PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44...

160
i PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 (Studi Kasus Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung Tahun 2018) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Oleh: NURUL FADILLAH NIM : 111-14-330 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN SALATIGA) 2018

Transcript of PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44...

Page 1: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

i

PERAN GURU DALAM PERSPEKIF

Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

(Studi Kasus Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung

Tahun 2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NURUL FADILLAH

NIM : 111-14-330

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN SALATIGA)

2018

Page 2: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

ii

Page 3: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

iii

PERAN GURU DALAM PERSPEKIF

Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

(Studi Kasus Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung

Tahun 2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

NURUL FADILLAH

NIM : 111-14-330

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN SALATIGA)

2018

Page 4: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

iv

Dra. Ulfah Susilawati, M.SI.

Dosen IAIN Salatiga

Persetujuan Pembimbing

Lamp : 4 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

Saudara : Nurul Fadillah

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN

Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,

kami kirimkan naskah saudara :

Nama : Nurul Fadillah

NIM : 111-14-330

Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Pendidikan Agama Islam

Judul : IMPLEMENTASI PERAN PENDIDIK MENURUT

Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 (Studi Kasus Guru PAI MTs

Negeri 2 Temanggung Tahun Ajaran 2017/2018)

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera

dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Page 5: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

v

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Selatan Km 02, Kel.Pulutan, Sidorejo, Salatiga 50716

Website: http://www.tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]

SKRIPSI

PERAN GURU DALAM PERSPEKTIF

Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

(Studi Kasus Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung Tahun 2018)

Disusun oleh:

NURUL FADILLAH

NIM : 111-14-330

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 28 Maret 2018 dan telah

dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan.

Page 6: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAN

KESEDIAAN DI PUBLIKASIKAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurul Fadillah

NIM : 111-14-330

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di publikasikan

oleh Perpustakaan IAIN Salatiga.

Page 7: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

vii

MOTTO

هم اعن النبي صلى اهلل عليه وسلم عن عبداهلل بن عمر رضي اهلل عن رضى اهلل فى رضى الوالد ين وسخط اهلل فى سخط الوالد ين

“Keridhoan Allah itu terletak pada keridhaan orang tua. Dan murka Allah itu,

terletak pada murka orang tua.” (H.R. Tirmidzi)

Page 8: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-

Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayah dan ibundaku tersayang, Seno dan Siti Chofifah yang selalu

membimbingku, memberi dukungan moril dan material, memberikan

doa, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Adik kandungku, Ainum Sefi Kurnia dan seluruh keluargaku yang aku

sayangi.

3. Teman-teman, saudara dan adik-adikku yang selalu memberikan

motivasi kepadaku dan membantu menyeleseikan skripsi ini.

4. Seluruh keluarga besar MTs Negeri 2 Temanggung

5. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2014 khususnya jurusan

PAI.

6. Keluargaku di Salatiga, FORMATAS (Forum Mahasiswa

Temanggung di Salatiga)

7. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kota

Salatiga.

Page 9: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur kehadirat alhamdulillahi robbil’alamin, penulis

panjatkan kepada Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia,

taufik serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyeleseikan tugas skripsi ini dengan judul PERAN GURU Dalam

Perspektif Q.S. An-Nahl Ayat 43-44 (Studi Kasus Guru PAI MTs Negeri

2 Temanggung Tahun 2018), sebagai salah satu syarat kelulusan

mendapat gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam. Tidak lupa shalawat

dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw,

kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya. Semoga sebagai orang

Islam, kita semua mendapatkan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.

Amin.

Penulisan Skripsi ini tidak akan terseleseikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyeleseikan

skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

3. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. selaku pembimbing skripsi yang

telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, memberikan

motivasi dan meluangkan waktunya untuk penulis, sehingga skripsi

ini terselesaikan.

Page 10: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

x

4. Bapak Rasimin, M.Pd. selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing selama proses perkuliahan.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu

pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat

menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

6. Teman-teman dan adik-adikku semua, Astri, Istirokhah, Atik,

Nonik,Fadil, Eka Lisa Septiyana, Desti Dwi Cahyani, Wibi, Della,

Izza, Isti, Magdalena dan lainnya yang selalu memberikan motivasi

dan membantu saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Adapun segala

kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini menjadi tanggung jawab

penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya, serta bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Page 11: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR...............................................................................i

HALAMAN BERLOGO.......................................................................................ii

HALAMAN SAMPUL DALAM.........................................................................iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................iv

PENGESAHAN KELULUSAN...........................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...........................................................vi

MOTTO................................................................................................................vii

PERSEMBAHAN..............................................................................................viii

KATA PENGANTAR......................................................................................... ix

DAFTAR ISI........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xv

PEDOMAN TRANSLITERASI.......................................................................xvi

ABSTRAKSI....................................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Fokus Penelitian.........................................................................................4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.....................................................................................5

E. Bangunan Teori.........................................................................................6

F. Penegasan Istilah.......................................................................................7

G. Sistematika Penulisan................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendidik..............................................................................................10

2. Peran Pendidik

a. Pengertian Peran...........................................................................26

b. Peran Guru....................................................................................26

Page 12: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

xii

3. Guru PAI............................................................................................33

B. Kajian Pustaka (Kajian Penelitian Terdahulu).........................................34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan...............................................................39

B. Kehadiran Penelitian.................................................................................39

C. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................40

D. Teknik Pengambilan Subjek Penelitian....................................................40

E. Sumber Data.............................................................................................41

F. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................41

G. Teknik Analisis Data................................................................................43

H. Teknik Keabsahan Data...........................................................................44

I. Tahap-tahap Penelitian.............................................................................45

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. PAPARAN DATA

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian.................................................46

2. Pembahasan Q.S. An-Nahl Ayat 43-44

a. Redaksi Ayat dan Terjemahan.....................................................68

b. Makna Mufrodat..........................................................................69

c. Munasabah...................................................................................69

d. Asbab Al-Nuzul...........................................................................71

e. Penjelasan Q.S. An-Nahl Ayat 43-44

1. Tafsir Al-Azhar......................................................................71

2. Tafsir Jalalain.........................................................................74

f. Penafsiran Q.S. An-Nahl Ayat 43-44..........................................75

Page 13: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

xiii

3. Penyajian Data Berdasarkan Hasil Penelitian..................................85

B. ANALISIS DATA

1. Analisis Peran Guru Menurut Q.S. An-Nahl Ayat 43-44.................94

2. Analisis Implementasi Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung

dalam Mendidik Menurut Q.S. An-Nahl Ayat 43-44........................97

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................100

B. Saran.......................................................................................................101

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR NILAI SKK

Page 14: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

xiv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Identitas MTs Negeri 2 Temanggung

2. Tabel 4.2 Struktur Organisasi MTs Negeri 2 Temanggung

3. Tabel 4.3 Jenjang Staf dan Guru MTs Negeri 2 Temanggung

4. Tabel 4.4 Daftar Kelulusan MTs Negeri 2 Temanggung

5. Tabel 4.5 Poin Pelanggaran Tata Tertib Klasifikasi A

6. Tabel 4.6 Poin Pelanggaran Tata Tertib Klasifikasi B

7. Tabel 4.7 Poin Pelanggaran Tata Tertib Klasifikasi C

8. Tabel 4.8 Poin Penghargaan Siswa Klasifikasi A

9. Tabel 4.9 Poin Penghargaan Siswa Klasifikasi B

10. Tabel 4.10 Daftar Nama Guru MTs Negeri 2 Temanggung

Page 15: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

2. Lembar Observasi

3. Kode Penelitian

4. Transkip Wawancara

5. Hasil Observasi

6. Dokumentasi

7. Surat Penunjukan Pembimbing

8. Surat Permohonan Izin Penelitian

9. Surat Keterangan Bukti Penelitian

10. Lembar Konsultasi Skripsi

11. Daftar Riwayat Hidup

12. Daftar Nilai SKK

Page 16: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

xvi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Berdasarkam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/U/1987, tanggal 22

Januari 1988.

Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Keterangan

alif Tidak dilambangkan Tidak di lambangkan ا

Ba’ b be ب

Ta’ t te ت

Sa’ ś Es (dengan titik di atas) ث

jim j Je ج

Ha’ ḥ Ha(dengan titik di bawah) ح

Kha’ kh Ka dan ha خ

dal d de د

żal ż Zet (dengan titik di atas) ذ

Ra’ r er ر

zal z zet ز

sin s Es س

syin sy Es dan ye ش

şād ş Es (dengan titik di bawah) ص

ḍaḍ ḍ De (dengan titik di bawah) ض

Ța’ ṭ Te (dengan titik di bawah) ط

ż ẓ Zet (dengan titik di ظ

bawah)

ain ‘ Koma terbalik di atas‘ ع

gain g ge غ

Fa’ f ef ف

qāf q qi ق

kāf k ka ك

lam l el ل

Page 17: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

xvii

mim m em م

Nun ن

n en

wawu w we و

Ha’ h ha ه

hamzah , apostrof ء

Ya’ y ye ي

Konsonan angkap karena syaddah di tulis rangkap

Di tulis ‘iddah عدة

Ta’ Marbuttah

1. Bila di matikan di tulis h

Di tulis hibah هبة

Di tulis jizyah جز ية

(ketentuan ini tidak di berlakukan terhadap kata – kata arab yang sudah teresap

kedalam bahas indonesia, seperti shalat, zakat dan sebagainya,kecuali di

kendaki lafal aslinya).

Bila di mikuti dengan kata “al” serta bacaan kedua itu terpisah,maka di tuli

dengan h.

’ditulis karāmah al-auliyā كرامة األولياء

Page 18: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

xviii

Vokal Pendek

kasrah ditulis a ـ

fathah ditulis i ـ

dammah ditulis u ـ

Vokal Panjang

fatḥah+alif ditulis ā

ditulis jāhiliyyah جاهلية

fatḥah+ya’ mati ditulis ā

ditulis yas` ā يسعى

Kasrah+ ya’ mati ditulis ī

ditulis karīm كرمي

ḍammah+wawu mati ditulis ū

ditulis furūḍ فروض

Vokal Rangkap

fatḥah+ya’ mati ditulis Ai

ditulis bainakum بينكم

fatḥah+wawu mati ditulis Au

ditulis qaulun قول

Page 19: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

xix

ABSTRAK

Fadillah, Nurul. 2018. Peran Guru dalam Perspekif Q.S. An-Nahl Ayat

43-44 (Studi Kasus Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung Tahun

2018). Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Dra. Ulfah Susilawati, M.SI.

Kata Kunci: Peran Guru, Q.S. An-Nahl ayat 43-44, Guru PAI

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui peran Guru menurut Q.S. An-Nahl ayat 43-44 dan

mengetahui implementasi Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung dalam

mendidik

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggabungkan

library research dan field research. Untuk menjawab rumusan masalah

pertama menggunakan kaidah tafsir ijmalli dan untuk menjawab rumusan

masalah kedua dengan analisis kualitatif.

Penulis menyimpulkan bahwa peran guru menurut Q.S. An-Nahl

ayat 43-44 adalah guru sebagai pengajar, pembimbing, dan pemimpin

(manager kelas). Hasil penelitian menunjukkan: (1) implementasi guru

sebagai pengajar adalah a) menerapkan pembelajaran kontekstual b)

membuat rencana pembelajaran c) menerapkan pembelajaran tekstual d)

menggunakan strategi mengajar yang berbeda-beda e) mengadakan

evaluasi pembelajaran. (2) implementasi guru sebagai pembimbing

adalah a) mengingatkan secara konsisten, memberi contoh nyata, dan

mendampingi pembiasaan agama yang diterapkan di sekolah b)

memberikan nasehat-nasehat c) memberikan motivasi. (3) implementasi

guru sebagai pemimpin (pengelola kelas) adalah a) membangun interaksi

melalui komunikasi dan pendekatan emosional b) memperhatikan

kesiapan sebelum mengajar.

Page 20: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam lingkup pendidikan ada beberapa komponen yang sangat

penting, salah satunya adalah pendidik. Pendidik merupakan orang yang

melakukan peran mendidik. Pendidik secara formal merupakan mata rantai

yang tidak bisa dipisahkan dalam rentetan proses pendikan, yang dimulai

dari orang tua, sekolah, dan masyarakat. Pendidik mempunyai peran yang

sangat vital dalam mengarahkan perkembangan anak. Sesuai dengan teori

tabularasa yang dikemukakan oleh John. Locke. bahwa anak lahir

diumpamakan sebagai kertas yang putih bersih, mau jadi apa kertas itu

tergantung kepada yang menulisi. Jadi, akan dijadikan apa anak itu

tergantung dari pendidiknya (Barnadib, 1976: 65).

Terkait dengan pendidik, maka secara spontan kita akan mengenal

orang tua, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lain sebagainya.

Orang yang pertama kali mendidik kita adalah orang tua kita sendiri.

Orang tua menjadi pendidik yang paling penting dan paling utama karena

orang tua yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan

anaknya. Orangtua mempunyai kewajiban untuk memberikan pendidikan

kepada anaknya. Namun karena keterbatasan dan kurang maksimal dalam

memberikan pendidikan, maka orang tau menitipkan anaknya ke sekolah.

Kebanyakan orangtua berfikir untuk menyekolahkan anaknya di Lembaga

Pendidikan Islam, karena dirasa lebih banyak pelajaran agamanya. Salah

satu jenis sekolah berbasis Islam adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Page 21: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

2

Madrasah Tsanawiyah (MTs) menjadi alternatif bagi orang tua dalam

pemenuhan kebutuhan spiritual dan pembinaan akhlak anak. Sebagai

contohnya adalah MTs Negeri 2 Temanggung. Madrasah ini, walaupun

terletak di desa dan diapit oleh dua sekolah negeri terdekat yaitu SMP

Negeri 1 Kedu dan SMP Negeri 3 Kedu, tetapi tetap memiliki daya tarik

tersendiri di kalangan masyarakat. Terbukti dengan banyak orang tua yang

menyekolahkan anaknya di MTs Negeri 2 Temanggung ini. Selain itu,

karena MTs Negeri 2 Temanggung telah banyak mengukir jiwa raga

peneliti, dan banyak ilmu yang peneliti dapat disana, maka sebagai rasa

kepemilikan peneliti, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di

Sekolah ini.

Di lingkungan madrasah, yang menjadi sorotan paling utama

adalah Guru PAI. Guru PAI tidak hanya berkewajiban menyampaikan

ajaran yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis, tetapi juga berperan

penting dalam membimbing anak agar mempunyai sifat dan perilaku yang

Islami. Tanggung jawabnya tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi

juga di hadapan Allah SWT. Sehingga harus benar-benar memahami peran

yang harus dilakukannya.

Banyak sekali literatur yang menjelaskan mengenai pendidik.

Namun dalam hal ini, peneliti akan mengkaji peran pendidik bersumber

dari Alquran, yaitu Q.S. An-Nahl. Q.S. An-Nahl merupakan surah ke-16

dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 128 ayat dan termasuk surah

Makkiyah. Isi kandungan dalam surah ini meliputi keimanan, hukum, dan

Page 22: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

3

kisah. Surah ini dinamakan An-Nahl yang berarti lebah, karena di

dalamnya terdapat firman Allah yaitu pada ayat 68 yang artinya: “Dan

Tuhanmu mewahyukan kepada lebah”. Lebah adalah makhluk Allah yang

banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada

persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan al-Qur’an al-

Karīm. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan bisa menjadi

obat bagi bermacam-macam penyakit manusia. Sedangkan al-Qur’an

mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-

nabi zaman dahulu ditambah ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua

bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Surah

ini dinamakan pula An-Ni’am yang artinya nikmat-nikmat, karena

didalamnya Allah menyebutkan berbagai macam kenikmatan yang

diperuntukkan bagi hamba-hamba-Nya (Izzan dan Saehuddin, 2007: 205).

Ayat al-Qur’an yang akan dikaji oleh peneliti adalah Q.S. An-Nahl ayat

43-44. Dari penjabaran alasan diatas, peneliti ingin mengupas Q.S. An-

Nahl ayat 43-44 yang ada kaitannya dengan pendidikan. Lebih khususnya

adalah yang terkait dengan pendidik (guru). Didalam Q.S. An-Nahl ayat

43-44 diterangkan mengenai konsep ahlu al-żikr, dan konsep-konsep lain

yang menyinggung tentang pendidikan. Namun, pada intinya peneliti ingin

lebih menganalisis Q.S. An-Nahl ayat 43-44 terkait dengan peran pendidik

(guru).

Page 23: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

4

Pada kenyataan yang peneliti lihat, ada sebagian guru yang dalam

melaksanakan tugas, lebih fokus pada tugas mengajar saja. Mereka kurang

memantau perkembangan anak didik. Padahal tanggung jawab seorang

guru tidak hanya tanggung jawab pengetahuan, tetapi yang lebih penting

adalah tanggung jawab moral, etika, akhlak dan kepribadian anak didik.

Terkait dengan keempat hal tersebut, tidak akan terbentuk dengan baik

jika seorang guru hanya mentransfer nilai-nilainya saja tanpa ada usaha

mendidik, membina, dan membimbing anak.

Untuk dapat menjalankan perannya dengan baik, seorang guru

harus mampu memahami fungsi/peran guru serta kesesuaian berupa

tindakan yang harus dilakukannya. Sehingga dalam hal ini, peneliti ingin

mengkaji tentang peran pendidik (guru) diambil dari analisis tafsir ayat Al-

Qur’an. Sebagai implementasi dari peran pendidik, maka peneliti juga

melakukan studi kasus pada Guru PAI di suatu instansi. Penelitian ini

dilaporkan dengan mengangkat judul “PERAN GURU DALAM

PERSPEKTIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 (Studi Kasus Guru PAI

MTs Negeri 2 Temanggung Tahun 2018)”.

B. Fokus Penelitian

Dari latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana peran guru dalam perspektif Q.S.An-Nahl ayat 43-44?

2. Bagaimana implementasi Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung dalam

mendidik menurut Q.S. An-Nahl ayat 43-44?

Page 24: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

5

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran guru berdasarkan Q.S. An-Nahl ayat 43-44.

2. Untuk mengetahui implementasi Guru PAI MTs Negeri 2

Temanggung dalam mendidik menurut Q.S. An-Nahl ayat 43-44

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuwan

tentang tafsir ayat pendidikan mengenai peran pendidik (guru).

b. Memberikan kontribusi ilmiah bagi kalangan akademis yang akan

mengadakan penelian berikutnya maupun mengadakan riset baru

tentang tugas/peran pendidik menurut al-Qur’an berdasarkan kajian

tafsir.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

implementasi peran pendidik menurut al-Qur’an, yang dapat

diaplikasikan oleh guru.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan bahan

rujukan bagi calon pendidik atau yang sudah menjadi pendidik

agar menyadari peran yang harus dilakukan oleh seorang pendidik.

Page 25: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

6

E. Bangunan Teori

Dalam mengupas materi penelitian, peneliti menggunakan teori yang

dikemukakan oleh Zakiyah Daradjat. Zakiyah Daradjat mengistilahkan

bahwa didalam fungsi/peranan seorang pendidik terkandung tugas-tugas

seorang guru. Antara fungsi dan tugas sama-sama mengandung sebuah

kewajiban atau tanggung jawab. Sehingga teori mengenai fungsi atau

tugas pendidik itulah yang dimaksud dengan peran pendidik. Menurut

Zakiyah Daradjat (2014: 232) fungsi atau tugas guru meliputi:

1. Tugas pengajaran atau guru sebagai pengajar

Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan pengetahuan,

sikap dan keterampilan.

2. Tugas bimbingan atau guru sebagai pembimbing dan pemberi

bimbingan.

Pemberi bimbingan bagi guru meliputi bimbingan belajar dan

bimbingan pemberian sikap. Dengan demikian pemberi bimbingan,

membimbing agar setiap murid diinsyafkan mengenai kemampuan dan

potensi diri murid yang sebenarnya dalam kapasitas belajar dan

bersikap. Jangan sampai murid-murid menganggap rendah atau

meremehkan kemampuannya sendiri dalam potensinya untuk belajar

dan bersikap.

Page 26: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

7

3. Tugas administrasi

Guru bertugas pula sebagai tugas administrasi, bukan berarti sebagai

pegawai kantor. Melainkan sebagai pengelola kelas atau pengelola

(manajer) interaksi belajar mengajar.

F. Penegasan Istilah

1. Peran Pendidik

Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya (Soekanto, 2002: 243).

Sedangkan pendidik adalah orang yang bertanggung jawab

memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai kedewasaannya,

maupun melaksanakan tugasnya sebagai makhluk sosial, sebagai

makhluk Allah, sebagai khalifah di bumi, dan sebagai individu yang

sanggup berdiri sendiri (Uhbayati, 1997: 7). Di rumah yang berperan

sebagai pendidik adalah orang tua, di sekolah adalah guru, dan di

lingkungan masyarakat adalah organisasi masyarakat (ormas) dan para

tokoh masyarakat (Izzan dan Saehuddin, 2012: 133).

Adapun jenis pendidik yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

guru. Tugas atau fungsi guru menurut Zakiah Darajat dkk (2011: 267)

adalah : tugas pengajaran atau guru sebagai pengajar, tugas bimbingan

atau guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan, dan tugas

administrasi.

Page 27: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

8

2. Guru PAI

Menurut Ahmad D. Marimba (1998: 98) pendidik islam atau guru

agama adalah orang yang bertanggung jawab mengarahkan dan

membimbing anak didik berdasarkan hukum-hukum agama islam.

Sedangkan Guru PAI adalah guru yang mengajar mata pelajaran

Akidah Akhlak, Al-Qur’an Hadis, Fiqih atau Sejarah Kebudayaan

Islam (SKI) di Madrasah (Wahab, 2011: 63).

G. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Dalam Bab ini penulis mengemukakan tentang Latar belakang,

fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,

dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini dikemukakan kajian teori yang meliputi:

pengertian pendidik, sifat pendidik, syarat pendidik, kompetensi pendidik,

kode etik pendidik, peran pendidik, serta pengertian Guru PAI.. Selain itu,

juga akan dikemukakan kajian pustaka terkait dengan kajian penelitian

terdahulu.

Bab III : Metode Penelitian

Dalam bab ini akan dibahas mengenai jenis penelitian dan

pendekatan, kehadiran peneliti, lokasi dan waktu penelitian, teknik

Page 28: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

9

pengambilan subjek penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

Bab IV: Paparan dan Analisis Data

Hal-hal yang akan dibahas dalam bab ini adalah paparan data dan

analisis data. Peneliti akan memaparkan data tentang gambaran umum

tempat penelitian (MTs Negeri 2 Temanggung), pembahasan Q.S. An-

Nahl ayat 43-44 dan penyajian berdasarkan hasil penelitian. Adapun dalam

analisis data, peneliti akan memaparkan tentang analisis peran pendidik

menurut Q.S. An-Nahl ayat 43-44 serta analisis hasil penelitian.

Bab VI : Penutup

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi : kesimpulan, saran,

dan kata penutup.

Page 29: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendidik

a. Pengertian Pendidik

Munculnya kata pendidik tidak terlepas dari kata

“pendidikan”. Umumnya, kata pendidikan dibedakan dari kata

pengajaran, sehingga muncul kata “pendidik” dan “pengajar”.

Muh. Said sebagaimana dikutip dalam bukunya Musbikin

(2010: 56) pandangan semacam itu dipengaruhi oleh kebiasaan

berpikir orang barat, khususnya orang Belanda, yang

membedakan kata onderwijs (pengajaran) dengan kata

opveoding (pendidikan).

Hakikat pendidik dalam islam adalah orang yang

bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta didik dengan

mengupayakan seluruh potensi anak didik, baik efektif, kognitif,

maupun psikomotorik. Menurut Ahmad Tafsir (2004: 74)

definisi pendidik dalam pandangan islam adalah orang yang

mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik

psikomotor, kognitif, maupun potensi afektif.

Nur Uhbayati (1997: 7) mengatakan bahwa pendidik itu

adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi

bimbingan atau bantuan kepada kepada anak didik dalam

Page 30: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

11

perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai

kedewasaannya, maupun melaksanakan tugasnya sebagai

makhluk sosial, dan sebagai makhluk Allah sebagai khalifah

dibumi, dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.

Pendidik menurut Arifin (2000: 143) adalah manusia

hamba Allah yang bercita-cita islami yang telah matang secara

rohani dan jasmani, dan memahami perkembangan dan

pertumbuhan manusia didik bagi kehidupan masa depan. Ia

tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan yang diperlukan

manusia didik, melainkan juga mentransformasikan tata nilai

islam ke dalam pribadi mereka sehingga mapan dan menyatu,

serta sebagai pelajar mampu mewarnai perilaku mereka sebagai

pribadi yang bernafaskan islam. Dirumah yang berperan sebagai

pendidik adalah orang tua, di sekolah adalah guru, dan di

lingkungan masyarakat adalah organisasi masyarakat (ormas)

dan para tokoh masyarakat (Izzan dan Saehudin, 2012: 133).

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab XI

pasal 39 poin 3 dijelaskan:

“Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan

menengah disebut guru….” (Departemen Agama RI, 2006 : 61).

Page 31: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

12

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 Bab I pasal 1 pengertian guru adalah sebagai

berikut:

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah” (Departemen Agama RI, 2006: 2).

Secara legal formal, yang dimaksud dengan guru adalah

seseorang yang memperoleh Surat Keputusan (SK), baik dari

pemerintah atau swasta, untuk melaksanakan tugasnya, dan

karena itu memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan

kegiatan belajar-mengajar di lembaga pendidikan sekolah

(Suparlan, 2006 : 11).

Sedangkan guru dalam konteks Islam disebut dengan

”murabbi”, “mu’alim” dan “mu’addib” (Ramayulis, 2002: 56).

Uraian istilah tersebut menurut Marno (2010: 15) yaitu:

1) Murabbi

Murabbi lebih menekankan pengembangan dan

pemeliharaan baik dalam aspek jasmaniyah maupun

ruhaniyah

2) Mu’alim

Mu’allim lebih menekankan guru sebagai pengajar dan

penyampai pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science)

Page 32: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

13

3) Mu’addib

Mu’addib lebih menekankan pendidik sebagai pembina

moralitas dan akhlak peserta didik dengan keteladanan.

Peran sebagai Mu’addib menjadi tanggung jawab yang

besar, karena apa yang harus dilakukan guru tidak hanya

sebatas memahamkan mengenai pendidikan akhlak, namun

juga mendidik peserta didik agar mampu mengaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari (Kuswanto, 2014: 198).

Jadi yang bisa dikatakan pendidik tidak hanya guru.

Namun pendidik yang lebih bertanggungjawab terhadap

perkembangan kognitif, afektif, psikomotorik anak di lingkup

sekolah adalah guru. Dalam Islam sebutan guru sering disebut

dengan istilah murabbi, mu’alim, muadib, uztad/uztadzah, dsb.

b. Syarat Pendidik

Dalam pendidikan islam, syarat secara umum untuk menjadi

guru yang baik dan dapat bertanggung jawab terhadap apa yang

dibebankan kepadanya adalah sebagai berikut :

1) Takwa kepada Allah sebagai syarat menjadi guru

Guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam,

tidak mungkin mendidik anak agar bertakwa kepada Allah

jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah

teladan bagi muridnya sebagaimana Rasulullah yang

merupakan teladan bagi umatnya. Sejauh mana seorang

Page 33: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

14

guru mampu member teladan baik kepada murid-muridnya,

sejauh itu pulalah diperkirakan ia akan berhasil mendidik

mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang

berakhlak baik dan mulia.

2) Berilmu sebagai syarat untuk menjadi guru

Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi

suatu bukti bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu

pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya

untuk suatu jabatan. Guru pun harus mempunyai ijazah

supaya ia dibolehkan mengajar, kecuali dalam keadaan

terpaksa dan sementara.

3) Sehat jasmani sebagai syarat menjadi guru

Kita menganal ucapan “mens sana in corpora

sano”, yang artinya: dalam tubuh yang sehat terkandung

jiwa yang sehat. Walaupun pepatah itu tidak benar secara

menyeluruh, akan tetapi bahwa kesehatan badan sangat

mempengaruhi semangat bekerja.

4) Berkelakuan baik sebagai syarat menjadi guru

Budi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan

watak murid. Guru harus menjadi suri tauladan, karena

anak-anak bersifat suka meniru. Diantara tujuan pendidikan

ialah membentuk akhlak baik kepada anak, dan hal ini

hanya bisa terwujud jika guru berakhlak baik pula. Yang

Page 34: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

15

dimaksud dengan akhlak baik dlam pendidikan islam ialah

akhlak yang sesuai dengan ajaran islam, seperti yang

dicontohkan oleh pendidik utama kita, Muhammad

shallallahu ‘alaihi wassalam. Diantara akhlak guru tersebut

ialah:

a) Mencintai jabatannya sebagai guru

Tidak semua orang menjadi guru karena “panggilan

jiwa”. Diantara mereka ada yang menjadi guru karena

keadaan ekonomi, dorongan teman atau orang tua, dan

sebagainya. Dalam keadaan bagaimanapun seorang

guru harus berusaha mencintai pekerjaannya. Dan pada

umumnya kecintaan terhadap pekerjaan guru akan

bertambah besar apabila dihayati benar-benar

keindahan dan kemuliaan tugas itu. Yang paling baik

ialah apabila seseorang menjadi guru karena didorong

oleh panggilan jiwanya.

b) Bersikap adil

c) Berlaku sabar dan tenang

d) Guru harus berwibawa

e) Guru harus gembira

f) Guru harus bersifat manusiawi

g) Bekerja sama dengan guru-guru lain

Page 35: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

16

h) Bekerja sama dengan masyarakat (Sudiyono, 2006:

126-128).

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2001: 118) guru

professional harus memiliki persyaratan, yang meliputi:

1) Memiliki bakat sebagai guru

2) Memiliki keahlian sebagai guru

3) Memilki keahlian yang baik dan terintegrasi

4) Memilki mental yang sehat

5) Memilki pengalaman dan pengetahuan yang luas

6) Guru adalah manusia berjiwa pancasila

7) Guru adalah seorang warga Negara yang baik.

c. Sifat Pendidik

Atiyyah Al-Abrasyi (1970: 139-140) mengemukakan sifat-sifat

yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai berikut:

1) Zuhud

Seorang guru haruslah seorang yang zuhud. Ia mengajar

haruslah semata-mata mencari keridlaan Allah, bukan karena

mencari upah, gaji atau balas jasa, namun bukan berarti guru

tidak boleh menerima upah atau gaji.

2) Bersih lahir dan batin

Seorang guru haruslah orang yang senantiasa menjaga

kebersihan lahir dan batin. Tubuhnya senantiasa bersih dan

batinnya dijauhkan dari sifat-sifat madzmumah seperti riya,

Page 36: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

17

dengki, permusuhan, perselisihan. Guru juga harus terhindar

dari dosa besar.

3) Ikhlas dalam pekerjaan

Keikhasan dan kejujuran seorang guru adaah jalan terbaik ke

arah suksesnya tugas guru dan suksesnya anak didik. Saah

satu tanda keikhlasan guru adaah tidak mau mengaku tidak

tahu apabila memang dia tidak tahu terhadap suatu ilmu. Dia

akan senantiasa belajar meski itu dari muridnya sendiri.

4) Pemaaf

Seorang guru yang baik harus bersifat pemaaf sebagaimana

diperintahkan oleh Allah kepada rasul yang merupakan guru

bagi manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Ali

Imran/3: 159.

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku

lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap

keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri

dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah

dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu

Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada

Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertawakkal kepada-Nya” (Departemen Agama RI, 2006:

71).

Page 37: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

18

5) Harus merupakan seorang bapak dari anak didiknya

Seorang guru harus mencintai anak didiknya seperti

mencintai anak kandungnya sendiri. Dengan cinta kasihnya

seorang guru akan senantiasa ada di hati anak didiknya,

sehingga mereka akan senang bila belajar bersamanya.

6) Harus mengetahui tabiat anak didiknya

Seorang guru harus mengetahui tabiat, pembawaan, adat

kebiasaan anak didiknya agar dia tepat daam menggunakan

startegi dan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran.

7) Harus menguasai mata pelajaran.

Penguasaan terhadap mata pelajaran merupakan sebuah

keniscayaan terlebih dengan ditetapkann kompetensi

professional bagi seorang guru.

d. Kode Etik Profesi

Semua profesi harus mempunyai kode etik profesi

termasuk di dalamnya guru. Kode etik sebagaimana

dikemukakan Soetcipto (2009: 30), adalah norma yang harus

diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan

tugas profesinya dan dalam hidup bermasyarakat. Westby

Gibson sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah

menyebutkan bahwa kode etik (guru) sebagai suatu statemen

formal yang merupakan norma (aturan tatat susila) dalam

mengatur tingkah laku guru (Djamarah, 2005: 45).

Page 38: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

19

Kode Etik Guru Indonesia dirumuskan oleh Pengurus Besar

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai berikut:

KODE ETIK GURU INDONESIA

Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang

pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan

Negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia

yang berjiwa Pancasila dan setia pada UUD 1945, turut

bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita proklamasi

kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab

itu guru Indonesia terpanggil untuk menuaikan karyanya dengan

memedomani dasar-dasar sebagai berikut:

1) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk

manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.

3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik

sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang

menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

5) Guru memlihara hubungan baik dengan orang tua murid dan

masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan

tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

Page 39: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

20

7) Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat

kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.

8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan

mutu organisasi PGRI, sebagai sarana perjuangan dan

pengabdian.

9) Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam

bidang pendidikan (Suparlan, 2006: 62-63).

e. Kompetensi Pendidik

Seorang pendidik yang bertanggung jawab, tentunya

harus memiliki kompetensi-kompetensi tertentu, yang

memungkinkan kewajibannya terlaksana secara baik.

Kompetensi secara sederhana berarti kemampuan atau

kecakapan (Mahmud, 2011: 132). Mengutip dari pendapat

Barlow, Muhibbin Syah (1995: 230) memberikan pengertian

kompetensi guru sebagai kemampuan seorang guru dalam

melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung

jawab dan layak.

Ada beberapa kemampuan dan perilaku yang perlu

dimiliki oleh guru, yang sekaligus merupakan profil GPAI yang

diharapkan agar dalam menjalankan tugas kependidikannya

dapat berhasil secara optimal. Profil tersebut pada intinya terkait

dengan aspek personal dan profesional dari guru (Majid, 2002:

99).

Page 40: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

21

1) Kompetensi personal religius

Aspek personal menyangkut pribadi dari guru itu

sendiri. Kompetensi personal religius merupakan

kemampuan dasar menyangkut kepribadian agamis, artinya

pada dirinya melekat nilai-nilai yang hendak ditransferkan

kepada anak didiknya. Misalnya nilai kejujuran, keadilan,

kebersihan, dan sebagainya. Nilai tersebut harus dimiliki

oleh seorang pendidik untuk memudahkan

mentransinternalisasi (pemindahan dan penghayatan nilai-

nilai) terhadap anak didik. Aspek personal ini diharapkan

dapat memancar dalam dimensi sosialnya, dalam hubungan

guru dengan peserta didiknya, teman sejawat dan

lingkungan masyarakatnya karena tugas mengajar dan

mendidik adalah tugas kemanusiaan.

Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana dikutip

oleh Majid (2012: 100), kompetensi personal religius

mencakup :

a) Kasih sayang terhadap peserta didik dan

memperlakukannya seperti anak sendiri

b) Peneladanan pribadi Rasulullah

c) Bersikap objektif

d) Bersikap luwes dan bijaksana dalam menghadapi

peserta didik

Page 41: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

22

e) Bersedia mengamalkan ilmunya

2) Kompetensi profesional religius

Aspek profesional menyangkut peran profesi dari

guru, dalam arti ia memiliki kualifikasi profesional sebagai

seorang guru (GPAI). Profesional religius dalah

kemampuan dasar menyangkut kemampuan untuk

menjalankan tugasnya secara profesional, dalam arti

mampu membuat keputusan keahlian atas beragamnya

kasus serta mampu mempertanggungjawabkan berdasarkan

teori dan wawasan keahliannya dalam perspektif islam.

Kompetensi profesional religius menurut Brikan

Barky Al-Quraisy yang dikutip oleh Majid (2012: 101)

mencakup:

a) Penguasaan dan pendalaman atas bidang ilmunya

b) Mempunyai kemampuan mengajar

c) Pemahaman terhadap tabiat, kemampuan dan kesiapan

peserta didik

Asumsi yang melandasi keberhasilan GPAI dapat

diformulasikan sebagai berikut: “guru pendidikan agama

Islam akan berhasil menjalankan tugas kependidikannya

bilamana dia memiliki kompetensi personal-religius dan

kompetensi profesional-religius. Kata religius selalu

dikaitkan dengan masing-masing kompetensi tersebut yang

Page 42: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

23

menunjukkan adanya komitmen GPAI bahwa ajaran Islam

sebagai kriteria utama sehingga segala masalah perilakunya

dihadapi, dipertimbangkan, dipecahkan dan didudukkan

dalam perspektif Islam (Majid, 2002: 100). Dalam Undang-

undang tentang guru dan dosen pasal 8 disebutkan bahwa

guru wajib memiliki kompetensi serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

Undang-undang No.14 tahun 2005 bab IV pasal 10

ayat 1 dijelaskan:

“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi” (Departemen Agama

RI, 2006 : 6).

Standar kompetensi guru termasuk guru PAI

menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 terdiri dari

empat kompetensi utama, yaitu:

1) Kompetensi pedagogik

Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik,

meliputi:

a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek

moral, spiritual, emosional, dan intelektual

Page 43: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

24

b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik

c) Mengembangkan kurikulum terkait dengan mata

pelajaran yang diampu

d) Menyelenggarakan pembelajaran yang menarik

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimiliki

g) Komunikasi secara efektif, empatik, dan santun

dengan peserta didik

h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran

2) Kompetensi kepribadian

Yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah

kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia,

arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

Kompetensi kepribadian meliputi:

a) Bertindak sesuai norma agama, hukum sosial, dan

kebudayaan

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,

mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa

Page 44: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

25

c) Menunujukkan etos kerja dan tanggung jawab yang

tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya

diri

d) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru

3) Kompetensi profesional

Yang dimaksud kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas

dan mendalam. Kompetensi profesional meliputi:

a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang

diampu

b) Menguasai standar komptensi dasar mata pelajaran

c) Mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutajn dengan melakukan tindakan reflektif

d) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk mengembangkan diri

4) Kompetensi sosial

Yang dimaksud kompetensi sosial adalah kemampuan

guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara

efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,

orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar

(Majid, 2012: 93).

Page 45: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

26

2. Peran Pendidik

a. Pengertian Peran

Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2002: 243), yaitu

peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila

sesorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka ia menjalankan suatu perananan. Sedangkan

konsep peran menurut Komaruddin (1994: 768) adalah:

1) Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang

dalam manajemen.

2) Pola penilaian yang dihadapkan dapat menyertai suatu status.

3) Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

4) Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi

karakterisktik yang ada padanya.

5) Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.

b. Peran Guru

Pekerjaan jabatan guru agama adalah luas, yaitu untuk

membina seluruh kemampuan-kemampuan dan sikap-sikap yang

baik dari murid sesuai dengan ajaran islam. Hal ini berarti berarti

bahwa perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas

pelaksanaannya melalui pembinaan didalam kelas saja. Fungsi

sentral guru adalah mendidik (fungsi educational). Fungsi sentral

ini berjalan sejajar dengan atau dalam melakukan kegiatan

mengajar (fungsi intruksional) dan kegiatan bimbingan, bahkan

Page 46: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

27

dalam setiap tingkah polanya dalam berhadapan dengan murid

(interaksi edukatif) senantiasa terkandung fungsi mendidik. Selain

itu guru guru harus mencatat dan melaporkan pekerjaannya kepada

pihak yang berkepentingan atau sebagai bahan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan efektifitas pekerjaannya, yang

dikenal sebagai tugas administrasi (fungsi managerial) (Direktorat

Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam, 1985: 208).

Fungsi atau peran guru meliputi:

1) Guru sebagai pengajar

Sepanjang sejarah keguruan, tugas guru yang sudah

tradisional adalah “mengajar”. Karenanya sering orang salah

duga, bahwa tugas guru hanyalah semata-mata mengajar.

Bahkan masih banyak diantara para guru sendiri yang

beranggapan demikian atau tampak masih dominan dalam karier

sebagian besar guru, sehingga dua tugas lainnya menjadi

tersisihkan atau terabaikan. Sebagai pengajar guru bertugas

membina perkembangan pengetahuan sikap dan keterampilan.

Isi tugas di bidang pengajaran (mengajar) diantaranya adalah

sebagai berikut:

a) Memahami kurikulum yang bersangkutan dengan bidang

studi yang akan diajarkan secara teliti dan meyakinkan.

Page 47: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

28

b) Mengumpulkan dan menyusun materi pelajaran dan

berbagai sumber yang tersedia, baik buku pokok atau buku

penunjang.

c) Merencanakan dan atau mengadakan, baik secara sendiri-

sendiri maupun secara bersama-sama dengan guru lain,

semua alat bantu pengajaran (media pendidikan), sehingga

pada waktunya nanti dapat dipergunakan secara efektif.

d) Membuat persiapan mengajar menurut Prosedur

Pengembangan Sistem Intruksional, dalam berbagai “satuan

waktu” yang direncanakan, sehingga singkron dengan

bidang-bidang studi lainnya.

e) Melaksanakan program atau menyajikan bahan pelajaran

sesuai dengan jadwal mengajar yang telah ditentukan.

f) Melakukan evaluasi terhadap semua pekerjaan kurikuler

yang telah dilaksanakan, baik dengan maksud menilai hasil

belajar murid maupun sebagai umpan balik untuk

menyempurnakan pelaksanaan pengajaran berikutnya.

g) Mengembangkan kerjasama dengan guru-guru bidang studi

lainnya, terutama dalam rangka pengintegrasian pengajaran

agama dengan berbagai bidang studi yang diajarkan.

h) Melaksanakan berbagai kegiatan diluar kelas/sekolah,

sehingga apa-apa yang diajarkan itu dapat dirasakan secara

Page 48: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

29

aktual dan fungsional serta terintegrasi dalam kehidupan

yang sebanarnya di masyarakat.

2) Guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan

Guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan

adalah dua macam peranan yang mengandung banyak

perbedaan dan persamaannya. Sebagai pembimbing, guru lebih

suka kalau mendapat kesempatan menghadapi sekumpulan

murid-murid didalam interaksi belajar mengajar. Ia memberi

dorongan menyalurkan semangat menggiring mereka, sehingga

mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungannya kepada

orang lain dengan tenaganya sendiri. Sebagai pemberi

bimbingan, guru sering berhadapan dengan kelompok-kelompok

kecil dari murid-murid atau bahkan hanya seorang murid saja.

Semua murid memerlukan bimbingan. Untuk murid atau murid

yang memerlukan bantuan khusus diberikannya bimbingan

khusus pula. Bimbingan khusus secara individual yang

dilakukan pada tempat yang disediakan untuk itu, dinamakan

penyuluhan. Penyuluhan ialah bimbingan yang intensif sekali.

Perlu diingat bahwa pemberi bimbingan itu, bagi guru

agama meliputi bimbingan belajar dan bimbingan

perkembangan sikap keagamaan. Dengan demikian

membimbing dan pemberi bimbingan dimaksudkan agar setiap

murid diinsyafkan mengenai kemampuan dan potensi diri murid

Page 49: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

30

yang sebenarnya dalam kapasitas belajar dan bersikap. Jangan

sampai murid-murid menganggap rendah atau meremehkan

kemampuannya sendiri dalam potensinya untuk belajar dan

bersikap sesuai dengan ajaran agama islam.

Setiap pendidikan antara lain memerlukan layanan

bimbingan pendidikan. Tak ada murid yang tidak memerlukan

bimbingan. Bimbingan umum yang pertama-tama diperlukan

murid ialah bimbingan dalam proses belajar. Untuk selanjutnya

jika diperlukan harus dilakukan bimbingan khusus atau

penyuluhan. Tugas guru pembimbing berisikan hal-hal sebagai

berikut:

a) Menentukan murid-murid yang akan diberi bimbingan

Setelah bimbingan secara umum diberikan, selanjutnya guru

menentukan terhadap siapa sajakah pemberian bimbingan

harus dilakukan, sehingga terarah dan efektif.

b) Melakukan pemilihan teknik-teknik bimbingan dan

penyuluhan.

c) Penyuluhan

Penyuluhan merupakan inti dan teknik bimbingan

yang utama. Tanpa penyuluhan bimbingan menjadi kurang

bermakna. Bagi guru agama penyuluhan bersifat ganda,

yaitu penyuluhan untuk mengatasi berbagai masalah belajar,

dan penyuluhan agama untuk mengatasi dan membetulkan

Page 50: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

31

(pembetukan ulang) sikap keagamaan murid. Pada

umumnya penyuluhan digunakan dalam menangani dan

mengatasi masalah-masalah sosial dan masalah-masalah

yang bersifat pribadi, seperti:

1. Murid yang terisolir atau mengisolir diri.

2. Murid yang mempunyai harga diri rendah.

3. Murid yang mengalami kesukaran dalam bergaul.

4. Murid yang tidak mempunyai motivasi belajar.

5. Murid yang tidak memiliki kosentrasi dalam belajar.

6. Murid yang tidak berminat dalam pengajaran agama.

7. Murid yang mengidap berbagai masalah sikap

keagamaan.

3) Guru sebagai pemimpin (manager kelas)

Guru bertugas pula sebagai tenaga administrasi, bukan

berarti sebagai pegawai kantor, melainkan sebagai pengelola

kelas atau pengelola (manager) interaksi belajar mengajar.

Adapun yang menjadi konsekuensi dari pengelolaan yang baik

adalah meningkatnya efektivitas dari situasi belajar mengajar.

Masalah pengelolaan amat dipengaruhi oleh hal-hal yang timbul

pada kenyataan sehari-hari, sedangkan masalah kurikulum dan

proses belajar mengajar dapat dirtencanakan untuk jangka

pendek maupun jangka panjang.

Page 51: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

32

Terdapat dua aspek dari maslah pengelolaan yang perlu

mendapat perhatian, yaitu:

a) Membantu perkembangan murid sebagai individu dan

kelompok

b) Memelihara kondisi kerja dan kondisi belajar yang sebaik-

baiknya di dalam maupun di luar kelas.

Sekurang-kurangnya yang harus dipelihara oleh guru

secara terus menerus, ialah: suasana keagamaan, kerja sama,

rasa persatuan. Dan perasaan puas pada murid terhadap

pekjerjaan dan kelasnya. Dengan terjadi pengelolaan yang baik,

maka guru akan lebih mudah mempengaruhi murid di kelasnya

dalam rangka pendidikan dan pengajaran agama Islam

khususnya. Sebagai pemimpin dalam kelas atau manager dalam

pengelolaan proses belajar mengajar ia harus menjalankan

fungsi dan peranan kepemimpinan. Sebagai pemimpin guru

bukan hanya pendorong inisiatif, penyalur aspirasi, pencipta

susana kekeluargaan, melainkan juga merupakan tokoh sumber

identifikasi murid, sebagai tokoh teladan nyata dari segala nilai-

nilai ajaran agama yang dianutnya. Sebagai pengelola atau

pemimpin proses interaksi belajar mengajar, dilakukan melalui

kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pengarahan (directing), pengkoordinasian

(coordinating), dan pengawasan (controlling). Sedangkan

Page 52: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

33

kaitannya dengan tugas administrasi/ketata usahaan adalah

terkait dengan catatan-catatan dan administrasi-administrasi

yang diperlukan (Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan

Islam, 1985: 210).

3. Guru PAI

Menurut Zakiyah Daradjat (1992: 39) guru adalah tenaga profesional

yang membantu orang tua untuk mendidik anak pada jenjang

pendidikan sekolah. Sedangkan pendidikan agama islam menurut para

ahli adalah sebagai berikut:

a. M. Tafsir (1990: 32) memberikan pengertian bahwa Pendidikan

Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang

kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai

dengan ajaran Islam. Singkatnya, pendidikan agama Islam adalah

bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal

mungkin.

b. Menurut Zakiyah Daradjat (1992: 86), pendidikan agama Islam

adalah pendidikan dengan melalui ajaran agama Islam, pendidik

membimbing dan mengasuh anak didik agar dapat memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam secara

menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai

pandangan hidup untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan

di dunia dan di akhirat.

Page 53: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

34

c. Menurut Muhaimin (2012: 163), PAI dibakukan sebagai proses

mendidik agama Islam. PAI sebagai mata pelajaran seharusnya

dinamakan “Agama Islam”, karena yang diajarkan adalah agama

Islam bukan pendidikan agama Islam. Nama kegiatannya atau

usaha-usaha dalam mendidikkan agama islam disebut sebagai

pendidikan agama Islam. Kata “pendidikan” ini ada pada dan

mengikuti setiap mata pelajaran. Pendidikan agama Islam

merupakan salah satu bagian dari pendidikan Islam.

Sedangkan guru PAI adalah guru yang mengajar mata

pelajaran Akidah Akhlak, Al-Qur’an Hadis, Fiqih atau Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah (Wahab, 2011: 63). Jadi yang

dimaksud dengan Guru PAI adalah guru yang mengampu mata

pelajaran PAI, yang tidak hanya bertugas mengajarkan atau

membekali pengetahuan agama, tetapi juga membimbing anak didik

menjadi pribadi muslim yang mampu mengamalkan ajaran Islam.

B. Kajian Pustaka (Kajian Penelitian Terdahulu)

Penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan judul penelitian ini

antara lain:

1. Skripsi Abdul Hakim (IAIN Walisongo: 2011) meneliti tentang “Tugas

Guru Dalam Perspektif Al-Qur’an Surah Ali-Imran 161-164”

menyimpulkan bahwa tugas guru merupakan representasi tugas

kerasulan.Oleh karena itu pola yang dipakai seharusnya meniru pola

yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam membina, membimbing, dan

Page 54: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

35

mengajari umat manusia yaitu amanah dan ikhlas, dengan tugas utama

selalu membacakan atau mengajar Al-Qur’an untuk melembutkan jiwa

dan mempersiapkannya untuk menerima ilmu pengetahuan,

membersihkan jiwa dari kotoran akidah yang batal dan akhlak tercela

sekaligus mengembangkannya menuju keluhuran budi, mengajarkan

kandungan al-qur’an dan hikmah secara terpadu.

2. Tesis oleh Hifza (UIN Sunan Kalijaga: 2010) tentang “Pendidik Dan

Kepribadiannya Dalam Al-Qur’an”. Peneliti menyimpulkan tiga hal

diantaranya: pertama, Setidaknya ada tiga istilah dalam Al-Qur’an

yang berbicara tentang tema pendidik dan kepribadiannya, yaitu al-

murabbi, al-mu’alim, dan ahl az-zikr. Dalam konsep al-murabbi

pendidik adalah pemelihara, pendidik, pemberi petunjuk

(penuntun),dan pelindung, terutama bagi anak didiknya. Dari konsep

al-mu’alim, pendidik adalah pengajar, sedangkan dari kata ahl az-zikr,

pendidik adalah ahli ilmu. Kedua, Diantara sifat-sifat atau kepribadian

yang harus dimiliki oleh pendidik berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an,

baik melalui konsep al-murabbi, al-mu’alim maupun ahl az-zikr

adalahg memiliki hikmah, yakni hikmah yang mencakup sifat jujur

(sidiq), istiqomah, cerdas (fatanah), amanah (dapat dipercaya) dan

tablig (menyampaikan), ikhlas, rendah hati, pembelajar, toleran dan

menghargai, pengasih dan penyayang, bijaksana, pemurah atau

dermawan (terpuji), pengampun (pemaaf), serta bertutur kata yang

baik dan menyentuh jiwa. Ketiga, Konsep pendidik dan

Page 55: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

36

kepribadiannya dalam Al-Qur’an memiliki relevansi yang sangat erat

dengan kebutuhan pendidik saat ini. Dunia pendidikan yang sampai

saat ini tengah berhadapan dengan kemajuan peradaban globalisasi,

perlu melakukan pembenahan untuk menghasilkan sumber daya

manusia yang siap menghadapi berbagai tantangan dalam

kehidupannya .

3. Skripsi oleh Lastri (UIN Sultan Syarif: 2010) yang berjudul

“Pemikiran Al-Ghazali Tentang Guru”. Berdasarkan hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa menurut Al-Ghazali tugas dan

tanggung jawab guru yaitu : pertama, Memperlakukan mereka seperti

memperlakukan anak-anaknya. Kedua, Ia mengikuti teladan dan

contoh Rasulullah. Ketiga, Mencegah murid dari akhlak yang buruk

dengan jalan sindiran, sedapat mungkin tidak dengan terang-terangan.

Keempat, Tidak boleh merendahkan ilmu lain dihadapan murid-

muridnya. Kelima, Mengajar murid-muridnya hingga batas

kemampuan pemahaman mereka. Keenam, Mengajarkjan kepada

murid yang terbelakang hanya sesuatu yang jelas dan sesuai dengan

tingkat pemahamannya. Selain itu, Al-Ghazali juga menganjurkan agar

seorang pendidik mampu menjalankan tindakan, perbuatan dan

kepribadiannya sesuai dengan ajaran dan pengetahuan yang diberikan

kepada anak didiknya.

4. Skripsi oleh Badruttamam (UIN Sunan Ampel: 2015) yang berjudul

“Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Surat An-Nahl Ayat 43-44 Dan

Page 56: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

37

Implikasinya Terhadap Tujuan Pendidikan Islam”. Dalam

penelitiannya menyimpulkan bahwa Surat An-Nahl mempunyai tiga

nilai pendidikan untuk mencapai pada tujuan pendidikan islam.

Pertama, nilai pendidikan keimanan. Kedua, nilai pendidikan syari’ah.

Ketiga, nilai pendidikan tentang kisah.

5. Skripsi oleh Zulis Murthasi’ah (IAIN Walisongo: 2005) dalam

penelitian yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Surat

An-Nahl Ayat 43-44 Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam”.

Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwasanya nilai-nilai pendidikan

yang terkandung dalam Q.S. An-Nahl ayat 43-44 adalah bahwa dalam

surat An-Nahl ayat 43-44 terdapat komponen-komponen dalam

pendidikan yaitu yang pertama bahwa Allah mengutus utusan seorang

Rasul, kedua Ahl Az-Zikr disini dikatakan orang yang berilmu atau

disebut dengan guru, dan nilai yang ketiga adalah Az-zikr disebut

dengan materi pelajaran atau kurikulum.

Dari penelitian-penelitian terdahulu tersebut, peneliti ingin

mengkaji tentang “Implementasi Peran Pendidik Menurut Q.S. An-Nahl

Ayat 43-44”. Peneliti juga akan melakukan studi kasus pada Guru PAI

MTs Negeri 2 Temanggung. Dari penelitian terdahulu, sudah ada beberapa

penelitian yang membahas Q.S. An-Nahl ayat 43-44. Objek dari penelitian

yang sudah ada, mengkaji tentang nilai-nilai pendidikan serta implikasinya

terhadap tujuan pendidikan dan dalam pendidikan islam. Sedangkan

peneliti akan meneliti tentang peran pendidik dalam Q.S. An-Nahl ayat 43-

Page 57: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

38

44 dan juga melakukan studi kasus pada Guru PAI MTs Negeri 2

Temanggung. Kebanyakan penelitian mengkaji tentang peran pendidik

(guru) menurut perspektif tokoh, Al-Ghazali misalnya. Tetapi peneliti

dalam hal ini akan mengkaji tentang peran pendidik menurut Al-Qur’an,

dengan menganalisis dari tafsir para mufassir. Kemudian peneliti akan

melakukan studi kasus pada Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung untuk

mengetahui implementasi peran pendidik menurut Q.S. An-Nahl ayat 43-

44.

Page 58: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

39

BAB III

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian dan pendekatan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan

menggabungkan library research dan field research. Karena penelitian

ini bersifat menggambarkan, menguraikan suatu hal dengan apa

adanya, dan data yang dikumpulkan berupa kata-kata maka pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan deskriptif naratif. Penelitian

deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa data

dengan mendeskripsikan data melalui bentuk kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2000: 3).

Untuk menjawab rumusan masalah pertama, peneliti

menggunakan model library research. Library research merupakan

suatu riset kepustakaan atau penelitian kepustakaan murni (Arikunto,

2002: 126). Dalam metode ini, peneliti menggunakan pendekatan ilmu

tafsir. Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah kedua, peneliti

menggunakan jenis penelitian kualitatif field research dengan model

studi kasus, yaitu penyelidikan yang mendalam dari suatu individu,

kelompok, atau institusi (Suminto, 1995: 89).

B. Kehadiran Penelitian

Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif sangat penting.

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri baik dengan cara

pengamatan maupun wawancara terhadap informan. Peneliti disini

Page 59: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

40

menempatkan diri sebagai pengamat dalam penelitian, sehingga

kehadiran peneliti bersifat non-partisipan (Djamal, 2015: 15).

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah MTs Negeri 2

Temanggung yang berada di Dusun Kerokan RT.03 RW.01 Desa

Kutoanyar Kec.Kedu Temanggung. Adapun alasan memilih MTsN

Kedu Temanggung sebagai tempat penelitian adalah karena sekolah

tersebut mempunyai kesan tersendiri bagi peneliti dan lokasi sekolah

mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian, dikarenakan jarak

yang dekat dengan rumah peneliti. Sedangkan waktu penelitian adalah

bulan Maret sampai bulan April.

D. Teknik Pengambilan Subjek Penelitian

Dalam menentukan subjek penelitian, peneliti menggunakan

teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber

data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016: 301). Dalam hal

ini, peneliti mengambil subjek penelitian yaitu Guru PAI karena

peneliti menganggap bahwa orang tersebut memiliki informasi yang

diperlukan bagi penelitiannya, serta karena topik yang diangkat

peneliti adalah peran pendidik menurut tafsir al-Quran sehingga Guru

PAI lah yang dianggap paling cocok sebagai subjek penelitian. Jadi

yang diampel sebagai informan adalah seluruh Guru PAI yang terdiri

dari 5 orang.

Page 60: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

41

E. Sumber Data

1. Primer

Yang menjadi sumber data primer yaitu: Al-Qur’an dan

terjemahnya, Tafsir Al-Azhar, Tafsir Jalalain asli dan terjemahan,

dn wawancara Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung.

2. Sekunder

Diantara sumber sekunder adalah sebagai berikut: Al-Qur’an dan

Tafsirnya Departemen Agama RI, buku Ilmu Pendidikan Islam dan

buku lain yang mendukung, dokumen-dokumen terkait sejarah dan

profil MTs Negeri 2 Temanggung, visi dan misi, tata tertib

sekolah, identitas guru, dan lain sebagainya. Ringkasan Ibnu

Katsir, Syāmil Qur’an Terjemah Tafsir per Kata, Tafsir Al-Lubab,

Tafsir Al-Misbah, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur, Tafsir

Pendidikan, Terjemah Tafsir Al-Maragi, Terjemah Tafsir

Muyassar, Terjemah Tafsir Nurul Qur’an, serta Wawancara Kepala

Sekolah MTs Negeri 2 Temanggung.

F. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dan mengetahui

informasi tertentu (Sugiyono, 2014: 137). Adapun wawancara

dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui secara mendalam

bagaimana Guru PAI mengimplementasikan peran pendidik sesuai

Page 61: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

42

dengan hasil analisis dari Q.S. An-Nahl ayat 43-44. Sedangkan

wawancara dengan pihak lain (kepala sekolah) adalah untuk

mengetahui tentang kebijakan-kebijakan yang beliau terapkan di

MTs Negeri 2 Temanggung ini.

b. Observasi

Diantara proses observasi yang terpenting adalah pengamatan dan

ingatan (Sugiyono, 2014: 145). Dalam hal ini peneliti akan

melakukan observasi non-partisipan, karena peneliti hanya sebagai

pengamat.

c. Dokumentasi

Peneliti akan menggunakan metode dokumentasi dengan cara

mencari data-data yang sekiranya dibutuhkan dalam penelitian.

Kegunaan dari metode dokumentasi ini adalah untuk melengkapi

hal-hal yang sekiranya dibutuhkan dalam penilitian.

G. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penyusunan skripsi

ini adalah sebagai berikut:

1. Deduktif

Metode deduktif adalah metode berfikir yang berdasarkan pada

pengetahuan umum dimana kita hendak menilai suatu kejadian

yang khusus (Hadi, 1987: 42). Dari berbagai peran pendidik yang

didapat dari tafsir Q.S. An-Nahl ayat 43-44, kemudian

Page 62: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

43

dikategorikan sesuai dengan peran pendidik yang ada dalam

bangunan teori.

2. Induktif

Metode induktif adalah metode berfikir yang berangkat dari fakta-

fakta peristiwa khusus dan kongkret, kemudian ditarik

generalisasi-generalisasi yang bersifat umum (Hadi, 1987: 42).

Setelah mendapat poin-poin khusus, kemudian dijabarkan kembali

sebagai indikator untuk mengetahui implementasi dari peran

pendidik menurut Q.S. An-Nahl ayat 43-44 oleh Guru PAI MTs

Negeri 2 Temanggung.

Sedangkan teknik yang digunakan ada 2 cara, yaitu:

1. Untuk menganalisis rumusan masalah pertama peneliti

menggunakan pendekatan ilmu tafsir sehingga analisis yang

dipakai sesuai dengan kaidah tafsir. Menurut Husaini dan Al-

Baghdadi (2007: 45) tafsir secara etimologis dapat diartikan

keterangan atau penjelasan yang menerangkan maksud dari suatu

lafazh. Sedangkan menurut Al-Farmawi sebagimana dikutip oleh

Quraish Shihab metode tafsir dibagi menjadi empat metode, yaitu

tahlily, ijmaliy, muqaran, dan maudhu’iy. Peneliti menggunakan

metode penafsiran tahliliy atau taqzi’iy yaitu metode tafsir yang

berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-qur’an dari

berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat-ayat Al-

qur’an sebagaimana tercantum dalam mushaf (Shihab, 1994: 86).

Page 63: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

44

Langkah-langkah yang ditempuh dalam tafsir tahliliy adalah

dengan mengikuti runtutan ayat, mengemukakan munasabah,

asbab al-Nuzul, serta membahas makna setiap kosa kata yang

relevan dengan apa yang akan dikaji (al-Farmawi, 2000: 12).

2. Untuk menganilis rumusan masalah kedua peneliti menggunakan

teknik analasis sebagai berikut:

a. Reduksi data

Dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu.

b. Klasifikasi Data

Peneliti mengklasifikasikan data hasil penelitian sesuai dengan

klasifikasi yang ada dalam bangunan teori. Sehingga data yang

akan dipaparkan dalam analisis penelitian sudah dalam bentuk

klasifikasi-klasifikasi yang jelas.

c. Penyajian Data dan Penarikan kesimpulan

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat yaitu

dengan teks yang bersifat naratif. Setelah data sudah disajikan

dalam bentuk klasifikasi, kemudian peneliti langsung menarik

kesimpulan. (Sugiyono, 2007: 244).

Page 64: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

45

H. Teknik keabsahan data

Peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Triangulasi sumber dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui

beberapa sumber. Dan triangulasi teknik dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,

2007: 373).

I. Tahap-Tahap Penelitian

a. Tahap Pra-Lapangan

Dalam tahap ini yang dilakukan oleh peneliti diantaranya

menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian,

mengurus perizinan, menjajaki keadaan lapangan, memilih dan

memanfaatkan informan, serta menyiapkan perlengkapan

penelitian.

b. Tahap pekerjaan Lapangan

Peneliti memasuki lapangan dan melakukan pengamatan sambil

mengumpulkan data dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.

c. Tahap Analisis Data

Peneliti melakukan analisis dari data-data yang diperolehnya dan

melakukan verifikasi. Analisis terkait dengan kandungan ayat al-

Qur’an menggunakan metode penafsiran sesuai kaidah tafsir. Dari

hasil analisis itu kemudian dijadikan sebagai rujukan untuk

pertanyaan wawancara dan sebagai bahan untuk diobservasi.

Page 65: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

46

BAB IV

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. PAPARAN DATA

1. Gambaran Tempat Penelitian

a. Sejarah MTs Negeri 2 Temanggung

Sebelum akhirnya menjadi MTs Negeri 2 Temanggung,

sekolah ini sempat mengalami beberapa perubahan dan

perkembangan. Awal mulanya mempunyai nama MTs Al-Huda,

berdiri pada tanggal 1 januari 1970, yang didirikan oleh tokoh dan

pemuka Masyarakat Desa Kutoanyar, dibawah Yayasan Ma’arif,

yaitu sebuah yayasan swasta lembaga pendidikan dibawah naungan

organisasi Nahdhatul Ulama (NU). Pada Tahun 1978, madrasah ini

terakreditasi oleh Departemen Agama Republik Indonesia di

bawah naungan Kantor Wilayah Departemen Agama Republik

Indonesia Propinsi Jawa Tengah. Hal ini didasarkan pada piagam

akreditasi madrasah dengan nomor Ik/3.c/35/R&W/MTs/1978

tanggal 2 Januari 1978, sehingga madrasah ini diberi hak menurut

hukum untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran serta

diperbolehkan untuk mengikuti ujian persamaan Madrasah Negeri.

pada tahun 1985, MTs Al-Huda berubah nama menjadi MTsN

Filial Kedu. Hal ini sebagai tanda masa transisi, yaitu perubahan

status madrasah dari swasta menjadi negeri dengan Nomor Statistik

Madrasah : 212332308019, madrasah dengan nama Filial ini

Page 66: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

47

terakreditasi oleh Departemen Agama Republik Indonesia dengan

jenjang akreditasi “Terdaftar”, Hal ini daidasrkan pada keputusan

Kepala Kantor wilayah Departemen Agama republik Indonesia

Propinsi Jawa Tengah nomor: WK/5.C/PP.003.1/3420/1994.

Setelah 27 tahun lamanya madrasah yang berstatus swasta ini, pada

tanggal 17 Maret 1997 MTsN Filial Kedu berubah nama menjadi

MTs Negeri Kedu Temanggung. Secara resmi relokasi madrasah

ini dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2003, yaitu dimana proses

belajar mengajar dari madrasah yang terletak di tengah

perkampungan di pindah ke tempat baru yang berada di sebelah

utara pinggir kampung. Berdasarkan surat keputusan kepala Kantor

Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah Nomor :

Kw.11.4/4/PP/03.2/877/2006, pada tahun 2006 MTs Negeri Kedu

Temanggung Terakreditasi dengan peringkat “A” (451).

Pada tahun 2013, madrasah yang beralamat di Dusun

Kerokan 03/01 Desa Kutoanyar Kecamatan Kedu ini juga

mengikuti program Adiwiyata (sekolah berbasis dan berwawasan

lingkungan) Kabupaten Temanggung. Madrasah ini terakreditasi

lagi pada tanggal 22-23 Agustus 2016 dengan nilai 94 peringkat A

(Amat Baik). Kemudian sesuai dengan keputusan Menteri Agama

Republik Indonesia Nomor 810 Tahun 2018 tentang perubahan

nama Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah Tsanawiyah Negeri, dan

Madrasah Ibtidaiyyah Negeri di Provinsi Jawa Tengah, maka

Page 67: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

48

madrasah yang semula bernama MTs Negeri Kedu, berubah

menjadi MTs Negeri 2 Temanggung.

b. Stuktur Organisasi MTs Negeri 2 Temanggung

Tabel 4.2

Stuktur Organisasi MTs Negeri 2 Temanggung

Jabatan Nama

Komite Madrasah H. Sahid, BA

Kepala Madrasah Drs. Khaerun, M. Ag.

Wakil Kepala bid. Kesiswaan Sapri Sahyudi, S.Pd.

Wakil Kepala bid. Sar / pras H. Asrofi, S.Ag.

Wakil Kepala bid. Humas Nur Aminudin, S.Ag.

Wakil Kepala bid. kurikulum Joko Prasetyo, S.Pd.

Kepala Perpustakaan Rif’ah, S.PdI.

Koordinator BP / BK Sri Romyati S.Pd.

Kepala Laboratorium A. Yaenu Najib, S.Ag.

c. Profil MTs Negeri 2 Temanggung

1) Identitas Sekolah

Tabel 4.1

Identitas MTs Negeri 2 Temanggung

Identitas Sekolah

Nama Sekolah MTs Negeri 2 Temanggung

NPSN 20364474

Alamat Kerokan 03/01 Kutoanyar

Kedu Temanggung

Status Sekolah NEGERI

Jenjang Pendidikan MTs

Naungan Kementrian Agama

SK. Pendirian dan

Operasional Nomor 107 Tahun 1997

Luas Tanah 64002 m2

Akreditasi A

Page 68: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

49

2) Data Guru dan Staf

Jumlah keseluruhan tenaga pengajar dan staf lainnya adalah

46 orang. 35 diantaranya adalah tenaga pengajar, dan 11

tenaga staf TU. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Jenjang guru dan staf MTs Negeri 2 Temanggung

Jenjang Jumlah

S2 4

S1 32

D4 2

SMA Sederajat 6

< SMP 2

Jumlah 46

3) Data Siswa dan Kelulusan

Jumlah siswa MTs Negeri 2 Temanggung saat ini sekitar 769

siswa.

Berikut data kelulusan MTs Negeri 2 Temanggung selama 4

tahun terakhir:

Tabel 4.4

Daftar kelulusan MTs Negeri 2 Temanggung

Tahun Ajaran Jumlah Siswa Lulus Tidak

Lulus

Prosentase

Kelulusan

2013/2014 173 173 - 100%

2014/2015 173 173 - 100%

2015/2016 255 255 - 100%

2016/2017 210 210 - 100%

Page 69: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

50

d. Visi, Misi, dan Tujuan MTs Negeri 2 Temanggung’

1) Visi

Terwujud peserta didik yang Islami, cerdas, disiplin, dan

berwawasan lingkungan

2) Misi

a) Menumbuhkan penghayatan siswa terhadap ajaran agama

Islam dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber

kearifan dalam berikir dan bertindak

b) Menumbuhkembangkan budaya akhlaqul karimah pada

seluruh warga madrasah

c) Melaksankan pembelajaran profesional dan bermakna yang

menumbuhkan dan mengembangkan prestasi akademik

d) Melaksanakan program bimbingan dan kegiatan

ekstrakurikuler secara efektif sesuai dengan bakat dan

minat, sehingga setiap siswa memiliki keunggulan

e) Menumbuhkan dan mengembangkan pembiasaan peduli

lingkungan dan sosial di lingkungan madrasah

f) Melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mengendalikan

terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan

3) Motto

Berbudi pekerti, berkompetisi dan berprestasi

Page 70: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

51

4) Tujuan

a) Terwujud peserta didik naik kelas 100% secara normatif

b) Terwujud peserta didik lulus UM 100%

c) Terwujud peserta didik lulus UN 100% dengan rata-rata

d) Terwujud peserta didik dapat meraih event/ lomba mapel

tingkat kabupaten, karisidenan, dan propinsi

e) Terwujud peserta didik dapat melanjutkan pendidikan di

sekolah favorit di Temanggung dan sekitarnya

f) Terwujud peserta didik hafal asma’ul husna dan juz’amma

g) Terwujud peserta didik dapat membaca al-Qur’an

denganbaik dan benar

h) Terwujud peserta didik sadar untuk menjalankan sholat

lima waktu

i) Terwujud peserta didik termotivasi untuk bersodaqoh

j) Terwujud peserta didik memperoleh kemenangan dalam

setiap event/lomba di tingkat kecamatan/ kabupaten/ proinsi

k) Terwujud peserta didik dapat menampilkan dalam acara

HUT RI, hari jadi Madrasah, perpisahan kelas IX dan atau

jambore pramuka

l) Terwujud peserta didik dapat membuat pakaian jadi

m) Tertanam jiwa dan sikap kedisiplinan pada peserta didik

n) Terbentuknya tim yang handal dalam bidang kepramukaan

Page 71: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

52

o) Terwujud prestasi/ kemenangan dalam lomba-lomba di

bidang kepramukaan di tingkat kecamatan atau ranting,

kabupaten dan propinsi

p) Tertanam pembiasaan akhlaqul karimah pada peserta didik

q) Terbiasa menghargai dan menghormati kepada sesama

warga Madrasah

r) Tertanam pembiasaan hidup bersih dan sehat

s) Terlaksananya pengendalian terjadinya pencemaran,

kerusakan lingkungan hidup, dan melakukan pelestarian

lingkungan hidup

e. Tata Tertib MTs Negeri 2 Temanggung

Dalam rangka usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dan

membentuk karakter siswa MTs Negeri 2 Temanggung yang

islami, berakhlakul karimah dan cerdas diperlukan adanya suatu

peraturan atau tata tertib yang diberlakukan untuk siswa. Tata

Tertib Siswa MTs Negeri 2 Temanggung ini dimaksudkan sebagai

rambu-rambu bagi siswa dalam berucap, bersikap, bertindak dan

melaksanakan kegiatan sehari-hari di madrasah, sehingga mampu

menciptakan iklim dan kultur madrasah yang dapat menunjang

kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Tata Tertib Siswa

ini dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianut madrasah dan

masyarakat sekitar yang meliputi nilai ketakwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, sopan santun dalam pergaulan, kedisiplinan,

Page 72: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

53

ketertiban, kepedulian, kebersihan, kerapian, keindahan dan

keamanan serta nilai-nilai yang mendukung kegiatan belajar yang

efektif, sehingga setiap siswa wajib melaksanakan ketentuan yang

tercantum dalam tata tertib ini secara konsekuen, bertanggung

jawab dan penuh kesadaran.

BAB I

KEWAJIBAN SISWA

Pasal 1 : Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT sesuai

dengan ketetapan Pancasila dan UUD 1945 yang

diaktualisasikan dalam kegiatan-kegiatan di

madrasah, yaitu:

a. Sebelum masuk kelas pada jam pertama, siswa

berbaris didampingi guru;

b. Berdoa dan tadarus al-Qur’an (juz ‘amma) serta

membaca asma’ul husna (pada hari Jum’at) dua

puluh menit sebelum pelajaran pertama dimulai

dan berdoa sebelum pelajaran akhir ditutup;

c. Mengikuti shalat jama’ah Dzuhur setiap hari di

madrasah (kecuali hari Jum’at);

d. Melaksanakan shalat sunnah Dhuha pada waktu

istirahat pertama;

e. Mengikuti kegiatan khatmil Qur’an;

f. Mengikuti kegiatan mujahadah dan istighasah;

Page 73: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

54

g. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Baca Tulis

Al-Qur’an (BTQ) bagi siswa yang belum bisa

membaca al-Qur’an;

h. Mengamalkan pelajaran agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari;

i. Mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang

dilaksanakan oleh madrasah;

j. Mendukung setiap kegiatan dan program

madrasah antara lain: PHBI dan PHBN.

Pasal 2 : Siswa masuk dan pulang bersama-sama sesuai

dengan ketentuan;

Pasal 3 : Siswa harus berada di ruang belajar sebelum

pelajaran dimulai;

Pasal 4 : Selama jam pelajaran siswa harus berada di ruang

belajar, kecuali ada izin dari guru yang mengajar

atau guru piket;

Pasal 5 : Selama jam istirahat siswa harus berada di

lingkungan madrasah;

Pasal 6 : Siswa harus menjaga keamanan, ketertiban dan

kebersihan lingkungan madrasah;

Pasal 7 : Siswa masuk pada hari-hari efektif belajar dengan

ketentuan :

a. Jam kegiatan belajar mengajar, yaitu kelas VIII

Page 74: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

55

dan IX hari Senin s/d Kamis : 07.00 – 13.30 WIB,

Jum’at: 07.00 – 11.05 WIB dan hari sabtu: 07.00

– 11.40 WIB. Khusus kelas 7 hari Senin : 07.00 –

14.10 WIB, hari Selasa s/d Kamis : 07.00 – 13.30

WIB, hari Jum’at : 07.00 – 11.05 WIB dan hari

Sabtu : 07.00 – 13.30 WIB;

b. Izin selain sakit paling lama tiga hari, selebihnya

membuat surat izin lagi;

c. Izin sakit lebih dari tiga hari harus ada surat

keterangan dokter atau orang tua datang ke

madrasah;

d. Izin melalui telepon (tidak boleh sms) antara jam

07.00 – 07.30 WIB.

Pasal 8 : Taat kepada Orang Tua, Kepala Madrasah, Guru dan

Karyawan;

Pasal 9 : Menjaga nama baik madrasah;

Pasal 10 : Berbicara, bersikap dan berperilaku sesuai dengan

pribadi muslim dan muslimah;

Pasal 11 : Membayar infak hari Jum’at dan infak insidental

sesuai dengan kesanggupan atau kesepakatan;

Pasal 12 : Mengikuti upacara bendera;

Pasal 13 : Memakai seragam Madrasah lengkap dengan

ketentuan sebagai berikut:

Page 75: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

56

a. Senin – Selasa : seragam OSIS, dasi (khusus hari

senin), sepatu hitam, tali sepatu hitam, kaos kaki

putih dan ikat pinggang beridentitas MTs Negeri

2 Temanggung serta baju dimasukkan;

b. Rabu – Kamis : seragam Pramuka, sepatu hitam,

tali sepatu hitam, kaos kaki hitam dan ikat

pinggang beridentitas MTs Negeri 2 Temanggung

serta baju dimasukkan;

c. Jum’at – Sabtu : seragam identitas MTs Negeri 2

Temanggung, sepatu warna bebas, tali sepatu dan

kaos kaki menyesuaikan (tidak beda warna antara

kanan dan kiri) dan ikat pinggang beridentitas

MTs Negeri 2 Temanggung serta baju

dikeluarkan;

d. Seragam olah raga hanya dipakai pada waktu jam

pelajaran Penjasorkes dan kecuali ada kegiatan –

kegiatan tertentu;

e. Setiap mengikuti upacara bendera, setiap siswa

(putra) wajib memakai topi dan dasi beridentitas

MTs Negeri 2 Temanggung (putri pakai dasi).

Pasal 14 : Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh

guru mata pelajaran dan atau guru pembina

ekstrakurikuler dengan sebaik-baiknya;

Page 76: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

57

Pasal 15 : Menjadi anggota OSIS dan Pramuka MTs Negeri 2

Temanggung dan bersedia menyumbangkan

tenaga, pikiran untuk kemajuan OSIS dan Pramuka

serta mengikuti segala kegiatan yang

diselenggarakan oleh OSIS dan Pramuka;

Pasal 16 : Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang

diselenggarakan oleh MTs Negeri 2 Temanggung;

Pasal 17 : Mematuhi Tata Tertib yang diberlakukan khusus

di masjid/mushola, perpustakaan, UKS, ruang

ketrampilan, laboratorium, koperasi/kantin dan

tempat penunjang pendidikan lainnya;

Pasal 18 : Membawa buku karakter siswa serta peralatan shalat

setiap hari;

Pasal 19 : Menghilangkan buku karakter siswa mengganti

sesuai dengan ketentuan.

Pasal 20 : Tidak boleh mengendarai sepeda motor ke madrasah

BAB II

HAK-HAK SISWA

Pasal 1 : Mengikuti pelajaran selama yang bersangkutan tidak

sedang dalam menjalani sanksi;

Pasal 2 : Meminjam buku-buku perpustakaan madrasah

sesuai dengan ketentuan;

Page 77: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

58

Pasal 3 : Menggunakan fasilitas yang ada di madrasah

seperti masjid/mushola, perpustakaan, UKS, ruang

ketrampilan, laboratorium, lapangan, alat olah

raga dan fasilitas yang lain harus seizin guru

pembimbing;

Pasal 4 : Mendapatkan layanan khusus dari wali kelas, guru

Bimbingan Konseling (BK) dan guru mata pelajaran

dalam menyelesaikan masalah-masalah kesulitan

belajar dan atau masalah-masalah pribadi;

Pasal 5 : Mendapat perlakuan yang sama dengan siswa-

siswa lain sepanjang tidak melanggar

peraturan atau Tata Tertib Madrasah;

Pasal 6 : Siswa yang berprestasi pada masing-masing

kelas akan mendapat penghargaan dari

madrasah tiap semester;

Pasal 7 : Siswa yang berprestasi dalam kelas pararel akan

mendapat penghargaan dari madrasah tiap semester,

khusus kelas 9 di semester 2 didasarkan pada nilai

UM dan UN murni;

Pasal 8 : Siswa yang mendapat tropi dalam kejuaraan

tertentu (perorangan) atas nama madrasah akan

mendapat duplikat tropi dari madrasah dan

penghargaan.

Page 78: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

59

BAB III

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran

(intrakurikuler) yang dilaksanakan di madrasah atau di luar

madrasah dengan tujuan untuk mengembangkan bakat dan minat

siswa, memperluas pengetahuan dan wawasan siswa serta mengenal

hubungan antar berbagai pelajaran.

Pasal 1 : Kegiatan ekstrakurikuler di mulai pukul 14.00 –

16.00 WIB;

Pasal 2 : Siswa yang belum mampu membaca al-Qur’an

harus mengikuti BTQ Bimbingan pada waktu yang

telah ditentukan oleh guru pembimbing;

Pasal 3 : Siswa kelas tujuh wajib mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler Pramuka setiap hari Kamis pada jam

14.00 – 16.00 dan kegiatan pramuka yang lain;

Pasal 4 : Setiap siswa boleh mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler maksimal dua jenis kegiatan diluar

ekstrakurikuler wajib;

Pasal 5 : Siswa harus mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

sesuai dengan pilihan dan jadwal yang telah

ditetapkan.

Page 79: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

60

BAB IV

POIN PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA

Tabel 4.5

Poin Pelanggaran tata tertib Klasifikasi A

No Jenis Pelanggaran Poin Tindakan

1 Berhias (mencukur alis, memakai lipstick,

kuteks, sotflens berwarna-warni) dan atau

memakai perhiasan secara berlebihan,

serta berkuku panjang;

5 Ditegur

2 Terlambat datang atau terlambat masuk

ruang belajar;

5 Ditegur

3 Berada di koperasi/kantin, perpustakaan

atau UKS pada waktu pelajaran

berlangsung tanpa ijin;

5 Ditegur

4 Membuat gaduh di ruang belajar; 5 Ditegur

5 Tidak memakai seragam dan atau atribut

yang lengkap;

5 Ditegur

6 Tidak memakai sepatu, tali sepatu, kaos

kaki dan ikat pinggang sesuai dengan

ketentuan;

5 Ditegur

7 Memakai tali sepatu yang berbeda warna; 5 Disita

8 Memakai kerudung diluar ketentuan; 5 Ditegur

9 Memakai baju tidak dimasukkan (kecuali

hari Jum’at dan Sabtu) dan model seragam

tidak sesuai ketentuan;

5 Ditegur

10 Tidak mengikuti upacara tanpa ijin; 5 Ditegur

11 Tidak melaksanakan tugas piket kelas; 5 Ditegur

12 Tidak memakai atribut lengkap saat

upacara;

5 Ditegur

13 Memakai topi selain topi beridentitas

MTsN Kedu dilingkungan madrasah;

5 Disita

14 Memakai jaket di lingkungan madrasah

(kecuali ada ijin / sakit);

5 Disita

15 Memasukkan baju dengan cara memberi

tali pada ujung baju;

5 Ditegur/Tali

disita

16 Memakai sepatu selop (sepatu yang bagian

belakang terbuka)

5 Disita

17 Menyelenggarakan/memperingati hari

ulang tahun dalam bentuk apapun di

lingkungan madrasah;

5 Ditegur

18 Membawa tip-ex di madrasah; 5 Disita

19 Makan di dalam kelas (saat pelajaran); 5 Ditegur

20 Membawa tas yang tidak standar

pendidikan dan atau ditempel

gambar/tulisan yang tidak sopan;

5 Disita

21 Memakai topi atau tutup kepala lain di

dalam kelas (saat pelajaran berlangsung,

khusus putra);

5 Ditegur/Disita

22 Mencoret-coret tangan dan atau anggota

tubuh yang lain.

5 Ditegur/Dibersih

kan

Page 80: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

61

Tabel 4.6

Poin Pelanggaran tata tertib Klasifikasi B

No Jenis Pelanggaran Poin Tindakan

1 Membuang sampah tidak pada

tempatnya (sembarangan), termasuk

menyimpan sampah di laci meja;

10 Ditegur

2 Tidak membawa buku karakter siswa

serta peralatan shalat;

10 Ditegur

3 Memakai gelang, kalung, anting-

anting dan cincin bagi siswa pria;

10 Disita

4 Rambut gondrong atau potong tidak

sesuai peraturan (mohawk, skin, dll);

10 Dipotong gundul

5 Memakai celana berbentuk cutbrai

atau pensil (putra), rok yang tidak

sesuai dengan ketentuan ;

10 Disobek/ditegur

6 Tidak memperhatikan panggilan

resmi dari madrasah;

10 Ditegur

7 Keluar kelas pada waktu kegiatan

belajar mengajar tanpa ijin;

10 Ditegur

8 Keluar dari lingkungan madrasah

tanpa ijin sebelum kegiatan madrasah

selesai termasuk waktu istirahat;

10 Ditegur

9 Tidak masuk tanpa keterangan; 10 Pembinaan

10 Berbicara kotor, jorok atau tidak

sopan;

10 Ditegur

11 Mengganggu atau mengacau kelas

lain;

10 Pembinaan

12 Tidak mengikuti jama’ah shalat

Dzuhur, kecuali yang berhalangan;

15 Ditegur

13 Rambut dicat warna; 15 Dipotong gundul

14 Membolos; 15 Pembinaan

15 Tidak mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler wajib;

15 Pembinaan

16 Tidak mengikuti kegiatan bimbingan

BTQ bagi siswa yang tidak dan atau

kurang mampu membaca al-Qur’an;

15 Ditegur

17 Masuk dan atau keluar madrasah

lewat pagar;

25 Pembinaan

18 Masuk dan atau keluar kelas lewat

jendela;

25 Pembinaan

19 Mencoret-coret tembok/dinding,

pagar, pintu, meja, kursi, perabot dan

peralatan madrasah lainnya;

25 Pembinaan +

Membersihkan

20 Seragam di gambar/dicoret-coret,

termasuk menempel gambar/bordir

pada seragam yang sobek/berlubang;

25 Pembinaan + Disita

21 Membawa dan atau merokok

dilingkungan madrasah, serta

membawa kartu/alat judi;

25 Disita+Pembinaan

22 Memalsu tanda tangan orang tua /

wali;

25 Pembinaan

23 Merusak Buku Karakter Siswa. 25 Pembinaan

Page 81: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

62

Tabel 4.7

Poin Pelanggaran tata tertib Klasifikasi C

No Jenis Pelanggaran Poin Tindakan

1 Menentang/bersikap bermusuhan,

bersikap tidak sopan terhadap kepala

madrasah, guru atau karyawan;

50 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

2 Menghasut, memprovokasi yang

dapat menimbulkan kerusuhan;

50 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

3 Melakukan sesuatu yang dapat

merusak nama baik madrasah;

50 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

4 Membawa atau menyebarkan

selebaran yang menimbulkan

keresahan;

50 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

5 Membawa HP di lingkungan

madrasah;

50 Pembinaan + Disita +

Ortu dipanggil

6 Merusak sarana dan prasarana

madrasah;

25 - 75 Mengganti+Ortu

Dipanggil

7 Membawa barang yang tidak

berhubungan dengan kegiatan

madrasah atau kegiatan belajar

mengajar, seperti senjata tajam atau

alat-alat lain yang membahayakan

keselamatan orang lain;

50 Disita+Ortu dipanggil

8 Membawa dan atau membunyikan

petasan di lingkungan madrasah;

50 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

9 Membawa atau menyimpan buku

porno, gambar porno, VCD porno

dan benda sejenisnya;

75 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

10 Memalsu tanda tangan kepala

madrasah, wali kelas, guru dan

karyawan;

75 Pembinaan+Ortu

Dipanggil -

11 Makan, minum, merokok

dilingkungan madrasah pada bulan

Ramadhan;

75 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

12 Mengikuti atau menjadi anggota

organisasi perkumpulan terlarang;

75 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

13 Berkelahi baik perorangan maupun

kelompok di dalam madrasah atau di

luar madrasah, menganiaya atau main

hakim sendiri;

75 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

14 Berurusan dengan yang berwajib

karena kejahatan/kriminal;

75 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

15 Mengambil/mencuri atau

menyembunyikan barang milik orang

lain dan atau madrasah;

50 –

100

Pembinaan+Ortu

Dipanggil

16 Mengubah, merusak, memalsukan

rapot atau dokumen lain;

100 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

17 Berjudi, malak atau ngompas; 100 Pembinaan+Ortu

Dipanggil

18 Membawa atau minum minuman

keras dan atau obat terlarang;

150 Dipersilahkan

Mengundurkan diri /

Pindah

19 Mengedarkan dan atau

mengkonsumsi narkotika, obat

150 Dipersilahkan

Mengundurkan diri /

Page 82: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

63

psikotropika dan atau obat terlarang

lainnya;

Pindah

20 Bertato

150 Dipersilahkan

Mengundurkan diri /

Pindah

21 Bertindik bagi siswa laki-laki dan

khusus bagi siswa perempuan

bertindik kecuali di telinga (misalnya

di hidung, di lidah, ditelinga lebih

dari satu, dll)

150 Dipersilahkan

Mengundurkan diri /

Pindah

22 Melakukan pelecehan seksual dan

atau porno aksi;

50 -150 Pembinaan /

Dipersilahkan

Mengundurkan diri /

Pindah

23 Hamil atau menghamili. 150 Dipersilahkan

Mengundurkan diri /

Pindah

BAB V

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB

1. Pemberian sanksi dari setiap pelanggaran tata tertib siswa adalah

sesuai dengan yang ada pada kolom tindakan dan ditambah

dengan mencari dan mengambil sampah (plastik atau kertas)

sebanyak jumlah poin dari jenis pelanggaran yang dilakukan;

2. Setiap ada pelanggaran terhadap tata tertib, siswa akan diadakan

pembinaan secara bertahap sesuai dengan jumlah poin

pelanggaran yang dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

a. 05 – 40 : Diberi teguran dan pembinaan oleh guru dan

atau wali kelas;

b. 41 – 60 : Mendapat pembinaan dari wali kelas

dan membuat surat pernyataan yang

diketahui orang tua, wali kelas dan atau guru

Page 83: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

64

BK;

c. 61 – 100 : Pemanggilan orang tua/wali oleh wali kelas

selanjutnya dipertemukan dengan guru BK

dan Kepala Madrasah;

d. 101 –

120

: Diskors / tidak boleh masuk sekolah

selama 3 hari dan dapat masuk kembali

setelah mendapat ijin dari madrasah;

e. 121 –

140

: Diskors / tidak boleh masuk sekolah

selama 5 hari dan dapat masuk kembali

setelah mendapat ijin dari madrasah dengan

diantar oleh orang tua / wali dan diserahkan

kepada madrasah;

f. 141 –

150

: Dipersilahkan mengajukan permohonan

pindah sekolah / mengundurkan diri dari

MTs Negeri 2 Temanggung.

BAB VI

POIN PENGHARGAAN PRESTASI SISWA

Tabel 4.8

Poin penghargaan siswa Klasifikasi A

No Jenis Prestasi Poin

1 Sebagai pengurus OSIS dan Dewan Kerja Penggalang :

a. Ketua dan Wakil Ketua 20

b. Sekretaris dan Bendahara 20

c. Anggota pengurus dan seksi-seksi 15

2 Aktif dalam kegiatan di sekolah (hari besar nasional dan

Islam) serta upacara

10

3 Sebagai pengurus kelas

a. Ketua dan Wakil Ketua 15

Page 84: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

65

b. Sekretaris dan Bendahara 10

c. Anggota pengurus dan seksi-seksi 10

4 Prestasi di bidang akademik dan non akademik di

lingkungan madrasah

a. Prestasi Pararel

1) Peringkat 1 25

2) Peringkat 2 20

3) Peringkat 3 15

b. Peringkat di Kelas

1) Peringkat 1 15

2) Peringkat 2 10

3) Peringkat 3 10

Tabel 4.9

Poin penghargaan siswa Klasifikasi B

No Jenis Prestasi Poin

1 Menjadi Duta Madrasah :

a. Tingkat Kecamatan 10

b. Tingkat Kabupaten / Kota 25

c. Tingkat Propinsi 50

d. Tingkat Nasional 100

e. Tingkat Internasional 150

2 Berprestasi di Kejuaraan di Luar Madrasah

a. Tingkat Kecamatan

1) Peringkat 1 15

2) Peringkat 2 10

3) Peringkat 3 10

b. Tingkat Kabupaten / Kota

1) Peringkat 1 35

2) Peringkat 2 30

3) Peringkat 3 30

c. Tingkat Propinsi

1) Peringkat 1 50

2) Peringkat 2 40

3) Peringkat 3 40

d. Tingkat Nasional

1) Peringkat 1 100

2) Peringkat 2 75

3) Peringkat 3 50

e. Tingkat Internasional

1) Peringkat 1 200

2) Peringkat 2 150

3) Peringkat 3 100

Page 85: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

66

BAB VII

PENJELASAN

1. Jumlah poin pelanggaran yang terakumulasi berlaku untuk

satu semester dan poin yang ≤ 80 untuk semester

berikutnya dimulai dari 0 dan poin yang ≥ 81 untuk semester

berikutnya dihitung 50 % ;

2. Pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi diatur

sesuai dengan ketentuan dan ketetapan dari madrasah;

3. Poin Prestasi bisa mengurangi poin pelanggaran 50% selama

yang bersangkutan tidak melakukan pelanggaran berat

(klasifikasi C)

4. Hal – hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan

diatur kemudian;

5. Segala masukan yang diberikan setelah penerbitan buku ini

akan dijadikan pertimbangan dalam merevisi tata tertib pada

tahun pelajaran berikutnya;

6. Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

f. Profil Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung

Di MTs Negeri 2 Temanggung ini sebenarnya banyak

tenaga pengajar yang lulusan Agama Islam. Tetapi yang mengajar

Pendidikan Agama Islam ada 5 orang. Pelajaran PAI di MTs

Negeri 2 Temanggung ini terdiri dari mata pelajaran Fikih, Aqidah

Page 86: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

67

Akhlak, Qur’an Hadiṡ, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung mayoritas telah memenuhi

Standar Nasional Pendidikan (SNP), karena sudah memiliki

kualifikasi akademik S1 yang sesuai antara latar belakang

pendidikan dengan bidang yang diajarkan. Adapun mengenai

pembagian materi ajar adalah sesuai dengan kebijakan dan

keputusan dari Kepala Madrasah. Guru PAI di MTs Negeri 2

Temanggung ini tidak hanya dilibatkan dalam proses pengajaran,

namun juga dilibatkan dalam tugas-tugas lain sesuai dengan skill

yang dipunyai. Kepala Madrasah melibatkan Guru PAI menjadi

walikelas, pembina ekstrakurikuler keagamaan dan pramuka, serta

tugas-tugas yang lain.

Guru PAI di MTs Negeri 2 TEMANGGUNG ini terdiri dari 5

orang, yaitu:

Tabel 4.10

Daftar Nama Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung

Nama Guru Riwayat Pendidikan Jabatan

Khusnaini Fauzi, S.Ag., M.Si. 1) S1 STAIN

Salatiga Jurusan

PAI lulus tahun

2001

2) S2 UIN Sunan

Kalijaga

Yogyakarta

Jurusan PI lulus

tahun 2009

1) Guru Mapel

Qur’an Hadiṡ

2) Wali Kelas

3) Pembina

Pramuka

4) Koordinator

Mushola MTs

Nur Aminudin, S.Ag. 1) S1 IAIN Sunan

Kalijaga

Yogyakarta

Jurusan PAI

lulus tahun

1) Guru Mapel

Fiqih

2) Waka. Bidang

Humas

Page 87: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

68

1993

Iffah Satriyawan, S.PdI. 1) UIN Sunan

Kalijaga

Yogyakarta

Jurusan

Perbandingan

Agama (PA)

lulus tahun

1994

2) STAINU

Temanggung

jurusan PAI

lulus tahun

2002

1) Guru mapel

fiqih dan

akidah akhlak

2) Wali Kelas

Puji Astuti, S.PdI. 1) S1 IAIN

Walisongo

Semarang

Jurusan B.Jawa

lulus tahun

2002

2) S1 IAIN

Walisongo

Semarang

Jurusan PAI

lulus tahun

2012

1) Guru Mapel

Aqidah

Akhlak

2) Koordinator

Mushola MTs

Lilik Hanifah, S.Ag. 1) STAINU

Temanggung

jurusan PAI

lulus tahun

1999

1) Guru Mapel

SKI dan

Qur’an Hadiṡ

2) Koordinator

Umum

mushola MTs

2. PEMBAHASAN Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

a. Redaksi Ayat dan Terjemahan

Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang

lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah

kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak

mengetahui. 44. Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab.

dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan

Page 88: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

69

pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka dan

supaya mereka memikirkan” (Departemen Agama RI, 2006: 68).

b. Makna Mufrodat

Agar engkau

menjelaskan

: Orang laki-

laki

: Kepada

manusia

: Kepada ahli

żikr (Taurat

dan Injil)

:

Apa yang

diturunkan

:

kitab-kitab

:

Mereka

berpikir

: Kami

turunkan

:

Peringatan

(al-Qur’an)

:

c. Munasabah

Secara etimologis, munasabah berarti al-musyarakah atau

al-mugharabah yang berarti menyerupai dan saling mendekati

(Wahid, 2002: 91). Selain itu, munasabah juga berarti persesuaian,

hubungan atau relevansi (Djalal. 2000: 154). Secara terminologis,

munasabah adalah adanya keserupaan dan kedekatan diantara

berbagai ayat, surat, dan kalimat yang mengakibatkan adanya

hubungan persesuaian antar ayat atau surat yang satu dengan ayat

atau surat yang lain, baik sebelum maupun sesudahnya. Hubungan

tersebut bisa berbentuk keterikatan makna ayat-ayat dan macam-

macam hubungan atau keniscayaan dalam pikiran, seperti

hubungan sebab musabab, hubungan penguatan, penafsiran dan

penggantian (Wahid, 2002: 91). Berkaitan dengan hal diatas, para

Page 89: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

70

mufasir mengingatkan agar dalam memahami atau menafsirkan

ayat-ayat Al-Qur’an, khususnya yang berkaitan dengan penafsiran

ilmiah, seorang dituntut untuk memperhatikan segi-segi bahasa Al-

Qur’an serta korelasi antar ayat (Shihab, 1994: 135). Dengan

demikian penyusunan rangkaian ayat-ayat Al-Qur’an tidak

didasarkan pada kronologi masa turunnya, tetapi lebih pada

korelasi makna ayat-ayatnya, sehingga kandungan ayat-ayatnya

memiliki korelasi antara kandungan ayat sebelum dan sesudahnya.

Di dalam ayat yang lalu, Allah swt. menjelaskan bahwa

kaum musyrikin mengingkari keRasulan Muhammad saw. dan

menganiaya Nabi dan pengikutnya sehingga mereka hijrah

menyelamatkan diri. Hal ini menunjukkan bahwa kaum musyrikin

tidak memerlukan Nabi karena tidak meyakini hari kebangkitan

dan pembalasan. Dalam ayat-ayat ini, Allah swt. menjelaskan

pengingkaran mereka dalam bentuk lain untuk mendustakan

keRasulan Muhammad saw. Mereka menyangkal keRasulan

Muhammad dengan mengatakan kalau Allah akan mengirimkan

utusan, tentu Ia akan mengutus malaikat. Akan tetapi, alasan

mereka itu tidak dapat dibenarkan karena selama ini Allah hanya

mengutus manusia sebagai Rasul untuk manusia (Departemen

Agama RI, 2004: 327). Jadi sesuai dengan referensi diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa munasabah yang ada pada Q.S. An-Nahl

Page 90: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

71

ayat 43-44 ini adalah munasabah antar ayat, yaitu terletak pada

ayat 41, 43, dan 44.

d. Asbab Al-Nuzul

Ibnu Jarir at-Tabarī dan Ibnu Hatm meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas

bahwa ia berkata, “Ketika Allah mengutus Muhammad sebagai

Nabi, orang Arab mengingkarinya. Kemudian turunlah ayat ini

(Departemen Agama RI, 2004: 327).

e. Penjelasan Q.S. An-Nahl Ayat 43-44

1) Tafsir Al-Azhar

“Dan tidaklah Kami mengutus sebelum engkau,

melainkan orang-orang laki-laki yang Kami beri wahyu

kepada mereka”. Hal ini mengandung peringatan kembali

kepada beliau, bahwa Rasul Allah sebelumnya juga sama

seperti dirinya. Mempunyai isi pengajaran yang sama, bahkan

nasib pertentangannya pun banyak yang sama. Sebab mereka

itu semua adalah manusia, orang laki-laki yang tidak lepas dari

suka dan duka. Kemudian Nabi saw. disuruh untuk

menyampaikan kepada orang-orang itu: “Maka bertanyalah

kepada ahli-ahli yang telah mempunyai peringatan, jika kamu

belum mengetahui”.

Kalau masih kurang percaya akan hal itu, mereka boleh

menanyakan kepada Ahlu Al-Żikri, ahli peringatan yaitu orang-

orang Yahudi dan Nasrani yang telah menerima kitab-kitab

Page 91: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

72

ajaran dari Nabi-nabi yang dahulu itu. Kalau mereka orang

yang jujur, niscaya mereka akan beritahukan hal yang

sebenarnya. Ahlu Al-Żikri disini adalah orang yang ahli

peringatan, atau orang yang berpengatahuan lebih luas. Umum

artinya adalah menyuruh orang yang tidak tahu untuk bertanya

kepada yang lebih tahu, karena ilmu pengetahuan itu adalah

umum sifatnya, berfaedah buat mencari kebenaran (Hamka,

1983: 246). Menurut yang dirawikan oleh Mujahid dari Ibnu

Abbas bahwa Ahlu Al-Żikri disini maksutnya ialah Ahlu Al-

Kitab. Sebelum Ahlu Al-Kitab itu dipengaruhi oleh nafsu ingin

menang sendiri, mereka akan mengakui bahwa Nabi-nabi dan

Rasul-rasul yang terdahulu itu semuanya adalah manusia

belaka, manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah.

Dengan ayat ini kita mendapat pengertian bahwasanya

kita boleh menuntut ilmu kepada ahlinya, dimana saja dan

siapa saja, sebab yang kita cari ialah kebenaran. Ulama besar

Syi’ah yang terkenal, cucu Rasulullah saw. Ja’far Al-Baqir,

menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan Ahlu Al-Żikri ialah

kita sendiri, yaitu ulama dari umat ini sehingga mereka berhak

disebut sebagai Ahlu Al-Żikri. Diantara kedua tafsir mengenai

Ahlu Al-Żikri tidaklah berlawanan. Dalam hal mengenai ilmu-

ilmu Agama Islam sendiri, kita dapat bertanya kepada Ahlu Al-

Żikri dalam hal Islam, dan ilmu-ilmu yang lain yang lebih

Page 92: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

73

umum kita tanyai pula kepada Ahlu Al-Żikrinya sendiri;

tandanya kita berfaham luas dan berdada lapang.

Nabi-nabi dan Rasul-rasul itu diutus Tuhan: “Dengan

penjelasan-penjelasan dan kitab-kitab”. Penjelasan yaitu,

keterangan-keterangan dan alasan untuk menguatkan pendirian

bahwa Allah Ta’ala itu ada dan tunggal, tidak berserikat

dengan yang lain. Sedangkan zubur, merupakan kata jama’

dari zabūr, artinya kitab-kitab. Taurat yang diturunkan kepada

Musa, Injil kepada Isa, Mazmur atau Zabur kepada Daud, dan

Shuhuf, yaitu catatan-catatan yang diterima nabi Ibrahim,

semuanya itu disebut “zubur”.

“Dan Kami turunkan kepada engkau peringatan”,

yaitu Al-Qur’an “supaya engkau terangkan kepada manusia

apa yang diturunkan kepada mereka”. Dengan ayat ini

teranglah bahwa kewajiban Nabi Muhammad saw.

menyampaikan peringatan (Al-Qur’an bukanlah kewajiban

yang baru sekarang, melainkan sambungan mata rantai saja

dari rencana Tuhan membimbing dan memberi petunjuk

kepada umat manusia yang telah dimulai sejak Adam sampai

kepada berpuluh Rasul sesudahnya, sampai kepada Nabi

Muhammad saw. (Hamka, 1983: 247). “Mudah-mudahan

mereka akan berfikir”. Maksud al-Qur’an atau peringatan itu

yang paling utama adalah mengajak orang berfikir tentang

Page 93: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

74

dirinya, tentang hidupnya, tentang Tuhannya dan hubungannya

dengan Tuhan (Hamka, 1983: 248).

2) Tafsir Jalalain

: }فاسئ لوآ أهل الذكر{المالئكة لنآ من ق بلك ألا رجال ن وحي أليهم{}ومآ أرس

: ذلك فأهنم يعلمونه وأنتم أىل تصديقهم }أنكنتم ل ت علمون{العلماء بالتوراة واألجنيل

: متعلق مبحذوف }بالب ينات {أقرب من تصديق املؤمنني مبحمدصلى اهلل عليه وسلم

}لتب ين : القرآن}وأن زلنا أليك الذكر{: الكتب }والزبر{أرسلناهم باحلجج الواضحة

رون{: فيه من حالل واحلرام للناس م ن زل أليهم{: يف ذلك فيعتربون}ولعلهم ي ت فك

(۹۱۲ )صفحة

قبلك ألا رجا ل نوحى أليهم ( ) وما أرسلنا من “Dan tidaklah Kami

mengutus sebelum kamu melainkan orang laki-laki yang Kami

beri wahyu” bukan malaikat.

كر ) Maka bertanyalah kepada orang-orang“ ( فا سئالوا أهل الذ

yang mempunyai pengetahuan”, yakni para ulama yang

mengusai Taurat dan Injil.

jika kamu tidak mengetahui” hal itu. Karena“ ( أن كنتم ل تعلمون )

mereka mengetahuinya. Dan kamu lebih percaya kepada

mereka daripada orang=orang mukmin tentang Muhammad.

Dengan (membawa) bukti-bukti”, kata ini“ ( با البينا ت )

muta’aliq (berhubungan) dengan kata yang mahdzuf

Page 94: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

75

(dihilangkan), maksudnya Kami mengutus mereka dengan

membawa hujjah-hujjah yang jelas ( بر -dan zabur“ ( والز

zabur”, yakni kitab-kitab.

( كر وأنزلنا ألي ك الذ ) “Dan Kami turunkan kepadamu pelajaran”,

yakni Al-Qur’an ( ل أليهم agar kamu“ ( لتبين للنااس ما نز

menerangkan kepada manusia apa yang telah dirurunkan

kepada mereka” di dalam Al-Qur’an itu tentang halal dan

haram ( رون ولغلا كم يتفكا ) “dan supaya mereka berpikir” tentang

hal itu, lalu mengambil pelajaran yang berharga (Muhammad

dan Abdirrahman, 2011: 265).

f. Penafsiran Q.S. An-Nahl Ayat 43-44

Awal ayat 43 yang berbunyi:

“Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang

lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah

kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak

mengetahui”.

Allah menyatakan bahwa Dia tidak mengutus seorang

Rasul pun sebelum Nabi Muhammad kecuali manusia yang diberi-

Nya wahyu. Ayat ini menggambarkan bahwa Rasul-rasul yang

diutus itu hanyalah laki-laki dari keturunan Adam a.s. sampai Nabi

Muhammad saw yang bertugas membimbing umatnya agar mereka

Page 95: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

76

beragama tauhid dan mengikuti bimbingan wahyu (Departemen

Agama RI, 2004: 327).

الرجال (1

Laki-laki yang dimaksud disitu adalah jenis manusia

pilihan, bukan Malaikat (Shihab, 2012: 162). Adapun dalam

tafsir Al-Misbah, para ulama menjadikan kata ( رجال) rijāl

sebagai alasan untuk menyatakan bahwa semua manusia yang

diangkat Allah sebagai Rasul adalah pria, dan tidak satupun

yang wanita! Memang, dari segi bahasa, kata rijal yang

merupakan bentuk jamak dari kata (رجل) rajul seringkali

dipahami dalam arti lelaki. Namun demikian, terdapat ayat-

ayat Al-Qur’an yang mengesankan bahwa kata tersebut tidak

selalu dalam arti jenis kelamin laki-laki. Ia digunakan juga

untuk menunjuk manusia yang memiliki keistimewaan atau

ketokohan atau ciri tertentu yang membedakan mereka dari

yang lain (Shihab, 2012: 591). Ketika mengutus laki-laki

sebagai utusan, menunjukkan bahwa Allah memilih laki-laki

karena laki-laki merupakan simbol kekuatan dan kemampuan.

Sehingga ketika ditarik dalam dunia pendidikan, maka seorang

pendidik harus memiliki kapasitas profesional yang baik.

Karena tidak sembarang orang bisa menjadi guru.

Ma’rifah Ilāhiyah tidak dapat diperoleh manusia tanpa

perantara, untuk itu diutus seorang dari sejenis mereka

Page 96: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

77

(manusia) untuk menjelaskan dan mengajar. Karena sesama

manusia, maka akan lebih mudah dalam menjelaskan dengan

bahasa kaumnya saat itu. Turunnya al-Qur’an kepada Nabi

Muhammad sesuai dengan keadaan saat itu (Shihab, 2012:

592). Jika ditarik dalam dunia pendidikan ada poin-poin yang

tersirat, yaitu bahwa dalam memberikan ilmu harus interaksi

langsung antara pendidik dan peserta didik. Para Rasul diutus

Allah di kaumnya agar ajaran kebenaran yang disampaikan

sesuai dengan situasi dan kondisi kaumnya saat itu. Hal ini

searah dengan salah satu konsep pendidikan yaitu

pembelajaran kontekstual artinya bahwa materi pelajaran

disesuaikan dengan situasi dunia nyata atau sesuai dengan

konteks masyarakat yang ada (Trianto, 2007: 20).

أهل الذكر (2

Jika mereka ragu-ragu tentang kebenaran masalah

diatas, hendaklah mereka bertanya kepada ahlu al-żikr.

Menurut tafsir al-Qur’anul Majid An-Nuur, ahlu al-żikr adalah

ahlu al-kitab yang telah lalu yaitu orang Yahudi atau Nasrani

(Ash-Shiddieqy, 2000: 2234). Dalam terjemah Tafsir Jalalain

(Junaidi, 2011: 265) disebutkan bahwa ahlu al-żikr adalah

orang yang mempunyai pengetahuan, yakni para ulama yang

menguasai Taurat dan Injil. Dalam tafsir al-azhar (Hamka,

Page 97: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

78

1983: 247) ahlu al-żikr adalah ahli peringatan, yaitu orang-

orang Yahudi dan Nasrani yang telah menerima kitab-kitab

dan ajaran dari Nabi-nabi yang dahulu itu. Ahlu al-żikr

menurut Hamka (1983: 247) juga berarti orang yang ahli

peringatan atau orang yang berpengatahuan lebih luas.

Ada juga yang berpendapat bahwa al-żikr dalam ayat ini

merujuk pada Nabi Muhammad saw. Walaupun ditujukan

kepada ulama Yahudi dan Nasrani, tetapi ayat ini bisa berarti

umum lagi. Bagi mereka yang kurang memahami suatu hal,

perlu bertanya kepada ahlinya, termasuk diantarnya para ulama

Islam (Departemen Agama RI, 2004: 327). Dilihat dari segi

arti kalimatnya, ulama’ adalah ahli ilmu, terutama ilmu agama.

Untuk itu, tidak sembarang orang bisa disebut sebagai ulama’,

justru biasanya tidak ada ulama’ yang menyebut dirinya

sebagai ulama’. Daripada ahli ilmu, tafsiran Ahl al-żikr sebagai

ahli peringatan atau orang yang mempunyai pengetahuan, jauh

mempunyai makna yang lebih luas. Salah satu yang bisa

disebut sebagai orang yang mempunyai pengetahuan adalah

seorang pendidik atau guru. Guru adalah penerus misi

Page 98: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

79

keRasulan dan ahli waris para Nabi. Guru atau pendidik dalam

Islam merupakan pengemban amanat bersama orang tua dalam

melestarikan Risalah Allah SWT (Mahmud, 2011: 136).

Jadi kesimpulannya inti dari ayat ini adalah Allah swt.

memilih manusia-manusia pilihan sebagai Nabi dan Rasul (bukan

malaikat), untuk memberi mereka petunjuk dan bimbingan untuk

mereka sampaikan kepada masyarakat mereka masing-masing.

Tidak satupun diantara mereka yang bukan manusia (Shihab, 2012:

163). Jika mereka meragukan kebenarannya, maka Allah

memerintahkan untuk bertanya kepada ahlu al-żikr (ahli kitab

sebelum Muhammad). Menurut tafsir Nurul Qur’an yang

diterjemahkan oleh Salman Nano (2005: 522), kata-kata ini

dialamatkan pada orang-orang kafir. Sedangkan dalam tafsir

muyassar yang diterjemahkan oleh tim Qisthi Press (2007: 437),

yang dimaksud dengan mereka adalah kalian wahai kaum

Muslimin. Dengan ayat ini kita mendapat pengertian bahwasannya

kita boleh menuntut ilmu kepada ahlinya, dimana saja dan siapa

saja, sebab yang kita cari ialah kebenaran. Menurut Shihab (2002:

591) walaupun penggalan ayat ini turun dalam konteks tertentu,

Page 99: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

80

yakni objek pertanyaan, serta siapa yang ditanya tertentu pula,

tetapi karena redaksinya yang bersifat umum, dapat dipahami pula

sebagai perintah bertanya apa saja yang tidak diketahui atau

diragukan kebenarannya kepada siapapun yang tahu dan tidak

tertuduh objektifitasnya. Jika menemukan kesulitan, maka tanyalah

kepada ahlinya (Shihab,2012: 163). Dalam hal yang mengenai

ilmu-ilmu Agama Islam, niscaya bertanyalah kepada ahlu al-żikr

dalam hal Islam, dan ilmu-ilmu yang lain yang lebih umum,

bertanyalah pula kepada ahlu al-żikrinya sendiri (Hamka, 1983:

247).

“Dengan keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan

kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada

umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan

supaya mereka memikirkan”.

Maksudnya, Kami mengutus mereka dengan membawa hujjah-

hujjah yang jelas dan zabur-zabur yakni kitab-kitab (Muhammad

dan Abdirrahman, 2011: 265). Dan kami turunkan al-Qur’an

kepadamu sebagai peringatan bagi manusia agar kamu memberi

tahu mereka tentang apa yang telah diturunkan kepada mereka,

berupa hukum, syari’at dan menjelaskan hukum-hukum yang terasa

Page 100: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

81

sulit oleh mereka, serta menguraikan apa yang diturunkan secara

garis besar, sesuai dengan tingkt kesiapan dan pemahaman mereka

terhadap rahasia tasyri’ (Al-Maraghi, 1994: 162). Sesuai dengan

sifat pendidik yaitu guru harus mengetahui tabiat peserta didik (Al-

Abrasyi, 1970: 140), maka dapat dikatakan bahwa seorang

pendidik dalam mengajar materi harus melihat kesiapan, dan

kemampuan pemahaman peserta didik

الزبر (3

Selanjutnya Allah Ta’ala mengemukakan bahwa Dia

mengutus para Rasul itu dengan membawa keterangan-

keterangan dan kitab- kitab, yakni berbagai hujah, dalil, dan

az-zubur (Ar-Rifa’i, 1999: 1031). Kata (الزبر) az-zubur adalah

jamak dari kata (زبور) zabūr, yakni tulisan. Yang dimaksud

disini adalah kitab-kitab yang ditulis, seperti Taurat, Injil,

Zabur, dan Shuhuf Ibrahim as. Para ulama berpendapat bahwa

zubur adalah kitab-kitab singkat yang tidak mengandung

syariat, tetapi sekedar nasehat-nasehat (Shihab, 2002: 592).

Jika kita kaitkan dengan dunia pendidikan, maka pembelajaran

akan menjadi lebih bermakna jika selalu diisi dengan nasehat-

nasehat. Hal ini searah dengan salah satu usaha untuk

mengembangkan afektif peserta didik. Ranah afektif

merupakan kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi,

dan reaksi yang berbeda-beda dengan penalaran. Kawasan

Page 101: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

82

afektif yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek

emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap

moral, dan lain sebagainya (Dimyati dan Mudjiono, 2009:

298). Jadi pada intinya, dalam pembelajaram ranah afektif atau

pembentukan sikap dan perilaku peserta didik juga harus lebih

diperhatikan oleh pendidik. Terlebih lagi guru agama yang

bertugas membimbing dan mengarahkan peserta didik agar

menjadi pribadi yang lebih islami.

ما نزل dan أنزلنا (4

Dan Kami turunkan kepadamu pelajaran, yakni al-Qur’an

sebagai peringatan bagi manusia agar kamu memberi tahu

mereka tentang apa yang telah diturunkan kepada mereka (Al-

Maragi, 1987: 162). Pengulangan kata turun dua kali, yakni

(ما نزل) anzalnā ilaika/Kami turunkan kepadamu dan )أنزلنا أليك(

mā nuzzila ilaihim/apa yang telah diturunkan kepada mereka

mengisyratkan perbedaan penurunan yang dimaksud. Yang

pertama adalah penurunan al-Qur’an kepada Nabi Muhammad

saw. yang bersifat langsung dari Allah swt. dan dengan redaksi

pilihan-Nya sendiri, sedangkan yang kedua adalah yang

ditujukan kepada manusia seluruhnya (Shihab, 2002: 593).

Sudah menjadi kewajiban Nabi saw. untuk menjelaskan apa

yang telah diturunkan kepadanya, sementara kewajiban

Page 102: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

83

manusia adalah menerima penjelasan-penjelasan tersebut atas

dasar pemikiran yang sehat (Imani, 2005: 526).

الذكر (5

Yang dimaksud al-żikr disitu adalah al-Qur’an. Al-żikr

merupakan salah satu nama al-Qur’an yang dari segi bahasa

adalah antonim kata lupa. Al-Qur’an dinamai demikian karena

ayat-ayatnya berfungsi mengingatkan manusia apa yang

berpotensi dilupakannya dari kewajiban, tuntunan, dan

peringatan (Shihab. 2012: 163). Al-żikr secara etimologi

bermakna ingat/pengingat. Namun lebih jauh dari itu, al-żikr

bisa dimaknakan yang lebih spesifik yaitu pelajaran. Jadi bisa

berarti bahwa dalam pembelajaran, guru harus memperhatikan

pelajaran/materi yang dibahas. Dimana materi yang akan

disampaikan selalu bersumber dari al-Qur’an.

لتبين (6

Kalimat selanjutnya mengandung perintah untuk

menjelaskan kepada manusia apa yang telah diturunkan

kepadanya (al-Qur’an). Dengan ayat ini teranglah bahwa

kewajiban Nabi Muhammad saw. menyampaikan peringatan

(Al-Qur’an bukanlah kewajiban yang baru sekarang,

melainkan sambungan mata rantai saja dari rencana Tuhan

membimbing dan memberi petunjuk ummat manusia yang

telah dimulai sejak Adam sampai kepada berpuluh Rasul

Page 103: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

84

sesudahnya, sampai kepada Nabi Muhammad saw. (Hamka,

1983: 247). Nabi Muhammad diberi al-Qur’an dan Beliau

bertugas menjelaskan kepada manusia mengenai ajaran,

perintah, larangan serta menjelaskan kandungannya, baik

berupa ucapan, perbuatan, maupun pembenaran atas apa yang

dilakukan orang lain, (Shihab, 2012: 163).

mengandung sebuah perintah. Ini لتبين dalam kata ل

berarti ada unsur kesengajaan untuk mengajar dan mendidik.

Sebagaimana makna mengajar merupakan perbuatan yang

disengaja oleh pendidik dengan sebuah kesadaran. Maka

sebaiknya jika melakukan sesuatu dimulai dengan rencana,

baik itu rencana dengan apa yang disampaikan maupun

bagaimana menyampaikan. Sesuai dengan standar formal

mengajar, maka harus ada rencana pembelajaran, baik itu

muatan materi, proses ataupun evaluasi.

يتفكرون (7

Di akhir ayat, Allah menegaskan agar mereka

memikirkan kandungan isi al-Qur’an dengan pemikiran yang

jernih untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan di

akhirat, terlepas dari berbagai macam azab dan bencana seperti

yang menimpa umat-umat sebelumnya (Departemen Agama

RI, 2004: 328). (ولعلهم يتفكرون) “agar mereka berfikir”, dalam

kalimat ini mengandung makna secara tersirat, yaitu agar

Page 104: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

85

berfikir harus tumbuh kesadaran. Maka secara teknisnya, peran

guru adalah mampu menumbuhkan kesadaran tentang apa

yang ada dalam al-Qur’an. Selain itu, mengandung makna

tersirat bahwa untuk mengetahui sejauh mana siswa berfikir

dan faham, maka seorang guru juga perlu membuat evaluasi

pembelajaran.

3. PENYAJIAN DATA BERDASARKAN HASIL PENELITIAN

a. Kebijakan kepala sekolah terkait dengan Guru PAI

Posisi seorang guru sangat dipengaruhi oleh kebijakan

kepala sekolah. Kepala sekolah menetapkan beberapa kebijakan

terkait dengan standarisasi pengangkatan Guru PAI. Salah satunya

adalah kesesuaian ijazah dengan materi yang akan diajarkan.

Kemudian juga ada kriteria-kriteria yang dipertimbangkan, yaitu

kemampuan dasar al-Qur’an dan softskill yang dipunyai. Sebelum

menerima/mengangkat Guru PAI, secara prosedural tetap

dilakukan test terlebih dahulu. Diantaranya adalah test baca al-

Qur’an, sikap dan kepribadian serta motivasi mengajar.

Untuk selanjutnya peneliti ingin mengetahui tentang

kebijakan kepala sekolah dalam memaksimalkan peran guru

sebagai pengajar dan pembimbing. Kebijakan yang dilakukannya

adalah dengan cara sebagai berikut:

“Kalau terkait peran guru sebagai pengajar, saya lebih

memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada guru untuk

mengembangkan metode mengajar sesuai dengan mata

pelajaran yang diampu. Saya juga mewajibkan Guru PAI

Page 105: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

86

untuk menyusun RPP di awal tahun pelajaran. Dan juga

memfasilitasi media pembelajaran yang membutuhkan

praktek, misalnya perawatan jenazah (dengan menyediakan

peraga yang dibutuhkan), haji dengan mengadakan

manasik haji, qurban dengan mengadakan pelatihan

qurban, dsb. Kemudian sebenarnya saya juga ingin

memberi kesempatan kepada guru untuk mengajar sesuai

dengan bidang keahlian atau yang lebih dikuasai oleh

masing-masing guru. Namun karena situasi, kondisi dan

faktor lain sehingga saat ini yang terpenting adalah jam

mengajarnya terpenuhi, karena mereka sudah sertifikasi

semua” (W/K/KH/12-02-2018/13.28WIB).

“Kalau terkait dengan guru sebagai pembimbing, saya

memberikan tugas-tugas tambahan kepada Guru PAI, baik

itu menjadi wali kelas, pembina ekstrakurikuler

keagamaan, pramuka, dan lain sebagainya sesuai dengan

bidang keahliannya” (W/K/KH/12-02-2018/13.31).

Sesuai dengan hasil observasi, juga menunjukkan bahwa

semua Guru PAI di sekolah ini merupakan lulusan PAI dan sudah

ter-sertifikasi (O/G/KF-NA-IS/PA/LH). Selain itu, beberapa Guru

PAI disini juga lulusan dari pondok pesantren (O/G/KF-PA-LH).

Pertanyaan selanjutnya adalah tentang pembiasaan

keagamaan yang diterapkan di sekolah ini. KH memaparkan bahwa

kebiasaan keagamaan yang diterapkan diantaranya adalah: Tadarus

juz’amma setiap pagi, membaca asma’ul husna setiap hari jum’at,

infaq dan shodaqoh, sholat dhuha, sholat dzuhur berjama’ah, dan

praktek-praktek ibadah lain seperti zakat, praktek qurban,

perawatan jenazah, serta manasik haji.

b. Motivasi dan pemahaman mengenai peran sebagai Guru PAI

Motivasi diri dan pemahaman mengenai peran yang harus

dilakukannya sangat mempengaruhi seorang guru dalam

Page 106: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

87

menjalankan tugas dan kewajibannya. Dengan motivasi dan

pemahaman mengenai peran sebagai Guru PAI, akan membuat

seorang guru sadar dengan posisinya. Motivasi dan pemahaman

tugas masing-masing guru tentu saja berbeda-beda. Diantaranya

adalah sebagai berikut:

“Motivasi saya sebagai Guru PAI adalah ikut

menyampaikan/dakwah agama sesuai dengan hadis

Rasulullah, sampaikanlah walau satu ayat. Dan juga

karena sesuai dengan apa yang saya pelajari di Perguruan

Tinggi. Kalau terkait dengan peran Guru PAI, menurut

saya Guru PAI itu bertugas membentuk karakter anak dan

menebalkan keimanan anak, yang nantinya akan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dari

usaha ini, diharapkan akan muncul anak sholeh”

(W/G/NA/13-02-2018/13.30WIB).

“Motivasi saya ingin menjadi Guru PAI adalah untuk

memanfaatkan ilmu yang saya dapatkan. Kalau peran Guru

PAI menurut saya, lebih sebagai pembimbing dalam

rangka pembentukan akhlaqul karimah peserta didik”

(W/G/LH/13-02-2018/20.00WIB).

“Kaitannya dengan PAI tentu banyak tantangan, halangan

dan permasalahan yang dihadapi, terutama menyangkut

pada masalah-masalah immateri, misalnya aqidah,

keimanan/kepercayaan dan ibadah. Sebagai Guru PAI saya

ingin menjembatani peserta didik anatara pemahaman

yang bersifat materi dan immateri. Menurut saya, Guru

PAI selain mempunyai peran terhadap pemahaman aqidah,

keimanan, dan ibadah, juga sangat berperan dalam

pembentukan watak, perilaku, serta sikap yang m,engarah

pada internalisasi nilai dan diwujudkan dalam akhlaqul

karimah” (W/G/KF/13-02-2018/13.00WIB).

Jadi kesimpulannya, sebagian besar Guru PAI mempunyai

motivasi religi yang cukup mulia. Dan juga sudah cukup

memahami mengenai peran yang harus dilakukannya. Pada intinya

peran Guru PAI adalah untuk membimbing, dan membentuk

Page 107: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

88

karakter peserta didik agar menjadi anak yang ber-akhlaqul

karimah.

c. Implementasi peran guru sebagai pengajar

Untuk memaparkan mengenai peran guru sebagai pengajar, peneliti

menggunakan teknik wawancara dengan indikator-indikator

pertanyaannya, diperoleh dari hasil analisis peran pendidik

menurut Q.S. An-Nahl ayat 43-44. Indikator-indikatornya adalah

sebagai berikut:

1) Penyampaian materi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh

siswa serta menyesuaikan materi pelajaran dengan situasi,

kondisi, dan konteks yang ada dalam masyarakat atau dalam

kehidupan sehari-hari (pembelajaran kontekstual).

Menurut KF cara menyampaikan materi adalah

dihubungkan dengan suasana pemikiran siswa yang nyata.

Yaitu memberikan analogi dan contoh-contoh yang dapat

dilogika dan dinalar oleh siswa, khususnya materi tentang

aqidah dan iman. Sedangkan menurut NA juga sama, dengan

memberi contoh dengan apa yang ada dalam

masyarakat/kehidupan sehari-hari, kemudian anak digiring

pada titik materi sehingga mampu memahami. Sedangkan

kalau menemukan istilah yang asing/sulit, menurut IS caranya

adalah dengan menuliskan di papan tulis, kemudian dibaca

berulang-ulang.

Page 108: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

89

Jadi pada intinya, dalam mengajarkan materi PAI guru

sering menggunakan pendekatan kontekstual, yaitu

mengkaitkan materi dengan konteks yang ada dalam

masyarakat dan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa

keseharian, diharapkan siswa lebih mudah memahaminya.

2) Persiapan materi yang akan dibahas dan membuat rencana

pembelajaran

Menurut KF untuk persiapan mengajar adalah dengan

membuat rencana pembelajaran sebagai desain dan panduan

agar apa yang disampaikan tidak keluar dari materi pokok.

Sedangkan menurut NA, adalah dengan membuat rencana

pembelajaran yang sederhana, misalnya kelas mana yang

diajar, materi apa yang akan disampaikan, dan juga metodenya

bagaimana.

Sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, guru-guru

disini memang mempersiapkan materi dan membuat rencana

pembelajaran (RPP).

3) Kewajiban menjelaskan kepada manusia mengenai ajaran,

perintah, dan larangan yang terkandung dalam al-Qur’an. Ini

artinya dalam mengajar guru menerapkan pembelajaran

tekstual.

Menurut NA, untuk materi fiqih lebih menekankan pada

penjelasan mengenai ibadah dan aplikasinya dalam kehidupan

Page 109: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

90

sehari-hari. Sedangkan menurut PA adalah caranya adalah

dengan menjelaskan makna dalam al-Qur’an. Menurut LH cara

mengajarkannya adalah dengan pemahaman konsep mengenai

materi yang dibahas.

Jadi bisa bisa disimpulkan bahwa Guru PAI disini

mengajarkan pelajaran sesuai dengan teks/bahan materi yang

ada. Ini artinya guru menerapkan pembelajaran tekstual.

4) Perhatian menyangkut kemampuan pemahaman siswa

Menurut NA menekankan perbedaan kemampuan anak

adalah hal penting. Untuk mengecek pemahaman siswa

biasanya dengan mengulas mengenai materi yang telah

dipelajari, jika sudah faham saya lanjutkan, jika belum maka

saya ulas kembali. Dengan hal ini diharapkan akan ada

kesamaan kemampuan anak dalam menerima pelajaran.

Sedangkan menurut IS, guru harus memahami perbedaan

kemampuan anak. Ada yang sedang, menengah, dan tinggi.

Sehingga kalau mengetahui perbedaan anak, maka dapat

menentukan strategi yang berbeda-beda dalam mengajar..

5) Pengadaan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa.

Menurut KH penilaian pemahaman dapat dilakukan

dengan tanya jawab tentang materi. Untuk penguatan

pemahaman siswa, guru bisa memberikan tugas tambahan

Page 110: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

91

terkait dengan materi. Kemudian guru juga memberikan

ulangan harian, dan dari hasil ini dapat dijadikan kesimpulan

apakah siswa faham atau tidak, perlu adanya remedial dan

pengayaan atau tidak. Sedangkan menurut PA adalah dengan

melakukan penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

d. Implementasi guru sebagai pembimbing

1) Guru selalu mengingatkan siswa dari hal-hal yang dilarang oleh

agama dan menganjurkan kebaikan.

Menurut PA cara untuk mengingatkan peserta didik

adalah dengan konsisten memberi peringatan. Dan

memberikan contoh nyata, tidak hanya mengingatkan lewat

lisan saja, tetapi juga sambil melakukan tindakan secara

langsung. Contohnya tidak hanya menyuruh sholat, tetapi juga

ikut mengontrol/mendampingi anak agar segera bergegas

melaksanakan sholat dzuhur berjama’ah. Sedangkan menurut

NA, untuk menganjurkan kebaikan selain dengan memberikan

nasehat atau pesan-pesan, juga dengan memberi contoh yang

baik. Dengan uswah hasanah diharapkan anak dapat

terinspirasi untuk selalu berbuat kebaikan.

Page 111: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

92

2) Guru selalu menyampaikan nasehat-nasehat kepada siswa. Ini

merupakan salah satu usaha guru dalam mengembangkan

afektif siswa.

Menurut LH, cara menasehati dalam pembelajaran

adalah dengan menyampaikan nasehat yang bisa langsung bisa

dikaitkan dengan materi. Sedangkan menurut KF cara

menyampaikan nasehat-nasehat adalah dengan memberikan

motivasi dan pemahaman nilai-nilai kehidupan.

3) Guru mampu menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk

memahami, mengingat, dan mengamalkan apa yang terkandung

dalam al-Qur’an.

Menurut KF caranya adalah dengan menanamkan

kepada peserta didik bahwa belajar agama adalah belajar

tentang aturan dan tata cara hidup yang terdapat dalam al-

Qur’an dan Hadis. Belajar agama secara tidak langsung akan

memberikan pemahaman kepada siswa tentang aturan yang

ada didunia ini, sehingga bisa membedakan yang haq dan

bathil, yang baik dan buruk, serta mengetahui hakikat

kebenaran dan kesalahan. Sedangkan menurut PA adalah

dengan cara menekankan kepada siswa untuk menghayati

pemaknaan dalam al-Qur’an. Maksudnya adalah tidak hanya

membaca al-Qur’annya saja, tetapi juga difahami maknanya.

Page 112: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

93

e. Implementasi peran guru sebagai pemimpin (manager kelas)

1) Dalam proses belajar mengajar, guru harus berinteraksi

langsung dengan siswa.

Untuk dapat berinteraksi langsung, maka perlu ada tatap

muka antara pendidik dan peserta didik. Interaksi langsung

yang lebih intens, akan menjadikan kedekatan antara guru dan

siswa. Menurut NA, caranya adalah dengan melalui

pendekatan pribadi (pendekatan emosional). Seorang guru

harus menanamkan sifat kebapakan terhadap anak, sehingga

interaksinya akan lebih erat. Sedangkan menurut KF adalah

harus ada komunikasi, baik secara langsung atau tulisan agar

terjalin hubungan batin yang baik, sehingga tumbuh sikap

saling menghormati, menghargai dan menyayangi.

2) Guru seharusnya memperhatikan kesiapan siswa dalam

menerima materi pelajaran.

Menurut KF, cara untuk memperhatikan kesiapan

peserta didik dari segi eksternal adalah dengan

mengkondisikan kelas agar kondusif, tenang, dan memberikan

suasana kelas yang nyaman, sehingga siswa benar-benar sia

dalam menerima pelajaran. Sedangkan dari internalnya,

menurut LH adalah dengan mengecek kesiapan siswa dalam

menerima materi pelajaran, yang dapat dilakukan dengan cara

pretest.

Page 113: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

94

B. ANALISIS DATA

1. Analisis Peran Guru dalam Perspektif Q.S. An-Nahl Ayat 43-44

a. Sebagai pendidik, guru senantiasa mengembangkan kapasitas

profesionalnya. Profesional berarti memiliki kemauan,

kemampuan, dan kekuatan, sesuai dengan analisis dari kata

laki-laki” yang berkonotasi pada makna kemampuan dan“ ,(االرجال)

kekuatan (Q.S. an-Nahl ayat 43). Kapasitas profesional yang

dimaksud adalah berkaitan dengan kompetensi- kompetensi yang

harus dimiliki oleh guru, diantaranya adalah kompetensi pedagogik

(kemampuan mengelola pembelajaran), kompetensi profesional

(penguasaan materi), kompetensi kepribadian, dan kompetensi

sosial.

b. Guru sebagai pengajar. Peran guru sebagai psengajar, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah

dipahami oleh siswa, serta menyesuaikan materi pelajaran

dengan situasi, kondisi, dan konteks yang ada dalam

masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari. Ini artinya dalam

mengajar guru menerapkan konsep pembelajaran kontekstual.

Hal ini berdasarkan pada makna ketika Allah mengutus Rasul

kepada kaumnya, sesuai dengan konteks dan bahasa kaumnya

(Q.S. An-Nahl ayat 43).

Page 114: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

95

2) Guru menyiapkan materi yang akan dibahas dan membuat

rencana pembelajaran. Ini berdasarkan dengan makna (الذكر)

“peringatan (al-Qur’an)”, yang kemudian dianalisiskan lebih

luas lagi dengan makna materi pelajaran. Sedangkan membuat

rencana pembelajaran (RPP) diambil dari makna kata لتبين . kata

disini mengandung makna perintah untuk mengajar, berarti ل

ada kesengajaan untuk melakukan pekerjaan secara sadar.

Sehingga memulai sesuatu harus ada rencana termasuk

pembelajaran. Jadi secara teknisnya adalah guru membuat

rancangan pembelajaran/RPP (Q.S. An-Nahl ayat 44).

3) Guru berkewajiban menjelaskan kepada manusia mengenai

ajaran, perintah, dan larangan yang terkandung dalam al-

Qur’an. Ini artinya dalam mengajar guru menerapkan

pembelajaran tekstual (menerangkan sesuai teks/materi). Sesuai

dengan kalimat (لتبين للناس ما نزل أليهم) “untuk menerangkan

kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka (al-

Qur’an)”. (Q.S. An-Nahl ayat 44).

4) Guru dalam mengajar, senantiasa memperhatikan kemampuan

pemahaman siswa.

Hal ini mengacu pada tafsir al-Maraghi (1994: 162) yaitu agar

kamu menjelaskan hukum-hukum yang terasa sulit oleh

mereka, serta menguraikan apa yang diturunkan secara garis

besar, sesuai dengan tingkat kesiapan dan pemahaman mereka.

Page 115: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

96

5) Guru mengadakan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa. Untuk membuktikan kata “mereka

berfikir”, maka salah satu caranya adalah dengan mengadakan

evaluasi. Evaluasi dapat digunakan untuk mengukur

pemahaman, dan kemampuan berfikir siswa (Q.S. An-Nahl

ayat 44).

c. Peran guru sebagai pembimbing, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1) Guru selalu mengingatkan siswa dari hal-hal yang dilarang dan

menganjurkan kebaikan. Berpijak pada konsep (أهل الذكر) yaitu

“ahli peringatan” (Q.S. An-Nahl ayat 43).

2) Guru selalu menyampaikan nasehat-nasehat kepada siswa. Ini

merupakan salah satu usaha guru dalam mengembangkan

afektif siswa. Hal ini berpijak dari kata (الزبر) al-zubur yang

bermakna kitab-kitab yang mengandung nasehat-nasehat, maka

bahasa secara teknisnya adalah menyampaikan nasehat-nasehat

dalam rangka membimbing (Q.S. An-Nahl ayat 44).

3) Guru mampu menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk

belajar. Hal ini berdasarkan pada kalimat (ولعلهم يتفكرون) “agar

mereka berfikir”. Dalam kalimat ini mengandung makna secara

tersirat, yaitu agar berfikir harus tumbuh kesadaran. Maka

secara teknisnya, peran guru adalah mampu menumbuhkan

kesadaran belajar siswa (Q.S. An-Nahl ayat 44).

Page 116: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

97

d. Peran guru sebagai pemimpin (manager kelas), diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Dalam proses belajar mengajar, guru harus berinteraksi

langsung dengan siswa. Hal ini sesuai dengan pemaknaan

diturunkannya seorang Rasul kepada manusia. Arti kata (الرجال)

dan (الناس) yang secara kongkretnya adalah sama-sama

manusia, mengandung makna tersirat bahwa kalau dari

kesamaan jenis maka dimungkinkan akan terjadi interaksi

langsung, yang baik dan lebih komunkatif, begitupun dengan

belajar mengajar (Q.S. An-Nahl ayat 43 dan 44).

2) Guru seharusnya memperhatikan kesiapan siswa dalam

menerima materi pelajaran. Hal ini mengacu pada tafsir al-

Maraghi (1994: 162) dan Berpijak dari kalimat “agar

menerangkan kepada manusia .... supaya mereka berfikir”. Hal

ini berkonotasi bahwa agar dapat berfikir, tentu butuh kesiapan

lahir dan batin. Sehingga guru dalam interaksi belajar

mengajar, perlu memperhatikan kesiapan peserta didik baik

secara internal maupun eksternal (Q.S. An-Nahl ayat 44).

Page 117: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

98

2. Analisis Implementasi Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung

dalam Mendidik Menurut Q.S. An-Nahl Ayat 43-44

a. Implementasi dari guru sebagai pengajar adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan pelajaran dengan cara menghubungkan

materi terhadap konteks yang ada dalam masyarakat atau dalam

kehidupan sehari-hari. Artinya dalam mengajar guru

menerapkan pembelajaran kontekstual.

2) Guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan, serta

membuat rencana pembelajaran (RPP) sebagai desain dan

panduan.

3) Guru mengajarkan pengetahuan dan pemahaman agama yang

bersumber dari al-Qur’an, menekankan pemaknaan al-Qur’an,

menjelaskan praktek-praktek ibadah yang benar menurut Islam,

serta pemahaman konsep mengenai materi. Bisa dikatakan

bahwa guru dalam mengajar menerapkan pembelajaran

tekstual.

4) Guru menggunakan strategi mengajar yang berbeda-beda

disesuaikan dengan kemampuan pemahaman siswa. Serta

sering flashback materi agar ada kesamaan kemampuan anak

dalam menerima pelajaran.

5) Guru mengadakan evaluasi pembelajaran berupa tanya jawab

langsung setelah pelajaran, membuat tugas tambahan,

Page 118: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

99

mengadakan ulangan harian, serta penilaian sikap dan

keterampilan.

b. Implementasi dari guru sebagai pembimbing adalah sebagai

berikut:

1) Mengingatkan secara konsisten, memberi contoh nyata, serta

ikut mendampingi atau mengontrol dalam pembiasaan agama

yang diterapkan si sekolah (sholat dzuhur berjama’ah)

2) Memberikan nasehat-nasehat, baik itu di dalam kelas maupun

di luar kelas.

3) Memberikan motivasi serta penekanan-penekanan tentang

pentingnya agama sebagai panutan dan pedoman hidup. Dan

memberikan motivasi untuk menumbuhkan kesadaran peserta

didik dalam belajar.

c. Implementasi dari guru sebagai pemimpin (pengelola kelas) adalah

sebagai berikut:

1) Membangun interaksi yang baik melalui komunikasi baik

langsung amaupun tidak langsung. Dan juga melakukan

pendekatan- pendekatan secara emosional (pribadi) melalui

konsep kebapakan terhadap peserta didik.

2) Memperhatikan kesiapan sebelum mengajar. Baik itu secara

eksternal ataupun internal. Secara eksternal adalah terkait

dengan lingkungan (kondisi kelas). Sedangkan secara internal

Page 119: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

100

adalah berkaitan dengan kondisi peserta didik (kesiapan dalam

menerima pelajaran).

Page 120: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

101

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Peran guru yang ada dalam Q.S. An-Nahl ayat 43-44 adalah guru

sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, dan guru sebagai

pemimpin (manager kelas).

2. Implementasi Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung dalam mendidik

menurut Q.S. An-Nahl ayat 43-44 adalah sebagai berikut:

a. Sebagai pengajar guru menerapkan pembelajaran kontekstual dan

tekstual, membuat rencana pembelajaran (RPP), menggunakan

strategi mengajar yang berbeda-beda dan sering flashback materi,

serta mengadakan evaluasi pembelajaran

d. Sebagai pembimbing guru senantiasa mengingatkan peserta didik

secara konsisten, memberi contoh nyata, serta ikut mendampingi

dalam pembiasaan agama yang diterapkan di sekolah. Guru

senantiasa memberikan nasehat-nasehat dan motivasi-motivasi

untuk menumbuhkan kesadaran belajar siswa.

e. Sebagai pemimpin (pengelola kelas) guru membangun interaksi

yang baik melalui komunikasi dan pendekatan pribadi/emosional

dan memperhatikan kesiapan sebelum mengajar, baik itu terkait

lingkungan (kondisi kelas) maupun kondisi siswa (kesiapan dalam

menerima pelajaran).

Page 121: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

102

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran

guna perkembangan yang lebih baik, yaitu:

1. Guru PAI senantiasa mengembangkan kapasitas profesionalnya, untuk

meningkatkan kuaitas dirinya sebagai pendidik Agama Islam

2. Guru PAI perlu lebih meningkatkan pembimbingan berupa tindakan

nyata

3. Perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak untuk mendisiplinkan

pembiasaan yang diterapkan di sekolah, terutama sholat dzuhur

berjama’ah

Page 122: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

103

DAFTAR PUSTAKA

Al-Abrasyi, Atiyyah. 1970. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan

Bintang.

Al-Maragi, Ahmad Mustafa. 1974. Terjemah Tafsir Al-Maragi. Terjemahan oleh

Sitanggal, Anshori Umar dkk. 1994. Semarang: Toha Putra.

Al-Qarni, ‘Aidh. Tanpa Tahun. Tafsir Muyassar. Terjemahan oleh Tim

Penerjemah Qisthi Press. 2007. Jakarta: Qisthi Press.

Arifin, H.M. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib. 1989. Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir

Ibnu Katsir. Terjemahan oleh Syihabuddin. 1999. Jakarta: Gema Insani

Press.

Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi. 2000. Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur.

Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Badruttamam. 2015. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Surat An-Nahl Ayat 43-

44 dan Imlikasinya Terhadap Tujuan Pendidikan Islam. Skripsi tidak

diterbitkan. Surabaya: Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan

Ampel.

Daradjat, Zakiyah. 2014. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:

Bumi Aksara.

Departemen Agama RI. 2002. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Jakarta: Al-Huda.

Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang

Disempurnakan). Jakarta: Duta Grafinda.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djalal, Abdul. 2000. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Page 123: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

104

Endraswara, Suwardi. 2004. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Widyatama.

Faqih, Allamah Kamal. Tanpa Tahun. Tafsir Nurul Qur’an.. Terjemahan oleh

Salman Nano. 2005. Jakarta: Al-Huda.

Hakim, Abdul. 2011. Tugas Guru dalam Perspektif Al-Qur’an Surah Ali-Imran

161-164. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Jurusan Pendidikan Agama

Islam IAIN Walisongo.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamka. 1983. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Hifza. 2010. Pendidik dan Kepribadiannya dalam Al-Qur’an. Tesis tidak

diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Islam UIN Sunan

Kalijaga.

Husaini, Adian & Abdurrahman Al-Baghdadi. 2007. Hermeneutika & Tafsir Al-

Qur’an. Jakarta: Gema Insani

Izzan, Ahmad, Saehudin. 2012. Tafsir Pendidikan: Studi Ayat-Ayat Berdimensi

Pendidikan. Tangerang: Pustaka Aufa Media.

Kuswanto, Edi. 2014. Peranan Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak Anak di

Sekolah. Mudarissa. 6 (1): 198.

Lastri. 2010. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Guru. Skripsi tidak diterbitkan.

Pekanbaru: Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sultan Syarif Riau.

Mahmud. 2011. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Marno. 2010. Strategi dan Metode Pengajaran. Ygyakarta: Ar-Ruzi Media.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodoogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muhaimin. 2012. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.

Jakarta: Rajawali Press.

Page 124: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

105

Muhammad, Jalaluddin, Jalaluddin Abdirrahman. Tanpa Tahun. Tafsir Jalalain.

Terjemahan oleh Najib Junaidi. 2011. Surabaya: Pustaka Elba.

_____________________________________. 2008. Indonesia: Al-Haramain

Jaya Indonesia.

Murthasi’ah, Zulis. 2005: Nilai-Nilai Pendidikan islam dalam Surat An-Nahl Ayat

43-44 dan Imlikasinya dalam Pendidikan islam. Semarang: Jurusan

Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo.

Musbikin, Imam. 2010. Guru yang Menakjubkan. Jogjakarta: Buku Biru.

Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN. Metodik

Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam.

Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.

Setiawan, Nur Kholis. 2014. Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta: Amzah.

Shihab, M. Quraisy. 1994. Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan peran wahyu

dalam Kehidupan Masyarakat: Bandung: Mizan.

__________________ 2002. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-

Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.

__________________ 2012. Al-Lubab: Makna, Tujuan dan Pelajaran dari

Surah-Surah Al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati.

Soetcipto & Raflis Kosasi. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Tafsir, Ahmad. 1990. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

____________ 2004. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Page 125: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

106

Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo

Persana.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Uhbayati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen. 2006. Jakarta: Departemen Agama RI.

Wahab, dkk. 2011. Kompetensi Guru Agama Tersertifikasi. Semarang: Robar

Bersama.

Wahid, Ramli. 2002. Ulumul Qur’an 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 126: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

107

Lampiran 1

Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

A. Identitas Informan

Kode Informan :

Kode Data :

Pekerjaan :

Hari/tanggal :

Waktu :

B. Butir-butir pertanyaan

1. Bagaimana kebijakan bapak tentang pengangkatan Guru PAI, serta

syarat-syarat apa saja yang bapak pertimbangkan?

2. Bagaimana usaha bapak dalam meningkatkan kualitas Guru PAI?

3. Bagaimana kebijakan bapak dalam memaksimalkan peran Guru PAI

sebagai pengajar?

4. Bagaimana kebijakan bapak dalam memaksimalkan peran Guru PAI

sebagai pembimbing?

5. Pembiasaan keagamaan seperti apa yang bapak terapkan di sekolah ini

dalam rangka mewujudkan peserta didik yang Islami?

Page 127: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

108

Pedoman Wawancara Guru PAI

A. Identitas Informan

Kode Informan :

Kode Data :

Pekerjaan :

Hari/tanggal :

Waktu :

B. Butir-butir pertanyaan

1. Apa motifasi bapak/ibu menjadi Guru PAI?

2. Sejauh mana bapak/ibu mengetahui tentang peran yang harus

dilakukan bapak/ibu sebagai Guru PAI?

3. Apa yang lebih ingin ditekankan oleh bapak/ibu dalam mengajar PAI?

4. Apakah sebelum mengajar bapak/ibu selalu mempersiapkan materi

yang akan dibahas dan membuat rencana pembelajaran?

5. Apakah dalam mengajar, bapak/ibu selalu memperhatikan tingkat

kesiapan dan kemampuan pemahaman peserta didik?

6. Apakah dalam mengajar bapak/ibu selalu memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang sedang

dibahas maupun tentang pengetahuan agama yang lain?

7. Bagaimana bapak/ibu menyampaikan materi pelajaran yang sekiranya

sulit?

8. Bagaimana bapak/ibu menilai bahwa peserta didik sudah faham

mengenai materi yang telah bapak/ibu sampaikan?

9. Bagaimana bapak/ibu menumbuhkan kesadaran peseta didik untuk

memahami dan mengamalkan apa yang terkandung dalam al-Qur’an?

10. Apakah saat mengajar bapak/ibu selalu menyelipkan nasehat-nasehat

meskipun tidak terkait dengan materi yang dibahas?

11. Menurut bapak/ibu, Mengapa antara pendidik dan peserta didik harus

terjalin interaksi yang baik?

12. Bagaimana cara bapak/ibu memberi bimbingan sikap terhadap peserta

didik?

Page 128: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

109

Lampiran 2

Lembar Observasi

A. Identitas Informan

Kode Informan :

Kode Data :

Pekerjaan :

Hari/tanggal :

Waktu :

B. Poin-poin observasi/pengamatan

No. Indikator Pengamatan Kriteria

Y/T

1 Lulusan Pendidikan Agama Islam(S.Pdi. /S.Ag. /M.Ag.) Y/T

2 Sudah sertifikasi Guru PAI Y/T

3 Lulusan pondok pesantren Y/T

4 Guru PAI merupakan sosok figur teladan Y/T

5 Memahami peran yang harus dilakukan sebagai Guru PAI Y/T

6 Tidak hanya menekankan kemampuan kognitif saja, namun juga

menekankan afektif peserta didik

Y/T

7 Guru mempersiapkan materi yang akan dibahas dan membuat

rencana pembelajaran

Y/T

8 Dapat menggugah keinginan dan kesenangan perserta didik untuk

belajar

Y/T

9 Senantiasa memberikan motivasi untuk belajar agama lebih dalam

lagi

Y/T

10 Dalam mengajar Guru PAI memperhatikan tingkat kesiapan dan

kemampuan pemahaman peserta didik

Y/T

11 Memberikan kesempatan bertanya dan bisa menjawab pertanyaan

dari peserta didik

Y/T

12 Tidak hanya menyampaikan materi ajar, tetapi juga memberikan

nasehat-nasehat sesuai pesan al-Qur’an dan ajaran Islam

Y/T

13 Selalu mengingatkan untuk melaksanakan kewajiban

agama(seperti sholat, tadarus al-Qur’an, dsb)

Y/T

14 Selalu mengingatkan terhadap hal-hal yang dilarang dalam

islam/yang kurang mencerminkan pribadi seorang muslim

Y/T

15 Mengarahkan dan memberi contoh dalam pembiasaan agama di

Sekolah (tadarus al-Qur’an,sholat dhuha,sholat berjama’ah, dsb)

Y/T

16 Selalu berusaha membimbing sikap, moral, dan budi pekerti anak

didik

Y/T

Page 129: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

110

Lampiran 3

Kode Penelitian

Implementasi Peran Pendidik Menurut Q.S. An-Nahl Ayat 43-44 (Studi Kasus

Guru PAI MTs Negeri 2 Temanggung Tahun Ajaran 2017/2018)

A. Metode

Kode Teknik Pengumpulan Data

W Wawancara

O Observasi

D Dokumentasi

B. Kategori Sumber Informan

Kode Keterangan

G Guru

K Kepala Sekolah

A. Informan

Kode Nama

KH Khaerun

KF Khusnaini Fauzi

NA Nur Aminudin

IS Iffah Satriyawan

PA Puji Astutik

LH Lilik Khanifah

Page 130: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

111

Lampiran 4

Transkip Wawancara

Identitas Informan

Kode Informan : KH

Kode Data : W/K/KH

Pekerjaan : Kepala Madrasah

Hari/tanggal : Rabu, 7-03-2018

Waktu : 13.28 WIB-selesei

No. Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana kebijakan

bapak tentang

pengangkatan Guru PAI,

serta syarat-syarat apa saja

yang bapak

pertimbangkan?

Kalau bagi saya yang terpenting adalah kesesuaian

ijazah dengan materi yang akan diajar. Kalau tentang

penerimaan atau pengangkatan Guru PAI tetap melalui

prosedur, yaitu test. Diantaranya tes baca Qur’an, tes

sikap dan kepribadian, serta wawancara motivasi

mengajar. Kemampuan akademik dan juga softskill

yang mereka punyai juga termasuk prioritas yang saya

pertimbangkan

2 Bagaimana usaha bapak

dalam meningkatkan

kualitas guru PAI?

Dengan memfasilitasi Guru PAI ikut diklat-diklat,

kemudian mengikut sertakan dala m MGMP, dan

merekomendasikan Guru PAI untuk studi lanjut

3 Bagaimana kebijakan

bapak dalam

memaksimalkan peran

Guru PAI sebagai

pengajar?

Dengan emberikan kesempatan seluas-luasnya kepada

guru untuk mengembangkan metpoode mengajar, wajib

mengumpulkan RPP di awal tahun untuk penerapan di

lapangannya nanti bisa direvisi, memfsilitasi dalam

materi yang membutuhkan praktek, misalnya perawatan

jenazah, manasik haji, pelatihan qurban, dsb. Dan juga

seharusnya guru diberi kesempatan untuk mengajar

sesuai dengan bidang yang ia kuasai, namun karena

situasi, kondisi dan juga faktor lain sehingga yang

terpenting jam mengajarnya terpenuhi saja, karena

mereka semua sudah sertifikasi.

Bagaimana kebijakan

bapak dalam

memaksimalkan peran

Guru PAI sebagai

pembimbing?

Guru PAI diberikan tugas-tugas tambahan, misalnya

menjadi walikelas, pembina ekstrakurikuler keagamaan,

dan pramuka, koordinator mushola, dsb.

Pembiasaan keagamaan

seperti apa yang bapak

terapkan di sekolah ini

dalam rangka mewujudkan

peserta didik yang islami?

Tadarus juz`amma setiap pagi, do`a asma’ul husna,

membiasakan shodaqoh dan infaq, sholat dhuha, dan

sholat dhuhur berjama`ah

Page 131: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

112

Transkip Wawancara

Identitas Informan

Kode Informan : KF

Kode Data : W/G/KF

Pekerjaan : Guru Al-Qur’an Hadits

Hari/tanggal : Senin, 5 Maret 2018

Waktu : 13.00 WIB-selesei

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apa motifasi

bapak/ibu menjadi

Guru PAI?

Guru PAI sering menemukan tantangan dan permasalahan

pada masalah immateri, yaitu akidah, keimanan/keyakinan,

dan ibadah. Motivasi saya menjadi Guru PAI adalah saya

ingin mampu menghadapi permasalahan itu, dengan cara

menjembatani antara pemahaman yang bersifat materi dan

immateri.

2 Sejauh mana

bapak/ibu

mengetahui tentang

peran yang harus

dilakukan bapak/ibu

sebagai Guru PAI?

Guru PAI mempunyai peran yang sangat signifikan dalam

memberikan pemahaman tentang aqidah, keimanan dan

ibadah serta pembentukan watak, perilaku, serta sikap yang

mengarah pada karakter internalisasi nilai dan diwujudkan

dalam akhlaqul karimah.

3 Apa yang lebih ingin

ditekankan oleh

bapak/ibu dalam

mengajar PAI?

Sebagai Guru PAI tidak memberikan penekanan yang lebih

khusus terhadap ruang lingkup materi PAI, akan tetapi

berusaha untuk memberikanj pemahaman, pengetahuan dan

mempraktekkan agar siswa dapat mensinkronkan anatar hati,

pikiran dan perbuatan yang terwujud dalam keimanan, akidah

dan akhlaqul karimah. Iman adalah keyakinan, aqidah adalah

pemikiran yang didasarkan pada iman, sedangkan akhlaqul

karimah adalah pengejewantahan dari aqidah dan keimanan.

4 Apakah sebelum

mengajar bapak/ibu

selalu

mempersiapkan

materi yang akan

dibahas dan membuat

rencana

pembelajaran?

Rencana pembelajaran dan persiapan materi sebelum

pembelajaran adalah kewajiban dan tugas pokok dan fungsi

(tupoksi) dari seorang guru. Saya membuat rencana

pembelajaran sebagai desain dan panduan pembelajaran agar

materi pokok yang akan disampaikan tidak melenceng.

5 Apakah dalam

mengajar, bapak/ibu

selalu memperhatikan

tingkat kesiapan dan

kemampuan

pemahaman peserta

didik?

Ya, karena salah satu kompetensi pedagogik seorang guru

adalah kemampuan menguasai kelas. Diantaranya dengan

memperhatikan kesiapan dan kemampuan pemahaman peserta

didik terhadap materi. Kesiapan siswa menjadi faktor penentu

yang akan berpengaruh terhadap pemahaman siswa terkait

dengan materi pembelajaran. Saya biasanya mengkondisikan

kelas agar kondusif, tenang, dan nyaman duluterlebih dahulu

sehingga siswa benar-benar siap menerima materi embelajaran

yang akan saya berikan. Dari hal ini saya mengharapkan

pemahaman terhadap materi akan terwujud.

Page 132: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

113

6 Apakah dalam

mengajar bapak/ibu

selalu memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

bertanya mengenai

materi yang sedang

dibahas maupun

tentang pengetahuan

agama yang lain?

saya sering memberikan ruang yang lebih kepada siswa untuk

bertanya ketika tidak memahami materi ataupun ingin

memperdalam materi lagi. Untuk mengeksplore pengetahuan

dan pemikiran siswa, saya lebih suka menerapkan

pembelajaran yang komunikatif dan interaktif antara guru dan

murid sehingga terjadi keakraban dan siswa tidak merasa

ketakutan. Salah satunya adalah dengan cara tanya jawab aktif

baik dengan metode diskusi ataupun metode lain.

7 Bagaimana bapak/ibu

menyampaikan

materi pelajaran yang

sekiranya sulit?

Dengan cara menyampaikan materi dihubungkan dengan

suasana pemikiran siswa yang nyata. Yaitu memberikan

analogi dan contoh-contoh yang dapat dilogika dan dinalar

oleh siswa, khususnya materi tentang aqidah dan iman.

8 Bagaimana bapak/ibu

menilai bahwa

peserta didik sudah

faham mengenai

materi yang telah

bapak/ibu

sampaikan?

Penilaian pemahaman siswa terhada materi pelajaran yang

disampaikan dapat dilakukan dengan tanya jawab langsung,

sehingga saya bisa menyimpulkan apakah siswa sudah paham

atau belum. Untuk penguatan pemahaman, saya memberikan

tugas tambahan yang terkait dengan materi. Dan memberikan

ulangan harian untuk mengevaluasi. Dari ini prosentase yang

tuntas dapat dijadikan kesimpulan siswa paham atau tidak,

perlu adanya remidi dan pengayaan atau tidak.

9 Bagaimana bapak/ibu

menumbuhkan

kesadaran peserta

didik untuk

memahami dan

mengamalkan apa

yang terkandung

dalam al-Qur’an?

Dengan senantiasa mengingatkan bahwa belajar agama adalah

belajar tentang aturan dan tata cara hidup. Dimana manusia

hidup harus selalu mengikuti aturan yang terdapat dalam al-

Qur’an dan hadiṡ. Setidaknya dengan belajar agama, kita

menjadi tahu mana yang hak dan yang batil, mana yang benar

dan salah, mengetahui hakekat tentang kebenaran dan

kesalahan. Saya kira jika anak mau berfikir, mau sadar, mau

merasakan, dia pasti mengerti mengenai perbuatan yang

dilakukannya itu benar atau salah, baik atau tidak.

10 Apakah saat

mengajar bapak/ibu

selalu menyelipkan

nasehat-nasehat

meskipun tidak

terkait dengan materi

yang dibahas?

Ya, selain memberikan materi saya pasti memberikan

motivasi dan nasehat-nasehat tentang nilai-nilai kehidupan.

Pemahaman tentang sebuah nilai sangat penting diberikan

kepada siswa yang dapat diwujudkan dalam pembiasaan-

pembiasaan yang dimanifestasikan dalam sikap dan tingkah

laku. Sehingga dari ini dapat membentuk karakter yang

terinternalisasi dlam kehidupan sehari-hari.

11 Menurut bapak/ibu,

Mengapa antara

pendidik dan peserta

didik harus terjalin

interaksi yang baik?

Pendidik adalah pembimbing, sedangkan siswa adalah yang

dibimbing (terbimbing). Antara pembimbing dan terbimbing

harus ada komunikasi baik lisan dan tulisan serta terjalin

hubungan batin yang baik sehingga akan tercipta sebuah sikap

saling menghargai, menghormati, peduli, dan saling

menyayangi. Komunikasi akan tercipta jika antara

pembimbing dan terbimbing masing-masing menyadari

dengan posisinya, sehingga akan tercipta komunikasi yang

erat.

12 Bagaimana cara

bapak/ibu memberi

Mendidik dan membimbing dapat dilakukan dengan cara

memberikan pembiasaan-pembiasaan yang sistematis dan

Page 133: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

114

bimbingan sikap

terhadap peserta

didik?

terjadwal dengan baik. Pembiasaan mempunyai peran yang

sangat signifikan dalam pembentukan karakter dan merupakan

praktek secara langsung yang sulit dilupakan oleh siswa.

Contohnya adalah pembiasaan tadarus al-Qur’an, doa asma’ul

husna, sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, berdo’a,

bersalaman, upacara bendera, dan pembiasaan-pembiasaan

yang lain.

13 Apa yang menjadi

indikator

keberhasilan dalam

bapak/ibu

membimbing anak di

lingkup sekolah?

Yang pertama anak bisa mempraktekkan apa yang telah

dipelajari. Dibuktikan dengan bagaiamana anak itu melakukan

pembiasaan-pembiasaan keagamaan yang diterapkan di

sekolah. Misalnya saja saat sholat dzuhur berjama’ah, tidak

harus nunggu dioprak-oprak tapi sudah bergegas ke mushola,

tidak harus ditunggu dan dikontrol sudah sholat dengan benar

dan tidak bergurau, dsb.

Yang kedua secara kasap mata bisa dilihat dari perilaku atau

akhlaqnya. Anak cenderung mempunyai akhlaq mahmudah

atau mazmumah. Kalau cenderung mempunyai akhlaq yang

baik berarti guru sudah memberikan peran yang cukup

signifikan.

Yang ketiga juga bisa dilihat dari ucapan, tulisan dan fikiran.

Anak yang hormat terhadap guru cenderung berfikir dan

berucap dengan cara yang baik. Sedangkan anak yang

mempunyai fikiran yang kotor akan cenderung mengucapkan

kata-kata yang kasar, tidak sopan, dan kurang pantas.

Kemudian kelanjutannya bisa jadi menuangkan dalam tulisan

atau buku. Seringkali dalam buku catatan ditemukan gambar-

gambar jelek dan senonoh. Berbeda halnya dengan anak yang

baik, dari segi dan tulisan biasanya juga baik pula.

14 Apa yang menjadi

hambatan bapak/ibu

dalam melaksanakan

tugas mengajar dan

membimbing secara

maksimal?

Hambatannya adalah berkaitan dengan anak didik. Ada faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi. Faktor internalnya

adalah dari SDM siswa sendiri. Kalau di sekolah MTs banyak

siswa yang belum bisa membaca al-Qur’an, ini manjadi PR

terberat bagi Guru PAI. Karena guru harus memulai atau

mengajarkan lagi dari 0. Dan juga perkembangan teknologi

yang membuat anak malas belajar dan memperhatikan.

Kemudian faktor eksternalnya berasal dari kurang

perhatiannya orangtua terhadap anak kaitannya dengan

belajar, mengaji, dan melaksanakan kewajiban agama.

Page 134: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

115

Transkip Wawancara

Identitas Informan

Kode Informan : NA

Kode Data : W/G/NA

Pekerjaan : Guru Fiqih

Hari/tanggal : Senin, 5 Maret 2018

Waktu : 13.30 WIB-selesei

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apa motifasi bapak/ibu

menjadi Guru PAI?

Untuk ikut menyampaikan/dakwah agama sesuai dengan

hadis sampaikanlah walau satu ayat. Dan juga karena

sesuai dengan apa yang saya peroleh dari Perguruan

Tinggi.

2 Sejauh mana bapak/ibu

mengetahui tentang

peran yang harus

dilakukan bapak/ibu

sebagai Guru PAI?

Peran guru PAI lebih kepada membentuk karakter anak

dan menebalkan keimanan anak yang nantinya akan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

diharapkan akan menjadi anak yang soleh dan solikhah.

3 Apa yang lebih ingin

ditekankan oleh

bapak/ibu dalam

mengajar PAI?

Kalau saya sebagai Guru Fiqih lebih cenderung kepada

aplikasi/penerapan ilmu agama yang sudah diperoleh

terutama terkait dengan ibadah. Sudah dicoba dengan

pembiasaan agama yaitu sholat dhuhur berjama’ah.

4 Apakah sebelum

mengajar bapak/ibu

selalu mempersiapkan

materi yang akan dibahas

dan membuat rencana

pembelajaran?

Ya, bagi saya itu wajib ada meskipun hanya sederhana,

terutama persiaan kelas mana yang akan diajar, materi apa

yang akan disampaikan, sekaligus metodenya. Meskipun

pada kenyataannya situasional tetap harus dipersiapkan

terlebih dahulu.

5 Apakah dalam mengajar,

bapak/ibu selalu

memperhatikan tingkat

kesiapan dan

kemampuan pemahaman

peserta didik?

Selalu menekankan bahwa anak itu berbeda-beda.

Sebelum pengajaran biasanya saya refresh dulu ke materi

yang sudah dipelajari sebelumnya. Ini untuk kelanjutan

kesiapan siswa, apakah sudah siap atau belum menerima

materi selanjutnya. Apabila siap maka dilanjut, kalau

belum siap tetap flashback materi sbelumnya beberapa

menit. Sehingga dengan usaha ini diharapkan akan ada

kesamaan kemampuan anak dalam menerima pelajaran.

6 Apakah dalam mengajar

bapak/ibu selalu

Setiap guru harus memberikan kelonggaran untuk bertanya

terutama terkait mapel. Bahkan bisa jadi diluar materi. Hal

Page 135: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

116

memberikan kesempatan

kepada peserta didik

untuk bertanya mengenai

materi yang sedang

dibahas maupun tentang

pengetahuan agama yang

lain?

ini untuk menambah wawasan keagamaan siswa. Guru

juga wajib mengembangkan pola pikir siswa salah satunya

adalah dengan cara bertanya.

7 Bagaimana bapak/ibu

menyampaikan materi

pelajaran yang sekiranya

sulit?

Untuk Fiqih apabila menemui materi yang sulit, maka

dimulai dengan contoh yang ada di masyarakat atau dalam

kehidupan sehari-hari. Kemudian anak digiring pada fokus

materi yang dibahas. Kalau ada bahas atau istilah

asing/sulit bisa bersama-sama dicari di kamus.

8 Bagaimana bapak/ibu

menilai bahwa peserta

didik sudah faham

mengenai materi yang

telah bapak/ibu

sampaikan?

Secara kognitif diukur dengan penilaian. Anak diberi soal-

soal sesuai materi. Jika diatas KKM berarti mampu

menyerap, jika belum harus ada remidi materi yang kurang

faham.

Kalau Fiqih secara aplikatif dilihat dari sikap atau cara

beribadah anak. Misalkan dalam sholat dhuhur anak segera

ke mushola atau tidak, wudhu dan tat cara sholatnya benar

atau tidak, dan lain sebagainya.

9 Bagaimana bapak/ibu

menumbuhkan kesadaran

peserta didik untuk

memahami dan

mengamalkan apa yang

terkandung dalam al-

Qur’an?

Selalu menyampaikan dan mengingatkan kepada anak

bahwa agama adalah kebutuhan. Saya selalu mengingatkan

siswa konsep untung rugi jika mau melakukan suatu

perbuatan dengan cara memberi contoh-contoh yang ada

dalam masyarakat sehingga tumbuh motivasi untuk giat

dalam beribadah. Contohnya jika ingin bahagia didunia

dan di akhirat harus dengan ilmu, sehingga anak lebih giat

dalam belajar agama.

10 Apakah saat mengajar

bapak/ibu selalu

menyelipkan nasehat-

nasehat meskipun tidak

terkait dengan materi

yang dibahas?

Bagi saya itu adalah hal wajib, untuk membentuk karakter

anak perlu nasehat/peringatan karena anak masih labil.

Sehingga guru wajib memberi motivasi terkait belajar,

bersikap, dan beragama.

11 Menurut bapak/ibu,

Mengapa antara pendidik

dan peserta didik harus

terjalin interaksi yang

baik?

Pendidik dan peserta didik ibarat bapak dan anak.

Sehingga harus terjain interaksi yang hangat dan baik

untuk memudahkan transfer ilmu dan nilai/nasehat. Jika

interaksi tidak baik, maka konsentrasi guru dan siswa akan

rusak.

12 Bagaimana cara

bapak/ibu memberi

bimbingan sikap

terhadap peserta didik?

Selalu mengingatkan kepada siswa untung rugi atas

perilaku yang baik/tidak baik dengan contoh-contoh yang

ada dalam masyarakat. Tidak hanya memerintah, tetapi

juga memberi contoh/uswatun khasanah.

13 Apa yang menjadi

indikator keberhasilan

dalam bapak/ibu

membimbing anak di

lingkup sekolah?

Kalau dalam mangajar tercipta hubungan yang baik antara

pendidik dan peserta didik sehingga tercipta suasana kelas

yang harmonis. Ini artinya pendekatan ribadi atau

pendekatan emosional seorang guru kepada murid

berhasil. Kalau dalam perilaku/sikap, seorang anak

Page 136: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

117

menjadi sadar dengan sendirinya tanpa paksaan mengikuti

peraturan madrasah dan kebiasaan-kebiasaan keagamaan

yang diterapkan di sekolah, misalnya sholat dhuhur

berjama’ah.

14 Apa yang menjadi

hambatan bapak/ibu

dalam melaksanakan

tugas mengajar dan

membimbing secara

maksimal?

Hambatannya banyak, kalau dari anak sendiri kadang-

kadang sudah dibimbing tapi mudah berubah atau

terpengaruh oleh teman, lingkungan masyarakat, dsb. Guru

juga perlu memperhatikan gejala-gejala masyarakat untuk

menghindari penyelewengan-penyelewengan yang tidak

diinginkan. Motivasi belajar anak yang kurang karena

sudah terkontaminasi teknologi (HP), dan juga SDM siswa

dengan kemampuan dan latar belakang yang berbeda-beda

membuat guru harus mengajar/mempersiapkan dari 0 agar

bisa sama dengan anak yang lain. Kemudian juga terkait

dengan fasilitas, waktu yang kurang mencukupi, dan

media pembelajaran yang terbatas kadang mempengaruhi

keberhasilan pembelajaran secara maksimal.

Page 137: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

118

Transkip Wawancara

Identitas Informan

Kode Informan : IS

Kode Data : W/G/IS

Pekerjaan : Guru Fiqih

Hari/tanggal : Senin, 5 Maret 2018

Waktu : 14.20 WIB-selesei

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apa motifasi bapak/ibu

menjadi Guru PAI?

Ingin menanamkan sikap, mental dan rohani kepada

siswa. Dan ingin memberikan contoh langsung/praktek

untuk memberikan pemahaman kepada siswa mengenai

ibadah yang dilakukan setiap hari.

2 Sejauh mana bapak/ibu

mengetahui tentang peran

yang harus dilakukan

bapak/ibu sebagai Guru

PAI?

Karena kewajiban utama guru adalah sebagi pengajar,

maka guru harus menyiapkan materi ajar. Diantaranya

adalah dengan membuat RPP sebagai barometer. Serta

sebagai pendamping dalam membimbing akhlak anak

didik.

3 Apa yang lebih ingin

ditekankan oleh bapak/ibu

dalam mengajar PAI?

Mengharakan peserta didik mampu melaksanakan ibadah

dengan benar, dan menanamkan kepercayaan anak sejak

dini mengenai ketauhidan yang berhubungan dengan

Allah agar suatu saat dewasa tidak berubah.

4 Apakah sebelum mengajar

bapak/ibu selalu

mempersiapkan materi

yang akan dibahas dan

membuat rencana

pembelajaran?

Ya saya selalu membuat RPP agar tidak keluar dari jalur

apa yang akan saya berikan.

5 Apakah dalam mengajar,

bapak/ibu selalu

memperhatikan tingkat

kesiapan dan kemampuan

pemahaman peserta didik?

Ya saya selalu memperhatikan perbedaan kemampuan

peserta didik. Ada anak yang sedang(cenderung rendah),

menengah, dan tinggi membuat saya harus

menghadapi/mengajar dengan cara dan strategi/metode

yang berbeda-beda.

6 Apakah dalam mengajar

bapak/ibu selalu

memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk

bertanya mengenai materi

yang sedang dibahas

maupun tentang

pengetahuan agama yang

lain?

Ya, saya selalu membuka pertanyaan. Tapi dalam

kenyataannya tidak pasti ada yang bertanya. Karena tipe

anak memang berbeda-beda. Kalau tidak berani bertanya

langsung kepada saya, saya adakan diskusi saja. Nanti

boleh tanya kepada temnnya. Baru akhirnya guru

memberikan penguatan jawaban.

7 Bagaimana bapak/ibu

menyampaikan materi

pelajaran yang sekiranya

sulit?

Saya selalu menekankan kepada siswa bahwa tidak ada

materi yang sulit kalau mau mempelajari dengan sungguh-

sungguh. Kalau bertemu dehgan istilah sulit saya beri

contoh terlebih dahulu, kemudian mereka semua saya

suruh baca berkali-kali.

8 : Bagaimana bapak/ibu

menilai bahwa peserta

didik sudah faham

mengenai materi yang

Dengan tanya jawab langsung dan melalui ulangan.

Page 138: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

119

telah bapak/ibu

sampaikan?

9 Bagaimana bapak/ibu

menumbuhkan kesadaran

peserta didik untuk

memahami dan

mengamalkan apa yang

terkandung dalam al-

Qur’an?

Dengan memaparkan teladan kepada peserta didik

sehingga diharapkan dapat terinspirasi. Dan juga

senantiasa memberikan motivasi dan nasehat-nasehat

terutama terkait dengan komunikasi terhadap Allah

melalui ibadah.

10 Apakah saat mengajar

bapak/ibu selalu

menyelipkan nasehat-

nasehat meskipun tidak

terkait dengan materi yang

dibahas?

Seorang guru tidak bisa kalau acuh atau tidak peduli

terhadap siswa. Kalau memberikan nasehat secara implisit

saya belum tentu menyampaikan. Tetapi kalau sekedar

mengingatkan, saya pasti mengingatkan. Saya seringkali

memberi nasehat ketika menemui siswa yang melanggar

peraturan, kurang sopan, dsb. Kalau baik-baik saja, ya

saya lebih cenderung untuk selalu mengingatkan saja.

11 Menurut bapak/ibu,

Mengapa antara pendidik

dan peserta didik harus

terjalin interaksi yang

baik?

Agar anak itu dekat dengan kita. Membuat anak suka atau

jatuh cinta pada guru adalah hal yang penting. Karena jika

anak sudah suka sama gurunya, maka secara otomatis

anak juga akan suka terhadap materi yang diberikannya

meskipun materinya sulit.

12 Bagaimana cara bapak/ibu

memberi bimbingan sikap

terhadap peserta didik?

Dengan cara memberikan contoh secara langsung, dan

mengingatkan atau menyuruh anak didik melaksanakan

pembiasaan keagamaan yang diterapkan di sekolah.

13 Apa yang menjadi

indikator keberhasilan

dalam bapak/ibu

membimbing anak di

lingkup sekolah?

Bagi saya yang menjadi indikatornya adalah terkait

dengan kepribadian anak. Dengan dibimbing di sekolah

MTs ini jika kepribadian anak menjadi lebih baik, maka

berarti usaha pembimbingannya berhasil. Hal ini sering

saya lihat dari anak-anak MTs yang berada di lingkungan

sekolah saya yang masuk dalam kategori anak baik-baik.

Dan menurut saya keberhasilan membimbing anak ini

merupakan keberhasilan TIM Guru yang senantiasa

memberi contoh langsung dan dengan kelebihan masing-

masing guru.

14 Apa yang menjadi

hambatan bapak/ibu dalam

melaksanakan tugas

mengajar dan

membimbing secara

maksimal?

Latar belakang peserta didik yang secara tidak langsung

juga mempengaruhi perhatian dan semangat belajar.

Situasi dan kondisi didalam keluarga yang terkadang

terbawa oleh anak, sehingga terkadang anak susah untuk

dinasehati, dsb.

Page 139: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

120

Transkip Wawancara

Identitas Informan

Kode Informan : PA

Kode Data : W/G/PA

Pekerjaan : Guru Aqidah Akhlak

Hari/tanggal : Senin, 5 Maret 2018

Waktu : 15.10WIB-selesei

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apa motifasi bapak/ibu

menjadi Guru PAI?

Motivasi saya adalah lebih kepada motivasi religi yaitu

agar ajaran agama dapat diamalkan sesuai dengan janji

iman, diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan

diamalkan dengan perbuatan.

2 Sejauh mana bapak/ibu

mengetahui tentang

peran yang harus

dilakukan bapak/ibu

sebagai Guru PAI?

Berperan sebagai orang tua di sekolah, berperan sebagai

guru agama (uztadzah), berperan sebagai motivator agar

anak didik beragama dengan benar tidak sekedar

mengakusebagai anak Islam atau bahkan pewaris agama

Islam sehingga anak harus tau bagaimana dirinya

mempunyai indikator-indikatir sebagai anak yang

berakhlak mulia. Akhlak mulia dalam hal ini adalah

menjadi anak yang soleh, dan solikhah.

3 Apa yang lebih ingin

ditekankan oleh

bapak/ibu dalam

mengajar PAI?

Yang pertama agama bukanlah simbol , tetapi lebih

kepada pengakuan ajaran yang harus dipatuhi,

dilaksanakan, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari

Yang kedua, tidak hanya transfer ilmu tetapi juga transfer

nilai kaitannya dengan perubahan sikap dan tingkah laku

siswa secara keseluruhan.

Yang ketiga adalah menekankan membaca al-Qur’an

dengan memahami maknanya. Kerna al-Qur’an sebagai

sumber hukum dalam kehidupan.

4 Apakah sebelum

mengajar bapak/ibu

selalu mempersiapkan

materi yang akan

dibahas dan membuat

rencana pembelajaran?

Ya, saya selalu membuat perangkat pembelajaran.

5 Apakah dalam

mengajar, bapak/ibu

selalu memperhatikan

tingkat kesiapan dan

kemampuan pemahaman

peserta didik?

Ya, karena kesiaan dan kemampuan pemahaman peserta

didik sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.

6 Apakah dalam mengajar

bapak/ibu selalu

memberikan kesempatan

kepada peserta didik

untuk bertanya

mengenai materi yang

sedang dibahas maupun

tentang pengetahuan

agama yang lain?

Ya, hal ini untuk memberikan kesempatan kepada peserta

didik agar wawasannya berkembang.

Page 140: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

121

7 Bagaimana bapak/ibu

menyampaikan materi

pelajaran yang sekiranya

sulit?

Dicoba dengan beberapa model pembelajaran dan dengan

pendekatan yang berbeda-beda.

8 Bagaimana bapak/ibu

menilai bahwa peserta

didik sudah faham

mengenai materi yang

telah bapak/ibu

sampaikan?

Tentu saja dengan penilaian pengetahuan, penilaian

sikap, dan juga keterampilan.

9 Bagaimana bapak/ibu

menumbuhkan

kesadaran peserta didik

untuk memahami dan

mengamalkan apa yang

terkandung dalam al-

Qur’an?

Dengan cara memberikan pengarahan, motivasi dan

nasehat. Diantaranya saya sering menekankan kepada

anak bahwa al-Qur’an tidak hanya dibaca, dan dipelajari,

tetapi juga difahami makna-maknanya sebagai tuntunan

dalam hidup kita

10 Apakah saat mengajar

bapak/ibu selalu

menyelipkan nasehat-

nasehat meskipun tidak

terkait dengan materi

yang dibahas?

Ya, bahkan tiada hentinya saya selalu memberikan

nasehat. Bukan hanya nasehat terkait dengan agama saja,

tetapi juga terkait dengan peraturan tata tertib sekolah.

Karena menurut saya, jika anak patuh terhadap peraturan

sekolah, juga termasuk indikator bahwa anak itu baik.

Selanjutnya untuk melengkapinya adalah dengan

akhlaqul karimah sehingga anak itu bisa dikategorikan

soleh atau solikhah

11 Menurut bapak/ibu,

Mengapa antara

pendidik dan peserta

didik harus terjalin

interaksi yang baik?

Pendidik (guru) kedudukannya adalah sama dengan

orang tua dirumah. Dan siswa sendiri meskipun tidak

lahir dari rahim saya, tetapi mereka adalah anak saya

juga yang perlu dicintai, disayangi, dan selalu didoakan

oleh pendidik. Guru adalah orang orang yang perlu

dita’dzimi oleh siswa untuk dicari kebarokahan dan

manfaat ilmunya sehingga siswa harus menjalin

hubungan atau interaksi yang baik dengan gurunya.

12 Bagaimana cara

bapak/ibu memberi

bimbingan sikap

terhadap peserta didik?

Dengan cara memberi contoh langsung kepada siswa dan

selalu konsisten dalam memperingatkan siswa. Karena

sudah dibela-belakan seperti ini saja masih ada yang

mencari celah untuk melanggar, apalagi kalau tidak

konsisten mengingatkan?

13 Apa yang menjadi

indikator keberhasilan

dalam bapak/ibu

membimbing anak di

lingkup sekolah?

Secara mudahnya saya ukur dengan sholat jama’ah di

madrasah karena saya yang sering ngoprak-

oprak(mengontrol) anak untuk sholat jama’ah. Pada

mulanya memang harus dipaksa, tetapi jika suatu saat

ada kesadaran dalam dirinya untuk segera melaksanakan

tanpa disuruh, maka perubahan seperti inilah yang

mengindikasi bahwa dia patuh. Ini merupakan salah satu

buah yang saya hasilkan dalam saya membimbing anak

kaitannya dengan sholat.

14 Apa yang menjadi Yang menjadi hambatan bagi saya adalah “cinta bertepuk

Page 141: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

122

hambatan bapak/ibu

dalam melaksanakan

tugas mengajar dan

membimbing secara

maksimal?

sebelah tanagan”. Maksudnya saya di sekolah sudah

susah payah mengingatkan, membimbing anak, tetapi

ternyata anak di rumah dibiarkan, orangtua tidak

memperhatikan anaknya. Anak tidak sholat dibiarkan,

tidak pernah diingatkan, ada perubahan yang kurang baik

dari anak orang tua tidak tahu, dsb.

Page 142: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

123

Transkip Wawancara

Identitas Informan

Kode Informan : LH

Kode Data : W/G/LH

Pekerjaan : Guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Hari/tanggal : Senin, 5 Maret 2018

Waktu : 20.00WIB-selesei

No. Pertanyaan Jawaban

1 Apa motifasi bapak/ibu menjadi

Guru PAI?

Memanfaatkan ilmu yang didapat

2 Sejauh mana bapak/ibu

mengetahui tentang peran yang

harus dilakukan bapak/ibu

sebagai Guru PAI?

Peran terpenting dari Guru PAI adalah lebih

kepada pembimbingan dalam rangka embentukan

akhlaqul karimah

3 Apa yang lebih ingin ditekankan

oleh bapak/ibu dalam mengajar

PAI?

Pemahaman dalam materi dan

mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-

hari

4 Apakah sebelum mengajar

bapak/ibu selalu

mempersiapkan materi yang

akan dibahas dan membuat

rencana pembelajaran?

Ya, terutama terkait dengan materi yang akan

disampaikan

5 Apakah dalam mengajar,

bapak/ibu selalu memperhatikan

tingkat kesiapan dan

kemampuan pemahaman peserta

didik?

Ya, sebelum memulai pelajaran saya biasanya

melakukan pretest terlebih dahulu.

6 Apakah dalam mengajar

bapak/ibu selalu memberikan

kesempatan kepada peserta

didik untuk bertanya mengenai

materi yang sedang dibahas

maupun tentang pengetahuan

agama yang lain?

Ya, untuk mengukur sejauh mana tingkat

pemahaman siswa terhadap materi.

7 Bagaimana bapak/ibu

menyampaikan materi pelajaran

yang sekiranya sulit?

Menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai

dengan materi. Jika menemukan istilah asing,

bisa dengan penekanan membaca atau mengucap

dengan berulang-ulang. Kalau untuk mapel SKI

bisa dengan metode hafalan.

8 Bagaimana bapak/ibu menilai

bahwa peserta didik sudah

faham mengenai materi yang

telah bapak/ibu sampaikan?

Dengan postest atau pertanyaan secara langsung

usai materi. Karena materi SKI kebanyakan

adalah tentang sejarah maka aspek pengetahuan

lebih banyak daripada afektif. Karena afektif,

lebih berkaitan kepada peneladanan dari kisah-

kisah.

Page 143: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

124

9 Bagaimana bapak/ibu

menumbuhkan kesadaran

peserta didik untuk memahami

dan mengamalkan apa yang

terkandung dalam al-Qur’an?

Dengan memberikan contoh secara langsung

terutama kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Dari ini diharapkan siswa menjadi terinspirasi

atau termotivasi untuk melaksanakan perintah

agama.

10 Apakah saat mengajar bapak/ibu

selalu menyelipkan nasehat-

nasehat meskipun tidak terkait

dengan materi yang dibahas?

Ya selalu. Karena ini sebagai kesempatan bagi

saya untuk menasehati peserta didik, yang

langsung dikaitkan dengan materi. Karena guru

merupakan murabbi.

11 Menurut bapak/ibu, Mengapa

antara pendidik dan peserta

didik harus terjalin interaksi

yang baik?

Guru harus mempunyai hubungan yang baik

terhadap peserta didik. Karena peserta didik bisa

berhasil jika ada jalinan secara batiniyah.

12 Bagaimana cara bapak/ibu

memberi bimbingan sikap

terhadap peserta didik?

Dengan memberikan keteladanan dalam tingkah

laku setiap hari sehingga bisa dilihat secara

langsung oleh peserta didik.

13 Apa yang menjadi indikator

keberhasilan dalam bapak/ibu

membimbing anak di lingkup

sekolah?

Kalau kaitannya dengan mapel SKI berarti terkait

dengan pemahaman konsep secara intelektual,

kalau dari segi afektifnya berarti terkait dengan

penerapan keteladanan.

14 Apa yang menjadi hambatan

bapak/ibu dalam melaksanakan

tugas mengajar dan

membimbing secara maksimal?

Kemampuan dan latar belakang siswa yang

berbeda-beda, minat pelajaran yang rendah,

kesan mata pelajaran SKI yang sulit dan

membosankan. Kalau dari segi guru hambatannya

berupaa kurang kreatif dan variatif dalam

menbgembangkan metode pembelajaran sehingga

ujungnya cenderung menggunakan metode

ceramah saja.

Page 144: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

125

Lampiran 5

Hasil Observasi

No. Indikator Pengamatan Kode Guru

KF NA IS PA LH

1 Lulusan Pendidikan Agama

Islam(S.Pdi. /S.Ag. /M.Ag.)

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

2 Sudah sertifikasi Guru PAI Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

3 Lulusan pondok pesantren Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

4 Guru PAI merupakan sosok figur

teladan

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

5 Memahami peran yang harus

dilakukan sebagai Guru PAI

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

6 Tidak hanya menekankan

kemampuan kognitif saja, namun

juga menekankan afektif peserta

didik

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

7 Guru mempersiapkan materi yang

akan dibahas dan membuat

rencana pembelajaran

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

8 Dapat menggugah keinginan dan

kesenangan perserta didik untuk

belajar

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

9 Senantiasa memberikan motivasi

untuk belajar agama lebih dalam

lagi

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

10 Dalam mengajar Guru PAI

memperhatikan tingkat kesiapan

dan kemampuan pemahaman

peserta didik

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

11 Memberikan kesempatan bertanya

dan bisa menjawab pertanyaan

dari peserta didik

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

12 Tidak hanya menyampaikan

materi ajar, tetapi juga

memberikan nasehat-nasehat

sesuai pesan al-Qur’an dan ajaran

Islam

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

13 Selalu mengingatkan untuk

melaksanakan kewajiban

agama(seperti sholat, tadarus al-

Qur’an, dsb)

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

14 Selalu mengingatkan terhadap

hal-hal yang dilarang dalam

islam/yang kurang mencerminkan

pribadi seorang muslim

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

15 Mengarahkan dan memberi

contoh dalam pembiasaan agama

di Sekolah (tadarus al-

Qur’an,sholat dhuha,sholat

berjama’ah, dsb)

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

16 Selalu berusaha membimbing

sikap, moral, dan budi pekerti

anak didik

Y/T Y/T Y/T Y/T Y/T

Page 145: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

126

Lampiran 10

DOKUMENTASI

1. Staf TU

Memohon izin dan meminta data MTs Negeri 2 Temanggung kepada

Bapak M.Zaeni Mustofa selaku Kepala Tata Usaha

2. Gambar Sekolah

MTs Negeri 2 Temanggung dari depan

Page 146: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

127

Ruang kelas MTs Negeri 2 Temanggung

3. Wawancara

Wawancara dengan Bapak Khaerun selaku Kepala Sekolah

di ruang Kepala Sekolah

Wawancara Bapak Khusnaini Fauzi di perpustakaan

Page 147: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

128

Wawancara Bapak Nur Amin di perpustakaan

Wawancara Ibu Iffah Satriyawan di ruang arsip

Wawancara Ibu Puji Astuti di ruang guru

Page 148: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

129

Wawancara Ibu Lilik Khanifah di rumah

4. Proses Belajar Mengajar

Kegiatan pembelajaran oleh Bapak Khusnaini Fauzi

Kegiatan pembelajaran oleh Bapak Nur Aminudin

Page 149: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

130

Kegiatan pembelajaran oleh Ibu Iffah Satriyawan

Kegiatan pembelajaran oleh Ibu Puji Astuti

Kegiatan pembelajaran oleh Ibu Lilik Khanifah

Page 150: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

131

5. Kegiatan Pembiasaan Keagamaan

Pendisiplinan sholat oleh Guru PAI

Kegiatan baca asma’ul husna bagi yang berhalangan sholat

Sholat dzuhur berjama`ah

Page 151: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

132

Kegiatan tadarus juz`amma setiap pagi

Kegiatan sholat dhuha

Page 152: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

133

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga

Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

Nomor : B- 277 /In.21/D1.1/PP.07.3/02/2018 Salatiga, 27 Februari 2018

Lamp. : Proposal Skripsi

Hal : Pembimbing Skripsi

Kepada

Yth. Dra. Ulfah Susilowati, M.Si.

Di Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dalam rangka penyusunan Skripsi Mahasiswa jenjang Strata Satu, Saudara

ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing mahasiswa:

Nama : Nurul Fadillah

NIM : 111-14-330

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas

Judul :

: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IMPLEMENTASI PERAN PENDIDIK MENURUT Q.S.

AN-NAHL AYAT 43-44 (STUDI KASUS GURU PAI MTs

NEGERI 2 TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018)

Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengoreksi tema skripsi di atas.

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tembusan:

1. Yth. Dosen Pembimbing

2. Mahasiswa yang bersangkutan

3. Arsip Akademik

Page 153: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

134

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga

Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

Nomor : B- 278 /In.21/D1.1/PN.03.1/02/2018 Salatiga, 27 Februari 2018

Lamp : Proposal Penelitian.

Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala MTs Negeri 2 Temanggung

Di Temanggung

Assalamualaikum Wr. Wb.

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami menerangkan bahwa :

N a m a : Nurul Fadillah

NIM : 111-14-330

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Dalam rangka penyelesaian studi Jenjang Strata Satu di IAIN Salatiga, mahasiswa

diwajibkan memenuhi salah satu persyaratan berupa penyusunan Skripsi.

Adapun judul skripsinya adalah :

IMPLEMENTASI PERAN PENDIDIK MENURUT Q.S. AN-NAHL AYAT 43-

44 (STUDI KASUS GURU PAI MTs NEGERI 2 TEMANGGUNG TAHUN

AJARAN 2017/2018)

Dosen Pembimbing : Dra. Ulfah Susilowati, M.Si.

Kami mohon Bapak/Ibu memberi izin kepada mahasiswa tersebut untuk

mengadakan penelitian di MTs Negeri Kedu Temanggung, mulai tanggal 15

Februari s.d. 15 April 2018 (2 bulan).

Demikian, atas pemberian izin Bapak/Ibu, kami sampaikan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tembusan : 1. Mahasiswa yang bersangkutan

Page 154: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

135

Page 155: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

136

Page 156: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

137

DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN

NAMA : NURUL FADILLAH

NIM : 111-14-330

FAKULTAS/JURUSAN : FTIK/PAI

DOSEN PEMBIMBING : ULFAH SUSILAWATI, M.SI.

No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Point

1 OPAK STAIN

SALATIGA 2014

“Aktualisasi Gerakan

Mahasiswa Yang

Beretika, Disiplin, dan

Berpikir Terbuka” Oleh

DEMA STAIN Salatiga

18-19 Agustus

2014

Peserta 3

2 OPAK JURUSAN

TARBIYAH STAIN

SALATIGA 2014

“Aktualisasi

Pendidikan Karakter

Sebagai Pembentuk

Generasi yang Religius,

Educative, dan

Humanis” Oleh HMJ

Tarbiyah STAAIN

Salatiga

20-21 Agustus

2014

Peserta 3

3 ORIENTASI DASAR

KEISLAMAN (ODK)

“Pemahaman Islam

Rahmatan Lil ‘Alamin

Sebagai Langkah Awal

Menjadi Mahasiswa

Berkarakter” Oleh

LDK Darul Amal dan

Ittaqo STAIN Salatiga

21 Agustus

2014

Peserta 2

4 Achievement

Motivation Training

“Dengan AMT

Semangat

Menyongsong Prestasi”

Oleh CEC dan JQH

STAIN Salatiga

23 Agustus

2014

Peserta 2

Page 157: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

138

5 Library User Education

(Pendidikan

Pemustaka) Oleh UPT

Perpustakaan

28 Agustus

2014

Peserta 2

6 Seminar Nasional

dalam acara “Seminar

Nasional

Entrepreneurship” Oleh

Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandi

STAIN Salatiga

16 November

2014

Peserta 8

7 PAB (Penerimaan

Anggota Baru) JQH

Al-Furqan STAIN

Salatiga

13-14 Desember

2014

Peserta

2

8 Seminar Nasional

dengan tema ‘’

Mencegah Generasi

Pemuda Islam dari

Pengaruh Radikalisne

ISIS’’

6 Mei 2015 Peserta 8

9 Surat Keputusan

Penyelenggaraan

Kegiatan Orientasi

Pengenalan Akademik

dan Kemahasiswaan

(OPAK) IAIN Salatiga

Tahun 2015

27 Juli 2015 Fasilitator 3

10 “Gladi Wira Brigsus

Ke-22 (GWB XXII)

Brigade Khusus Naga

Sandhi” IAIN Salatiga

Oleh Racana IAIN

Salatiga

30 Oktober

2015

Peserta 2

11 Seminar Nasional

DEMA FTIK dengan

tema ‘’Peningkatan

Profesionalisme Guru

dalam Pembelajaran di

Era Globalisasi’’

23 November

2015

Peserta 8

12 Surat Keputusan

Pengurus Himpunan

Mahasiswa Jurusan

(HMJ) PAI

15 Maret 2016 Sekretaris 4

13 Surat Keputusan

Penyelenggara Seminar

25 Maret 2016 Panitia 3

Page 158: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

139

Nasional Pendidikan

dan Pelantikan

FORSIMA PAI

Wilayah Jateng

14 Seminar Nasional

dengan tema

“Pendidikan Agama

Menjadi Pelopor

Kebangkitan Nasional

di Era Modern’’ Oleh

HMJ PAI IAIN

Salatiga

21 Mei 2016 Peserta 8

15 Seminar Nasional

‘’Melawan

Radikalisme dan

Komunisme’’ Oleh PC

PMII Salatiga

1 Agustus 2016 Peserta 8

16 Pelantikan Teater

Lintang Songo dengan

tema ‘’Bali Ngomah

Bangun Fitroh’’

27 Agustus

2016

Pengurus 4

17 Seminar Internasional

dengan tema “Petani

untuk Negeri” Oleh

Krida Taruna Bumi

Persada

18 September

2016

Peserta 2

18 Seminar Nasional

Problematika Hakim

dan Peradilan dengan

tema ‘’Rekonstruksi

Ideal Sistem Peradilan

di Indonesia’’ Oleh

HMJ AS IAIN Salatiga

22 September

2016

Peserta

2

19 SK Penyelenggara

Kegiatan “Dialog

Interaktif” Himpunan

Mahasiswa Jurusan

(HMJ) PAI

29 September

2016

Panitia 3

20 Seminar Nasional

Meretas Bulying

‘’Mengembangkan

Layanan Kemanusiaan

Berbasis Kearifan

Lokal Komunitas’’

Oleh HMJ PMI IAIN

Salatiga

17 Desember

2016

Peserta 8

Page 159: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

140

21 Seminar Nasional

dengan tema

‘’Meneguhkan Nilai-

nilai Santri di Era

Globalisasi’’

7 Mei 2017 Peserta

8

24 Penyerapan Aspirasi

Masyarakat dengan

tema ‘’Memperkokoh

Peran Pemuda dalam

Menjaga Keutuhan

NKRI’’ oleh MPR RI

29 Juli 2017 Peserta

8

25 “Sosialisasi Empat

Pilar MPR RI” Oleh

MPR RI

29 Juli 2017 Peseerta 8

Jumlah 104

Page 160: PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3905/1/NURUL FADILLAH 111-14-330.pdfiii PERAN GURU DALAM PERSPEKIF Q.S. AN-NAHL AYAT 43-44

141

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurul Fadillah

Tempat / Tanggal Lahir : Temanggung, 13 Agustus 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Dsn. Kerokan RT. 03 RW. 01 Ds. Kutoanyar

Kec. Kedu 56252 Kab. Temanggung Jawa Tengah

Riwayat Pendidikan : 1. MI Al-Huda Kutoanyar, lulus tahun 2009

2. MTs Negeri Kedu, lulus tahun 2011

3. MA Al-Huda Kedu, lulus tahun 2014

Demikian Riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.