PERAN KOMNAS DAN KOMDA SDG DALAM...

64
PERAN KOMNAS DAN KOMDA SDG DALAM MENGELOLA SDG LOKAL Komisi Nasional Sumber Daya Gene3k Dipresentasikan oleh Machmud Thohari Ketua Bidang Tanaman KOMNAS SDG Pusat Peneli3an Sumberdaya Haya3 dan Bioteknologi IPB Jambi, 14 Januari 2016

Transcript of PERAN KOMNAS DAN KOMDA SDG DALAM...

                                     

PERAN KOMNAS DAN KOMDA SDG DALAM MENGELOLA SDG LOKAL

Komisi  Nasional  Sumber  Daya  Gene3k    

Dipresentasikan  oleh  Machmud  Thohari  

Ketua  Bidang  Tanaman  KOMNAS  SDG  Pusat  Peneli3an  Sumberdaya  Haya3  dan  Bioteknologi  IPB  

Jambi, 14 Januari 2016

OUTLINE PRESENTASI 1.  PENDAHULUAN  2.  PENGELOLAAN  SDG  3.  PENGHARGAAN  KEPADA  PELESTARI  SDG  DI  

DAERAH  4.  PROTOKOL  NAGOYA  TENTANG  AKSES  DAN  

PEMBAGIAN  KEUNTUNGAN  5.  PERANAN  KOMNAS-­‐KOMDA  SDG  DALAM  

PELESTARIAN  SDG  6.  PENUTUP  

I  PENDAHULUAN  

 

PENDAHULUAN

q  Keanekaragaman dalam satu spesies disebut Sumber Daya Genetik

q  Keanekaragaman SDG untuk pangan dan pertanian hasil karya petani dan pemulia.

q SDG merupakan bahan perakitan teknologi kunci dalam bidang pertanian

Tantangan Dalam Mengelola SDG  

q  Pada saat kebutuhan manusia atas pangan “sedikit”, usaha mempertahankan keanekaragaman SDG mudah dilakukan.

q Ketika kebutuhan pangan meningkat, maka upaya mempertahankan keanekaragaman SDG menjadi semakin sulit.

Prediksi kebutuhan pangan pada tahun 2050

Pertambahan  terhadap    populasi  

tahun  2000

Dunia   50%  

Asia   40%  

Indonesia   68%  

Produksi pangan dunia harus naik dua

kali lipat (FAO,  2010)  

1/2/12   6  

800  

216  

Total  Kelaparan  

Satu dari sembilan orang di dunia masih

kelaparan

Preferensi Konsumen Terhadap Pangan  

q  Preferensi masyarakat terbatas pada jenis pangan tertentu.

q  Peta konsumsi karbohidrat

dan protein cenderung menjadi homogen.

Mengapa Erosi SDG Berlanjut ..?  

Alih fungsi lahan lahan pertanian karena alih fungsi lahan

membutuhkan teknologi yang berbeda dengan teknologi yang

diterapkan pada areal lama.

Orientasi pemuliaan harus menyesuaikan ke bentuk areal baru. Sementara itu…… erosi

SDG lokal terus berjalan.

II  PENGELOLAAN  SUMBERDAYA  GENETIK  

 

Apa yang disebut Sumberdaya Genetik?

11  Science.innovaMon.network  

Keanekaragaman Hayati (biodiversity)

• Keanekaragaman ekosistem

• Keanekaragaman species

• Keanekaragaman genetik

12  

Keanekaragaman Ekosistem

Keanekaragaman Spesies

SDG  

Deriva3f  

PT  terkait  SDG  materi  geneMk  baik  yang  berasal  dari  tanaman,  hewan  atau  mikroba,  yang  membawa  unit  fungsional  pewarisan  dan  mempunyai  nilai  nyata  maupun  potensial.    

Pengetahuan,  inovasi,  dan  prakMk-­‐prakMk  dari  masyarakat  hukum  adat  dan  /atau  komunitas  lokal  yang  terkait  dengan  sumber  daya  geneMk  

molekul  atau  kombinasi  atau  campuran  dari  molekul-­‐molekul  alam,  termasuk  ekstrak  mentah  dari  organisme  hidup  

atau  yang  diperoleh  dari  hasil  metabolisme  organisme  hidup,  walaupun  Mdak  mengandung  unit  fungsional  dari  

hereditas  

CAKUPAN  SUMBER  DAYA  GENETIK  

Mengapa Sumberdaya Genetik perlu dikelola

dengan baik?

16  Science.innovaMon.network  

Fakta q Tanaman    

v 80%  makanan  manusia  berasal  dari  tanaman.  v 30  000  spesies  tanaman  dapat  dimakan.  v 7  000  spesies  tanaman  dibudidayakan  atau  dikoleksi  untuk  

pangan.  v 30  spesies  menjadi  bahan  pangan  di  seluruh  dunia.  v 5  tanaman  biji-­‐bijian  (padi,  jagung,  gandum,  sorgum  dan  

milet)  menjadi    60%  sumber  energi  bagi  penduduk  dunia.  v   50%  dari  pangan  dunia  berasal  dari  perbaikan  tanaman.  v Sekitar    7.4  juta  contoh  aksesi  tanaman  disimpan  di  1.750  

gene  banks  di  seluruh  dunia.  

Pusat Keanekaragaman Tumbuhan

Pengelolaan SDG  q  SDG: (i) aksesi yang langsung

dimanfaatkan; dan (ii) kelompok aksesi yang masih memerlukan upaya tambahan sebelum dimanfaatkan.

q  Pada kelompok (i): nilai manfaat atau nilai ekonomi dari SDG sudah melekat pada aksesi tersebut sehingga bisa langsung dimanfaatkan.

q  Pada kelompok (ii): nilai manfaat harus dialihkan ke aksesi lain agar dpt dirasakan manfaatnya.

q  Pengelolaan SDG berkaitan dengan bidang pemuliaan, serta bidang-bidang lain seperti pengolahan hasil, perbenihan, atau upaya pencarian bahan baru.

.

Tantangan dalam Mengelola SDG  

q  Pada saat kebutuhan manusia atas pangan “sedikit”, usaha mempertahankan keanekaragaman SDG mudah dilakukan.

q  Ketika kebutuhan pangan meningkat, maka upaya mempertahankan keanekaragaman SDG menjadi semakin sulit.

Data & Informasi Tentang SDG  

q Data dan informasi dari sifat SDG merupakan aksesori yang memberikan nilai tambah atas SDG tersebut.

q Antara data dan informasi serta bahan biologi berupa ujud SDG merupakan satu kesatuan paket untuk bisa memanfaat nilai manfaat SDG tersebut.

q Kesatuan data dan informasi dari SDG harus dikemas dan dikelola dalam satu kesatuan sistem yang dapat dirasakan nilai manfaatnya oleh berbagai pihak sehingga mendorong SDG tersebut akan dibudidayakan dan secara tidak langsung akan terjaga kelestariannya.

q  Kesatuan data dan informasi tersebut umumnya merupakan pangkalan data yang disusun untuk kemudahan pencari data dan informasi.

Posisi Database SDG Indonesia

•  Masih bersifat sektoral dan ‘project oriented’ •  Menggunakan pendekatan yang tidak seragam •  Beberapa lembaga yang memiliki database, al:

ü Ristek (Warintek) ü BPOM (Obat Bahan Alami Indonesia) ü KEMTAN (Koleksi dan pemanfaatan) ü Kementerian LHK (Potensi dan Pemanfaatan SDG) ü Kementerian KP (Potensi dan Pemanfaatan SDG) ü KOMNAS Sumber Daya Genetik (KNSDG) ü Perguruan Tinggi ü LIPI ü Dll.

Konservasi & RPL  q  Konservasi SDG perlu keikutsertaan

masyarakat untuk mendorong masyarakat agar mengetahui tentang potensi di sekitarnya yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

q  Salah satu upaya ini adalah program pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam tanaman kebutuhan sehari-hari à rumah pangan lestari. Pada awalnya program ini didorong oleh tingginya harga cabe di pasar, kemudian program ini dikembangkan sebagai upaya mendekatkan teknologi ke masyarakat.

q  Ke depan program ini memiliki potensi dikembangkan sebagai media konservasi dan promosi pemanfaatan SDG lokal.

Sustainable Food Reserve Garden

Community seeds garden

Food Reserves Garden

New  VarieMes   Local  

VarieMes  

Launched  at  2011  by  

President  of  Republic  of  Indonesia  

Bioteknologi, Nanoteknologi & TI  

q  Kemajuan di bidang IPTEK pertanian minimal harus dapat menjawab: (i) teknologi harus mampu merespon dinamika perubahan iklim, dan (ii) teknologi dapat menjawab berbagai keterbatasan pada sumberdaya yang ada di tengah daya saing internasional yang tanpa batas.

q  Diperkirakan ada tiga revolusi yang saat ini berkembang di bidang teknologi pertanian untuk meningkatkan pemanfaatan SDG lokal, yaitu: (i) revolusi di bidang bioteknologi, (ii) nanoteknologi, (iii) pemanfaatan radiasi dan isotop (teknologi nuklir), serta teknologi informasi

BIODEGRABLE PLASTIC

q  Nanoteknologi à berbagai macam alat yang dibentuk pada skala nanometer dapat merevolusi bidang komputasi, informasi dan teknik.

q  Nanoteknologi mampu menghasilkan materi-materi baru dari hasil samping industri pertanian. Contoh, produk nano partikel selulosa dalam jumlah yang sedikit sangat dibutuhkan untuk menghasilkan biodegrable plastic sehingga lebih ramah lingkungan.

q  Terikait dengan teknologi ini, beraneka jenis SDG tanaman Indonesia menghasilkan lignoselulosa yang dapat dipecah menjadi sumber selulosa alami.

TEKNOLOGI NUKLIR q  Teknologi nuklir juga merupakan

teknologi yang berkembang pesat dalam bidang pertanian khususnya pangan. Selama ini istilah nuklir sering dikaitkan dengan bom nuklir yang berpotensi dapat merusak kehidupan manusia di muka bumi.

q  Sering terjadi pro dan kontra berkenaan dengan teknik ini. Namun disisi lain nuklir memberikan manfaat bagi manusia bila digunakan dan dikelola dengan baik.

q  Teknologi nuklir telah digunakan dalam bidang pertanian, peternakan, pengawetan makanan, hidrologi, industri, dan kedokteran.

Team Work q  Sistem Inovasi Daerah à a.l.: kegiatan

intermediasi, pendampingan difusi teknologi dan implementasi jaringan inovasi. Manfaat dari inovasi tidak akan pernah dapat dinikmati masyarakat apabila tanpa melalui proses difusi dan penyebaran teknologi.

q  Pengembangan jaringan inovasi merupakan wahana untuk membangun keterkaitan dan kemitraan antar aktor, serta mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi, difusi, dan pembelajaran sebagai inisiatif strategis penguatan sistem inovasi di Indonesia.

q  Pengelolaan SDG, termasuk pemanfaatannya melalui pengembangan berbagai teknologi membutuhkan berbagai disiplin ilmu. Ke depan, tantangan kesiapan untuk berada dalam sebuah team work menjadi suatu kebutuhan bagi kita semua.

EVOLUSI PERTUKARAN SDG

Pewarisan

Pemusatan Koleksi

Akses dan pembagian Manfaat

Akses  ke  SDG  atau  pengetahuan  tradisional,  wajib:    

• Memberitahu  Dewan  sebelum  kegiatan  akses  dilakukan;    

• Mendapatkan  PADIA  untuk  akses;  dan    • Memiliki  izin  akses.    • Melakukan  kesepakatan  bersama;    • Memiliki  izin  pengembangan    

Dikecualikan  bagi  peneliM  Indonesia  dari  Perguruan  Tinggi  atau  Lembaga  PeneliMan  kompeten  

Cara pelestarian secara in situ dan ex situ Contoh-contoh pelestarian in situ adalah : a)   Pelestarian hewan Biawak Komodo di pulau

Komodo,

b)   Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon,

c)   Bunga Padma dan bunga Bangkai raksasa di Bengkulu.

Pelestarian tanaman secara ex situ diantaranya adalah:

•  Penyimpanan dalam kamar-kamar bersuhu dingin (biji, jaringan, sel, organ tanaman, sel telur, semen dan embrio).

•  Kebun koleksi (koleksi hidup untuk bibit unggul, misalnya kelapa di Bone-bone dan Riau, buah-buahan di Paseh, mangga di Pasuruan, dan lain-lain).

•  Kebun plasma nutfah (koleksi hidup tidak hanya bibit unggul tetapi juga bibit tradisonal dan kerabat liarnya, seperti kebun plasma nutfah Cibinong, LIPI).

•  Kebun botani (misalnya Kebun raya Bogor, Cibodas, Purwodadi dan Bedugul)

III PENGHARGAAN KEPADA

PELESTARI SDG TANAMAN

PENILAIAN KEPADA PELESTARI SDG

•  Pelestari SDG: adalah orang atau sekelompok orang yang merawat dan memanfaatkan SDG yang hampir punah atau belum dimanfaatkan secara luas, dan atau kerabat liar dari tanaman yang sudah di budidayakan secara luas.

•  Pengetahuan Tradisional: pengetahuan, keterampilan atau praktek-paktek yang dikembangkan dan diwariskan secara turun-menurun oleh suatu komunitas atau masyarakat adat.

 

SDG TANAMAN YANG MENJADI OBJEK PELESTARIAN

SDG tanaman pertanian yang menjadi objek pelestarian harus memenuhi salah satu atau lebih kriteria berikut: 1.  Merupakan SDG lokal tanaman yang hampir punah

dan atau kurang termanfaatkan, 2.  Varietas/spesies lokal tanaman yang memiliki nilai

atau potensi tinggi dari aspek ekonomi atau budaya,

3.  Kerabat liar tanaman budidaya.  

KRITERIA PELESTARI SDG TANAMAN PERTANIAN

•  Peran: Merawat sekurang-kurangnya 3 spesies atau 5 varietas tanaman pertanian

•  Motivasi: Kepedulian terhadap pelestarian SDG •  Pengetahuan tentang SDG •  Pengakuan Masyarakat: sekurang-kurangnya

tiga tokoh masyarakat

Pada  Kongres  SDG  2014  di  Bali,  KOMNAS  SDG  menerima  15  usulan  pelestari  SDG  dari  13  Propinsi,  terseleksi  10  nama  dari  10  Propinsi  :  

Diusulkan   Terpilih  menerima  penghargaan  

1.  NAD,  2.  Jambi,  3.  Lampung,  4.  BABEL,    5.  JABAR,    6.  JATIM,    7.  KALBAR,    8.  KALTIM,    9.  KALTENG,  10.   KALSEL,    11. BALI,    12. NTB,    13. SULSEL,    

-­‐  -­‐  ✓  -­‐  ✓  ✓  ✓  ✓  ✓  ✓  ✓  ✓  ✓    

IV  PROTOKOL  NAGOYA  

TENTANG  

AKSES  DAN  PEMBAGIAN  KEUNTUNGAN  

 

PROTOKOL NAGOYA

ACCESS TO GENETIC RESOURCES AND THE FAIR AND EQUITABLE SHARING OF BENEFIT ARISING FROM THEIR

UTILIZATION TO THE CONVENTION ON BIOLOGICAL DIVERSITY

(UU no 11 th 2013

)(tentang Pengesahan Protokol Nagoya tentang aksesn pada SDG dan Pembagian Keuntunganan)

     

39  

•  Ekspor  jamu:  113  juta  US$  •  Penggunaan  domes3k:  100  juta  US$  (sekitar  40%  populasi  Indonesia  menggunakan  pengobatan  tradisional)  

 

NILAI EKONOMI OBAT TRADISIONAL INDONESIA  

Sumber:  BPOM,  2007  40  

KEBIJAKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI GLOBAL

41  

Sebelum  CBD    

Keanekaragaman  HayaM  sebagai  common  heritage  of  mankind  

                                                                     

Setelah  CBD    Pemanfaatan  keanekaragaman  hayaM  harus  sejalan  dengan  tujuan  CBD  Proses:  •  1989-­‐1992:  UNEP  

mengkoordinasikan  pembentukan  CBD  

•  1992:  Adopsi  teks  CBD  •  1994:  Indonesia  raMfikasi  melalui  

UU  No.  5/1994    

         

1992  

MATERI Dasar Protokol NAGOYA

• Menjamin  kedaulatan  Negara  • Akses    à  harus  mendapat  ijin  dari  Negara  penyedia  SDG  • Pengguna  dan  penyedia  à    kesepakatan  untuk  pembagian  keuntungan    

42  

Undang-­‐Undang  No  11    Tahun  2013  Pengesahan  Protokol  Nagoya  tentang  Akses  pada  Sumber  Daya  GeneMk  dan  Pembagian  yang  Adil  dan  Seimbang  yang  Mmbul  dari  

pemanfaatannya  

ISI PENGATURAN Protokol Nagoya Pembagian  Keuntungan  dan  Akses  • Persyaratan  Kesepakatan  Bersama  dalam  pembagian  keuntungan  yang  dihasilkan  dari:      a.  Pemanfaatan  SDG  dan  aplikasi-­‐aplikasi  berikutnya;      b.  Komersialisasi;  dan    c.  Aplikasi  dan  pengembangan  pengetahuan  tradisional  terkait  SDG  

• Persyaratan  Prior  Informed  Concern  (PIC)/  PADIA  dari  penyedia  SDG  dan  komunitas  lokal/masyarakat  hukum  adat  à  berdasarkan  peraturan  nasional.  

43  

ISI PENGATURAN Protokol Nagoya

Kelembagaan • National Competent Authority (NCA) à

memberikan ijin akses secara tertulis • National Focal Point berfungsi sebagai liaison

dengan Sekretariat CBD dan dapat juga berfungsi sebagai NCA

• Check Point à melakukan monitoring pada semua level : penelitian, pengembangan, inovasi, pre-komersialisasi atau komersialisasi (Ps 17)

• Balai Kliring ABS à mekanisme pertukaran informasi

44  

Isu-isu Utama Yang Perlu Ditindaklanjuti

•  Database  •  Public  awareness  •  Human  Resources  •  Kelembagaan    (Prior  Informed  Consent,  Mutually  Agreed  Terms)  

V  PERANAN  KOMNAS  &  KOMDA  SDG  DALAM  PELESTARIAN  

SDG  

PENGELOLA SDG DI KEMENTAN Ins3tusi   Jenis    Data  dan  Informasi   Keterangan  

Balitbang  Kementan  (www.litbang.deptan.go.id)  

SDG  Pangan  dan  Pertanian    

Data  dan  materi  geneMk  

Pusat  Perlindungan  Varietas  dan  Perijinan  

SDG  Lokal   Data  SDG  yang  didadar  

Direktorat  Perbenihan,  Direktorat  Jenderal  (Pangan,  HorMkultura,  Perkebunan)  

SDG  dan  varietas  unggul   Data  varietas  yang  dilepas  dan  sumber  benih  lokal  yang  dikukuhkan  

Direktorat  Perbibitan   SDG  ternak  lokal   Data  

Komisi  Nasional  SDG  (sejak  tahun  1974)  dibentuk  Menteri  Pertanian  

Kebijakan  Nasional  Pengolaan  SDG  

Keanggotaan  :  Kemen  LH,  Kementan,  KKP,  Kemenhut,  dan  Perguruan  Tinggi  

Komisi  Daerah  SDG  (dibentuk  Gubernur)  

Kebijakan  Daerah  Pengelolaan  SDG  

21  Komda    

PP No 51 Tahun 2007 Tentang IG

 Indikasi  Geografis  adalah  suatu  tanda  yang  menunjukkan  daerah  asal  suatu  barang,  yang  karena  faktor  lingkungan  geografis  termasuk  faktor  alam,  faktor  manusia,  atau  kombinasi  dari  kedua  faktor  tersebut,  memberikan  ciri  dan  kualitas  tertentu  pada  barang  yang  dihasilkan.  

       Anggur  Bordeaux,  Kopi  Gayo,  Kopi  Kintamani,  Carica  Dieng,  Purwoceng,  Padi  Adan  dll.    

 

VARIETAS LOKAL •  Varietas yang telah ada dan dibudidayakansecara turun

temurun oleh petani, serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai oleh negara (Penjelasan UU No. 29/2009)

•  Penggunaan untuk pembuatan Varietas Turunan Esensial wajib membuat perjanjian dengan Bupati/Walikota, Gubernur, atau Kantor PVT yang mewakili kepentingan masyarakat pemilik Varietas (PP 13/2004)

•  Imbalan bagi masyarakat pemilik Varietas Asal yang diperoleh dari Varietas Turunan Esensial yang bahan dasarnya Varietas Lokal PP 13 2004

POHON INDUK •  Telah terdaftar dan berfungsi sebagai sumber

perbanyakan. •  Harus dibuat duplikat. •  Duplikat diklasifikasikan sebagai BS. •  Duplikasi secara vegetatif; tidak mempengaruhi sifat

genetiknya. •  Tanggung jawab Instansi pemerintah penyelenggara

tupoksi perbanyakan benih hortikultura. •  Pengawasan dan penetapan duplikat menjadi

tanggungjawab Instansi penyelenggara tupoksi perbanyakan dan sertifikasi benih.  

       (PERMENTAN  NOMOR  48/Permentan/SR.120/8/2012)  

PROSEDUR PENDAFTARAN VARIETAS TANAMAN

PPVTPP  :  Srt  pendadaran,  lamp  :  Nama,  Deskripsi,  Sebaran    geografis,  Foto  Varietas    

PPVTPP  :  Srt  pendadaran,  lamp  :  Nama,  Deskripsi,  Metoda  pemuliaan,  Foto  Varietas    

PPVTPP  :  Peme-­‐  riksaan/  verifikasi    Dokumen/    verifikasi    lapangan    

Tdk  Lngkp/  kurang  

Lngkp    dan  benar  

Surat    Tanda    Dadar  Var    (Kapus    PVTPP)  Var  HP  :    

Pemulia/  Pemilik  

Var  Lokal  :  Gub/Bup/  Wkota  

P  EMOHON  

PUSAT  PERLINDUNGAN  VARIETAS    TANAMAN  DAN  PERIZINAN  PERTANIAN  

V

PERANAN KOMNAS & KOMDA DALAM

PELESTARIAN SDG

52  Science.innovaMon.network  

Kelembagaan Komisi Daerah SDG per Agustus 2014

EKSTERNAL UPT

UPT UPT

UPT

UPT UPT

UPT

NASIONAL

INTERNAL

GLOBAL

1.  Sistem database yang lengkap menurut komoditas 2.  Meningkatnya kemampuan pengelola database 3.  Jaringan kerja/informasi antar lembaga pengelola database 4.  Koleksi SDG ex-situ dan atau in-situ

Pengelolaan berkelanjutan plasma nutfah

Komda PN

Komda PN

Komda PN

MHS & GURU

Masyarakat

•  Meningkatnya kepedulian stakeholders •  Meningkatnya kemampuan mengelola plasma nutfah

2  

PERAN KELEMBAGAAN AKAN SEMAKIN PENTING

Menyikapi : Issues pengelolaan berkelanjutan SDG

57

" Publikasi Rutin " Buletin Plasma Nutfah (2 x setahun) terakreditasi B, "  Warta Plasma Nutfah Indonesia,

" Buku " Buku Panduan Karakterisasi Padi, Talas & Xanthosoma, Jagung & Sorgum, Tanaman Hias (Anggrek & Anthurium);

" Buku mengenal SDG seri tanaman " Buku Panduan Pembentukan KOMDA dan

Pengelolaan SDG " Buku mengenal SDG seri ternak

PUBLIKASI

58

" Buku " Buku mengenal SDG seri tanaman

perkebunan " Buku mengenal SDG seri satwaliar " Buku mengenal SDG seri ikan " Buku mengenal SDG seri buah lokal

asal rawa " Buku mengenal SDG seri buah lokal

PUBLIKASI

Rasio Lahan (Lahan Kering Dan Lahan Sawah)-penduduk Untuk Tanaman Pangan Di Beberapa Negara

No   Negara   Luas  lahan      (ribu  ha)  

Jumlah  penduduk    (ribu)  

Lahan  per  kapita  (m2/orang)  

 1.   Indonesia   13.386   240.000   558  

2.   Vietnam   7.500   78.137   960  

3.   Thailand   31.839   60.925   5.230  

4.   India   161.750   1.016.938   1.290  

5.   China   143.625   1.282.172   1.120  

6.   Bangladesh   8.085   123.406   655  

7.   Australia   50.304   19.153   26.100  

8.   Brazilia   58.865   171.796   3.430  

Sumber  :  Sumarno,  2012  

Tahun  2011  

1/2/12  

Mempersempit Kesenjangan Antara Pasokan Dan Permintaan Pangan

Waktu

Suplai  pangan  pada  kondisi  BAU  

Suplai pangan apabila kegagalan panen bisa dihindari

Suplai pangan apabila tingkat produksi bisa ditingkatkan

Permintaan pangan

2.  Tingkatkan  produk3vitas  

2  

3.  Kurangi  permintaan  pangan  

3  

1.  Hindari  kehilangan  kapasitas  produksi  saat  ini  

1  Jum

lah

Pan

gan

4.  High  technology        

4  

Suplai pangan apabila permintaan dapat ditekan, produksi dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan optimalisasi LSO dan aplikasi teknologi tinggi (biotechnology, iradiasi, biodiversity, dan precision farming)

PRODUKSI KONSUMSI NUTRISI KESEHATAN

PERTANIAN    

PENGOLAHAN  DAN  DISTRIBUSI  

KUANTITAS  TERSEDIA  KUALITAS  

TERJANGKAU  BERAGAM  

 

DIET  YANG  SEIMBANG  

 MALNUTRISI  

SEHAT    

RENTAN  PNK  

 KUNCI  PRODUKSI  

PANGAN  CUACA  DAN  LINGK  PERTANIAN  DAN          TEKNOLOGI          MANUFAKTUR  KEBIJAKAN  PRODUKSI  

   

KUNCI  KONSUMSI  PANGAN  DAN  NUTRISI  FAKTOR  SOSIAL  EKONOMI  DEMOGRAFI  DAN  BUDAYA  KEBIJAKAN  KONSUMSI  

SDG UNTUK PERBAIKAN KEHIDUPAN

     

MDG’s                                        

BIODIVERSITAS

VI  PENUTUP  

PENUTUP •  Pengelolaan SDG memerlukan keterlibatan pemerintah pusat-

daerah, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat. •  Koordinasi antara pemerintah (pusat-daerah) sebagai pembuat

kebijakan, pihak pengusaha, perguruan tinggi terkait dan masyarakat sebagai pengguna perlu ditingkatkan.

•  Interaksi dan jaringan untuk penguatan sistem inovasi daerah dalam mendukung pengelolaan SDG serta aktivitas inovasi dan bisnis menjadi sangat penting untuk diwujudkan.

•  Jaringan inovasi merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan ekonomi berbasis SDG & IPTEK.

•  Semua pemangku kepentingan SDG (Nas & Daerah) harus segera menyiapkan implementasi ABS (Protokol Nagoya)

Terima Kasih