PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENSEJAHTERAKAN...
Transcript of PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENSEJAHTERAKAN...
1
PERAN PEMERINTAH DESA DALAM MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT
DESA ARO MELALUI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) PADA
KELOMPOK USAHA PENGELOLA KERAMBA IKAN
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syariah
Oleh:
LILY MACHDALIFAH DAULAY
SIP. 152001
PEMBIMBING:
Dr. Maryani, S. Ag., M.HI
Mustiah. RH. S.Ag., M.Sy
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
2
3
4
5
MOTTO
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”. An-Nisa (4) 58”1
1An-Nisa (4): 58
6
ABSTRAK
Nama Lily Machdalifah Daulay, Nim SIP. 152001. Skripsi ini berjudul peran
Pemerintah Desa dalam mensejahterakan Masyarakat Desa Aro melalui Badan
Usaha milik desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan.
Sebagai tujuan antaranya untuk mengetahui peran Pemerintah Desa dalam
mensejahterakan Masyarakat Desa Aro BUMDES, kendala Pemerintah Desa
dalam mensejahterakan Masyarakat Desa Aro melalui Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) pada Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan. Skripsi ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat tiga peran pemerintah
desa dalam mensejahterakan masyarakat Desa Aro Melalui Badan Usaha Milik
Desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan dilakukan
dengan cara Pengorganisasian BUMDES, dimana pengaturan dalam persiapan
tempat ikan dan perawatan menjadi kunci utama yang telah banyak memperbaiki
taraf hidup masyarakatnya, bekerjasama antara pemerintah dan masyarakat, di
mana peternak budidaya bekerja sama dengan pemerintah desa dalam memperbaiki
ekonomi masyarakat melui budidaya ikan nila dan ikan patin dan Pengembangan
Keterampilan, di mana peternak diberikan pelatihan melui program Diklat,
seminar, workshop maupun program-program kajian-kajian ilmiah yang bertujuan
untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi peternak budidaya ikan di
Desa Aro; (2) Kendala pemerintah desa dalam mensejahterakan masyarakat Desa
Aro melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan, diantaranya; Banyaknya Pesaing Dengan Usaha Yang
Sejenis, di mana terdapat pengusaha yang sejenis menyebabkan pengusaha yang
baru kesulitan untuk menjual hasil panennya dan Keterbatasan Modal dan Hama
Penyakit.
Kata kunci: Pemerintah Desa, BUMDES, Keramba Ikan
7
PERSEMBAHAN
Alhamdulilllah….
Kupanjatkan rasa syukurku kehadirat-MU ya Allah
Berkat ridho-MU aku telah berhasil wisuda
Kupersembahkan semua ini sebagai tanda cinta
Dan baktiku atas segala curahan kasih sayang
Serta doa yang kuterima dari ibunda Asiah dan ayahanda Sahdean Dulay (alm)
Serta kakakku Chairil Ariansyah Daulay, Adikku Yumna Kamilah Daulay Dan
Calon Suamiku Irfan
Terima kasih….
Ya Allah…..
Diriku berserah semua atas kehendak-MU
Diriku ingin berguna dalam hidup
Semoga hidayah dan rahmat-MU selalu menyertaiku
Aku berharap masa depanku akan lebih baik
Dengan membaca bismillahirrohmaanirrohim
Aku akan meneruskan langkahku menuju masa depan yang lebih cerah
Amin……….
8
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat, hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini
penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
kejalan yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam
dan amal nyata yang shalih likulli zaman wa makan.
Skripsi ini diberi judul “Peran Pemerintah Desa dalam mensejahterakan
Masyarakat Desa Aro melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada
Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan” merupakan suatu kajian terhadap
Komunikasi Kepemimpinan yang diperuntukkan untuk komunikasi kepemimpinan
terhadap sebagai abdi masyarakat. Dan inilah yang diketengahkan dalam skripsi
ini.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun
dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama
bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan
adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian
skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:
9
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selaku wakil rektor I Bidang Akademik
dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd selaku wakil
rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu
Dr. Hj. Fadillah, M. Pd, selaku wakil rektor III Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
4. Bapak H. Hermanto Harun, M. HI., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang
Akademik, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan II,
Bidang Adminitrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Ibu Dr. Yuliatin, S.
Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
5. Ibu Mustiah, S. Ag., M. Sy selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan di
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
6. Ibu Tri Endah Karya Lestriyani, S. IP., M. IP selaku Sekretaris jurusan Ilmu
Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
7. Ibu Dr. Maryani, S. Ag., M.HI selaku Pembimbing I dan Ibu Mustiah. RH.
S.Ag., M.Sy selaku Pembimbing II skripsi ini di Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
10
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 5
C. Batasan Masalah .................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................ 6
E. Kerangka Teori .................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ................................................................. 19
BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitan .............................................. 26
B. Pendekatan Penelitian ......................................................... 26
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 27
D. Unit Analisis ........................................................................ 28
E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 29
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 31
G. Sistematika Penulisan .......................................................... 32
H. Jadwal Penelitian ................................................................. 34
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Desa Aro .................................................... 35
B. Visi dan Misi Desa Aro ....................................................... 36
C. Struktur Organisasi .............................................................. 37
D. Sarana dan Prasarana ........................................................... 46
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Peran Pemerintah Desa dalam Mensejahterakan
Masyarakat Desa Aro Melalui Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) pada Kelompok Usaha Pengelola
Keramba Ikan ....................................................................... 50
12
B. Kendala Pemerintah Desa dalam Mensejahterakan
Masyarakat Desa Aro melalui Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) pada Kelompok Usaha Pengelola
Keramba Ikan ....................................................................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………... 65
B. Saran.............. ………...……………………............……... 66
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
13
DAFTAR SINGKATAN
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
KUPT : Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi
STS : Sulthan Thaha Saifuddin
SWT : Subhanahu Wata’ala
SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam
SDM : Sumber Daya Manusia
SDA : Sumber Daya Alam
UIN : Universitas Islam Negeri
UU : Undang-Undang
14
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jadwal Penelitian…………………………………….. 34
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 39
Tabel 3.2 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin di Desa Aro Tahun 2018……….
40
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Bedasarkan Tingkat Pendidikan
Desa Aro Tahun 2018……………………………
41
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Desa Aro……………………………
41
Tabel 3.5 Derajat Kesehatan Masyarakat Desa Aro
………………………………………….
43
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Menurut Suku yang ada di
Desa Aro…………………………………………
44
Tabel 3.7 Mata pencarian penduduk Desa Aro Tahun
2018……………………………
46
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang bersifat global. Artinya,
kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian banyak
orang di dunia ini. Untuk bisa keluar dari lingkaran kemiskinan tentu harus
berusaha mencari pekerjaan yang layak, yang bisa menghidupi dirinya beserta
keluarganya demi mengubah keadaan hidupnya agar menjadi lebih baik dari yang
sebelumnya. Namun mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah, banyak
persaingan dalam hal mendapatkan pekerjaan mulai dari persaingan dalam tingkat
pendidikan dan keahlian yang dimiliki. Sedangkan cara lain untuk bisa mengurangi
jumlah pengangguran adalah dengan berwirusaha. Wirausaha relative bisa bertahan
dalam menghadapi permasalahan ekonomi yang sering terjadi. Keberadaanya juga
memiliki peluang yang cukup besar dalam meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat Indonesia.2
Selain itu kehadiran dan peranan wirausaha akan memberikan pengaruh
terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada keadaan ekonomi. Karena
wirausaha dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, meningkatkan pemerataan pendapatan, memanfaatkan dan
memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas nasional.3 Sektor
informal merupakan alternative yang dapat membantu menyerap pengangguran.
2 Suparmono, Pengantar Ekonomi Makro (Yogyakarta: UUPP AMP YKPN,2014), hlm. 32
3 Djuni Pristianto, Panduan Penyususnan RPJM desa, (Jakarta: Yayasan Penabulu, 2015),
hlm. 13. 1
16
Ada berbagai macam jenis usaha yang bisa digarap, yaitu usaha ekstraktif, agraris,
industri, perdagangan, dan jasa. Salah satu jenis usaha yang sering digarap oleh
masyarakat di Batanghari adalah usaha agraris yang mencakup berbagai usaha
pengelolaan kebun, perdagangan hasil-hasil pertanian (agrobisnis) yang dapat
diusahakan untuk setiap produk yang dihasilkan oleh pertanian atau perkebunan
dan perternakan.
Perikanan mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan
perekonomian Batanghari merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Jambi yang
di bentuk berdasarkan Undang-Undang No 54 tahun 1999 sebagai daerah
pemekaran dari Kabupaten Batanghari.4Di Kabupaten Batanghari salah satu
konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat yang efisisen dilakukan adalah melalui
budidaya ikan nila dan ikan patin . Hal ini sangat memungkinkan karena kondisi
geografis wilayah yang dialiri sungai Batanghari yang sangat baik untuk
pengelolaan budidaya ikan. Disamping perairan geografis wilayah yang
mempunyai cukup banyak lahan basah/rawa.5 Secara umum pengembangan
budidaya perikanan utama di Batanghari yang dilakukan disepanjang sungai
Batanghari, dengan sistem keramba jaring apung (KJA) ini salah satunya yang
terpusat di Desa Aro
Undang-undang No. 6 Tahun 2014 untuk mendukung pembangunan desa
sesuai program-program yang ada sesuaikan dengan kondisi desa sehingga mampu
mengatasi masalahnya. Namun kondisi modal sosial yang dimiliki masyarakat desa
4 Andi Mattalata, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2008 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang pemerintahan Daerah
(Jakarta: Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2008), hlm. 25 5 Kantor Dinas Peternakan Kab. Batanghari, Daftar Perikanan dan Peternakan Kab.
Batanghari, 24 Maret 2019.
17
masih berbanding terbalik dengan kondisi modal ekonomi desa, di mana modal
sosial masyarakat desa yang terdiri dari ikatan sosial (social bonding), jembatan
sosial (social bridging) dan jaringan sosial (social linking), yang ketiga ikatan
sosial masyarakat desa tersebut bersifat parokial atau menjadi modal sosial yang
paling dangkal, serta tidak mampu memfasilitasi pembangunan ekonomi, guna
mewujudkan desa yang bersemangat sosial dalam koteks demokrasi lokal. 6
Dalam Undang-Undang tersebut adalah langkah nyata untuk mendorong
serta mambangun masyarakat atau mensejahterakannya rakyat dan mengasah
potensi sumber daya sesuai dengan kebutuhannya. Serta memperluas jaringan
dengan menjalin kerjasama antar desa yang menghasilkan produk-produk yang
berkaulitas tinggi. Salah-satu lembaga yang akan membangun dan menopang
perekonomian masyarakat desa adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Bumdes merupakan pilar ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial
(social instution) dan komersil (commercial instution). Berarti BUMDes adalah
lembaga yang memprioritas kepentingan masyarakat melalui partisipasi dalam
penyediaan pelanayanan sosial masyarakat desa. Tujuan utama dari BUMDes
adalah meningkatkan kesejateraan masyarakat desa.7
BUMDes sendiri memiliki literatur yang sama dengan BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yaitu sama-sama
mengelola aset dibidangnya hanya saja BUMN merupakan badan usaha tingkat
6 Fedri Yansah, Kemampuan Aparat Pemerintah Desa Dalam Pembentukan Bumdes (Studi
di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan Desa Negara JAya Kecamatan Negeri Besar
Kabupaten Way Kanan)”, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar
Lampung 2018, hlm. 6 7 Khairul Agus liansyah, Peran Kepala Desa Dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) di Desa Jemparing Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser”, journal Ilmu Pemerintahan,
2013, hlm. 4
18
nasional yang dimiliki oleh negara dan BUMD tentu saja merupakan badan usaha
milik daerah yang mengelola aset-aset yang ada didaerah, hanya saja BUMDes ini
ruang lingkupnya masih sederhana tidak seperti BUMN yang Nasional dan BUMD
yang ruang lingkupnya sekitar provinsi, kabupaten/kota. Maka BUMDes yang
berada di Desa Aro juga memiliki fungsi yang sama, yaitu mengelola seluruh aset
yang dimiliki desa baik itu fisik maupun non fisik yang sifatnya kearah
perekonomian desa.
Memperhatikan besarnya peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
dalam memberikan alternative pada beberapa program pendampingan maupun
hibah, maka perlu adanya konsep pengelolaan yang baik meliputi : (1) pengelolaan
BUMDes harus secara terbuka, dan dapat diketahui oleh masyarakat. (2)
pengelolaan BUMDes harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat
desa dengan mengikuti kaidah dan peraturan yang berlaku. (3) masyarakat desa
terlibat secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan. (4) dan
pengelolaan BUMDes harus memberikan hasil dan manfaaat untuk warga
masyarakat secara berkelanjutan.8
Berdasarkan hasil observasi penulis ditemukan bahwa Desa Aro merupakan
desa yang berada di wilayah Kabupaten Batanghari. Desa Aro terletak tidak jauh
dari kecamatan. Maka dari itu Pemerintah Desa berinisiatif untuk membangun
BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) untuk menjadi motor penggerak ekonomi di
Desa Aro. Dan kegiatan usaha BUMDes di desa ini adalah jual beli ikan. Kepala
Desa Aro terus mengupayakan usaha perikanan akan tetapi, BUMDes mengalami
8 Valentine Queen Chintarydan Asih Widi Lestari, “Peran Pemerintah Desa Dalam
Mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikISSN. 2442-
6962Vol. 5, No. 2(2016), hlm. 4
19
kemunduran sehingga lambat laun badan usaha yang ada tersebut belum mampu
mensejahterakan masyarakat Desa Aro akan tetapi kepala desa selaku pihak yang
juga ikut berperan dalam pengelolaan BUMDes terus mengupayakan agar sektor
usaha-usaha masyarakat dalam tingkatan usaha perikanan untuk terus berkembang.
Hingga pemerintah desa menggunakan BUMDes unutk mengatur mengelola
Keramba Ikan di Desa Aro yang berndampak pada pendapatan masyarakat menjadi
meningkat dikarenakan adanya kesetaraan harga dan juga kemudahan dalam
mendapatkan pakan ikan.9
Hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis dalam melakukan
penelitian tentang “Peran Pemerintah Desa dalam mensejahterakan
Masyarakat Desa Aro melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada
Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejum. lah tahap
penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan
penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran Pemerintah Desa dalam mensejahterakan Masyarakat Desa
Aro melalui Badan Usaha milik desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan?
9 Observasi Aktivitas Peternak Ikan di Desa Aro Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten
Batanghari, 15 Juni 2019
20
2. Apa saja kendala Pemerintah Desa dalam mensejahterakan Masyarakat Desa
Aro melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan?
C. Batasan Masalah
Permasalahan dibatasi berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian
akan difokuskan pada peran BUMDes dalam mensejahterakan social ekonomi di
Desa Aro Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari. Dengan adanya
pembatasan masalah ini diharapkan peneliti akan lebih fokus dalam mengkaji dan
menelaah permasalahan yang ada dalam peran BUMDes pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan yang manjadi objek penelitian.
D. Tujuan dan kegunaaan penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian pada hakekatnya mengungkapkan apa yang di capai oleh
peneliti. Tujuan penelitian ini penulis klarifikasikan kedalam dua sifat, pertama
bersifat umum yang terdiri:
a. Untuk mengetahui peran Pemerintah Desa dalam mensejahterakan Masyarakat
Desa Aro melalui Badan Usaha milik desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan.
b. Untuk mengetahui kendala Pemerintah Desa dalam mensejahterakan
Masyarakat Desa Aro melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada
Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan.
21
Dan sifat kedua khusus, dari penelitian yang penulis lakukan, ini
merupakan syarat untuk menyelesaikan studi stara satu (S1) pada jurusan ilmu
pemerintahan, Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
2. Kegunaan penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan
kepada pembaca pada umumnya, dalam hal ini berkenaan dengan peran
BUMDes dalam mensejahterakan masyarakat di Desa Aro, Kecamatan Muara
Bulian, Kabupaten Batanghari.
b. Bagi penulis, penelitian ini dapat melengkapi salah satu syarat guna
memperoleh gelar serjana stara satu (S1) pada jurusan ilmu pemerintahan
fakultas Syariah UIN STS JAMBI dan tulisan ini bias menambah
pembendaharaan referensi keperpustakaan di fakultas syariah dan bagi
mahasiswa yang mengkaji permasalahan tentang penyusunan APBDes dengan
perspektif UUD Nomor 6 tahun 2014 tentang desa.
c. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait topic penelitian
penulis.
E. Kerangka teori
1. Kewenangan
Wewenang dalam konsep hukum publik merupakan konsep inti dari hukum
tata negara dan hukum administrasi negara. Pemerintah baru dapat menjalankan
fungsinya atas dasar wewenang yang diperolehnya, artinya keabsahan tindak
22
pemerintahan atas dasar wewenang yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Tanpa adanya kewenangan yang dimiliki, maka badan atau pejabat tata
usaha negara tidak dapat melaksanakan suatu perbuatan atau tindakan pemerintah,
ada dua fungsi berkaitan dengan kewenangan yaitu: fungsi pembuatan kebijakan
(policy marking) yaitu kekuasaan yang menentukan tugas (taakstelling) dari alat
pemerintahan atau kekuasaan yang menentukan politik negara dan fungsi
pelaksanaan kebijakan (policy exsecuting) yaitu kekuasaan yang bertugas untuk
merealisasikan politik Negara yang telah ditentukan (verwezeblikking van de
taak).10
Sukasmanto dan Dina Mariana menerangkan kewenangan adalah apa yang
disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan yang diberikan
oleh undang-undang, sedangkan wewenang hanya mengenai suatu “onderdeel”
(bagian) tertentu saja dari kewenangan.11
Wewenang terdiri atas sekurang-
kurangnya mempunya 3 (tiga) komponen, yaitu pengaruh, dasar hukum, dan
komformitas hukum. Komponen pengaruh, bahwa penggunaan wewenang
dimaksudkan untuk mengendalikan prilaku subjek hukum; dasar hukum
dimaksudkan, bahwa wewenang itu haruslah mempunyi dasar hukum; sedangkan
komponen komformitas, bahwa wewenang haruslah mempunyai standar.12
Bahasan mengenai keabsahan itu sendiri setara jika berbicara mengenai
keberadaan hukum, sebagaimana pendapat Silahuddin bahwa hukum ada karena
10
Lutfiah Hanim, “Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pemerintah Kelurahan
Dalam Pelayanan Publik Di Era Otonomi Daerah (Studi Di Kelurahan Gadang Kota Malang)”,
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 2, 2014, hlm. 3 11
Sukasmanto dan Dina Mariana, Modul Panduan Menyususn Kewenangan dan
Perencanaan Desa, (Yogyakart: IRE Yogyakarta – CCES, 2015), hlm. 13 12
Syamsi, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Tehadap Kepuasan Konsumen Pada
Siswa Bimbingan Dan Konsultasi Belajar Al Qolam Bandarlampung”, Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan, Volume 5 Nomor 1, April, 2008, hlm. 25
23
kekuasaan yang sah.13
Kekuasaan yang sahlah yang menciptakan hukum.
Ketentuan-ketentuan yang tidak berdasarkan kekuasaan yang sah pada dasarnya
bukanlah hukum, jadi hukum berdasar kekuasaan yang sah. Secara teoritas,
kewenangan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan tersebut
diperoleh melalui tiga cara yaitu atribusi, delegasi, dan mandat. Kewenangan yang
sumbernya dari peraturan perundang-undangan disebut dengan kewenangan
konstitusionalisme yang merupakan sejumlah ketentuan hukum yang tersusun
secara sistematis untuk menata dan mengatur sturtur dan fungsi lembaga-lembaga
negara.
a. Atribusi adalah kewenangan yang diperoleh oleh organ pemerintah secara
langsung dari peraturan perundang-undangan.
b. Delegasi adalah pelimpahan wewenang dari satu organ pemerintahan kepada
organ pemerintahan lainnya.
c. Mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenangan dijalankan
oleh organ lain atas namanya.14
Pada atribusi terjadi pemberian yang baru oleh suatu ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan. Disini dilahirkan atau diciptakan suatu wewenang
pemerintah baru. Dapat diberi uraian bahwa ketentuan hukum yang menjadi dasar
dikeluarkanya keputusan yang disengketakan itu mungkin menyebutkan dengan
jelas badan atau pejabat tata usaha negara yang diberi wewenang pemerintah, jadi
dasar wewenang tersebut dinamakan bersifat atributif. Delegasi yaitu terjadinya
13
Silahuddin, Kewenangan Desa Dan Regulasi Desa, (Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 32 14
Badan Ramdan dkk, ABCD Perencanaan desa Bacaan Khusus Untuk Kaum Perempuan
dan Masyarakat Miskin, (Jakarta: Inisiatif, 2014), hlm. 6.
24
pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh badan atau jabatan tata usaha
negara yang telah memperoleh suatu wewenang pemerintahan secara atributif
kepada badan tata usaha negara lainnya.15
Dengan demikian, suatu delegasi selalu
didahului oleh adanya atribusi wewenang, adalah sangat penting untuk mengetahui
apakah suatu badan atau jabatan tata usaha negara itu pada waktu mengeluarkan
suatu keputusan yang berisi suatu pendelegasian wewenang berdasarkan suatu
wewenang pemerintah atributif yang sah atau tidak. Dalam hal mandat, maka tidak
terjadi perubahan apa-apa mengenai distribusi wewenang yang telah ada, yang ada
hanya suatu hubungan intern, pemberi mandat menugaskan penerima mandat
untuk atas nama mandans melakukan suatu tindakan hukum dan mengambil serta
mengeluarkan keputusan-keputusan tata usaha negara tertentu. Jadi pada mandat,
wewenang pemerintah tersebut dilakukan oleh mandataris atas nama dan tanggung
jawab mandans.16
2. Badan Usaha Milik Desa
Menurut Pasal 1 Angka (6) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Badan
Usaha Milik Desa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya
untuk sebesar besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.17
BUMDes menurut
Undang-undang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa didirikan antara lain dalam
15
Basseng, Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil, (Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia, 2015), hllm. 27. 16
Ihsanuddin, “Kualitas Pelayanan Publik Pada Badan Perizinan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah (BP2MPD) Kabupaten Indragiri Hilir”, Jurnal Universitas Negeri Padang, 2011,
hlm. 7 17
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 teantang desa
25
rangka peningkatan Pendapatan Asli Desa. Berangkat dari cara pandang ini, jika
pendapatan asli desa dapat diperoleh dari BUMDes, maka kondisi itu akan
mendorong setiap Pemerintah Desa memberikan “goodwill” dalam merespon
pendirian BUMDes.18
Sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi
dipedesaan, BUMDes harus memiliki perbedaan dengan lembaga ekonomi pada
umumnya. Ini dimaksudkan agar keberadaan dan kinerja BUMDes mampu
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan warga
desa.
Artinya: dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka
(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.19
Dari ayat di atas dapat dicermati bahwa sebagai salah satu lembaga
ekonomi yang beroperasi dipedesaan, BUMDes harus memiliki perbedaan dengan
lembaga ekonomi pada umumnya. Ini dimaksudkan agar keberadaan dan kinerja
BUMDes mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan
kesejahteraan warga desa. Disamping itu, supaya tidak berkembang sistem usaha
kapitalistis di pedesaan yang dapat mengakibatkan terganggunya nilai-nilai
18
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, hlm. 15 19
QS Al Baqarah (2) : 186
26
kehidupan bermasyarakat. Terdapat 7 (tujuh) ciri utama yang membedakan
BUMDes dengan lembaga ekonomi komersial pada umumnya yaitu: 20
a. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secarabersama;
b. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%) melalui
penyertaan modal (saham atauandil);
c. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya
lokal (local wisdom);
d. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil informasi
pasar
e. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui kebijakan desa (village
policy);
f. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, danPemdes;
g. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD,
anggota).
BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas
inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal
usaha BUMDes harus bersumber dari masyarakat. Meskipun demikian, tidak
menutup kemungkinan BUMDes dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak
luar, seperti dari Pemerintah Desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga. Ini
sesuai dengan peraturan per undang-undangan (UU 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah Pasal 213 ayat 3). Penjelasan ini sangat penting untuk
20
Muhammad Yasin, Anotasi Undang-Undang No. 6 tahun 2014 Tentang desa, (Jakarta:
Pusat Telaah dan Informasi Regional PATTIRO, 2015), hlm. 85.
27
mempersiapkan pendirian BUMDes, karena implikasinya akan bersentuhan dengan
pengaturannya dalam Peraturan Daerah (Perda) maupun Peraturan Desa (Perdes).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan BUMDes adalah suatu badan yang didirikan atau dibentuk
secara bersama oleh masyarakat dan pemerintah desa dan pengelolaannya
dilakukan oleh pemerintah desa dan masayrakat dalam rangka memperolah
keuntungan bersama sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Desa.
3. Tujuan dan fungsi Badan Usaha MilikDesa
Empat tujuan utama pendirian BUMDes adalah:
a. Meningkatkan perekonomiandesa;
b. Meningkatkan pendapatan aslidesa;
c. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
d. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pedesaan.21
Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa adalah merupakan
perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara
kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntabel, dan sustainable.
Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk menjadikan pengelolaan badan usaha
tersebut dapat berjalan secara efektif, efisien, profesional dan mandiri Untuk
mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan (produktif
dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan distribusi barang dan jasa yang
dikelola masyarakat dan Pemdes.22
21
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, hlm. 30 22
RPDN, Buku Panduan Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes),
Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (Pkdsp) Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya, hlm. 13
28
Pemenuhan kebutuhan ini diupayakan tidak memberatkan masyarakat,
mengingat BUMDes akan menjadi usaha desa yang paling dominan dalam
menggerakkan ekonomi desa. Lembaga ini juga dituntut mampu memberikan
pelayanan kepada non anggota (di luar desa) dengan menempatkan harga dan
pelayanan yang berlaku standar pasar. Artinya terdapat mekanisme
kelembagaan/tata aturan yang disepakati bersama, sehingga tidak menimbulkan
distorsi ekonomi di pedesaan disebabkan usaha yang dijalankan oleh BUMDes.
Dinyatakan di dalam undang-undang bahwa BUMDes dapat didirikan sesuai
dengan kebutuhan dan potensi desa. Apa yang dimaksud dengan ”kebutuhan dan
potensi desa” adalah:
1) Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhanpokok;
2) Tersedia sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal terutama
kekayaan desa dan terdapat permintaan dipasar;
3) Tersedia sumberdaya manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai
aset penggerak perekonomianmasyarakat;
4) Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi warga masyarakat
yang dikelola secara parsial dan kurangterakomodasi.
BUMDes merupakan wahana untuk menjalankan usaha didesa. Apa yang
dimaksud dengan “usaha desa” adalah jenis usaha yang meliputi pelayanan
ekonomi desa antra lain:
a) Usaha jasa keuangan, jasa angkutan darat dan air, listrik desa, dan usaha
sejenislainnya;
b) Penyaluran Sembilan bahan pokok ekonomidesa;
29
c) Perdagangan hasi pertanian meliputi tanman pangan, perkebunan, peternakan
perikanan danagrobisnis;
d) Industri dan kerajinanrakyat.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa upaya
pengembangan dan pengelolaan BUMDes harus dilaksanakan dengan langkah-
langkah yang terencana serta terpadu antara satu dengan yang lainnya dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan uraian
diatas maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan pendirian BUMDes adalah
sebagai suatu badan usaha yang dapat memberdayakan berbagai potensi usaha
masyarakat desa mendukung pelaksanaan pembangunan di desa dan menjadi
lokomotif ekonomi desa serta pemerataan ekonomi pedesaan.
4. Dasar Hukum Badan Usaha MilikDesa
Pengaturan mengenai pendirian BUMDes diatur dalam beberapa peraturan
perundang-undangan yaitu sebagaiberikut:
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 87 sampai Pasal90;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 132 sampai
Pasal142; Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata
Tertib Dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa Pasal 88
dan Pasal89.
c. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang pendirian, pengurusan dan
pengelolaan, dan pembubaran Badan Usaha MilikDesa.
30
d. Prinsip pengelolaan Badan Usaha MilikDesa23
5. Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
a. Pengelolaan BUMDes harus diljalankan dengan menggunakan prinsip
kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntable, dan sustainable,
dengan mekanisme member-base dan self help yang dijalankan secara
profesional, dan mandiri.24
Berkenaan dengan hal itu, untuk membangun
BUMDes diperlukan informasi yang akurat dan tepat tentang karakteristik ke-
lokal-an, termasuk ciri sosial-budaya masyarakatnya dan peluang pasar dari
produk (barang dan jasa) yang dihasilkan.
b. BUMDes sebagai badan usaha yang dibangun atas inisiatif masyarakat dan
menganut asas mandiri, harus mengutamakan perolehan modalnya berasal dari
masyarakat dan Pemdes. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan
BUMDes dapat memperoleh modal dari pihak luar, seperti dari Pemerintah
Kabupaten atau pihak lain, bahkan dapat pula melakukan pinjaman kepada
pihak ke tiga, sesuai peraturan perundang-undangan. Pengaturan lebih lanjut
mengenai BUMDes tentunya akan diatur melalui Peraturan Daerah (Perda).25
c. BUMDes didirikan dengan tujuan yang jelas. Tujuan tersebut, akan direalisir
diantaranya dengan cara memberikan pelayanan kebutuhan untuk usaha
produktif terutama bagi kelompok miskin di pedesaan, mengurangi praktek
ijon (rente) dan pelepasan uang, menciptakan pemerataan kesempatan
berusaha, dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Hal penting lainnya
23
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, hlm. 44 24
Sutoro Eko, Desa Membangun Indonesia, (Yogykarta: Forum Pengembangan
Pembaharuan desa FPPD, 2014, hlm. 9. 25
Heru Darmawan, Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun
2014, hlm. 19.
31
adalah BUMDes harus mampu mendidik masyarakat membiasakan menabung,
dengan cara demikian akan dapat mendorong pembangunan ekonomi
masyarakat desa secara mandiri.26
d. Pengelolaan BUMDes, diprediksi akan tetap melibatkan pihak ketiga yang
tidak saja berdampak pada masyarakat desa itu sendiri, tetapi juga masyarakat
dalam cakupan yang lebih luas (kabupaten). Oleh sebab itu, pendirian
BUMDes yang diinisiasi oleh masyarakat harus tetap mempertimbangkan
keberadaan potensi ekonomi desa yang mendukung, pembayaran pajak di desa,
dan kepatuhan masyarakat desa terhadap kewajibannya. Kesemua ini menuntut
keterlibatan pemerintah kabupaten.
e. Diprediksi bahwa karakteristik masyarakat desa yang perlu mendapat
pelayanan utama BUMDes adalah: (a) masyarakat desa yang dalam mencukupi
kebutuhan hidupnya berupa pangan, sandang dan papan, sebagian besar
memiliki matapencaharian disektor pertanian dan melakukan kegiatan usaha
ekonomi yang bersifat usaha informal; (b) masyarakat desa yang
penghasilannya tergolong sangat rendah, dan sulit menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk modal pengembangan usaha selanjutnya; (c) masyarakat
desa yang dalam hal tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri,
sehingga banyak jatuh ke tangan pengusaha yang memiliki modal lebih kuat;
dan yang terpenting adalah (d) masyarakat desa yang dalam kegiatan usahanya
cenderung diperburuk oleh sistem pemasaran yang memberikan kesempatan
kepada pemilik modal untuk dapat menekan harga, sehingga mereka cenderung
26
Borni Kurniawan, desa Mandiri, desa Membangun, (Jakarta: Kementerian desa,
pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 27.
32
memeras dan menikmati sebagian besar dari hasil kerja masyarakat desa. Atas
dasar prediksi tersebut, maka karakter BUMDes sesuai dengan ciri-ciri
utamanya, prinsip yang mendasari, mekanisme dan sistem pengelolaanya.
Secara umum pendirian BUMDes dimaksudkan untuk:27
1) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (standar pelayanan
minimal), agar berkembang usaha masyarakat di desa.
2) Memberdayakan desa sebagai wilayah yang otonom berkenaan dengan usaha-
usaha produktif bagi upaya pengentasan kemiskinan, pengangguran dan
peningkatan PADes.
3) Meningkatkan kemandirian dan kapasitas desa serta masyarakat dalam
melakukan penguatan ekonomi di desa.28
6. Tolak Ukur Keberhasilan dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
Tolak ukur keberhasilah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan BUMDes diantaranya:29
a. Kooperatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus mampu
melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan
hidupusahanya.
b. Partisipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus bersedia
secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat
mendorong kemajuan usahaBUMDes.30
27
Silahudin, Kewenangan Desa Dan Regulasi desa, (Jakarta: Kementerian desa,
pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 36. 28
Sondang P. Siagian, Administrasi Pembangunan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm.
100. 29
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, hlm. 11 30
Wahyudin Kessa, Perencanaan Pembangunan Desa, (Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 15
33
c. Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus
diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, danagama.
d. Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat
umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah
danterbuka.
e. Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis maupun administratif
f. Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh
masyarakat dalam wadahBUMDes.31
Terkait dengan implementasi Alokasi Dana Desa (ADD), maka proses
penguatan ekonomi desa melalui BUMDes diharapkan akan lebih berdaya. Hal ini
disebabkan adanya penopang yakni dana anggaran desa yang semakin besar.
Sehingga memungkinkan ketersediaan permodalan yang cukup untuk pendirian
BUMDes. Jika ini berlaku sejalan, maka akan terjadi peningkatan PADesa yang
selanjutnya dapat digunakan untuk kegiatan pembangunan desa. Hal utama yang
penting dalam upaya penguatan ekonomi desa adalah memperkuat kerjasama
(cooperatif), membangun kebersamaan/menjalin kerekatan disemua lapisan
masyarakat desa. Sehingga itu menjadi daya dorong (steam engine) dalam upaya
pengentasan kemiskinan, pengangguran, dan membuka akses pasar.
31
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa, hlm. 52
34
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Kadek Diah Candra Kartika,
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,
Indonesia, ditulis pada tahun 2017 dengan judul “Efektivitas Pengelolaan Dana
Pada Badan Usaha Milik Desa Kerta Danu Mandara Di Desa Songan A”32
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengelolaan dana pada Badan
Usaha Milik Desa Kerta Danu Mandara di Desa Songan A. Apakah sudah efektif
dan sesuai dengan prinsip umum pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif di mana metode
kualitatif adalah mengolah data dengan lebih banyak mengumpulkan data dan
menguraikannya secara menyeluruh dan sesuai dengan permasalahan yang sedang
diteliti, sehingga akan diperoleh suatu hasil dari pengolahan data yang disebut hasil
penelitian. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa pengelolaan dana yang
dilakukan pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kerta Danu Mandara
dilakukan secara tidak transparan dikarenakanpengelolaan dana hanya dilakukan
oleh pengelola dan pendamping BUMDes Kerta Danu Mandara. Selain itu terdapat
kendala dalam usaha dagang dan usaha Rumah Tangga Sasaran (RTS), namun
dalam usaha kredit umum tidak terdapat suatu kendala. Hal ini menyebabkan
32
Kadek Diah Candra Kartika, “Efektivitas Pengelolaan Dana Pada Badan Usaha Milik
Desa Kerta Danu Mandara Di Desa Songan A”, hlm. 1
35
pengelolaan dana yang terjadi pada BUMDes Kerta Danu Mandara hanya
memenuhi 81% kategori, dan termasuk ke dalam kriteria cukup efektif.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Hanny Purnamasari Fisip
Universitas Singaperbangsa Karawang Program Studi Ilmu Pemerintahan, ditulis
pada tahun 2016, dengan judul “Efektivitas Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
(Bum Desa) Berbasis Ekonomi Kerakyatan Di Desa Warungbambu Kecamatan
Karawang Timur Kabupaten Karawang”,33
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Keberadaan BUM Desa sebagaimana yang tertuang dalam Undang-
Undang Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa),
diharapkan Pemerintah Desa dapat memahami tentang pembentukan dan
pengelolaan BUM Desa, sehingga dapat dijadikan sebagai penggerak
perekonomian masyarakat desa dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa, khususnya desa tertinggal atau desa yang tingkat
perekonomiannya rendah. Desa Warung Bambu adalah salah satu desa di wilayah
Kecamatan Karawang Timur Kabupaten Karawang yang telah memiliki BUM
Desa namun selama ini belum mampu memberdayakan dan meningkatkan
perekonomian masyarakat desanya.
Ketiga, penelitian ini dilakukan oleh Valentine Queen Chintary dan Asih
Widi Lestari, dengan judul Peran Pemerintah Desa dalam mengelola BUMDes dan
mengetahui program BUMDes di Desa Bumiaji Kota Batu. Penelitian yang
dilakukan merupakan penelitian ku alitatif. Sampel penelitian mengunakan
purposive sampling dengan informan yaitu Kepala Desa Bumiaji, Sekretaris Desa,
33
Hanny Purnamasari, “Efektivitas Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bum Desa)
Berbasis Ekonomi Kerakyatan Di Desa Warungbambu Kecamatan Karawang Timur Kabupaten
Karawang”, hlm. 3
36
Kepala Dusun Banaran, Kepala Urusan Pemerintahan, Pengurus BUMDES,
Pengelola BUMDES dan sebanyak dua orang masyarakat desa Bumiaji. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi. Metode analisa data yang digunakan yaitu metode deskriptif. Hasil
penelitian membuktikan bahwa peran pemerintah Desa Bumiaji dalam mengelola
BUMDes yakni sebagai pembentukan dan pengembangan BUMDes, sebagai
mediator pelatihan dan motivator terhadap terbentuknya pengurus dan organisasi
BUMDes serta sebagai pengawasan. Sedangkan program BUMDES di Desa
Bumiaji Kota Batu seperti terbentuknya Badan Kesejahteraan Desa (BKD),
Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) dan Badan Pengelola Gelora
Arjuna (BAPEGAR).34
Keempat, penelitian yang ditulis oleh Fedri Yansah dengan judul, Peran
Kepala Desa Dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa
Jemparing Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser, penelitian skripsi ini dilakukan
dilokasi Desa Jemparing Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser. Tujuan dari
skripsi ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan sejauh mana Peran Kepala Desa
Dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Jemparing
Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser dan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
menjadi faktor penghubung dan penghambat Peran Kepala Desa Dalam
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Jemparing Kecamatan
Long Ikis Kabupaten Paser. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kepala desa
telah menjalankan perannya, meskipun di temukan banyak hambatan di dalam
34
Valentine Queen Chintarydan Asih Widi Lestari, “Peran Pemerintah Desa Dalam
Mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)”. 5, No. 2(2016), hlm. 4
37
proses pengelolaan BUMDes tersebut pada kenyataannya, adapun peran yang
dijalankan kepala desa antara lain, sebagai penasihat, pemberi saran dan pendapat,
serta pengendali pelaksanaan pengelolaan BUMDes, hal ini juga memiliki
hambatan seperti yang telah diterangkan sebelumnya, hambatan hambatan tersebut
antara lain, terbatasnya sumber daya manusia, fasilitas dan peralatan, hal tersebut
menjadi kendala yang menghambat proses pengelolaan BUMDes di Desa
Jemparing Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser. 35
Kelima, penelitian yang ditulis oleh Rendi menemukan Jurnal yang juga
membahas tentang Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat desa (Studi kasus pada badan usaha milik desa
di karangdima kecamatan labuhan badas Kabupaten Sumbawa), jurnal ini ditulis
oleh Kurniawan dan Ade eka mereka memaparkan bagaimana peranan BUMDES
dalam peningkatan pendapatan asli desa.
Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Samadi Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar Lampung, ditulis pada tahun 2017,
dengan judul “Peranan Badan Usaha Milik Desa ( Bumdes ) Dalam Peningkatan
Ekonomi Masyarakat ( Studi Pada Bumdes Desa Pekan Tebih Kecamatan
Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan Hulu )”,36
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Peningkatan
Ekonomi Masyarakat, khususnya masyarakat pengguna dana BUMDes di Desa
35
Fedri Yansah, Kemampuan Aparat Pemerintah Desa Dalam Pembentukan Bumdes
(Studi di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan Desa Negara JAya Kecamatan Negeri Besar
Kabupaten Way Kanan)”, hlm. 6 36
Samadi, “Peranan Badan Usaha Milik Desa ( Bumdes ) Dalam Peningkatan Ekonomi
Masyarakat (Studi Pada Bumdes Desa Pekan Tebih Kecamatan Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan
Hulu)”, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017, hlm.
1
38
Pekan Tebih Kecamatan Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan Hulu. Populasi
penelitian adalah sebagian dari pengguna dana BUMDes Desa Pekan Tebih tahun
2013 sebanyak 277 orang dan penentuan sampel menggunakan metode
Proposional sehingga sampel penelitiannya berjumlah 42 orang. Dalam
menganalisis data penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif, hanya
menguraikan hasil dari pertanyaan wawancara saat dilapangan. Berdasarkan hasil
penelitian, diperoleh peningkatan perekonomian hanya terjadi pada pengguna dana
BUMDes dibidang perdagangan gorengan, perdagangan barang pecah belah,
perdagangan kelontong, pada perkebunan kelapa sawit dan bidang jasa. Namun
pada perkebunan karet belum terjadi peningkatan perekonomiannya. Untuk itu
penulis menyarankan kepada pengguna dana BUMDes harus mempertahankan
peningkatan perekonomianya dan mengembangkan hasil dari usahanya, dan
berhati-hati dalam menggunakan dana yang diperoleh. Bagi pihak BUMDes harus
kontroling dan sekaligus memberikan pandangan yang lebih baik kepada pengguna
dana BUMDes tersebut
Dari beberapa contoh hasil penelitian di atas, maka dapat digambarkan
beberapa persamaan dan perbedaannya. Persamaan proposal ini dengan hasil-hasil
penelitian sebelumnya adalah pada salah satu variabel yang digunakan dalam
membahas pokok permasalahan, yaitu variabel BUMDes. Sedangkan, perbedaan
antara proposal ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah pada
pengaturan BUMDes. Pada proposal ini kajian lebih difokuskan untuk menjelaskan
secara deskriptif mengenaiperan pemerintah desa dalam mensejahterakan
39
masyarakat desa aro melalui badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada Kelompok
Usaha Pengelola Keramba Ikan.
40
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tentang peran Pemerintah Desa dalam mensejahterakan
Masyarakat Desa Aro melalui Badan Usaha milik desa (BUMDES) pada
Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Pentingnya mengetahui dalamperan Pemerintah Desa dalam mensejahterakan
Masyarakat Desa Aro melalui Badan Usaha milik desa (BUMDES) pada
Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan.
2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun proposal skripsi ini.
B. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu
untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.37
Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam
rangka mengetahui peran Pemerintah Desa dalam mensejahterakan Masyarakat
Desa Aro melalui Badan Usaha milik desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti
37
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22.
26
41
adalah sebagai instrument kunci”.38
Kualitatif adalah suatu rencana dan cara yang
akan digunakan peneliti untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer yang penulis ambil dari informasi di lapangan melalui observasi
dan wawancara di lokasi penelitian, adapun data primer pemerintah desa
(kepala desa, kepala BUMDes), masyarakat dan Al-Quran serta Hadis.
2. Data sekunder yang penulis ambil adalah yang berhubungan dengan penelitian
ini.
Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/ peristiwa, dan
dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan orang yang bisa
memberikan data melalui wawancara. Sumber data yang berbentuk suasana/
peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun lisan, meliputi ruangan, suasana,
dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan diobservasi. Adapun
sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa atau kejadian, di mana dalam
penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data adalah penelitian ini tentang peran
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 5.
42
Pemerintah Desa dalam mensejahterakan Masyarakat Desa Aro melalui Badan
Usaha milik desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan.
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.39
Unit analisis juga menjelaskan kapan
waktu (tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian
tidak secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut. Dalam
penelitian ini, unit analisisnya adalah peran Pemerintah Desa dalam
mensejahterakan Masyarakat Desa Aro melalui Badan Usaha milik desa
(BUMDES) pada Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan. Penetapan unit
analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan popupasi
dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-dokumen dari peran pemerintah
desa dan informasi- informasi yang berasal dari aparat-aparatnya saja.
Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan pertimbangan
informasi. Penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai
pada taraf kelebihan artinya bahwa dengan menggunakan informan selanjutnya
boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru.40
Informan adalah
orang yang memberi atau orang yang menjadi sumber data dalam penelitian
(narasumber). Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh
39
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, (2012), hlm. 62. 40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,hlm.85.
43
peneliti dan diperkirakan orang yang menjadi informan ini menguasai dan
memahami data, informasi, ataupun fakta dari objek penelitian. Informan dalam
penelitian ini dipilih berdasarkan kewenangan dan keilmuan yang terkait dengan
penelitian ini, mereka diantaranya:
1. Kepala Desa Aro (satu orang)
2. Kepala BUMDes Desa Aro (empat orang)
3. Masyarakat (empat orang).
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Martinis
Yamin menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa
yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi
aktif dalam aktiivitas mereka.”41
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek
penelitian maka, penulis memilih observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu
suatu teknik pengamatan di mana penulis ikut ambil bagian dalam kegiatan yang
dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati
dan mencatat langsung terhadap peran Pemerintah Desa dalam mensejahterakan
Masyarakat Desa Aro melalui Badan Usaha milik desa (BUMDES) pada
Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan.
41
Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,
(Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009), hlm. 79.
44
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi
terstruktur (semistructure interview) di mana pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Alat-alat yang digunakan penulis
dalam wawancara adalah buku catatan, laptop, dan camera karena penulis
menggunakan wawancara catatan lapangan. Hal ini bermanfaat untuk mencatat dan
mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya
telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data.
3. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari
arsip dan dokumen baik yang berada di Desa Aro dalam penelitian ini kinerja
pegawai dalam sistem pelaporan bidang pemerintahan di Desa Aro, yang ada
hubungannya dengan penelitian tersebut.42
Dalam hal ini dokumentasi diperoleh
melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti. Adapun di
dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data mengenai sejarah, visi-misi, profil,
serta bukti-bukti peran Pemerintah Desa dalam mensejahterakan Masyarakat Desa
Aro melalui Badan Usaha milik desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha Pengelola
Keramba Ikan.
42
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.
143.
45
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lainAktivitas analisis
data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu
diverifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan
membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis
memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak
relevan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan dan
wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan
memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi dari reduksi
data yang kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan mudah dipahami.
Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga
dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian data juga dapat
dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan antara kategori dan sejenisnya.
Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-
nya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber
46
tulisan maupun dari sumber pustaka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
teks yang bersifat naratif.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan
penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan
lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik
kesimpulan tentang peran Pemerintah Desa dalam mensejahterakan Masyarakat
Desa Aro melalui Badan Usaha milik desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran
tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan
47
Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,
Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan
Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan
Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan
Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.
48
G. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan, maka
penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal
penelitian sebagai berikut :
Tabel 2.1 : Jadwal Penelitian
NO Kegiatan Juni Juli Agustus
1 Pengajuan judul √
2 Pembuatan proposal √ √
3 Peerbaikan proposal
dan seminar
√ √
4 Surat izin Riset √
5 Pengumpulan Data √ √
6 Pengolahan Data √ √
7 Pembuatan Laporan √
8 Bimbinangan dan
Perbaikan
√ √ √
9 Agenda dan Ujian
Skripsi
√
10 Perbaikan dan
Perjilidan
√ √
49
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Desa Aro
Desa Aro berdiri pada tahun 1998 yang mana sebelum berdiri Desa Aro
merupakan bagian dari Kecamatan Muara Bulian dan dengan berdirinya Desa Aro.
Dari tahun 1998 sampai tahun 2018 masih tetap dengan nama Desa Aro. Desa Aro
Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi . Desa Aro adalah
salah salah satu desa dari 1 Kelurahan dan 16 Desa yang ada di Kecamatan Muara
Bulian Kabupaten Batanghari. Desa Aro yang terdiri dari parit 7 parit ini memiliki
6 Dusun, 6 Rukun Warga (RW) dan 20 Rukun Tetanga (RT), Desa Aro Pada
Tahun 1998 – 2001 merupakan Bagian dari Kecamatan Muara Bulian Kabupaten
Batanghari Propinsi Jambi. Berkat informasi dari orang-orang tua yang masih ada
di Desa Aro maka dapat disusun urutan Kepala Desa yang Pernah menjadi Kepala
Desa di Desa Aro dari tahun 1998 masa sebelum kemerdekaan hingga sekarang
ialah :43
1. HEMYAR 1998-2001
2. YAHYA 2002-2015
3. MHD.DAUD.S.Pd.(PJS) 2016-2017
4. RUSLI 2018-SEKARANG
Dengan pemekaran tersebut Desa Aro yang memang terletak ditempat
yang strategis dan didukung dengan banyaknya lahan yang masih kosong, tanah
yang subur, mudah dilalui dengan transportasi darat, Desa Aro semakin banyak
43
Dokumentasi Profil Desa Aro, di Desa Aro Kecamatan Muara Bulian, 11 Juni 2019
35
50
didatangi oleh pendatang baru yaitu : suku Jawa, suku Banjar, suku Bugis, suku
Batak, suku Minang, dan lain – lain. Dari semua suku yang ada terjalin suatu
hubungan silaturahmi yang baik di masyarakat baik antar suku maupun antar
agama sesuai dengan moto Desa Aro yaitu : “RAKYAT SEKATA INDAH
DESA, RAKYAT SEBATI INDAH NEGERI” Desa Aro dengan tempat dan
letaknya yang strategis dan ditunjang dengan transportasi darat yang ada dan
semakin berkembangya perekonomian ditunjang dengan pertumbuhan penduduk
yang semakin padat Desa Aro dengan cepat menjadi salah satu pusat
perekonomian. 44
B. Visi dan Misi Desa Aro
1. Visi
Terbangunnya tata kelola pemerintahan desa yang baik dan bersih guna
mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera sehat bermatabat menuju desa
mandiri.
2. Misi
a. Menyelenggarakan pemerintah desa yang bersih demokratis dan terbatas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme serta bentuk-bentuk penyelenggaraan lainnya.
b. Mengembangkan perekonomian masyarakat melalui pemanfaatan potensi desa
c. Meningkatkan mutu kesejahteraan masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan
yang lebih baik dan berpendidikan
d. Akan lebih memperjelas eksistensi dan legalitas desa.
44
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019
51
C. Struktur Organisasi Desa Aro
STRUKTUR OGANISASI DAN TATA KERJA
PEMERINTAH DESA ARO
KECAMATAN MUARA BULIAN-KABUPATEN BATANGHARI HARI45
45
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019
KEPALA DESA
RUSLI
KEPALA SEKSI
PEMERINTAHAN
SUGIANTO
KEPALA
DUSUN HILIR
SUDIRMAN
KEPALA DUSUN
TALANG ARO
AGUS CHAIDAR
KEPALA DUSUN
HULU
ABDULLAH
KEPALA SEKSI
KESEJAHTERAA
N MHD. AMIN
STAF ADMINISTRASI
BPD
ETA HARTATI, S.Pd
STAF URUSAN
KEUANGAN
ETIKA RAHMI, S.Pd
SEKRETARIS DESA
AL-AMIN, ST
KEPALA URUSAN
UMUM DAN
PERENCANAAN
MHD. KHOIRU
KAUR
KEUANGAN
MUTTAQIN, AM.d
52
D. Struktur Organisasi BUMDES
STRUKTUR ORGANISASI PENGURUS
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
ARO SEJAHTERA46
46
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019
DIREKTUR
ANDI RAHMAN
KEPALA SEKSI
PEMERINTAHA
N KARTONO
KEPALA UNIT
JASA EKA
SAPUTRA
KEPALA UNIT
PERIKANAN,
PERTANIAN &
PERKEBUNAN
ASMUNI
KEPALA UNIT
USAHA
PRODUKSI/UMKM
YULIMAR
STAFF ADM BENDAHARA
MUSLIMIN
BADAN PENGAWAS:
KETUA: ILHAM, SE
SEK: ASNAWI
ANGGOTA:
1. M. YANI
2. ANDRI, SP
3. MARZUKI
PEMBINA
RUSLI
UNIT USAHA
53
1. Demografi
a. Kependudukan
Jumlah penduduk menjadi modal dasar pembangunan sekaligus bisa
memotivasi pembangunan, jumlah penduduk Desa Aro adalah 3346 Jiwa dengan
jumlah Kepala Keluarga 897 Kepala Keluarga. Agar dapat menjadi dasar
pembangunan maka jumlah penduduk yang besar harus disertai kualitas SDM yang
tinggi. Penanganan kependudukan sangat penting sehingga potensi yang dimiliki
mampu menjadi pendorong dalam pembangunan, khususnya pembangunan
DesaPasar Kembang. Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara
lain perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan persebaran serta strukturnya.
Tabel 3.1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin47
TAHUN LAKI – LAKI PEREMPUAN JUMLAH TOTAL
2015 1.663 Jiwa 1.654 Jiwa 3.317Jiwa
2016 1.662 Jiwa 1.684 Jiwa 3.346Jiwa
b. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan struktur umur, penduduk Desa Aro tergolong penduduk usia
muda. Indikasi ini tergambar dari rasio penduduk usia kelompok umur 0-12 Bulan
264 Jiwa, 12-36 Bulan 319 Jiwa, 36-60 Bulan 396 Jiwa, 5-15 Tahun 1.859 Jiwa,
15-25 Tahun 2.179 Jiwa, 25-55 Tahun 2.825 Jiwa, 55 Tahun ke atas 1.211 Jiwa.
Rasio jenis kelamin penduduk Desa Aro menunjukkan bahwa penduduk
perempuan relatif lebih banyak dibandingkan laki-laki.
47
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019
54
Tabel 3.2 : Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Desa Aro Tahun 201848
NO KELOMPOK UMUR
(TAHUN)
TAHUN 2016
LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 0 – 5 510 477 987
2 5 –15 929 939 1.864
3 15 – 25 1.064 1.128 2.202
4 25 – 55 1.422 1.421 2.843
5 55 Tahun Ke Atas 514 612 1.126
Jumlah 4.519 4.587 9.106
2. Keadaan Sosial
a. Sumber Daya Manusia
Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan sekaligus
obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus kehidupan manusia, sejak
kandungan hingga akhir hayat. Oleh kerena itu pembangunan kualitas manusia
harus menjadi perhatian penting. Pada saat ini SDM di Desa Aro cukup baik
dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat
kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan
tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan.
Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan
dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan
48
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019
55
sendirinya akan membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja
baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam
sistimatika pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah menerima informasi
yang lebih maju. Dibawah ini tabel yang menunjukan tingkat rata-rata pendidikan
warga Desa Aro.
Tabel 3.3 : Jumlah Penduduk Bedasarkan Tingkat Pendidikan Desa Aro Tahun
2018. 49
NO
TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH PENDUDUK
1. Tamat SD 17,19 %
2. Tamat SMP 12,07 %
3. Tamat SMA 8,99 %
4. Tamat Perguruan Tinggi 5,21 %
5. Pelajar SD 13,24 %
6. Pelajar SMP 9,02 %
7. Pelajar SMA 3 %
8. Mahasiswa 2,24 %
9. Tidak sekolah & Putus sekolah 15 %
10. Belum sekolah 14,04 %
Jumlah 100 %
Tabel 3.4 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Aro 50
NO
TINGKAT PENDIDIKAN
PERSENTASE
ORANG
1. Tamat SD 1,569
49
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019 50
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019
56
2. Tamat SMP 1,096
3. Tamat SMA 819
4. Tamat Perguruan Tinggi 476
5. Pelajar SD 1,113
6. Pelajar SMP 723
7. Pelajar SMA 549
8. Mahasiswa 204
9. Tidak sekolah & Putus sekolah 1,361
10. Belum sekolah 1,196
Jumlah 9,106 Orang
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa di Desa Aro jumlah dan
persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ialah Tamat Sekolah Dasar
17,19% atau 1,569 orang, Tamat Sekolah Menengah Pertama 12,07% atau 1,096
orang, Tamat Sekolah Menengah Atas 8,99% atau 819 orang, Tamat Perguruan
Tinggi 5,21% atau 476 orang dan Pelajar Sekolah Dasar 13,24% atau 1,113 orang,
Pelajar Sekolah Menengah Pertama 9,02% atau 723 orang, Pelajar Sekolah
Menengah Atas 3% atau 549 orang, Mahasiswa Perguruan Tinggi 2,24% atau 204
orang, Tidak Sekolah & Putus Sekolah 15% atau 1,361 orang, Belum Sekolah
14,04% atau 1,196 orang. Dari data diatas terlihat bahwa kebanyakan penduduk
Desa Aro ialah yang tidak sekolah dan putus sekolah yaitu sebesar 15% atau 1,361
orang.
57
c. Kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Aro antara lain dapat
dilihat dari status kesehatan, serta pola penyakit. Status kesehatan masyarakat
antara lain dapat dinilai melalui berbagai indikator kesehatan seperti meningkatnya
usia harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi.
Tabel 3.5 : Derajat Kesehatan Masyarakat Desa Aro 51
TAHUN BAIK KURANG BURUK
2015 7,678 Orang. 1,221 Orang. 154 Orang.
2016 7,726 Orang. 1,231 Orang. 149 Orang.
d. Kehidupan Beragama
Penduduk Desa 96% memeluk agama Iislam. Dalam kehidupan beragama
kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya agama islam sangat
berkembang dengan baik.
e. Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Wanita dan anak merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan
pembangunan dan keberhasilan pembangunan Desa Aro. Wanita dan anak dari
komposisi penduduk Desa Aro, pada Tahun 2015 jumlah penduduk wanita
mencapai 4.562 jiwa atau sekitar 50,95% dari total penduduk berjumlah 9,053
jiwa, sedangkan jumlah penduduk 0-20 tahun mencapai 3.461 Jiwa sekitar 38,54
%. Masih tertinggalnya peran perempuan dan kualitas hidup perempuan dan anak
di berbagai bidang pembangunan antara lain ditandai belum optimalnya partisipasi
51
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019
58
kaum perempuan dan pemuda dalam pembangunan, hal itu terlihat dari prestasi
pemuda dalam bidang seni budaya dan olah raga masih sangat rendah.
f. Budaya
Pada bidang budaya ini masyarakat Desa Aro yang sebagian besar adalah
suku Melayu memiliki adat dan budaya melayu, menjaga dan menjunjung tinggi
budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur, hal ini terbukti masih
berlakunya tatanan budaya serta kearipan lokal pada setaiap prosesi Pernikahan,
Khitanan, Tahun Baru Islam dan lain lain. Lembaga yang paling berperan dalam
melestarikan dan menjaga tatanan adat istiadat dan budaya lokal ini adalah
Lembaga Adat Melayu Riau Desa Aro (LAM Riau), lembaga ini masih tetap aktif,
baik dalam kepengurusan maupun dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Tabel 3.6 : Jumlah Penduduk Menurut Suku yang ada di Desa Aro 52
NO NAMA
SUKU
JUMLAH PENDUDUK KET
LK PR LK + PR
1 Melayu 2039 1979 4018
2 Batak 6 10 16
3 Minang 267 262 529
4 Jawa 436 440 876
5 Banjar 633 545 1178
6 Bugis 1126 1338 2464
7 Cina 12 13 25
JUMLAH 4519 4587 9106
52
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019
59
3. Keadaan Ekonomi
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Aro secara umum juga
mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah penduduk yang
memiliki usaha atau pekerjaan walaupun jenis pekerjaan tersebut pada umumnya
belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang dilakukan bisa juga
diperoleh dari pinjaman modal usaha dari pemerintah. Yang menarik perhatian
penduduk Desa Aro masih banyak yang memiliki usaha atau mata pencaharian
tetap dibidang pertanian dan perkebunan, tetapi dalam hal ini dapat di indikasikan
bahwa masyarakat Desa Aro masih kurang yang mengerti dan memahami ilmu
pengetahuan dibidang pertanian dan perkebunan. Karena kurangnya tenaga ahli
yang mendampingi mareka dalam hal ini, bagaimana masyarakat berbuat untuk
menjadi petani yang baik dan hasil yang maksimal untuk didapatkan, masyarakat
untuk mendapakan ilmu pengetahuan dibidang pertanian dan perkebunan hanyalah
dari mulut petani kemulut petani serta penyaluran pupuk bersubsidi tidak tepat
waktu sehingga berpengaruh pada hasil produksi pertanian dan perkebunan,
meskipun ada tenanga yang dinanamakan PPL diDesa Aro tetapi tidak berekerja
sebagaimana yang diharapkan pemerintah yang menugaskannya. Ini yang
menyebabkan masyrakat Desa Aro belum terlepas dari kemiskinan seperti yang
terlihat pada tabel dibawah ini
60
Tabel 3.7 : Mata pencarian penduduk Desa Aro Tahun 201853
NO MATA
PENCAHARIAN
JUMLAH
( ORANG )
PERSENTASE DARI
JUMLAH PENDUDUK
1. Petani/Pekebun 1.941 20,59 %
2. Buruh Tani 139 0,25 %
3. Pedagang 731 7,87 %
4. Peternak 24 0,23 %
5. Serabutan 507 5,03 %
6. Perabot 9 0,10 %
7. PNS/TNI/POLRI 120 1,24 %
8. Tenaga Honor 146 1,61 %
9. Ibu Rumah Tangga 1.291 18,22 %
10. Sopir 30 0,33 %
11. Buruh Bangunan 34 0,36 %
12. Nelayan 25 0,28 %
13. Pertambangan - 0,00 %
14. Bengkel 23 0,17 %
15. Belum bekerja 2.589 25,30 %
16. Tidak bekerja 1.497 19,39 %
Jumlah 9.106 100 %
4. Kondisi Pemerintahan Desa
a. Pembagian Wilayah Desa
Desa Aro terdiri dari 10 (sepuluh) Dusun, 10 (sepuluh) Rukun Warga
(RW) dan 50 (lima puluh) Rukun Tetanga (RT) dengan perincian sebagai berikut:54
53
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019 54
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019
61
1) Dusun Mulia terdiri dari 1 RW dan 6 RT :
H. Zulkifli Kepala Dusun
Zulkarnain Ketua RW 01
a) Kurnain Ketua RT 01
b) Bujang Kena Ketua RT 02
c) Selamat Ketua RT 03
d) Akil Solihin Ketua RT 04
e) Iskandar. B Ketua RT 05
f) Aril Ketua RT 06
2) Dusun Pelita terdiri dari 1 RW dan 4 RT :
M. Lutfi Kepala Dusun
Sapuan Ketua RW 01
a) Ikram Ketua RT 01
b) Rusman. AR Ketua RT 02
c) Fauzi. D Ketua RT 03
d) Surdiyanto Ketua RT 04
3) Dusun Mekar terdiri dari 1 RW dan 7 RT :
Supatman Kepala Dusun
M. Gani Ketua RW 01
a) M. Yunus Aman Ketua RT 01
b) Wardi Ketua RT 02
c) Amir Ketua RT 03
d) Syamsuddin. J Ketua RT 04
e) Eldam Ketua RT 05
f) H. Sulaiman Ketua RT 06
g) Ali Anwar Ketua RT 07
4) Dusun Taqwa terdiri dari 1 RW dan 4 RT :
Syafaruddin.S Kepala Dusun
Anuar. T Ketua RW 01
a) Suhaimi.K Ketua RT 01
b) Jamhari Ketua RT 02
62
c) Zainuddin.K Ketua RT 03
d) Kaslik Ketua RT 04
5) Dusun Belimbing terdiri dari 1 RW dan 6 RT :
Syarifuddin. M Kepala Dusun
Atan Ketua RW 01
a) Anuar. Z Ketua RT 01
b) Hajaron Ketua RT 02
c) Arbain Ketua RT 03
d) Tamrin Ketua RT 04
e) Sanusi Ketua RT 05
f) Usman Kamal Ketua RT 06
6) Dusun Duku terdiri dari 1 RW dan 4 RT :
Syamsuddin. Y Kepala Dusun
Herman Ketua RW 01
a) Abd. Abbas Ketua RT 01
b) Zulkifli Ketua RT 02
c) Joko Santoso Ketua RT 03
d) Abd. Karim Ketua RT 04
7) Dusun Teladan terdiri dari 1 RW dan 3 RT :
Maryono Kepala Dusun
Utar Ketua RW 01
a) Ardi Ketua RT 01
b) Dahroni Ketua RT 02
c) Fatahudin Ketua RT 0355
8) Dusun Sepakat terdi dari 1 RW dan 5 RT :
Suprapto Kepala Dusun
M. Yusuf Aman Ketua RW 01
a) Abdul Rahman Ketua RT 01
b) Arpan Ketua RT 02
c) Saripuddin Ketua RT 03
55
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019
63
d) Sulaiman Ketua RT 04
e) Syahrani Ketua RT 05
9) Dusun Damai terdiri dari 1 RW dan 4 RT :
Syamsuddin. D Kepala Dusun
Ma’ruf Ketua RW 01
a) Syaripudin Ketua RT 01
b) Dahari Ketua RT 02
c) Abd. Wahab Ketua RT 03
d) Masek Ketua RT 04
e) Joko Saputra Ketua RT 05
10) Dusun Keramat terdi dari 1 RW dan 7 RT :
Zamhar Kepala Dusun
Jamhar Ketua RW 01
a) Asis Ketua RT 01
b) Rusli Goboi Ketua RT 02
c) Dg. Materuk Ketua RT 03
d) H. Aris Ketua RT 04
e) Firman Ketua RT 05
f) Basir Ketua RT 06
g) Sunarto Ketua RT 0756
56
Dokumentasi Profil Desa Aro, 11 Juni 2019
64
BAB IV
PENELITIAN DAN HASIL PEMBAHASAN
A. Peran Pemerintah Desa dalam Mensejahterakan Masyarakat Desa Aro
Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan
Sebagai langkah awal untuk melaksanakan pemberdayaan di masyarakat
yang berada dalam lingkar kemiskinan adalah membangun pondasi ekonomi yang
baik dan berkembang seperti usaha yang mandiri. Salah satu usaha agar
masyarakat dapat memperbaiki keadaan ekonominya yang terus kekurangan yaitu
dengan memanfaatkan salah satu usaha yang sekarang ini sudah dibuat oleh
pemerintah Desa Aro yaitu Budidaya Ikan nila dan ikan patin yang berlokasi di
sepanjang aliran sungai Batanghari dan juga kolam.
Penulis menemukan bahwa di Desa Aro budidaya Ikan nila dan ikan patin
merupakan usaha rakyat yang dibawah naungan BUMDES Desa Aro yang sangat
menjanjikan karena setiap orang pasti menjadikan ikan sebagai lauk atau makanan
sehari-hari, sehingga permintaan ikan tidak akan pernah sepi apalagi saat bulan-
bulan besar seperti bulan ramadhan. Selain itu, dalam prosesnya usaha budidaya
Budidaya Ikan nila dan ikan patin yang dilakukan di sepanjang aliran sungai
Batanghari tidak terlalu sulit karena hanya membuat keramba dan dalam satu petak
sekalipun bisa dikelola dengan tiga jaring yang di atas untuk ikan mas dan
bawahnya dapat di kelola dengan ikan nila dan ikan patin .
1. Pengorganisasian BUMDES
Penulis menemukan bahwa dalam pemasarannya tidak sulit karena usaha
keramba ikan ini sudah terorganisir dalam memasarkannya. Sebagaimana dapat
50
65
dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak Muslimin dan Bapak Nurhidayah
selaku peternak keramba ikan nila dan ikan patin di Desa Aro sebagai berikut:
Alhamdulilah, dalam pemasarannya tidak sulit kalau untuk ikan nila dan
ikan patin , saya tinggal telpon aja kan setiap petani udah ada bandar-
bandarnya jadi kalo udah jadi daging tinggal di bawa aja sama Bandar-
bandarnya udah tersalurkan”.57
Bapak Nurhidayanto menambahkan bahwa:
Awalnya saya beli benih, beli pakan nah abis itu benihnya saya kelola di
keramba sampe jadi daging nanti kalo sudah jadi daging keliatannya sudah
bisa dijual gitu ya terus saya bawa ke pasar sebagian ke penampungan
sudah tersalur lah gitu setiap mau panen sudah tidak bingung lagi mau
dijual kemana atau diapakan sudah tidak seperti itu lagi kalo sekarang mah
semua sudah punya Bandar atau tengkulaknya masing-masing58
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa budidaya ikan nila dan ikan
patin di Desa Aro Dalam sangat memungkinan kesejahteraannya bagi para
peternak dan pekerjanya karena selain tidak repot dalam proses memasarkannya
usaha ini pun sudah terkenal di luar daerah Kabupaten Batanghari karena, banyak
juga para peternak menjual hasil ikannya ke daerah-daerah selain luar Kabupaten
Batanghari dan sekitarnya. Proses pemberdayaan yang dilakukan oleh peng
budidaya Ikan nila dan ikan patin telah banyak memperbaiki taraf hidup
masyarakatnya, mulai dari yang awalnya hanya mampu menjadi pekerja harian
kini mampu memiliki Budidaya Ikan nila dan ikan patin sendiri bahkan memiliki
pekerja atau karyawan sendiri. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara
bersama Rusli selaku Kepala Desa Aro sebagai berikut:
Awalnya saya pribadi pun memulai usaha itu, dan sekarang sudah memiliki
beberapa kerambah ikan nila dan ikan patin dan keuntungannya lebih dari
57
Wawancara bersama Bapak Muslimin selaku peternak keramba ikan nila di Desa Aro,
pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019 58
Wawancara bersama Bapak Nurhidayanto selaku peternak keramba ikan nila di Desa
Aro, pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019
66
cukup, sekarang saya kasih kepercayaan pada orang lain untuk
merawatnya, dari pemilihan benih, pakan dan juga pemanenan, semuanya
sudah ada aturannya. Tentu saya memastikan orang yang mengolahnya
sudah tahu dan saya juga sudah memberi tahu.59
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa bentuk upaya yang
dilakukan tidak lain untuk membekali para pekerja dengan pendidikan dan
keahlian hidup yang nantinya dapat dimanfaatkan ilmu dan keterampilannya dalam
rangka mengembangkan ekonomi para pekerja dan pembekalan ilmu dan
keterampilan, serta mengentaskan pengangguran bagi para pekerja. Dalam
pemasaran ikan nila dan ikan patin yang tidak terlalu repot karena usaha keramba
ikan nila dan ikan patin ini sudah terkenal tidak hanya di daerah Kecamatan Muara
Bulian saja melainkan juga terkenal di luar kabupaten muaro Jambi.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan para pekerja harian
keramba ikan dapat memberdayakan diri mereka. Beberapa data dari informan
dapat menjelaskan bahwa hasil yang mereka peroleh setelah adanya usaha
keramaba ikan nila dan ikan patin sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan
keluarga mereka. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Ibu
Zuhariah selaku Pekerja Harian keramba ikan nila dan ikan patin di Desa Aro
sebagai berikut:
Setelah saya menjadi pekerja harian keramba ikan nila dan ikan patin di
sini, ya Alhamdulillah penghasilannya bertambah. Dengan menjadi pekerja
harian keramba ikan bisa mandiri nantinya bisa punya keramba sendiri dan
dikembangin sendiri. Untuk saat ini saya belajar terlebih dahulu, dari
membuat keramba dan mengatasi kalau ada keramba yang jebol atau rusak,
cara pemberian makan dan apa juga makanannya, terus juga pemanenan,
banyaklah ilmu yang saya bisa dapatkan di sini. Saya biasanya tukang,
kalau tukang itu kan kalau ada borongan baru di panggil, jadi kalau tidak
59
Wawancara bersama Rusli selaku Kepala Desa Aro, pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019
67
ada borongan bangunan saya kerja di sini. Kalau tidak begitu gimana istri
dan anak mau makan.60
Ibu Zainab menambahkan bahwa:
Pekerjaan yang saya suka yang ini. Kalau pingin kerja yang lain tentu ada,
tapi kan saya hanya lulusan SD susah untuk mencari kerja. Dengan menjadi
pekerja harian keramba ikan bisa cukupin kehidupan sehari-hari, saya
mendapat upah per hari Rp.100.000,- dengan begitu sebulan saya mendapat
upah Rp.3.000.000,- itu pun saya tinggal sama bos, jadi saya tidak
mengeluarkan biaya mengontrak rumah, dan saya belum menikah. Saya
bekerja di sini sudah lebih dari dua tahun.61
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa dengan adanya Kelompok
Pembudidaya Ikan nila dan ikan patin di Desa Aro Dalam menjadikan masyarakat
khususnya para pekerja harian keramba ikan memiliki keahlian hidup yang telah
dibekali oleh peternak keramba ikan dalam rangka mengembangkan ekonomi
mereka. Hasil observasi penulis menemukan bahwa kegiatan peternak keramba
ikan (bertindak sebagai investor) untuk budidaya keramba ikan, membuka peluang
bagi sektor atau pihak lain untuk meningkatkan aktivitasnya. Adanya lapangan
kerja bagi pencari kerja, dan peternak keramba ikan mendapat laba. Pak Dadang
sebagai pekerja harian ia telah bekerja selama 2 tahun dengan penghasilan sehari-
hari sebesar seratus ribu, selama menjadi pekerja harian ia merasa kebutuhan
hidupnya sangat terbantu di usia 28 tahun ia sudah memiliki rumah sendiri
meskipun belum ditempati. Ibu Zainab yang masih sangat muda tapi ia sudah
bekerja sebagai pekerja harian di keramba ikan, karena ekonomi yang kurang
mencukupi. Ibu Zainab tidak dapat melanjutkan sekolah ia harus berehenti sampai
di sekolah dasar hingga pada akhitnya ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan
60
Wawancara bersama Ibu Zuhariah selaku pekerja harian di keramba ikan nila di Desa
Aro, pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019 61
Wawancara bersama Ibu Zainab selaku pekerja harian di keramba ikan nila di Desa Aro,
pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019
68
hidupnya. Ibu Zainab selaku Pekerja Harian keramba ikan nila dan ikan patin di
Desa Aro sebagai berikut:
Dengan adanya budidaya ikan nila dan ikan patin saya merasa terbantu.
Saya bisa menadapatkan penghasilan tambahan yang terkadang lebih besar
dari gaji saya hanya sebagai guru honorer. Memang saat ini saya masih
belajar di sini menjaga keramba dan juga mengajar di SD, saya mengajar
kalau ada kelas saja, dan pihak sekolah juga mengerti dengan keadaan saya.
Saya bekerja di sini kurang lebih 3 tahunan. Sekarang tinggal
mengumpulkan uang sedikit lagi untuk membeli tanah dan juga untuk
memulai usaha keramba ini.62
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa Ibu Zainab yang sudah
bekerja sebagai pekerja harian di keramba ikan selama 3 tahun dengan penghasilan
seratus ribu rupiah perhari ia sudah memiliki kendaraan pribadi dan juga ingin
membeli tanah untuk memulai usaha. Ia mempunyai 3 orang anak, dengan menjadi
pekerja harian menurutnya sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bapak Mustakim menamba selaku Pekerja Harian keramba ikan nila dan ikan patin
di Desa Aro menambahkan sebagai berikut:
Dengan adanya budidaya ikan nila dan ikan patin saya merasa terbantu.
Saya bisa menadapatkan penghasilan tambahan yang terkadang lebih besar
dari gaji saya hanya sebagai guru honorer. Memang saat ini saya masih
belajar di sini menjaga keramba dan juga mengajar di SD, saya mengajar
kalau ada kelas saja, dan pihak sekolah juga mengerti dengan keadaan saya.
Saya bekerja di sini kurang lebih 3 tahunan. Sekarang tinggal
mengumpulkan uang sedikit lagi untuk membeli tanah dan juga untuk
memulai usaha keramba ini.63
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa sebagai pekerja harian
Bapak Mustakim merasa senang dan ia yang sudah bekerja selama sepuluh tahun
dengan penghasilannya seratus lima puluh ribu rupiah ia sudah memiliki rumah
62
Wawancara bersama Ibu Zainab selaku pekerja harian di keramba ikan nila di Desa Aro,
pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019 63
Wawancara bersama Bapak Mustakim selaku pekerja harian di keramba ikan nila di
Desa Aro, pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019
69
sendiri. Dengan memiliki seorang anak dan Bapak Mustakim merasa sangat cukup
dari hasil sebagai pekerja harian di keramba jika tabungannya sudah terpenuhi
maka ia akan memulai usahanya sebagai pemilik keramba ikan bukan lagi sebagai
pekerja harian kata beliau.
Itu artinya Bapak Mustakim mendapat penghasilan tambahan dari hasil
budidya keramba ikan nila dan ikan patin. Dengan kondisi ekonomi masyarakat
yang belum dapat terpenuhi secara baik, jenis pemberdayaan seperti budidaya
Budidaya Ikan nila dan ikan patin menjadi salah satu cara yang cocok untuk
memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Pengelolaan dan pengembangan keramba
ikan yang benar telah menghasilkan proses pemberdayaan masyarakat yang lebih
merata dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
Pemberdayaan Yang Dilakukan kelompok pembudidaya Ikan nila dan ikan
patin di Desa Aro Dalam Dalam pemberdayaan diharapkan masyarakat yang
kurang berdaya menjadi masyarakat yang berdaya dan kuat dengan menggali serta
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah
untuk mencapai tujuan akhir yang disebut dengan masyarakat sejahtera dan
mandiri yang mempunyai kekuatan hidup atas potensi dirinya sendiri. Bapak Andi
Rahman selaku Direktur Bumdes di Desa Aro menambahkan sebagai berikut:
Dengan adanya pemberdayaan di Desa Aro melalui budidaya Ikan nila dan
ikan patin , diarahkan mampu untuk meningkatkan ekonomi mereka, saat
ini dengan adanya keramba ikan nila dan ikan patin sangat memberikan
nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat di sini. Peran kami memberikan
masukan dan pembangunan jalan dalam memudahkan transportasi para
pengusaha keramba ikan. Kita menfasilitasi kelompok peternak ikan nila
dan ikan patin agar tidak putus dan terus memberikan perkembangan
ekonomi yang labih baik64
64
Wawancara bersama. Bapak Andi Rahman selaku Direktur Bumdes, pada hari Sabtu
tanggl 15 Juni 2019
70
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa pemberdayaan ialah suatu
upaya yang dilakukan oleh pemerintah ataupun masyarakat dengan cara
mendorong, memotivasi, dan mengembangkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki masing-masing individu masyarakat atau potensi yang ada di lingkungan
(alam) serta berupaya untuk mengembangkannya. Dengan adanya budidaya ikan
nila dan ikan patin agar dapat meningkatkan perekonomian para peterbak ikan nila
dan ikan patin itu sendiri.
2. Bekerjasama Antara Pemerintah dan Masyarakat
Keterlibatan pemerintah desa dalam pembudidaya Ikan nila dan ikan
patin di Desa Aro merupakan bentuk dan cara dalam mengambil bagian untuk
menjadi subjek atau pelaku dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, dalam
pembangunan yang dibiayai oleh anggaran dana desa. Sebagaimana dapat dilihat
dari hasil wawancara bersama Bapak Ibnu Hajar selaku peternak keramba ikan nila
dan ikan patin di Desa Aro sebagai berikut:
Keterlibatan pemerintah desa dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
budidaya melalui pengusulan kegiatan-kegiatan dan sampai kepada
swadaya masyarakat dalam pelaksanaan program-program pemberdayaan
dan juga pembangunan di desa ini mengharapkan kerjasama dengan
pemerintah desa, semunaya bekerja dengan baik, memang disatu sisi masih
ada beberapa catatan yang harus terus kita perbaiki. Sejauh ini keterlibatan
masyarakat Desa terus kita upayakan agar semakin meningkat.65
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa para peternak ikan nila dan
ikan patin bersama-sama melakukan musyawarah rencana antisipasi budidaya ikan
nila dan ikan patin . Di mana dalam musyawarah tersebut selaku pemerintah desa
memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menyampaikan
65
Wawancara bersama Bapak Ibnu Hajar selaku peternak keramba ikan nila di Desa Aro,
pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019
71
aspirasi serta kebutuhan-kebutuhan yang nantinya akan menjadi program Desa.
Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Rusli selaku Kepala Desa
Aro sebagai berikut:
Selaku pemerintah Desa kita telah melibatkan kesempatan dan membantu
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan ikan nila dan ikan
patin. Namun tidak semua masyarakat dapat terlibat langsung dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan, yang kami harapkan ada kerjasama yang
baik antara peternak ikan dan pemerintah.66
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa emang masyarakat Desa
Aro sudah ikut terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan dana desa dengan
memperhatikan budidaya ikan nila dan ikan patin . Masyarakat diberi kesempatan
untuk menyampaikan aspirasinya mengenai program yang cocok yang sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan untuk desanya terutama program budidaya ikan nila
dan ikan patin.
3. Pengembangan Keterampilan
Penyiapan sumber daya perangkat Desa Desa Aro yang cakap memang
dituntut karena adanya kewajiban pemerintah untuk memberikan pelayanan
kebutuhan masyarakat, disamping adanya keharusan untuk mengisi kebutuhan
masyarakat budidaya ikan nila dan ikan patin dengan SDM yang memiliki
kemampuan sesuai tugas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Maka menjadi
sangat penting untuk mengetahui kompetensi apa saja yang dibutuhkan demi
tercapainya pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat sehingga masyarakat
mampu mendapatkan ilmu dari keterampilan yang diajarkan oleh pemeirntah desa
melalui pelatihan. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak
66
Wawancara bersama Rusli selaku Kepala Desa Aro, pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019
72
Ibnu Hajar selaku peternak keramba ikan nila dan ikan patin di Desa Aro sebagai
berikut:
Kami mengikuti pelatihan untuk mengatasi permasalahan kalau air tidak
cocok dan juga ada hama penyakit yang menyebar. Keterlibatan pemerntah
desa dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan budidaya melalui pengusulan
kegiatan-kegiatan dan sampai kepada swadaya masyarakat dalam
pelaksanaan program-program pemberdayaan dan juga pembangunan di
desa ini mengharapkan kerjasama dengan pemerintah desa, semunaya
bekerja dengan baik, memang disatu sisi masih ada beberapa catatan yang
harus terus kita perbaiki. Sejauh ini keterlibatan masyarakat Desa terus kita
upayakan agar semakin meningkat.67
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan untuk dapat
memberikan pelayanan publik dan juga memberikan kewenangan berdasarkan
kebutuhan yang optimal perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
kemampuan pegawai baik itu pengetahuan dan keterampilan. Berbagai program
pemerintah yang telah dilakukan untuk meningkatkan keterampilan diantaranya
melalui program Diklat, seminar, workshop maupun program-program kajian-
kajian ilmiah yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi
peternak budidaya ikan di Desa Aro.
Bapak Ibnu Hajar selaku peternak keramba ikan nila dan ikan patin di Desa
Aro. Beliau menjelaskan bahwa dalam pengelolaan keramba yang benar para
peternak keramba ikan nila dan ikan patin mengikuti pelatihan agar pembudidaya
keramba berjalan dengan lancar.
Dari hasil penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran pemerintah
desa dalam mensejahterakan masyarakat Desa Aro Melalui Badan Usaha Milik
67
Wawancara bersama Bapak Ibnu Hajar selaku peternak keramba ikan nila di Desa Aro,
pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019
73
Desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan dilakukan
dengan cara Pengorganisasian BUMDES, dimana pengaturan dalam persiapan
tempat ikan dan perawatan menjadi kunci utama yang telah banyak memperbaiki
taraf hidup masyarakatnya, bekerjasama antara pemerintah dan masyarakat, di
mana peternak budidaya bekerja sama dengan pemerintah desa dalam memperbaiki
ekonomi masyarakat melui budidaya ikan nila dan ikan patin dan Pengembangan
Keterampilan, di mana peternak diberikan pelatihan melui program Diklat,
seminar, workshop maupun program-program kajian-kajian ilmiah yang bertujuan
untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi peternak budidaya ikan di
Desa Aro.
B. Kendala Pemerintah Desa dalam Mensejahterakan Masyarakat Desa Aro
melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan
Pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membuat
usaha keramba ikan atau yang biasa di sebut Perikanan mempunyai peran penting
dan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional, terutama dalam
meningkatkan perluasan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, dan
peningkatan taraf hidup bangsa pada umumnya, nelayan kecil, pembudidaya ikan
kecil, dan pihak-pihak pelaku usaha di bidang perikanan dengan tetap memelihara
lingkungan, kelestarian, dan ketersediaan sumber daya ikan.
Dari hasil penelitian dalam pelaksanaan kegiatan dalam pembudidaya
ikan Ikan nila dan ikan patin di Desa Aro Dalam terdapat beberapa faktor
penghambat dinataranya:
74
1. Banyaknya Pesaing Dengan Usaha Yang Sejenis
Pesaing merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi, tetapi tentu
budidaya Ikan nila dan ikan patin di Desa Aro mengetahui bagaimana
menyikapinya. Bila peternak tidak peka terhadap lingkungan (pesaing) maka mau
tidak mau peternak akan tersingkir. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil
wawancara bersama Bapak Ibnu Hajar selaku peternak keramba ikan nila dan ikan
patin di Desa Aro sebagai berikut:
Permasalahan di sini banyaknya peternak keramba ikan nila dan ikan patin ,
apalagi kita tahu banyak daerah lain juga memiliki kerambah ikan nila dan
ikan patin dan mejualnya ke Jambi, terkadang dari luar Jambi juga masuk
ke Jambi, itu sebenarnya harus di tutup, biar petani keramba ikan kita bisa
membaik ekonominya, kalau merema dari luar kapan mau majunya kita.
Karena mereka ingin mendapatkan keuntungan dari hasil usaha mereka,
lagian mereka telah dulu memulai usaha itu, jadi kami memang merasa
tersaingi dengan adanya keramba itu. Banyak saingan di sini, mereka rata-
rata orang kaya lah, tidak kayak saya, mereka juga punya banyak keramba
mereka sudah lama membuka usaha dalam melengkapi kebutuhan
masyarakat luas.68
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa persaingan yang terjadi di
budidaya Ikan nila dan ikan patin di Desa Aro menjadi permasalahan yang
dihadapi oleh budidaya Ikan nila dan ikan patin di Desa Aro. Persaingan antar
penjual merupakan hal yang wajar terjadi, karena suatu pelayanan yang diberikan
kepada konsumen, dengan tipe dan karakteristik yang relatif sama. Apalagi
masing-masing toko tersebut tak henti-hentinya berupaya untuk senantiasa
meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya. Bapak Ibnu Hajar selaku
peternak keramba ikan nila dan ikan patin di Desa Aro, yang menjelaskan tentang
68
Wawancara bersama Bapak Ibnu Hajar selaku peternak keramba ikan nila di Desa Aro,
pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019
75
banyaknya pesaing dengan usaha sejenis. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil
wawancara bersama Rusli selaku Kepala Desa Aro sebagai berikut:
Saat ini ada 43 peternak Ikan nila dan ikan patin . Kalau permasalahan
biasanya hanya pesaing yang dililhat itu kualitas ikan dan juga
pelayanananya. Kalau harga mereka relative sama tidak ada yang berbeda,
karena kita ada kelompok ikan nila dan ikan patin , jadi itulah gunanya
untuk menanggualangi banyaknya pesaing usaha yang sejenis.69
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa adanya persaiangan
merupakan upaya untuk memajukan kualitas pelayanan agar lebih baik lagi. Dalam
menanggapi pesaing maka harus mempunyai trik-trik khusus, trik-trik/ langkah
khusus tersebut dapat dilakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem
kredit dan pelayanan yang maksimum. Dan inilah yang dilakukan peternak
budidaya Ikan nila dan ikan patin di Desa Aro secara perlahan dan mulai membuka
cara pandang masyarakat di sini. Hal ini dilakukan dengan cara sistem kredit, yang
pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan
tergantung perjanjian.
2. Keterbatasan Modal dan Hama Penyakit
Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada peternak tentu budidaya
Ikan nila dan ikan patin di Desa Aro yang memang kesulitan dalam masalah
permodalan. Dengan pemberian modal tentu budidaya Ikan nila dan ikan patin di
Desa Aro dapat memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa
berkembang. Selain pemerintah, masyarakat merupakan pihak yang tak kalah
pentingnya, di mana mereka yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uang
mereka yang nantinya dapat digunakan untuk modal tentu budidaya Ikan nila dan
ikan patin di Desa Aro. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama
69
Wawancara bersama Rusli selaku Kepala Desa Aro, pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019
76
Bapak Ibnu Hajar selaku peternak keramba ikan nila dan ikan patin di Desa Aro
sebagai berikut:
Keterbatasan modal yang terjadi di sini masih terus terjadi, untuk membeli
pakan ikan, pakan ikan disini kadang lambat datang dan kadang mahal, jadi
kadang kami harus pinjam uang untuk membeli pakan ikan. Kalau tidak
dikasih makan ikan lambat besar dan panen juga lambat, jadi harus ada
modal untuk beli pakan ikan juga.70
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa terbatasnya modal untuk
membeli pakan ikan menyebabkan kendala dalam budidaya Ikan nila dan ikan
patin di Desa Aro. Itu ssangat mempengaruhi untuk melakukan hasil panen bila
pakan ikan tidak dapat terpenuhi dan juga hasil akan menurun. Selain itu juga
karakter dan pemikiran yang berbeda-beda, terkadang menjadi penghambat
dalam perkembangan budidaya Ikan nila dan ikan patin di Desa Aro yang ada
dalam kelompok. Rasa egois dan malas masih sering di jumpai dalam diri
anggota kelompok, sehingga kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan
kelompok. Bapak Ibnu Hajar selaku peternak keramba ikan nila dan ikan patin di
Desa Aro, beliau menjelaskan bahwa keterbatasan modal dapat menghabat
pertumbuhan pembudidaaan keramba ikan nila dan ikan patin. Bapak
Nurhidayanto selaku peternak keramba ikan nila dan ikan patin di Desa Aro,
menambahkan sebagai berikut:
Kendala biasanya cuaca. Faktor dana, waktunya membeli pakan tapi
ga ada duit. Ya hama dan penyakit yang menghambat
perkembangan ikan kaya lingsang dan burung bangao, kemudian
karakter sebagian anggota juga biasanya,. Mungkin tingkat
pemahaman anggota yang belum menguasai budidaya.71
70
Wawancara bersama Bapak Ibnu Hajar selaku peternak keramba ikan nila di Desa Aro,
pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019 71
Wawancara bersama Bapak Nurhidayanto selaku peternak keramba ikan nila di Desa
Aro, pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019
77
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa kendala yang sering
dijumpai dalam kegiatan beragam, dari mulai cuaca yang tidak bisa diprediksi,
hama dan penyakit, dana yang terkadang tidak lancar, dan karakteristik
anggota yang egois dan malas. Sesuai dengan Bapak Ibnu Hajar selaku peternak
keramba ikan nila dan ikan patin di Desa Aro sebagai berikut:
Keterbatasan modal yang terjadi di sini masih terus terjadi, untuk membeli
pakan ikan, pakan ikan disini kadang lambat datang dan kadang mahal, jadi
kadang kami harus pinjam uang untuk membeli pakan ikan. Kalau tidak
dikasih makan ikan lambat besar dan panen juga lambat, jadi harus ada
modal untuk beli pakan ikan juga.72
Bapak Muslimin menambahkan bahwa:
Kendala ya hama penyakit, yang sering memakan ikan nila dan ikan
patin di sini, cuaca tidak menentu. Cuaca yang sulit diantisipasi,. Hama
alami yang sulit ditanggulangi contonya burung pemakan ikan, lingsan,
kelelawar. Untuk benih ya air kebutuhan air tidak maksimal. Perawatan
belum maksimal.73
Dari hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa hama dan penyakit
menjadi kendala utama bagi peternak keramba ikan nila dan ikan patin di Desa
Aro. Hama pemakan ikan budidaya seperti burung pemakan ikan, dan ikan
pemakan ikan lain, sehingga akan menurunkan hasil panen. Selain itu, penyakit
menjadi masalah yang terkadang sulit untuk diatasi, karena keterbatasan
pengetahuan mengenai cara mengatasi penyakit pada ikan budidaya. Penyakit
yang menyerang ikan budidaya membuat banyak ikan mati. Kendala-kendala
yang ditemui oleh para peternak keramba ikan nila dan ikan patin adalah
keterbatasan modal dan hama penyakit.
72
Wawancara bersama Bapak Ibnu Hajar selaku peternak keramba ikan nila di Desa Aro,
pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019 73
Wawancara bersama Bapak Muslimin selaku peternak keramba ikan nila di Desa Aro,
pada hari Sabtu tanggl 15 Juni 2019
78
Bapak Muslimin yang menjelaskan tentang kendala yang dihadapi para
peternak keramba ikan nila dan ikan patin di Desa Aro. Hasil observasi penulis
menemukan bahwa kendala yang sering dialami adalah perawatan yang belum
maksimal. Peternak terkadang kurang memperhatikan kondisi kolam mereka
sendiri. Kondisi volum air yang kurang penuh/kurang air, dan irigasi yang
belum memenuhi syarat pengairan yang bagus. Permasalahan tersebut perlu
diselesaikan dengan tepat, misalkan dengan memeriksa kolam budidaya setiap
hari agar tidak terjadi permasalahan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan kendala pemerintah desa dalam
mensejahterakan masyarakat Desa Aro melalui Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) pada Kelompok Usaha Pengelola Keramba Ikan, diantaranya;
Banyaknya Pesaing Dengan Usaha Yang Sejenis, di mana terdapat pengusaha yang
sejenis menyebabkan pengusaha yang baru kesulitan untuk menjual hasil panennya
dan Keterbatasan Modal dan Hama Penyakit.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pemberdayaan
ekonomi masyarakat berbasis budidaya ikan nila dan ikan patin Kabupaten Muaro
Jambi, secara umum berjalan baik, untuk itu secara khusus dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran pemerintah desa dalam mensejahterakan masyarakat Desa Aro Melalui
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha Pengelola
Keramba Ikan dilakukan dengan cara Pengorganisasian BUMDES, dimana
pengaturan dalam persiapan tempat ikan dan perawatan menjadi kunci utama
yang telah banyak memperbaiki taraf hidup masyarakatnya, bekerjasama
antara pemerintah dan masyarakat, di mana peternak budidaya bekerja sama
dengan pemerintah desa dalam memperbaiki ekonomi masyarakat melui
budidaya ikan nila dan ikan patin dan Pengembangan Keterampilan, di mana
peternak diberikan pelatihan melui program Diklat, seminar, workshop
maupun program-program kajian-kajian ilmiah yang bertujuan untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi peternak budidaya ikan di
Desa Aro.
2. Kendala pemerintah desa dalam mensejahterakan masyarakat Desa Aro
melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan, diantaranya; Banyaknya Pesaing Dengan Usaha
Yang Sejenis, di mana terdapat pengusaha yang sejenis menyebabkan
65
80
pengusaha yang baru kesulitan untuk menjual hasil panennya dan
Keterbatasan Modal dan Hama Penyakit.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya para peternak Desa Aro ikut serta dalam pelatihan agar
pemahaman dalam berbudidaya semakin meningkat.
2. Hendaknya semua perangkat Desa Aro terus diberikan pelatihan agar kinerja
perangkat desa semakin membaik.
3. Hendaknya perangkat Desa Aro bekerjasama dengan masyarakat dalam hal
pembangunan dan memberikan sistem transparansi yang berkesinambungan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Andi Mattalata, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2008
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
Tentang pemerintahan Daerah Jakarta: Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia, 2008.
Basseng, Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2015.
Badan Ramdan dkk, ABCD Perencanaan desa Bacaan Khusus Untuk Kaum
Perempuan dan Masyarakat Miskin, Jakarta: Inisiatif, 2014.
Djuni Pristianto, Panduan Penyususnan RPJM desa, Jakarta: Yayasan Penabulu,
2015.
Fedri Yansah, Kemampuan Aparat Pemerintah Desa Dalam Pembentukan Bumdes
(Studi di Desa Pagar Iman, Desa Kaliawi Indah, dan Desa Negara JAya
Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan)”, Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar Lampung 2018.
Ihsanuddin, “Kualitas Pelayanan Publik Pada Badan Perizinan Penanaman
Modal dan Promosi Daerah (BP2MPD) Kabupaten Indragiri Hilir”, Jurnal
Universitas Negeri Padang, 2011.
Khairul Agus liansyah, Peran Kepala Desa Dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) di Desa Jemparing Kecamatan Long Ikis Kabupaten
Paser”, journal Ilmu Pemerintahan, 2013.
Lutfiah Hanim, “Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pemerintah
Kelurahan Dalam Pelayanan Publik Di Era Otonomi Daerah (Studi Di
Kelurahan Gadang Kota Malang)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.
2, No. 2, 2014.
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
Silahuddin, Kewenangan Desa Dan Regulasi Desa, Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia,
2015.
82
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta,
2009.
Suparmono, Pengantar Ekonomi Makro Yogyakarta: UUPP AMP YKPN,2014.
Sukasmanto dan Dina Mariana, Modul Panduan Menyususn Kewenangan dan
Perencanaan Desa, Yogyakart: IRE Yogyakarta – CCES, 2015.
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, (2012.
Syamsi, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Tehadap Kepuasan Konsumen Pada
Siswa Bimbingan Dan Konsultasi Belajar Al Qolam Bandarlampung”,
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volume 5 Nomor 1, April, 2008.
Valentine Queen Chintarydan Asih Widi Lestari, “Peran Pemerintah Desa Dalam
Mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)” Jurnal Ilmu Sosial dan
Ilmu PolitikISSN. 2442-6962Vol. 5, No. 2 2016.
83
INSTRUMEN PENGMPULAN DATA
Dalam melaksanakan wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya
memperoleh informasi dan data yang obyektif. Peneliti melakukan wawancara
kepada pemerintah Desa Desa Aro Adapun Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti
ajukan dalam wawancara sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Desa Aro?
2. Bagaimana perkembangan yang dicapai Desa Aro?
3. Apa Visi dan Misi Desa Aro?
4. Bagaimana keadaan struktur organisasi Desa Aro?
5. Bagaimana keadaan prangkat desa/pekerja Desa Aro?
a. Latar belakang pendidikan
b. Alamat
c. Usaha yang dilakukan untuk peningkatan profesionalisme
6. Bagaimana keadaan penduduk Desa Aro?
a. Jumlah
b. Keadaan
7. Bagaimana peran Pemerintah Desa dalam mensejahterakan Masyarakat
Desa Aro melalui Badan Usaha milik desa (BUMDES) pada Kelompok
Usaha Pengelola Keramba Ikan?
8. Apa saja kendala Pemerintah Desa dalam mensejahterakan Masyarakat
Desa Aro melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada Kelompok
Usaha Pengelola Keramba Ikan?
9. Apa harapan pemerintah desa dalam mensejahterakan Masyarakat Desa
Aro melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan?
10. Apa harapan masyarakat dalam mensejahterakan Masyarakat Desa Aro
melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) pada Kelompok Usaha
Pengelola Keramba Ikan?
84
DAFTAR INFORMAN
No Nama Jabatan
1 Bapak Rusli Kepala Desa Aro
2 Bapak Andi Rahman selaku Direktur Bumdes Desa Aro
3 Bapak Muslimin Peternak Keramba Ikan Nila
4 Bapak Ibnu Hajar Peternak Keramba Ikan Nila
5 Bapak Muslimin Peternak Keramba Ikan Nila
6 Bapak Nurhidayanto Peternak Keramba Ikan Nila
7 Ibu Zuhariah pekerja harian
8 Ibu Zainab pekerja harian
9 Bapak Mustakim pekerja harian
85
DOKUMENTASI
Dokumentasi; Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Aro
Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
Dokumentasi; Visi dan Misi Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batang Hari
86
Dokumentasi; Potensi Yang Terdapat Pada Pemerintah Desa Aro Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
Dokumentasi; Lokasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Aro Sejahtera di
Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
87
Dokumentasi; Profil Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Aro Sejahtera di
Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
Dokumentasi; Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Aro
Sejahtera di Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batang Hari
88
Dokumentasi; Keramba Ikan NILA milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Aro Sejahtera di Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batang Hari
Dokumentasi; Keramba Ikan NILA di Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Aro
Sejahtera di Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batang Hari
89
Dokumentasi; Petani Keramba sedang memberi makan ikan NILA menggunakan
pellet ikan (pakan ikan) Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Aro Sejahtera di
Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
Dokumentasi; Penulis melihat proses jual beli ikan Nila oleh petani dan pembeli di
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Aro Sejahtera di Pemerintah Desa Aro
Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
90
Dokumentasi; Penulis memberikan pakan ikan NILA di Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) Aro Sejahtera di Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batang Hari
Dokumentasi; Proses Pemenuhan pemesanan oleh agen di Badan Usaha Milik
Desa (BUMDES) Aro Sejahtera di Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batang Hari
91
Dokumentasi; Proses pengepakkan pesanan yang siap dikirimkan baik bibit atau
ikan siap dikonsusmsi di Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Aro Sejahtera di
Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
Dokumentasi; Proses Penimbangan Ikan Oleh Petani Keramba Guna Memenuhi
Pemesanan Konsumen di Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Aro Sejahtera di
Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
Dokumentasi; Persediaan Pakan/Pelet Ikan di Gudang Penyimpanan di Badan
Usaha Milik Desa (BUMDES) Aro Sejahtera di Pemerintah Desa Aro Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
92
Dokumentasi; Penimbangan Pesanan Dengan Jumlah Kecil Badan Usaha Milik
Desa (BUMDES) Aro Sejahtera di Pemerintah Desa Aro Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batang Hari
93
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Informasi Diri
Nama : Lily Machdalifah Daulay
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat & Tgl. Lahir : 22 Desember 1996
NIM : SIP. 152001
Alamat : Muara Bulian
Alamat Sekarang : Sungai Duren
No. Telp/HP : 082121219841
Email : [email protected]
Nama Ayah : Sahdean Daulay (alm)
Nama Ibu : Asiah
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD 56/1 Desa Aro : Tahun 2009
b. SMP PP Dzul hijjah : Tahun 2012
c. SMK Kosgoro : Tahun 2015
d. UIN STS Jambi : Tahun 2019
2. Pendidikan Non-Formal
a. Kursus Komputer di Jambi