PERAN KADASTER LAUT DALAM PEMECAHAN KONFLIK … · Analisa konflik penggunaan jaring trawl oleh...

35
PERAN KADASTER LAUT DALAM PEMECAHAN KONFLIK DI PERAIRAN STUDI KASUS: KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH JAWA TENGAH Arief widiansyah 3506 100 013

Transcript of PERAN KADASTER LAUT DALAM PEMECAHAN KONFLIK … · Analisa konflik penggunaan jaring trawl oleh...

PERAN KADASTER LAUTDALAM PEMECAHAN KONFLIK DI

PERAIRANSTUDI KASUS: KABUPATEN REMBANG,

JAWA TENGAHJAWA TENGAH

Arief widiansyah3506 100 013

LATAR BELAKANGIndonesia merupakan sebuah negara kepulauan(archipelagic state) dengan luas wilayah lautnyamencapai 5,8 juta km2 atau hampir dua pertigaluas wilayah Indonesia (Purwanto2009).Rembang merupakan salah satu kabupaten2009).Rembang merupakan salah satu kabupatendi pesisir pantai utara pulau Jawa, Rembangmemiliki panjang garis pantai 63,5 km denganluas wilayah pesisir 355,95 km. Rembangmerupakan kabupaten dengan garis pantaiterpanjang di Jawa Tengah (Helmi 2008).

LATAR BELAKANGMenurut Laporan Operasi Laut DKP tahun 2008, konflikdi perairan terjadi akibat penggunaan jaring trawl olehnelayan serta akibat pelanggaran jalur penangkapanikan.Oleh karena itu diperlukan sebuah sistem yang dapatOleh karena itu diperlukan sebuah sistem yang dapatmengatasi permasalahan dan dapat memberikan solusidari konflik di perairan Rembang baik dalam halpelanggaran jalur penangkapan ikan maupun sebagaisolusi permasalahan yang terjadi akibat penggunaantrawl.

LATAR BELAKANG

Sistem yang dimaksudkan adalah kadaster laut,dimana kadaster laut menjalaskan mengenaikemungkinan adanya pencatatan batas-batasdan kepentingan di laut, yang diatur secaradan kepentingan di laut, yang diatur secaraspasial dan didefinisikan secara fisik.

RUMUSAN MASALAH

Pemasalahan yang diangkat dalampenulisan tugas akhir ini adalah apakahkadaster laut dapat digunakan untukmembantu pemecahan masalah yangmembantu pemecahan masalah yangterjadi di jalur penangkapan ikan diperairan Rembang.

BATASAN MASALAH

1. Analisa pelanggaran wilayah jalur penangkapanikan oleh nelayan di perairan Rembang.

2. Analisa konflik penggunaan jaring trawl olehnelayan di perairan Rembang dalam upayanelayan di perairan Rembang dalam upayapelestarian sumberdaya kelautan .

3. Peran kadaster laut dalam membantupenyelesaian permasalahan dalam halpelanggaran jalur penangkapan ikan maupunpenggunaan jaring trawl di perairan Rembang.

TUJUAN

• Mengetahui permasalahan yang terjadi diwilayah perairan di Rembang khususnya yangberkaitan dengan pembagian jalurpenangkapan ikan berdasarkan GT (Gross Ton)penangkapan ikan berdasarkan GT (Gross Ton)maupun penggunaan trawl oleh nelayanRembang untuk penangkapan ikan.

TUJUAN

• Menyediakan Peta estimasi lokasi konflikPerairan Kabupaten Rembang sebagai acuandalam usaha penyelesaian permasalahperairan di Kabupaten Rembang.

• Melakukan analisa mengenai peran kadasterlaut sebagai pemecahan permasalahan yangterjadi di perairan Rembang terkait denganpelanggaran jalur penangkapan ikan danpenggunaan trawl.

MANFAAT

Manfaat dari pembuatan analisa peran kadastersebagai solusi pemecahan masalah peraiaran diIndonesia, antara lain:• Memberikan wawasan mengenai permasalahan

yang terjadi di wilayah perairan Rembang.yang terjadi di wilayah perairan Rembang.• Memberikan pengetahuan mengenai Undang-

undang yang mengatur tentang perairan diIndonesia.

• Mengetahui perlunya kadaster laut dalam upayapemecahan permasalahan di jalur penangkapanikan di Rembang.

LOKASI PENELITIAN

BAHAN

• Peta LPI (Lingkungan Pantai Indonesia) Rembangskala 1:50000 tahun 2005

• Laporan Operasi Laut Dinas Kelautan DanPerikanan Kabupaten Rembang ( Selama PeriodePerikanan Kabupaten Rembang ( Selama Periode2008-2010 )

• Laporan Operasi Laut Satuan Kepolisian Air, PolisiResor Rembang ( Selama Periode 2008-2009 )

• Berita acara Pelanggaran Laut oleh KantorPelabuhan Rembang (Selama Periode 2008-2009)

TahapanPenelitian

TahapPengolahan

Data

Kompilasi Data Konflik

Hasil dari kompilasi untuk pelanggaran alattangkap berupa Trawl adalah sebagai berikut

Kompilasi Data Konflik

Sedangkan untuk pelanggran jalur tangkapikan yang mengakibatan adanya konflik perairanRembang selama periode 2008 dan 2010 adalahsebagai berikut:sebagai berikut:

Pengeplotan Titik Lokasi Pelanggaranpada Peta LPI Digital

Berdasarkan informasi lokasi pelanggaranyang didapatkan berupa cangkupan suatuwilayah atau area, maka dalampengeplotan ini menggunakan estimasipengeplotan ini menggunakan estimasiterhadap cangkupan wilayah yangbersumber dari data.Hasil dari pengeplotan data adalah sebagaiberikut

Pengeplotan Titik Lokasi Pelanggaranpada Peta LPI Digital

Analisa Pelanggaran Trawl di PerairanRembang

Penyebab penggunaan trawl di Rembang antara lain:a. Adanya keingingan dari nelayan memperoleh hasil

yang melimpah dengan cara instan tanpamemperhatikan ekosistem laut.

b. Tidak adanya kepedulian dari penangkap ikanb. Tidak adanya kepedulian dari penangkap ikanterhadap kondisi lingkungan atau ekosistemdilaut.

c. Adanya pihak-pihak yang memberikan sponsor,atau bantuan kepada nelayan untukmenggunakan trawl tanpa memperhatikan akibatyang ditimbulkan.

Analisa Pelanggaran Trawl di PerairanRembang

Dalam kasus pelanggaran penggunaan alattangkap (trawl) yang dapat merusak ekosistemlaut, perlu di perjelas kewajiban maupun hakyang jelas kepada nelayan sebagai subyek yangyang jelas kepada nelayan sebagai subyek yangdikenakan.

Analisa Pelanggaran Jalur PenangkapanIkan Di Perairan Rembang

Penyebab dari pelanggaran jalur penangkapan iniantara lain:a. Kesengajaan dari kapal itu sendiri karena

menginginkan hasil tangkap lebih, danb. Kurang mengerti atau lalai tentang posisi saatb. Kurang mengerti atau lalai tentang posisi saat

penangkapan ikan. Untuk penyebab keduabanyak disebabkan oleh tidak dioperasikannyaGPS yang terdapat di kapal nelayan.

Untuk itu diperlukan sebuah referensi atauacuan bagi nelayan pada saat melakukanpenangkapan ikan.

Analisa Pelanggaran Jalur Penangkapan Ikan Di Perairan Rembang

Untuk penanda batas pada wilayahperairan dangkal dan dengan cangkupan wilayahyang kecil mudah, yaitu dengan menggunakanpelampung yang diletakkan di atas bataspelampung yang diletakkan di atas bataswilayah. Namun untuk penanda batas wilayahpada jalur penangkapan ikan tidakdimungkinkan untuk menggunakan pelampungdengan jarak dan luasan wilayah yang besar.

Rekomendasi Kadaster Laut untuk PemecahanMasalah Penggunaan Trawl di Perairan Rembang

1. Adanya Hak untuk memungut hasil dari lautatau sumber daya laut untuk usaha kelautan danperikanan, serta usaha lain yang mencangkupatas permukaan laut dan kolom air sampaidengan permukaan dasar laut pada batasdengan permukaan dasar laut pada bataswilayah yang ditentukan dalam jangka waktutertentu dan yang memberikan wewenang dankewajiban yang ditentukan dalam keputusanpemberiannya oleh pejabat yang berwenangmemberikannya.

Rekomendasi Kadaster Laut untuk PemecahanMasalah Penggunaan Trawl di Perairan Rembang

2. Hak ini dapat diberikan kepada:• Orang perseorangan warga Negara Indonesia• Badan hukum yang didirikan berdasarkan

hukum Indonesiahukum Indonesia• Masyarakat adat• Orang asing yang berkedudukan di Indonesia• Badan hukum asing yang mempunyai

perwakilan di Indonesia

Rekomendasi Kadaster Laut untuk PemecahanMasalah Penggunaan Trawl di Perairan Rembang

3. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemberianhak ini, antara lain:

• Menjaga kelestarian sumber daya laut dan Tidakmenjadikan ancaman serius terhadap kelestarianmenjadikan ancaman serius terhadap kelestariansumber daya laut

• Untuk kapal perikanan dilarang untukmenggunakan jaring dengan ukuran mata jaringkurang ari 25 mm (1 inch) dan purse seinecakalang (tuna) dengan ukuran mata jaring kurangdari 75 mm (3 inch) di semua jalur penangkapanikan

Rekomendasi Kadaster Laut untuk PemecahanMasalah Penggunaan Trawl di Perairan Rembang

• Mengakui, menghormati, dan melindungihak-hak masyarakat adat dan ataumasyarakat lokal

• Kegiatan pengambilan sumber daya laut• Kegiatan pengambilan sumber daya lautdilakukan pada wilayah yang telahditentukan batasanya.

• Untuk kapal perikanan pada jalur II dansterusnya wajib melengkapi denganperalatan navigasi (GPS,dll)

Rekomendasi Kadaster Laut untuk PemecahanMasalah Penggunaan Trawl di Perairan Rembang

5. Hak ini berakhir karena:• Jangka waktu habis dan tidak diperpanjang

lagi• Untuk kapal perikanan, terbukti menggunakan• Untuk kapal perikanan, terbukti menggunakan

jaring yang melanggar ketentuan yang berlaku• Terbukti memberikan ancaman bagi ekosistem

laut dan terbukti melakukan kerusakanlingkuan laut.

Rekomendasi Kadaster Laut untuk PemecahanMasalah Penggunaan Trawl di Perairan Rembang

6. Jika terjadi pelanggaran di laut dapatdikenakan pencabutan hak maupunketentuan pidana sesuai dengan peraturanyang berlakuyang berlaku

7. Pengawasan dilakukan oleh pemerintahmelalui badan yang ditunjuk dan diberikanwewanang.

Rekomendasi Kadaster Laut untuk MemecahkanMasalah Pelanggaran Jalur Penangkapan Ikan.

1. Menentukan acuan batas penangkapan ikanantar jalur, artinya harus ada titik kontrolyang digunakan sebagai acuan batas jalurtangkap ikan.Cara yang digunakan untuk penentuan titik-titik pada batas ini menggunakan metodeyang dijelaskan pada undang-undang no 6tahun 1996, yaitu dengan menggunakan garispangkal lurus biasa

Rekomendasi Kadaster Laut untuk MemecahkanMasalah Pelanggaran Jalur Penangkapan Ikan.

2. Pemberian titik acuan di laut yang dapatdimasukkan dalam sistem navigasi kapalsebagai penunjuk lokasi. Hal ini dimaksudkankarena untuk penanda batas di lapangankarena untuk penanda batas di lapanganmasih ‘imajiner’ sehingga diperlukan suatumedia untuk menunjukkan posisi titik acuankepada nelayan. Alat navigasi yang dimaksuddisini adalah GPS.

Rekomendasi Kadaster Laut untuk MemecahkanMasalah Pelanggaran Jalur Penangkapan Ikan.

Jadi untuk kapal jalur 2 dan 3 sebaiknyamelengkapi kapal dengan GPS, setelah itubatas wilayah jalur tangkap ikan yang terdiridari titik-titik acuan dapat di upload padadari titik-titik acuan dapat di upload padasistem navigasi. Pemasukan koordinat titikacuan atau upload batas ini dapat dilakukanoleh instansi yang diberikan wewenang.

Kesimpulana. Terdapat 8 kali pelanggaran penggunaan jaring trawl yang

mengakibatkan konflik yang terjadi karena pelanggaran diperairan Rembang selama periode 2008-2010.

b. Sedangkan konflik antar nelayan yang berupa pelanggaranjalur penangkapan ikan di Rembang pernah terjadi sebanyak2 kali pada periode 2008 sampai dengan 20102 kali pada periode 2008 sampai dengan 2010

c. Rekomendasi untuk memecahakan permasalahan di perairanRembang untuk pelanggaran penggunaan trawl dengankadaster laut adalah adanya sistem penetapan hak kepadapengguna ( kapal ) dengan laut sebagai objeknya. DidalamHak mencantumkan kepemilikan hak tersebut, syarat-syaratpemberian hak, masa berlaku hak, jenis pengawasan, dansanksi bila terjadi pelanggaran

Kesimpulan

d. Rekomendasi untuk memecahkan permasalahanpelanggaran jalur penangkapan ikan denganmenggunakan kadaster laut adalah adanyapenegasan batas-batas wilayah jalur tangkapikan dengan menggunakan koordinat acuan danikan dengan menggunakan koordinat acuan danmemasukkan batas-batas jalur penangkapanikan pada system navigasi tiap kapal.

e. Peta yang dihasilkan merupakan peta estimasilokasi konflik skala 1:10000 dengan cangkupanatau area yang mewakili lokasi konflik.

Saran

1) Untuk pengarsipan data pelanggaran, oleh DKPlebih baik disertai dengan marking koordinatlokasi yang jelas sehingga dapat menjadikanbahan evaluasi apabila terjadi pelanggaran yangberulang-ulang.berulang-ulang.

2) Karena di laut merupakan daerah yang luastanpa adanya referensi, maka perlu adanyasosialisai mengenai penggunaan system navigasiGPS, terutama untuk kapal pada jalurpenangkapan ikan 2 dan 3

Saran

3) Karena dalam pengawasan dilaut melibatkanbanyak instansi, sehingga diperlukan sebuahkoodinasi antar lembaga pemerintah ataumembuat lembaga baru sebagai pusatmembuat lembaga baru sebagai pusatkadaster Laut berskala nasional.

SekianTERIMA KASIH