Peran Financial Literacy terhadap Utilitas Produk dan Jasa ...

26
1 Perjanjian No:III/LPPM/2016-02/94-P Peran Financial Literacy terhadap Utilitas Produk dan Jasa Keuangan serta Perilaku Mahasiswa dalam Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Pribadi. Disusun Oleh: Inge Barlian,Dra.,Ak.,M.Sc (Ketua) Vera Intanie Dewi,SE.,MM (Anggota) Dharma Putra Sundjaja,SE.,MFP (Anggota) Probowo Erawan,SE (Anggota) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan 2016

Transcript of Peran Financial Literacy terhadap Utilitas Produk dan Jasa ...

1

Perjanjian No:III/LPPM/2016-02/94-P

Peran Financial Literacy terhadap Utilitas Produk dan

Jasa Keuangan serta Perilaku Mahasiswa dalam

Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Pribadi.

Disusun Oleh:

Inge Barlian,Dra.,Ak.,M.Sc (Ketua)

Vera Intanie Dewi,SE.,MM (Anggota)

Dharma Putra Sundjaja,SE.,MFP (Anggota)

Probowo Erawan,SE (Anggota)

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Universitas Katolik Parahyangan

2016

ii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

I.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1

I.2. Tujuan Khusus ..................................................................................................... 4

I.3. Tujuan Umum ....................................................................................................... 4

I.4. Urgensi Penelitian ................................................................................................ 4

I.5.Target Capaian Luaran Penelitian ........................................................................ 4

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5

II.1. Literasi Keuangan ............................................................................................... 5

II.2. Perencanaan Keuangan ...................................................................................... 6

II.3. Manajemen Keuangan Pribadi ............................................................................ 6

BAB III.OBJEK DAN METODE PENELITIAN .......................................................... 9

III.1. Objek Penelitian ................................................................................................ 9

III.2. Metode dan Desain Penelitian ........................................................................... 9

III.3. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 9

III.4. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan ........................................................ 10

BAB IV.JADWAL PELAKSANAAN ....................................................................... 11

BAB V.HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 12

BAB VI.KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

iii

Abstak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat financial literacy pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar dan bagimana pengetahuan tersebut dapat berpengaruh pada utilitas produk dan jasa keuangan serta dampaknya pada perilaku mahasiswa dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan pribadinya. Abdullah, Muhammad Azmi &Chong dalam kusumaningrum (2014) Financial literacy isi also the combination of consumers or investors understanding of financial products and concepts and their ability and confidence to appreciate financial risks and opportunities to make informal choices,to know where to go for help and to take other effective actions to inprove their financial well being. Penelitian ini merupakan Applied Research dengan model Replikasi dari penelitian Mykolas Navickas,Tadas Gudaitis&Emilia Krajnakova yang berjudul Influence of Financial Literacy on Management of Personal Finances in a Young Household di Lithuanian. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian yaitu mahasiswa Ekonomi Unpar. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan mahasiswa Fakultas ekonomi Unpar masih tergolong cukup baik dan memberikan dampak pada utilitas produk dan jasa keuangan serta memberikan dampak pada perilaku mahasiswa dalam membuat rencana dan mengelola keuangan pribadinya. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa financial literacy merupakan hal yang penting untuk seseorang dalam mengambil keputusan keuangan.

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kondisi krisis ekonomi global yang terjadi akhir-akhir ini,yang tentunya berdampak pada

perekonomian di Indonesia,dimana akibat hal tersebut menjadikan sebagaian masyarakat

menyadari akan pentingnya mengelola keuangan yang baik. Pengelolaan keuangan yang

baik,tidak lepas dari peran mengenai literasi (pengetahuan) keuangan individu tersebut.

Financial Literacy atau yang sering kita denger dengan istilah “melek keuangan”, beberapa

tahun terakhir ini juga telah menjadi salah satu fokus kebijakan pemerintah dan lembaga

keuangan di Indonesia. Namun sebenarnya patut kita sadari bersama bahwa pentingnya

mengelola keuangan pribadi sudah seharusnya disadari sejak krisis yang terjadi pada tahun

2008 lalu. Beberapa hasil penelitian mengenai financial literacy ikut menjadi dasar yang

menyebabkan mengapa financial literacy ini diperlukan.

Pada tahun 2010, Survei World Bank menunjukkan separuh penduduk Indonesia

tidak memiliki akses atas layanan lembaga keuangan formal. Hal ini menunjukkan bahwa

setelah krisis yang terjadi pada tahun 2008, sistem keuangan belum berjalan secara optimal.

Hasil survei Neraca Rumah Tangga (SNRT) Bank Indonesia 2011 menunjukkan bahwa

jumlah rumah tangga di Indonesia yang memiliki rekening tabungan di bank ditahun 2011

hanya berkisar 43.57% dari seluruh penduduk Indonesia, Sementara jumlah rumah tangga

yang memiliki utang di bank hanya mencapai 19,58%. Diketahui pula dari hasil survei

tersebut bahwa sebagaian besar rumah tangga Indonesia meminjam dari Lembaga

Keuangan non Bank ( koperasi dan lembaga keuangan mikro) dan lembaga non keuangan

(arisan,keluarga,teman, lintah darat dll).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sundjaja R,Budiana Gomulia dkk (2011)

mengenai Pola Gaya Hidup dalam Keuangan Keluarga pada unit kerja sebuah institusi

pendidikan swasta di Bandung, ditemukan bahwa responden sudah memiliki kebiasaan

menabung /berinvestasi dan memiliki asuransi. Namun hal yang perlu menjadi perhatian

adalah dalam pengelolaan kartu kredit/pinjaman karena banyak responden yang memiliki

pengeluaran rutin untuk pembayaran cicilan kartu kredit/pinjaman. Dalam penelitian tersebut

ditemukan juga bahwa masih kurangnya kesadaran untuk membuat pembukuan sederhana

atas pengeluaran dan penerimaan mereka.

Hasil Survey Financial Literacy Baseline Survey (FLBS) yang dilakukan pada tahun

2012 oleh BI bekerjasama dengan Lembaga Demografi Universitas Indonesia menghasilkan

kesimpulan bahwa perempuan memiliki tingkat financial literacy yang lebih tinggi

2

dibandingkan laki-laki, Terdapat tiga variabel yang memiliki kesamaan hubungan dengan

tingkat financial literacy yaitu, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan rumah tangga dan risk

aversion atau kehati-hatian individu dalam mengambil keputusan keuangan. Serta terdapat

Hubungan yang positif dimana jika ketiga variabel tersebut mengalami peningkatan maka

meningkat pula financial literacy-nya. Sedangkan pada tahun 2013 Hasil survey Nasinal

Literasi Keuangan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia,

menunjukkan rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia,dimana menurut

Indeks Literasi keuangan penduduk Indonesia yang termasuk kedalam kategori well literate

hanya sebesar 21,84%, kategori sufficient literate sebesar 75,69%, kategori less literate

sebesar 2,06% dan kategori not literate sebesar 0,41%.(sumber:OJK,2013). Sedangkan

menurut indeks literasi keuangan Penduduk Indonesia menurut produk dan jasa keuangan,

menunjukkan bahwa penduduk Indonesia lebih mengenal produk perbankan,asuransi dan

pegadaian dibandingkan produk pembiayaan,dana pensiun dan pasar modal. Kondisi ini

menunjukkan bahwa adanya ketimpangan tingkat pengetahuan (literasi) keuangan di

masyarakat Indonesia. Hasil survei Literasi Keuangan Nasional oleh OJK juga menunjukkan

bahwa hampir 60% penduduk Indonesia sudah menggunakan produk keuangan dan jasa

keuangan dimana sebagian besar yaitu 57,28% utilitas produk perbankan menjadi pilihan

utama masyarakat Indonesia. (Kusumaningrum,2014). Sedangkan menurut Mastercard

Financial Literacy Index 2013 tercacat Indonesia berada di peringkat ke 7 di Negara Asean

dalam tingkat literasi keuangan penduduknya. Dimana peringkat urutan peringkat dari

pertama di capai oleh Negara

Singapore,Malaysia,Philipina,Thailand,Myanmar,Vietnam,Indonesia, Brunai Darussalam,

Kamboja dan Laos. Dengan komponen Indeks literasi Keuangan dilihat dari pengelolaan

uang dasar,perencanaan keuangan dan investasi.

Sedangkan menurut data simpanan Bank Umum per Juli 2015 yang disampaikan

oleh salah satu staff Lembaga Penjamin simpanan, sebesar 40% dari total dana yang

terhimpun oleh Bank Umum berbentuk Deposito dan sebesar 28% dalam bentuk Tabungan.

Informasi dari LPS juga menyebutkan bahwa dari sekitar 250 juta jumlah penduduk

Indonesia pada tahun 2015, yang tercatat memiliki rekening tabungan adalah hanya sebesar

167 juta. Hal ini menunjukkan bahwa hampir 50% penduduk Indonesia belum memiliki

tabungan dalam hal ini merupakan salah satu media investasi. Hal ini sesuai dengan hasil

Survei World Bank tahun 2010 yang menunjukkan separuh penduduk Indonesia tidak

memiliki akses atas layanan lembaga keuangan formal. Ini berarti juga bahwa semenjak

tahun 2010 hingga 2015 pemahaman masyarakat tentang literasi keuangan bisa dikatakan

tidak ada peningkatan. LPS juga memberikan informasi bahwa dari sebanyak 167 juta

rekening, sebesar 0,13% rekening yang memiliki dana di atas 2 Miliar rupiah sedangkan

3

99,87% rekening memiliki dana dibawah atau sama dengan 2 Milyar rupiah. Ironisnya

jumlah dana yang tersimpan oleh nasabah yang hanya sebanyak 0,13% tersebut, memiliki

proporsi 56.53% atas total dana yang terhimpun. Hal ini kembali kita disadarkan bahwa

ketimpangan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia tidak lepas dari kurangnya kesadaran

masyarakat dalam mengelola keuangannya.

Dari berbagai hasil penelitian maupun informasi baik yang dilakukan dalam bentuk

survei dll menunjukkan bahwa sejak tahun 2008 pasca krisis ekonomi sampai dengan tahun

2015, kesadaran masyarakat terhadap pemahaman literasi keuangan masih sangat rendah.

Terbukti bahwa pada tahun 2011, jumlah penduduk Indonesia yang memiliki rekening

tabungan di bank hanya sebesar 43.75% dari seluruh total penduduk Indonesia, meningkat

hanya menjadi 66.8% di tahun 2015. Sedangkan sejak tahun 2008 Bank Indonesia telah

memiliki beberapa program dalam rangka mendukung peningkatan financial literacy melalui

edukasi keuangan berupa kampanye Nasional Ayo ke Bank, Gerakan Indonesia Menabung,

meluncurkan produk TabunganKu dll. Selain itu Gerakan INSAF yaitu INDONESIA SADAR

KEUANGAN, sudah di deklarasikan sebelum krisis 2008 terjadi yaitu pada 27 November

2007 oleh Profesional Perencana Keuangan di Indonesia. Hal inilah yang kemudian

mendorong para pembuat kebijakan negeri ini pada akhirnya mendukung gerakan INSAF

dan mulai melakukan berbagai aktifitas pendidikan keuangan untuk mendorong peningkatan

literasi keuangan di Indonesia.

Pembiasaan hal baik,biasanya dilakukan sedini mungkin agar hal baik tersebut

menjadi sebuah pembiasaan yang pada akhirnya mempengaruhi dalam perilaku dan

pengambilan keputusan. Demikian pula mengenai pembiasaan dalam mengelola keuangan.

Financial literacy sangat baik diterapkan sedini mungkin. Melalui pembiasaan menabung

sejak dini yang sebenarnya sudah diajarkan kedua orang tua kita dahulu, itu merupakan

salah satu hal yang dilakukan dalam upaya memberikan literasi keuangan pada anak-anak

kita kelak. Namun terkadang, kita baru akan menabung uang jika ada sisa. Padahal yang

seharusnya dilakukan adalah menabung menjadi prioritas yang perlu diutamakan. Namun

terkadang kita terkalahkan oleh perilaku konsumtif yang didorong atas dasar keinginan dan

sebenarnya bukan kebutuhan. Untuk itu sangatlah penting mengetahui bagaimana literasi

keuangan generasi muda khususnya mahasiswa agar mereka nantinya dapat membuat

perencanaan keuangan dengan baik, yang pada akhirnya akan berdampak pada

kehidupannya dimasa yang akan datang.

Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk menggali lebih dalam dengan melakukan

penelitian berjudul Peran Financial Literacy terhadap Tingkat Utilitas Produk dan Jasa

Keuangan serta Perilaku Mahasiswa dalam Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan

Pribadi

4

I.2. Tujuan Khusus

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Mengetahui tingkat Financial literacy Mahasiwa UNPAR

2. Mengetahui utilitas produk dan jasa instrumen Keuangan pada Mahasiswa UNPAR

3. Mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa UNPAR

4. Mengetahui apakah tingkat financial literacy berdampak kepada utilitas produk dan

jasa instrument keuangan.

5. Mengetahui apakah tingkat financial literacy berdampak kepada pengelolaan

keuangan pribadi.

I.3. Tujuan Umum

1. Memberikan informasi mengenai tingkat literasi keuangan,utilitas produk dan jasa

instrument keuangan serta pola pengelolaan keuangan pribadi anak muda

2. Memperkaya wawasan penulis dalam pengembangan ilmu bahan ajar perkuliahan.

3. Mendukung program Gerakan Sadar Keuangan/financial literacy di Indonesia.

I.4. Urgensi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah Indonesia umumnya dan

membantu masyakat khususnya dalam meningkatkan kesadaran keuangan/Financial

Literacy dan juga membantu masyarakat dalam membuat perencanaan keuangan

khususnya Anak Muda.

I.5. Target Capaian Luaran Penelitian

Dari penelitian ini ditargetkan dapat dihasilkan sebuah karya ilmiah yang dapat

dipublikasikan minimal dalam jurnal nasional terakreditasi. Dimana dari penelitian ini dapat

diperoleh gambaran dan penjelasan dari tujuan penelitian tersebut diatas. Hasil penelitian ini

juga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pengembangan proses pembelajaran

dalam matakuliah Manajemen Keuangan 1 dalam topik Manajemen Keuangan Keluarga.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Literasi Keuangan (Financial Literacy)

Menurut Otoritas Jasa Keungan (OJK) yang dikutip dalam Kusumaningrum (2014) literasi

keuangan (Financial Literacy) didefinisikan sebagai tingkat pengetahuan, keterampilan,

keyakinan masyarakat terkait lembaga keuangan serta produk dan jasanya yang dituangkan

dalam parameter ukuran indeks.

Menurut Abdullah, Muhammad Azmi &Chong dalam kusumaningrum (2014) Financial

literacy isi also the combination of consumers or investors understanding of financial

products and concepts and their ability and confidence to appreciate financial risks and

opportunities to make informal choices,to know where to go for help and to take other

effective actions to inprove their financial well being.

Saat ini Gerakan Sadar Keuangan/financial literacy di Indonesia, sangat didukung

oleh Pemerintah. Meningkatkan Literasi Keuangan bagi masyarakat Indonesia, merupakan

stategi nasional yang ditugaskan/diamanatkan kepada otoritas jasa keuangan (OJK).

Menurut OJK (2013), kondisi Tingkat Literasi dan tingkat Utilitas Produk dan Jasa

Keuangan masyarakat Indonesia masih relatif rendah, yaitu 21,84% tingkat literasi produk

dan jasa keuangan di Indonesia dan 59.74% tingkat utilitas produk dan jasa keuangan di

Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya memberikan edukasi kepada masyarakat

dalam mengelola keuangan agar masyarakat dapat mengelola keuangannya sedini mungkin

untuk mempersiapkan kebebasan finansial di masa yang akan datang. Selain itu

perkembangan literasi keuangan di berbagai Negara juga menjadi pendorong pemerintah

Indonesia melalui salah satu lembaga independennya yaitu OJK berupaya mengembangkan

metodologi yang handal dalam mengukur tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia.

Tingkat Literasi Keuangan menurut Jasa Otoritas Keuangan (2013) dibedakan menjadi:

- Well Literate. Pada tahap ini, seseorang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang

lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan

risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan

dalam menggunakan produk dan jasa keuangan

- Suff Literate. Pada tahap ini, seseorang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang

lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan

risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.

- Less Literate. Pada tahap ini, seseorang hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga

jasa keuangan, produk dan jasa keuangan

6

- Not Literate. Pada tahap ini, seseorangtidak memiliki pengetahuan dan keyakinan

tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki

keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

Dari paparan diatas dapat dikatakan bahwa literasi keuangan sangat penting untuk

seseorang dalam membuat keputusan terutama yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari

seperti dalam mengambil keputusan untuk menabung (saving) atau investasi (Investment)

untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Literasi keuangan selain

bermanfaat bagi individunya sendiri juga bermanfaat untuk keberlangsungan sistem

perekonomian suatu Negara.

II.2. Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan menurut Budisantoso,Indrasto dan Gunanto (2002:12) adalah

proses pengaturan tujuan hidup seseorang, melalui manajemen keuangan yang benar

secara menyeluruh.

Perencanaan keuangan sendiri dapat di bangun sejak usia dini sebelum masuk ke usia

produktif. Dalam hal ini pendidikan tentang financial literacy dapat penting dipersiapkan

khususnya pada usia memasuki masa produktif yaitu semasa duduk dibangku sekolah

menengah atas dan perkuliahan.

Menurut Sundjaja (2013:491) Ada enam langkah yang perlu dilakukan dalam membuat

suatu perencanaan keuangan keluarga, yaitu

1. Mengetahui posisi dan kinerja keuangan keluarga saat ini,

2. Menentukan tujuan keuangan keluarga dan mengklasifikasikan menurut jangka

waktu,

3. Menganalisa masalah keuangan keluarga yang sedang terjadi saat ini,

4. Membuat rencana langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pencapaian tujuan

keuangan keluarga,

5. Mengimplementasikan seluruh rencana keuangan keluarga yang telah disusun,

6. Mengkaji ulang atas semua langkah yang telah dijalankan dalam pencapaian tujuan

keuangan keluarga.

II.3 Manajemen Keuangan Pribadi

Definisi Keuangan menurut Sundjaja, Inge Barlian dan Dharma (2013:75)

Manajemen keuangan adalah ilmu dan seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi

kehidupan setiap orang dan setiap organisasi.

7

Mykolas Navickas,Tadas Gudaitis&Emilia K (2014) dalam tulisannya menyebutkan bahwa

Basic Concepts of Personal Finance adalah:Compound Interests, Investment Risk and its

management during short and long term periods.

Dalam melakukan pengelolaan keuangan pribadi seseorang diharapkan dapat

membuat keputusan investasi yang sesuai dengan tingkat penerimaan atas risiko untuk

mencapai tujuan. Investasi merupakan salah satu bagian dalam proses perencanaan

keuangan. Tujuan keuangan yang sudah direncanakan dalam perencanaan keuangan,

dicapai melalui kegiatan investasi. Secara sederhana Investasi merupakan kegiatan

menempatkan uang atau dana pada sebuah instrumen keuangan dengan harapan dapat

memberikan keuntungan atau tambahan penghasilan tertentu atas dana tersebut dimasa

yang akan datang.

Menurut Bodie,Zvi,Alex Kane,Alan J.Marcus (2009:1)”an investment is the current

commitment of money or other resorces in the expectation of reaping future benefits”

Sedangkan menurut Reilly,Frank,&Brown,Keith C (2003:5) investasi merupakan komitmen

satu dollar dalam satu periode tertentu, akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa

yang akan datang dengan: (1).Waktu dana tersebut akan digunakan,(2). Tingkat inflasi yang

terjadi, (3).Ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang.

Dalam membuat keputusan investasi seseorang didasarkan pada rencana atau tujuan

keuangan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang, baik untuk tujuan rencana jangka

pendek,jangka menengah ataupun jangka panjang.

Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam ber-investasi:

1. Investasi memerlukan proses. Sebaiknya hindari sebuah investasi yang menjanjikan

keuantungan besar dalam jangka waktu yang singkat. Untuk itu diperlukan pemahaman

mengenai karakter dan skema kerja dari investasi tersebut. Selain itu diperlukan juga

kesabaran dan sikap disiplin dalam berinvestasi.

2. Setiap investasi tentunya memiliki 2 sisi yang harus dimengerti yaitu tingkat

pengembalian dan risiko. Hampir semua orang sudah memiliki pemahaman bahwa

semakin tinggi risiko maka kemungkinan memperoleh tingkat hasil akan semakin tinggi.

Menurut Bodie,Zvi,Alex Kane,Alan J.Marcus (2009:3) Investasi dapat dibedakan menjadi 2

jenis yaitu:

1. Investasi dalam bentuk Aset riil (Real Assets), yaitu investasi dalam bentuk aktiva

berwujud fisik seperti emas,tanah ,properti dll

2. Investasi dalam bentuk surat berharga/sekuritas,saham, obligasi,reksadana(financial

assets), yakni investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang pad dasarnya

8

merupakan klaim atas aktiva riil yang diawasi oleh suatu lembaga/perorangan

tertentu.

9

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III.1. Objek Penelitian

Penelitian ini merupakan Applied Research dengan model Replikasi dari penelitian Mykolas

Navickas,Tadas Gudaitis&Emilia Krajnakova yang berjudul Influence of Financial Literacy on

Management of Personal Finances in a Young Household di Lithuanian. Dalam penelitian

ini, yang menjadi objek penelitian yaitu responden yang berusia 18-30 tahun. Namun dalam

penelitian ini peneliti menambahkan variable utilitas produk dan jasa keuangan.

III.2. Motode dan Desain penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif

dilakukan dengan sasaran utama memberikan uraian/ deksripsi lengkap terkait objek yang

diteliti.

Penelitian ini merupakan applied research yang dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan fenomena dan teori

2. Membangun model konseptualnya

3. Mengumpulkan data

4. Analisa Data

5. Inteepretasi dan menarik kesimpulan

Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan survey, yaitu mengambil sampel dari

populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data untuk diolah, dianalisa

secara kuantitatif yang pada kahirnya ditarik kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan

data tersebut.

III.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh anak mahasiswa fakultas Ekonomi Unpar. Namun

dikarenakan keterbatasan waktu dan pendanaan maka, pada penelitian ini dilakukan pada

mahasiswa Unpar. Penelitian ini akan menggunakan sampel dengan metode pengambilan

sampel yaitu convenience Sampling dimana unit sampel sekitar 384 responden. Hal ini

didasarkan menurut Sekaran ( 2003: 294) bahwa populasi dengan jumlah 1 juta ke atas

jumlah sampelnya adalah 384 responden. Namun dari jumlah sampel yang disebarkan

kuesioner yang kembali dan lengkap terisi hanya sebanyak 311 responden.

10

III.4. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mengambil

data Primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara melalui penyebaran

quesioner. Sedangkan Data Sekunder berupa informasi yang diperoleh dari dokumen

seperti data di BPS dan OJK dll yang berkaitan dengan topik yang sedang diteliti .

11

BAB IV

JADWAL PELAKSANAAN

Table IV.1. Proses Penelitian dan Waktu

No Kegiatan

bln.

1

bln.

2

bln.

3

bln.

4

bln.

5

bln.

6

bln.

7

bln.

8

bln.

9

bln.

10

Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg

1-4 3-4 1-2 3-4 1-2 3-4 1-2 3-4 1-2 3-4

1 Peninjauan pustaka

4 orang / 1 jam per minggu X X

2

Persiapan pengumpulan data

8 orang yaitu 4 Dosen dan 4

mahasiswa sebagai pengumpul

data (Surveyor)

Waktu: 1 jam per minggu

X

3

Pengumpulan data dan

observasi

8 orang yaitu 4 Dosen dan 4

mahasiswa sebagai pengumpul

data (Surveyor)

Waktu: 2 jam per minggu

X X X

4

Pengolahan data

7 orang yaitu 4 Dosen dan 2

mahasiswa sebagai penginput

data dan 1 orang pengolah data

Waktu: 2 jam per minggu

X X

5 Analisis dan interpretasi Hasil

4 Dosen /1 jam per minggu X X X

6 Pembuatan Laporan penelitian

4 Dosen/ 1 jam per minggu X X

7 Presentasi Hasil penelitian

4 Dosen X

12

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 PROFIL RESPONDEN

Berikut adalah profil responden dalam penelitian ini.

Tabel 4.1. Profil Usia dan Jenis Kelamin Responden

Usia Pria % Wanita % Jumlah

17-18 tahun 2 1% 2 1% 4

19-20 Tahun 83 27% 122 39% 205

21-22 Tahun 52 17% 35 11% 87

>22 Tahun 10 3% 5 2% 15

147 47% 164 53% 311

Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah

Gambar.4.1 Profil Responden Pria

Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah

Gambar.4.2.Profil Responden Wanita

Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah

13

Gambar.4.3.Pendapatan/Uang Saku per bulan

Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar dengan jumlah sampel

terkumpul sebanyak 311 responden. Dari jumlah tersebut sebanyak 47% responden berjenis

kelamin pria dan sebanyak 53% responden berjenis kelamin wanita. Sebaran usia untuk

sampel penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambar 4.1. dan gambar 4.2. Sedangkan

profil status sosial yang dilihat dari nilai penerimaan dan uang saku ditunjukkan hasilnya

pada gambar 4.3. Sebanyak 24% mahasiswa memiliki uang saku bulanan berkisar antara

Rp.1500.001-Rp.2.000.000.Sementara uang saku sebesar diatas Rp.500.000 –

Rp.1.500.000, sebanyak 44%.

V.2 FINANCIAL LITERACY

Tabel 4.2. Tingkat Financial Literacy Mahasiswa FE Unpar

Tingkat Literacy

<25% 26%-50% 51%-75% 76%-100%

Jenis Kelamin Usia rendah

Cukup

rendah

Cukup

tinggi Tinggi

Pria 17-18 tahun 0 0 2 0

19-20 tahun 1 17 48 17

21-22 tahun 0 11 35 6

> 22 tahun 0 3 6 1

Wanita 17-18 tahun 0 0 1 1

19-20 tahun 2 37 71 12

21-22 tahun 0 10 21 4

> 22 tahun 0 2 3 0

Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah

14

Tabel 4.3. Tingkat Financial Literacy Mahasiswa FE Unpar

Tingkat Literacy

<25% 26%-50% 51%-75% 76%-100%

Jenis Kelamin Usia rendah

Cukup

rendah

Cukup

tinggi Tinggi

Pria 17-18 tahun 0% 0% 1% 0%

19-20 tahun 0% 5% 15% 5%

21-22 tahun 0% 4% 11% 2%

> 22 tahun 0% 1% 2% 0%

Wanita 17-18 tahun 0% 0% 0% 0%

19-20 tahun 1% 12% 23% 4%

21-22 tahun 0% 3% 7% 1%

> 22 tahun 0% 1% 1% 0%

Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah

Dari analisa data tersebut diatas, Financial literacy mahasiwa Fakultas

Ekonomi Unpar dapat dikategorikan dalam tingkatan cukup tinggi dengan jumlah

sebanyak 51%-75% responden memberikan jawaban yang besar dari total 31

pertanyaan yang mengukur tingkat financial literacy yaitu pengetahuan umum

tentang financial literacy,pengetahuan tentang Interest&Inflation,pengetahuan

tentang Time value of Money,pengetahuan tentang risk and risk diversification. Hasil

menunjukkan bahwa persentase terbesar dari tingkat financial literacy ini adalah

kaum wanita dengan usia 19-20 tahun.

Dari table 4.4 dan 4.5 dapat diperoleh gambaran bahwa tingkat literasi keuangan

wanita relative lebih baik dibandingkan pria. Sedangkan berdasarkan usia, maka

mahasiswa dengan usia 19-20 tahun memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih

baik dibandingkan rentang usia lainnya.

15

V.3.UTILITAS PRODUK DAN JASA KEUANGAN

Tabel 4.4. Jumlah Produk Keuangan yang dimiliki sesuai dengan kategori

Pendapatan bulanan

Pendapatan/Uang saku

bulanan Jumlah Produk Keuangan yang Dimiliki

1 2 3 4 > 4

<Rp.500.000 19 8 2 0 0

RP.500.001-Rp.1.000.000 44 20 2 1 0

Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 47 17 3 2 0

Rp.1.500.001-Rp.2.000.000 55 16 4 0 0

> Rp.2.000.000 56 10 5 0 0

Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah

Tabel 4.5. Jenis Produk Keuangan yang dimiliki Responden

Produk Keuangan yang dimiliki

Jumlah

Responden

Tabungan 189

Giro 3

Deposito 27

Kartu Kredit 24

Saham 29

Obligasi 0

Tidak Ada 1

Lainnya (Forex (2),Reksadana (4) dan

Koperasi Pendidikan (1)) 7

Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah

Dari hasil survey yang dilakukan kepada 311 mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar

dengan proporsi sebanyak 47% pria dan 53% wanita diperoleh informasi bahwa hampir

sebanyak 189 mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar memiliki tabungan. Dan terdapat

beberapa mahasiswa yang melakukan investasi pada saham dan deposito masing-masing

sebanyak 29 dan 27 mahasiswa. Sebanyak 24 mahasiswa ternyata memiliki kartu kredit.

Dari analisa produk keuangan yang dimiliki berdasarkan uang saku setiap bulan,

diperoleh informasi bahwa mahasiswa fakultas ekonomi Unpar dapat dikatakan masih belum

16

berani dalam melakukan diversifikasi investasi. Hanya sebagian kecil mahasiswa yang

tertarik melakukan investasi pada saham maupun instrumen keuangan jangka panjang

lainnya seperti reksadana,obligasi dll. Produk investasi keuangan yang paling diminati

mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar adalah tabungan.

V.4.PERILAKU MAHASISWA DALAM PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN

KEUANGAN PRIBADI

Tabel 4.6. Perencanaan Keuangan Mahasiswa FE UNPAR

No Perencanaan Keuangan yang

dilakukan

1 2 3 4

Tidak

pernah

sama

sekali

Hampir

tidak

pernah

(pernah

dilakukan)

Jarang

(Dilakukan

hanya

tidak rutin)

Rutin

(Selalu

dilakukan)

1 Membuat anggaran pengeluaran dan

belanja secara rutin

33 56 156 66

2 Melakukan pencatatan pengeluaran

dan belanja secara rutin

26 73 144 68

3 Menyediakan dana/budget untuk

pengeluaran tidak

terduga/Emergency Fund

22 29 121 139

4 Menyisihkan dana untuk di tabung

(hanya disimpan dalam bentuk

tabungan/celengan/arisan)

4 21 96 190

5 Menyisihkan dana untuk investasi

(saham,reksadana)

104 72 84 51

6 Ketika membeli barang,terlebih

dahulu membandingkan harga antar

toko terlebih dahulu sebelum

memutuskan membeli

6 11 86 208

7 Pengeluaran lebih sedikit dari

penerimaan

11 25 146 129

8 Membuat rencana keuangan dan

menjalankan strategi investasi secara

54 80 136 41

17

Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah

Tabel 4.7. Financial Literacy Mahasiswa FE UNPAR

Melakukan perencanaan Keuangan

Pengetahuan Finacial Literacy

<25% 26%-50% 51%-75% 76%-100%

Jenis

Kelamin Usia rendah

Cukup

rendah

Cukup

tinggi Tinggi

Pria

17-18

tahun

Tidak Pernah sama sekali 0 0 0 0

Hampir tidak pernah( pernah

dilakukan) 0 0 0 0

Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 0 2 0

Rutin Selalu dilakukan 0 0 0 0

19-20

tahun

Tidak Pernah sama sekali 1 1 6 1

Hampir tidak pernah( pernah

dilakukan) 1 2 3 1

Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 8 32 10

Rutin Selalu dilakukan 0 6 7 5

teratur

9 Membeli Asurnasi perjalanan seperti

penerbangan setiap bebergian :

13 53 133 112

10 Dalam skala 1-4 seberapa sering

melakukan aktifitas perbankan

termasuk menggunakan ATM

(Anjungan tunai Mandiri):

1. Tidak pernah sama sekali

2. Jarang (1-2 kali dalam 1

bulan)

3. Cukup sering (3-4 kali dalam

1 bulan)

4. Sering (lebih dari 4 kali dalam

sebulan)

13 130 112 56

11 Menyisihkan di awal sebagian

penerimaan untuk ditabung terlebih

dahulu dan sisanya baru digunakan

untuk konsumsi

131 98 64 18

18

21-22

tahun

Tidak Pernah sama sekali 0 0 2 0

Hampir tidak pernah( pernah

dilakukan) 0 2 2 1

Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 5 19 3

Rutin Selalu dilakukan 0 4 12 2

> 22

tahun

Tidak Pernah sama sekali 0 0 0 0

Hampir tidak pernah( pernah

dilakukan) 0 0 0 0

Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 0 4 1

Rutin Selalu dilakukan 0 3 2 0

Wanita

17-18

tahun

Tidak Pernah sama sekali 0 0 0 1

Hampir tidak pernah( pernah

dilakukan) 0 0 0 0

Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 0 1 0

Rutin Selalu dilakukan 0 0 0 0

19-20

tahun

Tidak Pernah sama sekali 0 1 7 0

Hampir tidak pernah( pernah

dilakukan) 0 5 4 2

Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 1 18 39 5

Rutin Selalu dilakukan 0 13 21 5

21-22

tahun

Tidak Pernah sama sekali 0 1 0 0

Hampir tidak pernah( pernah

dilakukan) 0 1 3 2

Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 5 11 2

Rutin Selalu dilakukan 0 3 7 0

> 22

tahun

Tidak Pernah sama sekali 0 1 0 0

Hampir tidak pernah( pernah

dilakukan) 0 0 1 0

Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 1 2 0

Rutin Selalu dilakukan 0 0 0 0

Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah

19

Dari tabel diatas diketahui bahwa berdasarkan kategori jenis kelamin dan rentang

usia,seluruhnya belum memiliki perencanaan keuangan yang baik. Hal ini ditunjukkan dalam

tabel 4.7 diatas, bahwa pengetahuan mahasiswa FE Unpar berada pada kondisi cukup baik

( 51%-75% responden menjawab dengan benar).Pengertian disini adalah dari 33

pertanyaan yang diajukan mengenai pengetahuan umum tentang financial

Literacy,pemahaman tentang interest rate,pemahaman tentang time value of

money,pemahaman tentang risk&Return diversification, sebesar 51%-75% responden dapat

menjawab dengan benar seluruh pertanyaan tersebut. Namun sayangnya, pengetahuan dan

pemahaman yang cukup baik tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa

keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa

keuangan belum dibarengi dengan perilaku kebiasaan mengelola dan membuat

perencanaan keuangan. Hal ini ditunjukkan dari table 4.7,bahwa mahasiswa FE Unpar

jarang/tidak rutin melakukan pengelolan dan perencanaan keuangan seperti yang dijelaskan

dalam table 4.6 bahwa mahasiswa FE Unpar jarang atau tidak rutin dalam membuat

anggaran pengeluaran dan belanja,pencatatan pengeluaran,membuat perencanaan

keuangan dan menjalankan strategi investasi secara teratur. Dalam penelitian ini dapat

diketahui bahwa sebanyak 190 mahasiswa FE Unpar,secara rutin menyediakan dana untuk

ditabung dalam bentuk tabungan. Hal ini juga ditunjukkan dalam tabel 4.3 bahwa sebanyak

189 mahasiswa memiliki tabungan dibank dan 1 orang memiliki tabungan pendidikan di

koperasi.Meskipun sebanyak 131 mahasiswa tidak pernah menyisihkan diawal sebagian

penerimaan untuk ditabung dan 98 mahasiswa juga jarang menyisihkan diawal sebagian

penerimaan untuk ditabung terlebih dahulu. Dari seluruh sampel yang diteliti hanya 18

mahasiswa yang sudah memiliki kebiasaan yang baik dalam menyisihkan dana untuk

ditabungnya diawal sebelum membelanjakan uang saku/penerimaannya. Hal ini sesuai

dengan prinsip perencanaan keuangan yaitu C (Consumption) = I (Income) -S (Saving).

Namun yang perlu di ingatkan kepada mahasiswa, bahwa untuk dapat mencapai tujuan

keuangan dimasa yang akan datang, menabung saja tidaklah cukup. Perlu dbarengi dengan

investasi. Masih rendahnya kesadaran akan berinvestasi mahasiswa FE Unpar ditunjukkan

pada tabel 4.6 dan 4.3 diatas bahwa sebanyak 104 mahasiswa tidak pernah menyisihkan

dana untuk investasi dan hanya sebanyak 51 mahasiswa (16% ) mahasiswa yang sudah

rutin menyisihkan dana untuk investasi. Jika di lihat dari hasil tabel 4.3 hanya sebanyak 27

mahasiswa yang memiliki Deposito, 29 mahasiswa yang berinvestasi saham serta 3 orang

mahasiswa yang memiliki reksadana. Hal lain yang menarik dalam penelitian ini juga

ditemukan fakta bahwa sebanyak 139 mahasiswa sudah memiliki kebiasaan menyisihkan

dana untuk pengeluaran tidak terduga (Emergency Fund),sebanyak 208 mahasiswa

memiliki kebiasaan membandingkan harga antar toko terlebih dahulu sebelum memutuskan

pembelian. Untuk kesadaran mahasiswa dalam berasuransi diperoleh informasi bahwa

20

sebanyak 112 mahasiswa rutin membeli asuransi setiap kali melakukan perjalanan seperti

penerbangan dan hanya sebanyak 13 orang yang tidak pernah membeli asuransi

perjalanan. Pengetahuan tentang asuransi dari mahasiswa FE Unpar cukup baik hal dalam

hal pengetahuan mengenai alasan pentingnya membeli asuransi dan kewajibannya sebagai

pemegang polis asuransi. Dalam hal perilaku mengelola pengeluaran dan penerimaan

(spending money), mahasiswa FE Unpar dapat dikatakan baik dalam mengelolanya.

Diketahui sebanyak 129 mahasiwa mengatur keuangannya yaitu pengeluaran lebih sedikit

dai penerimaan dan 11 orang yang penerimaannya selalu lebih sedikit dari pengeluaran.

Masih rendahnya pemahaman mahasiswa mengenai kartu kredit (72% mahasiswa salah

dalam menjawab pertanyaan mengenai pengetahuan kartu kredit) di tunjukkan juga oleh

perilaku mahasiswa dalam kepemilikan kartu kredit. Hanya sebanyak 8% mahasiswa FE

Unpar yang memiliki kartu kredit (24 mahasiswa) dan sisanya tidak memilikinya.

Pemahaman mahasiswa mengenai lembaga keuangan di Indonesia dapat dikatakan sudah

baik, dalam hal pengetahuan mengenai lembaga penjamin simpanan dan ketentuan jumlah

simpanan yang dijamin pemerintah, pengetahuan tentang Bank sentral di Indonesia dan

OJK. Dalam hal pengetahuan mengenai teori-teori keuangan, mahasiswa FE Unpar memiliki

pengetahuan yang baik. Hal ini ditunjukkan oleh pemahaman yang baik dalam hal

pengetahuan tentang tingkat suku bunga& Inflasi,meskipun ketika diberikan ilustrasi konsep

perhitungan bunga sebanyak 191 mahasiswa masih salah dalam pemahamannya. Dalam

pemahaman konsep time value of money, mahasiswa FE Unpar memiliki pengetahuan yang

baik. Diatas 65% persen mahasiswa dapat menjawab benar konsep tentang time value of

money. Dalam pemahaman mengenai konsep risk and risk diversification dan pengetahuan

tentang produk investasi, mahasiswa FE Unpar masih dikategorikan belum tinggi. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase yang menjawab salah lebih tinggi dari yang menjawab benar

atas pertanyaan-pertanyaan yang mengukur pemahaman mereka dalam konsep tersebut.

Dalam penelitian ini di peroleh informasi bahwa masih sedikitnya mahasiswa FE Unpar yang

memiliki pengetahuan mengenai reksadana dan perbedaannya dengan saham, serta masih

rendahnya pemahaman mahasiswa mengenai masa pensiun. Dari hasil beberapa analisa

diatas dapat diketahui bahwa pemahaman mahasiswa mengenai konsep (teori) tentang

instrument keuangan seperti konsep tingkat bunga&Inflasi, konsep time value of money dan

pengetahuan tentang lembaga keuangan sudah baik. Namun disisi lain, pemahaman

mahasiswa mengenai masa pensiun bahaimana mempersiapkannya, pemahanan risiko dan

hasil, mengenal beragam jenis investasi dan perkembangannya seperti reksadana,forex dll

perlu ditingkatkan.

21

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 KESIMPULAN

1. Tingkat financial literacy mahasiswa Unpar dapat disimpulkan cukup baik.

2. Utilitas produk dan jasa instrument keuangan pada mahasiswa Unpar sudah

baik dalam produk tabungan,deposito dan asuransi perjalanan yang sifatnya

lebih ke jangka pendek, namun masih rendah dalam instrument produk yang

bersifat jangka panjang seperti saham,obligasi, reksadana dan asuransi

untuk proteksi jangka panjang.

3. Pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa FE Unpar masih rendah, hal ini

ditunjukkan oleh masih banyaknya aktifitas pengelolaan keuangan pribadi

yang jarang atau tidak rutin dilakukan seperti pencatatan pengeluaran,

membuat rencana anggaran pengeluaran, membuat rencana keuangan dan

membuat strategi investasi secara teratur,menyisihkan diawal sebagian

penerimaan untuk ditabung terlebih dahulu dan sisanya baru di gunakan

untuk konsumsi. Dapat di katakana juga konsep pengelolaan keuangan

konsumsi = Pendapatan-simpanan, belum dipahami oleh mahasiswa FE

Unpar.

4. Tingkat financial literacy pada mahasiswa FE Unpar memiliki dampak

kepada utilitas produk dan jasa instrument keuangan, hal ini ditunjukkan oleh

rendahnya pemahaman dan pengetahuan mahasiswa mengenai produk

investasi jangka panjang seperti reksadana dan obligasi, menyebabkan

kepemilikian akan kedua produk investasi tersebut masih rendah. Rendahnya

pemahaman mahasiswa mengenai risiko dan bagaimana melakukan

diversifikasi risiko, menyebabkan mahasiswa kurang berani mengambil

keputusan untuk berinvestasi terutama dalam instrument jangka panjang.

5. Tingkat financial literacy pada mahasiswa FE Unpar juga ber dampak pada

perilaku pengelolaan keuangan pribadinya. Hal ini ditunjukkan pada kurang

pahamnya mahasiswa akan manfaat memiliki kesadaran mengelola

keuangan pribadi,pengetahuan tentang apa itu likuid asset dan net asset,

pengetahuan bagaima mempersiapkan masa pensiun dan pemahaman

mengenai fungsi memiliki asuransi serta pengetahuan tentang risiko dan

produk investasi seperti yang sudah disampaikan pada poin 4

diatas,memberikan efek perilaku pengelolaan keuangan pribadi yang masih

rendah.

22

VI.2 SARAN

1. Perkembangan dunia investasi yang cukup masiv mengharuskan mahasiswa

memiliki pengetahuan yang baik akan bidang investasi dan pengelolaan

keuangan. Masih rendahnya pengetahuan tersebut diharapkan mahasiswa

perlu makin rajin menambah pengetahuan dalam hal tersebut dengan cara

membaca berita terkini yang berkaitan dengan topik keuangan, mengikuti dan

menghadiri workshop,seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan topik

tersebut.

2. Memulai sejak dini membiasakan membuat perencanaan keuangan

setidaknya memiliki mimpi atau tujuan (jangka pendek maupun jangka

panjang), merencanakan dan mengevalasi kondisi keuangan secara berkala,

mengatur keuangan dan membuat catatan keuangan secara rutin dan

disiplin, misal dengan mencatat dibuku,computer dll.

3. Mengingat dan mulai melakukan konsep C=Y-S dan bukan S=Y-C. Hal ini

penting dilakukan jika kita ingin melakukan pengelolaan keuangan, karena

saat ini kebutuhan semakin lama bukan semakin murah, semakin sedikit,

semakin sederhana, tetapi semakin banyak, mahal, beragam dan kompleks.

Akibat dari berkembangnya teknologi pemasaran, membuat keinginan

menjadi sulit dibedakan dengan kebutuhan. Sisihkan dana penerimaan untuk

ditabung/berinvestasi terlebih dahulu dan lakukan secara rutin

23

DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso,Indrasto,Gunanto,2002, Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadi dan

Keluarga,PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta

Bodie,Zvi,Alex Kane&Alan J.Marcus. 2009. Investments. 8 th Edition.McGraw-Hill

International Edition

Ika,Ardiani.2011.Personality Trait Sebagai Penentu Perencanaan Keuangan

Keluarga.Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora. Vol 11.No.2

Kusumaningrum (2014).Seminar Nasional UII,Bagaimanakah Tingkat Literasi Keuangan

Penduduk Indonesia?

M.Navickas,Tadas Gudaitas&Emilia K (2014) Influence of financial literacy on Management

of personal finance in ayoung household,Business:Theory and Practice ISSN 1648-

0627.

Reilly,Frank,&Brown,Keith C,..Investment Analysis and Portofolio Management. 7th Edition.

Thomson South-Western Inc.USA

Sekaran,Uma. 2003. Research Methods For Business :A Skill Building Approach.4th

Edition.John Wiley&Sons,Inc

Sundjaja,Ridwan S & Budiana Gomulia,Inge Barlian & Dharma Putra Sundjaja dkk .2011.

Pola Gaya Hidup Dalam Keuangan Keluarga. Vol 15 No.2. Bina Ekonomi.P.16-31

Sundjaja,Ridwan S & Inge Barlian & Dharma Putra Sundjaja.2013. Manajemen Keuangan

I.Bandung. Literata lintas Media.

Internet

www.OJK.go.id

www.bi.go.id