ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN...

114
ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN EARNING PERFORMANCE DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA WILAYAH KABUPATEN/KOTA PROPINSI JAWA BARAT TAHUN 2012-2017 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Di susun oleh DWI NUNI NIM: 1111084000021 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1439 H

Transcript of ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN...

Page 1: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH

BERDASARKAN EARNING PERFORMANCE DAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA WILAYAH

KABUPATEN/KOTA PROPINSI JAWA BARAT TAHUN

2012-2017

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar

Sarjana Ekonomi

Di susun oleh

DWI NUNI

NIM: 1111084000021

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI

PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU EKONOMI

DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2018 M/1439 H

Page 2: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

i

Page 3: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

i

Page 4: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Jumat, 7 April 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Dwi Nuni

2. NIM : 1111-084-0000-21

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Tipologi Kemandiriran Daerah Berdasarkan

Earning Performance dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada

Wilayah Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan

yang bersangkutan selama proses ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 April 2015

1. DR. IR. H. Roikhan Moch. Aziz , MA.MM ( )

NIDN : 0325067004 Ketua

2. Arief Fitrijanto, M.Si ( )

NIP: 19711118 200501 1 003 Sekertaris

3. Zuhairan Yumni Yunan ( )

NIP: Penguji Ahli

Page 5: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

iii

Page 6: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Dwi Nuni

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Juni 1993

3. Alamat : Jalan Kihajar Dewantara RT 001/

RW 004 No. 35 Ciputat, Kota

Tangerang Selatan

4. Telepon : 0838 – 9697 - 7793

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD : SDN III Ciputat

2. SMP : SMP Islamiyah Ciputat

3. SMA : SMAN 1 Kota Tangsel

4. S1 : Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

English Cource Latanza Institute, Tahun 2012

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Peserta dalam acara Seminar Peringatan Hari Kartini ―Membentuk

Karakter Kartini Masa Kini yang Maju, Cerdas, Mandiri dan

Beretika‖ diselenggarakan oleh BEM FEB UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 8 Mei 2012

2. Peserta dalam acara Islamic Fair : Training dan Talkshow :

―Kokohkan iman dan budayamu di tengah terjangan globalisasi‖ di

selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 20 Desember 2012

Page 7: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

v

3. Peserta dalam acara FST Enterpreneurship Week ―Kreasikan

idemu, Wujudkan Prestasi Usahamu‖ di selenggarakan oleh FST

UIN Syarif Hidayatullah Jakart, 18-20 Maret 2014

4. Peserta dalam Pelatihan Karya Tulis Ilmiah ―Mewujudkan

Regenerasi Mahasiswa Ekonomi yang Berprestasi dalam Bidang

Akademik‖ di selenggarakan oleh HMJ IESP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 26 Maret 2014

5. Narasumber dalam acara ―Seminar Redenominasi Mata Uang

Rupiah‖ di SMK Bumi Putera Pamijahan, di selenggarakan oleh

KKN AKASIA 2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 Agustus

2014

6. Dialog jurusan dan seminar konsentrasi ―Mengenal Lebih Dekat

Dengan Jurusan Sendiri‖ di selenggarakan oleh HMJ IESP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 3 Oktober 2014

7. Peserta dalam acara Seminar Nasional ―Korupsi Mengkorupsi

Indonesia‖ di selenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dn Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 3 Desember 2014

8. Reporteur dalam acara ―Forum Pemerintah dan Swasta dalam

Manajemen Gratifikasi‖ di selenggarakan oleh Transparency

International Indonesia (TII) dan Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK), 26 November 2015

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Edy Warsito

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 November 1962

3. Ibu : Kartinem

4. Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 9 Mei 1962

6. Alamat : Jalan Kihajar Dewantara RT 001/

RW 004 No. 35 Ciputat, Kota

Tangerang Selatan

5. Telepon : 0838-9697-7793

6. Anak ke- : 2 dari 2 bersaudara

Page 8: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

vi

ABSTRACT

This study aims to see the effect of local revenue and earning

performance (local taxes and levies) on the independence of regency / city in West

Java Province during the period 2012-2017. This study uses panel data with the

best model selection is Fixed Effect Model (FEM).

The results of data analysis with Eviews version 09 shows that the

variable of local income and earnings performance (local taxes and levies) have a

significant effect and have positive correlation to regional independence. Based

on the results of the research, the coefficient of determination of Adjusted R-

squared is 60.62%, which means that the original income variable of the region

and earning performance can explain the independence variable of the region

while the remaining 39.38% is explained by other variables outside this research.

Keywords: Regional Independence, Local Original Income, Earning

Performance, Local Taxes, Levies, Fixed Effect Model (FEM)

Page 9: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan asli daerah

dan earning performance (pajak daerah dan retribusi daerah) terhadap

kemandirian daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat selama periode tahun

2012-2017. Penelitian ini menggunakan data panel dengan pemilihan model

terbaik adalah Fixed Effect Model (FEM).

Hasil analisis data dengan Eviews versi 09 menunjukan bahwa variabel

pendapatan asli daerah dan earning performance (pajak daerah dan retribusi

daerah) berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap

kemandirian daerah. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai Koefisien

determinasi Adjusted R-squared sebesar 60,62% yang artinya bahwa variabel

pendapatan asli daerah dan earning performance dapat menjelaskan variabel

kemandirian daerah.sedangkan sisanya 39,38% dijelaskan oleh variabel lain diluar

penelitian ini.

Kata Kunci : Kemandirian Daerah, Pendapatan Asli Daerah, Earning

Performance, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Fixed Effect Model (FEM)

Page 10: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat,

karunia, rezeki dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Tipologi Kemandiriran Daerah

Berdasarkan Earning Performance dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada

Wilayah Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017” dengan

baik. Shalawat serta salam penulis panjatkan atas baginda nabi besar Muhammad

SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan sampai zaman

terang-benderang seperti sekarang ini.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Terselesainya skripsi ini tentu atas dukungan, bantuan,

bimbingan, semangat dan doa dari orang-orang tebaik yang ada di sekeliling

penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi

ini masih sangat banyak kekurangan, dengan kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran agar menjadi pembelajaran bagi kedepannya.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan rasa

terimakasih kepada :

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikamberkah dan rahmat-Nya serta

mendengar doa-doa saya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Terimakasih atas segala nikmat yang telah Engkau berikan

Ya Allah.

2. Kedua orang tuaku untuk kasih dan sayangnya yang tulus, ibuku tercinta

Kartinem dan Ayahku tercinta Alm. Edy Warsito yang selalu mendoakan,

memberi kasih saying, memberi motivasi dan selalu memberikan nasihat

kepada penulis, sehingga penulis dapat menjalani hidup ini dengan baik.

Skripsi ini ku persembahkan untuk kalian.

Page 11: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

ix

3. Terimakasih untuk kakak ku Eka Annisa dan adikku Ilham Saputra serta

ponakanku tersayang Hanny Poetri Zefa yang selalu ada buat penulis.

Semoga kalian sukses dan menjadi anak yang berbakti pada orang tua.

4. Dr. Arief Mufraini selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta semoga dapat memajukan dan mengembangkan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis lebih baik lagi.

5. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan

Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jakarta yang telah

meluangkan waktu dan arahan-arahan yang baik selama saya

berkonsultasi.

6. Bapak Dr. Sofyan Rizal, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jakarta terimakasih

atas ilmu yang telah diberikan kepada saya.

7. Ibu Najwa Khairina, M.A selaku pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan cepat dan baik, semoga

Allah SWT mencatat segala amal kebaikannya sebagai ibadah.

8. Bapak Suhenda Wiranata Dr. M.E selaku dosen penasihat akademik yang

dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk memberi

pengarahan, ilmu yang sangat berharga sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

9. Terimakasih kepada dosen-dosen IESP yang telah memberikan ilmunya

yang sangat berguna dan berharga untuk saya. Semoga Allah selalu

memberikan pahala yang sebesar-besarnya atas kebaikan para dosen serta

seluruh jajaran karyawan dan staff FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Sahabat terrbaikku, Vina Refriana, Dwika Julia Mutiara, Annisa

Rahmadani, Hidayati Tamimi, Amalia Nur Azizah dan Najwa Najib yang

selalu mengingatkan, merangkul, menemani dari masa-masa awal kuliah

hingga akhir suka maupun duka, dan selalu memberikan dukungan serta

doanya. Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan kalian.

11. Teman-teman IESP A angkatan 2011, Nilam Nurlaela, Zul Kairani, Yuli

Yanti, Arief Budiman, Riri Ruhiana, Barep Prajitno, Dimas Brianto, Ariad

Page 12: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

x

Ditya, yang telah menjaga kekompakan dan kebersamaan saat awal-awal

kuliah serta meberikan canda dan tawa. Terimakasih karena kalian telah

menjadi teman yang baik buat saya.

12. Teman-Teman IESP Pembangunan 2011, Nilam, Dilla, Dimas, Ariad, Rio,

Della, Isti, Ella, Refi dll terimakasih atas segala pertemuan dan

pertemanannya, semoga pertemanan kita tidak selesai sampai disini.

13. Teman-Teman IESP Angkatan 2011, yang saya cintai dan tidak bisa saya

sebutkan satu persatu.terimakasih atas kebersamaan kalian yang penuh

warna, canda dan tawa.

14. Teman-teman KKN AKASIA Desa Ciasmara-Pamijahan 2014, Vina

Refriana, Dwika Julia, Raras Dewi, Betty Haifa, Sa’adah, Yayah

Fauziyah, Fardah, Ayu, Riri Ruhiana, Rendi Edi, Reza Haryo, Ridwan,

Antok, Nando, Kome dan Ozin yang telah menghabiskan waktu 31 hari

bersama dengan canda dan tawa serta pelajaran hidup yang sangat bergun

bagi saya.

15. Sahabat SMP dan SMA terbaik, Lita Novitasari, Restu Puspadirani, Heppy

Sugiarti, Khairunnisa Bunga, dan Hanifah Silvianie atas semua canda,

tawa pembelajaran, motivasi serta semangat dan ilmu yang kalian berikan

kepada saya selama ini.

16. Terimakasih untuk Om Tono yang selalu memberikan nasihat dan

semangat untuk penulis agar segera dapat menyelesaikan skripsi.

17. Terimakasih untuk teman-teman Manajemen 2011, Bingah Pangesti,

Hanna Bilqis, Ahmad Mulki dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu. Terimakasih atas dukungan dan bantuannya di akhir saya

menyelesaikan skripsi.

18. Terimakasih untuk Bulek Sri Mulyani, Paklek Suyatno dan Mba Yunita

yang dengan kerendahan hati telah berbagi ilmu dan memberikan banyak

saran dan dukungan bagi saya selama perkuliahan maupun penulisan

skripsi ini.

19. Terimakasih untuk diri ini, karena dengan niat yang kuat, semangat yang

membara dan tekad yang tak kenal lelah, sehingga skripsi ini dapat di

selesaikan dengan baik.

Page 13: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

xi

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh ari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 25 Mei 2018

Dwi Nuni

Page 14: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

xii

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ i

ABSTRACT ....................................................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

D. Manfaat Peneltian .............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8

A. Otonomi Daerah ................................................................................. 8

B. Kemandirian daerah ............................................................................ 8

1. Pengertian Kemandirian Keuangan Daerah ........................... 8

2. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah ................................ 10

3. Pola Hubungan Kemandiriran Keuangan Daerah .................. 10

4. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kemandirian

Keuangan Daerah ................................................................... 10

C. Pendapatan Asli Daerah...................................................................... 11

1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah ....................................... 11

2. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah ............................... 12

Page 15: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

xiii

D. Earning Performance .......................................................................... 13

E. Pajak Daerah ....................................................................................... 13

F. Retribusi Daerah ................................................................................. 15

G. Hubungan Pendapatan Asli Daerah dengan Kemandirian

Keuangan Daerah ............................................................................... 16

H. Hubungan Earning Performace (Pajak dan Retribusi)

dengan Kemandirian Keuangan Daerah ............................................. 17

I. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 17

J. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 24

K. Hipotesa Penelitian ............................................................................ 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 26

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 26

B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 26

C. Sumber Data ....................................................................................... 27

D. Metode Analisis .................................................................................. 27

1. Analisis Data Panel ..................................................................... 27

2. Estimasi Model Data Panel ......................................................... 28

a. Pendekatan PLS .................................................................... 28

b. Pendekatan FEM ................................................................... 28

c. Pendekatan REM ................................................................... 29

3. Pemilihan Model Data Panel ....................................................... 30

a. PLS vs FEM .......................................................................... 30

b. FEM vs REM ........................................................................ 31

4. Model Empiris ............................................................................. 32

5. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 33

a. Uji Normalitas ....................................................................... 33

b. Uji Multikolinieritas .............................................................. 34

c. Uji Heterokedastisitas ........................................................... 35

d. Uji Autokolerasi .................................................................... 36

6. Uji Hipotesis ............................................................................... 37

a. Uji t ....................................................................................... 37

b. Uji F ...................................................................................... 38

Page 16: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

xiv

c. Koefisien Determinasi R2 .............................................................................

39

E. Operasional Variabel Penelitian ......................................................... 39

1. Variabel Dependen ................................................................. 40

2. Variabel Independen ............................................................... 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 42

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 42

B. Penemuan dan Pembahasan ............................................................... 43

1. Analisa Deskriptif ........................................................................ 43

a. Analisa Deskriptif Kemandirian Daerah di Kabupaten/

Kota Propinsi Jawa Barat ...................................................... 43

b. Analisa Deskriptif Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten/

Kota Propinsi Jawa Barat ...................................................... 44

c. Analisa Deskriptif Earning Performance di Kabupaten/

Kota Propinsi Jawa Barat ...................................................... 45

2. Pemilihan Model Terbaik ............................................................ 47

a. PLS vs FEM (Uji Chow) ....................................................... 47

b. FEM vs REM (Uji Hausman ................................................. 48

3. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 49

a. Uji Normalitas ....................................................................... 49

b. Uji Multikolinieritas .............................................................. 50

c. Uji Heterokedastisitas ............................................................ 51

d. Uji Autokolerasi .................................................................... 52

4. Model Fixed Effect Model .......................................................... 53

5. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 53

a. Uji t dan Interpretasi Hasil Analisis ...................................... 53

b. Uji F dan Interpretasi Hasil Anaisis ...................................... 54

c. Uji Koefisien Determinasi ..................................................... 55

C. Analisis Ekonomi .............................................................................. 55

a. Pendapatan Asli Daerah .............................................................. 61

b. Earning Performance (Proksi Pajak Daerah) .............................. 62

c. Earning Performance (Proksi Retribusi Daerah)......................... 63

Page 17: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

xv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 66

A. Kesimpulan ........................................................................................ 66

B. Saran .................................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68

LAMPIRAN ...................................................................................................... 71

Page 18: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Daftar Opini LKPD di Jawa Barat Selama Lima Tahun Anggaran

(TA 2011 – TA 2015) 3

1.2 Rata-rata Proporsi PAD dan DAU 4

2.1 Kriteria Rasio Kemandirian Keuangan Daerah 9

2.2 Penelitian Terdahulu 20

3.1 Tabel Uji Durbin-Watson 36

3.2 Operasional Variabel Penelitian 41

4.1 Hasil Uji Chow 48

4.2 Hasil Uji Hausman 49

4.3 Tabel Correlation Matrix 51

4.4 Hasil Uji Harvey 51

4.5 Hasil Uji Autokorelasi 52

4.6 Hasil Uji t-Statistik 53

4.7 Hasil Uji F-Statistik 55

4.8 Hasil Uji Adjusted R-Square 55

4.9 Interpretasi Fixed Effect Model 56

4.10 Daftar rasio Earning Performance dan rasio Kemandirian Daerah,

pola hubungan dan tingkatan kemandirian daerah 63

Page 19: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

xvii

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 25

4.1 Kemandirian Daerah di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012-2016 (Dalam Persentase) 44

4.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Barat Tahun 2012-2016 (Dalam Juta Rupiah) 45

4.3 Pajak Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

2012-2016 (Dalam Persen) 46

4.4 Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

2012-2016 (Dalam Persen) 47

4.6 Hasil Uji Normalitas 50

Page 20: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Data Dari Variabel Yang Digunakan 70

2 Hasil Uji Chow 74

3 Hasil Uji Hausman 75

4 Hasil Uji Normalitas 76

5 Hasil Uji Multikolinearitas 76

6 Hasil Uji Harvey 77

7 Hasil Fixed Effect Model 78

8 Hasil Random Effect Model 79

9 Realisasi PAD dan Pendapatan Transfer 80

10 t-Tabel 84

11 F-Tabel 89

Page 21: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan yang terluas di

kawasan Asia Tenggara, selain itu Indonesia juga mempunyai karakteristik

wilayah yang berbeda-beda. Indonesia dibagi menjadi 34 Provinsi mulai dari

Sabang sampai Merauke. Dari setiap wilayah di seluruh Indonesia, tidak dapat

dipungkiri bahwa kemampuan untuk tumbuh pastilah berbeda melihat Indonesia

merupakan Negara yang memiliki sumber daya yang melimpah dan berbeda-beda

pula di setiap wilayah. Ada beberapa wilayah yang cepat pertumbuhannya,

sedangkan wilayah lainnya sangat tertinggal.

Pelaksanaan otonomi di Indonesia telah mempermudah dalam mengatur

jalannya pemerintahan. Karena otonomi daerah memberikan kewenangan seluas-

luasnya kepada pemerintah daerah guna menyelenggarakan semua urusan

pemerintahannya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian

dan evaluasi. Hal ini diatur dalam Undang-undang No. 22 tahun 1999 dan telah

direvisi menjadi Undang-undang No. 32 tahun 2004 yang kini telah di cabut dan

dinyatakan tidak berlaku lagi karena sudah terbit undang undang pengganti yaitu

UU nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Dan Undang-undang No.

25 tahun 1999 yang diubah menjadi UU nomor 33 tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Dengan adanya otonomi daerah, semua kewajiban dan urusan rumah

tangga daerah di urus sendiri. Karena ini di harapkan agar daerah bisa lebih

mandiri dan berkembang dengan menempatkan motor penggerak yang lebih dekat

dengan masyarakat. Sehingga semua kebutuhan masyarakat agar lebih mudah dan

cepat di tangani. Mengingat Indonesia terdiri dari ribuan pulau, jadi proses secara

sentralisasi akan menghambat atau menyulitkan dalam melayani masyarakat.

Suprapto (2006) menyatakan bahwa setiap pemerintah daerah mempunyai

kewajiban untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat secara

demokratis, adil, merata, dan berkesinambungan. Selain itu, pemerintah daerah

Page 22: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

2

juga dituntut untuk mampu mendorong keikutsertaan masyarakat dalam

pembangunan dengan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh

masing-masing daerah. Kewajiban tersebut dapat terpenuhi apabila pemerintah

daerah mampu mengelola potensi sumber daya keuangan secara optimal.

Pengelolaan keuangan daerah harus mengacu kepada Peraturan Pemerintah No.

58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri

Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah, sedangkan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah harus mengacu

kepada Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah. Keberhasilan pengelolaan potensi daerah tersebut dapat diukur dari

kinerja keuangan pemerintah daerah yang bersangkutan. Halacmi (2005) dalam

Darmanto (2012) menyataan bahwa salah satu cara bagi pemerintah daerah untuk

mencapai pemerintahan yang baik adalah dengan melakukan pengukuran kinerja.

Pengukuran kinerja ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana

pemerintah daerah dalam membangun dalam melayani masyarakat. Salah satu

instrumen untuk mengukur kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan

daerah adalah dengan melakukan analisa rasio keuangan terhadap APBD yang

telah ditetapkan dan disahkan.

Analisa rasio keuangan terhadap APBD dapat menjadi tolak ukur dalam

menilai kemandirian keuangan daerah dalam penyelenggaraan otonomi daerah.

Kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan pemerintah daerah

dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber

pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio kemandirian daerah mencerminkan

keadaan otonomi suatu daerah yang diukur dengan besarnya pendapatan asli

daerah terhadap jumlah total pendapatan daerah (Aula, 2013).

Tangkilisan (2007: 89-92) mengemukakan bahwa terdapat faktor-faktor

yang mempengaruhi kemandirian keuangan daerah, antara lain:

1. Potensi ekonomi daerah, indikator yang banyak digunakan sebagai tolak ukur

potensi ekonomi daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

2. Kemampuan Dinas Pendapatan Daerah, artinya kemandirian keuangan daerah

dapat ditingkatkan secara terencana melalui kemampuan atau kinerja institusi

Page 23: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

3

atau lembaga yang inovatif dan pemanfaatan lembaga Dispenda untuk

meningkatkan penerimaan daerah.

Setiap tahun anggaran pemerintah daerah menerbitkan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) yang diperiksa untuk memperoleh opini dari BPK RI.

LKPD audited BPK RI tersebut dapat dianalisis untuk mengetahui tingkat

kemandirian daerah, yaitu melihat seberapa besar tingkat kemandirian pemerintah

daerah dalam hal pendanaan dan mendanai segala keperluan daerah tersebut.

Tabel 1.1

Daftar Opini LKPD di Jawa Barat Selama Lima Tahun Anggaran (TA 2011

– TA 2015)

Tahun Anggaran Opini LKPD

2012 WTP

2013 WTP

2014 WTP

2015 WTP

2016 WTP

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS)

Keterangan : WTP = Wajar Tanpa Pengecualian

Tabel diatas merupakan Opini BPK untuk provinsi Jawa Barat. Dapat

dilihat opini LKPD lima tahun berturut-turut provinsi Jawa Barat memperoleh

opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPK). Meskipun mendapatkan opini Wajar Tanpa

Pengecualian namun masih terdapat beberapa permasalahan yang menjadi temuan

pemeriksaan terkait dengan sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan.

Pemerintah daerah memiliki tugas penting yaitu membangkitkan potensi

daerah yang dimiliki daerahnya untuk mendatangkan keuntungan sebagai dana

utama (pendapatan asli daerah) untuk membiayai seluruh kegiatan rumah

Page 24: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

4

tangganya. PAD merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang juga

merupakan modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana pembagunan

dan memenuhi belanja daerah. PAD biasa dijadikan indikator keberhasilan

desentralisasi fiskal karena PAD merupakan penerimaan daerah yang asli berasal

dari daerah itu sendiri. Sehingga dari PAD dapat dilihat seberapa besar

kemandirian daerah tersebut dalam membiayai dan membangun daerahnya.

Tabel 1.2

Rata-rata Nilai PAD dan DAU

Tahun PAD DAU

2012 799,538 949.646

2013 374.312 1.015.865

2014 534.478 1.096.045

2015 618.993 1.155.203

2016 675.032 1.202.818

Sumber : Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan

Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata proporsi PAD lebih

rendah dibandingkan proporsi DAU. Ini tampaknya masih jauh dari harapan untuk

menjadi mandiri karena pencapaian PAD yang masih relatif rendah sehingga

ketergantungan terhadap pemerintah pusat masih besar. Dapat dikatakan bahwa

proses otonomi daerah belum berhasil.

Salah satu analisis lainnya berdasarkan LKPD audited BPK RI adalah

earning performance, yakni rasio tingkat pendapatan per aset yang digunakan

untuk menilai kinerja pemerintah daerah dalam menggunakan sumber daya yang

dimiliki demi memperoleh pendapatan (Prasetya, 2005, p.52).

Pengukuran kinerja keuangan dengan analisis rasio atas laporan keuangan

pada sektor pemerintah berbeda dengan analisis keuangan pada sektor bisnis, hal

ini sebabkan dalam kinerja pemerintah tidak terdapat ―net profit‖ (istilahnya laba

bersih). Analisis rasio yang berlaku bagi keuangan daerah sangat berbeda dengan

analisis rasio pada perusahaan (bisnis) disebabkan karakteristik yang melekat kuat

Page 25: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

5

pada pemerintah daerah yaitu tidak digunakan untuk menghitung laba yang akan

diperoleh (Prasetya, 2005, p.47).

Dalam pemerintah daerah tidak terdapat adanya ―net profit‖, earning

performance dilihat dari pajak dan retribusi yang merupakan penyumbang

terbesar pada pendapatan asli daerah. Semakin besar pajak dan retribusi yang

diperoleh oleh kabupaten dan kota tersebut diharapkan menjadi salah satu sumber

penerimaan pemerintah daerah dalam peningkatan kemandirian keuangan daerah.

Hal ini sesuai dengan Undang-undang No.34 tahun 2000 yaitu tentang pajak dan

retribusi daerah. Dimana pajak ini merupakan salah satu upaya untuk

mewujudkan otonomi daerah yang luas dan bertanggung jawab sekaligus

memberikan pedoman kebijakan dan arahan bagi daerah dalam pelaksanaan

pemungutan pajak dan retribusi yang juga menetapkan pengaturan untuk

menjamin penerapan prosedur umum perpajakan dan retribusi daerah. Sehingga

pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah

yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan

pembangunan daerah untuk menetapkan otonomi daerah yang luas, nyata dan

bertanggung jawab.

Kewenangan dalam urusan keuangan daerah yang memberikan hak untuk

memberdayakan segala potensi perekonomian daerah yang dapat menyebabkan

pemerintah daerah berusaha menggali sumber-sumber perekonomian daerah yang

dapat diajadikan pendapatan daerah. Salah satunya adalah pendaptan dari pajak

dan retribusi daerah, dimana mengenai pajak daerah ini ditetapkan berdasarkan

peraturan daerah masing-masing dengan mengingat dan memandang kemampuan

daerah dalam penarikan pajak untuk penerimaan daerah (Ayuningtyas, 2008).

Berdasarkan penjabaran tersebut, maka pengaruh Earning Performance

dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Kemandirian Daerah menarik untuk diteliti,

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setiap variabel tersebut terhadap

Kemandirian Daerah. Analisis tersebut akan dibahas pada Skripsi yang berjudul :

“Analisis Tipologi Kemandirian Daerah Berdasarkan Earning Performance

Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Wilayah Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Barat Tahun 2012-2017”

Page 26: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

6

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besarkah pengaruh Earning Performance (Proksi Pajak Daerah),

Earning Performance (Proksi Retribusi Daearah) dan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) terhadap Kemandirian Daerah Kabupaten/kota Provinsi

Jawa Barat Tahun 2012-2017.

2. Seberapa besarkah pengaruh Earning Performance (Proksi Pajak Daerah)

terhadap Kemandirian Daerah Kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat Tahun

2012-2017;

3. Seberapa besarkah pengaruh Earning Performance (Proksi Retribusi

Daerah) terhadap Kemandirian Daerah Kabupaten/kota Provinsi Jawa

Barat Tahun 2012-2017;

4. Seberapa besarkah pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap

Kemandirian Daerah Kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-

2017;

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis bagaimana dan seberapa besar pengaruh Earning

Performance (Proksi Pajak Daerah), Earning Performance (Proksi Retribusi

Daearah) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Kemandirian

Daerah Kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017.

2. Untuk menganalisis bagaimana dan seberapa besar pengaruh Earning

Performance (Proksi Pajak Daerah) terhadap Kemandirian Daerah

Kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017;

3. Untuk menganalisis bagaimana dan seberapa besar pengaruh Earning

Performance (Proksi Retribusi Daerah) terhadap Kemandirian Daerah

Kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017;

4. Untuk menganalisis bagaimana dan seberapa besar pengaruh Pendapatan

Asli Daerah (PAD) terhadap Kemandirian Daerah Kabupaten/kota Provinsi

Jawa Barat Tahun 2012-2017;

Page 27: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

7

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pembuat kebijakan baik di

tingkat pusat atau daerah agar lebih memperhatikan tentang kebijakan

otonomi daerah;

2. Sebagai bahan bacaan, referensi maupun penelitian lebih lanjut bagi

mahasiswa ataupun pihak lain yang terkait pada penelitian tentang

kemandirian daerah kabupaten/kota di Indonesia.

3. Diharapkan hasil penelitian dapat menambah literatur dan sumber informasi

di lingkungan program sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bsinis khusunya

program studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 28: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Otonomi Daerah

Otonomi diharapkan untuk mancapai kemandiriran. Otonomi

daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Otonomi secara etimologi berasal dari Bahasa Yunani, autos dan

nomos. Autos berarti sendiri, sedangkan nomos berarti perintah. Jadi,

otonomi dapat diartikan sebagai memerintah sendiri. (Hessel Nogi 2007:32)

Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, ―Otonomi daerah

adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.‖

Undang-undang No. 32 tahun 2004 mengartikan , ―Daerah otonom

sebagai hak wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku‖.

B. Kemandirian Keuangan Daerah

1. Pengertian Kemandirian Keuangan Daerah

Dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004, kemandirian

keuangan daerah berarti pemerintah dapat melakukan pembiayaan dan

pertanggungjawaban keuangan sendiri, melaksanakan sendiri, alam rangka

asas desentralisasi.

Menurut Abdul Halim (2008:232) Kemandirian keuangan daerah

adalah kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah

membayar pajak dan retribusi sebagai pendapatan yang diperlukan daerah.

Abdul Halim (2008:232) menyatakan bahwa, kemandirian

keuangan daerah sendiri ditunjukan oleh besar kecilnya pendapatan asli

daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber

lain misalnya bantuan pemerintah pusat ataupun dari pinjaman.

Page 29: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

9

Dapat disimpulkan bahwa Kemandirian keuangan daerah berarti

daerah harus memiliki finansial dan mampu dalam hal menggali sumber-

sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangannya sendiri

untuk mendanai dan membiayai seluruh kegiatan pemerintah daerah.

2. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah

Kemandirian Keuangan Daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya

pendapatan asli daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah yang

berasal dari sumber lain misalnya bantuan pemerintah pusat ataupun dari

pinjaman. Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan

ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern. Semakin tinggi rasio

kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah

terhadap bantuan pihak ekstern, terutama pemerintah pusat dan propinsi

semakin rendah. Formula yang digunakan untuk menentukan tingkat

kemandirian daerah, yaitu dengan menggunakan rasio kemandirian daerah,

sebagai berikut (Halim, 2001).

Rumus perhitungan rasio kemandirian daerah adalah sebagai berikut :

Berikut ini disajikan rasio Kemandirian Keuangan Daerah beserta

interpretasinya.

Tabel 2.1

Kriteria Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio Kemandirian Daerah Kriteria

00,00% - 25,00% Rendah Sekali

25,01% - 50,00% Rendah

50,01% - 75,00% Sedang

75,01% - 100,00% Tinggi

Sumber: Halim (2001)

Dari tabel 2.1 diatas dapat dilihat bahwa kriteria rasio kemandirian

daerah menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam membayar

Page 30: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

10

pajak dan retribusi daerah, yang keduanya termasuk komponen utama

pendapatan asli daerah. Jika semakin tinggi partisipasi masyarakat

membayar pajak dan retribusi maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan

masyarakat daerah tersebut.

3. Pola Hubungan Kemandirian Keuangan Daerah

Menurut Paul Harsey dan Kenneth Blanchard (dalam Abdul Halim,

2004:284), ada empat macam pola hubungan kemandirian keuangan

daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah antara lain:

a. Pola hubungan Instruktif, peran pemerintah pusat lebih dominan

daripada kemandirian pemerintah daerah (daerah tidak mampu

melaksanakan otonomi daerah)

b. Pola hubungan konsultatif, campur tangan pemerintah pusat sudah

mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu

melaksanakan otonomi.

c. Pola hubungan partisipatif, peranan pemerintah pusat semakin

berkurang, mengingat daerah yang bersangkutan tingkat

kemandiriannya mendekati mampu melaksanakan otonomi daerah.

d. Pola hubungan delegatif, campur tangan pemerintah pusat sudah

tidak ada, karena daerah telah benar-benar mampu dan mandiri

dalam melaksanakan otonomi daerah.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Keuangan Daerah

Menurut Mahi (dalam Hessel Nogi, 2007:82), dalam upaya untuk

kemandiriran daerah, tampaknya PAD (Indikator keunagan daerah) masih

belum dapat diandalkan sebagai sumber pembiayaan desentralisasi karena

beberapa alasan, yaitu :

a. Relatif rendahnya basis pajak/retribusi daerah

b. Perannya tergolong kecil dalam total penerimaan daerah

c. Kemampuan administrasi pemungutan didaerah yang masih rendah

Page 31: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

11

d. Kemampuan perencanaan dan pengawasan yang masih rendah

Hessel Nogi (2007:89-92), mengemukakan bahwa terdapat faktor-faktor

yang mempengaruhi kemandirian keuangan daerah, antara lain :

a. Potensi daerah, indikator yang banyak digunakan sebagai tolak

ukur potensi ekonomi daerah adalah Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB).

b. Kemampuan Dinas Pendapatan Daerah, artinya kemandirian

keuangan daerah dapat ditingkatkan secara terencana melalui

kemampuan atau kinerja institusi atau lembaga yang inovatif dan

pemanfaatan lembaga Dipenda untuk meningkatkan penerimaan

daerah.

Sedangkan Harun Hamrolie (1990:47) secara lebih khusus

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah

dari sektor pajak daerah adalah sebagai berikut :

a. Potensi wajib pajak

b. Potensi besarnya pajak yang ditetapkan

c. Efektivitas pemungutan pajak

d. Tarif pajak

e. Dasar pajak (tax base)

Dapat disimpulkan dari teori yang dikemukakan Harun Hamrolie, faktor

yang mempengaruhi kemandirian keuanga daerah adalah efektivitas

pemungutan pajak.

C. Pendapatan Asli Daerah

1. Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal 1 ayat

18 dijelaskan bahwa Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang

diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang

Page 32: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

12

dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Mardiasmo (2002:132), ―pendapatan asli daerah adalah

penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah‖.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan asli

daerah adalah sumber keuangan daerah yang diperoleh dari pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan

dikelola oleh pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah menurut pasal 157 Undang-

undang Nomor 32 tahun 2004 merupakan sumber keuangan daerah yang

dapat digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri

dari :

a. Hasil pajak daerah, yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang

pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-

undagan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah;

b. Hasil retribusi daerah, yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas

jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau

diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi

atau badan;

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan

daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan;

Page 33: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

13

d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, pendapatan ini merupakan

penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintahan

daerah.

D. Earning Performance

Rasio earning performance mengindikasikan tingkat pendapatan per

aset yang digunakan untuk menilai kinerja pemerintah daerah dalam

menggunakan sumber daya yang dimiliki demi memperoleh pendapatan

(Prasetya, 2005, p.52).

Pengukuran kinerja keuangan dengan analisis rasio atas laporan

keuangan pada sektor pemerintah berbeda dengan analisis keuangan pada

sektor bisnis, hal ini sebabkan dalam kinerja pemerintah tidak terdapat ―net

profit‖. Dalam pemerintah daerah tidak terdapat adanya ―net profit‖, earning

performance dilihat dari pajak dan retribusi yang merupakan penyumbang

terbesar pada pendapatan asli daerah. Semakin besar pajak dan retribusi yang

diperoleh oleh kabupaten dan kota tersebut diharapkan menjadi salah satu

sumber penerimaan pemerintah daerah dalam peningkatan kemandirian

keuangan daerah.

E. Pajak Daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi

atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undagan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

pembangunan daerah.

Menurut Prof. Edwin RA Seligman, adalah pajak merupakan

kontribusi seseorang yang ditujukan kepada negara tanpa adanya manfaat

yang ditujukan secara khusus pada seseorang.

Soemitro, (2003), pajak adalah iuran rakyat yang di kumpulkan untuk

menjadi Kas Negara berdasarkan undang-undang dengan tiada mendapat jasa

timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian

dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut. Pajak adalah peralihan kekayaan

Page 34: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

14

dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan

surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama

untuk membiayai publik.

1. Fungsi Pajak

Menurut Mardiasmo (2009:1) Pajak mempunyai dua fungsi, yaitu :

a. Fungsi Butger, yaitu dimana pajak sebagai sumber dana bagi

pemerinta untuk membiyayai pengeluaran-pengeluaranya.

b. Fungsi Mengatur, yaitu fungsi di mana pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam

bidang sosial Ekonomi.

2. Pengelompokan Pajak

a. Menurut golongannya:

1) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh

wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan

kepada orang lain.

2) Pajak Tidak Langsung, pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

b. Menurut Sifatnya:

1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau

berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan

keadaan diri wajib pajak.

2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan

pada objeknya, tidak memperhatikan keadaan diri wajib

pajak.

c. Menurut lembaga pemungutannya:

1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

negara. Terdiri dari pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota.

Page 35: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

15

F. Retribusi Daerah

Retribusi daerah menurut Muljono (1997-1998) adalah pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus di sediakan atau di berikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan.

Menurut UU No. 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi

daerah sebagai mana telah diubah dengan UU No.34 Tahun 2000 dan terakhir

diubah dengan UU No. 28 tahun 2009, yang dimaksud dengan retribusi

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran jasa atau pemberian izin tertentu

yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi yang didapat dikelola oleh

Dinas Pendpatan Daerah (DISPENDA).

Jenis-jenis Retribusi dikelompokan menjadi:

a. Retribusi Jasa Umum, yaitu:

Retribusi Pelayanan Kesehatan;

Retribusi Pelayanan Persampahan/kebersihan;

Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;

Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil;

Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

Retribusi Pelayanan Pasar;

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;

Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;

Retribusi Pengolahan Limbah Cair;

Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;

Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan

Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

b. Retribusi Jasa Usaha, yaitu :

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;

Page 36: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

16

Retribusi Tempat Pelelangan;

Retribusi Terminal;

Retribusi Tempat Khusus Parkir;

Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;

Retribusi Rumah Potong Hewan;

Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;

Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;

Retribusi Penyeberangan di Air; dan

Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

c. Retribusi Perizinan, yaitu:

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

Retribusi Izin Gangguan;

Retribusi Izin Trayek; dan

Retribusi Izin Usaha Perikanan.

G. Hubungan Pendapatan Asli Daerah dengan Kemandirian Keuangan

Daerah

Menurut Sidik dalam Wirawan (2007) seiring dengan meningkatnya

PAD, diharapkan tingkat kemandirian keuangan daerah semakin meningkat.

Tingkat kemandirian daerah ini ditunjukkan dengan kontribusi (share) PAD

untuk mendanai belanja-belanja daerahnya.

Jika PAD meningkat maka kemandirian keuangan daerah juga

meningkat, dan sebaliknya jika PAD rendah maka kemandirian keuangan

daerah juga rendah. Dengan meningkatnya PAD maka secara otomatis

menurunkan ketergantungan terhadap pemerintah pusat. Turunnya

ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dapat dikatakan

bahwa daerah tersebut sudah mandiri.

H. Hubungan Earning Performance (Pajak dan Retribusi) dengan

Kemandirian Keuangan Daerah

Penelitian yang dilakukan oleh Waskito Hadi (2017) menyebutkan

bahwa Earning Performance berpengaruh terhadap kemandiriran derah.

Page 37: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

17

Eearning performance adalah tingkat pendapatan per aset yang digunakan

untuk menilai kinerja pemerintah daerah dalam menggunakan sumber daya

yang dimiliki demi memperoleh pendapatan. Jika earning performance

meningkat maka kemandirian keuangan daerah juga meningkat, dan

sebaliknya jika earning performance rendah maka kemandirian keuangan

daerah juga rendah.

Earning Performance disini adalah performa dari laba yang dihasilkan

dari pendapatan pajak dan retribusi daerah. Jika pendapatan akan pajak dan

retribusi meningkat, maka kemandirian keuangan daerah akan meningkat.

Dan sebaliknya, jika pendapatan akan pajak dan retribusi menurun, maka

daerah tersebut belum mampu untuk mandiri.

I. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian pertama berupa jurnal yang berjudul ―Pengaruh Earning

Performance dan Proporsi PAD LKPD 2015 Terhadap Kemandirian

Daerah di Jawa Tengah‖ yang ditulis oleh Waskito Hadi. Variabelnya

Dependennya adalah kemandirian daerah dan variabel independennya

Earning performance dan proporsi PAD. Hasil analisis data dengan SPSS

versi 15.0 menunjukkan bahwa earning performance mempengaruhi

kemandirian daerah sebesar 3,1% dan besar pengaruh proporsi PAD

terhadap kemandirian daerah adalah sebesar 82,4%. Earning performance

dan proporsi PAD secara simultan mempengaruhi kemandirian daerah

sebesar 89,7% yang ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,897 sedangkan variabel independen lain yang tidak dimasukkan

dalam model penelitian ini dapat mempengaruhi kemandirian daerah (ε).

2. Penelitian ke-dua berupa skripsi yang berjudul ―Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Kemandirian Keuangan Daerah di Daerah Istimewa

Yogyakarta Periode 2006-2013‖ yang ditulis oleh Taryoko. Variabelnya

Dependennya adalah Kemandirian Daerah dan Independennya adalah

PDRB, Jumlah Penduduk, Jumlah Tenaga Kerja dan Sumber Daya Alam.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa regresi data

panel dengan fixed effect model. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa

Page 38: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

18

PDRB, jumlah penduduk dan sumber daya alam berpengaruh positif

terhadap kemandirian keuangan daerah. Sedangkan jumlah tenaga kerja

tidak berpengaruh terhadap kemandirian keuangan daerah.

3. Penelitian ke-tiga berupa jurnal yang berjudul ―Analisis Kemandirian

Keuangan Daerah di Era Otonomi Pada Pemerintah Kabupaten Tabanan‖

yang ditulis oleh I Gusti Ngurah Suryaadi Mahardika dan Luh Gede Sri

Artini. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil

analisis ditemukan bahwa rasio tingkat kemandirian keuangan daerah

Kabupaten Tabanan selama periode tahun anggaran 2007-2011 adalah

16,33% dengan kriteria penilaian kurang, Kemampuan keuangan daerah

dalam mengelola anggaran sangat baik dengan hasil sebesar 101,62% ,

Tingkat efektivitas pendapatan pemerintah daerah Kabupaten Tabanan

sangat efektif sebesar 120.29, dan analisis tingkat efisiensi rata-rata

sebesar 14,77% dengan penilaian cukup efisien.

4. Penelitian ke-empat berupa Skripsi yang berjudul ―Analisis Kemandirian

Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten Pasuruan Pada Era Otonomi

Daerah (Periode 2001-2008)‖ yang ditulis oleh Rahduta Putri Sari Dewi.

Model analisis yang digunakan adalah model derajat desentralisasi fiskal,

tingkat kemandirian daerah, dan elastisitas PAD. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dengan menggunakan model derajat desentralisasi

fiskal hasilnya rendah sekali yaitu 8,11 % dan mempunyai pola hubungan

keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang

bersifat instruktif. Tingkat kemandirian daerah Kabupaten Pasuruan

termasuk dalam kategori rendah sekali yaitu 18,01 % dan mempunyai

pola hubungan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah

daerah yang bersifat instruktif. Koefisien elastisitas PAD terhadap PDRB

sebesar 0,81 % dinyatakan inelastis (e < 1) artinya perubahan PAD tidak

peka terhadap pereubahan PDRB yang terjadi.

5. Penelitian ke-lima berupa Jurnal yang berjudul ―Analisis Kinerja

Keuangan Pemerintah Daerah Melalui Analisis Rasio Keuangan APBD

Kabupaten/Kota di Indonesia Sebelum dan Sesudah Penerapan Undang-

undang Nomor 28 Tahun 2009‖ yang ditulis oleh Annafi Indra Tama.

Page 39: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

19

Pengujiannya dilakukan melalui Paired T-Test maka data tersebut diolah

oleh SPSS dengan menggunakan Paired T-Test. Hasil penelitian

menunjukkan bahwasanya terdapat perbedaan kinerja sebelum dan

sesudah penerapan UU No.28 Tahun 2009. Ini dapat dilihat dari tingginya

tingkat pembiayaan daerah dari pemerintah pusat cukup tinggi dan

tekanan keuangan yang mengakibatkan kinerja pemerintah daerah

bergeser naik maupun turun. Pergeseran ini secara rata-rata cenderung

mengalami peningkatan dari yang sebelumnya.

6. Penelitian ke-enam berupa jurnal yang berjudul ―Pengaruh Pendapatan

Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan

Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumbar‖ yang di tulis oleh

Febri Ferta Yanto, Mukhlizul Hamdi dan Meihendri. Penulis

menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil dalam penelitian ini

adalah bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan

berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten

dan Kota di Provinsi Sumbar.

7. Penelitian ke-tujuh berupa Jurnal yang berjudul ―Pengaruh Pendapatan

Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Kemandiriran Daerah

dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah‖ yang ditulis oleh Afrizal Tahar dan

Maulida Zakhiya. Penelitian ini menguji hipotesis dengan motode regresi

linier berganda dengan perluasan analisis jalur. Analisis jalur dapat dilihat

dari uji standardised coefficient beta dan uji koefisien determinasi. Hasil

pada penelitian ini adalah PAD mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap kemandirian daerah. Kedua, DAU mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan terhadap kemandirian daerah. Ketiga,

PAD, DAU dan kemandirian daerah tidak bepengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

8. Penelitian ke-delapan berupa Artikel Ilmiah yang berjudul ―Pengaruh

Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan

Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemadirian Keuangan Daerah

Pada Kabupaten Dan Kota di Sumatera Barat (Tahun 2006-2011)‖ yang

ditulis oleh Reza Marizka. Teknik analisis data dengan menggunakan

Page 40: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

20

regresi linear berganda. Hasil dalam penelitian ini adalah PAD

berpengaruh positif terhadap kemandirian keuangan daerah, sedangkan

DBH dan DAU tidak berpengaruh terhadap kemandirian keuangan

daerah, dan DAK berpengaruh negatif terhadap kemandirian keuangan

daerah.

9. Penelitian ke-sembilan berupa skripsi yang berjudul ―Pengaruh Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah di

Lima Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat tahun 2008-2014‖ yang ditulis

oleh Habibatul Mukarammah. Teknik analisis yang digunakan adalah

regresi data panel. Hasil penelitian ini adalah secara simultan pajak dan

retribusi berpengaruh terhadap kemandirian keuangan daerah. Sedangkan

secara parsial, pajak berpengaruh terhadap kemandirian keuangan daerah.

Sedangkan retribusi tidak berpengaruh terhadap kemandirian keuangan

daerah.

Tabel 2.2

Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Variabel Metode

Analisis

Hasil Penelitian

1 Pengaruh Earning

Performance dan

Proporsi PAD LKPD

2015 Terhadap

Kemandirian Daerah

di Jawa Tengah

Dependen :

Kemandirian

Daerah

Independen :

Earning

Performance dan

Proporsi PAD

Metode yang

digunakan

adalah analisis

regresi

berganda yang

distandarkan

atau analisis

jalur dengan

metode sensus.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa earning performance

mempengaruhi kemandirian

daerah sebesar 3,1% dan besar

pengaruh proporsi PAD terhadap

kemandirian daerah adalah sebesar

82,4%. Earning performance dan

proporsi PAD secara simultan

mempengaruhi kemandirian

daerah sebesar 89,7% yang

ditunjukkan dengan nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,897

sedangkan variabel independen

Page 41: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

21

lain yang tidak dimasukkan dalam

model penelitian ini dapat

mempengaruhi kemandirian

daerah (ε).

2 Analisis Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Kemandirian

Keuangan Daerah di

Daerah Istimewa

Yogyakarta Periode

2006-2013

Dependen :

Kemandirian

Keuangan Daerah

Independen :

PDRB, jumlah

penduduk , jumlah

tenaga kerja dan

sumber daya alam

Alat analisis

yang

digunakan

dalam

penelitian ini

berupa regresi

data panel

dengan fixed

effect model.

Hasil penelitiannya menunjukan

bahwa PDRB, jumlah penduduk

dan sumber daya alam

berpengaruh positif terhadap

kemandirian keuangan daerah.

Sedangkan jumlah tenaga kerja

tidak berpengaruh terhadap

kemandirian keuangan daerah.

3 Analisis Kemandirian

Keuangan Daerah di

Era Otonomi Pada

Pemerintah

Kabupaten Tabanan

Dependen :

Otonomi Daerah

Independen :

Kemandirian

daerah,

kemampuan

daerah, efektivitas

dan efisiensi

Penelitian ini

adalah jenis

penelitian

deskriptif.

Rasio tingkat kemandirian

keuangan daerah Kabupaten

Tabanan selama periode tahun

anggaran 2007-2011 adalah

16,33% dengan kriteria penilaian

kurang, Kemampuan keuangan

daerah dalam mengelola anggaran

sangat baik dengan hasil sebesar

101,62% , Tingkat efektivitas

pendapatan pemerintah daerah

Kabupaten Tabanan sangat efektif

sebesar 120.29, dan analisis

tingkat efisiensi rata-rata sebesar

14,77% dengan penilaian cukup

efisien.

4 Analisis Kemandirian

Keuangan Daerah

Pemerintah

Kabupaten Pasuruan

Dependen :

Otonomi Daerah

Independen :

Model analisis

yang

digunakan

adalah model

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa dengan menggunakan

model derajat desentralisasi fiskal

hasilnya rendah sekali yaitu 8,11

Page 42: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

22

Pada Era Otonomi

Daerah (Periode

2001-2008)

derajat desntralisasi

fiskal, tingkat

kemandirian

daerah, elastisitas

PAD.

derajat

desentralisasi

fiskal, tingkat

kemandirian

daerah, dan

elastisitas

PAD.

% dan mempunyai pola hubungan

keuangan antara pemerintah pusat

dengan pemerintah daerah yang

bersifat instruktif. Tingkat

kemandirian daerah Kabupaten

Pasuruan termasuk dalam kategori

rendah sekali yaitu 18,01 % dan

mempunyai pola hubungan

keuangan antara pemerintah pusat

dengan pemerintah daerah yang

bersifat instruktif. Koefisien

elastisitas PAD terhadap PDRB

sebesar 0,81 % dinyatakan

inelastis (e < 1) artinya perubahan

PAD tidak peka terhadap

pereubahan PDRB yang terjadi.

5 Analisis Kinerja

Keuangan

Pemerintah Daerah

Melalui Analisis

Rasio Keuangan

APBD

Kabupaten/Kota di

Indonesia Sebelum

dan Sesudah

Penerapan Undang-

undang Nomor 28

Tahun 2009

Dependen : Rasio

Keuangan APBD

Independen :

Kemandirian

Daerah, derajat

desentralisasi ,

ketergantungan

keuangan daerah

sebelum dan

sesudah penerapan

UU No.28 Tahun

2009 ,

efektivitas

keuangan ,

efesiensi pajak

Pengujiannya

dilakukan

melalui Paired

T-Test maka

data tersebut

diolah oleh

SPSS dengan

menggunakan

Paired T-Test.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwasanya terdapat perbedaan

kinerja sebelum dan sesudah

penerapan UU No.28 Tahun 2009.

Ini dapat dilihat dari tingginya

tingkat pembiayaan daerah dari

pemerintah pusat cukup tinggi dan

tekanan keuangan yang

mengakibatkan kinerja pemerintah

daerah bergeser naik maupun

turun. Pergeseran ini secara rata-

rata cenderung mengalami

peningkatan dari yang

sebelumnya.

Page 43: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

23

daerah , kontribusi

pajak dan retribusi

daerah

6 Pengaruh Pendapatan

Asli Daerah (PAD)

dan Dana

Perimbangan

Terhadap Kinerja

Keuangan

Pemerintah

Kabupaten dan Kota

di Provinsi Sumbar

Dependen :

Kinerja Keuangan

Pemerintah

Kabupaten dan

Kota

Independen :

Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan

Dana Perimbangan

Penulis

menggunakan

analisis regresi

linear

berganda.

Hasil dalam penelitian ini adalah

bahwa Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dan Dana Perimbangan

berpengaruh positif terhadap

Kinerja Keuangan Pemerintah

Kabupaten dan Kota di Provinsi

Sumbar.

7 Pengaruh Pendapatan

Asli Daerah dan

Dana Alokasi Umum

Terhadap

Kemandiriran Daerah

dan Pertumbuhan

Ekonomi Daerah

Dependen :

Kemandiriran

Daerah dan

Pertumbuhan

Ekonomi Daerah

Independen :

Pendapatan Asli

Daerah dan Dana

Alokasi Umum

Penelitian ini

menguji

hipotesis

dengan motode

regresi linier

berganda

dengan

perluasan

analisis jalur.

Analisis jalur

dapat dilihat

dari uji

standardised

coefficient beta

dan uji

koefisien

determinasi.

Hasil pada penelitian ini adalah

PAD mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap

kemandirian daerah. Kedua, DAU

mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan terhadap kemandirian

daerah. Ketiga, PAD, DAU dan

kemandirian daerah tidak

bepengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

8 Pengaruh Pendapatan

Asli Daerah, Dana

Dependen :

Tingkat

Teknik analisis

data dengan

Hasil dalam penelitian ini adalah

PAD berpengaruh positif terhadap

Page 44: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

24

Bagi Hasil, Dana

Alokasi Umum dan

Dana Alokasi Khusus

Terhadap Tingkat

Kemadirian

Keuangan Daerah

Pada Kabupaten Dan

Kota di Sumatera

Barat (Tahun 2006-

2011)

Kemadirian

Keuangan Daerah

Independen :

Pendapatan Asli

Daerah, Dana Bagi

Hasil, Dana

Alokasi Umum dan

Dana Alokasi

Khusus

menggunakan

regresi linear

berganda.

kemandirian keuangan daerah,

sedangkan DBH dan DAU tidak

berpengaruh terhadap kemandirian

keuangan daerah, dan DAK

berpengaruh negatif terhadap

kemandirian keuangan daerah.

9 Pengaruh Pajak

Daerah dan Retribusi

Daerah Terhadap

Kemandirian

Keuangan Daerah di

Lima

Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Barat

tahun 2008-2014

Dependen :

Tingkat

Kemadirian

Keuangan Daerah

Independen :

Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

Teknik analisis

yang

digunakan

adalah regresi

data panel.

Hasil penelitian ini adalah secara

simultan pajak dan retribusi

berpengaruh terhadap kemandirian

keuangan daerah. Sedangkan

secara parsial, pajak berpengaruh

terhadap kemandirian keuangan

daerah. Sedangkan retribusi tidak

berpengaruh terhadap kemandirian

keuangan daerah.

J. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini difokuskan pada bagaimana

pengaruh Earning Performance dan pendapatan asli daerah (PAD) terhadap

Kemandirian Daerah di Jawa Barat, baik secara simultan maupun parsial

dengan menggunkan uji F dan uji t.

Atas dasar tinjauan teori dan penelitian terdahulu serta dengan

pertimbangan kecukupan serta ketersediaan data maka kerangka pemikiran

teori dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Page 45: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

25

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

K. Hipotesa penelitian

1. Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh secara simultan antara variabel

independen dari PENDAPATAN ASLI DAERAH (X1) dan EARNING

PERFORMANCE (X2) terhadap Variabel KEMANDIRIAN DAERAH

(Y).

Ha : Diduga terdapat pengaruh secara simultan antara variabel

independen dari PENDAPATAN ASLI DAERAH (X1) dan EARNING

PERFORMANCE (X2) terhadap Variabel KEMANDIRIAN DAERAH

(Y).

2. Ho : Diduga tidak terdapat pengaruh secara parsial antara variabel

independen dari PENDAPATAN ASLI DAERAH (X1) dan EARNING

PERFORMANCE (X2) terhadap Variabel KEMANDIRIAN DAERAH

(Y).

Ha : Diduga terdapat pengaruh secara parsial antara variabel independen

dari PENDAPATAN ASLI DAERAH (X1) dan EARNING

PERFORMANCE (X2) terhadap Variabel KEMANDIRIAN DAERAH

(Y).

PENDAPATAN ASLI

DAERAH (X1)

EARNING

PERFORMANCE (X2)

RASIO

KEMANDIRIRAN

DAERAH (Y)

Page 46: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan model regresi untuk analisis regresi untuk

keperluan estimasi. Penelitian ini menggunakan 1 (satu) variabel dependent yaitu

Kemandirian Daerah dan 2 (dua) variabel independent (bebas) yaitu Pendapatan

Asli Daerah (PAD) dan Earning Performance. Data yang digunakan adalah data

sekunder. Analisis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Data

Panel, yaitu analisis yang menggabungkan data time series dan cross section.

Adapun data time series yang telah ditentukan adalah tahun 2012-2014, selain itu

telah ditentukan juga data cross section yang akan diteliti meliputi 17 (tujuh belas)

kabupaten, yaitu kabupaten Bandung, Bandung Barat, Bekasi, Bogor, Ciamis,

Cianjur, Cirebon, Garut, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka,

Pangandaran, Purwakarta, Subang, Sukabumi, Sumedang dan Tasikmalaya, serta

9 (sembilan) kotamadya, yaitu kota Bandung, Banjar, Bekasi, Bogor, Cimahi,

Cirebon, Depok, Sukabumi, dan Tasikmalaya.

B. Populasi dan Sampel

Analisis data dalam penelitian tidak terlepas dari penentuan sampel, karena

sampel merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian dan jika diabaikan

maka hasil interpretasi yang diperoleh nantinya akan keliru terhadap variabel yang

diungkap. Menurut Prianada & Muis (2009), ―Sampel merupakan sebagian

elemen-elemen populasi. Sebuah sampel yang ditemukan tidak selalu memenuhi

persyaratan dalam variabel penelitian sehingga diperlukan pula besaran peluang

representatifnya sebuah kelompok sampel dalam sebuah populasi penelitian‖.

Dengan nilai representatif yang lebih besar maka semakin besar pula ketepatan

sampel yang digunakan, sehingga variabel yang akan diungkap tidak mengalami

kekeliruan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 26

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat. Metode pengambilan sampel yang akan

digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu penarikan sampel yang

Page 47: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

27

dilakukan karena tujuan penelitian hanya dimaksudkan untuk mengungkap

variabel sebatas dalam sampel itu saja.

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) di Jakarta, Direktorat Jendral

Perimbangan Keuangan (DJPK). Data sekunder merupakan data yang diperoleh

meliputi : Earning Performance, Pendapatan Asli Daerah dan Kemandirian

Daerah kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat tahun 2012-2017.

D. Metode Analisis

Sesuai dengan data yang telah diperoleh maka pendekatan yang sesuai dalam

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan

pada angka-angka dalam penelitian. Dari data angka yang telah diperoleh maka di

harap dapat memberikan kesimpulan yang tepat. Metode analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis data panel. Tahapan dalam

menggunakan analisis data panel adalah sebagai berikut :

1. Analisis Data Panel

Secara umum penelitian ini menganalisis tentang pengaruh

Pendapatan Asli Daerah dan Earning Performance terhadap Kemandirian

Daerah. Data ini berbentuk data time series tahun 2012-2016 dan data

cross-section yang terdiri dari 26 kabupaten/kota provinsi Jawa Barat.

Data dengan karakteristik panel adalah data yang berstuktur urut

waktu sekaligus cross-section. Data semacam ini dapat diperoleh

misalnya dengan mengamati serangkaian observasi cross-section (antar

individu) pada tahun periode tertentu (Ariefianto, 2012: 148).

Data semacam ini memiliki keunggulan terutama karena bersifat

robust terhadap beberapa tipe pelanggaran asumsi Gauss Markov, yakni

heterokedastisitas dan normalitas (Wooldridge dalam Ariefianto, 2012:

148). Ariefianto (2012: 148) juga berpendapat dengan perlakuan tertentu

struktur data seperti itu dapat diharapkan untuk memberikan informasi

Page 48: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

28

yang lebih banyak (high informational content). Suatu aspek yang sangat

diinginkan bagi penelitian empiris yang berbilai tinggi.

2. Estimasi Model Data Panel

Menurut Ariefianto (2012: 150) terdapat dua tipe pemodelan residual

data panel, yakni (1) Model efek tetap: fixed effect model (FEM) dan (2)

Model efek random: random effect model (REM). Pemodelan ini

berdasarkan asumsi apakah karakter residual spesifik ini bersifat konstan

atau random.

Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam mengestimasi

data panel, yaitu : 1) pendekatan OLS biasa (Pooled Least Square), 2)

pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model), dan 3) pendekatan efek acak

(Random Effect Model).

a. Pendekatan Pooled Least Square

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana

karena menggabungkan data cross section dan data time series

sebagai analisisnya. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan

dimensi antar individu maupun rentang waktu, sehingga model ini

dapat pula dapat pula disebut sebagai model OLS biasa karena

menggunakan kuadrat terkecil.

b. Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)

Pendekatan model fixed effect mengasumsikan bahwa intersep

dari setiap individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu

adalah tetap (sama). Teknik ini menggunakan variabel dummy untuk

menangkap adanya perbedaan intersep antar individu.

Efek tetap disini maksudnya adalah bahwa satu objek, memiliki

konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu.

Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari

waktu ke waktu (time invariant) (Winarno, 2011: 9.15).

Menurut Gujarati dan Heij, et, al, dalam Ariefianto (2012: 150)

pemodelan fixed effect memiliki beberapa kelemahan, yakni:

Page 49: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

29

(1) Masalah kekurangan derajat kebebasan (degree of freedom)

akibat jumlah sampel yang terbatas. Sebagai contoh jika data

yang dimiliki terdiri atas 10 unit cross section dan 5 unit urut

waktu, maka kita harus mengestimasi 13 variabel dummy

tambahan. Rendahnya derajat kebebasan dapat menimbulkan

inefisiensi pada parameter yang diestimasi.

(2) Multikolinearitas yang diakibatkan oleh banyaknya variabel

dummy yang diestimasi.

(3) Keterbatasan kemampuan estimasi, terutama jika terdapat

variabel yang bersifat tidak berubah berdasarkan waktu (time

invariant).

(4) Kemampuan korelasi di antara komponen residual spesifik

(cross section dan urut waktu).

c. Model Efek Random (Random Effect Model)

Dengan menggunakan model fixed effect, kita tidak dapat

melihat pengaruh dari berbagai karakteristik yang bersifat konstan

dalam waktu, atau konstan di antara individu. Untuk maksud tersebut

dapat digunakan model yang disebut model random effect (Rosadi,

2012: 272).

Menurut Widarjono dalam Iqbal (2015: 2) pendekatan yang

dipakai dalam random effect mengasumsikan setiap perusahaan

mempunyai perbedaan intersep, yang mana intersep tersebut adalah

variabel random atau stokastik. Model ini sangat berguna jika

individu (entitas) yang diambil sebagai sampel adalah dipilih secara

random dan merupakan wakil populasi. Teknik ini juga

memperhitungkan bahwa error munggkin berkorelasi sepanjang

cross-section dan time series.

Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan metode

efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model

mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu,

metode efek random menggunakan residual, yang diduga memiliki

hubungan antarwaktu dan antarobjek. Namun untuk menganalisis

Page 50: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

30

dengan metode efek random ini ada satu syarat, yaitu objek data

silang harus lebih besar daripada banyaknya koefisien (Winarno,

2011: 9.17).

3. Pemilihan Model Data Panel

Menurut Usman dan Nachrowi dalam Iqbal (2015: 3), pemilihan

metode fixed effect atau metode random effect dapat dilakukan dengan

pertimbangan tujuan analisis, atau ada pula kemungkinan data yang

digunakan sebagai dasar pembuatan model, hanya dapat diolah oleh salah

satu metode saja akibat berbagai persoalan teknis matematis yang

melandasi perhitungan. Dalam software Eviews, metode random effect

hanya dapat digunakan dalam kondisi jumlah individu lebih besar

dibanding jumlah koefisien termasuk intersep. Selain itu, menurut

beberapa ahli ekonometri dikatakan bahwa, jika data panel yang dimiliki

mempunyai jumlah waktu (t) lebih besar dibandingkan jumlah individu

(i), maka disarankan menggunakan metode fixed effect. Sedangkan jika

data panel yang dimiliki mempunyai jumlah waktu (t) lebih kecil

dibandingkan jumlah individu (i), maka disarankan menggunakan

metode random effect.

a. Uji Chow

Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least Square

(PLS) atau FEM yang akan digunakan dalam estimasi. Relatif

terhadap Fixed Effect Model, Pooled Least Square adalah restricted

model dimana ia menerapkan intercept yang sama untuk seluruh

individu. Padahal asumsi bahwa setiap unit cross section memiliki

perilaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat

dimungkinkan saja setiap unit tersebut memiliki perilaku yang

berbeda. Untuk mengujinya dapat digunakan restricted F-test,

dengan hipotesis sebagai berikut.

H0: Model PLS (Restricted)

H1: Model Fixed Effect (Unrestricted)

Di mana restricted F-test dirumuskan sebagai berikut:

Page 51: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

31

F = (R2

UR – R2

R) / m

(1 – R2

UR) / df

Di mana :

R2

UR : Unrestricted R2

R2

R : Restructed R2

m : df for numerator (N-1)

df : df for denominator (NT-N-K)

N : Jumlah Unit cross section

T : Jumlah Unit time series

K : Jumlah koefisien variabel

Jika nilai probabilitas (P-Value) lebih kecil dari tingkat

signifikansi α 5% maka menolak H0, artinya model panel yang baik

untuk digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya jika H0

diterima, berarti model PLS yang dipakai dan dianalisis. Namun,

jika H0 ditolak, maka model FEM harus diuji kembali untuk

memilih apakah akan memakai model FEM atau REM baru

dianalisis.

b. Uji Hausman

Ada beberapa pertimbangan teknis empiris yang dapat

digunakan sebagai panduan untuk memilih antara Fixed Effect

Model atau Random Effect Model (Hamja, 2012:153), yaitu:

(1) Bila T (jumlah unit time series) besar sedangkan N (jumlah

unit cross section) kecil, maka hasil FEM dan REM tidak jauh

berbeda. Dalam hal ini pilihan umumnya akan didasarkan

pada kenyamanan perhitungan, yaitu FEM.

(2) Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua

pendekatan dapat berbeda signifikan. Jadi, apabila kita

meyakini bahwa unit cross section yang kita pilih dalam

penelitian diambil secara acak (random) maka REM harus

digunakan. Sebaliknya, apabila kita meyakini bahwa unit cross

Page 52: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

32

section yang kita pilih dalam penelitian tidak diambil secara

acak maka kita menggunakan FEM.

(3) Apabila cross section error component (€i) berkorelasi dengan

variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan REM

akan bias sementara parameter yang diperoleh dengan FEM

tidak bias.

(4) Apabila N dan T kecil, dan apabila asumsi yang mendasari

REM dapat terpenuhi, maka REM lebih efisien dibandingkan

tidak bias.

Keputusan penggunaan FEM dan REM dapat pula ditentukan

dengan menggunakan spesifikasi yang dikembangkan dengan

Hausman. Spesifikasi ini akan memberikan penilaian dengan

menggunakan Chi-square statistic sehingga keputusan pemilihan

model akan dapat ditentukan secara statistik.

Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:

H0 : Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Setelah dilakukan pengujian ini, hasil dari Hausman test

dibandingkan dengan Chi-square statistik dengan df = k, dimana k

adalah jumlah koefesien variabel yang diestimasi. Jika hasil dari

Hausman test signifikan, maka H0 ditolak, yang FEM digunakan.

4. Model Empiris

Model persamaan yang akan diestimasi pada penelitian ini sebagai

berikut:

(KDit) = β0 + β1 (PADit) + β2 (PPit) + β3 (PRit) + eit

Dimana:

KDit : Kemandirian Daerah di daerah i periode t

PADit : Pendapatan Asli Daerah di daerah i pada periode t

PPit : Pajak di daerah i pada periode t

PRit : Retribusi di daerah i pada periode t

Page 53: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

33

β0 : Intercept/Konstanta

β1,β2,β3,β4 : Koefisien regresi

eit : error term

Setelah model penelitian di estimasi maka akan diperoleh nilai dan

besaran dari masing-masing parameter dalam model persamaan diatas.

Nilai parameter positif atau negarif selanjutnya akan digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian.

5. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik untuk melihat apakah data terbebas dari masalah

multikolinieritas, heterokedastisitas dan autokolerasi, Model regresi

berganda dibangun atas beberapa asumsi klasik yang diperlukan untuk

mendapatkan estimator OLS yang bersifat BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator), yang berati model regresi tidak mengandung masalah. Untuk

itu perlu dibuktikan lebih lanjut apakah model regresi yang dilakukan

sudah memenuhi asumsi tersebut. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:

a. Uji Normalitas

Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data

berdistribusi normal. Untuk menguji data apakah terdistribusi normal

dengan menggunakan histogram dan uji Jarque-Bera.

Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan

kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat

normal. Dengan H0 pada data berdistribusi normal, uji Jarque-Bera

didistribusi dengan X2 dengan derajat bebas (degree of freedom)

sebesar 2. Probability menunjukan kemungkinan Jarque-Bera

melebihi (dalam nilai absolut) nilai terobservasi dibawah hipotesis

nol. Nilai probabilitas yang kecil cenderung mengarahkan pada

penolakan hipotesis nol distribusi normal. Pada angka Jarque-Bera

diatas nilai probabilitas (5%), maka kita dapat menolak H0 bahwa

data terdistribusi normal (Winarno, 2006:5.37).

Page 54: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

34

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan dependensi

linier yang kuat diantara variabel independen. Jika terjadi

multikolinieritas maka nilai standard error dari koefisien menjadi

tidak valid sehingga hasil uji signifikansi koefisien dengan uji t tidak

valid. Salah satu ukuran yang paling popular untuk melihat adanya

multikolinieritas antar variabel independen adalah dengan

menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) atau tolerance

(1/VIF). Regresi yang bebas multikolinieritas memiliki VIF disekitar

satu atau tolerance mendekati satu. Jika untuk suatu variabel

independen nilai VIF >10 dikatakan terjadi koliniearitas yang kuat

antar variabel independen (Rosadi, 2012:52-53).

Menurut Nachrowi dan Usman (2008,122), ada beberapa dampak

yang ditimbulkan oleh koliniaritas antara lain:

1) Variansi bebas (dari taksiran OLS).

2) Interval kepercayaan lebar (variansi besar, standar error besar,

dan interval kepercayaan lebar).

3) Uji t tidak signifikan. Suatu vriabel bebas yang signifikan baik

secara subtansi, maupun secara statistik jika dibuat regresi

sederhana, bisa tidak signifikam karena variansi besar akibat

kolinearitas.

4) R2 tinggi, tetapi banyak variabel yang tidak signifikan dari uji t.

5) Terkadang taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai

nilai yang tidak sesuai dengan subtansi sehingga dapat

menyesatkan interpretasi.

Menurut Rosadi (2012:53), untuk menyelesaikan masalah

multikolinieritas dapat dilakukan dengan berbagai cari, seperti:

1) Menambah lebih banyak observasi

2) Mengeluarkan salah satu variabel yang memiliki hubuhungan

kolerasi yang kuat.

Page 55: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

35

3) Mentransformasikan variabel independen, seperti misalnya

mengkombinakasikan variabel-variabel independen kedalam

suatu indeks.

c. Uji Heterokedastisitas

Dalam regresi linier ganda, salah satu asumsi yang harus

dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat

BLUE adalah var (ui) = ơ2

(konstan), semua sesatan mempunyai

variansi yang sama. Padahal, ada kasus-kasus tertentu dimana

variansi ưi tidak konstan, melainkan suatu variabel berubah-ubah

(Nachrowi, 2008:128).

Heteroskedastisitas merupakan fenomena terjadinya perbedaan

varian antar seri data. Heteroskedastisitas muncul apabila nilai

varian dari variabel tak bebas (Yi) meningkat sebagai

meningkatnya varian dari variabel bebas (Xi), maka varian dari Yi

adalah tidak sama. Gejala heteroskedastisitas lebih sering dalam data

cross section dari pada time series. Selain itu juga sering muncul

dalam analisis yang menggunakan data rata-rata.

Menurut Nachrowi dan Usman (2008:129), ada beberapa

dampak yang ditimbulkan oleh heteroskedastisitas terhadap OLS,

antara lalin:

1. Akibat tidak konstannya variansi, maka salah satu dampak yang

ditimbulkan adalah lebih besarnya variansi dari taksiran.

2. Lebih besarnya variansi taksiran, tentu akan berpengaruh pada

uji hipotesis yang dilakukan (uji t dan F) karena kedua uji

tersebut menggunakan besaran variansi taksiran. Akibatnya,

kedua uji hipotesis tersebut menjadi kurang akurat.

3. Lebih besarnya variansi taksiran akan mengakibatkan standard

error taksiran yang lebih besar sehingga interval kepercayaan

menjadi sangat besar.

4. Akibat beberapa dampak tersebut, maka kesimpulan yang

diambil dari persamaan regresi yang dibuat dapat menyesatkan.

Menurut Gujarati (2007:89-94), untuk mendektesi keberadaan

Page 56: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

36

heteroskedastisitas digunakan metode grafik scatter plot, uji Park, uji

Glejser, uji White, dimana apabila nilai probabilitas (p-value)

observasi R2

lebih besar dibandingkan tingkat resiko kesalahan yang

diambil (digunakan α = 5%), maka residual digolongkan

homoskedastisitas.

Jika pada pengujian sudah dilakukan dengan menggunakan

metode grafik scatter plot, uji Park, uji Glejser, uji White masih

ditemukan Heterokedastisitas maka dapat dilakukan uji Harvey.

Dimana uji Harvey merupakan uji dalam khasanah ekonometrika

termasuk dalam kategori multiplicative heterochedasticity.

Pengujian harvey ini didasarkan atas tabel statistik chi-square. (

Judge, 1985: 439- 441; Harvey, 1976: 461-465).

d. Uji Autokolerasi

Autokolerasi adalah adanya kolerasi antara variabel itu sendiri,

pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Pada umumnya

autokolerasi lebih sering terjadi pada data time series (Nachrowi dan

Usman, 2008: 135).

Autokorelasi menurut Wing Wahyu Winarno (2011: 5.26) dapat

berbentuk menjadi autokorelasi positif dan autokorelasi negatif.

Mengidentifikasi adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan

melihat hasil uji Durbin-Watson.

Tabel 3.1

Uji Durbin-Watson

Ada

autokorelasi

positif

Tidak dapat

diputuskan

Tidak ada

autokorelasi

Tidak dapat

diputuskan

Ada

autokorelasi

negatif

0 1,10 1,54 2,46 2,90

Apabila D-W berada diantara 1,54 hingga 2,46 maka model

tersebut tidak terdapat autokolerasi. Sebaliknya, jika DW tidak

berada diantara 1,54 hingga 2,46 maka model tersebut terdapat

autokolerasi. (Winarno, 2009:5.27).

Page 57: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

37

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin

Watson statistic (DW-stat) dari hasil regresi dengan nilai dari Durbin

Watson table (DW-tabel). Uji Durbin Watson (Uji DW) mengikuti

hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat Autokorelasi

H1 : Terdapat autokorelasi

Adapun Uji Durbin Watson (Uji DW) memiliki ketentuan sebagai

berikut:

Jika d < dL atau d > (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti

terdapat autokorelasi.

Jika dU < d < (4-dU) maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak

ada autokorelasi.

Jika dL < d < dU atau (4-dU) < d < (4-dL) maka tidak menghasilkan

kesimpulan yang pasti/ ragu-ragu

Nilai dU dan dL diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang

bergantung dari banyaknya observasi (n) dan banyakanya variabel

yang menjelaskan (Gujarati, 2003)

6. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis ini digunakan untuk memeriksa atau menguji apakah

koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksudnya

dari signifikan ini adalah suatu nilai koefesien regresi yang secara statitik

tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti

dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel

bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Ada dua jenis uji

hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan antara lain:

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t

dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan

Page 58: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

38

ketentuan sebagai berikut:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

Ho : β > 0, berarti ada pengaruh positif dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

1) Jika t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti

ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

2) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat

berpengaruh terhadap variabel dependen. Cara yang digunakan

adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan

ketentuan sebagai berikut:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-

sama).

Ho : β > 0, berarti ada hubungan yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-

sama).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai

Page 59: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

39

berikut:

1) Jika F hitung > F tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti

ada variabel independen secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang penting

dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik tidaknya model

regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain, angka tersebut dapat

mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan

data sesungguhnya.

Nilai koefisien determinasi (Goodness of fit) mencerminkan

seberapa besar variasi dari regressand (Y) dapat diterangkan oleh

regressor (X). Bila R2 = 0, artinya variasi dari Y tidak dapat

diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya

variasi Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata

lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berbeda pada garis

regresi. Dengan demikian ukuran goodness of fit dari suatu model

ditentukan oleh R2 yang nilainya antara nol dan satu. (Nachrowi dan

Usman, 2008:21-22).

E. Operasional Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ―(Pengaruh Earning Performance,

Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Kemandirian

Daerah di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2014)‖, maka terdapat variabel

dependen dan independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

Kemandirian Daerah, dan variabel independen dalam penelitan ini adalah

Earning Performance, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum.

Untuk mengukur variabel-variabel diatas, penulis terlebih dahulu akan

menjelaskan dan menentukan indikator yang terkait pada variable tersebut.

Page 60: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

40

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan :

1. Variabel Dependen

a. Kemandirian Daerah

Kemandirian daerah merupakan tingkat kemandirian pemerintah

daerah dalam hal pendanaan atau mendanai segala aktivitasnya.

2. Variabel Independen

a. Pendapatan Asli Daerah

Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah (PAD)

adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di

dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Earning Performance

Earning Performance merupakan tingkat pendapatan per aset

yang digunakan untuk menilai kinerja pemerintah daerah dalam

menggunakan sumber daya yang dimiliki demi memperoleh

pendapatan. Dalam pemerintah daerah tidak terdapat adanya ―net

profit‖, earning performance dilihat dari pajak dan retribusi yang

merupakan penyumbang terbesar pada pendapatan asli daerah.

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang

pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

perundang-undagan yang berlaku, yang digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

pembangunan daerah.

Retribusi daerah menurut Muljono (1997-1998) adalah pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin

tertentu yang khusus di sediakan atau di berikan oleh pemerintah

daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Page 61: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

41

Berikut ini merupakan tabel operasional variabel penelitian,

yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Variabel Ukuran

1 Kemandirian

Daerah

Kemandirian daerah merupakan tingkat

kemandirian pemerintah daerah dalam hal

pendanaan atau mendanai segala aktivitasnya.

Rasio

2 Pendapatan

Asli Daerah

(PAD)

Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004,

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah

penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-

sumber di dalam daerahnya sendiri yang

dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Rasio

3 Proksi Pajak

Daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan

oleh orang pribadi atau badan kepada daerah

tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang

dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

perundang-undagan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Presentase

4 Proksi

Retribusi

Daerah

Retribusi daerah menurut Muljono (1997-1998)

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran

atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus di sediakan atau di berikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan orang

pribadi atau badan.

Presentase

Page 62: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5˚50’ - 7˚50’

Lintang Selatan dan 104 ˚48’ - 108˚ 48’ Bujur Timur, dengan batas-batas

wilayah:

Sebelah Utara, dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta ;

Sebelah Timur, dengan Provinsi Jawa Tengah ;

Sebelah Selatan, dengan Samudra Indonesia ;

Sebelah Barat, dengan Provinsi Banten.

Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur geologi

yang kompleks dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan

selatan serta dataran rendah di wilayah utara. Memiliki kawasan hutan dengan

fungsi hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi yang proporsinya

mencapai 22,10% dari luas Jawa Barat; curah hujan berkisar antara 2000-

4000 mm/th dengan tingkat intensitas hujan tinggi; memiliki 40 Daerah

Aliran Sungai (DAS) dengan debit air permukaan 81 milyar m3/tahun dan air

tanah 150 juta m3/th.

Wilayah provinsi jawa barat meliputi 17 (tujuh belas) kabupaten, yaitu

kabupaten Bandung, Bandung Barat, Bekasi, Bogor, Ciamis, Cianjur,

Cirebon, Garut, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Pangandaran,

Purwakarta, Subang, Sukabumi, Sumedang dan Tasikmalaya, serta 9

(sembilan) kotamadya, yaitu kota Bandung, Banjar, Bekasi, Bogor, Cimahi,

Cirebon, Depok, Sukabumi, dan Tasikmalaya. Dan sebagai sektor ekonomi,

ternyata pertanian masih menjadi tumpuan harapan penghasilan penduduk

jawa barat. Karena selain dari iklim yang mendukung, keadaan alamnya pun

terkenal sebagai salah satu daerah yang subur. Daerah Jawa Barat juga

termasuk salah satu daerah industri terpenting di Indonesia. Diantara sekian

banyak industri di Jawa Barat, industri tekstil merupakan industri utama yang

menghasilkan sekitar 70% dari seluruh produksi tekstil di Indonesia.

Disamping itu terdapat juga industri kulit dan sepatu di Cibaduyut

Page 63: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

43

(Kabupaten Bandung), industri rumah tangga yang menghasilkan alat-alat

pertanian, anyam-anyaman, dan lain-lain.

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisa Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi

semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan,

menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan

kesimpulan (Muhson, 2006).

a. Analisa Deskriptif Kemandirian Daerah di Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Barat

Pelaksanaan otonomi daerah selain untuk mempermudah

dalam mengatur jalannya pemerintahan juga mewujudkan daerah yang

mandiri dan berkembang. Yang tidak lagi bergantung dengan

pemerintah pusat, dan harus mampu mendorong dalam

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki daerah masing-masing.

Kemandirian daerah berarti daerah harus memiliki finansial

dan mampu dalam hal menggali sumber-sumber keuangan, mengelola

dan menggunakan keuangannya sendiri untuk mendanai dan

membiayai seluruh kegiatan pemerintah daerah. Semakin tinggi

tingkat kemandirian daerah suatu daerah artinya ketergantungan

terhadap pemerintah pusat semakin berkurang. Pada grafik 4.1

menunjukan kemandirian daerah kab/kota provinsi jawa barat adalah

kota Bandung dan kabupaten Bekasi. Masing-masing daearah tersebut

memperoleh rasio kemandirian daerah sebesar 118,24% dan 95,83%

di tahun 2017. Ini menandakan bahwa di kota Bandung dan

Kabupaten Bekasi ketergantungan terhadap pemerintah pusat semakin

berkurang. Sebaliknya rasio terendah dimiliki oleh kabupaten Ciamis

Page 64: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

44

sebesar 11,69% tahun 2017. Berarti tingkat ketergantungan terhadap

pemerintah pusat masih besar, dan pola hubungannya pun masih

bersifat Instruktif, yaitu peran pemerintah pusat lebih dominan

daripada kemandirian pemerintah daerah (daerah tidak mampu

melaksanakan otonomi daerah).

Grafik 4.1

Kemandirian Daerah di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-

2017 (Dalam Persentase)

Sumber : DJPK (data diolah). Lampiran 1

b. Analisa Deskriptif Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Barat

Pendapatan asli daerah merupakan sumber keuangan daerah yang

diperoleh dari pajak, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan dan dikelola oleh pemerintah daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pendapatan asli daerah mendorong suatu wilayah untuk bisa

mandiri dengan apa yang diperoleh daerah tersebut. Semakin besar

pendapatan yang di terima, maka dapat dikatakan daerah tersebut sudah

bisa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa perlu menerima bantuan

0.00%50.00%

100.00%150.00%200.00%250.00%300.00%350.00%400.00%450.00%500.00%

Kota

mad

ya

Ban

dung

Kota

mad

ya

Ban

jar

Kota

mad

ya

Bek

asi

Kota

mad

ya

Bogor

Kota

mad

ya

Cim

ahi

Kota

mad

ya

Cir

ebon

Kota

mad

ya

Dep

ok

Kota

mad

ya

Sukab

um

iK

ota

mad

ya

Tas

ikm

alay

aK

abupat

en B

andung

Kab

upat

en B

andung…

Kab

upat

en B

ekas

iK

abupat

en B

ogor

Kab

upat

en C

iam

isK

abuta

ten C

ianju

rK

abupat

en C

ireb

on

Kab

upat

en G

arut

Kab

upat

en I

nd

ram

ayu

Kab

upat

en K

araw

ang

Kab

upat

en K

unin

gan

Kab

upat

en M

ajal

engka

Kab

upat

en P

urw

akar

taK

abupat

en S

uban

gK

abupat

en S

ukab

um

iK

abupat

en S

um

edan

gK

abupat

en T

asim

alay

a

2017

2016

2015

2014

2013

2012

Page 65: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

45

dari pemerintah pusat. Salah satu penyumbang terbesar pendapatan asli

daerah yaitu berasal dari pajak. Sektor pajak merupakan penyumbang

terbesar PAD Propinsi Jawa Barat yaitu sebesar 92,28 persen. Dan pajak

yang paling besar adalah dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan

diikuti oleh pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

Berikut data Pendapatan asli daerah dapat dilihat pada grafik 4.2

sebagai berikut.

Grafik 4.2

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

2012-2017 (Dalam Persen)

Sumber : DJPK (data diolah). Lampiran 1

Grafik 4.2 menunjukan data pendapatan asli daerah di beberapa

kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat periode tahun 2012 sampai tahun

2017. Dari grafik diatas dilihat bahwa PAD terbesar diperoleh oleh

KaKota Bandung sebesar 54,18% pada tahun 2017. Dimana penyumbang

paling banyak PAD di Kota Bandung ialah dari sektor Kepariwisataan,

karena Bandung merupakan salah satu kota tujuan wisata yang banyak

diminati oleh wisatawan baik nasional maupun mancanegara. Semakin

maju, berkembang dan berkualitas sektor kepariwisataan, tentunya akan

semakin meningkatkan pendapatan asli daerahya.

0.00%

50.00%

100.00%

150.00%

200.00%

250.00%

300.00%

Ko

tam

adya

Ban

du

ng

Ko

tam

adya

Ban

jar

Ko

tam

adya

Be

kasi

Ko

tam

adya

Bo

gor

Ko

tam

adya

Cim

ahi

Ko

tam

adya

Cir

eb

on

Ko

tam

adya

De

po

kK

ota

mad

ya S

uka

bu

mi

Ko

tam

adya

Tas

ikm

alay

aK

abu

pat

en

Ban

du

ng

Kab

up

ate

n B

and

un

g…K

abu

pat

en

Bek

asi

Kab

up

ate

n B

ogo

rK

abu

pat

en

Cia

mis

Kab

uta

ten

Cia

nju

rK

abu

pat

en

Cir

eb

on

Kab

up

ate

n G

aru

tK

abu

pat

en

Ind

ram

ayu

Kab

up

ate

n K

araw

ang

Kab

up

ate

n K

un

inga

nK

abu

pat

en

Maj

alen

gka

Kab

up

ate

n P

urw

akar

taK

abu

pat

en

Su

ban

gK

abu

pat

en

Su

kab

um

iK

abu

pat

en

Su

me

dan

gK

abu

pat

en

Tas

imal

aya

2017

2016

2015

2014

2013

2012

Page 66: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

46

c. Analisa Deskriptif Earning Performance (Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah) di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat

Eearning performance adalah tingkat pendapatan per aset yang

digunakan untuk menilai kinerja pemerintah daerah dalam menggunakan

sumber daya yang dimiliki demi memperoleh pendapatan. Jika earning

performance meningkat maka kemandirian keuangan daerah juga

meningkat, dan sebaliknya jika earning performance rendah maka

kemandirian keuangan daerah juga rendah.

Earning Performance disini adalah performa dari laba yang

dihasilkan dari pendapatan pajak dan retribusi daerah. Jika pendapatan

akan pajak dan retribusi meningkat, maka kemandirian keuangan daerah

akan meningkat. Dan sebaliknya, jika pendapatan akan pajak dan retribusi

menurun, maka daerah tersebut belum mampu untuk mandiri.

Berikut ini data Earning Performance dapat dilihat pada grafik 4.3

sebagai berikut.

Grafik 4.3

Presentase Pajak Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-

2017

Sumber : DJPK (data diolah). Lampiran 1

Grafik 4.3 menunjukan data Pajak daerah di beberapa

kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat periode tahun 2012 sampai tahun

0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%

100.00%120.00%140.00%160.00%180.00%200.00%

Ko

tam

adya

Ban

du

ng

Ko

tam

adya

Ban

jar

Ko

tam

adya

Be

kasi

Ko

tam

adya

Bo

gor

Ko

tam

adya

Cim

ahi

Ko

tam

adya

Cir

eb

on

Ko

tam

adya

De

po

kK

ota

mad

ya S

uka

bu

mi

Ko

tam

adya

Tas

ikm

alay

aK

abu

pat

en

Ban

du

ng

Kab

up

ate

n B

and

un

g…K

abu

pat

en

Bek

asi

Kab

up

ate

n B

ogo

rK

abu

pat

en

Cia

mis

Kab

uta

ten

Cia

nju

rK

abu

pat

en

Cir

eb

on

Kab

up

ate

n G

aru

tK

abu

pat

en

Ind

ram

ayu

Kab

up

ate

n K

araw

ang

Kab

up

ate

n K

un

inga

nK

abu

pat

en

Maj

alen

gka

Kab

up

ate

n P

urw

akar

taK

abu

pat

en

Su

ban

gK

abu

pat

en

Su

kab

um

iK

abu

pat

en

Su

me

dan

gK

abu

pat

en

Tas

imal

aya

2017

2016

2015

2014

2013

2012

Page 67: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

47

2017. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa penyumbang terbesar dari

Pajak adalah Kota Bandung sebesar 36,90% tahun 2017. Pajak tersebut

berasal dari pajak hotel, restoran, hiburan, parkir, reklame, penerangan

jalan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB), serta Pajak Air Tanah.

Grafik 4.4

Presentase Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

2012-2017

Sumber : DJPK (data diolah). Lampiran 1

Grafik 4.4 menunjukan data Retribusi daerah di beberapa

kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat periode tahun 2012 sampai tahun

2017. Dari data diatas dapat dilihat bahwa kabupaten Bekasi memiliki

presentase tertinggi sebesar 5,05% pada tahun 2017.

2. Pemilihan Model Terbaik

a. PLS vs FEM (Uji Chow)

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka

digunakan uji F-Restricted dengan cara melihat nilai probabilitas (P-

Value) F-Statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5%.

Sebelum melihat nilai probabilitas (P-Value) F-Statistik lebih kecil

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

Ko

tam

adya

Ban

du

ng

Ko

tam

adya

Ban

jar

Ko

tam

adya

Be

kasi

Ko

tam

adya

Bo

gor

Ko

tam

adya

Cim

ahi

Ko

tam

adya

Cir

eb

on

Ko

tam

adya

De

po

kK

ota

mad

ya S

uka

bu

mi

Ko

tam

adya

Tas

ikm

alay

aK

abu

pat

en

Ban

du

ng

Kab

up

ate

n B

and

un

g…K

abu

pat

en

Bek

asi

Kab

up

ate

n B

ogo

rK

abu

pat

en

Cia

mis

Kab

uta

ten

Cia

nju

r

Kab

up

ate

n C

ire

bo

nK

abu

pat

en

Gar

ut

Kab

up

ate

n In

dra

may

uK

abu

pat

en

Kar

awan

g

Kab

up

ate

n K

un

inga

nK

abu

pat

en

Maj

alen

gka

Kab

up

ate

n P

urw

akar

taK

abu

pat

en

Su

ban

gK

abu

pat

en

Su

kab

um

iK

abu

pat

en

Su

me

dan

g

Kab

up

ate

n T

asim

alay

a

2017

2016

2015

2014

2013

2012

Page 68: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

48

dari tingkat signifikansi α = 5%, terlebih dahulu dibuat hipotesisnya.

Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Model PLS

H1 : Model Fixed Effect

Berdasarkan hasil metode Fixed Effect (FEM) dan Pool Least Square

(PLS) diperoleh nilai probabilitas F-Statistik yakni sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: FIXED

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 2.192893 (25,127) 0.0024

Cross-section Chi-square 55.979496 25 0.0004

Sumber : data diolah Eviews. 09. Lampiran 2

Dari tabel 4.1 diatas diperoleh F-Statistik adalah 2.192893

dengan d.f (25,127) dan nilai probabilitas F-Statistik sebesar 0.0024,

yang berarti bahwa nilai probabilitas F-Statistik lebih kecil dari

tingkat signifikansi α 5% (0.0024 < 5%). Maka H0 ditolak, sehingga

model panel yang digunakan adalah Fixed Effect Model.

b. FEM vs REM (Uji Hausman)

Untuk mengetahui model panel yang digunkana, maka

digunakan uji Hausman, pengujian ini untuk menentukan model

paling tepat digunakan antara FEM dengan REM. Uji Hausman

memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-Square Statistic

sehingga keputusan pemilihan model dapat ditentukan dengan tepat.

Sebelum membandingkan Chi-Square Statistic dan Chi-Square Table

terlebih dahulu dibuat hipotesisnya adalah sebagai berikut :

Page 69: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

49

H0 : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Hasil pengolahan dengan uji Hausman dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut :

Tabel 4.2

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: RANDOM

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 21.663887 3 0.0001

Sumber : data diolah Eviews. 09. Lampiran 3

Berdasarkan hasil uji Hausman pada tabel 4.2 diatas, maka

didapatkan Chi Square statistic sebesar 21.663887 dengan probabilitas

0.0001 dan d.f 3 (2.35336). dikarenakan Chi-Hitung lebih besar dari

pada Chi-Tabel dan nilai probabilits Chi-Square statistik lebih kecil

dari nilai α 5% (0.0001 < 0.05) maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan

bahwa model terbaik yang dapat digunakan untuk model penelitian

adalah Fixed Effect Model.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak dapat

diketahui dengan membandingkan nilai Jarque-Bera dengan nilai Chi-

tabel, maka data dalam penelitian berdistribusi normal (Winarno,

2011:5.37).

Page 70: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

50

Sebenarnya normalitas data dapat dilihat dari gambar

histogram, namun seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva

normal, sehingga sulit disimpulkan. Lebih mudah bila melihat

koefisien Jarque-Bera dan probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat

saling mendukung. Apabila nilai probabilitas lebih besar dari 5%,

maka data berdistribusi normal (Winarno, 2011:5.39). adapun uji

normalitas dapat dilihat pada grafik 4.4 sebagai berikut:

Grafik 4.6

Uji Normalitas

0

4

8

12

16

20

-0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06

Series: Standardized Residuals

Sample 2012 2017

Observations 132

Mean -2.10e-19

Median -0.002097

Maximum 0.071283

Minimum -0.073134

Std. Dev. 0.026578

Skewness 0.148361

Kurtosis 3.039482

Jarque-Bera 0.492816

Probability 0.781603

Sumber : data diolah Eviews. 09. Lampiran 4

Pada garafik 4.6 diperoleh nilai Jarque-Bera hitung sebesar sebesar

0.492816 dan nilai Probabilitasnya sebesar 0.781603, karena nilai

probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5% (0.781603 >

0.05) maka dapat menolak H0 yang berarti data terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar

variabel independen. Untuk melihat ada atau tidak adanya

multikolinieritas nilai correlation matrix dari semua variabel

independen harus kurang dari 0,8. Berikut ini uji multikolinearitas

dengan menggunakan correlation matrix:

Page 71: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

51

Tabel 4.3

Correlation Matrix

PAD PP PR

PAD 1 0.7642708134337118 0.3507761603544031

PP 0.7642708134337118 1 0.5370101104014786

PR 0.3507761603544031 0.5370101104014786 1

Sumber : data diolah Eviews. 09. Lampiran 5

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa tidak ada masalah

multikolinieritas. Hal ini dikarenkan nilai kolerasi matriks (correlation

matrix) dari semua variabel independen adalah kurang dari 0.8.

Multikolinieritas biasanya terjadi pada estimasi yang

menggunakan data runtut waktu. Dengan mengkombinakikan data time

series dengan data cross section mengakibatkan masalah

multikolinieritas secara teknis dapat dikurangi. Penelitian ini

menggunakan data panel, yang mana secara teknis sudah dikatakan

masalah multikolinieritas sudah tidak ada.

c. Uji Heterokedastisitas

Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dalam penelitian

salah satunya adalah menggunakan cara dalam prosedur statistik

dengan uji Glejser. Berikut ini uji statistik dengan menggunkan uji

Glejser, dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Tidak Terjadi Heterokedastisitas

H1 : Terjadi Heterokedastisitas

Tabel 4.4

Uji Glejser

Dependent Variable: RESABS

Method: Panel Least Squares

Date: 07/03/18 Time: 13:45

Sample: 2012 2017

Periods included: 6

Page 72: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

52

Cross-sections included: 26

Total panel (balanced) observations: 156

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.017541 0.004023 4.360031 0.0000

PAD -0.009966 0.021230 -0.469452 0.6397

PP 0.069636 0.049083 1.418729 0.1589

PR 0.043342 0.106486 0.407026 0.6848

Sumber : data diolah Eviews. 09. Lampiran 6

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dari hasil diatas menunjukan

bahwa nilai Prob > 0.05. artinya H0 diterima yaitu tidak terdapat

masalah Heterokedastisitas dalam penelitian ini.

d. Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi berfungsi untuk mengetahui apakah terdapat

kesalahan pengganggu dari periode tertentu (μt)berkolerasi dengan

kesalahan pengganggu dari periode sebelumnya( μ-1). Pada kondisi ini

kesalahan pengganggu tidak bebas tetapi satu sama lain saling

berhubungan. (Hamja,2008:117). Berikut adalah hasil uji Autokorelasi

sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

R-squared 0.677408 Mean dependent var 0.465962

Adjusted R-squared 0.606285 S.D. dependent var 1.923489

S.E. of regression 1.206926 Akaike info criterion 3.380156

Sum squared resid 184.9972 Schwarz criterion 3.947117

Log likelihood -234.6522 Hannan-Quinn criter. 3.610431

F-statistic 9.524489 Durbin-Watson stat 2.127167

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : data diolah Eviews. 09. Lampiran 7

Berdasarkan hasil nilai Durbin Watson (DW) yang dihasilkan

adalah 2.127167. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 (5%)

dan jumlah data (n) = 156, serta jumlah variable independen (k) = 3

Page 73: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

53

diperoleh nilai dL sebesar 1,71234 dan dU sebesar 1,76423. DW terletak

diantara dU dan (4-dU), dimana 2,127167 berada diantara ,71234 dan

2,23577,yang berarti tidak terdapat autokorelasi.

4. Model FEM

Model data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan model Fixed Effect Model (FEM) dapat di jelaskan melalui

persamaan sebagai berikut:

KD = 1.397999 + 19.58419 PAD + 30.44318 PP + 31.35910 PR + e

Dimana:

KD : Kemandirian Daerah

PAD : Pendapatan Asli Daerah

PP : Pajak

PR : Retribusi

e : error term

5. Pengujian Hipotesis

a. Uji-t dan Interpretasi Hasil Analisis

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel independen

(pendapatan asli daerah dan earning performance) berpengaruh secara

parsial terhadap variabel dependennya (kemandirian daerah), yaitu

dengan membandingkan masing-masing nilai t-statistik dari regresi

dengan t-tabel dalam menolak atau menerima hipotesis. Pada tingkat

keyakinan α = 5%, maka diperoleh t-tabel (1.65487).

Tabel 4.6

Uji t-Statistik

Variabel t-Statistik Probabilitas

PAD 14.03493 0.0000

pajak 7.069800 0.0000

retribusi 2.592532 0.0106

Sumber: data diolah eviews 9.0. Lampiran 10

Page 74: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

54

Tabel 4.6 merupakan hasil pengujian variabel independen yaitu

pendapatan asli daerah dan earning performance kemandiriran daerah

secara parsial. Adapun hipotesisinya adalah sebagai berikut:

1) Terdapat pengaruh pendapatan asli daerah secara parsial terhadap

kemandirian daerah di kabupaten/kota periode 2012-2017

2) Tidak terdapat pengaruh earning performance secara parsial

terhadap kemandirian daerah di kabupaten/kota periode 2012-2017

Berdasarkan hasil regresi yang diperoleh pada tabel 4.6 maka

pembuktian dari hipotesis yang telah dipaparkan adalah sebagai

berikut:

1) Variabel pendapatan asli daerah memiliki t-statistik > t-tabel

(14.03493 > 1.65487) atau nilai probabilitas pendapatan asli daerah

lebih kecil dari tingkat keyakinan α = 5% (0.0000 < 0.05) yang

berarti bahwa H0 ditolak, yang berarti bahwa pendapatan asli

daerah berpengaruh signifikan terhadap kemandirian daerah.

2) Variabel Pajak memiliki t-statistik > t-tabel 7.069800 > 1.65487)

atau nilai probabilitas Pajak lebih besar dari tingkat keyakinan α =

5% (0.0000 < 0.05) yang berarti bahwa H0 diterima, yang berarti

bahwa Pajak berpengaruh signifikan terhadap kemandirian daerah.

3) Variabel Retribusi memiliki t-statistik > t-tabel 2.592532 >

1.65487) atau nilai probabilitas Retribusi lebih besar dari tingkat

keyakinan α = 5% (0.0106 < 0.05) yang berarti bahwa H0 diterima,

yang berarti bahwa Retribusi berpengaruh signifikan terhadap

kemandirian daerah.

b. Uji-F dan Interpretasi Hasil Analisis

Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependennya, maka digunaan uji F

dengan cara membandingkan F-statistik dengan F-tabel. Dibawah ini

merupakan hasil uji F-Statistik, yaitu sebagai berikut:

Page 75: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

55

Tabel 4.7

Uji F-Statistik

F-statistic Prob(F-statistic)

9.524489 0.000000

Sumber: data diolah eviews 9.0. Lampiran 11

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, hasil regresi data panel menggunakan

Fixed Effect Model diperoleh nilai F-statistik sebesar 9.524489 dengan

probabilitas sebesar 0.000000, pada tingkat keyakinan α = 5%, k = 3, n

=156, sehingga diperoleh F-tabel dengan nilai df yaitu (3.06). Maka

terlihat bahwa F-statistik > F-tabel (9.524489 > 3.06) atau nilai

probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5%

(0.000000 < 0.05), maka Ho ditolak, artinya bahwa variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

kemandirian daerah.

c. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.8

Uji Adjusted R-Square

R-squared 0.677408

Adjusted R-squared 0.606285

Sumber: data diolah eviews 9.0. Lampiran 7

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan koefisien determinasi sebesar

0.606285 atau 60,62%. Hal ini terlihat bahwa 60,62% kemandirian

daerah di 26 kabupaten/kota di Jawa Barat dapat dijelakan oleh

pendapatan asli daerah dan earning performance. Sedangkan sisanya

(100% - 60,62% = 39,38%) kemandirian daerah dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

6. Analisis Ekonomi

Berdasarkan hasil estimasi yang menggunakan Fixed Effect Model

dapat disimpulkan bahwa hasil regresi yang dihasilkan cukup baik untuk

menjelaskan kemandirian daerah di 26 kota kabupaten/kota provinsi Jawa

Page 76: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

56

Barat tahun 2012-2017. Berikut ini merupakan tabel interpretasi Fixed

Effect Model, sebagai berikut :

Tabel 4.9

Interpretasi Fixed Effect Model

Variabel Coefficient

Indv.

Effect Prob

C 1.397999 0

PAD? 19.58419 0

PP? 30.44318 0

PR? 31.35910 0.0106

Fixed Effects (Cross)

_KOTABANDUNG—C 0.0189039 3,288380

_KOTABANJAR—C 0.1754270 -0,356280

_KOTABEKASI—C 0.2047361 3,445351

_KOTABOGOR—C 0.373694 1,771684

_KOTACIMAHI—C 0.0746989 0,651001

_KOTACIREBON—C 0.559228 1,957218

_KOTADEPOK—C 1.854.815 3,252805

_KOTASUKABUMI—C -2.813.023 -1,415033

_KOTATASIKMALAYA--C -0.390517 1,007473

_KABBANDUNG—C -0.456808 0,941182

_KABBANDUNGBARAT--C 1.023.378 2,421368

_KABBEKASI—C 0.468349 1,866339

_KABBOGOR—C -0.048811 1,349179

_KABCIAMIS—C 0.041763 1,439753

_KABCIANJUR—C -0.602486 0,795504

_KABCIREBON—C -1.287.303 0,110687

_KABGARUT—C -0.555960 0,842030

_KABINDRAMAYU—C -0.426562 0,971428

Page 77: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

57

_KABKARAWANG—C -0.621772 0,776218

_KABKUNINGAN—C -0.166336 1,231654

_KABMAJALENGKA--C -0.488370 0,909620

_KABPURWAKARTA--C 2.045.793 3,443783

_KABSUBANG—C 0.070601 1,468591

_KABSUKABUMI—C -0.005054 1,392936

_KABSUMEDANG—C -0.349334 1,048656

_KABTASIMALAYA--C 0.338224 1,736214

Sumber: data diolah eviews 9.0. Lampiran 7

Dapat kita lihat dari tabel 4.9 bahwa 26 kabupaten/kota di provinsi Jawa

Barat memiliki pengaruh individu yang berbeda-beda untuk setiap

perubahan pada pendapatan asli daerah dan earning performance.

Kota Bandung

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 3,288380 persen.

Kota Banjar

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Banjar akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar -0,356280 persen.

Kota Bekasi

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bekasi akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 3,445351 persen.

Kota Bogor

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

Page 78: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

58

maka Kota Bogor akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 1,771684 persen.

Kota Cimahi

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Cimahi akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 0,651001 persen.

Kota Depok

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Depok akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 3,252805 persen.

Kota Sukabumi

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Sukabumi akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar -1,415033 persen.

Kota Tasikmalaya

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Tasikmalaya akan mendapatkan pengaruh individu

terhadap Kemandirian Daerah sebesar 1,007473 persen.

Kabupaten Bandung

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kabupaten Bandung akan mendapatkan pengaruh individu

terhadap Kemandirian Daerah sebesar 0,941182 persen.

Kabupaten Bandung Barat

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

Page 79: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

59

maka Kabupaten Bandung Barat akan mendapatkan pengaruh individu

terhadap Kemandirian Daerah sebesar 2,421368 persen.

Kabupaten Bekasi

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kabupaten Bekasi akan mendapatkan pengaruh individu

terhadap Kemandirian Daerah sebesar 1,866339 persen.

Kabupaten Bogor

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 1,349179 persen.

Kabupaten Ciamis

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 1,439753 persen.

Kabupaten Cianjur

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 0,795504 persen.

Kabupaten Cirebon

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 0,110687 persen.

Kabupaten Garut

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

Page 80: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

60

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 0,842030 persen.

Kabupaten Indramayu

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 0,971428 persen.

Kabupaten Karawang

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 0,776218 persen.

Kabupaten Kuningan

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 1,231654 persen.

Kabupaten Majalengka

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 0,909620 persen.

Kabupaten Purwakarta

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 3,443783 persen.

Kabupaten Subang

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

Page 81: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

61

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 1,468591 persen.

Kabupaten Sukabumi

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 1,392936 persen.

Kabupaten Sumedang

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 1,048656 persen.

Kabupaten Tasikmalaya

Apabila terjadi perubahan sebesar 1 satuan pada pendapatan asli

daerah dan earning performance antar daerah maupun antar waktu,

maka Kota Bandung akan mendapatkan pengaruh individu terhadap

Kemandirian Daerah sebesar 1,736214 persen.

a. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli daerah menunjukan kemandirian daerah itu sendiri,

dapat dikatakan bahwa daerah itu telah mampu untuk membiayai,

membangun dan meningkatkan daerahnya sendiri yang bersumber dari

hasil pajak daerah, retribusi daerah, Hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah. Pada hasil

penelitian ini, diperoleh bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh positif

pada kemandirian daerah dengan tingkat signifikansi 5%. Hal tersebut

sesuai dengan hipotesis bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh

signifikan terhadap kemandiriran daerah.

Dengan adanya partisipasi masyarakat dalam taat membayar pajak

daerah dan retribusi daerah maka akan meningkatkan pendapatan asli

daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, ―Pajak daerah adalah kontribusi wajib

Page 82: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

62

kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.‖

Pajak merupakan salah satu komponen pembentuk PAD yang

dimana semakin tinggi pajak yang didapatkan maka semakin besar pula

PAD yang diterima. PAD ini akan digunakan untuk membangun daerah

tersebut. Selanjutnya PAD ini dapat digunakan untuk membangun dan

membiayai pembangunan di suatu daerah sehingga berakibat pada

terciptanya kemandirian daerah tersebut dan diharapkan dapat

berkurangnya atau menurunkan ketergantungan pemerintah daerah ke

pemerintah pusat.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Waskito Hadi (2015), dari hasil penelitiannya bahwa pengaruh proporsi

PAD terhadap kemandirian daerah adalah sebesar 82,4%. Yang berarti

bahwa PAD berpengaruh terhadap kemandirian daerah. Selain itu

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Reza Marizka

(2013) dan penelitian Afrizal Tahar dan Maulida Zakhiya (2011), bahwa

PAD mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian

daerah.

b. Earning Performance (Proksi Pajak Daerah)

Dalam penelitian ini Earning Performance (Proksi Pajak Daerah)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian daerah dengan

tingkat signifikansi 5%. Ini berarti Earning Performance (Proksi Pajak

Daerah) menunjukan bahwa tingkat pendapatan pajak yang digunakan

untuk menilai kinerja pemerintah dalam menggunakan sumber daya untuk

memperoleh pendapatan berpengaruh terhadap kemandirian daerah

tersebut.

Jika dilihat dari kerangka pemikiran, Earning Performance (Proksi

Pajak Daerah) berpengaruh terhadap kemandirian daerah. Ini sejalan

dengan hasil penelitian setelah di uji hipotesis. Dengan meningkatnya

Page 83: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

63

earning performance maka pendapatan daerah tersebut akan meningkat,

kemudian akan berkurang juga ketergantungan pemerintah daerah kepada

pemerintah pusat. Sehingga daerah sudah mampu mengelola sumber daya

yang dimiliki dan dapat dikatakan telah mandiri. Berikut ini adalah daftar

rasio Earning performance dan rasio kemandirian daerah, pola hubungan

dan tingkatan kemandirian daerah.

c. Earning Performance (Proksi Retribusi Daerah)

Dalam penelitian ini Earning Performance (Proksi Retribusi

Daerah) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian daerah

dengan tingkat signifikansi 5%. Ini berarti Earning Performance (Proksi

Retribusi Daerah) menunjukan bahwa tingkat pendapatan retribusi yang

digunakan untuk menilai kinerja pemerintah dalam menggunakan sumber

daya untuk memperoleh pendapatan berpengaruh terhadap kemandirian

daerah tersebut.

Jika dilihat dari kerangka pemikiran, Earning Performance (Proksi

Retribusi Daerah) berpengaruh terhadap kemandirian daerah. Ini sejalan

dengan hasil penelitian setelah di uji hipotesis. Dengan meningkatnya

earning performance maka pendapatan daerah tersebut akan meningkat,

kemudian akan berkurang juga ketergantungan pemerintah daerah kepada

pemerintah pusat. Sehingga daerah sudah mampu mengelola sumber daya

yang dimiliki dan dapat dikatakan telah mandiri. Berikut ini adalah daftar

rasio kemandirian daerah, pola hubungan dan tingkatan kemandirian

daerah.

Tabel 4.10

Daftar rasio Kemandirian Daerah, Pola Hubungan dan Tingkatan

Kemandirian Daerah Tahun 2017

No Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

Rasio Kemandirian

Daerah Pola Hubungan

Kemandirian

Keuangan

Daerah

1 Kotamadya Bandung 118,24% Delegatif Tinggi

2 Kotamadya Banjar 25,16% Konsultatif Rendah

Page 84: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

64

3 Kotamadya Bekasi 101,57% Instruktif Tinggi

4 Kotamadya Bogor 63,46% Partisipatif Sedang

5 Kotamadya Cimahi 32,64% Konsultatif Rendah

6 Kotamadya Cirebon 46,35% Konsultatif Rendah

7 Kotamadya Depok 76,26% Delegatif Tinggi

8 Kotamadya Sukabumi 43,89% Konsultatif Rendah

9 Kotamadya Tasikmalaya 24,21% Instruktif Rendah Sekali

10 Kabupaten Bandung 24,26% Instruktif Rendah Sekali

11 Kabupaten Bandung Barat 21,54% Instruktif Rendah Sekali

12 Kabupaten Bekasi 95,83% Delegatif Tinggi

13 Kabupaten Bogor 76,96% Delegatif Tinggi

14 Kabupaten Ciamis 11,69% Instruktif Rendah Sekali

15 Kabutaten Cianjur 21,49% Instruktif Rendah Sekali

16 Kabupaten Cirebon 24,41% Instruktif Rendah Sekali

17 Kabupaten Garut 16,52% Instruktif Rendah Sekali

18 Kabupaten Indramayu 18,52% Instruktif Rendah Sekali

19 Kabupaten Karawang 71,82% Partisipatif Sedang

20 Kabupaten Kuningan 15,73% Instruktif Rendah Sekali

21 Kabupaten Majalengka 24,99% Instruktif Rendah Sekali

22 Kabupaten Purwakarta 73,38% Instruktif Sedang

23 Kabupaten Subang 16,19% Instruktif Rendah Sekali

24 Kabupaten Sukabumi 22,31% Instruktif Rendah Sekali

25 Kabupaten Sumedang 21,15% Instruktif Rendah Sekali

26 Kabupaten Tasimalaya 12,21% Instruktif Rendah Sekali

Sumber : Data Sekunder LPH LKPD

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat pola hubungan dan tingkat

kemandirian daerah. Berikut ini penjelasannya:

Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bekasi dan

Kabupaten Bogor mempunyai pola hubungan Delegatif, yaitu campur

Page 85: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

65

tangan pemerintah pusat sudah tidak ada, karena daerah telah benar-benar

mampu dan mandiri dalam melaksanakan otonomi daerah.

Kota Bogor, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta memiliki

pola hubungan partisipatif, peranan pemerintah pusat semakin berkurang,

mengingat daerah yang bersangkutan tingkat kemandiriannya mendekati

mampu melaksanakan otonomi daerah..

Kota Banjar, Kota Cimahi dan Kota Cirebon memiliki Pola hubungan

konsultatif, campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang,

karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi.

Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat,

Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon, Kabupaten

Garut, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten

Majalengka, Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten

Sumedang dan Kabupaten Tasikmalaya mempunyai Pola hubungan

Instruktif, peran pemerintah pusat lebih dominan daripada kemandirian

pemerintah daerah (daerah tidak mampu melaksanakan otonomi daerah).

Page 86: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan

sebelumnya, penulis memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian mengenai Analisis Tipologi Kemandirian Daerah Berdasarkan

Earning Performance dan PAD di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat

Tahun 2012-2017 adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel model FEM dapat diketahui

dan dijelaskan secara bersama-sama bahwa Earning Performance (Proksi

Pajak Daerah), Earning Performance (Proksi Retribusi Daerah) dan

Pendapatan Asli Daerah, berpengaruh signifikan terhadap Kemandirian

Daerah Tahun 2012-2017.

2. Berdasarkan hasil regresi data panel model FEM, secara parsial diperoleh

bahwa Earning Performance (Proksi Pajak Daerah) berpengaruh

signifikan dan positif terhadap Kemandirian Daerah di 26 kabupaten/kota

provinsi Jawa Barat.

3. Berdasarkan hasil regresi data panel data panel model FEM, secara parsial

diperoleh bahwa Earning Performance (Proksi Retribusi Daerah)

berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kemandirian Daerah di 26

kabupaten/kota provinsi Jawa Barat.

4. Berdasarkan hasil regresi data panel model FEM, secara parsial diperoleh

bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan dan positif

terhadap Kemandirian Daerah di 26 kabupaten/kota provinsi Jawa Barat.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan penelitian, maka saran yang dapat diberikan

oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah daerah disarankan untuk meningkatkan pendapatan asli

daerah, di daerahnya masing masing. Mengingat PAD merupakan

komponen yang penting dalam mengukur tingkat kemandirian daerah.

Page 87: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

67

2. Bagi pemerintah daerah disarankan untuk meningkatkan pendapatan asli

daerah, di seluruh tingkat provinsi, kabupaten maupun kota. Karena

dengan meningkatnya pendapatan asli daerah maka suatu daerah dapat

dikatakan mandiri. Dan tidak lagi ketergantungan dengan pemerintah

pusat.

3. Bagi pemerintah daerah Jawa Barat agar lebih aktif dalam menarik pajak

daerah dan retribusi daerah agar pendapatan asli daerah dapat meningkat.

Jika pendapatan asli daerah meningkat maka kemandirian daerah dapat

tercapai.

4. Penelitian ini memiliki keterbatasan, dimana penelitian ini hanya

mengukur kemandirian keuangan suatu daerah. Maka penulis

menyarankan untuk penelitian lebih lanjut mengenai kelanjutan setelah

kemandirian daerah ini, apakah setelah mandirinya suatu daerah akan

meningkatkan kepuasan atau kebahagian pada masyarakatnya.

Page 88: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

68

DAFTAR PUSTAKA

Chalid, Pheni. ―Keuangan Daerah Investasi, dana Desentralisasi: Tantangan dan

Hambatan‖, Kemitraan Partnership: Jakarta, 2005

Dewi, Rahduta Putri Sari. ―Analisis Kemandirian Keuangan Daerah Pemerintah

Kabupaten Pauruan Pada Era Otonomi Daerah (Periode 2001-2008)‖,

UPN: Jawa Timur, 2010

DJPK, ―LGF Realisasi APBD‖, Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2012

_____, ―LGF Realisasi APBD‖, Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2013

_____, ―LGF Realisasi APBD‖, Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2014

_____, ―LGF Realisasi APBD‖, Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2015

_____, ―LGF Realisasi APBD‖, Kementrian Keuangan Republik Indonesia, 2016

Darise, Nurlan. ―Pengelolaan Keuangan Daerah‖, edisi kedua, Indeks: Gorontalo,

2009

Gujarati, Damodar N. ―Dasar-dasar Ekonometrika‖, Edisi ketiga, Jilid Dua,

Erlangga: Jakarta, 2007

Hadi, Waskito. ―Pengaruh Earning Performance dan Proporsi PAD LKPD 2015

Terhadap Kemandirian Daerah Di Jawa Tengah‖, BPK RI, 2017

Hamja, Yahya. ―Materi Kuliah Ekonometrik‖, Bandung, 2008

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,

Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta: Erlangga.

Mahardika, I Gusti Ngurah Suryadi, Luh Gede Sri Artini. ―Analisis Kemandirian

Keuangan Daerah di Era Otonomi Pada Pemerintah Kabupaten

Tabanan‖, UNUD: Bali, 2012

Page 89: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

69

Mardiasmo. ―Dasar-dasar Perpajakan”, Penerbit Andi, Yogyakarta

Marizka, Reza. ―Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana

Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemadirian

Keuangan Daerah Pada Kabupaten Dan Kota di Sumatera Barat (Tahun

2006-2011)‖ UNP: Padang, 2013

Nurana, Anggun Ciptasari. ―Analisis Dampak Kebijakan Otonomi Daerah

Terhadap Ketimpangan Perkembangan Wilayah Di Kawasan

Ciayumajakuning‖, 2010

Pemerintah Pusat Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintah Daerah

Pemerintah Pusat Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah

Pemerintah Pusat Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah

Saputra, Dori. ―Analisis Kemandirian dan Efektifitas Keuangan Daerah Pada

Kabupaten dan Kota Propinsi Sumatera Barat”, UNP: Padang, 2014

Sianturi, Y. Simonsen. ―Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Ketimpangan

Antar Wilayah (Studi Kasus Kabupaten/Kota Propinsi Sumatera Utara‖,

2011

Tahar, Afrizal, Maulida Zakhiya. ―Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana

Alokasi Umum Terhadap Kemandiriran Daerah dan Pertumbuhan

Ekonomi Daerah‖ UMY: Yogyakarta, 2011

Taluke, Maxwel. ―Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pada

Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Halmahera Barat‖, 2013

Tama, Annafi Indra. ―Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Melalui

Analisis Rasio Keuangan APBD Kabupaten/Kota di Indonesia Sebelum

Page 90: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

70

dan Sesudah Penerapan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009”,

UNISMA: Bekasi, 2015

Taryoko. ―Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Keuangan

Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2006-2013‖, UNY:

Yogyakarta, 2016

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah

Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah

Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah

Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Winaryo, Wing Wahyu. (2007). Analisis ekonometrika dan statistika dengan

Eviews Edisi Kelima. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Menejemen

YKPN

Yanto, Febri Ferta, Mukhlizul Hamdi, Meihendri. ―Pengaruh Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan

Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumbar‖ Universitas Bung

Hatta, 2014

Page 91: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

71

LAMPIRAN

Lampiran 1

Wilayah Tahun KD PAD PP PR

Kotamadya Bandung

2012 39,75% 28,44% 16,85% 2,16%

2013 51,27% 33,89% 25,34% 1,97%

2014 55,25% 35,59% 29,00% 2,86%

2015 105,32% 51,29% 30,26% 2,26%

2016 88,09% 46,83% 34,40% 3,21%

2017 118,24% 54,18% 36,90% 4,04%

Kotamadya Banjar

2012 11,15% 10,03% 0,66% 8,53%

2013 12,83% 11,37% 1,20% 1,01%

2014 10,49% 9,49% 1,31% 1,06%

2015 28,00% 21,87% 1,18% 0,78%

2016 20,81% 17,22% 1,06% 0,80%

2017 25,16% 20,10% 1,22% 0,90%

Kotamadya Bekasi

2012 2,71% 2,64% 16,54% 1,86%

2013 48,66% 32,73% 24,53% 1,67%

2014 42,78% 29,96% 23,76% 1,35%

2015 112,39% 52,92% 27,48% 1,61%

2016 97,57% 49,39% 28,24% 2,01%

2017 101,57% 50,39% 30,43% 2,22%

Kotamadya Bogor

2012 23,32% 18,91% 12,39% 2,71%

2013 41,71% 29,43% 17,30% 2,86%

2014 30,74% 23,51% 20,00% 3,81%

2015 77,01% 43,51% 21,64% 3,13%

2016 71,42% 41,66% 21,02% 2,67%

2017 63,46% 38,82% 23,43% 2,06%

Kotamadya Cimahi

2012 19,85% 16,57% 4,78% 0,79%

2013 24,45% 19,64% 8,29% 1,03%

2014 19,51% 16,33% 8,32% 1,70%

2015 42,79% 29,97% 8,47% 0,87%

2016 36,50% 26,74% 8,25% 0,60%

2017 32,64% 24,61% 8,85% 0,67%

Kotamadya Cirebon

2012 20,69% 17,14% 4,76% 1,54%

2013 21,75% 96,02% 7,98% 1,39%

2014 22,23% 18,19% 8,63% 2,00%

2015 41,38% 29,27% 8,73% 1,16%

2016 41,70% 29,43% 8,27% 0,97%

2017 46,35% 31,67% 9,75% 0,86%

2012 40,92% 29,04% 20,68% 2,40%

2013 43,37% 30,25% 24,30% 2,41%

Page 92: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

72

Kotamadya Depok 2014 36,35% 26,66% 26,10% 2,48%

2015 83,87% 45,61% 24,68% 1,72%

2016 82,45% 45,19% 27,42% 1,60%

2017 76,26% 43,26% 27,85% 2,01%

Kotamadya Sukabumi

2012 25,40% 20,26% 2,10% 1,25%

2013 26,16% 20,74% 2,00% 1,10%

2014 25,29% 20,19% 2,74% 0,97%

2015 48,41% 32,62% 2,71% 1,07%

2016 42,05% 29,60% 2,51% 0,69%

2017 43,89% 30,50% 3,06% 0,81%

Kotamadya Tasikmalaya

2012 16,85% 14,42% 3,15% 1,20%

2013 14,49% 12,66% 4,53% 0,87%

2014 12,91% 11,43% 6,25% 0,94%

2015 28,61% 22,25% 5,22% 0,77%

2016 23,62% 19,11% 5,11% 0,74%

2017 24,21% 19,49% 6,24% 0,64%

Kabupaten Bandung

2012 14,44% 12,62% 5,43% 1,56%

2013 18,44% 15,57% 7,93% 1,88%

2014 22,73% 18,52% 7,93% 0,87%

2015 33,94% 25,34% 6,99% 0,76%

2016 28,62% 22,25% 6,49% 0,58%

2017 24,26% 19,52% 7,27% 0,60%

Kabupaten Bandung

Barat

2012 10,51% 9,51% 5,95% 1,18%

2013 12,61% 11,20% 10,07% 2,25%

2014 15,15% 13,15% 11,62% 4,07%

2015 27,13% 21,34% 9,98% 0,99%

2016 25,69% 20,44% 9,61% 0,79%

2017 21,54% 17,72% 10,56% 0,86%

Kabupaten Bekasi

2012 40,36% 28,75% 16,65% 3,35%

2013 52,27% 34,33% 24,21% 4,90%

2014 40,15% 28,65% 25,56% 6,06%

2015 113,81% 53,23% 25,59% 4,27%

2016 99,26% 49,82% 29,42% 4,71%

2017 95,83% 48,94% 31,12% 5,05%

Kabupaten Bogor

2012 40,38% 28,76% 18,79% 3,66%

2013 41,65% 29,41% 17,71% 3,24%

2014 49,01% 32,89% 21,27% 5,57%

2015 77,50% 43,66% 21,25% 2,56%

2016 85,14% 45,99% 22,50% 2,35%

2017 76,96% 43,49% 23,44% 2,35%

2012 4,93% 4,70% 0,92% 1,01%

2013 5,65% 5,35% 1,33% 1,24%

2014 7,44% 6,92% 1,75% 0,80%

Page 93: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

73

Kabupaten Ciamis 2015 13,43% 11,84% 1,78% 0,47%

2016 14,49% 12,65% 1,73% 0,65%

2017 11,69% 10,46% 2,14% 0,83%

Kabutaten Cianjur

2012 11,86% 10,60% 2,78% 1,31%

2013 13,43% 11,84% 2,58% 1,08%

2014 15,63% 13,52% 4,31% 0,85%

2015 26,28% 20,81% 4,49% 0,93%

2016 21,12% 17,43% 4,12% 0,71%

2017 21,49% 17,69% 4,73% 0,78%

Kabupaten Cirebon

2012 13,04% 11,53% 2,52% 2,64%

2013 16,86% 14,43% 2,83% 2,16%

2014 23,21% 18,84% 4,41% 4,06%

2015 28,30% 22,06% 4,61% 1,26%

2016 24,51% 19,68% 4,39% 1,07%

2017 24,41% 19,62% 5,06% 1,12%

Kabupaten Garut

2012 9,48% 8,66% 1,12% 0,80%

2013 12,68% 11,25% 1,29% 0,78%

2014 12,49% 11,10% 1,86% 0,58%

2015 20,50% 17,01% 2,07% 0,53%

2016 15,60% 13,49% 2,26% 0,42%

2017 16,52% 14,18% 3,00% 0,47%

Kabupaten Indramayu

2012 9,57% 8,73% 1,67% 0,96%

2013 8,98% 8,24% 1,43% 0,79%

2014 10,33% 9,36% 2,61% 0,75%

2015 20,66% 17,12% 2,69% 0,81%

2016 16,99% 14,52% 2,50% 0,78%

2017 18,52% 15,63% 2,98% 1,11%

Kabupaten Karawang

2012 36,54% 26,76% 7,41% 1,74%

2013 32,54% 24,55% 13,08% 2,27%

2014 40,59% 28,87% 16,81% 5,39%

2015 65,06% 39,42% 17,86% 3,22%

2016 51,21% 33,87% 17,05% 2,86%

2017 71,82% 41,80% 22,71% 3,43%

Kabupaten Kuningan

2012 7,95% 7,37% 1,64% 1,37%

2013 9,87% 8,99% 1,85% 1,63%

2014 0,47% 0,47% 3,37% 2,44%

2015 16,67% 14,29% 2,49% 2,03%

2016 14,76% 12,86% 2,61% 2,15%

2017 15,73% 13,59% 2,84% 2,03%

Kabupaten Majalengka

2012 7,05% 6,59% 0,71% 1,03%

2013 8,64% 7,95% 1,72% 1,07%

2014 8,12% 7,51% 1,58% 1,72%

2015 20,75% 17,19% 2,53% 1,11%

Page 94: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

74

2016 19,23% 16,13% 3,56% 1,01%

2017 24,99% 20,00% 4,29% 0,91%

Kabupaten Purwakarta

2012 15,08% 13,10% 7,71% 1,86%

2013 14,51% 12,67% 9,23% 1,84%

2014 34,45% 25,62% 19,07% 2,19%

2015 35,85% 26,39% 25,03% 2,08%

2016 31,70% 24,07% 21,73% 1,68%

2017 73,38% 42,32% 26,86% 1,33%

Kabupaten Subang

2012 8,37% 7,72% 2,70% 0,68%

2013 8,60% 7,91% 2,83% 1,24%

2014 7,26% 6,77% 4,14% 1,08%

2015 21,64% 17,79% 4,10% 0,86%

2016 19,67% 16,44% 4,53% 0,87%

2017 16,19% 13,94% 4,21% 0,77%

Kabupaten Sukabumi

2012 10,02% 9,11% 3,76% 1,07%

2013 12,81% 11,35% 5,68% 1,47%

2014 13,73% 12,08% 7,00% 1,44%

2015 28,66% 22,28% 6,30% 1,33%

2016 24,83% 19,89% 5,41% 1,06%

2017 22,31% 18,24% 5,80% 1,17%

Kabupaten Sumedang

2012 12,16% 10,84% 3,42% 0,82%

2013 12,43% 11,05% 3,18% 1,00%

2014 11,36% 10,20% 5,05% 1,85%

2015 25,79% 20,50% 4,85% 0,58%

2016 21,46% 17,67% 4,87% 0,60%

2017 21,15% 17,46% 5,16% 0,76%

Kabupaten Tasimalaya

2012 3,48% 3,36% 1,22% 1,06%

2013 3,29% 3,18% 1,37% 1,63%

2014 3,53% 3,41% 2,27% 1,28%

2015 11,41% 10,24% 1,82% 0,89%

2016 10,40% 9,42% 1,64% 0,79%

2017 12,21% 10,88% 2,02% 0,83%

Page 95: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

75

Lampiran 2

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: FIXED

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 2.192893 (25,127) 0.0024

Cross-section Chi-square 55.979496 25 0.0004

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: KD

Method: Panel Least Squares

Date: 07/09/18 Time: 11:08

Sample: 2012 2017

Periods included: 6

Cross-sections included: 26

Total panel (balanced) observations: 156

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.484696 0.232151 -6.395378 0.0000

PAD 15.66604 1.191352 13.14980 0.0000

PP -16.08561 1.964374 -8.188668 0.0000

PR 4.947975 10.10547 0.489634 0.6251

R-squared 0.538154 Mean dependent var 0.465962

Adjusted R-squared 0.529038 S.D. dependent var 1.923489

S.E. of regression 1.320026 Akaike info criterion 3.418486

Sum squared resid 264.8552 Schwarz criterion 3.496688

Log likelihood -262.6419 Hannan-Quinn criter. 3.450249

F-statistic 59.03791 Durbin-Watson stat 1.700710

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 96: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

76

Lampiran 3

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: RANDOM

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 21.663887 3 0.0001

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

PAD 19.584189 16.224711 0.637258 0.0000

PP -30.443182 -17.249565 14.658063 0.0006

PR 31.359098 9.371303 50.856122 0.0020

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: KD

Method: Panel Least Squares

Date: 07/09/18 Time: 11:16

Sample: 2012 2017

Periods included: 6

Cross-sections included: 26

Total panel (balanced) observations: 156

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.397999 0.412510 -3.389006 0.0009

PAD 19.58419 1.395390 14.03493 0.0000

PP -30.44318 4.306088 -7.069800 0.0000

PR 31.35910 12.09594 2.592532 0.0106

Effects Specification

Page 97: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

77

Lampiran 4

Uji Normalitas

0

4

8

12

16

20

-0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06

Series: Standardized Residuals

Sample 2012 2017

Observations 132

Mean -2.10e-19

Median -0.002097

Maximum 0.071283

Minimum -0.073134

Std. Dev. 0.026578

Skewness 0.148361

Kurtosis 3.039482

Jarque-Bera 0.492816

Probability 0.781603

Lampiran 5

Uji Multikolinearitas

PAD PP PR

PAD 1 0.7642708134337118 0.3507761603544031

PP 0.7642708134337118 1 0.5370101104014786

PR 0.3507761603544031 0.5370101104014786 1

Page 98: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

78

Lampiran 6

Uji Glejser

Dependent Variable: RESABS

Method: Panel Least Squares

Date: 07/03/18 Time: 13:45

Sample: 2012 2017

Periods included: 6

Cross-sections included: 26

Total panel (balanced) observations: 156

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.017541 0.004023 4.360031 0.0000

PAD -0.009966 0.021230 -0.469452 0.6397

PP 0.069636 0.049083 1.418729 0.1589

PR 0.043342 0.106486 0.407026 0.6848

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.660047 Mean dependent var 0.021616

Adjusted R-squared 0.583795 S.D. dependent var 0.015348

S.E. of regression 0.009902 Akaike info criterion -6.223414

Sum squared resid 0.010491 Schwarz criterion -5.677429

Log likelihood 435.7453 Hannan-Quinn criter. -6.001551

F-statistic 8.656209 Durbin-Watson stat 2.599535

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 99: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

79

Lampiran 7

Fixed Effect Model

Dependent Variable: KD

Method: Panel Least Squares

Date: 07/02/18 Time: 13:25

Sample: 2012 2017

Periods included: 6

Cross-sections included: 26

Total panel (balanced) observations: 156

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.397999 0.412510 -3.389006 0.0009

PAD 19.58419 1.395390 14.03493 0.0000

PP 30.44318 4.306088 7.069800 0.0000

PR 31.35910 12.09594 2.592532 0.0106

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.677408 Mean dependent var 0.465962

Adjusted R-squared 0.606285 S.D. dependent var 1.923489

S.E. of regression 1.206926 Akaike info criterion 3.380156

Sum squared resid 184.9972 Schwarz criterion 3.947117

Log likelihood -234.6522 Hannan-Quinn criter. 3.610431

F-statistic 9.524489 Durbin-Watson stat 2.127167

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 100: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

80

Lampiran 8

Random Effect Model

Dependent Variable: KD

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 07/02/18 Time: 13:25

Sample: 2012 2017

Periods included: 6

Cross-sections included: 26

Total panel (balanced) observations: 156

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.570055 0.234427 -6.697424 0.0000

PAD 16.22471 1.144489 14.17638 0.0000

PP -17.24957 1.970870 -8.752258 0.0000

PR 9.371303 9.770134 0.959179 0.3390

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.294839 0.0563

Idiosyncratic random 1.206926 0.9437

Weighted Statistics

R-squared 0.545847 Mean dependent var 0.399843

Adjusted R-squared 0.536884 S.D. dependent var 1.879250

S.E. of regression 1.278880 Sum squared resid 248.6011

F-statistic 60.89634 Durbin-Watson stat 1.757324

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.536921 Mean dependent var 0.465962

Sum squared resid 265.5623 Durbin-Watson stat 1.645085

Page 101: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

81

Lampiran 9

Realisasi PAD dan Pendapatan Transfer

Wilayah Tahun Realisasi PAD Pendapatan Transfer

Kotamadya

Bandung

2012 Rp 1.005.583.425.000 Rp 2.529.636.608.661

2013 Rp 1.442.775.238.323 Rp 2.814.192.121.233

2014 Rp 1.762.952.227.000 Rp 3.190.988.402.444

2015 Rp 1.859.694.643.505 Rp 1.765.831.826.066

2016 Rp 2.152.755.704.962 Rp 2.443.763.935.834

2017 Rp 3.065.143.012.234 Rp 2.592.216.225.000

Kotamadya Banjar

2012 Rp 54.684.691.000 Rp 490.400.619.000

2013 Rp 70.625.136.000 Rp 550.292.200.000

2014 Rp 63.864.729.000 Rp 608.843.772.923

2015 Rp 119.829.130.610 Rp 428.013.539.172

2016 Rp 116.321.781.013 Rp 559.042.960.068

2017 Rp 131.300.513.353 Rp 521.833.185.000

Kotamadya Bekasi

2012 Rp 70.735.134.000 Rp 2.608.155.596.000

2013 Rp 969.741.298.000 Rp 1.992.867.888.000

2014 Rp 1.042.728.151.000 Rp 2.437.634.976.729

2015 Rp 1.497.596.390.244 Rp 1.332.517.465.266

2016 Rp 1.607.389.410.491 Rp 1.647.365.217.172

2017 Rp 1.827.107.722.405 Rp 1.798.904.798.784

Kotamadya Bogor

2012 Rp 252.280.722.000 Rp 1.081.840.889.000

2013 Rp 463.368.420.000 Rp 1.111.003.589.000

2014 Rp 413.249.213.000 Rp 1.344.448.168.840

2015 Rp 627.597.050.141 Rp 814.953.434.916

2016 Rp 783.873.587.219 Rp 1.097.614.311.436

2017 Rp 728.666.344.804 Rp 1.148.227.183.942

Kotamadya Cimahi

2012 Rp 144.540.602.000 Rp 728.011.962.000

2013 Rp 191.599.457.000 Rp 783.750.740.000

2014 Rp 182.394.096.000 Rp 934.727.852.297

2015 Rp 268.807.074.332 Rp 628.232.060.766

2016 Rp 286.049.615.484 Rp 783.781.903.794

2017 Rp 270.337.189.779 Rp 828.166.252.000

Kotamadya

Cirebon

2012 Rp 149.489.858.000 Rp 722.635.442.000

2013 Rp 969.741.298.000 Rp 40.209.101.000

2014 Rp 224.468.022.000 Rp 1.009.599.562.543

2015 Rp 319.893.842.205 Rp 773.113.885.766

2016 Rp 363.117.732.284 Rp 870.837.793.607

2017 Rp 390.325.627.300 Rp 842.093.152.000

Kotamadya Depok 2012 Rp 474.705.361.000 Rp 1.160.187.661.000

Page 102: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

82

2013 Rp 581.207.571.000 Rp 1.340.195.208.000

2014 Rp 588.606.351.000 Rp 1.619.260.240.868

2015 Rp 818.204.601.265 Rp 975.526.903.366

2016 Rp 922.297.784.280 Rp 1.118.681.655.636

2017 Rp 919.229.418.380 Rp 1.205.435.772.214

Kotamadya

Sukabumi

2012 Rp 148.387.666.000 Rp 584.116.123.000

2013 Rp 174.959.121.000 Rp 668.724.856.000

2014 Rp 201.242.474.000 Rp 795.672.092.265

2015 Rp 276.845.561.835 Rp 571.878.632.516

2016 Rp 295.257.670.781 Rp 702.120.023.658

2017 Rp 323.873.251.431 Rp 737.897.603.653

Kotamadya

Tasikmalaya

2012 Rp 153.027.660.000 Rp 908.424.428.000

2013 Rp 172.877.461.000 Rp 1.192.710.213.000

2014 Rp 182.394.096.000 Rp 1.413.249.930.600

2015 Rp 242.979.820.518 Rp 849.187.546.730

2016 Rp 254.532.699.376 Rp 1.077.545.283.278

2017 Rp 273.915.816.062 Rp 1.131.566.664.000

Kabupaten

Bandung

2012 Rp 366.316.690.578 Rp 2.536.097.910.605

2013 Rp 502.436.840.000 Rp 2.724.549.456.416

2014 Rp 702.845.372.799 Rp 3.092.824.175.044

2015 Rp 784.216.215.215 Rp 2.310.509.110.606

2016 Rp 856.514.244.254 Rp 2.992.226.054.296

2017 Rp 762.256.352.461 Rp 3.142.533.223.676

Kabupaten

Bandung Barat

2012 Rp 136.291.256.000 Rp 1.296.569.958.000

2013 Rp 187.170.467.000 Rp 1.484.191.873.000

2014 Rp 251.472.414.000 Rp 1.660.371.173.000

2015 Rp 314.621.268.983 Rp 1.159.888.701.643

2016 Rp 376.220.675.006 Rp 1.464.280.255.051

2017 Rp 342.874.181.789 Rp 1.591.649.338.000

Kabupaten Bekasi

2012 Rp 801.852.906.000 Rp 1.986.922.459.000

2013 Rp 1.154.525.309.000 Rp 2.208.915.850.000

2014 Rp 1.124.165.441.000 Rp 2.800.151.226.938

2015 Rp 1.843.836.910.285 Rp 1.620.066.005.889

2016 Rp 1.917.814.673.704 Rp 1.932.027.212.663

2017 Rp 1.913.664.785.006 Rp 1.996.944.663.274

Kabupaten Bogor

2012 Rp 1.048.230.704.202 Rp 2.596.217.546.448

2013 Rp 1.261.034.564.121 Rp 3.027.364.700.154

2014 Rp 1.712.937.376.136 Rp 3.495.272.539.177

2015 Rp 2.002.209.819.262 Rp 2.583.489.732.475

2016 Rp 2.292.175.674.801 Rp 2.692.167.023.139

2017 Rp 2.207.859.554.000 Rp 2.869.018.496.000

Kabupaten Ciamis 2012 Rp 87.711.885.000 Rp 1.779.623.693.000

Page 103: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

83

2013 Rp 117.475.935.000 Rp 2.079.018.002.000

2014 Rp 138.809.504.000 Rp 1.866.866.142.809

2015 Rp 180.304.950.790 Rp 1.342.252.394.342

2016 Rp 204.759.434.820 Rp 1.413.397.717.898

2017 Rp 200.692.823.000 Rp 1.717.180.926.000

Kabutaten Cianjur

2012 Rp 215.802.560.000 Rp 1.819.728.301.000

2013 Rp 266.100.617.000 Rp 1.981.758.631.000

2014 Rp 355.346.307.000 Rp 2.272.987.587.106

2015 Rp 454.627.908.742 Rp 1.729.841.271.786

2016 Rp 455.156.876.756 Rp 2.155.469.458.260

2017 Rp 478.173.308.485 Rp 2.224.790.830.000

Kabupaten Cirebon

2012 Rp 229.992.688.000 Rp 1.764.272.625.000

2013 Rp 250.848.893.000 Rp 1.488.073.473.884

2014 Rp 368.111.750.000 Rp 1.585.728.329.531

2015 Rp 478.690.101.565 Rp 1.691.675.401.767

2016 Rp 529.050.285.479 Rp 2.158.776.171.703

2017 Rp 481.775.052.046 Rp 1.974.017.053.000

Kabupaten Garut

2012 Rp 184.269.765.000 Rp 1.944.439.782.369

2013 Rp 240.631.630.000 Rp 1.897.884.433.134

2014 Rp 255.101.696.000 Rp 2.043.006.273.353

2015 Rp 419.201.758.615 Rp 2.044.981.416.357

2016 Rp 385.312.223.032 Rp 2.470.089.016.840

2017 Rp 440.583.624.743 Rp 2.667.359.722.945

Kabupaten

Indramayu

2012 Rp 164.671.615.000 Rp 1.720.982.327.000

2013 Rp 174.713.400.000 Rp 1.946.594.666.000

2014 Rp 241.321.575.000 Rp 2.336.933.077.554

2015 Rp 346.871.269.287 Rp 1.678.667.261.346

2016 Rp 351.177.413.767 Rp 2.066.809.590.141

2017 Rp 382.972.363.732 Rp 2.067.464.191.000

Kabupaten

Karawang

2012 Rp 658.597.371.000 Rp 1.802.458.164.000

2013 Rp 660.841.120.000 Rp 2.030.988.057.000

2014 Rp 909.158.480.944 Rp 2.239.682.990.685

2015 Rp 1.056.605.776.486 Rp 1.623.936.961.915

2016 Rp 1.003.391.893.371 Rp 1.959.371.891.794

2017 Rp 1.264.521.938.077 Rp 1.760.615.432.900

Kabupaten

Kuningan

2012 Rp 97.605.695.930 Rp 1.226.980.885.941

2013 Rp 112.517.242.678 Rp 1.139.711.347.633

2014 Rp 5.588.268.353 Rp 1.186.641.183.000

2015 Rp 229.170.387.972 Rp 1.374.529.144.140

2016 Rp 253.441.689.733 Rp 1.717.088.119.273

2017 Rp 271.358.812.047 Rp 1.725.624.298.000

Kabupaten 2012 Rp 103.740.972.000 Rp 1.470.611.413.000

Page 104: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

84

Majalengka 2013 Rp 142.505.677.000 Rp 1.649.259.308.000

2014 Rp 154.484.314.000 Rp 1.902.517.410.000

2015 Rp 283.735.793.231 Rp 1.367.195.047.862

2016 Rp 331.527.582.021 Rp 1.723.845.574.035

2017 Rp 431.911.058.648 Rp 1.728.157.618.000

Kabupaten

Purwakarta

2012 Rp 151.567.978.000 Rp 1.005.289.562.000

2013 Rp 173.764.160.000 Rp 1.197.375.809.000

2014 Rp 407.987.714.000 Rp 1.184.279.768.000

2015 Rp 331.073.426.247 Rp 923.601.621.411

2016 Rp 341.116.103.330 Rp 1.076.034.722.218

2017 Rp 809.952.041.732 Rp 1.103.842.106.160

Kabupaten Subang

2012 Rp 120.972.035.000 Rp 1.445.165.044.000

2013 Rp 144.513.483.000 Rp 1.681.358.765.000

2014 Rp 150.997.506.000 Rp 2.080.100.875.864

2015 Rp 313.886.383.831 Rp 1.450.713.912.269

2016 Rp 360.621.618.141 Rp 1.833.456.369.768

2017 Rp 334.860.139.238 Rp 2.068.003.814.598

Kabupaten

Sukabumi

2012 Rp 185.190.546.000 Rp 1.848.231.072.000

2013 Rp 273.452.383.000 Rp 2.134.902.713.000

2014 Rp 355.346.307.000 Rp 2.587.307.026.980

2015 Rp 509.484.993.709 Rp 1.777.394.505.302

2016 Rp 548.936.312.987 Rp 2.210.395.390.188

2017 Rp 535.356.500.000 Rp 2.399.275.335.000

Kabupaten

Sumedang

2012 Rp 161.995.577.000 Rp 1.332.457.215.000

2013 Rp 189.612.072.000 Rp 1.525.578.387.000

2014 Rp 212.894.543.000 Rp 1.874.265.234.352

2015 Rp 327.369.262.021 Rp 1.269.358.454.244

2016 Rp 345.804.641.953 Rp 1.611.298.154.638

2017 Rp 361.161.779.848 Rp 1.707.369.180.000

Kabupaten

Tasimalaya

2012 Rp 60.970.811.000 Rp 1.752.418.939.000

2013 Rp 70.474.912.000 Rp 2.143.148.407.000

2014 Rp 87.479.844.000 Rp 2.479.039.681.451

2015 Rp 186.487.256.315 Rp 1.633.950.690.991

2016 Rp 216.227.321.380 Rp 2.079.589.818.872

2017 Rp 210.967.652.888 Rp 1.727.556.131.752

Page 105: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

85

Lampiran 10

t-Tabel

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712

3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470

12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940

20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181

21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715

22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499

23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496

24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019

26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500

27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103

28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816

29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624

30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518

31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490

32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531

33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634

34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793

35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005

36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262

37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563

38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903

39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279

40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127

42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595

Page 106: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

86

43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089

44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607

45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148

46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710

47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291

48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891

49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508

50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141

51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789

52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451

53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127

54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815

55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515

56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226

57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948

58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680

59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421

60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171

61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930

62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696

63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471

64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253

65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041

66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837

67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639

68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446

69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260

70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079

71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903

72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733

73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567

74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406

75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249

76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096

77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948

78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804

79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663

80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526

81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392

82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262

83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135

84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011

85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890

86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772

87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657

88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544

89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434

90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327

Page 107: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

87

91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222

92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119

93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019

94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921

95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825

96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731

97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639

98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549

99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460

100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374

101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289

102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206

103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125

104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045

105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967

106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890

107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815

108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741

109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669

110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598

111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528

112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460

113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392

114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326

115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262

116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198

117 0.67659 1.28883 1.65798 1.98045 2.35864 2.61850 3.16135

118 0.67657 1.28877 1.65787 1.98027 2.35837 2.61814 3.16074

119 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013

120 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954

121 0.67652 1.28859 1.65754 1.97976 2.35756 2.61707 3.15895

122 0.67651 1.28853 1.65744 1.97960 2.35730 2.61673 3.15838

123 0.67649 1.28847 1.65734 1.97944 2.35705 2.61639 3.15781

124 0.67647 1.28842 1.65723 1.97928 2.35680 2.61606 3.15726

125 0.67646 1.28836 1.65714 1.97912 2.35655 2.61573 3.15671

126 0.67644 1.28831 1.65704 1.97897 2.35631 2.61541 3.15617

127 0.67643 1.28825 1.65694 1.97882 2.35607 2.61510 3.15565

128 0.67641 1.28820 1.65685 1.97867 2.35583 2.61478 3.15512

129 0.67640 1.28815 1.65675 1.97852 2.35560 2.61448 3.15461

130 0.67638 1.28810 1.65666 1.97838 2.35537 2.61418 3.15411

131 0.67637 1.28805 1.65657 1.97824 2.35515 2.61388 3.15361

132 0.67635 1.28800 1.65648 1.97810 2.35493 2.61359 3.15312

133 0.67634 1.28795 1.65639 1.97796 2.35471 2.61330 3.15264

134 0.67633 1.28790 1.65630 1.97783 2.35450 2.61302 3.15217

135 0.67631 1.28785 1.65622 1.97769 2.35429 2.61274 3.15170

136 0.67630 1.28781 1.65613 1.97756 2.35408 2.61246 3.15124

137 0.67628 1.28776 1.65605 1.97743 2.35387 2.61219 3.15079

138 0.67627 1.28772 1.65597 1.97730 2.35367 2.61193 3.15034

Page 108: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

88

139 0.67626 1.28767 1.65589 1.97718 2.35347 2.61166 3.14990

140 0.67625 1.28763 1.65581 1.97705 2.35328 2.61140 3.14947

141 0.67623 1.28758 1.65573 1.97693 2.35309 2.61115 3.14904

142 0.67622 1.28754 1.65566 1.97681 2.35289 2.61090 3.14862

143 0.67621 1.28750 1.65558 1.97669 2.35271 2.61065 3.14820

144 0.67620 1.28746 1.65550 1.97658 2.35252 2.61040 3.14779

145 0.67619 1.28742 1.65543 1.97646 2.35234 2.61016 3.14739

146 0.67617 1.28738 1.65536 1.97635 2.35216 2.60992 3.14699

147 0.67616 1.28734 1.65529 1.97623 2.35198 2.60969 3.14660

148 0.67615 1.28730 1.65521 1.97612 2.35181 2.60946 3.14621

149 0.67614 1.28726 1.65514 1.97601 2.35163 2.60923 3.14583

150 0.67613 1.28722 1.65508 1.97591 2.35146 2.60900 3.14545

151 0.67612 1.28718 1.65501 1.97580 2.35130 2.60878 3.14508

152 0.67611 1.28715 1.65494 1.97569 2.35113 2.60856 3.14471

153 0.67610 1.28711 1.65487 1.97559 2.35097 2.60834 3.14435

154 0.67609 1.28707 1.65481 1.97549 2.35081 2.60813 3.14400

155 0.67608 1.28704 1.65474 1.97539 2.35065 2.60792 3.14364

156 0.67607 1.28700 1.65468 1.97529 2.35049 2.60771 3.14330

157 0.67606 1.28697 1.65462 1.97519 2.35033 2.60751 3.14295

158 0.67605 1.28693 1.65455 1.97509 2.35018 2.60730 3.14261

159 0.67604 1.28690 1.65449 1.97500 2.35003 2.60710 3.14228

160 0.67603 1.28687 1.65443 1.97490 2.34988 2.60691 3.14195

161 0.67602 1.28683 1.65437 1.97481 2.34973 2.60671 3.14162

162 0.67601 1.28680 1.65431 1.97472 2.34959 2.60652 3.14130

163 0.67600 1.28677 1.65426 1.97462 2.34944 2.60633 3.14098

164 0.67599 1.28673 1.65420 1.97453 2.34930 2.60614 3.14067

165 0.67598 1.28670 1.65414 1.97445 2.34916 2.60595 3.14036

166 0.67597 1.28667 1.65408 1.97436 2.34902 2.60577 3.14005

167 0.67596 1.28664 1.65403 1.97427 2.34888 2.60559 3.13975

168 0.67595 1.28661 1.65397 1.97419 2.34875 2.60541 3.13945

169 0.67594 1.28658 1.65392 1.97410 2.34862 2.60523 3.13915

170 0.67594 1.28655 1.65387 1.97402 2.34848 2.60506 3.13886

171 0.67593 1.28652 1.65381 1.97393 2.34835 2.60489 3.13857

172 0.67592 1.28649 1.65376 1.97385 2.34822 2.60471 3.13829

173 0.67591 1.28646 1.65371 1.97377 2.34810 2.60455 3.13801

174 0.67590 1.28644 1.65366 1.97369 2.34797 2.60438 3.13773

175 0.67589 1.28641 1.65361 1.97361 2.34784 2.60421 3.13745

176 0.67589 1.28638 1.65356 1.97353 2.34772 2.60405 3.13718

177 0.67588 1.28635 1.65351 1.97346 2.34760 2.60389 3.13691

178 0.67587 1.28633 1.65346 1.97338 2.34748 2.60373 3.13665

179 0.67586 1.28630 1.65341 1.97331 2.34736 2.60357 3.13638

180 0.67586 1.28627 1.65336 1.97323 2.34724 2.60342 3.13612

181 0.67585 1.28625 1.65332 1.97316 2.34713 2.60326 3.13587

182 0.67584 1.28622 1.65327 1.97308 2.34701 2.60311 3.13561

183 0.67583 1.28619 1.65322 1.97301 2.34690 2.60296 3.13536

184 0.67583 1.28617 1.65318 1.97294 2.34678 2.60281 3.13511

185 0.67582 1.28614 1.65313 1.97287 2.34667 2.60267 3.13487

186 0.67581 1.28612 1.65309 1.97280 2.34656 2.60252 3.13463

Page 109: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

89

187 0.67580 1.28610 1.65304 1.97273 2.34645 2.60238 3.13438

188 0.67580 1.28607 1.65300 1.97266 2.34635 2.60223 3.13415

189 0.67579 1.28605 1.65296 1.97260 2.34624 2.60209 3.13391

190 0.67578 1.28602 1.65291 1.97253 2.34613 2.60195 3.13368

191 0.67578 1.28600 1.65287 1.97246 2.34603 2.60181 3.13345

192 0.67577 1.28598 1.65283 1.97240 2.34593 2.60168 3.13322

193 0.67576 1.28595 1.65279 1.97233 2.34582 2.60154 3.13299

194 0.67576 1.28593 1.65275 1.97227 2.34572 2.60141 3.13277

195 0.67575 1.28591 1.65271 1.97220 2.34562 2.60128 3.13255

196 0.67574 1.28589 1.65267 1.97214 2.34552 2.60115 3.13233

197 0.67574 1.28586 1.65263 1.97208 2.34543 2.60102 3.13212

198 0.67573 1.28584 1.65259 1.97202 2.34533 2.60089 3.13190

199 0.67572 1.28582 1.65255 1.97196 2.34523 2.60076 3.13169

200 0.67572 1.28580 1.65251 1.97190 2.34514 2.60063 3.13148

Page 110: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

90

Lampiran 11

F-Tabel

df (N1) 1 2 3 4 5 6 7 8

df (N2)

1 161 199 216 225 230 234 237 239

2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37

3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85

4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82

6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15

7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73

8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44

9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07

11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95

12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85

13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77

14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70

15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64

16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59

17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55

18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51

19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48

20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45

21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42

22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40

23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37

24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36

25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34

26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32

27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31

28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29

29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28

30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27

31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25

32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24

33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23

34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23

35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22

36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21

Page 111: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

91

37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20

38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19

39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19

40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18

41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17

42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17

43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16

44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16

45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15

46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 2.30 2.22 2.15

47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 2.30 2.21 2.14

48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 2.29 2.21 2.14

49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13

50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13

51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13

52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12

53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12

54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 2.27 2.18 2.12

55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11

56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11

57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 2.26 2.18 2.11

58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10

59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10

60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10

61 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37 2.25 2.16 2.09

62 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09

63 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09

64 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.24 2.16 2.09

65 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36 2.24 2.15 2.08

66 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08

67 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08

68 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08

69 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.15 2.08

70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07

71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07

72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07

73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07

74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.22 2.14 2.07

75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34 2.22 2.13 2.06

76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06

77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06

78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06

Page 112: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

92

79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06

80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06

81 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05

82 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05

83 3.96 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05

84 3.95 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05

85 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05

86 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05

87 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05

88 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05

89 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 2.20 2.11 2.04

90 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 2.20 2.11 2.04

91 3.95 3.10 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04

92 3.94 3.10 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04

93 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04

94 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04

95 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04

96 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.19 2.11 2.04

97 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.19 2.11 2.04

98 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03

99 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03

100 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03

101 3.94 3.09 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03

102 3.93 3.09 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03

103 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03

104 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03

105 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03

106 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.19 2.10 2.03

107 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.18 2.10 2.03

108 3.93 3.08 2.69 2.46 2.30 2.18 2.10 2.03

109 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02

110 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02

111 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02

112 3.93 3.08 2.69 2.45 2.30 2.18 2.09 2.02

113 3.93 3.08 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02

114 3.92 3.08 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02

115 3.92 3.08 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02

116 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02

117 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02

118 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02

119 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02

120 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02

Page 113: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

93

121 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.17 2.09 2.02

122 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.17 2.09 2.02

123 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.17 2.08 2.01

124 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01

125 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01

126 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01

127 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01

128 3.92 3.07 2.68 2.44 2.29 2.17 2.08 2.01

129 3.91 3.07 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01

130 3.91 3.07 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01

131 3.91 3.07 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01

132 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01

133 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01

134 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01

135 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01

136 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01

137 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01

138 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01

139 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01

140 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01

141 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.00

142 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.07 2.00

143 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00

144 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00

145 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00

146 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00

147 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00

148 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00

149 3.90 3.06 2.67 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

150 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

151 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

152 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

153 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

154 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

155 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

156 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

157 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

158 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

159 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

160 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

161 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00

162 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 2.00

Page 114: ANALISIS TIPOLOGI KEMANDIRIAN DAERAH BERDASARKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40437/1/DWI NUNI... · selenggarakan oleh LDK KOMDA FEB & FSH UIN Syarif Hidayatullah

94

163 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 2.00

164 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 2.00

165 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 1.99

166 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.07 1.99

167 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.06 1.99

168 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.06 1.99

169 3.90 3.05 2.66 2.43 2.27 2.15 2.06 1.99

170 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99

171 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99

172 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99

173 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99

174 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99

175 3.90 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99

176 3.89 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99

177 3.89 3.05 2.66 2.42 2.27 2.15 2.06 1.99

178 3.89 3.05 2.66 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

179 3.89 3.05 2.66 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

180 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

181 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

182 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

183 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

184 3.89 3.05 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

185 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

186 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

187 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

188 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

189 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

190 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

191 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

192 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

193 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

194 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

195 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

196 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.15 2.06 1.99

197 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.99

198 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.99

199 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.99

200 3.89 3.04 2.65 2.42 2.26 2.14 2.06 1.98