Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

36
Idelogi dalam perspektif baru serta implikasinya terhadap perubahan organisasi gerakan koperasi dan peran pemerintah Rully Indrawan Disampaikan sebagai inti pikiran, pada: Rakor Dekopin bidang Orlem, 13 April 2013, Jakarta Diskusi Kelompok Dosen ITB, 23 April 2013, Bandung Rakor Perkoperasian Dinas KUMKM Jabar, 24 April 2013, Garut

Transcript of Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Page 1: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Idelogi dalam perspektif baru serta implikasinya terhadap perubahan organisasi gerakan koperasi dan

peran pemerintah

Rully Indrawan

Disampaikan sebagai inti pikiran, pada:Rakor Dekopin bidang Orlem, 13 April 2013, JakartaDiskusi Kelompok Dosen ITB, 23 April 2013, BandungRakor Perkoperasian Dinas KUMKM Jabar, 24 April 2013, Garut

Page 2: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

RULLY INDRAWAN, lahir di Bogor 26 Maret 1961. Dosen PNS (IVE) Kopertis IV dpk Unpas, menjadi Guru Besar sejak 2001. Saat ini menjabat Asdir I Pasca Sarjana Unpas, Staf Ahli Dewan Pertimbangan Presiden

RI Bidang Pembangunan dan Otda. Anggota Komite Perencana Propinsi Jabar, Reviewer Penelitian Dikti Kemendikbud, Ketua Litbang Pag. Pasundan, Ketua Plt Dekopinwil Jabar.

Wk.Ketua Tim Koperasi Award Nasional, Dewan Pakar Forum Ekonomi Jabar..

Rektor IKOPIN (2007-2011). Unpas, Purek II (2004-2008); Purek I (2003-2004); Ketua Lemlit (1994-2004); Sekretaris Lemlit

(1991-1994); dan Sek.Jur. Ek. Kop(1985-1991).

Penghargaaan: Dosen Teladan I Kopertis Wilayah IV dan Finalis Dosen Teladan Nasional (1991).

Bakti Koperasi dari Presiden RI sebagai Rektor IKOPIN (2011). Satya Lencana Pembangunan bidang Perkoperasian dari Presiden RI (2012)

Profesor Assistent di Waseda University Tokyo Jepang (2008-2010). Wakil Ketua FPPT

Kemenpera RI (2008-2010). Staf Ahli Ketua DPD RI (2007-2010). Ketua Korpri Kopertis Wilayah

IV (2007-2010). Tim Revitalisasi Koperasi Nasional (2011-2012).

rullyindrawan.wordpress.com

Page 3: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Batasan KoperasiDasar dan Sistem KoperasiPerubahan perundang-undanganPeran PemerintahReorentasi Dekopin

Page 4: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

COOPCoop is self help organization it is not the best help

but the only help. Coop is the only concept for self help.

Page 5: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Koperasi lahir sebagai reaksi terhadap ketidakadilan perlakuan yang

berkaitan langsung dengan nilai-nilai kemanusiaan pada bidang

kesejahteraan

Page 6: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

kebutuhan

Potensi

Usaha

Bersama

Usaha yang dilola bersama, berdasarkan potensi, dan kebutuhan bersama ; untuk memperoleh kemaslahatan bersama pula.

Page 7: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Paham kebersamaan dan asas kekeluargaan atau mutualism dan brotherhood atau ke-jemaah-an dan ke-ukhuwah-an, maka akan terbentuk sinergisme, yang kecil-kecil bersatu menjadi kekuatan besar berganda-ganda.

Bung Hatta (1932),“Di atas sendi [cita-cita tolong menolong] dapat didirikan tonggak demokrasi. Tidak lagi orang seorang atau satu golongan kecil yang mesti menguasai penghidupan orang banyak seperti sekarang, melainkan keperluan dan kemauan rakyat yang banyak harus menjadi pedoman perusahaan dan penghasilan”.

Cooperation diyakni dapat mengatasi dampak persaingan (competition) sebagaimana yang dikemukakan dalam Thurow pada The Winner-Take-All Society nya Robert Frank dan Philip Cook (1996).

Dasar Hidup Koperasi

Page 8: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Koperasi dalam beberapa perspektif

Koperasi di negara Sosialis, adalah upaya merasionalkan faktor

produksi dari kepemilikan perorangan menjadi kepemilikan negara

(kolektif);

Koperasi di negara

Berkembang, adalah alat

distribusi barang dan jasa secara

vertikal;

Koperasi di negara Liberal, adalah pelaku ekonomi yang harus eksis di

pasar

Page 9: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Manfaat Praktis berkoperasi

Memperoleh nilai efisiensi dan efektivitas melalui aktivitas bersama, dan

berujung pada perolehan harga pelayanan yang

lebih baik;

Meningkatkan daya saing usaha dalam menghadapi

kerasnya persaingan;

Mendapatkan bagian keuntungan (profit) usaha

koperasi sesuai jasa terhadap usaha koperasi

Page 10: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Undang-Undang Perkoperasian No 17/2012

Page 11: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

11

11

PERATURAN PELAKSANAAN

1. Ketentuan mengenai tata cara pemakaian nama Koperasi (Pasal 17 ayat (4)

2. Ketentuan mengenai tata cara pengembangan jenis Koperasi (Pasal 85)

3. Ketentuan mengenai Koperasi berdasarkan prinsip ekonomi syariah (Pasal 87 ayat (4))

4. Ketentuan mengenai Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 94 ayat (5))

5. Ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 95)

6. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembubaran, penyelesaian, dan hapusnya status badan hukum Koperasi (Pasal 111)

7. Ketentuan mengenai peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta persyaratan dan tata cara pemberian perlindungan kepada Koperasi (Pasal 113 ayat (2))

8. Ketentuan mengenai jenis, tata cara, dan mekanisme pengenaan sanksi administratif (Pasal 120 ayat (3))

9. Ketentuan mengenai Modal Koperasi (Pasal 77)10. Ketentuan mengenai Lembaga Pengawasan

Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 100 ayat (3))

Peraturan Menteri & Keputusan Menteri

1. Ketentuan mengenai tata cara dan persyaratan permohonan pengesahan Koperasi sebagai badan hukum (Pasal 10 ayat (5))

2. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang  Pembantu, dan Kantor Kas (Pasal 90 ayat (3))

3. Ketentuan mengenai pengawasan dan pemeriksaan Koperasi (Pasal 99)

4. Ketentuan mengenai penggabungan atau peleburan Koperasi (Pasal 101 ayat (6))

5. Ketentuan mengenai Tata Cara Perubahan Unit Simpan Pinjam menjadi Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 122 ayat (4))

6. Ketentuan mengenai Persyaratan Standar Kompetensi Pengurus dan Pengawas KSP (Pasal 92 ayat (2))

7. Ketentuan mengenai Penyelenggaraan Daftar Umum Koperasi (Pasal 25)

8. Ketentuan mengenai Ijin Usaha Simpan Pinjam (Pasal 88 ayat (2))

Peraturan Pemerintah

Page 12: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Peran Pemerintah

Page 13: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Dasar Peran

Nasional

RegionalEmpirical evidance

Page 14: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

UU no 12 tahun 2012PERAN PEMERINTAH

Pasal 112 - 114

Pemerintah dan Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan yang mendorong Koperasi agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Dalam rangka pemberian perlindungan kepada Koperasi, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh Koperasi.

Ketentuan mengenai peranan Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta persyaratan dan tata cara pemberian perlindungan kepada Koperasi diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Page 15: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Peran pemerintah dalam permodalan

1. Koperasi dapat menerima Modal Penyertaan dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau masyarakat berdasarkan perjanjian.

2. Pemerintah dan/atau masyarakat yang ikut dalam modal penyertaan:a. Wajib turut menanggung risiko dan bertanggung jawab

terhadap kerugian usaha yang dibiayai dengan Modal Penyertaan sebatas nilai Modal Penyertaan yang ditanamkan dalam Koperasi.

b. Dapat turut serta dalam pengelolaan usaha yang dibiayai dengan Modal Penyertaan.

c. Berhak mendapat bagian keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai dengan Modal Penyertaan.

Page 16: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARATNOMOR : 10 TAHUN 2010

TENTANGPEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI,

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Jawa Barat

Page 17: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Pembangunan, Ekonomi, Bisnis, Keuangan Inklusif

Pemberdayaan Menuju Masyarakat

Produktif

PENGUATAN BISNIS RAKYAT

MELALUI EKONOMI

KOMUNITAS

Dimensi pertumbuhan inklusif (ADB,2010) : (i) mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan yang akan menciptakan dan memperluas peluang ekonomi, dan (ii) menjamin akses yang lebih luas terhadap kesempatan ini sehingga anggota masyarakat dapat berpartisipasi dan memperoleh manfaat dari pertumbuhan.

(Indonesia did not generate either rapid growth or much productive employment. It made satisfactory progress on inequality, gender equity, health and nutrition, and, to a lesser extent, economic infrastructure and education. Its progress on poverty and on access to sanitation and water was unsatisfactory. Thus, its overall score is 4.40, which is only marginally satisfactory)

Page 18: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Rekomendasi

1.Sosialisasi dan Pencitraan Baru;2.Keluarnya perda yang realistis dan

aplikatif;3.Pelatihan dan pendampingan4.Fasilitasi dan Promosi Usaha5.Mendorong adanya forum bersama6.Rekanan program7.Modal Penyertaan

Page 19: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Posisi Gerakan

Page 20: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Landasan imperatip

Tugas baru

Orientasi baru

Strategi Baru

Analisis SWOT

Mindset Baru

?

Page 21: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

GERAKAN KOPERASIPasal 115 - 119

1. Gerakan Koperasi mendirikan suatu dewan Koperasi Indonesia yang berfungsi sebagai wadah untuk memperjuangkan kepentingan dan bertindak sebagai pembawa aspirasi Koperasi, dalam rangka pemberdayaan Koperasi.

2. Anggaran Dasar dewan Koperasi Indonesia disahkan oleh Pemerintah.3. Dewan Koperasi Indonesia menjunjung tinggi nilai dan prinsip Koperasi

yang bertugas:a. memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi Koperasi;b. melakukan supervisi dan advokasi dalam penerapan nilai-nilai dan

prinsip Koperasi;c. meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat;d. menyelenggarakan sosialisasi dan konsultasi kepada Koperasi; e. mengembangkan dan mendorong kerjasama antar Koperasi dan antara

Koperasi dengan badan usaha lain, baik pada tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional;

f. mewakili dan bertindak sebagai juru bicara Gerakan Koperasi; g. menyelenggarakan komunikasi, forum dan jaringan kerja sama di

bidang Perkoperasian; danh. memajukan organisasi anggotanya.

Page 22: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

4. Sumber pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan DEKOPIN:a. Iuran wajib Anggota.b. Sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat.c. Hibah.d. Pemerintah melalui APBN/APBD dan/ataue. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar

dan/atau peraturan perundang-undangan.5. Pengelolaan anggaran DEKOPIN dilaksanakan berdasar prinsip kehati-

hatian, transparansi, efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas, serta bertanggung jawab penuh atas penggunaan anggaran yang bersumber dari APBN/APBD.

6. Untuk mendorong pengembangan DEKOPIN, dibentuk dana pembangunan dewan Koperasi Indonesia yang bersumber dari Anggota dewan Koperasi Indonesia dan pihak-pihak lain yang sah dan tidak mengikat.

7. Dana pembangunan dewan Koperasi Indonesia harus diaudit oleh akuntan publik.

Page 23: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Pasal 120

Menteri dapat menjatuhkan sanksi administratif terhadap Koperasi yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam undang-undang ini.

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dapat berupa:a. teguran tertulis sekurang-kurangnya 2 (dua) kali;b. larangan untuk menjalankan fungsi sebagai Pengurus

atau Pengawas Koperasi; c. pencabutan izin usaha; dand. pembubaran oleh Menteri.

Page 24: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Pasal 121 – 123

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:a. Koperasi yang telah didirikan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan diakui sebagai Koperasi berdasarkan Undang-Undang ini dan wajib melakukan penyesuaian Anggaran Dasarnya paling lambat 3 (tiga) tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini.

b. Akta Pendirian Koperasi yang belum disahkan atau perubahan Anggaran Dasar Koperasi yang belum disetujui oleh Menteri, prosespengesahan dan persetujuannya dilakukan sesuai dengan Undang-Undang ini.

Page 25: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Pasal 124 – 126

1. Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

2. Peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini.

3. Terhadap Koperasi berlaku Undang-Undang ini, Anggaran Dasar Koperasi, dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya.

4. Peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan Undang-Undang ini ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Page 26: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

1. Memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi Koperasi;

2. Melakukan supervisi dan advokasi dalam penerapan nilai-nilai dan

prinsip Koperasi;

3. Meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat;

4. Menyelenggarakan sosialisasi dan konsultasi kepada Koperasi;

5. Mengembangkan dan mendorong kerjasama antar-Koperasi dan

antara Koperasi dengan badan usaha lain, baik pada tingkat lokal,

nasional, regional, maupun internasional;

6. Mewakili dan bertindak sebagai juru bicara Gerakan Koperasi;

7. Menyelenggarakan komunikasi, forum, dan jaringan kerja sama di

bidang Perkoperasian; dan memajukan organisasi anggotanya.

Tugas Baru

Page 27: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Pemberdayaan koperasi, gerakan koperasi didorong membentuk suatu lembaga yang mandiri dengan menghimpun iuran dari anggota serta membentuk dana pembangunan

Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) harus sejajar dengan organisasi Koperasi di negara-negara lain, yang mandiri dapat membantu Koperasi dan anggotanya.

Orientasi Baru

Page 28: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

SWOT Analisis

28

Strength• J

umlah koperasi > 177 ribu unit Jumlah anggota Koperasi kl 30 juta.

• Dukungan Pemerintah.

• Sejarah yang panjang dan penuh dinamika.

• Jaringan dan sistem organisasi sudah berjalan dengan baik

Weakness• K

etergantungan pendanaan organisasi .

• Citra koperasi yang buruk

• Dekopin belum memiiliki manajemen komunikasi publik yang efektif

• Sistem rekrutasi SDM dan kaderisasi masih belum efektip.

Opportunity• P

erubahan perundang-undangan

• Revitalisasi koperasi dunia

• Perkembangan ICT, layanan media sosial dan jaringan bisnis koperasi

• Kebutuhan terhadap bisnis Inklusif

Threat• E

ra Pasar Terbuka

• Mandegnya proses regenerasi

• Sistem pendidikan koperasi yang hilang dari persekolahan

• Mass media cenderung menjadi pembawa berita buruk

Reorentasi Organisasi

Page 29: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

DEKOPIN

ANGGOTA

PEMERINTAH

KONDISI MASYARAKAT

YANG BERUBAH

CARA PANDANG BARU TERHADAP

KOPERASI

TANTANGAN EKONOMI GLOBAL

Perkuatan Internal

Komunikasi Sosial

Jaringan Bisnis

Edukasi Advokasi Fasilitasi

ASEM 2015

Lingkungan ekternal

Reorientasi Organisasi

Page 30: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Struktur Bisnis

Organisasi membutuhkan sokongan dana untuk kemandirian di tengah dunia menuju pembangunan Inklusif melalui Bisnis Inklusif, serta orientasi baru dalam bisnis koperasi yang lebih sehat

Page 31: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Model Bisnis yang Inklusif

Model-model bisnis yang inklusif merangkul masyarakat miskin di sisi permintaan selaku klien dan konsumen, dan di sisi penawaran selaku pegawai, produsen, dan pemilik usaha di pelbagai titik pada rantai nilai... Manfaat yang diperoleh dari model-model bisnis yang inklusif tiak sekadar laba jangka pendek dan pendapatan yang lebih tinggi. Bagi usaha, manfaat yang diperoleh mencakup penggerakan inovasi, pembangunan pasar, dan penguatan rantai suplai. Dan bagi masyarakat miskin manfaat yang diperoleh antara lain adalah produktivitas yang lebih tinggi, penghasilan yang ajek, dan pemberdayaan yang lebih besar.

(disadur dari: Creating Value for All: Strategies for Doing Business with the Poor, 2008 mengacu pada World Business Council for Sustainable Development)

Page 32: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Penguatan Kaderisasi

1. Sebagian besar penggiat gerakan koperasi didominasi oleh usia di atas 60 tahun;

2. Dinamika organisasi dan perkembangan iptek serta tuntutan alamiah membutuhkan proses kaderisasi yang berjenjang, berkesinambungan, profesional, sistimatis, dan didukung oleh komitmen organisasi yang kuat;

3. Meredupnya gerakan koperasi di kalangan anak muda, khususnya terdidik, padahal potensinya masih sangat besar;

4. Pembinaan SDM belum menyentuh sisi kepemimpinan dan loyalitas terhadap gerakan koperasi, namun lebih bersifat teknis dan penanaman idelogi (yang saat ini membutuhkan pembaharuan);

5. Pendidikan formal tidak bisa diandalkan lagi sebagai sarana kader koperasi yang memadai akibat pragmatisme kurikulum dan iklim sistem pendidikan secara umum.

Page 33: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

NILAI dan STRUKTUR

Rekrutasi

Pembinaan

Kesempatan

Kader yang adaptif dengan kebutuhan organisasi

Page 34: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Informasi dan Komunikasi1. Momentum perubahan undang-undang bisa

dimanfaatkan sebagai upaya pembangunan citra baru koperasi;

2. Succes story koperasi di dalam negeri maupun di luar negeri harus masuk ke ranah publik secara tepat dan sekaligus menjadi bahan pembelajaran bagi kelompok koperasi yang lain;

3. Pentingnya bagian yang memainkan peran dalam membangunan kespahaman dan kesepakatan antara organisasi dan publik secara intensip

Page 35: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Page 36: Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi

Rekomendasi

1. Dibutuhkan badan organik ataupun non-organik yang menjalankan fungsi kerjasama bisnis, atau dengan nama apapun yang serupa, yang dapat menjadi wadah konsultasi dan komunikasi antara koperasi Indonesia dengan pengusaha non-koperasi, atau koperasi lain, dari negara lain.

2. Dibutuhkan penguatan fungsi, Pengembangan organisasi, struktur baru untuk pengembangan kader dan pembangunan sistem komunikasi publik.