu itu kepala dinas diwawancarai terkait program ini. Jika
yang kerjasama ini pernah tuh kita bikin proposal, pilih 2 kpm atau bisa
lebih yang sudah ada usahanya dari 2 itu ditanya kebutuhannya apa yang
kurang, kalau kemarin aku itu mesin kelapa, wadah stailes sama blender lalu
timbal baliknya untuk pegadaian di pegadaian ada tabungan jadi ngajak
mereka (KPM) untuk nabung berapa saja dari hasil usaha mereka. Untuk
informasi yang disampaikan ya seperti jawaban saya tadi biasanya jadwal
cair sama kalau ada kegiatan-kegiatan gitu.”
Dari hasil wawancara diatas bahwa peran pendamping sebagai refresentatif /
perwakilan sebenarnya sudah cukup berjalan dengan baik namun hal ini kurang
dirasakan oleh kpm karena banyaknya jumlah kpm yang ada serta terbatasnya
pendamping dan lembaga yang tersedia.
Fungsi perwakilan sudah terlaksana oleh pendamping, tugasnya ialah
pendamping menjadi perwakilan pemerintah untuk menyampaikan ketentuan
program ini selama belangsung kepada para kpm diharapkan agar kpm mengerti
bahwa bantuan ini bersifat sementara hingga dirasa mereka cukup mandiri untuk
tidak meneriman bantuan pemerintah lagi hal ini yang selalu diingatkan kepada
para kpm agar tidak menimbulkan masalah di waktu yang akan datang namun
tetap saja masih ada kpm yang tidak mengerti, pendamping pun berusaha mencari
sumber-sumber lain untuk mengatasi masalah yang terjadi pada keluarga
dampingannya dan bekerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan perubahan
pada kpm serta pendamping juga menggunakan media sosial untuk
memberitahukan kegiatan PKH pada masyarakat luas melalui akun instagram
ppkhbontangkaltim.
Peran Pendamping PKH Sebagai Keterampilan Teknis
Peran teknis berkaitan dengan urusan teknis pendamping sebagai seorang
pendamping sosial. Pada aplikasi keterampilan yang bersifat efisien, pendamping
diminta tidak hanya mampu menjadi “manajer perubahan” yang
mengorganisasikan kelompok, melainkan dituntut pula untuk mampu melakukan

Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (Apri Wivantari Netha Putri)
167
tugas-tugas teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar. Peran teknis
pendamping yaitu pengumpulan dan analisi data.
Menurut keterangan Bapak Fu sebagai koordinator PKH Kota Bontang
memang benar bahwa setiap pendamping yang telah lolos seleksi dan telah
mendapatkan lokasi penempatan kerja akan mendapatkan bimbingan teknis
tentang berlangsungnya program keluarga harapan ini.
“ Iya agar pendamping lebih siap lagi saat turun ke lapangan setelah lolos
seleksi pemilihan pendamping yang diadakan pusat. Nanti mereka
ditempatkan di lokasi yang membutuhkan tenaga pendamping sesuai dengan
lokasi pendaftaran yang sudah mereka pilih lalu mereka akan mengikuti
bimbingan teknis. Yang terakhir kemarin bimteknya di Samarinda.”
Ibu Ru sebagai pendamping membenarkan bahwa setelah lolos seleksi dan
mendapatkan penempatan kerja beliau mengikuti bimbingan teknis tentang materi-
materi program keluarga harapan setelah menjalankan bimbingan teknis di Kota
Samarinda Ibu Ru juga mendapatkan pelatihan di Kota Banjarmasin. Ibu Ru juga
harus menyerahkan laporan setiap bulannya kepada unit pelaksana PKH.
“bimteknya waktu itu ada, bimteknya di Samarindan lalu pelatihannya di
Banjarmasin. Untuk materi bimteknya itu pengenalan awal seperti PKH itu
apa, kewajibannya, haknya, apa yang akan didapat pendamping dan kpm
pokonya seluk beluk pkh dari awal sampai akhir. Iya ada setiap bulannya
kita buat laporan untuk di serahkan ke unit pelaksana.”
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Peran fasilitator, peran pendamping sebagai fasilitator dengan memberikan
informasi, motivasi serta pengorganisasian kepada peserta pkh selama
berjalannya program keluarga harapan agar keluarga penerima manfaat
termotivasi untuk mengubah kehidupannya menjadi lebih baik dan dapat
mengakses bantuan ini dengan baik.
2. Peran pendidik, peran yang dilakukan oleh pendamping pada saat pertemuan
peningkatan kemampuan keluarga ( P2K2 ) dengan berbagai macam materi
yang telah disiapkan dan penyampaian informasi terkait program keluarga
harapan.
3. Peran perwakilan pendamping mendatangi pihak eksternal seperti sekolah,
bank, dan lembaga lainnya untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keluarga penerima manfaat serta mengembangkan jaringan kerja
dengan lembaga atau program lainnya.
4. Peran teknis, sebelum pendamping turun ke lapangan untuk melaksanakan
pendampingan kepada keluarga penerima manfaat pendamping terlebih dahulu
mendapatkan bimbingan teknis yang berisi tentang materi-materi dan praktek
lapangan, selain itu pendamping juga harus dapat mengoperasikan komputer

eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 1, 2021: 155-169
168
atau laptop serta harus mampu mempresentasikan materi-materi yang telah
pendamping dapatkan.
5. Pendampingan yang dilaksanakan di Kelurahan Tanjung Laut sudah terlaksana
dengan cukup baik namun jumlah pendamping yang kurang sesuai dengan
banyaknya jumlah KPM menjadikan kinerja pendamping kurang maksimal
ditambah lagi beban kerja pendamping yang banyak baik yang bersifat
administratif maupun teknis lapangan, seperti memverifikasi data KPM,
melakukan pertemuan kelompok, kunjungan ke KPM dan tugas lainnya.
Saran
1. Kepada pemerintah pusat
Seharusnya rekruitmen pendamping sosial memperhatikan populasi
kelompok sasaran (calon KPM), sehingga diperoleh jumlah antara
pendamping dan KPM yang rasional.
Seharusnya juga diadakan pendamping pada setiap kategori PKH agar
maksimal hasil yang diinginkan.
2. Kepada pemerintah Khususnya Dinas Sosial Kota Bontang
Sebaiknya koordinasi dan respon antar instansi/ lembaga terkait harus
lebih ditingkatkan lagi agar tidak terjadi kesalahan dan kebingungan dalam
pelaksanaan program. Hal ini bisa dengan mengadakan sosialisasi antar
instansi/ lembaga setiap 3 bulan sekali agar data yang ada dan program
serta aturan yang baru diketahuai oleh seluruh instansi terkait.
Sebaiknya diadakan pelatihan lanjutan seperti advokasi sosial, komunikasi,
teknik konseling, manajemen keuangan untuk pendamping sosial karena
pelatihan yang diikuti ketika awal tugasnya dirasa kurang untuk
menunjang kinerja pendamping karena persoalan dilapangan lebih dinamis
yang menuntut kemampuan dan keterampilan yang lebih besar.
3. Kepada pendamping keluarga harapan
Sebaiknya fungsi kelompok penerima manfaat PKH dapat di optimalkan
dengan baik seperti membentuk usaha bersama dengan anggota
kelompoknya untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
Seharusnya juga pendamping telah menyiapkan jadwal yang tetap untuk
pertemuan setiap kelompok agar penyampaian materi dapat dipahami
dengan baik oleh keluarga penerima manfaat.
Sebaiknya juga diadakan monitoring dan evaluasi terhadap materi yang
pernah disampaikan kepada penerima manfaat agar mengetahui bahwa
materi itu benar-benar disimak dan diterapkan dalam kehidupan penerima
atau tidak.
4. Kepada Penerima manfaat PKH seharusnya kesempatan ini dijadikan sebagai
sarana untuk lebih mengembangkan keterampilan untuk lebih berdaya dan

Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (Apri Wivantari Netha Putri)
169
menimbulkan kesadaran untuk tidak selalu bergantung pada pemberian
pemerintah karena pemberian ini hanya bersifat sementara.
Daftar Pustaka
Soekanto, soerjono. 2002. Teori peranan. Jakarta: Bumi Aksara Widjaja.
Suharto, Edi. 2005. Membangun masyarakat memberdayakan rakat, kajian
strategis pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Bandung:
PT.Refika Aditama.