Peran IMM Dalam Masyarakat

9
Peran IMM dalam Masyarakat PERANAN IMM DALAM MASYARAKAT IMM awan Tunggal Puspa Nugraha Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan organisasi gerakan yang sudah lama eksis di kalangan pergerakan mahasiswa Indonesia, dunia pergerakan mahasiswa Indonesia tentunya sudah tidak ragu lagi dengan kapabilitas IMM dalam mengawal bangsa, bergerak melintasi zaman, dari semenjak zaman orde lama, orde baru, reformasi, dan kini pasca reformasi IMM masih eksis dalam memberikan gagasan-gagasan tentang perubahan dan tentunya tetap dengan memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran. Terlahir dari dinamisasi situasi politik yang sedang memanas, dimana adanya isu-isu dari rezim pada saat itu yang ingin membius organ-organ gerakan agar menjadi tumpul dalam mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah, membuat pergerakan IMM pada saat ini semakin dinamis dalam menghadapi situasi apapun, cirri khas pergerakan inilah yang membuat IMM berbeda dengan organ-organ pergerakan lainnya di Indonesia. Namun setelah pasca reformasi ini, tidak dapat dipungkiri hampir semua organ gerakan mahasiswa menjadi tumpul dalam melaksanakan tugasnya sebagai organ gerakan, ini diperparah dengan munculnya penilaian-penilaian negative dari masyarakat, yang menganggap bahwa pergerakan mahasiswa hanyalah sebuah aksi demonstrasi yang selalu berujung ricuh dan anarkis, hal ini membuat kepercayaan masyarakat kepada mahasiswa menjadi semakin berkurang, masyarakat sudah tidak lagi menganggap

description

imm

Transcript of Peran IMM Dalam Masyarakat

Page 1: Peran IMM Dalam Masyarakat

Peran IMM dalam Masyarakat

PERANAN IMM DALAM MASYARAKAT

IMM awan Tunggal Puspa Nugraha

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan organisasi gerakan yang sudah

lama eksis di kalangan pergerakan mahasiswa Indonesia, dunia pergerakan mahasiswa

Indonesia tentunya sudah tidak ragu lagi dengan kapabilitas IMM dalam mengawal bangsa,

bergerak melintasi zaman, dari semenjak zaman orde lama, orde baru, reformasi, dan kini

pasca reformasi IMM masih eksis dalam memberikan gagasan-gagasan tentang perubahan

dan tentunya tetap dengan memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran.

Terlahir dari dinamisasi situasi politik yang sedang memanas, dimana adanya isu-isu dari

rezim pada saat itu yang ingin membius organ-organ gerakan agar menjadi tumpul dalam

mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah, membuat pergerakan IMM pada saat ini

semakin dinamis dalam menghadapi situasi apapun, cirri khas pergerakan inilah yang

membuat IMM berbeda dengan organ-organ pergerakan lainnya di Indonesia.

Namun setelah pasca reformasi ini, tidak dapat dipungkiri hampir semua organ gerakan

mahasiswa menjadi tumpul dalam melaksanakan tugasnya sebagai organ gerakan, ini

diperparah dengan munculnya penilaian-penilaian negative dari masyarakat, yang

menganggap bahwa pergerakan mahasiswa hanyalah sebuah aksi demonstrasi yang selalu

berujung ricuh dan anarkis, hal ini membuat kepercayaan masyarakat kepada mahasiswa

menjadi semakin berkurang, masyarakat sudah tidak lagi menganggap mahasiswa sebagai

kaum-kaum intelegensia yang sangat kritis dan produktif dalam menghasilkan gagasan-

gagasan namun menilai mahasiswa saat ini hanyalah sebagai kelompok-kelompok gangster

yangmenyukaibentrokandantawuran.

Penilaian ini tentu sangat berdasar mengingat jika kita lihat di beberapa media, aksi

demonstrasi mahasiswa yang berujung ricuh selalu menjadi headline pemberitaan, Yang

sangat ironis lagi adalah sering terjadinya tawuran antar mahasiswa itu sendiri, mahasiswa

sering diberitakan terlibat tawuran antar kelompok, fakultas, dan kampus Menyuarakan

aspirasi yang selalu di warnai dengan anarkisme begitulah kerangka penilaian yang diberikan

masyarakat kepada mahasiswa. Dengan adanya penilaian yang negative dari masyarakat ini

tentunya secara tidak langsung IMM terkena dampak dari masalah ini yang bernotabene

sebagai organ gerakan mahasiswa yang kader-kadernya tentunya berstatuskan mahasiswa.

Page 2: Peran IMM Dalam Masyarakat

Tentunya masalah ini membuat hubungan mahasiswa dan masyarakat semakin jauh,

mayarakat sudah tidak perduli lagi dengan pergerakan yang dilakukan oleh mahasiswa,

begitu juga dengan mahasiswa yang masih saja tetap berpegang teguh pada arogansinya.

Kondisi ini tentunya sangat tidak kita harapkan, harus ada yang memulai untuk menghentikan

konflik social ini, padahal mahasisiwa memiliki peranan yang sangat strategis dimasyarakat

dalam hal membina dan mengembangkan masyarakat itu sendiri, maka dari itu pergerakan

mahasiswa yang bersifat arogan harus dihentikan, sudah saatnyalah mahasiswa harus kembali

lagi kepada perjuangannya yang riil, kembali kepada pengabdiannya mengabdi untuk

masyarkat, yaitu kembali kepada fungsinya untuk membina dan mengadvokasi masyarakat.

Arah perjuangan yang kembali ke masyarakat merupakan salah satu cara untuk menjalin

hubungan yang baik lagi antara mahasiswa dengan masyarakat, sebuah cara untuk

menghilangkan image-image negative yang dialamatkan kepada mahasiswa, dan IMM

tentunya sangat berperan besar untuk ikut andil dalam menghapus image negative tersebut,

dengan didukung oleh jumlah kader yang relatif banyak dan didukung oleh grand tema

gerakannya yaitu selamatkan moral bangsa, membuat arah gerakan IMM menjadi semakin

jelas, yaitu ikut bertanggung jawab dalam menyelesaikan konflik-konflik social dan

penyimpangan moral yang dialami oleh bangsa ini.

http://imm-feumy.blogspot.com/2012/06/peran-imm-dalam-masyarakat.html

Page 3: Peran IMM Dalam Masyarakat

Peran Mahasiswa Hari Ini

oleh Sayfa Auliya Achidsti

 Menarik setelah membaca Kompas (7/7) yang membahas mengenai persoalan bangsa

dalam kaitannya dengan mahasiswa. Setahu saya, tahun-tahun belakangan ini dapat dihitung

berita atau tulisan yang bicara soal mahasiswa di dalamnya. Dalam tulisan halaman depan

yang berjudul “Mahasiswa Risaukan Situasi Bangsa” itu, terdapat pernyataan beberapa ketua

Badan Eksekutif Mahasiswa dari berbagai kampus yang menyesalkan perilaku para elite

politik yang telah membikin situasi negeri menjadi runyam.

Slogan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan hingga saat ini masih menjadi prinsip yang

dipegang oleh mahasiswa. Dalam peranan semacam itu, mahasiswa dipahami sebagai sebuah

kelas yang memiliki nilai lebih dalam hal intelektualitas yang memperlengkapi kejujuran dan

nilai moral. Dalam peran pengubah tersebut, kejujuran dan nilai moral menjadi hal utama

yang harus dipegang. Sedangkan, intelektualitas mahasiswa adalah sesuatu yang dipunyai

untuk dijadikan alat (means) dalam mengubah kondisi sesuai konsepsi atas dasar kejujuran

dan moral tersebut.

Kekuatan Mahasiswa

Kita memiliki sejarah panjang gerakan yang diinisiasi oleh kaum mahasiswa ini. Kondisi

yang tercatat dalam sejarah itu menunjukkan pula kegemilangan gerakan mahasiswa sebagai

sebuah kekuatan moral, yang menampilkan diri dalam sebuah heroisme melawan tirani kokoh

hanya bermodalkan keinginan kuat. Kejayaan kaum intelektual muda pada era kejatuhan

Soekarno dan Soeharto pada perkembangannya membuat sejarah gerakan mahasiswa tersebut

menjadi sebuah romantisme, bayangan ideal atas sebuah gerakan mahasiswa di Indonesia.

Terdapat dua faktor yang membuat gerakan mahasiswa dalam sejarah Indonesia meraih

kegemilangannya sebagai agen perubahan yang melawan tatanan. Pertama, adalah kesadaran

ikatan dan cita-cita kaum mahasiswa. Sebagaimana suku dan bangsa, mahasiswa hanya akan

menjadi pecahan-pecahan individu yang tidak berarti apapun dalam hal kekuatan jika tidak

memiliki imaji sebagai satu golongan. Oleh karena itu, kesadaran sebagai Mahasiswa yang

memiliki kesatuan tujuan adalah hal utama yang harus ada dalam tiap-tiap kepala mahasiswa.

Page 4: Peran IMM Dalam Masyarakat

Hal inilah yang menjadi salah satu kekuatan mahasiswa dalam sejarah pergerakan Indonesia

melawan kekuatan tiran. Pada kejatuhan Orde Lama (Orla) dan Orde Baru (Orba), mahasiswa

menginterasikan diri dalam satu cita-cita kerakyatan dengan simbolisasi Rezim yang harus

dijatuhkan dengan segera. Pada pertengahan tahun 1960-an, pada masa gerakan mahasiswa

Indonesia menggulingkan tirani pemerintahan Orde Lama, jumlah mahasiswa yang terdaftar

dalam institusi perguruan tinggi negeri hanya sejumlah 115.000-an, selebihnya adalah

mahasiswa dari perguruan tinggi swasta yang tidak sampai separuhnya. Namun, mahasiswa

yang berjumlah beberapa ribu itu dapat menyatukan diri dalam satu cita-cita. Jumlah yang

mencapai beberapa ribu saja, jika itu dibarengi dengan cita-cita yang jelas, akan menjadi satu

kekuatan yang menakutkan bagi para tiran.

Kedua, adanya cita-cita kerakyatan yang dimiliki para mahasiswa itu sendiri. Memang, dalam

kaitannya dengan kejatuhan kekuasaan Orde Lama pada tahun 1967 dan Orde Baru pada

tahun 1998 terdapat kerjasama yang tidak sedikit antara mahasiswa dengan militer dan

oposisi Pemerintah. Namun, di sini bukan lagi kemudian mempermasalahkan siapa

menunggangi/ditunggangi siapa. Pihak yang bergerak didasarkan kepentingan politik yang

memanfaatkan kesempatan untuk maju bersama arus perubahan memang sampai kapan pun

tidak dapat dicegah. Namun, persoalan yang lebih penting adalah Mahasiswa telah bergerak

demi kepentingan rakyat Indonesia, dan berhasil mencapai tujuannya pada saat itu.

Mahasiswa pada saat itu, tidak memperhitungkan berapa besar kekuatan Rezim yang mereka

sedang lawan. Satu-satunya yang diperhitungkan adalah cita-cita perubahan yang sedang

mereka usung.

Mahasiswa di Masyarakat

Dalam tulisan Kompas yang saya baca itu, ada pernyataan yang mengatakan bahwa situasi

bangsa telah morat-marit. Memang, anggapan ini bukan anggapan yang salah. Dalam

berbagai media massa pun semua orang bicara soal bobroknya bangsa ini. Namun, apakah

kita memang bangsa yang morat-marit? Pada dasarnya, yang morat-marit adalah para elite

politik dan pejabat yang tidak melandasi tindakannya tidak pada tujuan kerakyatan. Mereka

bertindak demi menambah uang dan kekuasaan untuk dirinya. Semakin lama, perilaku para

politisi itu saling memakan satu sama lain, sedangkan para pejabatnya membuat kebijakan-

kebijakan yang makin tidak masuk akal. Bobroknya moral para politisi dan pejabat di negeri

inilah yang sebenarnya harus dihadang oleh kekuatan mahasiswa.

Page 5: Peran IMM Dalam Masyarakat

Namun, terdapat persoalan yang kian kompleks di sini. Kedua hal yang menjadi inti gerakan

mahasiswa tersebut justru seolah termakan romantisme sejarah heroik mahasiswa dalam

tampilan fisik saja: demonstrasi dan penggulingan kekuasaan. Simbolisasi atas persoalan

bangsa ini melulu adalah pemerintah yang harus dijatuhkan. Romantisme tersebut pada

dasarnya memang dapat memunculkan semangat dalam melakukan gerakan: demonstrasi,

bentrok dengan aparat, dan simbolisasi Pemerintah tiran yang harus dijatuhkan. Namun, di

sisi lain, terlalu berkiblat pada romatisme semacam itu menjadi kurang tepat untuk konteks

sekarang. Sistem demokrasi yang semakin mapan hari ini adalah kondisi yang harus dijaga,

diperkembangkan, dan bukan dirusak. Lagipula, demonstrasi dan bentrokan dengan aparat,

yang sering membuat para pendemonya bangga itu, tidak efektif dilihat dari berbagai sisi.

Daya guncangnya ke atas tidak lagi besar, di samping tidak pula memunculkan simpati

masyarakat.

Pada kenyataannya, mahasiswa hari ini belum dapat mengintegrasikan kekuatan mereka.

Integrasi terpecah oleh egoisme masing-masing bendera organisasi mahasiswa dalam mencari

kader-kader barunya; mahasiswa yang tidak masuk organisasi gerakan, apatis terhadap isu

kemasyarakatan.

Lalu, apa yang seharusnya dilakukan oleh Mahasiswa hari ini? Sebenarnya, kalau boleh

dibilang, tanpa memedulikan bobroknya para elite pun mahasiswa dapat melakukan

kebijakannya sendiri. Mahasiswa sebagai kekuatan moral adalah kekuatan yang lebih besar

daripada kekuatan politik para elite, jumlah modal mereka, dan kemampuan mereka untuk

memanipulasi kebijakan-kebijakan yang tidak memihak rakyat. Dengan catatan, dua hal

sebagai prasyarat utama kuatnya Mahasiswa itu harus dicapai lebih dulu: kesadaran ikatan

dan cita-cita kerakyatan. Harus ada kesatuan pandangan dan visi sebagai mahasiswa, baik

antara mahasiswa yang terjun dalam organisasi gerakan maupun mahasiswa akademisi,

mahasiswa harus memihak pada kepentingan masyarakat.

Di sinilah mahasiswa harus memaksimalkan pengetahuan yang didapat di bangku kuliah.

Dalam isu kemiskinan, tanpa harus melakukan demonstrasi yang seringkali lebih

menghabiskan tenaga, Mahasiswa dapat melakukan sesuatu. Telah berapa banyak yang

terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dan Fakultas Ekonomi? Dalam

kaitannya dengan penegakan hukum, berapa pula mahasiswa yang memilih kuliah di Hukum?

Jangan sebut diri sebagai mahasiswa Sosial, Ekonomi, atau Hukum jika pada masa kuliahnya

tidak dapat menyelesaikan satu saja persoalan sosial, membantu perhimpunan pedagang, atau

Page 6: Peran IMM Dalam Masyarakat

kasus hukum di lingkungannya sendiri. Begitu pula mahasiswa Teknik, Kedokteran,

Kehutanan, dan lainnya.

Kalau satu mahasiswa dapat menyelesaikan satu persoalan di masyarakat saja selama

kuliahnya, saya pikir masalah di negeri ini akan berkurang drastis. Pada akhirnya,

mengintegrasikan diri dalam gerakan mahasiswa secara terkoordinir dalam organisasi

maupun aliansi adalah upaya untuk melakukan perubahan pada tingkat yang lebih kompleks

sifatnya di masyarakat. Dalam level desa, daerah, maupun nasional.