PERAN MAJLIS DZIKIR AL-KHIDMAH DALAM MEMBENTUK …
Transcript of PERAN MAJLIS DZIKIR AL-KHIDMAH DALAM MEMBENTUK …
PERAN MAJLIS DZIKIR AL-KHIDMAH DALAM
MEMBENTUK AKHLAK DAN UKHUWAH ISLAMIAH
MASYARAKAT DESA TRISONO BABADAN PONOROGO
SKRIPSI
OLEH:
ANITA KUSUMAWATI
NIM : 210315112
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2021
ABSTRAK
Kusumawati Anita, 2021. Peran Majlis Dzikir Al-Khidmah Dalam Membentuk
Akhlak dan Ukhuwah Islamiah Masyarakat Desa Trisono Babadan
Ponorogo. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.
Pembimbing: Dr. Mambaul Ngadhimah, M.Ag.
Kata Kunci: Al-Khidmah, Akhlak, Ukhuwah Islamiah.
Akhlak merupakan hal yang berpengaruh dalam menjalani kehidupan di
keluarga dan masyarakat. Akhlak menyangkut hal yang berhubungan dengan
perbuatan baik, buruk, benar dan salah dalam tindakan seseorang manusia yang
berpedoman dengan Al-Quran dan Al-Hadits. Fenomena yang terjadi di masyarakat
yang berpengaruh terhadap akhlak yaitu zaman globalisasi yang telah banyak
mempengaruhi generasi muda islam, hilangnya rasa hormat diantara sesama
manusia kemudian permasalan sosial yang timbul di anggota keluarga, masyarakat
bahkan bangsa yang ditimbulkan karna kurangnya rasa kepedulian, menghormati,
menghargai pendapat dan sikap intoleransi antar sesama.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apa kegiatan Majlis
Dzikir Al-Khidmah. (2) Bagaimana peran Majlis Dzikir Al-Khidmah dalam
membentuk akhlak kepada Allah, kepada Rasul, dan kepada masyarakat. (3)
Bagaimana peran Majlis Dzikir Al-Khidmah dalam membentuk ukhuwah islamiah
masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
data dilakukan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Penjamin keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi yaitu menggunakan
triangulasi teknik. Adapun teknik analisis data menggunakan reduksi data, display
dan penarikan kesimpulan.
Dalam penelitian ini penulis dapat menyimpulkan hasilnya sebagai berikut:
(1) Kegiatan yang diadakan Majlis Dzikir Al-Khidmah Desa Trisono Babadan
Ponorogo yaitu kegiatan rutinan dilaksanakan sebulan empat kali dengan tempat
bergantian sesuai dengan jadwal yang sudah di tentukan, dalam rutinan tersebut isi
dari kegiatannya adalah berdzikir, pembacaan maulid, pembacaan manaqib,
ceramah agama dan doa. (2) Peran Majlis Dzikir Al-Khidmah dapat membentuk
akhlak kepada Allah menjadi lebih baik dengan bertambahnya kualitas dan
kuantitas ibadah, akhlak kepada Rasulullah yang istiqomah dengan selalu
mengikuti suri tauladan Rasul, dan pembentukan akhlak pada masyarakat Desa
Trisono Babadan Ponorogo yaitu masyarakat menjadi lebih tenang dan tentram,
masyarakat berperilaku sopan santun, ramah dan menghargai orang lain. (3)
Ukhuwah Islamiah yang mencakup ukhuwah ubudiyah, ukhuwah insaniyah,
ukhuwah wathaniyah, ukhuwah fidin al-Islamiah. Yang menumbuhkan rasa saling
memahami, tolong menolong, dan tenggang rasa. Sehingga tercipta solidaritas kuat,
persatuan dan kesatuan kokoh, dan kerukunan hidup yang terjamin.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................... .. ............................................................. i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTA ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ..... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
PEDOMAN TRASLITERASI ....................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Fokus Penelitian ....................................................................... 7
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
F. Sistematika Pembahasan ........................................................... 10
BAB II TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN
KAJIAN TEORI
A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu............................................... 12
B. Kajian Teori............................................................................14
1. Majlis Dzikir.......................................................................... 14
2. Akhlak................................................................................... 19
3. Ukhuwah Islamiah.................................................................. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................ 29
B. Kehadiran Peneliti...................................................................... 30
C. Lokasi Penelitian......................................................................... 30
D. Sumber Data................................................................................ 30
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 31
F. Teknik Analisis Data.................................................................... 33
G. Pengecekan Keabsahan Data........................................................ 35
BAB IV TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Data Umum.................................................................. 36
1. Letak Geografis....................................................................... 36
2. Jumlah Penduduk.................................................................... 36
3. Lembaga Pendidikan Desa Trisono........................................ 37
4. Sejarah Berdirinya Al-Khidmah............................................. 38
5. Sejarah Al-Khidmah Ponorogo.............................................. 40
6. Lambang Al-Khidmah............................................................ 41
7. Visi dan Misi Al-Khidmah........................................................ 42
8. Tugas dan Tanggung Jawab Kepengurusan.............................. 43
B. Deskripsi Data Khusus.................................................................... 44
1. Kegiatan Jamaah Al-Khidmah................................................... 44
2. Kegiatan Jamaah Al-Khidmah Ponorogo................................ 46
3. Pembentukan Akhlak................................................................ 52
4. Pembentukan Ukhuwah Islamiah ......................................... 56
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisis Data Tentang Pelaksanaan Kegiatan Majlis Dzikir Al-
Khidmah Desa Trisono Babadan Ponorogo................................... 60
B. Peran Majlis Dzikir Al-Khidmah Dalam Pembentukan Akhlak
Masyarakat Desa Trisono Babadan Ponorogo............................... 62
C. Peran Majlis Dzikir Al-Khidmah Dalam Pembentukan Ukhuwah
Islamiah Masyarakat Desa Trisono Babadan Ponorogo................ 64
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 66
B. Saran............................................................................................... 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pandangan islam, pendidikan akhlak merupakan hal yang sangat
penting dalam rangka membangun pribadi-pribadi, masyarakat dan budaya.
Akhlak menempati kedudukan yang penting dan istimewa, akhlak mencakup
semua ajaran dalam agama islam yang berhubungan dengan peribadahan dan
interaksi sosial. Akhlak menuntun manusia kepada nilai-nilai kemuliaan dan
kedamaian serta saling menghargai satu sama lain. Akhlak sangatlah penting
bagi manusia, karena akhlak tidak hanya dirasakan manusia dalam kehidupan
perseorangan, tetapi dapat dirasakan juga dalam kehidupan berkeluarga dan
bermasyarakat. Akhlak merupakan mustika kehidupan bagi manusia, yaitu
menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lain. Manusia tanpa akhlak
maka kehidupan akan menjadi berantakan, manusia tidak memiliki rasa
kepedulian tentang halal atau haram, tentang benar atau salah, dan tentang baik
atau buruk.1
Manusia sekarang ini sebaiknya lebih mengedepankan akhlak sebagai
ajaran mengenai moral, yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal. Ajaran –ajaran akhlak dan
tasawuf, terutama tasawuf akhlaki (perilaku baik), membimbing seseorang
1 M. Abdullah Amin, Filsafat Etika Islam antara Ghazali dan Kant,(Bandung:
Mizan,2002)
1
2
untuk memiliki akhlak dan sopan santun baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun terhadap Tuhannya.2
Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin bahwa akhlak
merupakan suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan perrimbangan
pertimbangan lebih dahulu.3 Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:
الذين يألفون ويؤلفون ، ولا خير لمؤمنين ايمانا أحاسنهم أخلاقا ، الموطئون اكنافا ،اكمل ا
لايألف ولايؤلف فيمن
Artinya “ Kaum mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling
baik akhlaknya, paling lapang dadanya, paling mudah bersahabat dan
disahabati. Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak bersahabat dan tidak
disahabati.”4(HR. Ath- Thhrani 751)
Oleh karena itu Allah mengutus utusansan-Nya untuk menyempurnakan
akal dengan akhlak yang mulia dan memberikan contoh dalam menjalani
kehidupan. Dengan adanya tuntunan tersebut manusia diharapkan dapat
menjalankan perannya sebagai manusia yang sempurna. Seperti di sebutkan
dalam Al-Quran surat Al-Ahzab :21
لقد كان لكم في رسول الله اسوةحسنة لمن كان يرجوااالله واليوم الاخروذكرالله كثيرا
Artinya “ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah contoh yang baik bagi
orang yang mengharap pertemuan dengan Allah dan hari akhir dan mengingat
Allah dengan dzikir yang banyak". (Q.S Al-Ahzab 12)
2 M. Syukur Amin, Menggugat Tasawuf, Sufisme dan Tanggung Jawab Sosial Abad ke-
21,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2002) 3 Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin juz II (Semarang: Kereta Putera),352. 4 Silsilah Al-Hadits no.751
3
Dalam interaksi antara manusia dengan sang Pencipta, antara manusia
dengan manusia dan manusia dengan lingkungan sekitar, manusia
membutuhkan suatu tuntunan dan tatanan yang baik guna keberlangsungan
hubungan yang akan dijalin. Tuntunan dan tatanan tersebut baik dari agama
adat istiadat dan norma norma yang berlaku. Dengan adnya tuntunan tersebut
maka rasa menghargai rasa menghormati antar manusia akan terjalin dengan
baik sehingga terciptalah suatu rasa persaudaraan yang tinggi.
Menurut M. Widda Djuhan dalam bukunya Pendidikan SKI
mengungkapkan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada jalinan peristiwa
tertentu yang berkaitan dengan kehidupan sosial. Semua bidang ilmu sosial
terjalin satu dengan yang lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena
itu dalam pemahaman terhadap kehidupan masyarakat atau sosial, khususnya
dalam masalah kelompok ditelaah menjadi lebih sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya.5
Rasa persaudaraan yang tinggi inilah yang disebut ukhuwah merupakan
hal yang penting dalam kehidupan. Dengan adanya ukhuwah tadi manusia akan
saling membutuhkan saling peduli antar sesama. Manusia akan saling
membantu bila terjadi ketidak nyamanan dalam menjalani sebuah interaksi.
Allah SWT menegaskan tentang ukhuwah melalui firman-Nya:
5 M. Widda Djuhan, Studi Materi SKI ( Ponorogo: Lembaga Penerbitan Pengembangan
Ilmiah STAIN PO, 2013), 1-2.
4
(٠١) الحجرات: إنما المؤمنون إخوة
Artinya “ Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara” (QS Al-
Hujurat 10)
Dan dipertegas lagi tentang ukhuwah islamiah oleh Nabi Muhammad SAW
dalam sabdanya:
مرإلا بالتقوى على أحلأحمر على أسود ولاأسودعربي ولا مى ولا لعجمى علىألالافضل لعربي على أعج
Artinya “ Ketahuilah tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas non Arab, tidak
pula sebaliknya. Tidak juga bagi orang yang berwarna kulit merah dengan yang
berwarna hitam, atau sebaliknya melainkan (keutamaan itu didapat) dengan
ketaqwaannya”. (HR Ahmad 38/474 no. 23489)
Fenomena yang terjadi di masyarakat yang berpengaruh terhadap
akhlak yaitu zaman globalisasi, globalisasi telah banyak mempengaruhi
generasi muda islam khususnya, seperti hedonisme dan ketergantungan
terhadap budaya barat. Kemudian model dan cara berpakaian yang tidak islami,
pergaulan bebas pada remaja sehingga tidak mengenal akhlak yang terpuji. Di
era globalisasi munculnya alat-alat canggih juga sangat berpengaruh terhadap
perubahan akhlak pada generasi muda islam. Pada saat ini perilaku mereka
justru banyak terfokus terhadap gadgetnya di bandingkan peduli dengan
keadaan sekitarnya. Hilangnya rasa hormat menghormati diantara sesama
manusia, seperti seorang anak berani bersikap kasar kepada orangtua, guru, dan
orang yang lebih tua.6
6www.pasundanekpres.co/opini/kualitas-akhlak-pada-pendidikan-islam-di-zaman-modern/
5
Rasa kepedulian sosial dan persaudaraan sesama muslim di era
globalisasi semakin terkikis, sehingga menimbulkan banyak persoalan-
persoalan sosial yang memprihatinkan. Permasalahan sosial yang timbul di
anggota keluarga, masyarakat bahkan bangsa di timbulkan karna kurangnya
rasa kepedulian, rasa saling menghormati, menghargai pendapat, dan sikap
intoleransi antar sesama. Pada saat ini di masa pandemi Covid-19 yang
membuat permasalahan-permasalah sosial semakin sulit, seperti keributan
penerimaan bantuan sosial, angka kemiskinan semakin tinggi, banyak
pengangguran karna PHK, dan hilangnya rasa kepedulian antar sesama,
sehingga menimbulkan banyak pelanggaran sosial.
Keseimbangan antara akhlak baik dan buruk, dan persaudaraan antar
sesama orang islam dapat direalisasikan dalam majlis dzikir, karena dalam
majlis dzikir tersebut individu yang berdzikir kepada Allah akan merasa sama
kedudukannya dihadapan Allah. Akhlak individu akan menjadi lebih baik
karena mendapat ketenangan dalam berdzikir. Dan juga ukhuwah dapat
terbentuk karena adanya kesamaan akidah atau keyakinan yang diiringi
perubahan fungsi-fungsi sosial.
Salah satu majlis dzikir yang ada di Indonesia adalah Majlis Dzikir Al-
Khidmah. Perkumpulan jamaah Al-Khidmah adalah kumpulan orang-orang
yang mengikuti kegiatan yang tela ditetapkan dan diamalkan oleh para guru At-
tarekat atau para Ulama Salafu Shalih dan pinisepuh. Majlis Dzikir Al-
Khidmah didirikan oleh KH Ahmad Asrori Al Ishaqi pada tanggal 25 Desember
2005 di Pondok Pesantren As Salafi Al-Fitrah Meteseh, Semarang, Jawa
6
Tengah. Kegiatan Majlis Dzikir Al-Khidmah adalah kebersamaan dalam
berdzikir kepada Allah SWT, dengan membaca Al-Quran, bersholawat kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW. Kegiatan yang lain adalah membaca
manaqib Syeh Abdul Qidir Al-Jailani ra, berdoa mendoakan kedua orang tua,
para leluhur, guru dan semua orang islam.7
Maka dengan peran Majlis Dzikir Al-Khidmah permasalah tentang
akhlak dan ukhuwah islamiah dapat diselesaikan dengan baik. Dengan ikut aktif
dan khusuk dalam menjalankan semua kegiatan yang diadakan sesuai petunjuk
guru.
Dari pengamatan penulis, di Desa Trisono masyarakatnya masih banyak
yang belum sepenuhnya memahami tentang akhlak yang sesuai dengan
tuntunan Nabi Muhammad SAW. Dan rasa ukhuwah atau persaudaraan kurang
terjalin dengan baik, sehingga dalam berinteraksi, tutur kata, berperilaku
kepada sesama masih menggunakan akhlak yang digunakan sehari-hari dan
belum sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Majlis Dzikir Al-Khidmah yang di adakan di Desa Trisono Babadan
Ponorogo yang di prakarsai oleh Bapak Ustadz Hadziq, beliau adalah pengasuh
Pondok Pesantren An-Nur Desa Babadan Ponorogo dan sampai sekarang beliau
masih aktif menjadi salah satu Imam Majlis Dzikir Al-Khidmah. Adapun
kegiatan Majlis Dzikir Al-Khidmah Desa Trisono Babadan Ponorogo yaitu
sesuai dengan ketetapan pengurus pusat Al-Khidmah kegiatan yang
7 Achmad Asrori Al-ishaqi, Pedoman Kepemimpinan dan Kepengurusan dalam Kegiatan
dan Amaliah Tariqah dan Al-Khidmah (Surabaya:Al-wava,2011), 45.
7
dilaksanakan yaitu mencangkup majlis dzikir, pembacaan maulid (sejarah Nabi
Muhammad SAW dan sholawat) dan pembacaan manaqib (sejarah Wali Syeh
Abdul Qodir Al-Jailani), dan ta’lim ( ceramah keagamaan). Adapun urutan
pengamalan bacaanya yaitu. pembacaan Al fatikhah, istighosah, pembacaan
maulid Nabi Muhammad SAW, pembacaan manaqib Syekh Abdul Qadhir Al-
Jailani, pembacaan tahlil, ceramah agama, dan pembacaan doa.
Penelitian ini penting untuk menjawab permasalahan tentang akhlak dan
ukhuwah islamiah yang terpapar diatas, untuk itu peneliti mengambil tema
Peran Majlis Dzikir Al-Khidmah Dalam Membentuk Akhlak dan
Ukhuwah Islamiah Masyarakat Desa Trisono Babadan Ponorogo.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah peran Majlis Dzikir Al-Khidmah dalam
membentuk akhlak dan ukhuwah islamiah.
C. Rumusan Masalah
Dengan demikian berdasarkan uraian latar belakang diatas yang menjadi
pokok masalah dalam kajian ini adalah:
1. Apasaja kegiatan Majlis Dzikir Al-Khidmah di Desa Trisono Babadan
Ponorogo?
2. Bagaimana peran Majlis Dzikir Al-Khidmah dalam membentuk akhlak
masyarakat di Desa Trisono Babadan Ponorogo?
3. Bagaimana peran Majlis Dzikir Al-Khidmah dalam membentuk ukhuwah
islamiah masyarakat di Desa Trisono Babadan Ponorogo?
D. Tujuan Penelitian
8
Sehubung dengan permasalahan yang di ungkapkan oleh peneliti dilatar
belakang tentang permasalahan pembentukan akhlak dan ukhuwah islamiah
dikalangan masyarakat, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menjelaskan kegiatan Majlis Dzikir Al-Khidmah di Desa Trisono
Babadan Ponorogo.
2. Untuk menjelaskan peran Majlis Dzikir Al-Khidmah dalam membentuk
akhlak masyarakat di Desa Trisono Babadan Ponorogo.
3. Untuk menjelaskan peran Majlis Dzikir Al-Khidmah dalam membentuk
ukhuwah islamiah masyarakat di Desa Trisono Babadan Ponorogo.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberi motivasi
dan pemikiran sehingga dapat memperkaya khazanah pengetahuan dalam
kegiatan keagamaan seperti membaca sholawat dan sejarah Nabi
Muhammad SAW, pembacaan manaqib sejarah Syeh Abdul Qodir Al-
Jailani, istighosah, simaan Al-Quran dan penyampaian ceramah yang di
selenggarakan di Majlis Dzikir Al-Khidmah Desa Trisono Babadan
Ponorogo.
2. Manfaat Praktis
A. Majlis al-khidmah agar tetap mempertahankan kegiatan ini karena
kegiatan Majlis Dzikir Al-Khidmah banyak membawa pengaruh dalam
memperbaiki perilaku dan adat kebiasaan yang tidak seharusnya
9
dilakukan. Kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan nilai-nilai
spiritual jamaah.
B. Bagi jamaah yang mengikuti Majlis Dzikir Al-Khidmah supaya tetap
istiqomah agar tetap mendapat siraman pencerahan, sebagai arahan
menjalani kehidupan sehari-hari.
C. Bagi penulis untuk lebih mengetahui dan lebih luas wawasannya serta
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan
agama.
D. Bagi pemimpin majlis selalu sabar dalam menjalankan kegiatan majlis.
E. Bagi peneliti menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman
yang bermanfaat dalam pendidikan agama islam.
F. Dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi penelit, khususnya
mahasiswa IAIN Ponorogo sendiri untuk melakukan penelitian lebih
lanjut yang sekiranya terkait dengan gagasan peneliti.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulisan laporan hasil penelitian dan agar dapat
di cerna secara runtut, maka peneliti membuat sistematika pembahasan
sebagai berikut:
BAB I : Dalam penelitian setiap penelitian pasti berangkat dari fenomena
atau masalah, penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian,
menghipun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis,
membandingkan, mencari hubungan dan menafsirkan adanya
prosedur penelitian bagi seorang peneliti seperti halnya yang di
10
bahas pada bab satu. Setiap penelitian yang dilakukan oleh seorang
peneliti pasti di landasi oleh teori-teori yang ada, dan fungsi dalam
penelitian kualitatif adalah untuk membaca data.
BAB II : Kajian teori, yakni untuk mengetahui kerangka acuan teori yang di
gunakan sebagai landasan dalam melakukan penelitian metode
tasawuf, upaya meningkatkan pendidikan spiritual.
BAB III: Metode penelitian, berisi pendekatan, dalam penelitian ini
pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis
penelitiannya adalah studi kasus. Kehadiran peneliti adalah sebgai
pengamat. Lokasi penelitian di Majlis Dzikir Al-Khidmah di Desa
Trisono Babadan Ponorogo.
Sumber data merupakan subjek dari mana data tersebut di peroleh,
teknik yang di gunakan dalam penelitian ni adalah wawancara,
observasi dan dokumentasi.
BAB IV : Deskripsi data, dalam BAB ini berisi tentang paparan data, yeng berisi
hasil penelitian di lapangan yang terdiri atas gambaran umum lokasi
penelitian. Sejarah berdirinya Majlis Dzikir Al-Khidmah sedangkan
deskripsi data khususnya mengenai. Metode keagamaan dalam
meningkatkan kecintaan terhadap majlis.
BAB V: Analisis adalah temuan peneliti yang memaparkan hasil analisis
peneliti. Analisis dilakuakan dengan cara membaca data penelitian
dengan menggunakan teori-teori yang dipaparkan di BAB II. Metode
penelitian berisi pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini
11
adalah pendekatan dan jenis studi kasus. Kehadiran peneliti sebagai
pengamat dan partispan. Lokasi penelitian di Majlis Dzikir Al-
Khidmah Desa Trisono Babadan Ponorogo.
BAB VI: Penutup, bab ini merupakan bab di dalamnya menguraikan kesimpulan
sebagai jawaban dari pokok-pokok permasalahan dan saran-saran yang
berhubungan dengan peneliti sebagai masukan dari berbagai sumber.
12
BAB II
TELAAH HASIL KAJIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI
A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Berdasarkan telaah hasil penelitia terdahulu, peneliti memaparkan
beberapa temuan sebagai berikut:
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Ayu Elfita Sari tahun 2015.
Pengaruh Pengamalan Dzikir Terhadap Ketenangan Jiwa Di Majlisul Dzakirin
Kamulan Durenan Trenggalek. Skripsi. Penelitian ini dilatar belakangi oleh
munculnya individualistis, egoistis, dan materialistis. Mendatangkan dampak
berupa kegelisahan, kecemasan, stress, dan depresi. Berdasarkan data yang
diperoleh dalam penelitian dan analisa data melalui perhitungan skor angket
pengaruh dzikir terhadap ketenangan jiwa diperoleh fhitung diperoleh melalui
perhitungan sebesar 4,012. Sedangkan f tabel pada taraf signifikansi 5% adalah
3,15. Hasil korelasi penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dzikir terhadap ketenangan jiwa di majlis dzakirin Trenggalek, hal
tersebut tentunya dipengaruhi oleh faktor lingkungan hidup dan tata tertib yang
diterapkan di majlis Dzakirin Kamulan Durenan Trenggalek.
Kedua penelitian yang dilakukan oleh Umar Faruq tahun 2016, Al-
Khidmah UIN Sunan Kalijaga. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
Al-Khidmah UIN Sunan Kalijaga didirikan setelah melihat kondisi UIN Sunan
Kalijaga belum ada wadah untuk mengamalkan amaliah Ulama’ seperti
membaca surat yasin dan tahlil, sehingga dibutuhkan wadah untuk
mengamalkan amalan tersebut dan membantu kampus untuk membentengi
12
13
gerakan islam radikal. Kegiatan pada awalnya hanya majlis rutin selesa sore
sebelum diresmikan pada tanggal 25 Desember 2011. Namun dalam
perkembangannya karna ada masukan dan pertimbangan setelah diresmikan
kegiatannya mengalami perubahan seperti majlis selasa sore pindah menjafdi
jumat sore, disamping itu memiliki kegiatan lain seperti pelatihan manaqib,
rebana, dan haul akbar di Surabaya. Bagi anggota Al-Khidmah UIN Sunan
Kalijaga memiliki fungsi seperti menambah ilmu pengetahuan, menambah
silaturahmi, mengembangkan bakat , dan mendoakan kepada Orang Tua.
Adapun kendala yang dihadapi anggota, selama mengikuti kegiatan Al-
Khidmah UIN Sunan Kalijaga adalah minimnya ketersediaan buku manaqib,
minimnya waktu latihan rebana, dan jadwal latihan belum terprogram dengan
baik, serta kurangnya rasa percaya diri dari pengurus dalam mengembangkan
Al-Khidmah UIN Sunan Kalijaga. Mengingat ada kendala menyebabkan
organisasi tersebut mengalami kevakuman.
Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Amir Yusuf tahun 2014,
Pengaruh Majlis Dzikir Terhadap Keharmonisan Keluarga (Study Kasus
Majlis Dzikir Al-Khidmah di Pondok Pesantren Hidayatul Falah Bantul
Yogyakarta).Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penyusun
tentang pengaruh Majlis Dzikir terhadap keharmonisan keluarga, pengikut
Majlis Dzikir Al-Khidmah menunjukkan bahwa kegiatan amaliah yang
dilakukan oleh jamaah majlis dzikir al-khidmah di Pondok Pesantren Hidayatul
Falah Bantul mempunyai peran dan manfaat serta pengaruh positif dalam
membentuk keluarga yang harmonis, sejahtera lahir dan batin. Dengan sering
14
mengikuti Majlis Dzikir Al-Khidmah akan membuat hati menjadi tenang dan
ketenangan hati yang dirasa ini akan membawa pengaruh terhadap
keharmonisan keluarga.
Keempat penelitia yang dilakukan oleh Cecep Sudirman Anshori, 2016.
Ukhuwah Islamiah Sebagai Fondasi Terwujudnya Organisasi Yang Mandiri
Dan Profesional. Ukhuwah Islamiah adalah hubungan yang dijalin oleh rasa
cinta dan didasari oleh akidah dalam bentuk persahabatan bagaikan satu
bangunan yang kokoh. Ukhuwah berarti persaudaraan, dari akar kata yang
mulanya berarti memperhatikan. Ukhuwah fillah atau persaudaraan sesama
muslim adalah suatu model pergaulan antar manusia yang prinsipnya telah
digariskan dalam Al-Quran daln Al-Hadits. Yaitu suatu wujud persaudaraan
karena Allah. Maka kewajiban pertama umat Islam itu ialah menggiatkan
dakwah agar agama dapat berkembang baik dan sempurna sehingga banyak
pemeluk-pemeluknya. Dengan dorongan agama akan tercapailah bermacam-
macam kebaikan sehingga terwujud persatuan yang kokoh mencapai
kemenangan dalam setiap perjuangan. Mereka yang memenuhi syarat-syarat
perjuangan itulah orang-orang yang sukses dan beruntung.
B. Kajian Teori
1. Majlis Dzikir
a. Pengertian Majlis
Secara etimologi kata “majlis” berasal dari kosa kata Bahasa
Arab, berasal dari kata “jalasa” yang berarti duduk. Kata tersebut
15
menenmpati isim makan menjadi “majlis” dan mempunyai arti tempat
duduk atau tempat pertemuan.8
Sedangkan secara terminologi, majlis adalah pertemuan atau
kumpulan orang banyak yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu.
Majlis juga dapat berupa lembaga masyarakat non pemerintah yang
terdiri atas para ulama’ islam, antara lain yang bertugas memberikan
fatwa dan ada juga yang berupa lembaga pemerintah yang terdiri atas
majlis-majlis perwakilan rakyat dan sebagainya.9
Struktur organisasi majlis merupakan sebuah organisasi
kemasyarakatan non formal yang senantiasa menanamkan akhlak luhur
dan mulia, meningkatkan kemajuan dan keterampilan jamaahnya, saat
memberantas kebodohan umat islam agar memperoleh kehidupan yang
bahagia dan sejahtera dan diridhoi oleh Allah SWT.
b. Pengertian Dzikir
Kata dzikir dalam berbagai bentuknya ditemukan dalam Al-
quran tidak kurang dari 280 kali. Kata tersebut pada mulanya digunakan
oleh pengguna bahasa arab dalam arti antonim lupa. Ada juga sebagian
pakar yang berpendapat kata itu pada mulanya berarti “mengucapkan
dengan lidah/menyebut sesuatu”. 10
8Ahmad Najieh, Kamus Arab-Indonesia,( Surakarta: Insan Kamil,2010) , 73. 9Dep. Dik. Bud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1989),645. 10 M. Quraisy Shihab, wawasan Al-Quran tentang Dzikir dan Doa(Jakarta:Lentera
Hati,2006),9.
16
Secara bahasa dzikir berasal dari kata dzakara yang artinya
mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran,
menganal atau mengerti dan mengingat.11
Menurut chajim dzikir berasal dari kata dzakara yang berati
mengingat, mengisi atau menuangi artiny abagi orang yang berdzikir
berarti mencoba mengisi dan menuangi pikiran dan hatinya dengan kata-
kata suci.12
Dalam kamus tasawuf yang tulis oleh Solihin dan Rosihin Anwar
menjelaskan dzikir merupakan kata yang digunakan untuk menunjuk
setiap bentuk pemusatan pikiran kepada Tuhan, dzikirpun merupakan
prinsip awal untuk seseorang yang berjalan menuju Tuhan (suluk).13
Secara istilah dzikir adalah usaha manusia untuk mendekatkan
diri pada Allah dengan cara mengingat Allah dengan mengingat
keagungan-nya adapun realisasi untuk mengingat Allah dengan cara
memuji-Nya, membaca firman-Nya, menuntut ilmu-Nya, dan memohon
kepada-Nya.
Menurut Bastaman dzikir ialah perbuatan mengingat Allah dan
keagungan-Nya meliputi semua bentuk ibadah dan perbuatan seperti
tasbih, tahmid dan shalat membaca Al-quran dan menghindari diri dari
kejahatan.
11Samsul Munir Amin, Energi Dzikir(Jakarta: Bumiaksara, 2008)11. 12Ahmad Chadjim, Alfatihah Membuka Matahari Dengan Surat Pembuka, (Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta,2003),11. 13Solihin dan Rosihon Anwar,Kamus Tasawuf,(Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2003),
16.
17
Adapun dzikir menurut Al-qurqn dan hadis ialah segala macam
bentuk mengingat Allah SWT dengan cara membaca tahlil, tashbih,
tahmid, taqdis, takbir, basmalah, qira atul quran maupun embaca doa-
doa yang masyhur dari Rasulullah SAW.14
Seperi yang terjadi dalam Al-quran yang meninjukan bahwa kita
diperintahkan berdzikir kepada Allah antara lain sebagi berikut:
يأيهاالذين أمنوااذكروا الله ذكرا كثيرا,,وسبحوه بكرة وأصيلا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah (dengan
menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan
bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”.(Al-
Ahzab: 41-42)
c. Pengertian Majlis Dzikir
Dalam bahasa arab kata majlis berasala dari kata جلس, يجلس,
yang berati “duduk” kata majlis merupakan bentuk isimجلوسا, ومجلسا
yang berati “tempat duduk”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian
majlis ialah pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan
tempat orang berkumpul.15 Istilah dzikir sama halnya dengan menghafal
hanya saja dalam menghafal mengandung makna menyimpan sedangkan
dzikir mengandung arti mengingat dan ditekankan lebih dari seratus kali
dalam Al-Quran. Dzikir adalah amlan yang paling utama untuk
mendapatka keridhaan Allah. Dzikir adalah bendera islam, pembersih
14Zainul Muttaqin dan Ghazali Mukri, Doa dan Dziki,(Yogyakarta: Mitra Pustaka,1999),7. 15Ahmad Warson Munawir, Kamus Munawir,(Surabaya:Pustaka Progressif,1997),202.
18
hati, inti ilmu agama, pelindung dari sifat munafik, kunci dari
keberhasilan. “bentuk penglihatan ini diberikan kepada orang yang
selalu bermawas diri (muraqabah), bertafakur (fikr), dan bersiap diri
(iqbal) bagi kehidupan akhirat.16
Dzikir bisa dilakukan dengan lisan sesuai dengan kalimat yang
diajarkan Nabi Muhammad saw, dengan mengingat Allah dalam hati,
dengan lisan dan hati, yaitu dengan menyebut nama Allah. Sebagai mana
firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Anfal:8/2
لت قلوبهم واذاتليت عليهم ايته زادتهم ايماناوعلى ربهم يتوكلونانمالمؤممنون الذين اذاذكرالله وج
Artinya: “ sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka
yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan
apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, bertambah
imannya, sedangkan mereka itu bertawakal kepada Allah
SWT.17
Berdasarkan ayat Al-Quran diatas bahwa dengan dzikir kepada
Allah umat manusia akan mendapatkan pembinaan iman, bisa
memperteguh keyakinan dan memperdalam cinta kepada Allah.
16Syekh Muhammad Hisyam Kabbani, energy dzikir dan shalawat, (Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta,1998), 11. 17Syekh Muhammad Kabbani, energy dzikir dan shalawat. 15.
19
2. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari
khuluq yang menurut bahsa berati budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat.
Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan
perkataan khulqun yang berati kejadian, yang juga erat hubungannya
dengan khaliq yang berati pencipta, demikian dengan makhluk yang
diciptakan.Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media
memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk.
Ibnu Athir menjelaskan bahwa: “ hakikat makna khuluq
itu ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-
sifatnya), sedang khalaq merupakan gambaran bentuk luarnya (raut
muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh, dan lain sebagainya)”.
Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut
حا ل للنفس دا عية لها الى افعا لها من غير فكر وروية
“keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih
dahulu)”18.
Imam Al-Ghazali mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:
الخلق عبارة عن هيئة فى النفس راسخة عنها تصدر الأ فعال بسهولة يسر من غير حاجة الى فكر
18Erwin Yudi Prahara: Materi Pendidikan Agama Islam,(Ponorogo: STAIN Po PRESS,
2009),181-182.
20
وروية
“akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
memerlukan pertimbangan pertimbangan(lebih dahulu)19”.
Definisi akhlak diatas berbeda kata-katanya, tetapi sebenarnya tidak
berjauha meksudnya, bahkan berdekatan artinya satu dengan yang lainnya.
Sehingga Prof.KH. Farid Ma’ruf membuat kesimpulan tentang definisi
akhlak ini sebagai berikut:” kehendak jiwa manusia yang menimbulkan
perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pikiran
terlebih dahulu”.
Dalam pengertian yang hampir sama dengan kesimpulan diatas, Dr.
M. Abdullah Dirros, mengemukakan definisi akhlak sebagi berikut:”aklak
adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantab, kekuatan dan
kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan
pihak yang benar (dalam hal aklak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam
hal akhlak yang jahat)”.1
Menurut Imam Al-Qurthubi akhlak adalah: “perbuatan yang
bersumber dari diri manusia yang selalu di lakukan, maka itulah yang
disebut akhlak, karena perbuatan tersebut bersumber dari
kejadiannya”.20
19Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin,juz II (Semarang: kereta putera),352.
20Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, juz VIII, (Kairo: Dar al-sya’bi, 1913 M), 6706.
21
Pada dasarnya, maksud dari akhlak yaitu mengajarka bagaimana
seseorang seharusnya berhubungan dengan Tuhan Allah penciptanya,
sekaligus bagaimana seseorang harus berhubungan dengan sesama
manusia. Inti dari ajaran akhlak ialah niat kuat untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuai dengan ridho Allah SWT.21 Akhlak merupakan realisasi
dari kepribadian bukan dari hasil perkembangan semata, tetapi merupakan
tindakan dari seseorang.
Yang menjadi ukuran akhlak baik atau buruk, mulia atau tercela.
Sebagaimana yang telah diajarkan oleh Agama Islam yaitu Al-Quran dan
As-Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat.
Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany (1979), ada
beberapa prinsip dasar Islam yang berhubungan dengan falsafah akhlak
yakni:
Prinsip Pertama, pentingnya akhlak dalam kehidupan. Akhlak
menurut Islam merupakan tingkatan setelah rukun iman dan ibadah.
Akhlak mempunyai keterkaitan langsung dengan masalah muamalah, hal
ini berarti bahwa akhlak sangat berperan dalam mengatur hubungan
manusia dengan manusia lainnya, baik secara perindividu maupun secara
kelompok. Akhlak merupakan implementasi dari iman dan ibadah, iman
dan ibadah seeorang tidak sempurna jika tidak diaplikasikan dalam bentuk
perbuatan (kebiasaan) yang baik, dengan berprisip bahwa apa yang kita
21Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, Akhlak Tasawwuf,(Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Press,2011),1076.
22
lakukan berdaarkan perintah Allah dan berserah diri kepada-Nya sesuai
dengan firman Allah swt dalam QS al-An’am/6:
162: َ ََ Terjemahnya: ”Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku,
ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam
(Departemen Agama RI: 216). Jelaslah bahwa ibadah yang kita
laksanakan,apakah ibadah khusus ataukah ibadah umum merupakan
sarana melatih jiwa dan pembentukan akhlak. Hal itu sejalan dengan
tujuan pendidikan Islam dan tujuan missi islam itu sendiri, yaitu
mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlak alkarimah. Oleh
karena itu, faktor kemuliaan akhlak dalam pendidikan islam dinilai sebagai
kunci utama dalam menentukan keberhasilan pendidikan, yang menurut
pandangan islam berfungsi untuk menyiapkan manusia yang mampu
menata kehidupan yang sejahtera di dunia dan di akhirat (Said, 1996).
Prinsip Kedua, akhlak Islam merupakan kebiasaan yang tertanam
dalam jiwa. Pembinaan akhlak, pembentukan sikap pribadi manusia
(peserta didik) pada umumnya terjadi melalui pengalaman sejak kecil.
Pendidik atau Pembina pertama adalah oang tua, kemudian guru, dan
dilanjutkan oleh tokoh masyarakat. Pembentukan akhlak yang baik adalah
menjadi tanggung jawab ketiga lembaga pendidikan tersebut (Hasbullah,
1999). Meskipun demikian, keluarga sebagai lembaga pertama dan utama
memegang peranan yang sangat penting, karena merupakan institusi yang
mula-mula sekali berinteraksi dengannya. Oleh karena itu, orang tua
sebagai pembimbing dalam lembaga ini, mengajarkan anak-anak mereka
23
dengan akhlak yang mulia berdasarkan ajaran Islam. Keluarga juga harus
mengajarkan nilai dan faedahnya serta membiasakannya berpegang
kepada akhlak semenjak kecil (Langgulung, 1995). Untuk menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak (tingkah laku)
pada khususnya dan pendidikan pada umumnya ada tiga aliran yang sangat
populer, yakni aliran Nativisme, aliran Empirisme, dan aliran Konvergensi.
Aliran Nativisme berpandangan bahwa manusia yang lahir sudah
mempunyai potensi yang mempengaruhi hasil dari perkembangan
selanjutnya (Smith dan Nolan, 1984). Menurutnya, bahwa faktor yang
paling berpengaruh terhadap pembentukan akhlak manusia adalah faktor
pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan
kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang tesebutakan menjadi
baik. Aliran ini, tampaknya kurang memperhitungkan peran pembinaan
pendidikan. Sedangkan aliran Empirisme berpandangan bahwa faktor
yang paling berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian manusia
adalah faktor dari luar (Ahmadi dan Nuruhbiyati, 1991), yaitu lingkungan
sosial termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Aliran ini
meyakini bahwa peranan yang dilakuka oleh dunia pendidikan menjadi
sangat prioritas. Sementara aliran Konvergensi berpendapat bahwa
pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal (pembawaan) dan
faktor dari luar (pendidikan) dan pembinaan yang dibuat secara khusus,
atau melalui berbagai metode (Arifin, t.th.). Aliran ini berpandangan
bahwa secara kodrati manusia telah dibekali dengan bakat atau potensi,
24
akan tetapi untuk mengembangkan potensi tersebut diperlukan adanya
pengaruh dari luar potensi itu, yakni dengan tuntunan, arahan dan
bimbingan melalui pendidikan. Dari ketiga aliran tersebut di atas, penulis
berpendapat bahwa aliran yang representatif dengan ajaran Islam adalah
aliran Konvergensi, karena mengabungkan dan mengakui adanya fitrah
keimanan dalam pribadi setiap peserta didik tanpa menafikan adanya
pengaruh eksternal yang memungkinkan untuk ditumbuh kembangkan
khususnya melalui pendidikan islam telah mengajarkan dan
memperkenalkan kepada kita khususnya melalui Al-Quran dalam
memahami manusia secara komprehensif,jauh sebelum para tokoh dan
filosof barat memperkenalkan aliran psikologinya yang dijadikan landasan
dalam pendidikan. Salah satu contoh, firman Allah swt dalam QS Al-
Nahl/16: 78: Terjemahnya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur
(Departemen Agama RI: 413).
Ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa manusia memiliki potensi
untuk dididik, yakni penglihatan, pendengaran, dan hati sanubari. Potensi
tersebut harus disyukuri dan dikembangkan melalui pendidikan, sehingga
potensi-potensi yang baik dapat ditanamkan sejak dini, termasuk akhlak
al- karimah.
Prinsip Ketiga, Akhlak al- karimah sesuai dengan fitrah. Akhlak
dalam ajaran Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, akan
25
tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai mutlak. Nilai-nilai baik dan
buruk, terpuji atau tidak terpuji dan tercela berlau kapan dan dimana saja
dalam segala aspek kehidupan, tidak dibatasi oleh waktu dan ruang. Ajaran
akhlak dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia. Manusia akan
mendapatkan kebahagiaan yang hakiki apabila mengikuti nilai-nilai
kebaikan yang diajarkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah. Akhlak Islam
benar-benar memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk sesuai
dengan fitrahnya. Kata fitrah dalam Alquran disebutkan dalam QS Al-
Rum/30: Terjemahnya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
(Departemen Agama RI: 645).
b. Macam-macam Akhlak
Sumber untuk menentukan apakah akhlak termasuk akhlak yang
baik atau buruk berdasarka ajaran islam yang sudah tertera dalam Al-quran
dan hadis. Baik dan buruknya akhlak bukan menurut ukuran manusia.
Sebab jika ukurannya manusia, maka baik dan buruk itu bisa berbeda- beda.
Seseorang bisa mengatakan sesuatu itu baik tetapi belum tentu yang lain
mengatakan itu baik.22
Secara garis besar akhlak dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
22 Hamzah Ya’qub, Etika Islam, Pembinaan Akhlakul Karimah, (Bandung: CV.
Diponegoro, 1988), 35.
26
1) Akhlak Mahmudah ( Akhlak Terpuji) ialah akhlak yang senantiasa
berada dalam kontrol ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif
dan kondusif bagi kemaslahatan umat, seperti sabar, jujur, ikhlas,
bersyukur, tawadhu’(rendah hati), husnudzon (berperasangka baik),
optimis, dan suka menolong orang lain.
2) Akhlak mazdmumah (akhlak tercela) ialah akhlak yang tidak dalam
control ilahiyah atau berasal dari hawa nafsu yang dapat membawa
suasana negatife serta menimbulkan sifat takabur(sombong),
su’udzhan(berperasangka buruk), tamak, pesimis, kufur, dusta, malas,
khianat dan lain sebaginya.23
Drs. H. A Mustofa mengutip perkataan Imam Al-Ghazali yang
mengungkapkan istilah “Munjiat” untuk akhlak mahmudah dan “muhlihat”
untuk akhlak mazdmumah.24
3. Ukhuwah Islamiyah
a. Pengertian Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah biasa diartikan “persaudaraan” diambil dari kata yang
mulanya memerhatikan. Makna ini memberi kesan bahwa
persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang
merasa bersaudara.
Secara majazi kata ukhuwah mencangkup persamaan salah satu
unsur seperti agama, suku, agama, profesi, dan perasaan. Masyarakat
23Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002)
24A, Mustofa, Akhlak Tasawuf (Bandung: pustaka setia,2005),197.
27
muslim mengenal istilah ukhuwah islamiyah. Istilah perlu dudukan
maknanya agar bahasan kita tentang ukhuwah tidak ada kerancuan.25
Ukhuwah islamiyah mempunyai peranan yang sangat penting
dalam islam, karena ukhuwah akan membentuk kasatuan masyarakat
yang islami, menurut Abdullah Nasih Ulwan ukhuwah islamiyah
adalah ikatan kejiwaan yang melahirkan perasaan yang mendalam
dengan kelembutan, cinta dan sikap hormat kepada setiap orang yang
sama-sama diikat dengan akidah islmiyah iman dan taqwa. 26
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam ukhuwah
islamiyah tidak hanya sekedar persaudaraan dengan setiap umat islam
tapi juga dengan setiap umat manusia meskipun berbeda agama dengan
dilandasi nilai-nilai agama. Alasan terkuat yang bisa menjadikan umat
manusia untuk bersatu ialah bila didasari diatas ukhuwah islamiahnya.
Yangsudah pasti akan menyatukan kaum muslimin, walaupun
keberadaan mereka saling berjauhan, terpencar diseluruh penjuru
dunia, beda negeri, suku dan bangsanya. Namun dengan pondasi
tersebut mampu menyatukannya, hal tersebut di tegaskan dalam Al-
Quran Surat Al-Hujurat ayat 10:
25M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik atas Berbagai Persoalan Umat,
(Bandung:PT. Mizan Pustaka 2013),639. 26Ikhwan Hadiyyin, Konsep Pendidikan Ukhuwah: Analisa Ayat-ayat Ukhuwah dalam Al-
Quran. Al-Qalam,2,(Juli-Desember 2017),64-65.
28
( ٠١ون إخوة )الحجرات:إنما المؤمن
Artinya “ Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara”( QS Al-
Hujurat ayat 10)
b. Macam-macam Ukhuwah Islamiyah
Setelah mengetahui makna uhkiwah islamiyah diatas, yaitu
ukhuwah yang bersifat islami atau yang telat diajarkan oleh islam.
Adapun pembagian ukhwah islamiyah yang telah di singgung dalam
Al-quran ada empat macam persaudraan.
1) Ukhuwah Ubudiyah atau saudara kesemakhlukan dan
kesetundukan kepada Allah.
2) Ukhuwah Insaniyyah (basyariyah) dalam arti seluruh umat
manusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari ayah
dan ibu.
3) Ukhuwah wathaniyyah wa an-nasb, ialah persaudaraan dalam
keturunan dan kebangsaan.
4) Ukhuwah fi din A-Islam, persaudaraan antar sesama muslim.
Makna dan macam-macam persaudaraan tersebut ialah
berdasarkan pemahaman teks-teks ayat-ayat Al-quran. Ukhuwah yang
secara jelas dinyatakan dalam Al-quran adalah persaudaraan seagama
islam, dan persaudaraan yang dijalinnya bukan karena agama.27
27M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik atas berbagai persoalan Umat,
643-644.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian yang
prosedurnya menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dan dilakukan secara informal
dan terbuka. Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan kegiatan yang
dilaksanakan Majlis Dzikir Al-Khidmah dari awal hingga selesai acara, dan
peneliti melakukan wawancara kepada narasumber yaitu Imam majlis,
Pengurus majlis, dan jamaah majlis. Data yang diperoleh (berupa kata-kata,
gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik,
melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari
sekedar angka atau frekuensi.28
Catatan lapangan yang akan dialami dan dilihat oleh penulis dalam
rangka pengumpulan data terhadap data yang ada dalam penelitian, penelitian
ini menggunakan pendekatan alami sebagai sumber data langsung proses yang
diutamakan dari pada analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan
secara analisis indukatif dalam penelitian ini menggunakan studi kasus tentang
peran Majlis Dzikir dalam pembentukan akhlak dan ukhuwah islamiah di
masyarakat, yaitu suatu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau
suatu sosial, kelompok masyarakat.
28 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 35-39.
29
30
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini hal yang sangat penting adalah kehadiran peneliti,
karena peneliti bertindak sebagai instrumen kunci, berpartisipasi penuh
sekaligus pengumpul data dalam mengamati dan mengetahui kegiatan Majlis
Dzikir Al-Khidmah. Peneliti mengikuti beberapa kegiatan dzikir, manaqib,
shalawatan, berjanji, dan doa. Oleh karena itu kehadiran peneliti secara
langsung di lapangan sebagai instrumen kunci keberhasilan untuk memahami
fenomena yang di teliti.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang bertempat di Majlis Dzikir Al-Khidmah Desa
Trisono Babadan Ponorogo, karena dalam majlis ini ada kesesuaian dengan
apa yang akan dibahas oleh peneliti tentang peran majlis dzikir dalam
pembentukan akhlak dan ukhuwah islamiah di masyarakat.
D. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti terdiri dari data pokok dan data
pendukung. Data pokok merupakan data yang diperoleh di lapangan dalam
pembahasan penelitian ini, data tersebut berasal dari informan penelitian yaitu
pengurus dan imam Majlis Dzikir Al-Khidmah Desa Trisono Babadan
Ponorogo, serta jamaah Majlis Dzikir Al-Khidmah Desa Trisono Babadan
Ponorogo. Informan tersebut merupakan sumber dari hasil wawancara dan
pengamatan secara langsung. Data pendukung yaitu data yang ada di Majlis
Dzikir Al-Khidmah Desa Trisono Babadan Ponorogo berupa metode, buku
panduan Majlis, materi Majliz Dzikir, lingkungan dan pergaulan.
31
E. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Interview atau Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secar lisan yang mana dua orang atau lebih, melibatkan seseorang yang
ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-petanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Dalam era sekarang ini
wawancara menjadi salah satu hal yang penting yang dilakukan ketika
observasi, ketika wawancara berlangsung pewawancara sudah menyiapkan
pertanyaan agar mendapat jawaban yang sesuai tapi semua itu tergantung
dengan narasumber yang kita wawncarai. tujuan dari wawancara sendiri
adalah untuk mengumpulkan informasi dan mendapat dokumen dan tidak
merubah keadaan yang terjadi di lapangan. bentuk wawancara yaitu: 29
Wawancara yang bersifat terbuka terdiri dari petanyaan-petanyaan yang
sedemikian rupa bentuknya sehingga informasi di berikan kebebasan
dalam menjawab. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara
terbuka dengan demikian cara tersebut bisa sesuai dengan penelitian
kualitatif yang biasanya terbukti30. Peneliti menggunakan metode ini untuk
memperoleh data tentang peran Majlis Dzikir dalam pembentukan akhlak
dan ukhuwah islamiah di masyarakat. Wawancara ini dilakukan kepada
29 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:PT Remaja Rosda
Karya,2013)180.
30Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Rosda karya,2009), 137.
32
imam, pengurus, dan jamaah Majlis Dzikir Al-Khidmah Desa Trisono
Babadan Ponorogo.
2) Observasi atau Pengamatan
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersesat dan sebagai proses biologis, du adiantaranya adalah proses
pengamatan dan ingatan. Penggunaan teknik-teknik observasisangat
bergantung sekali pada situasi daiman observasi di adakan. Teknik-teknik
tersebut yaitu:
a) Observasi Partisipan
Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi yang pertama
yakni bertindak sebagai partisipan. Dimana peneliti mengamati
aktivitas-aktivitas sehari-hari objek penelitian, karakteristik fisik
situasi dan bagaimana perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi
tersebut. Hasil observasi, dacatat dalam catatan lapangan, sebab
catatatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam
penelitian kualitatif, dapat di katakan bahwa penelitian kualitatif intinta
adalah catatan lapangan yang bersifat deskriptif. Artinya catatan
lapangan ini berisi gambaran tentang latar belakang pengamatan.
Orang, tindakan dan pembicaraan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan fokus penelitian 31 . Observasi yang dilakukan
peneliti yaitu dengan ikut serta mengikuti kegiatan dan mengamati
31Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA,
2016)145.
33
pelaksanaan kegiatan majlis dzikir yang dilaksanakan oleh Majlis
Dzikir Al-Khidmah Desa Trisono Babadan Ponorogo.
3) Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber
insane, sumber ini terdiri dari sumber dokumen dan rekma, rekma sebagai
setiap tulisan atau pertanyaan yang diarsipkan oleh individual ataupun
organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa. Sedangkan
dokumen di gunakan untuk mengacu atau bukan selain dari rekaman, yang
tidak di arsipkan secara khusus untuk tujuan tertentu. Seperti. foto-foto ,
buku-buku, dan catatan khusus. Dokumentasi yang diperoleh peneliti yaitu
visi dan misi Majlis Dzikir Al-Khidmah, struktur organisasi, agenda
kegiatan Majlis Dzikir Al-Khidmah.
F. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan peneliti dalam analisis data yaitu menggunakan
metode Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984), mengemukakan
bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction (reduksi data), data display
(penyajian data) dan conclusion drawing/virification. Model tersebut yang
akan dipakai dalam penelitian ini dengan rincian sebagai berikut:
1) Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan
34
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2) Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan dengan uraian singkat yang
bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka akan lebih mudah untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan langkah selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami atau merefleksikannya
3) Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Langkah selanjutnya ialah penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat sebagai pendukung
pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid saat
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Tahap pertama, peneliti mengumpulkan data yang di peroleh setelah
selesai, maka peneliti akan mereduksi data yang telah diperoleh, yaitu dengan
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data, dengan demikian maka kesimpulan dapat di ambil.
Tahap kedua, data akan disajikan dalam bentuk narasi, kemudian tahap ketiga
akan dilakukan penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh.
35
G. Pengecekan Keabsahan Data
Sebelum masing-masing teknik pemeriksaan di uraikan terlebih dulu
ikhtisarnya di kemukakan. Ikhtisar itu terdiri dari kriteria yang di periksa
dengan satu atau beberapa teknik pemeriksaan tertentu ikhtisar tersebut yaitu:
1) Pengamatan
Pengamatan yang di maksud dalam penelitian ini yaitu keikut sertaan
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan
dengan persoalan atau isu yang sedang di cari dan kemudian memusatkan
diri pada hal-hal tersebut secara rinci, maka ketekunan pengamatan
menyediakan kedalaman.
2) Triangulasi
Triangulais adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yangbanyak di gunakan
memeriksa melalui lainnya. Ada empat macam memanfaatkan kegunaan
sumber, metode, penyidik, teori.
36
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Data Umum
1. Letak Geografis
Desa Trisono merupakan salah satu desa di kecamatan Babadan,
Kabupaten ponorogo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Desa Trisono berada
di dataran rendah kabupaten Ponorogo di bagian timur, dengan jarak tempuh
sekitar 2,7 Km dari pusat kota kabupaten dan 200 Km dari ibu Kota Provinsi.
Sebelah utara desa Trisono adalah sungai yang berbatasan dengan desa
Tambakmas (Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun), sebelah selatan
berbatasan desa Lembah (Kecamatan Babadan), sebelah barat berbatasan
desa Sukosari (Kecamatan Babadan),dan sebelah timur berbatasan desa
Purwosari (Kecamatan Babadan). Adapun luas wilayah desa Trisono yaitu
423,856 ha32.
2. Jumlah Penduduk dan Sosial Ekonomi
Jumlah penduduk di desa Trisono dari 1724 kepala keluarga adalah
5129 jiwa dengan rincian laki-laki 2582 jiwa, dan perempuan 2547 jiwa.33
Desa Trisono Kecamatan Babadan adalah daerah paling utara dari
kabupaten Ponorogo, yang berbatasan langsung dengan kabupaten Madiun.
Daerah ini juga terletak di dataran rendah, sehingga menyebabkan daerah
ini menjadi daerah yang persawahannya adalah tipe sawah tadah hujan.
Mereka hanya bisa bercocok tanam ketika musim penghujan. Namun seiring
32 Susanto, Data Dasar Profil Kelurahan Desa Trisono, 2015 33 Ibid.
36
37
berkembangnya zaman masyarakat banyak menggunakan mesin pompa air
disel sehingga panen bisa tiga kali dalam satu tahun. Bagi mereka yang tidak
memiliki sawah sendiri, mereka berusaha untuk mengelola sawah milik
orang lain. Sedikit sekali dari warga masyarakat yang menjadi pegawai,
baik pegawai swasta ataupun pegawai negeri. Hal ini disebabkan karena
faktor pendidikan mereka yang minim sehingga mereka tidak bisa
memperoleh pekerjaan yang tetap atau sebagai pegawai. Mereka yang
menjadi pegawai hanya yang menempuh pendidikan sampai jenjang
perkuliahan.
Selain menjadi petani, banyak juga dari ibu-ibu yang memenuhi
kebutuhannya dengan berdagang. Mereka berdagang di pasar Danyang
Mlilir dan juga di pasar-pasar yang lain. Ada juga dari mereka yang
berjualan keliling keberbagai desa sekitarnya dengan istilah sekarang
“Ngobrok”.
3. Lembaga Pendidikan
Dalam peningkatkan kecerdasan penduduk di desa Trisono terdapat
sarana pendidikan yang di manfaatkan warga sekitar yaitu terdiri dari:
a. TK Dharma Wanita
b. SDN3 Trisono
c. Pondok Pesantren An-Nuur
d. TPQ An-Nuur
e. Bimbingan Belajar Anak.
38
4. Sejarah Berdirinya Al-Khidmah
Perkumpulan jamaah Al-Khidmah adalah kumpulan orang-orang yang
mengikuti kegiatan yang tela ditetapkan dan diamalkan oleh para guru At-
tarekat atau para Ulama Salafu Shalih dan pinisepuh.34
KH. Achmad Asrori Al-Ishaqy merintis dan mengembangkan pengajian
dan majlis Al-Khidmah sejak 1987 di Surabaya dan Gresik. Pada saat itu
majlisnya masih bernama “orong-orang”. Kemudian beliau mengumpulkan
bebebrapa jamaah untuk mengadakan majlis dzikir atau majlis ilmu, yang
dimulai dari rumah kerumah, kampung ke kampung dan desa ke desa. Pada
setiapacara KH. Achmad Asrori Al-Ishaqy selalu menghimbau dan mengajak
jamaah yang datang untuk ikut hadir pada acara berikutnya di daerah lain yang
dekat dengan lokasi acara tersebut. Selain itu, KH. Achmad Asrori Al-Ishaqy
juga selalu menghimbau para jamaah agar mengajak kerabat, tetangga, dan
kawan yang belum hadir untuk menghadiri acara yang akan datang.35
Pengikut KH. Achmad Asrori Al-Ishaqy semakin lama semakin banyak,
hingga melebar keluar Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Sejalan
dengan makin berkembang dan tersebarluasnya jamaah ini, maka setiap
kegiatan yang melibatkan ratusan hingga ribuan jamaah memerlukan
pengaturan dan penanganan yang khusus dan profesional, dalam menyamakan
dan menyatukan langkah perjuangan diantara sesama pengurus dan sesepuh,
maka KH. Achmad Asrori Al-Ishaqy di dampingi oleh H. Muhammad Mas’ud
34 Achmad Asrori Al-ishaqi, Pedoman Kepemimpinan dan Kepengurusan dalam Kegiatan
dan Amaliah Tariqah dan Al-Khidmah (Surabaya:Al-wava,2011), 48. 35 Abdur Rasyid, Ketua pengurus pusat tarekat Al-qadiriyah wan Naqsabandiyyah,
wawancara, Surabaya 12 Juli 2016.
39
Abubakar, H. Ridhoun Nashir, H. Ainul Huri, H. Hasanudin dan H. Wiyarso
menyusun sebuah buku pedoman untuk kegiatan para jamaah.36
Dalam fungsinya sebagai guru murshid tareqat yang selalu
membimbing para murid/ salik berangkat mendekatkan diri kepada Allah SWT,
maka KH. Achmad Asrori Al-Ishaqy memandang perlu diselenggarakan majlis-
majlis dan amaliah-amaliah sebagai media tuntunan. Majlis amaliah ini perlu
diatur dan dipersiapkan oleh orang-orang tersendiri, tidak dirangkap oleh Kyai
dan Imam Khususy agar para Kyai ( Pemimpin Majlis) dapat fokus pada amaliah
dan bersih dari urusan-urusan lain yang belumtentu menghasilkan kebaikan
bagi semuanya. Maka, dibentuklah sebuah organisasi keagamaan yang bernama
“Perkumpulan Jamaah Al-Khidmah”. Organisasi ini dideklarasikan secara
resmi pada hari Ahad legi 23 Dzulqo’dah tahun 1426 H atau 25 Desember tahun
2005 M di Pondok Pesantren As Salafi Al-Fitrah Meteseh, Semarang, Jawa
Tengah.37
Perkumpulan jamaah Al-Khidmah bersifat umum tidak hanya murid
yang berbaiat kepada KH. Achmad Asrori Al-Ishaqy saja, tetapi juga para
mu’taqidin yaitu orang –orang yang mempunyai i’tiqod yang kuat. Yang
mencintai dan bersama-sama berkumpul dan mengikuti amaliah serta akhlaq
dan perilaku para guru Tareqat atau para Ulama Salafus Shaleh.38
36 Achmad Asrori Al-ishaqi, Pedoman Kepemimpinan dan Kepengurusan dalam Kegiatan
dan Amaliah Tariqah dan Al-Khidmah (Surabaya:Al-wava,2011), 45. 37 Dokumen Majlis Lima Pilar “Konsepsi Gren Desain dan Blue Print Media
Pengejawantahan lima pilar”, 40.
38 Ali Mastur, Ketua Al-Khidmah Surabaya, wawancara, Surabaya 05 Agustus 2016.
40
5. Al-Khidmah Ponorogo
Awal mula majlis dzikir Al-khidmah masuk di Ponorogo pada tahun
2007 sebelum terbentuknya kepengurusan resmi. Sebelum terbentuk
kepengurusan resmi kegiatan jamaah Al-Khidmah sudah berjalan yaitu kegiatan
dzikir rutinan keliling rumah kerumah di Desa Trisono Babadan Ponorogo,
adapun kegiatan rutinan tersebut diketuai oleh bapak ustadz Hadziq beliau
pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Desa Trisono Babadan POnorogo. Seiring
berjalannya waktu jamaah rutinan tersebut semakin banyak yang mengikuti
maka beliau bermusyawarah dengan jamaah untuk pembahasan peresmian
jamaah Al-Khidmah. Kepengurusan Al-Khidmah Ponorogo di resmikan dan
dilantik pada tanggal 28 Februari tahun 2009 di Gedung Bapedda Ponorogo,
dengan kepengurusan Nugroho Noto Diharjo sebagai ketua, K.H. Muslich Al
Baroni sebagai wakil ketua, Ahmad Fahrul Huda sebagai sekretaris, H. Moh.
Miswadi sebagai bendahara. Adapun yang melantik adalah pengurus wilayah
Jawa Timur Al-khidmah yaitu K.H. Adib Fanani, H. Uripan, K.H. Abadi
Ma’sum dan Prof Dr. H. Mas’oed Said. Dan sekretariatan Al-khidmah
Ponorogo bertempat di jalan Cempaka no 9 Cekok Babadan Ponorogo.39
Adapun yang berperan dalam Majlis Dzikir Al-Khidmah Desa Trisono
Babadan Ponorogo yaitu Ust Fuadil Hadziq Al-hamdani dan Ust Yusuf cahya
mega.
39 Yusuf Cahya Mega, Ketau Al-Khidmah Ponorogo, Wawancara, Ponorogo 03 April
2020.
41
Struktur organisasi Majlis Dzikir Al-Khidmah Desa Trisono Babadan
Ponorogo yaitu terdiri dari ketua bapak Didik Santoso, sekretaris 1 bapak Adib
Nur Fathoni, sekretaris 2 ibu Fredita Tamara, dan bendahara bapak Singgih
Harriadi.
6. Lambang Al-Khidmah
Al-Khidmah mengandung arti dan makna:
a. Menjunjung tinggi kefitrahan.
b. Mengabdi Kepada Allah SWT.
c. Mengikuti suri tauladan Rasulullah SAW.
d. Menegakkan dan menerusakan amaliah Ulama Salafus Shaleh.
e. Berbakti demi nusa dan bangsa.
f. Dalam naungan dan lindungan Ahlusunnah wal jamaah.
Lambang Al-Khidmah terdiri dari gambar:
a. Pena sebagai alat untuk menulis.
b. Arah pena menuju arah bawah.
c. Kitab empat buah.
d. Bintang tiga buah.
e. Tasbih.
f. Pentolan tasbih yang mengarah kedalam lingkaran.
g. Pentolan tasbih yang panjang yang berada dibawah, mengarah ke atas.
Arti simbolik dari lambang Al-Khidmah:
a. Pena sebagai lambang pencari ilmu.
42
b. Arah pena kebawah menggambarkan menuntut ilmu sejak lahir hingga
masuk liang lahat.
c. Empat buah kitab merujuk dan mengembalikan semua itu atas dasar
Al-Quran, Al-Hadis, Ijma, Qiyas.
d. Tiga buah bintang melambangkan memantapkan dan
mensempurnakan Al-Islam, Al-Iman , dan Al-Ikhsan.
e. Tasbih melambangkan mengikuti ketetapan dan amaliah Ulama
Salafus Shaleh.
f. Pentolan tasbih yang mengarah ke dalam menunjukkan kesungguhan
dan keikhlasan dalam mengabdi kepada Allah SWT.
g. Pentolan tasbih panjang yang berada di bawah mengarah keatas
melambangkan bersikap rendah hati, mawasdiri, toleransi, arif
bijaksana demi meraih rahmat dan ridho serta keutamaan dan
kemuliaan di sisi Allah SWT.40
7. Visi dan Misi AL-Khidmah
Visi Al-Khidmah adalah mewujudkan yang shaleh-shalehah, sejahtera
lahir dan bathin, yang pandai bersyukur, dapat menyenangkan hati keluarganya,
ornag tuanya, guru-gurunya, hingga kepada Nabi Muhammad SAW. Sesuai
dengan petunjuk Al-Quran dan Hadis serta akhlak para Shalafusshalih.41
Misi Al-Khidmah adalah:
40 Achmad Asrori Al-Ishaqi, Pedoman Kepemimpinan , 14-17. 41 Dokumen Mjlis Lima Pilar, Konsepsi Grand Design dan Blue Print Media
Pengejawantahan Lima Pilar, 43.
43
a. Mewujudkan keluarga yang shalih shalihah sejahtera lahir bathin, yang
senang berkumpul dalam majlis dzikir, maulid dan manaqib serta kirim doa
kepada orang tua.
b. Mewujudkan masyarakat yang shalih shalihah sejahtera lahir bathin, yang
senang berkumpul dalam majlis dzikir, maulid dan manaqib serta kirim doa
kepada orang tua.
c. Mewujudkan pejabat yang shalih shalihah sejahtera lahir bathin, yang
senang berkumpul dalam majlis dzikir, maulid dan manaqib serta kirim doa
kepada orang tua.
d. Mewujudkan pengurus Al-khidmah yang mampu mempfasikitasi
terselenggaranya majlis dzikir , maulid dan manaqib serta kirim doa kepada
orang tua.
e. Mewujudkan Al-Khidmah diseluruh tanah air dan dibeberapa negara
tetangga.
f. Mewujudkan usaha-usaha yang dapat mewujudkan kesejahteraan
masyarakat, sehingga lebih istiqomah beribadah. 42
8. Tugas dan Tanggung Jawab Kepengurusan
Tugas dan tanggung jawab kepengurusan Majlis Dzikir Al-Khidmah
adalah:
a. Ketua Al-Khidmah
1) Bertanggung jawab kepada dewan penasehat dan pengurus dewan Ath-
Thoriqoh
42 Ibid.,43-44.
44
2) Melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan oleh pengurus Ath-
Thoriqoh bersama pengurus Al-Khidmah
3) Mengadakan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan ketentua hukum
syariat.
4) Mengarahkan sesame pengurus untuk mensukseskan kegiatan sesuai
dengan bidang dan tanggung jawab masing-masing.
b. Sekretaris Al-Khidmah
1) Bertanggung jawab kepada ketua Al-Khidmah.
2) Melaksanakan segala keputusan yang telah ditetapkan oleh pengurus Ath-
Thoriqoh bersamam pengurus Al-Khidmah.
3) Mengadministrasikan segala kegiatan pengurus Al-Khidmah.
4) Mengadakan koordinasi dengan sesama pengurus dalam rangka
mensukseskan kegiatan yang telah ditetapkan.
c. Bendahara Al-Khidmah
1) Bertanggung jawab kepada ketua Al-Khidmah.
2) Merencanakan biaya dan pendapatan setiap kegiatan yang telah ditetapkan.
3) Mencatat setiap pendapatan dan pengeluaran.
4) Melaporkan hasil kerja kepada dewan penasihat, pengurus Ath-Thoriqoh
dan pengurus Al-Khidmah
B. Deskripsi Data Khusus
1. Kegiatan Jamaah Al-Khidmah
Kegiatan utama jamaah Al-Khidmah adalah menjadi semacam Event
Organizer (EO) dalam menyelenggarakan majlis dzikir, majlis khotmil qur’an,
maulid, dan manaqib serta kirim doa kepada orang tua, para leluhur , dan para guru.
45
Majlis lain yang menjadi bidang garapan dari jamah Al-Khidmah adalah majlis
sholat malam, majlis ta’lim, lamaran, tingkepan, dan lainnya.43
Sepeninggalan KH. Achmad Asrori Al-Ishaqy, jamaah Al-Khidmah ini
tetap eksis dalam menyelenggarakan majlis dzikir seperti ketika KH. Achmad
Asrori Al-Ishaqy masih hidup. Bahkan sepeninggalannya jamaah Al-Khidmah ini
secara kuantitas mengalami perkembangan yang sangat siginifikan baik yang di
dalam maupun luar Negeri. Banyak kabupaten atau provinsi yang pada saat KH.
Achmad Asrori Al-Ishaqy masih hidup belum ada jamaah AL-Khidmah nya namun
sepeninggalannya jamaah Al-khidmah berkembang di daerah tersebut. Begitu pula
dengan perkembangan di luar Negeri jamaah Al-Khidmah bisa masuk bahkan
berdiri sebagai organisasi resmi dengan amaliah rutin di Thailand Selatan.44
Perkumpulan jamaah Al-Khidmah sekarang ini sangat diperhitungkan
keberadaannya terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah, kegiatan dan organisasi
Al-Khidmah juga menyebar ke DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Lampung,
Palembang,Medan, Bali , dan Makasar. Dibeberapa Provinsi Kota dan Kabupaten
majlis Al-Khidmah telah menjadi agenda tetap tahunan dalam rangka hari jadi.
Kegiatan Al-Khidmah diyaqini membawa kebaikan bagi masyarakat pada
umumnya.45
43 Ibid. 44 Ibid. 45 Ibid
46
Perkumpulan jamaah Al-Khidmah adalah perkumpulan yang netral tidak
beraveliasi kepada salah satau organisasi masa atau parpol tertentu. Hal ini
mengakibatkan kehadiran Al-khidmah dapat diterima di semua kalangan.46
2. Kegiatan Majlis Al-Khidmah Ponorogo.
Dalam ketetapan pengurus pusat Al-khidmah kegiatan yang dilaksanakan
yaitu mencangkup majlis dzikir, pembacaan maulid (sejarah Nabi Muhammad
SAW dan sholawat) dan pembacaan manaqib (sejarah Wali Syeh Abdul Qodir Al-
Jailani), dan ta’lim ( ceramah keagamaan). Adapun urutan pengamalan bacaanya
yaitu. pembacaan Al fatikhah, istighosah, pembacaan maulid Nabi Muhammad
SAW, pembacaan manaqib Syekh Abdul Qadhir Al-Jailani, pembacaan tahlil,
ceramah agama, dan pembacaan doa.
Kegiatan rutinan majlis dzikir Al-Khidmah Desa Trisono Babadan
Ponorogo biasanya dilakukan empat kali dalam sebulan, hal ini di sampaikan oleh
bapak Yusuf Cahya Mega selaku ketua pengurus Al-Khidmah Babadan Ponorogo
Ini adalah kegiatan rutinan yaitu pada jumat pahing malam sabtu pon
bertempat di sekretariat Al-khidmah jalan Cempaka no 39. Selanjutnya rutinan
rabu wage malam kamis kliwon bertempat di basecame manaqib atau rumah
bapak Dasar di desa gupolo. Selanjutnya rutinan jumat kliwon malam sabtu
legi bertempat di pondok pesantren An-Nur. Selanjutnya selasa kliwon malam
rabu legi bertempat di masjid Baitur Rohim Wates Jenangan. Sebulan itu bisa
empat kali kegiatan.47
Dari keterangan di atas, tempat yang digunakan untuk kegiatan merupakan
hasil kesepakatan pengurus, karena tempat pelaksanaan membutuhkan tempat yang
luas, dan desain ruangan yang permanen seperti background, pemisahan jamaah
46 Abdur Rasyid, Ketua Pengurus Pusat Tarekat Al-Qadiriyah wan Naqsabandiyyah,
wawancara, Surabaya 12 Juli 2016. 47 Lihat dalam lampiran penelitian transkip wawancara nomor: 01/W/15-03/2020
47
putra dan putri. Perlengkapan sound system yang baik dan memadai, sehingga
membantu lancarnya kegiatan yang dilaksanakan.48
Pada setiap kegiatan yang dilaksanakan jamaah Al-Khidmah itu terdapat
susunan acara yang sudah di sepakati bersama oleh pengurus pusat, yang setiap
tema acara susunan pembacaan acara berbeda-beda, hal tersebut telah disampaikan
oleh bapak Yusuf Cahya Mega selaku ketua pengurus Al-Khidmah Babadan
Ponorogo
Untuk kegiatan Al-Khidmah itu susunan acaranya macam-macam untuk
walimatul hamli sendiri, walimatul arsy/nikah itu juga sendiri, untuk acara haul
itu ada urutannya sendiri, walimatul aqiqah/ potong rambut itu sendiri, acara
disnatalis kampus juga ada susunannya sendiri. Jadi untuk susunan acara
semua tidak sama tergantung tema acaranya.49
Dari keterangan di atas, kegiatan Majlis Dzikir Al-Khidmah mempunyai
susunan acara sendiri- sendiri sesuai dengan jenis kegiatannya.
Seperti majlis walimatul hamli piton-piton atau usia kandungan tujuh bulan.
Majlis ini terdapat urutan pembacaan acara yaitu pembacaan Al-Fatihah,
istighotsah, pembacaan Al-Quran (Surat Muhammad, Surat Yusuf, Surat Maryam),
Pembacaan Maulid Rasul SAW, Sambutan Shohibul bait, Ceramah agama, dan doa
penutup. Majlis akad nikah dengan urutan acaranya pembacaan Al-Fatihah,
pembacaan Maulidur Rasul SAW, pembacaan Ayat Suci Al-Quran, khutbah nikah,
aqad nikah, doa aqad nikah, sambutan shohibul bait, ceramah agama, dan doa
penutup. Acara haul atau memperingati kematian orang-orang sholeh, majlis ini
terdapat urutan pembacaan acara yaitu pembacaan Al-Fatihah, pembacaan
Istighotsah, pembacaan Surat Yasin beserta Doa, pembacaan Manaqib beserta Doa,
48 Lihat dalam lampiran penelitian transkip observasi nomor: 01/O/04-03/2020 49 Lihat dalam lampiran penelitian transkip wawancara nomor: 02/W/15-03/2020
48
pembacaan Tahlil beserta Doa, Ceramah Agama, dan Doa. Walimah aqiqah atau
potong rambut ketika umur bayi tujuh hari kelahirannya, majlis ini terdapat urutan
pembacaan acara yaitu pembacaan Al-Fatihah, istighosah, pembacaan surat yasin,
doa yasin, maulidur Rasul SAW disertai dengan potong rambut, sambutan tuan
rumah, ceramah agama, dan di tutup doa maulidur Rasul SAW.
Pelaksanaan kegiatan Majlis Dzikir AL-Khidmah sudah di atur dengan
susunan acara yang rapi dan tertata oleh panitia pelaksana, dari awal hingga akhir
acara. Hal ini bisa dilihat pada transkip observasi.50
Panitia pelaksanaan majlis rutinan menyambut jamaah dan tamu undangan
yang telah datang, setelah semua sudah lengkap kumpul semua maka acara
segera dimulai pada pukul delapan malam. Para imam majlis 10 orang bisa
lebih, duduk didepan menghadap jamaah yang hadir dan memimpin urutan
pembacaan,penempatan jamaah putra di depan dan jamaah putri di belakang.
Kemudian imam satu memimpin pembacaan hadiah Al-Fatikhah dan di ikuti
para jamaah, setelah selesai , gantian imam yang kedua untuk memimpin
pembacaan Istighosah kemudian diikuti para jamaah setelah selesai, imam
yang ketiga memimpin pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW, dan
diiringi oleh team rebana, setelah selesai imam yang keempat meminpin
pembacaan manaqib Syeh Abdul Qodir Al-Jailani, Kemudian Imam yang
kelima memimpin tahlil, setelah selesai pembacaan doa secara bergantian di
pimpin imam. Selepas doa selesai salah satu imam memberikan ceramah
agama singkat. Setelah pembacaan selesai semua jamaah dan imam istirahat
dan makan bersama dengan nampan yang berisi empat atau lima orang setiap
nampan. Setelah acara istirahat selesai acara di tutup dan para jamaah pulang
meninggalkan tempat majlis.
Susunan pembacaan di Majlis Dzikir Al-Khidmah sudah di tentukan dan di
bukukan seperti keterangan berikut:51
1. Majlis Dzikir, Maulid, dan Manaqib Serta Ta’lim
Majlis ini adalah majlis yang mengamalkan bacaan al-fatihah,
istighotsah, maulid Nabi Muhammad SAW, dan manaqib Syeh Abdul
Qodir Al Jailani.
50Lihat dalam lampiran penelitian transkip observasi nomor: 03/O/04-03/2020 51 Achmad Asrori Al-Ishaqi, Tuntunan dan Bimbingan , 49-105.
49
Majlis ini terdapat urutan pembacaan acara yaitu pembacaan Al-Fatihah,
pembacaan Istighotsah, pembacaan Surat Yasin beserta Doa,
pembacaan Manaqib beserta Doa, pembacaan Tahlil beserta Doa,
Ceramah Agama, dan Doa .
2. Majlis Dzikir, Maulid, dan Manaqib Kubro Serta Ta’lim
Majlis ini merupakan kegiatan gabungan dari majlis yang sama dari
beberapa tempat dan daerah atau wilayah, pada waktu dan tempat yang
telah diputuskan bersama dengan para pengurus Thoriqah dan pengurus
Al-Khidmah. Majlis ini terdapat urutan pembacaan acara yaitu
pembacaan Al-Fatihah, pembacaan Istighotsah, pembacaan Surat Yasin
beserta Doa, pembacaan Manaqib beserta Doa, pembacaan Tahlil
beserta Doa, pembacaan Maulidur Rasul SAW, Sambutan pinisepuh,
sambutan mewakili pejabat, ceramah agama, dan doa penutup.
3. Majlis Haul
Majlis haul adalah majlis dzikir, maulidur Rasul SAW,dan kirim doa
kepada para guru, serta untuk kirim doa kepada kedua orang tua,
pinisepuh, juga kepada arwah muslimin dan muslimat, arwah muminin
dan muminat. Majlis ini dilaksanakan dalam kawasan terbatas, pada
waktu dan tempat yang telah diputuskan bersama oleh para dewan
penasehat, pengurus Thoriqah, dan pengurus Al-Khidmah.
4. Majlis Khotmil Quran
Majlis ini adalah majlis pembacaan Al-Quran sampai khatam yang
dilakukan bersama-sama dengan pembacaan setiap satu orang satu juz.
50
Majlis ini terdapat urutannya yaitu, pembacaan Al-Fatihah, istighotsah,
pembacaan Al-Quran 30 juz, doa khotmil Quran, pembacaan tahlil
beserta doa, doa kepada orang tua, doa bihaqqil fatihah.
5. Majlis Asyura
Majlis untuk memperingati setiap tanggal 10 bulan suro karena pada
tanggal tersebut para Nabi diselamatkan dari mara bahaya oleh Allah
SWT, majlis ini dilaksanakan pada tanggal 10 bulan muharram atau suro.
Untuk urutan acaranya adalah sholat tasbih, pembacaan surat al-ikhlas
1000 kali, dan doa sholat tasbih dan doa asyura.
6. Majlis Nisfu Syaban
Majlis ini dilaksanakan pada tanggal 15 bulan syaban, adapun urutan
acaranya adalah pembacaan al-fatihah, istighotsah, surat yasin dibaca
tiga kali, doa yasin dan doa nisfu syaban.
7. Majlis Lamaran
Majlis lamaran adalah majlis yang dilakukan ketika calon pasangan
akan melanjutkan hubungan ke pernikahan dan untuk mempererat tali
persaudaraan kedua belah pihak. Majlis ini terdapat urutan pembacaan
acara yaitu pembacaan Al-Fatihah, Pembacaan Maulid Rasul SAW,
Pengajuan lamaran dari Wali pihak laki-laki, Jawaban wali pihak
perempuan, dan Doa.
8. Majlis Aqad Nikah
Majlis ini terdapat urutan pembacaan acara yaitu pembacaan Al-Fatihah,
Pembacaan Maulidur Rasul SAW, pembacaan Ayat Suci Al-Quran,
51
Khutbah nikah, Aqad nikah, Doa aqad nikah, sambutan shohibul bait,
ceramah agama, dan doa penutup.
9. Majlis Walimatul Hamli
Majlis ini dilakukan ketika usia janin dalam kandungan berumur tujuh
bulan. Majlis ini terdapat urutan pembacaan acara yaitu pembacaan Al-
Fatihah, istighotsah, pembacaan Al-Quran ( Surat Muhammad, Surat
Yusuf, Surat Maryam), Pembacaan Maulid Rasul SAW, Sambutan
Shohibul bait, Ceramah agama, dan doa penutup.
10. Majlis Walimatut Tasmiyah
Majlis ini merupakan majlis waktu pemberian nama dan potong rambut
usia bayi tujuh hari. Adapun urutan pembacaan acaranya yaitu
pembacaan Al-Fatihah, istighotsah, pembacaan surat Yasin dan doa,
Pembacaan Maulid Rasul SAW, Sambutan Shohibul bait, Ceramah
agama, dan doa penutup.
Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan Majlis Dzikir Al-Khidmah
pelaksanaanya sama sesuai denga ketentuan pengurus pusat. pada setiap rutinan
Majlis Dzikir Al-Khidmah para jamaah dianjurkan memakai baju putih hal ini
dikarenakan warna putih itu bersih dan tidak menggangu konsentrasi jamaah dan
sesuai sunnah Nabi, dan filosofi bunga melati yang ada dalam setiap rutinan itu
karena bunga melati memiliki wangi yang khas dan tahan lama Karena Rasulullah
menyukai wangi yang harum. dan pada akhir acara selalu diberi talaman atau
makanan yang dimakan bersama-sama kegiatan ini karena mengartikan
52
kebersamaan, hal ini disampaikan oleh bapak Yusuf Cahya Mega selaku ketua
pengurus Al-Khidmah Babadan Ponorogo
Jadi begini Rasulullah SAW zaman dulu ketika ibadah sholat melihat sahabat
memakai jubah bercorak, dan ketika sholat Rasulullah itu merasa terganggu,
sehingga setelah kejadian tersebut Rasulullah tidak memakai jubah bercorak
dan memakai jubah polos atau putih. Jadi sejarahnya seperti itu. Sehingga para
Kiai untuk menjaga ibadah dengan memakai pakaian putih,sehingga dalam
beribadah lebih fokus dan khusu52.
Untuk bunga melati itu mengikuti sunnah Rasulullah karena beliau waktu
beribadah memakai wangi-wangian dan suka akan keindahan, sehingga para
Imam Al-Khidmah menganjurkan pakai bunga melati agar terlihat indah dan
harum tahan lama .Talaman juga mengikuti Sunnah Rasulullah karena beliau
waktu makan itu juga bersama-sama para sahabat,dan talaman itu
mencerminkan kebersamaan.53 Dari keterangan di atas, pelaksanaan kegiatan Majlis Dzikir Al-Khidmah di
lakukan dengan sesuai tuntunan yang sudah di contohkan oleh Nabi Muhammad
SAW, seperti dalam melaksanakan ibadah kita harus memakai pakaian yang suci
dan bersih hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekhusukan ibadah diri sendiri dan
orang lain. Kita di sunnah kan untuk selalu memakai wangi wangian yang tidak
berlebihan sehingga dalam melakukan ibadah menjadi lebih tenang dan nyaman,
dan selalu peduli dengan saudara sesama di gambarkan dengan bersama-sama
menyantab makanan atau berbagi makanan.54
3. Pembentukan Akhlak
Sesuai dengan biografi pendiri Majlis Dzikir Al-Khidamah bahwasanya
dakwah itu bisa dilakukan kapan saja dan kepada siapa saja,dan dengan metode apa
saja asal dengan tidak putus asa dan terus menerus berusaha maka akan
menghasilkan hal –hal yang positif dengan diiringi doa mohon pertolongan kepada
Allah SWT. Upaya yang dilakukan Imam atau Pengurus Majlis Dzikir Al-Khidmah
52 Lihat dalam lampiran penelitian transkip wawancara nomor: 03/W/15-03/2020 53 Lihat dalam lampiran penelitian transkip wawancara nomor: 04/W/15-03/2020 54Lihat dalam lampiran penelitian transkip observasi nomor: 02/O/04-03/2020
53
yaitu memberikan bimbingan secara umum atau pribadi para jamaah seperti di sela
sela kegiatan diadakan ceramah agama, tanya jawab antar anggota. Melaluai
pembacaan dzikir, maulid , mnaqib dan doa secara khusu sehingga menjadikan hati
dan pikiran tenang dan tentram,maka secara otomatis jamaah al-khidmah akan
diberi kemudahan oleh Allah dalam melakukan hal positif atau kebaikan-kebaikan,
seperti bertambannya rasa syukur kepada Allah, berakhlak seperti yang di ajarkan
Nabi Muhammad SAW,dan rasa hormat antar sesama jamaah dan umumnya
masyarakat semakin bertambah baik. Peran Majlis Dzikir Al-Khidmah dalam
pembentukan akhlak dan ukhuwah islamiah yaitu dengan khusu mengikuti dzikir
yang dilaksanakan, hal ini di sampaikan oleh bapak ustadz Fuaidil Hadziq Al
Hamdani yaitu sebagai imam Majlis Al-Khidmah Babadan Ponorogo
Secara manusiawi kita malas melakukan ibadah sendirian makanya dilakukan
berjamaah agar menjadi semangat menjalankannya. Yang dibaca di majlis
adalah manaqib itu sebenarnya suri tauladan, dengan menghadirkan orang-
orang sholeh dan membaca manaqib orang sholeh dalam rangka menata akhlak
kiat semua,seperti perkataan Syeh Abdul Qodir jadi kita ini mengiring bukan
mengarang. Artinya ya ada yang kita contoh, yang kita contoh adalah
Rasulullah, cucu beliau dan juga para penerus beliau seperti Ulama. Didalam
majlis kita dibimbing akhlak kepada Allah,akhlak kepada Rasulullah,akhlak
kepada orang sholeh, kepada orang tua, kepada sesama manusia. Pada intinya
akhlak itu lahir dalam hati kemudian ditampilkan perilaku kita. Kalau hati itu
bersih maka akhlak kita menjadi baik, maka dengan berdzikir hati kita menjadi
bersih dan tenang sehingga berpengaruh pada tampilan akhlak kita menjadi
baik.55
Dari keterangan di atas, dapat kita simpulkan secara umum kita malas
melakukan sesuatu tanpa ada yang mendampingi atau menemani, dalam melakukan
ibadah kita meras berat jika sendirian sehingga membutuhkan teman atau wadah
dalam menjalankan ibadah tersebut. Yaitu salah satunya mengikuti kegiatan Majlis
Dzikir Al-Khidmah kita akan menjalankan ibadah seperti dzikir, membaca Al-
55Lihat dalam lampiran penelitian transkip wawancara nomor: 05/W/04-03/2020
54
Quran, dan Doa dilakukan bersama-sama. Dalam kegiatan Majlis Dzikir Al-
Khidmah kita mempelajari sejarah Nabi Muhammad SAW, sejarah wali Syeh
Abdul Qodir Al-Jailani, sehingga kita mengetahui apa yang dicontohkan khususnya
pada akhlak manusia. Dengan kita mengetahui akhlak yang baik yang dicontohkan
maka kita bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu akhlak dengan
keluarga, dengan masyarakat sekitar. Dalam Majlis Dzikir Al-Khidmah kita
dibimbing akhlak kepada Allah yaitu: membenarkan berita yang datang dari Allah
SWT yaitu Al-Quran, menerima hukum-hukum yang di tetapkan Allah SWT
dengan mengamalkannya, menerima takdir Allah SWT dengan sabar dan tawakkal.
Di bimbing akhlak kepada Rasulullah SAW yaitu: menaati apa yang diperintah dan
menjauhi apa yang dilarang oleh Rasulullah SAW, membenarkan semua berita
shahih yang datang dari Rasulullah SAW, mendahulukan perkataan Rasulullah atas
perkataan manusia dan beramal sesuai sunnahnya, mencintai ulama ( sahabat,
thabiin, thabiut thabiin ), beramal hanya dengan tuntunan yang diajarkan Rasulullah
SAW. Akhlak kepada orang sholeh yaitu senantiasa menghormati dan rendah diri.
Akhlak kepada orang tua yaitu berperilaku lemah lembut, tidak sekali kali berkata
kasar atau membentaknya, mengikuti saran yang diberikan oleh orang tua. Akhlak
kepada sesama manusia yaitu: jika kita bercumpa di haruskan mengucapkan salam,
jika kita di undang maka harus memenuhi undangannya, jika meminta nasihat maka
kita memberi nasihat dengan baik, jika ada yang sakit maka menjenguknya, jika
ada yang meninggal maka di rawat dan di antarkan sampai ke kuburan. Dengan kita
mengamalkan akhlak tersebut maka kita akan menjadi manusia yang beruntung dan
akan mendapatkan ketentraman dalam hidup.
55
Hal tersebut di atas juga disampaikan oleh bapak Yusuf Cahya Mega selaku
ketua pengurus Al-Khidmah Babadan Ponorogo
Untuk efek pribadi ya buat diri sendiri menjadi lebih baik dari sebelumnya,
lebih taat menjalankan perintah Allah dari sebelumnya, dan ibadah lebih tertata.
Untuk ukhuwah/relasi lebih banyak yaitu sering bertemu dengan Habaib, para
Kiai, dan para ustadz.56
Dari keterangan di atas, setelah mengikuti Majlis Dzikir Al-Khidmah akan
menjadikan pribadi kita menjadi lebih baik dari sebelumnya, yaitu menjadi
berperilaku sopan, rendah diri, menghormati orang lain. Dalam hal ibadah
menjadikan lebih tertata sesuai tuntunan agama, kualitas dan kuantitas ibadah
menjadi lebih baik.
Sebagai salah satu contoh cerita dari jamaah Al-Khidmah yang di
wawancarai peneliti menyebutkan bahwa sebelum dia mengikuti Majlis Dzikir Al-
Khidmah, perilaku nya sangat meprihatinkan yang tidak sesuai dengan tuntunan
agama . Orang tersebut sering minum-minuman keras, berjudi, berperilaku kasar
kepada keluaga, bahwkan kepada tetangga sekitar. Setelah mengikuti Majlis Dzikir
Al-Khidmah selang beberapa bulan kebiasaan buruk yang pernah dilakukan dikit
demi sedikit ia tinggalkan.
Peran Majlis Dzikir Al-Khidmah dalam pembentukan akhlak yaitu
menjadikan akhlak kepada Allah, kepada Rasul, dan kepada sesama manusia
menjadi lebih baik, hal tersebut di ungkapkan oleh bapak Muhammad Abdul yang
merupakan salah satu anggota jamaah Majlis Dzikir Al-Khidmah.
Dengan kita mengikuti kegiatan majlis dzikir Al-Khidmah itu berpengaruh
pada akhlak atau perilaku kita, kegiatannya itu dzikir bersama, membaca
maulid atau sirah Nabi Muhammad SAW, membaca manaqib atau sirah Wali
Syeh Abdul Qodir Al-Jailani, dan ada ceramah agama. Dengan kita khusuk
berdzikir maka hati kita akan menjadi tenang dan tentram, seperti firman dalam
Al-Quran yang artinya ingatlah dengan berdzikir kepada Allah maka dapat
56Lihat dalam lampiran penelitian transkip wawancara nomor: 06/W/15-03/2020
56
menenangkan hati. Kalau hati kita kita tenang otomatis berpengaruh kepada
akhlak kita menjadi lebih baik dan benar. Seperti melaksanakan ibadah kepada
Allah semakin banyak dan meningkat, sekuat-kuatnya menjauhi larangan
Allah dan berhati–hati dalam melakukan tindakan apapun. Selanjutnya kita
tambah mengerti tentang perilaku Rasulullah dengan pembacaan maulid,
dengan kita mengetahui perilaku Rasulullah kita semakin cinta dan rindu
kepada beliau, berusaha mengamalkan sesuai dengan perilaku Rasulullah
dalam kehidupan sehari-hari. Dan kita membaca manaqib yang berisi sirah
Wali Syeh Abdul Qodir kita juga mengikuti sesuai perilaku keseharian beliau.
Kemudian akhlak kita kepada sesama manusia lebih baik, lebih menghargai
dan menghormati, sopan santun karena kita yang mengikuti majlis dzikir
mendapatkan ilmu tentang akhlak dan lebih mengerti, sehingga dalam
bertindak dan berbicara harus baik dan menyenangkan kepada orang lain.57
Dari keterangan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Majlis Dzikir Al-
Khidmah mempunyai peran menjadikan perilaku, akhlak kita menjadi lebih baik
sesuai dengan Al-Quran, tuntunan Rasulullah SAW, tuntunan para Wali dan orang-
orang sholeh. Yaitu dengan selalu berdzikir maka hati menjadi tenang dan tentram,
sehingga akhlak kita kepada sesama manusia lebih baik, lebih menghargai dan
menghormati, sopan santun, sehingga dalam bertindak dan berbicara harus baik dan
menyenangkan kepada orang lain.
4. Pembentukan Ukhuwah Islamiah
Ukhuwah islamiyah mempunyai peranan yang sangat penting dalam islam,
karena ukhuwah akan membentuk kasatuan masyarakat yang islami, ikatan
kejiwaan yang melahirkan perasaan yang mendalam dengan kelembutan, cinta dan
sikap hormat kepada setiap orang yang sama-sama diikat dengan akidah islmiyah
iman dan taqwa.
57Lihat dalam lampiran penelitian transkip wawancara nomor: 07/W/20-09/2020
57
Ukhuwah islamiah akan semakin terjalin dengan baik dan banyak dengan
adanya Majlis Dzikir Al-Khidmah, hal tersebut di sampaikan oleh Bapak Yusuf
Cahya Mega selaku ketua pengurus Al-Khidmah Babadan Ponorogo.
Untuk efek pribadi ya buat diri sendiri menjadi lebih baik dari sebelumnya,
lebih taat menjalankan perintah Allah dari sebelumnya, dan ibadah lebih tertata.
Untuk ukhuwah/relasi lebih banyak yaitu sering bertemu dengan Habaib, para
Kiai, dan para ustadz.58
Dari pernyataan di atas, dengan mengikuti Majlis Dzikir Al-Khidmah
ukhuwah islamiah menjadi lebih banyak dan kuat yaitu kita bisa bertemu dengan
habaib yaitu ketika acara haul akbar ataupun acara acara besar lainnya, di setiap
kegiatan rutinan tingkat kecamatan hingga tingkat pusat kita bertemu dengan para
kiai dan ustadz-ustadz yang ilmunya lebih tinggi dan berpengaruh bagi ummat
islam, sehingga rasa ukhuwah islamiah menjadi lebih dekat, lebih erat dan lebih
kuat.
Dalam upaya mewujudkan ukhuwah islamiah tetap erat dan kuat setiap
umat muslim perlu bersikap berprasangka baik serta melaksanakan hak dan
kewajiban sebagai umat muslim dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut di
sampaikan oleh salah satu jamaah Majlis Dzikir Al-Khidmah yaitu bapak
Muhammad Abdul.
Ukhuwah itu adalah persaudaraan, jadi dengan ikut Majlis Dzikir Al-Khidmah
ukhuwah nya lebih luas, lebih banyak, dan lebih kuat. Contohnya di majlis itu
kalau ada donasi atau sumbangan itu para jamaah segera bergegas untuk
memberikan nya. Kalau perannya itu menambah kuat rasa persaudaraan,
semakin tinggi rasa kepedulian, menimbulkan rasa kasih sayang antar sesama,
hal tersebut di lakukan karena di majlis diberi ilmu dan wawasan tentang
ukhuwah lewat pembacaan maulid dan manaqib. Dan juga ceramah agama di
Majlis Dzikir Al-Khidmah di antaranya untuk saling menjaga persaudaraan
sesama muslim dan berperilaku baik kepada orang tua, guru, tetangga dan
masyarakat luas, menyantuni anak-anakn yatim piatu, dan membela orang-
orang yang lemah.59
58Lihat dalam lampiran penelitian transkip wawancara nomor: 06/W/15-03/2020 59Lihat dalam lampiran penelitian transkip wawancara nomor: 08/W/20-09/2020
58
Dari data di atas, dengan aktif mengikuti kegiatan yang diadakan oleh
Majlis Dzikir Al-Khidmah, maka ukhuwah islamiah akan terjalin dengan baik dan
lebih kuat. Sesuai dengan contoh dan tuntunan Rasulullah SAW yaitu: seorang
muslim hendaknya menolong dan membantu saudara sesama muslim karena orang
muslim satu dengan muslim lain adalah ibarat kekasih yang harus saling
menyayangi. Seorang muslim tidak mendhalimi saudaranya apapun jenisnya
walaupun hanya hal sepele. Kita sesama muslim harus saling menyayangi dan
mencintai satu sama lain, karena ibarat satu mukmin dengan mukmin lainnya itu
seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya. Memberi nasehat
antara sesama muslim baik dari permasalahan agama maupun masalah dunianya,
dan termasuk dalam nasehat adalah mengajari mereka yang belum tahu serta
mengarahkan pada kebaikan, menyuruh perbuatan yang baik dan mencegah perkara
yang buruk.
Sesuai dengan visi Al-Khidmah “ mewujudkan generasi yang sholeh dan
sholehah, sejahtera lahir dan batin, yang pandai bersyukur, dapat menyenangkan
hati keluarganya, orangtuanya, guru-gurunya, hingga Nabi besar Muhammad SAW,
sesuai dengan petunjuk Al-Quran dan Al-Hadis serta tuntunan akhlak para
salafussholihin (Orang-orang terdahulu yang sholeh)”. Maka dengan visi tersebut
upaya majlis Al-khidmah dalam pembinaan akhlak dan ukhuwah adalah dengan
cara mendalami biografi Nabi Muhammad SAW dengan pembacaan kitab Maulid,
mendalami biografi pemimpinnya para wali yaitu Syeh Abdul Qodir Al-Jailani
dengan pembacaan kitab Manaqib, dan di tambah dengan mauidhoh hasanan
( ceramah agama).
59
BAB V
ANALISIS PERAN MAJLIS DZIKIR AL-KHIDMAH DALAM
PEMBENTUKAN AKHLAK DAN UKHUWAH ISLAMIAH
MASYARAKAT DESA TRISONO BABADAN PONOROGO
A. Pelaksanaan Kegiatan Majlis Dzikir Al-Khidmah di Desa Trisono
Babadan Ponorogo
Dari hasil penelitian terhadap jamaah Majlis Dzikir Al-Khidmah
bahwasannya berdzikir merupakan amaliah yang harus di lakukan dan di
jaga oleh setiap orang, berdzikir juga berfungsi sebagai sarana silaturahmi
untuk menguatkan ukhuwah islamiah antara sesama muslim. Berdzikir
dapat mempengaruhi baik dan buruknya akhlak individu, karena dengan
dzikir itulah hati menjadi lebih tenang dan tetram.
Penjabaran dari BAB IV bahwasannya Jamaah Majlis Dzikir Al-
Khidmah Trisono Babadan Ponorogo mempunyai kegiatan yang terstruktur.
Seperti kegiatan mingguan, bulanan dan tahunan. Dalam kegiatan rutinan
atau mingguan terdapat urutan pembacaan yang dilakukan yaitu:
1. Pembacaan surat Al-fatikhah, pembacaan surat ini merupakan bukti
rasa syukur dan rasa penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW
kelurga beliau dan para sahabat hingga ulama ulama sampai zaman saat
ini yang berjuang memperjuangkan dakwah islam. Sehingga dengan
pembacaan surat tersebut dalam setiap kegiatan akan diberi kemudahan
dan kelancaran awal sampai akhir kegiatan tiada halangan suatu apapun.
60
60
Dengan pembacaan surat alfatikhah tersebut bukti pengamalan aklak
kita kepada para pendahulu kita dan terutama kepada Allah SWT yang
telah memberikan semua kenikmatan hidayah kepada kita semua. Rasa
ukuwah/ persaudaraan menjadi semakin rekat satu sama lain dan
mendapatkan ketenangan jiwa .
2. Pembacaan Istighosah, istighosah disini yang berarti minta pertolongan
antara mahkluk atau manusia dan sang pencipta Allah SWT. Isi
istighosah disini adalah dzikir pembacaan tahmid, tasbih, tahlil, asmaul
khusna, sholawat Nabi, dan doa. Dengan istighosah ini setiap insan di
harapkan bisa menjadi tentram hati dan pikirannya. insan yang tentram
hati dan pikirannya akan berperilaku seperti akhlak yang di ajarkan
Nabi Muhammad, dan berhubungan baik kepada sesame manusia.
3. Pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yaitu pembacaan kitab Al-
Barzanzi yang berisi sejarah hidup Nabi Muhammad SAW serta pujian
sholawat kepada Nabi. Dengan mengetahui biografi Nabi Muhammad
SAW maka kita akan memahami arti dari kehidupan ini dan mengikuti
cara berinteraksi kepada sesama manusia sesuai yang di ajarkan Nabi,
Seperti akhlak kepada diri sendiri yaitu tidak menyakiti diri sendiri,
akhlak kepada orang tua seperti tidak membuat perasaan orang tua
jengkel, bertuturkata sopan , memberikan kasih sayang yang lebih, dan
akhlak kepada orang lain. sehingga dengan berperilaku yang baik maka
rasa ukhuwah islamiah antara sesame manusia terjalin baik, rasa
kepedulian semakin tinggi.
61
4. Pembacaan Manaqib, pembacaan manaqib ini merupakan bacaan yang
menerangkan sejarah hidub syekh Abdul Qadhir Al-Jailani mulai dari
semasa hidup beliau sampai akhir dan juga menerangkan silsilah nya.
fungsi yang terkandung didalam kitab manaqib ini yaitu terbukanya
pintu langit, sebagai talak balak, dan cinta kepada Rasul karena
terbukanya hati itu melalui ingat kepada allah dan juga melalui
kekasihNya maka dari situ akan terbentuk akhlak dalam diri manusia
dan tercipta rasa saling mengasihi dan menjaga tali silaturahmi antara
sesame manusia.
5. Doa tersebut berisi memohon keselamatan, kesehatan dan kekuatan.
B. Peran Majlis Dzikir Al-Khidmah Dalam Pembentukan Akhlak
Masyarakat di Desa Trisono Babadan Ponorogo.
Pada penjabaran BAB IV bahwa peran Majlis Dzikir Al-Khidmah
dalam pembentukan akhlak dan ukhuwah islamiah masyarakat Desa
Trisono Babadan Ponorogo yaitu dengan selalu konsisten dan kekhusukan
dalam mengikuti kegiatan seperti berdzikir bersama, bersholawat,
memahami sejarah Nabi Muhammad dan Wali Syeh Abdul Qodir Al-Jailani,
dan doa bersama.
Maka Majlis Dzikir Al-Khidmah bisa membentuk akhlak kepada
Allah menjadi lebih baik dengan bertambahnya kualitas dan kuantitas
ibadah, akhlak kepada Rasulullah bertambah baik dengan selalu mengikuti
suri tauladan Rasul, dan pembentukan akhlak pada masyarakat Desa
Trisono Babadan Ponorogo yaitu masyarakat menjadi lebih tenang dan
62
tentram, masyarakat berperilaku sopan santun, ramah dan menghargai orang
lain, akan timbul ketenangan hati di setiap diri para jamaah dan
bertambahnya wawasan ilmu tentang akhlak Rasulullah. Dengan demikian
tertanamlah pada diri jamaah tersebut akhlak yang terpuji, akhlak yang
bernilai positif yang menjadikan kebaikan bersama di ranah rumah tangga
para jamaah dan masyarakat sekitar. Dengan berdzikir yang terus menerus
di tanamkan dalam hati maka secara tidak langsung akhlak pribadi jamaah
akan menjadi lebih baik, karena ada kontrol diri, merasa di awasi oleh Allah
SWT, dan merasa malu melakukan perkara yang tidak bermanfaat atau
kemaksiatan karena dirinya sudah mempunyai wawasan yang baik.
Menurut peneliti setiap orang yang selalu konsisten mengikuti
kegiatan Majlis Dzikir Al-Khidmah di Desa Trisono Babadan Ponorogo,
maka memiliki sifat-sifat yang terpuji seperti sabar dalam segala cobaan ,
jujur ketika dalam bertutur kata, mempunyai rasa ikhlas yang tinggi, pandai
mensyukuri nikmat yang diberikan kepada dirinya, dan mempunyai
ketawadhuan atau kerendahan hati dalam berinteraksi kepada sesama.
Pribadi yang selalu menjaga dzikirnya akan selalu berprasangka baik
kepada sesamanya dengan demikian tidak akan menimbulkan kecemasan
dan keresahan dikalangan masyarakat.
63
C. Peran Majlis Dzikir Al-Khidmah Dalam Pembentukan Ukhuwah
Islamiah Masyarakat di Desa Trisono Babadan Ponorogo.
Ukhuwah islamiah adalah hubungan yang dijalani oleh rasa cinta
dan didasari oleh aqidah dalam bentuk persahabatan bagaikan satu
bangunan yang kokoh. Dalam Majlis Dzikir Al-Khidmah secara tidak
langsung ukhuwah islamiah terbentuk dengan baik karena semua anggota
jamaah sudah satu aqidah, dengan mengikuti tuntunan dan petunjuk guru
dan imam yang ada di kepengurusan Al-Khidmah. Dengan mengikuti
Majlis Dzikir Al-Khidmah setiap orang akan mempunyai hubungan
semakin luas karena majlis dzikir ini sudah tersebar di seluruh
Indonesia.Ketika acara haul akbar Al-Khidmah di laksanakan di situlah
ukhuwah islamiah akan terlihat semakin kokoh, karena jamaah dari
berbagai daerah akan berkumpul menjadi satu di acara haul akbar Al-
Khidmah.
Dengan terbentuknya akhlak yang terpuji dan ukhuwah islamiah
terjalin dengan baik maka akan mewujudkan persatuan yang kokoh,
mewujudkan kekuatan yang besar, dan menciptakan cinta dan kasih sayang
yang luas. Ukhuwah islamiah jamaah atau masyarakat yang terjalin baik,
maka akan timbul rasa kepedulian yang tinggi atau rasa persaudaraan yang
lebih baik, menjadi pribadi yang suka menolong orang lain. Seperti yang
dilakukan jamaah Majlis Dzikir Al-Khidmah jika ada jamaah yang tidak
hadir maka menanyakan keberadaannya, jika ada jamaah yang sakit para
jamaah akan menjenguk dan memeberikan sesuatu yang dibutuhkan, hal
64
tersebut dikoordinasi oleh ketua jamaah. Rasa kasih sayang masyarakat
akan semakin baik sehingga dalam menjalani kehidupan sehari hari akan
semakin tenang dan mudah. Masyarakat menjadi pelopor dalam hal
kebaikan seperti membela orang yang lemah, membela kebenaran,
menyantuni orang-orang yang membutuhkan.
65
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari data-data hasil penelitian dan pembahasan
rumusan masalah yang diangkat, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kegiatan yang diadakan Majlis Dzikir Al-Khidmah Desa Trisono
Babadan Ponorogo yaitu kegiatan rutinan sebulan empat kali
dengan tempat bergantian sesuai dengan jadwal yang sudah di
tentukan, dalam rutinan tersebut isi dari kegiatannya adalah
berdzikir, pembacaan maulid, pembacaan manaqib, ceramah
agama dan doa. Dalam pelaksanaan kegiatan, diharapkan jamaah
Majlis Dzikir Al-Khidmah melakukan dengan istiqomah dan
penuh kekhusuan sehingga dapat menjadikan jamaah lebih tenang.
2. Peran Majlis Dzikir Al-Khidmah bisa membentuk akhlak kepada
Allah menjadi lebih baik dengan bertambahnya kualitas dan
kuantitas ibadah, akhlak kepada Rasulullah bertambah baik
dengan selalu mengikuti suri tauladan Rasul, dan pembentukan
akhlak pada masyarakat Desa Trisono Babadan Ponorogo yaitu
masyarakat menjadi lebih tenang dan tentram, masyarakat
berperilaku sopan santun, ramah dan menghargai orang lain.
3. Ukhuwah Islamiah semakin terjalin dengan baik, karena dalam
Majlis Dzikir Al-Khidmah kepedulian antar sesama terjaga, dan
65
66
persaudaraan yang erat dalam majlis. Jamaah saling membantu
antar sesama ketika ada yang sakit atau kesusahan. Ukhuwah
Islamiah yang mencakup ukhuwah ubudiyah, ukhuwah insaniyah,
ukhuwah wathaniyah, ukhuwah fidin al-Islamiah. Yang
menumbuhkan rasa saling memahami, tolong menolong, dan
tenggang rasa. Sehingga tercipta solidaritas kuat, persatuan dan
kesatuan kokoh, dan kerukunan hidup yang terjamin
B. Saran
Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak terkait tentang akhlak
dan ukhuwah islamiah, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Kepada jajaran pengurus Majlis Dzikir Al-Khidmah hendaknya
dalam setiap kegiatan rutinan selalu konsisten di adakan ceramah
agama atau pembahasan suatu buku tentang pentingnya akhlak
dan ukhuwah islamiah.
2. Kepada seluruh jamaah Majlis Dzikir Al-Khidmah untuk selalu
meningkatkan dan mengimplementasikan akhlak yang terpuji
baik di keluarga, Desa , maupun masyarakat luas dimanpun berada.
3. Kepada segenap jajaran pengurus ukhuwah islamiah lebih di
tingkatkan lagi dengan ditambahkannya kegiatan-kegiatan sosial,
seperti santunan, pengumpulan donasi, kunjungan-kunjungan ke
majlis yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Al-ishaqi, Achmad Asrori. Pedoman Kepemimpinan dan Kepengurusan dalam
Kegiatan dan Amaliah Tariqah dan Al-Khidmah Surabaya:Al-wava,2011.
Al-ishaqi, Asrori Achmad. Pedoman Kepemimpinan dan Kepengurusan dalam Kegiatan
dan Amaliah Tariqah dan Al-Khidmah. Surabaya:Al-wava,2011.
Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, juz VIII. Kairo: Dar al-sya’bi, 1913.
Amin, M Abdullah. Filsafat Etika Islam antara Ghazali dan Kant. Bandung:
Mizan, 2002
Amin, M Syukur. Menggugat Tasawuf Sufisme dan Tanggung Jawab Sosial Abad
ke-21. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2002.
Amin, Samsul Munir. Energi Dzikir. Jakarta: Bumiaksara, 2008.
Aminudin dkk, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
Chadjim, Ahmad. Alfatihah Membuka Matahari Dengan Surat Pembuka, Jakarta:
PT Serambi Ilmu Semesta,2003.
Dep.Dik.Bud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,1989.
Djuhan, M Widda. Studi Materi SKI. Ponorogo: Lembaga Penerbitan
Pengembangan Ilmiah STAIN PO, 2013.
Ghazali, Imam. Ihya Ulumuddin juz II. Semarang: Kereta Putera.2001.
Hadiyyin Ikhwan. Konsep Pendidikan Ukhuwah, Analisa Ayat-ayat Ukhuwah
dalam Al-Quran. Al-Qalam 2, Juli-Desember 2017.
Kabbani, Syekh Muhammad Hisyam. Energy Dzikir dan Shalawat. Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta, 1998.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Mastur, Ali. Ketua Al-Khidmah Surabaya, wawancara, Surabaya 05 Agustus 2016.
Moleong, Lexi. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosda karya,2009.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2013.
Munawir, Ahmad Warson. Kamus Munawir. Surabaya:Pustaka Progressif, 1997.
Mustofa, Akhlak Tasawuf . Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Muttaqin, Zainul. Ghazali Mukri, Doa dan Dzikiri. Yogyakarta: Mitra
Pustaka,1999.
Najieh, Ahmad. Kamus Arab-Indonesia. Surakarta: Insan Kamil,2010.
Prahara, Erwin Yudi. Materi Pendidikan Agama Islam. Ponorogo: STAIN Po
PRESS, 2009.
Rasyid, Abdur. Ketua Pengurus Pusat Tarekat Al-Qadiriyah wan Naqsabandiyyah,
wawancara, Surabaya 12 Juli 2016.
Shihab, M Quraisy. Wawasan Al-Quran Tentang Dzikir dan Doa. Jakarta:Lentera
Hati,2006.
Shihab, M Quraisy. Wawasan Al-Quran, Tafsir Tematik atas Berbagai Persoalan
Umat, Bandung:PT. Mizan Pustaka 2013.
Solihin. Rosihon Anwar. Kamus Tasawuf, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya,2003.
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA, 2016.
Susanto, Data Dasar Profil Kelurahan Desa Trisono, 2015
Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, Akhlak Tasawwuf. Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Press, 2011.
www.pasundanekpres.co/opini/kualitas-akhlak-pada-pendidikan-islam-di-zaman-
modern/
Ya’qub, Hamzah. Etika Islam, Pembinaan Akhlakul Karimah. Bandung: CV.
Diponegoro, 1988.