PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam...

23
PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (STUDI KASUS PERAN LSM KOMPLEET DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA MELUNG KABUPATEN BANYUMAS) Taufik Nurohman 1. Staf Pengajar Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya 2. Alumni Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Tahun 2007 Abstract Returned development of life which we see in the capital we cannot deny that simply we still see life phenomenon of public living in rural areas which still draping the life at vicinity nature. And there then emerges a problems one of them is phenomenon’s exploitative at nature because lack of knowledge of public for the importance of preserving nature beside using it as life boom. The Institute of Self-supporting of Public/ non-government organitation (NGO) be party(side is following share in doing public enable ness. Intervention LSM besides doing enable ness also able to do monitoring to government activities, so that between government, NGO and public happened relationship that is in character accommodative. On the basis of that is research of mi tries to know role of LSM related to participation of public in the effort enable ness. Objective of this Research is to know role of NGO and participation of public in the effort enable ness in Melung village. Besides also is expected able to give contribution to development of politics especially related to enableness of countryside public. Method applied in this research is qualitative descriptive. This research executed in Desa Melung, District Kedung Banteng, Sub-Province Banyumas. Sampling method using purposive sampling and data collecting technique is done by through interview at the informers, observation and secondary data exploiting. Data validity used is triangulation of data with analytical technique applies analysis model interactive. Result of research in general indicates that the NGO Kompleet to stand more to bridge between publics, government of countryside and Perhutani in finalizing the problems. For example, by doing discussion either in character formal and also informal. But in execution of program still many constraints faced especially related to participation of public. While constraint faced by NGO is lack of energy which move its(the programs. But can be told that participation of public Desa Melung have been good enough though has not optimal. Kata Kunci : Empowerment, NGO’s role Abstrak Dibalik perkembangan kehidupan yang kita lihat di Ibu kota tidak bisa kita pungkiri bahwa ternyata masih kita lihat fenomena kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pedesaan yang masih menggantungkan hidupnya pada alam sekitarnya. Dari sana kemudian muncul suatu permasalahan salah satunya adalah fenomena-fenomena eksploitatif pada alam karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya melestarikan alam disamping menggunakannya sebagai penopang kehidupan. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan pihak yang ikut andil dalam melakukan pemberdayaan

Transcript of PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam...

Page 1: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (STUDI KASUS PERAN LSM KOMPLEET DALAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DI DESA MELUNG KABUPATEN BANYUMAS)

Taufik Nurohman

1. Staf Pengajar Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya 2. Alumni Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Tahun 2007

Abstract

Returned development of life which we see in the capital we cannot deny that simply we still see life phenomenon of public living in rural areas which still draping the life at vicinity nature. And there then emerges a problems one of them is phenomenon’s exploitative at nature because lack of knowledge of public for the importance of preserving nature beside using it as life boom. The Institute of Self-supporting of Public/ non-government organitation (NGO) be party(side is following share in doing public enable ness. Intervention LSM besides doing enable ness also able to do monitoring to government activities, so that between government, NGO and public happened relationship that is in character accommodative. On the basis of that is research of mi tries to know role of LSM related to participation of public in the effort enable ness. Objective of this Research is to know role of NGO and participation of public in the effort enable ness in Melung village. Besides also is expected able to give contribution to development of politics especially related to enableness of countryside public.

Method applied in this research is qualitative descriptive. This research executed in Desa Melung, District Kedung Banteng, Sub-Province Banyumas. Sampling method using purposive sampling and data collecting technique is done by through interview at the informers, observation and secondary data exploiting. Data validity used is triangulation of data with analytical technique applies analysis model interactive.

Result of research in general indicates that the NGO Kompleet to stand more to bridge between publics, government of countryside and Perhutani in finalizing the problems. For example, by doing discussion either in character formal and also informal. But in execution of program still many constraints faced especially related to participation of public. While constraint faced by NGO is lack of energy which move its(the programs. But can be told that participation of public Desa Melung have been good enough though has not optimal.

Kata Kunci : Empowerment, NGO’s role

Abstrak

Dibalik perkembangan kehidupan yang kita lihat di Ibu kota tidak bisa kita pungkiri bahwa ternyata masih kita lihat fenomena kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pedesaan yang masih menggantungkan hidupnya pada alam sekitarnya. Dari sana kemudian muncul suatu permasalahan salah satunya adalah fenomena-fenomena eksploitatif pada alam karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya melestarikan alam disamping menggunakannya sebagai penopang kehidupan. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan pihak yang ikut andil dalam melakukan pemberdayaan

Page 2: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

82

masyarakat. Intervensi LSM selain melakukan pemberdayaan juga bisa melakukan monitoring atas kerja-kerja pemerintah, sehingga antara pemerintah, LSM dan masyarakat terjadi hubungan yang sifatnya akomodatif. Atas dasar itulah penelitian ini berusaha untuk mengetahui peranan LSM terkait dengan partisipasi masyarakat dalam upaya pemberdayaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui peranan LSM dan partisipasi masyarakat dalam upaya pemberdayaan di Desa Melung. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu politik terutama yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat desa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskiptif-kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Melung, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas. Metode pengambilan sampel yang menggunakan purposive sampling dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara pada para informan, pengamatan dan pemanfaatan data sekunder. Validitas data yang dipakai adalah trianggulasi data dengan teknik analisis menggunakan model analisis interaktif.

Hasil penelitian secara umum menunjukan bahwa LSM Kompleet berperan lebih kepada penjembatan antara masyarakat, pemerintah desa dan Perhutani dalam menyelesaikan masalah-masalahnya. Misalnya, dengan melakukan diskusi-diskusi baik yang sifatnya formal maupun informal. Tetapi dalam pelaksanakan program masih banyak kendala yang dihadapi terutama terkait dengan partisipasi masyarakat. Sedangkan kendala yang dihadapi oleh LSM ialah kurangnya tenaga yang ikut menggerakan program-programnya. Namun bisa dikatakan bahwa partisipasi masyarakat Desa Melung sudah cukup baik meskipun belum optimal. Kata Kunci : Pemberdayaan, Peran LSM A. PENDAHULUAN

Pemberdayaan merupakan sarana yang digunakan untuk melihat potensi di

dalam masyarakat. Pemberdayaan dilakukan oleh sekelompok orang dengan

motif yang berbeda. Dalam proses pemberdayaan yang sering menjadi objek

pemberdayaan adalah masyarakat pedesaan. Pasalnya masyarakat desa

cenderung dianggap sekelompok orang yang masih tradisional, primitif,

pendidikan rendah, dan minim kesejahteraan. Kemudian masyarakat desa masih

mengandalkan alam untuk menghidupi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Pemberdayaan di tingkat desa merupakan proses dan aktifitas menuju

sebuah kemandirian masyarakat desa, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur,

atau komponen-komponen pembentuk desa sebagai satuan ketatanegaraan

yang menghasilkan swakarsa, swakarya, dan swadaya masyarakat desa.

Berbicara konsep pemberdayaan secara langsung membuka wacana

tentang partisipasi masyarakat. Apapun program yang berupa pemberdayaan

tidak dapat terlaksana dengan baik, apabila tidak ada partisipasi masyarakat di

Page 3: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

83

dalamnya. Peran partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan negara telah

begitu sering didengungkan baik oleh pemerintah maupun kelompok lainnnya.

Akan tetapi, selama ini makna partisipasi lebih banyak dimaknai sebagai berapa

besar swadaya masyarakat yang diberikan dalam kegiatan pembangunan.

Mendiskusikan konsep partisipasi akan lebih mudah jika melihat dari sudut

pandang kepentingan. Artinya, semakin besar kepentingan masyarakat terhadap

suatu program pembangunan, maka secara otomatis pula tingkat partisipasi yang

akan muncul. Tingkat partisipasi masyarakat akan sangat menentukan

keberhasilan suatu pembangunan. Semakin tinggi partisipasi masyarakat,

keberhasilan pembangunan juga akan lebih optimal. Sebaliknya, jika tidak ada

partisipasi dari masyarakat, maka tingkat keberhasilan pembangunan pun akan

rendah.

Salah satu aktor yang turut terlibat dalam proses pemberdayaan

masyarakat desa yakni Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Intervensi LSM

selain melakukan pemberdayaan juga bisa melakukan monitoring atas kerja-

kerja pemerintah. Sehingga peran pemerintah, LSM, maupun masyarakat akan

terjadi suatu hubungan yang akomodatif.

Hadirnya pergolakan wacana globalisasi telah membawa implikasi terhadap

masyarakat desa. Posisi masyarakat yang belum begitu siap untuk menerima

konsep globalisasi ekonomi dan politik, telah memaksakan posisi masyarakat

untuk terlibat secara aktif dalam berpartisipasi melakukan proses pembangunan

di wilayahnya. Partisipasi masyarakat tersebut secara positif mendorong

masyarakat agar lebih percaya diri dalam memberikan perannya dalam

pembangunan. Peran tersebut dapat diartikan mulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan, monitoring, serta evaluasi kinerja.

Menanggapi konsep pemberdayaan diatas, penulis akan mengkaitkan

wacana tersebut di salah satu desa di Purwokerto Banyumas Jawa Tengah,

yakni Desa Melung sebagai desa yang yang dijadikan percontohan program

pemberdayaan yang dilakukan LSM. Mayoritas masyarakat di desa ini bermata

pencaharian sebagai petani. Meskipun jumlah petani cukup dominan secara

sosial dan politik, namun posisi tawar mereka masih tergolong lemah. Sehingga

dibutuhkan lembaga atau organisasi yang mampu mengerakan dan

mengakomodasi kepentingan masyarakat desa. LSM salah satu wadah yang

mampu menggerakan masyarakat dalam mengakomodasi kepentingan dan

kebutuhannya melalui program-program pemberdayaan.

Page 4: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

84

LSM yang melaksanakan program tersebut di Desa Melung adalah LSM

Kompleet. LSM yang bergerak di bidang konservasi hutan, dan melaksanakan

program-program pemberdayaan lainnya bagi masyarakat hutan di desa-desa

yang berada di kaki Gunung Slamet. LSM Komplet ini berperan sebagai fasilitator

dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat di desa

tersebut. Program-program LSM Kompleet di Desa Melung lebih terfokus pada

pengelolaan SDA hutan. Program itu bertujuan agar masyarakat tidak hanya

dapat mengelola SDA, namun lebih ditujukan agar masyarakat di desa tersebut

mendapatkan kesejahteraan secara adil dan berkelanjutan.

Sementara itu, di dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang

bagaimanakah peranan LSM Kompleet dan partisipasi masyarakat dalam usaha

pemberdayaan di Desa Melung Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten

Banyumas.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Desa sebagai Masyarakat Hukum

Dalam pengertian ekonomi, desa diartikan sebagai tempat hidup dalam

ikatan keluarga di suatu kelompok perumahan dengan saling ketergantungan

yang besar di bidang sosial dan ekonomi. Desa terdiri dari rumah tangga petani

dengan kegiatan produksi, konsumsi, dan investasi sebagai hasil keputusan

keluarga secara bersama.1

Lahirnya Undang-Undang (UU) No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah yang di revisi ke dalam UU No. 32 tahun 2004, merupakan pengganti UU

No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, dan UU No. 5

tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Dalam UU No. 22 tahun 1999 dan UU

No. 32 tahun 2004 dijelaskan pengertian desa merupakan kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang

diakui dalam sistem nasional yang berada di daerah kabupaten.

Munculnya otoritas politik di dalam suatu komunitas yang disebut desa,

secara internal mudah dipahami dengan melihat sejarah perkembangannya.

Secara faktual jumlah penduduk bertambah dan masalah-masalah terkait dengan

1 Hayami Yujiro dan Masao Kikuchi, Dilema Ekonomi Desa: Suatu Pendekatan Ekonomi

Terhadap Perubahan Kelembagaan di Asia, (Yogyakarta: YOI, 1987), hal. 11

Page 5: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

85

kepentingan masyarakat juga bertambah.2 Kenyataan tersebut sudah barang

tentu mendorong munculnya suatu otoritas yang diharapkan dapat mengatasi

berbagai persoalan, dan merealisasi aspirasi yang berkembang. Dari konsep

itulah lahir kesatuan masyarakat hukum yang mandiri, dan pemimpin mereka

biasanya yang sudah dianggap tertua, atau yang memiliki kemampuan paling

tinggi diantara mereka (Maschab, 1992).

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik beberapa ciri umum desa:

a. Desa umumnya terletak di, atau sangat dekat dengan pusat wilayah

usaha tani.

b. Dalam wilayah itu pertanian merupakan kegiatan ekonomi dominan.

c. Faktor penguasaan tanah menentukan corak kehidupan

masyarakatnya.

d. Tidak seperti di kota ataupun kota besar yang penduduknya sebagian

besar merupakan pendatang, populasi penduduk desa lebih bersifat

“terganti dari dirinya sendiri”.

e. Kontrol sosial lebih bersifat informal, dan interaksi antara warga desa

lebih bersifat personal dalam bentuk tatap muka.

f. Mempunyai tingkat heterogenitas yang relatif tinggi dan ikatan sosial

yang relatif lebih ketat daripada kota. (Wiradi, 1988)

2. NGO/LSM (Lembaga Sosial Masyarakat)

LSM atau yang umum dikenal dengan organisasi non pemerintah nirlaba

(non government organizational), merupakan organisasi yang dibentuk oleh

kalangan yang bersifat mandiri. Organisasi seperti ini tidak menggantungkan

pada pemerintah atau negara, terutama mencari dukungan finansial atau sarana

prasarana sebagai fasilitas bagi LSM tersebut. NGO dibentuk sebagai

perwujudan dari komitmen sejumlah warga negara yang mempunyai kepedulian

terhadap persoalan-persoalan yang muncul, baik di bidang ekonomi, sosial

maupun politik.

Kehadiran NGO dalam sebuah masyarakat merupakan kenyataan yang

tidak dapat dinafikan. Hal itu akibat kapasitas dan pelayanan pemerintah

terhadap warganya masih sangat terbatas. Tidak semua kebutuhan warga dapat

2 Suhartono, Politik Lokal Parlemen Desa: Awal kemerdekaan Sampai jaman Otonomi

Daerah, (Lapera Pustaka Utama: Yogyakarta, 2001), hal 14.

Page 6: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

86

dipenuhi oleh pemerintah, apalagi di negara-negara yang sedang membangun

seperti Indonesia.

NGO memainkan peranan dalam proses pembangunan sebuah negara.

Noeleen Heyzer (dalam Heyzer, Ryker and Quizon, 1995: 8) mengidentifikasikan

tiga jenis peranan NGO, yaitu:

(1) Mendukung dan memberdayakan masyarakat pada tingkat grassroot

(akar rumput), yang sangat esensial dalam menciptakan pembangunan yang

berkelanjutan, (2) Meningkatkan pengaruh politik secara meluas, melalui jaringan

kerjasama, baik dalam negara ataupun dalam lembaga-lembaga internasional

lainnya (3) Ikut mengambil bagian dalam menentukan arah dan agenda

pembangunan.

Mengacu pendapat Heyzer, maka dapat digolongkan peranan NGO ke

dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu

memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua dalam

bidang politik yaitu sebagai wahana untuk menjembatani warga masyarakat

dengan negara atau pemerintah.

Mengingat peranan NGO sangat besar dalam kehidupan masyarakat,

tidak jarang kalangan elit politik dan akademik melihat NGO sebagai alternatif

untuk mewujudkan civil society (masyarakat sipil), yang akhirnya akan menjadi

lokomotif demokratisasi di negara-negara dunia ketiga..3

Menurut James Ryker, ada lima hubungan antara NGO dengan

pemerintah:

1. Autonomus/Benign Neglect. Dalam konteks hubungan seperti ini

pemerintah tidak menganggap NGO sebagai ancaman, karena itu

membiarkan NGO bekerja secara independen atau mandiri.

2. Facilitation/Promotion. Pemerintah menganggap kegiatan NGO

sebagai sesuatu yang bersifat komplementer. Pemerintahlah yang

menyiapkan suasana yang mendukung NGO untuk beroperasi.

3. Colaboration/Cooperation. Pemerintah menganggap, bahwa bekerja

sama dengan kalangan NGO merupakan sesuatu yang

menguntungkan. Karena dengan bekerjasama semua potensi dapat

disatukan guna mencapai suatu tujuan bersama.

3 Affan Gaffar, Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, (Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2002), hal. 205.

Page 7: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

87

4. Cooptation/Absorption. Pemerintah mencoba menjaring dan

mengarahkan kegiatan NGO dengan mengatur segala aktivitas mereka.

Untuk itu NGO harus memenuhi ketentuan yang dikeluarkan oleh

pemerintah.

5. Containment/Sabotage/Disolution. Pemerintah melihat NGO sebagai

tantangan bahkan ancaman. Pemerintah pun mengambil langkah untuk

membatasi ruang gerak NGO.

3. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Konsep pemberdayaan (empowerment) menurut Merriam Webster dan

Oxford English Dictionary, mempunyai pengertian to give power or authority

(memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan kepihak lain)

dan to give ability to or enable (upaya untuk memberi kemampuan atau

keberdayaan).4 Pemberdayaan merupakan wujud dari pengembangan kapasitas

(capacity building). Inti dari pemberdayaan masyarakat adalah membangkitkan

dan memusatkan daya masyarakat. Pemberdayaan tidak berarti memberikan

kekuatan kepada masyarakat, melainkan mengelola potensi yang sudah dimiliki

tetapi belum diberdayakan untuk menjadi suatu kekuatan sehingga dapat

tercapai hasil yang dapat dicapai.

Jadi pemberdayaan masyarakat desa mempunyai pengertian diantaranya:5

1. Proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan

atau kemampuan pemerintah kepada masyarakat desa agar lebih

berdaya dengan memberikan bantuan teknis dan material guna

mendukung kemampuan melalui organisasi.

2. Proses menstimulasi atau mendorong atau memotivasi agar individu

(personal), komunitas dan institusi desa mempunyai kemampuan atau

keberdayaan untuk menentukan pilihan kebutuhannya melalui proses

dialog dan pendampingan.

Alasan-alasan perlu dilakukan pemberdayaan pertama, karena wilayah

negara Indonesia sebagian besar terdiri dari wilayah pedesaan dimana

masyarakat masih bersifat tradisional. Untuk itu harus disesuaikan dengan sifat

dan arah perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga

4 Bambang Kuncoro, Diktat Kuliah Pemberdayaan Masyarakat Desa, (Purwokerto: Fisipol Unsoed, 2004) 6 Bambang Kuncoro, Ibid.

Page 8: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

88

masyarakat desa mengenal proses industrialisasi yang berada di wilayah

perkotaan. Kedua, kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan yang masih

memprihatinkan. Kesenjangan dan kemiskinan serta ketimpangan-ketimpangan

sosial masih banyak terjadi di desa, hal ini karena sumber daya manusia di desa

relatif masih rendah.

Kondisi-kondisi di atas merupakan alasan yang memicu alasan adanya

pemberdayaan terhadap masyarakat desa. Keterbelakangan

(underdevelopment) yang terjadi di desa menyebabkan kesenjangan dan

kemiskinan antar masyarakat. Kemudian ada budaya di masyarakat desa bahwa

kekayaan cenderung lebih dihormati dan dihargai, selain itu mempunyai

kekuasaan besar yang dapat memainkan kehidupan di desa tersebut. Selain itu

adanya kecenderungan adanya monopoli terhadap penguasa.

Adapun tujuan dari pemberdayaan masyarakat desa adalah:6

1. Mengembangkan dan memperkokoh proses pelaksanaan desentralisasi

pemerintahan serta membantu percepatan pemulihan dampak krisis.

2. Memberdayakan masyarakat desa untuk dapat berperan aktif dalam

pembangunan daerah.

3. Meningkatkan prosedur-prosedur transparasi, ketataprajaan,

pengawasan, akuntansi dan pelaporan pada tingkat kabupaten.

4. Mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan akses masyarakat

miskin terhadap layanan umum dasar.

5. Menciptakan lapangan kerja dan mendorong aktivitas ekonomi pada

tingkat lokal.

6. Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana dasar.

Dari definisi pemberdayaan tersebut maka mengnadung dua elemen yaitu

pemberdaya (pemerintah atau LSM) dan yang diberdayakan (masyarakat).

Pemberdayaan masyarakat akan terjadi bila kedua elemen tersebut mempunyai

potensi atau kapasitas (capacity). Pemberdaya harus mempunyai kapasitas dan

mengetahui cara memberdayakan potensi yang ada pada masyarakat,

sebaliknya masyarakat harus mempunyai cukup pengetahuan, pengalaman dan

motivasi yang dapat dibebaskan, disatukan dan diarahkan bagi kepentingan

pembangunan.

6 Bambang Kuncoro, Ibid,

Page 9: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

89

Dimensi pemberdayaan yang harus ada dalam upaya untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa adalah :7

1. Kekuasaan sosial (sosial power), akses yang ada dalam dimensi adalah

kelompok-kelompok atau perkumpulan-perkumpulan yang ada di desa,

misalnya rumah tangga, serikat buruh ataupun koperasi rakyat. Jika

dalam desa tersebut kelompok basis meningkat aksesnya, maka

kemampuan untuk merancang dan mencapai tujuan dari

pemberdayaan itu meningkat.

2. Kekuasaan politik (political power), akses dari kekuasaan politik ini

merupakan akses kelompok basis dan anggota-anggota individu desa

ke proses pengambilan keputusan masa depan, mereka sendiri.

3. Kekuasaan psikologis (Psychological power), adanya kesadaran dari

dalam individu itu sendiri untuk berpikir lebih maju terhadap masa

depan dan mampu menguak kekuatan hegemoni negara yang

menjadikan percaya diri.

Strategi-strategi pemberdayaan itu dapat melalui: 8

1. Pembangunan pertanian (agricultural development), memperbaiki

kondisi kehidupan masyarakat desa dengan cara meningkatkan output,

dan pendapatan masyarakat desa yang difokuskan pada peningkatan

produksi pangan dan hasil pertanian.

2. Industrialisasi pedesaan (rural industrialitation), mengembangkan

industri kecil dan kerajinan yang ada pada masyarakat desa.

Peningkatan usaha rumah tangga ini diberdayakan dengan

meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang ada di desa, berusaha

untuk menggunakan bahan baku yang mudah didapatkan untuk bahan

industri. Kemudian industri ini sebagai mata pencaharian yang bersifat

komplementer di samping mata pencaharian utamanya bertani. Industri

ini dijadikan alternatif bagi masyarakat yang tidak mempunyai lahan

untuk pertanian.

3. Pembangunan masyarakat desa terpadu (intergrated rural

development), strategi ini dimaksudkan untuk meningkatkan

7 Bambang Kuncoro, Ibid 8 dalam Onny S. Priyono, Pemberdayaan Konsep Kebijakan Dan Implementasi, (Jakarta:1996).

Page 10: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

90

produktivitas, meningkatkan kualitas hidup penduduk pedesaan serta

memperkuat kemandirian masyarakat desa. Upaya untuk meningkatkan

pertanian subsisten menjadi pertanian komersil.

4. Konsep Partisipasi Masyarakat

a. Partisipasi dan Partisipatoris

Lund menjabarkan logika dan strateginya, sedangkan Pretty dan Gujjit

menjelaskan implikasi praktis dari pendekatan parsipatoris:

Pendekatan pembangunan parsipatoris harus mulai dengan orang-orang yang paling mengetahui tentang sistem kehidupan mereka sendiri. Pendekatan ini harus menilai dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka, dan memberikan sarana yang perlu bagi mereka supaya dapat mengembangkan diri. Ini memerlukan perombakan dalam seluruh praktik dan pemikiran, di samping bantuan pembangunana. Ringkasnya, diperlukan suatu paradigma baru (J. Pretty dan Gujjit, 1992: 23 dalam Britha Mikkelsen, 2001: 63).

Munculnya paradigma pembangunan partisipatoris mengindikasikan

adanya dua perspektif. Pertama, keterlibatan masyarakat setempat dalam

pemilihan, perancangan, perencanaan, dan pelaksanaan program, atau proyek

yang akan mewarnai hidup mereka. Dengan demikian dapat dijamin bahwa

persepsi setempat, pola sikap dan pola berpikir, serta nilai-nilai dan

pengetahuannnya ikut dipertimbangkan secara penuh. Kedua, adalah membuat

umpan balik (feedback) yang pada hakikatnya merupakan bagian tak terlepaskan

dari kegiatan pembangunan (Jamieson,1989 dalam Britha Mikkelsen, 2001: 63).

Partisipasi dan partisipatoris merupakan dua kata yang sangat sering

digunakan dalam pembangunan. Keduanya memiliki banyak makna yang

berbeda. Pelbagai kajian, dokumen, dan buku panduan menunjukan tafsiran

beragam mengenai arti kata partisipatoris. Dimaksud partisipasi adalah kontribusi

sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengembilan

keputusan. Partisipasi disebut pula proses ‘pemekaan’ (membuat peka)

masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima, dan kemampuan untuk

menanggapi proyek pembangunan. Atau partisipasi merupakan proses aktif yang

mengandung arti adanya individu atau kelompok mengambil inisiatif dan

menggunakan kebebasannya untuk melakukan sesuatu. (menurut FAO, 1989b

dalam Britha Mikkelsen, 2001: 64).

Page 11: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

91

b. Metode-Model Pendekatan Partisipatoris

Konsep partisipasi bisa saja menjadi sebuah kata slogan tanpa makna

yang nyata. Partisipasi ‘yang asli’ datang dari inisiatif masyarakat sendiri,

merupakan tujuan dalam proses demokrasi. Namun sedikit saja masyarakat yang

mau memakai pendekatan sukarela untuk mengajak anggota-anggotanya agar

aktif dalam kegiatan pembangunan. Motivasi yang bersifat memaksa dan yang

positif merupakan dua pendekatan yang sangat berbeda, akan tetapi dalam

literatur keduanya digunakan untuk menunjukan metode-metode partisipatoris.

Dua model logika yang mendasari strategi partisipatoris itu adalah strategi

efisiensi dan strategi pemberdayaan. Dalam strategi efisiensi pembangunan

melalui kemitraan top down dengan masyarakat (jangkauan ke bawah yang

inklusif). Asumsi normatif dari dalam strategi efisiensi ini masyarakat miskin

harus dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti yang ditentukan oleh

negara. Sedangkan asumsi deduktif dari strategi efisiensi ini mensyaratkan

sebelumnya partisipasi dalam program pembangunan.

Karena itu mereka harus dibuat mampu untuk lebih berpartisipasi lagi.

Asumsi teoritis sebab akibat dari strategi ini; (1) tujuan pembangunan dapat

dicapai secara harmonis dan konflik diantara kelompok-kelompok sosial dapat

diredam melalui pola demokrasi setempat. Karena itu partisipasi masyarakat

setempat adalah mungkin, (2) partisipasi masyarakat berdampak positif terhadap

pembangunan, (3) partisipasi masyarakat merupakan alat efektif untuk

memoblitasi sumber-sumber setempat (manusia dan alam) dengan tujuan

melaksanakan program pembangunan tertentu, (4) kurangnya partisipasi

merupakan suatu ekspresi dari ketidakmampuan untuk berpartisipasi akibat

kurangnya dana, pendidikan, dan sumber-sumber lain, serta tingkat

organisasinya rendah, atau bisa juga berarti bahwa rancangan program kurang

disesuaikan pada kebutuhan kelompok sasaran.

Dalam strategi pemberdayaan pembangunan alternatif yang dirumuskan

oleh masyarakat dan organisasi setempat, (jangkauan ke atas yang integratif ).

Asumsi normatif pada strategi ini adalah masyarakat miskin harus memperoleh

proyek pembangunan yang mereka sendiri tentukan. Asumsi deduktifnya, ini

mengandung arti bahwa masyarakat memiliki kemampuan dan hak untuk

menyatakan pikiran serta kehendak mereka. Asumsi teoritik sebab akibatnya

adalah (1) tujuan pembangunan dapat dicapai secara harmonis dan konflik antar

kelompok-kelompok masyarakat diredam melalui pola demokrasi setempat.

Page 12: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

92

Karena itu partisipasi masyarakat adalah mungkin, (2) pembangunan menjadi

positif bila ada partisipasi masyarakat, (3) pemberdayaan masyarakat merupakan

hal yang mutlak perlu untuk mendapatkan partisipasinya karena pemerintah tidak

akan mengeluarkan biaya untuk pembangunan kesejahteraan yang ditetapkan

oleh masyarakat, kecuali masyarakat itu sendiri memiliki kemampuan untuk

memaksa pemerintahnya.

Kurangnya partisipasi masyarakat dalam program pembangunan berarti

penolakan (secara internal di kalangan anggota masyarakat itu dan secara

eksternal terhadap pemerintah atau pelaksana proyek). Hal ini menunjukan

adanya struktur sosial yang tidak memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi

(hambatan struktural untuk berpartisipasi) jadi hal ini merupakan konflik sosial

yang harus diatasi melalui musyawarah mufakat atau kompromi atas kebijakan

yang bertentangan itu (menurut Lund, S, 1990: 178-179 dalam Britha Mikkelsen,

2001: 66-68

C. METODE PENELITIAN DAN ALAT ANALISIS

Sasaran utama dari penelitan ini adalah LSM Kompleet, Aparat

pemerintahan desa dan masyarakat Desa Melung. Lokasi penelitian ini adalah

Desa Melung Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten Banyumas. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan menggunakan teknik pengambilan sample purposive sampling

dan snowball sampling. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini

menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis yang

digunakan adalah menggunakan metode analisis interaktif dan validitas data

dengan menggunakan teknik trianggulasi.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

D.1. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Desa Melung terletak di sebelah barat lereng selatan Gunung Slamet.

Dengan topografi berbukit dengan ketinggian rata-rata 600 m dpl, dan curah

hujan yang cukup besar berkisar antara 2500 – 3000 mm per tahun. Secara

administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten

Banyumas. Desa Melung memiliki 4 (empat) grumbul, yakni Depok, Selarendeng,

Page 13: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

93

Kaliputra, dan Melung. Dari empat grumbul masuk dalam wilayah yang berbatas

langsung dengan hutan damar milik Perum Perhutani.

Desa Melung merupakan desa tepi hutan yang berbasis pertanian. Dengan

luas lahan pertanian (sawah dan perkebunan) hanya 86,525 hektar (ha) atau

34,61%, sumber daya lahan ini harus menghidupi 751 orang pekerja tani

(58,04%) dari total tenaga kerja di Desa Melung. Ini berarti tingkat kepemilikan

lahan atau luas lahan garapan per tenaga kerja pertanian rata-rata sangat

rendah hanya sekitar 0,15 ha.

Dengan beban tenaga kerja yang bergantung pada lahan pertanian yang

sempit ini, wajar jika tingkat ekonomi warga rendah. Terbukti dengan jumlah

keluarga pra sejahtera di Desa Melung mencapai 68,89%. Kondisi demikian

salah satu penyebab sebagian warga menggantungkan hidupnya kepada hutan.

Luas wilayah Desa Melung seluas 250 hektar (ha) terdiri dari sebagian besar

tanah pemukiman seluas 157,29 ha, tanah sawah 61,25 ha. Sisanya difungsikan

untuk perkantoran, sekolah, tempat peribadatan, perkebunan dan sebagainya.

Jumlah penduduk di Desa Melung sebanyak 2041 orang yang terdiri dari

laki-laki sebanyak 1054 jiwa dan perempuan sebanyak 987 jiwa. Sementara dari

segi mata pencaharian masyarakatnya terbanyak adalah buruh tani sebanyak

511 orang, kemudian disusul petani 240 orang, sisanya bermata pencaharian

sebagai pedagang, dan buruh. Sementara PNS hanya sebanyak 5 orang, dan

TNI/Polri sebanyak 2 orang. Sedangkan untuk jumlah penduduk menurut

pendidikan masyarakat Desa Melung memang cukup rendah, karena yang tidak

tamat SD paling besar jumlahnya sekitar 644 jiwa, disusul pendidikan yang

hanya tamat SD sebanyak 615 jiwa, tamat SLTP sebanyak 178 jiwa, sementara

sisanya lulus SMU/SMK dan perguruan tinggi masing-masing sebanyak 50 dan 1

jiwa saja.

2. Profil LSM Kompleet

Sementara itu, LSM yang melakukan pemberdayaan di Desa Melung

merupakan Komunitas Peduli Slamet yang didirikan tahun 2001 sebagai bentuk

konsorsium, sebagai tindak lanjut dari Studi Biodiversity dan Sosial Masyarakat

yang dilaksanakan oleh tiga lembaga yaitu Kappala Indonesia, Kutilang

Indonesian Bird Club, serta Forum Dinamika Kepencintaalaman Purwokerto

(FORDIK) pada tahun 2000.

Page 14: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

94

Komunitas Peduli Slamet (Kompleet) berkedudukan di Kabupaten

Banyumas sudah melakukan program-program seperti studi potensi

keanekaragaman hayati kawasan Gunung Slamet di Tahun 2000 di Dukuh

Kalipagu Desa Ketenger Baturaden Kabupaten Banyumas; Dukuh Kaligua Desa

Pandansari Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, serta Dukuh Liwung

Desa Kedawung Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal. Yang bekerjasama

dengan Fordik, Kappala Indonesia, Kutilang IBC (anggota konsorsium Kompleet)

didukung oleh Birdlife International.

Kemudian melakukan pameran foto dan diskusi publik keragaman hayati

gunung slamet pada tahun 2001, untuk melakukan kampanye penyelamatan

keragaman hayati di sekitar gunung slamet. Serta presentasi rencana strategis

pengelolaan kawasan gunung slamet untuk menyosialisasikan rencana strategis

dalam upaya perwujudan pengelolaan kawasan gunung slamet yang

berkelanjutan dan berbasis masyarakat kepada pemerintah kabupaten.

Selanjutnya LSM Kompleet juga melakukan pelatihan pertanian organik

untuk mengaplikasikan pola pertanian tradisional untuk pelestarian lingkungan.

Sehingga petani mampu melakukan pengurangan biaya produksi untuk

meningkatkan laba. Serta program konservasi tanaman umbi-umbian untuk

pelestarian keragaman hayati khususnya umbi-umbian, agar penggalian usaha

produktif masyarakat melalui pemanfaatan potensi lokal.

B.2. PEMBAHASAN

Wilayah ini masuk secara administratif terletak di lima kabupaten yaitu

Banyumas, Brebes, Tegal, Purbalingga dan Pemalang. Secara umum, hutan di

sekitar gunung Slamet lebih mirip tipe hutan di jawa bagian barat. Keragaman

habitat yang tinggi mempengaruhi satwa yang ada di kawasan hutan tersebut.

Curah hujan yang tinggi menyebabkan ekosistem khas langka. Masyarakat desa

yang tinggal di sekitar gunung slamet memiliki pola interaksi yang khas karena

cenderung mengelompok dan ada hal-hal yang dianggap tabu, ketika hutan

dibuka untuk daerah pemukiman. Adapun pemanfaatan sumber daya alam

terutama kayu digunakan hanya untuk memenuhi kepentingannya sendiri dan

pantang untuk memperjual-belikannya.

Pentingnya perawatan dan pengelolaan hutan sebagai tujuan untuk

menjaga kelestarian serta upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 15: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

95

Beberapa desa yang terletak di daerah atau kawasan gunung slamet adalah

Desa Guci, Pandansari, Kalikidang, Binangun, Sunyalangu, Melung.

1. Hubungan Perhutani, Masyarakat dan Pemerintah Desa Melung

Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani yang bekerja di

sawah, dan menggarap lahan yang dikelola oleh Perhutani. Desa Melung

berbatasan dengan hutan namun keberadaan hutan kurang begitu dirasakan

manfaatnya karena pemanfaatannya terbatas pada hutan damar yang dikelola

Perhutani. Sedangkan untuk hutan-hutan yang tidak ditanami pohon damar

kurang begitu diperhatikan. Perhutani lebih memperhatikan tanaman ini untuk

kepentingan bisnisnya. Namun masyarakat menganggap tanaman damar terlalu

menyerap banyak air. Masyarakat berharap ada tanaman buah atau tanaman

lain yang juga dikelola dengan baik.

Manfaat hutan yang begitu luas kurang begitu dirasakan oleh warga

masyarakat desa terutama dalam peningkatan kesejahteraan. Karena tanaman

damar yang diperintahkan Perhutani biaya penanamannya ditanggung warga,

namun keuntungannya tidak dibagikan Perhutani kepada masyarakat.

Permasalahan tersebut Perhutani hanya memanfatkan warga Desa Melung

tanpa diberi hak dan keuntungan dari bisnisnya tersebut sebagai pihak Badan

Usaha Milik Negara (BUMN).

Padahal jika dikelola dengan baik desa yang kaya dengan sumber daya

alam dan dikenal sebagai kawasan argowisata, mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Sehingga diperlukan hubungan yang akomodatif

antara ketiganya dalam upaya pemanfaatan dan pelestarian hutan.

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan tidak begitu bermasalah

karena sampai sekarang adanya kerusakan hutan bukan disebabkan oleh

masyarakat tapi lebih didominasi oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah. Desa Melung mengalami beberapa permasalahan diantaranya

terjadinya perubahan sistem tanam tradisional ke arah yang lebih modern.

pemanfaatan hutan hanya pada hutan produksi.

Ada beberapa hal yang sifatnya kontradiktif, hutan damar yang tersisa

hanya di daerah Cendana dan sekitar pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Hutan

produksi keadaannya memprihatinkan karena sering ditebang sehingga terjadi

penggundulan hutan.

Page 16: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

96

Situasi yang kontradiktif dianggap sebagai “permainan” yang dilakukan

pihak yang berkepentingan, karena pengelolaan hutan damar yang dilakukan

oleh masyarakat dianggap tidak menguntungkan. Sehingga masyarakat

berinisiatif untuk mengganti tanaman damar tersebut dengan tanaman lain yang

tidak mengurangi debit air tanah.

Penggantian tanaman sudah dilakukan bersama pihak Perhutani pada awal

Agustus 2004. Dalam dialog tersebut diperoleh beberapa kesepakatan namun

ada yang belum disepakati yaitu tentang peraturan jarak tanam. Ada keinginan

dari masyarakat terutama tentang hak waris pengelolaan lahan kontrakan. Hal

tersebut dilakukan agar menghindari terjadinya pola jual beli hak garap secara

illegal oleh beberapa oknum petani hutan dan bisa untuk segera ditindaklanjuti.

Adapun usulan jarak taman yang diinginkan oleh petani adalah 6 x 12 meter

namun usulan ini ditolak oleh perhutani. Pihak Perhutani pernah mengajak

masyarakat Desa Melung unutk menyepakati program PSHD, akan tetapi

program tersebut hanya disinyalir sebagai formalitas atau kewajiban administratif

Perhutani yang merupakan penawaran proyek saja.

Selain permasalahan diatas, di Desa Melung terdapat areal persawahan

yang luasnya sekitar 5 ha adalah tanah yang terletak di sekitar PLTA namun

tanah ini tidak dimanfaatkan. Sebagian masyarakat ada yang dirugikan dengan

adanya perubahan fungsi dari lahan basah ke lahan kering. Adanya penggunaan

areal sawah yang dijadikan PLTA mengakibatkan daerah tersebut mengering.

Adanya PLTA telah mengurangi pendapatan petani karena selain lahannya

mengering sebagian masyarakat belum bisa menikmati jaringan listrik.

Selain terganggu oleh PLTA, masyarakat terganggu oleh pembangunan

bendungan Watupala. Bendungan ini terletak di sungai Banjaran, Grumbul

Selarendeng, Melung. Adanya manfaat dari bendungan bukan dinikmati oleh

warga Melung tetapi daerah di bawahnya seperti Desa Kutaliman, Keniten, Beji,

Kebeseran, dan Kedung Banteng. Warga Melung sangat membutuhkan

bendungan terkait dengan kondisi pertanian desa mengandalkan sawah tadah

hujan.

2. Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Di Desa Melung

LSM Kompleet aktif dalam kegiatan pemberdayaan terutama pada

masyarakat yang berada di sekitar gunung slamet. Pemberdayaan masyarakat

oleh LSM ini merupakan cara untuk membangkitkan dan memusatkan daya

Page 17: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

97

masyarakat. Pemberdayaan tidak berarti memberikan kekuatan kepada

masyarakat, melainkan mengelola potensi yang sudah dimiliki tetapi belum

diberdayakan menjadi kekuatan sehingga dapat tercapainya hasil yang

diinginkan. LSM Kompleet aktif berdikusi dengan masyarakat terutama dengan

melakukan program-program pendampingan bersama masyarakat karena LSM

ini sifatnya menjembatani hubungan antara masyarakat, Perhutani, dan

pemerintah desa.

Sebelum turun ke masyarakat, LSM berdiskusi untuk proses awal dalam

perencanaan. Karena dalam pemberdayaan yang terkadang identik dengan

pembangunan akan melalui tahap-tahap perencanaan, implementasi, monitoring,

serta sasaran yang menjadi objek pemberdayaan dengan melakukan analisa-

analisa terutama metode yang akan digunakan dalam proses pemberdayaan.

Metode itu sering kali dengan melakukan metode SWOT.

Dengan metode ini akan terlihat upaya yang dilakukan untuk merubah

kelemahan menjadi kekuatan :

(1) mengubah pemahaman perspektif kultural (senioritas), melalui capacity

building, (2) ada mekanisme yang jelas, melalui penjadwalan dan komunikasi, (3)

renstra diperjelas dan dipersempit, dengan menyesuaikan kondisi objektif, (4)

membuat fund raising (usaha-usaha mandiri) dengan menciptakan usaha-usaha

mandiri, (5) menyusun pola relasi dengan FORDIK yang jelas dengan turut

mendinamiskan kegiatan-kegiatan FORDIK, melalui konsolisasi, (6) menyusun

mekanisme yang jelas, melalui konsolidasi, (7) Membuka akses melalui

konsolidasi, (8) membuat sebuah sistem kaderisasi dan regenerasi yang jelas,

dengan diawali melakukan upaya konsolidasi, (9) menambah SDM melalui pola-

pola kaderisasi, (10) membuat sistem dokumentasi, dengan membuat sistem

dokumentasi yang jelas, capacity building, (11) pembuatan sistem monitoring dan

evaluasi melalui konsolidasi, (12) menyusun Renstra lembaga,(13) peningkatan

kapasitas SDM secara rutin, melalui pelatihan

Upaya yang dilakukan untuk merubah ancaman menjadi peluang seperti

memperjelas status lembaga dengan menyusun mekanisme dan status

kelembagaan yang jelas, dan menjaga hubungan dengan tetap menegakan

posisi, melalui komunikasi

Ternyata yang tertarik dengan program pemberdayaan oleh Kompleet

hanya sebagian kecil masyarakat, karena masyarakat lebih menyukai hiburan di

rumah, sementara budaya bermusyarawah di kalangan masyarakat sudah luntur.

Page 18: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

98

Dalam tataran implementasi program, Kompleet sering mengadakan

diskusi secara kultural. Program tersebut, merupakan program yang tertulis dan

berhasil diimplementasikan. Program Kompleet hampir sebagian besar

bentuknya diskusi bukan penyuluhan, untuk meningkatkan kapasitas

masyarakat. Namun upaya ini dirasakan lebih efektif dibandingkan penyuluhan.

Bahkan Kompleet memfasilitasi diskusi publik antara masyarakat yang

berada di sekitar gunung slamet Stakeholder (pemegang kebijakan). Diskusi ini

dilakukan untuk melihat posisi tawar masyarakat desa dalam pembangunan

daerah menuju kemandirian desa. Upaya semacam ini mampu memberikan

pendidikan kepada masyarakat serta mencoba melakukan komunikasi dengan

pemerintah karena diskusi tersebut, setidaknya dihadiri oleh para anggota DPRD

dan LSM-LSM lainnya sehingga aspirasi masyarakat bisa terrealisasikan karena

ada komunikasi dengan pemerintah. Dalam implementasi program-program yang

sudah ada, maka diperlukan partisipasi masyarakat. Menyangkut partisipasi akan

berkaitan erat dengan kepentingan masyarakat terhadap suatu program

pembangunan, maka akan semakin besar pula tingkat partisipasi yang muncul.

Sebagai salah satu perwujudan untuk mengakomodasi kepentingan para

petani maka dibuatlah semacam kelompok paguyuban. Paguyuban di Desa

Melung tersebut bernama Pager Gunung. Ruang geraknya berkecimpung di

sekitar pertanian khususnya hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan hutan.

Munculnya kata Pager Gunung merupakan semangat dari warga masyarakat

Melung yang ingin melestarikan sumber daya hutan sebagai sumber

penghidupan dan menjaga dari gangguan dari oknum-oknum yang tidak

bertanggung jawab. LSM Kompleet perannya sangat besar dengan membangun

paguyuban tersebut, agar masyarakat diberi penyadaran untuk melestarikan

hutan. Tujuan atau hasil akhir (output) pemberdayaan adalah kemandirian

masyarakat. kemudian proses pemberdayaan berakar pada individu yang

kemudian meluas ke keluarga, kelompok masyarakat, baik di tingkat lokal

maupun nasional.

Seperti halnya LSM-LSM lainnya yang melakukan pemberdayaan di dalam

masyarakat sering menghadapi kesulitan. Kurangnya SDM Kompleet yang

terlibat menjadi keterbatasan untuk melakukan pemberdayaan secara penuh,

kemudian keterbatasan dana menjadi masalah utama yang dihadapi LSM ini.

Rendahnya imbalan yang diterima dan sedikitnya tenaga sukarela dapat

Page 19: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

99

mengakibatkan lemahnya kontrol dan berkurangnya disiplin dan etos kerja. Hal

ini menjadi masalah intern organisasi.

3. Partisipasi Masyarakat Desa Melung Dalam Program Pemberdayaan

Partisipasi masyarakat Desa Melung dalam pembangunan telah dijamin

melalui ketetapan UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam pasal 8 disebutkan peran

masyarakat dalam penyelenggaraan negara merupakan hak dan tanggung jawab

masyarakat untuk ikut mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih.

Partisipasi biasanya diidentikkan dengan kepentingan. Artinya, semakin tinggi

atau besar kepentingan masyarakat terhadap suatu program maka akan semakin

tinggi pula partisipasi masyarakat.

Hingga saat ini partisipasi hanya dimaknai sebatas seberapa besar

masyarakat ikut andil dalam hal pembiayaan pembangunan tanpa adanya

pelibatan masyarakat dalam perencanaan, pengawasan, serta evaluasi

pembangunan. Meski adanya anggapan bahwa warga desa memiliki

pengetahuan dan pendidikan rendah, namun bukan berarti tidak adanya

partisipasi masyarakat. Swadaya dari masyarakat sangat penting, karena

pemerintah daerah tidak terlalu memperhatikan kondisi ekonomi desa dan selalu

menyamaratakan seluruh desa di Banyumas, ketika akan mendapatkan bantuan

pembangunan desa. Sebaiknya pemerintah harus melalui pertimbangan dan

perencanaan yang jelas terhadap desa-desa yang perekonomian masyarakatnya

lemah.

Padahal aturan ini sudah diperjelas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 68

Tahun 1999 yang menjamin masyarakat akan akses informasi apapun seringkali

membuat perencanaan pemerintah dalam penyerapan partisipasi masyarakat

gagal diwujudkan. Untuk melihat sejauh mana masyarakat desa yang berada di

kawasan sekitar gunung slamet.,

Dengan adanya LSM Kompleet dengan mengadakan pelatihan PRA

(Partisipatory Rural Approach). Setidaknya kegiatan tersebut bisa menyerap

aspirasi masyarakat, karena secara tidak langsung masyarakatlah yang menjadi

pelaku dalam menggali potensi yang ada pada diri mereka.

Rembugan, rerasan atau gendhu-gendhu rasa adalah salah satu contoh

perwujudan yang membudaya di Banyumas, bagaimana masyarakat desa

menyampaikan aspirasinya. Budaya-budaya seperti ini perlu terus ditingkatkan

Page 20: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

100

melalui forum-forum kultural. Apalagi budaya masyarakat desa masih terkenal

dengan guyub rukun maka akan semakin memudahkan pihak-pihak yang akan

melakukan pemberdayaan.

Adapun pihak dari masyarakat sendiri masih ada beberapa hambatan

dalam keikutsertaannya dalam kegiatan. Hal inilah yang menjadi evaluasi dari

program-program yang implementasinya tidak bisa berjalan. Adapun hambatan

hambatan tersebut antara lain :

1. Kurangnya wawasan dan pendidikan masyarakat akibat minimnya akses

informasi serta kebiasaan pembangunan daerah yang tidak melibatkan

warga masyarakat.

2. Kelembagaan masyarakat yang masih lemah seperti organisasi

kepemimpinan meskipun organisasi-organisasi kelembagaan sudah ada,

namun keberadaannya belum mampu menyentuh peran partisipasi pada

level masyarakat yang paling bawah.

E. PENUTUP

Desa Melung yang secara geografis terletak di dekat hutan sehingga

masyarakat desa tersebut disebut sebagai masyarakat desa hutan. Desa Melung

sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani khususnya

petani hutan. Dalam melakukan pemberdayaan selain dilakukan oleh pemerintah

desa juga dilakukan oleh LSM Kompleet ( Komunitas Peduli Slamet). Kompleet

sendiri berperan lebih kepada penjembatan antara masyarakat, pemerintah desa

dan Perhutani dalam menyelesaikan masalah-masalahnya misalnya dengan

melakukan diskusi-diskusi baik yang sifatnya formal maupun informal yang lebih

lepada forum-forum kultural.

Namun dalam pelaksanaan program masih banyak kendala yang dihadapi

terutama terkait dengan partisipasi masyarakat. Memang banyak masyarakat

Desa Melung yang hadir sering hadir dalam forum-forum diskusi atau pada saat

pelaksanaan program namun kecenderungan dari mereka sedikit yang

mengemukakan aspirasinya, kebanyakan mereka hanya datang sebagai

pendengar. Hal inilah yang sangat perlu dioptomalkan agar pendidikan yang

sifatnya partisipatoris bisa terwujud dan diharapkan diawali dari masyarakat

bawah. Antara pemerintah desa dan warga Desa Melung sudah ada hubungan

yang akomodatif sehingga ini menjadi nilai lebih dan kemudahan dalam

mewujudkan hubungan yang sinergis dalam pemberdayaan.

Page 21: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

101

Kendala yang dihadapi oleh LSM karena kurangnya tenaga yang ikut

menggerakkan program-programnya. Namun partisipasi masyarakat Desa

Melung sudah bisa dikatakan cukup baik meskipun belum optimal.

Page 22: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

102

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Clark, John. 1995. NGO Dan Pembangunan Demokrasi. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Gaffar, Affan. 2002. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokratisasi.

Yogyakarta: Pustaka Utama.

Heyzeert Noeleen, James Ryker and Antonio B. Quizon. Ed. 1995. Government-

NGO Relations in Asia, Prospects and Challenges For People Centered

Development. Kuala Lumpur: Asian Pasific Development Center.

Maschab, Mashuri. 1992. Pemerintahan Desa Di Indonesia. PAU Studi Sosial.

Yogyakarta: UGM Press.

Mikkelsen, Britha. 2001. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya

Pemberdayaan. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia

Milles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: UI-Press.

Moleong, Lexi J. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Rosda

Karya.

Prijono, Onny S. dan Pranarka, A.M.W. 1996. Pemberdayaan Konsep, Kebijakan

Dan Implementasi. Jakarta.

Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan Dan Pertanian. Yogyakarta: UGM

Press.

James, Ryker V. 1995. “Contending Perspectives for Interpreting Government-

NGO Relations in South and Southeast Asia: Constraint, Challenges

and the Search for Common Ground in Rural Development”, In Noleen

Heyzer, James V. Ryker and Antonio B. Quizon, Government-NGO

Relations in Asia (Kuala Lumpur, Malaysia APDC)

Surianingrat, Bayu. 1976. Tata Pemerintahan Desa Dan Kelurahan. Bandung:

Aksara Baru.

Surbakti, A. Ramlan. Himpunan Teori-Teori Politik. Untuk Kalangan sendiri (FISIP

Unair: Surabaya).

Widjaja, HAW. 2003. Pemerintahan Desa / Marga Berdasarkan UU No. 22 Tahun

1999. Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Page 23: PERAN LSM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ......dalam dua kelompok besar: pertama, peranan dalam bidang non politik, yaitu memberdayakan masyarakat dalam bidang sosial ekonomi, dan kedua

Peran LSM Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Peran LSM Kompleet Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Di Desa Melung Kabupaten Banyumas)(Taufik Nurohman)

103

Wiradi, Gunawan. 1988. “Mengenal Desa Dan Perkembangannya Secara

Selayang Pandang”. Makalah Pada Seminar Desa Dalam Perspektif

Sejarah-Diselenggarakan oleh PAU Studi Sosial UGM. 10-11 Februari

1988. Yogyakarta.

Yujiro, Hayami Dan Masao Kihuchi. 1987. Dilema Ekonomi Desa : Suatu

Pendekatan Ekonomi Terhadap Perubahan Kelembagaan Di Asia.

Yogyakarta: YOI

Sumber Lain:

Kuncoro, Bambang. 2004. Diktat Kuliah Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Purwokerto.Fisip UNSOED

_______. 2005. Catatan Proses : Penyusunan Rencana Strategis Program

Pengelolaan Kawasan Hutan Gunung Slamet. Kompleet. Purwokerto

Pinggir Alas. Edisi ketiga Tahun 2005.